Anda di halaman 1dari 325

Smart Solution

UJIAN NASIONAL
TAHUN PELAJARAN 2013/2014
Disusun Sesuai Indikator Kisi-Kisi UN 2014

Matematika SMA
(Program Studi IPA)

Disusun oleh :
Pak Anang
SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT
UN Matematika SMA Program IPA
Per Indikator Kisi-Kisi UN 2014
By Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)

SKL 1. Menggunakan logika matematika dalam pemecahan masalah.

1. 1. Menentukan penarikan kesimpulan dari beberapa premis.

Implikasi
Kesetaraan Implikasi
𝑝 ⇒ 𝑞 ≡ ~𝑝 ∨ 𝑞 ≡ ~𝑞 ⇒ ~𝑝

Penarikan Kesimpulan

Modus Ponens & Tollens Silogisme


“implikasi” + “pernyataan” = “pernyataan” “implikasi” + “implikasi” = “implikasi”

Coret pernyataan yang sama

Selesai

Keterangan:
Warning!! Jika terdapat pernyataan majemuk selain implikasi, maka ubah dulu menggunakan konsep
kesetaraan implikasi.

Modus Ponens dan Modus Tollens


Pola penarikan kesimpulan menggunakan Modus Ponens dan Modus Tollens adalah serupa, yakni
penarikan kesimpulan dari dua premis. Premis pertama adalah harus sebuah implikasi, dan premis kedua
berisi pernyataan tunggal. Hasil dari penarikan kesimpulan adalah pernyataan tunggal.
Contoh:
Premis 1 : Jika hari ini hujan deras, maka Bona tidak keluar rumah.
Premis 2 : Bona keluar rumah.
Kesimpulan : Hari ini tidak hujan deras.

Silogisme
Penarikan kesimpulan menggunakan Silogisme adalah penarikan kesimpulan dari dua premis yang harus
berupa implikasi. Hasil dari penarikan kesimpulan adalah implikasi dan bentuk setara yang lain.

Contoh:
Premis 1 : Jika cuaca hujan maka Agus pakai payung.
Premis 2 : Jika Agus pakai payung maka Agus tidak basah.
Kesimpulan : Jika cuaca hujan maka Agus tidak basah.
= Cuaca tidak hujan atau Agus tidak basah.
= Jika Agus basah maka cuaca tidak hujan.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 1


1. 2. Menentukan ingkaran atau kesetaraan dari pernyataan majemuk atau pernyataan berkuantor.

Ingkaran

Pernyataan Majemuk Pernyataan Berkuantor

“Dan, Atau” “Jika Maka” “Semua, Ada”

Ubah operator dan pernyataan “dan tidak” Ubah kuantor dan pernyataan

Selesai

Keterangan:

“Dan, Atau”
Pola ingkaran dari pernyataan majemuk konjungsi dan disjungsi adalah sama, yaitu tukarkan operator
dan ingkarkan semua pernyataannya.

Contoh:
Ingkaran dari Saya makan mie dan dia membeli baju

adalah: Saya tidak makan mie atau dia tidak membeli baju

“Jika Maka”
Pola ingkaran dari pernyataan majemuk implikasi adalah “dan tidak”.

Contoh:
Ingkaran dari Jika saya lulus ujian maka ayah memberi hadiah

adalah: Saya lulus ujian dan ayah tidak memberi hadiah

“Semua, Ada”
Pola ingkaran dari pernyataan berkuantor adalah sama, yaitu tukarkan operator kuantornya dan
ingkarkan pernyataannya.

Contoh:
Ingkaran dari Semua siswa ikut upacara bendera pada hari Senin.

adalah: Ada siswa tidak ikut upacara bendera pada hari Senin

Halaman 2 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:

1. Diketahui premis-premis sebagai berikut:


Premis 1 : Jika hari ini hujan deras, maka Bona tidak keluar rumah.
Premis 2 : Bona keluar rumah.
Kesimpulan yang sah dari premis-premis tersebut adalah ....
Modus tollens :
A. Hari ini hujan deras ℎ𝑢𝑗𝑎𝑛 ⇒ ∼ 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
B. Hari ini hujan tidak deras 𝑘𝑒𝑙𝑢𝑎𝑟
C. Hari ini hujan tidak deras atau bona tidak keluar rumah ∴ ∼ ℎ𝑢𝑗𝑎𝑛
D. Hari ini tidak hujan dan Bona tidak keluar rumah Jadi kesimpulannya hari ini tidak
E. Hari ini hujan deras atau Bona tidak keluar rumah hujan deras.

2. Ingkaran pernyataan “Jika semua anggota keluarga pergi, maka semua pintu rumah dikunci rapat ” adalah
.... ∼ [(∀𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎, 𝑝𝑒𝑟𝑔𝑖) ⇒ (∀𝑝𝑖𝑛𝑡𝑢, 𝑑𝑖𝑘𝑢𝑛𝑐𝑖)] ≡ (∀𝑎𝑛𝑔𝑔𝑜𝑡𝑎, 𝑝𝑒𝑟𝑔𝑖) ∧ (∃𝑝𝑖𝑛𝑡𝑢, ∼ 𝑑𝑖𝑘𝑢𝑛𝑐𝑖)
A. Jika ada anggota rumah yang tidak pergi maka ada pintu rumah yang tidak dikunci rapat.
B. Jika ada pintu rumah yang tidak dikunci rapat maka ada anggota keluarga yang tidak pergi.
C. Jika semua pintu rumah ditutup rapat maka semua anggota keluarga pergi.
D. Semua anggota keluarga pergi dan ada pintu rumah yang tidak dikunci rapat.
E. Semua pintu rumah tidak dikunci rapat dan ada anggota keluarga yang tidak pergi.

3. Diketahui premis-premis berikut:


Premis 1 : Jika Tio kehujanan, maka Tio sakit.
Premis 2 : Jika Tio sakit, maka ia demam.

Kesimpulan dari kedua premis tersebut adalah ....


A. Jika Tio sakit maka ia kehujanan. Silogisme :
B. Jika Tio kehujanan maka ia demam. ℎ𝑢𝑗𝑎𝑛 ⇒ 𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡
𝑠𝑎𝑘𝑖𝑡 ⇒ 𝑑𝑒𝑚𝑎𝑚
C. Tio kehujanan dan ia sakit.
∴ ℎ𝑢𝑗𝑎𝑛 ⇒ 𝑑𝑒𝑚𝑎𝑚
D. Tio kehujanan dan ia demam. Jadi kesimpulannya Jika Tio kehujanan,
E. Tio demam karena kehujanan. maka ia demam.

4. Ingkaran pernyataan “Jika semua mahasiswa berdemonstrasi maka lalu lintas macet” adalah ....
A. Mahasiswa berdemonstrasi atau lalu lintas macet.
B. Mahasiswa berdemonstrasi dan lalu lintas macet.
C. Semua mahasiswa berdemonstrasi dan lalu lintas tidak macet.
D. Ada mahasiswa berdemonstrasi.
E. Lalu lintas tidak macet.
∼ [(∀𝑚𝑎ℎ𝑎𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎, 𝑑𝑒𝑚𝑜) ⇒ 𝑚𝑎𝑐𝑒𝑡] ≡ (∀𝑚𝑎ℎ𝑎𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎, 𝑑𝑒𝑚𝑜) ∧ ∼ 𝑚𝑎𝑐𝑒𝑡
5. Diketahui premis-premis sebagai berikut:
Premis I : “Jika Cecep lulus ujian maka saya diajak ke Bandung.”
Premis II : “Jika saya diajak ke Bandung maka saya pergi ke Lembang.”

Kesimpulan yang sah dari premis-premis tersebut adalah .... Silogisme :


A. Jika saya tidak pergi ke Lembang maka Cecep lulus ujian. 𝑙𝑢𝑙𝑢𝑠 ⇒ 𝐵𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔
𝐵𝑎𝑛𝑑𝑢𝑛𝑔 ⇒ 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔
B. Jika saya pergi ke Lembang maka Cecep lulus ujian. ∴ 𝑙𝑢𝑙𝑢𝑠 ⇒ 𝐿𝑒𝑚𝑏𝑎𝑛𝑔
C. Jika Cecep lulus ujian maka saya pergi ke Lembang. Jadi kesimpulannya Jika Cecep lulus
D. Cecep lulus ujian dan saya pergi ke Lembang. ujian maka saya pergi ke Lembang.
E. Saya jadi pergi ke Lembang atau Cecep tidak lulus ujian.

6. Negasi dari pernyataan: “Jika semua siswa SMA mematuhi disiplin sekolah maka Roy siswa teladan”,
adalah ... ∼ [(∀𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎, 𝑚𝑒𝑚𝑎𝑡𝑢ℎ𝑖) ⇒ 𝑡𝑒𝑙𝑎𝑑𝑎𝑛] ≡ (∀𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎, 𝑚𝑒𝑚𝑎𝑡𝑢ℎ𝑖) ∧ ∼ 𝑡𝑒𝑙𝑎𝑑𝑎𝑛
A. Semua siswa SMA mematuhi disiplin sekolah dan Roy bukan siswa teladan.
B. Semua siswa SMA mematuhi disiplin sekolah dan Roy siswa teladan.
C. Ada siswa SMA mematuhi disiplin sekolah dan Roy bukan siswa teladan.
D. Ada siswa SMA mematuhi disiplin sekolah atau Roy siswa teladan.
E. Jika siswa SMA disiplin maka Roy siswa teladan.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 3


SKL 2. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan aturan pangkat, akar dan logaritma, fungsi aljabar sederhana,
fungsi kuadrat, fungsi eksponen dan grafiknya, fungsi komposisi dan fungsi invers, sistem persamaan linear,
persamaan dan pertidaksamaan kuadrat, persamaan lingkaran dan garis singgungnya, suku banyak, algoritma
sisa dan teorema pembagian, program linear, matriks dan determinan,vektor, transformasi geometri dan
komposisinya, barisan dan deret, serta mampu menggunakannya dalam pemecahan masalah.

2. 1. Menggunakan aturan pangkat, akar dan logaritma.


Syarat:
Pangkat 𝑎∈𝑅
𝑛 ∈ℤ+

Definisi Sifat
𝑎𝑛 = ⏟
𝑎 ×𝑎 ×…×𝑎 “Bilangan Pokok Sama” “Kurung”
𝑛 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟

untuk 𝑎 ≠ 0, berlaku: (𝑎𝑚 )𝑛 = 𝑎𝑚×𝑛


𝑎𝑚 × 𝑎𝑛 = 𝑎𝑚+𝑛
𝑎0 = 1 (𝑎 × 𝑏)𝑛 = 𝑎𝑛 × 𝑏 𝑛
1 𝑎𝑚 𝑚−𝑛
𝑎−𝑛 = 𝑎𝑛 =𝑎 ;𝑎 ≠ 0 𝑎 𝑛 𝑎𝑛
𝑎𝑛 (𝑏 ) = 𝑏𝑛 ; 𝑏 ≠ 0

Pangkat Pecahan

Bentuk Akar Syarat:


𝑎, 𝑏 ∈ ℝ
𝑛 ∈ℤ+

Definisi Sifat
“Invers Pangkat” “Bentuk Akar Sama” “Kurung”
𝑚 𝑛
𝑛 𝑛
𝑎 = 𝑏 ⇔ √𝑎 = 𝑏 √ √𝑎 = 𝑚×𝑛√𝑎
𝑛 𝑛 𝑛
𝑝 √𝑎 + 𝑞 √𝑎 = (𝑝 + 𝑞) √𝑎 𝑛 𝑛
√𝑎𝑏 = √𝑎 × √𝑏
𝑛

"Pangkat Pecahan" 𝑛 𝑛 𝑛
𝑝 √𝑎 − 𝑞 √𝑎 = (𝑝 − 𝑞) √𝑎 𝑛 𝑎
𝑛
√𝑎
𝑛 1 √𝑏 = 𝑛 ;𝑏 ≠ 0
√𝑎 = 𝑎 𝑛 √𝑏

Haram menjadi penyebut pecahan


"Bentuk Akar Beda"

Untuk 𝑎 > 𝑏, berlaku:

Rasionalisasi √𝑎 + √𝑏 = √(𝑎 + 𝑏) + 2√𝑎𝑏

“kalikan sekawan penyebut” √𝑎 − √𝑏 = √(𝑎 + 𝑏) − 2√𝑎𝑏

𝑎 𝑎 √𝑏
= ×
√𝑏 √𝑏 √𝑏
𝑎 𝑎 √𝑏−√𝑐
= ×
√𝑏+√𝑐 √𝑏+√𝑐 √𝑏−√𝑐

Halaman 4 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Logaritma Syarat:
𝑎, 𝑝 > 0
𝑝≠1

Definisi Sifat
𝑎𝑏 = 𝑐 ⇔ 𝑎 log 𝑐 = 𝑏 "Penjumlahan Pengurangan" "Perbandingan"

𝑎 𝑐 log 𝑏
Sehingga diperoleh: log(𝑏𝑐) = 𝑎 log 𝑏 + 𝑎 log 𝑐 𝑎
log 𝑏 = 𝑐 =𝑏
1
log 𝑎 log 𝑎
𝑎0 = 1 ⇔ 𝑎 log 1 = 0 𝑎 𝑏
log ( 𝑐 ) = 𝑎 log 𝑏 − 𝑎 log 𝑐 𝑎
log 𝑏 = 𝑎 log 𝑐 ⋅ 𝑐 log 𝑏
𝑎1 = 𝑎 ⇔ 𝑎 log 𝑎 = 1 𝑎 𝑛 𝑎
log 𝑏 = 𝑛 ⋅ log 𝑏 𝑎𝑚 𝑛
𝑎 = 𝑎𝑛 ⇔ 𝑎 log 𝑎𝑛 = 𝑛
𝑛 log 𝑏 𝑛 = 𝑚 ⋅ 𝑎 log 𝑏

𝑎 𝑎 log 𝑏
log 𝑏 = 𝑎 log 𝑏 ⇔ 𝑎 =𝑏

Tipe soal yang sering keluar


Pangkat
Menyederhanakan bentuk pangkat
Bilangan pokok berupa angka, ubah ke bentuk bilangan pokok yang paling sederhana.
Bilangan pokok berupa variabel, lakukan operasi pangkat tiap variabel.

Contoh: Contoh:
Tentukan bentuk sederhana dari: Tentukan bentuk sederhana dari:
5 5 24𝑎−7 𝑏 −2 𝑐1
212 ⋅ 126 = ….
3 1 = …. 6𝑎−2 𝑏−3 𝑐 −6
84 ⋅ 63
Penyelesaian:
Penyelesaian: 24𝑎−7 𝑏 −2 𝑐1
5 5 5 5 = 8 ⋅ 𝑎−7−(−2) ⋅ 𝑏 −2−(−3) ⋅ 𝑐1−(−6)
212 ⋅ 126 212 ⋅ (22 ⋅ 3)6 6𝑎−2 𝑏−3 𝑐 −6
3 1
= 3 1 = 8𝑎−5 𝑏𝑐 7
84 ⋅ 63 (23 )4 ⋅ (2 ⋅ 3)3 8𝑏𝑐 7
5 5 5 = 5
212 ⋅ 23 ⋅ 36 𝑎
= 9 1 1
24 ⋅ 23 ⋅ 33
5 5 9 1 5 1
= 212+3−4−3 ⋅ 36−3
1 1
= 2− 2 ⋅ 32
1
32
= 1
22
1
3 2
=( )
2

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 5


Bentuk Akar
Menyederhanakan Bentuk Akar
Cari faktor bilangan tersebut yang dapat diakar, sehingga mendapatkan bentuk akar paling sederhana.
Contoh:
√72 = √36√2 = 6√2
3 3 3 3
√54 = √27 √2 = 3 √2

Menyederhanakan bentuk akar dengan konsep √(𝒂 + 𝒃) ± 𝟐√𝒂𝒃 = √𝒂 ± √𝒃


Pastikan bilangan di depan akar adalah harus angka 2. Jika bukan 2, maka ubahlah menjadi 2.
Contoh:
√5 + √24 = ….

Penyelesaian:
√5 + √24 = √5 + √4√6 = √5 + 𝟐√6 = √(3 + 2) + 2√3 ∙ 2 = √3 + √2

Menyederhanakan bentuk akar dengan merasionalisasi penyebut pecahan bentuk akar


Kalikan dengan 1 (pecahan yang pembilang dan penyebutnya adalah sekawan bentuk akar tersebut)

Sekawan dari √𝑎 adalah √𝑎.


Sekawan dari √𝑎 + √𝑏 adalah √𝑎 − √𝑏.
Sekawan dari √𝑎 − √𝑏 adalah √𝑎 + √𝑏.

Contoh:
Bentuk sederhana dari
3√3 + √7
√7 − 2√3
adalah ….

Penyelesaian:
3√3 + √7 3√3 + √7 √7 + 2√3 3√21 + 18 + 7 + 2√21 25 + 5√21
= × = = = −5 − √21
√7 − 2√3 √7 − 2√3 √7 + 2√3 7 − 12 −5

Logaritma
Menyederhanakan bentuk logaritma
Gunakan definisi dan sifat logaritma untuk menyederhanakan logaritma.
Contoh:
5 ∙ 2 log 3 + 2 log 5 − 2 log 15
2 log 9
= ….
Penyelesaian:
5 ∙ 2 log 3 + 2 log 5 − 2 log 15 2 log 35 + 2 log 5 − 2 log 15
2 log 9
= 2 log 9
5
2 3 ∙5
log ( )
15
= 2 log 9
2
log 34
= 2
log 9
= log 34
9

= 9 log(32 )2
= 9 log 92
= 2 ∙ 9 log 9
=2∙1
=2

Halaman 6 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Menyusun bentuk logaritma menggunakan beberapa bentuk logaritma yang lain.
Gunakan definisi untuk menyusun bentuk logaritma menggunakan beberapa bentuk logaritma yang lain.

Contoh:
Jika 2 log 3 = 𝑎 dan 3 log 5 = 𝑏. Nilai dari 12 log 150 = ….

Penyelesaian:
3
12
log 150 3 log(2 ∙ 3 ∙ 52 ) 3 log 2 + 3 log 3 + 3 log 52 3 log 2 + 3 log 3 + 2 ∙ 3 log 5
log 150 = 3 log 12
= 3 = =
log(22 ∙ 3) 3 log 22 + 3 log 3 2 ∙ 3 log 2 + 3 log 3
1
𝑎 + 1 + 2𝑏
=
2
𝑎+1
1
𝑎 + 1 + 2𝑏 𝑎
= ×
2 𝑎
𝑎 + 1
1 + 𝑎 + 2𝑎𝑏
=
2+𝑎

Cara tersebut cukup menyita waktu kalau digunakan saat mengerjakan soal UN, karena kita harus menuliskan panjang
lebar konsep definisi dan sifat logaritma. Nah, perhatikan urutan mengerjakannya:
Pertama, ubah logaritma menjadi perbandingan.
Kedua, faktorkan numerus kedua logaritma tersebut sehingga memuat bilangan pada logaritma yang diketahui.
Ketiga, menjabarkan kedua logaritma tersebut dengan menggunakan sifat penjumlahan logaritma.
Keempat, mengubah bentuk logaritma ke dalam variabel yang diketahui pada soal.
Kelima, apabila masih terdapat bentuk pecahan, bulatkan dengan mengalikan KPK penyebut.
Selesai.

TRIK SUPERKILAT:
Perhatikan basis dan numerus pada bentuk logaritma yang diketahui.
𝟐
log 𝟑 = 𝑎 dan 𝟑 log 𝟓 = 𝑏.
Ternyata bilangannya adalah 2, 3, dan 5.

Lalu, cari bilangan yang sama.


Ternyata bilangan yang sama adalah 3.

Semua bilangan akan menjadi numerus dari bentuk logaritma yang akan menjadi acuan kita nanti,
sedangkan bilangan yang sama akan menjadi basis dari logaritma tersebut.
𝟑
1
log 2 =
𝑎
𝟑
log 5 = 𝑏
𝟑
log 3 = 1

Cara membacanya:
1
Bilangan 2 pada langkah berikutnya akan disubstitusi dengan .
𝑎
Bilangan 5 pada langkah berikutnya akan disubstitusi dengan b.
Bilangan 3 pada langkah berikutnya akan disubstitusi dengan 1.

𝑛𝑢𝑚𝑒𝑟𝑢𝑠
Perhatikan basis dan numerus pada bentuk logaritma yang ditanyakan. Ubah menjadi pecahan ( 𝑏𝑎𝑠𝑖𝑠
).
𝟏𝟐
𝟏𝟓𝟎
log 𝟏𝟓𝟎 ⇒
𝟏𝟐

Faktorkan kedua bilangan tersebut dengan memperhatikan ketiga angka tadi (2, 3, dan 5).
Segera substitusikan faktor dari kedua bilangan tersebut seperti cara membaca ketiga logaritma acuan tadi.
Jangan lupa untuk mengubah tanda perkalian menjadi penjumlahan.
1 1
150 2 × 3 × 5 × 5 𝑎 + 1 + 𝑏 + 𝑏 𝑎 + 1 + 2𝑏
= = =
12 2×2×3 1 1 2
+ +1 +1
𝑎 𝑎 𝑎
Jadi,
1
+ 1 + 2𝑏
𝟏𝟐
log 𝟏𝟓𝟎 = 𝑎
2
+1
𝑎

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 7


Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:

1 a 2 .b.c 3
1. Diketahui a  , b  2, dan c  1. Nilai dari adalah ....
2 a.b 2 .c 1
A. 1 𝑎 −2 𝑏𝑐 3 𝑐4 14
= =
B. 4 𝑎𝑏 2 𝑐 −1 𝑎3 𝑏 1 3
( ) 2
C. 16 2
1
D. 64 =
1
E. 96 4
=4
1 b4
2. Diketahui a  4, b  2, dan c  . Nilai ( a 1 ) 2  3 adalah ....
2 c
−1 2
𝑏4 −1 2
24
1 (𝑎 ) × −3 = (4 ) ×
A. 𝑐 1 −3
2 ( )
2
1 1 16
B. = ×
4 16 8
1
1 =
C. 8
8
1
D.
16
1
E.
32

1 1 x 4 yz 2
3. Jika diketahui x  , y  , dan z  2. Nilai 3 2 4 adalah ....
3 5 x y z
𝑥 −4 𝑦𝑧 −2 (1−2)
A. 32 =𝑥 −4−(−3)
𝑦 𝑧 −2−(−4)
𝑥 −3 𝑦 2 𝑧 −4
B. 60
= 𝑥 −1 𝑦 −1 𝑧 2
C. 100
D. 320 1 −1 1 −1
= ( ) ( ) (2)2
E. 640 3 5
=3∙5∙4
= 60

Halaman 8 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


3 3 7
4. Bentuk dapat disederhanakan menjadi bentuk ....
7 2 3
3√3 + √7 3√3 + √7 √7 + 2√3 LOGIKA PRAKTIS:
A.  25  5 21 = × Pembilang positif semua tandanya.
 25  5 21 √7 − 2√3 √7 − 2√3 √7 + 2√3
B. Sekawan penyebut juga positif semua.
3√21 + 18 + 7 + 2√21 Pasti pembilang hasil rasionalisasi
C.  5  5 21 =
7 − 12 positif juga (plus plus).
D.  5  21 25 + 5√21 Lihat bentuk bilangan negatif lebih besar
=
E.  5  21 −5 dari bilangan positif, artinya perkalian
= −5 − √21 penyebut dengan sekawan penyebut
pasti negatif.
Pola jawabannya pasti negatif semua
(min min).
Duh, tapi sayang ada dua jawaban yang
seperti kriteria tsb. (A dan E).

2 2 3 
5. Bentuk dapat disederhanakan menjadi bentuk ....
2 3
√2 − 2√3 √2 − 2√3 √2 + √3
A. 43 6 = ×
√2 − √3 √2 − √3 √2 + √3
B. 4 6 2 + √6 − 2√6 − 6
4 6 =
C. 2−3
D. 4 6 −4 − √6
=
−1
E. 4 6 = 4 + √6

2 3 5
6. Bentuk dapat disederhanakan menjadi bentuk ....
2 5
A.
1
3

17  4 10  √2 + 3√5 √2 + 3√5 √2 + √5
= ×
− √5 − √5 √2 + √5
 
2 √2 √2
B.  15  4 10 2 + √10 + 3√10 + 15
3 =
2−5
C.
2
3

15  4 10  =
17 + 4√10
−3
D.
1
3

 17  4 10  =
1
−3
(17 + 4√10)
1
E.
1

 17  4 10
3
 = − (17 + 4√10)
3

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 9


7. Diketahui 5 log 3  a dan 3 log 4  b. Nilai 4
log 15  .... TRIK SUPERKILAT:
Lihat bentuk logaritma. Cari angka yang sama. Paksakan angka
1 a 4 3
log 15 itu menjadi basis logaritma!
A. log 15 = 3
ab log 4 5
1 1
3 log 3 = 𝑎 ⇒ 3 log 5 = bertemu 5 tulis
1 a log 15 𝑎 𝑎
B. = 3 3
log 4 = 𝑏
log 4 bertemu 4 tulis 𝑏
1 b 3
3
log(3 × 5) log 3 = 1 } bertemu 3 tulis 1
1 b = 3 Ingat tanda kali diganti tambah ya.
C. log 4
1 a 3
log 3 + 3 log 5
Cara cepat ini meringkas pengerjaan ini lho! Lihat angka
ab = berwarna biru pada cara biasa di samping!
3 log 4
D. Jadi,
1 a 1 faktorkan
1+
ab = 𝑎×𝑎 sehingga
muncul
ubah tanda
kali menjadi
E. 𝑏 𝑎 jadikan angka warna tambah,dan 1
1 b 𝑎+1 4
pecahan 15 biru di atas 3×5 1+
𝑎 = 𝑑𝑠𝑡 𝑑𝑠𝑡
= log 15 ⇒ ⇒ ⇒
𝑎𝑏 4 4 𝑏

8. Diketahui log 6  p, log 2  q. Nilai
3 3 24
log 288  ....TRIK SUPERKILAT:
2 p  3q 24 log 288 Lihat bentuk logaritma. Cari angka yang sama. Paksakan angka itu
A. 3 menjadi basis logaritma!
p  2q ⇒ log 288 3
log 6 = 𝑝 bertemu 6 tulis 𝑝
3
3 p  2q 3 log 243 2 3
log 2 = 𝑞 } bertemu 2 tulis 𝑞
B. log(2 × 6 )
p  2q ⇔ 3 3
log 3 = 1 bertemu 3 tulis 1
log(22 × 6)
p  2q 3
Ingat tanda kali diganti tambah ya.
C. log 23 + 3 log 62 Cara cepat ini meringkas pengerjaan pada kotak biru disamping lho!
⇔ 3
2 p  3q log 22 + 3 log 6 Lihat angka berwarna biru pada cara biasa di samping!
p  2q ⇔ 3 ∙ 3 log 2 + 2 ∙ 3 log 6 Jadi,
D. 2 ∙ 3 log 2 + 3 log 6
faktorkan
3 p  2q sehingga ubah tanda
kali menjadi
3𝑞 + 2𝑝 muncul
q  2 p ⇔ 2𝑞 + 𝑝 jadikan
pecahan 288
angka warna
biru di atas 23 × 6 2 tambah,dan
3𝑞 + 2𝑝
E. 24
log 288 ⇒ ⇒ ⇒ = 𝑑𝑠𝑡 𝑑𝑠𝑡
2 p  3q 24 22 × 6 2𝑞 + 𝑝

9. Diketahui 2 log 3  x, 2 log 10  y. Nilai 6 log 120  .... TRIK SUPERKILAT:


x  y  2 6 log 120 Lihat bentuk logaritma. Cari angka yang sama.
A. 2 Paksakan angka itu menjadi basis logaritma!
x  1 ⇒ log 120 2
log 3 = 𝑥
2 log 6 bertemu 3 tulis 𝑥
x 1 2
log 10 = 𝑦 } bertemu 10 tulis 𝑦
B. 2
log(22 × 3 × 10)
x  y  2⇔ 2 2
log 2 = 1 bertemu 2 tulis 1
log(2 × 3)
x 2
Ingat tanda kali diganti tambah ya.
C. log 22 + 2 log 3 + 2 log 10 Cara cepat ini meringkas pengerjaan pada kotak biru
xy  2 ⇔ 2 log 2 + 2 log 3
disamping lho!
xy  2 2 ∙ 2 log 2 + 2 log 3 + 2 log 10 Lihat angka berwarna biru pada cara biasa di samping!
D. ⇔ 2 log 2 + 2 log 3 Jadi,
x faktorkan
2 xy 2+𝑥+𝑦 sehingga ubah tanda
E. ⇔ muncul kali menjadi
1+𝑥 jadikan
x 1 angka warna 2
pecahan 120 biru di atas 2 × 3 × 10
tambah,dan
2+𝑥+𝑦
6
log 120 ⇒ ⇒ ⇒ = 𝑑𝑠𝑡 𝑑𝑠𝑡
6 2×3 1+𝑥

Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.

Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.

Pak Anang.

Halaman 10 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


2. 2. Menggunakan rumus jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan kuadrat.

Persamaan Kuadrat (PK)


𝒂𝒙𝟐 + 𝒃𝒙 + 𝒄 = 𝟎

Akar-Akar PK
−𝑏+√𝑏2 −4𝑎𝑐 −𝑏−√𝑏2 −4𝑎𝑐
𝑥1 = 2𝑎
atau 𝑥2 = 2𝑎

Jumlah Akar-Akar PK Hasil Kali Akar-Akar PK


𝑏 𝑐
𝑥1 + 𝑥2 = − 𝑎 𝑥1 𝑥2 = 𝑎

Selisih Akar-Akar PK
√𝑏2 −4𝑎𝑐 √𝐷
|𝑥1 − 𝑥2 | = =
𝑎 𝑎

Bentuk Simetri Akar-Akar PK

𝑥1 2 ± 𝑥2 2 = (𝑥1 ± 𝑥2 )2 ∓ 2𝑥1 𝑥2
𝑥1 2 − 𝑥2 2 = (𝑥1 + 𝑥2 )(𝑥1 − 𝑥2 )
𝑥1 3 ± 𝑥2 3 = (𝑥1 ± 𝑥2 )3 ∓ 3(𝑥1 𝑥2 )(𝑥1 ± 𝑥2 )
𝑥1 4 ± 𝑥2 4 = (𝑥1 2 ± 𝑥2 2 )2 ∓ 2(𝑥1 𝑥2 )2
1 1 𝑥1 ± 𝑥2
± =
𝑥1 𝑥2 𝑥1 𝑥2
1 1 𝑥1 2 + 𝑥2 2
2
+ 2 =
𝑥1 𝑥2 (𝑥1 𝑥2 )2
𝑥1 𝑥2 𝑥1 2 ± 𝑥2 2
± =
𝑥2 𝑥1 𝑥1 𝑥2

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 11


Menyusun bentuk simetri akar-akar PK
Ubah bentuk operasi aljabar dari akar-akar persamaan kuadrat sedemikian sehingga memuat rumus
jumlah dan hasil kali akar-akar PK (dan rumus selisih akar-akar PK, kalau diperlukan).

Berikut ini contoh bentuk simetri akar-akar PK yang sering muncul dalam soal:

Jumlah Kuadrat Akar-Akar PK:


𝑥1 2 + 𝑥2 2 = ….

Penyelesaian:
Ingat bentuk (𝑥1 + 𝑥2 )2 = 𝑥1 2 + 2𝑥1 𝑥2 + 𝑥2 2, maka diperoleh:
𝑥1 2 + 𝑥2 2 = (𝒙𝟏 + 𝒙𝟐 )2 − 2𝒙𝟏 𝒙𝟐

Selisih Kuadrat Akar-Akar PK


𝑥1 2 − 𝑥2 2 = ….

Penyelesaian:
Ingat bentuk (𝑥1 − 𝑥2 )2 = 𝑥1 2 − 2𝑥1 𝑥2 + 𝑥2 2, maka diperoleh:
𝑥1 2 − 𝑥2 2 = (𝒙𝟏 − 𝒙𝟐 )2 + 2𝒙𝟏 𝒙𝟐

Atau ingat bentuk (𝑥1 + 𝑥2 )(𝑥1 − 𝑥2 ) = 𝑥1 2 − 𝑥1 2 , maka diperoleh:


𝑥1 2 − 𝑥2 2 = (𝒙𝟏 + 𝒙𝟐 )(𝒙𝟏 − 𝒙𝟐 )

Jumlah Pangkat Tiga Akar-Akar PK


𝑥1 3 + 𝑥2 3 = ….

Penyelesaian:
Ingat bentuk (𝑥1 + 𝑥2 )3 = 𝑥1 3 + 3𝑥1 2 𝑥2 + 3𝑥1 𝑥2 2 + 𝑥2 3
= 𝑥1 3 + 3(𝑥1 𝑥2 )(𝑥1 + 𝑥2 ) + 𝑥2 3
maka diperoleh:
𝑥1 3 + 𝑥2 3 = (𝒙𝟏 + 𝒙𝟐 )3 − 3(𝒙𝟏 𝒙𝟐 )(𝒙𝟏 + 𝒙𝟐 )

Jumlah Pangkat Empat Akar-Akar PK:


𝑥1 4 + 𝑥2 4 = ….

Penyelesaian:
Ingat bentuk (𝑥 2 + 𝑥2 2 )2 = 𝑥1 4 + 2𝑥 2 𝑥 2 + 𝑥2 4 , maka diperoleh:
2
𝑥1 4 + 𝑥2 4 = (𝒙𝟏 𝟐 + 𝒙𝟐 𝟐 ) − 2(𝒙𝟏 𝒙𝟐 )2
= [(𝒙𝟏 + 𝒙𝟐 )2 − 2𝒙𝟏 𝒙𝟐 ]2 − 2(𝒙𝟏 𝒙𝟐 )2

Dan lain-lain ….

Contoh:
Persamaan kuadrat −2𝑥 2 + 3𝑥 − 2 = 0 memiliki akar-akar 𝑥1 dan 𝑥2 , maka nilai 𝑥12 + 𝑥22 = ....

Penyelesaian:
Pertama, cari jumlah dan hasil kali akar-akar persamaan kuadrat tersebut:
𝑏 3 3
𝒙𝟏 + 𝒙𝟐 = − = − =
𝑎 −2 2
𝑐 −2
𝒙𝟏 𝒙𝟐 = = =1
𝑎 −2

Kedua, cari bentuk identik dari 𝑥12 + 𝑥22 yang memuat bentuk 𝑥1 + 𝑥2 dan 𝑥12 + 𝑥22 .

𝑥12 + 𝑥22 = (𝒙𝟏 + 𝒙𝟐 )2 − 2𝒙𝟏 𝒙𝟐


3 2
= (2) − 2(1)
9
=4−2
1
=4

Halaman 12 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Menyusun PK Baru
Diketahui:
𝒂𝒙𝟐 + 𝒃𝒙 + 𝒄 = 𝟎 adalah PK Lama
𝒙𝟏 dan 𝒙𝟐 adalah akar-akar PK Lama
𝜶 dan 𝜷 adalah akar-akar PK Baru

Cek dan perhatikan!


Apakah 𝜶 dan 𝜷 identik atau tidak?

Jika 𝛼 dan 𝛽 identik Jika 𝛼 dan 𝛽 tidak identik


Cari invers akar PK Baru, Cari jumlah dan hasil kali akar PK Lama
𝜷−𝟏 𝒙𝟏 + 𝒙𝟐 dan 𝒙𝟏 𝒙𝟐

cari jumlah dan hasil kali akar PK Baru


−𝟏 𝜶 + 𝜷 dan 𝜶𝜷
Substitusi 𝜷 ke PK Lama
menggunakan nilai 𝒙𝟏 + 𝒙𝟐 dan 𝒙𝟏 𝒙𝟐

Rumus PK Baru adalah Rumus PK Baru adalah


−𝟏 2 −𝟏
𝑎(𝜷 ) + 𝑏(𝜷 )+𝑐 =0 𝑥 2 − (𝜶 + 𝜷)𝑥 + (𝜶𝜷) = 0

TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS:

Ditambah artinya substitusi pengurangan.


Dikurangi artinya substitusi penjumlahan.
Dikalikan artinya pangkat naik. Otomatis kalau dibagi maka pangkat turun.
Dibalik artinya juga dibalik.
Dinegatifkan artinya koefisien 𝑏 juga dinegatifkan.

Misal PK Lama adalah 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0, maka:


1. PK Baru yang akar-akarnya (𝛼 + 𝒏) dan (𝛽 + 𝒏)
𝑎(𝑥 − 𝒏)2 + 𝑏(𝑥 − 𝒏) + 𝑐 = 0

2. PK Baru yang akar-akarnya (𝛼 − 𝒏) dan (𝛽 − 𝒏)


𝑎(𝑥 + 𝒏)2 + 𝑏(𝑥 + 𝒏) + 𝑐 = 0

3. PK Baru yang akar-akarnya (𝒏𝛼) dan (𝒏𝛽)


𝑎𝑥 2 + 𝒏𝑏𝑥 + 𝒏𝟐 𝑐 = 0

𝟏 𝟏
4. PK Baru yang akar-akarnya (𝜶) dan (𝜷)
𝒄𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝒂 = 0

5. PK Baru yang akar-akarnya (−𝛼) dan (−𝛽)


𝑎𝑥 2 − 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 13


Contoh 1:
Akar-akar persamaan kuadrat 3𝑥 2 − 12𝑥 + 2 = 0 adalah 𝛼 dan 𝛽.
Persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya (𝛼 + 2) dan (𝛽 + 2) adalah ….

Penyelesaian:
Pertama, cek dan perhatikan apakah akar-akar PK Baru simetris atau tidak?
Akar-akar PK Baru (𝛼 + 2) dan (𝛽 + 2), ternyata simetris. Memiliki pola yang sama, yaitu (𝑥 + 2).

Kedua, cari invers dari akar-akar PK Baru, (𝑥 + 2).


Invers dari (𝑥 + 2) adalah (𝒙 − 𝟐).

Ketiga, Substitusikan (𝒙 − 𝟐) menggantikan variabel 𝑥 pada PK Lama:


3(𝒙 − 𝟐)2 − 12(𝒙 − 𝟐) + 2 = 0
⇔ 3(𝑥 2 − 4𝑥 + 4) − 12𝑥 + 24 + 2 = 0
⇔ 3𝑥 2 − 12𝑥 + 12 − 12𝑥 + 24 + 2 = 0
⇔ 3𝑥 2 − 24𝑥 + 38 = 0

Jadi, PK Baru yang akar-akarnya (𝛼 + 2) dan (𝛽 + 2) adalah 3𝑥 2 − 24𝑥 + 38 = 0.

Contoh 2:
Akar-akar persamaan kuadrat 2𝑥 2 − 4𝑥 + 8 = 0 adalah 𝛼 dan 𝛽.
𝛼 𝛽
Persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya dan adalah ….
𝛽 𝛼

Penyelesaian:
Pertama, cek dan perhatikan apakah akar-akar PK Baru simetris atau tidak?
𝛼 𝛽
Akar-akar PK Baru 𝛽 dan 𝛼, ternyata tidak simetris. Tidak memiliki pola yang sama.

Kedua, cari jumlah dan hasil kali akar-akar PK Lama.


−4
𝜶+𝜷=− =2
2
8
𝜶𝜷 = = 4
2

Ketiga, cari jumlah dan hasil kali akar-akar PK Baru menggunakan nilai 𝜶 + 𝜷 dan 𝜶𝜷 .
𝛼 𝛽 𝛼 2 + 𝛽2
+ =
𝛽 𝛼 𝛼𝛽
(𝜶 + 𝜷)2 − 2𝜶𝜷
=
𝜶𝜷
𝟐2 − 2 ∙ 𝟒
=
𝟒
4−8
=
4
4
=−
4
= −1
𝛼𝛽
=1
𝛽𝛼

Keempat, rumus PK Baru adalah:


𝑥 2 − (jumlah akar-akar PK baru)𝑥 + hasil kali akar-akar PK baru = 0
𝑥 2 − (−1)𝑥 + 1 = 0
𝑥2 + 𝑥 + 1 = 0
𝛼 𝛽
Jadi, PK Baru yang akar-akarnya 𝛽 dan 𝛼 adalah 𝑥 2 + 𝑥 + 1 = 0.

Halaman 14 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Contoh 3
Akar-akar persamaan kuadrat 2𝑥 2 − 5𝑥 + 3 = 0 adalah 𝛼 dan 𝛽.
Persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya (𝛼 + 3) dan (𝛽 + 3) adalah ….

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


Akar-akar PK Baru adalah penjumlahan dengan dua, maka PK Baru adalah substitusi dengan (𝑥 − 3).

Jadi, PK Baru adalah:


2(𝑥 − 3)2 − 5(𝑥 − 3) + 3 = 0
Jabarkan sendiri ya…!

Contoh 4
Akar-akar persamaan kuadrat 3𝑥 2 + 12𝑥 − 1 = 0 adalah 𝛼 dan 𝛽.
Persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya (𝛼 − 2) dan (𝛽 − 2) adalah ….

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


Akar-akar PK Baru adalah pengurangan dengan dua, maka PK Baru adalah substitusi dengan (𝑥 + 2).

Jadi, PK Baru adalah:


3(𝑥 + 2)2 + 12(𝑥 + 2) − 1 = 0
Jabarkan sendiri ya…!

Contoh 5
Akar-akar persamaan kuadrat −4𝑥 2 + 2𝑥 − 7 = 0 adalah 𝛼 dan 𝛽.
Persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya 2𝛼 dan 2𝛽 adalah ….

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


Akar-akar PK Baru adalah perkalian dengan dua, maka setiap suku dikalikan dengan dua berpangkat naik,
mulai dari pangkat nol. Pangkat nol nggak usah ditulis, karena jelas sama dengan 1. OK?

Jadi, PK Baru adalah:


−4𝑥 2 (20 ) + 2𝑥(21 ) − 7(22 ) = 0
Jabarkan sendiri ya…!

Contoh 6
Akar-akar persamaan kuadrat 7𝑥 2 − 5𝑥 + 13 = 0 adalah 𝛼 dan 𝛽.
𝛼 𝛽
Persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya 5 dan 5 adalah ….

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


Akar-akar PK Baru adalah pembagian dengan lima, maka setiap suku dikalikan dengan lima berpangkat
turun, sampai pangkat nol. Pangkat nol nggak usah ditulis, karena jelas sama dengan 1. OK?

Jadi, PK Baru adalah:


7𝑥 2 (55 ) − 5𝑥(51 ) + 13(50 ) = 0
Jabarkan sendiri ya…!

Contoh 6
Akar-akar persamaan kuadrat 2𝑥 2 − 𝑥 + 5 = 0 adalah 𝛼 dan 𝛽.
1 1
Persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya 𝛼 dan 𝛽 adalah ….

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


Akar-akar PK Baru adalah kebalikan dari akar-akar PK Lama, maka Tukar posisi koefisien 𝑥 2 dengan
konstanta.

Jadi, PK Baru adalah:


5𝑥 2 − 𝑥 + 2 = 0

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 15


Contoh 7
Akar-akar persamaan kuadrat −𝑥 2 + 2𝑥 + 4 = 0 adalah 𝛼 dan 𝛽.
Persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya −𝛼 dan −𝛽 adalah ….

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


Akar-akar PK Baru adalah negatif dari akar-akar PK Lama, maka PK Baru adalah koefisien 𝑥 dikalikan (−1).

Jadi, PK Baru adalah:


−𝑥 2 + 2𝑥(−1) + 4 = 0
−𝑥 2 − 2𝑥 + 4 = 0

Contoh 7
Akar-akar persamaan kuadrat 2𝑥 2 − 5𝑥 + 3 = 0 adalah 𝛼 dan 𝛽.
Persamaan kuadrat baru yang akar-akarnya (2𝛼 − 3) dan (2𝛽 − 3) adalah ….

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


Akar-akar PK Baru adalah perkalian dengan dua, dilanjutkan pengurangan dengan tiga dari akar-akar PK
Lama, maka PK Baru adalah suku dikalikan dengan dua berpangkat naik, mulai dari pangkat nol,
dilanjutkan dengan substitusi (𝑥 + 3).

Jadi, PK Baru adalah:


2𝑥 2 (20 ) − 5𝑥(21 ) + 3(22 ) = 0
2𝑥 2 − 10𝑥 + 12 = 0

Dilanjutkan dengan substitusi (𝑥 + 3).


2(𝑥 + 3)2 − 10(𝑥 + 3) + 12 = 0
Jabarkan sendiri ya…!

Halaman 16 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Berlawanan Berkebalikan
𝑏=0 𝑎=𝑐

Sifat-Sifat
Akar-Akar PK

Perbandingan Selisih
𝑛𝑏 2 = (𝑛 + 1)2 𝑎𝑐 𝐷 = (𝑛𝑎)2

Keterangan:

Menggunakan sifat-sifat akar-akar PK untuk menentukan bagian dari PK yang tidak diketahui.
Inti dari permasalahan ini adalah melengkapkan variabel yang tidak diketahui pada PK dengan
menggunakan sifat tertentu dari akar-akarnya.

TRIK SUPERKILAT
Sifat akar-akar persamaan kuadrat 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0 yang mungkin keluar di soal:
1. Jika akar yang satu kelipatan 𝑛 dari akar yang lain (𝑥1 = 𝑛𝑥2 ), maka 𝑛𝑏 2 = (𝑛 + 1)2 𝑎𝑐
2. Jika selisih akar-akarnya adalah 𝑛 (|𝑥1 − 𝑥2 | = 𝑛), maka 𝐷 = (𝑛𝑎)2
3. Jika akar-akarnya berlawanan (𝑥1 = −𝑥2 atau 𝑥1 + 𝑥2 = 0), maka 𝑏 = 0
1
4. Jika akar-akarnya berkebalikan (𝑥1 = atau 𝑥1 𝑥2 = 1), maka 𝑎 = 𝑐
𝑥2

Contoh:
Akar-akar persamaan kuadrat 2𝑥 2 + 𝑚𝑥 + 16 = 0 adalah 𝛼 dan 𝛽.
Jika 𝛼 = 2𝛽 dan 𝛼, 𝛽 positif maka nilai 𝑚 = ….

Penyelesaian:
Pertama, lihat ternyata akar-akar PK tersebut adalah memiliki kelipatan tertentu.
Karena 𝛼 = 2𝛽, maka jelas nilai 𝑛 = 2.

Kedua, gunakan sifat perbandingan akar-akar PK.


𝑛𝑏 2 = (𝑛 + 1)2 𝑎𝑐
⇔ 2𝑚2 = (2 + 1)2 ∙ 2 ∙ 16
⇔ 𝑚 2 = 32 ∙ 42
⇔ 𝑚 = ±12

Ketiga, karena akar-akarnya positif maka jumlah kedua akar tersebut juga positif, sehingga:
𝑏
𝑥1 + 𝑥2 > 0 ⇒ − > 0
𝑎
𝑚
⇔− >0
2
⇔ 𝑚<0

Sehingga pilih nilai 𝑚 yang negatif.


Jadi, 𝑚 = −12.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 17


Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:

1. Akar-akar persamaan kuadrat x 2  ax  4  0 adalah p dan q. Jika p 2  2 pq  q 2  8a, maka nilai a 


𝑝 + 𝑞 = −𝑎
.... 𝑝. 𝑞 = −4
A. −8
B. −4 𝑝2 − 2𝑝𝑞 + 𝑞 2 = 8𝑎
C. 4 ⇒ (𝑝 + 𝑞)2 − 4𝑝𝑞 = 8𝑎
⇔ 𝑎2 + 16 = 8𝑎
D. 6 2
⇔ 𝑎 − 8𝑎 + 16 = 0
E. 8 ⇔ (𝑎 − 4)(𝑎 − 4) = 0
⇒ 𝑎=4
2. Persamaan kuadrat x 2  (m  1) x  5  0 mempunyai akar-akar x1 dan x2 . Jika
x1  x 2  2 x1 x 2  8m, maka nilai m  ....
2 2
𝑥12 + 𝑥22 − 2𝑥1 𝑥2 = 8𝑚
A. −3 atau −7 𝑥1 + 𝑥2 = −𝑚 + 1 ⇒ (𝑥1 + 𝑥2 )2 − 4𝑥1 𝑥2 = 8𝑚
B. 3 atau 7 𝑥1 . 𝑥2 = −5 ⇔ (−𝑚 + 1)2 + 20 = 8𝑚
C. 3 atau −7 ⇔ 𝑚2 − 10𝑚 + 21 = 0
D. 6 atau 14 ⇔ (𝑎 − 3)(𝑎 − 7) = 0
⇔ 𝑎 − 3 = 0 atau 𝑎 − 7 = 0
E. −6 atau −14 ⇒ 𝑎=3  𝑎 = 7

3. Persamaan kuadrat x 2  4 px  4  0 mempunyai akar-akar x1 dan x 2 . Jika x1 x 22  x12 x 2  32 , maka nilai


p  .... 𝑥1 𝑥22 + 𝑥12 𝑥2 = 32
A. −4 𝑥1 + 𝑥2 = −4𝑝 ⇒ 𝑥1 𝑥2 (𝑥1 + 𝑥2 ) = 32
B. −2 𝑥1 . 𝑥2 = 4 ⇔ 4(−4𝑝) = 32
C. 2 ⇔ −16𝑝 = 32
D. 4 32
⇔ 𝑝=
E. 8 −16
⇔ 𝑝 = −2

Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.

Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.

Pak Anang.

Halaman 18 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


2. 3. Menyelesaikan masalah persamaan atau fungsi kuadrat dengan menggunakan diskriminan.

Persamaan Kuadrat (PK)


𝒂𝒙𝟐 + 𝒃𝒙 + 𝒄 = 𝟎

Diskriminan
𝑫 = 𝒃𝟐 − 𝟒𝒂𝒄

Persamaan Kuadrat Fungsi Kuadrat


𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0 𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐

𝐷≥0 𝐷<0 𝐷>0 𝐷=0 𝐷<0


akar real akar imajiner memotong menyinggung terpisah

𝐷>0 𝐷=0 𝑎 > 0, 𝐷 < 0 𝑎 < 0, 𝐷 < 0


berbeda kembar definit positif definit negatif

𝐷 = 𝑟2
rasional

TRIK SUPERKILAT.
Perhatikan tiga soal di bawah ini, sebenarnya tidak berbeda. Alias maksud ketiga soal itu sama persis!

“Persamaan kuadrat 𝑝𝑥 2 + (𝑝 + 2)𝑥 − 𝑝 + 4 = 0 akan memiliki dua akar real berbeda untuk nilai 𝑝 = ….“

“Fungsi kuadrat 𝑦 = 𝑝𝑥 2 + (𝑝 + 2)𝑥 − 𝑝 + 4 memotong sumbu X di dua titik.


Batas-batas nilai 𝑝 yang memenuhi adalah ….”

“Grafik 𝑦 = 𝑝𝑥 2 + (𝑝 + 2)𝑥 − 𝑝 + 4 memotong garis 𝒚 = 𝟎 di dua titik.


Batas-batas nilai 𝑝 yang memenuhi adalah ….”

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝐌𝐄𝐌𝐈𝐋𝐈𝐊𝐈 𝐃𝐔𝐀 akar real 𝐁𝐄𝐑𝐁𝐄𝐃𝐀


𝐹𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖 𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝐌𝐄𝐌𝐎𝐓𝐎𝐍𝐆 sumbu X di 𝐃𝐔𝐀 titik 𝐁𝐄𝐑𝐁𝐄𝐃𝐀} ⇒ 𝐷 > 0
𝐺𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘 𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝐌𝐄𝐌𝐎𝐓𝐎𝐍𝐆 garis di 𝐃𝐔𝐀 titik 𝐁𝐄𝐑𝐁𝐄𝐃𝐀

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝐌𝐄𝐌𝐈𝐋𝐈𝐊𝐈 akar real 𝐊𝐄𝐌𝐁𝐀𝐑 (= 𝐒𝐀𝐓𝐔)


𝐹𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖 𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝐌𝐄𝐍𝐘𝐈𝐍𝐆𝐆𝐔𝐍𝐆 sumbu X di 𝐒𝐀𝐓𝐔 titik }⇒𝐷=0
𝐺𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘 𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝐌𝐄𝐍𝐘𝐈𝐍𝐆𝐆𝐔𝐍𝐆 garis di 𝐒𝐀𝐓𝐔 titik 𝐁𝐄𝐑𝐁𝐄𝐃𝐀

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑎𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝐓𝐈𝐃𝐀𝐊 𝐌𝐄𝐌𝐈𝐋𝐈𝐊𝐈 akar real


𝐹𝑢𝑛𝑔𝑠𝑖 𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝐓𝐈𝐃𝐀𝐊 𝐌𝐄𝐌𝐎𝐓𝐎𝐍𝐆/𝐓𝐈𝐃𝐀𝐊 𝐌𝐄𝐍𝐘𝐈𝐍𝐆𝐆𝐔𝐍𝐆 sumbu X } ⇒ 𝐷 < 0
𝐺𝑟𝑎𝑓𝑖𝑘 𝑘𝑢𝑎𝑑𝑟𝑎𝑡 𝐓𝐈𝐃𝐀𝐊 𝐌𝐄𝐌𝐎𝐓𝐎𝐍𝐆/𝐓𝐈𝐃𝐀𝐊 𝐌𝐄𝐍𝐘𝐈𝐍𝐆𝐆𝐔𝐍𝐆 garis

Soal jebakan, bila hanya ada kata Persamaan kuadrat memiliki dua akar real tanpa tambahan kata berbeda
atau kembar, berarti dua akar real tersebut pasti gabungan dari dua akar real berbeda dan kembar.
Jadi 𝐷 ≥ 0.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 19


Soal yang sering ditanyakan

PERSAMAAN KUADRAT.

Persamaan kuadrat memiliki dua akar berbeda.

Contoh:
Jika persamaan kuadrat 𝑝𝑥 2 + (𝑝 + 2)𝑥 − 𝑝 + 4 = 0 akan memiliki dua akar berbeda.
Batas-batas nilai p yang memenuhi adalah ….

Penyelesaian:
Dari persamaan kuadrat 𝑝𝑥 2 + (𝑝 + 2)𝑥 − 𝑝 + 4 = 0 diperoleh:
𝑎 = 𝑝, 𝑏 = (𝑝 + 2), dan 𝑐 = (−𝑝 + 4)

Persamaan kuadrat memiliki dua akar berbeda, maka diskriminan 𝐷 harus memenuhi 𝐷 > 0
𝐷>0⇒ 𝑏 2 − 4𝑎𝑐 < 0
2
⇔ (𝑝 + 2) − 4(𝑝)(−𝑝 + 4) < 0
⇔ 𝑝2 + 4𝑝 + 4 + 4𝑝2 − 16𝑝 < 0
⇔ 5𝑝2 − 12𝑝 + 4 < 0
⇔ (5𝑝 − 2)(𝑝 − 2) < 8
2
⇔ 𝑝 < 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝 > 2
5
2
⇔ 𝑚<
3
2
Sehingga nilai m yang memenuhi adalah 𝑚 < 3.

Persamaan kuadrat memiliki akar kembar.

Contoh:
Jika diketahui sebuah persamaan kuadrat 𝑥 2 + (𝑘 − 3)𝑥 + 4 = 0 memiliki dua akar kembar.
Maka nilai 𝑘 yang memenuhi adalah ….

Penyelesaian:
Dari persamaan kuadrat 𝑥 2 + (𝑘 − 3)𝑥 + 4 = 0 diperoleh:
𝑎 = 1, 𝑏 = (𝑘 − 3), 𝑑𝑎𝑛 𝑐 = 4

Persamaan kuadrat memiliki dua akar kembar, maka diskriminan 𝐷 harus memenuhi 𝐷 = 0
𝐷=0⇒ 𝑏 2 − 4𝑎𝑐 = 0
2
⇔ (𝑘 − 3) − 4(1)(4) = 0
⇔ (𝑘 − 3)2 − 16 = 0
⇔ 𝑘 2 − 6𝑘 + 9 − 16 = 0
⇔ 𝑘 2 − 6𝑘 − 7 = 0
⇔ (𝑘 + 1)(𝑘 − 7) = 0
⇔ 𝑘 = −1 atau 𝑘 = 3

Sehingga persamaan kuadrat tersebut memiliki dua akar kembar untuk nilai 𝑘 = −1 atau 𝑘 = 7.

Halaman 20 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Persamaan kuadrat tidak memiliki akar real (akarnya imajiner)

Contoh:
1 7
Persamaan kuadrat 𝑥 2 + (𝑝 + 2)𝑥 + (𝑝 + ) = 0 tidak memiliki akar real untuk nilai 𝑝 = ….
2 2

Penyelesaian:
1 7
Dari persamaan kuadrat 𝑥 2 + (𝑝 + 2)𝑥 + (𝑝 + ) = 0 diperoleh:
2 2
1 7
𝑎 = , 𝑏 = (𝑝 + 2), 𝑑𝑎𝑛 𝑐 = (𝑝 + )
2 2

Persamaan kuadrat memiliki akar imajiner maka diskriminan 𝐷 harus memenuhi 𝐷 < 0.
𝐷<0⇒ 𝑏 2 − 4𝑎𝑐 < 0
1 7
⇔ (𝑝 + 2)2 − 4 ( ) (𝑝 + ) < 0
2 2
⇔ 𝑝2 + 4𝑝 + 4 − 2𝑝 − 7 < 0
⇔ 𝑝2 + 2𝑝 − 3 < 0
⇔ (𝑝 + 3)(𝑝 − 1) < 0
⇔ 𝑝 = −3 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝 = 1 (𝑝𝑒𝑚𝑏𝑢𝑎𝑡 𝑛𝑜𝑙)

Daerah penyelesaian pertidaksamaan tersebut pada garis bilangan:


+ − +
−1 3

Jadi persamaan kuadrat akan memiliki akar-akar tidak real untuk nilai −1 < 𝑝 < 3.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 21


FUNGSI KUADRAT

Fungsi kuadrat memotong sumbu X di dua titik berbeda (memotong).

Contoh:
Grafik 𝑦 = 𝑝𝑥 2 + (𝑝 + 2)𝑥 − 𝑝 + 4 memotong sumbu X di dua titik.
Batas-batas nilai p yang memenuhi adalah ….

Penyelesaian:
Dari fungsi kuadrat 𝑦 = 𝑝𝑥 2 + (𝑝 + 2)𝑥 − 𝑝 + 4 diperoleh:
𝑎 = 𝑝, 𝑏 = (𝑝 + 2), 𝑑𝑎𝑛 𝑐 = (−𝑝 + 4)

Grafik fungsi kuadrat memotong sumbu X, maka diskriminan 𝐷 harus memenuhi 𝐷 > 0
𝐷>0⇒ 𝑏 2 − 4𝑎𝑐 < 0
2
⇔ (𝑝 + 2) − 4(𝑝)(−𝑝 + 4) < 0
⇔ 𝑝2 + 4𝑝 + 4 + 4𝑝2 − 16𝑝 < 0
⇔ 5𝑝2 − 12𝑝 + 4 < 0
⇔ (5𝑝 − 2)(𝑝 − 2) < 8
2
⇔ 𝑝 < 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝 > 2
5
2
⇔ 𝑚<
3
2
Sehingga nilai m yang memenuhi adalah 𝑚 < 3.

Fungsi kuadrat memotong satu titik di sumbu X (menyinggung).

Contoh:
Grafik fungsi kuadrat 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 + (𝑘 − 3)𝑥 + 4 menyinggung sumbu X pada satu titik.
Maka nilai 𝑘 yang memenuhi adalah ….

Penyelesaian:
Dari fungsi kuadrat 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 + (𝑘 − 3)𝑥 + 4 diperoleh:
𝑎 = 1, 𝑏 = (𝑘 − 3), 𝑑𝑎𝑛 𝑐 = 4

Persamaan kuadrat memiliki dua akar kembar, maka diskriminan 𝐷 harus memenuhi 𝐷 = 0
𝐷=0⇒ 𝑏 2 − 4𝑎𝑐 = 0
2
⇔ (𝑘 − 3) − 4(1)(4) = 0
⇔ (𝑘 − 3)2 − 16 = 0
2
⇔ 𝑘 − 6𝑘 + 9 − 16 = 0
⇔ 𝑘 2 − 6𝑘 − 7 = 0
⇔ (𝑘 + 1)(𝑘 − 7) = 0
⇔ 𝑘 = −1 atau 𝑘 = 3

Sehingga fungsi kuadrat tersebut menyinggung sumbu X pada satu titik untuk nilai 𝑘 = −1 atau 𝑘 = 7.

Halaman 22 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Fungsi kuadrat tidak memotong maupun menyinggung sumbu X. (terpisah)

Contoh:
1 7
Fungsi kuadrat 𝑦 = 𝑥 2 + (𝑝 + 2)𝑥 + (𝑝 + ) tidak akan menyinggung dan tidak memotong sumbu X
2 2
untuk nilai 𝑝 = ….

