Home
Produk
Integrasi
Harga
Mitra
Blog
Bantuan & Support
Login
Pada dasarnya laporan keuangan perusahaan dagang sama seperti perusahaan lain. Namun
yang membedakan adalah elemen-elemen atau jenis akun yang termasuk di dalam laporan
keuangan tersebut. Pada artikel kali ini, kami akan menyajikan contoh laporan keuangan
perusahaan dagang secara lengkap.
Neraca
Neraca adalah laporan yang mencatat informasi tentang daftar aktiva, kewajiban, dan modal
suatu bisnis pada periode tertentu. Bentuk neraca secara umum dalam laporan keuangan
dibagi menjadi dua, yaitu bentuk Staffel atau neraca yang disusun ke bawah dan meletakkan
saldo pada bagian samping dengan kolom debit krefit, dan bentuk Scontro yang memisahkan
antara aktiva dan pasiva pada posisi kanan dan kiri. Berikut adalah contoh neraca dengan
bentuk Staffel.
Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan yang memperlihatkan jumlah kas yang diterima, seperti
pendapatan tunai dan investasi tunai dari pemilik serta jumlah kas yang dikeluarkan
perusahaan, seperti beban yang harus dikeluarkan, pembayaran utang, dan pengambilan
prive. Berikut adalah contoh laporan arus kas.
Laporan Piutang
Laporan piutang adalah laporan yang menyajikan rincian transaksi penambahan dan
pengurangan piutang perusahaan serta saldo akhir piutang masing-masing pelanggan.
Laporan piutang biasanya akan menyajikan data-data kode pelanggan, nama pelanggan, saldo
awal piutang, penjualan, uang muka, potongan penjualan, retur penjualan, PPN leluaran,
pembayaran piutang dan saldo akhir piutang. Berikut adalah contoh laporan piutang yang
biasa disajikan oleh Jurnal.
Laporan Utang
Laporan Utang adalah laporan yang menyajikan rincian transaksi penambahan dan
pengurangan utang perusahaan, serta saldo akhir utang masing-masing supplier. Dalam
laporan utang biasanya akan menampilkan daftar kode supplier, nama supplier, saldo awal
utang, pembelian, potongan pembelian, retur pembelian, PPN masukan, pembayaran utang
dan saldo akhir utang. Berikut adalah contoh Laporan Utang.
Itulah beberapa contoh laporan keuangan perusahaan dagang secara lengkap beserta
transaksinya. Dengan laporan keuangan yang lengkap, detail, dan tepat, Anda akan lebih
mudah membuat suatu keputusan dalam mengembangkan bisnis Anda. Jika masih merasa
kesulitan dalam membuat laporan keuangan, Anda dapat memanfaatkan konsultan
pembukuan dari Jurnal. Dengan konsultan keuangan dari Jurnal, Anda tak perlu lagi repot
melakukan input data dan mengelola laporan keuangan sendiri. Karena, konsultan keuangan
Jurnal akan siap membantu Anda menyajikan laporan keuangan yang baik dan tepat sehingga
dapat menjadi acuan atau informasi dalam membuat suatu keputusan.
Namun, jika Anda memiliki karyawan sebagai admin perusahaan, Anda dapat memanfaatkan
Jurnal sebagai software akuntansi online yang membantu memudahkan dalam membuat
laporan keuangan secara instan sesuai dengan kebutuhan perusahaan dan bisnis Anda.
Dengan Jurnal, Anda juga dapat memonitor keuangan bisnis di mana pun dan kapan pun
secara realtime. Info lebih lanjut temukan di sini.
