1 SM PDF
1 SM PDF
2: 63-78
ISSN-p : 1410-590x
ISSN-e : 2614-0063
ABSTRAK
Efek buruk dari sinar matahari dapat dikurangi dengan penggunaan tabir surya.
Optimasi emulgator trietanolamin (TEA) stearat dan setil alkohol pada krim tabir surya
kombinasi oksibenzon dan titanium dioksida diharapkan menghasilkan formula optimum
krim dengan stabilitas fisik yang baik. Tujuan penelitian ini yaitu mengetahui proporsi TEA
stearat dan setil alkohol formula optimum dan nilai SPF krim o/w kombinasi oksibenzon
dan titanium dioksida. Penetapan formula optimum dilakukan pada data uji sifat fisik krim
menggunakan metode Simplex Lattice Design design software Design Expert version 9.0.4.
Uji one sample t-test dilakukan untuk mengetahui perbedaan nilai antara formula optimum
yang dihasilkan software Design Expert version 9.0.4 dengan hasil percobaan. Perbandingan
sifat fisik formula optimum krim o/w kombinasi oksibenzon dan titanium oksida selama
penyimpanan 4 minggu dianalisis menggunakan uji ANOVA. Pengujian nilai SPF secara in
vivo dilakukan pada kelinci betina galur New Zealand White terinduksi senyawa 8-
metoksiprosalen. Hasil penelitian menunjukkan proporsi TEA stearat dan setil alkohol yang
menghasilkan formula optimum krim o/w kombinasi oksibenzon dan titanium dioksida
adalah 8.93% dan 2.07%. Sifat fisik viskositas dan daya lekat tidak berbeda signifikan,
sedangkan daya sebar berbeda signifikan selama penyimpanan 4 minggu. Pengujian
aktivitas tabir surya secara in vivo krim o/w kombinasi oksibenzon dan titanium dioksida
menghasilkan nilai SPF 12.
ABSTRACT
The downside effects from sunlight exposure can be reduced by using sunscreen.
Emulsifier optimization of triethanolamine (TEA) stearate and cetyl alcohol in sunscreen
cream containing combination of oxybenzone and titanium dioxide is expected to produce
the desired cream optimum formula with good physical stability. This study aimed to
determine the optimum TEA sterate and cetyl alcohol proportion and figure out the SPF
value of o/w cream containing combination of oxybenzone and titanium dioxide. The
optimum formula was obtained based on cream physical characteristics testing with
Simplex Lattice Design method using software Design Expert version 9.0.4. One sample t-
test was used to determine the difference of optimum formula value between research and
software Design Expert version 9.0.4 analysis. The comparison between optimum formula
o/w cream combination oxybenzone and titanium dioxide during 4 weeks storage was
analyzed using ANOVA test. The SPF value testing through in vivo was conducted against
female rabbits strain New Zealand White induced by 8-methoxyprosalen. The result
MF Vol 14 No 2, 2018 63
Abdul Karim Zulkarnain
showed that proportion TEA stearate and cetyl alcohol which produced the optimum
formula of o/w cream combination oxybenzone and titanium dioxide were 8.93% and
2.07%. The viscosity and adhesiveness were not siginifically different, while cream
spreadability was significally different during 4 weeks storage. Testing activity in vivo
sunscreen cream o / w combination of oxybenzone and titanium dioxide produced SPF 12.
64 MF Vol 14 No 2, 2018
Optimasi Formula Sediaan Krim o/w Kombinasi Oksibenzon
Tabel I. Formula Krim o/w Kombinasi Oksibenzon dan Titanium Dioksida dengan Variasi
TEA. Stearat dan Setil Alkohol
Bahan (%) F1 F2 F3 F4 F5 F6 F7 F8
Oksibenzon 6 6 6 6 6 6 6 6
Titanium Dioksida 5 5 5 5 5 5 5 5
Dimethicone 4 4 4 4 4 4 4 4
Mineral Oil 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2 2,2
Asam Stearat 6,25 6,88 7,5 5 5 6,25 7,5 5,63
TEA 1,25 1,38 1,5 1 1 1,25 1,5 1,13
Setil Alkohol 3,5 2,75 2 5 5 3,5 2 4,25
Gliserin 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8 1,8
Metilparaben 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2 0,2
Akuades 69,8 69,8 69,8 69,8 69,8 69,8 69,8 69,8
Simplex lattice design merupakan suatu (farmasetis), TEA (farmasetis), setil alkohol
metode yang dapat digunakan untuk (farmasetis), gliserin (farmasetis),
menentukan proporsi relatif bahan-bahan metilparaben (farmasetis), dan akuades.
