Anda di halaman 1dari 14

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

1.1 Konsep Medis


A. Definisi
Tumor mamae adalah adalah karsinoma yang berasal dari parenkim,
stroma, areola dan papilla mamma. (Lab. UPF Bedah RSDS, 2010). Tumor
mammae adalah pertumbuhan sel – sel yang abnormal yang menggangu
pertumbuhan jaringan tubuh terutama pada sel epitel di mammae
(Sylvia,1995). Tumor mammae adalah adanya ketidakseimbangan yang dapat
terjadi pada suatu sel / jaringan di dalam mammae dimana ia tumbuh secara
liar dan tidak bias dikontol (Dr.Iskandar,2007). Macam – macam tumor
payudara :
1. Tumor jinak
Hanya tumbuh membesar , tidak terlalu berbahaya dan tidak menyebar
keluar jaringan
2. Tumor ganas
Kanker adalah sel yang telah kehilangn kendali danb mekanisme
normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak wajar , kerap kali
menyebar jauh ke sel jaringan lain serta merusak
Komplikasi yang mungkin terjadi adalah metastase keotak, hati,
kelenjar adrenal, paru, tulang, dan ovarium (Dr.Iskandar Junaidi,2007).

B. Etiologi
Menurut Dr.Iskandar (2007) Sampai saat ini, penyebab pasti
tumor payudara belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor resiko
yang telah teridentifikasi, yaitu :
1. Jenis kelamin
Wanita lebih beresiko menderita tumor payudara dibandingkan
dengan pria.Prevalensi tumor payudara pada pria hanya 1% dari seluruh
tumor payudara.
2. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor
payudara beresiko tiga kali lebih besar untuk menderita tumor payudara.
3. Faktor genetik
Mutasi gen BRCA1pada kromosom 17 dan BRCA2 pada kromosom 13
dapat meningkatkan resiko tumor payudara sampai 85%. Selain itu,
gen p53, BARD1, BRCA3, dan noey2 juga diduga meningkatkan
resiko terjadinya kanker payudara.
4. Faktor usia
Resiko tumor payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia.
5. Faktor hormonal
Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika
tidak diselingi oleh perubahan hormon akibat kehamilan, dapat
meningkatkan resiko terjadinya tumor payudara.
6. Usia saat kehamilan pertama
Hamil pertama pada usia 30 tahun beresiko dua kali lipat
dibandingkan dengan hamil pada usia kurang dari 20 tahun.
7. Terpapar radiasi
8. Intake alkohol
9. Pemakaian kontrasepsi oral
Pemakaian kontrasepsi oral dapat meningkatkan resiko tumor
payudara. Penggunaan pada usia kurang dari 20 tahun beresiko lebih
tinggi dibandingkan dengan penggunaan pada usia lebih tua.
C. Manifestasi Klinis
Keluhan penderita kanker payudara (Lab. UPF Bedah RSDS, 2010):
1. Mungkin tidak adat
2. umor mammae umumnyatidak nyeri
3. ulkus/perdarahan dari ulkus
4. erosi putting susu
5. perdarahan.
6. keluar cairan dari putting susu
7. nyeri pada payudara
8. kelainan bentuk payudara
9. keluhan karena metastase
D. Patofisiologi
Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit tapi banyak, tergantung
pada jaringan payudara yang terkena, ketergantungan estrogennya, dan usia
permulaannya. Penyakit payudara ganas sebelum menopause berbeda dari
penyakit payudara ganas sesudah masa menopause (postmenopause). Respon
dan prognosis penanganannya berbeda dengan berbagai penyakit berbahaya
lainnya. Beberapa tumor yang dikenal sebagai “estrogen dependent”
mengandung reseptor yang mengikat estradiol, suatu tipe ekstrogen, dan
pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak manual pada
jarngan payudara normal atau dalam jaringan dengan dysplasia.
Kehadiran tumor “Estrogen Receptor Assay (ERA)” pada jaringan
lebih tinggi dari kanker-kanker payudara hormone dependent. Kanker-kanker
ini memberikan respon terhadap hormone treatment (endocrine chemotherapy,
oophorectomy, atau adrenalectomy). (Smeltzer, dkk, 2002).
E. Penatalaksanaan
1. Pembedahan
a. Mastektomi parsial (eksisi tumor lokal dan penyinaran). Mulai dari
lumpektomi sampai pengangkatan segmental (pengangkatan
jaringan yang luas dengan kulit yang terkena).
b. Mastektomi total dengan diseksi aksial rendah seluruh payudara,
semua kelenjar limfe dilateral otocpectoralis minor.
c. Mastektomi radikal yang dimodifikasi. Seluruh payudara, semua
atau sebagian besar jaringan aksial
d. Mastektomi radikal yang diperluas