Artikel Terbaru
5 Cara Terbaik Mengelola Arus Kas Bagi Bisnis UKM
April 11 2018
Akuntansi
Pelajari Mengenai Masalah Pajak, Pelaporan, dan Cara Menghindari Masalah Perpajakan
April 10 2018
Keuangan
Tips Mudah Mendeteksi Kesalahan pada Neraca Saldo yang Tidak Seimbang
April 10 2018
Akuntansi
Cara Menghitung Pajak Bumi dan Bangunan Untuk Bisnis Anda
April 09 2018
Keuangan
Cara Mudah Melaporkan SPT Tahunan Pajak Pribadi melalui e-Filling
April 09 2018
Keuangan
Tentang Kami
Perusahaan
Karir
Blog
FAQ
Bantuan & Support
Teman Jurnal
Jurnal
Produk
Jurnal Touch
Harga
Mitra
Integrasi
Dokumentasi API
Keamanan
Info Kontak
Email
support@jurnal.id
Telepon
Jalan Raya Daan Mogot KM 10 Blok A. No. 1, Daan Mogot, Jakarta Barat, Indonesia
Ikuti Kami
IS 656453
Pengertian Analisis rasio keuangan adalah membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan
keuangan untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta menilai kinerja manajemen dalam
suatu periode tertentu.
James C Van Horne dikutip dari kasmir (2008:104) : definisi rasio keuangan merupakan indeks yang
menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya.
Pada umumnya rasio keuangan bermacam-macam tergantung kepada kepentingan dan penggunaannya,
begitu pula perbedaan jenis perusahaan juga dapat menimbulkan perbedaan rasio-rasionya. Berikut ini
adalah bentuk– bentuk rasio keuangan :
Menurut Irawati (2005 : 22) rasio keuangan merupakan teknik analisis dalam bidang manajemen
keuangan yang dimanfaatkan sebagai alat ukur kondisi keuangan suatu perusahaan dalam periode
tertentu , ataupun hasil-hasil usaha dari suatau perusahaan pada satu periode tertentu dengan jalan
membandingkan dua buah variabel yang diambil dari laporan keuangan perusahaan, baik daftar neraca
maupun laba rugi.
Menurut Rahardjo (2007 : 104) rasio keuangan perusahaan diklasifikasikan menjadi lima kelompok, yaitu
:
Rasio Likuiditas (liquidity ratios), yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka pendek.
Rasio Solvabilitas (leverage atau solvency ratios), yang menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk memenuhi seluruh kewajibannya baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Rasio Aktivitas (activity ratios), yang menunjukkan tingkat efektifitas penggunaan aktiva atau
kekayaan perusahaan.
Rasio Profitabilitas dan Rentabilitas (profitability ratios), yang menunjukka tingkat imbalan atau
perolehan (keuntungan) dibanding penjualan atau aktiva.
Rasio Investasi (investment ratios), yang menunjukkan rasio investasi dalam surat berharga atau
efek, khususnya saham dan obligasi.
1. Rasio Likuiditas
Fred Weston dikutip dari Kasmir (2008:129): menyebutkan bahwa rasio likuiditas (liquidity ratio)
merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban (utang)
jangka pendek.
Dalam rasio-rasio likuiditas, analisa dapat dilakukan dengan menggunakan rasio sebagai berikut:
Rasio lancar merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
jangka pendek atau utang yang segera jatuh tempo dengan aktiva lancar yang tersedia
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Rasio cepat merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban
atau utang lancar dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai persediaan.
Hutang Lancar
2. Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi / efektivitas perusahaan dalam
menggunakan aktiva yang dimilikinya.
Rasio perputaran persediaan, mengukur aktivitas atau likuiditas dari persediaan perusahaan. Rumusnya
Persediaan
Perputaran total aktiva menunjukkan efisiensi dimana perusahaan menggunakan seluruh aktivanya untuk
menghasilkan penjualan.
