Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Deskripsi
Relasi logik dan fungsi gerbang dasar merupakan salah satu kompetensi dasar
dari mata pelajaran Sistem Komputer pada dasar program keahlian Teknik
Komputer dan Informatika (TKI). Berdasarkan struktur kurikulum mata pelajaran
Sistem Komputer disampaikan dikelas X semester 1 yang disampaikan dalam
waktu 2 jam pelajaran per minggu, dimana relasi logik dan fungsi gerbang dasar
diberikan sebanyak 10 jam(5 x tatap muka).
Pada semester 1 ini materi relasi logik dan fungsi gerbang dasar ditekankan
pada pemahaman relasi logik, operasi logik, fungsi gerbang dasar, fungsi gerbang
kombinasi dalam merencakanan rangkaian penjumlahan dan pengurangan dengan
gerbang logika(AND, OR, NOT, NAND, EXOR).

B. Prasyarat
Untuk kelancaran pencapaian kompetensi dasar relasi logik dan fungsi
gerbang dasar ini dibutuhkan beberapa persyaratan baik pengetahuan maupun
ketrampilan dasar. Persyaratan tersebut antara lain : peserta didik mempunyai
kompetensi dasar sistem bilangan khususnya bilangan biner, logika, serta
perangkat lunak aplikasi Digital Works. Perangkat lunak aplikasi tersebut
digunakan untuk membuat aplikasi-aplikasi relasi logik dan gerbang logika secara
sederhana.

C. Cek Kemampuan
1. Apakah Anda mengetahui apa itu gerbang logika?
a. Ya b. Tidak
2. Apakah Anda dapat menyederhanakan rangkaian gerbang logika non inverter?
a. Ya b. Tidak
3. Apakah Anda mengetahui apa yang dimaksud dengan aljabar boolean ?
a. Ya b. Tidak
4. Apakah Anda dapat menyederhanakan aljabar Boolean ke dalam bentuk grafik
K-Map?
a. Ya b. Tidak
5. Apakah Anda dapat membuat rangkaian elektronika sederhana dengan aplikasi
digital works?
a. Ya b. Tidak

D. Petunjuk Penggunaan Modul


Modul ini adalah salah satu bahan untuk mempelajari relasi logik dan fungsi
gerbang dasar yang berisi tentang relasi logik, operasi logik, fungsi gerbang dasar,
fungsi gerbang kombinasi dalam merencakanan rangkaian penjumlahan dan
pengurangan dengan gerbang logika(AND, OR, NOT, NAND, EXOR).
Modul ini terdiri atas beberapa topik atau kegiatan belajar yang disusun sesuai
dengan urutan yang diawali dengan tingkat pemahaman yang paling mendasar.
Untuk mempermudah dalam mempelajari bahan ajar ini ikuti beberapa
petunjuk penggunaan berikut ini :
1. Bacalah materi tiap-tiap kegiatan belajar dengan seksama dan pahami
maksudnya
2. Kerjakan semua latihan yang ada pada tiap-tiap kegiatan belajar
3. Jangan mempelajari kegiatan belajar berikutnya sebelum menyelesaikan latihan
pada bahan ajar sebelumnya
4. Tanyakan pada guru yang bersangkutan apabila ada bagian yang kurang
dimengerti
5. Sebelum mengerjakan tes akhir hendaknya materi-materi yang ada telah
diujicoba/diselesaikan.
6. Selamat belajar.

E. Tujuan Akhir Pembelajaran


Diharapkan setelah mempelajari bahan ajar ini siswa dapat menemukan sifat-
sifat relasi logik dan fungsi gerbang dasar, menyelesaikan persamaan dan
percobaan yang berhubungan dengan relasi logik dan fungsi gerbang dasar dengan
menggunakan software aplikasi digital works.
F. Kompetensi
Kompetensi : Sistem Komputer
Kompetensi Dasar : 3.2 Memahami relasi logik dan fungsi gerbang dasar (AND,
OR, NOT, NAND, EXOR)
4.2 Merencanakan rangkaian penjumlah dan pengurang
dengan gerbang logika (AND, OR, NOT, NAND,
EXOR)
BAB II
PEMBELAJARAN