Sama seperti mastektomi radikal ditambah dengan kelenjar limfe
mamaria interna.
2. Non pembedahan
a. Penyinaran
Pada payudara dan kelenjar limfe regional yang tidak dapat
direseksi pada kanker lanjut pada metastase tulang, metastase
kelenjar limfe aksila.
b. Kemoterapi
Adjuvan sistematik setelah mastektomi; paliatif pada penyakit
yang lanjut.
c. Terapi hormon dan endokrin
Kanker yang telah menyebar, memakai estrogen, androgen,
antiestrogen, coferektomi adrenalektomi hipofisektomi. (Smeltzer,
dkk, 2002)
F. Pemeriksaan Diagnostik
1. Ultrasonografi
Dapat membedakan antara masa padat dan kista pada jaringan payudra
keras
2. Mammografi
Memperlihatkan struktur internal payudara,dapat mendeteksi tumor yang
terjadi pada tahap awal
3. Scan CT dan MRI
Teknik scan yang dapat mendeteksi penyakit payudara ( Doenges, 2000)
1.2 Konsep Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
1. Identitas klien, meliputi : nama, umur/tanggal lahir, jenis kelamin, status
bangsa, tanggal masuk RS, nomor rekam medis, diagnosa medis dan
alamat. Disamping itu perlu juga dicantumkan identitas Penanggung
jawab yang meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan,
pekerjaan, hubungandengan keluarga dan alamat
2. Riwayat Kesehatan sekarang
Pada Hemorhagic disease of the newborn (HDN) biasanya akan
ditemukan adanya penurunan tingkat kesadaran dan kemungkinan sampai
terjadi koma sehingga klien tidak dapat dilakukan pengkajian tentang
keluhan utamanya, dikembangkan pula dengan menggunakan konsep
PQRST mulai dari adanya keluhan sampai datang ke rumah sakit untuk
meminta pertolongan. PQRST Meliputi P : Paliatif artinya apa yang
memperberat keluhan yang dialami klien, Q : Qualitas artinya bagaimana
keluhan tersebut dirasakan oleh klien, R : Region artinya di manakah
gangguan tersebut dirasakan, apakah gangguan tersebut
menjalar/menyebar ke area lain, apa yang telah dilakukan untuk
mengurangi atau menghilangkan keluhan tersebut, S : Skala artinya
seberapa berat keluhan tersebut dirasakan, bagaimanakeluhan tersebut
mempengaruhi kemampuan fungsi dirinya.T : Time artinya berapa lama
keluhan tersebut dirasakan, apakah ada perbedaan intensitas keluhan
misal: menghebat pada saat malam hari.
3. Riwayat kesehatan lalu meliputi
Apakah pasien pernah masuk kerumah sakit untuk kontrol atau dirawat
inap karena suatu penyakit yang sama seperti sekarang maupun penyakit
lainnya.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Riwayat yang pernah atau masih dialami anggota keluarga, penyakit
menular, penyakit keturunan, apakah di antara anggota keluarga adayang
menderita penyakit yang dapat diturunkan atau ditularkan, jika ada buat
genogram.
5. Pola persepsi dan Manajemen Kesehatan
Biasanya klien /keluarga akan mengalami kecemasan karena kondisi
penyakit/tidak, proses hospitalisasi, memikirkan biaya perawatan dan cara
keluarga mengatasi masalah.
6. Pola nutrisi metabolik
Nafsu makan/tidak, adakah penambahan berat badan/tidak, adakah rasa
mual, muntah, frekuensi bising usus, adakah asites/tidak, keadaan mulut
bersih / tidak, ada lesi / tidak, frekuensi buang air besar, keadaan perut
kembung /cekung /datar, adanyeri tekan pada perut /tidak, warna kulit
perut ada kelainan / tidak,berat badan, tinggi badan, lingkar kepala,
lingkar dada, lingkar lengan atas, lingkar perut.
7. Pola eliminasi
frekuensi BAK, adakah sumbatan atau tidak, kondisi alatgenetalia ada
kelainan/tidak, pola urinaria normal/tidak, disuria,retensi urine, warna
urine, bau urine, adanyahematuri/anuria/oliguria, adanya edema pada
muka/pada tungkaibawah, warna urine gelap seperti air teh/air cucian
daging.
8. Pola aktivitas dan latihan
Pola aktivitas sehari – hariperlu dikaji kebiasaan klien sehari-hari
sebelum sakit dan dengan keadaansekarang pada waktu sakit, meliputi:
a. Pola nutrisi, kebiasaan makna sehari-hari, jam makan, frekuensi
makan, porsimakan, jenis makanan yang disukai/tidak, obat/diet
tambahan yang diberikan,alergi terhadap makanan, masalah yang
berhubungan dengan nutrisi.Makanan/cairan: cara pemberian
makan/minum, jenisminuman/makanan, frekuensi, kehilangan cairan
yang berlebihan: vomitus,suction lambung dan drainage berlebihan,
asupan makanan/minuman, infus.
