Anda di halaman 1dari 19

KOMPETENSI DASAR :

3.1. Memahami sistem bilangan Desimal, Biner, Oktal, Heksadesimal)


4.1. Menggunakan sistem bilangan (Desimal, Biner, Oktal, Heksadesimal) dalam
memecahkan masalah konversi

MATERI POKOK :
Sistem Bilangan
 Gambaran umum sistem bilangan
 Sistem bilangan (Desimal, Biner, Octal dan Hexadecimal)
 Konversi bilangan
 Sistem bilangan Binary Code Decimal (BCD) dan Binary Code Hexadecimal (BCH)
 ASCII Code

URAIAN MATERI
Sistem bilangan (number system) adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari
suatu item fisik. Sistem bilanan yang banyak dipergunakan oleh manusia adalah sistem
bilangan desimal, yaitu sisitem bilangan yang menggunakan 10 macam symbol untuk
mewakili suatu besaran.Sistem ini banyak digunakan karena manusia mempunyai
sepuluh jari untuk dapat membantu perhitungan. Lain halnya dengan komputer, logika
di komputer diwakili oleh bentuk elemen dua keadaan yaitu off (tidak ada arus) dan on
(ada arus). Konsep inilah yang dipakai dalam sistem bilangan binary yang mempunyai
dua macam nilai untuk mewakili suatu besaran nilai.
Selain system bilangan biner, komputer juga menggunakan system bilangan octal
dan hexadesimal.
1. Representasi Data
Data adalah bilangan biner atau informasi berkode biner lain yang
dioperasikan untuk mencapai beberapa hasil penghitungan penghitungan aritmatik,
pemrosesan data dan operasi logika, representasi data Dinyatakan dengan sign,
bilangan magnitude dan posisi titik radiks. Titik radiks memisahkan bilangan bulat dan
pecahan. Penggunaan titik radiks berkaitan dengan jajaran bilangan yang dapat
ditampung oleh komputer.

1
Representasi Fixed-point : titik radiks selalu pada posisi tetap.
a=mxre
r = radiks, m = mantissa, e = eksponen
Untuk menyatakan bilangan yang sangat besar atau sangat kecil, dengan
menggeser titik radiks dan mengubah eksponen untuk mempertahankan
nilainya.
Contoh:
a. Bilangan desimal:
5185.6810 = 5x103 + 1x102 + 8x101 + 5x100 + 6 x 10-1 + 8 x 10-2
= 5x1000 + 1x100 + 8x10 + 5 x 1 + 6x0.1 + 8x0.01
b. Bilangan biner (radiks=2, digit={0, 1})
101.0012 = 1x4 + 0x2 + 1x1 + 0x.5 + 0x.25 + 1x.125 = 5.12510

2. Representasi Bilangan Positif dan Negatif pada bilangan BINER


a. Label tanda konvensional : + dan –
Contoh : +4 dan -4
b. Menggunakan posisi digit sebelah kiri (MSB) sebagai sign digit (0 untuk positif
dan 1 untuk negatif).
Contoh : Sign-Magnitude +9 dalam 8 bit = 00001001 Sign-Magnitude –4 dalam
4 bit = 1100
Magnitude dari bilangan positif dan negatif sama hanya berbeda
pada sign digitnya/MSB.
c. Representasi Komplemen-1
Angka nol diubah menjadi satu dan satu menjadi nol.
Contoh : Dalam 8 bit
+12 = 00001100
-12 = 11110011
d. Representasi Komplemen-2
Dengan representasi komplemen-1 ditambah 1.
Contoh : Dalam 8 bit
-12 = 11111011 (Komplemen-1)
1+

2
= 11111100 (Komplemen-2)

3. Tipe Data
Tipe data dapat dibagi 4 (empat) yaitu :
a. Data Numerik : merepresentasikan integer dan pecahan fixed-point, real
floating-point dan desimal berkode biner.
b. Data Logikal : digunakan oleh operasi logika dan untuk menentukan atau
memriksa kondisi seperti yang dibutuhkan untuk instruksi bercabang kondisi.
c. Data bit-tunggal : untuk operasi seperti SHIFT, CLEAR dan TEST.
d. Data Alfanumerik : data yang tidak hanya dikodekan dengan bilangan tetapi
juga dengan huruf dari alpabet dan karakter khusus lainnya