A. Rencana Belajar Siswa Rencana Belajar Siswa


Dalam silabut Sistem bilangan ini dilaksanakan selama 10 jam pelajaran. Sehingga
didapat peta kegiatan pembelajaran dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1 Peta Kegiatan Pembelajaran
No Kegiatan Minggu Jam Tempat Keterangan
1 Devinisi gerbang logika 1 2 jam Kelas
2 Rangkaian penjumlahan 2 2 jam Kelas
3 Aplikasi gerbang logika 3 2 jam Kelas
menggunakan Digital Work 1
4 Aplikasi gerbang logika 4 2 jam Kelas
menggunakan Digital Work 2
5 Evaluasi 5 2 jam Kelas

B. Kegiatan Belajar Siswa


a. Kegiatan belajar 1 : Devinisi Gerbang Logika
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan belajar1 ini Peserta Didik diharapkan dapat:
a. Memahami devinisi gerbang logika
b. Menjelaskan fungsi gerbang logika dasar dalam 4 pernyataan, yaitu : symbol,
tabel kebenaran, persamaan fungsi, dan sinyal fungsi waktu

2. Uraian Materi
RANGKAIAN LOGIKA

A. Gerbang Logika
Gerbang Logika adalah rangkaian dengan satu atau lebih dari satu sinyal masukan
tetapi hanya menghasilkan satu sinyal berupa tegangan tinggi atau tegangan
rendah. Dikarenakan analisis gerbang logika dilakukan dengan Aljabar Boolean
maka gerbang logika sering juga disebut Rangkaian logika.
Dasar-dasar teoretis daripada rangkaian digital adalah pemakaian bilangan-bilangan
Biner (2 BIT) beserta operasi-operasinya yang meliputi: penjumlahan dan pengurangan,
perkalian dan pembagian serta konversi terhadap sistem bilangan lainnya seperti desimal,
oktal dan heksadesimal yang terutama digunakan dalam sistem komputer.
Untuk menyatakan hubungan antara input dengan output dari suatu rangkaian logika pada
berbagai variasi keadaan inputnya digunakan tabel kebenaran (truth table).
Lambang/simbol beberapa unsur logika diperlihatkan pada gambar 1.

Gambar 1. Lambang/simbol beberapa unsur logika

Ada 7 gerbang logika yang kita ketahui dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
1. Gerbang Logika Inverter
Inverter (pembalik) merupakan gerbang logika dengan satu sinnyal masukan
dan satu sinyal keluaran dimana sinyal keluaran selalu berlawanan dengan keadaan
sinyal masukan.
Tabel 1. Tabel kebenaran/logika inverter
Input (A) Output (Y)
Rendah Tinggi
0 1
Tinggi Rendah
1 0

Inverter disebut juga gerbang NOT atau gerbang komplemen (lawan)


disebabkan keluaran sinyalnya tidak sama dengan sinyal masukan.
A Y

Gambar 2. Simbol Inverter (NOT)


Gerbang NOT hanya mempunyai satu masukan dan satu keluaran, dan melakukan
operasi logika peniadaan (negation) sesuai dengan definisi berikut : keluaran dari
gerbang NOT akan mengambil keadaan 1 jika dan hanya jika masukannya tidak
mengambil keadaan 1.

2. Gerbang Logika non Inverter


Berbeda dengan gerbang logika Inverter yang sinyal masukannya hanya satu
untuk gerbang logika non-Inverter sinyal masukannya ada dua atau lebih sehingga
hasil (output) sinyal keluaran sangat tergantung oleh sinyal masukkannya dan
gerbang logika yang dilaluinya (NOT, AND, OR, NAND, NOR, XOR, XNOR).
Yang termasuk gerbang logika non-Inverter adalah :
a. Gerbang AND
Ekspresi operasi logika AND adalah X = A * B (dibaca : X = A AND B). Tanda
perkalian pada operasi logika AND adalah sama dengan perkalian biasa terhadap
angka 1 dan 0. Pada operasi logika AND akan menghasilkan logika keluaran 1
jika dan hanya jika semua variabelnya memiliki nilai logika 1. Sebaliknya jika
ada salah satu atau lebih dari variable masukan yang memiliki logika 0 maka
logika keluaran yang didapatkan akan bernilai 0.