yang digunakan dalam suatu formula Bahan lain yaitu etanol 95%P, 8 –
sehingga diharapkan akan dapat dihasilkan Metoksiprosalen (Sigma-Aldrich.
formula yang paling baik sesuai dengan Neraca analitik (AdventurerTM,
kriteria yang ditentukan (Kurniawan & Ohaus), stirer, cawan porselen, alat-alat
Sulaiman, 2009). Optimasi formula krim gelas, pipet tetes, waterbath (Memmert®),
o/w kombinasi oksibenzon dan titanium dan pot krim. Alat untuk uji stabilitas krim
dioksida menggunakan metode Simplex adalah stopwatch (ALBA Digital Stopwatch),
Lattice Design menggunakan software alat uji daya sebar (Lab. Teknologi Farmasi,
Design Expert version 9.0.4 pada program Fakultas Farmasi UGM), alat uji daya lekat
mixture design dengan komponen variasi (Lab. Teknologi Farmasi, Fakultas Farmasi
TEA stearat dan setil alkohol sehingga UGM), viskotester VT-04E (RION Co. Ltd,
diharapkan menghasilkan stabilitas fisik Jepang), conical, oven, kulkas, kertas
krim yang baik selama penyimpanan. indikator pH (MERCK®, Jerman), pencukur
Pengujian SPF secara in vivo bulu, lampu UV Mineralight.
walaupun lebih mahal dan memakan waktu,
namun memberikan hasil yang lebih Pembuatan krim
reliable dan akurat dibanding metode in Semua bahan ditimbang terlebih
vitro. Oleh sebab itu, nilai SPF formula dahulu. Pertama-tama, dibuat bagian
optimum krim o/w kombinasi oksibenzon minyak dengan cara melelehkan
dan titanium dioksida pada penelitian ini dimethicone, mineral oil, asam stearat, dan
akan ditentukan dengan metode in vivo setil alkohol, dalam cawan porselen (a)
menggunakan hewan uji kelinci betina yang kemudian dipanaskan di atas
galur New Zealand White terinduksi penangas air sambil diaduk hingga suhu
senyawa 8-metoksiprosalen. kurang lebih 75°C. Pada cawan porselen
yang lain, dibuat bagian air dengan
METODOLOGI mencampurkan TEA, gliserin, dan metil
Bahan dan Alat paraben kemudian ditambah sebagian
Oksibenzon (Merck) dan titanium akuades dan dipanaskan di atas penangas
dioksida. Bahan untuk pembuatan krim air hingga suhu 75°C (b). Selanjutnya
o/w adalah dimethicone (farmasetis), campuran (a) dimasukkan ke dalam gelas
mineral oil (farmasetis), asam stearat beker lalu ditambahkan oksibenzon.
MF Vol 14 No 2, 2018 65
Abdul Karim Zulkarnain
66 MF Vol 14 No 2, 2018
Optimasi Formula Sediaan Krim o/w Kombinasi Oksibenzon
tes, beban 21 gram dilepaskan dan dicatat Erythema Dose (MED) dengan menyinari
waktu hingga kedua obyek glass tersebut punggung kelinci tanpa perlakuan. Dua
terlepas (Marchaban et al., 2016). puluh empat jam setelah penyinaran,
diamati eritema yang timbul pada daerah
Uji pH yang disinari (Kim et al., 2010) . Setelah
Pengukuran pH sediaan krim mendapatkan nilai MED, uji aktivitas tabir
dilakukan dengan menggunakan kertas surya dilanjutkan dengan mengoleskan
indikator pH, yaitu dengan cara kertas krim pada pada punggung kelinci dengan
indikator pH dicelupkan ke dalam sediaan dosis 2mg/cm2 (Osterwalder & Herzog,
krim, diamkan sebentar. Selanjutnya kertas 2009). Nilai SPF diperoleh dari
indikator pH yang telah dicelupkan perbandingan nilai MED pada kulit
disesuaikan dengan skala warna pada terlindungi tabir surya dengan nilai MED
indikator dan amati skala yang terbaca. pada kulit yang tidak terlindungi tabir surya
(Sambandan & Ratner, 2011).