A. Sistem Bilangan
Sistem Bilangan adalah suatu cara untuk mewakili besaran dari suatu
item fisik. Sistem bilangan menggunakan basis (base / radix) tertentu yang
tergantung dari jumlah bilangan yang digunakan. Konsep Dasar Sistem Bilangan
adalah Suatu sistem bilangan, senantiasa mempunyai Base (radix), absolute digit
dan positional (place) value.
Macam-Macam Sistem Bilangan
Suatu sistem komputer mengenal beberapa macam sistem bilangan, seperti :
Tabel 1. Macam sistem bilangan

Aplikasi Sistem Bilangan :


1. Sistem Desimal  nilai mata uang : puluhan, ratusan, ribuan dll

3
2. Sistem Biner  rangkaian elektronika digital
3. Sistem Oktal  instruksi computer dengan kode 3-bit
4. Sistem Hexadesimal  pengalamatan memory pada micro controller

1. Sistem Bilangan Desimal


Bialangan desimal adalah bilangan yang menggunakan 10 angka mulai 0
sampai 9 berturut-turut. Setelah angka 9, maka angka berikutnya adalah 10, 11, 12
dan seterusnya. Bilangan desimal disebut juga bilangan berbasis 10. Contoh
penulisan bilangan desimal : 1710. Ingat, desimal berbasis 10, maka angka 10‐lah
yang menjadi subscript pada penulisan bilangan desimal. Bentuk nilai ini dapat
berupa integer desimal atau pecahan.
Integer desimal :
adalah nilai desimal yang bulat, misalnya 8598 dapat diartikan :
8 x 103 = 8000
5 x 102 = 500
9 x 101 = 90
8 x 100 = 8
8598
position value/palce value
absolute value
Absolue value merupakan nilai mutlak dari masing-masing digit bilangan,
sedangkan position value adalah merupakan penimbang atau bobot dari masing-
masing digit tergantung dari letak posisinya, yaitu bernilai basis dipangkatkan
dengan urutan posisinya.
Posisi Digit Nilai Posisi
1 100 = 1
2 101 = 10
3 102 = 100
4 103 = 1000
5 104 = 10000

Sehingga bilangan 8598 dapat diartikan :


(8x1000)+(5x100)+(9x10)+(8x1)
Pecahan desimal :

4
Adalah nilai desimal yang mengandung nilai pecahan dibelakang koma, misalnya
nilai 183,75 adalah pecahan desimal yang dapat diartikan :
1 x 10 2 = 100
8 x 10 1 = 80
3 x 10 0 = 3
7 x 10 –1 = 0,7
5 x 10 –2 = 0,05
183,75
2. Bilangan Biner (Binary Numbering System)
Sistem bilangan biner mempunyai hanya dua macam simbol angka, yaitu 0
dan 1, dan karena itu dasar dari sistem bilangan ini adalah dua.
Bilangan biner juga disebut bilangan berbasis 2. Setiap bilangan pada bilangan
biner disebut bit, dimana 1 byte = 8 bit. Contoh penulisan : 1101112.
- Notasi : (n)2
- Digit biner digunakan untuk menunjukan dua keadaan level tegangan:
HIGH atau LOW.
- Sebagian besar sistem digital level HIGH direpresentasikan oleh 1 atau ON dan
level LOW direpresentasikan oleh 0 atau OFF.
- Penulisan : 1102,112

3. Bilangan Oktal
Bilangan Oktal mempunyai delapan macam simbol angka, yaitu: 0, 1, 2, 3,
4, 5, 6, 7, dan karena itu, dasar daripada bilangan ini adalah delapan.
- Notasi : (n)8
- Penulisan : 458, 748

4. Bilangan Heksadesimal
Bilangan heksadesimal, atau bilangan heksa, atau bilangan basis 16,
menggunakan 16 buah simbol, mulai dari 0 sampai 9, kemudian dilanjut dari A
sampai F. Jadi, angka A sampai F merupakan simbol untuk 10 sampai 15.
Contoh penulisan : C516.
Tabel 2. Bilangan Dengan Basis yang Berbeda

5
B. Konversi Bilangan
Setiap angka pada suatu sistem bilangan dapat dikonversikan
(disamakan/diubah) ke dalam sistem bilangan yang lain. Secara umum ekspresi
sistem bilangan basis–r mempunyai perkalian koefisien oleh pangkat dari r.
anrn + a n-1 r n-1 + … + a1r2 + a2r2 + a1r1 + a0r0 + a-1 r-1 + a-2 r-2 + …
Contoh.
Konversi bilangan n berbasisi r ke desimal
11010,112 = 1.24 + 1.23 + 0.22 + 1.21 + 0.20 +1.2-1 + 1.2-2
= 26,7510