Penjualan
Modal Aktiva
3. Rasio Solvabilitas
Menurut Fred Weston dikutip dari Kasmir (150:2008),
Rasio Solvabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana aktiva perusahaan dibiayai
dengan utang dan mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar seluruh kewajibannya, baik
jangka pendek maupun jangka panajang apabila perusahaan dilikuidasi (dibubarkan). Rasio yang
digunakan adalah:
a. Rasio Hutang Terhadap Aktiva (Total Debt to Asset Ratio) Rasio ini mengukur seberapa besar aktiva
perusahaan dibiayai oleh utang atau seberapa besar hutang perusahaan berpengaruh terhadap
pengelolaan aktiva. Rumusnya dibawah ini
Total hutang
Modal Aktiva
Rasio ini menunjukkan hubungan antara jumlah utang jangka panjang dengan jumlah modal sendiri yang
diberikan oleh pemilik perusahaan, guna mengetahui jumlah dana yang disediakan kreditor dengan
pemilik perusahaan.
Total hutang
Modal Sendiri
4. Rasio Profitabilitas
Menurut Sofyan Safri Harahap (2008:304), “Rasio profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas,
modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya”.
a. Margin Laba Kotor (Gross Profit Margin)
Margin laba kotor adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjulan sesudah perusahaan
membayar harga pokok penjualan.
Laba Kotor
Penjualan
Margin laba operasi adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah semua biaya dan
pengeluaran lain dikurangi kecuali bunga dan pajak, atau laba bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah
penjualan.
Penjualan
Margin laba bersih adalah ukuran persentase dari setiap hasil sisa penjualan sesudah dikurangi semua
biaya dan pengeluaran, termasuk bunga dan pajak.
Penjualan
Laporan Keuangan :
Analisis Ratio :
= Rp 38.700.000
Rp 15.100.000
=Rp 2,56
= Rp 38.700.000 – Rp 18.000.000
Rp 15.100.000
= 1,37
c. Cash Ratio ( Rasio Lambat)
Merupakan Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek
dengan kas yang tersedia dan yang disimpan diBank. Cash Ratio dapat dihitung dengan Rumus yaitu :
= Rp. 8.500.000
Rp. 15.100.000
= 0,56
2. Ratio Solvabilitas
Rasio ini disebut juga Ratio leverage yaitu mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh pemiliknya dengan dana
yang dipinjam dari kreditur perusahaan tersebut.
a. Total Debt to Equity Ratio (Rasio Hutang terhadap Ekuitas)
Merupakan Perbandingan antara hutang – hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan
kemampuan modal sendiri, perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibanya .
Rasio ini dapat dihitung denga rumus yaitu :
Total Debt to equity Ratio = Total Hutang
Ekuitas Pemegang Saham
= Rp 15.100.000
Rp. 36.150.000
= 0,42
b. Total Debt to Total Asset Ratio ( Rasio Hutang terhadap Total Aktiva )
Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang dan jumlah seluruh aktiva diketahui.
Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Rasio ini dapat dihitung dengan
rumus yaitu :
Total Debt to Total Asset Ratio = Total Hutang
Total Aktiva
= Rp. 15.100.000
Rp. 51.250.000
= 0,29
3. Ratio Rentabilitas
Rasio ini disebut juga sebagai Ratio Profitabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas suatu perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan
aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut.
Yang termasuk dalam ratio ini adalah :
a. Gross Profit Margin ( Margin Laba Kotor)
Merupakan perandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok penjualan dengan tingkat penjualan, rasio
ini menggambarkan laba kotor yang dapat dicapai dari jumlah penjualan.
Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Gross Profit Margin = Laba kotor
Penjualan Bersih
= Rp. 29.500.000
Rp. 93.500.000
= 0,32
Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan laba sebelum pajak terhadap total aset. Dapat diartikan
bahwa ratio rentabilitas mengidentikasikan seberapa besar kemampuan aset perusahaan untuk
menghasilkan pendapatan.
Rumus:
= Laba Bersih Sebelum Pajak
Total Aktiva
Rp97.814.160
Rp99.758.447
Menggambarkan apa yang biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap Rp dari penjualan yang
dilakukan.
