Latsar Materi Spss
Latsar Materi Spss
DISUSUN OLEH :
NAUFAL NAFISA, A.Md.Ftr
NOMOR PRESENSI : 25/LATSAR/II/I/2019
i
Scanned by CamScanner
Daftar Isi
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT atas segala rahm at dan hidayh-Nya sehingg paa
kesemptan ini kita selalu dalam lindungannya, diberi keehatan, sehingga Rancangan Aktualisasi
ini dapat terselesaikan dengan baik. Tidak lupa pula penulis juga mengucapan banyak terima kasih
kepada pihak-pihak yang terlibat ecara langsung maupun tidak langsung yang telah meluangkan
waktu dan pikirannya dalam penyusunan Rancangan Aktualisasi ini. Dimana mereka telah
memberikan dampak baik serta pengarah yang besar terhadap kelancaran penyusunan Rancangan
Aktualisasi ini sehingga sesuai dengan yang diharapkan, yaitu kepada :
1. Ibu Mulia kurniawati S. Farm., M.H.Kes, selaku mentor penulis yang selalu memberikan
masukan, arahan, inspirasi, dan dukungan dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini.
2. Bapak Thantowi Jauhari, S.AP., MPA, selaku coach penulisdalam penyusunan rancangan
aktualisasi ini.
3. Bapak Wiryawan Sudianto, M.Si, selaku penguji
4. Keluarga, teman dan oorang tua yang tidak pernah kenal lelah dalam mendoakan dan
memberikan dukungan serta selalu menjadi motivasi penulis selama proses penyusunan.
5. Rekan–rekan latsar golongan II angkatan pertama hususnya, serta rekan-rekan kerja
Rumah Sakit Khusus Paru Respira yang selalu membantu, memberi semangat, serta saran-
saran yang berharga bagi penulis.
6. Bapak-bapak dan ibu-ibu widyaiswara dalam memberikan materidan pengalaman-
pengalamannya yang m emotivasi serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu
per satu
Semoga rancangan aktualisasi ini dapat dijadikan salah satu pedoman untk melaksanakan tugas
dan fungsi kami sehari-hari sebagai pegawai negeri sipil yang mengutamakan Bekerja adalah
ibadah, Kebersamaan, Kejujuran, Keterbukaan, Profesionalisme, Disiplin dan juga dapat
menerapkan dengan baik-baik nilai-nilai dasar ASN yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika
Public, Komitmen Mutu, Dan Anti Korupsi (ANEKA) serta agar bermanfaat bagi semua unsur
yang terlibat.
Namun manusia yang tidak sempurna, pastilah terdapat beberapa kekhilafan dan kekurangan
dalam penyusunan rancangan ini, penulis berharap mendapat masukan yang bersifat membangun
dari para pembaca
Yogyakarta,
Penyusun
Naufal Nafisa
iii
4
RANCANGAN AKTUALISASI NLAI-NILAI DASAR PROFESI PEGAWAI NEGERI
SIPIL SEBAGAI FISIOTERAPIS TERAMPIL DI RUMAH SAKIT PARU RESPIRA
YOGYAKARTA
v
1
Dalam undang-undang nomer 5 tahun 2014 disebutkan pada pasal 1 ayat 2 ASN atau
aparatur sipil Negara adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja
yang diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan perundang-
undangan. Sedangkan pada pasal 1 ayat 3 yang disebut PNS atau pegawai negeri sipil
adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat seiibagai Pegawai ASN
secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan pemerintahan. Hal yang
sama di linkungan pemerintah daerah daerah istimewa Yogyakarta juga terdapat ASN yang
memiliki tugas dan fungsi yang sama yaitu sebagai pelayan publik, pelaksana kebijakan publik,
dan perekat pemersatu bangsa
Visi
Tugas
Dalam pasal 10 disebutkan fungsi asn adalah sebgai pelaksana kebjakan public,sebgaia
pelayan pub lic, dan sebagai perekat pemersatu bangsa. Termasuk juga sebagai PNS di lingkungan
rumah sakit paru respira, juga memiliki tugas dan fungsi yang sama. Karena rumah sakit paru
2
respira merupakan salah satu lembaga teknis yang ada di dalam lingkungan pemerintah daerah
daerah istimewa Yogyakarta.
