Anda di halaman 1dari 12

Kegiatan Belajar 3

Sistem Perlindungan Anak Di Indosenia

Salam hangat, semoga anda sehat dan teteap penuh semangat setelah
menyeselesaikan kegiatan belajar 2. Pada pertemuan ini anda akan mempelajari
kelanjutan dari Modul Konsep Keperawatan Anak, yaitu kegiatan belajar 3 yang akan
memberikan pengetahuan dan pemahaman kepada anda tentang syestem
perlindungan anak di Indonesia yang meliputi : pengetahuan perlindungan anak, hak-
hak anak, jenis perlindungan khusus pada anak dan sistem perlindungan anak di
Indonesia.

Setelah menyeselaikan kegiatan belajar 3 diharapkan anda memahami sistem


perlindungan anak di Indosenia secara umum yang penting dipahami oleh setiap
perawat dalam melaksanakan fungsi dan perannya sebagai perawat anak dalam
memberikan asuhan keperawatan yang berkualitas di berbagai tatanan pelayanan
kesehatan dengan memperhatikan hak-hak anak sebagai individu yang harus
dilindungi.

Setelah menyeselaikan kegiatan belajar 3, diharapkan anda dapat:

1. Menjelaskan pengertian sistem perlindungan anak.


2. Menjelaskan hak-hak anak.
3. Jenis perlindungan khusus anak.
4. Menjelaskan sistem perlindungan anak

Berdasarkan tujuan pembelajaran pada kegiatan belajar 3, maka secara berurutan


bahan kajian yang akan dipaparkan dimulai dengan pengetahuan sistem perlindungan
anak, jenis perlindungan khusus pada anak, diakhiri dengan membahas sistem
perlindungan anak yang ada di Indonesia.

31
A. URAIAN MATERI

1. Pengertian
Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungan
anak dari hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang dan
berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan
serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi. Sistem
perlindungan anak diatur berdasarkan Undang-Undang Republik Nomor 35
Tahun 2014, dimana pada Pasal 55 menyatakan bahwa Pemerintah dan
Pemerintah Daerah (Pemda) wajib menyelenggarakan pemeliharaan,
perawatan dan rehabilitas sosial anak terlihat baik di dalam lembaga maupun di
luar lembaga.

2. Hak-hak Anak
Hak anak merupakan hak asasi manusia yang wajib di jamin, dilindungi dan
dipenuhi orang tua, keluarga dan masyarakat, pemerintah dan negra. Menurut
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014, hak-hak anak
meliputi:
a. Dapat hidup, tumbuh, berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai
harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapatkan perlindungan dari
kekerasaan dan diskriminasi
b. Identitas diri sejak kelahirannya.
c. Untuk beribadah menurut agamanya, berpikir dan berekspresi sesuai
tingkat kecerdasaannya dan usianya dalam bimbingan orang tua.
d. Untuk mengetahui orang tuanya, dibesarkan dan diasuh orang tuanya
sendiri bila karena suatu sebab orang tuanya tidak dapat menjamin tumbuh
dan kembang anak, atau anak dalam keadaan terlantar maka anak
tersebut berhak diasuh atau diangkat sebagai anak asuh atau anak angkat
oleh orang lainsesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
e. Memperoleh pelayanan kesehatan dan jaminan sosial sesuai kebutuhan
fisik, mental, spritual dan sosial.
f. Memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan
peribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai degan minat dan bakatnya,
anak yang harus memiliki keunggulan juga berhak mendapatkan
pendidikan khusus.

32
g. Untuk menyatakan dan didengar pendapatnya, menerima mencaeri dan
memberikan informasi sesuai tingkat kecerdasan dan usianya demi
pengembangan dirinya sesuai dengan nilai-nilainya kesusilaan dan
kepatuhan.
h. Untuk beristirahatkan dan memanfaatkan waktu luang, bergaul dengan
anak sebaya beriman, berekreasi dan berkreasi sesuai dengan minat,
bakat dan tingkat kecerdasannya uantuk mengembangkan diri.
i. Mendapat perlindungan dari perlakuan diskriminasi, eksploitasi baik
ekonomi maupun seksual, penelantaraan, kekejaman, kekesarasan dan
penganiayaan, ketidakadilan dan perlakuan salah lainnya.
j. Di asuh orang tuanya sendiri, kecuali jika ada alasan dan atau aturan
hukum yang sah menunjukan bahsa perpisahan tersebut adalah demi
kepentingan terbaik bagi anak dan merupakan pertimbangan terakhir.

Sedangkan setiap anak penyandang disabilitas selain memiliki hak dan tersebut
di atas maka memiliki hak lainnya yaitu:

a. Memperoleh pendidikan inklusif dan atau pendidikan khusus.


b. Memperoleh rehabilitas, bantuan sosial dan pemeliharaan dalam taraf
kesejahtrahaan sosial anak bagi anak dengan disabilitas.

