Apendiks ( imbau cacing ) merupakan perluasan sekum yang rata-rata panjangnya adalah 10 cm. Ujung apendiks dapat terletak di berbagai lokasi, terutama di belakang sekum. Arteri apendisialis mengalirkan darah ke apendiks dan merupakan cabang dari arteri ileokolika ( Gruendemann, 2006). Secara fisiologis apendiks menghasilkan lendir 1-2 ml per hari. Lebih tersebut normalnya dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum. Hambatan aliran lendir di muara apendiks tampaknya berperan pada patogenesis apendisitis. Imunoglobulin sekretoar yang di hasilkan oleh Gut asosiatet lymplpoid tissue (GALT) yang terdapat di sepanjang lasuran cerna termasuk apendiks adalah igA. Imunoglobulin tersebut sangat efektif sebagai pelindung terhadap infeksi namun demikian, pengamatan apendiks tidak mempengaruhi sistem imun tubuh karena jumlah jaringan Linge disini sangat kecil jika dibandingkan dengan jumlahnya di salaurun cerna dan di seluruh tubuh (Katz, 2009). Istilah usus buntu yang dikenal masyarakat awam adalah kurang tepat karena usus yang buntu adalah sekum. Apendiks diperkirakan ikut serta dalam sistem imun sekretorik disaluran pencernaan, namun, pengakatan apendiks tidak menimbulkan defek fungsi sistem imun yang jelas (Sjamsusihidayat, 2005). Peradangan pada apendiks selain mendapat intervensi farmakologik juga memerlukan tindakan bedah segera untuk mencegah komplikasi dan memberikan implikasi pada perawat dalam bentuk keperawatan. Apendisitis adalah kondisi di mana infeksi terjadi di imbau cacing. Dalam kasus ringan dapat sembuh tanpa keperawatan, tetapi banyak kasus memerlukan laparotomi dengan menyingkirkan umabai cacing yang terinfeksi. Bila tidak terawat, angka kematian cukup tinggi, dikarenakan oleh peritonitis (peradangan peritonium, biasanya disebabkan oleh penyebaran infeksi dari organ abdomen berfurasi apendiks atau saluran cerna atau luka tembus abdomen) dan ketika umbai cacing yang terinfeksi hancur. Apedesitis adalah peradangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai cacing ( apendiks). Infeksi ini dapat mengakibatkan pernanahan. Bila infeksi bertambah parah, usus buntu itu bisa pecah. Usus buntu merupakan saluran usus yang ujungnya buntu dan menonjol dari bagian awal usus besar atau sekum (cecum) Usus buntu besarnya sekitar kelingking tangan dan terletak di perut kanan bawah. Strukturnya seperti bagian usus lainnya. Namun , lendirnya banyak mengandung kelenjar yang senantiasa mengeluarkan lendir. Manifestasi Klinis Appendisitis Apendisitis memiliki gejala kombinasi yang khas, yang terdiri dari : a. Mual, muntah dan nyeri yang hebat di perut kanan bagian bawah. b. Nyeri bisa secara mendadak dimulai di perut sebelah atas atau di sekitar pusar, lalu timbul mual dan muntah. c. Setelah beberapa jam, rasa mual hilang dan nyeri perpindahan ke perut kanan bagian bawah. d. Jika dokter menekan daerah ini, penderitaan merasakan nyeri tumpul dan jika penekanan ini dilepaskan, nyeri bisa bertambah tajam. e. Demam bisa mencapai 37,8-38,8’c f. Pada bayi dan anak-anak, nyerinya bersifat menyeluruh, di semua sebagian parut. Pada oarng tua dan wanita hamil, nyerinya tidak terlalu berat dan di daerah ini nyeri tumpulnya tidak terlalu keras. g. Bila usus buntu pecah, nyeri dan demam bisa menjadi berat h. Infeksi yang bertambah buruk bisa menyebabkan syok. i. Gejala lain adalah badan lemah dan kurang nafsu makan, penderita nampak sakit, menghindarkan pergerakan, di perut terasa nyeri (Corwin, 2007)