Rumah sakit paru respira terletak di Jl. Panembahan Senopati 4. Luas tanah rumah sakit
paru respira 1.924 m2 dan luas bangunan 2.490 m2 dengan bentuk bangunan bertingkat, yg
memiliki 3 lantai. pada awal pembentukannya Rumah Sakit Paru Respira merupakan sebuah
lembaga pemberantasan penyakit paru, kemudian menjadi balai pengobatan penyakit parru,
kemudian pada tahun 2012 dirubah namanya menjadi Rumah Sakit Khusus Paru Respira. Dan
menurut Perdais DIY Nomor 3 Tahun 2015 disebutkan Rumah Sakit Paru Respira sebagai
Lembaga Teknis Daerah.
Rumah Sakit Paru Respira dengan jumlah karyawan 230 berusaha memberikan pelayanan
terbaik dengan mengambil nilai-nilai bekerja adalah ibadah, keberrsamaan, kejujuran, keterbukaan,
profesionalisme serta disiplin.
Fungsi
Di dalam rumah sakit paru respira terdapat berbagai pelayanan yang tersedia, salah satunya
adalah pelayanan fisioterapi. Pelayanan fisioterapi di rumah sakit khusus paru tentunya lebih
mengarah pada kasus kardiopulmonal, tapi tidak men lak jika ada pasien yang tidak termasuk ke
dalam kasus kardiopulmonal. Hanya saja tidak dapat menggunakan jaminan BPJS. Untuk
pelayanan fisioterapi ini sendiri terdapat di lantai 2 rumah sakit paru respira. Dan alat yang tersedia
sudah cukup lengkap, seperti : nebulizer, infrared, MWD. Bahkan terdapat beberapa alat gymnastic
seperti treadmill dan sepeda statis. Setiap harinya terdapat 20 sampai 30 pasien yang masuk di
pelayanan fisioterapi. Serta terdapat 2 ruangan yang menggunakan tirai. Didalamnya masing-
masing berisi 1 bed (tempat tidur). Jadi pelayanan fisioterapi bisa menerima 2 pasien dalam satu
waktu. Akan tetapi ternyata masih muncul beberapa kendala dalam pelayanan seperti : 1) pasien
harus menunggu lama 2) pengoptimalisasian pelayanan menjadi belum maksimal 3) penggunaan
ruang yang belum maksimal.
Melihat beberapa masalah yang muncul seperti di atas. Melalui makalah ini penulis akan
mencari sebuah solusi yang tepat untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Akan tetapi karena
terbatasnya waktu, maka penulis akan menganalisis dari maslah yang paling urgent. Metode yang
akan digunakan menganalisis adalah USG ( urgency seriousness and growth ).
Berikut adalah hasil identifikasi beberapa masalah menggunakan metode USG (urgency
seriousnes and growth) :
Berdasarkan hasil dari metode USG di atas dapat disimpulkan bahwa permasalahan yang paling
urgent adalah tentang, pengoptimalisasian pelayanan pasien belum maksimal. Hal ini disebabkan karena
terbatasnya ruangan. Mungkin memang terdapat 2 ruang terapi yang tersedia akan tetapi ternyata itu
belum memenuhi kebutuhan pasien yang berjumlah 20 sampai 30 pasien perharinya. Jika setiap
pasiennya meiliki waktu terapi sekitar 30 menit untuk mencapai pasien kelima mungkin akan sedikit
lama. Sedangkan banyak pasien yang rata-rata berumur diatas 50 tahun yang kadang akan sulit
memahami aturan alur pelayanan fisioterapi. Akhirnya terkadang kita harus sedikit mempercepat
kegiatan fisioterapi. Hal ini terjadi karena terbatasnya ruangan dan mengakibatkan, beberapa
kinerja seorang fisioterapis harus dipercepat. Agar pasien tidak harus menunggu lama sehingga
kadang harus mengabaikan bebarapa SOP yang berlaku. Tentunya ini akan berpengaruh kepada
mutu pelayanan.