Uji tipe emulsi
Metode yang digunakan untuk HASIL DAN PEMBAHASAN
mengamati tipe emulsi adalah metode Sifat Fisik Krim o/w Kombinasi
pengenceran, yaitu dengan melarutkan Oksibenzon-Titanium Dioksida
krim dalam air dan minyak (Voigt, 1984). Organoleptis
Jika krim dapat larut dalam air, maka krim Membuat formulasi sediaan topikal
tersebut merupakan krim o/w. Sebaliknya, tidak hanya dengan optimasi penghantaran
jika krim larut dalam minyak, maka krim zat aktif tetapi juga harus memenuhi
tersebut merupakan krim w/o. persyaratan stabilitas fisika dan kimia,
tidak toksik, dan estetika (Smith et al.,
Cycling test 2000). Pengujian organoleptis merupakan
Metode cycling test dilakukan dengan pengamatan secara kualitatif meliputi
cara sediaan disimpan pada 2 suhu yang konsistensi, warna, tekstur, dan bau
berbeda dalam 6 siklus. Sediaan krim terhadap sediaan krim o/w kombinasi
dimasukkan ke dalam conical lalu disimpan oksibenzon dan titanium dioksida yang
dalam kulkas pada suhu 4°C ± 2°C selama dihasilkan. Hasil pengamatan organoleptis
24 jam lalu dipindahkan ke dalam oven terhadap 8 formula krim o/w kombinasi
bersuhu 45°C ± 2°C selama 24 jam. Waktu oksibenzon dan titanium dioksida yang
penyimpanan dua suhu tersebut dalam 2 dihasilkan menunjukkan karakteristik yang
hari dianggap 1 siklus. Dilakukan hampir sama yaitu konsistensi kental,
pengamatan secara kualitatif terjadinya warna putih, tekstur lembut, serta bau khas.
pemisahan pada tabung conical. Serbuk oksibenzon berwarna kuning muda,
Pengamatan dilakukan selama 6 siklus. sedangkan serbuk titanium dioksida
(Lachman et al., 1994). berwarna putih. Hasil krim kombinasi
oksibenzon dan titanium dioksida
Uji aktivitas tabir surya secara in vivo berwarna putih disebabkan oleh titanium
Uji aktivitas dilakukan dengan dioksida yang berwarna putih dan bersifat
menentukan Sun Protection Factor (SPF) opak. Titanium dioksida memberikan
terhadap sinar UV-B secara in vivo yang perlindungan UVB yang baik dan memiliki
dilakukan pada kelinci betina. Punggung intensitas warna putih yang pekat.
kelinci dicukur bulunya dan ditandai seluas Viskositas, merupakan salah satu
5x5 cm2 kemudian kelinci disensitisasi respon optimasi yang penting untuk
dengan senyawa 8-MOP yang diberikan karakter emulsi yang berbasis krim.
secara per oral dengan dosis 10 mg/kgBB. Viskositas merupakan parameter yang
Selanjutnya, dilakukan penetuan Minimal menggambarkan tentang besarnya tahanan
MF Vol 14 No 2, 2018 67
Abdul Karim Zulkarnain
suatu cairan untuk mengalir. Semakin besar Daya sebar, sediaan krim merupakan
tahanannya, maka viskositas juga akan sediaan topikal yang diaplikasikan dengan
semakin besar (Sinko, 2006). Krim dengan cara dioleskan. Daya sebar merupakan
viskositas yang terlalu tinggi maka akan bagian dari psikoreologi yang dapat
sulit dituang ke dalam wadah, sedangkan dijadikan sebagai parameter aseptabilitas
krim dengan viskositas yang terlalu rendah (Martin et al., 1993). Daya sebar yang
menghasilkan krim yang encer dan mudah optimum akan memudahkan krim
menetes saat diaplikasikan sehingga tidak menyebar saat dioleskan pada permukaan
tinggal seluruhnya pada permukaan kulit kulit tanpa perlu tekanan yang besar. Pada
(Ningrum, 2011). Oleh sebab itu, viskositas umumnya daya sebar memiliki kaitan
krim yang optimum diperlukan agar dengan viskositas. Apabila viskositas
diperoleh krim yang nyaman untuk rendah, maka daya sebar krim akan
digunakan. semakin besar karena krim akan semakin
Viskositas krim diukur menggunakan mudah mengalir dan menyebar pada
viskotester VT-04 (Rion Co, Ltd). Rotor permukaan kulit.