Penyelesaian:
1 7
Dari fungsi kuadrat 𝑦 = 2 𝑥 2 + (𝑝 + 2)𝑥 + (𝑝 + 2) diperoleh:
1 7
𝑎 = , 𝑏 = (𝑝 + 2), 𝑑𝑎𝑛 𝑐 = (𝑝 + )
2 2

Persamaan kuadrat memiliki akar imajiner maka diskriminan 𝐷 harus memenuhi 𝐷 < 0.
1 7
𝐷 < 0 ⇒ (𝑝 + 2)2 − 4 ( ) (𝑝 + ) < 0
2 2
⇔ 𝑝2 + 4𝑝 + 4 − 2𝑝 − 7 < 0
⇔ 𝑝2 + 2𝑝 − 3 < 0
⇔ (𝑝 + 3)(𝑝 − 1) < 0
⇔ 𝑝 = −3 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑝 = 1 (𝑝𝑒𝑚𝑏𝑢𝑎𝑡 𝑛𝑜𝑙)

Daerah penyelesaian pertidaksamaan tersebut pada garis bilangan:


+ − +
−1 3

Jadi fungsi kuadrat tidak akan menyinggung maupun memotong sumbu X untuk untuk nilai −1 < 𝑝 < 3.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 23


Fungsi kuadrat memotong garis di dua titik (memotong).

Contoh:
Grafik fungsi kuadrat 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 4 memotong garis 𝑦 = 3𝑥 + 4.
Nilai b yang memenuhi adalah ….

Penyelesaian:
Substitusikan 𝑦 = 3𝑥 + 4 dan 𝑦 = 𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 4
⇒ 𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 4 = 3𝑥 + 4
2
⇔ 𝑥 + 𝑏𝑥 + 4 − 3𝑥 − 4 = 0
⇔ 𝑥 2 + (𝑏 − 3)𝑥 = 0

Koefisien-koefisien persamaan kuadrat


𝑎 = 1, 𝑏 = (𝑏 − 3), 𝑑𝑎𝑛 𝑐 = 0

Kurva memotong garis, maka diskriminan 𝐷 harus memenuhi D > 0


𝐷 = 0 ⇒ (𝑏 − 3)2 − 4(1)(0) > 0
⇔ (𝑏 − 3)2 − 0 > 0
⇔ (𝑏 − 3)2 > 0
⇔ 𝑏−3>0
⇔ 𝑏>3

Sehingga grafik fungsi kuadrat akan memotong garis untuk nilai b > 3.

Perhatikan, soal di bawah ini masih menggunakan soal di atas, hanya kalimatnya saja yang diganti! OK?

Fungsi kuadrat memotong garis di satu titik (menyinggung).

Contoh:
Grafik fungsi kuadrat 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 4 menyinggung garis 𝑦 = 3𝑥 + 4.
Nilai b yang memenuhi adalah ….

Penyelesaian:
Kurva menyinggung garis, maka diskriminan 𝐷 harus memenuhi 𝐷 = 0
𝐷 = 0 ⇒ (𝑏 − 3)2 − 4(1)(0) = 0
⇔ (𝑏 − 3)2 − 0 = 0
⇔ (𝑏 − 3)2 = 0
⇔ 𝑏−3=0
⇔ 𝑏=3

Sehingga grafik fungsi kuadrat akan menyinggung garis untuk nilai 𝑏 = 3.

Fungsi kuadrat tidak memotong atau tidak menyinggung garis (terpisah).

Contoh:
Grafik fungsi kuadrat 𝑓(𝑥) = 𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 4 tidak memotong dan tidak menyinggung garis 𝑦 = 3𝑥 + 4.
Nilai b yang memenuhi adalah ….

Penyelesaian:
Kurva terpisah garis, maka diskriminan 𝐷 harus memenuhi 𝐷 < 0
𝐷 = 0 ⇒ (𝑏 − 3)2 − 4(1)(0) < 0
⇔ (𝑏 − 3)2 − 0 < 0
⇔ (𝑏 − 3)2 < 0
⇔ 𝑏−3<0
⇔ 𝑏<3

Sehingga grafik fungsi kuadrat tidak akan memotong dan tidak menyinggung garis untuk nilai 𝑏 < 3.

Halaman 24 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:

1. Persamaan kuadrat x 2  (m  2) x  2m  4  0 mempunyai akar-akar real, maka batas nilai m yang


memenuhi adalah .... Akar-akar real ⇒ 𝐷 ≥ 0
A. m  2 atau m  10 𝑏 2 − 4𝑎𝑐 ≥ 0
+ − +

B. m  10 atau m  2 ⇒ (𝑚 − 2) − 4 . 1 . (2𝑚 − 4) ≥ 0


2 2 10

C. m  2 atau m  10 ⇔ 𝑚 2
− 12𝑎 + 20 ≥ 0 Jadi daerah penyelesaian:
D. 2  m  10 ⇔ (𝑚 − 2)(𝑚 − 10) ≥ 0 𝑚 ≤ 2 atau 𝑚 ≥ 10
𝑃𝑒𝑚𝑏𝑢𝑎𝑡 𝑛𝑜𝑙 ∶
E.  10  m  2 𝑚 − 2 = 0 atau 𝑚 − 10 = 0
⇒ 𝑚 = 2      𝑚 = 10
2. Persamaan kuadrat 2 x 2  2( p  4) x  p  0 mempunyai dua akar real berbeda. Batas-batas nilai p yang
memenuhi adalah .... Akar-akar real berbeda ⇒ 𝐷 > 0
A. p  2 atau p  8 𝑏 2 − 4𝑎𝑐 ≥ 0
+ − +
2 2 8
B. p  2 atau p  8 ⇒ (2(𝑝 − 4)) − 4 . 2 . 𝑝 ≥ 0
C. p  8 atau p  2 ⇔ 4𝑝2 − 40𝑝 + 64 ≥ 0 Jadi daerah penyelesaian:
⇔ 4(𝑝 − 2)(𝑝 − 8) ≥ 0 𝑝 < 2 atau 𝑝 > 8
D. 2  p  8 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑢𝑎𝑡 𝑛𝑜𝑙 ∶
E.  8  p  2 𝑝 − 2 = 0 atau 𝑝 − 8 = 0
⇒ 𝑝 = 2      𝑝=8

Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.

Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.

Pak Anang.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 25


2. 4. Menyelesaikan masalah sehari-hari yang berkaitan dengan sistem persamaan linear.

Ingat lagi tentang konsep determinan matriks

Determinan Matriks
𝑎 𝑏
| | = 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐
𝑐 𝑑
𝑎 𝑏 𝑐
|𝑑 𝑒 𝑓 | = 𝑎𝑒𝑖 + 𝑏𝑓𝑔 + 𝑐𝑑ℎ − 𝑐𝑒𝑔 − 𝑎𝑓ℎ − 𝑏𝑑𝑖
𝑔 ℎ 𝑖

Untuk lebih detil tentang determinan matriks,


lihat juga SMART SOLUTION untuk SKL tentang Matriks!

Sistem Persamaan Linear


Dua Variabel
(SPLDV)

Bentuk Umum SPLDV


𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 = 𝒄𝟏
𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 = 𝒄𝟐

Penyelesaian SPLDV

Nilai 𝑥 Nilai 𝑦
Kolom 𝑥 diganti! Kolom 𝑦 diganti!

𝒄 𝑏1 𝑎1 𝒄𝟏
| 𝟏 | |𝑎
𝒄𝟐 𝑏2 2 𝒄𝟐 |
𝑥= 𝑎 𝑏1 𝑦= 𝑎1 𝑏1
| 1 | | |
𝑎2 𝑏2 𝑎2 𝑏2

Halaman 26 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Sistem Persamaan Linear
Tiga Variabel
(SPLTV)

Bentuk Umum SPLTV


𝑎1 𝑥 + 𝑏1 𝑦 + 𝑐1 𝑧 = 𝒅𝟏
𝑎2 𝑥 + 𝑏2 𝑦 + 𝑐2 𝑧 = 𝒅𝟐
𝑎3 𝑥 + 𝑏3 𝑦 + 𝑐3 𝑧 = 𝒅𝟑

Penyelesaian SPLTV

Nilai 𝑥 Nilai 𝑦 Nilai 𝑧


Kolom 𝑥 diganti! Kolom 𝑦 diganti! Kolom 𝑧 diganti!

𝒅𝟏 𝑏1 𝑐1 𝑎1 𝒅𝟏 𝑐1 𝑎1 𝑏1 𝒅𝟏
|𝒅𝟐 𝑏2 𝑐2 | |𝑎2 𝒅𝟐 𝑐2 | |𝑎2 𝑏2 𝒅𝟐 |
𝒅𝟑 𝑏3 𝑐3 𝑎3 𝒅𝟑 𝑐3 𝑎3 𝑏3 𝒅𝟑
𝑥= 𝑎1 𝑏1 𝑐1 𝑦= 𝑎1 𝑏1 𝑐1 𝑧= 𝑎1 𝑏1 𝑐1
|𝑎2 𝑏2 𝑐2 | |𝑎2 𝑏2 𝑐2 | |𝑎2 𝑏2 𝑐2 |
𝑎3 𝑏3 𝑐3 𝑎3 𝑏3 𝑐3 𝑎3 𝑏3 𝑐3

Keterangan:
Pada prakteknya dalam pengerjaan soal SPL, metode determinan matriks ini hanya bisa digunakan apabila
matriks SPL-nya adalah berbentuk persegi. Tekniknya, gunakan metode determinan untuk menentukan salah
satu variabel pada SPLDV, lalu variabel yang lain bisa diperoleh menggunakan metode substitusi.

Kenapa kok harus menggunakan determinan matriks. Karena langkah ini lebih pasti dalam menyelesaikan soal
tipe UN, tanpa harus berfikir keras mencari langkah tepat untuk metode eliminasi maupun substitusi.

Namun, kalian tetap harus menguasai langkah eliminasi maupun substitusi supaya paham juga langkah
dasarnya. Oke?

Penyelesaian SPLDV secara online bisa dilihat pada halaman berikut:


http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/simulasi-spldv-sistem-persamaan-linear.html?spref=pdf

Penyelesaian SPLDV secara online bisa dilihat pada halaman berikut:


http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/simulasi-spltv-sistem-persamaan-linear.html?spref=pdf

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 27


TRIK SUPERKILAT:
Untuk mencari penyelesaian SPLDV, variabel yang akan dicari harus diletakkan di pojok KIRI, lalu lihat koefisien
variabel yang lain! Lalu kali silang, kali silang. Selesai deh.

Contoh Soal:
2𝑥 − 3𝑦 = 1
Penyelesaian dari SPL { adalah ….
3𝑥 + 5𝑦 = 11

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:

2𝑥 − 3𝑦 = 1
3𝑥 + 5𝑦 = 11

Karena yang paling pojok kiri variabel 𝑥, maka ini berarti kita akan mencari nilai dari variabel 𝑥.

Lalu pilih salah satu koefisien dari variabel 𝑦.


Bebas kok! Kita boleh memilih salah satu di antara −3atau 5.

2𝑥 − 3𝑦 = 1
3𝑥 + 5𝑦 = 11

Oke, misalkan kita bersepakat untuk menggunakan acuan bilangan −3, ya?

2𝑥 − 3𝑦 = 1
3𝑥 + 5𝑦 = 11

Siap? Perhatikan SPLDV tersebut yang saya beri kotak berwarna merah.
Hitung selisih dari kali silang tersebut.
Ingat acuan awal kita adalah bilangan −3!
Hasilnya adalah:
−3 dikalikan silang dengan 11, dikurangi dengan 1 dikalikan silang dengan 5.
(−3)(11) − (1)(5) = −33 − 5 = −𝟑𝟖

2𝑥 − 3𝑦 = 1
3𝑥 + 5𝑦 = 11

Oke, sekarang hitung selisih perkalian silang dari bagian yang berwarna biru tersebut.
Masih ingat acuan awal kita tadi? Iya, bilangan −3 adalah acuan awal dalam menghitung selisih kali silang!
Hasilnya adalah:
−3 dikalikan silang dengan 3, dikurangi 2 dikalikan silang dengan 5.
(−3)(3) − (2)(5) = −9 − 10 = −𝟏𝟗

Jadi, nilai variabel 𝑥 adalah pembagian dari hasil selisih kali silang pertama dan kedua.

−𝟑𝟖
𝑥= =2
−𝟏𝟗

Selesai!

Paham, kan?

Kalau mencari nilai 𝑦, gimana dong?


Gampang aja. Kalau ingin menerapkan langkah TRIK SUPERKILAT yang sama, maka syaratnya apa tadi?
Ya! Betul! Variabel 𝑦 harus dipindah ke pojok kiri!!!!!! Sehingga SPLDV akan berubah menjadi:

−3𝑦 + 2𝑥 = 1
5𝑦 + 3𝑥 = 11

Lalu lakukan dengan langkah yang sama seperti saat mencari variabel 𝑥 di atas. Oke?

Halaman 28 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Contoh 1:
Pak Ali bekerja selama 6 hari dengan 4 hari di antaranya lembur mendapat upah Rp74.000,00. Pak Bisri bekerja
selama 5 hari dengan 2 hari di antaranya lembur mendapat upah Rp55.000,00. Pak Ali, Pak Bisri, dan Pak Catur
bekerja dengan aturan upah yang sama. Jika Pak Catur bekerja 4 hari dengan terus menerus lembur, maka upah
yang akan diperoleh adalah ....

Penyelesaian:
Misal:
𝑥 = hari biasa
𝑦 = hari lembur

Maka sistem persamaan linear dari soal tersebut adalah:


6𝑥 + 4𝑦 = 𝟕𝟒. 𝟎𝟎𝟎
5𝑥 + 2𝑦 = 𝟓𝟓. 𝟎𝟎𝟎

Ditanyakan:
4𝑥 + 4𝑦 = ?

Penyelesaian SPL menggunakan determinan matriks.

𝟕𝟒. 𝟎𝟎𝟎 4
| | 148.000 − 220.000 −72.000
𝑥 = 𝟓𝟓. 𝟎𝟎𝟎 2 = = = 9.000
6 4 12 − 20 −8
| |
5 2
6 𝟕𝟒. 𝟎𝟎𝟎
| |
𝑦= 5 𝟓𝟓. 𝟎𝟎𝟎 = 330.000 − 370.000 = −40.000 = 5.000
6 4 12 − 20 −8
| |
5 2

Jadi,
4𝑥 + 4𝑦 = 4(9.000) + 4(5.000)
= 36.000 + 20.000
= 56.000

TRIK SUPERKILAT:
Dengan acuan koefisien variabel 𝑦 adalah 4, maka nilai variabel 𝑦 diperoleh dengan cara:

“(4 dikali silang dengan 55.000) dikurangi (2 dikali silang dengan 74.000)”
dibagi dengan
“(4 dikali silang dengan 5) dikurangi (6 dikali silang dengan 2)”

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 29


Contoh 2:
Avi, Via dan Iva pergi bersama-sama ke toko buah. Avi membeli 1 kg apel, 2 kg salak, dan 2 kg kelengkeng
dengan harga Rp47.000,00. Via membeli 2 kg apel, 1 kg salak, dan 3 kg kelengkeng dengan harga Rp68.500,00.
Iva membeli 3 kg apel, 2 kg salak, dan 1 kg kelengkeng dengan harga Rp63.000,00. Jika Vero membeli 1 kg apel
dan 1 kg kelengkeng di toko tersebut, maka berapakah yang harus dibayarkan oleh Vero?

Penyelesaian:
Misal:
𝑥 = buah apel
𝑦 = buah salak
𝑧 = buah kelengkeng

Maka sistem persamaan linear dari soal tersebut adalah:


𝑥 + 2𝑦 + 2𝑧 = 47.000
2𝑥 + 𝑦 + 3𝑥 = 68.500
3𝑥 + 2𝑦 + 𝑧 = 63.000

Penyelesaian SPL menggunakan determinan matriks.

𝟒𝟕. 𝟎𝟎𝟎 2 2 1 𝟒𝟕. 𝟎𝟎𝟎 2 1 2 𝟒𝟕. 𝟎𝟎𝟎


|𝟔𝟖. 𝟓𝟎𝟎 1 3| |2 𝟔𝟖. 𝟓𝟎𝟎 3| |2 1 𝟔𝟖. 𝟓𝟎𝟎|
𝑥 = 𝟔𝟑. 𝟎𝟎𝟎 2 1 𝑦 = 3 𝟔𝟑. 𝟎𝟎𝟎 1 𝑧= 3 2 𝟔𝟑. 𝟎𝟎𝟎
1 2 2 1 2 2 1 2 2
|2 1 3| |2 1 3| |2 1 3|
3 2 1 3 2 1 3 2 1

Contoh 3:
Jumlah uang Artha dan Deby adalah Rp142.000,00. Selisih uang Yanti dan uang Artha Rp4.000,00. Dua kali uang
Yanti sama dengan uang Deby ditambah Rp100.000,00. Jumlah uang Artha, Deby, dan Yanti adalah ….

Penyelesaian:
Misal:
𝑥 = uang Artha
𝑦 = uang Deby
𝑧 = uang Yanti

Perhatikan dan baca soal dengan seksama.


Buat model matematikanya, jangan lupa ubah menjadi bentuk matriks ya!

Jumlah uang Artha dan Deby adalah Rp142.000,00 ⇔ 𝑥 + 𝑦 = 142.000


⇔ 𝒙 + 𝒚 + 𝟎𝒛 = 𝟏𝟒𝟐. 𝟎𝟎𝟎

Selisih uang Yanti dan uang Artha Rp4.000 ⇔ 𝑧 − 𝑥 = 4.000


⇔ −𝒙 + 𝟎𝒚 + 𝒛 = 𝟒. 𝟎𝟎𝟎

Dua kali uang Yanti sama dengan uang Deby ditambah Rp100.000,00 ⇔ 2𝑧 = 𝑦 + 100.000
⇔ 𝟎𝒙 − 𝒚 + 𝟐𝒛 = 𝟏𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎

Sehingga model matematika SPLTV dari soal tersebut adalah:


𝑥 + 𝑦 + 0𝑧 = 47.000
−𝑥 + 0𝑦 + 𝑥 = 68.500
0𝑥 − 𝑦 + 2𝑧 = 63.000

Penyelesaian SPL menggunakan determinan matriks.

𝟏𝟒𝟐. 𝟎𝟎𝟎 1 −0 1 𝟏𝟒𝟐. 𝟎𝟎𝟎 −0 1 1 𝟏𝟒𝟐. 𝟎𝟎𝟎


| 𝟒. 𝟎𝟎𝟎 0 1| |−1 𝟒. 𝟎𝟎𝟎 1| |2 0 𝟒. 𝟎𝟎𝟎|
𝑥= 𝟏𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 −1 2 𝑦= 0 𝟏𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎 2 𝑧= 3 −1 𝟏𝟎𝟎. 𝟎𝟎𝟎
1 1 −0 1 1 −0 1 1 −0
|−1 0 1| |−1 0 1| |−1 0 1|
0 −1 2 0 −1 2 0 −1 2

Jadi nilai 𝑥 + 𝑦 + 𝑧 pasti ketemu deh!

Halaman 30 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:

1. Umur pak Andi 28 tahun lebih tua dari umur Amira. Umur bu Andi 6 tahun lebih muda dari umur pak
Andi. Jika jumlah umur pak Andi, bu Andi, dan Amira 119 tahun, maka jumlah umur Amira dan bu Andi
adalah ....
A. 86 tahun Misal 𝑥 = 𝑧 + 28 ⇒ 𝑧 = 𝑥 − 28 Jadi, 𝑥 + 𝑦 + 𝑧 = 119
B. 74 tahun 𝑥 = Pak Andi 𝑦 = 𝑥 − 6 ⇒ 51 + 𝑦 + 𝑧 = 119
𝑦 = Bu Andi 𝑥 + 𝑦 + 𝑧 = 119 ⇔ 𝑦 + 𝑧 = 119 − 51
C. 68 tahun ⇒ 𝑥 + (𝑥 − 6) + (𝑥 − 28) = 119
𝑧 = Amira ⇔ 𝑦 + 𝑧 = 68
D. 64 tahun ⇔ 3𝑥 − 34 = 119
E. 58 tahun ⇔ 3𝑥 = 153
⇔ 𝑥 = 51
2. Umur Deksa 4 tahun lebih tua dari umur elisa. Umur elisa 3 tahun lebih tua dari umur Firda. Jika jumlah
umur Deksa, Elisa dan Firda 58 tahun, jumlah umur Deksa dan Firda adalah ....
A. 52 tahun
B. 45 tahun Misal 𝑑 =𝑒+4 Jadi, 𝑑 + 𝑒 + 𝑓 = 58
C. 42 tahun 𝑑 = Umur Deksa 𝑒 = 𝑓 + 3 ⇒ 𝑓 = 𝑒 − 3 ⇒ 𝑑 + 19 + 𝑓 = 58
𝑒 = Umur Elisa 𝑑 + 𝑒 + 𝑓 = 58 ⇔ 𝑑 + 𝑓 = 58 − 19
D. 39 tahun
𝑓 = Umur Firda ⇒ (𝑒 + 4) + 𝑒 + (𝑒 − 3) = 58 ⇔ 𝑑 + 𝑓 = 39
E. 35 tahun ⇔ 3𝑒 + 1 = 58
⇔ 3𝑒 = 57
⇔ 𝑒 = 19

Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.

Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.

Pak Anang.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 31


2. 5. Menentukan persamaan lingkaran atau garis singgung lingkaran.

Persamaan Lingkaran

Persamaan Lingkaran Bentuk Umum

(𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟 2 𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0

dibagi (−2)

Pusat Jari-jari Pusat


1 1
(𝑎, 𝑏) 𝑟 (− 2 𝐴, − 2 𝐵)

Jumlah kuadrat pusat


dikurangi 𝐶

Jari-jari
1 2 1 2
𝑟 = √(− 2 𝐴) + (− 2 𝐵) − 𝐶

Halaman 32 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Persamaan Garis Singgung (PGS) Lingkaran

PGS Lingkaran PGS Lingkaran


di titik (𝑥1 , 𝑦1 ) pada lingkaran dengan gradien 𝑚

Pangkat dua menjadi perkalian dua faktor. Ingat pola persamaan garis lurus 𝒚 = 𝒎𝒙 + 𝒄
Pangkat satu menjadi setengah penjumlahan. Lalu perhatikan gambar berikut!

𝑑𝑖𝑔𝑎𝑛𝑡𝑖
𝑥2 → 𝑥1 𝑥

𝑑𝑖𝑔𝑎𝑛𝑡𝑖
(𝑥 − 𝑎)2 → (𝑥1 − 𝑎)(𝑥 − 𝑎)

𝑑𝑖𝑔𝑎𝑛𝑡𝑖 1
𝑥 → (𝑥 + 𝑥)
2 1

Karena ada dua PGS Lingkaran bergradien 𝒎,


maka PGS tersebut adalah 𝒚 = 𝒎𝒙 ± 𝒄
dimana 𝒄 = 𝒓√𝟏 + 𝒎𝟐

PGS lingkaran di titik (𝑥1 , 𝑦1 )


pada lingkaran pusat di (0, 0) dan jari-jari 𝑟

𝑥1 𝑥 + 𝑦1 𝑦 = 𝑟 2 PGS dengan gradien 𝑚


dari lingkaran pusat (0, 0) dan jari-jari 𝑟

𝑦 = 𝑚𝑥 ± 𝑟√1 + 𝑚2
PGS lingkaran di titik (𝑥1 , 𝑦1 )
pada lingkaran pusat di (0, 0) dan jari-jari 𝑟

(𝑥1 − 𝑎)(𝑥 − 𝑎) + (𝑦1 − 𝑏)(𝑦 − 𝑏) = 𝑟 2 PGS dengan gradien 𝑚


dari lingkaran pusat (𝑎, 𝑏) dan jari-jari 𝑟

(𝑦 − 𝑏) = 𝑚(𝑥 − 𝑎) ± 𝑟√1 + 𝑚2
PGS lingkaran di titik (𝑥1 , 𝑦1 )
pada lingkaran dengan bentuk umum
𝑥 2 + 𝑦 2 + 𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 + 𝐶 = 0
𝐴 𝐵
𝑥1 𝑥 + 𝑦1 𝑦 + 2 (𝑥1 + 𝑥) + 2 (𝑦1 + 𝑦) + 𝐶 = 0

Catatan Tambahan:
Ingat juga tentang konsep jarak titik (𝑥1 , 𝑦1 ) ke garis 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0:
𝑎𝑥1 + 𝑏𝑦1 + 𝑐
𝑑=| |
√𝑎2 + 𝑏 2

TRIK SUPERKILAT:
PGS lingkaran pusat (𝑥1 , 𝑦1 ) jari-jari 𝑟 yang sejajar dengan garis 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0:
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑎𝑥1 + 𝑏𝑦1 ± 𝑟√𝑎2 + 𝑏 2

PGS lingkaran pusat (𝑥1 , 𝑦1 ) jari-jari 𝑟 yang tegak lurus dengan garis 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0:
𝑏𝑥 − 𝑎𝑦 = 𝑏𝑥1 − 𝑎𝑦1 ± 𝑟√𝑎2 + 𝑏 2

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 33


PGS Lingkaran
di titik (𝑥1 , 𝑦1 ) yang berada di luar lingkaran

(𝑎, 𝑏)

(0, 0) (𝑥1 , 𝑦1 )

Titik Singgung (𝑎, 𝑏)

Diperoleh PGS + Persamaan Lingkaran (dalam variabel 𝑎, 𝑏).

Substitusi titik (𝑥1 , 𝑦1 ) ke PGS, lalu substitusi PGS ke persamaan lingkaran

Diperoleh dua titik Singgung (𝑎1 , 𝑏1 ) dan (𝑎2 , 𝑏2 )

Substitusikan ke PGS di langkah kedua

Selesai

TRIK SUPERKILAT:
Cari gradien PGS tersebut menggunakan rumus PGS dengan gradien tertentu.
PGS akan diperoleh dengan mensubstitusi titik di luar lingkaran tersebut dan nilai gradien.
Selesai.

Halaman 34 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Contoh Soal:
Tentukan persamaan garis singgung lingkaran di titik (5, 5) yang menyinggung lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 = 10!

Penyelesaian: (𝑎, 𝑏)
PGS menyinggung titik tertentu di lingkaran. Misal titik
singgung tersebut (𝒂, 𝒃). Artinya titik (𝑎, 𝑏)tersebut berada (0, 0) (5, 5)
baik di PGS maupun lingkaran.

Sehingga, diperoleh PGS lingkaran dan persamaan lingkaran dalam variabel 𝒂 dan 𝒃.
Perhatikan bahwa (𝑎, 𝑏) berada di lingkaran, maka:
PGS lingkaran di titik (𝑎, 𝑏) adalah 𝒂𝒙 + 𝒃𝒚 = 𝟏𝟎
Persamaan lingkaran dengan pusat (0, 0) dan melewati titik (𝑎, 𝑏) adalah 𝒂𝟐 + 𝒃𝟐 = 𝟏𝟎

Karena PGS melewati (5, 5) maka bila kita substitusikan (𝟓, 𝟓) ke PGS akan diperoleh:
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 10 ⇔ 5𝑎 + 5𝑏 = 10
⇔ 𝑎+𝑏 =2
⇔ 𝒃=2−𝑎

Dari persamaan lingkaran 𝑎2 + 𝑏 2 = 10 dan 𝑏 = 2 − 𝑎, substitusikan 𝒃 = 𝟐 − 𝒂 ke persamaan lingkaran


diperoleh:
𝑎2 + (2 − 𝑎)2 = 10
⇔ 𝑎2 + (4 − 4𝑎 + 𝑎2 ) = 10
⇔ 2𝑎2 − 4𝑎 + 4 = 10
2
⇔ 2𝑎 − 4𝑎 + 4 − 10 = 0
⇔ 2𝑎2 − 4𝑎 − 6 = 0
⇔ 𝑎2 − 2𝑎 − 3 = 0
⇔ (𝑎 + 1)(𝑎 − 3) = 0
⇔ 𝑎 = −1 atau 𝑎 = 3

Dari 𝑎 = −1 atau 𝑎 = 3 akan diperoleh nilai 𝑏, yaitu:


𝑎 = −1 ⇔ 𝑏 = 2 − 𝑎 = 2 + 1 = 3
𝑎 = 3 ⇔ 𝑏 = 2 − 𝑎 = 2 − 3 = −1

Jadi dua titik singgung tersebut adalah (−𝟏, 𝟑) dan (𝟑, −𝟏).

Sehingga PGS lingkaran pada titik (−𝟏, 𝟑) dan (𝟑, −𝟏) adalah:
−𝑥 + 3𝑦 = 10 dan 3𝑥 − 𝑦 = 10.

TRIK SUPERKILAT:
Lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 = 10 adalah lingkaran dengan titik pusat (0, 0) dan jari-jari 𝑟 = √10.
Cari nilai gradien PGS tersebut dengan mensubstitusikan titik (5, 5) dan jari-jari √10 ke dalam rumus:

𝑦 = 𝑚𝑥 ± 𝑟√1 + 𝑚2
⇒ 5 = 𝑚(5) ± √10√1 + 𝑚2
⇔ 5 − 5𝑚 = ±√10√1 + 𝑚2 (kuadratkan kedua ruas)
⇔ 25 − 50𝑚 + 25𝑚2 = 10 + 10𝑚2
⇔ 15𝑚2 − 50𝑚 + 15 = 0
⇔ 3𝑚2 − 10𝑚 + 3 = 0
⇔ (3𝑚 − 1)(𝑚 − 3) = 0
1
∴ 𝑚 = atau 𝑚 = 3
3
1
Jadi, persamaan garis singgung melalui (5 ,5) dan gradien 𝑚 =
3
𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 )
1
𝑦 − 5 = (𝑥 − 5)
3
−𝑥 + 3𝒚 = 10

Persamaan garis singgung melalui (5 ,5) dan gradien 𝑚 = 3


𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 )
𝑦 − 5 = 3(𝑥 − 5)
𝟑𝒙 − 𝒚 = 10

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 35


Tipe Soal Sering Muncul pada Bab Lingkaran:

Menentukan pusat dan jari-jari lingkaran


Perhatikan pola persamaan lingkaran yang ada pada soal!

Contoh:
1. Diberikan persamaan lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 = 25, maka pusat dan jari-jari lingkaran adalah ….
Penyelesaian:
(𝑥 − 0)2 + (𝑦 − 0)2 = 25
𝑟 2 = 25 ⇒ 𝑟 = 5

Pusat di (0, 0) dan jari-jari 5.

2. Diberikan persamaan lingkaran (𝑥 − 3)2 + (𝑦 − 4)2 = 25, maka pusat dan jari-jari lingkaran
adalah ….
Penyelesaian:
(𝑥 − 3)2 + (𝑦 + 4)2 = 25
𝑟 2 = 25 ⇒ 𝑟 = 5

Pusat di (3, -4) dan jari-jari 5.

3. Diberikan persamaan lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 − 2𝑥 + 4𝑥 − 20 = 0, maka pusat dan jari-jari lingkaran


adalah ….
Penyelesaian:
𝑥 2 + 𝑦 2 − 2𝑥 + 4𝑥 − 20 = 0
1 −2 dibagi (-2)

Maka pusat (1, −2), dan jari-jari adalah 𝑟 = √(1)2 + (−2)2 − (−20)

Halaman 36 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Menentukan persamaan lingkaran
Seringkali tidak diketahui jari-jari lingkaran.
Misal diketahui pusat lingkaran (𝑎, 𝑏) dan lingkaran menyinggung sumbu X, maka 𝑟 = |𝑏|.
Misal diketahui pusat lingkaran (𝑎, 𝑏) dan lingkaran menyinggung sumbu Y, maka 𝑟 = |𝑎|.
Seringkali juga jari-jari diperoleh dengan menggunakan rumus jarak titik ke garis. Bila diketahui
pusat lingkaran dan garis singgung lingkaran, maka jari-jari lingkaran adalah jarak titik pusat ke
garis singgung.

Contoh:
1. Persamaan lingkaran dengan pusat (5, −1) dan jari-jari 3 adalah ….
Penyelesaian:
Persamaan lingkaran dengan pusat (𝑎, 𝑏) dengan jari-jari 𝑟:
(𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = 𝑟 2
(𝑥 − 5)2 + (𝑦 + 1)2 = 9
atau diubah ke bentuk umum persamaan lingkaran:
(𝑥 − 5)2 + (𝑦 + 1)2 = 9 ⇒ 𝑥 2 − 10𝑥 + 25 + 𝑦 2 + 2𝑦 + 1 − 9 = 0
⇔ 𝑥 2 + 𝑦 2 − 10𝑥 + 2𝑦 + 17 = 0

2. Persamaan lingkaran dengan pusat di (3, 2) yang menyinggung sumbu X adalah ….


Penyelesaian:
(𝑥 − 3)2 + (𝑦 − 2)2 = 22
⇒ 𝑥 2 + 𝑦 2 − 6𝑥 − 4𝑦 + 9 = 0

3. Persamaan lingkaran dengan pusat di (−1, 2) yang menyinggung sumbu Y adalah ….


Penyelesaian:
(𝑥 + 1)2 + (𝑦 − 2)2 = (−1)2
⇒ 𝑥 2 + 𝑦 2 + 2𝑥 − 4𝑦 + 4 = 0

4. Persamaan lingkaran yang berpusat di (1, 4) dan menyinggung garis 3𝑥 − 4𝑦 − 2 = 0 adalah ….


Penyelesaian:
Pusat (𝑥1 , 𝑦1 ) = (1, 4)
Garis 3𝑥 − 4𝑦 − 2 = 0, dengan 𝑎 = 3, 𝑏 = −4, dan 𝑐 = −2.
Persamaan lingkaran dengan pusat (𝑥1 , 𝑦1 ) menyinggung garis 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0 adalah:
𝑎𝑥1 +𝑏𝑦1 +𝑐 2
(𝑥 − 𝑎)2 + (𝑦 − 𝑏)2 = [ ]
√𝑎2 +𝑏 2
2
2
3(1) − 4(4) − 2
2
⇒ (𝑥 − 1) + (𝑦 − 4) = [ ]
√32 + 42
⇔ 𝑥 2 − 2𝑥 + 1 + 𝑦 2 − 8𝑦 + 16 = 9
⇔ 𝑥 2 + 𝑦 2 − 2𝑥 − 8𝑦 + 8 = 0

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 37


Menentukan persamaan garis singgung lingkaran pada titik yang terletak di lingkaran.
Ingat konsep PGS dapat dilihat dari bentuk persamaan lingkarannya.
Pangkat dua diubah menjadi perkalian dua faktor.
Pangkat satu, diubah menjadi setengah penjumlahan.

Contoh:
1. Persamaan garis singgung lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 = 25 di titik (4, −3) adalah ….
Penyelesaian:
𝑥1 = 4 dan 𝑦1 = −3
𝑥1 +𝑥
Ingat, ganti 𝑥 2 menjadi 𝑥1 𝑥, dan 𝑥 menjadi ( ).
2

𝑥 2 + 𝑦 2 = 25
⇒ 𝑥1 𝑥 + 𝑦1 𝑦 = 25
Sehingga persamaan garis singgungnya adalah:
4𝑥 − 3𝑦 = 25

2. Persamaan garis singgung lingkaran (𝑥 − 1)2 + (𝑦 − 4)2 = 25 di titik (−2, 0) adalah ….


Penyelesaian:
𝑥1 = −2 dan 𝑦1 = 0
𝑥1 +𝑥
Ingat, ganti 𝑥 2 menjadi 𝑥1 𝑥, dan 𝑥 menjadi ( ).
2

(𝑥 − 1)2 + (𝑦 − 4)2 = 25
⇒ (𝑥1 − 1)(𝑥 − 1) + (𝑦1 − 4)(𝑦 − 4) = 25
Sehingga persamaan garis singgungnya adalah:
(−2 − 1)(𝑥 − 1) + (0 − 4)(𝑦 − 4) = 25
⇒ (−3)(𝑥 − 1) + (−4)(𝑦 − 4) = 25
⇔ −3𝑥 − 4𝑦 − 6 = 0

3. Persamaan garis singgung lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 − 6𝑥 + 4𝑦 − 12 = 0 di titik (7, 1) adalah ….


Penyelesaian:
𝑥1 = 7 dan 𝑦1 = 1
𝑥1 +𝑥
Ingat, ganti 𝑥 2 menjadi 𝑥1 𝑥, dan 𝑥 menjadi ( ).
2

𝑥2 + 𝑦2 − 6 𝑥 +4 𝑦 − 12 = 0
𝑥1 + 𝑥2 𝑦1 + 𝑦
⇒ 𝑥1 𝑥 + 𝑦1 𝑦 − 6 ( ) + 4( ) − 12 = 0
2 2
Sehingga persamaan garis singgungnya adalah:
7𝑥 + 𝑦 − 3(7 + 𝑥) + 2(1 + 𝑦) − 12 = 0
⇒ 4𝑥 + 3𝑦 − 31 = 0

Halaman 38 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Menentukan persamaan garis singgung lingkaran pada titik yang terletak di luar lingkaran.
1. Persamaan garis singgung lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 = 9 di titik (1, 3) adalah ….
Penyelesaian:
TRIK SUPERKILAT:
Lingkaran pusat (0, 0) dan jari-jari 𝑟 = 3.
Cek apakah titik (1, 3) berada di dalam atau di luar lingkaran (?).
𝑥 2 + 𝑦 2 = 9 ⇒ (1)2 + (3)2 = 10 > 9 (maka titik berada di luar lingkaran)
Gunakan rumus berikut:
𝑦 = 𝑚𝑥 ± 𝑟√1 + 𝑚2
⇒ 3 = 𝑚(1) ± 3√1 + 𝑚2
⇔ 3 − 𝑚 = ±3√1 + 𝑚2 (kuadratkan kedua ruas)
⇔ 9 − 6𝑚 + 𝑚2 = 9 + 9𝑚2
⇔ 8𝑚2 + 6𝑚 = 0
⇔ 2𝑚(4𝑚 + 3) = 0
3
∴ 𝑚 = 0 atau 𝑚 = −
4
Melalui (1 ,3) dan gradien 𝑚 = 0
𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 )
𝑦 − 3 = 0(𝑥 − 1)
𝑦=3
3
Melalui (1 ,3) dan gradien 𝑚 = − 4
𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 )
3
𝑦 − 3 = − (𝑥 − 1)
4
4𝑦 − 12 = −3𝑥 + 3
3𝑥 + 4𝑦 = 15

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 39


Menentukan persamaan garis singgung lingkaran yang sejajar atau tegak lurus terhadap sebuah garis.
1. Persamaan garis singgung lingkaran (𝑥 − 3)2 + (𝑦 + 5)2 = 80 yang sejajar dengan garis 𝑦 −
2𝑥 + 5 = 0 adalah ….
Penyelesaian:
Trik Superkilat:
PGS lingkaran pusat (𝑥1 , 𝑦1 ) jari-jari 𝑟 yang
Sesuaikan sejajar apa nggak?
sejajar dengan garis 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0:
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑎𝑥1 + 𝑏𝑦1 ± 𝑟√𝑎2 + 𝑏 2
Masukkan substitusikan pusat

± Rumus substitusikan jari-jari dan koefisien

Lingkaran pusat (3, −5) dan jari-jari 𝑟 = √80


PGS yang sejajar 𝑦 − 2𝑥 + 5 = 0 adalah 𝑦 − 2𝑥 juga!!!
𝑦 − 2𝑥 = (−5) − 2(3) ± √80 √12 + (−2)2
⇒ 𝑦 − 2𝑥 = −11 ± 20
⇔ 𝑦 = 2𝑥 − 11 ± 20

2. Salah satu persamaan garis singgung lingkaran 𝑥 2 + 𝑦 2 − 4𝑥 − 8𝑦 + 15 = 0 yang tegak lurus


garis 𝑥 + 2𝑦 = 6 adalah ….
Penyelesaian:
Trik Superkilat:
Lingkaran pusat (2, 4) jari-jari 𝑟 = √5
PGS yang sejajar 𝑥 + 2𝑦 = 6 adalah 𝑥 + 2𝑦 harus diubah menjadi 2𝑥 − 𝑦 !!!
2𝑥 − 𝑦 = 2(2) − (4) ± √5 √(2)2 + (1)2
⇒ 2𝑥 − 𝑦 = 0 ± 5
⇔ 2𝑥 − 𝑦 = 5 dan 2𝑥 − 𝑦 = −5

Halaman 40 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:

Lingkaran L   x  1   y  3  9 memotong garis y  3. Garis singgung lingkaran yang melalui titik


2 2
1.
potong antara lingkaran dan garis tersebut adalah ....
A. x  2 dan x  4 Memotong garis 𝑦 = 3 PGS lingkaran
2 2 (𝑥1 + 𝑎)(𝑥 + 𝑎) + (𝑦1 + 𝑏)(𝑦 + 𝑏) = 𝑟 2
B. x  2 dan x  2 𝑦 = 3 ⇒ (𝑥 + 1) + (3 − 3) = 9
2
(𝑥 + 1) = 9
C. x  2 dan x  4 ⇔
⇔ 𝑥 + 1 = ±3 (−4, 3) ⇒ (−4 + 1)(𝑥 + 1) + 0 = 9
D. x  2 dan x  4 ⇔ 𝑥 + 1 = −3 atau 𝑥 + 1 = 3 ⇔ −3𝑥 − 3 = 9
E. x  8 dan x  10 ⇔ 𝑥1 = −4   𝑥2 = 2 ⇔ 𝑥 = −4
(2, 3) ⇒ (2 + 1)(𝑥 + 1) + 0 = 9
TRIK SUPERKILAT: Jadi titik potongnya di
(−4, 3) dan (2, 3) ⇔ 3𝑥 + 3 = 9
Gunakan sketsa lingkaran ⇔ 𝑥=2

𝑦=3

𝑥 = −4 𝑥=2

Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.

Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.

Pak Anang.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 41


2. 6. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan teorema sisa atau teorema faktor.

Polinomial (Suku Banyak)


𝑭(𝒙) = 𝒂𝒏 𝒙𝒏 + 𝒂𝒏−𝟏 𝒙𝒏−𝟏 + 𝒂𝒏−𝟐 𝒙𝒏−𝟐 + … + 𝒂𝟏 𝒙 + 𝒂𝟎

Nilai Suku Banyak


Jika diketahui 𝐹(𝑥) = 2𝑥 3 − 5𝑥 2 + 𝑥 − 3
Tentukan nilai 𝐹(𝑥) untuk 𝑥 = 3 !

Cara Biasa Cara Horner


“Substitusi 𝒙” “Kalikan miring-miring”

𝐹(3) = 2(3)2 − 5(3)2 + (3) − 3 𝑥=3 2 −5 −1 −3


= 54 − 45 + 3 − 3 −6 3 12
=9
2 1 4 9
Jadi 𝐹(3) = 9

Pembagian Suku Banyak


Tentukan hasil bagi dan sisa dari
pembagian 2𝑥 3 − 5𝑥 2 + 𝑥 − 3 oleh 𝑥 − 3!

Cara Biasa Cara Horner


“Porogapit” “Kalikan miring-miring”

𝟐𝒙𝟐 + 𝒙𝟐 + 4𝑥 − 𝒙−𝟑=𝟎
𝒙=𝟑 2 −5 −1 −3
𝒙−𝟑 2𝑥 3 − 5𝑥 2 + 𝑥 − 3 − −6 3 12
2𝑥 3 − 6𝑥 2 −
𝟐 𝟏 𝟒 𝟗
𝑥2 + 𝑥 − hasil bagi sisa
𝑥 2 − 3𝑥 − 2𝑥 2 + 𝑥 + 4 9

− 4𝑥 − 3 −
− 4𝑥 − 12 −

− − 𝟗−

Halaman 42 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


3 Tips mengingat konsep pembagian suku banyak!
2 7
6 Jika 7 dibagi 2, hasilnya 3, tapi masih sisa 1.
1 Jadi 𝟕 = 𝟐 ∙ 𝟑 + 𝟏

Yang dibagi = pembagi × hasil bagi + sisa

𝑭(𝒙) = 𝑷(𝒙) ∙ 𝑯(𝒙) + 𝑺(𝒙)

Inti permasalahannya pembagian suku banyak adalah:


Gimana kalau pembaginya adalah nol?
dan
Gimana kalau sisa pembagian adalah nol?

Suku Banyak

Teorema Sisa Teorema Faktor


𝐹 (𝑥 ) = 𝑷(𝒙) ∙ 𝐻 (𝑥 ) + 𝑆(𝑥 ) 𝐹 (𝑥 ) = 𝑃(𝑥 ) ∙ 𝐻 (𝑥 ) + 𝑺(𝒙)
𝐹 (𝑥 ) = (𝒙 − 𝒂) ∙ 𝐻 (𝑥 ) + 𝑆(𝑥 ) 𝐹 (𝒌) = (𝑥 − 𝒌) ∙ 𝐻 (𝒌) + 𝑺(𝒌)
𝐹 (𝒂) = 𝟎 ∙ 𝐻 (𝒂) + 𝑆(𝒂) 𝐹 (𝒌) = (𝑥 − 𝒌) ∙ 𝐻 (𝒌) + 𝟎

𝐹 (𝒂) = 𝑆(𝒂) 𝐹 (𝑥 ) = (𝑥 − 𝑘) ∙ 𝐻 (𝑥 )

Jika suku banyak di bagi (𝑥 − 𝑎) (𝑥 − 𝑘) adalah faktor suku banyak


maka sisanya adalah 𝐹(𝑎) jika dan hanya jika 𝐹(𝑘) = 0

Artinya: Artinya:

Jika 𝐹(𝑥) dibagi oleh (𝑥 − 𝑎) maka sisanya adalah 𝐹(𝑎) Jika (𝑥 − 𝑘) adalah faktor dari 𝐹(𝑥), maka 𝐹(𝑘) = 0
𝑏
Jika 𝐹(𝑥) dibagi oleh (𝑎𝑥 + 𝑏) maka sisanya adalah 𝐹 (− ) Jika 𝐹(𝑘) = 0, maka (𝑥 − 𝑘) merupakan faktor dari 𝐹(𝑥)
𝑎

Derajat sisa selalu satu kurangnya dari derajat pembagi


𝐹(𝑥) dibagi (𝑥 − 𝑎) sisanya 𝑝
𝐹(𝑥) dibagi (𝑥 − 𝑎)(𝑥 − 𝑏) sisanya 𝑝𝑥 + 𝑞

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 43


TRIK SUPERKILAT

Contoh Soal:
Tentukan sisa pembagian suku banyak 𝑥 3 − 6𝑥 − 5 oleh 𝑥 2 − 2𝑥 − 3 !

Penyelesaian:
Karena 𝑥 2 − 2𝑥 − 3 bisa difaktorkan menjadi (𝑥 + 1)(𝑥 − 3), maka sisa pembagian suku banyak bisa kita
cari menggunakan konsep teorema sisa.

Mari kita kerjakan:


𝑓(𝑥) dibagi (𝑥 + 1), artinya sisanya adalah 𝑓(−1) = 0
𝑓(𝑥) dibagi (𝑥 − 3), artinya sisanya adalah 𝑓(3) = 4

Susun dalam susunan seperti matriks.

−1 0
| |
3 4
Maka sisa pembagiannya adalah:

(𝒔𝒆𝒍𝒊𝒔𝒊𝒉 𝒌𝒐𝒍𝒐𝒎 𝒑𝒆𝒓𝒕𝒂𝒎𝒂)𝑆(𝑥) = (𝒔𝒆𝒍𝒊𝒔𝒊𝒉 𝒌𝒐𝒍𝒐𝒎 𝒌𝒆𝒅𝒖𝒂)𝑥 + (𝒅𝒆𝒕𝒆𝒓𝒎𝒊𝒏𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒕𝒓𝒊𝒌𝒔)


((−1) − (3)) 𝑆(𝑥) = (0 − 4) 𝑥+ ((−4) − (0))

−4 𝑆(𝑥) = −4𝑥 + (−4)

𝑆(𝑥) = 𝑥+ 1

Jadi sisa pembagian 𝑥 3 − 6𝑥 − 5 oleh 𝑥 2 − 2𝑥 − 3 adalah 𝑥 + 1.

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT dengan cara Horner Modifikasi:


Perhatikan pembagi:
𝑥 2 − 2𝑥 − 3 = 0
⇔ 𝑥 2 = 2𝑥 + 3

Maka hasil bagi dan sisa pembagian bisa diperoleh dengan memodifikasi cara Horner menjadi:

1 −0 −6 −5
3 3 6
2 2 4
𝟏 𝟐 𝟏 𝟏
hasil bagi sisa
𝑥+2    𝑥+1

Jadi sisa pembagian 𝑥 3 − 6𝑥 − 5 oleh 𝑥 2 − 2𝑥 − 3 adalah 𝑥 + 1.

Halaman 44 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Contoh Soal:
Suku banyak 𝑓(𝑥) dibagi (𝑥 + 1) sisanya 10 dan jika dibagi (2𝑥 − 3) sisanya 5.
Jika suku banyak 𝑓(𝑥) dibagi (2𝑥 2 − 𝑥 − 3), sisanya adalah ….

Penyelesaian:
Ingat jika pembaginya berderajat 2, maka sisanya adalah suku banyak berderajat 1.
Jika suku banyak 𝑓(𝑥) dibagi (2𝑥 2 − 𝑥 − 3), sisanya adalah 𝑝𝑥 + 𝑞.

Ingat sisa pembagian suku banyak oleh (𝑥 − 𝑎) adalah 𝑓(𝑎).


𝑏
Dan sisa pembagian suku banyak oleh (𝑎𝑥 + 𝑏) adalah 𝑓 (− 𝑎).

Mari kita kerjakan:


𝑓(𝑥) dibagi (𝑥 + 1) sisa 10, artinya 𝑓(−1) = 10
3
𝑓(𝑥) dibagi (2𝑥 − 3) sisa 5, artinya 𝑓 (2) = 5

Susun dalam susunan seperti matriks.

−1 10
| 3
5|
2
Maka sisa pembagiannya adalah:

(𝒔𝒆𝒍𝒊𝒔𝒊𝒉 𝒌𝒐𝒍𝒐𝒎 𝒑𝒆𝒓𝒕𝒂𝒎𝒂)𝑆(𝑥) = (𝒔𝒆𝒍𝒊𝒔𝒊𝒉 𝒌𝒐𝒍𝒐𝒎 𝒌𝒆𝒅𝒖𝒂)𝑥 + (𝒅𝒆𝒕𝒆𝒓𝒎𝒊𝒏𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒕𝒓𝒊𝒌𝒔)


3
((−1) − ( )) 𝑆(𝑥) = (10 − 5) 𝑥+ ((−5) − (15))
2

5
− 𝑆(𝑥) = 5𝑥 + (−20)
2

𝑆(𝑥) = −2𝑥 + 8

Jadi sisa pembagian 𝑓(𝑥) dibagi (2𝑥 2 − 𝑥 − 3) adalah −2𝑥 + 8.

Contoh TRIK SUPERKILAT yang lain masih diketik… Selalu update di http://pak-anang.blogspot.com

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 45


Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:

1. Suku banyak berderajat 3, jika dibagi x 2  x  6 bersisa 5x  2, jika dibagi x 2  2 x  3 bersisa
3x  4. Suku banyak tersebut adalah ....
A. x 3  2 x 2  x  4 TRIK SUPERKILAT: Misal kita pilih satu fungsi saja,
𝑓(𝑥) dibagi (𝑥 + 2)(𝑥 − 3) bersisa (5𝑥 − 2) 𝑓(−1) = 1
B. x 3  2 x 2  x  4 Artinya: 𝑓(−2) = 5(−2) − 2 = −12 Jadi, pilih diantara jawaban dimana
C. x 3  2 x 2  x  4 𝑓(3) = 5(3) − 2 = 13 jika disubstitusikan 𝑥 = −1 maka
D. x  2 x  4
3 2 𝑓(𝑥) dibagi (𝑥 + 1)(𝑥 − 3) bersisa (3𝑥 + 4) hasilnya adalah 1.
Artinya: 𝑓(−1) = 3(−1) + 4 = 1 Dan ternyata hanya dipenuhi oleh
E. x 3  2 x 2  4 𝑓(3) = 3(3) + 4 = 13 jawaban D saja.

2. Suku banyak berderajat 3, jika dibagi x 2  2 x  3 bersisa 3x  4, jika dibagi x 2  x  2 bersisa
2 x  3. Suku banyak tersebut adalah ....
A. x 3  x 2  2 x  1 TRIK SUPERKILAT: Misal kita pilih satu fungsi saja,
B. x  x  2 x  1
3 2 𝑓(𝑥) dibagi (𝑥 + 3)(𝑥 − 1) bersisa (3𝑥 − 4) 𝑓(1) = −1
Artinya: 𝑓(−3) = 3(−3) − 4 = −13 Jadi, pilih diantara jawaban dimana
C. x  x  2 x  1
3 2
𝑓(1) = 3(1) − 4 = −1 jika disubstitusikan 𝑥 = 1 maka
D. x  2 x  x  1 𝑓(𝑥) dibagi (𝑥 + 1)(𝑥 − 2) bersisa (2𝑥 + 3) hasilnya adalah −1.
3 2

E. x  2 x  x  1 Artinya: 𝑓(−1) = 2(−1) + 3 = 1


3 2
Dan ternyata hanya dipenuhi oleh
𝑓(3) = 2(3) + 3 = 9 jawaban B saja. 
3. Suatu suku banyak berderajat 3 jika dibagi x 2  3x  2 bersisa 4x  6 dan jika dibagi x 2  x  6 bersisa
8x  10 Suku banyak tersebut adalah ....
A. x 3  2 x 2  3x  4 TRIK SUPERKILAT: Misal kita pilih satu fungsi saja,
B. x 3  3x 2  2 x  4 𝑓(𝑥) dibagi (𝑥 − 1)(𝑥 − 2) bersisa (4𝑥 − 6) 𝑓(1) = −2
C. x 3  2 x 2  3x  7 Artinya: 𝑓(1) = 4(1) − 6 = −2 Jadi, pilih diantara jawaban dimana
𝑓(2) = 4(2) − 6 = 2 jika disubstitusikan 𝑥 = 1 maka
D. 2 x  2 x  8x  7
3 2
(𝑥 (8𝑥 − 10) hasilnya adalah −2.
E. 2 x 3  4 x 2  10x  9 𝑓(𝑥) dibagi + 2)(𝑥 − 3) bersisa Dan ternyata hanya dipenuhi oleh
Artinya: 𝑓(−2) = 8(−2) − 10 = −26
𝑓(3) = 8(3) − 10 = 14 jawaban A saja. 

Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.

Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.

Pak Anang.

Halaman 46 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


2. 7. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan komposisi dua fungsi atau fungsi invers.

Fungsi Komposisi

Definisi Sifat
𝑓 𝑔 Tidak Komutatif
(𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) ≠ (𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥)

𝑥 𝑔(𝑓(𝑥))
𝑓(𝑥)
= (𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥)
Assosiatif
(𝑔
(𝑓 ∘ ∘ ℎ))(𝑥) = ((𝑓 ∘ 𝑔) ∘ ℎ)(𝑥)
𝑔∘𝑓
Identitas
(𝑓 ∘ 𝐼)(𝑥) = (𝐼 ∘ 𝑓)(𝑥)
(𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥) = 𝑔(𝑓(𝑥))
(𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑔(𝑥))

Fungsi Invers

Definisi Sifat
𝑓 “Identitas”
(𝑓 ∘ 𝑓 −1 ) = (𝑓 −1 ∘ 𝑓) = 𝐼

𝑥 = 𝑓 −1 (𝑥) 𝑦 = 𝑓(𝑥) “Invers Komposisi itu Dibalik”


(𝑓 ∘ 𝑔)−1 = (𝑔−1 ∘ 𝑓 −1 )
(𝑔 ∘ 𝑓)−1 = (𝑓 −1 ∘ 𝑔−1 )
𝑓 −1

“Penyusun Komposisi”
−1 (𝑥) (𝑓 ∘ 𝑔) = ℎ ⇒ 𝑓 = (ℎ ∘ 𝑔−1 )
Grafik fungsi 𝑓(𝑥) dan 𝑓
simetris terhadap garis 𝑦 = 𝑥 (𝑓 ∘ 𝑔) = ℎ ⇒ 𝑔 = (𝑓 −1 ∘ ℎ)

TRIK SUPERKILAT TRIK SUPERKILAT


“Balik Operasi, Balik Urutan” “Hilangkan Yang Lain”

+ ↔ − (𝑓 ∘ 𝑔) = ℎ
× ↔ ÷ 𝑔 ∘ 𝒈−𝟏 = ℎ ∘ 𝒈−𝟏
⇒𝑓∘⏟
𝑎2 ↔ √𝑎 𝑖𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠
𝑎
log 𝑥 ↔ 𝑎𝑥 ⇒ 𝑓 = ℎ ∘ 𝑔−1

“Gambarkan”
𝑔 𝑓

𝑓 = 𝑔−1

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 47


Tipe Soal yang Sering Muncul
Menyusun komposisi fungsi
Contoh Soal 1:
Diketahui 𝑓(𝑥) = 2𝑥 − 1 dan 𝑔(𝑥) = 𝑥 2 − 5𝑥 + 2. Tentukan (𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) = ?

Penyelesaian:
(𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑔(𝑥))
= 𝑓(𝑥 2 − 5𝑥 + 2)
= 2(𝑥 2 − 5𝑥 + 2) − 1
= 2𝑥 2 − 10𝑥 + 4 − 1
= 2𝑥 2 − 10𝑥 + 3

Contoh Soal 2:
Diketahui 𝑓(𝑥) = 2𝑥 − 1 dan 𝑔(𝑥) = 𝑥 2 − 5𝑥 + 2. Tentukan (𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥) = ?

Penyelesaian:
(𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥) = 𝑔(𝑓(𝑥))
= 𝑔(2𝑥 − 1)
= (2𝑥 − 1)2 − 5(2𝑥 − 1) + 2
= 4𝑥 2 − 4𝑥 + 1 − 10𝑥 + 5 + 2
= 4𝑥 2 − 14𝑥 + 3

Menentukan nilai komposisi fungsi


Contoh Soal 1:
Diketahui 𝑓(𝑥) = 2𝑥 − 1 dan 𝑔(𝑥) = 𝑥 2 − 5𝑥 + 2. Tentukan (𝑓 ∘ 𝑔)(5) = ?

Penyelesaian:
(𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑔(𝑥))
= 𝑓(𝑥 2 − 5𝑥 + 2)
= 2(𝑥 2 − 5𝑥 + 2) − 1
= 2𝑥 2 − 10𝑥 + 4 − 1
= 2𝑥 2 − 10𝑥 + 3

Jadi, (𝑓 ∘ 𝑔)(5) = 2(5)2 − 10(5) + 3 = 50 − 50 + 3 = 3

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


Karena 𝑔(5) = 2, maka:
𝑓(𝑔(5)) = 𝑓(2) = 3

Contoh Soal 2:
Diketahui 𝑓(𝑥) = 2𝑥 − 1 dan 𝑔(𝑥) = 𝑥 2 − 5𝑥 + 2. Tentukan (𝑔 ∘ 𝑓)(−1) = ?

Penyelesaian:
(𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥) = 𝑔(𝑓(𝑥))
= 𝑔(2𝑥 − 1)
= (2𝑥 − 1)2 − 5(2𝑥 − 1) + 2
= 4𝑥 2 − 4𝑥 + 1 − 10𝑥 + 5 + 2
= 4𝑥 2 − 14𝑥 + 8

Jadi, (𝑔 ∘ 𝑓)(−1) = 4(−1)2 − 14(−1) + 8 = 4 + 14 + 8 = 26

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


Karena 𝑓(−1) = −3, maka:
𝑔(𝑓(−1)) = 𝑔(−3) = 26

Halaman 48 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Menentukan fungsi pembentuk komposisi
Contoh Soal 1:

Diketahui (𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) = 3𝑥 + 2 dan 𝑓(𝑥) = 3𝑥 − 1, maka 𝑔(𝑥) = ?

Penyelesaian:
(𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) = 3𝑥 + 2
𝑓(𝑔(𝑥)) = 3𝑥 + 2
3𝑔(𝑥) − 1 = 3𝑥 + 2
3𝑔(𝑥) = 3𝑥 + 2 + 1
3𝑔(𝑥) = 3𝑥 + 3
3𝑥 + 3
𝑔(𝑥) =
3
𝑔(𝑥) = 𝑥 + 1

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


Karena 𝑓 ∘ 𝑔 = ℎ, maka 𝑔 = 𝑓 −1 ∘ ℎ.
Jadi 𝑔(𝑥) = 𝑓 −1 (ℎ(𝑥)), artinya substitusikan fungsi komposisi ℎ ke fungsi 𝑓 −1 .
Invers akan dibahas nanti.

Contoh Soal 2:

Diketahui (𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) = 3𝑥 + 2 dan 𝑔(𝑥) = 𝑥 + 1, maka 𝑓(𝑥) = ?