6
4021,25 = 4.53 + 0.52 + 2.51 + 1.50 + 2.5-1
= 511,410

Gambar 1. Diagram Konversi Bilangan

1. Konversi bilangan Desimal ke Biner


Konversi bilangan desimal bulat ke bilangan Biner :
Gunakan pembagian dengan 2 secara suksesif sampai sisanya = 0. Sisa-sisa
pembagian membentuk jawaban, yaitu sisa yang pertama akan menjadi least
significant bit (LSB) dan sisa yang terakhir menjadi most significant bit (MSB).
Contoh:
a. Konersi 13210 ke biner :
133 /2 = 66 sisa 1 (LSB)
/2 = 33 sisa 0
/2 = 16 sisa 1
/2 = 8 sisa 0

7
/2 = 4 sisa 0
/2 = 2 sisa 0
/2 = 1 sisa 0
/2 = 0 sisa 1 (MSB)
13310 = 100001012
LSB MSB

b. Konversi 24410 ke biner :


244 /2 = 122 sisa 0 (LSB)
/2 = 61 sisa 0
/2 = 30 sisa 1
/2 = 15 sisa 0
/2 = 7 sisa 1
/2 = 3 sisa 1
/2 = 1 sisa 1
/2 = 0 sisa 1 (MSB)
24410 = 111101002
LSB MSB
2. Konversi Bilangan Desimal ke Oktal
Untuk konversi bilangan decimal menjadi bilangan octal, caranya sama dengan
konversi decimal ke biner yaitu dengan pembagian radiksnya. Lebih jelasnya dapat
dilihat seperti beberapa contoh di bawah ini.
Bilangan dari 1610 jika dirubah ke octal menjadi :
16 : 8 = 2 sisa 0 LSD
2 : 8 = 0 sisa 2 MSD
Jadi bilangan octal dari 1610 adalah 208.
Contoh soal :
Rubah bilangan dari bentuk decimal ke dalam bentuk bilangan octal :
a. 19210
b. 7810
Jawab :
a. 192 : 8 = 24 sisa 0

8
24 : 8 = 3 sisa 0
3:8=0 sisa 3
Jadi bilangan octal dari 19210 adalah 3008.
b. 78 : 8 = 9 sisa 6
9:8=1 sisa 1
1:8=0 sisa 1
Jadi bilangan octal dari 7810 adalah 1168.

3. Konversi Bilangan Desimal ke Heksadesimal


Misalkan bilangan desimal yang ingin saya ubah adalah 24310. Untuk menghitung
proses konversinya, caranya sama saja dengan proses konversi desimal ke biner,
hanya saja kali ini angka pembaginya adalah 16. Maka :
243 : 16 = 15 sisa 3.
15 : 16 = 0 sisa F  ingat, 15 diganti jadi F
0 : 16 = 0 sisa 0….(end)
Nah, maka hasil konversinya adalah F316.
Contoh soal :
a. 22310
b. 18710
Jawab :
a. 223 : 16 = 13 sisa 15  ingat, 13 diganti D
15 : 16 = 0 sisa 15  ingat, 15 diganti F
0 : 16 = 0 sisa 0
Jadi hasil konversi dari 22310 adalah DF16
b. 187 : 16 = 11 sisa 11  ingat, 11 diganti B
11 : 16 = 0 sisa 11  ingat, 11 diganti B
0 : 16 = 0 sisa 0
Jadi konversi dari 18710 adalah BB16

4. Konversi Bilangan Biner ke Desimal

9
Proses konversi bilangan biner ke bilangan desimal adalah proses perkalian setiap
bit pada bilangan biner dengan perpangkatan 2, dimana perpangkatan 2 tersebut
berurut dari kanan ke kiri bitbernilai 20 sampai 2n.
contoh bilangan yang merupakan hasil perhitungan di atas, yaitu 100001012.
bilangan tersebut di baca posisinya mulai dari kanan ke kiri. Saatnya mengalikan
setiap bit dengan perpangkatan 2. Ingat, perpangkatan 2 tersebut berurut mulai dari
20 sampai 2n, untuk setiap bit mulai dari kanan ke kiri. Maka :
100001012 = (1 x 20) + (0 x 21) + (1 x 22) + (0 x 23) + (0 x 24) + (0 x 25) + (0 x 26)
+ (1 x 27)
= 1 + 0 + 4 + 0 + 0 + 0 + 0 + 128
= 13310