bernomor 1 digunakan untuk mengukur Data hasil pengujian daya sebar dari 8
sediaan dengan viskositas antara 3-150 formula yang dihasilkan menunjukkan krim
dPas, sedangkan rotor nomor 2 untuk yang memiliki daya sebar paling besar
mengukur sediaan dengan viskositas 100- adalah F3 yaitu luas daya sebarnya 42,06 ±
4000 dPas. Viskositas krim diukur satu hari 2,90 cm2 , sedangkan krim dengan daya
setelah pembuatan krim untuk menunggu sebar paling kecil adalah F1 yaitu luas daya
stabilnya pembentukan emulsi dan sebarnya 27,11 ± 1,39 cm2. Viskositas
memberi waktu emulgator untuk terendah ditunjukkan oleh F3. F3
bercampur sempurna. Menurut mengandung konsentrasi setil alkhol
(Langenbucher dan Lange 2007), viskositas terendah sehingga menghasilkan sediaan
yang dapat diterima untuk sediaan krim dengan viskositas terendah sehingga
semisolid yang menbutuhkan pemencetan menghasilkan daya sebar terbesar.
dari tube adalah 50-1000 dPas dengan nilai Daya lekat, krim berkaitan dengan
optimumnya 200 dPas. Delapan formula seberapa lama kemampuan krim melekat
krim yang dihasilkan menunjukkan pada kulit. Krim tabir surya harus memiliki
viskositas yang bervariasi dan masuk ke daya lekat yang optimum agar efektif dalam
dalam rentang viskositas yang dapat melindungi kulit dari paparan sinar
diterima. Viskositas krim yang paling matahari namun tetap mudah dihilangkan
rendah adalah F3 yaitu 120 ± 4,59 dPas, dengan pencucian menggunakan air. Krim
sedangkan viskositas krim yang paling yang terlalu lengket akan tidak nyaman
tinggi adalah F8 yaitu 190 ± 2,11 dPas. F3 digunakan dan mudah mengabsorpsi debu,
mengandung konsentrasi setil alkohol sedangkan krim yang tidak lengket
terendah sehingga viskositasnya paling memiliki daya proteksi yang singkat
kecil. Hal ini disebabkan, setil alkohol dapat sehingga perlu pengulangan pengaplikasian
meningkatkan stabilitas krim o/w dengan krim. Data hasil pengujian daya lekat dari 8
mekanisme meningkatkan konsistensi krim formula menunjukkan krim yang memiliki
dengan adanya emulgator yang larut air daya lekat paling besar adalah F8,
(Rowe, 2005). TEA merupakan emulgator sedangkan krim yang memiliki daya lekat
yang larut air karena memiliki gugus yang paling kecil adalah F7. F7 memiliki daya
polar, sehingga berinteraksi dengan setil lekat paling rendah sebab sama halnya
alkohol untuk meningkatkan seperti F3, setil alkohol yang terkandung
viskositaskrim. paling sedikit. Konsistensi krim F7 dan F3
68 MF Vol 14 No 2, 2018
Optimasi Formula Sediaan Krim o/w Kombinasi Oksibenzon
MF Vol 14 No 2, 2018 69
Abdul Karim Zulkarnain
Design-Expert® Software
Component Coding: Actual Two Component Mix Design-Expert® Software
Viskositas (dPas)
Design Points
200
Component Coding: Actual Two Component Mix
95% CI Bands Daya Sebar (cm2)
Design Points
45
X1 = A: TEA.Stearat 95% CI Bands
X2 = B: Setil Alkohol
X1 = A: TEA.Stearat
180 2 X2 = B: Setil Alkohol
2
40
Viskositas (dPas)