Hal ini jika tidak segera ditangani tentunya akan berkembang dengan keluhan-keluhan
dari pasien. Dan ini akan membuat nama baik ASN menjadi sedikit buruk. Menjadi ASN yang
dikenal dengan pelayanan yang lama. dan ini akan berimbas terhadap instansi tempat ASN
bekerja. Dan dengan penilaian buruk dari pasien tentang pelayanan buruk di rumah sakit paru
respira. Maka rumash sakit bisa kehilangan loyalitas dari pasien. Dan mungkin pasien lebih
memilih ke rumah sakit swasta. Sama saja sperti pemerintah kehilangan kepercayaan
rakyat.tentunya ini bukan hal yang bagus.
Isu tentang ASN baik PNS atau juga PPPK banyak yang intiya semua bekerja untuk
pemerintah. Belakangan lebih banyak isu buruk yang bermunculan tentang ASN. Seperti
pelayanan yang lama, pelayanan yang tidak efektif dan efisien, pelayanan yang tidak maksimal
dan sebagainya. Ini tentunya merusak nama baik para ASN dan juga instansi pemerrintah.
Banyak masyarakat yang lebih memilih pelayanan yang dilakukan oleh pihak swasta.
Seperti halnya kasus di atas. Sebenarnya bukannya ASN tidak bisa melakukan dengan
optimal. Akan tetapi saat melakukan proses pengoptimalan terdapat beberapa kendala yang
menghadang sperti isu-isu diatas. Tentunya hal ini pasti dapat diperbaiki ada dimaksimalkan.
5
Maka dari itu untuk menghilangkan persepsi-persepsi jelek tentang ASN seperti diatas.
Maka isu itu harus segera diselesaikn dan di cari solusinnya. Maka penulis mengambil isu
pengoptimalan pelayanan di rumah sakit paru respira tujuannya adalah agar dapat menghapus
atau menghilangkan penilaian buruk tentang kinerja ASN. Menjadikan ASN yang professional
dan berintegrasi.
4.Penetapan Judul
Kerjasama :
Dibutuhkan kekompakan atau kerjasama yang bagus antar
anggota agar dapat terlaksananya alur yang sduah dibuat.
ETIKA PUBLIK :
Efisiensi :
7
Efektivitas :
Dengan dibuatnya alur pelayanan maka pelayanan dapat
berjalan sesuai alur yang ditetapkan. Dan bisa lebih
mempersingkat karena pasien sudah mengetahui alur
pelayanannya.
KOMITMEN MUTU :
Cermat :
Dalam melakukan kegiatan tersebut, kita harus teliti dan
hati-hati agar tidak tejadi kesalahan.
ANTI KORUPSI :
Kepedulian :
Penataan itu sendiri merupakan suatu bentuk kepedulian
kepada pasien sebagai pelayan public, agar pasien merasa
nyama. Dan juga kepedulian terhadap rekan kerja, Juga
memiliki maksud untuk mempermudah pelayan publik yang
juga sebagai pelaksana kebijakan publik.
8
Kerjasama :
Dibutuhkan kekompakan atau kerjasama yang bagus antar
anggota agar dapat terlaksananya alur yang suah dibuat.
ETIKA PUBLIK :
Efisiensi :
Dengan dibuatnya alur pelayanan maka akan lebih mudah
bagi pasien, dan fisioterapis tidak harus menjelaskan
berulang-ulang.
Efektivitas :
Dengan dibuatnya alur pelayanan maka pelayanan dapat
berjalan sesuai alur yang ditetapkan. Dan bisa lebih
mempersingkat karena pasien sudah mengetahui alur
pelayanannya.
KOMITMEN MUTU :
Cermat :
9
ANTI KORUPSI :
Kepedulian :
Penataan itu sendiri merupakan suatu bentuk kepedulian
kepada pasien sebagai pelayan public, agar pasien merasa
nyama. Dan juga kepedulian terhadap rekan kerja, Juga
memiliki maksud untuk mempermudah pelayan publik yang
juga sebagai pelaksana kebijakan publik.