5. Konversi bilangan Biner ke Oktal


Untuk merubah bilangan biner ke bilangan oktal, perlu diperhatikan bahwa
setiap bilangan oktal mewakili 3 bit dari bilangan biner. Maka jika kita memiliki
bilangan biner 1101112 yang ingin dikonversi ke bilangan oktal, langkah pertama
yang kita lakukan adalah memilah-milah bilangan biner tersebut, setiap bagian 3 bit,
mulai dari kanan ke kiri, sehingga menjadi seperti berikut :
110 dan 111

6 7
setelah dilakukan proses pemilah-milahan seperti ini, dilakukan proses konversi ke
desimal terlebih dahulu secara terpisah. 110 dikonversi menjadi 6, dan 111
dikonversi menjadi 7. Hasilnya kemudian digabungkan, menjadi 678, yang
merupakan bilangan oktal dari 1101112.
Contoh lain :
Konversikan 111001012 kedalam bentuk bilangan oktal.
11 100 101

3 4 5
Jadi 111001012 = 3458

6. Konversi Biner ke Heksadesimal

10
Sebagai contoh, misalnya merubah 111000102ke bentuk heksadesimal. Proses
konversinya juga tidak begitu rumit, hanya tinggal memilahkan bit2 tersebut
menjadi kelompok-kelompok 4 bit.
Pemilahan dimulai dari kanan kekiri, sehingga hasilnya sbb :
1110 dan 0010
Nah, coba lihat bit2 tersebut. Konversilah bit2 tersebut ke desimal terlebih dahulu
satu persatu, sehingga didapat :
1110 = 14 dan 0010 = 2
14 dilambangkan dengan E16.
Dengan demikian, hasil konversinya adalah E216.
Bagaimana kalau bilangan binernya tidak berjumlah 8 bit. Contohnya 1101012.
Caranya tambahkan saja 0 di depannya. Tidak akan memberi pengaruh terhadap
hasilnya. Jadi setelah ditambah menjadi 001101012.
Hasilnya adalah
0011 = 3
0101 = 5
Dengan demikian hasil konversinya adalah 3516.

7. Konversi Bilangan Oktal ke Biner


Sebaliknya untuk mengkonversi Bilangan Oktal ke Biner yang harus
dilakukan adalah terjemahkan setiap digit bilangan oktal ke 3 digit bilangan biner.
Contoh Konversikan 2638 ke bilangan biner.
2 6 3

010 110 011


Jadi 2638 = 0101100112, karena 0 didepan tidak dituliskan maka hasilnya adalah
101100112.
Contoh lain :
4268 konversikan ke dalam bentuk biner.
4 2 6

100 010 110


Jadi 4268 = 1000101102
8. Konversi Bilangan Oktal ke Desimal

11
Uraikan masing-masing digit bilangan biner kedalam susunan radik 8 (kalikan saja
setiap bilangan dengan perpangkatan 8).
Contoh, bilangan oktal yang dikonversi ke dalam bentuk desimal adalah 716. Maka
susunannya menjadi demikian:
7168 = (6 x 80) + (1 x 81) + (7 x 82)
= 6 + 8 + 448
= 46210

9. Konversi Bilangan Oktal ke Heksadesimal


Untuk konversi oktal ke heksadesimal, kita akan membutuhkan perantara, yaitu
bilangan biner. Maksudnya adalah kita konversi terlebih dahulu oktalcar ke biner,
lalu konversikan nilai biner tersebut ke nilai heksadesimalnya. Nah, baik yang
konversi oktal ke biner maupun biner ke heksadesimal kan udah dijelaskan. Coba
buktikan, bahwa bilangan oktal 728 jika dikonversi ke heksadesimal menjadi 3A16.
Caranya :
728  7 2

111 010
Hasilnya adalah 0011 1010

3 10
10 dituliskan A16
Jadi hasil konversi dari 728 adalah 3A16.