35
140
30
120
100
25
A: TEA.Stearat (%) 6 6.75 7.5 8.25 9 A: TEA.Stearat (%) 6 6.75 7.5 8.25 9
B: Setil Alkohol (%) 5 4.25 3.5 2.75 2 B: Setil Alkohol (%) 5 4.25 3.5 2.75 2
(a) (b)
Design-Expert® Software
Component Coding: Actual Two Component Mix
Daya Lekat (sec)
Design Points
2
95% CI Bands
X1 = A: TEA.Stearat
X2 = B: Setil Alkohol
1.5
Daya Lekat (sec)
0.5
(c)
Gambar 1. Profil respon (a) viskositas; (b) daya sebar; (c) daya lekat
sifat fisik formula optimum yang diperoleh memprediksi viskositas, daya sebar, dan
pada percobaan minggu ke-0 daya lekat krim o/w kombinasi oksibenzon
menggunakan software IBM® SPSS® dan titanium dioksida dengan kombinasi
Statistic 16. Metode analisis statistik yang variasi komponen TEA stearat dan setil
digunakan yaitu one sample t-test karena alkohol.
semua data terdistribusi normal.
Nilai respon viskositas, daya sebar, Penentuan Stabilitas Formula Optimum
dan daya lekat formula optimum hasil Krim o/w Oksibenzon-Titanium
percobaan menunjukkan hasil yang tidak Dioksida
berbeda signifikan dengan nilai prediksi Formula optimum yang diperoleh
software Design Expert version 9.0.4 kemudian diuji stabilitas fisiknya dengan
ditunjukkan dengan nilai signifikansi ketiga cara melakukan uji sifat fisik krim setiap
respon viskositas, daya sebar, dan daya minggu selama penyimpanan 4 minggu. Uji
lekat >0,05. Dengan demikian, ketiga hasil stabilitas fisik meliputi uji viskositas, daya
respon uji sifat fisik memberikan data yang sebar, daya lekat, pH, tipe emulsi, dan
tidak berbeda signifikan sehingga cycling test.
persamaan dari software Design Expert Viskositas, oksibenzon berbentuk
version 9.0.4 pada metode Simplex Lattice serbuk sehingga pada penambahan ke
Design dapat digunakan untuk dalam basis vanishing cream dengan
70 MF Vol 14 No 2, 2018
Optimasi Formula Sediaan Krim o/w Kombinasi Oksibenzon
Design-Expert® Software
Component Coding: Actual Two Component Mix
Desirability
Design Points
1.000
2
X1 = A: TEA.Stearat
X2 = B: Setil Alkohol
Prediction 0,975
0.800
Desirability
0.600
0.400
0.200
0.000 2 2
Tabel II. Hasil Uji One Sample T-Test Respon Prediksi Dibandingkan Respon Percobaan
Formula Optimum Krim o/w Kombinasi Oksibenzon dan Titanium Dioksida
Sifat Fisik Krim Prediksi Percobaan Sig. (2 tailed) Interpretasi
Viskositas (dPas) 123,91 130 0,402 Tidak berbeda signifikan
Daya Sebar (cm2) 40,2 37,87 0,311 Tidak berbeda signifikan
Daya Lekat (detik) 0,58 0,57 0,075 Tidak berbeda signifikan
MF Vol 14 No 2, 2018 71
Abdul Karim Zulkarnain
72 MF Vol 14 No 2, 2018
Optimasi Formula Sediaan Krim o/w Kombinasi Oksibenzon
MF Vol 14 No 2, 2018 73
Abdul Karim Zulkarnain
74 MF Vol 14 No 2, 2018
Optimasi Formula Sediaan Krim o/w Kombinasi Oksibenzon
yang dipapari sinar UVB sampai dengan 4 menambahkan jenis tabir surya kimia
jam. lainnya sehingga dapat dihasilkan sediaan
Banyak faktor yang mempengaruhi tabir surya dengan nilai SPF 15 atau lebih.