Khusus bagi anak yang dirampas kebebasannya selain memiliki hak tersebut di
atas maka memiliki hak:

a. Mendapatkan perlakuan secara manusiawi dengan memperhatikan


kebutuhan sesuai umurnya,
b. Pemisahan dari orang dewasa
c. Pemberian bantuan hukum dan bantuan lain secara efektif
d. Pemberlakuan kegiatan rekreasi
e. Pembebasan dari penyiksaan, penghukuman atau perlakuan lain yang
kejam, tidak manusiawi serta merendahkan martabat dan derajatnya.
f. Penghindaran dari publikasi atas identitasnya.
g. Pemberian keadilan di muka pengendalian anak yang objektif, tidak
memihak dan dalam sidang yang tertutup umum.

33
3. Jenis perlindungan anak khusus

Semua anak perlu mendapatkan perlindungan terutama perlindungan dari


orang tuanya tetapi terdapat anak-anak khusus yang memerlukan perlindungan
baik dari pemerintah maupun lembaga. Menurut Undang-undang Indonesia
Nomor 35 Tahun 2014 pasal 59 menyatakan bahwa pemerintah, Pemerintah
Daerah (Pemda) dan lembaga lainnya berkewajiban dan tanggung jawab untuk
memberikan perlindungan khusus kepada anak, dimana anak yang
memerlukan perlindungan khusus tersebut adalah:

a. Anak dalam situasi darurat.


b. Anak yang berhadapan dengan hukum.
c. Anak dari kelompok minoritas dan terisolasi
d. Anak yang dieksploitasi secara ekonomi dan atau seksual.
e. Anak yang menjadi korban menyalahgunakan narkoba, alkohol,
psikotropika dan zat adiktif lainnya.
f. Anak yang menjadi korban pornografi.
g. Anak dengan HIV/AIDS.
h. Anak korban penculikan, penjualan dan atau perdagangan.
i. Anak korban kekerasan fisik dan atau psikis
j. Anak korban kejahatan seksual.
k. Anak korban jaringan terorisme.
l. Anak penyandang disabilitas.
m. Anak korban perlakuan dan penelantaran.

4. Sistem Perlindungan Anak

Kerangka hukum dan kebijakan di Indonesia perlu diperkuat untuk mencegah dan
menangani kekerasan, perlakuan salah, eksploitasi dan penelantaran anak.
Pemerintah pusat dan daerah memerlukan keselarasan peraturan maka langkah
terakhir yang dilakukan pemerintah pusat adalah mengembangkan pedoman.
Perda yang mengacu pada pendekatan berbasis sistem terhadap peerlindungan
anak merupakan sebuah langkah yang positif. Perlindungan anak melalui
pendekatan berbasis sistem meliputi (1) Sistem perlindungan anak yang efektif
melindungi anak dari segala bentuk kekerasan, perlakuan salah, eksploitasi dan
penelantaran, (2) Sistem perlindungan anak yang efektif mensyaratkan adanya

34
Komponen-komponen yang saling terkait, (3) Rangkaian pelayanan perlindungan
anak ditingkat masyarakat dimulai dari layanan pencegahan primer dan sekunder
sampai pelayanan tersiar (Unicef Indonesia, 2012).

Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014, di mana


pada Pasal 75a menyatakan bahwa, (1) Dalam rangka efektifitas penyelenggaraan
perlindungan anak, kementrian yang menyelenggarakan urusan pemerintah di
bidang perlindungan anak harus melakukan koordinasi lintas sektoral dengan
lembaga terkait, (2) koordinasi dilakukan melalui pemantauan, evaluasi dan
pelaporan penyelanggaran perlindungan anak. Pada pasal 74 menyatakan bahwa
(1) dalam rangka meningkatkan efetivitas pengawasan penyelenggaraan
pemenuhan hak anak, dengan undang-undang ini di bentuk Komisi Perlindungan
Anak Indonesia (KPAI) yang bersifat indenpenden, (2) Dalam hal diperlukan,
Pemerintah Daerah dapat membentuk Komisi Perlindunga Anak Daerah atau
lembaga lainnya yang sejenis untuk mendukung pengawasan penyelenggaraan
perlindungan anak di daerah.

Berikut ini cara melindungi anak dari kekerasan fisik dan kejahatan seksual
dimana banyak pelaku kekerasan fisik dan seksual banyak dilakukan oleh orang
yang dikenal oleh anak. Cara melindunginya yaitu dimulai dengan :

a. Bangun komunikasi dengan anak.