Kerjasama :
Dibutuhkan kekompakan atau kerjasama yang bagus antar
anggota agar dapat terlaksananya alur yang sduah dibuat.
ETIKA PUBLIK :
Efisiensi :
Dengan dibuatnya alur pelayanan maka akan lebih mudah
bagi pasien, dan fisioterapis tidak harus menjelaskan
berulang-ulang.
Efektivitas :
Dengan dibuatnya alur pelayanan maka pelayanan dapat
berjalan sesuai alur yang ditetapkan. Dan bisa lebih
mempersingkat karena pasien sudah mengetahui alur
pelayanannya.
KOMITMEN MUTU :
Cermat :
Dalam melakukan kegiatan tersebut, kita harus teliti dan
hati-hati agar tidak tejadi kesalahan.
ANTI KORUPSI :
Kepedulian :
Penataan itu sendiri merupakan suatu bentuk kepedulian
kepada pasien sebagai pelayan public, agar pasien merasa
nyama. Dan juga kepedulian terhadap rekan kerja, Juga
memiliki maksud untuk mempermudah pelayan publik yang
juga sebagai pelaksana kebijakan publik.
konsistensi :
pengecekkan alat harusnya dilakukan setiap minggunya, dan
harus konsisten pengecekkannya pada setiap alat. Tidak
terputus ataupun ada yang terlewati alatnya.
NASIONALISME :
Transparan :
Saat terjadi keselahan saat pengecekkan harusnya di
bicarakn kepada selruhanggota, kesalahannya dimna dan
apa penyebabnya. Agar tidak terjadi salah paham, dan saling
menuduh satu sama lain.
Kerjasama :
Dalam pengecekkan alat dilakukan secara bersama itu
menandakan bahwa semua memiliki satu tujuan yang sama.
12
ETIKA PUBLIK :
Efisiensi :
Dalam pengecekkan ssebelum layanan mungkin tidak
memiliki waktu banyak. Namun harus dipergunakan sebaik
mungkin.
Efektivitas :
Walaupun dengan wakt yang terbata, tidak kemudian
melakukannya asal selesai. Tapi pengecekkan harus sesuai
dengan SOP ( standar operational procedur )
KOMITMEN MUTU :
Amanah :
Pengecekkan alat itu dalah amanah bagi kita, maka harus
dikerjakan dengan baik yaitu dengan teliti dan penuh
tanggung jawab sebagai yang bertugas mengecek alat.
Cermat :
Cermat atau teliti dalam pengecekkan alat mengurangi
resiko terjadinya kecelakaan saat bekerja.
ANTI KORUPSI :
Kepedulian :
Mengecek alat adalah suatu kepedulian kita terhadap pasien,
agar pasien dapat merasa aman dan nyaman.
Tanggng jawab :
13
Berani :
Saat terjadi kesalahan saat mengecek alat itu kita harus
berani mengungkapkan, apapun resiko yang mungkin kita
dapatkan, walaupun itu uga bukan kesalahan kita.
Kerjasama :
Memperrsiapkan tempat juga perlu kerjasama dari anggota
lain. Missal saat kita menjaga kebersihan tempat tapi rekan
kerja kita tidak ikut menjaga maka usaha kita akan sia-sia.
ETIKA PUBLIK :
Efisiensi :
Dengan dilakukannya persiapan tempat maka dapat
menghemat waktu, misal ada kekurangan bahan seperti tisu
contohnya, karena adanya pengecekkan dan periapan kita
sudah ada rencana antisipasinya dan menghemat waktu dari
kemungkinan konflik yang terjadi.
14
Efektivitas :
Dengan dapat menghemat waktu an tenaga maka pelayanan
dapat mencapai pengoptimalan. Dan dapat mengurangi
kemungkinan komplain pasien.