Penyelesaian:
(𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) = 3𝑥 + 2
𝑓(𝑔(𝑥)) = 3𝑥 + 2
𝑓(𝑥 + 1) = 3𝑥 ⏟+2
𝑚𝑢𝑛𝑐𝑢𝑙𝑘𝑎𝑛
𝑏𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘 (𝑥+1)
𝑓(𝑥 + 1) = 3(𝑥 + 1) − 1
𝑓(𝑥) = 3𝑥 − 1

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


Karena 𝑓 ∘ 𝑔 = ℎ, maka 𝑓 = ℎ ∘ 𝑔−1.
Jadi 𝑓(𝑥) = ℎ(𝑔−1 (𝑥)), artinya substitusikan fungsi 𝑔−1 ke fungsi komposisi ℎ.
Invers akan dibahas nanti.

Contoh Soal 3:

Diketahui (𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) = 2𝑥 2 − 10𝑥 + 3 dan 𝑓(𝑥) = 2𝑥 − 1, maka 𝑔(𝑥) = ?

Penyelesaian:
(𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) = 2𝑥 2 − 10𝑥 + 3
𝑓(𝑔(𝑥)) = 2𝑥 2 − 10𝑥 + 3
2𝑔(𝑥) − 1 = 2𝑥 2 − 10𝑥 + 3
2𝑔(𝑥) = 2𝑥 2 − 10𝑥 + 4
2𝑥 2 − 10𝑥 + 3
3𝑔(𝑥) =
2
𝑔(𝑥) = 𝑥 2 − 5𝑥 + 2

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


Karena 𝑓 ∘ 𝑔 = ℎ, maka 𝑔 = 𝑓 −1 ∘ ℎ.
Jadi 𝑔(𝑥) = 𝑓 −1 (ℎ(𝑥)), artinya substitusikan fungsi komposisi ℎ ke fungsi 𝑓 −1 .
Invers akan dibahas nanti.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 49


Contoh Soal 4:

Diketahui (𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) = 2𝑥 2 − 10𝑥 + 3 dan 𝑔(𝑥) = 𝑥 2 − 5𝑥 + 2, maka 𝑓(𝑥) = ?

Penyelesaian:
(𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) = 2𝑥 2 − 10𝑥 + 3
𝑓(𝑔(𝑥)) = 2𝑥 2 − 10𝑥 + 3
2
𝑓(𝑥 − 5𝑥 + 2) = ⏟ 2𝑥 2 − 10𝑥 + 3
𝑚𝑢𝑛𝑐𝑢𝑙𝑘𝑎𝑛
𝑏𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘 (𝑥 2 −5𝑥+2)
𝑓(𝑥 2 − 5𝑥 + 2) = 2(𝑥 − 5𝑥 + 2) − 1
2

𝑓(𝑥) = 2𝑥 − 1

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


Karena 𝑓 ∘ 𝑔 = ℎ, maka 𝑓 = ℎ ∘ 𝑔−1.
Jadi 𝑓(𝑥) = ℎ(𝑔−1 (𝑥)), artinya substitusikan fungsi 𝑔−1 ke fungsi komposisi ℎ.
Invers akan dibahas nanti.

Contoh Soal 5:

Diketahui (𝑔 ∘ 𝑓)(x) = 4𝑥 2 − 14𝑥 + 8 dan 𝑓(𝑥) = 2𝑥 − 1, maka 𝑔(𝑥) = ?

Penyelesaian: 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 (2𝑥 − 1)2 = 4𝑥 2 − 4𝑥 + 1,


(𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥) = 4𝑥 2 − 14𝑥 + 8 𝑚𝑎𝑘𝑎 4𝑥 2 = (2𝑥 − 1)2 + 4𝑥 − 1)
𝑔(𝑓(𝑥)) = 4𝑥 2 − 14𝑥 + 8
𝑔(2𝑥 − 1) = ⏟𝟒𝒙𝟐 − 14𝑥 + 8 𝑘𝑎𝑟𝑒𝑛𝑎 − 5(2𝑥 − 1) = −10𝑥 + 5,
𝑚𝑢𝑛𝑐𝑢𝑙𝑘𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑘𝑎 − 10𝑥 = −5(2𝑥 − 1) − 5
𝑏𝑒𝑛𝑡𝑢𝑘 (2𝑥−1)
(𝟐𝒙 𝟐
𝑔(2𝑥 − 1) = − 𝟏) + 𝟒𝒙 − 𝟏 − 14𝑥 + 8
𝑔(2𝑥 − 1) = (2𝑥 − 1)2 − 𝟏𝟎𝒙 + 7
𝑔(2𝑥 − 1) = (2𝑥 − 1)2 − 𝟓(𝟐𝒙 − 𝟏) − 𝟓 + 7
𝑔(2𝑥 − 1) = (2𝑥 − 1)2 − 5(2𝑥 − 1) + 2
𝑔(𝑥) = 𝑥 2 − 5𝑥 + 2

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


Karena 𝑔 ∘ 𝑓 = ℎ, maka 𝑔 = ℎ ∘ 𝑓 −1.
Jadi 𝑔(𝑥) = ℎ(𝑓 −1 (𝑥)), artinya substitusikan fungsi 𝑓 −1 ke fungsi komposisi ℎ.
Invers akan dibahas nanti.

Halaman 50 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Menentukan Invers Fungsi
Contoh Soal 1:
Jika 𝑓(𝑥) = 2𝑥 − 1, tentukan 𝑓 −1 (𝑥)!

Penyelesaian:
𝑓(𝑥) = 2𝑥 − 1
𝑦 = 2𝑥 − 1
2𝑥 = 𝑦 + 1
𝑦+1
𝑥=
2
−1 (𝑥)
𝑥+1
𝑓 =
2

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


Perhatikan 𝑦 = 2𝑥 − 1,
Urutan operasi yang dilakukan terhadap 𝑥 adalah:
1. Dikalikan 2
2. Dikurangi 1

Maka operasi invers adalah BALIK OPERASI DAN BALIK URUTAN:


1. Ditambah 1
2. Dibagi 2

Sehingga:
𝑥+1
𝑓 −1 (𝑥) =
2

Contoh Soal 2:
Jika 𝑔(𝑥) = 𝑥 2 − 4𝑥 + 3, tentukan 𝑔−1 (𝑥)!

Penyelesaian:
𝑔(𝑥) = 𝑥 2 − 4𝑥 + 3
𝑦 = 𝑥 2 − 4𝑥 + 3
𝑦 = 𝑥 2 − 4𝑥 + 4 − 1
𝑦 = (𝑥 − 2)2 − 1
(𝑥 − 2)2 = 𝑦 + 1
𝑥 − 2 = √𝑦 + 1
𝑥 = √𝑦 + 1 + 2
𝑓 −1 (𝑥) = √𝑥 + 1 + 2

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


𝑔(𝑥) = 𝑥 2 − 4𝑥 + 3 ubah dulu menggunakan metode melengkapkan kuadrat sempurna, sehingga menjadi
𝑔(𝑥) = (𝑥 − 2)2 − 1.

Urutan operasi yang dilakukan terhadap 𝑥 adalah:


1. Dikurangi 2
2. Dikuadratkan
3. Dikurangi 1

Maka operasi invers adalah BALIK OPERASI DAN BALIK URUTAN:


1. Ditambah 1
2. Diakar kuadrat
3. Ditambah 2

Sehingga:
𝑓 −1 (𝑥) = √𝑥 + 1 + 2

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 51


Contoh Soal 3:
3𝑥 + 5
𝑓(𝑥) =
2𝑥 + 1
Tentukan 𝑓 −1 (𝑥)!

Penyelesaian:
3𝑥 + 5
𝑓(𝑥) =
2𝑥 + 4
3𝑥 + 5
𝑦=
2𝑥 + 4
𝑦(2𝑥 + 4) = 3𝑥 + 5
2𝑥𝑦 + 4𝑦 = 3𝑥 + 5
2𝑥𝑦 − 3𝑥 = −4𝑦 + 5
𝑥(2𝑦 − 3) = −4𝑦 + 5
−4𝑦 + 5
𝑥=
2𝑦 − 3
−4𝑥 + 5
𝑓 −1 (𝑥) =
2𝑥 − 3

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


𝑎𝑥 + 𝑏 −𝑑𝑥 + 𝑏
𝑓(𝑥) = ⇒ 𝑓 −1 (𝑥) =
𝑐𝑥 + 𝑑 𝑐𝑥 − 𝑎

Tukarkan dan ubah tanda diagonal utama.

3𝑥 + 5 −4𝑥 + 5
𝑓(𝑥) = ⇒ 𝑓 −1 (𝑥) =
2𝑥 + 4 2𝑥 − 3

Halaman 52 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:

1. Diketahui fungsi f ( x)  3x  1 dan g ( x)  2 x 2  3. Komposisi fungsi ( g  f )(x)  ....


A. 9 x 2  3x  1 (𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥) = 𝑔(𝑓(𝑥)) TRIK SUPERKILAT:
B. 9 x 2  6 x  3 = 𝑔(3𝑥 − 1) (𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥) artinya substitusikan 𝑓(𝑥) ke 𝑔(𝑥).
C. 9 x 2  6 x  6 2
= 2(3𝑥 − 1) − 3 Coba ah iseng saya substitusikan 𝑥 = 0 ke 𝑓(𝑥),
ternyata hasilnya 𝑓(𝑥) = −1.
D. 18x  12x  2
2 2
= 2(9𝑥 − 6𝑥 + 1) − 3
Iseng lagi ah, saya substitusikan 𝑥 = −1 ke 𝑔(𝑥),
2
E. 18x 2  12x  1 = 18𝑥 − 12𝑥 + 2 − 3 Ternyata hasilnya 𝑔(−1) = −1.
2
= 18𝑥 − 12𝑥 − 1 Lalu saya substitusikan 0 ke semua pilihan
jawaban. Mana yang hasilnya −1? Ternyata
jawaban E saja!

2. Diketahui fungsi f ( x)  2 x  3 dan g ( x)  x 2  2 x  3. Komposisi fungsi ( g  f )(x)  ....


A. 2 x 2  4 x  9 (𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥) = 𝑔(𝑓(𝑥)) TRIK SUPERKILAT:
= 𝑔(2𝑥 − 3) (𝑔 ∘ 𝑓)(𝑥) artinya substitusikan 𝑓(𝑥) ke 𝑔(𝑥).
B. 2 x  4 x  3
2
2 Coba ah iseng saya substitusikan 𝑥 = 1 ke 𝑓(𝑥),
= (2𝑥 − 3) + 2(2𝑥 − 3) − 3
C. 4 x 2  6 x  18 = (4𝑥 2 − 12𝑥 + 9) + (4𝑥 − 6) − 3
ternyata hasilnya 𝑓(1) = −1.
Iseng lagi ah, saya substitusikan 𝑥 = −1 ke 𝑔(𝑥),
D. 4 x  8 x
2
= 4𝑥 2 − 8𝑥 ternyata hasilnya 𝑔(−1) = −4.
E. 4 x 2  8 x Lalu saya substitusikan 1 ke semua pilihan
jawaban. Mana yang hasilnya −4? Ternyata hanya
dipenuhi oleh jawaban E saja!

3. Diketahui fungsi f ( x)  2 x  1 dan g ( x)  x 2  4 x. Komposisi fungsi ( f  g )(x)  ....


A. 2 x 2  8x  2 (𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) = 𝑓(𝑔(𝑥)) TRIK SUPERKILAT:
2
= 𝑓(𝑥 − 4𝑥) (𝑓 ∘ 𝑔)(𝑥) artinya substitusikan 𝑔(𝑥) ke 𝑓(𝑥).
B. 2 x  8 x  2
2
2 Coba ah iseng saya substitusikan 𝑥 = 0 ke 𝑔(𝑥),
= 2(𝑥 − 4𝑥) + 1
C. 2 x 2  8 x  1 = 2𝑥 2 − 8𝑥 + 1
ternyata hasilnya 𝑔(0) = 0.
Iseng lagi ah, saya substitusikan 𝑥 = 0 ke 𝑓(𝑥),
D. 2 x  8 x  2
2
ternyata hasilnya 𝑓(0) = 1.
E. 2 x 2  8 x  1 Lalu saya substitusikan 0 ke semua pilihan
jawaban. Mana yang hasilnya 1? Ternyata hanya
dipenuhi oleh jawaban C saja!

Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.

Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.

Pak Anang.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 53


2. 8. Menyelesaikan masalah program linear.

Program Linear
Definisi Langkah Penyelesaian
Sebuah metode yang digunakan untuk 1. Buat model matematika.
memecahkan masalah yang berkaitan 2. Lukis grafik model matematika.
dengan optimasi linear (nilai optimum) 3. Tentukan daerah penyelesaian.
4. Cari titik pojok daerah penyelesaian.
5. Substitusi titik pojok ke fungsi objektif.
6. Pilih nilai optimum.
Konsep yang dibutuhkan

Pertidaksamaan Linear Contoh Soal Program Linear


Dua Variabel dan Penyelesaiannya
𝑦
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 ≥ 𝑎𝑏 Sebuah area parkir dengan luas 3.750 m2,
dan maksimal hanya dapat ditempati 300
kendaraan yang terdiri atas sedan dan bus.
Jika luas sebuah sedan 5 m2 dan bus 15 m2,
𝒂
biaya parkir sebuah sedan dan sebuah bus
𝑥
O 𝒃 adalah Rp2.000 dan Rp5.000, maka berapa
jumlah sedan dan bus yang parkir supaya
pendapatan parkirnya menjadi maksimal!
Sedan Bus
Total
(𝑥) (𝑦)
Sistem Pertidaksamaan Linear Banyak kendaraan 1 1 300
Luas kendaraan 5 15 3750
Dua Variabel Biaya Parkir 2.000 5.000

𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 ≤ 𝑎𝑏 Fungsi kendalanya:
𝑦
𝑥 + 𝑦 ≤ 300
𝑝𝑥 + 𝑞𝑦 ≤ 𝑝𝑞 𝑥 + 3𝑦 ≤ 750, bentuk sederhana 5𝑥 + 15𝑦 ≤ 3750
𝑥≥0 𝑥 ≥ 0, jumlah sedan tidak mungkin negatif
𝒂 𝑦≥0 𝑦 ≥ 0, jumlah bus tidak mungkin negatif
𝒑 { 𝑥, 𝑦 elemen bilangan cacah.
𝑥
O 𝒃 𝒒 Fungsi Objektif:
𝑓(𝑥, 𝑦) = 2.000𝑥 + 3.000𝑦

Daerah penyelesaian sistem pertidaksamaan:


𝑦

Model Matematika 𝟑𝟎𝟎


𝟐𝟓𝟎
Sebuah area parkir dengan luas 3.750 m2,
𝑥
dan maksimal hanya dapat ditempati 300 O 𝟑𝟎𝟎 𝟕𝟓𝟎
kendaraan yang terdiri atas sedan dan bus. Titik potong garis 𝑥 + 𝑦 = 300 dan 𝑥 + 3𝑦 = 750:
Jika luas sebuah sedan 5 m2 dan bus 15 m2, 𝑥 = 225 dan 𝑦 = 75
maka tentukanlah model matematikanya !
Jadi titik pojoknya adalah:
Sedan Bus (0, 0), (300, 0), (225, 75), dan (0, 250).
Total
(𝑥) (𝑦)
Banyak kendaraan 1 1 300 Uji titik pojok:
Luas kendaraan 5 15 3750 (𝑥, 𝑦) 𝑓(𝑥, 𝑦) = 2.000𝑥 + 3.000𝑦
(0, 0) 2.000(0) + 3.000(0) = 0
𝑥 + 𝑦 ≤ 300 (300, 0) 2.000(300) + 3.000(0) = 600.000
𝑥 + 3𝑦 ≤ 750, bentuk sederhana 5𝑥 + 15𝑦 ≤ 3750 (225, 75) 2.000(225) + 3.000(75) = 675.000
𝑥 ≥ 0, jumlah sedan tidak mungkin negatif (0, 250) 2.000(0) + 3.000(250) = 750.000
𝑦 ≥ 0, jumlah bus tidak mungkin negatif
{ 𝑥, 𝑦 elemen bilangan cacah. Jadi, pendapatan maksimal adalah Rp750.000 untuk
parkir 250 bus.

Halaman 54 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


TRIK SUPERKILAT:

Dalam mengerjakan soal UN Matematika SMA, materi soal Program Linear memang tipe soal yang
menghabiskan banyak waktu.

Ya! Penyelesaian Program Linear ini membutuhkan perhitungan yang banyak dan perhitungannya harus
dilakukan dengan cermat karena membutuhkan ketelitian tinggi dalam menggambar sketsa grafik, menguji titik
untuk menemukan daerah penyelesaian pertidaksamaan, mencari titik potong dua garis, dan mensubstitusi titik
pojok ke fungsi objektif untuk menemukan nilai optimum. Padahal waktu yang diberikan untuk setiap soal UN
Matematika SMA itu hanya sekitar 3 menit saja!

Penjabaran langkah dasarnya sebagai berikut:

Pertama, adik-adik harus mengubah soal cerita sehingga bisa dituliskan menjadi model matematika dari beberapa fungsi kendala
yang membentuk sistem pertidaksamaan linear dan sebuah fungsi objektif.

Kedua, adik-adik harus menggambarkan model matematika tersebut ke dalam bidang koordinat Cartesius.

Ketiga, dari gambar grafik model matematika, adik-adik harus bisa menentukan daerah penyelesaian dari fungsi kendala dalam
bidang koordinat Cartesius.

Keempat, daerah penyelesaian dari fungsi kendala berbentuk poligon, dimana titik-titik sudutnya adalah titik pojok. Adik-adik perlu
melihat apakah ada titik pojok yang berupa titik potong dua garis yang koordinatnya perlu dicari menggunakan teknik eliminasi dan
substitusi dari kedua persamaan garis tersebut.

Kelima, titik-titik pojok tersebut merupakan titik ekstrim yang akan kita periksa nilai fungsi objektifnya.

Terakhir, nilai terbesar dari fungsi objektif adalah nilai maksimum, sedangkan nilai terkecil dari fungsi objektif adalah nilai
minimum. Nah, jika terdapat dua titik pojok yang menghasilkan nilai fungsi objektif yang sama, maka penyelesaian nilai optimum
terdapat pada sepanjang ruas garis yang menghubungkan kedua titik pojok tersebut.

Perhatikan gambar di bawah:

TRIK SUPERKILAT
Model Matematika

Grafik Max itu YEX

Daerah Penyelesaian Urutkan perbandingan 𝑥 ∶ 𝑦

Titik Pojok Letak Fungsi Objektif

Substitusi Titik Pojok

Nilai Optimum

Nah, sebenarnya metode TRIK SUPERKILAT memotong langkah dasar sampai di model matematika saja.
Metode TRIK SUPERKILAT menggunakan modifikasi dari teori gradien untuk menyelesaikan program linear.

Pertama, apabila yang ditanyakan adalah nilai maksimum, maka tuliskan urutan Y-E-X.
(Ingat MAX itu huruf akhirnya X, jadi yang ditulis juga harus berakhiran X).
Kalau yang ditanyakan adalah nilai minimum, maka urutannya adalah X-E-Y.

Kedua, urutkan nilai dari perbandingan koefisien 𝑥 dan koefisien 𝑦 dari semua fungsi kendala maupun fungsi objektif.
Urutkan dari nilai yang terkecil menuju ke nilai terbesar.

Terakhir lihat dimana letak perbandingan koefisien 𝑥 dan koefisien 𝑦 dari fungsi objektif.
 Jika terletak di Y, maka nilai optimal berada di sumbu Y, substitusikan 𝑥 = 0 ke fungsi di sebelahnya.
 Jika terletak di E, maka nilai optimal berada di perpotongan antara kedua fungsi di sebelahnya.
 Jika terletak di X, maka nilai optimal berada di sumbu X, substitusikan 𝑦 = 0 ke fungsi di sebelahnya.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 55


Tipe Soal yang Sering Muncul
Menentukan nilai optimum fungsi objektif.
Contoh Soal:
Suatu perusahaan tas dan sepatu memerlukan 4 unsur A dan 6 unsur B perminggu untuk masing-masing
hasil produksinya. Setiap tas memerlukan satu unsur A dan dua unsur B, setiap sepatu memerlukan dua
unsur A dan dua unsur B. Bila setiap tas untungnya 3000 rupiah, setiap sepatu untungnya 2000 rupiah,
maka banyak tas dan sepatu yang dihasilkan per minggu agar diperoleh untung yang maksimal adalah ….
a. 2 sepatu
b. 3 sepatu
c. 3 tas
d. 4 tas
e. 2 tas dan 2 sepatu

Penyelesaian:

Model Matematika
Tas (𝑥) Sepatu (𝑦) Total
Unsur A 1 2 4
Unsur B 2 2 6
Untung 3000 2000

Fungsi kendala:
𝑥 + 2𝑦 ≤ 4 (perbandingan koefisien 𝑥 dan 𝑦 adalah 1/2)
2𝑥 + 2𝑦 ≤ 6 (perbandingan koefisien 𝑥 dan 𝑦 adalah 1)
Fungsi objektif:
maks 3000𝑥 + 2000𝑦 =…. (perbandingan koefisien 𝑥 dan 𝑦 adalah 3/2)

LANGSUNG MASUK KE LANGKAH TRIK SUPERKILAT:


Memaksimumkan berarti Y-E-X!!!!!

Sumbu 𝑌 Eliminasi Sumbu 𝑋

Urutkan Perbandingan Koefisien X:Y


Cari perbandingan koefisien 𝑥 dan 𝑦 untuk masing-masing fungsi kendala dan objektif, lalu urutkan
dari kecil ke besar.

Sumbu 𝑌 Eliminasi Sumbu 𝑋


1/2 1 3/2

Letak Fungsi Objektif


Perhatikan tabel tadi:

Sumbu 𝑌 Eliminasi Sumbu 𝑋


1/2 1 3/2

Karena fungsi objektif yang perbandingan koefisiennya adalah 3/2 terletak pada kolom Sumbu 𝑋,
maka artinya nilai optimum adalah terletak di sumbu X untuk persamaan yang berada disebelahnya
(yaitu persamaan dengan perbandingan koefisien bernilai 1)
Artinya substitusikan 𝑦 = 0 untuk persamaan 2𝑥 + 2𝑦 = 6

2𝑥 + 2𝑦 = 6
2𝑥 + 2(0) = 6
𝑥=3

Jadi, agar keuntungan maksimal maka perusahaan tersebut haruslah menjual 3 tas.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa nilai maksimum keuntungan adalah Rp9.000,00.

Halaman 56 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Menentukan nilai optimum fungsi objektif, ada nilai perbandingan 𝒙 dan 𝒚 yang sama.
Contoh Soal :
Seorang anak diharuskan minum dua jenis tablet setiap hari.
Tablet jenis I mengandung 5 unit vitamin A dan 3 unit vitamin B.
Tablet jenis II mengandung 10 unit vitamin A dan 1 unit vitamin B.
Dalam 1 hari anak tersebut memerlukan 25 unit vitamin A dan 5 unit vitamin B.
Jika harga tablet I Rp4.000,00 per biji dan tablet II Rp8.000,00 per biji, pengeluaran minimum untuk pembelian
tablet per hari adalah ….
TRIK SUPERKILAT:
Tablet Tablet Jumlah Perbandingan
Penyelesaian Cara Biasa: I II koef 𝑥 dan 𝑦
Model Matematika Vitamin 5 10 25 1/2
Fungsi kendala: A
Vitamin 3 1 5 3/1
5𝑥 + 10𝑦 ≥ 25;
B
3𝑥 + 𝑦 ≥ 5; Harga 4.000 8.000 1/2
𝑥 ≥ 0; 𝑦 ≥ 0, 𝑥, 𝑦 elemen bilangan cacah. Urutkan perbandingan dari kecil ke besar.
Fungsi objektif: X E Y
Minimumkan 𝑓(𝑥, 𝑦) = 4.000𝑥 + 8.000𝑦 1/2 1/2 2/2

Kesimpulan:
Grafik dan Daerah Penyelesaian Perhatikan perbandingan fungsi objektif yang bernilai 1/2
Y terdapat di X dan E,

Di X, artinya nilai optimum diperoleh di perpotongan sumbu X


dengan fungsi di dekatnya, yaitu fungsi kendala dengan
5 perbandingan 1/2 .

Di E, artinya nilai optimum juga diperoleh dari hasil titik


potong antara fungsi kendala dengan perbandingan 1/2 dan
2,5 3/1.

X
5 5
3

Titik Pojok
Dua dari tiga titik pojok sudah bisa dilihat pada grafik yaitu (5, 0) dan (0, 5).
Sementara satu titik pojok belum diketahui yaitu titik potong kedua garis.
Menentukan titik potong kedua garis menggunakan metode eliminasi substitusi:
5𝑥 + 10𝑦 = 25 × 3 15𝑥 + 30𝑦 = 75
3𝑥 + 10𝑦 = 25 × 5 15𝑥 + 35𝑦 = 25
25𝑦 = 50
50
𝑦=
25
𝑦=2
Substitusi 𝑦 = 2 ke salah satu persamaan:
3𝑥 + 𝑦 = 5
3𝑥 + 2 = 5
3𝑥 = 5 − 2
3𝑥 = 3
3
𝑥=
3
𝑥=1
Jadi titik potong kedua kurva adalah di titik (1, 2)
Sehingga titik pojok adalah (5, 0), (1, 2), dan (0,5)

Substitusi Titik Pojok


Substitusikan titik-titik pojok tersebut ke fungsi objektif untuk mencari titik manakah yang memiliki nilai objektif
paling kecil.
Titik pojok (𝑥, 𝑦) Fungsi objektif 𝑓(𝑥, 𝑦) = 4.000𝑥 + 8.000𝑦
(5, 0) 4.000(5) + 8.000(0) = 20.000 + 12.000 = 20.000
(1, 2) 4.000(1) + 8.000(2) = 04.000 + 16.000 = 20.000
(0, 5) 4.000(0) + 8.000(5) = 20.000 + 40.000 = 40.000

Nilai Optimum
Dari tabel tersebut diperoleh nilai minimum fungsi objektif 𝑓(𝑥, 𝑦) terjadi pada titik (5, 0) dan (1, 2) yaitu
dengan pengeluaran sebesar Rp20.000,00.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 57


Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:

1. Anak usia balita dianjurkan dokter untuk mengkonsumsi kalsium dan zat besi sedikitnya 60 gr dan 30
gr. Sebuah kapsul mengandung 5 gr kalsium dan 2 gr zat besi, sedangkan sebuah tablet mengandung 2 gr
kalsium dan 2 gr zat besi. Jika harga sebuah kapsul Rp.1.000,00 dan harga sebuah tablet Rp.800,00, maka
biaya minimum yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan anak balita tersebut adalah ....
A. Rp12.000,00 Ternyata fungsi objektif (warna biru) berada di E.
B. Rp14.000,00 TRIK SUPERKILAT:
Kapsul Tablet Jumlah Perbandingan
Artinya titik minimumnya berada di hasil
eliminasi kedua fungsi kendala. (Gunakan metode
C. Rp18.000,00 koef 𝑥 dan 𝑦
determinan matriks)
D. Rp24.000,00 Kalsium
Zat Besi
5
2
2
2
60
30
5/2
2/2 |
60 2
| |
5 60
|
𝑥 = 30 2 = 60 = 10; 𝑦 = 2 30 = 30 = 5
E. Rp36.000,00 Harga 1.000 800 10/8 5 2 6 5 2 6
| | | |
Urutkan perbandingan dari kecil ke besar. 2 2 2 2
X E Y Jadi nilai minimumnya adalah:
2/2 10/8 5/2 𝑓(𝑥, 𝑦) = 1.000(10) + 800(5) = Rp14.000,00

2. Seorang pedagang sepeda ingin membeli 25 sepeda untuk persediaan. Ia ingin membeli sepeda gunung
dengan harga Rp1.500.000,00 per buah dan sepeda balap dengan harga Rp2.000.000,00 per buah. Ia
merencanakan tidak akan mengeluarkan uang lebih dari Rp42.000.000,00. Jika keuntungan sebuah sepeda
gunung Rp500.000,00 dan sebuah sepeda balap Rp600.000,00, maka keuntungan maksimum yang
diterima pedagang adalah .... Ternyata fungsi objektif (warna biru) berada
TRIK SUPERKILAT: (harga dalam ribuan rupiah) di E (titik potong atau hasil eliminasi
A. Rp13.400.000,00 Sepeda Sepeda Jumlah Perbandingan substitusi dua fungsi kendala)
B. Rp12.600.000,00 gunung balap koef 𝑥 dan 𝑦 Gunakan metode determinan matriks
1 1 25 1/1 25 1
C. Rp12.500.000,00 Jumlah | | 8.000
Harga 1.500 2.000 42.000 3/4 𝑥 = 42.000 2.000 = = 16;
D. Rp10.400.000,00 Untung 500 1 1 500
| |
600 5/6 1.500 2.000
E. Rp8.400.000,00 Urutkan perbandingan dari kecil ke besar. 𝑥 + 𝑦 = 25 ⇒ 16 + 𝑦 = 25 ⇒ 𝑦 = 9;
Y E X Jadi nilai maksimum adalah:
3/4 5/8 1/1 𝑓(𝑥, 𝑦) = 500(16) + 600(9) = Rp13.400

3. Seorang ibu hendak membuat dua jenis kue. Kue jenis I memerlukan 40 gram tepung dan 30 gram gula.
Kue jenis II memerlukan 20 gram tepung dan 10 gram gula. Ibu hanya memiliki persediaan tepung
sebanyak 6 kg dan gula 4 kg. jika kue jenis I dijual dengan harga Rp4.000,00 dan kue jenis II dijual
dengan harga Rp1.600,00, maka pendapatan maksimum yang diperoleh ibu adalah ....
Soal ini tidak ada
A. Rp30.400,00 Ternyata fungsi objektif (warna biru) berada di E
jawabannya,
TRIK SUPERKILAT: (titik potong atau hasil eliminasi substitusi dua
mungkin maksudnya B. Rp48.000,00 fungsi kendala)
Kue Kue Jumlah Perbandingan
pilihan jawaban A, B, C. Rp56.000,00 jenis I jenis II koef 𝑥 dan 𝑦 Gunakan metode determinan matriks
C, D, dan E kurang D. Rp59.200,00 Tepung 40 20 6.000 4/2 |
6.000 20
| −20.000
satu angka nol. Gula 30 10 4.000 3/1 𝑥 = 4.000 10 = = 100;
E. Rp72.000,00 Harga |
40 20
| −200
4.000 1.600 40/16 30 10
Urutkan perbandingan dari kecil ke besar. 30𝑥 + 10𝑦 = 4.000 ⇒ 3.000 + 10𝑦 = 4.000 ⇒ 𝑦 = 100;
Y E X Jadi nilai maksimum adalah:
4/2 40/16 3/1 𝑓(𝑥, 𝑦) = 4.000(100) + 1.600(100) = Rp560.000

Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.

Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.

Pak Anang.

Halaman 58 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


2. 9. Menyelesaikan operasi matriks.

Matriks
Bentuk Umum Operasi Aljabar Matriks
𝑎11 𝑎12 𝑎1𝑛
𝑎21 𝑎22 ⋯ 𝑎2𝑛
𝐴𝑚×𝑛 = ( ⋮ )
⋮ ⋱ Kesamaan Matriks
𝑎𝑚1 𝑎𝑚2 ⋯ 𝑎𝑚𝑛
“Elemen yang Sama, Nilainya Sama”

𝑎 𝑏 3 −2 𝑎=3
( )=( )⇒{
1 −5 1 −5 𝑏 = −2
Transpose Matriks
“Tukar Baris Kolom”
Penjumlahan Matriks
𝑎 𝑏 𝑎 𝑐
𝐴=( ) ⇒ 𝐴𝑇 = ( ) “Jumlahkan Elemen yang Sama”
𝑐 𝑑 𝑏 𝑑

𝑎 𝑏 𝑒 𝑓 𝑎+𝑒 𝑏+𝑓
( )+( )=( )
𝑐 𝑑 𝑔 ℎ 𝑐+𝑔 𝑑+ℎ

Determinan Matriks 2 × 2
“Diagonal Utama – Diagonal Samping” Pengurangan Matriks
𝑎 𝑏 𝑎 𝑏 “Kurangkan Elemen yang Sama”
𝐴=( ) ⇒ |𝐴| = | | = 𝑎𝑑 − 𝑏𝑐
𝑐 𝑑 𝑐 𝑑
𝑎 𝑏 𝑒 𝑓 𝑎−𝑒 𝑏−𝑓
( )−( )=( )
𝑐 𝑑 𝑔 ℎ 𝑐−𝑔 𝑑−ℎ

Invers Matriks 2 × 2
Perkalian Matriks dengan Skalar
“Pembagian Matriks”
“Kalikan dengan Semua Elemen”
𝐴𝐴−1 = 𝐴−1 𝐴 = 𝐼
𝑎 𝑏 𝑘𝑎 𝑘𝑏
𝑘( )=( )
𝑎 𝑏 1 𝑑 −𝑏 𝑐 𝑑 𝑘𝑐 𝑘𝑑
𝐴=( ) ⇒ 𝐴−1 = ( )
𝑐 𝑑 |𝐴| −𝑐 𝑎

Perkalian Matriks dengan Matriks


Persamaan Matriks “Syarat Harus Dipenuhi”

“Dikali Invers dari Kanan atau Kiri ???” ( ) ( ) =( )


𝑚×𝒏 sama 𝒏×𝑘 𝑚×𝑘
−𝟏
𝐴𝐵 = 𝐶 ⇒ { 𝐴 = 𝐴𝑩
𝐵 = 𝑨−𝟏 𝐶
“Jumlah Perkalian Elemen Baris Kolom”

𝑎 𝑏 𝑒 𝑓 𝑎𝑒 + 𝑏𝑔 𝑎𝑓 + 𝑏ℎ
( )( )=( )
𝑐 𝑑 𝑔 ℎ 𝑐𝑒 + 𝑑𝑔 𝑐𝑓 + 𝑑ℎ

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 59


TRIK SUPERKILAT:

Dalam mengerjakan soal UN Matematika SMA, materi soal Matriks ini boleh dibilang yang paling mudah,
asalkan menguasai betul konsep dasar dari Matriks itu sendiri. Mengapa? Karena hanya diperlukan perhitungan
aljabar sederhana.

Nah, untuk mempercepat proses perhitungan kita bisa menggunakan sifat-sifat dari Operasi Aljabar Matriks,
Transpose Matriks, Determinan Matriks, dan Invers Matriks.

Sifat Operasi Aljabar Matriks:


 𝐴+𝐵 =𝐵+𝐴
 𝐴−𝐵 ≠𝐵−𝐴
 𝐴 + (𝐵 + 𝐶) = (𝐴 + 𝐵) + 𝐶
 𝐴(𝐵 + 𝐶) = 𝐴𝐵 + 𝐴𝐶
 𝐴𝐵 ≠ 𝐵𝐴

Sifat Transpose Matriks:


 (𝐴 + 𝐵)𝑇 = 𝐴𝑇 + 𝐵𝑇
 (𝐴𝑇 )𝑇 = 𝐴
 (𝐴 ∙ 𝐵)𝑇 = 𝐵𝑇 ∙ 𝐴𝑇
 (𝑘𝐴)𝑇 = 𝑘𝐴𝑇

Sifat Determinan Matriks:


 |𝐴𝑇 | = |𝐴|
1
 |𝐴−1 | =
|𝐴|
 |𝐴 ∙ 𝐵| = |𝐴| ∙ |𝐵|
 𝐴 ∙ 𝐵 = 𝐶 ⇒ |𝐴| ∙ |𝐵| = |𝐶|
|𝐶|
 |𝐴| ∙ |𝐵| = |𝐶| ⇒ |𝐵| =
|𝐴|
−1
1 1
 |(𝐴 ∙ 𝐵) | = ∙
|𝐵| |𝐴|

Sifat Invers Matriks:


 𝐴𝐴−1 = 𝐴−1 𝐴 = 𝐼
 (𝐴 ∙ 𝐵)−1 = 𝐵−1 ∙ 𝐴−1

Halaman 60 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Tipe Soal yang Sering Muncul
Menentukan Operasi Aljabar Matriks.
Contoh Soal 1:
−𝑐 2 4 𝑎 −1 3 4 𝑏
Diketahui matriks-matriks 𝐴 = ( ), 𝐵 = ( ), 𝐶 = ( ), dan 𝐷 = ( )
1 0 𝑏 + 5 −6 0 2 −2 3
Jika 2𝐴 − 𝐵 = 𝐶𝐷 maka nilai dari 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 = ….
a. −6
b. −2
c. 0
d. 1
e. 8

Penyelesaian:
−𝑐 2 4 𝑎 −1 3 4 𝑏
2𝐴 − 𝐵 = 𝐶𝐷 ⇒ 2 ( )−( )=( )( )
1 0 𝑏 + 5 −6 0 2 −2 3
−2𝑐 4 4 𝑎 −10 −𝑏 + 9
⇔ ( )−( )=( )
2 0 𝑏 + 5 −6 −4 6
−2𝑐 − 4 4 − 𝑎 −10 −𝑏 + 9
⇔ ( )=( )
−3 − 𝑏 6 −4 6

Dengan menggunakan konsep kesamaan matriks, diperoleh:

−2𝑐 − 4 = −10 ⇒ −2𝑐 = −10 + 4


⇔ −2𝑐 = −6
⇔ 𝑐=3

−3 − 𝑏 = −4 ⇒ −𝑏 = −4 + 3
⇔ −𝑏 = −1
⇔ 𝑏=1

4 − 𝑎 = −𝑏 + 9 ⇒ 4 − 𝑎 = −(1) + 9
⇔4−𝑎 =8
⇔ −𝑎 = 8 − 4
⇔ −𝑎 = 4
⇔ 𝑎 = −4

Jadi nilai 𝑎 + 𝑏 + 𝑐 = (−4) + (1) + (3)


=0

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 61


Menentukan Determinan Matriks.
Contoh Soal 1:
3 2 −3 −1
Diketahui matriks 𝐴 = ( ), dan 𝐵 = ( ).
0 5 −17 0
𝑡 𝑡
Jika 𝐴 = transpos matriks 𝐴 dan 𝐴𝑋 = 𝐵 + 𝐴 , maka determinan matriks 𝑋= ….
a. −6
b. −2
c. 0
d. 1
e. 8

Penyelesaian:
𝐴𝑋 = 𝐵 + 𝐴𝑡 ⇒ 𝑋 = 𝐴−1 (𝐵 + 𝐴𝑡 )
1
= 𝐴𝑑𝑗(𝐴)(𝐵 + 𝐴𝑡 )
|𝐴|
1 5 −2 −3 −1 3 0
= ( ) (( )+( ))
15 0 3 −17 0 2 5
1 5 −2 0 −1
= ( )( )
15 0 3 −15 5
1 30 −15
= ( )
15 −45 15
2 −1
=( )
−3 1

2 −1
Karena 𝑋 = ( ), maka determinan matriks 𝑋 adalah :
−3 1

|𝑋| = | 2 −1| = 2 − 3 = −1
−3 1

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


Sebenarnya metode yang digunakan dalam TRIK SUPERKILAT hampir sama dengan metode Basic Concept,
hanya saja kita akan menggunakan sifat determinan untuk mempermudah langkah perhitungan
determinan. Perhatikan langkah yang berwarna merah atau biru di bawah ini.

𝐴𝑋 = 𝐵 + 𝐴𝑡 ⇒ |𝐴||𝑋| = |𝐵 + 𝐴𝑡 |
|𝐵+𝐴𝑡 |
⇔ |𝑋| =
|𝐴|
𝐾𝑖𝑡𝑎 𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑠𝑖𝑓𝑎𝑡 𝑑𝑒𝑡𝑒𝑟𝑚𝑖𝑛𝑎𝑛 𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘𝑠
𝑀𝑎𝑘𝑎 𝑐𝑎𝑟𝑖 𝑙𝑒𝑏𝑖ℎ 𝑑𝑢𝑙𝑢 𝑚𝑎𝑡𝑟𝑖𝑘𝑠 (𝐵 + 𝐴𝑡 )
−3 −1 3 0
𝑇𝑒𝑟𝑛𝑦𝑎𝑡𝑎 𝐵 + 𝐴𝑡 = (( )+( ))
−17 0 2 5
0 −1
=( )
−15 5
𝑡
𝐽𝑎𝑑𝑖, |𝐵 + 𝐴 | = −15
|𝐵+𝐴𝑡 |
⇔ |𝑋| =
|𝐴|
−15
=
15
= −1

Halaman 62 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Contoh Soal 2:
4 2 5 −3
Diketahui matriks 𝐴 = ( ), dan 𝐵 = ( ).
3 −4 2 1
Jika 𝐶𝐴 = 𝐵 dan 𝐶 −1 adalah invers matriks 𝐶 maka determinan dari matriks 𝐶 −1 = ….
a. −2
b. −1
c. 1
d. 2
e. 3

Penyelesaian:
𝐶 ∙ 𝐴 = 𝐵 ⇒ 𝐶 = 𝐵 ∙ 𝐴−1
⇔ 𝐶 −1 = (𝐵 ∙ 𝐴−1 )−1
⇔ 𝐶 −1 = 𝐴 ∙ 𝐵−1
4 2 1 1 3
=( )∙ ( )
3 −4 11 −2 5
1 4 2 1 3
= ( )( )
11 3 −4 −2 5
1 0 22
= ( )
11 11 −11
0 2
=( )
1 −1
0 2
Karena 𝐶 −1 = ( ), maka determinan matriks 𝐶 −1 adalah :
1 −1

|𝐶 −1 | = |0 2 | = 0 − 2 = −2
1 −1

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


Sebenarnya metode yang digunakan dalam TRIK SUPERKILAT hampir sama dengan metode Basic Concept,
hanya saja kita akan menggunakan sifat determinan untuk mempermudah langkah perhitungan
determinan. Perhatikan langkah yang berwarna merah di bawah ini.

𝐶∙𝐴 =𝐵 ⇒ 𝐶 = 𝐵 ∙ 𝐴−1
⇔ 𝐶 = (𝐵 ∙ 𝐴−1 )−1
−1

⇔ 𝐶 −1 = 𝐴 ∙ 𝐵−1
|𝐴|
⇔ |𝐶 −1 | =
|𝐵|
−22
=
11
= −2

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 63


Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:

3 y   x 5   3  1
1. Diketahui matriks A =   , B =   dan C =  .
 5 1   3 6  y 9 
 8 5x 
Jika A + B – C =   , maka nilai x  2 xy  y adalah ....
  x  4 8 5𝑥 Substitusi 𝑥 = 2 dan 𝑦 = 4
A. 8 𝐴+𝐵−𝐶 = ( )
−𝑥 −4 𝑥 + 2𝑥𝑦 + 𝑦 = 2 + 16 + 4 = 22
B. 12 𝑥+6 𝑦+6 8 5𝑥
⇒ ( )=( )
C. 18 2−𝑦 −4 −𝑥 −4
D. 20 ⇔ 𝑥+6=8
∴𝑥=2
E. 22 ⇔ 2 − 𝑦 = −𝑥
∴𝑦=4

Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.

Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.

Pak Anang.

Halaman 64 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


2. 10. Menyelesaikan operasi aljabar beberapa vektor dengan syarat tertentu.

Vektor
Notasi Vektor Operasi Aljabar Vektor
𝑎1
⃗⃗
𝑎⃗ = 𝑎1 𝑖⃗ + 𝑎2 𝑗⃗ + 𝑎3 𝑘 = (𝑎2 )
𝑎3 Penjumlahan Vektor
𝑘𝑎1
⃗⃗
𝑘𝑎⃗ = 𝑘𝑎1 𝑖⃗ + 𝑘𝑎2 𝑗⃗ + 𝑘𝑎3 𝑘 = (𝑘𝑎2 ) “Jumlahkan Komponen yang Sama”
𝑘𝑎3
𝑎1 𝑏1 𝑎1 + 𝑏1
𝑎⃗ + 𝑏⃗⃗ = (𝑎2 ) + (𝑏2 ) = (𝑎2 + 𝑏2 )
𝑎1 komponen pada sumbu X 𝑎3 𝑏3 𝑎3 + 𝑏3
𝑎2 komponen pada sumbu Y
𝑎3 komponen pada sumbu Z

Pengurangan Vektor
“Kurangkan Komponen yang Sama”
Panjang Vektor
𝑎1 𝑏1 𝑎1 − 𝑏1
“Akar dari jumlah kuadrat” ⃗⃗
𝑎⃗ − 𝑏 = (𝑎2 ) − (𝑏2 ) = (𝑎2 − 𝑏2 )
𝑎3 𝑏3 𝑎3 − 𝑏3
|𝑎⃗| = √𝑎1 2 + 𝑎2 2 + 𝑎3 2

Perkalian Skalar
Vektor Posisi “Dua Vektor Harus Searah”
“Kalikan Komponen yang Sama”
𝐴(𝑥𝑎 , 𝑦𝑎 , 𝑧𝑎 )
𝑎⃗ 𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ = |𝑎⃗||𝑏⃗⃗| cos 𝜃
O 𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ = 𝑎1 𝑏1 + 𝑎2 𝑏2 + 𝑎3 𝑏3

“Titik Koordinat = Komponen Vektor”

𝑥𝑎 Perkalian Vektor
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝑎⃗ = (𝑦𝑎 )
𝑂𝐴
𝑧𝑎 “Dua Vektor Harus Tegak Lurus”
“Putar Komponen yang Beda”

𝑎⃗ × 𝑏⃗⃗ = |𝑎⃗||𝑏⃗⃗| sin 𝜃


𝑖⃗ 𝑗⃗ 𝑘⃗⃗
Vektor Pada Dua Titik 𝑎⃗ × 𝑏⃗⃗ = |𝑎1 𝑎2 𝑎3 |
𝑏1 𝑏2 𝑏3
𝐴(𝑥𝑎 , 𝑦𝑎 , 𝑧𝑎 )
−𝑎⃗
𝐵(𝑥𝑏 , 𝑦𝑏 , 𝑧𝑏 )
𝑏⃗⃗
O
Pembagian Ruas Garis
“Belakang Kurangi Depan” “Hasil Kali Silang Dibagi Jumlahnya”
𝐴(𝑥𝑎 , 𝑦𝑎 , 𝑧𝑎 )
𝑥𝑏 − 𝑥𝑎
⃗⃗ 𝑚 𝑃(𝑥𝑝 , 𝑦𝑝 , 𝑧𝑝 ) 𝑚𝑏⃗⃗ + 𝑛𝑎⃗
𝐴𝐵 = 𝑏 − 𝑎⃗ = (𝑦𝑏 − 𝑦𝑎 ) 𝑎⃗ 𝑝⃗ =
𝑝⃗ 𝑛 𝐵(𝑥𝑏 , 𝑦𝑏 , 𝑧𝑏 ) 𝑚+𝑛
𝑧𝑏 − 𝑧𝑎
𝑏⃗⃗
𝑂

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 65


Sifat Operasi Vektor:
 𝑎⃗ + 𝑏⃗⃗ = 𝑏⃗⃗ + 𝑎⃗
 (𝑎⃗ + 𝑏⃗⃗) + 𝑐⃗ = 𝑎⃗ + (𝑏⃗⃗ + 𝑐⃗)
 𝑎⃗ + 0 = 0 + 𝑎⃗ = 𝑎⃗
 𝑎⃗ + (−𝑎⃗) = 0

Sifat Perkalian Skalar (Perkalian Titik/Dot Product) Dua Vektor:


 𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ = 𝑏⃗⃗ ∙ 𝑎⃗
 𝑎⃗ ∙ (𝑏⃗⃗ + 𝑐⃗) = 𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ + 𝑎⃗ ∙ 𝑐⃗
2
 𝑎⃗ ∙ 𝑎⃗ = |𝑎⃗|
 𝑎⃗ ⊥ 𝑏⃗⃗ ⇒ 𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ = 0

Sifat Perkalian Vektor (Perkalian Silang/Cross Product) Dua Vektor:


 𝑖⃗ × 𝑖⃗ = 𝑗⃗ × 𝑗⃗ = 𝑘⃗⃗ × 𝑘⃗⃗ = 0
 𝑖⃗ × 𝑗⃗ = 𝑘⃗⃗
 𝑗⃗ × 𝑘⃗⃗ = 𝑖⃗
 𝑘⃗⃗ × 𝑖⃗ = 𝑗⃗
 𝑗⃗ × 𝑖⃗ = −𝑘⃗⃗
 𝑘⃗⃗ × 𝑗⃗ = −𝑖⃗
 𝑖⃗ × 𝑘⃗⃗ = −𝑗⃗

Halaman 66 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


TRIK SUPERKILAT:

Jabarkan

Lihat Syarat

Hitung

Kalau kita membahas topik soal UN Matematika SMA tentang indikator soal operasi aljabar vektor ini, satu hal
yang sering ditanyakan adalah hasil operasi perkalian titik terhadap beberapa operasi aljabar penjumlahan
maupun pengurangan vektor dengan syarat ada dua vektor yang tegak lurus.

Misal diketahui 𝑎⃗, 𝑏⃗⃗, dan 𝑐⃗ . Jika 𝑎⃗ ⊥ 𝑏⃗⃗, maka tentukan hasil dari (𝑎⃗ + 𝑏⃗⃗) ∙ (𝑎⃗ − 𝑐⃗)!

Maka jabarkan (𝑎⃗ + 𝑏⃗⃗) ∙ (𝑎⃗ − 𝑐⃗) = 𝑎⃗ ∙ (𝑎⃗ − 𝑐⃗) + 𝑏⃗⃗ ∙ (𝑎⃗ − 𝑐⃗)
= (𝒂 ⃗⃗) − (𝑎⃗ ∙ 𝑐⃗) + (𝒂
⃗⃗ ∙ 𝒂 ⃗⃗ ∙ ⃗𝒃⃗) − (𝑏⃗⃗ ∙ 𝑐⃗)
𝟐
⃗⃗| − (𝑎⃗ ∙ 𝑐⃗) + 𝟎 − (𝑏⃗⃗ ∙ 𝑐⃗)
= |𝒂

Tips dan triknya adalah,


Lihat syarat,
 Bahwa kita tidak perlu menghitung hasil perkalian titik dari dua vektor yang tegak lurus. Cukup kalikan pada
komponen yang sama untuk menentukan hasil perkalian skalar (perkalian titik atau dot product).
 Lalu perkalian titik dua vektor yang sama akan menghasilkan nilai yang sama dengan kuadrat panjang vektor
tersebut.

Perhatikan tulisan berwarna merah (𝒂 ⃗⃗). Perkalian titik dari dua vektor yang tegak lurus adalah NOL!
⃗⃗ ∙ 𝒃
Perhatikan warna biru (𝒂
⃗⃗ ∙ 𝒂
⃗⃗). Perkalian titik dari dua vektor yang sama adalah KUADRAT PANJANG VEKTOR!

Lalu hitung perkalian titiknya. Masih ingat (𝑎⃗ ∙ 𝑐⃗) atau (𝑏⃗⃗ ∙ 𝑐⃗)?
Perkalian titik dua vektor yang tidak tegak lurus itu KALIKAN KOMPONEN YANG SAMA!

SELESAI!

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 67


KESIMPULAN LOGIKA PRAKTIS:

Satu hal yang unik pada operasi aljabar vektor adalah untuk penjumlahan, pengurangan dan perkalian titik,
semua operasi hanya dilakukan pada KOMPONEN VEKTOR YANG SAMA.
 Kalau penjumlahan dua vektor, ya jumlahkan komponen-komponen yang sama.
 Jika pengurangan dua vektor, maka kurangkanlah komponen-komponen yang sama.
 Dan apabila perkalian titik, juga kalikan komponen-komponen yang sama.

PERBEDAAN mendasar hanya ada pada PERKALIAN SILANG, atau dikenal dengan perkalian vektor atau cross
product. Triknya adalah sebagai berikut:

𝒊⃗ 𝒊⃗ × 𝒋⃗ = ⃗𝒌⃗
Jadi kalau perkaliannya dua komponen vektor yang posisinya searah jarum jam
hasilnya POSITIF komponen vektor berikutnya.
+ ⃗⃗.
𝑖⃗ dikalikan silang dengan 𝑗⃗ maka hasilnya POSITIF 𝑘
⃗𝒌⃗ 𝒋⃗ 𝑗⃗ dikalikan silang dengan 𝑘
⃗⃗
⃗⃗ maka hasilnya POSITIF 𝑖⃗.
𝑘 dikalikan silang dengan 𝑖⃗ maka hasilnya POSITIF 𝑗⃗.

Sehingga, apabila dibalik arah perkalian silangnya, hasilnya NEGATIF.


⃗⃗.
Contohnya yaitu apabila 𝑗⃗ dikalikan silang dengan 𝑖⃗ maka hasilnya NEGATIF 𝑘
⃗⃗
𝒋⃗ × 𝒊⃗ = −𝒌

Halaman 68 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Tipe Soal yang Sering Muncul
Menyelesaikan Operasi Perkalian Titik dengan Syarat Ada Vektor yang Tegak Lurus.
Contoh Soal:
𝑘 2 2
Diketahui vektor 𝑎⃗ = (2), 𝑏⃗⃗ = (−5) dan 𝑐⃗ = ( 1 ). Jika vektor 𝑎⃗ tegak lurus dengan vektor 𝑏⃗⃗, maka
2 3 −1
tentukan nilai dari 2𝑎⃗ ∙ (𝑏⃗⃗ − 3𝑐⃗) = ….
a. 0
b. 6
c. 12
d. 18
e. 24

Penyelesaian:
𝑎⃗ ⊥ 𝑏⃗⃗ ⇒ 𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ = 0
𝑘 2
⇔ (2) ∙ (−5) = 0
2 3
⇔ 2𝑘 − 10 + 6 = 0
⇔ 2𝑘 − 4 = 0
⇔ 2𝑘 = 4
⇔ 𝑘=2
Dengan demikian diperoleh:
2
𝑎⃗ = (2)
2
Dengan menggunakan sifat perkalian titik dua vektor, diperoleh:
𝑎⃗ ⊥ 𝑏⃗⃗ ⇒ 𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ = 0
2 2
𝑎⃗ ∙ 𝑐⃗ = (2) ∙ ( 1 ) = (2 ∙ 2) + (2 ∙ 1) + (2 ∙ (−1)) = 4 + 2 − 2 = 4
2 −1

2𝑎 ∙ (𝑏 − 3𝑐) = 2𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ − 2𝑎⃗ ∙ 3𝑐⃗


= 2(𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗) − 6(𝑎⃗ ∙ 𝑐⃗)
= 2(0) − 6(4)
= 0 + 24
= 24

Jadi nilai 2𝑎 ∙ (𝑏 − 3𝑐) = 24

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


⃗⃗, maka 𝒂
⃗⃗ tegak lurus 𝒃
Lihat bahwa 𝒂 ⃗⃗ = 𝟎
⃗⃗ ∙ 𝒃

Jabarkan perkalian titik pada soal:


2𝑎⃗ ∙ (𝑏⃗⃗ − 3𝑐⃗) = 𝟐(𝒂⃗⃗ ∙ ⃗𝒃⃗) − 6(𝑎⃗ ∙ 𝑐⃗)
= 𝟎 − 6(4)
= −24

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 69


Menyelesaikan Operasi Perkalian Titik dengan Syarat Ada Vektor yang Berlawanan.
Contoh Soal:
1 2 −2
Diketahui vektor 𝑎⃗ = ( 𝑚 ), 𝑏⃗⃗ = (−3) dan 𝑐⃗ = ( 2 ). Jika vektor 𝑎⃗ berlawanan dengan vektor 𝑐⃗, maka
−2 1 4
tentukan nilai dari 4𝑎⃗ ∙ (2𝑐⃗ − 𝑏⃗⃗) = ….
a. −24
b. 0
c. 12
d. 48
e. 72

Penyelesaian:
𝑎⃗ berlawanan arah dengan 𝑐⃗ ⇒ 𝑎⃗ = −𝑘𝑐⃗
1 −2
⇔ ( 𝑚 ) = −𝑘 ( 2 )
−2 4
Dari persamaan tersebut diperoleh:
1
1 = −𝑘(−2) ⇒ 𝑘 =
2
Maka,
1
𝑚 = −𝑘(2) ⇒ 𝑚 = (− ) (2) = −1
2
Dengan demikian diperoleh:
1
𝑎⃗ = (−1)
−2
Dengan menggunakan sifat perkalian titik dua vektor, diperoleh:
1 2
𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ = (−1) ∙ (−3) = (1 ∙ 2) + ((−1) ∙ (−3)) + ((−2) ∙ 1) = 2 + 3 − 2 = 3
−2 1
1 −2
𝑎⃗ ∙ 𝑐⃗ = (−1) ∙ ( 2 ) = (1 ∙ (−2)) + ((−1) ∙ 2) + ((−2) ∙ 4) = −2 − 2 − 8 = −12
−2 4

4𝑎⃗ ∙ (2𝑐⃗ − 𝑏⃗⃗) = 4𝑎⃗ ∙ 2𝑐⃗ − 4𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗


= 8(𝑎⃗ ∙ 𝑐⃗) − 4(𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗)
= 8(3) − 4(−12)
= 24 − (−48)
= 72

Jadi nilai 4𝑎⃗ ∙ (2𝑐⃗ − 𝑏⃗⃗) = 72

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


Dua vektor itu berlawanan jika angkanya juga saling berlawanan dan berkelipatan.
Perhatikan vektor 𝑎⃗ dan vektor 𝑐⃗ berikut:

1 −2
𝑎⃗ = ( 𝑚 ) dan 𝑐⃗ = ( 2 )
−2 4

Bandingkan kotak merah dan kotak biru.


Logika praktisnya. Kalau −2 itu 1, maka 2 itu −1. Jelas bahwa 𝑚 = −1.

Halaman 70 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Menyelesaikan Operasi Perkalian Titik dengan Syarat Ada Vektor yang Sama Panjang.
Contoh Soal:
1 2 −2
Diketahui vektor 𝑎⃗ = ( 𝑝 ), 𝑏⃗⃗ = (−3) dan 𝑐⃗ = ( 2 ). Jika panjang vektor 𝑎⃗ sama dengan panjang vektor
−2 1 4
𝑏⃗⃗, dan 𝑝 < 0, maka tentukan nilai dari (𝑎⃗ + 𝑏⃗⃗) ∙ (𝑏⃗⃗ − 𝑐⃗) = ….
a. −5
b. −3
c. 3
d. 9
e. 15

Penyelesaian:
|𝑎⃗|=|𝑏⃗⃗| ⇒ √(1)2 + (𝑝)2 + (−2)2 = √(2)2 + (−3)2 + (1)2
⇔ (1)2 + (𝑝)2 + (−2)2 = (2)2 + (−3)2 + (1)2
⇔ 1 + 𝑝2 + 4 = 4 + 9 + 1
⇔ 𝑝2 + 5 = 14
⇔ 𝑝2 + 5 − 14 = 0
⇔ 𝑝2 − 9 = 0
pembuat nol
⇔ (𝑝 + 3)(𝑝 − 3) = 0
⇔ 𝑝 + 3 = 0 atau 𝑝 − 3 = 0
⇔ 𝑝 = −3   atau 𝑝 = 3
Karena syarat 𝑝 > 0, maka 𝑝 = 3.
1
Dengan demikian diperoleh 𝑎⃗ = ( 3 )
−2
Dengan menggunakan sifat perkalian titik dua vektor, diperoleh:
1 2
𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ = ( 3 ) ∙ (−3) = (1 ∙ 2) + (3 ∙ (−3)) + ((−2) ∙ 1) = 2 − 9 − 2 = −9
−2 1
1 −2
𝑎⃗ ∙ 𝑐⃗ = ( 3 ) ∙ ( 2 ) = (1 ∙ (−2)) + (3 ∙ 2) + ((−2) ∙ 4) = −2 + 6 − 8 = −4
−2 4
2 −2
𝑏⃗⃗ ∙ 𝑐⃗ = (−3) ∙ ( 2 ) = (2 ∙ (−2)) + ((−3) ∙ 2) + (1 ∙ 4) = −4 − 6 + 4 = −6
1 4
2
|𝑏⃗⃗| = (2)2 + (−3)2 + (1)2 = 4 + 9 + 1 = 14

(𝑎⃗ + 𝑏⃗⃗) ∙ (𝑏⃗⃗ − 𝑐⃗) = 𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ − 𝑎⃗ ∙ 𝑐⃗ + 𝑏⃗⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ − 𝑏⃗⃗ ∙ 𝑐⃗


2
= 𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ − 𝑎⃗ ∙ 𝑐⃗ + |𝑏⃗⃗| − 𝑏⃗⃗ ∙ 𝑐⃗
= (−9) − (−4) + 14 − (−6)
= −9 + 4 + 14 + 6
= 15
Jadi nilai (𝑎⃗ + 𝑏⃗⃗) ∙ (𝑏⃗⃗ − 𝑐⃗) = 15

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


Dua vektor itu sama panjang jika kuadrat dari komponennya juga sama. Nah perhatikan vektor 𝑎⃗ dan 𝑏⃗⃗
1 2
𝑎⃗ = ( 𝑚 ) dan 𝑏⃗⃗ = (−3)
−2 1
Ingat pada bilangan kuadrat itu tidak masalah bilangannya positif atau negatif. Karena bilangan positif
maupun negatif kalau dikuadratkan hasilnya sama. Bukti: (−2)2 = (2)2 = 4.
Sekarang bandingkan bilangan pada vektor 𝑎⃗ dan 𝑏⃗⃗. Pada vektor 𝑏⃗⃗ memuat bilangan 2, 3, dan 1.
Logika praktisnya. Karena vektor 𝑎⃗ sudah ada bilangan 1 dan 2, maka pasti 𝑝 = 3 (pilih yang positif sesuai
syarat pada soal 𝑝 > 0).