Rumus :
Penjualan
Rp67.677.518
Rp68.629.181
Asset Turnover
Rasio yang biasanya digunakan untuk mengukur aset perusahaan untuk memperoleh pendapatan, makin
cepat aset perusahaan berputar makin besar pendapatan perusahaan tersebut.
Rumus :
Penjualan
Total Aktiva
Rp97.814.160
Rp99.758.447
Menggambarkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial baik jangka waktu
pendek atau panjang apabila sekiranya perusahaan dilikuidasi.
Menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi hutang-hutang pada pihak luar dan
digunakan untuk mengukur hingga sejuah mana perusahaan dibiayai oleh hutang.
Rumus:
Total Hutang
Total Modal
Rp38.652.260
Rp44.418.742
Analisis:
Pada tahun 2009, ratio hutang modal sebesar 125% yang diperoleh dari perbandingan total hutang
sebesar Rp48.228.553 dengan penjualan sebesar Rp38.652.260 . Ini berarti perusahaan baru bisa
menutupi hutang sebesar Rp 1.25
Pada tahun 2010 terjadi penurunan dari 125% pada tahun 2009 menjadi sebesar 97% pada tahun 2010
yang diperoleh dari perbandingan total hutang sebesar Rp43.343.664 dengan penjualan sebesar
Rp44.418.742. Ini berarti perusahaan baru bisa menutupi hutang sebesar Rp0.97
Debt Ratio
Menunjukan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva
Rumus:
Total Hutang
Total Aktiva
Rp97.814.160
Rp99.758.447
Analisis
Dikarenakan Debt Ratio yang digambarkan oleh PT.Telkom semakin kecil,maka hutang yang dimiliki
perusahaan pun semakin kecil dan ini berisiko finansial bahwa Pt Telkom. Tbk mengembalikan pinjaman
yang semakin kecil pula.
Rasio yang mencerminkan besarnya jaminan keuangan untuk membayar bunga hutang jangka panjang.
Rumus;
Beban Bunga
Tahun 2009 Rp22.447.021 = 10.70956899 / 10.70 = 1070%
Rp 2.095.978
Rp 1.928.035
Analisis
Pada tahun 2009 ratio coverage PT Telkom Tbk yakni sebesar 1070% yang diperoleh dari perbandingan
laba bersih sebelum bunga dan pajak sebesar Rp22.447.021 dengan beban bunga sebesar Rp2.095.978.
Pada tahun 2010 ratio coverage PT Telkom mengalami kenaikan dari 1070% pada tahun 2009 menjadi
1111% pada tahun 2010 yang diperoleh dari perbandingan dari laba bersih sebelum bunga dan pajak
sebesar Rp21.416.351 dengan beban bunga sebesar Rp1.928.035
Menunjukan besarnya kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek pada saat
jatuh tempo.
Current Ratio
Rumus:
Aktiva Lancar
Hutang Lancar
Tahun 2009 Rp16.186.024 X 100% = 0.601864751
Rp26.893.125
= 60.18% / 60.2%
Rp20.472.898
= 91%
Analisis
Pada tahun 2009, current ratio PT Telkom Tbk 60.2% yang diperoleh dengan perbandingan akyiva lancar
sebesar Rp16.186.024 dengan hutang lancar sebesar Rp26.893.125. Hal ini berarti setiap Rp 1,- , hutang
lancar tidak dapat dijamin oleh aktiva lancar sebesar Rp 0.602
Pada tahun 2010, current ratio perusahaan mengalami kenaikan dari 60.2% pada tahun 2009 menjadi
91% pada tahun 2010 yang diperoleh dari perbandingan aktiva lancar sebesar Rp18.730.627 dengan
hutang lancar Rp20.472.898. Ini berarti setiap Rp1 , hutang lancar belom dapat dijamin oleh aktiva lancar
sebesar Rp 0.91
Quick Ratio
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansialnya atas aktiva paling
liquid.