KOMITMEN MUTU :
Kedisiplinan :
Mepersiapkan tempat termasuk dalam bentuk disiplin
terhadap mutu pelayanan kita. Dengan mempersiapkan alat
mengurangi terjadinya kekurangan alat saat dilakukan
kegiatan pelayanan fisioterapi.
ANTI KORUPSI :
Kepedulian :
Mempersiapkan tempat dan alat adalah bentu keperdulian
terhadap pasien.
Tanggung jawab :
Dan kegiatan persiapan alat dan tempat tersebut juga bentuk
tanggung jawab fisioterapi terhadap pasien.
NASIONALISME :
Professional :
15
ETIKA PUBLIK :
Transparansi :
Dengan adanya kotak kepuasan maka akan terlihat jelas
bagaimana kinerja pelayanan fisioterapi ASN
KOMITMEN MUTU :
Bertutur kata sopan dan ramah :
Penulisannya pada kotak harus sopan dan ramah. Dan juga
meneggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Agar
konsumen atau pasien mau mempergunakannya.
ANTI KORUPSI :
Berani :
Dengan adanya kotak kepastian diharapkan pasien memiliki
keberanian untuk mengungkapkan pendapatnya.
PELAYANAN PUBLIK :
Tentu saja dengan melakukan kegiatan fisioterapi
merupakan salah satu contoh pelayanan ASN sbagai
pelayan publik kepada masyarakat luas.
a. Melakukan Bukti : foto kegiatan AKUNTABILITAS :
pemeriksaan Output : Terlaksanaya 3 tanggung jawab :
fisioterapi pada kegiatan pelayanan pemeriksaan fisioterapi sesuai dengan SOP merupakan
kondisi khusus paru fisioterapi sesuai dengan tanggung jawab yang harus dilakukan fisioterapis untuk
ringan SOP. mempertegas diagnosa fisioterapi nantinya.
kejelasan :
pemeriksaan fisioterapi tersebut sebagai salah satu cara
untuk mengetahui tentang kejelasan tentang kasus yang
fisioterapis tanngani. Agar mennghindari terjadinya asal
pasang alat.
NASIONALISME :
Professional :
Pemerriksaan adalah bentuk profesionalitas kita sebagai
seorang ASN fisioterapi yang bertanggung jawab.
Transparan :
Setiap pemeriksaan yang dilakukan atau yang diterapkan
kepada pasien harus dijelaskan maksudnya agar ada
18
ETIKA PUBLIK :
Transparansi :
Setiap tindakan pemeriksaan harus dijelaskan kepada
pasien maksud dan tujuannya, tentunya agarpasien dapat
bekerja sama. Dan meudahkan fisioterai ASN dalam
melakukan pelayanan.
KOMITMEN MUTU :
Melayani dengan sikap hormat :
Dalam melakukan kegiatan pemeriksaan tentunya kadang
kita melakukan kegiatan yang mungkin bisa menyinggung
perasaan pasien, maka kita harus dengan sopan
mengatakan sperti apa tindakannya.
ANTI KORUPSI :
Disiplin :
19
Tanggung jawab :
Dengan melakukan pemeriksaan sesuai dengan SOP yang
berlaku merupakan tanggung jawab fisioterapi ASN.
NASIONALISME :
Professional :
Diagnose harus sesuai dengan kewenangan kita sebagai
fisioterapi ASN. Tidak melwati batas kode etik profesinya.
Kejujuran :
Jujur dalam mengatakan hasil walaupun itu merupakan
suatu kabar yang buruk.
ETIKA PUBLIK :
Transparansi :
dibutuhkan eterbukaan ahsil diagnose kepada pasien.
Karena pasien berhak tau atas penyakit yang dia keluhkan.
Akuntabel :
20
KOMITMEN MUTU :
Cermat :
Cemat dan teliti saat mendiagnosa adalah hal wajib yang
harus dipentigkan. Karena kalo kita tidak teliti maka
kemungkinan akan terjadi kesalahan.
ANTI KORUPSI :
Kejujuran :
Kejujuran untuk mengatakn diagnosa yang sebenarnyaa
tanpa melebih-lebihkan ataupun menguranginya.
