Ada dua metode pencatatan barang dagang yang digunakan oleh perusahaan barang
dagang yaitu Metode Periodik (periodic inventory system) atau Metode Fisik (physical
system) dan Metode Permanen (perpectual system) atau Metode Terus Menerus
(Continue).
Metode pencatatan barang dengan metode periodik (periodic inventory system) atau
metode fisik (physical system) ini menyebabkan persediaan barang tidak dapat
diketahui setiap saat. Pencatatan persediaan barang dagang dengan metode ini
dilakukan secara berkala (periodik) pada akhir periode dengan sistem penghitungan
secara fisik barang dagang dan barang persediaan (stock opname) yang ada di
tempat penyimpanan atau gudang. Umumnya, metode periodik atau fisik ini
digunakan pada perusahaan yang menjual barang-barang dagang yang memiliki
harga relatif murah, tetapi sering terjadi.
Kelemahan:
Sebab pencatatan hanya dilakukan pada akhir periode, tidak pada saat setiap
terjadinya transaksi maka kehilangan barang persediaan yang akan sulit untuk
diketahui oleh perusahaan secara tepat. Disamping kelemahan dalam menyajikan
jumlah atau saldo yang pasti terhadap persediaan barang yang seharusnya ada,
metode ini juga menyulitkan penentuan dalam penetapan harga yang benar untuk
harga pokok barang yang telah terjual.
Kelebihan:
Karena pencatatan dalam metode ini hanya dilakukan secara periodik, tidak setiap
saat terjadinya transaksi, hanya dilakukan di akhir periode, metode ini lebih
menghemat waktu dan tenaga.
Untuk lebih jelas, berikut pencatatan yang harus dilakukan jika menggunakan
metode permanen (perpectual system) ini, yaitu:
Pembelian barang dagang, biaya angkut pembelian barang dagang, retur, dan
pengurangan harga pembelian yang dibeli oleh perusahaan barang dagang akan
dicatat dalam rekening ini.
Rekening pengendali
Buku pembantu yang juga merupakan rekening pengendali menyajikan data tentang
kualitas dan harga dari tiap-tiap persediaan barang.
Kelemahan:
Metode pencatatan persediaan barang dagang dengan metode periodik yang
dilakukan setiap adanya kegiatan ataupun transaksi walaupun lebih akurat namun
metode ini lebih memakan banyak waktu dan tenaga.
Kelebihan:
Kegiatan dan transaksi yang selalu tercatat secara detai atau terperinci membuat
pencatatan persediaan barang dagang menjadi lebih akurat sehingga terjadinya
kehilangan barang persediaan dapat dengan mudah terlacak oleh perusahaan
Ketika terjadi pertambahan barang, maka akan dicatat di sebelah debet dan
berkurangnya jumlah barang akan dicatat di sebelah kredit pada setiap saat
terjadi transaksi. Dalam catatan ini terdapat saldo perkiraan yang disebut
“Saldo buku persediaan barang”.
Saldo buku persediaan barang ini juga harus dicocokkan dengan persediaan
barang yang sebenarnya ada.
2. Sistem pencatatan secara berkala (periodic system)
Sistem pencatatan secara berkala (periodic system) juga sering disebut sebagai
sistem pencatatan fisik (physical system). Pada sistem ini, setiap terjadi
transaksi penjualan, yang dicatat hanyalah penerimaan uang atau piutang
dan penjualannya saja.
Dengan begitu, persediaan pada akhir periode akuntansi dilakukan dengan cara
menginventarisasir atau menghitung persediaan secara pisik. Perhitungan
secara pisik (physical inventory) ini dilakukan hanya pada waktu -waktu
tertentu saja. Karenanya, sistem pencatatan ini disebut sebagai sistem
periodic atau periodical system.
Sebuah perusahaan akan dikatakan profesional jika dalam penyusunan laporan keuangan
terdapat informasi yang lengkap dan akurat. Laporan keuangan ini bisa meliputi neraca,
laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan piutang, laporan hutang, perubahan ekuitas, dan
lain-lain. Nah, jika salah satu dari laporan keuangan tersebut tak ada, maka manajerial dalam
Laporan laba rugi, atau dalam bahasa Inggris income statement, adalah salah satu dari tiga
laporan keuangan yang penting setelah laporan arus kas dan neraca. Dalam laporan ini,
seseorang bisa melihat jumlah keuntungan atau kerugian di sebuah perusahaan. Tak hanya itu,
laporan laba rugi juga memberi informasi terkait kinerja perusahaan jika keuntungan
Selain paparan di atas, ada beberapa tujuan penyusunan laporan laba rugi, yakni:
Dalam laporan laba rugi, ada beberapa komponen yang bisa ditemukan, seperti: pendapatan,
keuntungan, beban dan kerugian. Dari sini lah semua tujuan penyusunan laporan laba rugi bisa
terwujud.
pemasok dan menjualnya ke konsumen tanpa mengubah wujud benda. Sebenarnya, laporan
laba rugi pada perusahaan dagang tak jauh berbeda dengan perusahaan lainnya. Yang
membedakan adalah, akun-akun pada masing-masing perusahaan. Pada akun perusahaan
Pembelian: Catatan tentang pembelian barang yang masuk ke perusahaan sebelum dijual.
Penjualan: Catatan tentang segala kegiatan penjualan dagangan kepada perantara maupun
konsumen.
Persediaan: Berisi catatan harga pokok yang dipakai untuk menentukan harga jual.
Retur penjualan: Data penyimpanan dan analisa data mengenai barang yang dijual ke
2. Laba Operasi. Selisih antara penjualan dengan semua biaya beban dan operasi
3. Laba Sebelum Pajak. Jumlah laba sebelum pengeluaran pajak sesuai Standar
Akuntansi Keuangan.
4. Laba Bersih. Kelebihan penjualan bersih terhadap harga pokok dikurangi beban
beban = net income. Kemudian, ada dua format laporan laba rugi, yakni:
1. Single step: seluruh pendapatan dan keuntungan serta unsur operasi diletakkan di awal
Perusahaan ABCD
Januari 2018
Revenues:
2. Multiple step: transaksi operasi dan non-operasi dipisahkan kemudian membandingkan biaya
Perusahaan ABCD
Sales Revenues:
+ Purchases xxx
+ Freight-In xxx
Selling Expense:
Freight-Out xxx
Administrative Expense:
Other
Net income