b. Pola eliminasi, kebiasaan buang air besar (BAB), buang air kecil
(BAK), ngompol,frekuensi BAK/BAB, warna, bau, masalah yang
berhubungan denganbak/BAB, keluhan dan kesulitan.
c. Istirahat tidur, kualitas, kuantitas dan kebiasaan sebelum tidur,
kebiasaan tidur sehari-hari, jam tidur siang, tidur malam, lama tidur,
sering bangun/tidak, masalahyang berhubungan dengan tidur, hal yang
membantu tidur.
d. Personal hygiene, kebiasaan mandi, mandi sendiri/dimandikan,
kebiasaan cuci rambut,gosok gigi, ganti pakaian dan gunting kuku
e. Pola aktivitas, aktivitas gerak dengan bantuan/tidak, bermain: mainan
kesukaan,tempat bermain, teman bermain, apakah anak lebih sering
bermainsendiri/bersama.
f. Pola tidur dan istirahat kualitas, kuantitas dan kebiasaan sebelum tidur,
kebiasaan tidur sehari-hari, jam tidur siang, tidur malam, lama tidur,
sering bangun /tidak, masalah yang berhubungan dengan tidur, hal
yang membantu tidur.
9. Kognitif persepsi
Sistem persarafan : kesadaran klien, penurunan kesadaran sampai
koma/tidak,sakit kepala berat/tidak, adanya kejang-kejang, tanda
peningkatan tekanan intrakranial, adakah perubahan minat, efek, status
mental baik/tidak, tremor, paralise, gangguan bicara/tidak, nilai
GCS,penglihatan klien, keadaan mata bersih/tidak, pendengaran
baik/tidak, perabaan baik/tidak, apakah klien dapat membedakan rasa
manis, asam dan pahitPersepsi dan konsep diri
10. Peran hubungan : hubungan sosial klien dengan anggota keluarga dan
klien dengan lingkungan dimana klien tinggal
11. Seksualitas
12. Koping toleransi
13. Nilai kepercayaan : kepercayaan yang dianut klien atau keluarga, nilai
dan budaya, pandanganklien atau keluarga terhadap penyakitnya,
keyakinan dan harapan.
B. Pemeriksaan Fisik
1. Sistem pernapasan. Irama pernapasan reguler/irreguler, frekuensi
napas, adakah suara napas tambahan, adakah penggunaan otot
tambahan, gerak dan bentuk dada simetris/tidak, bunyi napas, keadaan
hidung bersih/tidak, ada sputum atau tidak, keadaan kulit dada ada
kelainan atau tidak, kesulitan bernapas, refraksi otot-otot pernapasan.
2. Sistem kardiovaskular : frekuensi nadi, tekanan darah sesuai dengan
usianya, apakahada edema atau tidak, adakah palpitasi atau tidak,
konjungtivapucat/tidak, adakah takikardi, peningkatan vena jugularis.
3. Pemeriksaan payudara dan aksil. Warna sekitar payudara, adanya
kelainan bentuk payudara, ada lesi pada payudara, ada benjolan pada
aksila, ada teraba benjolan pada payudara dan aksila, dan apa ada nyeri
tekan.
4. Sistem integument
a. kulit : adakah edema atau tidak, adakah perubahan warna
kulit,peningkatan suhu, turgor, tekstur kulit, bersisik/tidak, adakah
luka memar dan lesi pada kulit, adakah kelainan integritas kulit
akibatedema, keadaan kulit kotor/tidak misal karena kelemahan
fisik untuk memenuhi personal hygiene
b. kuku : warna kuku siaanosis atau tidak, lekukan kuku normal atau
tidak, keadaan kuku bersih atau tidak, kuku panjang/pendek
c. rambut : keadaan rambut bersih/tidak, distribusi merata atau tidak,
mudah dicabut/tidak, lebat/jarang, banyak kutu/tidak,
berketombe/tidak, warna rambut hitam
4. Sistem musculoskeletal
a. Ekstremitas atas : bentuk simetris/tidak, jari-jari tangan
lengkap/tidak, pergerakanrom terbatas/tidak, terdapat atropi dan
kaku sendi/tidak, kekuatanotot, pada tangan terpasang infus/tidak.
b. Ekstremitas bawah: bentuk simetris/tidak, jari-jari kaki
lengkap/tidak, pergerakanrom terbatas/tidak, terdapat atropi dan
kaku sendi/tidak, kekuatanotot.
5. Sistem endokrin : adakah pembesaran kelenjar tyroid atau tidak,
pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan tingkat usia, adakah di
antarakeluarga yang menderita penyakit diabetes/tidak, apakah pernah
mengalami penyakit tyroid, keadaan rambut kering/tidak.
C. Diagnosa Keperawatan, NO dan NIC
Berdasarkan patofisiologis yang telah dijelaskan dan data yang ditemukan
saat melakukan pengkajian pada pasien, masalah keperawatan/diagnosa
keperawatan yang dapat muncul pada pasien post-operasi Tumor Mamae
adalah sebagai berikut :
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cidera fisik (post-op Tumor
Mamae)
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri

Diagnosa 1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cidera fisik (post-op Tumor
Mamae)

Nyeri Akut 00132


Definisi :Pengalaman sensori dan emosional tidak menyenangkan yang muncul akibat
kerusakan jaringan aktual atau potensial atau yang digambarkan sebagai kerusakan
(International Association fot the Study of Pain); awitan yang tiba tiba atau lambat dari
intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat di antisipasi atau diprediksi
Batasan karakteristik Faktor yang berhubungan
 Bukti nyeri dengan menggunakan  Agens cedera biologis (mis infeksi,
standar daftar periksa nyeri untuk iskemia, neoplasma)
pasien yang tidak dapat  Agens cedera fisik (mis., abses,
mengungkapkannya (mis, Neonatal amputasi, luka bakar, terpotong,
Infant Pain Scale, Pain Assessment mengangkat berat, prosedur bedah,
Checklist for Senior with Limited trauma, olahraga berlebihan)
Ability to Communicate)  Agen cedera kimia (mis, luka bakar,
 Diaforesis kapsaisin, metilen klorida, agen
 Dilatasi pupil mustard)
 Ekspresi wajah nyeri (mis., mata
kurang bercahaya, tampak kacau,
gerakan mata berpencar atau tetap
pada satu fokus, meringis)
 Fokus menyempit (mis., persepsi
waktu, proses berpikir, interaksi
dengan orang dan lingkungan
 Fokus pada diri sendiri
 Keluhan tentang intensitas
menggunakan standar skala nyeri
(mis., skala Wong-Baker FACES,
skala analog visual skala penilaian
numerik)
 Keluhan tentang karakteristik nyeri
dengan menggunakan standar
instrumen nyeri (mis., McGill Pain
Questionnaire, Brief Pain Inventory)
 Laporan tentang perilaku
nyeri/perubahan aktivitas (mis.,
anggota keluarga, pemberi asuhan)
 Mengekspresikan perilaku (mis,
gelisah, merengek, menangis,
waspada)
 Perilaku distraksi
 Perubahan pada parameter fisiologis
(mis., tekanan darah, frekuensi
jantung, frekuensi pernapasan
saturasi oksigen, dan end- tidal
karbon dioksida (CO2)
 Perubahan posisi untuk menghindari
nyeri
 Perubahan selera makan
 Putus asa
 Sikap melindungi area nyeri
 Sikap tubuh melindungi