Tanggung jawab :
Memilih alat bantuterapi yang tepat dan juga manual terapi
yang akan diberikan merupakan tanggung jawab sebagai
fisioterapi asn.
NASIONALISME :
Professional :
21
Transparan :
Terkait pemilihan alat bantuterapi pasien harus diberitahu
tentang penggunaan, fungsi dan efeeang akan dirasakan.
ETIKA PUBLIK :
Efisiensi :
Memilih alat bantu yang tepat dan penggunaanya dapat
memberi perubahan yang cepat terhadap kondisi pasien.
Efektivitas :
Dengan memilih alat bantu dan manual terai yang tept
makan akan menghemat lebih banyak energi dibandingkan
dengan penggunaan alat yang sembarang.
KOMITMEN MUTU :
Cermat :
Cemat dan teliti saat memilih penggunaan alat terapi.
adalah hal wajib yang harus dipentigkan. Karena kalo kita
tidak teliti maka kemungkinan akan terjadi kesalahan.
ANTI KORUPSI :
Adil :
Adil disini bukan berarti pemebrian modalitas (alat) itu
harus persis sama akan tetapi setiap pemberian modalitas
harus disesuaikan dengan kebutuhan pasien tersebut.
d. Melakukan kegiatan Bukti : foto kegiatan AKUNTABILITAS :
fisioterapi pada Output : Terlaksanaya 3 tanggung jawab :
kondisi khusus paru kegiatan pelayanan Fisioterapi ASN bertanggung jawab atas kegiatan yang
ringan fisioterapi sesuai dengan akan dilakukan pasien karena disitu fisioterapi AN yang
SOP. memberikan instruksi kepada pasien.
22
Kepercayaan :
Saat diberikan kepercayaan oleh pasien maka kita harus
menjadi seseorang
Konsistensi :
Intensitas kegiatan fisioterapi harusnya sama setiap
harinya, dan pas sesuai kebutuhan pasien.
NASIONALISME :
Professional :
Bekerja sesuai dengan standar operasinal yang berlaku.
Integritas :
Saat pasien mempercayakan kesehatannya kepada kta.
Maka kita harus dengansebaik mungkin memberikan
pelayanan.
Tidak diskriminatif :
Melakukan kegiatan fsisioterapi kitatidak boleh
membedakan antara laki-lakiataupun perempuan, tua
ataupun muda. Semua pasien yang dating ke pelayanan
fisioterapis adalah tanggung jawab dari fisioterapi ASN
ETIKA PUBLIK :
Demokrasi :
Demokrasi disini misal kita juga harus mendengar
keinginan pasien. Misal saat pasien mengalami keluhan
lain saat dilakukan terapi maka kita harus segera
memeriksanya dan memberikan tindakan. Jangan merasa
sebagai fisioterapi ASN yang memiliki pebdapat paling
benar.
KOMITMEN MUTU :
Melayani dengan sikap hormat :
23
ANTI KORUPSI :
Kepedulian :
Dengan melakukan kegiatan terebut dengan penuh
tanggung jawab, merupakan cerminan dari tanggung jawab
kita sebagai seorang fisioterapi ASN.
Tanggung jawab :
Seorang fisioterapi ASN harus bertanggung jawab terhadap
kegiatan yang dilakukan pasien atas instruksi fisioterapi
ASN.
Konsistensi :
Pengawasan pasien juga merupakan cara untuk menjaga
konsistensi kita terhadap kepedulian pada pasien.
NASIONALISME :
Professional :
Professional dan tanggung jawab kita terhadap pasien yang
kita terapi. Untuk mengurangi kesalahan saat kegiatan.
ETIKA PUBLIK :
24
Akuntabel :
Adalah bentuk kehati-hatian kita terhadap tugas yang
sudah kita lakukan.
KOMITMEN MUTU :
Cermat :
Hati-hati dalam bekerja maka dari itu harus dilakukan
pengawasan fisioterapi ASN pada pasien yang diterapinya.
ANTI KORUPSI :
Mandiri :
Pengawasan pasien biasanya dapat dilakukan mandiri
sebagai bentuk tanggung jawab kita terhadap pasien.