A
X=A*B
B

Gambar 3 Simbol Gerbang AND dengan 2 masukan

Table 2. tablel kebenaran gerbang AND


A B X
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1

Tabel kebenaran ditunjukkan pada table 2, dari table ini bisa dilihat bahwa output
akan berlogika satu hanya bila kedua inputnya berlogika satu. Dari sini dapat
disimpulkan bahwa gerbang AND memiliki fungsi mengalihkan dari kedua
inputnya. Persamaan Bool untuk 2 input dari gerbang AND dapat dituliskan sebagai
berikut. X = A . B

b. Gerbang OR
Gerbang OR adalah suatu rangkaian logika dasar yang menyatakan bahwa
outputnya akan mempunyai logika 1 jika salah satu inputnya mempunyai
logika 1 atau semuanya mempunyai logika 1.

A
X=A+B
B

Gambar 4. Simbol gerbang logika OR


Tabel 3. Tabel kebenaran gerbang OR dua input
A B X
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 1

Selain dengan simbol, Gerbang OR dapat pula dinyatakan dengan persamaan logika
(persamaan Boole). Persamaan Boole dari Gerbang OR dengan 2 input adalah:
Q = A + B (Dibaca : A OR B)
Tanda + pada aljabar Boole ini disebut penambahan OR
c. Gerbang NAND
Gerbang NAND adalah suatu NOT-AND atau suatu fungsi AND yang
dibalikkan. Dengan kata lain bahwa gerbang NAND akan menghasilkan sinyal
keluaran rendah jika semua sinyal masukan bernilai tinggi. Gerbang ini adalah
gerbang AND yang pada outputnya dipasang gerbang NOT.

A
X
B

Gambar 5. Simbol gerbang logika NAND


Tabel 4. Tabel kebenaran gerbang NAND dua input
A B X
0 0 0
0 1 0
1 0 0
1 1 1
Persamaan Bool untuk 2 input dari Gerbang NAND dapat dituliskan sebagai
berikut.
X A.B
d. Gerbang NOR
Gerbang NOR adalah suatu NOT-OR atau suatu fungsi OR yang dibalikkan
sehingga dapat dikatakan bahwa gerbang NOR akan menghasilkan sinyal
keluaran tinggi jika semua sinyal masukannya bernilai rendah. Gerbang NOR
adalah pengembangan dari gerbang OR. Pengembangan ini berupa pemasangan
gerbang NOT pada output dari gerbang OR.

A
X
B

Gambar 6. Simbol gerbang NOR


Tabel 5. Tabel kebenaran gerbang NOR dua input
A B X
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 0

Persamaan Bool untuk 2 input dari NOR GATE dapat dituliskan sebagai berikut.
Q A B
e. Gerbang EXOR (Antivalen, EXCLUSIVE OR)
Gerbang EXOR disebut juga gerbang Exclusive OR dikarenakan hanya mengenai
sinyal yang memiliki bit 1 (tinggi) dalam jumlah ganjil untuk menghasilkan
sinyal keluaran bernilai tinggi atau 1. Dilihat dari keluarannya, maka gerbang
EXOR ini merupakan penjumlahan biner dari masukannya.

A
X
B

Gambar 7. Simbol gerbang XOR dua input


Tabel 6. Tabel Kebenaran gerbang XOR dua input
A B X
0 0 0
0 1 1
1 0 1
1 1 0
Persamaan Bool untuk 2 input dari EXOR GATE dapat dituliskan sebagai berikut.
X = A B
f. Gerbang EXNOR (EXCLUSIVE NOR)
Gerbang EXNOR merupakan ingkaran dari gerbang EXOR. Gerbang ini akan
memberikan keluaran 1 jika masukan-masukannya mempunyai keadaan yang
sama dan sebaliknya akan memberikan keluaran 0 jika masukan-masukannya
mempunyai keadaan yang berbeda.