Rumus:
Hutang Lancar
= 0.597104241
= 59.7% / 60%
Rp20.472.898 Rp20.472.898
= 0.910495768
= 91%
Analisis
Pada tahun 2009, quick ratio Pt Telkom Tbk 60% yang diperoleh dengan perbandingan quick asset
sebesar Rp16.057.999 dengan hutang lancar Rp26.893.125. Hal ini berarti setiap Rp1, hutang lancar
belom bisa dijamin oleh quick asset sebesar Rp0.6.
Pada tahun 2010, quick ratio mengalami kenaikan dari 60% pada tahun 2009 menjadi 91% pada tahun
2010 yang diperoleh dengan perbandingan quick asset sebesar Rp18.640.487 dengan hutang lancar
Rp20.472.898. Ini berarti setiap Rp1, hutang lancar belom bisa dijamin quick asset sebesar Rp0.91
Cash Ratio
Digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban finansial kas dan bank.
Rumus:
Kas(Bank) X 100%
Hutang Lancar
Tahun 2009 Rp 7.805.460 X 100% = 0.290239977
Rp26.893.125 = 29%
Rp20.472.898 = 44.5%
Analisis
Pada tahun 2009, cash ratio Pt Telkom Tbk sebesar 29% yang diperoleh dari perbandingan kas(bank)
sebesar Rp7.805.460 dengan hutang lancar sebesar Rp26.893.125. Hal ini berarti setiap Rp1 hutang
lancar dapat dijamin oleh cash asset sebesar Rp0.29
Pada tahun 2010, cash ratio Pt Telkom Tbk mengalami kenaikan dari 29% pada tahun 2009 menjadi
44.5% pada tahun 2010 , dengan perbandingan kas(bank) sebesar Rp9.119.849 dengan hutang lancar
sebesar Rp20.472.898. Ini berarti setiap Rp1 , hutang lancar dapat dijamin oleh cash asset sebesar
Rp0.445
http://mega-pramita.blogspot.co.id/2013/04/laporan-keuangan-dan-analisis-ratio.html
http://www.landasanteori.com/2015/07/pengertian-analisis-rasio-keuangan-dan.html
http://diah17.blogspot.co.id/2013/04/analisa-rasio-laporan-keuangan.html
3 komentar:
1.
Tiket Pesawat Murah Online, dapatkan segera di SELL TIKET Klik disini:
selltiket.com
Booking di SELLTIKET.COM aja!!!
CEPAT,….TEPAT,….DAN HARGA TERJANGKAU!!!
Balas
Balasan
1.
Balas
2.
Balas
Halaman
Beranda
Gunadarma
Staffsite
Studentsite
E-Learning
BAAK
Arsip Blog
▼ 2016 (6)
o ► Juni (2)
o ▼ April (2)
ARTIKEL ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN RASIO KEUANGAN
o ► Maret (2)
► 2015 (15)
► 2014 (19)
► 2013 (8)
Mengenai Saya
FacebookTwitterPinterestGoogle+LinkedinYouTubeInstagram
Keuangan
o
o
Investasi
o
o
o
o
o
o
o
Asuransi
o
o
o
o
o
o
o
o
Entrepreneurship
o
o
o
o
o
o
Produk
o
o
o
o
DAFTAR APPS
Apakah Anda seorang pemilik bisnis atau investor? Anda perlu tahu cara
analisis laporan keuangan dengan rasio keuangan, seperti internal liquidity
dan operating performance. Jika Anda dapat melakukan analisis laporan
keuangan, maka Anda akan lebih mudah mengendalikan bisnis serta mengambil
keputusan.
Investor dan pemilik perusahaan memang wajib menguasai cara analisis laporan
keuangan, karena laporan keuangan dapat memberikan gambaran mengenai
kondisi keuangan saat ini dan performa bisnis.