efek tabir surya, seperti kemampuan
penyerapan kulit, frekuensi aplikasi, KESIMPULAN
kepadatan, basis tabir surya, serta terutama Proporsi TEA stearat dan setil alkohol
jumlah tabir surya yang diaplikasikan (Kim yang menghasilkan formula optimum krim
et al., 2010). Berdasarkan hasil percobaan o/w kombinasi oksibenzon dan titanium
diketahui bahwa nilai SPF formula optimum dioksida adalah 8.93% dan 2.07%. Formula
krim o/w kombinasi oksibenzon dan optimum krim o/w kombinasi oksibenzon
titanium dioksida yaitu 12. dan titanium dioksida selama penyimpanan
Tipe aktivitas tabir surya terkait 4 minggu menghasilkan sediaan krim yang
dengan panjang gelombang serapan stabil pada respon sifat fisik viskositas dan
maksimum dan hal ini akan tergantung daya lekat, namun tidak pada respon sifat
pada khromofor pada setiap senyawa fisik daya sebar. Nilai SPF formula optimum
tersebut (Sastrohamidjojo, 1991). krim o/w kombinasi oksibenzon dan
Oksibenzon memiliki gugus kromofor yaitu titanium dioksida hasil uji aktivitas tabir
pada gugus cincin karbonil yang mampu surya secara in vivo adalah 12.
menangkap sinar UV sehingga mampu
memberi daya perlindungan terhadap DAFTAR PUSTAKA
paparan sinar UV. Serapan UV A dan UV B Abdurahman, H. N. & Rosli, M. Y., 2006,
dipengaruhi oleh gugus metoksi dan Stability Investigation of Water-in-
substituen cincin oksibenzon (Correa et al., Crude Oil Emulsion, Journal of Applied
2012). Titanium dioksida menangkal sinar Science, 6, 2895-2900.
UV dengan cara memantulkan sinar UV Agoes, G., 2012, Sediaan Farmasi Likuida-
yang datang. Semisolida (SFI-7), Penerbit ITB,
Kombinasi antara oksibenzon dan Bandung.
titanium dioksida menghasilkan nilai SPF Ameliana, L., Oktora, L. & Maharani, Z.,
yang lebih tinggi dari penggunaan 2012, Optimasi Komposisi Asam
oksibenzon secara tunggal. Namun, Laktat dan Zink Oksida dalam Krim
kombinasi oksibenzon 6% dengan titanium Tabir Surya Kombinasi
dioksida 5% belum menghasilkan nilai SPF Benzophenone-3 dan Octyl
15 yaitu nilai SPF minimal yang diijinkan methoxycinnamate, Skripsi, Fakultas
pada produk sediaan tabir surya yang Farmasi Universitas Jember, Jember.
beredar di pasaran. Amnuaikit, T. & Boonme, P., 2015,
Penelitian yang dilakukan (El-Boury Formulation and Characterization of
et al., 2007) tentang perhitungan nilai SPF Sunscreen Creams with Synergistic
secara in vitro kombinasi berbagai senyawa Efficacy on SPF by Combination of UV
tabir surya kimia dan tabir surya fisik pada Filters, Journal of Applied
konsentrasi tertinggi masing-masing Pharmaceutical Science, 3(8), 001-
senyawa tabir surya yang diperbolehkan 005.
oleh regulasi, salah satunya kombinasi Anief, M., 1999, Sistem Dispersi, Formulasi
oksibenzon dengan konsentrasi 10% dan Suspensi dan Emulsi, Gadjah Mada
titanium dioksida 25% menghasilkan nilai University Press, Yogyakarta.
SPF sebesar 39,07 ± 4,11. Upaya Ansel, H. C., 2005, Pengantar Bentuk Sediaan
peningkatan nilai SPF sediaan tabir surya Farmasi, Edisi IV, Penerbit UI, Jakarta.
dapat ditingkatkan dengan meningkatkan Aulton, M. E., 2002, Pharmaceutics : The
konsentrasi tabir surya fisik ataupun Science Dosage Form Design, 2nd Ed.,
MF Vol 14 No 2, 2018 75
Abdul Karim Zulkarnain
76 MF Vol 14 No 2, 2018
Optimasi Formula Sediaan Krim o/w Kombinasi Oksibenzon
Kurniawan, D. W. & Sulaiman, S., 2009, Rowe, R., Sheskey, P. J. & Owen, S. C., 2005,
Teknologi Sediaan Farmasi, Edisi IV, Handbook of Pharmaceutical
Graha Ilmu, Yogyakarta. Excipients, 5th Ed., Pharmaceutical
Lachman, L., Lieberman, H. A. & Kanig, J. L., Press, London.