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 71


Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:

 p  4  2
        
1. Diketahui vektor a   2  ; b    3  ; dan c    1 . Jika a tegak lurus b , maka hasil dari
  1  6  3
     
  
a  2b . 3c adalah .... Karena 𝑎⃗ ⊥ 𝑏⃗⃗ ⇒ 𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ = 0
A. 171 𝑝 4
⇔ ( 2 ) ∙ (−3) = 0
B. 63 −1 6
C. −63 ⇔ 4𝑝 − 6 − 6 = 0
D. −111 ⇔ 𝑝=3
E. −171
3−8 6
(𝑎⃗ − 2𝑏⃗⃗) ∙ (3𝑐⃗) = (2 − (−6)) ∙ (−3)
−1 − 12 9
−5 6
= ( 8 ) ∙ (−3)
−13 9
= −30 − 24 − 117
= −171

2. Diketahui vektor a  i  x j  3 k , b  2 i  j  k , dan c  i  3 j  2 k Jika a tegak lurus b ,


 
maka hasil dari 2 a . b  c adalah .... 2 2−1
A. −20 Karena 𝑎⃗ ⊥ 𝑏⃗⃗ ⇒ 𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ = 0 (2𝑎⃗) ∙ (𝑏⃗⃗ − 𝑐⃗) = (2) ∙ ( 1 − 3 )
B. −12 1 2 6 −1 − 2
C. −10 ⇔ ( −𝑥 ) ∙ ( 1 )=0 2 1
3 −1 = (2) ∙ (−2)
D. −8 ⇔ 2−𝑥−3 =0 6 −3
E. −1 ⇔ 𝑥 = −1 = 2 − 4 − 18
= −20

3. Diketahui vektor a  i  2 j  x k , b  3 i  2 j  k , dan c  2 i  j  2 k . Jika a tegak lurus c ,


maka  a  b  .  a  c  adalah .... 1+3 1−2
A. −4 Karena 𝑎⃗ ⊥ 𝑐⃗ ⇒ 𝑎⃗ ∙ 𝑐⃗ = 0 (𝑎⃗ + 𝑏⃗⃗) ∙ (𝑎⃗ − 𝑐⃗) = ( 2 − 2 ) ∙ ( 2 − 1 )
B. −2 1 2 −2 + 1 −2 − 2
C. 0 ⇔ ( 2 ) ∙ (1) = 0 4 −1
−𝑥 2 =( 0 )∙( 1 )
D. 2 ⇔ 2 + 2 − 2𝑥 = 0 −1 −4
E. 4 ⇔ 𝑥=2 = −4 + 0 + 4
=0

Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.

Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.

Pak Anang.

Halaman 72 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


2. 11. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan besar sudut atau nilai perbandingan trigonometri sudut antara
dua vektor.

Sudut
Antara Dua Vektor

Diketahui

Komponen Vektor Titik Koordinat Panjang dan ResultanVektor


𝐴
𝑎⃗ |𝑎⃗|
⃗⃗, ⃗𝒃⃗)
𝜶 = ∠(𝒂 𝐵 𝜶 = ∠(𝑩𝑨 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗)
⃗⃗⃗⃗⃗⃗⃗, 𝑩𝑪 𝜶
𝑏⃗⃗ 𝐶 |𝑏⃗⃗|

2 2 2
𝑎⃗ = 𝑎1 𝑖⃗ + 𝑎2 𝑗⃗ + 𝑎3 𝑘⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝑏⃗⃗ − 𝑎⃗
𝐵𝐴 |𝑎⃗ + 𝑏⃗⃗| = |𝑎⃗| + |𝑏⃗⃗| + 2|𝑎⃗||𝑏⃗⃗| cos 𝛼
𝑏⃗⃗ = 𝑏1 𝑖⃗ + 𝑏2 𝑗⃗ + 𝑏3 𝑘⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝑐⃗ − 𝑏⃗⃗
𝐵𝐶 2 2 2
|𝑎⃗ − 𝑏⃗⃗| = |𝑎⃗| + |𝑏⃗⃗| − 2|𝑎⃗||𝑏⃗⃗| cos 𝛼

Kosinus Sudut Kosinus Sudut


Antara Dua Vektor Antara Dua Vektor
2 2 2
|⃗𝑎 ⃗⃗⃗|
⃗⃗+𝑏 −(|⃗𝑎⃗⃗| +|⃗⃗⃗
𝑏| )
⃗𝑎 ⃗⃗
⃗⃗∙𝑏
cos 𝛼 = ⃗⃗ cos 𝛼 =
|⃗𝑎
⃗⃗||𝑏| 2|⃗𝑎⃗⃗||⃗⃗⃗
𝑏|

atau

2 2 2
(|𝑎
⃗⃗⃗| +|⃗⃗⃗
𝑏| )−|𝑎 ⃗⃗⃗|
⃗⃗⃗−𝑏
cos 𝛼 =
⃗⃗⃗||⃗⃗⃗
2|𝑎 𝑏|

Besar Sudut
Antara Dua Vektor
“Sudut berapa yang nilai cosnya 𝒙"

cos 𝛼 = 𝑥 ⇒ 𝛼 = cos −1 (𝑥)

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 73


TRIK SUPERKILAT:

Tentukan dua vektor

Cek
Perkalian titik

Perkalian titik = 0 Perkalian titik ≠ 0

𝛼 = 90° Gunakan rumus cos 𝛼

Kalau kita membahas topik soal UN Matematika SMA tentang indikator soal sudut antara dua vektor, jelas
bahwa satu hal yang sering ditanyakan adalah besar sudut yang dibentuk antara dua vektor. Nah, vektor yang
diketahui ada tiga jenis, pertama diketahui komponen vektor, kedua diketahui vektor yang dibentuk oleh dua
titik, dan yang terakhir adalah panjang atau resultan vektor.

Langkah TRIK SUPERKILAT:


 Hal pertama yang harus dilakukan adalah menentukan dua vektor yang membentuk sudut 𝛼.
 Kedua, segera tentukan apakah perkalian titik kedua vektor tersebut nol. Jika benar, maka sudut 𝛼 pasti 90°! Kalau
perkalian titiknya tidak nol, maka segera tentukan panjang kedua vektor dan gunakan rumus cos 𝛼 yang sesuai
dengan kondisi soal.

Halaman 74 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


LOGIKA PRAKTIS Mencari Panjang Vektor dengan Tripel Pythagoras:

Masih ingat tripel Pythagoras?


Asyik….!

Misal vektor 𝑎⃗ = 3𝑖⃗ − 4𝑗⃗ + 12𝑘⃗⃗, maka tentukan panjang vektor 𝑎⃗?

Kalau menggunakan konsep dari panjang vektor, maka pengerjaan kita akan seperti berikut:
|𝑎⃗| = √32 + (−4)2 + 122 = √9 + 16 + 144 = √169 = 13

Apabila kita ingat bagaimana pola bilangan pada tripel Pythagoras, maka pengerjaan kita seperti berikut:

𝑎⃗ = 𝟑𝑖⃗ − 𝟒𝑗⃗ + 𝟏𝟐𝑘⃗⃗

3 4 12 (ingat tripel Pythagoras 3, 4, 5)

5 12 (ingat tripel Pythagoras 5, 12, 13)

13

Keterangan:
 Pertama, abaikan tanda negatif pada setiap komponen vektor.
Jadi kita hanya fokus untuk melihat komponen vektor 𝑎⃗ yaitu 3, 4, 12.
 Karena kita ingat tripel Pythagoras 3, 4, 5. Maka 3, 4 kita sederhanakan menjadi 5.
 Jadi, sekarang komponen vektor semula 3, 4, 5 kini menjadi 5, 12.
Nah, karena kita ingat tripel Pythagoras 5, 12, 13. Maka 5 dan 12 bisa kita sederhanakan menjadi 13.
 Selesai! Panjang vektor 𝑎⃗ adalah 13!

Trik Cepat Hitung Tripel Pythagoras


Tripel Pythagoras yang sering muncul
3 4 5 Cara cepat menghafal bilangan tripel Pythagoras
5 12 13 Khusus bilangan ganjil seperti 3, 5, 7, 9, dst… maka tripel Pythagorasnya adalah bilangan tersebut
dengan dua bilangan lain yang selisihnya satu dan jumlahnya adalah kuadrat bilangan ganjil tersebut!
7 24 25
Contoh:
9 40 41 32 = 9 maka dua bilangan berurutan yang jumlahnya 9 adalah 4 dan 5.
Sehingga tripel Pythagoras yang dimulai oleh angka 3 adalah 3, 4, 5.
8 15 17 52 = 25 maka dua bilangan berurutan yang jumlahnya 25 adalah 12 dan 13,
sudah pasti tripel Pythagorasnya 5, 12, 13

5 13
3 5

4 12

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 75


LOGIKA PRAKTIS Mencari Panjang Vektor dengan Tripel Pythagoras Bentuk Akar:

Kalau sebelumnya adalah tripel Pythagoras bentuk biasa, sekarang bagaimana tripel Pythagoras bentuk akar?

Sebenarnya prinsip dasar teorema Pythagoras bisa dengan mudah menyelesaikan masalah ini.
Namun, apabila mau sedikit kreatif mengembangkan imajinasi, maka ada jalan lain yang lebih menyenangkan.

Apa sih Tripel Pythagoras bentuk akar itu?????


Lihat konsepnya pada gambar di bawah:

𝑥
𝑎 √𝑐

𝑎 √𝑏

Misal sisi tegak lurus sebuah segitiga siku-siku adalah 𝑎√𝑏 dan 𝑎√𝑐, dan misal sisi miring segitiga siku-siku
adalah 𝑥, maka nilai 𝑥 bisa ditentukan oleh:
2 2
𝑥 2 = (𝑎√𝑏) + (𝑎√𝑐)
⇒ 𝑥 = √𝑎2 𝑏 + 𝑎2 𝑐
⇒ 𝑥 = √𝑎2 (𝑏 + 𝑐)
⇒ 𝑥 = √𝑎2 √𝑏 + 𝑐
⇒ 𝑥 = 𝑎√𝑏 + 𝑐

Jadi jelas bahwa pola bilangan tripel Pythagoras seperti ini:

Tripel Pythagoras bentuk akar


𝑎 √𝑏 𝑎 √𝑐 𝑎 √𝑏 + 𝑐 𝑎 √𝑏 + 𝑐
𝑎 √𝑐

𝑎 √𝑏
jumlahkan saja bilangan di dalam akar
bilangannya harus sama,
kalau nggak sama cari FPBnya

Contoh:
 Cari FPB dari 12 dan 8. 4√13
8  FPBnya adalah 4. 4√4
 Berarti jadikan bilangan pokoknya menjadi 4.
 Artinya 12 = 4√9 dan 8 = 4√4,
12  Jadi sisi miring dari segitiga tersebut adalah 4√9 + 4 = 4√13 4√9

Sekarang mari cermati contoh soal panjang vektor di bawah ini!

Misal vektor 𝑎⃗ = 4𝑖⃗ − 2𝑗⃗ + 6𝑘⃗⃗, maka tentukan panjang vektor 𝑎⃗?

Kalau menggunakan konsep dari panjang vektor, maka pengerjaan kita akan seperti berikut:
|𝑎⃗| = √42 + (−2)2 + 62 = √16 + 4 + 36 = √56 = √4√14 = 2√14

Apabila kita ingat pola bilangan pada tripel Pythagoras bentuk akar, maka pengerjaan kita seperti berikut:

𝑎⃗ = 𝟒𝑖⃗ − 𝟐𝑗⃗ + 𝟔𝑘⃗⃗ (hanya lihat pada komponen vektor saja, abaikan tanda negatif)

4 2 6 (FPB dari 4, 2, dan 6 adalah 2. Ubah bilangan 4, 2, 6 menjadi 2 dikali akar berapa gitu…)

𝟐√𝟒 𝟐√𝟏 𝟐√𝟗 (jumlahkan 4 + 1 + 9)

𝟐√𝟒 + 𝟏 + 𝟗

𝟐√𝟏𝟒

Halaman 76 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Tipe Soal yang Sering Muncul
Menentukan sudut antara dua vektor apabila diketahui komponen dua vektor.
Contoh Soal:
Diketahui vektor 𝑎⃗ = 4𝑖⃗ + 2𝑗⃗ + 2𝑘⃗⃗ dan 𝑏⃗⃗ = 3𝑖⃗ + 3𝑗⃗. Besar sudut antara vektor 𝑎⃗ dan 𝑏⃗⃗ adalah ….
a. 30
b. 45
c. 60
d. 90
e. 120

Penyelesaian:
4
𝑎⃗ = 4𝑖⃗ + 2𝑗⃗ + 2𝑘⃗⃗ = (2) ⇒ |𝑎⃗| = √42 + 22 + 22 = √16 + 4 + 4 = √24 = √4√6 = 2√6
2
3
𝑏⃗⃗ = 3𝑖⃗ + 3𝑗⃗ = (3) ⇒ |𝑏⃗⃗| = √32 + 32 + 02 = √9 + 9 + 0 = √18 = √9√2 = 3√2
0
Dengan demikian diperoleh:
𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗
cos 𝛼 =
|𝑎⃗||𝑏⃗⃗|
4 3
(2) ∙ (3)
= 2 0
2√6 ∙ 3√2
(4)(3) + (2)(3) + (2)(0)
=
6√12
12 + 6 + 0
=
6√4√3
18
=
12√3
18 √3
= ×
12√3 √3
18√3
=
36
1
= √3
2

1
Jadi karena cos 𝛼 = 2 √3, maka besar sudut 𝛼 = 30°

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


Lihat bahwa 𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ ≠ 0, maka jelas jawaban D (90°) pasti salah!
Segera cari panjang masing-masing vektor dengan Tripel Pythagoras bentuk akar:

4 2√4
⃗⃗
𝑎⃗ = 4𝑖⃗ + 2𝑗⃗ + 2𝑘 = (2) = (2√1) ⇒ |𝑎⃗| = 2√4 + 1 + 1 = 2√6
2 2√1
3 3√1
𝑏⃗⃗ = 3𝑖⃗ + 3𝑗⃗ = (3) = (3√1) ⇒ |𝑏⃗⃗| = 3√1 + 1 = 3√2
0 0
Lanjutkan dengan menghitung nilai cos 𝛼 menggunakan rumus:
4 3
(2) ∙ (3)
𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ 0 = 𝑑𝑠𝑡 𝑑𝑠𝑡 𝑑𝑠𝑡 …
cos 𝛼 = = 2
|𝑎⃗||𝑏⃗⃗| 2√6 ∙ 3√2

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 77


Menentukan sudut antara dua vektor apabila diketahui beberapa titik koordinat.
Contoh Soal:
Diketahui segitiga ABC dengan A(2, 1, 2), B(6, 1, 2), dan C(6, 5, 2). Jika 𝑢 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ dan 𝑣⃗ mewakili 𝐴𝐶
⃗⃗ mewakili 𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ,
maka sudut yang dibentuk oleh vektor 𝑢 ⃗⃗ dan 𝑣⃗ adalah …
a. 30
b. 45
c. 60
d. 90
e. 120

Penyelesaian:
6 2 4
𝐴𝐵 = 𝑏⃗⃗ − 𝑎⃗ = (1) − (1) = (0) ⇒ |𝐴𝐵
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗| = √42 + 02 + 02 = √16 + 0 + 0 = √16 = 4
2 2 0
6 2 4
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ | = √42 + 42 + 02 = √16 + 16 + 0 = √32 = 4√2
𝐴𝐶 = 𝑐⃗ − 𝑎⃗ = (5) − (1) = (4) ⇒ |𝐴𝐶
2 2 0
Dengan demikian diperoleh:
⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 ∙ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐶
cos 𝛼 =
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ||𝐴𝐶
|𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ |
4 4
(0) ∙ (4)
= 0 0
4 ∙ 4√2
(4)(4) + (0)(4) + (0)(0)
=
16√2
16 + 0 + 0
=
16√2
16
=
16√2
1
=
√2
1 √2
= ×
√2 √2
1
= √2
2

1
Jadi karena cos 𝛼 = 2 √2, maka besar sudut 𝛼 = 45°

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS:


⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ∙ 𝐴𝐶
Lihat bahwa 𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ≠ 0, maka jelas jawaban D (90°) pasti salah!
Lanjutkan segera dengan mencari panjang masing-masing vektor dengan Tripel Pythagoras bentuk akar:

6 2 4
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝑏⃗⃗ − 𝑎⃗ = (1) − (1) = (0) ⇒ |𝐴𝐵
𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗| = 4 (karena komponen yang lain nol)
2 2 0
6 2 4 4√1
⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐶 = 𝑐⃗ − 𝑎⃗ = (5) − (1) = (4) = (4√1) ⇒ |𝐴𝐶 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ | = 4√1 + 1 = 4√2
2 2 0 0
serta hasil kali titik dari ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 ∙ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐶 tidak mungkin memuat bilangan bentuk akar.
1
Karena panjang 𝐴𝐶 memuat bilangan √2. Jadi feeling kita mengatakan bahwa nilai cos 𝛼 = 2 √2, dan satu-
1
satunya jawaban yang mengakibatkan nilai cos 𝛼 = 2 √2 adalah𝛼 = 45°.

Halaman 78 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Menentukan sudut antara dua vektor apabila diketahui panjang dan resultan vektor.
Contoh Soal:
Diketahui|𝑎⃗| = 2, |𝑏⃗⃗| = 3, dan |𝑎⃗ + 𝑏⃗⃗| = √19. Besar sudut antara vektor 𝑎⃗ dan 𝑏⃗⃗ adalah ….
a. 30
b. 45
c. 60
d. 90
e. 120

Penyelesaian:
2 2 2
Ingat |𝑎⃗ + 𝑏⃗⃗| = |𝑎⃗| + |𝑏⃗⃗| + 2|𝑎⃗||𝑏⃗⃗| cos 𝛼
Dengan demikian diperoleh:
2 2 2
⃗⃗ + 𝑏⃗⃗| = |𝑎
|𝑎 ⃗⃗| + |𝑏⃗⃗| + 2|𝑎
⃗⃗||⃗𝑏⃗| cos 𝛼
2
⇔ (√19) = (2)2 + (3)2 + 2(2)(3) cos 𝛼
⇔ 19 = 4 + 9 + 12 cos 𝛼
⇔ 19 = 13 + 12 cos 𝛼
⇔ 19 − 13 = 12 cos 𝛼
⇔ 6 = 12 cos 𝛼
6
⇔ = cos 𝛼
12
1
⇔ = cos 𝛼
2
1
⇔ cos 𝛼 =
2
1
Jadi, karena cos 𝛼 = , maka besar sudut 𝛼 = 60°
2

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS:


Ingat kalau diketahui jumlah kedua vektor maka kosinus sudut antara dua vektor adalah:

2 2 2
|𝑎⃗ + 𝑏⃗⃗| − (|𝑎⃗| + |𝑏⃗⃗| )
cos 𝛼 =
2|𝑎⃗||𝑏⃗⃗|
19 − (4 + 9)
=
12
19 − 13
=
12
6
=
12
1
=
2
1
Jadi, karena cos 𝛼 = 2, maka besar sudut 𝛼 = 60°

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 79


Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:

 2   3 
     
1. Diketahui vektor a    3  dan b    2  . Sudut antara vektor a dan b adalah ....
 3    4 TRIK SUPERKILAT:
    Cek dulu. Apakah hasil perkalian titiknya nol?.
A. 135° 𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ Kalau nol pasti siku-siku.
cos ∠(𝑎⃗, 𝑏⃗⃗) =
B. 120° |𝑎||𝑏| Dan ternyata benar, perkalian titik kedua vektor
C. 90° 6 + 6 − 12 sama dengan nol, jadi jawabannya pasti C.
=
D. 60° √22√29 
E. 45° =0
∴ cos 𝜃 = 0 ⇒ 𝜃 = 90°

2. Diketahui titik A (1, 0, −2), B (2, 1, −1), C (2, 0, −3). Sudut antara vektor AB dengan AC adalah ....
A. 30° ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 = 𝐵 − 𝐴 = (1, 0, 1) TRIK SUPERKILAT:
B. 45° ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ = 𝐶 − 𝐴 = (1, 0, −1
𝐴𝐶 Cek dulu. Apakah hasil perkalian titiknya nol?.
C. 60° Kalau nol pasti siku-siku.
𝐴𝐵 ∙ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐶 Dan ternyata benar, perkalian titik kedua vektor
D. 90° cos ∠(𝐴𝐵 ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ , 𝐴𝐶
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ) =
⃗⃗⃗⃗⃗⃗ ⃗⃗⃗⃗⃗⃗
|𝐴𝐵 ||𝐴𝐶 | sama dengan nol, jadi jawabannya pasti C.
E. 120°
1+0−1 
=
√2√2
=0
∴ cos 𝜃 = 0 ⇒ 𝜃 = 90°

Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.

Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.

Pak Anang.

Halaman 80 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


2. 12. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan panjang proyeksi atau vektor proyeksi.

Proyeksi Vektor

Proyeksi Orthogonal Vektor 𝑎⃗ pada Vektor 𝑏⃗⃗


⃗⃗ pada vektor ⃗𝒃⃗”
“Bayangan vektor 𝒂
|𝑎⃗|

𝛼
|𝒄
⃗⃗| |𝑏⃗⃗|

Proyeksi vektor |𝑎⃗| pada vektor |𝑏⃗⃗| adalah vektor |𝒄


⃗⃗|
Perhatikan daerah arsir, pada segitiga tersebut berlaku,
|𝒄
⃗⃗|
cos 𝛼 =
|𝑎⃗|

Sehingga,

|𝑐⃗| = |𝑎⃗| cos 𝛼

Masih ingat dengan sudut antara dua vektor?


𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ 𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗
cos 𝛼 = sehingga |𝒄
⃗⃗| = |𝑎⃗|
|𝑎⃗||𝑏⃗⃗| |𝑎⃗||𝑏⃗⃗|

Panjang Proyeksi Vektor


Proyeksi skalar

𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗
|𝒄
⃗⃗| =
|𝑏⃗⃗|

Masih ingat dengan panjang vektor satuan?


𝑏⃗⃗ 𝑏⃗⃗
𝑏̂ = ⃗⃗ = |𝒄
sehingga 𝒄 ⃗⃗|
|𝑏⃗⃗| |𝑏⃗⃗|

Vektor Proyeksi
Proyeksi vektor

𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗
⃗⃗ =
𝒄 2 𝑏⃗⃗
|𝑏⃗⃗|

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 81


TRIK SUPERKILAT:

Vektor Proyeksi

Perhatikan dua vektor yang terkait.


Proyeksi vektor apa ke vektor apa?
Proyeksi vektor 𝑎⃗ pada vektor 𝑏⃗⃗

Vektor yang diproyeksikan: Diproyeksikan ke vektor apa?


⃗⃗
Vektor 𝒂 Vektor ⃗𝒃⃗

Perhatikan opsi jawaban Pilihan Ganda

Cek opsi jawaban


yang merupakan
kelipatan dari vektor 𝑏⃗⃗

Hanya ada satu jawaban Lebih dari satu jawaban

SELESAI! Lanjutkan dengan rumus

𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗
2 dikali 𝑏⃗⃗
|𝑏⃗⃗|
Kalau kita membahas topik soal UN Matematika SMA pada
indikator soal tentang proyeksi vektor, jelas bahwa satu hal yang
sering ditanyakan adalah panjang proyeksi vektor atau vektor
proyeksi. Nah, jika yang ditanyakan vektor proyeksi maka
jawaban yang benar seharusnya adalah kelipatan dari vektor
tujuan proyeksi . SELESAI

Kesimpulan Langkah TRIK SUPERKILAT:


 Perhatikan vektor tempat proyeksi vektor.
 Kedua, segera tentukan apakah perkalian ada opsi jawaban
yang merupakan kelipatan dari vektor tersebut.
Jika ada maka kemungkinan besar itulah jawaban yang benar.
Kok bisa? Buktinya apa?
Perhatikan rumus vektor proyeksi orthogonal berikut:
𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗
⃗⃗ =
𝒄 2 𝑏⃗⃗ = 𝑘 𝑏⃗⃗ = kelipatan 𝒌 dari ⃗𝒃⃗
⏟ ⃗⃗
|𝑏|
ℎ𝑎𝑠𝑖𝑙𝑛𝑦𝑎
𝑘𝑜𝑛𝑠𝑡𝑎𝑛𝑡𝑎

Halaman 82 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Tipe Soal yang Sering Muncul
Menentukan panjang proyeksi vektor.
Contoh Soal:
Diketahui vektor 𝑎⃗ = 4𝑖⃗ + 2𝑗⃗ + 2𝑘⃗⃗ dan 𝑏⃗⃗ = 3𝑖⃗ + 3𝑗⃗. Panjang proyeksi vektor 𝑎⃗ pada vektor 𝑏⃗⃗ adalah ….
1
a. 2 √18
b. √18
c. 2√18
d. 3√18
e. 4√18

Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep proyeksi vektor, maka diperoleh:
𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗
|𝑐⃗| =
|𝑏⃗⃗|
4 3
(2) ∙ (3)
= 2 0
√32 + 32 + 02
(4)(3) + (2)(3) + (2)(0)
=
√9 + 9 + 0
12 + 6 + 0
=
√18
18
=
√18
18 √18
= ∙
√18 √18
18
= √18
18
= √18
Jadi, panjang proyeksi vektor 𝑎⃗ pada vektor 𝑏⃗⃗ adalah √18.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 83


Menentukan vektor proyeksi.
Contoh Soal 1:
Diketahui vektor 𝑎⃗ = 5𝑖⃗ − 8𝑗⃗ dan 𝑏⃗⃗ = 2𝑖⃗ − 𝑗⃗ + 2𝑘⃗⃗, maka vektor proyeksi orthogonal vektor 𝑎⃗ pada 𝑏⃗⃗ adalah ….
a. 𝑖⃗ − 𝑗⃗ − 2𝑘⃗⃗
b. 2𝑖⃗ + 4𝑗⃗ + 4𝑘⃗⃗
c. 2𝑖⃗ − 𝑗⃗ − 4𝑘⃗⃗
d. 2𝑖⃗ + 2𝑗⃗ − 𝑘⃗⃗
e. 4𝑖⃗ − 2𝑗⃗ + 4𝑘⃗⃗

Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep vektor proyeksi, maka diperoleh:
𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗
𝑐⃗ = 2 𝑏⃗⃗
|𝑏⃗⃗|
5 2
(−8) ∙ (−1)
= 0 2 (2𝑖⃗ − 𝑗⃗ + 2𝑘⃗⃗ )
2
(√22 + (−1)2 + 22 )
(5)(2) + (−8)(−1) + (0)(2)
= (2𝑖⃗ − 𝑗⃗ + 2𝑘⃗⃗ )
22 + (−1)2 + 22
10 + 8 + 0
= (2𝑖⃗ − 𝑗⃗ + 2𝑘⃗⃗ )
4+1+4
18
= (2𝑖⃗ − 𝑗⃗ + 2𝑘⃗⃗ )
9
= 2(2𝑖⃗ − 𝑗⃗ + 2𝑘⃗⃗ )
= 4𝑖⃗ − 2𝑗⃗ + 4𝑘⃗⃗

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


Perhatikan vektor tujuan atau sasaran proyeksi adalah vektor 𝑏⃗⃗ = 2𝑖⃗ − 𝑗⃗ + 2𝑘⃗⃗.
Perhatikan opsi jawaban, yang merupakan kelipatan dari vektor 𝑏⃗⃗ = 2𝑖⃗ − 𝑗⃗ + 2𝑘⃗⃗ hanyalah jawaban E yaitu dua
kalinya vektor 𝑏⃗⃗.
Selesai!

Halaman 84 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Contoh Soal 2:
Diketahui vektor 𝑝⃗ = 𝑖⃗ − 2𝑗⃗ + 𝑘⃗⃗ dan 𝑞⃗ = 2𝑖⃗ − 2𝑗⃗ + 𝑘⃗⃗ , maka vektor proyeksi orthogonal vektor 𝑝⃗ pada 𝑞⃗ adalah
….
a. 2𝑖⃗ − 2𝑗⃗ + 𝑘⃗⃗
7
b. 9
(2𝑖⃗ − 2𝑗⃗ + 𝑘⃗⃗ )
1
c. 9
(2𝑖⃗ − 2𝑗⃗ + 𝑘⃗⃗ )
9
d. 7
(2𝑖⃗ − 2𝑗⃗ + 𝑘⃗⃗ )
1
e. (2𝑖⃗ − 2𝑗⃗ + 𝑘⃗⃗ )
2

Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep vektor proyeksi, maka diperoleh:
𝑝⃗ ∙ 𝑞⃗
𝑐⃗ = 𝑞⃗
|𝑞|2
1 2
(−2) ∙ (−2)
= 1 1 (2𝑖⃗ − 2𝑗⃗ + 𝑘⃗⃗ )
2
(√22 + (−2)2 + 12 )
(1)(2) + (−2)(−2) + (1)(1)
= (2𝑖⃗ − 2𝑗⃗ + 𝑘⃗⃗ )
22 + (−2)2 + 12
2+4+1
= (2𝑖⃗ − 2𝑗⃗ + 𝑘⃗⃗ )
4+4+1
7
= (2𝑖⃗ − 2𝑗⃗ + 𝑘⃗⃗ )
9

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


Perhatikan vektor tujuan atau sasaran proyeksi adalah vektor 𝑞⃗ = 2𝑖⃗ − 2𝑗⃗ + 𝑘⃗⃗.
Perhatikan opsi jawaban, yang merupakan kelipatan dari vektor 𝑞⃗ = 2𝑖⃗ − 2𝑗⃗ + 𝑘⃗⃗ adalah semua jawaban.
Jadi kerjakan dengan cara biasa saja. 

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 85


Menentukan komponen vektor apabila diketahui panjang vektor proyeksinya.
Contoh Soal:
2 3
Diketahui vektor 𝑎⃗ = (1) dan 𝑏⃗⃗ = ( 0 ), dan panjang proyeksi vektor 𝑎⃗ pada 𝑏⃗⃗ adalah 2. Maka nilai 2𝑥 = ….
𝑥 −4
a. −2
b. −1
c. 0
d. 1
e. 2

Penyelesaian:
Panjang vektor proyeksi vektor 𝑎⃗ pada 𝑏⃗⃗ adalah:
𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗
|𝑐⃗| =
|𝑏⃗⃗|
2 3
(1) ∙ ( 0 )
⇒ 2= 𝑥 −4
√3 + 0 + (−4)2
2 2

(2)(3) + (1)(0) + (𝑥)(4)


⇔ 2=
√9 + 0 + 16
6 + 0 + 4𝑥
⇔ 2=
√25
4𝑥 + 6
⇔ 2=
5
⇔ 10 = 4𝑥 + 6
⇔ 10 − 6 = 4𝑥
⇔ 4 = 4𝑥
4
⇔ =𝑥
4
⇔ 1=𝑥
⇔ 𝑥=1

Jadi nilai dari 2𝑥 = 2(1) = 2

Halaman 86 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:

1. Diketahui vektor a  5i  6 j  k dan b  i  2 j  2k. Proyeksi orthogonal vektor a pada b adalah ....
A. i  2 j  2k 𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗ TRIK SUPERKILAT:
Proyeksi 𝑎⃗ 𝑘𝑒 𝑏⃗⃗ = 𝑏⃗⃗ Pilihan jawaban harus merupakan kelipatan dari 𝑏⃗⃗.
B. i  2 j  2k |𝑏|2
5 − 12 − 2 Lihat pola tanda pada 𝑏⃗⃗ plus min min.
C. i  2 j  2k = 2 𝑏⃗⃗ Jadi jawaban yang mungkin saja benar adalah plus
(√1 + 4 + 4)
min min atau min plus plus.
D.  i  2 j  2k 9 Dan itu hanya dipenuhi oleh pilihan jawaban D.
= − 𝑏⃗⃗
9 
E. 2i  2 j  k ⃗⃗
= −𝑖⃗ + 2𝑗⃗ + 2𝑘

2. Proyeksi orthogonal vektor a  4i  j  3k pada b  2i  j  3k adalah ....


13
A. (2i  j  3k ) 𝑎⃗ ∙ 𝑏⃗⃗
14 Proyeksi 𝑎⃗ 𝑘𝑒 𝑏⃗⃗ = 𝑏
|𝑏|2
15 8+1+9
B. (2i  j  3k ) = ⃗⃗
2 (2𝑖⃗ + 𝑗⃗ + 3𝑘 )
14 (√4 + 1 + 9)
8 18
C. (2i  j  3k ) = (2𝑖⃗ + 𝑗⃗ + 3𝑘 ⃗⃗ )
7 14
9
9 = (2𝑖⃗ + 𝑗⃗ + 3𝑘 ⃗⃗ )
D. (2i  j  3k ) 7
7
E. 4i  2 j  6k

Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.

Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.

Pak Anang.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 87


2. 13. Menentukan bayangan titik atau kurva karena dua transformasi atau lebih.

Transformasi Geometri
Acuan

Translasi Pencerminan Rotasi Dilatasi


“Pergeseran” • terhadap 𝑥 = 𝟎 sebesar 𝜃 pusat 𝑶 sebesar 𝑘 pusat 𝑶
• terhadap 𝑦 = 𝟎
• terhadap titik (0, 0)
• terhadap 𝑦 = ±𝑥
• terhadap 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝟎

Menggunakan konsep matriks transformasi

Bentuk umum

Transformasi terhadap Titik Transformasi terhadap Kurva


“Bayangan 𝑨(𝒙, 𝒚) adalah 𝑨′ (𝒙′ , 𝒚′ )” “Substitusikan 𝒙, 𝒚 pada fungsi kurva”

𝑥′ 𝑥 𝑥 𝑥′
( ′ ) = 𝑀 (𝑦) (𝑦) = 𝑀−1 ( )
𝑦 𝑦′

𝑀 = Matriks Transformasi 𝑀−1 = Invers Matriks Transformasi

Komposisi Transformasi
“Ingat (𝒇 ∘ 𝒈) artinya 𝒈 dikerjakan lebih dulu daripada 𝒇”

(𝑀𝑛 ∘ … ∘ 𝑀2 ∘ 𝑀1 ) merupakan komposisi transformasi 𝑀1


dilanjutkan oleh transformasi 𝑀2 dan seterusnya
sampai dengan transformasi 𝑀𝑛

Komposisi Komposisi
Dua Transformasi Titik Dua Transformasi Kurva
“Bayangan 𝑨(𝒙, 𝒚) adalah 𝑨′ (𝒙′ , 𝒚′ )” “Substitusikan 𝒙, 𝒚 pada fungsi kurva”

𝑥′ 𝑥 𝑥 𝑥′
( ′ ) = (𝑀2 ∘ 𝑀1 ) (𝑦) (𝑦) = (𝑀2 ∘ 𝑀1 )−1 ( )
𝑦 𝑦′

Halaman 88 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Tabel Transformasi Geometri
Translasi

Translasi Pemetaan Persamaan Matriks Transformasi

1. Transformasi identitas 𝐼 𝑥′ 𝟏 𝟎 𝑥
𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′(𝑥, 𝑦) ( ) = ( ) (𝑦 )
𝑦′ 𝟎 𝟏
𝒂 𝑎
𝑇=( ) 𝑥′ 𝟏 𝟎 𝑥 𝒂
2. Translasi oleh ( ) 𝑏 ( ) = ( ) (𝑦 ) + ( )
𝒃 𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′(𝑥 + 𝑎, 𝑦 + 𝑏) 𝑦′ 𝟎 𝟏 𝒃

Pencerminan
Pencerminan
Pemetaan Persamaan Matriks Transformasi
terhadap garis 𝒙 = ….
1. Pencerminan terhadap 𝑀𝑠𝑏Y 𝑥′ −𝟏 𝟎 𝑥
𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′ (−𝑥, 𝑦) ( ) = ( ) (𝑦 )
sumbu Y (𝑥 = 0) 𝑦′ 𝟎 𝟏
2. Pencerminan terhadap 𝑀𝑥=𝒂 𝑥′ − 𝒂 −𝟏 𝟎 𝑥−𝒂
𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′ (𝟐𝒂 − 𝑥, 𝑦) (
𝑦′
)= ( ) ( 𝑦 )
garis 𝑥 = 𝒂 𝟎 𝟏

Pencerminan
Pemetaan Persamaan Matriks Transformasi
terhadap garis 𝒚 = ….
3. Pencerminan terhadap 𝑀𝑠𝑏X 𝑥′ 𝟏 𝟎 𝑥
𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′(𝑥, −𝑦) ( ) = ( ) (𝑦 )
sumbu X (𝑦 = 0) 𝑦′ 𝟎 −𝟏
4. Pencerminan terhadap 𝑀𝑦=𝒃 𝑥′ 𝟏 𝟎 𝑥
𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′ (𝑥, 𝟐𝒃 − 𝑦) ( ′
𝑦 −𝒃
)= ( ) (𝑦 − 𝒃)
garis 𝑦 = 𝒃 𝟎 −𝟏

Pencerminan
Pemetaan Persamaan Matriks Transformasi
terhadap titik (…., ….)
5. Pencerminan terhadap 𝑀𝑂(0,0)   𝑥′ −𝟏 𝟎 𝑥
titik asal 𝑂(0, 0)
𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′ (−𝑥, −𝑦) ( )
𝑦′
=( ) (𝑦 )
𝟎 −𝟏
6. Pencerminan terhadap 𝑀𝑷(𝒂,𝒃) 𝑥′ − 𝒂 −𝟏 𝟎 𝑥−𝒂
𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′ (𝟐𝒂 − 𝑥, 𝟐𝒃 − 𝑦) ( ′ )=( )( )
titik 𝑷(𝒂, 𝒃) 𝑦 −𝒃 𝟎 −𝟏 𝑦 − 𝒃

Pencerminan
Pemetaan Persamaan Matriks Transformasi
terhadap garis 𝒚 = ±𝒙
7. Pencerminan terhadap 𝑀𝑦=𝑥 𝑥′ 𝟎 𝟏 𝑥
𝑦=𝑥
𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′ (𝑦, 𝑥) ( )
𝑦′
= ( ) (𝑦 )
𝟏 𝟎
8. Pencerminan terhadap 𝑀𝑦=−𝑥   𝑥′ 𝟎 −𝟏 𝑥
garis 𝑦 = −𝑥
𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′ (−𝑦, −𝑥) ( )
𝑦′
=( ) (𝑦 )
−𝟏 𝟎

Pencerminan
Pemetaan Persamaan Matriks Transformasi
terhadap garis 𝒚 = 𝒎𝒙
9. Pencerminan terhadap 𝑀𝑦=𝑚𝑥   𝑥′ 𝐜𝐨𝐬 𝟐𝜽 𝐬𝐢𝐧 𝟐𝜽 𝑥
garis 𝑦 = 𝑚𝑥
𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′ (𝑥′, 𝑦′) ( )
𝑦′
=( )  (𝑦)
𝐬𝐢𝐧 𝟐𝜽 − 𝐜𝐨𝐬 𝟐𝜽
𝑥 ′ = 𝑥 cos 2𝜃 + 𝑦 sin 2𝜃
dimana 𝑚 = tan 𝜃 𝑦 ′ = 𝑥 sin 2𝜃 − 𝑦 cos 2𝜃

10. Pencerminan terhadap 𝑀𝑦=𝑚𝑥+𝒄   𝑥′ 𝐜𝐨𝐬 𝟐𝜽 𝐬𝐢𝐧 𝟐𝜽 𝑥


𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′ (𝑥′, 𝑦′) ( ′ )=( )( )
garis 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝒄 𝑦 −𝒄 𝐬𝐢𝐧 𝟐𝜽 − 𝐜𝐨𝐬 𝟐𝜽 𝑦 − 𝒄
𝑥 ′ = 𝑥 cos 2𝜃 + (𝑦 − 𝒄) sin 2𝜃
dimana 𝑚 = tan 𝜃 𝑦 ′ = 𝑥 sin 2𝜃 − (𝑦 − 𝒄) cos 2𝜃 + 𝒄

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 89


Rotasi
Rotasi sebesar 𝜽
Pemetaan Persamaan Matriks Transformasi
terhadap titik (…., ….)
1. Rotasi 𝜃° berlawanan 𝑅[𝑂,𝜃] 𝑥′ 𝐜𝐨𝐬 𝜽 − 𝐬𝐢𝐧 𝜽 𝑥
jarum jam terhadap
𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′ (𝑥′, 𝑦′) ( )
𝑦′
= (
𝐬𝐢𝐧 𝜽 𝐜𝐨𝐬 𝜽
) (𝑦 )
pusat 𝑂(0, 0) 𝑥 ′ = 𝑥 cos 𝜃 − 𝑦 sin 𝜃
𝑦 ′ = 𝑥 sin 𝜃 + 𝑦 cos 𝜃

2. Rotasi 𝜃° berlawanan 𝑅[𝑷(𝒂,𝒃),𝜃] 𝑥′ − 𝒂 𝐜𝐨𝐬 𝜽 − 𝐬𝐢𝐧 𝜽 𝑥−𝒂


jarum jam terhadap
𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′ (𝑥 ′ , 𝑦 ′ ) ( ′
𝑦 −𝒃
)= (
𝐬𝐢𝐧 𝜽 𝐜𝐨𝐬 𝜽
) (𝑦 − 𝒃 )
pusat 𝑷(𝒂, 𝒃) 𝑥 ′ = (𝑥 − 𝑎) cos 𝜃 − (𝑦 − 𝒃) sin 𝜃 + 𝒂
𝑦 ′ = (𝑥 − 𝒂) sin 𝜃 + (𝑦 − 𝒃) cos 𝜃 + 𝒃

Dilatasi
Dilatasi pusat (…., ….)
Pemetaan Persamaan Matriks Transformasi
faktor dilatasi 𝒌
1. Dilatasi [𝑂, 𝑘] 𝐷[𝑂,𝑘] 𝑥′ 𝒌 𝟎 𝑥
𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′ (𝑘𝑥, 𝑘𝑦) ( )
𝑦′
= (
𝟎 𝒌
) (𝑦 )

2. Dilatasi [𝑷(𝒂, 𝒃), 𝑘] 𝐷[𝑷(𝒂,𝒃),𝑘] 𝑥′ − 𝒂 𝒌 𝟎 𝑥−𝒂


𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′ (𝑥 ′ , 𝑦 ′ ) ( ′
𝑦 −𝒃
)= (
𝟎 𝒌
) (𝑦 − 𝒃 )
𝑥 ′ = 𝑘(𝑥 − 𝑎) + 𝑎
𝑦 ′ = 𝑘(𝑦 − 𝑏) + 𝑏

Keterangan:

Transformasi terhadap titik:


Masukkan titik (𝑥, 𝑦) ke matriks transformasi sehingga diperoleh titik bayangan transformasi (𝑥 ′ , 𝑦 ′ ).
𝑥′ 𝑥
( ′ ) = 𝑀 (𝑦)
𝑦

Transformasi terhadap fungsi (kurva):


Substitusikan 𝑥 dan 𝑦 ke fungsi sehingga fungsi baru hasil transformasi mengandung variabel 𝑥′ dan 𝑦′.
Untuk mempermudah gunakan invers matriks:
𝑥′ 𝑥 𝑥′ 𝑥
( ′ ) = 𝑀 (𝑦) ⇒ 𝑀−1 ( ′ ) = (𝑦)
𝑦 𝑦
𝑥 𝑥′
⇔ (𝑦) = 𝑀−1 ( ′ )
𝑦
Jika matriks transformasinya mudah diinvers menggunakan invers fungsi, maka tidak perlu
menggunakan invers matriks. Mubazir. 

Keterangan warna:
= “Transformasi ACUAN”.

= “Transformasi TURUNAN”.

𝐜𝐨𝐬 𝟐𝜽 𝐬𝐢𝐧 𝟐𝜽
( ) = “Matriks Transformasi ACUAN”
𝐬𝐢𝐧 𝟐𝜽 − 𝐜𝐨𝐬 𝟐𝜽

𝑷(𝒂, 𝒃) = Persamaan Matriks Transformasinya perlu penyesuaian terhadap “ACUAN”.

Halaman 90 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


TRIK SUPERKILAT konsep matriks transformasi untuk pencerminan, rotasi dan dilatasi.
LOGIKA PRAKTIS untuk menyusun matriks transformasi ACUAN.

Buat dua titik, 𝐴(1, 0) dan 𝐵(0, 1) pada bidang koordinat

𝐵(0, 1)

Transformasikan kedua titik


(−1, 0) 𝐴(1, 0)

(0, −1)
Tulis hasil transformasi titik ke dalam matriks kolom

Selesailah matriks transformasi kita

Kalau kita membahas topik soal UN Matematika SMA pada indikator soal tentang transformasi geometri, jelas
bahwa satu hal yang sering ditanyakan adalah bayangan kurva terhadap beberapa transformasi. Untuk
transformasi terhadap suatu titik sepertinya peluangnya kecil untuk muncul dalam soal UN 2013 nanti.

Nah, sebenarnya ada cara yang cukup mudah untuk mengingat pola matriks transformasi dari pencerminan,
rotasi maupun dilatasi. Perhatikan langkah di bawah ini.

Hubungan Matriks dan Transformasi

𝑎 𝑏
Misalkan 𝑀 = ( ) adalah matriks transformasi 𝑇,
𝑐 𝑑

maka hasil dari transformasi titik 𝑨(𝟏, 𝟎) adalah:


𝑥 ′ 𝑎 𝑏 1 𝒂
( 𝐴′) = ( )( ) = ( )
𝑦𝐴 𝑐 𝑑 0 𝒄

dan hasil dari transformasi titik 𝑩(𝟎, 𝟏) adalah:


𝑥 ′ 𝑎 𝑏 0 𝒃
( 𝐵 ′) = ( )( ) = ( )
𝑦𝐵 𝑐 𝑑 1 𝒅

Sehingga proses menyusun matriks transformasi 𝑀 adalah dengan meletakkan titik 𝐴(1, 0) dan 𝐵(0, 1) pada
𝑥 ′
bidang koordinat lalu kita transformasikan. Misalkan, ( 𝐴 ′ ) adalah hasil transformasi dari titik A sedangkan
𝑦𝐴
𝑥𝐵 ′
( ′ ) adalah hasil transformasi titik B, maka matriks transformasi tersebut adalah:
𝑦𝐵

𝒂 𝒃 𝒙 ′ 𝒙𝑩 ′
𝑀=( ) = ( 𝑨′ )
𝒄 𝒅 𝒚𝑨 𝒚𝑩 ′

Contohnya bagaimana?? Oke, berikut ini beberapa contoh matriks transformasi :

Pencerminan terhadap sumbu Y (garis 𝒙 = 𝟎).

Perhatikan sumbu koordinat di samping,


Untuk pencerminan terhadap sumbu Y (garis 𝑥 = 0),
maka titik A akan berpindah ke samping kiri, sehingga koordinatnya menjadi 𝑨′ (−𝟏, 𝟎).
𝑨′ (−𝟏, 𝟎) 𝑨(𝟏, 𝟎) sedangkan titik B tidak berpindah, tetap di B, sehingga koordinatnya tetap di 𝑩′ (𝟎, 𝟏).

𝑠𝑏 Y Jadi matriks transformasi untuk pencerminan terhadap sumbu Y (garis 𝑥 = 0) adalah:

−𝟏 𝟎
𝑩′(𝟎, 𝟏)
𝑴𝒔𝒃𝒀 = ( )
𝟎 𝟏
𝑠𝑏 Y Koordinat 𝑨′ (−𝟏, 𝟎) Koordinat 𝑩′ (𝟎, 𝟏)

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 91


Pencerminan terhadap sumbu X (garis 𝒚 = 𝟎).

Perhatikan sumbu koordinat di samping,


Untuk pencerminan terhadap sumbu X (garis 𝑦 = 0),
𝑠𝑏 X 𝑨′(𝟏, 𝟎) maka titik A tidak akan berpindah, tetap di A, sehingga koordinatnya tetap di 𝑨′ (𝟏, 𝟎).
sedangkan titik B akan berpindah ke bawah, sehingga koordinatnya menjadi 𝑩′ (𝟎, −𝟏).

Jadi matriks transformasi untuk pencerminan terhadap sumbu X (garis 𝑦 = 0) adalah:

𝑩(𝟎, 𝟏)
𝟏 𝟎
𝑠𝑏 X
𝑴𝒔𝒃𝑿 =( )
𝑩′ (𝟎, −𝟏)
𝟎 −𝟏
Koordinat 𝑨′ (𝟏, 𝟎) Koordinat 𝑩′ (𝟎, −𝟏)

Pencerminan terhadap titik asal 𝑶(0, 0).

Perhatikan sumbu koordinat di samping,


Untuk pencerminan terhadap titik asal 𝑂(0, 0),
𝑨′ (−𝟏, 𝟎) 𝑨(𝟏, 𝟎) maka titik A akan berpindah ke samping kiri, sehingga koordinatnya menjadi 𝑨′ (−𝟏, 𝟎).
sedangkan titik B tidak berpindah, tetap di B, sehingga koordinatnya menjadi 𝑩′ (𝟎, 𝟏).
𝑂(0, 0)

Jadi matriks transformasi untuk pencerminan terhadap titik asal 𝑂(0, 0) adalah:

𝑩(𝟎, 𝟏)
−𝟏 𝟎
𝑂(0, 0)
𝑴𝑶(𝟎,𝟎) = ( )
(𝟎, −𝟏)
𝟎 −𝟏
Koordinat 𝑨′ (−𝟏, 𝟎) Koordinat 𝑩′ (𝟎, 𝟏)

Pencerminan terhadap garis 𝒚 = 𝒙.

𝑨′ (𝟎, 𝟏)
Perhatikan sumbu koordinat di samping,
Untuk pencerminan terhadap garis 𝑦 = 𝑥,
𝑨(𝟏, 𝟎) maka titik A akan berpindah ke kiri atas, sehingga koordinatnya menjadi 𝑨′ (𝟎, 𝟏).
dan titik B akan berpindah ke kanan bawah, sehingga koordinatnya menjadi 𝑩′ (𝟏, 𝟎).
𝑦=𝑥

Jadi matriks transformasi untuk pencerminan terhadap garis 𝑦 = 𝑥 adalah:


𝑩(𝟎, 𝟏)

𝑩′(𝟏, 𝟎) 𝟎 𝟏
𝑴𝒚=𝒙 = ( )
𝑦=𝑥
𝟏 𝟎
Koordinat 𝑨′ (𝟎, 𝟏) Koordinat 𝑩′ (𝟏, 𝟎)

Halaman 92 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Pencerminan terhadap garis 𝒚 = −𝒙.

Perhatikan sumbu koordinat di samping,


𝑨(𝟏, 𝟎) Untuk pencerminan terhadap garis 𝑦 = −𝑥,
maka titik A akan berpindah ke kiri bawah, sehingga koordinatnya menjadi 𝑨′ (𝟎, −𝟏).
𝑨′ (𝟎, −𝟏) dan titik B akan berpindah ke kiri bawah, sehingga koordinatnya menjadi 𝑩′ (−𝟏, 𝟎).
𝑦 = −𝑥

Jadi matriks transformasi untuk pencerminan terhadap garis 𝑦 = −𝑥 adalah:


𝑩(𝟎, 𝟏)

𝟎 −𝟏
𝑴𝒚=−𝒙 = ( )
𝑩′(−𝟏, 𝟎)

𝑦 = −𝑥
−𝟏 𝟎
Koordinat 𝑨′ (𝟎, −𝟏) Koordinat 𝑩′ (−𝟏, 𝟎)

Rotasi 90° berlawanan jarum jam dengan pusat 𝑶(𝟎, 𝟎).

𝑨′ (𝟎, 𝟏)
Perhatikan sumbu koordinat di samping,
Untuk pencerminan terhadap rotasi 90° berlawanan jarum jam dengan pusat 𝑂(0, 0),
𝑨(𝟏, 𝟎) maka titik A akan berpindah ke kiri atas, sehingga koordinatnya menjadi 𝑨′ (𝟎, 𝟏).
dan titik B akan berpindah ke kiri bawah, sehingga koordinatnya menjadi 𝑩′ (−𝟏, 𝟎).
rotasi 90° berlawanan jarum jam

Jadi matriks transformasi rotasi 90° berlawanan jarum jam dengan pusat 𝑂(0, 0):
𝑩(𝟎, 𝟏)

𝟎 −𝟏
𝑴𝑹(𝑶,𝟗𝟎°) = ( )
𝑩′(−𝟏, 𝟎)

rotasi 90° berlawanan jarum jam 𝟏 𝟎


Koordinat 𝑨′ (𝟎, 𝟏) Koordinat 𝑩′ (𝟏, 𝟎)

Rotasi 180° berlawanan jarum jam dengan pusat 𝑶(𝟎, 𝟎).

Perhatikan sumbu koordinat di samping,


Untuk pencerminan terhadap rotasi 180° berlawanan jarum jam dengan pusat 𝑂(0, 0),
𝑨′ (−𝟏, 𝟎) 𝑨(𝟏, 𝟎) maka titik A akan berpindah ke samping kiri, sehingga koordinatnya menjadi 𝑨′ (−𝟏, 𝟎).
dan titik B akan berpindah ke bawah, sehingga koordinatnya menjadi 𝑩′ (𝟎, −𝟏).
rotasi 180° berlawanan jarum jam

Jadi matriks transformasi rotasi 180° berlawanan jarum jam dengan pusat 𝑂(0, 0):
𝑩(𝟎, 𝟏)

−𝟏 𝟎
𝑩′(𝟎, −𝟏)
𝑴𝑹(𝑶,𝟏𝟖𝟎°) = ( )
rotasi 180° berlawanan jarum jam 𝟎 −𝟏
Koordinat 𝑨′ (−𝟏, 𝟎) Koordinat 𝑩′ (𝟎, −𝟏)

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 93


Rotasi 270° berlawanan jarum jam dengan pusat 𝑶(𝟎, 𝟎).
atau sama dengan
Rotasi 90° searah jarum jam dengan pusat 𝑶(𝟎, 𝟎).

Perhatikan sumbu koordinat di samping,


𝑨(𝟏, 𝟎) Untuk pencerminan terhadap rotasi 270° berlawanan jarum jam dengan pusat 𝑂(0, 0)
atau sama dengan rotasi 90° searah jarum jam dengan pusat 𝑂(0, 0),
𝑨′ (𝟎, −𝟏) maka titik A akan berpindah ke kiri bawah, sehingga koordinatnya menjadi 𝑨′ (𝟎, −𝟏).
dan titik B akan berpindah kanan bawah, sehingga koordinatnya menjadi 𝑩′ (𝟏, 𝟎).
rotasi 270° berlawanan jarum jam
rotasi 90° searah jarum jam

𝑩(𝟎, 𝟏) Jadi matriks transformasi rotasi 270° berlawanan jarum jam dengan pusat 𝑂(0, 0)
𝑩′(𝟏, 𝟎) atau sama dengan rotasi 90° searah jarum jam dengan pusat 𝑂(0, 0):

𝟎 𝟏
rotasi 270° berlawanan jarum jam
𝑴𝑹(𝑶,𝟐𝟕𝟎°) = 𝑴𝑹(𝑶,−𝟗𝟎°) = ( )
−𝟏 𝟎
rotasi 90° searah jarum jam

Koordinat 𝑨′ (𝟎, −𝟏)


Koordinat 𝑩′ (𝟏, 𝟎)

Dilatasi dengan faktor skala dilatasi sebesar 𝒌 dengan pusat 𝑶(𝟎, 𝟎).

Perhatikan sumbu koordinat di samping,


Untuk dilatasi dengan faktor skala dilatasi sebesar 𝑘 dengan pusat 𝑂(0, 0),
𝑨(𝟏, 𝟎) 𝑨′ (𝒌, 𝟎) maka titik A berpindah sebesar faktor skala, sehingga koordinatnya menjadi 𝑨′ (𝒌, 𝟎).
dan titik B berpindah sebesar faktor skala, sehingga koordinatnya menjadi 𝑩′ (𝟎, 𝒌).
dilatasi dengan faktor skala k

𝑩′(𝟎, 𝒌) Jadi matriks transformasi dilatasi faktor skala dilatasi sebesar 𝑘 dan pusat 𝑂(0, 0):
𝑩(𝟎, 𝟏)

𝒌 𝟎
𝑴𝑫(𝑶,𝒌) =( )
𝟎 𝒌
dilatasi dengan faktor skala k Koordinat 𝑨′ (𝒌, 𝟎) Koordinat 𝑩′ (𝟎, 𝒌)

Halaman 94 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Pencerminan terhadap garis 𝒚 = 𝒎𝒙, dengan 𝒎 = 𝐭𝐚𝐧 𝜽.

𝑨′ (𝐜𝐨𝐬 𝟐𝜽 , 𝐬𝐢𝐧 𝟐𝜽) Perhatikan sumbu koordinat di samping,


Untuk pencerminan terhadap garis 𝑦 = 𝑚𝑥 dengan 𝑚 = tan 𝜃,
maka titik A akan berputar sejauh 2𝜃, sehingga menjadi 𝑨′ (𝐜𝐨𝐬 𝟐𝜽, 𝐬𝐢𝐧 𝟐𝜽).
𝜽 dan titik B akan berputar sejauh −(90 − 2𝜃), sehingga menjadi 𝑩′ (𝐬𝐢𝐧 𝟐𝜽, −𝐜𝐨𝐬 𝟐𝜽).
𝜽
𝑨(𝟏, 𝟎)
Jadi matriks transformasi pencerminan terhadap garis 𝑦 = 𝑚𝑥 dengan 𝑚 = tan 𝜃:

𝑩(𝟎, 𝟏)
𝐜𝐨𝐬 𝟐𝜽 𝐬𝐢𝐧 𝟐𝜽
𝑴𝒚=𝒎𝒙 = ( )
𝜽
𝜽
𝐬𝐢𝐧 𝟐𝜽 − 𝐜𝐨𝐬 𝟐𝜽
𝟗𝟎° − 𝟐𝜽 Koordinat 𝑨′ (𝐜𝐨𝐬 𝟐𝜽, 𝐬𝐢𝐧 𝟐𝜽)

Koordinat 𝑩′ (𝐬𝐢𝐧 𝟐𝜽, − 𝐜𝐨𝐬 𝟐𝜽)


𝑩′ (𝐜𝐨𝐬 (𝟗𝟎° − 𝟐𝜽), − 𝐬𝐢𝐧(𝟗𝟎° − 𝟐𝜽))
atau dengan sifat kuadran
bisa diubah menjadi
𝑩′ (𝐬𝐢𝐧 𝟐𝜽, − 𝐜𝐨𝐬 𝟐𝜽)

Rotasi sebesar 𝜽 berlawanan jarum jam dengan pusat 𝑶(𝟎, 𝟎).

Perhatikan sumbu koordinat di samping,


Untuk pencerminan terhadap rotasi 180° berlawanan jarum jam dengan pusat 𝑂(0, 0),
maka titik A akan berputar sejauh 𝜃, sehingga koordinatnya menjadi 𝑨′ (𝐜𝐨𝐬 𝜽, 𝐬𝐢𝐧 𝜽).
𝑩(𝟎, 𝟏) dan titik B akan berputar sejauh 𝜃, sehingga koordinatnya menjadi 𝑩′ (−𝐬𝐢𝐧 𝜽, 𝐜𝐨𝐬 𝜽).
𝑨′ (𝐜𝐨𝐬 𝜽 , 𝐬𝐢𝐧 𝜽)
𝑩′ (−𝐬𝐢𝐧 𝜽, 𝐜𝐨𝐬 𝜽) 𝜽
𝜽 Jadi matriks transformasi rotasi 180° berlawanan jarum jam dengan pusat 𝑂(0, 0):
𝑨(𝟏, 𝟎)

𝐜𝐨𝐬 𝜽 −𝐬𝐢𝐧 𝜽
𝑴𝑹(𝑶,𝜽) =( )
𝐬𝐢𝐧 𝜽 𝐜𝐨𝐬 𝜽
Koordinat 𝑨′ (𝐜𝐨𝐬 𝜽, 𝐬𝐢𝐧 𝜽)

Koordinat 𝑩′ (−𝐬𝐢𝐧 𝜽, 𝐜𝐨𝐬 𝜽)

Kesimpulan LOGIKA PRAKTIS menyusun matriks transformasi acuan:

Dari semua matriks transformasi yang ada, satu hal yang penting dan yang perlu diingat adalah
bagaimana konsep menyusun matriks transformasi tersebut , yaitu:
 Kolom pertama matriks transformasi adalah bayangan titik 𝑨(𝟏, 𝟎) terhadap transformasi tersebut.
 Kolom kedua matriks transformasi adalah bayangan titik 𝑩(𝟎, 𝟏) terhadap transformasi tersebut.