[Baca Juga: Pengertian Laporan Keuangan Perusahaan dan Jenis Laporan
Keuangan yang Harus Diketahui Investor Saham Pemula]
31 Desember 2016
Aset
Aset Lancar
Piutang usaha:
Piutang lain-lain 0
Persediaan 9.074.625.513
Kewajiban
Liabilitas Jangka Pendek
Utang jangka panjang jatuh tempo dalam waktu 12 bulan ke depan 25.000.000.000
Ekuitas
Modal saham 86.050.600.000
31 Desember 2016
31 Desember 2016
Setara Kas 0
Modal kerja bersih adalah selisih nilai antara aset lancar dengan kewajiban
lancar.
Contoh perhitungan:
= Rp137.584.502.342 – Rp95.447.823.253
= Rp42.136.679.089
Artinya: modal kerja bersih yang dibutuhkan perusahaan selama satu tahun
adalah Rp42,1 milliar.
Rasio lancar atau current ratio adalah perbandingan antara seluruh aset lancar
(current assets) dengan seluruh kewajiban lancar (current liabilities). Rasio ini
bertujuan untuk mengetahui apakah perusahaan mampu membayar seluruh
kewajiban jangka pendek (kewajiban lancar) dengan menggunakan aktiva
lancar yang dimiliki.
Semakin tinggi nilai rasio lancar, maka semakin tinggi tingkat kemampuan
perusahaan membayar kewajiban jangka pendek. Nilai ideal untuk rasio lancar
disesuaikan dengan rata-rata rasio lancar industri sejenis.
Contoh perhitungan:
= Rp137.584.502.342 : Rp95.447.823.253
= 1,441 kali
Artinya: aset lancar (current assets) perusahaan besarnya 1,4 kali lipat dari
utang lancar (current liabilities), sehingga perusahaan dengan menggunakan
aset lancar (current assets) dapat membayar seluruh utang lancar (current
liabilities).
Keterangan:
Contoh perhitungan:
= 1,164 kali
Cash Ratio
Cash ratio termasuk rasio yang paling konservatif untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam melunasi kewajiban lancarnya, karena hanya
memperhitungkan kas atau setara kas.
Contoh perhitungan:
= 0,607 kali
Receivable Turnover
Receivable turnover adalah rasio perputaran piutang yang berhasil ditagih dan
kembali digunakan untuk produksi barang dalam satu tahun. Anda dapat
menggunakan receivable turnover untuk mengukur efisiensi sebuah perusahaan
dalam memanfaatkan aset-aset. Jika rasio receivable turnover tinggi, maka
perusahaan beroperasi dengan cash basis dan penagihan piutang berjalan lancar.
Dalam perhitungan ini, piutang usaha yang digunakan adalah piutang usaha
yang pihak ketiga, tidak termasuk piutang usaha berelasi dan piutang lainnya.
= Rp485.919.837.348 : Rp53.134.831.686
= 9,145 kali
Contoh perhitungan:
= 365 : 9,145
= 39,912 hari
Inventory Turnover
Rasio inventory turnover adalah rasio yang digunakan untuk mengukur efisiensi
persediaan. Semakin tinggi rasio inventory turnover, maka perusahaan dapat
menjual persediaan dan barang tidak terlalu lama menumpuk di gudang. Rasio
inventory turnover sangat berpengaruh pada cara pencatatan persediaan.
Rumus yang digunakan untuk menghitung rasio inventory turnover:
Contoh perhitungan:
= Rp263.821.222.220 : [(Rp9.074.625.513+Rp7.279.506.188) : 2]
= 29,072 kali
Rasio ini bertujuan untuk mengetahui jumlah hari yang dibutuhkan untuk
menyimpan persediaan sebelum diproses menjadi produk. Semakin kecil
angkanya berarti perusahaan mampu membutuhkan waktu yang sebentar untuk
mengubah bahan baku, menjadi barang jadi untuk dijual.
Contoh perhitungan:
= 365 : 29,072
= 12,555 hari
Contoh perhitungan:
= Rp263.821.222.220 : Rp37.634.706.115
= 7,010 kali
Artinya perusahaan membayar rata-rata utang usaha sebanyak 7,01 kali dalam
setahun.