Kerja keras :
Dengan kerja keras maka kita dapat melihat hasil yang
maksimal.
Meningkatkan Kualitas Hidup, Kehidupan Dan Penghidupan Masyarakat Yang Berkeadilan Dan Berkeadaban
Peningktan kesehatan itu sangatlah berhubungan dengan kualias hidup seseorang. Saat seseorang sehat maka dia akan hidup
dengan lebih optimis.
WHOLE OF GOVERNMENT :
Saling mengevaluasi antar rekan kerja bisa menjadi salah
satu kegiatan untuk mempersatukan penndapat atau
persepsi yang berbeda-beda.
a. Melakukan Bukti : foto kegiatan, foto AKUNTABILITAS :
pemeriksaan ulang scan buku catatan evaluasi Keseimbangan :
pada pasien fisioterapi Output : Ada hasil evaluasi Untuk melihat keseimbangan antara kinerja dan hasil yang
dari 3 kegiatan pelayanan didapatkan dari kegiatan sebelumnya.
fisioterapi yang terperinci.
Kejelasan :
Kejelasan atau penegasan terhadapp efek kegiatan yang
dilakuan sebelumnya.
Konsistensi :
Untuk mengetahui konsistensi kinerja kita sebegi seorang
fisioterapi ASN.
NASIONALISME :
Persatuan :
Di kegiatan ni diperluka kesatuan hati antara pasien dan
fisioterapi ASN.
Kerjasama :
Dan juga kerjasama antar anggota
agar terlaksananya kegiatan tersebut.
27
ETIKA PUBLIK :
Transparansi :
Kita harus memberikan penjelasan kepada pasien atas
tindakan yang kita lakukan.
Demokrasi :
Dan mendengarkan pendapat pasien saat pasien merasa
masih ada yang kurang.
KOMITMEN MUTU :
Melayani dengan sikap hormat :
Melakukan kegiatan kita harus dilaksanakan dengan sikap
hormat, jangan arogan didepan pasien.
ANTI KORUPSI :
Disiplin :
Disiplin dengan melakukan kegiatan tersebut secara
konsisten. Serta penuh tanggung jawab.
b. Perhitungan hasil Bukti : foto kegiatan, buku AKUNTABILITAS :
pemeriksaan catatan evaluasi. kejelasan :
Output : ada hasil penilaian penghitungan hasil harus dengan logika nyata, tidak hanya
dari pemeriksaan 3 kegiatan sekedar di kira-kira.
peelayanan fisioterapi
Konsistensi :
Konsisten dalam melakukan kegiatan tersebut. Tidak
berubah-ubah.
28
NASIONALISME :
Transparan :
Pasien berhak tahu atas hasil perubahan setelah kegiatan
fisioterrapi yang mereka lakukan.
ETIKA PUBLIK :
Akuntabel :
Hasilnya harus bisa dipertanggung jawabkan maka dari itu
harus ada teori yng mendasari penghitungan hasil
pemeriksaan tersebut.
KOMITMEN MUTU :
Kejujuran :
Jujur dalam melakukan perhitungan tidak ada yang
dikurangi atau ditambahi, walaupun hasilnya tidak terrlalu
bagus.
Amanah :
Menyampaikan apa adaya keada pasien, tidak berbohong
dengan mengatakn hal yang baik-baik saja contohnya.
ANTI KORUPSI :
Berani :
Berani dalam mengungkapkan baik buruknya hasil
pemeriksaan.
29
NASIONALISME :
Kejujuran :
Diperlukan kejujuran seorang fisioterapi ASN dalam
menulis kesimpulan hasil terapi.
ETIKA PUBLIK :
Akuntabel :
Kesimpulan yang di ambil haruslah sesuai dengan hasil
yang ada.
KOMITMEN MUTU :
Cermat :
Teliti saat menarik kesimpulan, jangan ada yang terlewat.
Karena informasi sedikit yang tidak disampaikan juga bisa
membawa pada masalah.