1) Dengarkan cerita anak dengan penuh perhatian.
2) Hargai pendapat dan seleranya walaupun orang tua tidak setuju.
3) Jika anak bercerita sesuatu hal yang sekiranya membahayakan, tanyakan
anak bagaimana mereka menghindari bahaya tersebut.
4) Orang tua belajar untuk melihat dari sudut pandang anak, jangan cepat
mengkritik atau mencela cerita anak.
b. Cara yang dilakukan jika mengira anak menjadi korban kekerasan fisik atau
kekerasan seksual:
1) Beri lingkungan yang aman dan nyaman agar dia dapat berbicara kepada
Anda atau orang dewasa yang dapat dipercaya.

35
2) Yakinkan anak bahwa dia tidak bersalah dan tidak melakukan apapun yang
salah. Yang bersalah adalah orang yang melakukan hal tersebut
kepadanya.
3) Cari bantuan untuk menolong kesehatan mental dan fisik.
4) Konsultasi dengan aparat negara yang dapat dipercaya bagaimana
menolong anak tersebut.
5) Laporkan kejadian ini kepada Komisi Anak Nasional.
6) Jaga rahasia: kejadian dan data pribadi anak agar tidak menjadi rumor
yang akan menjadi beban dan penderitaan mental anak. Dalam undang-
undang hak anak : anak yang menjadi korban kejahatan seksual berhak
untuk dirahasiakan namanya.

B. LATIHAN

Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas. Kerjakanlah


latihan berikut!

Bagaimana upaya perlindungan pada anak korban kekerasan fisik dan psikis,
anak korban kejahatan seksual dan anak penyandang disabilitas.
Petunjuk jawaban latihan
Pada latihan mandiri ini anda diharuskan memperlajari dengan cara mencari
sumber baik dari buku maupun internet.

C. RANGKUMAN

Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak
dan hak-haknya agar dapat hidup, berkembang dan berpartisipasi secara optimal
dengan harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi. Hak anak merupakan hak asasi manusia yang wajib
dijamin, dilindungi dan dipenuhi orang tua, keluarga dan masyarakat pemerintah
dan negara. Menurut Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014
termasuk hak anak penyandang disabilitas dan khasus bagi anak yang dirampas
kebebasannya. Menurut undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun
2014 menyatakan bahwa Pemerintah, Pemerintah Daerah dan lembaga lainnya
berkewajiban dab bertanggung jawab untuk memberikan

36
Perlindungan khusus kepada jenis ana khusus mendapat perilakuan yang salah.
Sistem perlindungan anak diatur berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 35 tahun 2014. Di mana dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor
35 Tahun 2014 pada 73a menyatakan bahwa dalam rangka efektivitas
penyelenggaraan perlindungan anak, kementrian yang menyelenggarakan urusan
pemerintah dibidang perlindungan anak harus melakukan koordinasi lintas sektoral
dengan lembaga terkait dan pembentukan KPAI dipusat dan di daerah. Cara
melindungi anak dari kekerasan fisik dan kejahatan seksual dengan mendorong
anak untuk bercerita dan menghargai anak sedangkan cara yang dilakukan jika
mengira anak menjadi korban kekerasan fisik atau kekerasan seksual dengan
melaporkan pada pihak yang berwenang.

D. TES FORMATIF 3

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat!

1. Anak harus mendapat perlindungan dari....

A. Kekerasan dan diskriminasi D. Kecelakaan dijalan


B. Kecacatan E. Penyakit
C. Kebodohan

2. Hak anak penyandang disabilitas adalah...

A. Memperoleh pendidikan inklusif dan atau pendidikan khusus


B. Membatasi pendidikan
C. Membatasi aktivitas berlebihan
D. Memperoleh bantuan biaya khusus
E. Penghindaran dari publikasi atas atasidentitasnya

3. Anak yang dirampas kebebesannya selain memiliki hak...

A. Memperoleh pendidikan inklusif dan atau pendidikan khusus


B. Memperoleh rehabilitas, bantuan sosial dan pemeliharaan dalam taraf
kesejahteraan sosial anak dengan disabilitas
C. Pemberlakuan kegiatan disabilitas
D. Memperoleh bantuan biaya hidup dan sekolah
E. Memperoleh pendidikan sebanyak-banyaknya

37
4. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 35 tahun 2014, dimana pada 73a
dalam rangka efektifitas penyelenggaraan perlindungan anak maka koordinasi
pemerintah meliputi:

A. Lintas sektoral dan lembaga terkait


B. Wewenang pemerintah daerah
C. Keterlibatan pihak swasta
D. Peran serta masyarakat
E. Peran serta lingkungan sekolah

5. Jenis anak yang memerlukan perlindungan khusus adalah anak...

A. Yang mempunyai penyakit menular


B. Dari kelompok minoritas dan terisolasi
C. Yang mempunyai penyakit infeksi
D. Denagn penyakit keganasan
E. Hiperaktif

6. Dalam rangka mengefektifkan koordinasi dan pengawasan serta pemenuhan


hak anak maka perlu dibentuk...