NOC

Kontrol Nyeri 1605


Definisi : Tindakan pribadi untuk mengontrol nyeri
160502 Mengenali kapan nyeri terjadi
160501 Menggambarkan faktor penyebab
160510 Menggunakan jurnal harianuntuk memonitor gejala dari waktu ke
waktu
160503 Menggunakan tindakan pencegahan
160504 Menggunakan tindakan pengurangan (nyeri) tanpa analgesik
160505 Menggunakan analgesik yang di rekomendasikan
160513 Melaporkan perubahan perubahan terhadap gejala nyeri terhadap
profesional kesehatan
160507 Melaporkan gejala yang tidak terkontrol pada profesional
160508 kesehatan
160509 Menggunakan sumber daya yang tersedia
160511 Mengenali apa yang terkait dengan gejala nyeri
Melaporkan nyeri yang terkontrol

NIC
Manajemen Nyeri
Definisi : pengurangan ataau reduksi nyeri sampai pada tingkat kenyemanan yang
dapatditerima oleh pasien
Aktivitas-aktivitas  Kurangi atau eliminasi faktor-
 Lakukan pengkajian nyeri faktor yang dapat mencetuskan
komprehensif yang meliputi atau meningkatkan
lokasi , karekteristik,onset/durasi, nyeri(misalnya, ketakutan ,
frekuensi, kualitas, intensitas atau kelelahan,keadaan monoton dan
beratnya nyeri dan faktor pencetus kurang pengetahuan)
 Observasi adanya petunjuk  Pertimbangkan keinginann pasien
nonverbal mengenai ketidak- untuk berpartisipasi, kemampuan
nyamanan terutama pada mereka berpaartisipasi, kecenderungan,
yang tidak bisa berkomunikasi dukungan dari orang terdekat
secara efektif terhadap dan kontraindikasi
 Pastikan perawatan analgesic bagi ketika memilih strategi penurunan
pasien dilakuka dengan nyeri
pemantauan yang ketat  Pilih dan implementasikan
 Gunakan strategi komunikasi tindakan yang beragam
terapeutik untuk mengetahui (misalnya,farmakologi,
pengalaman nyeri dan sampaikan nonfarmakologi, interpersonal)
penerimaan pasien terhadap nyeri untuk memfasilitasi penurunan
 Gali pengetahuan dan nyeri, sesuai dengan kebutuhan
kepercayaan pasien mengenai  Ajarkan prinsip-prinsip
nyeri manajemen nyeri
 Perhatikan pengaruh budaya  Pertmbangkan tipe dan sumber
terhadap respon nyeri nyeri ketika memilih strategi
 Tentukan akibat dari pengalaman penurunn nyeri
nyeri terhadap kualitashidup  Dorong pasien untuk memonitor
pasien (misalnya, tidur, nafsu nyeri dan menangani nyerinya
makan, pengertian, perasaan , dengan tepat
hubungan peforma kerja, dan  Ajarkan penggunaan teknik
tanggung jawab peran) nonfarmakologi (seperti, biofeed
 Gali bersama pasien faktor-faktor back. TENS, hypnosis, relaksasi,
yang dapat menurunkan atau bimbingan antisipasif, terapi
memperberat nyeri music, terapi bermain,, terapi
 Evalasi pengalaman nyeri aktifitas, akupressur, aplikasi
dimasalaluyang meliputi riwayat panas/dingin dan pijatan, sebelum
nyeri kronik individu atau , sesudah dan jika memungkinkan
keluarga atau nyeri yang , ketika melakukan aktifitas yang
menyebabkan menimbulkan nyeri, sebelum
disability/ketidakmampuan/kecac nyeri terjadi atau meningkat dan
atan, dengan tepat bersamaan dengan tindakan
 Evaluasi bersama pasien dan tim penurunan rasa nyeri lainnya)
kesehatan lain mengenai  Gali penggunaan metode