A
X
B

Gambar 8. Simbol gerbang EXNOR dua input


Tabel 7. Tabel kebenaran gerbang XNOR dua input
A B X
0 0 1
0 1 0
1 0 0
1 1 1

Persamaan Bool untuk 2 input dari Gerbang EXNOR dapat dituliskan sebagai
berikut.
Q A B

B. Lembar Kerja Siswa


Tempat : Ruang Kelas
Alat dan bahan : Buku dan diktat
Kegiatan : Menjelaskan devinisi Gerbang Logika dan menjelaskan dan
menyebutkan macam gerbang logika.

Tes Formatif 1 : 1. Jelaskan apa yang Anda ketahui tentang Gerbang Logika
2. Gerbang logika dibagi menjadi 2 macam, sebutkan dan
jelaskan
3. Sederhanakan rangkaian dibawah ini dengan menggunakan
table kebenaran

B
Y

Jawaban :
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
............................................................................................................................
b. Kegiatan Belajar 2 : Rangkaian Penjumlahan
1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mengikuti kegiatan belajar 2 ini Peserta Didik diharapkan dapat :
a. Memahami Aljabar Boolean.
b. Penyederhanaan Aljabar Boolean secara grafik (Peta Kharnaugh)

2. Uraian Materi
` Aljabar Boolean
Aljabar Boolean merupakan aljabar yang terdiri atas suatu himpunan dengan
dua operator biner yang didefinisikan pada himpunan tersebut. Menurut Mismail
(1998), aljabar Boolean merupakan aljabar yang membuktikan bahwa logika biner
atau logika dua nilai berlaku untuk huruf dan lambing ketimbang untuk ungkapan
dengan kata-kata yang unggul dalam hal kesederhanaan dan ketepatannya dalam
menguraikan, memanipulasi dan menyederhanakan pernyataan logika dengan cara
yang sistematik.
Aljabar Boolean menggunakan beberapa hokum yang sama seperti aljabar
biasa. Fungsi OR (X = A + B) adalah Boolean penambahan dan fungsi AND X=
AB) adalah Boolean perkalian. Ikuti tiga hokum yang sama untuk aljabar Boolean
seperti aljabar biasa ini :
1. Hukum Pertukaran (Commulative)
Hukum Pertukaran menyatakan bahwa penukaran urutan variabel atau sinyal
Input tidak akan berpengaruh terhadap Output Rangkaian Logika.
Contoh :
Perkalian (gerbang logika AND)
X.Y=Y.X
Penjumlahan (gerbang logika OR)
X+Y=Y+X

Dalam operasi OR dan AND terhadap variable maka tidak masalah urutannya
dipertukarkan asalkan operasi aljabarnya sama.
Gambar 9
2. Hukum Pengelompokkan (Associative)
Hukum Asosiatif menyatakan bahwa urutan operasi logika tidak akan
berpengaruh terhadap Output Rangkaian Logika.
a. Perkalian (Gerbang Logika AND)
W . (X . Y) = (W . X) . Y

Gambar 10
b. Penjumlahan (Gerbang Logika OR)

Gambar 11
Catatan : Pada penjumlahan dan perkalian, kita dapat mengelompokan posisi
variabel dalam hal ini adalah urutan operasi logikanya, hasilnya akan tetap sama
atau tidak akan mengubah keluarannya. Tidak peduli yang mana dihitung
terlebih dahulu, hasilnya tetap akan sama. Tanda kurung hanya sekedar untuk
mempermudah mengingat yang mana akan dihitung terlebih dahulu.

3. Hukum Distribusi (Distributive)


Hukum Distributif menyatakan bahwa variabel-variabel atau sinyal Input dapat
disebarkan tempatnya atau diubah urutan sinyalnya, perubahan tersebut tidak
akan mempengaruhi Output Keluarannya.
Gambar 12
Hukum ini menampilkan metode untuk mengembangkan persamaan yang
mengandung OR dan AND.
a. Hukum OR
Hukum OR menggunakn Operasi Logika OR atau Penjumlahan. Berikut ini
adalah Contohnya :

Gambar 13
b. Hukum AND
Disebut dengan Hukum AND karena pada 15okum ini menggunakan Operasi
Logika AND atau perkalian. Berikut ini contohnya :