1994, Teori dan Praktek Farmasi Sambandan, D. R. & Ratner, D., 2011,
Industri II, Edisi III, Universitas Sunscreens : An Overview and
Indonesia Press, Jakarta. Update, Journal of the American
Langenbucher & Lange, 2007, Teori dan Academy of Dermatology, 64, 748-
Praktek Farmasi Industri II . Edisi III, 758.
Universitas Indonesia Press, Jakarta. Sastrohamidjojo, H., 1991, Spektroskopi,
Martin, A., Swarbick, J. & Cammarata, A., Liberty, Yogyakarta.
1993, Farmasi Fisik 2, Edisi II, Sekardani, N. I., 2011, Stabilitas Fisik
Universitas Indonesia Press, Jakarta. Sediaan Krim Pati Bengkuang
Marchaban, Fudholi, A., Sulaiman, T.N.S., (Pachyrhizus erosus (L.) Urban) dan
Mufrod, Martin, R., Bestari, A.N., Aktivitasnya Sebagai Tabir Surya
2015, Seri Buku Petunjuk Praktikum pada Mencit, Skripsi, Fakultas Farmasi
Teknologi Farmasi: Teknologi Univeristas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Formulasi Sediaan Cair Semi Padat, Sheu, M. T. et al., 2003, Correlation of In vivo
Laboratorium Teknologi Farmasi and In vitro Measurements, Journal of
Fakultas Farmasi UGM, Yogyakarta. Food and Drug Analysis, 11(2), 128-
Matousek, J. L. et al., 2003, Evaluation of the 132.
Effect of pH on In Vivo Growth of Sinko, P. J., 2006, Physical Pharmacy and
Malassezia Pachydermatis, Canadian Pharmaceutical Sciences, 5th Ed.,
Journal of Veterinary Research, 67, 56- Lippincott William & Wilkins,
59. Philadelphia.
Myers, D., 2006, Surfactant Science and Sliney, D. H., 2001, Photoprotection of the
Technology, 3rd Ed., John Willey and Eye UV Radiation and sunglasses,
Sons Inc., New Jersey. Journal Photochemical &
Ningrum, A. A., 2011, Optimasi Proses Photobiology B, 64, 166-175.
Pencampuran Hand Lotion dengan Smith, E. W., Maibach, H. I. & Surber, C.,
Kajian Kecepatan Putar Mixer, Suhu, 2000, Use of Emulsions as Topical
dan Waktu Pencampuran Drug Delivery Systems, In: F. Nielloud
Menggunakan Metode Desain & G. Marti-Mestres, (Ed.),
Faktorial, Skripsi, Universitas Sanata Pharmaceutical Emulsions and
Dharma, Yogyakarta. Suspensions , 259-270, Marcel Dekker,
Osterwalder, U. & Herzog, B., 2009, Sun New York.
Protection Factor : World Wide Swarbick, J. & Boylan, J. C., 1996,
Confusion, British Journal of Encyclopedia of Pharmaceutical
Dermatology, 161 (3), 13-24. Technology, 14th Ed., Marcel Dekker
Rosita, M. R. E., Murrukmihadi, M. & Inc., New York.
Suwarmi, 2014, Pengaruh Kombinasi Swarbrick, J. & Boylan, J., 1995,
Oxybenzone dan Octyl Percutaneous Absorption, Dalam:
Methoxycinnamate (OMC) pada Encyclopedia of Pharmaceutical
Karakteristik Fisik dan SPF dalam Technology, 413-445, Marcel Dekker
Sediaan Krim Tabir Surya, Majalah Inc., New York.
Farmaseutik , 10(1), 182-186. Tian, Y. et al., 2014, The Injury and
MF Vol 14 No 2, 2018 77
Abdul Karim Zulkarnain
78 MF Vol 14 No 2, 2018