𝒂 𝒃 𝒙𝑨 ′ 𝒙𝑩 ′
𝑀=( )=( ′ )
𝒄 𝒅 𝒚𝑨 𝒚𝑩 ′

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 95


TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS untuk menyusun matriks transformasi TURUNAN.

Masih ingat matriks transformasi acuan kita. Oke saya ingatkan lagi!
Berikut ini matriks acuan kita. Semuanya yang berwarna biru memang serba nol! Ini acuan kita.

Pencerminan:
 terhadap garis 𝑦 = 𝟎 (sumbu X)
 terhadap garis 𝑥 = 𝟎 (sumbu Y)
 terhadap titik (0, 0)
 terhadap garis 𝑦 = ±𝑥
 terhadap garis 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝟎
Rotasi
 sebesar 𝜃 berlawanan arah jarum jam dengan pusat 𝑶(𝟎, 𝟎)
Dilatasi
 faktor dilatasi 𝑘 dengan pusat 𝑶(𝟎, 𝟎)

Perhatikan yang saya tandai warna biru. Itu yang bisa berubah!
Perhatikan perbedaannya dengan transformasi di bawah ini!

Pencerminan:
 pencerminan terhadap garis 𝑦 = 𝒃
 pencerminan terhadap garis 𝑥 = 𝒂
 pencerminan terhadap titik (𝒂, 𝒃)
 pencerminan terhadap garis 𝑦 = 𝑚𝑥 + 𝒄
Rotasi
 rotasi sebesar 𝜃 berlawanan arah jarum jam, tapi dengan pusat rotasi titik 𝑷(𝒂, 𝒃)
Dilatasi
 dilatasi dengan faktor dilatasi 𝑘, tapi dengan pusat rotasi titik 𝑷(𝒂, 𝒃)

Tidak perlu khawatir lagi, gunakan LOGIKA PRAKTIS seperti ini:

Pertama, lakukan translasi supaya kembali ke posisi transformasi acuan.


Misal rotasi sebesar 𝜃, kok pusatnya di titik 𝑃(𝑎, 𝑏) bukan 𝑂(0, 0)?
−𝑎
Maka lakukan translasi ( ) pada titik tersebut, agar pusatnya menjadi ke 𝑂(0, 0)
−𝑏
𝑥−𝑎
(𝑦 − 𝑏 )

Kedua, lakukan transformasi rotasi yang dimaksud!


𝑥′ 𝑥−𝑎
( ′ ) = 𝑀𝑅(𝑃,𝜃) (𝑦 − 𝑏)
𝑦

𝑎
Ketiga, kembalikan hasil transformasi ke posisi semula dengan mentranslasi balik yaitu 𝑇 = ( ).
𝑏
𝑥′ 𝑥−𝑎 𝑎
( ′ ) = 𝑀𝑅(𝑃,𝜃) (𝑦 − 𝑏) + ( )
𝑦 𝑏

atau biasa ditulis dengan:

𝑥′ − 𝒂 𝑥−𝒂
( ′ ) = 𝑀𝑅(𝑃,𝜃) (𝑦 − 𝒃)
𝑦 −𝒃

Kesimpulan LOGIKA PRAKTIS menyusun matriks transformasi TURUNAN dari matriks transformasi ACUAN:

Ingat bentuk matriks transformasi ACUAN, lalu lakukan translasi pada kedua variabel titik awal
maupun hasil akhir, sehingga bentuk matriks transformasi TURUNAN sebagai berikut:
𝑥′ − 𝒂 𝑥−𝒂
( ′ ) = 𝑀 (𝑦 − 𝒃)
𝑦 −𝒃

Halaman 96 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


𝒑 𝒒
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS untuk Transformasi pada Kurva terhadap matriks transformasi 𝑻 = ( ).
𝒓 𝒔

Masih ingat pengerjaan transformasi pada kurva?


Asyik!

Kalau transformasi sebuah titik, tinggal masukin aja ke persamaan matriks transformasi.
Sedangkan apabila transformasi dilakukan pada sebuah kurva, maka perlu diinvers terlebih dahulu supaya
muncul bentuk 𝑥 = … .atau 𝑦 = …. yang kemudian akan disubstitusikan ke persamaan.

Nah, ini dia bentuk persamaan matriks transformasinya.


𝑥 𝑥′
(𝑦) = 𝑀−1 ( )
𝑦′

Sekarang misal bunyi soalnya seperti ini:

Diketahui persamaan 𝒂𝒙 + 𝒃𝒚 + 𝒄 = 𝟎, maka bayangan persamaan tersebut oleh transformasi yang


𝒑 𝒒
bersesuaian dengan matriks ( ) adalah …. ???
𝒓 𝒔
𝑝 𝑞
Nah, misalkan matriks transformasi 𝑀 adalah 𝑇 = ( ) dan |𝑀| adalah determinan matriks transformasi
𝑟 𝑠
tersebut, maka persamaan matriks transformasi menjadi:
𝑥 𝑥′
(𝑦) = 𝑀−1 ( )
𝑦′
𝑥 1 𝑠 −𝑞 𝑥 ′
⇒ (𝑦) = (−𝑟 𝑝 ) ( ′ )
|𝑀| 𝑦

Dari persamaan matriks tersebut diperoleh:


1
𝑥= (𝑠𝑥 ′ − 𝑞𝑦 ′ )
|𝑀|
1
𝑦= (−𝑟𝑥 ′ + 𝑝𝑦 ′ )
|𝑀|

Substitusikan 𝑥 dan 𝑦 pada persamaan 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0, maka akan diperoleh:


1 1
𝑎[ (𝑠𝑥 ′ − 𝑞𝑦 ′ )] + 𝑏 [ (−𝑟𝑥 ′ + 𝑝𝑦 ′ )] + 𝑐 = 0 (kalikan semua ruas dengan |𝑀|)
|𝑀| |𝑀|
⇒ 𝑎(𝑠𝑥 ′ − 𝑞𝑦 ′ ) + 𝑏(−𝑟𝑥 ′ + 𝑝𝑦 ′ ) + |𝑀|𝑐 = 0
⇔ 𝑎𝑠𝑥 ′ − 𝑎𝑞𝑦 ′ − 𝑏𝑟𝑥 ′ + 𝑏𝑝𝑦 ′ + |𝑀|𝑐 = 0
⇔ 𝑎𝑠𝑥 ′ − 𝑏𝑟𝑥 ′ + 𝑏𝑝𝑦 ′ − 𝑎𝑞𝑦 ′ + |𝑀|𝑐 = 0
⇔ (𝑎𝑠 − 𝑏𝑟)𝑥 ′ + (𝑏𝑝 − 𝑎𝑞)𝑦 ′ + |𝑀|𝑐 = 0
𝑎 𝑏 ′ 𝑝 𝑞 ′ 𝑝 𝑞
⇔ | |𝑥 + | |𝑦 + | |𝑐 = 0
𝑟 𝑠 𝑎 𝑏 𝑎 𝑏

TRIK SUPERKILAT:

𝒑 𝒒
Jadi rumus cepat untuk bayangan garis 𝒂𝑥 + 𝒃𝑦 + 𝒄 = 0 terhadap matriks transformasi 𝑇 = ( ):
𝒓 𝒔

𝒂 𝒃 𝒑 𝒒 𝒑 𝒒
| |𝑥 + | |𝑦 + | |𝑐 = 0
𝒓 𝒔 𝒂 𝒃 𝒓 𝒔

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 97


Tipe Soal yang Sering Muncul
Menentukan bayangan transformasi tunggal terhadap sebuah titik.
Contoh Soal 1:
2
Bayangan dari titik 𝐴(3, −5) oleh transformasi 𝑇 = ( ) adalah ….
3
a. (5, −8)
b. (5, −2)
c. (1, −2)
d. (−5, 2)
e. (−5, 8)

Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep translasi diperoleh:
𝑥′ 𝑥 𝑎 3 2 5
( ′ ) = (𝑦) + ( ) = ( ) + ( ) = ( )
𝑦 𝑏 −5 3 −2

Contoh Soal 2:
Bayangan dari titik 𝐵(3, −5) oleh pencerminan terhadap garis 𝑦 = −2 adalah ….
a. (5, −8)
b. (5, −2)
c. (1, −2)
d. (−5, 2)
e. (−5, 8)

Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep pencerminan maka kita harus mengembalikan ke garis acuan yaitu 𝑦 = 0
alias sumbu X, masih ingat kan matriks transformasinya? 
𝑥′ 𝑥
( ′ ) = 𝑀𝑠𝑏𝑋 (𝑦 + 2)
𝑦 +2
𝑥′ 1 0 3
⇒ ( ′ )=( )( )
𝑦 +2 0 −1 (−5) + 2
𝑥′ 1 0 3
⇔ ( ′ )=( )( )
𝑦 +2 0 −1 −3
𝑥′ 0 3
⇔ ( ′) + ( ) = ( )
𝑦 2 3

𝑥 3 0
⇔ ( ′) = ( ) − ( )
𝑦 3 2
𝑥′ 3
⇔ ( ′) = ( )
𝑦 1

Atau menggunakan pemetaan:


𝑀𝑦=𝒃
𝐴(𝑥, 𝑦) → 𝐴′ (𝑥, 𝟐𝒃 − 𝑦)
Jadi:
𝑥′ = 𝑥 = 3
𝑦 ′ = 2𝑏 − 𝑦 = 2(−2) − (−5) = −4 + 5 = 1

Jadi bayangan titik tersebut adalah 𝐵′ (3, 1)

Atau menggunakan grafik.

(3, 1)

𝑦 = −2
(3, −5)

Halaman 98 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)


Contoh Soal 3:
Bayangan dari titik 𝐶(−2, 1) oleh rotasi sebesar 45° dengan pusat (1, 2) adalah ….
a. (1 − √2, 2 − √2)
b. (2 − √2, 1 − √2)
c. (−1 + √2, 1 − √2)
d. (2 + √2, 2 − √2)
e. (1 − √2, 2 + √2)

Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep rotasi maka kita harus mengembalikan rotasi acuan dengan pusat 𝑂(0, 0)
masih ingat kan matriks transformasinya? 
𝑥′ − 1 𝑥−1
( ) = 𝑀𝑅(𝑂,45°) ( )
𝑦′ − 2 𝑦−2
𝑥′ − 1 cos 45° −sin 45° −2 − 1
⇒ ( ′ )=( )( )
𝑦 −2 sin 45° cos 45° 1−2
1 1
′ √2 − √2
𝑥 −1 2 ) (−3)
⇔ ( ′ ) = (2
𝑦 −2 1 1 −1
√2 √2
2 2
3 1
𝑥 ′ − √2 + √2
−1
⇔ ( ′) + ( ) = ( 2 2 )
𝑦 −2 3 1
− √2 − √2
2 2
𝑥′ −1
⇔ ( ′ ) + ( ) = ( −√2 )
𝑦 −2 −2√2

𝑥 −1
⇔ ( ′ ) = ( −√2 ) − ( )
𝑦 −2√2 −2

𝑥 1 − √2
⇔ ( ′) = ( )
𝑦 2 − 2√2

Contoh Soal 4:
Bayangan dari titik 𝐷(4, 2) oleh dilatasi dengan faktor dilatasi −2 dan pusat (0, 5) adalah ….
a. (8, 4)
b. (8, 1)
c. (−8, 1)
d. (−8, 3)
e. (−8, 11)

Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep dilatasi maka kita harus mengembalikan ke dilatasi acuan pusat 𝑂(0, 0)
masih ingat kan matriks transformasinya? 
𝑥′ 𝑥
( ′ ) = 𝑀𝐷(𝑂,−2) (𝑦 − 5)
𝑦 −5
𝑥′ −2 0 4
⇒ ( ′ )=( )( )
𝑦 −5 0 −2 2 − 5
𝑥′ −2 0 4
⇔ ( ′ )=( )( )
𝑦 −5 0 −2 −3
𝑥′ 0 −8
⇔ ( ′) + ( ) = ( )
𝑦 −5 6
𝑥′ −8 0
⇔ ( ′) = ( ) − ( )
𝑦 6 −5
𝑥′ −8
⇔ ( ′) = ( )
𝑦 11

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 99


Menentukan bayangan komposisi transformasi terhadap sebuah titik.
Bayangan dari titik 𝐸(2, 0) oleh pencerminan terhadap sumbu X dan dilanjutkan dengan rotasi 90°
terhadap titik asal 𝑂(0, 0) adalah ….
a. (2, 0)
b. (2, −2)
c. (1, 2)
d. (0, 2)
e. (0, −2)

Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep komposisi transformasi maka:
𝑥′ 𝑥
( ′ ) = 𝑀𝑅(𝑂,90°) ∘ 𝑀𝑠𝑏𝑋 (𝑦)
𝑦
𝑥′ 0 −1 1 0 2
⇒ ( ′) = ( )( )( )
𝑦 1 0 0 −1 0
𝑥′ 0 1 2
⇔ ( ′) = ( )( )
𝑦 1 0 0
𝑥′ 0
⇔ ( ′) = ( )
𝑦 2

Penyelesaian LOGIKA PRAKTIS:


Untuk mencari matriks komposisi transformasi dapat dilakukan langkah sebagai berikut:

Titik A(1, 0) di transformasikan sebagai berikut:


Dicerminkan oleh sumbu X dilanjutkan rotasi 90°, hasilnya 𝐴′ (0, 1)

Titik B(0, 1) ditransformasikan sebagai berikut:


Dicerminkan oleh sumbu X dilanjutkan rotasi 90°, hasilnya 𝐵′ (1, 0)

Maka matriks komposisi transformasinya adalah:


0 1
𝑀=( )
1 0

Sehingga,

𝑥′ 𝑥
( ′ ) = 𝑀 (𝑦)
𝑦
𝑥′ 0 1 2
⇒ ( ′) = ( )( )
𝑦 1 0 0
𝑥′ 0
⇔ ( ′) = ( )
𝑦 2

Selesai!

Halaman 100 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Menentukan bayangan transformasi tunggal terhadap sebuah kurva.
Contoh Soal 1:
2
Bayangan dari kurva 3𝑥 − 2𝑦 = 7 oleh transformasi 𝑇 = ( ) adalah ….
5
a. 3𝑥 − 2𝑦 = 3
b. 3𝑥 − 2𝑦 = 5
c. 3𝑥 − 2𝑦 = 9
d. 3𝑥 − 2𝑦 = 11
e. 3𝑥 − 2𝑦 = 23

Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep translasi diperoleh:
𝑥′ 𝑥 𝑎 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠 𝑥 𝑥′ 𝑎
( ′ ) = (𝑦) + ( ) ⇒ (𝑦) = ( ′ ) − ( )
𝑦 𝑏 𝑦 𝑏

𝑥 𝑥′ 𝑎
(𝑦) = ( ′ ) − ( )
𝑦 𝑏
𝑥 𝑥′ 2
⇒ (𝑦) = ( ′ ) − ( )
𝑦 5
𝑥 𝑥′ − 2 𝑥 = 𝑥′ − 2
⇔ (𝑦) = ( ′ )⇒
𝑦 −5 𝑦 = 𝑦′ − 5

Sehingga, substitusi nilai 𝑥 dan 𝑦 pada persamaan 3𝑥 − 2𝑦 = 7, diperoleh:


⇒ 3(𝑥 ′ − 2) − 2(𝑦 ′ − 5) = 7
⇔ 3𝑥 ′ − 6 − 2𝑦 ′ + 10 = 7
⇔ 3𝑥 ′ − 2𝑦 ′ + 4 = 7
⇔ 3𝑥 ′ − 2𝑦 ′ = 7 − 4
⇔ 3𝑥 ′ − 2𝑦 ′ = 3

Jadi persamaan bayangannya adalah 3𝑥 − 2𝑦 = 3

TRIK SUPERKILAT:
𝒑
𝑻=(𝒒)
𝒂𝒙 + 𝒃𝒚 = 𝒄 → 𝒂𝒙 + 𝒃𝒚 = 𝒄 + 𝒂𝒑 + 𝒃𝒒
2
𝑇=( )
5
3𝑥 − 2𝑦 = 7 → 3𝑥 − 2𝑦 = 7 + 3(2) − 2(5)
⇒ 3𝑥 − 2𝑦 = 7 + 6 − 10
⇒ 3𝑥 − 2𝑦 = 3

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 101
Contoh Soal 2:
Bayangan dari kurva 𝑦 = 2𝑥 2 + 3𝑥 − 1 oleh pencerminan terhadap sumbu Y adalah ….
a. 𝑦 = 2𝑥 2 + 3𝑥 − 1
b. 𝑦 = −2𝑥 2 + 3𝑥 − 1
c. 𝑦 = 2𝑥 2 − 3𝑥 − 1
d. 𝑦 = −2𝑥 2 − 3𝑥 − 1
e. 𝑦 = 3𝑥 2 − 2𝑥 − 1

Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep pencerminan terhadap sumbu Y diperoleh:
𝑥′ −1 0 𝑥 𝑥 ′ = −𝑥 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠 𝑥 = −𝑥 ′
( ′) = ( ) (𝑦) ⇒ ′ ⇒
𝑦 0 1 𝑦 =𝑦 𝑦 = 𝑦′

Sehingga, substitusi nilai 𝑥 dan 𝑦 pada persamaan 𝑦 = 2𝑥 2 + 3𝑥 − 1, diperoleh:


⇒ 𝑦 = 2𝑥 2 + 3𝑥 − 1
⇔ 𝑦 ′ = 2(−𝑥 ′ )2 + 3(−𝑥 ′ ) − 1
2
⇔ 𝑦 ′ = 2𝑥 ′ − 3𝑥 ′ − 1

Jadi persamaan bayangannya adalah 𝑦 = 2𝑥 2 − 3𝑥 − 1.

TRIK SUPERKILAT:
Untuk transformasi pada sebuah kurva, apabila matriksnya mudah untuk diinvers maka tidak perlu
menggunakan invers matriks, cukup inverskan dengan cara biasa saja. Contohnya matriks transformasi yang
elemennya 0 atau 1.
Gunakan invers matriks apabila matriksnya sukar untuk diinvers dengan cara biasa.

Contoh Soal 3:
Bayangan dari kurva 𝑦 = 4𝑥 2 − 1 oleh pencerminan terhadap rotasi sebesar sudut 𝜃 = 𝜋 dengan pusat
𝑃(1, 2) adalah ….
a. 𝑦 = −4𝑥 2 + 16𝑥 − 11
b. 𝑦 = 4𝑥 2 + 16𝑥 − 11
c. 𝑦 = −4𝑥 2 − 16𝑥 − 11
d. 𝑦 = −4𝑥 2 − 16𝑥 + 11
e. 𝑦 = 4𝑥 2 − 16𝑥 + 11

Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep rotasi sebesar 180° terhadap pusat 𝑃(1, 2) diperoleh:
𝑥′ − 1 −1 0 𝑥 − 1 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠 𝑥 − 1 −1 0 𝑥′ − 1
( ′ )=( )( )⇒ ( )=( )( ′ )
𝑦 −2 0 −1 𝑦 − 2 𝑦−2 0 −1 𝑦 − 2

𝑥−1 −1 0 𝑥′ − 1
( )=( )( ′ )
𝑦−2 0 −1 𝑦 − 2
𝑥 −1 −𝑥 ′ + 1
⇒ (𝑦) + ( ) = ( ′ )
−2 −𝑦 + 2
𝑥 −𝑥 ′ + 1 −1
⇔ (𝑦) = ( ′ )−( )
−𝑦 + 2 −2
𝑥 ′
−𝑥 + 2 𝑥 = −𝑥 ′ + 2
⇔ (𝑦) = ( ′ )⇒
−𝑦 + 4 𝑦 = −𝑦 ′ + 4

Sehingga, substitusi nilai 𝑥 dan 𝑦 pada persamaan = 4𝑥 2 − 1 , diperoleh:


⇒ 𝑦 = 4𝑥 2 − 1
⇔ −𝑦 + 4 = 4(−𝑥 ′ + 2)2 − 1

2
⇔ −𝑦 ′ + 4 = 4(𝑥 ′ − 4𝑥 ′ + 4) − 1
2
⇔ −𝑦 ′ = 4𝑥 ′ − 16𝑥 ′ + 16 − 1 − 4
2
⇔ −𝑦 ′ = 4𝑥 ′ − 16𝑥 ′ + 11
2
⇔ 𝑦 ′ = −4𝑥 ′ + 16𝑥 ′ − 11

Jadi persamaan bayangannya adalah 𝑦 = −4𝑥 2 + 16𝑥 − 11.

Halaman 102 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 4:
Bayangan dari kurva 2𝑦 = 6𝑥 − 1 oleh pencerminan terhadap dilatasi dengan faktor skala 2 dengan pusat
𝑃(1, 0) adalah ….
a. (5, −8)
b. (5, −2)
c. (1, −2)
d. (−5, 2)
e. (−5, 8)

Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep dilatasi dengan faktor skala 2 terhadap pusat 𝑃(1, 0) diperoleh:
𝑥′ − 1 2 0 𝑥 − 1 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠 𝑥−1 1 2 0 𝑥′ − 1
( )=( )( )⇒ ( )= ( )( ′ )
𝑦′ 0 2 𝑦 𝑦 4 0 2 𝑦
𝑥 −1 1 2𝑥 − 2

⇒ (𝑦) + ( ) = ( )
0 4 2𝑦 ′
𝑥 1 2𝑥 ′ − 2 −1
⇔ (𝑦) = ( ′ )−( )
4 2𝑦 0
1 ′ 1
𝑥 𝑥 −
⇔ (𝑦) = (2 2) − (−1)
1 ′ 0
𝑦
2
1 ′ 1 1 1
𝑥 𝑥 + 𝑥 = 𝑥′ +
⇔ (𝑦) = (2 2) ⇒ 2 2
1 ′ 1 ′
𝑦 𝑦= 𝑦
2 2

Sehingga, substitusi nilai 𝑥 dan 𝑦 pada persamaan 2𝑦 = 6𝑥 − 1 , diperoleh:


⇒ 2𝑦 = 6𝑥 − 1
1 1 1
⇔ 2 ( 𝑦′) = 6 ( 𝑥′ + ) − 1
2 2 2
⇔ 𝑦 ′ = 3𝑥 ′ + 3 − 1
⇔ 𝑦 ′ = 3𝑥 ′ + 2

Jadi persamaan bayangannya adalah 𝑦 = 3𝑥 + 2.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 103
Contoh Soal 5:
2 −3
Bayangan dari kurva 𝑥 − 2𝑦 + 3 = 0 oleh transformasi yang bersesuaian dengan matriks ( ) adalah
1 −1
….
a. 𝑥 − 𝑦 + 3 = 0
b. 2𝑥 + 𝑦 + 3 = 0
c. 𝑥 + 𝑦 + 3 = 0
d. 𝑥 − 2𝑦 − 3 = 0
e. −𝑥 − 𝑦 + 3 = 0

Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep matriks transformasi diperoleh:
𝑥′ 2 −3 𝑥 − 1 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠 𝑥 1 −1 3 𝑥 ′
( ′) = ( )( )⇒ (𝑦) = ( )( )
𝑦 1 −1 𝑦 1 −1 2 𝑦 ′
𝑥 −𝑥 ′ + 3𝑦 ′ 𝑥 = −𝑥 ′ + 3𝑦 ′
⇒ (𝑦) = ( ′ ) ⇒
−𝑥 + 2𝑦 ′ 𝑦 = −𝑥 ′ + 2𝑦 ′

Sehingga, substitusi nilai 𝑥 dan 𝑦 pada persamaan 2𝑦 = 6𝑥 − 1 , diperoleh:


⇒ 𝑥 − 2𝑦 + 3 = 0

⇔ (−𝑥 + 3𝑦 − 2(−𝑥 + 2𝑦 ′ ) + 3 = 0
′) ′

⇔ −𝑥 ′ + 3𝑦 ′ + 2𝑥 ′ − 4𝑦 ′ + 3 = 0
⇔ −𝑥 ′ + 2𝑥 ′ + 3𝑦 ′ − 4𝑦 ′ + 3 = 0
⇔ 𝑥′ − 𝑦′ + 3 = 0

Jadi persamaan bayangannya adalah 𝑥 − 𝑦 + 3 = 0

TRIK SUPERKILAT
𝑝 𝑞
Bayangan garis 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0 terhadap matriks transformasi 𝑇 = ( ):
𝑟 𝑠
𝑎 𝑏 𝑝 𝑞 𝑝 𝑞
| |𝑥 + | |𝑦 + | |𝑐 = 0
𝑟 𝑠 𝑎 𝑏 𝑟 𝑠

2 −3
Bayangan garis 𝑥 − 2𝑦 + 3 = 0 terhadap matriks transformasi 𝑇 = ( ):
1 −1
1 −2 2 −3 2 −3
| |𝑥 + | |𝑦 + | |𝑐 = 0
1 −1 1 −2 1 −1
⇒ (−1 − (−2))𝑥 + (−4 − (−3))𝑦 + (−2 − (−3))3 = 0
⇒ 𝑥−𝑦+3=0

Halaman 104 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Menentukan bayangan komposisi transformasi terhadap sebuah kurva.
Contoh Soal 1:
Bayangan garis 2𝑥 − 3𝑦 + 6 = 0 oleh refleksi terhadap garis 𝑦 = 𝑥 diikuti oleh rotasi dengan pusat 𝑂(0, 0)
sejauh setengah putaran adalah ….
a. 3𝑥 − 2𝑦 + 6 = 0
b. 2𝑥 + 3𝑦 + 6 = 0
c. −3𝑥 − 2𝑦 + 6 = 0
d. −2𝑥 + 2𝑦 + 6 = 0
e. 3𝑥 + 2𝑦 + 6 = 0

Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep komposisi matriks transformasi diperoleh:
𝑥′ 𝑥
( ′ ) = (𝑇2 ∘ 𝑇1 ) (𝑦)
𝑦
𝑥′ 𝑥
( ′ ) = 𝑀𝑅(𝑂,180°) 𝑀𝑦=𝑥 (𝑦)
𝑦
𝑥′ −1 0 0 1 𝑥
( ′) = ( )( )( )
𝑦 0 −1 1 0 𝑦
𝑥′ 0 −1 𝑥
( ′) = ( ) (𝑦)
𝑦 −1 0
𝑥′ −𝑦 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠 𝑥 = −𝑦 ′
( ) = ( )⇒
𝑦′ −𝑥 𝑦 = −𝑥 ′

Sehingga, substitusi nilai 𝑥 dan 𝑦 pada persamaan 2𝑥 − 3𝑦 + 6 = 0 , diperoleh:


⇒ 2𝑥 − 3𝑦 + 6 = 0
⇔ 2(−𝑦 − 3(−𝑥 ′ ) + 6 = 0
′)

⇔ 3𝑥 ′ − 2𝑦 ′ + 6 = 0

Jadi persamaan bayangannya adalah 3𝑥 − 2𝑦 + 6 = 0


Penyelesaian LOGIKA PRAKTIS:
Untuk mencari matriks komposisi transformasi dapat dilakukan langkah sebagai berikut:

Titik A(1, 0) dicerminkan oleh garis 𝑦 = 𝑥 dilanjutkan rotasi 180° pusat O, hasilnya 𝐴′ (0, −1)

Titik B(0, 1) dicerminkan oleh garis 𝑦 = 𝑥 dilanjutkan rotasi 180° pusat O, hasilnya 𝐵′ (−1, 0)

Maka matriks komposisi transformasinya adalah:


0 −1
𝑀=( )
−1 0

Sehingga,
𝑥′ 0 −1 𝑥
( ′) = ( ) (𝑦)
𝑦 −1 0
𝑥′ −𝑦 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠 𝑥 = −𝑦 ′
( ) = ( )⇒
𝑦′ −𝑥 𝑦 = −𝑥 ′

Sehingga, substitusi nilai 𝑥 dan 𝑦 pada persamaan 2𝑥 − 3𝑦 + 6 = 0 , diperoleh:


⇒ 2𝑥 − 3𝑦 + 6 = 0
⇔ 2(−𝑦 − 3(−𝑥 ′ ) + 6 = 0
′)

⇔ 3𝑥 ′ − 2𝑦 ′ + 6 = 0

Jadi persamaan bayangannya adalah 3𝑥 − 2𝑦 + 6 = 0

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 105
Contoh Soal 2:
Bayangan garis 𝑦 = 𝑥 2 − 3𝑥 + 2 oleh pencerminan terhadap sumbu X dilanjutkan dengan dilatasi pusat
𝑂(0, 0) dan faktor skala 3 adalah ….
a. 𝑥 2 − 9𝑥 − 3𝑦 + 18 = 0
b. 𝑥 2 − 9𝑥 + 3𝑦 + 18 = 0
c. 𝑥 2 − 3𝑥 + 9𝑦 + 18 = 0
d. 𝑥 2 + 9𝑥 − 3𝑦 − 18 = 0
e. 𝑥 2 − 9𝑥 − 3𝑦 − 18 = 0

Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep komposisi matriks transformasi diperoleh:
𝑥′ 𝑥
( ′ ) = (𝑇2 ∘ 𝑇1 ) (𝑦)
𝑦
𝑥′ 𝑥
( ′ ) = 𝑀𝐷(𝑂,3) 𝑀𝑠𝑢𝑚𝑏𝑢𝑋 (𝑦)
𝑦
𝑥′ 3 0 1 0 𝑥
( ′) = ( )( ) (𝑦)
𝑦 0 3 0 −1
𝑥 ′
3 0 𝑥
( ′) = ( ) (𝑦)
𝑦 0 −3
1
3𝑥 𝑥 = 𝑥′
𝑥′ 𝑖𝑛𝑣𝑒𝑟𝑠 3
( )=( )⇒
𝑦′ −3𝑦 1
𝑦 = − 𝑦′
3

Sehingga, substitusi nilai 𝑥 dan 𝑦 pada persamaan 𝑦 = 𝑥 2 − 3𝑥 + 2 , diperoleh:


⇒ 𝑦 = 𝑥 2 − 3𝑥 + 2
2
1 1 1
⇔ − 𝑦′ = ( 𝑥′) − 3 ( 𝑥′) + 2
3 3 3
1 ′ 1 ′2
⇔ − 𝑦 = 𝑥 − 𝑥 ′ + 2 (kalikan semua ruas dengan 9)
3 9
2
⇔ −3𝑦 ′ = 𝑥 ′ − 9𝑥 ′ + 18
2
⇔ 𝑥 ′ − 9𝑥 ′ + 3𝑦 ′ + 18 = 0

Jadi persamaan bayangannya adalah 𝑥 2 − 9𝑥 + 3𝑦 + 18 = 0


Penyelesaian LOGIKA PRAKTIS:
Untuk mencari matriks komposisi transformasi dapat dilakukan langkah sebagai berikut:

Titik A(1, 0) diicerminkan oleh sumbu X dilanjutkan dilatasi dengan faktor dilatasi 3 pusat O,
hasilnya 𝐴′ (3, 0)

Titik B(0, 1) diicerminkan oleh sumbu X dilanjutkan dilatasi dengan faktor dilatasi 3 pusat O,
hasilnya 𝐵′ (0, −3)

Maka matriks komposisi transformasinya adalah:


3 0
𝑀=( )
0 −3

Dan seterusnya, setelah komposisi matriks transformasi ketemu maka langkah selanjutnyanya sama
dengan penyelesaian cara biasa di atas.

Halaman 106 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:

3 5
1. Bayangan garis x  2 y  5 bila ditransformasi dengan matriks transformasi   dilanjutkan dengan
1 2
pencerminan terhadap sumbu X adalah .... TIPS SUPERKILAT:
𝑝 𝑞
A. 11x  4 y  5 Bayangan garis 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 + 𝑐 = 0 terhadap matriks transformasi 𝑇 = ( ):
𝑟 𝑠
𝑝 𝑞 𝑝 𝑞
B. 4 x  2 y  5 |𝑎 𝑏| 𝑥 + |𝑎 𝑏 | 𝑦 + | 𝑟 𝑠 | 𝑐 = 0
𝑟 𝑠
C. 4 x  11y  5 3 5 𝑀𝑠𝑏 𝑥 1 0 1 0 3 5 3 5
D. 3x  5 y  5 𝑇1 = (1 2) ; 𝑇2 = (0 −1) ; 𝑇 = 𝑇2 ∘ 𝑇1 = (0 −1) (1 2) = (−1 −2)
E. 3x  11y  5 Bayangan
1 −2
garis 𝑥 − 2𝑦 − 5 = 0 terhadap matriks transformasi T adalah :
3 5 3 5
| |𝑥 + | |𝑦 + | | (−5) = 0 ⇒ −4𝑥 − 11𝑦 + 5 = 0
−1 −2 1 −2 −1 −2
⇒ 4𝑥 + 11𝑦 = 5
2. Bayangan kurva y  3x  9 x jika dirotasi dengan pusat O (0, 0) sejauh 90° dilanjutkan dengan dilatasi
2

dengan pusat O (0, 0) dan faktor skala 3 adalah ....


A. x  3 y 2  3 y 𝑇1 = (01 −1
0
) ; 𝑇2 = (
3 0
0 3
) 1 1 1
𝑦 = 3𝑥 − 9𝑥 2 ⇒ (− 𝑥 ′ ) = 3 ( 𝑦 ′ ) − 9 ( 𝑦 ′ )
2

3 3 3
B. x  y 2  3 y 𝑇2 ∘ 𝑇1 = (30 03) (01 −1 0
)=(
0 −3
3 0
) 1 ′ ′ ′2
⇔ − 𝑥 = 𝑦 − 𝑦 (dikali − 3)
C. x  3 y 2  3 y 𝑥 ′ 0 −3 𝑥
3
( ′) = ( ) (𝑦 ) 2
⇔ 𝑥 ′ = 3𝑦 ′ − 3𝑦′
𝑦 3 0
D. y  3x 2  3x
1
E. y  x2  3y 𝑥 ′ = −3𝑦 ⇒ 𝑦 = − 𝑥 ′
3
1
𝑦 ′ = 3𝑥 ⇒ 𝑥 = 𝑦 ′
3

3. Bayangan kurva y  x 2  3 x  3 jika dicerminkan terhadap sumbu X dilanjutkan dengan dilatasi pusat O
dan faktor skala 3 adalah ....
0 −1 3 0 𝑦 = 𝑥 2 + 3𝑥 + 3
A. x 2  9 x  3 y  27  0 𝑇1 = (1 0 ) ; 𝑇2 = (0 3) 1 1 2 1
3 0 1 0 3 0 ⇒ (− 𝑦 ′ ) = ( 𝑥) + 3 ( 𝑥 ′ ) + 3
B. x  9 x  3 y  27  0 2 1 0 3 0 −1
2
𝑇 ∘ 𝑇 = ( ) ( ) = (
0 −3
) 3 3 3
1 ′ 1 ′2 ′
C. 3 x 2  9 x  y  27  0 (𝑥 ′ ) = (3 0 ) (𝑥 ) ⇔ − 𝑦 = 𝑥 + 𝑥 + 3 (dikali − 9)
3 9
𝑦′ 0 −3 𝑦 ⇔ −3𝑦 ′ = 𝑥 ′2 + 9𝑥 ′ + 27
D. 3x 2  9 x  y  27  0
1 ⇔ 0 = 𝑥 ′2 + 9𝑥 ′ + 3𝑦 ′ + 27
E. 3x 2  9 x  27  0 𝑥 ′ = 3𝑥 ⇒ 𝑥 = 𝑥 ′
3
1
𝑦 ′ = −3𝑦 ⇒ 𝑦 = − 𝑦 ′
3

4. Persamaan bayangan lingkaran x 2  y 2  4 bila dicerminkan terhadap garis x  2 dilanjutkan dengan


TRIK SUPERKILAT:
  3 −3
translasi   adalah .... (𝑥, 𝑦) →
𝑀𝑥=2
(4 − 𝑥, 𝑦) →
( )
4
(1 − 𝑥, 𝑦 + 4)
Bayangkan titik pusat (0, 0)
 4 dicerminkan terhadap 𝑥 = 2,
𝑥′ = 1 − 𝑥 ⇒ 𝑥 = 1 − 𝑥′ akan berpindah ke (0, 4),
A. x  y  2 x  8 y  13  0 𝑦 ′ = 𝑦 + 4 ⇒ 𝑦 = 𝑦′ − 4
2 2
lalu ditranslasi -3
B. x 2  y 2  2 x  8 y  13  0 satuan di sumbu
𝑥 2 + 𝑦2 = 4 ⇒ (1 − 𝑥)2 + (𝑦 − 4)2 = 4 X, dan 4 satuan di
C. x2  y2  2 x  8 y  13  0 ⇔ 𝑥 − 2𝑥 + 1 + 𝑦 2 − 8𝑥 + 16 = 4
2 sumbu Y, maka
titik tersebut
D. x2  y2  2 x  8 y  13  0 ⇔ 𝑥 2 + 𝑦 2 − 2𝑥 − 8𝑦 + 17 = 4
sekarang berada
⇔ 𝑥 + 𝑦 2 − 2𝑥 − 8𝑦 + 17 − 4 = 0
2
di (1, 4).
E. x2  y2  8 x  2 y  13  0 ⇔ 𝑥 2 + 𝑦 2 − 2𝑥 − 8𝑦 + 13 = 0
Jadi persamaan lingkaran
dengan pusat (1, 4) adalah
jawaban A!!!

Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.

Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.

Pak Anang.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 107
2. 14. Menentukan penyelesaian pertidaksamaan eksponen atau logaritma.

Pertidaksamaan Eksponen atau Logaritma

Eksponen Logaritma

𝑎 𝑓(𝑥) 𝑎
log 𝑓(𝑥 )

Syarat Eksponen Syarat Logaritma


𝑎 > 0 dan 𝑎 ≠ 1 𝑎 > 0 dan 𝑎 ≠ 1
𝑓(𝑥) bebas berapapun boleh 𝑓(𝑥) > 0

Perhatikan bilangan pokoknya


𝑎 𝑓(𝑥) atau 𝑎 log 𝑓(𝑥)
pasti sudah memenuhi syarat

Lebih Dari Satu Diantara Nol dan Satu


𝑎>1 0<𝑎<1
“Tanda pertidaksamaan tetap” “Tanda pertidaksamaan dibalik”

𝑎 𝑓(𝑥) ≥ 𝑎 𝑔(𝑥) ⇒ 𝑓(𝑥) ≥ 𝑔(𝑥) 𝑎 𝑓(𝑥) ≥ 𝑎 𝑔(𝑥) ⇒ 𝑓(𝑥) ≤ 𝑔(𝑥)


𝑓(𝑥) 𝑔(𝑥) 𝑓(𝑥) 𝑔(𝑥)
𝑎 ≤𝑎 ⇒ 𝑓(𝑥) ≤ 𝑔(𝑥) 𝑎 ≤𝑎 ⇒ 𝑓(𝑥) ≥ 𝑔(𝑥)
𝑎 𝑎 𝑎 𝑎
log 𝑓(𝑥) ≥ log 𝑔(𝑥) ⇒ 𝑓(𝑥) ≥ 𝑔(𝑥) log 𝑓(𝑥) ≥ log 𝑔(𝑥) ⇒ 𝑓(𝑥) ≤ 𝑔(𝑥)
𝑎
log 𝑓(𝑥) ≤ 𝑎 log 𝑔(𝑥) ⇒ 𝑓(𝑥) ≤ 𝑔(𝑥) 𝑎
log 𝑓(𝑥) ≤ 𝑎 log 𝑔(𝑥) ⇒ 𝑓(𝑥) ≥ 𝑔(𝑥)

Syarat Eksponen Syarat Logaritma


𝑓(𝑥) bebas berapapun boleh 𝑓(𝑥) > 0, 𝑔(𝑥) > 0

Halaman 108 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT

Baca soal

Cek
topik soal
tentang apa?

Pertidaksamaan Eksponen Pertidaksamaan Logaritma

Selesaikan pertidaksamaan Selesaikan pertidaksamaan Syarat numerus harus positif

Iriskan dalam garis bilangan

Selesai

Kalau kita membahas topik soal UN Matematika SMA pada indikator soal tentang pertidaksamaan eksponen
atau logaritma, mau tidak mau kita harus paham tentang bagaimana sifat perpangkatan atau logaritma itu
sendiri.

Lalu yang tak kalah pentingnya adalah untuk menyelesaikan pertidaksamaan logaritma, maka perlu
diperhatikan juga syarat logaritma itu terdefinisi, selain bilangan pokok harus positif dan tidak boleh satu, juga
harus dipenuhi syarat numerus harus positif.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 109
Tipe Soal yang Sering Muncul
Menentukan penyelesaian pertidaksamaan eksponen bentuk 𝒂𝒇(𝒙) ≥ 𝒂𝒈(𝒙) .
Contoh Soal:
2
1 𝑥+3 1 𝑥 −1
Himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan (8) ≥ (2) adalah ….
a. −5 ≤ 𝑥 ≤ 2
b. −2 ≤ 𝑥 ≤ 5
c. 𝑥 ≤ −2 atau 𝑥 ≥ 5
d. 𝑥 ≤ −5 atau 𝑥 ≥ 2
e. 𝑥 ≥ 5

Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep pertidaksamaan eksponen diperoleh:
2
1 𝑥+3 1 𝑥 −1
(8) ≥ (2)
1 1
kita punya dua pilihan, yaitu mengubah dan
8 2
1
menjadi pangkat berapa atau 2 pangkat berapa
2 saya lebih memilih 2, supaya tandanya tidak berubah 
konsekuensinya?
1
kalau memilih maka tanda pertidaksamaan harus dibalik,
2
sedangkan bila memilih 2 maka tanda pertidaksamaan tetap }
2 −1
⇒ (2−3 )𝑥+3 ≥ (2−1 )𝑥
2
⇔ 2−3(𝑥+3) ≥ 2−1(𝑥 −1)
2
⇔ 2−3𝑥−9 ≥ 2−𝑥 +1
⇔ −3𝑥 − 9 ≥ −𝑥 2 + 1
2
⇔ 𝑥 − 3𝑥 − 10 ≥ 0
⇔ (𝑥 + 2)(𝑥 − 5) ≥ 0
Pembuat nol
⇒ 𝑥 + 2 = 0 atau 𝑥 − 5 = 0
⇔ 𝑥 = −2   atau   𝑥 = 5

Periksa daerah penyelesaian pada garis bilangan,

+ − +

−2 5

Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {𝑥|𝑥 ≤ −2 atau 𝑥 ≥ 5}.

Halaman 110 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Menentukan penyelesaian pertidaksamaan eksponen bentuk
𝟐
𝑨{𝒂𝒇(𝒙) } + 𝑩{𝒂𝒇(𝒙) } + 𝑪 ≥ 𝟎
Contoh Soal 1:
Himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 32𝑥+1 − 4 . 3𝑥+2 + 34 > 0 adalah ….
a. 0 < 𝑥 < 2
b. 1 < 𝑥 < 2
c. 𝑥 < 1 atau 𝑥 > 2
d. 𝑥 < 0 atau 𝑥 > 1
e. 𝑥 > 2

Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep pertidaksamaan eksponen diperoleh:
32𝑥+1 − 4 . 3𝑥+2 + 34 > 0 (Ingat 32𝑥+1 = 32𝑥 ∙ 31 dan 3𝑥+2 = 3𝑥 ∙ 32 )
⇒ 3 . 32𝑥 − 4 . 9 . (3𝑥 ) + 27 > 0
⇔ 3 . (3𝑥 )2 − 36. (3𝑥 ) + 27 > 0
Misal 𝑎 = 3𝑥
⇒ 3𝑎2 − 36𝑎 + 81 > 0
⇔ 3(𝑎 − 3)(𝑎 − 9) > 0
Pembuat nol ∶
⇒ 𝑎 − 3 = 0 atau 𝑎 − 9 = 0
⇔ 𝑎 = 3     atau  𝑎 = 9

Periksa daerah penyelesaian pada garis bilangan,

+ − +

3 9

Jadi daerah penyelesaian:

𝑎 < 3 atau 𝑎 > 9


3𝑥 < 3 atau 3𝑥 > 9
𝑥 < 1 atau 𝑥 > 2

Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {𝑥|𝑥 < 1 atau 𝑥 > 2}.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 111
Contoh Soal 2:
Himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 3𝑥 + 35−𝑥 > 36 adalah ….
a. 2 < 𝑥 < 3
b. 3 < 𝑥 < 9
c. 𝑥 < 2 atau 𝑥 > 3
d. 𝑥 < 3 atau 𝑥 > 9
e. 𝑥 > 3

Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep pertidaksamaan eksponen diperoleh:
3𝑥 + 35−𝑥 > 36 (Jadikan ruas kiri sama dengan nol)
⇒ 3𝑥 + 35−𝑥 − 36 > 0 (Ingat 35−𝑥 = 35 ∙ 3−𝑥 dan 35 = 243)
⇔ 3 + 243. 3−𝑥 − 36 > 0 (Kalikan semua ruas dengan 3𝑥 , supaya tidak ada bentuk 3−𝑥 )
𝑥

⇔ 3𝑥 . 3𝑥 + 243. 3−𝑥 . 3𝑥 − 36. 3𝑥 > 0


⇔ 32𝑥 + 243 − 36. 3𝑥 > 0
⇔ 32𝑥 − 36. 3𝑥 + 243 > 0
⇔ (3𝑥 )2 − 36. 3𝑥 + 243 > 0
Misal 𝑎 = 3𝑥
⇒ 𝑎2 − 36𝑎 + 243 > 0
⇔ (𝑎 − 9)(𝑎 − 27) > 0
Pembuat nol ∶
⇒ 𝑎 − 9 = 0 atau 𝑎 − 27 = 0
⇔ 𝑎 = 9 atau  𝑎 = 27

Periksa daerah penyelesaian pada garis bilangan,

+ − +

9 27

Jadi daerah penyelesaian:

𝑎 < 9 atau 𝑎 > 27


3𝑥 < 3 atau 3𝑥 > 9
𝑥 < 2 atau 𝑥 > 3

Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {𝑥|𝑥 < 2 atau 𝑥 > 3}.

Halaman 112 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
𝒂
Menentukan penyelesaian pertidaksamaan logaritma bentuk 𝐥𝐨𝐠 𝒇(𝒙) ≥ 𝒂 𝐥𝐨𝐠 𝒈(𝒙).
Contoh Soal 1:
1
Himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 4 log(𝑥 2 − 𝑥) < 2 adalah ….
a. 0 < 𝑥 < 1
b. 1 < 𝑥 < 2
c. 𝑥 < 0 atau 𝑥 > 1
d. −1 < 𝑥 < 0 atau 1 < 𝑥 < 2
e. 𝑥 > 1

Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep pertidaksamaan logaritma diperoleh:

4
1 1
log(𝑥 2 − 𝑥) <
(Ingat ubah menjadi bentuk logaritma 4 log berapa ya?)
2 2
4
⇒ log(𝑥 2 − 𝑥) < 4 log 2
⇔ 𝑥2 − 𝑥 < 2
2
⇔ 𝑥 −𝑥−2<0
⇔ (𝑥 + 1)(𝑥 − 2) < 0
Pembuat nol
⇒ 𝑥 + 1 = 0 atau 𝑥 − 2 = 0
⇔ 𝑥 = −1   atau   𝑥 = 2

Periksa daerah penyelesaian pada garis bilangan,

+ − +

−1 2
Daerah yang memenuhi adalah −1 < 𝑥 < 2 .............................................................(1)

Jangan lupa!! Agar pertidaksamaan logaritma tersebut memiliki arti, maka harus memenuhi syarat yaitu
numerus logaritma harus positif.

(𝑥 2 − 𝑥) > 0
⇒ 𝑥(𝑥 − 1) > 0
Pembuat nol
⇒ 𝑥 = 0 atau 𝑥 − 1 = 0
⇔ 𝑥 = 0     atau   𝑥 = 1

Periksa daerah penyelesaian pada garis bilangan,

+ − +

0 1
Daerah yang memenuhi adalah 𝑥 < 0 atau 𝑥 > 1 ..................................................(2)

Dari (1) dan (2), irisan daerah penyelesaian yang memenuhi adalah sebagai berikut:

−1 2

0 1

−1 0 1 2

Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {𝑥|−1 < 𝑥 < 0 atau 1 < 𝑥 < 2}.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 113
Contoh Soal 2:
Himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 2 log(3 − 𝑥) + 2 log(𝑥 + 5) < 2 log(2𝑥 + 3) adalah ….
a. 0 < 𝑥 < 3
b. 2 < 𝑥 < 3
c. 𝑥 < 2 atau 𝑥 > 3
d. 0 < 𝑥 < 2 atau 2 < 𝑥 < 3
e. 𝑥 > 5

Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep pertidaksamaan logaritma diperoleh:
2
log(3 − 𝑥) + 2 log(𝑥 + 5) < 2 log(2𝑥 + 3)
2
⇒ log(3 − 𝑥)(𝑥 + 5) < 2 log(2𝑥 + 3)
⇔ (3 − 𝑥)(𝑥 + 5) < (2𝑥 + 3)
⇔ −𝑥 2 − 2𝑥 + 15 < 2𝑥 + 3
⇔ 𝑥 2 + 4𝑥 − 12 > 0
⇔ (𝑥 + 6)(𝑥 − 2) > 0
Pembuat nol
⇒ 𝑥 + 6 = 0 atau 𝑥 − 2 = 0
⇔ 𝑥 = −6   atau   𝑥 = 2

Periksa daerah penyelesaian pada garis bilangan,

+ − +

−6 2
Daerah yang memenuhi adalah 𝑥 < −6 atau 𝑥 > 2 .............................................(1)

Jangan lupa!! Agar pertidaksamaan logaritma tersebut memiliki arti, maka harus memenuhi syarat yaitu
numerus logaritma harus positif.

3−𝑥 >0
⇒ −𝑥 > −3
⇔ 𝑥 < 3 ..............................................................................................................................(2)

𝑥+5>0
⇒ 𝑥 > −5 ..............................................................................................................................(3)

2𝑥 + 3 > 0
⇒ 2𝑥 > −3
3
⇔ 𝑥 > − 2 ..........................................................................................................................(4)

Dari (1), (2), (3) dan (4), irisan daerah penyelesaian yang memenuhi adalah sebagai berikut:

−6 2

−5

3

2

2 3

Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {𝑥| 2 < 𝑥 < 3}.

Halaman 114 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Menentukan penyelesaian pertidaksamaan logaritma bentuk
𝑨{𝒂 𝐥𝐨𝐠 𝒇(𝒙)}𝟐 + 𝑩{𝒂 𝐥𝐨𝐠 𝒇(𝒙)} + 𝑪 ≥ 𝟎
Contoh Soal:
Himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan 2 log 2 (𝑥 − 3) − 2 log(𝑥 − 3)3 + 2 > 0 adalah ….
a. 1 < 𝑥 < 2
b. 𝑥 < 1 atau 𝑥 > 2
c. 𝑥 < 3 atau 𝑥 > 5
d. 1 < 𝑥 < 5 atau 𝑥 > 5
e. 𝑥 > 3

Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep pertidaksamaan eksponen diperoleh:
log 2 (𝑥 − 1) − 2 log(𝑥 − 1)3 + 2 > 0 (Ingat 2 log(𝑥 − 1)3 = 3. 2 log(𝑥 − 1))
2

⇒ 2 log 2 (𝑥 − 1) − 3. 2 log(𝑥 − 1) + 2 > 0


⇔ (2 log(𝑥 − 1))2 − 3. 2 log(𝑥 − 1) + 2 > 0
Misal 𝑎 = 2 log(𝑥 − 1)
⇒ 𝑎2 − 3𝑎 + 2 > 0
⇔ (𝑎 − 1)(𝑎 − 2) > 0
Pembuat nol ∶
⇒ 𝑎 − 1 = 0 atau 𝑎 − 2 = 0
⇔ 𝑎=1  𝑎 = 2

Periksa daerah penyelesaian pada garis bilangan,

+ − +

1 2

Jadi daerah penyelesaian:

𝑎 < 1 atau 𝑎 > 2


2
log(𝑥 − 1) < 1 atau 2 log(𝑥 − 1) > 2
𝑥 − 1 < 21 atau 𝑥 − 1 > 22
𝑥 − 1 < 2 atau 𝑥 − 1 > 4
𝑥 < 2 + 1 atau 𝑥 > 4 + 1
𝑥 < 3 atau 𝑥 > 5 ................................................................ (1)

Jangan lupa!! Agar pertidaksamaan logaritma tersebut memiliki arti, maka harus memenuhi syarat yaitu
numerus logaritma harus positif.

𝑥−1>0
⇒ 𝑥 > 1 ................................................................................................................................(2)

Dari (1) dan (2), irisan daerah penyelesaian yang memenuhi adalah sebagai berikut:

3 5

1 3 5

Jadi himpunan penyelesaiannya adalah {𝑥|1 < 𝑥 < 3 atau 𝑥 > 5}.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 115
Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:

1. Nilai x yang memenuhi pertidaksamaan 9 2 x  10.9 x  9  0 , x  R adalah ....


A. x  1 atau x  9 92𝑥 − 10 . 9𝑥 + 9 > 0 + − +
B. x  0 atau x  1 ⇒ (9 )2 − 10. (9𝑥 ) + 9 > 0
𝑥

C. x  1 atau x  2 Misal 𝑎 = 9𝑥 1 9
2
D. x  1 atau x  2 ⇒ 𝑎 − 10𝑎 + 9 > 0 Jadi daerah penyelesaian:
⇔ (𝑎 − 1)(𝑎 − 9) > 0 𝑎 < 1 atau 𝑎 > 10
E. x  1 atau x  1
𝑃𝑒𝑚𝑏𝑢𝑎𝑡 𝑛𝑜𝑙 ∶ 𝑥 𝑥
9 < 1 atau 9 > 9
⇒ 𝑎 − 1 = 0 atau 𝑎 − 9 = 0 𝑥 < 0 atau 𝑥 > 1
⇔ 𝑎=1  𝑎 = 9

2. Nilai x yang memenuhi pertidaksamaan 5 2 x  6.5 x 1  125  0 , x  R adalah ....


A. 1  x  2 52𝑥 − 6 . 5𝑥+1 + 125 > 0 + − +
B. 5  x  25 ⇒ (5𝑥 )2 − 30. (5𝑥 ) + 125 > 0
C. x  1 atau x  2 Misal 𝑎 = 5𝑥 5 25
2
D. x  1 atau x  2 ⇒ 𝑎 − 30𝑎 + 125 > 0 Jadi daerah penyelesaian:
⇔ (𝑎 − 5)(𝑎 − 25) > 0 𝑎 < 5 atau 𝑎 > 25
E. x  5 atau x  25
𝑃𝑒𝑚𝑏𝑢𝑎𝑡 𝑛𝑜𝑙 ∶ 𝑥 𝑥
5 < 5 atau 5 > 25
⇒ 𝑎 − 5 = 0 atau 𝑎 − 25 = 0 𝑥 < 1 atau 𝑥 > 2
⇔ 𝑎=5    𝑎 = 25

3. Penyelesaian pertidaksamaan 2 2 x1  5.2 x1  8  0 adalah ....


A. x  0 atau x  2 22𝑥+1 − 5 . 2𝑥+1 + 8 ≥ 0
⇒ 2(2𝑥 )2 − 10. (2𝑥 ) + 8 ≥ 0 + − +
B. x  1 atau x  4 Misal 𝑎 = 2𝑥
C. x  2 atau x  4 ⇒ 2𝑎2 − 10𝑎 + 8 ≥ 0
1 4

D. 0  x  2 ⇔ 2(𝑎 − 1)(𝑎 − 4) ≥ 0 Jadi daerah penyelesaian:


E. 1  x  4 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑢𝑎𝑡 𝑛𝑜𝑙 ∶ 𝑎 ≤ 1 atau 𝑎 ≥ 4
𝑥 𝑥
⇒ 𝑎 − 1 = 0 atau 𝑎 − 4 = 0 2 ≤ 1 atau 2 ≥ 4
⇔ 𝑎=1    𝑎 = 4 𝑥 ≤ 0 atau 𝑥 ≥ 2

4. Nilai x yang memenuhi pertidaksamaan 3 2 x 1  9  28 .3 x  0, x  R adalah ....


A. x  1 atau x  2 32𝑥+1 + 9 − 28 . 3𝑥 > 0
⇒ 3 ∙ 32𝑥 − 28 . 3𝑥 + 9 > 0
B. x  1 atau x  2 Misal 𝑎 = 3𝑥
+ − +

C. x  1 atau x  2 ⇒ 3𝑎2 − 28𝑎 + 9 > 0 1/3 9


D. x  1 atau x  2 ⇔ (3𝑎 − 1)(𝑎 − 9) > 0 Jadi daerah penyelesaian:
E. x  1 atau x  2 𝑃𝑒𝑚𝑏𝑢𝑎𝑡 𝑛𝑜𝑙 ∶ 1
𝑎 < atau 𝑎 > 9
⇒ 3𝑎 − 1 = 0 atau 𝑎 − 9 = 0 3
1 1
⇔ 𝑎=        𝑎 = 9 3𝑥 < atau 3𝑥 > 9
3 3
𝑥 < −1 atau 𝑥 > 2

Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.

Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.

Pak Anang.

Halaman 116 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
2. 15. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan fungsi eksponen atau fungsi logaritma.

Fungsi Eksponen atau Logaritma

Fungsi Eksponen Fungsi Logaritma


𝑓 (𝑥 ) = 𝑎 𝑥 saling invers 𝑔(𝑥 ) = 𝑎 log 𝑥

Syarat Fungsi Eksponen Syarat Fungsi Logaritma


𝑎 > 0 dan 𝑎 ≠ 1 𝑎 > 0 dan 𝑎 ≠ 1
𝑥 bebas berapapun boleh 𝑥>0

Perhatikan syarat fungsi

Sifat Fungsi Eksponen Sifat Fungsi Logaritma

Definit positif, untuk berapapun nilai 𝑥 Logaritma terdefinisi apabila 𝑥 > 0


𝑓(𝑥) selalu positif (grafik di atas sumbu X) (grafik selalu di sebelah kanan sumbu Y)

𝒂𝟎 = 𝟏 ⇒ memotong sumbu Y di titik (0, 1) 𝒂


𝐥𝐨𝐠 𝟏 = 𝟎 ⇒ memotong sumbu X di titik (1, 0)

Tidak pernah memotong sumbu X, Tidak pernah memotong sumbu Y,


memiliki asimtot datar sumbu X (𝑦 = 0) memiliki asimtot tegak sumbu Y (𝑥 = 0)

Grafik Fungsi Logaritma Grafik Fungsi Eksponen


𝒂>0 𝟎<𝒂<1 𝒂>0 𝟎<𝒂<1

“monoton naik” “monoton turun” “monoton naik” “monoton turun”

Y 𝑓(𝑥) = 𝑎 𝑥 Y Y Y
𝑔(𝑥) = 𝑎 log 𝑥

(0, 1) 𝑓(𝑥) = 𝑎 𝑥 (0, 1)


(0, 1) X X
X X O (0, 1) O
O O

𝑔(𝑥) = 𝑎 log 𝑥

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 117
TRIK SUPERKILAT menentukan persamaan fungsi jika diketahui grafik fungsinya.

Lihat Grafik

Cek
Jenis Grafik Fungsi

Fungsi Logaritma Fungsi Eksponen

Perhatikan transformasi apa yang terjadi


pada fungsi Logaritma atau Eksponen

Selesai

Kalau kita membahas topik soal UN Matematika SMA pada indikator soal tentang grafik fungsi eksponen atau
logaritma, mutlak kita harus paham tentang sifat dan aturan eksponen atau logaritma. Hal lain yang tidak kalah
pentingnya adalah mengingat bagaimana transformasi yang terjadi pada sebuah fungsi.

Misalkan 𝑦 = 𝑓(𝑥) adalah fungsi logaritma atau fungsi eksponen, maka transformasi yang terjadi pada grafik
antara lain sebagai berikut:

 𝑦 = 𝑓(𝑥 − 𝑘), grafik digeser 𝑘 satuan ke arah kanan.


 𝑦 = 𝑓(𝑥 + 𝑘), grafik digeser 𝑘 satuan ke arah kiri. Transformasi sumbu X sifatnya berlawanan.
1
 𝑦 = 𝑓(𝑘𝑥), grafik didilatasi dengan faktor .
𝑘

 𝑦 = 𝑓(𝑥) + 𝑘, grafik digeser 𝑘 satuan ke arah atas.