Rasio keuangan payable payment period mengukur rata-rata jumlah hari yang
dibutuhkan perusahaan untuk melunasi utang usaha. Ada beberapa orang yang
menyebut istilah payables payment period sebagai umur utang.
Contoh perhitungan:
= 365 : 7,010
= 52,068 hari
Contoh perhitungan:
= 0,399 hari
Artinya perusahaan membutuhkan 0,399 hari untuk satu siklus. Angka ini dapat
dikatakan sangat bagus karena perusahaan sudah mendapatkan pembayaran
piutang beberapa hari (tepatnya 13 hari, lihat selisih payable payment period
dengan receivable collection period) sebelum perusahaan harus membayar
utang.
Sampai tahapan ini Anda sudah dapat membuat analisis laporan keuangan
dengan menggunakan rasio keuangan likuiditas. Jika Anda ingin berlatih,
silakan cari laporan keuangan perusahaan di bursa saham, kemudian lakukan
perhitungan analisis rasio likuiditas. Selamat mencoba!
Rasio Operating Performance
Rasio gross profit margin bertujuan untuk mengetahui keuntungan kotor dari
bisnis inti. Keuntungan kotor adalah keuntungan dikurangi beban pokok
penjualan.
Contoh perhitungan:
= Rp222.098.615.128 : Rp485.919.837.348
= 45,707%
Artinya perusahaan mampu mencetak keuntungan kotor dari bisnis inti sebesar
45,707% dari penjualan.
Contoh perhitungan:
= Rp88.295.195.232 : Rp485.919.837.348
= 18,171%
Contoh perhitungan:
= Rp57.144.858.132 : Rp485.919.837.348
= 11,754%
Artinya perusahaan mampu mencetak keuntungan bersih dari bisnis inti sebesar
11,754%.
Return on Equity
Contoh perhitungan:
= Rp57.144.858.132 : Rp167.840.012.695
= 66,374%
Return on Asset
Contoh perhitungan:
= Rp57.144.858.132 : Rp346.977.673.235
= 16,461%
Contoh perhitungan:
= Rp485.919.837.348 : Rp346.977.673.235
= 1,400 kali
Contoh perhitungan:
Modal kerja
= Rp137.584.502.342
= Rp42.136.679.089
= Rp485.919.837.348 : Rp42.136.679.089
= 11,532 kali
Contoh perhitungan:
= Rp42.136.679.089 : Rp346.977.673.235
= 12,144%
Artinya perusahaan memiliki modal kerja yang nilainya 12,144% dari total aset.
Semakin rendah rasio working capital to total asset, maka artinya semakin baik.
Rasio basic earning power bertujuan untuk mengukur tingkat keuntungan dasar
(basic profitability) total aset perusahaan dalam menghasilkan laba sebelum
pajak dan bunga (EBIT).
Contoh perhitungan:
= Rp88.295.195.232 : Rp346.977.673.235
= 25,477%
Beberapa hal yang perlu Anda ketahui saat melakukan analisis laporan
keuangan dengan menggunakan rasio keuangan:
1. Laporan keuangan perusahaan harus dibandingkan antara satu
perusahaan dengan perusahaan lain sejenis. Teknik ini disebut dengan
“membandingkan” atau benchmarking.
2. Laporan keuangan suatu perusahaan perlu dianalisis secara berkala
(misal setiap bulanan).
3. Analisis gabungan dengan membandingkan antar perusahaan dengan
laporan keuangan masa lalu.
4. Pada saat membandingkan laporan keuangan, pastikan tahun yang
dibandingkan sama.
5. Sedapat mungkin lakukan analisis laporan keuangan perusahaan yang
sudah diaudit.
6. Idealnya data yang digunakan dalam perbandingan, disusun dengan cara
yang sama.