Gambar 14
Konsep Aljabar Boolean
Tabel 8. Hukum Aljabar Boolean
Hukum Aljabar Boolean Peraturan Aljabar Boolean
1. A + B = B + A 1. A . 0 = 0
AB = BA 2. A . 1 = 0
2. A + (B + C) = (A + B) + C 3. A + 0 = A
A(BC) = (AB)C 4. A + 1 = 1
3. A(B + C) = AB + AC 5. A + A = A
(A + B) (C + D) = AC + AD + BC + BD 6. A . A = A
7. A . A = 0
8. A + A = 1
9. A = A
10. a. A + AB = A + B
b. A + AB = A + B
Aljabar Boolean menyediakan operasi dan aturan untuk bekerja dengan himpunan
(1, 0). Komponen Boolean dituliskan dengan bar/garis atas dengan aturan sebagai
berikut : 01 = dan 10 =
Penjumlahan Boolean dituliskan dengan + atau OR mempunyai aturan sebagai
berikut : 1 + 1 =1, 1 + 0 = 1, 0 + 1 = 1, 0 + 0 = 0
Sedangkan perkalian Boolean yang dituliskan dengan . Atau AND, mempunyai
aturan sebagai berikut : 1 . 1 = 1, 1 . 0 = 0, 0 . 1 = 0, 0 . 0 = 0
Contoh :
Sederhankan :
a. A + B (A + B) + A (A + B)
Pemecahan :
A + B + A (A+B)
A+B+A.B
A+B.A+B
A+B
b. A + (B . C) + C. B
Pemecahan :
A.(B.C).C.B
A.B.C.C.B
A.B.C.(C+B)
A.B.C.(C+B)
A.B.C.C+A.B.C.B
ABC
c. A + AB = A + B
Bukti :
A + AB = AB
= (A + A) (A + B)
= AA + AB + AA + AB
= A + AB + 0 + AB
= A + (1 + B) + AB
= A (1) + AB
= A + AB
Penyederhanaan Fungsi Boolean Secara Grafik
Cara Aljabar sangat berguna untuk memanipulasi fungsi-fungsi Boolean dan
menyatakannya dalam berbagai bentuk. Namun kalau tujuannya hanya untuk
meniadakan suku yang berlebihan untuk memperoleh persamaan yang paling
sederhana guna menyatakan suatu fungsi maka penggunaan grafik adalah lebih
cepat dan positif. Cara grafik yang banyak dipakai adalah peta Karnaugh (juga
dinamai dengan diagram Veitch).
Peta Karnaugh adalah sebuah matriks sebanyak 2n kotak (n adalah banyaknya
variable dalam fungsi yang akan disederhanakan).
Pokok bahasan peta Karnaugh :
1. K-map 2 variabel
2. K-map 3 variabel
3. K-map 4 variabel
Fungsi 2 variabel memiliki 4 kotak. Tata letak peta Karnaugh dengan dua variable,
diperlihatkan gambar 15.
Model 1

Model 2
B B B
A

A AB AB

A AB AB

Gambar 15. Fungsi 2 variabel


Contoh :
Sederhanakan menggunakan peta K-Map :
a. AB + AB + AB
B 0 1
A
Hasilnya :
0 0 1
A+B
1 1 1

b. AB + AB
Penyelesaian :
B 0 1
A
hasilnya adalah tetap AB +AB, karena tidak bisa
0 0 1
disederhanakan
1 1 0

Catatan :
a. 0 kotak terlingkupi = 0 (low)
b. 1 kotak terlingkupi = 2 variabel output
c. 2 kotak terlingkupi = 1 variabel output
d. 4 kotak terlingkupi = 1 (high)
e. Melingkupinya harus posisi horizontal
atau vertical, yang dilingkupi digit 1
dan jumlah digit 1 yang dilingkupi 2n
(1,2,4,8,16 )
Fungsi 3 variabel memiliki 8 kotak.

C.

http://teknikelektronika.com/pengertian-aljabar-boolean-hukum-aljabar-boolean/

Anda mungkin juga menyukai