10. Konversi Bilangan Heksadesimal ke Biner


Dalam proses konversi heksadesimal ke biner, setiap simbol dalam heksadesimal
mewakili 4 bit dari biner. Misalnya proses konversi bilangan heksa B716 ke bilangan
biner. Maka setiap simbol di bilangan heksa tersebut dikonversi terpisah ke biner.
Ingat, B16 merupakan simbol untuk angka heksadesimal 1116. Nah, heksadesimal
1116 jika dikonversi ke biner menjadi 10112, sedangkan heksadesimal 716 jika
dikonversi ke biner menjadi 01112. Maka bilangan binernya adalah 101101112,
atau kalau dibuat ilustrasinya seperti berikut ini :
B 7  bentuk heksa

12
11 7  bentuk desimal
1011 0111  bentuk biner
Hasilnya disatukan, sehingga menjadi 101101112

11. Konversi Bilangan Heksadesimal ke Desimal


Untuk proses konversi ini, caranya sama saja dengan proses konversi biner ke
desimal, hanya saja kali ini perpangkatan yang digunakan adalah perpangkatan 16,
bukan perpangkatan 2. Sebagai contoh, konversi bilangan heksa C816 ke bilangan
desimal. Maka terlebih dahulu ubah susunan bilangan heksa tersebut, mulai dari
kanan ke kiri, sehingga menjadi sebagai berikut :
C8(16) = (12x161) + (8x160)
= 192 + 8
= 200(10)
Contoh lain : 7D(16)
7D(16) = (7x161) + (13x160)
= 112 + 13
= 125(10)

12. Konversi Bilangan Heksadesimal ke Oktal


Nah, sama seperti konversi oktal ke heksadesimal, kita membutuhkan bantuan
bilangan biner. Lakukan terlebih dahulu konversi heksadesimal ke biner, lalu
konversikan nilai biner tersebut ke oktal. Sebagai latihan, buktikan bahwa nilai
heksadesimal E716 jika dikonversi ke oktal menjadi 3478.
Caranya :
Cara 1
Konversikan Hexa  Desimal Desimal  Oktal
E7(16) = (14x161) + (7x160) 231 : 8  sisa 7
= 224 + 7 28 : 8  sisa 4
= 231(10) 3
Hasil :
E7(16) = 347(8)
Cara 2

13
Konversikan Hexa  Biner Biner  Oktal
E7(16)  E 7 011 | 100 | 111
1110 | 0111 3 4 7
Jadi hasilnya :
E7(16) = 347(8)

C. Bentuk Bilangan Dalam Code Form


Mengkonversi bilangan yang berharga besar, memerlukan hitungan yang cukup
melelahkan. Melalui bilangan dalam Code Form maka pekerjaan konversi bilangan
dapat dipermudah dan dipercepat. Di bawah ini adalah Code Form dalam bilangan
Desimal, Bilangan Oktal dan bilangan Heksadesimal yang sering dipergunakan.
1. Sistem Bilangan Binary Code Decimal (BCD)
Bilangan desimal pada setiap tempat dapat terdiri dari 10 bilangan yang
berbeda-beda. Untuk bilangan biner bentuk dari 10 elemen yang berbeda beda
memerlukan 4 bit. Sebuah BCD mempunyai 4 bit biner untuk setiap tempat
bilangan desimal. Kode ini digunakan untuk meng-outputkan hasil digital ke
peralatan yang men-displaykan bilangan numeric (0-9), seperti : jam digital,
voltmeter digital.
Ada 5 jenis kode BCD :
a. Kode 8421
b. Kode 5421 kode dengan factor pembobot
c. Kode 2421
d. Kode Excess-3
Bukan kode pembobot
e. Kode 2 of 5

Kode pembobot direpresentasikan sebagai :

D10 = (8 x a3) + (4 x a2) + (2 x a1) + (8 x a0)

Nilai decimal Nilai bobot(tergantung jenis kode pembobot)

Contoh 1 :

14
Z(10) = 317
3 1 7 Desimal

0011 0001 0111 Biner Code Desimal


Dalam contoh ini BCD terdiri dari 3 kelompok bilangan masing-masing terdiri
dari 4 bit, dan jika bilangan desimal tersebut di atas dikonversi ke dalam
bilangan biner secara langsung adalah 317(10)= 100111101(2) dan hanya
memerlukan 9 bit. Untuk contoh proses sebaliknya dapat dilihat di bawah ini.
Contoh :
Biner Code Desimal 0101 0001 0111 0000