A. Sarana untuk mengembangkan kemampuan anak


B. Membentuk komisi perlindungan anak
C. Membentuk sistem berbasis masyarakat
D. Yayasan khusus perlindungan anak
E. Kelompok masyarakat khusus

7. Untuk mencegah dan menangani kekerasan, perlakuan salah, eksploitasi dan


penelantaran anak. Pemerintah pusat dan daerah memerlukan keselarasan
peraturan maka langkah terakhir yang dilakukan pemerintah pusat adalah...

A. Membentuk KPAI
B. Yayasan perlindungan berbasis masyarakat
C. Mengembangkan pedoman antara pemerintah pusat dan daerah
D. Membuat peraturan sesuai tingkat kekerasan yang dialami anak
E. Membentuk rumah perlindungan anak

38
8. Cara berkomunikasi untuk melindungi anak dari kekerasan fisik dan kejahatan
seksual dimana banyak pelaku kekerasan fisik dan seksual adalah, kecuali...

A. Dengarkan cerita anak dengan penuh perhatian


B. Hargai pendapat dan seleranya walaupun orang tua tidak setuju
C. Jika anak bercerita sesuatu hal yang sekiranya membahayakan,
tanyakan anak bagaiman mereka menghindari bahaya tersebut
D. Orang tua belajar untuk mrlihat dari sudut pandang anak, jengan cepat
mengkritik atau mencela cerita anak
E. Biarkan anak untuk bercerita semua kejadian yang dialaminya

E. UMPAN BALIK DAN TINDAK LANJUT

1. Bagaiman hasil test formotif yang sudah anda kerjakan? Apakah jawaban
Benar” anda diatas ??
2. Bagus sekali, jika jawaban anda sudah mencapai diatas 7, hal ini menunjukkan
bahwa anda sudah mempelajari materi tersebut dengan baik. Jika belum
mencapai nilai tersebut, jangan putus asa coba baca dan pelajari kembali
materi di atas dan coba ulangi kembali untuk mengisi test formotif di atas,
sampai berhasil. Yakinlah bahwa anda bisa!

39
KUNCI JAWABAN TEST

Test 1 Test 2 Test 3

1. A 1. E 1. E
2. A 2. D 2. C
3. C 3. A 3. D
4. A 4. B 4. D
5. B 5. E 5. D
6. C 6. E 6. B
7. A 7. B 7. A
8. E 8. C 8. D
9. A 9. E
10. A 10. B

310
DAFTAR PUSTAKA

American Academy of Paediatric. (2003). Family contered care and the pediatricians
role; Pediatrics. Vol. 112 (3); pp. 691-696

Anonim. (2007). Family centered care. Diakses tanggal 1 Oktober 2017 dari
hhtp://www.family centeredcare.org.

Depertemen Kesehatan RI. (2000). Program kesehatan ibu dan anak. Jakarta

Engel Joice. (2009). Pengkajian pediatrik. Edisi II. Ahli Bahasa: Terea. Jakarta:EGC.

Hockenberry, M. E., Wilson, D., Winkelstein, M. L. & Schwartz , P. (2009). Wong’s


essential of pediatric nursing. (8 edition). St. Louis: Mosby Elsevier.

Hockenberry, M.E. ,Wilson, D., Winkelstein, M.L. & Schwartz, P. (2009). Buku ajaran

keperawatan pediatrik. (Edisi 6) Volume 1 & 2. Ahli bahasa Hartono, A.,


Kurnianingsih, S. & Setiawan. Jakarta : EGC.

Kyle, T. & Carman, S. (2013). Buku ajar keperawatan pediatrik. Edisi 2. Jakarta :
EGC

Morgan K. (1999). Pediatric care plan. St. Louis: Springhause.

Rosa m Sacharin. (1996). Prinsip Keperawatan pediatric. Edisi II. Jakarta: EGC.

Supartini (2004). Buku ajar: Konsep dasar keperawatan anak. Jakarta: EGC.

Undang-undang perlindungan anak RI. Nomor 35 tahun 2015.

Wong, Donna L. (2000). Clinical manual of pediatric nursing. St.Louis: Mosby

311
Wong, Donna L. (2011). Nursing care of infant and children. Edition: 9. ST Louis
Mosby

Yuliastati & Arnia, A. (2016). Modul bahan ajar keperawatan anak: Edisi I. Pusat
pendidikan Sumber Daya Manusia Kesehatan: kementrian Kesehatan Republik
Indonesia

312

Anda mungkin juga menyukai