efektivitas tindakan pengontrolan farmakologi yang di pakai pasien
nyer yang pernah di lakukan saat ini untuk menurunkan nyeri
sebelumnya  Ajarkan metodefarmakologi
 Bantu keluarga dalam mencari untuk menurunkan nyeri
dan menyediakan dukungan  Dorong pasien menggunakan
 Gunakan metode penilaian yang obat-oobatan penurun nyeri yang
sesuai dengan tahapan adekuat
perkembangan yang  Kolaborasi dengan pasien, orang
memungkinkan untuk terdekat dan tim kesehatan
meonitoring perubahan nyeri yang lainnya untuk memilih dan
akan dapat membantu mengimplementasikan tindakan
mengidentifikasi faktor pencetus penurunan nyeri nonfarmakologi
actual dan potensial (missal, sesuai kebutuhan
catatan perkembangan dan catatan  Beriakn individu penurun nyeri
harian) yang optimal dengan peresepan
 Tentukan kebutuhan frekuensi analgesic
untuk melakukan pengkajian  Implementasikan penggunaan
ketidaknyamanan pasien dan pasien – -terkontrol analgesic
mengimplementasikan rencana (PCA), jika sesuai
monitor  Gunakan tindakan pengontrol
 Berikan informasi mengenai nyeri nyeri sebelum nyeri bertambah
, seperti penyebab nyeri, berapa berat
lama nyeri akan dirasakan , dan  Berikan obat sebelum melakukan
antisipasi dari ketidak-nyamanan aktivitas untuk meningkatkan
akibat prosedur partisipasi, namun (lakukan)
 Kendalikan faktor lingkungan evaluasi (mengenai) bahaya dari
yang dapat mempengaaruhi sedasi
respon pasien terhadap  Pastikan pemberian analgesic dan
ketidaknyamanan (misalnya, atau strategi nonfarmakologi
suhu, ruangan , pencaahayaan, sebelum dilakukan prosedur yang
suara bising) menimbulkan nyeri
 Informasikan tim kesehatan lain  Periksa tingkat ketidak nyamanan
atau anggota keluarga mengenai bersama pasien , catat perubahan
strategi nonfarmakologi yang pada catatan medis pasien ,
sedang di gunakan untuk informasikan petugas kesehatan
mendorong pendekatan preventif lain yang merawat pasien
terkait dengan manajemen nyeri  Evaluasi keefektifan dan dari
 Gunakan pendekata multi disiplin tindakan pengontol nyeri yang di
untu manajemen nyeri , jika pakai selama pengkajian nyeri
sesuai dilakukan
 Pertimbangkan untuk merujuk  Mulai dan modifikasi tindakan
pasien keluarga dan orang pengontrolan nyeri berdasarkan
terdekat pada kelompok respon pasien
pendukung dan sumber-sumber  Dukung istirahaat atau tidur yang
lainnya sesuai kebutuhan adekuat untuk membantu
 Berikan informasi yang akurat penurunan nyeri
untuk meningkatkan pengetahun  Dorong pasien untuk
dn respon keluarga terhadap mendiskusikan pengalaman
pengalaman nyeri nyerinya sesuai kebutuhan
 Libatkan keluarga dalam  Beri tahu dokter jika tindakan
modalitas penurunan nyeri, jika tidak berhasil dan jika keluhan
memungkinkan pasien saat ini berubah signifikan
 Monitor kepuasan pasien terhadap dari pengalaman nyer sebelum
manajeman nyeri dalam interval nya
yang spesifik

Diagnosa 2 Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan nyeri

Gangguan Rasa Nyaman KODE : 00214

Definisi : merasa kurang nyaman, lega, dan sempurna dalam dimensi fisik,
psikospiritual, lingkungan, budaya, dan/sosial.