Sekarang Apakah Anda tahu, berapa rata-rata gaji yang dibayarkan oleh
perusahaan tempat Anda kerja?
Apakah gaji Anda sekarang ini berada di rata-rata? Di atas rata-rata? Atau di
bawah rata-rata?
Silakan share pertanyaan dan saran Anda mengenai laporan keuangan ini.
Terima kasih.
Sumber Referensi:
Ridwan S. Sundjaja dan Rekan. 2007. Manajemen Keuangan I Edisi 6. Bandung: Unpar Press
John A. Tracy dan Tage C. Tracy. 2014. How to Read a Financial Report for Manager,
Entrepreneurs, Lenders, Lawyers and Investors. New Jersey: Wiley
Andy Porman Tambunan. 2013. Analisis Saham Pasar Perdana (IPO). Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Personal Finance v1.0 – https://goo.gl/FNMv4b
Sumber Gambar:
By Melvin Mumpuni CFP| April 18th, 2017|Categories: Laporan Keuangan|Tags: Internal Liquidity,
keuangan, laporan keuangan, Operating Perfomance, Rasio Keuangan|2 Comments
FacebookTwitterLinkedinGoogle+PinterestEmail
About the Author: Melvin Mumpuni CFP
Melvin Mumpuni ST., MBA., CFP., QWP adalah seorang perencana keuangan independen dan
technopreneur.Memiliki background pendidikan S1 di Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi
Industri, Universitas Katolik Parahyangan Bandung dan mengambil pendidikan pasca sarjana di
Sekolah Bisnis dan Management Institut Teknologi Bandung (MBA - ITB). Memiliki pengalaman di
bidang personal finance, corporate finance, internet marketing dan technopreneurship.
Related Posts
Investor Saham! Ketahuilah Bahwa Laba Bersih Tidak Menjamin Perusahaan Pasti Bagus, Ini
Alasannya!
Gallery
Inilah Tips Penting Cermati Catatan Kaki Laporan Keuangan Perusahaan
Gallery
5 Langkah Mengelola Arus Kas Keuangan Anda
Gallery
Para Entrepreneur, Pahami Cara Mengelola Keuangan Pribadi dan Bisnis Agar Anda Bisa
Gallery
Para Entrepreneur, Pahami Cara Mengelola Keuangan Pribadi dan Bisnis Agar
Pebisnis Harus Tahu Bedanya Cashflow vs Revenue vs Profit! Kalau Sampai Salah BAHAYA
SEKALI
Gallery
Pebisnis Harus Tahu Bedanya Cashflow vs Revenue vs Profit! Kalau Sampai
2 Comments
1.
Selamat malam. Saya ingin bertanya, saya sedang membuat skripsi dan membutuhkan
data untuk mencari standar deviasi EBIT. Sayakurang paham, untuk mencari standar
deviasi ebit tahun 2011, saya harus mundur berapa tahun? Mohon jawabannya.
Terima kasih.
Hi Bu Joanita
Terima kasih telah menghubungi Finansialku.com
Menjawab pertanyaan Anda:
Apakah boleh dijelaskan lebih lanjut tujuannya standar deviasi EBIT?
Biasanya orang melakukan analisis laporan keuangan menggunakan data 5
tahun.
Semoga jawaban kami dapat bermanfaat.
Leave A Comment
Comment
Cari Info
Kategori
Subscribe Now!
Subscribe dengan RSS
Finansialku Feed
Follow Finansialku di
Finansialku
@Finansialku
+Finansialku
Finansialku-com
Finansialku
FinansialkuID
Finansialku_com
Finansialku
Tentang Finansialku
Aplikasi Finansialku
Hubungi Kami
Partnership
Resources
Komunitas
Guest Writer
Contact Info
Email: Solusi@Finansialku.com
Web: Finansialku.com
Copyright 2018 Finansialku.com | All Rights Reserved | Site Map | Privacy Policy | Redaksi
| Pedoman Siber
Go to Top