 𝑦 = 𝑓(𝑥) − 𝑘, grafik digeser 𝑘 satuan ke arah bawah. Transformasi sumbu Y sifatnya bersesuaian.
 𝑦 = 𝑘 𝑓(𝑥), grafik didilatasi sebesar faktor 𝑘.

 𝑦 = 𝑓(−𝑥), grafik dicerminkan terhadap sumbu X.


 𝑦 = −𝑓(𝑥), grafik dicerminkan terhadap sumbu X.

LOGIKA PRAKTIS mengingat transformasi yang terjadi pada grafik fungsi.

Apabila variabel 𝑥 yang diubah-ubah, maka sifatnya berlawanan dengan yang seharusnya.
Contoh:
𝑦 = 2𝑥+3 , artinya grafik 𝑦 = 2𝑥 digeser ke kiri sebesar 3 satuan.
𝑦 = 23𝑥 , artinya grafik 𝑦 = 2𝑥 diciutkan 3 kali lipat dari semula.

Apabila variabel 𝑦 atau fungsinya 𝑓(𝑥) yang diubah-ubah, maka sifatnya bersesuaian dengan yang seharusnya.
Contoh:
𝑦 = 2𝑥 + 3, artinya grafik 𝑦 = 2𝑥 digeser ke atas sebesar 3 satuan.
𝑦 = 3(2𝑥 ), artinya grafik 𝑦 = 2𝑥 direnggangkan 3 kali lipat dari semula.

Apabila variabel 𝑥 maupun 𝑦 atau 𝑓(𝑥) dikalikan dengan negatif. Maka harus dicerminkan.
𝑦 = 2−𝑥 , artinya grafik 𝑦 = 2𝑥 dicerminkan terhadap sumbu X
𝑦 = −(2𝑥 ), artinya grafik 𝑦 = 2𝑥 dicerminkan terhadap sumbu Y.

Halaman 118 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Tipe Soal yang Sering Muncul
Menentukan persamaan dari grafik fungsi eksponen.
Contoh Soal 1:
Fungsi eksponen yang sesuai dengan grafik di samping adalah ….
a. 𝑦 = 3−𝑥 − 1 Y
𝑥−1
1
b. 𝑦 = 3

1𝑥+1
c. 𝑦 = 3

1𝑥 2
d. 𝑦 = 3 + 1
X
1𝑥 −1 O
e. 𝑦 = −1
3

Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep grafik fungsi eksponen diperoleh persamaan umum grafik fungsi eksponen:
𝑦 = 𝑎𝑥

Grafik melalui titik (0, 0), sehingga diperoleh:


0 = 𝑎0

Dengan memandang sifat logaritma 𝑎0 ≠ 0, jelas bahwa grafik tersebut mengalami transformasi pada
sumbu Y, sehingga persamaan umum grafik fungsi eksponen menjadi:
𝑦 = 𝑎𝑥 + 𝐵

Grafik melalui titik (0, 0), sehingga diperoleh:


𝑦 = 𝑎 𝑥 + 𝐵 ⇒ 0 = 𝑎0 + 𝐵
⇔ 0=1+𝐵
⇔ 𝐵 = −1

Sehingga, persamaan grafiknya sekarang adalah 𝑦 = 𝑎 𝑥 − 1.

Uji titik yang lain untuk menemukan nilai 𝑎.

Grafik melalui titik (−1, 2), sehingga diperoleh:


𝑦 = 𝑎𝑥 − 1 ⇒ 2 = 𝑎−1 − 1
1
⇔ 2= −1
𝑎
1
⇔2+1=
𝑎
1
⇔ 3=
𝑎
1
⇔ 𝑎=
3

1𝑥
Jadi, persamaan grafiknya adalah 𝑦 = − 1.
3

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 119
Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:
Perhatikan grafik eksponen monoton turun berarti 0 < 𝑎 < 1.
1
Coba perhatikan jawaban pada soal, pilih jawaban yang menggunakan bilangan pokok 3.
1
Artinya 3 pangkat berapa gitu… 
Jadi jawaban A jelas tidak tepat.

1𝑥
Nah, sekarang ingat grafik dari 𝑦 = 3 adalah sebagai berikut:
1𝑥 Y
𝑦=
3 1𝑥
Jadi, grafik pada soal tersebut adalah hasil pergeseran dari grafik 𝑦 = 3 ke bawah
sejauh 1 satuan di sumbu Y, artinya variabel 𝑦 atau 𝑓(𝑥) harus dikurangi 1.

3 1𝑥
Jadi, persamaan grafik pada soal adalah 𝑦 = − 1.
3
(1, 0)
Selesai!!
X
−1 O

Penyelesaian LOGIKA PRAKTIS:


Grafik melewati titik (−1, 2), cek 𝑓(−1) = 2 pada semua opsi jawaban:
A. 𝑦 = 3−𝑥 − 1 ⇒ 𝑓(−1) = 3−1 − 1 ≠ 2
1𝑥−1 1(−1)−1
B. 𝑦 = 3 ⇒ 𝑓(−1) = 3 = 9 ⇒ 𝑓(𝑥) ≠ 2

1𝑥+1 1(−1)+1
C. 𝑦 = 3 ⇒ 𝑓(−1) = 3 = 1 ⇒ 𝑓(𝑥) ≠ 2

1𝑥 1(−1)
D. 𝑦 = 3 + 1 ⇒ 𝑓(−1) = 3 + 1 = 4 ⇒ 𝑓(𝑥) ≠ 2

1𝑥 1−1
E. 𝑦 = 3 − 1 ⇒ 𝑓(−1) = 3 − 1 = 3 − 1 = 2 (Jadi inilah jawaban yang benar!)

Halaman 120 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Menentukan persamaan dari grafik fungsi logaritma.
Contoh Soal 1: Y
Fungsi logaritma yang sesuai dengan grafik di samping adalah ….
a. 𝑦 = 3 log 2𝑥
b. 𝑦 = 3 log(𝑥 − 2) 2
c. 𝑦 = 3 log(𝑥 + 2) 1
d. 𝑦 = 3 log 𝑥 − 2 (−1, 0)
X
3
e. 𝑦 = log 𝑥 + 2 O 1 7

Penyelesaian:
Dengan menggunakan konsep grafik fungsi logaritma diperoleh persamaan umum grafik fungsi logaritma:
𝑦 = 𝑎 log 𝑥

Grafik melalui titik (−1, 0), sehingga diperoleh:


0 = 𝑎 log(−1)

Dengan memandang sifat logaritma 𝑎 log 1 = 0, jelas bahwa grafik tersebut mengalami transformasi pada
sumbu X, sehingga persamaan umum grafik fungsi logaritma menjadi:
𝑦 = 𝑎 log(𝑥 + 𝐴)

Grafik melalui titik (−1, 0), sehingga diperoleh:


0 = 𝑎 log(−1 + 𝐴) ⇒ 𝑎0 = −1 + 𝐴
⇔ 1 = −1 + 𝐴
⇔1+1=𝐴
⇔ 2=𝐴
⇔ 𝐴=2

Sehingga persamaan grafiknya sekarang adalah 𝑦 = 𝑎 log(𝑥 + 2).

Uji titik yang lain untuk menemukan nilai 𝑎.

Grafik melalui titik (1, 1), sehingga diperoleh:


1 = 𝑎 log(1 + 2) ⇒ 𝑎 log 3 = 1
⇔ 𝑎1 = 3
⇔ 𝑎=3

Jadi, persamaan grafiknya adalah 𝑦 = 3 log(𝑥 + 2).

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


Grafik logaritma monoton naik, berarti 𝑎 > 1.
Dan ternyata tepat, nilai 𝑎 lebih dari 1. Coba perhatikan jawaban pada soal, semua menggunakan bilangan
pokok 3. Artinya semuanya 3 log(𝑏𝑒𝑟𝑎𝑝𝑎 𝑔𝑖𝑡𝑢)

Nah, sekarang ingat grafik dari 𝑦 = 3 log 𝑥 adalah sebagai berikut:


Y
𝑦 = 3 log 𝑥
Jadi, grafik pada soal di atas adalah hasil pergeseran dari
2 grafik 𝑦 = 3 log 𝑥 ke kiri sejauh 2 satuan di sumbu X,
1 artinya variabel 𝑥 harus ditambah 2.
X
O 1 3 9 Jadi, persamaan grafik pada soal adalah 𝑦 = 3 log(𝑥 + 2).
Selesai!!

Penyelesaian LOGIKA PRAKTIS:


Grafik melewati titik (1, 1), cek 𝑓(1) = 1 pada semua opsi jawaban:
A. 𝑓(𝑥) = 3 log 2𝑥 ⇒ 𝑓(1) = 3 log 2 ≠ 1
B. 𝑓(𝑥) = 3 log(𝑥 − 2) ⇒ 𝑓(1) =3 log(−1) ≠ 1
C. 𝑓(𝑥) = 3 log(𝑥 + 2) ⇒ 𝑓(1) =3 log 3 = 1 (Jadi inilah jawaban yang benar!)
D. 𝑓(𝑥) = 3 log 𝑥 − 2 ⇒ 𝑓(1) =3 log 1 − 2 ≠ 1
E. 𝑓(𝑥) = 3 log 𝑥 + 2 ⇒ 𝑓(1) =3 log 1 + 2 ≠ 1

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 121
Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:

1. Fungsi yang sesuai dengan grafik berikut adalah .... Y


A. f ( x)  2 x 1 TRIK SUPERKILAT:
B. f ( x)  2 x  1 Grafik tersebut adalah grafik
(2, 3)
eksponen yang didapatkan 3
C. f ( x)  log x
2
dari hasil pergeseran pada
𝑥
D. f ( x)  log( x  1)sumbu Y untuk grafik 𝑦 = 2
2 2
Jadi grafik tersebut adalah 𝑦 = (1, 1)
E. f ( x)  2 x  2 2𝑥 − 1 1

 X
1
1 2 3
2
1 -3
(-1, - )
2
-2

-1

2. Perhatikan gambar grafik fungsi eksponen berikut ini. Persamaan grafik fungsi pada gambar adalah ....
A. f ( x)  3 x Y
x 1
TRIK SUPERKILAT:
B. f ( x)  3 10
Grafik tersebut adalah grafik eksponen
x 1
C. f ( x)  3 yang didapatkan dari hasil pergeseran
pada sumbu Y untuk grafik 𝑦 = 3𝑥
D. f ( x)  3 x  1 Jadi grafik tersebut adalah 𝑦 = 3𝑥 + 1
E. f ( x)  3  1
x

4

X
-3 -2 -1 0 1 2 3

3. Fungsi yang sesuai dengan grafik berikut adalah ....


y
A. f ( x )  2 x Y
B. f ( x)  2 x 1 TRIK SUPERKILAT:
C. f ( x)  3 2 x  2 Grafik tersebut adalah grafik eksponen 3
yang didapatkan dari hasil pergeseran
D. f ( x)  3 x 1 pada sumbu X untuk grafik 𝑦 = 3𝑥
x2
E. f ( x)  3 Jadi grafik tersebut adalah 𝑦 = 3𝑥−2 1
 x
2 3 X
4. Fungsi yang sesuai dengan grafik berikut adalah ....
Y
A. f ( x)  2 x TRIK SUPERKILAT:
Grafik tersebut adalah grafik eksponen
B. f ( x)  2 x 1 yang didapatkan dari hasil pergeseran
C. f ( x)  2 x  1 pada sumbu Y untuk grafik 𝑦 = 2𝑥
𝑥
D. f ( x)  3 x  1 Jadi grafik tersebut adalah 𝑦 = 2 + 1
E. f ( x)  3 x
 3 (1, 3)
2 (0, 2)
1
X
-1 0 1 2 3

Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.

Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.

Pak Anang.

Halaman 122 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
2. 16. Menyelesaikan masalah deret aritmetika.

Deret Aritmetika

Barisan Bilangan Deret Bilangan


𝑈1 , 𝑈2 , 𝑈3 , … , 𝑈𝑛 𝑆𝑛 = 𝑈1 + 𝑈2 + 𝑈3 + … + 𝑈𝑛

Barisan Aritmetika Deret Aritmetika


𝑛
𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏 𝑆𝑛 = 2 (2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏)
𝑛
= 2 (𝑎 + 𝑈𝑛 )

Hubungan 𝑈𝑛 dan 𝑆𝑛
𝑈𝑛 = 𝑆𝑛 − 𝑆𝑛−1

Keterangan:

𝑈𝑛 = suku ke-𝑛
𝑆𝑛 = jumlah 𝑛 suku pertama
𝑎 = suku pertama
𝑏 = beda
𝑛 = banyaknya suku

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 123
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Hubungan antara 𝑼𝒏 dan 𝑺𝒏 , maupun beda suku barisan.

Suku depan 𝑈𝑛 diintegralkan,


jumlah koefisien 𝑈𝑛 dan 𝑆𝑛 harus sama.

𝑼𝒏 𝑺𝒏

Suku depan 𝑆𝑛 diturunkan,


jumlah koefisien 𝑈𝑛 dan 𝑆𝑛 harus sama.

Koefisien Koefisien
suku depan suku depan
ambil aja dikali dua

beda beda
Untuk meringkas pengerjaan soal UN Matematika SMA dalam topik materi barisan dan deret aritmetika ini,
maka perlu kita coba buktikan dulu TRIK SUPERKILAT yang akan kita gunakan. TRIK SUPERKILAT yang akan
kita gunakan adalah sebuah penyederhanaan langkah dari penjabaran terhadap hubungan antara dua hal, yaitu
𝑈𝑛 (suku ke-𝑛), dan 𝑆𝑛 (jumlah n suku pertama).

Dari definisi barisan aritmetika dan deret aritmetika diperoleh:


𝑛
𝑆𝑛 = 2 (2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏)
𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏 𝑛
= 𝑎 + 𝑏𝑛 − 𝑏 dan = 2 (2𝑎 + 𝑏𝑛 − 𝑏)
= 𝑏𝑛 + (𝑎 − 𝑏) 𝑏 (2𝑎−𝑏)
= 2 𝑛2 + 2 𝑛
Kesimpulan!

Dari konsep 𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏 akan menghasilkan sebuah formula dengan bentuk 𝑈𝑛 = 𝒃𝒏 + (𝑎 − 𝑏)

Lho ini kan integral!!! Berarti ini turunan!!

𝑛 𝒃 (2𝑎−𝑏)
Dari konsep 𝑆𝑛 = 2 (2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏) akan menghasilkan sebuah formula berbentuk 𝑆𝑛 = 𝟐 𝒏𝟐 + 2
𝑛

𝑏 (2𝑎−𝑏)
Untuk suku pertama berlaku 𝑈1 = 𝑆1 ⇒ 𝑏 + (𝑎 − 𝑏) = 2 + 2 .
Jadi, pada suku pertama dan jumlah suku pertama itu nilainya pasti sama, sehingga hal tersebut juga
membuktikan bahwa jumlah koefisien baik 𝑼𝒏 maupun 𝑺𝒏 adalah sama.

Beda barisan aritmetika adalah koefisien suku depan dari 𝑼𝒏

Dari konsep 𝑈𝑛 = 𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏 akan menghasilkan sebuah formula dengan bentuk 𝑈𝑛 = 𝒃𝑛 + (𝑎 − 𝑏)

Berarti beda barisan aritmetika adalah koefisien suku depan 𝑺𝒏 dikalikan 2.

𝑛 𝒃 (2𝑎−𝑏)
Dari konsep 𝑆𝑛 = (2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏) akan menghasilkan sebuah formula berbentuk 𝑆𝑛 = 𝑛2 + 𝑛
2 𝟐 2

Halaman 124 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Logika Praktis pada Tipe Soal yang Sering Muncul
Menentukan 𝑺𝒏 jika diketahui 𝑼𝒏 :
Jumlah 𝑛 suku pertama jika diketahui 𝑈𝑛 = 2𝑛 + 1 adalah ….

Langkah logika praktis:


𝑛2 diperoleh dari integral 2𝑛.
Perhatikan 𝑈𝑛 jumlah koefisiennya adalah 2 + 1 = 3, sementara 𝑆𝑛 = 𝑛2 + sesuatu.
Karena jumlah koefisien 𝑆𝑛 dan 𝑈𝑛 harus sama, maka jelas sesuatunya adalah 2.
Jadi 𝑆𝑛 = 𝑛2 + 2.
SELESAI.

Menentukan 𝑼𝒏 jika diketahui 𝑺𝒏 :


Rumus suku ke-𝑛 jika diketahui 𝑆𝑛 = 3𝑛2 + 5 adalah ….

Langkah logika praktis:


6𝑛 diperoleh dari turunan 3𝑛2.
Perhatikan 𝑆𝑛 jumlah koefisiennya adalah 3 + 5 = 8, sementara 𝑈𝑛 = 6𝑛 + sesuatu.
Karena jumlah koefisien 𝑈𝑛 dan 𝑆𝑛 harus sama, maka jelas sesuatunya adalah 2.
Jadi 𝑈𝑛 = 𝑛2 + 2.
SELESAI.

Menentukan beda jika diketahui 𝑼𝒏 :


Jika diketahui 𝑈𝑛 = 2𝑛 − 5, beda barisan aritmetika tersebut adalah ….

Langkah logika praktis:


Beda barisan aritmetika diperoleh dari koefisien depan (variabel 𝑛 pangkat terbesar), yaitu2.
Koefisien tersebut ambil aja.
Sehingga beda barisan aritmetika adalah 3.
SELESAI.

Menentukan beda jika diketahui 𝑺𝒏 :


Jika diketahui 𝑆𝑛 = 3𝑛2 + 5, beda barisan aritmetika tersebut adalah …

Langkah logika praktis:


Beda barisan aritmetika diperoleh dari koefisien depan (variabel 𝑛 pangkat terbesar), yaitu 3.
Koefisien tersebut kalikan dua.
Sehingga beda barisan aritmetika adalah 3 × 2 = 6.
SELESAI.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 125
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Beda Barisan Aritmetika

Jika diketahui dua suku pada barisan aritmetika,


maka beda dari barisan aritmetika tersebut bisa ditentukan dengan:
𝑈𝑝 − 𝑈𝑞
𝑏=
𝑝−𝑞

Bukti:

𝑈𝑝 = 𝑎 + (𝑝 − 𝑛)𝑏 …………..(1)
𝑈𝑞 = 𝑎 + (𝑞 − 𝑛)𝑏 …………..(2)
Dengan mengeliminasi 𝑎 pada persamaan (1) dan (2) akan diperoleh:
𝑈𝑝 = 𝑎 + (𝑝 − 𝑛)𝑏 ⇒ 𝑈𝑝 = 𝑎 + 𝑏𝑝 − 𝑛𝑏
𝑈𝑞 = 𝑎 + (𝑞 − 𝑛)𝑏 ⇒ 𝑈𝑞 = 𝑎 + 𝑏𝑞 − 𝑛𝑏
𝑈𝑝 − 𝑈𝑞
𝑈𝑝 − 𝑈𝑞 = (𝑝 − 𝑞)𝑏 ⇒ 𝑏=
𝑝−𝑞

Menentukan beda jika diketahui dua suku dari barisan aritmetika:


28−19 9
Jika diketahui 𝑈7 = 19 dan 𝑈10 = 28, beda barisan aritmetika tersebut adalah 𝑏 = 10−7
= 3 = 3.

Langkah logika praktis:


Beda adalah suku besar kurangi suku kecil,
lalu hasilnya dibagi dengan selisih indeks suku besar dikurangi indeks suku kecil.

Atau

Selisih suku dibagi selisih indeks suku.

SELESAI.

Menentukan suku ke-𝐧 jika diketahui dua suku dari barisan aritmetika:
Jika diketahui 𝑈3 = 24 dan 𝑈8 = 54, tentukan suku ke-15 dari barisan tersebut!

Langkah logika praktis:


Suku ke 15 adalah suku ke-8 ditambah 7 beda lagi.
Jadi, 𝑈15 = 𝑈8 + 7𝑏
54−24
= 54 + 7 ( 8−3
)
= 54 + 7(6)
= 54 + 42
= 96
SELESAI.

Halaman 126 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Menentukan suku ke-𝐧 jika diketahui dua suku dari barisan aritmetika dan selisih
indeksnya sama:
Jika diketahui 𝑈3 = 24 dan 𝑈8 = 54, tentukan suku ke-13 dari barisan tersebut!

Langkah logika praktis:


Perhatikan, suku-suku pada soal, suku ke-3, suku ke-8 dan suku ke-13.
Bukankah indeks suku barisan tersebut selisihnya sama? 13 − 8 = 8 − 3, yaitu sama-sama berselisih 5.
Ingat kalau selisih indeks suku barisan tersebut sama maka selisihnya suku tersebut juga sama!
Suku ke 13 adalah suku ke-8 ditambah selisih suku ke-8 dan suku ke-3.
Jadi, 𝑈15 = 𝑈8 + 𝑈8 − 𝑈3
= 54 + (54 − 24)
= 54 + 30
= 84

Atau

24 ke 54 itu ditambah 30, maka 54 ditambah 30 lagi sama dengan 84.

SELESAI.

Menentukan suku ke-𝐧 jika diketahui dua suku dari barisan aritmetika dan selisih
indeksnya berkelipatan.
Jika diketahui 𝑈2 = 15 dan 𝑈5 = 45, tentukan suku ke-14 dari barisan tersebut!

Langkah logika praktis:


Perhatikan, suku-suku pada soal, suku ke-2, suku ke-5 dan suku ke-14.
Bukankah indeks suku barisan tersebut berkelipatan?
Selisih dari 14 − 5 adalah 9, sementara itu selisih 5 − 2 adalah 3. Jadi 9 dibagi 3 itu adalah 3.
Ingat kalau selisih indeks suku barisan tersebut 3 kali lebih besar maka selisihnya suku tersebut juga 3 kali
lebih besar!
Suku ke 14 adalah suku ke-5 ditambah tiga kali selisih suku ke-5 dan suku ke-2.
Jadi, 𝑈14 = 𝑈5 + 3 (𝑈5 − 𝑈2 )
= 45 + 3(45 − 15)
= 45 + 90
= 135

SELESAI.

Menyimpulkan makna dari jumlah beberapa suku.


Jika diketahui 𝑈1 + 𝑈5 + 𝑈6 = 45, tentukan suku ke-4 dari barisan tersebut!

Langkah logika praktis:


Perhatikan, ada tiga suku. Suku-suku pada soal adalah suku ke-1, suku ke-5 dan suku ke-6.
Bukankah indeks suku barisan tersebut bisa dibagi tiga? Kenapa dibagi tiga? Ya sebanyak jumlah suku tadi!
1+5+6
=4
3

Ya udah berarti suku ke empat adalah rata-rata dari jumlah ketiga suku tersebut.

(𝑈1 +𝑈5 +𝑈6 )


Jadi, 𝑈4 = 3
45
= 3
= 15

SELESAI.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 127
Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:

1. Jumlah n suku pertama deret aritmetika dinyatakan dengan Sn = 2n2 + 4n. Suku ke-9 dari deret
aritmetika tersebut adalah ....
A. 30 TRIK SUPERKILAT 1: TRIK SUPERKILAT 2:
B. 34 𝑈9 = 𝑆 9 − 𝑆8 𝑆𝑛 = 2𝑛2 + 4𝑛 ⇒ 𝑈𝑛 = 4𝑛 + 2
2 2)
= 2(9 − 8 + 4(9 − 8) 𝑈9 = 4𝑛 + 2
C. 38 = 2(17) + 4 = 4(9) + 2
D. 42 = 38 = 36 + 2
E. 46  = 38

2. Jumlah n suku pertama deret aritmetika dinyatakan dengan S n  n 2  3n. Suku ke-20 deret aritmetika
tersebut adalah ....
A. 30 TRIK SUPERKILAT 1: TRIK SUPERKILAT 2:
B. 34 𝑈20 = 𝑆20 − 𝑆19 𝑆𝑛 = 𝑛2 + 3𝑛 ⇒ 𝑈𝑛 = 2𝑛 + 2
2 2
C. 38 = (20 − 19 ) + 3(20 − 19) 𝑈9 = 2𝑛 + 2
= 39 + 3 = 2(20) + 2
D. 42 = 42 = 40 + 2
E. 46
 = 42

5 2 3
3. Jumlah n suku pertama deret aritmetika dinyatakan dengan S n  n  n. Suku ke-10 dari deret
2 2
aritmetika tersebut adalah ....
A. 49 TRIK SUPERKILAT 1: TRIK SUPERKILAT 2:
1 𝑈10 = 𝑆10 − 𝑆9 5 3
B. 47 5 3 𝑆𝑛 = 𝑛2 + 𝑛 ⇒ 𝑈𝑛 = 5𝑛 − 1
2 2 2
= (102 − 92 ) + (10 − 9) 𝑈9 = 5𝑛 − 1
C. 35 2 2
95 3 = 5(10) − 1
1 = +
D. 33 2 2 = 50 − 1
2 = 49 = 49
E. 29  

4. Jumlah n suku pertama deret aritmetika dinyatakan dengan S n  n 2  5n. Suku ke-20 dari deret
aritmetika tersebut adalah ....
A. 44 TRIK SUPERKILAT 1: TRIK SUPERKILAT 2:
B. 44 𝑈20 = 𝑆20 − 𝑆19 𝑆𝑛 = 𝑛2 + 5𝑛 ⇒ 𝑈𝑛 = 2𝑛 + 4
2 2
C. 40 = (20 − 19 ) + 5(20 − 19) 𝑈9 = 2𝑛 + 4
D. 38 = 39 + 5 = 2(20) + 4
E. 36 = 44 = 40 + 4
 = 44

5. Keuntungan seorang pedagang bertambah setiap bulan dengan jumlah yang sama. Jika keuntungan pada
bulan pertama sebesar Rp46.000,00 dan pertambahan keuntungan setiap bulan Rp18.000,00 maka jumlah
keuntungan sampai bulan ke-12 adalah ....
A. Rp1.740.000,00 𝑎 = 𝑅𝑝46.000,00
B. Rp1.750.000,00 𝑏 = 𝑅𝑝18.000,00
𝑆12 = ?
C. Rp1.840.000,00 𝑛
D. Rp1.950.000,00 𝑆𝑛 = (2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏)
2
E. Rp2.000.000,00 12
𝑆12 = (2(46) + (11)18) dalam ribuan rupiah
2
= 6(92 + 198)
= 6(290)
= 1.740

TRIK SUPERKILAT:
𝑈𝑛 = 18.000𝑛 + 28.000 ⇒ 𝑆𝑛 = 9.000𝑛2 + 37.000𝑛
𝑆12 = 9.000(12)2 + 37.000(12)
= 9.000(144) + 444.000
= 1.296.000 + 444.000
= 1.740.000

Halaman 128 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
6. Harminingsih bekerja di perusahaan dengan kontrak selama 10 tahun dengan gaji awal Rp.1.600.000,00.
Setiap tahun Harminingsih mendapat kenaikan gaji berkala sebesar Rp200.000,00. Total seluruh gaji yang
diterima Harminingsih hingga menyelesaikan kontrak kerja adalah ....
A. Rp25.800.000,00 𝑎 = 𝑅𝑝1.600.000,00 𝑛
𝑆𝑛 = (2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏)
B. Rp25.200.000,00 𝑏 = 𝑅𝑝200.000,00 2
C. Rp25.000.000,00 𝑆10 = ? 10
𝑆10 = (2(1.600) + (9)200) dalam ribuan rupiah
D. Rp18.800.000,00 2
= 5(3.200 + 1.800)
E. Rp18.000.000,00
= 5(5.000)
= Rp25.000

7. Sebuah pabrik memproduksi barang jenis A pada tahun pertama sebesar 1.960 unit. Tiap tahun produksi
turun sebesar 120 unit sampai tahun ke-16. Total seluruh produksi yang dicapai sampai tahun ke-16
adalah ....
A. 45.760 𝑎 = 1.960 𝑛
𝑆𝑛 = (2𝑎 + (𝑛 − 1)𝑏)
B. 45.000 𝑏 = −120 2
𝑆16 = ? 16
C. 16.960 𝑆16 = (2(1.960) + (15)(−120))
2
D. 16.000 = 8(3.920 − 1.800)
E. 19.760 = 8(2.120)
= 16.960

Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.

Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.

Pak Anang.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 129
2. 17. Menyelesaikan masalah deret geometri.

Deret Geometri

Barisan Bilangan Deret Bilangan


𝑈1 , 𝑈2 , 𝑈3 , … , 𝑈𝑛 𝑆𝑛 = 𝑈1 + 𝑈2 + 𝑈3 + … + 𝑈𝑛

Barisan Geometri Deret Geometri


𝑎(𝑟𝑛 −1)
𝑈𝑛 = 𝑎𝑟 𝑛−1 𝑆𝑛 = , |𝑟| > 1
𝑟−1
𝑎(1−𝑟𝑛)
𝑆𝑛 = 1−𝑟 , |𝑟| < 1

Deret Geometri
Tak Hingga
𝑎
𝑆∞ =
𝑟−1

Hubungan 𝑈𝑛 dan 𝑆𝑛
𝑈𝑛 = 𝑆𝑛 − 𝑆𝑛−1

Keterangan:

𝑈𝑛 = suku ke-𝑛
𝑆𝑛 = jumlah 𝑛 suku pertama
𝑆∞ = jumlah deret geometri tak hingga
𝑎 = suku pertama
𝑟 = rasio
𝑛 = banyaknya suku

Halaman 130 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Rasio Barisan Geometri

Jika diketahui dua suku pada barisan geometri,


maka rasio dari barisan geometri tersebut bisa ditentukan dengan:

𝑝−𝑞𝑈𝑝
𝑟= √
𝑈𝑞

Bukti:

𝑈𝑝 = 𝑎𝑟 𝑛−𝑝 …………..(1)
𝑈𝑞 = 𝑎𝑟 𝑛−𝑞 …………..(2)
Dengan membagi pada persamaan (1) dan (2) akan diperoleh:

𝑈𝑝 𝑎𝑟 𝑛−𝑝 𝑈𝑝
= 𝑛−𝑞 ⇒ = 𝑟 (𝑛−𝑝)−(𝑛−𝑞)
𝑈𝑞 𝑎𝑟 𝑈𝑞
𝑈𝑝
⇔ = 𝑟 −(𝑝−𝑞)
𝑈𝑞
𝑈𝑞
⇔ = 𝑟 𝑝−𝑞
𝑈𝑝
𝑝−𝑞 𝑈𝑝
⇔ 𝑟= √
𝑈𝑞

Jika jarak antar dua suku barisan geometri itu sama, maka rasio antar dua suku barisan tersebut juga sama.

Jika jarak indeks antar dua suku barisan sama,

𝑼𝟐 𝑼𝟓 𝑼𝟖

Maka rasio antar dua suku suku barisan juga sama.

Bukti:

Dari rumus suku ke-n 𝑈𝑛 = 𝑎𝑟 𝑛−1 diperoleh:


𝑈2 = 𝑎𝑟
𝑈5 = 𝑎𝑟 4
𝑈8 = 𝑎𝑟 7

𝑈 𝑎𝑟 4
Rasio 𝑈5 dan 𝑈2 adalah 𝑈5 = 𝑎𝑟
= 𝑟3
2
𝑈8 𝑎𝑟 7
Rasio 𝑈8 dan 𝑈5 adalah = = 𝑟3
𝑈5 𝑎𝑟 4

Terbukti bahwa jika selisih indeks antar dua suku sama,


maka rasio antar dua suku tersebut juga sama.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 131
Logika Praktis pada Tipe Soal yang Sering Muncul
Menentukan rasio jika diketahui dua suku dari barisan geometri:
Jika diketahui 𝑈3 = 16 dan 𝑈7 = 256, rasio barisan geometri tersebut adalah ….

Langkah logika praktis:


7−3𝑈7 4 256 4
𝑟= √ =√ = √16 = 2
𝑈3 16
Rasio adalah hasil pembagian suku besar dengan suku kecil,
lalu hasilnya diakar pangkat selisih indeks suku besar dikurangi indeks suku kecil.

Atau

Pembagian suku diakar pangkat selisih indeks suku.

SELESAI.

Menentukan suku ke-𝐧 jika diketahui dua suku dari barisan geometri:
Jika diketahui 𝑈3 = 16 dan 𝑈7 = 256, tentukan suku ke-9 dari barisan tersebut!

Langkah logika praktis:


Suku ke 9 adalah suku ke-7 dikalikan rasio pangkat 2.
7−3𝑈7 4 256 4
𝑟= √ =√ = √16 = 2
𝑈3 16

Jadi, 𝑈9 = 𝑈7 × 𝑟 2
= 256 × 22
= 256 × 4
= 1024

SELESAI.

Menentukan suku ke-𝐧 jika diketahui dua suku dari barisan geometri dan selisih
indeksnya sama:
Jika diketahui 𝑈2 = 6 dan 𝑈4 = 24, tentukan suku ke-6 dari barisan tersebut!

Langkah logika praktis:


Perhatikan, suku-suku pada soal, suku ke-2, suku ke-4 dan suku ke-6.
Bukankah indeks suku barisan tersebut selisihnya sama? 6 − 4 = 4 − 2, yaitu sama-sama berselisih 2.
Ingat kalau selisih indeks suku barisan tersebut sama maka rasio suku tersebut juga sama!
Suku ke 4 adalah suku ke-2 ditambah rasio suku ke-4 dan suku ke-2.
𝑈
Jadi, 𝑈6 = 𝑈4 × 4
𝑈2
24
= 24 × 6
= 96

Atau

6 ke 24 itu dikali 4, maka 24 dikali 4 lagi sama dengan 96.

SELESAI.

Halaman 132 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Menentukan suku ke-𝐧 jika diketahui dua suku dari barisan geometri dan selisih
indeksnya berkelipatan.
Jika diketahui 𝑈2 = 4 dan 𝑈5 = 12, tentukan suku ke-11 dari barisan tersebut!

Langkah logika praktis:


Perhatikan, suku-suku pada soal, suku ke-2, suku ke-5 dan suku ke-11.
Bukankah indeks suku barisan tersebut berkelipatan?
Selisih dari 11 − 5 adalah 6, sementara itu selisih 5 − 2 adalah 3.
Ingat kalau selisih indeks suku barisan tersebut 2 kali lebih besar maka rasio suku tersebut adalah pangkat
2 lebih besar!
Suku ke 14 adalah suku ke-5 dikali pangkat tiga dari rasio suku ke-5 dan suku ke-2.
𝑈 2
Jadi, 𝑈14 = 𝑈5 × (𝑈5 )
2
12 2
= 45 × 3 ( )
4
2
= 45 × 3(3)
= 45 × 27
= 1215

SELESAI.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 133
TRIK SUPERKILAT deret geometri tak hingga
𝑝
Apabila yang ditanyakan adalah lintasan bola yang jatuh dengan rasio pemantulan 𝑞 maka lintasan yang
ditempuh bola sampai berhenti adalah sebagai berikut:

𝑞+𝑝
𝑆∞ = 𝑎 ( )
𝑞−𝑝

Bukti:

Perhatikan gambar lintasan bola berikut:

dst …

Mari kita ringkas rumus deret geometri tak hingga berikut:

Untuk lintasan bola ke bawah dimulai dengan 𝑎, sedang untuk lintasan ke atas dimulai oleh 𝑎𝑟, sehingga
diperoleh rumus panjang seluruh lintasan bola:
𝑎 𝑎𝑟 𝑎(1 + 𝑟)
𝑆∞ = + =
1−𝑟 1−𝑟 1−𝑟
𝑝
Misal 𝑟 = , maka diperoleh:
𝑞
𝑝 𝑞+𝑝
𝑎 (1 + 𝑞 ) 𝑎 ( 𝑞 ) 𝑞+𝑝 𝑞 𝑞+𝑝
𝑆∞ = 𝑝 = 𝑞 − 𝑝 = 𝑎 ( 𝑞 ) (𝑞 − 𝑝) = 𝑎 (𝑞 − 𝑝)
1−
𝑞 𝑞
(𝑞 + 𝑝)
Jadi, 𝑆∞ = 𝑎
(𝑞 − 𝑝)

Logika Praktis pada Tipe Soal yang Sering Muncul


Aplikasi jumlah deret geometri tak hingga.
2
Sebuah bola dijatuhkan dari ketinggian 10 m dan memantul kembali dengan ketinggian dari ketinggian
3
sebelumnya. Maka panjang lintasan yang dilalui bola sampai berhenti adalah ….

Langkah logika praktis:


𝑞 2
Misal 𝑟 = 𝑝 = 3, maka 𝑝 = 2 dan 𝑞 = 3;
Ketinggian awal bola, 𝑎 = 10 m.
(𝑞 + 𝑝)
Jadi, 𝑆∞ = 𝑎
(𝑞 − 𝑝)
(3 + 2)
= 10
(3 − 2)
= 10 ∙ 5
= 50 m

SELESAI.

Halaman 134 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:

1 1
1. Barisan geometri dengan suku ke-5 adalah dan rasio  , maka suku ke-9 barisan geometri tersebut
3 3
adalah ....
A. 27 1
𝑈5 = = 𝑎𝑟 4
B. 9 3
1 1
C. 𝑟 =
3
27 𝑈9 = ?
1 1 1 4 1 1
D. 𝑈9 = 𝑎𝑟 8 = (𝑎𝑟 4 )𝑟 4 = ( ) ( ) = 5 =
81 3 3 3 243
1
E.
243

2. Barisan geometri dengan U 7  384 dan rasio = 2. Suku ke-10 barisan tersebut adalah ....
A. 1.920 𝑈7 = 𝑎𝑟 6 = 384
B. 3.072 𝑟 = 2
C. 4.052 𝑈10 = ?
D. 4.608 𝑈10 = 𝑎𝑟 9 = (𝑎𝑟 6 )𝑟 3 = 384(2)3 = 384 ∙ 8 = 3.072
E. 6.144

3. Suku ke-tiga dan suku ke-tujuh suatu deret geometri berturut-turut 16 dan 256. Jumlah tujuh suku pertama
deret tersebut adalah ....
A. 500 𝑈3 = 16 = 𝑎𝑟 2 𝑎(𝑟 7 − 1)
𝑆7 =
B. 504 𝑈7 = 256 = 𝑎𝑟 6 𝑟−1
C. 508 7 𝑆 = ? 4(128 − 1)
6 =
D. 512 𝑈7 = 256 ⇒ 𝑎𝑟 = 16 ⇒ 𝑟 4 = 16 ⇒ 𝑟 = 2 2−1
𝑈 16 𝑎𝑟 2 = 4(127)
E. 516 3 2 = 508
𝑈3 = 16 ⇒ 𝑎𝑟 = 16 ⇒ 4𝑎 = 16 ⇒ 𝑎 = 4

Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.

Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.

Pak Anang.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 135
SKL 3. Memahami sifat atau geometri dalam menentukan kedudukan titik, garis, dan bidang, jarak dan sudut.

3. 1. Menghitung jarak dan sudut antara dua objek (titik, garis dan bidang) di ruang.

Dimensi Tiga

Garis Tegak Lurus Bidang


jika garis tersebut ⊥ setiap garis pada bidang

“minimal dua garis saja”

Jarak Sudut
Titik dan “Sesuatu” Selain Titik dan “Sesuatu”

Syarat keduanya harus sejajar

Jarak Titik dan Titik Jarak Garis dan Garis Sudut Garis dan Garis
“berupa garis lurus” “harus tegak lurus” “sudut terkecil”

Jarak Titik dan Garis Jarak Garis dan Bidang Sudut Garis dan Bidang
“harus tegak lurus” “harus tegak lurus” “sudut garis dengan proyeksinya”

𝜽
𝜶 𝜶 𝜶

Jarak Titik dan Bidang Jarak Bidang dan Bidang Sudut Bidang dan Bidang
“harus tegak lurus” “harus tegak lurus” “sudut dua garis ⊥ garis potong”
𝜶
𝜶 𝜶
𝜽

𝜶 𝜶 𝜷 𝜷 𝜷

Halaman 136 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Dimensi Tiga

H G Pada kubus ABCD.EFGH berlaku:


P Misal sisi kubus adalah 𝑎 cm,

Akan diperoleh diagonal-diagonal kubus sebagai berikut:


E
F Diagonal sisi kubus 𝑨𝑪 = 𝒂√𝟐 cm.
Diagonal ruang kubus adalah 𝑬𝑪 = 𝒂√𝟑 cm.

Misal titik potong diagonal sisi alas adalah O dan titik


potong diagonal sisi atas adalah P,
maka akan diperoleh panjang ruas garis berikut:
𝒂
Ruas garis 𝑶𝑮 = 𝑨𝑷 = 𝟐 √𝟔 cm.
D C Serta akan diperoleh 𝐸𝐶 ⊥ 𝑂𝐺 dan 𝑂𝐺 ∥ 𝐴𝑃.
O

A B

H G E P G
P

E
F
Q

Q
R
R
D C A C
O
O

Perhatikan penampang bidang diagonal ACGE, nah kita


A B bisa mengamati pada diagonal ruang EC, terbagi menjadi
tiga bagian yang sama panjang yaitu:
𝟏 𝟏
𝑬𝑸 = 𝑸𝑹 = 𝑹𝑪 = 𝑬𝑪 = 𝒂√𝟑 cm.
𝟑 𝟑

Oke, untuk menghindari hanya sekadar menghafal pola dari ruas garis istimewa pada kubus seperti garis
diagonal, garis yang menghubungkan titik potong diagonal sisi dengan titik sudut sisi di depannya, dan pola dari
garis diagonal ruang yang terbagi adil tiga bagian, maka Pak Anang tidak menyarankan untuk menghafalnya.
Yah syukur-syukur kalau bisa hafal karena terbiasa mengerjakan, itu lebih baik.
Namun, alangkah lebih bijak bila adik-adik mampu menguasai teorema Pythagoras plus tripel Pythagorasnya.

Masih ingat pembahasan SMART SOLUTION tripel Pythagoras pada bab Vektor?

Di halaman selanjutkan akan dibahas tentang TRIPEL PYTHAGORAS!

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 137
LOGIKA PRAKTIS Tripel Pythagoras:

Masih ingat tripel Pythagoras?


Asyik….!

Pola tripel Pythagoras ini penting bila adik-adik ingin cepat menyelesaikan konsep Pythagoras pada segitiga
siku-siku, tanpa harus memakan banyak waktu. Gunakan logika praktis dari pengembangan konsep dasar yang
telah adik-adik dapatkan di sekolah.

Oke kita mulai trik menghafalnya dulu….

Pada gambar di samping, adik-adik tentu sudah hafal konsep Pythagoras berikut:
𝑐 𝑐 2 = 𝑎2 + 𝑏 2 , dengan catatan pada gambar tersebut sisi 𝑎 adalah sisi terpendek!
𝑎
Seumpama diubah menjadi 𝑎2 = 𝑐 2 − 𝑏 2 , ‘kan ya nggak papa to ya? Hehe… Sama aja!
𝑏
Perhatikan:
𝑎2 = 𝑐 2 − 𝑏 2
⇒ 𝑎2 = (𝑐 + 𝑏) (𝑐⏟ − 𝑏)
carilah
bilangan
yang
selisihnya
satu

Jadi disini kita mencari dua bilangan 𝑏, 𝑐 yang selisihnya satu dan jumlah kedua bilangan harus sama dengan
kuadrat sisi terpendek!
Ini hanya berlaku untuk sisi terpendek ganjil, yaitu 3, 5, 7, 9, dst.

Trik Cepat Hitung Tripel Pythagoras


Tripel Pythagoras yang sering muncul
3 4 5 Cara cepat menghafal bilangan tripel Pythagoras
5 12 13 Khusus bilangan ganjil seperti 3, 5, 7, 9, dst… maka tripel Pythagorasnya adalah bilangan tersebut
dengan dua bilangan lain yang selisihnya satu dan jumlahnya adalah kuadrat bilangan ganjil tersebut!
7 24 25
Contoh:
9 40 41 32 = 9 maka dua bilangan berurutan yang jumlahnya 9 adalah 4 dan 5.
Sehingga tripel Pythagoras yang dimulai oleh angka 3 adalah 3, 4, 5.
8 15 17 52 = 25 maka dua bilangan berurutan yang jumlahnya 25 adalah 12 dan 13,
sudah pasti tripel Pythagorasnya 5, 12, 13

5 13
3 5

4 12

Pola dasar tripel Pythagoras tersebut juga berlaku untuk kelipatannya.


Contoh:
Maka, untuk menentukan sisi miring, cari FPB dari 10 dan 24 yaitu 2.
𝑥 5 Coret semua sisi dengan dibagi 2. Maka akan ditemukan pola dasar dari
10 tripel Pythagoras yaitu 5, 12, 13.
Jadi, sisi miringnya adalah 2 × 13 = 26 cm.
2412 Selesai!

Halaman 138 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
LOGIKA PRAKTIS Tripel Pythagoras Bentuk Akar:

Kalau sebelumnya adalah tripel Pythagoras bentuk biasa, sekarang bagaimana tripel Pythagoras bentuk akar?

Sebenarnya prinsip dasar teorema Pythagoras bisa dengan mudah menyelesaikan masalah ini.
Namun, apabila mau sedikit kreatif mengembangkan imajinasi, maka ada jalan lain yang lebih menyenangkan.

Apa sih Tripel Pythagoras bentuk akar itu?????


Lihat konsepnya pada gambar di bawah:

𝑥
𝑎 √𝑐

𝑎 √𝑏

Misal sisi tegak lurus sebuah segitiga siku-siku adalah 𝑎√𝑏 dan 𝑎√𝑐, dan misal sisi miring segitiga siku-siku
adalah 𝑥, maka nilai 𝑥 bisa ditentukan oleh:
2 2
𝑥 2 = (𝑎√𝑏) + (𝑎√𝑐)
⇒ 𝑥 = √𝑎2 𝑏 + 𝑎2 𝑐
⇒ 𝑥 = √𝑎2 (𝑏 + 𝑐)
⇒ 𝑥 = √𝑎2 √𝑏 + 𝑐
⇒ 𝑥 = 𝑎√𝑏 + 𝑐

Jadi jelas bahwa pola bilangan tripel Pythagoras seperti ini:

Tripel Pythagoras bentuk akar


𝑎 √𝑏 𝑎 √𝑐 𝑎 √𝑏 + 𝑐 𝑎 √𝑏 + 𝑐
𝑎 √𝑐

𝑎 √𝑏
jumlahkan saja bilangan di dalam akar
bilangannya harus sama,
kalau nggak sama cari FPBnya

Contoh:
 Cari FPB dari 12 dan 8. 4√13
8  FPBnya adalah 4. 4√4
 Berarti jadikan bilangan pokoknya menjadi 4.
 Artinya 12 = 4√9 dan 8 = 4√4,
12  Jadi sisi miring dari segitiga tersebut adalah 4√9 + 4 = 4√13 4√9

Penerapan Tripel Pythagoras bentuk akar pada Dimensi Tiga

Masih ingat ruas garis AP dan OG pada kubus tadi? Nih gambarnya lihat di bawah:
H G
P 1
Perhatikan ∆𝐴𝐸𝑃, 𝐴𝐸 = 𝑎 cm dan 𝐸𝑃 = 2 𝑎√2 cm, maka:

E 1
F 𝑎√2 1
𝐴𝐸 = 𝑎 cm = 2 𝑎√4 cm.
E 2 P 1
𝐸𝑃 = 2 𝑎√2 cm

1
𝑎√4
2 Jelas bahwa panjang
1
𝐴𝑃 = 𝑎√6 cm.
D 2
C
O A

A B

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 139
KESIMPULAN TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Dimensi Tiga:

Pada soal UN mengenai dimensi tiga, untuk mencari jarak, hal pertama yang harus dilakukan adalah membuat
garis bantu sehingga bisa diperoleh sebuah segitiga. Dan kebanyakan bisa diselesaikan dengan menerapkan
konsep tripel Pythagoras dan konsep Kesebangunan kelas IX SMP.

Sedangkan untuk mencari sudut, hal pertama yang harus dilakukan adalah mencari titik perpotongan antara
kedua objek lalu membuat garis bantu sehingga bisa diperoleh sebuah segitiga. Dan kebanyakan bisa
diselesaikan dengan menerapkan konsep tripel Pythagoras, Aturan Sinus dan Kosinus dan konsep
Kesebangunan kelas IX SMP.

Trik Superkilat yang lainnya masih akan dipublish nanti…. :)

Terus kunjungi http://pak-anang.blogspot.com …..

Halaman 140 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:

1. Panjang rusuk kubus ABCD.EFGH adalah 12 cm. Jika P titik tengah CG, maka jarak titik P
P BP dan PH sama panjang, karena BP dan PH adalah garis P′
dengan garis HB adalah .... 6√5 cm
miring dari segitiga siku-siku dengan sisi 12 cm dan 6 cm.
H G A. 8 5 cm 6 cm
BP dan PH siku-siku karena BP dan PH berada pada dua B 6√5 cm P
E F B. 6 5 cm B C sisi yang saling tegak lurus (BCGF dan EFGH).
12 cm
P BH adalah diagonal ruang, BH = 12√3 cm. PP′ = √BP2 − BP′ 2
C. 6 3 cm PB = √BC2 + PC2
P′ 2 2
= √122 + 62 Segitiga BPH adalah segitiga sama kaki. Sehingga proyeksi = √(6√5) − (6√3)
D C D. 6 2 cm P (titik P′) tepat berada di tengah-tengah BH. Jadi panjang
= √144 + 36 = √180 − 108
12 cm E. 6 cm BP ′ = PH = 6√3 cm.
= √180 = √72
A B
12 cm = 6√5 cm Jarak titik P ke garis HB adalah panjang PP′ . = 6√2 cm

TRIK SUPERKILAT:

Perhatikan garis PP’.

Garis tersebut sejajar dengan AC, dimana AC adalah diagonal sisi. 𝐴𝐶 = 12√2 cm
Tapi panjangnya PP’ cuma separuh dari AC.

Jadi,
1
𝑃𝑃 ′ = 12√2 = 6√2 cm
2

2. Pada kubus ABCD.EFGH, panjang rusuk 8 cm. Jarak titik E dengan bidang BGD adalah ....
E Jarak titik ke bidang adalah jarak titik ke proyeksi titik pada bidang.
1
G
A. 3 cm Buat bidang yang melewati E dan tegak lurus bidang BDG, bidang
H 3 tersebut adalah bidang diagonal ACGE.
2 8 cm
E F
B. 3 cm Cari proyeksi titik E pada garis potong kedua bidang (GP) dengan
3 membuat garis yang melewati E dan tegak lurus bidang BDG.
A P
4 4√2 cm
E′ Proyeksi titik E pada bidang BDG adalah E ′ .
D C C. 3 cm
8 cm 3 EP = √EA2 + AP2 Sehingga jarak titik E ke bidang BDG adalah jarak E ke E’.
P
2
A BB 8 √ 2
= 8 + (4√2) Perhatikan segitiga EGP, segitiga tersebut segitiga samakaki, karena
8 cm D. 3 cm
= √64 + 32 EP = GP = 4√6 cm. Sedangkan EG adalah diagonal sisi, EG = 8√2 cm.
3
= √96
16 E P′ G Perhatikan sudut EGP
E. 3 cm = √16√6
3 = 4√6 cm 𝐸𝐸 ′ 𝑃𝑃 ′
sin ∠𝐸𝐺𝑃 = =
𝐸𝐺 𝐺𝑃
𝑃𝑃 ′
⇒ 𝐸𝐸 ′ = ∙ 𝐸𝐺
E′ 𝐺𝑃
8
= × 8√2
A P C 4√6
TRIK SUPERKILAT: 16
= √3 cm
3
Perhatikan bidang diagonal ACGE
E P′ G

E′

A P C

EC adalah diagonal ruang, sehingga 𝐸𝐶 = 8√3 cm


Jadi,
2 2 16
𝐸𝐸 ′ = 𝐸𝐶 = 8√3 = √3 cm
3 3 3

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 141
3. Diketahui limas segi empat beraturan P.QRST. Dengan rusuk alas 3 cm dan rusuk tegak
3 2 cm. Tangen sudut antara garis PT dan alas QRST adalah ....
1 P Alas limas bentuknya persegi dengan sisi 3 cm.
A. 3
3 Diagonal sisi alas limas adalah TR dan QS. TR = QS = 3√2 cm.
B. 2 3√2 cm
Proyeksi titik P pada bidang QRST adalah di P ′ . Dimana P ′ terletak di
C. 3 perpotongan kedua diagonal alas.

D. 2 2 Jadi sudut antara garis PT dan alas QRST adalah sudut yang dibentuk oleh
T garis PT dengan TR (∠PTR).
S
E. 2 3
3 cm Karena pada bidang PRT terdapat segitiga siku-siku PTP’, maka akan lebih
P′
mudah menemukan tangen ∠PTR menggunakan segitiga siku-siku
Q R
3 cm tersebut. (∠PTR = ∠PTP’)

P
2
2 3 9 27 3√3 3
PP ′ = √PT 2 − TP ′ 2 = √(3√2) − ( √2) = √18 − = √ = = √6 cm
3√2 cm 2 2 2 √2 2
Tangen sudut antara garis PT dan alas QRST adalah:
3
PP ′ 2 √6
̅̅̅̅, QRST) =
tan ∠(PT = = √3
T P′ TP ′ 3
3
2 √2
√2 cm
2

4. Diketahui limas beraturan T.ABCD dengan rusuk alas 2 cm dan rusuk tegak 3 cm. Nilai
tangen sudut antara garis TD dan bidang alas ABCD adalah ....
1 T Alas limas bentuknya persegi dengan sisi 2 cm.
A. 2
4 Diagonal sisi alas limas adalah AC dan BD. AC = BD = 2√2 cm.
1 √3 cm Proyeksi titik T pada bidang ABCD adalah di T. Dimana T ′ terletak
B. 2 di perpotongan kedua diagonal alas.
2
2 Jadi sudut antara garis TD dan alas ABCD adalah sudut yang
C. 2 D dibentuk oleh garis TD dengan DB (∠TDB).
C
3
2 cm Karena pada bidang TBD terdapat segitiga siku-siku TDT’, maka
D. 2 T′
akan lebih mudah menemukan tangen ∠TDB menggunakan
A B
E. 2 2 2 cm segitiga siku-siku tersebut. (∠TDB = ∠TDT’)

T 2 2
TT ′ = √TD2 − DT ′ 2 = √(√3) − (√2) = √3 − 2 = 1 cm
√3 cm Tangen sudut antara garis TD dan alas ABCD adalah:
TT ′ 1 1
̅̅̅̅, ABCD) =
tan ∠(TD = = √2
DT ′ √2 2

D T′
√2 cm

5. Diketahui limas segitiga beraturan T.ABC dengan rusuk 6 cm. Nilai kosinus sudut antara
garis TC dan bidang ABC adalah .... T
T TD = √TB2 − BD2
1
A. 3 Alas limas bentuknya segitiga
6 dengan sisi 6 cm. Dan semua
6 cm = √(6)2 − (3)2
1 6 cm sisi limas adalah segitiga sama 3√3 cm = √27
6 cm
B. 2 A sisi dengan rusuk 6 cm. = 3√3 cm
3 D
Perhatikan jika T’ adalah B D
1 T’ 3 cm
B proyeksi T pada alas ABC
C. 3 C 6 cm
3 dan D adalah titik tengah
AB, maka CD adalah ruas
1 garis yang melewati T’.
D. 2 TC2 + DC2 − TD2
cos ̅̅̅̅, ABC) =
∠(TC
2 Perhatikan segitiga CDT, karena TT’ T 2 ∙ TC ∙ DC
2 2
1 tegak lurus CD, maka bidang CDT 2
6 + (3√3) − (3√3)
E. 3 tegak lurus bidang ABC. 6 cm 3√3 cm =
2 2 ∙ 6 ∙ (3√3)
Karena TC berada di CDT dan CDT 36
tegak lurus ABC, maka sudut yang 3√3 cm =
36√3
dibentuk oleh garis TC dan bidang D 1
ABC adalah sudut antara garis TC C = √3
dan ruas garis CD. 3

Halaman 142 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
6. Kubus ABCD.EFGH memiliki rusuk 4 cm. Sudut antara AE dan bidang AFH adalah  .
Nilai sin  = ....
1 H G 2√2 cm P AP = √AE2 + EP 2
Kubus rusuk 4 cm. E
A. 2 P 2
2 E F = √(4)2 + (2√2)
EG adalah diagonal sisi, 4 cm
1 maka EG = 4√2 cm. = √16 + 8
B. 3
2 Karena P perpotongan = √24
D C = 2√6 cm
1 diagonal sisi atas, maka
C. 3 4 cm 1 A
𝐸𝑃 = 𝐸𝐺 ⇒ 𝐸𝑃 = 2√2 cm
3 A
4 cm
B 2

2 Jika sudut antara AE dan AFH adalah


D. 2 𝛼 dan ∆𝐴𝐹𝐸 siku-siku di 𝐸, maka
3 Perhatikan garis AE dan bidang AFH yang berwarna
𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑑𝑖𝑑𝑒𝑝𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡 𝐸𝑃
3 biru, sudut yang dibentuk oleh garis AE dan AFH bisa sin 𝛼 = ⇒ sin 𝛼 =
E. 3 dicari lewat bidang segitiga yang berwarna biru. 𝑠𝑖𝑠𝑖 𝑚𝑖𝑟𝑖𝑛𝑔 𝐴𝑃
4 2√2
=
2√6
1
=
√3
1
= √3
3

Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.

Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.

Pak Anang.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 143
Pengantar Konsep Dasar Trigonometri

Segitiga Siku-Siku
dan
Teorema Pythagoras

Teorema Pythagoras
𝑐
𝑎

𝑐 2 = 𝑎2 + 𝑏 2

Tripel Pythagoras

3 4 5 8 15 17
5 12 13 20 21 29
7 24 25
9 40 41
dst …

Teorema Pythagoras
“Bentuk Akar”
𝑎√𝑏 + 𝑐
𝑎√𝑏

𝑎 √𝑐

Tripel Pythagoras
“Bentuk Akar”

𝑎√𝑏 𝑎√𝑐 𝑎√𝑏 + 𝑐

Halaman 144 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Definisi
Perbandingan Trigonometri
Segitiga Siku-Siku

sisi Miring
sisi Depan
sudut 𝜽
sisi Samping

Sinus Kosinus Tangen


mi mi
de de
𝜽 𝜽 𝜽
sa sa

sisi depan sisi samping sisi depan


sin 𝜃 = sisi miring cos 𝜃 = sisi miring
tan 𝜃 = sisi samping

DEMI SIN, SAMI COS, DESA TAN

Identitas Trigonometri

Kebalikan Perbandingan Pythagoras


1 sin 𝐴 𝑐
sec 𝑥 = tan 𝐴 = cos 𝐴 𝑎
cos 𝑥
1 𝜽
csc 𝑥 = 𝑏
sin 𝑥 TAN A adalah
1 Ingat teorema Phytagoras:
cot 𝑥 = SINA DIPERKOSA
tan 𝑥 𝑎2 + 𝑏 2 = 𝑐 2
𝑎2 𝑏 2 𝑐 2
⇒ + =
𝑐2 𝑐2 𝑐2
SEC = SEper Cos 𝑎 2 𝑏 2
⇔( ) +( ) =1
𝑐 𝑐

Jadi,

sin2 𝑥 + cos 2 𝑥 = 1
dibagi
𝐜𝐨𝐬 𝟐 𝒙
dibagi
tan2 𝑥 + 1 = sec 2 𝑥
𝐬𝐢𝐧𝟐 𝒙

1 + cot 2 𝑥 = csc 2 𝑥

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 145
Nilai Perbandingan Trigonometri
Sudut Istimewa Kuadran I

Segitiga Sama Sisi Persegi Segitiga Tripel Pythagoras

60°
5
2 2 1 3

60° 60°
2 1 4

“Sudut 30° dan 60°” “Sudut 45°” “Sudut diapit sisi 5 dan 3 adalah 53°”

30° 45° 53°


5
1 √2
2 √3 3

60° 45° 37°


1 1 4

Sudut Istimewa Kuadran I Sudut Istimewa Pythagoras


1 √3 1 3 4
sin 30° = sin 60° = sin 45° = sin 37° = sin 53° =
2 2 √2 5 5
√3 1 1 4 3
cos 30° = cos 60° = cos 45° = cos 37° = cos 53° =
2 2 √2 5 5
√3 1 1 3 4
tan 30° = tan 60° = tan 45° = tan 37° = tan 53° =
1 √3 1 4 3

𝟏 𝟏
Trik Menghafalkan Cepat , urutannya 𝟐 √𝟎 s/d 𝟐 √𝟒 Trik Menghafal, gambarkan segitiga 3 4 5.