Batasan karakteristik: Faktor yang berhubungan:

 Ansietas  Gejala terkait penyakit


 Berkeluh kesah  Kurang kontrol situasi
 Gangguan pola tidur  Kurang pengendalian lingkungan
 Gatal  Kurang privasi
 Gejala distres  Program pengobatan
 Gelisah  Stimuli lingkungan yang
 Iritabilitas mengganggu
 Ketidakmampuan untuk relaks  Sumber daya tidak adekuat (mis.,
 Kurang puas denga keadaan finansial, pengetahuan, dan
 Menangis sosial)

 Merasa dingin
 Merasa kurang senang dengan
situasi
 Merasa hangat
 Merasa lapar
 Merasa tidak nyaman
 Merintih
 Takut

NOC

Status Kenyamanan KODE: 2008

Definisi: keseluruhan rasa nyaman dan keamanan individu secara fisik,


psikospiritual, sosial budaya dan lingkungan.

200801 Kesejahteraan fisik

200802 Kontrol terhadap gejala

200803 Kesejahteraan psikologis

200804 Lingkungan fisik

200805 Suhu ruangan

200806 Dukungan sosial dari keluarga

200807 Dukungan sosial dari teman-teman

200808 Hubungan sosial

200809 Kehidupan spiritual

200810 Perawatan sesuai dengan keyakinan budaya

200811 Perawatan sesuai dengan kebutuhan

200812 Mampu mangkomunikasiakn kebutuhan


NIC

Manajeman Lingkungan: Kenyamanan KODE: 6482

Definisi : manipulasi lingkungan pasien untuk mendapatkan kenyamanan yang


optimal

Aktivitas-aktivitas:  Pertimbangkan sumber


ketidaknyamanan
 Tentukan tujuan pasien dan
 Sesuaikan suhu ruangan yang
keluarga dalam mengelola
paling menyamankan individu
lingkungan dan kenyamanan yang
 Berikan atau singkirkan selimut
optimal
untuk meningkatkan kenyamanan
 Mudahkan transisi pasien dan
terhadap suhu
keluarga denagn adanya sambutan
 Hindari paparan dan aliran udara
hangat di lingkungan yang baru
yang tidak perlu
 Pertimbangan penempatan pasien
 Sesuaikan pencahayaan untuk
di kamar dengan beberapat tempat
memenuhu kebutuhan kegiatan
tidur
individu
 Sediakan kamar terpisah jika
 Fasilitasi tindakan kebersihan
terdapat prevalensi dan kebutuhan
untuk menjaga kenyamanan
pasien untuk mendapatkan
individu
ketenangan dan istirahat
 Posisikan pasien untuk
 Cepat bertindak jika terdapat
memfasilitasi kenyamanan
panggilan bel
individu
 Hindari gangguan yang tidak
 Monitor kulit terutama daerah
perlu dan berikan waktu untuk
tonjolan tubuh terhadap adanya
istirahat
tanda-tanda tekanan atau iritasi
 Ciptakan lingkungan yang aman
 Hindari mengekspos kulit atau
dan mendukung
selaput lendir pada zat iritan
 Sediakan lingkungan yang aman
 Berikan sumber edukasi yang
dan bersih
relefan dan berguna mengenai
 Berikan pilihan sedapat mungkin
manajemen penyakit dan cedera
untuk dapat melakukan kegiatan
pada pasien dan keluarga jika
dan kunjungn sosial
sesuai
DAFTAR PUSTAKA

Doenges M., (2000), Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta

Price, Sylvia Anderson, (1995) Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Prses Penyakit
Edisi 4 buku 2 : Jakarta EGC

Anda mungkin juga menyukai