Pandemi Coronavirus Diseases (Covid-19) telah menciptakan kebutuhan dan perlunya menjaga jarak dalam interaksi sosial (WHO, 2020). Upaya tersebut dilakukan salah satunya dengan tujuan agar sistem perawatan kesehatan tidak kewalahan akibat meningkatnya jumlah pasien yang harus dilayani. Jika semakin tinggi frekuensi aktivitas di luar rumah (tempat keramaian), maka seorang akan semakin rentan terkena virus (Widyaningrum et al., 2020). Hal pencegahan tersebut juga berdampak pada perubahan proses belajar mengajar anak. Dalam keadaan normal, pembelajaran model BDR (belajar di rumah) dan BDS (belajar di sekolah) bisa relatif sama tujuan dan kualitasnya. Perbedaannya terdapat pada sarana pendukung yang digunakan. Akan tetapi, pada keadaan darurat, ketika masyarakat (termasuk anak usia dini dan guru) masih dibayangi wabah Covid-19, desain dan proses pembelajaran dalam jangka waktu lama yang diterapkan menjadi berbeda. Pembelajaran daring yang dilakukan dari rumah memiliki dampak secara psikologis pada siswa (Irawan et al., 2020). Penerapan kebijakan belajar di rumah membuat sebagian siswa merasa cemas dan tertekan. Banyaknya tugas yang diberikan oleh guru membuat banyak siswa merasa stres dalam menjalani pembelajaran daring. Tidak hanya banyak, tugas yang diberikan oleh guru juga dianggap memberatkan dan memiliki waktu pengerjaan yang sangat singkat sehingga membuat siswa kebingungan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya. Dengan banyaknya tugas yang diberikan siswa bisa menghabiskan waktu dari pagi hingga malam hari hanya untuk menyelesaikan berbagai tugas daringnya. Kondisi tersebut sebelumnya tidak terjadi ketika kegiatan belajar mengajar masih dilakukan di sekolah (Dwi Hardani Oktawirawan, 2020). Situasi ini menuntut para guru dan siswa untuk belajar melalui jaringan internet dari platform yang sudah disediakan. Seperti yang kita tahu, tidak semua siswa mempunyai kemampuan yang setara, dan tentunya menimbulkan berbagai dampak psikologis. Tidak semua guru paham bagaimana menggunakan fasilitas daring sebagai media pembelajaran, hasilnya banyak siswa mulai merasa tertekan dengan banyaknya tugas yang diberikan guru yang tidak memperhatikan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik siswa ( Nurkholis, 2020) Daftar pustaka Irawan, A. W., Dwisona, D., & Lestari, M. (2020). Psychological Impacts of Students on Online Learning During the Pandemic Covid-19. KONSELI : Jurnal Bimbingan Dan Konseling (E-Journal), 7(1), 53–60. https://doi.org/10.24042/kons.v7i1.6389 WHO. (2020). Coronavirus disease (Covid- 19, April 28) advice for the public. https://www.who.int/emergencies/dise ases/novel-coronavirus-2019/advice- for- public. Widyaningrum, N., Djayanti Putri, Y., & Wilopo. (2020). Gambaran penerapan physical distancing sebagai upaya menekan persebaran Covid-19 di provinsi daerah istimewa Yogyakarta. NUSANTARA : Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 7(2), 470–481. Nurkholis. (2020). Dampak Pandemi Novel-Corona Virus Disiase (Covid-19) Terhadap Psikologi Dan Pendidikan Serta Kebijakan Pemerintah: Jurnal PGSD Vol.6 No.1.