Tabel Nilai Trigonometri Tabel Nilai Trigonometri

𝜽 𝐬𝐢𝐧 𝜽 𝐜𝐨𝐬 𝜽 𝐭𝐚𝐧 𝜽 𝜽 𝐬𝐢𝐧 𝜽 𝐜𝐨𝐬 𝜽 𝐭𝐚𝐧 𝜽


1 3 4 3
0° √𝟎 37°
2 5 5 4
sina diperkosa

1 4 3 4
30° √𝟏 53°
2 5 5 3
dibalik

1
45° √𝟐
2
1
60° √𝟑
2
1
90° √𝟒
2

Halaman 146 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Nilai Perbandingan Trigonometri

Tabel Nilai Trigonometri

𝜽 𝐬𝐢𝐧 𝜽 𝐜𝐨𝐬 𝜽 𝐭𝐚𝐧 𝜽


0° 0 1 0

1 1 1
30° √3 √3
2 2 3
1 1
45° √2 √2 1
2 2
1 1
60° √3 √3
2 2

90° 1 0 −

Kuadran Relasi Sudut Periodisasi


90° Periksa Sudut sin 𝑥 = sin(□ + 𝑛 ∙ 𝟑𝟔𝟎°)
sin + Semua +
Kuadran II Kuadran I 𝑥 (180° − 𝑥)
0° Pilih Acuan
180°
360° cos 𝑥 = cos(□ + 𝑛 ∙ 𝟑𝟔𝟎°)
Kuadran III Kuadran IV
tan + cos +
Genap Ganjil 𝑥 (−𝑥)
270° 180° ± α 90° ± 𝛼
360° − α 270° ± 𝛼 tan 𝑥 = tan(□ + 𝑛 ∙ 𝟏𝟖𝟎°)

SEMUA SINdikat 𝑥
TANgan KOSong Fungsi
Fungsi Berubah dimana 𝑛 bilangan bulat
Tetap sin ↔ cos
tan ↔ cot

Grafik Persamaan Trigonometri


Cek Kuadran
sin 𝛼 Tanda ± sin 𝑥 = sin 𝛼 ⇒ 𝑥 = □ + 𝑛 ∙ 𝟑𝟔𝟎°
360°

𝛼 (180° − 𝛼)
Selesai
cos 𝛼 cos 𝑥 = cos 𝛼 ⇒ 𝑥 = □ + 𝑛 ∙ 𝟑𝟔𝟎°
360°
𝛼 (−𝛼)

tan 𝛼 Relasi Sudut Negatif tan 𝑥 = tan 𝛼 ⇒ 𝑥 = □ + 𝑛 ∙ 𝟏𝟖𝟎°


360° sin(−𝛼) = − sin 𝛼 𝛼
cos(−𝛼) = cos 𝛼
tan(−𝛼) = − tan 𝛼 dimana 𝑛 bilangan bulat

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 147
Nilai Perbandingan Trigonometri
Diperoleh dari sudut pada segitiga siku-siku

Kalau segitiganya nggak siku-siku. Gimana?


𝐴
𝑐 𝑏 𝑎 adalah sisi di depan sudut 𝐴
𝑏 adalah sisi di depan sudut 𝐵
𝐵 𝐶 𝑐  adalah sisi di depan sudut 𝐶
𝑎

Aturan Sinus dan


Aturan Kosinus
Aturan Sinus Aturan Kosinus
“Ada pasangan sudut–sisi yang berhadapan” “Diketahui dan ditanyakan 3 sisi dan 1 sudut”

𝐴 ?
? 𝑏 𝑐 𝑏 𝑐 𝑏 𝑐 𝑏

𝐵 𝐶 𝐵 ?
? 𝑎
sisi – sudut – sudut sisi – sisi – sudut sisi – sudut – sisi sisi – sisi – sisi

(diketahui satu sisi dan (diketahui dua sisi dan (diketahui dua sisi dan (diketahui ketiga sisi
dua sudut) satu sudut di depannya) sudut yang diapitnya) segitiga)

𝑎 𝑏 𝑐 𝑎2 = 𝑏 2 + 𝑐 2 − 2𝑏𝑐 cos 𝐴
= = 𝑏 2 + 𝑐 2 − 𝑎2
sin 𝐴 sin 𝐵 sin 𝐶
⇒ cos 𝐴 =
2𝑏𝑐

Luas Segitiga

𝐴
𝑡 𝑏 𝑐 𝑏
𝐶 𝐵 𝐶
𝑎 𝑎 𝑎 𝑎
alas – tinggi sisi – sudut – sisi satu sisi dan semua sudut sisi – sisi – sisi

1 1 1 𝑎2 sin 𝐵 sin 𝐶 𝐿 = √𝑠(𝑠 − 𝑎)(𝑠 − 𝑏)(𝑠 − 𝑐)


𝐿 = (𝑎 × 𝑡) 𝐿 = 𝑎𝑏 sin 𝐶 𝐿= 1
2 2 2 sin 𝐴 dimana 𝑠 = (𝑎 + 𝑏 + 𝑐)
2

𝑡 a b
sin 𝐶 = =
𝑏 sin A sin B
𝑎 sin 𝐵
⇒ 𝑡 = 𝑏 sin 𝐶 ⇒𝑏=
sin 𝐴

Halaman 148 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Luas Segitiga

𝑏
𝐶
𝑎
sisi – sudut – sisi

1
𝐿= 𝑎𝑏 sin 𝐶
2

Luas Segi-n Beraturan


Misal segidelapan beraturan.

Maka segidelapan beraturan tersusun atas delapan segitiga sama kaki.


360°
Masing-masing segitiga memiliki sudut pusat sebesar 8
= 45°.

Sehingga luas segidelapan beraturan adalah delapan kali luas segitiga tersebut.

𝑟 𝑟

Luas dan Keliling


Segi-n Beraturan

360°
𝑛

𝑟 𝑟

𝟑𝟔𝟎°
sudut pusat =
𝒏
1 360°
𝐿 = 𝑛 ∙ 𝑟 2 sin ( )
2 𝑛

360°
𝐾 = 𝑛𝑟√2 (1 − cos ( ))
𝑛

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 149
Trigonometri Kelas XI IPA
Jumlah dan Selisih Dua Sudut
Alat Bukti: Lingkaran satuan dan 3 buah juring masing-masing bersudut 𝐴, 𝐵, dan (– 𝐵).
𝑅
𝑅 Diperoleh dua segitiga
𝑄
𝐵
yaitu, ∆𝑃𝑂𝑅 dan ∆𝑆𝑂𝑄 𝑂 𝑃
𝐴 𝑃 dengan ∠𝑃𝑂𝑅 = ∠𝑆𝑂𝑄
𝑂 −𝐵 sehingga, 𝑃𝑅 = 𝑆𝑄 𝑄
𝑆

𝑂
Dengan membuktikan 𝑃𝑅 = 𝑆𝑄, diperoleh: 𝑆
𝐜𝐨𝐬(𝑨 + 𝑩) = 𝐜𝐨𝐬 𝑨 𝐜𝐨𝐬 𝑩 − 𝐬𝐢𝐧 𝑨 𝐬𝐢𝐧 𝑩

𝐜𝐨𝐬(𝑨 − 𝑩) diperoleh dengan sifat relasi sudut negatif 𝐜𝐨𝐬(𝑨 + (−𝑩))


𝐬𝐢𝐧(𝑨 + 𝑩) dan 𝐬𝐢𝐧(𝑨 − 𝑩) diperoleh dengan sifat relasi sudut kuadran I

Jumlah dan Selisih Dua Sudut


sin(𝐴 ± 𝐵) = sin 𝐴 cos 𝐵 ± cos 𝐴 sin 𝐵
cos(𝐴 ± 𝐵) = cos 𝐴 cos 𝐵 ∓ sin 𝐴 sin 𝐵

Substitusi 𝑩 = 𝑨 Eliminasi
𝐬𝐢𝐧(𝑨 + 𝑨) = 𝐬𝐢𝐧 𝟐𝑨 𝐬𝐢𝐧(𝑨 + 𝑩) dengan 𝐬𝐢𝐧(𝑨 − 𝑩)
𝐜𝐨𝐬(𝑨 + 𝑨) = 𝐜𝐨𝐬 𝟐𝑨 𝐜𝐨𝐬(𝑨 + 𝑩) dengan 𝐜𝐨𝐬(𝑨 − 𝑩)

Trigonometri Sudut Rangkap Jumlah, Selisih dan Perkalian


1 1
⊕ ⊖
Sudut Rangkap Sinus Sudut Rangkap Kosinus 2 2

Sin 2𝐴 = 2 sin 𝐴 cos 𝐴 cos 2𝐴 = cos2 𝐴 − sin2 𝐴


𝑆+𝑆 2𝑆𝐶
𝑆−𝑆 2𝐶𝑆
Substitusi identitas trigonometri 𝐬𝐢𝐧𝟐 𝑨 + 𝐜𝐨𝐬 𝟐 𝑨 = 𝟏 𝐶+𝐶 2𝐶𝐶
𝐶 −𝐶 −2𝑆𝑆      

Sudut Rangkap Kosinus Yang Lain ⊕ ⊖

Sinus Kuadrat Kosinus Kuadrat


cos 2𝐴 = 1 − 2 sin2 𝐴 cos 2𝐴 = 2 cos2 𝐴 − 1

Trigonometri Setengah Sudut Khusus untuk tan(𝐴 ± 𝐵),


tangen sudut rangkap dan
Sinus Setengah Sudut Kosinus Setengah Sudut
tangen setengah sudut,
1 − cos 2𝐴 1 + cos 2𝐴
sin 𝐴 = √ cos 𝐴 = √ cukup gunakan sifat identitas
2 2
“TAN A = SINA DIPERKOSA”

Halaman 150 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Pengantar Trigonometri.

Modul Pengantar Trigonometri ini adalah suplemen untuk modul TRIK SUPERKILAT dan SMART SOLUTION UN
Matematika SMA 2013. Mengingat materi Trigonometri memerlukan penguasaan konsep dasar yang kuat pada
setiap pokok bahasan.

Pada survey yang dilakukan kepada siswa SMA menunjukkan bahwa materi Trigonometri dan Dimensi Tiga
adalah topik materi yang paling menakutkan di kalangan siswa. Jadi, tidak ada salahnya apabila pada pokok
bahasan Trigonometri ini diberikan suplemen materi pengantar Trigonometri sebagai penguat penguasaan
konsep dasar Trigonometri…

Untuk sementara hanya konsep trigonometri kelas X dan XI IPA yang dibahas. Trik Superkilat Cara Mudah
Menghafal Rumus Trigonometri kelas X dan XI IPA yang lainnya masih akan dilanjutkan dan dipublish segera….
:)

Kunjungi laman http://pak-anang.blogspot.com/2013/01/smart-solution-un-matematika-sma-2013_11.html


untuk mengunduh update materi SMART SOLUTION Pengantar Trigonometri ini… :)

Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.

Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.

Pak Anang.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 151
SKL 4. Menggunakan perbandingan, fungsi, persamaan, identitas, dan rumus trigonometri dalam pemecahan masalah.

4. 1. Menyelesaikan masalah geometri dengan menggunakan aturan sinus atau kosinus.

Nilai Perbandingan Trigonometri


Diperoleh dari sudut pada segitiga siku-siku

Kalau segitiganya nggak siku-siku. Gimana?


𝐴 𝑎 adalah sisi di depan sudut 𝐴
𝑐 𝑏 𝑏 adalah sisi di depan sudut 𝐵
𝐵 𝐶 𝑐  adalah sisi di depan sudut 𝐶
𝑎

Aturan Sinus dan Kosinus


Aturan Sinus Aturan Kosinus
“Ada dua pasangan sudut–sisi yang berhadapan” “Diketahui dan ditanyakan 3 sisi dan 1 sudut”

𝐴 ?
? 𝑏 𝑐 𝑏 𝑐 𝑏 𝑐 𝑏

𝐵 𝐶 𝐵 ?
? 𝑎
sisi – sudut – sudut sisi – sisi – sudut sisi – sudut – sisi sisi – sisi – sisi

(diketahui satu sisi dan (diketahui dua sisi dan (diketahui dua sisi dan (diketahui ketiga sisi
dua sudut) satu sudut di depannya) sudut yang diapitnya) segitiga)

𝑎 𝑏 𝑐 𝑎2 = 𝑏 2 + 𝑐 2 − 2𝑏𝑐 cos 𝐴
= = 𝑏 2 + 𝑐 2 − 𝑎2
sin 𝐴 sin 𝐵 sin 𝐶
⇒ cos 𝐴 =
2𝑏𝑐

Luas Segitiga

𝐴
𝑡 𝑏 𝑐 𝑏
𝐶 𝐵 𝐶
𝑎 𝑎 𝑎 𝑎
alas – tinggi sisi – sudut – sisi satu sisi dan semua sudut sisi – sisi – sisi

1 1 1 𝑎2 sin 𝐵 sin 𝐶 𝐿 = √𝑠(𝑠 − 𝑎)(𝑠 − 𝑏)(𝑠 − 𝑐)


𝐿 = (𝑎 × 𝑡) 𝐿 = 𝑎𝑏 sin 𝐶 𝐿= 1
2 2 2 sin 𝐴 dimana 𝑠 = (𝑎 + 𝑏 + 𝑐)
2

𝑡 a b
sin 𝐶 = =
𝑏 sin A sin B
𝑎 sin 𝐵
⇒ 𝑡 = 𝑏 sin 𝐶 ⇒𝑏=
sin 𝐴

Halaman 152 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Luas Segitiga

𝑏
𝐶
𝑎
sisi – sudut – sisi

1
𝐿= 𝑎𝑏 sin 𝐶
2

Luas Segi-n Beraturan


Misal segidelapan beraturan.

Maka segidelapan beraturan tersusun atas delapan segitiga sama kaki.


360°
Masing-masing segitiga memiliki sudut pusat sebesar 8
= 45°.

Sehingga luas segidelapan beraturan adalah delapan kali luas segitiga tersebut.

𝑟 𝑟

Luas dan Keliling


Segi-n Beraturan

360°
𝑛

𝑟 𝑟

𝟑𝟔𝟎°
sudut pusat =
𝒏
1 360°
𝐿 = 𝑛 ∙ 𝑟 2 sin ( )
2 𝑛

360°
𝐾 = 𝑛𝑟√2 (1 − cos ( ))
𝑛

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 153
LOGIKA PRAKTIS Aturan Sinus dan Aturan Kosinus:

Segitiga punya tiga unsur atau komponen penyusun, yaitu 3 sisi dan 3 sudut. Untuk menyelesaikan masalah
segitiga dengan aturan sinus atau kosinus maka perlu diperhatikan acuan sebagai berikut:

Komponen yang diketahui dan ditanyakan dari segitiga adalah 3 sisi dan 1 sudut, maka penyelesaiannya adalah
harus menggunakan aturan kosinus.

Komponen yang diketahui dan ditanyakan dari segitiga adalah 2 sisi dan 2 sudut, maka penyelesaiannya adalah:
- Jika masing-masing sisi dan sudut saling berhadapan, maka harus menggunakan aturan sinus.
- Jika masing-masing sisi dan sudut tidak saling berhadapan, maka periksa dulu apakah:
o Diketahui dua sudut, maka penyelesaiannya harus mencari sudut ketiga dulu menggunakan sifat
sudut segitiga 180°, dan dilanjutkan menggunakan aturan sinus.
o Diketahui satu sudut, maka penyelesaiannya bisa menggunakan aturan kosinus untuk mencari satu
sisi yang lain, lalu dilanjutkan dengan aturan sinus. (Atau apabila ada satu pasangan sisi sudut yang
berhadapan, bisa menggunakan aturan sinus dulu untuk menentukan pasangan sudut yang lain, lalu
menggunakan sifat sudut segitiga 180°)

Atau bisa digambarkan seperti berikut:

Periksa jumlah komponen


yang diketahui dan ditanyakan

3 sisi dan 1 sudut 2 sisi dan 2 sudut

Periksa!
Gunakan aturan kosinus Apakah kedua pasangan
sisi dan sudut tersebut
saling berhadapan

Saling berhadapan Ada yang tidak berhadapan

Periksa!
Gunakan aturan sinus Berapa jumlah sudut
yang diketahui

Dua sudut Satu sudut

Cari sudut ketiga, lalu Gunakan aturan kosinus


gunakan aturan sinus dilanjutkan dengan
aturan sinus

Halaman 154 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Tipe Soal yang Sering Muncul
Menentukan unsur atau komponen segitiga menggunakan aturan sinus atau kosinus.
Contoh Soal:
Diberikan segi empat ABCD seperti gambar di bawah!
Panjang BC adalah ….
10√2 cm B
a. 4√2 cm A
b. 6√2 cm 60°
c. 7√3 cm
d. 5√6 cm D 30° 45°
C
e. 7√6 cm

Penyelesaian:
Pertama kita mempertimbangkan apakah kita akan menggunakan aturan sinus atau aturan kosinus.
Lalu pada segitiga yang mana kita akan menerapkan aturan sinus atau kosinus tersebut.

Perhatikan gambar, terlihat ada dua segitiga.


1. ∆𝐴𝐵𝐶 dengan diketahui 1 sisi dan 1 sudut.
2. ∆𝐴𝐶𝐷 dengan diketahui 1 sisi dan 2 sudut.

Nah, ternyata ∆𝐴𝐵𝐶 tidak bisa kita terapkan aturan sinus atau kosinus, karena aturan sinus dan kosinus
bisa digunakan jika minimal diketahui 3 atau lebih unsur atau komponen dari segitiga!

Sekarang amati ∆𝐴𝐶𝐷 ternyata sudah diketahui 3 komponen segitiga, sehingga agar ∆𝐴𝐵𝐶 tepat diketahui
minimal 3 komponen maka kita harus mencari panjang 𝑨𝑪 terlebih dahulu.

Perhatikan ∆𝐴𝐶𝐷,
A Diketahui 1 sisi dan 2 sudut, ditanyakan 1 sisi 𝐴𝐶. (2 sisi dan 2 sudut)
Periksa apakah kedua pasang sisi dan sudut saling berhadapan?
? Ya! Maka pada ∆𝑨𝑪𝑫 berlaku aturan sinus:
D 30° 45°
C 𝐴𝐶 𝐴𝐷 𝐴𝐷
= ⇒ 𝐴𝐶 = × sin 𝐷
sin 𝐷 sin 𝐶 sin 𝐶
10
= × sin 30°
sin 45°
10 1
= ×
1 2
2 √2
10
=
√2
10 √2
= × (rasionalisasi penyebut bentuk akar)
√2 √2
10√2
=
2
= 5√2 cm

Nah, sekarang perhatikan ∆𝐴𝐵𝐶,

Diketahui 2 sisi dan 1 sudut, ditanyakan 1 sisi 𝐵𝐶. (3 sisi dan 1 sudut)
10√2 cm B Pasti berlaku aturan kosinus pada ∆𝑨𝑩𝑪:
A
60°
? 𝐵𝐶 2 = 𝐴𝐵2 + 𝐴𝐶 2 − 2 𝐴𝐵 𝐴𝐶 cos 𝐴
5√2 cm
2 2
C = (10√2) + (5√2) − 2(10√2)(5√2) cos 60
1
= 200 + 50 − 200 ∙
2
= 250 − 100
= 150 cm

Jadi,
𝐵𝐶 = √150 = √25√6 = 5√6 cm

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 155
Menentukan luas segi-n beraturan.
Contoh Soal:
Luas segi-12 beraturan dengan panjang jari-jari lingkaran luar 8 cm adalah ….
a. 192 cm2
b. 172 cm2
c. 162 cm2
d. 148 cm2
e. 144 cm2

Penyelesaian:
Ingat luas segitiga:

𝑏
𝐶
𝑎
sisi – sudut – sisi

1
𝐿 = 𝑎𝑏 sin 𝐶
2

Segi-12 beraturan terdiri atas 12 segitiga yang kongruen, jadi kita cukup mencari luas salah satu segitiga
penyusun segi-12 beraturan tersebut.

Perhatikan ∆𝐴𝑂𝐵,
1
𝐿∆𝐴𝑂𝐵 = 𝑂𝐴 𝑂𝐵 sin ∠𝐴𝑂𝐵
2
1
= ∙ 8 ∙ 8 ∙ sin 30°
2
O 1
= 32 ∙
𝜃 2
8 = 16 cm2
8
Jadi, luas segi-12 beraturan adalah:
A 𝐿𝑠𝑒𝑔𝑖−12 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑛 = 12 × 𝐿∆𝐴𝑂𝐵
B = 12 ∙ 16
= 192 cm2

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


Ingat luas segi-n beraturan dengan jari-jari lingkaran luar 𝑟 adalah:
1 360° 1
𝐿𝑠𝑒𝑔𝑖−𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑛 = 𝑛 ∙ 𝑟 2 sin = 12 ∙ ∙ 82 ∙ sin 30° = 192 cm2
2 𝑛 2

Halaman 156 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Menentukan keliling segi-n beraturan.
Contoh Soal:
Keliling segi-12 beraturan dengan panjang jari-jari lingkaran luar 8 cm adalah ….
a. 96√2 + √3 cm
b. 96√2 − √3 cm
c. 8√2 + √3 cm
d. 8√2 − √3 cm
e. √128 − √3 cm

Penyelesaian:
Segi-12 beraturan terdiri atas 12 segitiga yang kongruen, jadi kita cukup mencari panjang keliling pada
salah satu segitiga penyusun segi-12 beraturan tersebut, yaitu panjang sisi 𝐴𝐵.

Perhatikan ∆𝐴𝑂𝐵,
Diketahui 2 sisi dan 1 sudut ditanyakan 1 sisi 𝐴𝐵. (3 sisi dan 1 sudut)
Pasti berlaku aturan kosinus:
𝐴𝐵2 = 𝑟 2 + 𝑟 2 − 2 𝑟 𝑟 cos 𝜃
= (8)2 + (8)2 − 2(8)(8) cos 30
1
= 64 + 64 − 128 ∙ √3
O 2
𝜃 = 128 − 64√3 cm
𝑟=8
𝑟=8 Jadi,

A 𝐴𝐵 = √128 − 64√3 cm
B

Sehingga, keliling segi-12 beraturan adalah


𝐾𝑠𝑒𝑔𝑖−12 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑛 = 12 × 𝐴𝐵

= 12√128 − 64√3 cm

= 12 × √64√2 − √3 cm

= 12 × 8√2 − √3 cm

= 96√2 − √3 cm

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


Ingat keliling segi-n beraturan dengan jari-jari lingkaran luar 𝑟 adalah:
1
𝐾𝑠𝑒𝑔𝑖−𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡𝑢𝑟𝑎𝑛 = 𝑛𝑟√2(1 − cos 𝜃) = 12 ∙ 8 ∙ √2 (1 − √3) = 96√2 − √3 cm
2

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 157
Menentukan volume bangun ruang menggunakan aturan sinus atau kosinus.
D F
Contoh Soal:
Diberikan prisma tegak segitiga ABC.DEF dengan
panjang rusuk 𝐴𝐵 = 6 cm, 𝐵𝐶 = 3√7 cm, dan 𝐴𝐶 = 3 cm.
E
Tinggi prisma adalah 20 cm. Volume prisma adalah ….
a. 55√2 cm3
b. 60√2 cm3
c. 75√3 cm3 A
d. 90√3 cm3 C
e. 120√3 cm3

Penyelesaian: B
Perhatikan prisma tegak segitiga ABC.DEF berikut:
D F

A
C

Perhatikan ∆𝐴𝐵𝐶,
A 3 cm C

6 cm
3√7 cm

Ingat lagi tentang luas segitiga,

𝐴
𝑡 𝑏 𝑐 𝑏
𝐶 𝐵 𝐶
𝑎 𝑎 𝑎 𝑎
alas – tinggi sisi – sudut – sisi satu sisi dan semua sudut sisi – sisi – sisi

1 1 1 𝑎2 sin 𝐵 sin 𝐶 𝐿 = √𝑠(𝑠 − 𝑎)(𝑠 − 𝑏)(𝑠 − 𝑐)


𝐿 = (𝑎 × 𝑡) 𝐿 = 𝑎𝑏 sin 𝐶 𝐿= 1
2 2 2 sin 𝐴 dimana 𝑠 = (𝑎 + 𝑏 + 𝑐)
2

Ternyata kita bisa menggunakan rumus 𝐿 = √𝑠(𝑠 − 𝑎)(𝑠 − 𝑏)(𝑠 − 𝑐).


Yang jadi masalah adalah ada sisi yang memuat bentuk akar. Repot deh perkaliannya nanti.
1
Pilih saja rumus luas segitiga yang 𝐿 = 2 𝑎𝑏 sin 𝐶, dengan catatan kita harus tahu salah satu sudut dari
segitiga tersebut.

Akan dicari salah satu sudut segitiga (misalkan ∠𝐵), dengan diketahui 3 sisi segitiga. (3 sisi dan 1 sudut)
Pasti berlaku aturan kosinus, yaitu:
𝐴𝐶 2 = 𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶 2 − 2 𝐴𝐵 𝐵𝐶 cos 𝐴𝐵

Halaman 158 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Sehingga,
𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶 2 − 𝐴𝐶 2
𝐴𝐶 2 = 𝐴𝐵2 + 𝐵𝐶 2 − 2 𝐴𝐵 𝐵𝐶 cos 𝐵 ⇒ cos 𝐵 =
2 ∙ 𝐴𝐵 ∙ 𝐴𝐶
2
(6) + (3√7) − (3)2
2
=
2(6)(3√7)
36 + 63 − 9
=
36√7
90
=
36√7
5
=
2√7

Jadi,
5
cos 𝐵 =
2√7

Nilai kosinus tersebut bisa dinyatakan pada segitiga siku-siku berikut,

2√7
√3
B
5

Sehingga akan diperoleh nilai sinus dari ∠𝐵,


√3
sin 𝐵 =
2√7
1
Dari nilai sinus ∠𝐵 dan panjang sisi 𝐴𝐵 dan 𝐵𝐶 dan rumus luas segitiga 𝐿 = 2 𝑎𝑏 sin 𝐶 diperoleh luas
segitiga 𝐴𝐵𝐶, yaitu:

1
𝐿∆𝐴𝐵𝐶 = 𝐴𝐵 𝐵𝐶 sin ∠𝐵
2
1 √3
= (6)(3√7) ( )
2 2√7
9
= √3 cm2
2

Jadi, volum prisma tersebut adalah:

𝑉 = 𝐿𝑎 × 𝑡
= 𝐿∆𝐴𝐵𝐶 × 𝑡
9
= √3 × 20
2
= 90√3 cm3

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 159
Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:

1. Diketahui segienam beraturan. Jika jari-jari lingkaran luar segienam beraturan adalah 10 satuan, maka
luas segienam beraturan tersebut adalah ....
A. 150 satuan luas 𝑛 360° TRIK SUPERKILAT:
𝐿𝑠𝑒𝑔𝑖−𝑛 = 𝑟 2 sin
2 𝑛 Karena bangunnya adalah segienam, berarti
B. 150 2 satuan luas 6 360° sudut pusatnya 60°, sementara jari-jari
⇒ 𝐿𝑠𝑒𝑔𝑖−6 = (10)2 sin lingkaran luar adalah bilangan bulat tanpa
C. 150 3 satuan luas 2 6
D. 300 satuan luas = 3 ∙ 100 ∙ sin 60° bentuk akar, jadi jawabannya pasti memuat
1 √3 yang berasal dari nilai sin 60°. Dari sini
E. 300 2 satuan luas = 300 ∙ √3
2 tanpa menghitung kita akan tahu bahwa
= 150√3 jawaban yang benar hanya C saja.

2. Panjang jari-jari lingkaran luar segidelapan beraturan adalah 6 cm. keliling segidelapan tersebut adalah ....
A. 06 2  2 cm 360°
𝑥 = √𝑟 2 + 𝑟 2 − 2 ∙ 𝑟 ∙ 𝑟 ∙ cos
𝑛
B. 12 2  2 cm
360° 360°
C. 36 2  2 cm 𝐾𝑠𝑒𝑔𝑖−𝑛 = 𝑛 ∙ 𝑥 = 𝑛 ∙ (√𝑟 2 + 𝑟 2 − 2 ∙ 𝑟 ∙ 𝑟 ∙ cos ) = 𝑛 ∙ (√2𝑟 2 (1 − cos ))
𝑛 𝑛
D. 48 2  2 cm
6 6 1
E. 72 2  2 cm ⇒ 𝐾𝑠𝑒𝑔𝑖−8 = 8 ∙ 6 (√2 (1 − 2 √2) )
𝑥

= 48√2 − √2 cm

3. Luas segi-12 beraturan adalah 192 cm2. Keliling segi-12 beraturan tersebut adalah ....
1 2𝜋
𝐿 = 12 ∙ ∙ 𝑟 2 ∙ sin ( ) ⇒ 192 = 3𝑟 2 ⇒ 𝑟 2 = 64 ⇒ 𝑟 = 8 cm
A. 96 2  3 cm 2 12
360°
B. 96 2  3 cm 𝑥 = √𝑟 2 + 𝑟 2 − 2 ∙ 𝑟 ∙ 𝑟 ∙ cos
𝑛

C. 8 2  3 cm 𝐾𝑠𝑒𝑔𝑖−𝑛 = 𝑛 ∙ 𝑥 = 𝑛 ∙ (√𝑟 2 + 𝑟 2 − 2 ∙ 𝑟 ∙ 𝑟 ∙ cos


360°
) = 𝑛 ∙ (√2𝑟 2 (1 − cos
360°
))
𝑛 𝑛

8
D. 8 2  3 cm
8 1
⇒ 𝐾𝑠𝑒𝑔𝑖−8 = 12 ∙ 6 (√2 (1 − √3) )
E. 128  3 cm 2
𝑥
= 96√2 − √3 cm

4. Keliling suatu segienam beraturan adalah 72 cm. Luas segienam tersebut adalah ....
A. 432 3 cm Karena bangun 𝑛 360° TRIK SUPERKILAT:
segienam, maka 𝐿𝑠𝑒𝑔𝑖−𝑛 = 𝑟 2 sin Karena segienam, berarti sudut
B. 432 cm 2 𝑛 pusatnya 60°, sementara jari-jari
segitiga yang 6 360° lingkaran luar adalah bilangan
C. 216 3 cm terbentuk adalah ⇒ 𝐿𝑠𝑒𝑔𝑖−6 = (12)2 sin
segitiga sama sisi. 2 6 bulat tanpa bentuk akar, jadi
D. 216 2 cm 12 12 Akibatnya semua sisi = 3 ∙ 144 ∙ sin 60° jawabannya pasti memuat √3
1 yang berasal dari nilai sin 60°. Dari
E. 216 cm segitiga adalah 12 cm. = 432 ∙ √3 sini tanpa menghitung kita akan
2 tahu bahwa jawaban yang benar
12 = 216√3 cm2 hanya A atau C saja.

Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.

Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.

Pak Anang.

Halaman 160 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
4. 2. Menyelesaikan persamaan trigonometri.

Nilai Perbandingan Trigonometri

Tabel Nilai Trigonometri

𝜽 𝐬𝐢𝐧 𝜽 𝐜𝐨𝐬 𝜽 𝐭𝐚𝐧 𝜽


0° 0 1 0

1 1 1
30° √3 √3
2 2 3
1 1
45° √2 √2 1
2 2
1 1
60° √3 √3
2 2

90° 1 0 −

Kuadran Relasi Sudut Periodisasi


90° Periksa Sudut sin 𝑥 = sin(□ + 𝑛 ∙ 𝟑𝟔𝟎°)
sin + Semua +
Kuadran II Kuadran I 𝑥 (180° − 𝑥)
0° Pilih Acuan
180°
360° cos 𝑥 = cos(□ + 𝑛 ∙ 𝟑𝟔𝟎°)
Kuadran III Kuadran IV
tan + cos +
Genap Ganjil 𝑥 (−𝑥)
270° 180° ± α 90° ± 𝛼
360° − α 270° ± 𝛼 tan 𝑥 = tan(□ + 𝑛 ∙ 𝟏𝟖𝟎°)

SEMUA SINdikat 𝑥
TANgan KOSong Fungsi
Fungsi Berubah dimana 𝑛 bilangan bulat
Tetap sin ↔ cos
tan ↔ cot

Grafik Persamaan Trigonometri


Cek Kuadran
sin 𝛼 Tanda ± sin 𝑥 = sin 𝛼 ⇒ 𝑥 = □ + 𝑛 ∙ 𝟑𝟔𝟎°
360°

𝛼 (180° − 𝛼)
Selesai
cos 𝛼 cos 𝑥 = cos 𝛼 ⇒ 𝑥 = □ + 𝑛 ∙ 𝟑𝟔𝟎°
360°
𝛼 (−𝛼)

tan 𝛼 Relasi Sudut Negatif tan 𝑥 = tan 𝛼 ⇒ 𝑥 = □ + 𝑛 ∙ 𝟏𝟖𝟎°


360° sin(−𝛼) = − sin 𝛼 𝛼
cos(−𝛼) = cos 𝛼
tan(−𝛼) = − tan 𝛼 dimana 𝑛 bilangan bulat

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 161
LOGIKA PRAKTIS Pengerjaan Persamaan Trigonometri:

Persamaan Trigonometri Peta konsep di samping bisa diterjemahkan sebagai berikut:

Sederhana
o Jika ada persamaan sin 𝑥 = sin 𝛼, maka penyelesaiannya
adalah:
sin 𝑥 = sin 𝛼 ⇒ 𝑥 = □ + 𝑛 ∙ 𝟑𝟔𝟎°
𝑥1 = 𝛼 + 𝑛 ∙ 360°
𝛼 (180° − 𝛼) 𝑥2 = (180° − 𝛼) + 𝑛 ∙ 360°

cos 𝑥 = cos 𝛼 ⇒ 𝑥 = □ + 𝑛 ∙ 𝟑𝟔𝟎° o Jika ada persamaan cos x = cos α, maka penyelesaiannya
adalah:
𝛼 (−𝛼)
x1 = 𝛼 + 𝑛 ∙ 360°
x2 = (−α) + 𝑛 ∙ 360°
tan 𝑥 = tan 𝛼 ⇒ 𝑥 = □ + 𝑛 ∙ 𝟏𝟖𝟎°

𝛼 o Jika ada persamaan tan x = tan α, maka penyelesaiannya


adalah:
dimana 𝑛 bilangan bulat x = 𝛼 + 𝑛 ∙ 180°

Nah, proses menentukan persamaan trigonometri sederhana adalah melalui manipulasi aljabar menggunakan
identitas trigonometri pada persamaan awal pada soal.

Jadi logika praktisnya bisa tergambar dalam diagram di bawah:

Misal ditanyakan tentukan himpunan penyelesaian dari:

Persamaan Awal pada Soal cos 4𝑥 − cos 2𝑥 = −1

⇒ (2 cos 2 2𝑥 − 1) − cos 2𝑥 = −1
Manipulasi Aljabar Identitas Trigonometri ⇔ 2 cos 2 2𝑥 − cos 2𝑥 − 1 = −1
⇔ 2 cos 2 2𝑥 − cos 2𝑥 = 0
⇔ cos 2𝑥 (2 cos 2𝑥 − 1) = 0

1
Diperoleh Persamaan Trigonometri Sederhana ⇔ cos 2𝑥 = 0 atau cos 2𝑥 =
2

sin 𝑥 = sin 𝛼 cos 𝑥 = cos 𝛼 tan 𝑥 = tan 𝛼


Jadi, untuk cos 2𝑥 = 0 = cos 90°, maka
2𝑥1 = 90° + 𝑛 ∙ 360° ⇒ 𝑥1 = 45° + 𝑛 ∙ 180°
2𝑥2 = −90° + 𝑛 ∙ 360° ⇒ 𝑥2 = −45° + 𝑛 ∙ 180°
Cari Himpunan Penyelesaian
1
Jadi, untuk cos 2𝑥 = = cos 60°, maka
2
2𝑥1 = 60° + 𝑛 ∙ 360° ⇒ 𝑥1 = 30° + 𝑛 ∙ 180°
2𝑥2 = −60° + 𝑛 ∙ 360° ⇒ 𝑥2 = −30° + 𝑛 ∙ 180°

Dst… dst…. Sehingga akan diperoleh


himpunan nilai 𝑥 yang memenuhi
persamaan trigonometri tersebut.

Halaman 162 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
LOGIKA PRAKTIS Menyusun Rumus Persamaan Trigonometri dengan Panduan Grafik Trigonometri:

Inti permasalahan tentang persamaan trigonometri adalah


Grafik menemukan sudut-sudut yang menghasilkan suatu nilai
perbandingan trigonometri. Sudut-sudut tersebut berulang untuk
periode periode tertentu.
360°
Misalnya, berapa saja sih sudut yang dapat menghasilkan nilai
sinus sama dengan 1?
periode
Pernyataan di atas bisa dituliskan dalam bentuk:
360°
sin 𝑥 = 1 = sin 90° ⇒ 𝑥 = 90°

periode Nah, karena sudah hafal tabel nilai trigonometri dan paham
tentang konsep dasar perbandingan trigonometri, maka bisa
360° ditentukan nilai sinus sama dengan 1 dipenuhi oleh sin 90°.

Padahal, fungsi sinus memiliki grafik yang berulang-ulang sesuai


periodenya masing-masing. Sehingga, untuk nilai sinus sama
Daerah kuadran bernilai positif dengan 1 tidak hanya dipenuhi oleh sudut 90°. Namun, masih
banyak lagi sudut yang menghasilkan nilai sinus sama dengan 1.

Bagaimana cara mudah menyusun rumus perbandingan trigonometrinya?

Perhatikan gambar di atas.

Grafik sinus berulang-ulang naik turun, seperti huruf “S” tidur terbalik.
Berulang-ulangnya setiap 360°. “ “

Sekarang perhatikan grafiknya, nilai awal grafik sinus di kuadran I


adalah positif. Nilai sinus akan kembali positif di kuadran II.

Jadi,
sin 𝑥 = sin 𝛼 ⇒ 𝑥 = □ + 𝑛 ∙ 𝟑𝟔𝟎°

𝛼 (180° − 𝛼)

Grafik kosinus berulang-ulang turun naik seperti huruf “C” tidur.


Berulang-ulangnya setiap 360°. “ “

Sekarang perhatikan grafiknya, nilai awal grafik kosinus di kuadran I


adalah positif. Nilai kosinus akan kembali positif di kuadran IV.
(karena grafiknya simetris terhadap sumbu Y, maka kuadran sebelah
kiri kuadran I juga positif, kan ya?).

Jadi,
cos 𝑥 = cos 𝛼 ⇒ 𝑥 = □ + 𝑛 ∙ 𝟑𝟔𝟎°

𝛼 (−𝛼)

Grafik tangen berulang-ulang naik terputus-putus. Berulang setiap 180°.


Sekarang perhatikan grafiknya, nilai positif hanya di kuadran I dan
berulang-ulang setiap 180°.

Jadi,
tan 𝑥 = tan 𝛼 ⇒ 𝑥 = □ + 𝑛 ∙ 𝟏𝟖𝟎°

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 163
Tipe Soal yang Sering Muncul
Menentukan himpunan penyelesaian dari persamaan trigonometri.
Contoh Soal:
Himpunan penyelesaian dari cos 4𝑥 − cos 2𝑥 = −1 ; 0 ≤ 𝑥 ≤ 360° adalah ….
a. {30°, 45°, 135°, 150°, 210°, 225°, 315°, 330°}
b. {30°, 60°, 135°, 180°, 210°, 225°, 300°, 330°}
c. {0°, 30°, 135°, 150°, 210°, 225°, 300°, 330°}
d. {30°, 45°, 120°, 135°, 210°, 225°, 300°}
e. {30°, 45°, 135°, 150°, 240°, 225°, 315°}

Penyelesaian:

cos 4𝑥 − cos 2𝑥 = −1
2
⇒ (2 cos 2𝑥 − 1) − cos 2𝑥 = −1
⇔ 2 cos2 2𝑥 − cos 2𝑥 − 1 = −1
⇔ 2 cos2 2𝑥 − cos 2𝑥 = 0
⇔ cos 2𝑥 (2 cos 2𝑥 − 1) = 0
1
⇔ cos 2𝑥 = 0 atau cos 2𝑥 = 2

Jadi, untuk cos 2𝑥 = 0 = cos 90°, maka


2𝑥1 = 90° + 𝑛 ∙ 360° ⇒ 𝑥1 = 45° + 𝑛 ∙ 180°
untuk 𝑛 = 0 ⇒ 𝑥 = 45°
untuk 𝑛 = 1 ⇒ 𝑥 = 225°
2𝑥2 = −90° + 𝑛 ∙ 360° ⇒ 𝑥2 = −45° + 𝑛 ∙ 180°
untuk 𝑛 = 1 ⇒ 𝑥 = 225°
untuk 𝑛 = 2 ⇒ 𝑥 = 315°
1
Jadi, untuk cos 2𝑥 = 2 = cos 60°, maka
2𝑥1 = 60° + 𝑛 ∙ 360° ⇒ 𝑥1 = 30° + 𝑛 ∙ 180°
untuk 𝑛 = 0 ⇒ 𝑥 = 30°
untuk 𝑛 = 1 ⇒ 𝑥 = 210°

2𝑥2 = −60° + 𝑛 ∙ 360° ⇒ 𝑥1 = −30° + 𝑛 ∙ 180°


untuk 𝑛 = 1 ⇒ 𝑥 = 150°
untuk 𝑛 = 2 ⇒ 𝑥 = 330°

Sehingga himpunan penyelesaian adalah {30°, 45°, 135°, 150°, 210°, 225°, 315°, 330°}.

Halaman 164 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:

1. Himpunan penyelesaian persamaan cos2x  2 cos x  1; 0  x  2π adalah ....


cos 2𝑥 − 2 cos 𝑥 = −1 𝜋
1 3 cos 𝑥 = 0 = cos
A. {0, π, π, 2π } ⇒ (2 cos 2 𝑥 − 1) − 2 cos 𝑥 + 1 = 0 2
2 2 Penyelesaiannya:
⇔ 2 cos 2 𝑥 − 2 cos 𝑥 = 0 𝜋
1 2 2 cos 𝑥 (cos 𝑥 − 1) = 0 𝑥 = ± + 𝑘 ∙ 2𝜋
B. {0, π, π, 2π } ⇔ 2
2 3 ⇔ 2 cos 𝑥 = 0 atau cos 𝑥 − 1 = 0 𝜋 𝜋
⇔ cos 𝑥 = 0   cos 𝑥 = 1 1) 𝑥 = + 𝑘 ∙ 2𝜋 2) 𝑥 = − + 𝑘 ∙ 2𝜋
1 3 2 2
C. {0, π, π, π, } =
𝜋
= 𝜋
3
2 2 2 2

1 2 cos 𝑥 = 1 = cos 0
D. {0, π, π } Penyelesaiannya:
2 3
𝑥 = 0 + 𝑘 ∙ 2𝜋
1
E. {0, π, π } 3) 𝑥 = 0 + 𝑘 ∙ 2𝜋
2 = 0, 2𝜋

Jadi jawabannya sebenarnya tidak ada karena untuk interval 0 < 𝑥 < 2𝜋
𝜋 3
maka yang memenuhi hanya { , 𝜋}
2 2
𝜋 3
Jika intervalnya diubah 0 ≤ 𝑥 ≤ 2𝜋, maka penyelesaiannya {0, , 𝜋, 2𝜋}
2 2

2. Himpunan penyelesaian persamaan cos4x  3sin 2x  1 ; 0  x  180 adalah ....


1
A. {120, 150} cos 4𝑥 + 3 sin 𝑥 = −1 sin 2𝑥 = − = − sin 30° = sin(−30°)
2
(1 − 2 sin 2𝑥) + 3 sin 2𝑥 + 1 = 0 2
B. {150, 165}⇒ 2 1
⇔ −2 sin 2𝑥 + 3 sin 2𝑥 + 2 = 0 sin 2𝑥 = − = − sin 150° = sin(−150°)
C. {30, 150} ⇔ (−sin 2𝑥 + 2)(2 sin 2𝑥 + 1) = 0
2
Penyelesaiannya:
D. {30, 165} ⇔ − sin 2𝑥 + 2 = 0 atau 2 sin 2𝑥 + 1 = 0
1 1) 𝑥 = −30° + 𝑘 ∙ 360° 2) 𝑥 = −150° + 𝑘 ∙ 360°
E. {15, 105} ⇔ sin 2𝑥 = 2 (mustahil)   sin 2𝑥 = − = −15° + 𝑘 ∙ 180° = −75° + 𝑘 ∙ 180°
2
= 165° = 105°

Soal ini tidak ada jawabannya,


mungkin maksudnya pilihan
jawaban B bukan 150°, tapi
salah ketik. Seharusnya 105°.

3. Himpunan penyelesaian persamaan cos 2 x  2 sin x  1 ; 0  x  2 π adalah ....


3π cos 2𝑥 − 2 sin 𝑥 = 1 sin 𝑥 = 0 = sin 0 = sin 𝜋
A. {0, π, , 2π} ⇒ (1 − 2 sin2 𝑥) − 2 sin 2𝑥 − 1 = 0 3𝜋
2 sin 𝑥 = −1 = sin
⇔ −2 sin2 𝑥 − 2 sin 𝑥 = 0 2
4π ⇔ −2 sin 𝑥 (sin 𝑥 + 1) = 0 Penyelesaiannya:
B. {0, π, , 2π}
3 ⇔ −2 sin 𝑥 = 0 atau sin 𝑥 + 1 = 0
⇔ sin 𝑥 = 0       sin 𝑥 = −1 1) 𝑥 = 0 + 𝑘 ∙ 2𝜋 2) 𝑥 = 𝜋 + 𝑘 ∙ 2𝜋
2
C. {0, π, π, 2π} =0 =𝜋
3
TRIK SUPERKILAT:
D. {0, π, 2π}
Satu-satunya jawaban yang tidak memuat 3𝜋
3) 𝑥 = + 𝑘 ∙ 2𝜋
3π 2𝜋 adalah E. Perhatikan batas yang 2
E. {0, π, } diminta soal. 2𝜋 tidak diikutkan.  =
3𝜋
2 2

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 165
4. Himpunan penyelesaian persamaan cos2x  3 cos x  2  0 untuk 0  x  2π adalah ....
cos 2𝑥 − 3 cos 𝑥 + 2 = 0 1 𝜋
 π 3  cos 𝑥 = = cos
A. 0, , π, 2π  ⇒ 2
(2 cos 𝑥 − 1) − 3 cos 𝑥 + 2 = 0 2 3
 2 2  ⇔ 2 cos 2 𝑥 − 3 cos 𝑥 + 1 = 0 Penyelesaiannya:
𝜋
 π 5  ⇔ (2 cos 𝑥 − 1)(cos 𝑥 − 1) = 0 𝑥 = ± + 𝑘 ∙ 2𝜋
B. 0, , π, 2π  ⇔ 2 cos 𝑥 − 1 = 0 atau cos 𝑥 − 1 = 0 3
 3 3  1
𝜋 𝜋
1) 𝑥 = + 𝑘 ∙ 2𝜋 2) 𝑥 = − 3 + 𝑘 ∙ 2𝜋
⇔ cos 𝑥 =   cos 𝑥 = 1 3
 π 3  2 =
𝜋 5
C. 0, , π, 2π  3
= 𝜋
3
 3 2 
 π 2  cos 𝑥 = 1 = cos 0
D. 0, , π, π  Penyelesaiannya:
 2 3  𝑥 = 0 + 𝑘 ∙ 2𝜋
 π 
E. 0, , π, 2π  3) 𝑥 = 0 + 𝑘 ∙ 2𝜋
 2  = 0, 2𝜋

Jadi jawabannya sebenarnya tidak ada karena untuk interval 0 ≤ 𝑥 < 2𝜋


𝜋 5
maka yang memenuhi hanya {0, , 𝜋}
3 3
𝜋 5
Jika intervalnya diubah 0 ≤ 𝑥 ≤ 2𝜋, maka penyelesaiannya {0, , 𝜋, 2𝜋}
3 3

Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.

Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.

Pak Anang.

Halaman 166 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
4. 3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan nilai perbandingan trigonometri yang menggunakan rumus
jumlah dan selisih sinus, kosinus dan tangent serta jumlah dan selisih dua sudut.

Trigonometri Kelas XI IPA


Jumlah dan Selisih Dua Sudut
Alat Bukti: Lingkaran satuan dan 3 buah juring masing-masing bersudut 𝐴, 𝐵, dan (– 𝐵).
𝑅
𝑅 Diperoleh dua segitiga
𝑄
𝐵
yaitu, ∆𝑃𝑂𝑅 dan ∆𝑆𝑂𝑄 𝑂 𝑃
𝐴 𝑃 dengan ∠𝑃𝑂𝑅 = ∠𝑆𝑂𝑄
𝑂 −𝐵 sehingga, 𝑃𝑅 = 𝑆𝑄 𝑄
𝑆

𝑂
Dengan membuktikan 𝑃𝑅 = 𝑆𝑄, diperoleh: 𝑆
𝐜𝐨𝐬(𝑨 + 𝑩) = 𝐜𝐨𝐬 𝑨 𝐜𝐨𝐬 𝑩 − 𝐬𝐢𝐧 𝑨 𝐬𝐢𝐧 𝑩

𝐜𝐨𝐬(𝑨 − 𝑩) diperoleh dengan sifat relasi sudut negatif 𝐜𝐨𝐬(𝑨 + (−𝑩))


𝐬𝐢𝐧(𝑨 + 𝑩) dan 𝐬𝐢𝐧(𝑨 − 𝑩) diperoleh dengan sifat relasi sudut kuadran I

Jumlah dan Selisih Dua Sudut


sin(𝐴 ± 𝐵) = sin 𝐴 cos 𝐵 ± cos 𝐴 sin 𝐵
cos(𝐴 ± 𝐵) = cos 𝐴 cos 𝐵 ∓ sin 𝐴 sin 𝐵

Substitusi 𝑩 = 𝑨 Eliminasi
𝐬𝐢𝐧(𝑨 + 𝑨) = 𝐬𝐢𝐧 𝟐𝑨 𝐬𝐢𝐧(𝑨 + 𝑩) dengan 𝐬𝐢𝐧(𝑨 − 𝑩)
𝐜𝐨𝐬(𝑨 + 𝑨) = 𝐜𝐨𝐬 𝟐𝑨 𝐜𝐨𝐬(𝑨 + 𝑩) dengan 𝐜𝐨𝐬(𝑨 − 𝑩)

Trigonometri Sudut Rangkap Jumlah, Selisih dan Perkalian


1 1
⊕ ⊖
Sudut Rangkap Sinus Sudut Rangkap Kosinus 2 2

Sin 2𝐴 = 2 sin 𝐴 cos 𝐴 cos 2𝐴 = cos2 𝐴 − sin2 𝐴


𝑆+𝑆 2𝑆𝐶
𝑆−𝑆 2𝐶𝑆
Substitusi identitas trigonometri 𝐬𝐢𝐧𝟐 𝑨 + 𝐜𝐨𝐬 𝟐 𝑨 = 𝟏 𝐶+𝐶 2𝐶𝐶
𝐶 −𝐶 −2𝑆𝑆      

Sudut Rangkap Kosinus Yang Lain ⊕ ⊖

Sinus Kuadrat Kosinus Kuadrat


cos 2𝐴 = 1 − 2 sin2 𝐴 cos 2𝐴 = 2 cos2 𝐴 − 1

Trigonometri Setengah Sudut Khusus untuk tan(𝐴 ± 𝐵),


tangen sudut rangkap dan
Sinus Setengah Sudut Kosinus Setengah Sudut
tangen setengah sudut,
1 − cos 2𝐴 1 + cos 2𝐴
sin 𝐴 = √ cos 𝐴 = √ cukup gunakan sifat identitas
2 2
“TAN A = SINA DIPERKOSA”

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 167
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Cara Menghafal Rumus Trigonometri Jumlah Selisih Dua Sudut.

Intisari dari masalah tentang jumlah selisih sinus kosinus tangen serta masalah tentang jumlah selisih dua sudut
adalah kita harus memahami bagaimana konsep awal dari cos(𝐴 + 𝐵). Begitu konsep awal ini dipahami, maka
dengan menggunakan konsep-konsep dasar trigonometri di kelas X, maka semua konsep tentang trigonometri
di kelas XI IPA akan segera muncul satu-persatu dengan sendirinya.

Untuk mendampingi pemahaman konsep dasar yang sudah diperoleh lewat pembelajaran di sekolah, kali ini
Pak Anang akan membagikan konsep LOGIKA PRAKTIS dalam menyusun rumus jumlah selisih dua sudut
sebagai berikut:

Konsep awal yang harus diingat adalah sin(𝐴 ± 𝐵) dan cos(𝐴 ± 𝐵).

sin(𝐴 ± 𝐵) = sin 𝐴 cos 𝐵 ± cos 𝐴 sin 𝐵


cos(𝐴 ± 𝐵) = cos 𝐴 cos 𝐵 ∓ sin 𝐴 sin 𝐵

Perhatikan, untuk sin(𝐴 ± 𝐵), diawali huruf “S”, yang secara kreatif imajinatif dimaknai dengan:
 SELANG-SELING Keterangan:
Selang-seling diambil dari bahasa Jawa,
 SIN artinya adalah pola yang selalu bergantian.
 SAMA

“SELANG-SELING”
dimulai dari SIN

𝐬𝐢𝐧(𝑨 ± 𝑩)
SAMA
tanda plus minusnya Keterangan:
Kalau cos(𝐴 ± 𝐵) berarti kebalikannya.

 SELANG-SELING diawali SIN >< Kembar diawali COS


 SAMA >< BERBEDA
Tanda SAMA

sin(𝐴 + 𝐵) = sin 𝐴 cos 𝐵 + cos 𝐴 sin 𝐵


sin(𝐴 − 𝐵) = sin 𝐴 cos 𝐵 − cos 𝐴 sin 𝐵
Dimulai dari SIN

“SELANG-SELING”,
bergantian SIN COS lalu COS SIN

Jadi, untuk cos(𝐴 ± 𝐵) tinggal membalik konsep menghafal rumus sin(𝐴 ± 𝐵) di atas.
 Tidak SELANG-SELING (KEMBAR)
 Bukan SIN (Jadi, dimulai dari cos)
 Tidak SAMA (Tanda plus minus berbeda)
Tanda BEDA

cos(𝐴 + 𝐵) = cos 𝐴 cos 𝐵 − sin 𝐴 sin 𝐵


cos(𝐴 − 𝐵) = cos 𝐴 cos 𝐵 + sin 𝐴 sin 𝐵
Dimulai dari COS

KEMBAR,
bergantian COS COS lalu SIN SIN
Halaman 168 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Cara Menghafal Rumus Trigonometri Sudut Rangkap.

Masih ingat dengan konsep rumus jumlah sudut sinus kosinus pada halaman sebelumnya……??

sin(𝐴 + 𝐵) = sin 𝐴 cos 𝐵 + cos 𝐴 sin 𝐵


dan
cos(𝐴 + 𝐵) = cos 𝐴 cos 𝐵 − sin 𝐴 sin 𝐵

Asyik….

Nah, konsep kedua yang harus melekat kuat di otak adalah tentang sin 2𝐴 dan cos 2𝐴, diperoleh dari rumus
sin(𝐴 + 𝐵) dan cos(𝐴 + 𝐵) dengan mengganti 𝐵 = 𝐴.

sin(𝐴 + 𝐵) dan cos(𝐴 + 𝐵)

Ganti 𝐵 = 𝐴

sin 2𝐴 dan cos 2𝐴

Konsep untuk mendapatkan sin 2𝐴 adalah:

sin(𝐴 + 𝐵) = sin 𝐴 cos 𝐵 + cos 𝐴 sin 𝐵

sin(𝐴 + 𝐴) = sin 𝐴 cos 𝐴 + cos 𝐴 sin 𝐴

sin 2𝐴 = 2 sin 𝐴 cos 𝐴

Konsep untuk mendapatkan cos 2𝐴 adalah:

cos(𝐴 + 𝐵) = cos 𝐴 cos 𝐵 − sin 𝐴 sin 𝐵

cos(𝐴 + 𝐴) = cos 𝐴 cos 𝐴 − sin 𝐴 sin 𝐴

cos 2𝐴 = cos2 𝐴 − sin2 𝐴

Jadi,

sin 2𝐴 = 2 sin 𝐴 cos 𝐴


cos 2𝐴 = cos2 𝑥 − sin2 𝑥

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 169
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Cara Menghafal Rumus Kosinus Sudut Rangkap yang Lain.

Masih ingat dengan konsep rumus kosinus sudut rangkap pada halaman sebelumnya……??

cos 2𝐴 = cos 2 𝐴 − sin2 𝐴

Asyik….

Nah, konsep ketiga yang harus melekat kuat di otak adalah tentang rumus cos 2𝐴 yang lainnya. Rumus kosinus
sudut rangkap yang lain diperoleh dari cos 2𝐴 dengan mensubstitusikan identitas trigonometri Pythagoras.

cos 2𝐴 = cos 2 𝐴 − sin2 𝐴

Substitusi sin2 𝐴 + cos2 𝐴 = 1

cos 2𝐴 = 2 cos 2 𝐴 − 1 cos 2𝐴 = 1 − 2 sin2 𝐴

Konsep untuk mendapatkan cos 2𝐴 = 2 cos2 𝐴 − 1 adalah:

cos 2𝐴 = cos 2 𝐴 − sin2 𝐴


sin2 𝐴 + cos 2 𝐴 = 1
⇒ sin2 𝐴 = 1 − cos2 𝐴
cos 2𝐴 = cos 2 𝐴 − (1 − cos 2 𝐴)

cos 2𝐴 = 2 cos 2 𝐴 − 1

Konsep untuk mendapatkan cos 2𝐴 = 1 − 2 sin2 𝐴 adalah:

cos 2𝐴 = cos 2 𝐴 − sin2 𝐴


sin2 𝐴 + cos 2 𝐴 = 1
⇒ cos 2 𝐴 = 1 − sin2 𝐴
cos 2𝐴 = (1 − sin2 𝐴) − sin2 𝐴

cos 2𝐴 = 1 − 2 sin2 𝐴

TRIK SUPERKILAT cara menghafalkannya adalah:

Perhatikan selalu ada angka 1, selalu ada 2sin2 atau 2cos2. Polanya selalu bentuk pengurangan.

cos 2𝐴 = 𝑪 𝑰 cos 2𝐴 = 2 𝐜os2 𝐴 − 𝟏

cos 2𝐴 = 𝑪 𝑰 𝑺

Keterangan TRIK SUPERKILAT:


cos 2𝐴 = 𝑰 𝑺 cos 2𝐴 = 𝟏 − 2 𝐬in2 𝐴
 Ingat posisi huruf alfabet,
posisi C lebih awal dari S.
 Gunakan singkatan CIS, jadi
cos 2𝐴 memiliki dua bentuk
lain, yaitu CI dan IS.

Halaman 170 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Cara Menghafal Rumus Trigonometri Setengah Sudut.

Masih ingat dengan konsep rumus kosinus sudut rangkap Pythagoras pada halaman sebelumnya……??

cos 2𝐴 = 2 cos 2 𝐴 − 1
cos 2𝐴 = 1 − 2 sin2 𝐴

Asyik….

Nah, konsep keempat yang harus melekat kuat di otak adalah tentang rumus trigonometri setengah sudut.
Rumus trigonometri setengah sudut diperoleh dari konsep “cos 2𝐴 Pythagoras”.
Pak Anang menyebut rumus cos 2𝐴 Pythagoras untuk dua konsep atau rumus di atas.

“cos 2𝐴 Pythagoras”

cos 2𝐴 = 2 cos 2 𝐴 − 1 cos 2𝐴 = 1 − 2 sin2 𝐴

Invers, “pindah ruas” sampai diperoleh cos 𝐴 dan sin 𝐴

1 + cos 2𝐴 1 − cos 2𝐴
cos 𝐴 = √ sin 𝐴 = √
2 2

Konsep rumus trigonometri sudut setengah tersebut SEBENARNYA TIDAK PERLU DIHAFAL………!

Kenapa?

Karena sebenarnya yang perlu diingat dan dihafal adalah perubahan dari konsep “cos 2𝐴 Pythagoras” menjadi
konsep trigonometri sudut setengah hanya mengalami proses invers, alias “pindah ruas” saja.
Kesimpulannya, RUMUSNYA TIDAK BERUBAH MAKNA, HANYA BERUBAH FORMASI SAJA…..!!!!!

Jadi, misalkan lupa rumus trigonometri setengah sudut tidak jadi masalah, asalkan ingat pola di bawah ini:

Konsep trigonometri sudut setengah Konsep trigonometri sudut setengah


Diketahui sudut rangkap, Diketahui sudut rangkap,
ditanya setengah sudut. ditanya setengah sudut.

cos 2𝐴 = 2 cos2 𝐴 − 1 dan cos 2𝐴 = 1 − 2 sin2 𝐴


Konsep trigonometri sudut rangkap Konsep trigonometri sudut rangkap
Diketahui suatu sudut, Diketahui suatu sudut,
ditanya sudut rangkapnya. ditanya sudut rangkapnya.

LOGIKA PRAKTIS cara menghafalkannya adalah:

Perhatikan selalu ada angka 1, selalu ada angka 2, selalu ada cos2A. Polanya selalu bentuk akar.