ANTI KORUPSI :
Sederhana :
Walaupun begitu harus tetap sederhana tidak merasa
sombong kemudian menjadi yang serba tahu. Kita harus
tetap rendah hati
NASIONALISME :
Kejujuran :
Jujur dalam menulis hasil yang di dapat , tidak menambah
atau menguranginya.
ETIKA PUBLIK :
Demokrasi :
Menghargai setiap pendapat karena itu merupakan hak dari
pasien.
KOMITMEN MUTU :
Kejujuran
Jujur saat menuliskan hasil pendapat.
Cermat
Teliti saat menghitunghasil dari evaluasi kegiatan.
Kreatif dan inovatif
32
ANTI KORUPSI :
Kejujuran ;
Jujur dengan hasil yang ada.
Kepedulian :
Perduli terhadap setiap pendapat asien tentang baik-
buruknya kinerja kita.
Konsistensi :
Konsisten terhadap hasil yang didapat dan apa yang kita
tulis dalam laporan tersebut.
NASIONALISME :
Tidak diskriminatif :
Tidak diskrimatif dalam info yang ada. Baik buruknya
suatu keadaan yang terjadi harus dilaporkan. Tidak hanya
informasi yang bagus saja.
Kerjasama :
Perlu pengawasan juga dari rekan kerja agar dapat
menghasilkan laporan yang baik.
ETIKA PUBLIK :
Transparansi :
33
KOMITMEN MUTU :
Kreatif dan inovatif
Setelah ada hasil yang didapat dari laporan misal ternyata
ada muncul masalah kita bisa mencari kegiatan solusi yang
inovatif untuk menangani masalah tersebut.
ANTI KORUPSI :
Kejujuran :
Jujur drngan segala hasil yang di dapat dari kegiatan.
Kepedulian :
Perduli pada kemungkinan dari masalah yang mungkin
terjadi setelah adanya hasil laporan tersebeut.
Berani :
Berani mengungkapkan apa yang buruk ataupun yang
baik.
Adil :
Adil dan bijaksana dalam mengambil segala solusi dari
segala kemungkinan masalah yang mungkin terjadi.
KONSTRIBUSI TERHADAP VISI DAN MISI ORGANISASI
VISI
“Menyongsong Abad Samudera Hindia untuk Kemuliaan Martabat Manusia Jogja”
Perlunya laporran adalah sebagai upaya untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang menghambat kegiatan perbaikan.
MISI
Meningkatkan Kualitas Hidup, Kehidupan Dan Penghidupan Masyarakat Yang Berkeadilan Dan Berkeadaban.
Dan laporan tersebut dapat dijadikan tolak ukur untuk langkah solusi selanjutnya yang lebih inovatif, efisien dan efektif.
Bekerja adalah ibadah : dalam melakukan kegiatan kita harus di dasari sebagai ibadah. Sebagai acuan agar kita dapat
bersikap jujur dan tanggung jawab dalam melakukan kegiatan dan juga disertai keikhlasan saat bekerja.
Kejujuran : laporan yang kita tulis di dalam laporan tersebutharus sesuai dengan kondisi yang ada.
Keterbukaan : missal terjadi kendala harus terbuka dengan anggota lainnya. Karena di rumah sakit khusus paru
merupakan kerja tim. Maka harus saling terbuka, agar masalah apapun bisa di tanggung bersama.
Profesionalisme : bekerja dengan penuh tanggung jawab, dan juga disiplin pada ketetapan SOP yang sudah ada.
MINGGU
NO KEGIATAN
1 2 3 4 5 6
PERENCANAAN SEBELUM
MELAKUKAN KEGIATAN
1. FISIOTERAPI
MELAKUKAN KEGIATAN
2. FISIOTERAPI PADA KONDISI
KHUSUS PARU RINGAN
MELAKUKAN EVALUASI
3. KEGIATAN FISIOTERAPI
MENYUSUN LAPORAN
4. KEGIATAN FISIOTERAPI.
KETERANGAN :
KEGIATAN 1
KEGIATAN 2
KEGIATAN 3
KEGIATAN 4
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner