Anda di halaman 1dari 7

Dasar Kesehatan Lingkungan

PENGENDALIAN VEKTOR
Abu Rizal Hakim (1805015017)
Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Prof. Dr. Hamka

19
PENGENDALIAN VEKTOR

A. Definisi Dan Istilah Yang Terkait Vektor ; Bionomik, Dan


Ekologi Vektor.
Bionomic adalah hubungan timbal balik antara organisme dan lingkungan
Kesehatan lingkungan akan mengurangi populasi vector dan memutus siklus
hidup vector, sehingga vector tersebut tidak dapat berkembang. Sedangkan
Ekologi vector adalah ilmu yang mempelajari hubungan (interaksi) antara vector
dan sejenisnya.

Ada 3 pokok yang harus diketahui tentang kehidupan vector dalam


pengendalian vector, yaitu:

a. Tempat berkembang biak (breeding places)

Setiap vector, karakteristik berkembang biaknya tidak sama, tergantung pada


jenis/spesies vector tersebut, seperti:
 Nyamuk Anopheles (vector penyakit malaria). Tempat berkembang
biaknya bermacam macam tempat seperti air payau, ladang/sawah, rawa
rawa dan lain sebagainya.
 Nyamuk Aedes aegypti (vector penyakit Demam Berdarah Dengue).
Tempat berkembang biaknya adalah pada air yang jernih dimana air
tersebut tidak terkena kontak langsung dengan tanah dan matahari.
Contoh: di dalam bak mandi, drum, ban bekas, vas bunga, dan lain
sebagainya.
 Nyamuk Culex (vector penyakit filariasis). Tempat berkembang biaknya
adalah pada air yang kotor dimana air tersebut tidak terkena kontak
langsung dengan tanah. Contoh: saluran air/got..
b. Tempat menggigit (feeding places)
Tempat mencari makan/tempat menggigit setiap spesies nyamuk (vector) sama
halnya dengan tempat berkembang biak dalam arti, bahwa sasaran/tempat
menggigit setiap spesies nyamuk/vector tidak sama. Sebagai contoh:

 Nyamuk Aedes aegypti tempat mencari makan/tempat mengggit yang


paling dominan adalah manusia dan kebiasaan menggigit pada siang hari
dan sore hari di dalam rumah ataupun di luar rumah.
 Nyamuk Anopheles tempat mencari makan/tempat menggigit yang paling
dominan adalah manusia, akan tetapi waktu mencari makan/menggigit tidak
mengenal waktu dan kebanyakan menggigit pada malam hari baik dalam
rumah ataupun di luar rumah.

c. Tempat beristirahat (resting places)

Tempat hinggap/tempat beristirahat nyamuk/vector pada umumnya hampir


sama yaitu pada tempat tempat yang lembab dan tidak terkena kontak
langsung dengan matahari, tempat gelap, pada gantungan baju, dan tali tali
jemuran. Namun tempat dan waktu yang kadang-kadang berbeda seperti
nyamuk Aedes aegypti kebanyakan waktu istirahatnya pada malam hari dan
tempat istirahatnya di luar rumah.

B. Penyakit Yang Ditularkan Vektor

Pada penularan penyakit melalui vector secara biologis, perubahan bentuk dan
perkembangbiakan agen dibedakn sebagai berikut :

i. Cyclo Propagative
Cyclo propagative yaitu dimana infeksius agent mengalami perubahan bentuk
dan pertambahan jumlah dalam tubuh vektor maupun dalam tubuh host.
Misalnya, plasmodium dalam tubuh nyamuk anopheles betina.
ii. Cyclo Development
Cyclo development yaitu dimana infeksius agent mengalami perubahan
bentuk namun tidak terjadi pertambahan jumlah dalam tubuh vector maupun
dalam tubuh host. Misalnya, microfilaria dalam tubuh manusia.

iii. Propagative
Propagative yaitu dimana infeksius agent tidak mengalami perubahan bentuk
namun terjadi pertambahan jumlah dalam tubuh vektor maupun dalam tubuh
host. Misalnya, Pasteurella pestis dalam tubuh xenopsila cheopis.

Penyakit menular yang penularannya terutama oleh vektor dapat dibagi menurut
jenis vektornya.

1. Vektor nyamuk (mosquito borne diseases) antara lain : malaria, filariasis,


dan beberapa jenis virus encephalitis, demam virus seperti demam dengue,
virus hemorrhagic seperti dengue hemorrhagic fever serta yollow fever.
2. Vektor kutu louse (louse borne diseases) antara lain epidemic tifus fever
dan epidemic relapsing fever.
3. Vektor kutu flea (flea borne diseases) pada penyakit pes dan tifus murin.
4. Vector kutu mite (mite borne diseases) antara lain scrub tipus
(tsutsugamushi) dan vesicular ricketsiosis.
5. Vektor kutu tick (tick borne diseases) antara lain : spotted fever, epidemic
relapsing fever dan lain-lain.
6. Penyakit oleh serangga lainnya seperti sunly fever, lesmaniasis,
bartthenollosis oleh lalat phebotonus, onchocerciacis oleh blackflies genus
simulium, serta trypanosomiasis di afrika oleh lalat tsetse, dan amerika
oleh kotoran kutu triatomid.
Park & Park, membagi klasifikasi arthropods borne diseases yang sering
menyebabkan terjadinya penyakit pada manusia sebagai berikut :
No Arthropoda Penyakit Bawaan
1. Nyamuk Merupakan vektor dari penyakit Malaria, Filaria,
Demam kuning Demam berdarah, Penyakit otak,
demam haemorhagic
2. Lalat Merupakan vektor dari penyakit tipus dan demam
paratipus,diare, disentri, kolera, gastro-enteritis,
amoebiasis, penyakit lumpuh, conjunctivitis, anthrax

3. Lalat Pasir Merupakan vektor penyakit leishmaniasis, demam


papataci dan bartonellosisi, Leishmania donovani,

4. Lalat Hitam Merupakan vektor penyakit Oncheocerciasis


5. Lalat tse-tse Merupakan vektor dari penyakit tidur
6. Kutu Merupakan vektor dari penyakit tipus mewabah,
relapsing demam, parit
7. Pinjal penyakit sampar, endemic typhus
8. Sengkenit Penyakit Rickettsia (Rickettsia Rickettsii)
9. Tungau penyakit tsutsugamushi atau scrub typhus yang
disebabkan oleh Rickettsia tsutsugamushi,

C. Pengendalian Terpadu Terhadap Vektor Peyakit


Dalam PERMENKES RI No 374/MENKES/PER/III/2010, pengendalian
vektor adalah semua kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk:

1. Menurunkan populasi vektor serendah mungkin sehingga keberadaannya


tidak lagi beresiko untuk terjadinya penularanan penyakit di suatu wilayah.
2. Menghindari kontak dengan vektor sehingga penularan penyakit tular
vektor dapat dicegah.

Vektor merupakan makhluk hidup yang perlu untuk dikendalikan. Terdapat 3

metode pengendalian vektor yaitu:

1. Pengendalian secara fisik dan mekanik


Metode pengendalian fisik dan mekanik adalah upaya-upaya untuk
mencegah, mengurangi, menghilangkan habitat perkembangbiakan dan
populasi vektor secara fisik dan mekanik. Contohnya: modifikasi dan
manipulasi lingkungan tempat perindukan (3M, pembersihan lumut,
penenman bakau, pengeringan, pengalihan/ drainase, dll), pemasangan
kelambu, memakai baju lengan panjang, penggunaan hewan sebagai
umpan nyamuk (cattle barrier), pemasangan kawat.

2. Pengendalian secara biologi


Pengendalian secara biologi yaitu pemanfaatan predator yang menjadi
musuh vektor dan bioteknologi sebagai alat untuk mengendalikan vektor.
Misalnya, predator pemakan jentik (ikan, mina padi,dan lain sebagainya),
pemanfaatan bakteri, virus, fungi, manipulasi gen (penggunaan vektor
jantan mandul dan lain sebagainya).

3. Pengendalian secara kimia


Pengendalian secara kimia merupakan pengendalian vektor dengan
menggunakan pestisida kimia. Misalnya, penggunaan kelambu
berinsektisida, larvasida dan lain sebagainya

Konsep Dasar Pengendalian Vektor Secara Sanitasi Lingkungan

Pengendalian secara sanitasi lingkungan merupakan pengendalian secara


tidak langsung. Dimana kita membersihkan maupun mengeluarkan tempat-tempat
perkembangbiakan nyamuk, seperti: kaleng, plastik bekas, ban mobil atau motor
dan lain-lain yang dapat menampung genangan air hujan. Tempat-tempat
penampungan air harus dibersihkan untuk mengeluarkan atau membunuh telur-
telur, jentik, serta pupa nyamuk. (Sembel, 2009)
DAFTAR PUSTAKA

Santio Kirniwardoyo (1992), Pengamatan dan pemberatasan vektor malaria,


sanitas. Puslitbang Kesehatan Depkes Rl Jakarta.

https://www.academia.edu/11566386/CONTOH_PENYAKIT_YANG_DITULA
RKAN_SECARA_MEKANIK&ved=2ahUKEwiV6LnvoKfiAhXHfisKH
ZKlA8EQFjALegQIAhAB&usg=AOvVaw3W308Wt3XYVgE__GMLU3
xl

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/45132/Chapter%2520II.pd
f%3Fsequence%3D4%26isAllowed%3Dy&ved=2ahUKEwiV6LnvoKfiAh
XHfisKHZKlA8EQFjAKegQICBAB&usg=AOvVaw0z0UjyoBMfO2xj-
mM48AwF

http://dinus.ac.id/repository/docs/ajar/TM_9_VEKTOR_PENYAKIT.pptx&ved=
2ahUKEwiV6LnvoKfiAhXHfisKHZKlA8EQFjABegQIDhAF&usg=AOv
Vaw2ovDqVwzWV3odkcHcpN-Id

Anda mungkin juga menyukai