Anda di halaman 1dari 1

ANGKA kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi baru lahir (AKB) di Indonesia masih tinggi.

Tahun
lalu, angka kematian setelah melahirkan (neonatal) ialah 15 per seribu kelahiran hidup. Dengan jumlah
itu, Indonesia berada dalam sepuluh negara dengan angka kematian neonatal tertinggi di dunia.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) AKI dan AKB stagnan dalam sepuluh tahun
terakhir. Sekretaris Jenderal Kemenkes Untung Suseno Sutarjo mengatakan berdasarkan sensus 2015,
angka AKI 305 per seratus ribu kelahiran hidup. Setiap hari, dua ibu dan delapan bayi baru lahir,
meninggal.

"Pada kasus ini kematian ibu bisa terjadi saat kehamilan (22%), persalinan maupun setelah melahirkan
(57%) dan melahirkan (15%)," jelasnya.

Sementara itu menurut Direktur Kesehatan Keluarga Kemenkes Eni Agustina, penyebab utama kematian
ibu ialah tekanan darah tinggi (hipertensi) dalam kehamilan (32%) serta pendarahan setelah persalinan
(20%).

"Ada juga disebabkan oleh penyakit tidak menular seperti jantung atau gula darah. Tapi pernikahan
muda juga memiliki risiko yang tinggi terhadap kematian ibu dan bayi. Seperti bayi dengan berat badan
yang kurang tidak risiko pada kehamilan pertama tapi juga kehamilan selanjutnya," ungkapnya

Dia merinci angka kematian ibu di bawah usia 20 tahun mencapai 6%, sedangkan di atas usia 35 tahun
mencapai 25%. Angka tertinggi kematian dalam kasus ini terjadi di Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah,
Sumatera Utara, Banten dan Sulawesi Selatan.

"Jika secara angka absolut banyak terjadi di daerah timur. Tapi di daerah yang penduduknya banyak juga
tingkat kehamilannya banyak dan kematiannya juga banyak," ujarnya.

Menurutnya, faktor dokter juga menjadi masalah di daerah timur Indonesia. "Ada dokter yang menilai
persalinan itu tugas bidan dokter hanya rujukan saja bahkan ada yang tidak mau membantu persalinan,"
cetusnya. (OL-5)

Anda mungkin juga menyukai