Anda di halaman 1dari 40

MASALAH GIZI

Lusyana G. DS
Masalah gizi ganda

Gizi lebih

DI INDONESIA TAHUN 2002,


165.000 ANAK BALITA DENGAN
GIZI BURUK TINGKAT BERAT
Gizi kurang
Masalah Gizi Utama

Kekurangan Gizi
• Kurang Energi Protein (KEP)
• Anemia Gizi
• Kurang Vitamin A
• Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI)
Masalah Gizi

Gizi Kurang Gizi Lebih

1. Makro :  ≈Penyakit Degeneratif :


Kurang Energi Protein (KEP).
- Diebetes Mellitus.
2. Mikro : - Penyakit Jantung.
- Gangguan Akibat Kekurangan - Hypertensi.
Yodium (GAKY).
- dan lain-lain
- Anemia Gizi Besi (AGB)
- Kurang Vitamin A (KVA)

11
II. PATOGENESIS
Primary anadequancy

Biochemical
Nutritional Inadequacy Tissue depletion
Lession

Perubahan
fungsi
Secondary Inadequacy

Manifestasi Anatomic
Lession
PATOGENESIS PENYAKIT GIZI

Tampak
tanda-
F.lingkungan
tanda khas

Ketidakcukupan Kemerosotan Perubahan Perubahan


Zat Gizi Jaringan Kimia Fungsi

Perubahan
F.manusia Penurunan Anatomi
berat badan Muncul
tanda
klasik
KAITAN E, A, H dlm GIZI

LINGKUNGAN
Makanan
Bahan makanan AGENS
Menu PENJAMU
(ZAT GIZI)
Pengolahan FISIOLOGI
Penyimpanan MAKRO
METABOLISME
Penyajian MIKRO KEBUTUHAN
hygiene
PATOGENESA KEKURANGAN GIZI
I. KLASIFIKASI :
1. Status gizi normal
2. Status gizi Abnormal
Status gizi Abnornal
1. Malnutrisi :
a. Starvation Kekurangan intake yg banyak
b. Undernutrition Intake yg tdk adekuat
c. Specific deficiency
d. Imbalance Ketdk cocokan dari zat gizi
e. Overnutrition
2. Toxicity Konsekuensi patologis dari
kelebihan intake
II. TAHAP GANGGUAN NUTRISI
 Intake waktu tertentu
 Output X intake

1. Cadangan zat gizi dlm tubuh menurun


2. Defisiensi pada jaringan & serum Biokimia
3. Timbul gejala klinis tdk khas / daya tahan tubuh
4. Kel. Biologis & fisiologis gejala klinis khas Fisik
5. Perubahan anatomis . Antropometri
6. Gejala defisiensi nyata & khas
Gangguan gizi :
1. Cadangan tubuh menurun
2. Defisiensi pada jaringan & serum
3. Timbul gejala klinis thd khas, daya tahan tubuh
menurun
4. Kelainan biologis & fisiologis dan klinis semakin
jelas
5. Perubahan anatomis
6. Gejala defisiensi semakin nyata dan fatal
Kecepatan perubahan tergantung :
1. Tingkat kekurangan intake
2. Tingkat kebutuhan
3. Cadangan yg tersedia
III. PENYEBAB
A. Primer
- Pola konsumsi
- Distribusi makanan ditingkat family ( RT )
- Pola makan
- Ketersediaan pangan di RT & pasar
B. Secunder

- Digestion
- Absorpsion
- Transportation
- Utilization
- Storage excretion
- Peningkatan kebutuhan
1. Kurang Energi Protein

• Kurang Kalori Protein


• Gizi Kurang/Gizi Buruk
• Malnutrisi :
Marasmus – Kwashiorkor
Besar dan Luas Masalah

Dampak:
• fisik
• Intelektual
• Kekebalan tubuh

– Kesakitan
– Kematian
Penyebab:

Tingkat Makro:
• KEP erat hub. dengan keadaan status ekonomi
• Penurunan KEP = penurunan kelompok
dibawah garis kemiskinan
• Ketersediaan pangan
Tingkat Mikro:
• Tingkat kesehatan (infeksi)
• Sanitasi lingkungan
Program intervensi

Program UPGK:
• penimbangan balita
• KIE/promkes
• pemanfaatan pekarangan
• PMT
• oralit
• kapsul vit A
 Posyandu
2. Anemia Gizi

• Terbanyak: defisiensi zat besi

• Akibat:
– Kemampuan intelektual
– Produktifitas kerja
– Morbiditas anak
– Mortality ibu
– BBLR dan keguguran
Penyebab Anemia Gizi

• Jumlah Fe tidak cukup dalam makanan


• Absorbsi Fe rendah
• Kebutuhan naik
• Kehilangan darah
Prevalensi Anemia Gizi

• Wanita dewasa: 30 – 40%


• Wanita hamil: 50 – 70%
• Anak balita: 30 – 40%
• Anak sekolah: 25 – 35%
• Pria dewasa: 20 – 30%
Program intervensi

• Pemberian tablet besi pada ibu hamil


(Posyandu dan Puskesmas)
• KIE (penyuluhan gizi)
• Fortifikasi makanan: dalam taraf penelitian
– Garam dan mie diproduksi dibanyak produsen
3. Kekurangan Vit. A

Prevalensi : 0.7%
Akibat KVA :
• Tingkat mortalitas tinggi
• Anak rentan infeksi
• Biaya kesehatan tinggi
• Perkembangan mental terganggu
• Penyakit degeneratif menyerang usia dini
Kekurangan Vitamin A

• Klinis: xerophthalmia
• KVA: gangguan epitelisasi
 gampang infeksi ( diare dan
ISPA )
Apa bahaya Xeroftalmia?

Bila tidak segera


diobati dapat
menyebabkan
kebutaan
Epidemiologi

• 250 juta anak pra sekolah menderita


kekurangan vit A subklinik
• 3 juta menunjukkan gejala klinik kekurangan
vit A
• 300.000 anak buta karena kekurangan vit A
(10% dari seluruh kebutaan pada anak)
• Indonesia: ~ 50% anak pra sekolah
kekurangan vit A
subklinik
~ 34% wanita hamil keku
rangan vit A subklinik
Kekurangan Vitamin A

Sebab:
• Keadaan sosial ekonomi
• Ketidaktahuan
• Akibat infeksi
• Kekurangan ASI
Program intervensi

• Distribusi kapsul vitamin A pada anak-anak


 kematian berkurang
• Fortifikasi makanan: dalam taraf penelitian
– Perubahan warna makanan
4. Gangguan Akibat Kekurangan
Iodium (GAKY)
Akibat GAKI:
• Pembesaran kelenjar gondok
• Gangguan pertumbuhan (cebol, bisu, tuli)
• Gangguan mental
• Gangguan neuro motor
Besarnya masalah

• Didaerah endemik: pegunungan di beberapa


propinsi di Indonesia
• Didaerah pesisir
Program intervensi

• Program iodisasi garam


• Program penyuntikan preparat beriodium
• Penyuluhan
Program lain (taraf penelitian)
• Iodisasi air
• Tetes iodium
Sekian
Dan
Terima kasih

40

Anda mungkin juga menyukai