Desimal 5 1 7 0
Jadi bentuk BCD di atas adalah bilangan Z(10)= 5170.
Contoh 2 :
a. 710 = ………. BCD(8421) ?
710 = (8x0) + (4x1) + (2x1) + (1x1)
710 = 0111BCD(8421)
b. 1810 = ………BCD(5421) ?
1810 = (5x0) + (4x0) + (2x0) + (1x1) (5x1) + (4x0) + (2x1) + (1x1)
= 0001 1011BCD(5421)
c. 4810 = ………BCD(2421) ?
= (2x0) + (4x1) + (2x0) + (1x0) (2x1) + (4x1) + (2x1) + (1x0)
= 0100 1110BCD(2421)

Dari ke-tiga jenis kode BCD dengan bobot, yang paling banyak digunakan
adalah kode 8421.

Kode Excess – 3
Kode ini memiliki kelebihan nilai 3 dari digit asalnya.
Contoh :
010 disimpan sebagai (0+3) = 0011Excess-3
Nilai tertinggi untuk BCD Excess-3 adalah (9+3) = 1100Excess-3
Kode 2 of 5

15
Kode ini memiliki 2 nilai bit “1” dari 5 bit yang tersedia. Penempatan bit “1”
dimulai dari MSB, sedang bit “1” untuk digit berikutnya mengikuti posisi di
sebelahnya.
Contoh :
210 disimpan sebagai 100102 of 5

Table 3 Rangkaian Kode BCD

2. Binary Code Hexadecimal (BCH)


Bilangan heksadesimal dalam setiap tempatdapat terdiri dari 16 bilangan yang
berbeda-beda ( angka dan huruf ). Bentuk biner untuk 16 elemen memerlukan 4
bit. Sebuah BCH mempunyai 4 bit biner untuk setiap tempat bilangan
heksadesimal.
Contoh
Z(16) = 31AF
Bilangan Heksadesimal 3 1 A F
Biner Code Heksadesimal 0011 0001 1010 1111
Untuk proses sebaliknya, setiap 4 bit dikonversi ke dalam bilangan
heksadesimal.
Contoh :

16
Biner Code Heksadesimal 1010 0110 0001 1000
Bilangan Heksadesimal A 6 1 8
Jadi bentuk BCH diatas adalah bilangan Z(16)= A618.

D. ASCII Code  American Standard Code For Information Interchange


Dalam bidang mikrokomputer ASCII-Code mempunyai arti yang sangat khusus,
yaitu untuk mengkodekan karakter (Huruf, Angka dan tanda baca yang lainnya).
Code-code ini merupakan code standard yang dipakai oleh sebagian besar sistem
mikrokomputer. Selain huruf, angka dan tanda baca yang lainada 32 (mis ACK,
NAK dsb.) merupakan kontrol untuk keperluan transportasi data. ASCII Code terdiri
dari 7 bit biner  27 = 128 kombinasi kode 7 bit 3 bit MSB dan 4 bit LSB.
Di bawah ini adalah tabel 7 bit ASCII Code beserta beberapa penjelasan yang
diperlukan.

Tabel Kode ASCII

17
Contoh :
Untuk mendapatkan ASCII Code bagi karakter N adalah 100 1110 ( 4E16) dengan
penjelasan bahwa 100 adalah b7, b6 dan b5 yang lurus keatas terhadap huruf N dan
dan berharga 4 sedangkan 1110 adalah b4, b3, b2 dan b1 yang lurus kesamping kiri
terhadap huruf N dan berharga E.

Contoh lain :
Dengan menggunakan table ASCII, tentukan kode ASCII untuk 65-M
Jawab :
6  011 0110
5  011 0101
-  010 1101
M  100 1101

LATIHAN SOAL :

18
1. Konversikan system bilangan berikut ini :
a. 75(10) = ……….. (2) f. 647(8) = …………… (10)
b. 10101110(2) = ………. (8) g. B5C(16) = …………. (8)
c. 63(8) = ………… (10) h. 74(8) = …………. (BCD)
d. 8AF(16) = ………… (2) i. 567(8) = …………. (2)
e. 1010 1010(BCD) = ……….. (16) j. 6CA(16) = ………… (2)
2. Konversikan command berikut ini ke dalam kode ASCII :
BEGIN ()
23:LD A, 100h;
LD B, 20h;
ADD A,B;
GOTO 23;
END;

By : RINI DWI PUSPITA

19

Anda mungkin juga menyukai