+ 1 + cos 2𝐴
cos 2𝐴 = 2 cos 2 𝐴 − 1 ⇒ cos 𝐴 = √ Keterangan TRIK SUPERKILAT:
2
 Dihasilkan dari invers konsep
“cos 2𝐴 Pythagoras”
 Tanda plus minus dilihat dari
1 − cos 2𝐴 tanda koefisien trigonometri.
cos 2𝐴 = 1 − 2 sin2 𝐴 ⇒ sin 𝐴 = √
2

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 171
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Cara Menghafal Rumus Jumlah, Selisih, dan Perkalian Trigonometri.

Masih ingat dengan konsep rumus jumlah sudut sinus kosinus pada TRIK SUPERKILAT paling awal tadi……??

sin(𝐴 ± 𝐵) = sin 𝐴 cos 𝐵 ± cos 𝐴 sin 𝐵


dan
cos(𝐴 ± 𝐵) = cos 𝐴 cos 𝐵 ∓ sin 𝐴 sin 𝐵

Asyik….

Nah, konsep kelima yang harus melekat kuat di otak adalah tentang rumus trigonometri jumlah dan selisih
sinus kosinus perkalian sinus kosinus. Konsep rumus ini diperoleh dengan mengeliminasi komponen yang sama
pada sin(𝐴 + 𝐵) dan sin(𝐴 − 𝐵) serta mengeliminasi komponen yang sama pada cos(𝐴 + 𝐵) dan cos(𝐴 − 𝐵).

Trigonometri Jumlah dan Selisih Dua Sudut

sin(𝐴 ± 𝐵) cos(𝐴 ± 𝐵)

Eliminasi Eliminasi
sin(𝐴 + 𝐵) dengan sin(𝐴 − 𝐵) cos(𝐴 + 𝐵) dengan cos(𝐴 − 𝐵)

sin(𝐴 + 𝐵) sin(𝐴 + 𝐵) cos(𝐴 + 𝐵) cos(𝐴 + 𝐵)


sin(𝐴 − 𝐵) sin(𝐴 − 𝐵) cos(𝐴 − 𝐵) cos(𝐴 − 𝐵)
+ − + −
2 sin 𝐴 cos 𝐵 2 cos 𝐴 sin 𝐵 2 cos 𝐴 cos 𝐵 −2 sin 𝐴 sin 𝐵

Substitusi
(𝑨 + 𝑩) = 𝜶
(𝑨 − 𝑩) = 𝜷
(𝐴 + 𝐵) = 𝛼 (𝐴 + 𝐵) = 𝛼
(𝐴 − 𝐵) = 𝛽 (𝐴 − 𝐵) = 𝛽
+ −
2𝐴 = (𝛼 + 𝛽) 2𝐵 = (𝛼 − 𝛽)
dibagi 2 dibagi 2
𝟏 𝟏
𝑨= (𝜶 + 𝜷) 𝑩= (𝜶 − 𝜷)
𝟐 𝟐

sin 𝛼 sin 𝛼 cos 𝛼 cos 𝛼


sin 𝛽 sin 𝛽 cos 𝛽 cos 𝛽
+ − + −
1 1 1 1 1 1 1 1
2 sin (𝛼 + 𝛽) cos (𝛼 − 𝛽) 2 cos (𝛼 + 𝛽) sin (𝛼 − 𝛽) 2 cos (𝛼 + 𝛽) cos (𝛼 − 𝛽) −2 sin (𝛼 + 𝛽) sin (𝛼 − 𝛽)
2 2 2 2 2 2 2 2

LOGIKA PRAKTIS cara membacanya:


Keterangan cara membaca TRIK SUPERKILAT:
1 1 S adalah sin dan C adalah cos.
2
⊕ 2

𝐬𝐢𝐧(𝑨 + 𝑩) + 𝐬𝐢𝐧(𝑨 − 𝑩) = 𝟐 𝐬𝐢𝐧 𝑨 𝐜𝐨𝐬 𝑩
1 1 𝐴 𝐵
𝑆+𝑆 2𝑆𝐶 2
⊕ 2
⊖ (𝐴 + 𝐵) (𝐴 − 𝐵)

𝑆−𝑆 2𝐶𝑆
S+S = 2SC S+S = 2SC
𝐶 +𝐶 2𝐶𝐶
𝐶 −𝐶 −2𝑆𝑆       1 1 ⊕ ⊖
𝐴 𝐵 (𝐴 + 𝐵) (𝐴 − 𝐵)
2 2
𝟏 𝟏
𝐬𝐢𝐧 𝑨 + 𝐬𝐢𝐧 𝑩 = 𝟐 𝐬𝐢𝐧 (𝑨 + 𝑩) 𝐜𝐨𝐬 (𝑨 − 𝑩)
⊕ ⊖ 𝟐 𝟐

Halaman 172 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
LOGIKA PRAKTIS cara menyusun rumus jumlah, selisih dan perkalian trigonometri:
Keterangan cara menyusun TRIK SUPERKILAT:
1 1
2
⊕ 2
⊖ Masih ingat dengan rumus jumlah dua sudut trigonometri kan?

sin(𝐴 + 𝐵) = sin 𝐴 cos 𝐵 + cos 𝐴 sin 𝐵


𝑆+𝑆 2𝑆𝐶 cos(𝐴 + 𝐵) = cos 𝐴 cos 𝐵 − sin 𝐴 sin 𝐵
𝑆−𝑆 2𝐶𝑆
Ditulis ulang dengan singkat sebagai berikut:
𝐶 +𝐶 2𝐶𝐶
𝑆+= 𝑆𝐶 + 𝐶𝑆
𝐶 −𝐶 −2𝑆𝑆       𝐶+= 𝐶𝐶 − 𝑆𝑆

Lihat ruas kiri ada 𝑆 + dan 𝐶 +, Ini yang ditulis di kolom kiri dengan
⊕ ⊖
membubuhkan tanda + dan − bergantian.
Tanda + dan − ini diperoleh dari proses eliminasi.
Jadi, urutannya adalah 𝑆 + 𝑆, lalu 𝑆 − 𝑆, dan 𝐶 + 𝐶 lalu 𝐶 − 𝐶.

𝑆+𝑆
𝑆−𝑆
𝐶+𝐶
𝐶−𝐶

Lalu perhatikan ruas kanan, ada berturut-turut adalah 𝑆𝐶, 𝐶𝑆, 𝐶𝐶, dan – 𝑆𝑆.
Itulah yang ditulis urut dari atas ke bawah dengan membubuhkan angka 2.
Angka 2 tersebut diperoleh dari hasil eliminasi.

2𝑆𝐶
2𝐶𝑆
2𝐶𝐶
−2𝑆𝑆      

Nah, lalu dikonstruksi seperti pada TRIK SUPERKILAT menjadi bagan di


bawah ini:
1 1
2
⊕ 2⊖

𝑆+𝑆 2𝑆𝐶
𝑆−𝑆 2𝐶𝑆
𝐶+𝐶 2𝐶𝐶
𝐶−𝐶 −2𝑆𝑆      

⊕ ⊖

Perhatikan cara membacanya: tanda ⊕ dibaca (𝐴 + 𝐵) dan tanda ⊖ dibaca (𝐴 − 𝐵)


1 1
⊕ ⊖ 𝟏 𝟏
2 2
𝑆+𝑆→ 2𝑆𝐶 dibaca: 𝐬𝐢𝐧 𝑨 + 𝐬𝐢𝐧 𝑩 = 𝟐 𝐬𝐢𝐧 (𝑨 + 𝑩) 𝐜𝐨𝐬 (𝑨 − 𝑩)
𝟐 𝟐
⊕⊖
𝑆+𝑆← 2𝑆𝐶 dibaca: 𝟐 𝐬𝐢𝐧 𝑨 𝐜𝐨𝐬 𝑩 = 𝐬𝐢𝐧(𝑨 + 𝑩) + 𝐬𝐢𝐧(𝑨 − 𝑩)

JEMBATAN KELEDAI untuk menghafalkan rumus jumlah selisih dan perkalian trigonometri:

Sayang ditambah sayang menjadi dua-duanya sangat cinta.


Sayang dikurangi sayang menjadi dua-duanya cintanya sirna.
Cinta ditambah cinta menjadi dua-duanya cinta-cintaan.
Cinta dikurangi cinta menjadi aduh…. dua-duanya sayangnya sirna.

Keterangan: kata aduh dimaknai sebagai tanda negatif (−).

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 173
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Rumus Jumlah Selisih Dua Sudut, Jumlah Selisih atau Perkalian untuk Tangen.

Nah, konsep keenam atau konsep terakhir yang harus melekat kuat di otak adalah tentang rumus jumlah selisih
dua sudut untuk tangen, dilanjutkan dengan tangen sudut rangkap, tangen setengah sudut.

Khusus untuk tangen sebenarnya jika lupa rumusnya, cukup ingat aja sifat perbandingan untuk tangen, yaitu:

“TAN A adalah SINA DIPERKOSA”

atau dituliskan sebagai:

𝐬𝐢𝐧 𝑨
𝐭𝐚𝐧 𝑨 =
𝐜𝐨𝐬 𝑨

Sehingga,

1
sin(𝐴 + 𝐵) sin 𝐴 cos 𝐵 + cos 𝐴 sin 𝐵 cos 𝐴 cos 𝐵
tan(𝐴 + 𝐵) = ⇒ tan(𝐴 + 𝐵) = ×
cos(𝐴 + 𝐵) cos 𝐴 cos 𝐵 − sin 𝐴 sin 𝐵 1
cos 𝐴 cos 𝐵
sin 𝐴 cos 𝐵 cos 𝐴 sin 𝐵
= cos 𝐴 cos 𝐵 + cos 𝐴 cos 𝐵
cos 𝐴 cos 𝐵 sin 𝐴 sin 𝐵
cos 𝐴 cos 𝐵 − cos 𝐴 cos 𝐵
sin 𝐴 sin 𝐵
= cos 𝐴 + cos 𝐵
sin 𝐴 sin 𝐵
1 − cos 𝐴 cos 𝐵
tan 𝐴 + tan 𝐵
=
1 − tan 𝐴 tan 𝐵

Jadi,

tan 𝐴 ± tan 𝐵
tan(𝐴 ± 𝐵) =
1 ∓ tan 𝐴 tan 𝐵

Sehingga jika 𝐵 = 𝐴, akan diperoleh:

tan 𝐴 + tan 𝐴 2 tan 𝐴


tan(𝐴 + 𝐴) = ⇒ tan 2𝐴 =
1 − tan 𝐴 tan 𝐴 1 − tan2 𝐴

Tangen setengah sudut diperoleh dari rumus sinus dan kosinus setengah sudut:

1 − cos 2𝐴
sin 𝐴 = √ 1 − cos 2𝐴
2 sin 𝐴 √ 2 1 − cos 2𝐴 2 1 − cos 2𝐴
tan 𝐴 = = =√ ×√ =√
cos 𝐴 2 1 + cos 2𝐴 1 + cos 2𝐴
1 + cos 2𝐴 √1 + cos 2𝐴
cos 𝐴 = √ 2
2 }

Jadi,

1 − cos 2𝐴
tan 𝐴 = √
1 + cos 2𝐴

Halaman 174 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Rumus Khusus untuk Tangen

Khusus untuk tan(𝐴 ± 𝐵),


tangen sudut rangkap dan
tangen setengah sudut,
cukup gunakan sifat identitas
“TAN A = SINA DIPERKOSA”

Jumlah dan Selisih Dua Sudut Jumlah dan Selisih Dua Sudut Tangen
sin(𝐴 ± 𝐵) = sin 𝐴 cos 𝐵 ± cos 𝐴 sin 𝐵 sin(𝐴±𝐵) tan 𝐴±tan 𝐵
tan(𝐴 ± 𝐵) = cos(𝐴±𝐵) = 1∓tan 𝐴 tan 𝐵
cos(𝐴 ± 𝐵) = cos 𝐴 cos 𝐵 ∓ sin 𝐴 sin 𝐵

Substitusi 𝑩 = 𝑨 Substitusi 𝑩 = 𝑨
𝐬𝐢𝐧(𝑨 + 𝑨) = 𝐬𝐢𝐧 𝟐𝑨
𝐭𝐚𝐧(𝑨 + 𝑨) = 𝐭𝐚𝐧 𝟐𝑨
𝐜𝐨𝐬(𝑨 + 𝑨) = 𝐜𝐨𝐬 𝟐𝑨

Trigonometri Sudut Rangkap Tangen Sudut Rangkap


Sudut Rangkap Sinus Sudut Rangkap Kosinus 2 tan 𝐴
tan 2𝐴 =
Sin 2𝐴 = 2 sin 𝐴 cos 𝐴 cos 2𝐴 = cos2 𝐴 − sin2 𝐴 1 − tan2 𝐴

Substitusi identitas trigonometri 𝐬𝐢𝐧𝟐 𝑨 + 𝐜𝐨𝐬 𝟐 𝑨 = 𝟏


  

Sudut Rangkap Kosinus Yang Lain


Sinus Kuadrat Kosinus Kuadrat
cos 2𝐴 = 1 − 2 sin2 𝐴 cos 2𝐴 = 2 cos2 𝐴 − 1

Trigonometri Setengah Sudut Tangen Setengah Sudut


Sinus Setengah Sudut Kosinus Setengah Sudut Tangen Setengah Sudut
1 − cos 2𝐴 1 + cos 2𝐴 sin 𝐴 1 − cos 2𝐴
sin 𝐴 = √ cos 𝐴 = √ tan 𝐴 = =√
2 2 cos 𝐴 1 + cos 2𝐴

TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS yang lain akan segera diupdate dan dipublish….

Jadi, kunjungi selalu laman web http://pak-anang.blogspot.com untuk melihat update terbaru TRIK
SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS nya.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 175
Tipe Soal yang Sering Muncul
Menggunakan rumus jumlah atau selisih dua sudut.
Contoh Soal:
Diketahui dari sin 75° + cos 75° adalah ….
1
a. 4 √6
1
b. 2
√2
1
c. 2
√3

d. 1
1
e. 2
√6

Penyelesaian:
Ingat, sin(𝐴 + 𝐵) = sin 𝐴 cos 𝐵 + cos 𝐴 sin 𝐵 dan cos(𝐴 + 𝐵) = cos 𝐴 cos 𝐵 − sin 𝐴 sin 𝐵.

Perhatikan juga bahwa 75° = (45° + 30°).

Sehingga,
sin 75° + cos 75° = sin(45° + 30°) + cos(45° + 30°)
= (sin 45° cos 30° + cos 45° sin 30°) + (cos 45° cos 30° − sin 45° sin 30°)
1 1 1 1 1 1 1 1
= ( √2 ∙ √3 + √2 ∙ ) + ( √2 ∙ √3 − √2 ∙ )
2 2 2 2 2 2 2 2
1 1
= √6 + √6
4 4
1
= √6
2

Cara lain untuk soal ini menggunakan TRIK SUPERKILAT ada di halaman 184.

Halaman 176 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Menggunakan rumus jumlah atau selisih dua sudut jika diketahui perbandingan
trigonometri dari dua sudut tersebut.
Contoh Soal 1:
4 7
Diketahui sin 𝐴 = dan sin 𝐵 = , dengan 𝐴 sudut lancip dan 𝐵 sudut tumpul. Nilai dari cos(𝐴 − 𝐵) = ….
5 25
117
a. − 125
100
b. − 125
75
c. − 125
44
d. − 125
21
e. − 25

Penyelesaian:
Ingat, jika diketahui sebuah nilai perbandingan trigonometri, maka perbandingan trigonometri yang lain
bisa ditemukan menggunakan alat bantu segitiga siku-siku.
4
Segitiga siku-siku untuk menyatakan sin 𝐴 = adalah: (Ingat 𝐴 adalah sudut lancip)
5

3
5 Sehingga, cos 𝐴 = 5
4

𝐴
3
7
Segitiga siku-siku untuk menyatakan sin 𝐵 = 25 adalah: (Ingat 𝐵 adalah sudut tumpul)

25 24
7 Sehingga, cos 𝐵 = − (Ingat nilai cos sudut tumpul adalah negatif)
25
𝐵
24

Jadi,
cos(𝐴 − 𝐵) = cos 𝐴 cos 𝐵 + sin 𝐴 sin 𝐵
3 24 4 7
= ∙ (− )+ ∙
5 25 5 25
72 28
=− +
125 125
44
=−
125

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 177
Contoh Soal 2:
4 12
Pada segitiga 𝐴𝐵𝐶 lancip, diketahui cos 𝐴 = 5 dan sin 𝐵 = 13, maka sin 𝐶 = ….
20
a.
65
36
b.
65
56
c. 65
60
d. 65
63
e. 65

Penyelesaian:
Ingat, jika diketahui sebuah nilai perbandingan trigonometri, maka perbandingan trigonometri yang lain
bisa ditemukan menggunakan alat bantu segitiga siku-siku.
4
Segitiga siku-siku untuk menyatakan cos 𝐴 = 5 adalah: (Ingat 𝐴 adalah sudut lancip)

3
5 3 Sehingga, sin 𝐴 = 5
𝐴
4

12
Segitiga siku-siku untuk menyatakan sin 𝐵 = 13 adalah: (Ingat 𝐵 adalah sudut lancip)

5
Sehingga, cos 𝐵 = 13
13 12

𝐵
5

Ingat, besar sudut dalam segitiga 𝐴𝐵𝐶 = 180°.


⇔ 𝐴 + 𝐵 + 𝐶 = 180°
⇔ 𝐶 = 180 − (𝐴 + 𝐵)

Sehingga,
sin 𝐶 = sin(180° − (𝐴 + 𝐵)) (Ingat sifat relasi sudut antar kuadran sin(180° − 𝛼) = sin 𝛼)
⇔ sin 𝐶 = sin(𝐴 + 𝐵)

Jadi,
sin 𝐶 = sin(𝐴 + 𝐵) = sin 𝐴 cos 𝐵 + cos 𝐴 sin 𝐵
3 5 4 12
= ∙ + ∙
5 13 5 13
15 48
= +
65 65
63
=
65

Halaman 178 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Menggunakan rumus jumlah atau selisih dua sudut jika diketahui pola rumusnya.
Contoh Soal:
Nilai sin 45° cos 15° + cos 45° sin 15° sama dengan ….
1
a.
2
1
b. 2
√2
1
c. 2
√3
1
d. 2
√6
1
e. 3
√3

Penyelesaian:
Ingat, sin 𝐴 cos 𝐵 + cos 𝐴 sin 𝐵 = sin(𝐴 + 𝐵)

Sehingga,
1
sin 45° cos 15° + cos 45° sin 15° = sin(45° + 15°) = sin 60° = √3
2

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 179
Menggunakan rumus jumlah atau selisih dua sudut untuk menentukan salah satu
komponen rumusnya.

Contoh Soal:
1
Diketahui 𝑝 dan 𝑞 adalah sudut lancip dan 𝑝 − 𝑞 = 30°. Jika cos 𝑝 sin 𝑞 = , maka nilai dari sin 𝑝 cos 𝑞 = ….
6
1
a. 6
2
b. 6
3
c. 6
4
d. 6
5
e. 6

Penyelesaian:
Lihat pada soal, diketahui selisih dua sudut 𝑝 − 𝑞,
dan salah satu komponen dari rumus jumlah atau selisih dua sudut yakni cos 𝑝 sin 𝑞.

Dengan melihat bahwa yang diketahui komponen perkalian SELANG-SELING, maka rumus yang digunakan
adalah sin(𝑝 − 𝑞).

Jadi,
sin(𝑝 − 𝑞) = sin 𝑝 cos 𝑞 − cos 𝑝 sin 𝑞
1
⇒ sin 30° = sin 𝑝 cos 𝑞 −
6
1 1
⇔ = sin 𝑝 cos 𝑞 −
2 6
1 1
⇔ + = sin 𝑝 cos 𝑞
2 6
3 1
⇔ + = sin 𝑝 cos 𝑞
6 6
4
⇔ = sin 𝑝 cos 𝑞
6

Halaman 180 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Menentukan rumus jumlah atau selisih dua sudut untuk menentukan salah satu
komponen rumusnya

Contoh Soal:
𝜋 1
Diketahui (𝐴 + 𝐵) = dan sin 𝐴 sin 𝐵 = . Nilai dari cos(𝐴 − 𝐵) = ….
3 4
a. −1
1
b. − 2
1
c.
2
3
d.
4

e. 1

Penyelesaian:
Lihat pada soal, diketahui jumlah dua sudut 𝐴 + 𝐵,
dan salah satu komponen dari rumus jumlah atau selisih dua sudut yakni sin 𝐴 sin 𝐵.

Dengan melihat bahwa yang diketahui komponen perkalian KEMBAR, maka rumus yang digunakan adalah
cos(𝐴 + 𝐵).

Sehingga untuk mencari nilai cos(𝐴 − 𝐵) maka harus komplit terlebih dahulu komponen dari rumusnya,
SIN SIN udah ada, tinggal COS COS yang belum ada.

Nilai COS COS dicari menggunakan rumus cos(𝐴 − 𝐵):


cos(𝐴 + 𝐵) = cos 𝐴 cos 𝐵 − sin 𝐴 sin 𝐵
𝜋 1
⇒ cos = cos 𝐴 cos 𝐵 −
3 4
1 1
⇔ = cos 𝐴 cos 𝐵 −
2 4
1 1
⇔ + = cos 𝐴 cos 𝐵
2 4
2 1
⇔ + = cos 𝐴 cos 𝐵
4 4
3
⇔ = cos 𝐴 cos 𝐵
4

Jadi,
cos(𝐴 − 𝐵) = cos 𝐴 cos 𝐵 + sin 𝐴 sin 𝐵
3 1
= +
4 4
=1

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 181
Menggunakan rumus perkalian sinus kosinus.
Contoh Soal:
cos 10°
Nilai dari cos 40° cos 50° adalah ….
a. 3
b. 2
c. 1
1
d.
2
1
e.
4

Penyelesaian:
Sudut yang digunakan pada soal bukan sudut istimewa.
Pada soal terdapat perkalian antara COS dengan COS, maka berlaku konsep perkalian dua kosinus.

Jadi,
cos 10° cos 10°
= (munculkan bentuk 2 cos 𝐴 cos 𝐵 = cos(𝐴 + 𝐵) + cos(𝐴 − 𝐵))
cos 40° cos 50° 1 × 2 cos 40° cos 50°
2
cos 10° 1 2
= (dibagi = dikali )
1 2 1
(cos(40° + 50°) + cos(40° − 50°))

cos 10° 2
= × (ingat relasi sudut negatif, cos(−𝛼) = cos 𝛼)
cos 90° + cos(−10°) 1
2 cos 10°
=
0 + cos 10°
2 cos 10°
=
cos 10°
=2

Halaman 182 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Menggunakan rumus jumlah atau selisih sinus kosinus.
Contoh Soal:
Nilai dari cos 195° + cos 105° adalah ….
1
a. √6
2
1
b. 2
√3
1
c. 2
√2

d. 0
1
e. − 2 √6

Penyelesaian:
1 1
Ingat cos 𝐴 + cos 𝐵 = 2 cos 2 (𝐴 + 𝐵) cos 2 (𝐴 − 𝐵)

Jadi,
1 1
cos 195° + cos 105° = 2 cos (195° + 105°) cos (195° − 105°)
2 2
1 1
= 2 cos (300°) cos (90°)
2 2
= 2 cos 150° cos 45°
1 1
= 2 (− √3) ( √2)
2 2
1
= − √6
2

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 183
TRIK SUPERKILAT
Memanipulasi rumus sin + cos atau sin – cos menggunakan relasi sudut antar kuadran.
Contoh Soal:
Nilai dari sin 75° + cos 75° adalah ….
1
a. 4 √6
1
b. 2
√2
1
c. √3
2

d. 1
1
e. √6
2

Penyelesaian:
Ingat, nggak ada rumus jadi untuk sinus ditambah kosinus.
Yang ada hanyalah sin + sin, sin − sin, cos + cos, dan cos − cos.

Nah, supaya bisa menggunakan rumus jumlah selisih sinus kosinus, maka gunakan relasi sudut antar
kuadran untuk mengubah sin + cos, menjadi sin + sin atau cos + cos.

Ingat, sin(90° − 𝛼) = cos 𝛼 atau cos(90° − 𝛼) = sin 𝛼.

Jadi,
sin 75° + cos 75° = sin 75° + cos(90° − 15°)
= sin 75° + sin 15°
1 1
= 2 sin (75° + 15°) cos (75° − 15°)
2 2
1 1
= 2 sin (90°) cos (60°)
2 2
= 2 sin 45° cos 30°
1 1
= 2 ( √2) ( √3)
2 2
1
= √6
2

Kunjungi selalu laman web http://pak-anang.blogspot.com untuk melihat update TRIK SUPERKILAT dan
LOGIKA PRAKTIS terbarunya.

Halaman 184 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:

π 1
1. Diketahui α  β  dan sin α  sin β  dengan α dan β merupakan sudut lancip. Nilai cos(α  β)  ....
3 4
1 𝜋
A. 1 cos(𝛼 − 𝛽) = cos 𝛼 cos 𝛽 + sin 𝛼 sin 𝛽 (diketahui dari soal sin 𝛼 ∙ sin 𝛽 = dan 𝛼 − 𝛽 = )
4 3
3 1 1
B. ⇒ = cos 𝛼 cos 𝛽 +
2 4
4 1
⇔ cos 𝛼 cos 𝛽 =
1 4
C.
2 cos(𝛼 + 𝛽) = cos 𝛼 cos 𝛽 − sin 𝛼 sin 𝛽
1 1 1
D. ⇒ cos(𝛼 + 𝛽) = −
4 4
4 ⇔ cos(𝛼 + 𝛽) = 0
E. 0

1 3
2. Diketahui nilai sin α  cos β  dan sin (α  β)  untuk 0  α  180 dan 0  β  90.
5 5
Nilai sin (α  β)  ....
1 3
3 sin(𝛼 − 𝛽) = sin 𝛼 cos 𝛽 − cos 𝛼 sin 𝛽 (diketahui dari soal sin 𝛼 ∙ cos 𝛽 = dan sin(𝛼 − 𝛽) = )
A.  3 1
5 5
5 ⇒ = − cos 𝛼 sin 𝛽
5 5
2 2
B.  ⇔ cos 𝛼 sin 𝛽 = −
5
5
1 sin(𝛼 + 𝛽) = sin 𝛼 cos 𝛽 + cos 𝛼 sin 𝛽
C. 
5 ⇒ sin(𝛼 + 𝛽) = 1 + (− 2)
5 5
1 1
D. ⇔ sin(𝛼 + 𝛽) = −
5
5
3
E.
5

3 12
3. Diketahui sin α  dan cos   ( dan  sudut lancip) . Nilai sin (α  β)  ....
5 13
12
56 3 cos 𝛽 =
A. 5 sin 𝛼 = 13 13
65 3 5 5 5
𝛼 4 𝛽 ⇒ sin 𝛽 =
48 ⇒ cos 𝛼 = 13
B. 4 5 12
65
36
C.
65 sin(𝛼 + 𝛽) = sin 𝛼 cos 𝛽 + cos 𝛼 sin 𝛽
20 ⇒ sin(𝛼 + 𝛽) = 3 ∙ 12 + 4 ∙ 5
D. 5 13 5 13
65 36 20
⇔ sin(𝛼 + 𝛽) = +
16 65 65
E. ⇔ sin(𝛼 + 𝛽) =
56
65 65

π 5
4. Jika A  B  dan cos A cos B  , maka cos(A B)  ....
3 8 5 𝜋
cos(𝐴 + 𝐵) = cos 𝐴 cos 𝐵 − sin 𝐴 sin 𝐵 (diketahui dari soal cos 𝐴 cos 𝐵 = dan 𝛼 + 𝛽 = )
8 3
1 1 5
A. ⇒ = − sin 𝐴 sin 𝐵
4 2 8
1
1 ⇔ sin 𝐴 sin 𝐵 =
8
B.
2
3 cos(𝐴 − 𝐵) = cos 𝐴 cos 𝐵 + sin 𝐴 sin 𝐵
C. 5 1
⇒ cos(𝐴 − 𝐵) = +
4 8 8
6 3
D. 1 ⇔ cos(𝐴 − 𝐵) = =
8 4
5
E.
4

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 185
5. Nilai dari sin 75  sin 165 adalah ....
1 𝐴+𝐵 𝐴−𝐵
A. 2 sin 𝐴 − sin 𝐵 = 2 cos ( ) sin ( )
4 2 2
75° + 165° 75° − 165°
1 ⇒ sin 75° − sin 165° = 2 cos ( ) sin ( )
B. 3 2 2
4 = 2 cos 120° sin(−45°) (ingat sin(−𝑥) = − sin 𝑥)
1 = −2 cos 120° sin 45°
C. 6 = −2 cos(180° − 60°) sin 45° (ingat cos(180° − 𝑥) = − cos 𝑥)
4
= −2 (−cos 60°) sin 45°
1
D. 2 = 2 cos 60° sin 45
2 1 1
= 2 ∙ ∙ √2
1 2 2
E. 6 1
2 = √2
2

Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.

Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.

Pak Anang.

Halaman 186 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
SKL 5. Memahami konsep limit, turunan dan integral dari fungsi aljabar dan fungsi trigonometri, serta mampu
menerapkannya dalam pemecahan masalah.

5. 1. Menghitung nilai limit fungsi aljabar dan fungsi trigonometri.

Limit Aljabar

Bentuk Umum

lim 𝑓(𝑥)
𝑥→𝑎

Limit 𝑥 → 𝑎 Limit 𝑥 → ∞

𝟎 𝟏
“Jika 𝒇(𝒂) terdefinisi” “Jika 𝒇(𝒂) = ” “ itu mendekati nol”
𝟎 ∞

lim 𝑓(𝑥) = 𝑓(𝑎) 𝑓(𝑥) diubah sehingga 1


𝑥→𝑎
0
pembuat nilai hilang. lim =0
0 𝑥→∞ 𝑥𝑛

Pemfaktoran Dikali Sekawan Akar Dibagi Variabel Pangkat Tertinggi

𝑓(𝑥) (𝑥 − 𝑎)𝑃(𝑥) √2𝑥 − 2 3𝑥 2 − 2𝑥 + 4


lim = lim lim lim
𝑥→𝑎 𝑔(𝑥) 𝑥→𝑎 (𝑥 − 𝑎)𝑄(𝑥) 𝑥→2 2𝑥 − 4 𝑥→∞ 5𝑥 2 + 9𝑥 − 3

Bentuk limit tersebut memuat ∞


Sehingga hilanglah pembuat Nilai limit di atas adalah bentuk tak tentu ,
0 (𝑥−𝑎) ∞
nilai , yaitu (𝑥−𝑎) bentuk akar yaitu √2𝑥 − 2, yang bagilah semua suku pembilang dan penyebut
0
bentuk sekawannya √2𝑥 + 2. dengan variabel pangkat tertinggi, yaitu 𝑥 2 ,

𝑃(𝑥) √2𝑥 − 2 √2𝑥 + 2 3𝑥2 2𝑥 4


⇒ lim ⇒ lim × 2 − 2 + 𝑥2
𝑥→𝑎 𝑄(𝑥) 𝑥→2 2𝑥 − 4 √2𝑥 + 2 ⇒ lim 𝑥 2 𝑥
𝑃(𝑎) (2𝑥 − 4) 𝑥→∞ 5𝑥 9𝑥 3
⇒ ⇒ lim + 2− 2
𝑄(𝑎) 𝑥→2 (2𝑥 − 4)(√2𝑥 + 4)
𝑥2 𝑥 𝑥
3−0+0
⇒ lim
𝑥→2 5 +0−0
Sehingga hilanglah pembuat 3
0 2𝑥−4 ⇒
nilai , yaitu 5
0 2𝑥−4

Aturan L’Hôpital Dikali Sekawan Akar

“Diturunkan” lim √2𝑥 2 + 3𝑥 − 1 − √2𝑥 2 − 𝑥 + 5


𝑥→∞

Nilai limit adalah bentuk tak tentu ∞ − ∞,


𝑓(𝑥) 𝑓′(𝑥) kalikan dengan bentuk sekawan akar.
lim = lim
𝑥→𝑎 𝑔(𝑥) 𝑥→𝑎 𝑔′(𝑥)
√2𝑥 2 + 3𝑥 − 1 + √2𝑥 2 − 𝑥 + 5
lim √2𝑥 2 + 3𝑥 − 1 − √2𝑥 2 − 𝑥 + 5 ×
𝑥→∞ √2𝑥 2 + 3𝑥 − 1 + √2𝑥 2 − 𝑥 + 5

Setelah itu lanjutkan dengan membagi


variabel pangkat tertinggi.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 187
Limit Trigonometri

Sinus dan Tangen Kosinus “Jahat”


“Coret Sinta” “Hapus Kosinus”

sin 𝑥 𝑥 1
lim = lim =1 lim cos 𝑥 = lim =1
𝑥→0 𝑥 𝑥→0 sin 𝑥 𝑥→0 𝑥→0 cos 𝑥

tan 𝑥 𝑥 1
lim = lim =1 lim cos 𝑎𝑥 = lim =1
𝑥→0 𝑥 𝑥→0 tan 𝑥 𝑥→0 𝑥→0 cos 𝑎𝑥

sin 𝑥 tan 𝑥
lim = lim =1
𝑥→0 tan 𝑥 𝑥→0 sin 𝑥

sin 𝑥 tan 𝑥
lim = lim =1
𝑥→0 sin 𝑥 𝑥→0 tan 𝑥
Kosinus “Baik” adalah Kosinus yang
sin 𝑎𝑥 𝑎𝑥 𝑎 menyebabkan nilai limit menjadi 0.
lim = lim =
𝑥→0 𝑏𝑥 𝑥→0 sin 𝑏𝑥 𝑏
tan 𝑎𝑥 𝑎𝑥 𝑎
lim = lim =
𝑥→0 𝑏𝑥 𝑥→0 tan 𝑏𝑥 𝑏
sin 𝑎𝑥 tan 𝑎𝑥 𝑎 Ingat lagi identitas trigonometri
lim = lim = 1
𝑥→0 tan 𝑏𝑥 𝑥→0 sin 𝑏𝑥 𝑏 1 − cos 𝑥 = 2 sin2 𝑥
2
sin 𝑎𝑥 tan 𝑎𝑥 𝑎 1 − cos2 𝑥 = sin2 𝑥
lim = lim =
𝑥→0 sin 𝑏𝑥 𝑥→0 tan 𝑏𝑥 𝑏

Kosinus “Baik”
“Ubah Kosinus”

1 1 1
𝟏 − 𝐜𝐨𝐬 𝒙 2 sin2 𝑥 sin 𝑥 sin 𝑥
lim = lim 2 = lim 2 ∙ 2 ∙ 2
𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥 𝑥
1 1 1
𝐜𝐨𝐬 𝒙 − 𝟏 −2 sin2 𝑥 sin 𝑥 sin 𝑥
lim = lim 2 = lim −2 ∙ 2 ∙ 2
𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥 𝑥
1 1 1
𝟏 − 𝐜𝐨𝐬 𝒂𝒙 2 sin2 𝑎𝑥 sin 𝑎𝑥 sin 𝑎𝑥
lim = lim 2 = lim 2 ∙ 2 ∙ 2
𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥 𝑥
1 1 1
𝐜𝐨𝐬 𝒂𝒙 − 𝟏 −2 sin2 𝑎𝑥 sin 𝑎𝑥 sin 𝑎𝑥
lim = lim 2 = lim −2 ∙ 2 ∙ 2
𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥 𝑥
1 1
𝐜𝐨𝐬 𝒂𝒙 − 𝐜𝐨𝐬 𝒃𝒙 2 sin2 𝑏𝑥 − 2 sin2 𝑎𝑥
lim = lim 2 2 = dst dst …
𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥2
𝟏 − 𝐜𝐨𝐬 𝟐 𝒙 sin2 𝑥 sin 𝑥 sin 𝑥
lim 2
= lim 2
= lim ∙
𝑥→0 𝑥 𝑥→0 𝑥 𝑥→0 𝑥 𝑥
𝐜𝐨𝐬 𝟐 𝒙 − 𝟏 − sin2 𝑥 sin 𝑥 sin 𝑥
lim = lim = lim − ∙
𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥 𝑥
𝟏 − 𝐜𝐨𝐬 𝟐 𝒂𝒙 sin2 𝑎𝑥 sin 𝑎𝑥 sin 𝑎𝑥
lim 2 = lim = lim ∙
𝑥→0 𝑥 𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥 𝑥
𝐜𝐨𝐬 𝟐 𝒂𝒙 − 𝟏 − sin2 𝑎𝑥 sin 𝑎𝑥 sin 𝑎𝑥
lim 2
= lim = lim − ∙
𝑥→0 𝑥 𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥 𝑥
𝐜𝐨𝐬 𝟐 𝒂𝒙 − 𝐜𝐨𝐬 𝟐 𝒃𝒙 sin2 𝑏𝑥 − sin2 𝑎𝑥
lim 2
= lim = dst dst …
𝑥→0 𝑥 𝑥→0 𝑥2

dst … dst …

Halaman 188 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
LOGIKA PRAKTIS Pengerjaan Limit.

Secara umum proses mengerjakan soal limit adalah sebagai berikut:

lim 𝑓(𝑥)
𝑥→𝑎

Substitusi 𝑥 = 𝑎 ke 𝑓(𝑥)

Periksa
Hasilnya?

Bentuk tertentu Bentuk tak tentu


𝑎 0 𝑘 Ubah 0 ∞
( , = 0, = ∞) ( , , ∞ − ∞, … )
𝑏 𝑘 0 0 ∞

Selesai

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 189
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Limit Aljabar Menggunakan Aturan L’Hopital (Turunan).
0
Cara cepat untuk menyelesaikan limit aljabar yang menghasilkan bentuk tak tentu 0 adalah dengan
menggunakan aturan L’Hopital, yaitu mencari turunan dari pembilang dan penyebut. Lalu langkah berikutnya
adalah disubstitusikan limitnya ke fungsi. Selesai.

Contoh:

2𝑥 2 − 7𝑥 + 6 0
lim =
𝑥→2 4𝑥 − 8 0

Sehingga,
diturunkan

2𝑥 2 − 7𝑥 + 6 4𝑥 − 7 4(2) − 7 8 − 7 1
lim = lim = = =
𝑥→2 4𝑥 − 8 𝑥→2 4 4 4 4
disubstitusikan
diturunkan

Halaman 190 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Asal Muasal TRIK SUPERKILAT Limit Aljabar Menggunakan Modifikasi Aturan L’Hopital (Turunan Modifikasi).

Perhatikan misalkan kita hendak mencari penyelesaian dari:

𝑛 𝑛
√𝑓(𝑥) − √𝑔(𝑥)
lim = ….
𝑥→𝑎 ℎ(𝑥)
0
Bentuk limit tersebut menghasilkan suatu nilai tak tentu yaitu 0.
Jadi kesimpulannya adalah:

𝑛 𝑛
√𝑓(𝑥) − √𝑔(𝑥) 0 𝑛 𝑛 𝑛
√𝑓(𝑥) − √𝑔(𝑥) = 0 ⇒ √𝑓(𝑥) = √𝑔(𝑥)
𝑛
lim = ⇒ untuk 𝑥 → 𝑎 {
𝑥→𝑎 ℎ(𝑥) 0 ℎ(𝑥) = 0

Maka, penyelesaiannya bisa menggunakan aturan L’Hopital, meskipun cukup panjang karena fungsi yang
dilimitkan masih memuat bentuk akar.

Sehingga dengan menggunakan aturan L’Hopital:

𝑑 𝑛 𝑛
𝑛 𝑛
√𝑓(𝑥) − √𝑔(𝑥) 𝑑𝑥 [ √𝑓(𝑥) − √𝑔(𝑥)]
lim = lim
𝑥→𝑎 ℎ(𝑥) 𝑥→𝑎 𝑑
[ℎ(𝑥)]
𝑑𝑥
𝑑 𝑛 𝑑 1
(ingat ( √𝑓(𝑥)) = (𝑓(𝑥))𝑛 )
𝑑𝑥 𝑑𝑥

𝑑 𝑛 1 1
−1 𝑓 ′ (𝑥) 𝑓 ′ (𝑥)
(sehingga ( √𝑓(𝑥)) = (𝑓(𝑥))𝑛 ∙ 𝑓 ′ (𝑥) = 𝑛−1 = 𝑛−1 )
𝑑𝑥 𝑛 𝑛
𝑛( √𝑓(𝑥))
𝑛∙ (𝑓(𝑥)) 𝑛
𝑓 ′ (𝑥) 𝑔′ (𝑥)
𝑛−1 − 𝑛−1
𝑛 𝑛
𝑛( √𝑓(𝑥)) 𝑛( √𝑔(𝑥))
= lim ′
𝑥→𝑎 ℎ (𝑥)
𝑛 𝑛
(ingat untuk 𝑥 → 𝑎 berlaku √𝑓(𝑥) = √𝑔(𝑥))
𝑓 ′ (𝑥) 𝑔′ (𝑥)
𝑛−1 − 𝑛−1
𝑛 𝑛
𝑛( √𝑓(𝑥)) 𝑛( √𝑓(𝑥)) 1
= lim ′
(keluarkan 𝑛−1 dari kedua ruas)
𝑥→𝑎 ℎ (𝑥) 𝑛
𝑛( √𝑓(𝑥))

1 𝑓 ′ (𝑥) − 𝑔′ (𝑥)
=( 𝑛−1 ) × (lim )
𝑛
𝑛( √𝑓(𝑥))
𝑥→𝑎 ℎ′ (𝑥)

Pangkat Akar Nilai Akar Pangkat Akar − 1 Aturan L’Hopital, tapi tanpa tanda akar

Jadi, kesimpulannya jadilah sebuah TRIK SUPERKILAT, yang Pak Anang beri nama, TURUNAN MODIFIKASI.

Mengapa? Karena prinsipnya sama dengan proses mencari nilai limit dengan menggunakan aturan L’Hopital,
yakni dengan mencari turunan pembilang dan penyebut. Namun, TRIK SUPERKILAT tidak menggunakan tanda
akar, dan hasilnya nanti harus dikalikan dengan “sesuatu”.

Sesuatu itu adalah, pangkat×(nilai akar)pangkat-1 yang harus diletakkan terbalik dengan letak akar semula.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 191
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Limit Aljabar Menggunakan Modifikasi Aturan L’Hopital (Turunan Modifikasi).
0
Cara cepat untuk menyelesaikan limit aljabar yang memuat bentuk akar dan menghasilkan bentuk tak tentu 0
adalah dengan menggunakan modifikasi aturan L’Hopital, yaitu memodifikasi cara mencari turunan dari
pembilang atau penyebut bentuk akar. Lalu langkah berikutnya adalah disubstitusikan limitnya ke fungsi.
Selesai.

0
Soal Limit 𝑥 → 𝑎 bentuk 0 yang memuat bentuk akar

Perhatikan tiga hal Buang Tanda Akar, Ganti dengan Kurung

Pangkat Akar Nilai Akar Letak Akar Turunkan Pembilang Penyebut (Aturan L’Hopital)

Kalikan dengan “Sesuatu”

Keterangan TRIK SUPERKILAT:


Selesai!
Dikalikan sesuatu, maksudnya dikalikan dengan:
pangkat×(nilai akar)pangkat-1
yang letaknya berkebalikan dengan letak akar.

Misal soalnya adalah sebagai berikut:

√3𝑥 + 3 − √5𝑥 − 1 0
lim =
𝑥→2 𝑥2 − 4 0

Maka tiga hal yang harus segera diperhatikan pada soal adalah:

√3𝑥 + 3 − √5𝑥 − 1 0
lim =
𝑥→2 𝑥2 − 4 0
Periksa akar pangkat berapa?
𝟐
⇒√ ⇒ akar pangkat "𝟐"

√3𝑥 + 3 − √5𝑥 − 1 0
lim =
𝑥→2 𝑥2 − 4 0
Periksa nilai dari akar pada soal.

⇒ √𝟑𝒙 + 𝟑 = √𝟑(𝟐) + 𝟑 = √𝟗 = "𝟑"

Lihat letak akar! √3𝑥 + 3 − √5𝑥 − 1 0


Kalau di atas tulis di bawah. lim =
𝑥→2 𝑥2 − 4 0
Kalau di bawah tulis di atas.

Apa yang ditulis? ⇒ akar berada di atas ⇒ tulis di bawah


𝟏

pangkat × (nilai akar)pangkat−1 pangkat × (nilai akar)pangkat−𝟏

Halaman 192 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Nah sekarang praktek mengerjakan soalnya:

Tentukan nilai dari:

√3𝑥 + 3 − √5𝑥 − 1
lim = ….
𝑥→2 𝑥2 − 4

Perhatikan soal! √3𝑥 + 3 − √5𝑥 − 1


lim
𝑥→2 𝑥2 − 4

Buang tanda akar! (3𝑥 + 3) − (5𝑥 − 1)


Ganti akar dengan tanda kurung lim
𝑥→2 𝑥2 − 4

𝑑
[(3𝑥 + 3) − (5𝑥 − 1)]
lim 𝑑𝑥
Gunakan aturan L’Hopital! 𝑥→2 𝑑 2
[𝑥 − 4]
Mencari turunan dari 𝑑𝑥
pembilang dan penyebut
𝟑−𝟓 −𝟐 −𝟐 −𝟐
⇒ 𝐥𝐢𝐦 = 𝐥𝐢𝐦 = =
𝒙→𝟐 𝟐𝒙 𝒙→𝟐 𝟐𝒙 𝟐(𝟐) 𝟒

−2 1
Masih ingat apa yang ditulis? ×
4 pangkat×(nilai akar)pangkat-1
Pangkat = 2
Nilai Akar = 3
Letak Akar = di atas −𝟐 𝟏 −𝟐 𝟏 𝟏
⇒ × 𝟐−𝟏
= × =−
𝟒 𝟐 ∙ (𝟑) 𝟒 𝟔 𝟏𝟐

Selesai…!!!! √3𝑥 + 3 − √5𝑥 − 1 1


∴ lim 2
=−
𝑥→2 𝑥 −4 12

Contoh Pengerjaan TRIK SUPERKILAT Modifikasi Aturan L’Hopital Versi Lebih Singkat:

Tentukan nilai dari:

√2𝑥 + 1 − √4𝑥 − 3 Keterangan TRIK SUPERKILAT:


lim = ….
𝑥→2 5𝑥 − 15 Dikalikan “sesuatu” Dikalikan sesuatu, maksudnya dikalikan dengan:
pangkat×(nilai akar)pangkat-1
Sehingga, Diturunkan tanpa tanda akar yang letaknya berkebalikan dengan letak akar.

√2𝑥 + 1 − √4𝑥 − 3 2−4 1 −2 1 1 1


lim = lim × = × =− = − √5
𝑥→2 5𝑥 − 10 𝑥→2 5 2√5 5 2√5 5√5 25

Diturunkan tanpa tanda akar

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 193
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Limit Aljabar Menuju Tak Hingga dengan Membagi Variabel Pangkat Tertinggi.
Cara cepat untuk menyelesaikan limit aljabar menuju tak hingga dengan membagi variabel pangkat tertinggi
adalah dengan membandingkan pangkat variabel pada pembilang dan penyebut. Selesai.


Soal Limit 𝑥 → ∞ bentuk

Bentuk umum

𝑎1 𝑥 𝑚 + 𝑎2 𝑥 𝑚−1 + 𝑎3 𝑥 𝑚−2 + … + 𝑎𝑚
lim
𝑥→∞ 𝑏1 𝑥 𝑛 + 𝑏2 𝑥 𝑛−1 + 𝑏3 𝑥 𝑛−2 + … + 𝑎𝑛

Bandingkan pangkat terbesar


dari pembilang dan penyebut

𝑚<𝑛 𝑚=𝑛 𝑚>𝑛

𝑎1
Nilai limit = 0 Nilai limit = Nilai limit = ∞
𝑏1

LOGIKA PRAKTIS menghafalkan:


Ingat, kecil ⇒ 0, besar ⇒ ∞

Kalau pangkat terbesar di bawah berarti nol. Bawah itu KEEEECIIIILLLL….


Kalau pangkat tertinggi di atas berarti tak hingga. Atas itu BEESAAAARRR….
Jika pangkat tertinggi ada di atas dan di bawah, maka lihat koefisiennya saja.

Selesai!

Misal soalnya adalah sebagai berikut:

5𝑥 3 + 2𝑥 − 15 Kalau pangkat terbesar di bawah berarti nol. Bawah itu KEEEECIIIILLLL….


Jadi nilai limitnya sama dengan nol.
lim = ….
𝑥→∞ 2𝑥 4 − 3𝑥 2 + 1

Maka satu yang harus segera diperhatikan pada soal adalah pangkat terbesar ada di bawah…..
Berarti KEEECIIIIILLLLL…. Sehingga nilai limitnya adalah 0 (nol).

Perbandingan koefisien
bertanda positif

2𝑥 3 + 5𝑥 2 + 7 Kalau pangkat terbesar di atas berarti tak hingga. Atas itu BEEESAAARR….
lim = …. Jadi nilai limitnya sama dengan positif tak hingga, perbandingannya positif..
𝑥→∞ 3𝑥 2 + 13𝑥 + 5

Maka satu yang harus segera diperhatikan pada soal adalah pangkat terbesar ada di atas…..
Berarti BEEESAAAARRRRRR…. Sehingga nilai limitnya adalah +∞ (positif tak terhingga).

4𝑥 3 + 5𝑥 − 21 Kalau pangkat terbesar di atas dan di bawah berarti nilai limitnya adalah hasil
lim = …. pembagian koefisien yang memuat variabel pangkat tertinggi, yaitu .
4
𝑥→∞ 3𝑥 3 + 7𝑥 2 − 4 3

Apabila pangkat terbesar ada di atas dan di bawah, maka nilai limitnya adalah hasil pembagian koefisien
variabel pangkat tertinggi tersebut.

Halaman 194 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Limit Aljabar Menuju Tak Hingga dengan Mengalikan Bentuk Sekawan Akar.
Cara cepat untuk menyelesaikan limit aljabar menuju tak hingga dengan mengalikan bentuk sekawan akar
adalah membandingkan koefisien suku derajat dua dan suku derajat satu di dalam tanda akar. Selesai.

Soal Limit 𝑥 → ∞ bentuk ∞ − ∞

Bentuk umum

lim √𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 − √𝑝𝑥 2 + 𝑞𝑥 + 𝑟


𝑥→∞

Bandingkan koefisien suku


derajat dua di dalam tanda akar

𝑎<𝑝 𝑎=𝑝 𝑎>𝑝

𝑏−𝑝
Nilai limit = −∞ Nilai limit = Nilai limit = +∞
2 √𝑎

LOGIKA PRAKTIS menghafalkan:


Ingat, akar tanda positif ⇒ +∞, akar tanda negatif ⇒ −∞

Kalau koefisien terbesar di akar bertanda positif. Maka nilai limit POSITIF TAK HINGGA….
Kalau koefisien terbesar di akar bertanda negatif. Maka nilai limit NEGATIF TAK HINGGA….
Jika koefisien tertinggi sama pada kedua bentuk akar, maka gunakan rumusnya.

Selesai!

Misal soalnya adalah sebagai berikut:

Kalau koefisien terbesar ada di akar bertanda positif.


lim √2𝑥 2 + 3𝑥 − 4 − √𝑥 2 − 7𝑥 − 1 = …. Maka nilai limit adalah POSITIF TAK HINGGAAAAAAA….
𝑥→∞

Maka satu yang harus segera diperhatikan pada soal adalah koefisien terbesar ada di akar bertanda positif.
Sehingga nilai limitnya adalah +∞ (positif tak hingga).

Kalau koefisien terbesar ada di akar bertanda negatif.


lim √𝑥 2 + 3𝑥 − 4 − √2𝑥 2 − 7𝑥 − 1 = …. Maka nilai limit adalah NEGATIF TAK HINGGAAAAAAA….
𝑥→∞

Maka satu yang harus segera diperhatikan pada soal adalah koefisien terbesar ada di akar bertanda positif.
Sehingga nilai limitnya adalah −∞ (negatif tak hingga).

𝑎
Kalau koefisien terbesar ada di kedua bentuk akar.
lim √2𝑥 2 + 3𝑥 − 4 − √2𝑥 2 − 7𝑥 − 1 = …. Maka nilai limit adalah
𝑏−𝑝
….
𝑥→∞ 2√𝑎
𝑏−𝑝
Maka satu yang harus segera diperhatikan pada soal adalah koefisien terbesar ada di kedua bentuk akar.
𝑏−𝑝 3−(−7) 10 5 5
Sehingga nilai limitnya adalah = = = = √2
2√𝑎 2√2 2√2 √2 2

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 195
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Limit Trigonometri Menggunakan Aturan Sinta Coret.
Cara cepat untuk menyelesaikan limit trigonometri yang memuat bentuk sinus atau tangen dan menghasilkan
0
bentuk tak tentu 0 adalah dengan mencoret sinus dan tangen sehingga tinggal menyisakan sudutnya saja. Lalu
langkah berikutnya adalah mencoret variabel yang sama pada pembilang dan penyebut. Selesai.

0
Soal Limit Fungsi Trigonometri 𝑥 → 0 bentuk 0

Jika limit memuat bentuk sin atau tan,


maka coret sin atau tan.
Lalu sederhanakan bentuk yang tersisa.

sin 𝑥 𝑥 sin 𝑎𝑥 𝑎𝑥 𝑎
lim = lim =1 lim = lim =
𝑥→0 𝑥 𝑥→0 sin 𝑥 𝑥→0 𝑏𝑥 𝑥→0 sin 𝑏𝑥 𝑏
tan 𝑥 𝑥 tan 𝑎𝑥 𝑎𝑥 𝑎
lim = lim =1 lim = lim =
𝑥→0 𝑥 𝑥→0 tan 𝑥 𝑥→0 𝑏𝑥 𝑥→0 tan 𝑏𝑥 𝑏
sin 𝑥 tan 𝑥 sin 𝑎𝑥 tan 𝑎𝑥 𝑎
lim = lim =1 lim = lim =
𝑥→0 tan 𝑥 𝑥→0 sin 𝑥 𝑥→0 tan 𝑏𝑥 𝑥→0 sin 𝑏𝑥 𝑏
sin 𝑥 tan 𝑥 sin 𝑎𝑥 tan 𝑎𝑥 𝑎
lim = lim =1 lim = lim =
𝑥→0 sin 𝑥 𝑥→0 tan 𝑥 𝑥→0 sin 𝑏𝑥 𝑥→0 tan 𝑏𝑥 𝑏

Contoh Soal

𝑥 sin 2𝑥 1∙2 2
lim = =
𝑥→0 5𝑥 tan 3𝑥 3 ∙ 5 15

Coret sin dan tan, sederhanakan bentuk tersisa! Selesai!

5𝑥 sin2 2𝑥 5𝑥 sin 2𝑥 sin 2𝑥 5 ∙ 2 ∙ 2 20


lim 2
= lim = =
𝑥→0 3𝑥 tan 𝑥 𝑥→0 3 𝑥 𝑥 tan 𝑥 3 3

Coret sin dan tan, sederhanakan bentuk tersisa! Selesai!

5𝑥 2 tan 3𝑥 5𝑥 𝑥 tan 3𝑥 5 ∙ 5 ∙ 3 75
lim 3
= lim = =
𝑥→0 sin 2𝑥 𝑥→0 sin 2𝑥 sin 2𝑥 sin 2𝑥 2∙2∙2 8

Coret sin dan tan, sederhanakan bentuk tersisa! Selesai!

sin 3𝑥 + tan 6𝑥 3𝑥 + 6𝑥 9𝑥 9
lim = lim = lim =
𝑥→0 4𝑥 𝑥→0 4𝑥 𝑥→0 4𝑥 4

Coret sin dan tan, sederhanakan bentuk tersisa! Selesai!

5𝑥 2 5𝑥 2 5𝑥 2 5
lim = lim = lim 2 =
𝑥→0 𝑥(tan 7𝑥 − sin 3𝑥) 𝑥→0 𝑥(7𝑥 − 3𝑥) 𝑥→0 4𝑥 4

Coret sin dan tan, sederhanakan bentuk tersisa! Selesai!

Halaman 196 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Limit Trigonometri Menggunakan Aturan Hapus Kosinus.
Cara cepat untuk menyelesaikan limit trigonometri yang memuat bentuk kosinus “jahat” dan menghasilkan
0
bentuk tak tentu 0 adalah dengan menghapus fungsi kosinus yang bernilai 1. Lalu langkah berikutnya adalah
mencoret variabel yang sama pada pembilang dan penyebut. Selesai.

0
Soal Limit Fungsi Trigonometri 𝑥 → 0 bentuk 0

Jika limit memuat bentuk cos “jahat”,


maka hapus cos.
Lalu sederhanakan bentuk yang tersisa.

1
lim cos 𝑥 = lim =1
𝑥→0 𝑥→0 cos 𝑥

1
lim cos 𝑎𝑥 = lim =1
𝑥→0 𝑥→0 cos 𝑎𝑥

Contoh Soal

cos 𝑥 1 1
lim = lim = = ∞
𝑥→0 𝑥 𝑥→0 𝑥 0

Hapus cos, sederhanakan bentuk tersisa! Selesai!

3𝑥
lim = lim 3𝑥 = 0
𝑥→0 cos 7𝑥 𝑥→0

Hapus cos, sederhanakan bentuk tersisa! Selesai!

2𝑥 cos 5𝑥 2𝑥 2 2
lim = lim = lim =
𝑥→0 3 sin 𝑥 𝑥→0 3 sin 𝑥 𝑥→0 3 3

Hapus cos, sederhanakan bentuk tersisa! Selesai!

sin 3𝑥 + 𝑥 cos 2𝑥 3𝑥 + 𝑥 4𝑥 4 4
lim = lim lim = lim =
𝑥→0 tan 5𝑥 cos 7𝑥 𝑥→0 5𝑥 𝑥→0 5𝑥 𝑥→0 5 5

Hapus cos, sederhanakan bentuk tersisa! Selesai!

2𝑥 2 cos 𝑥 2𝑥 𝑥 2 2
lim = lim = lim =
𝑥→0 𝑥 sin 3𝑥 𝑥→0 𝑥 3𝑥 𝑥→0 3 3

Hapus cos, sederhanakan bentuk tersisa! Selesai!

3𝑥 cos 2𝑥 3𝑥 3
lim = lim = lim = 3
𝑥→0 𝑥 cos 2 5𝑥 𝑥→0 𝑥 𝑥→0 1

Hapus cos, sederhanakan bentuk tersisa! Selesai!

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 197
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Limit Trigonometri Menggunakan Aturan Ubah Kosinus.
Cara cepat untuk menyelesaikan limit trigonometri yang memuat bentuk kosinus “baik” dan menghasilkan
0
bentuk tak tentu 0 adalah dengan mengubah fungsi kosinus yang menyebabkan nilai limit menjadi 0 dengan
menggunakan sifat identitas trigonometri. Lalu langkah berikutnya adalah mencoret variabel yang sama pada
pembilang dan penyebut. Selesai.

0
Soal Limit Fungsi Trigonometri 𝑥 → 0 bentuk 0

Jika limit memuat bentuk cos “baik”,


maka ubah cos.
Lalu sederhanakan bentuk yang tersisa.

𝟏
𝟏 − 𝐜𝐨𝐬 𝒂𝒙 𝒂𝒙 𝒂𝒙 1
lim = lim 𝟐 = 𝑎2
𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥2 2
𝟏
𝐜𝐨𝐬 𝒂𝒙 − 𝟏 − 𝟐 𝒂𝒙 𝒂𝒙 1
lim 2
= lim 2
= − 𝑎2
𝑥→0 𝑥 𝑥→0 𝑥 2
𝟏 𝟏
𝐜𝐨𝐬 𝒂𝒙 − 𝐜𝐨𝐬 𝒃𝒙 𝟐 𝒃𝒙 𝒃𝒙 − 𝟐 𝒂𝒙 𝒂𝒙 1
lim = lim = (𝑏 2 − 𝑎2 )
𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥2 2
𝟏 − 𝐜𝐨𝐬 𝟐 𝒂𝒙 𝒂𝒙 𝒂𝒙
lim = lim = 𝑎2
𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥 2

𝐜𝐨𝐬 𝟐 𝒂𝒙 − 𝟏 − 𝒂𝒙 𝒂𝒙
lim = lim = − 𝑎2
𝑥→0 𝑥2 𝑥→0 𝑥2
𝐜𝐨𝐬 𝟐 𝒂𝒙 − 𝐜𝐨𝐬 𝟐 𝒃𝒙 𝒃𝒙 𝒃𝒙 − 𝒂𝒙 𝒂𝒙
lim 2
= lim = (𝑏 2 − 𝑎2 )
𝑥→0 𝑥 𝑥→0 𝑥2

Contoh Soal

𝟏
𝟏 − 𝐜𝐨𝐬 𝟐𝒙 𝟐𝒙 𝟐𝒙 2 2
lim 2
= lim 𝟐 = lim =
𝑥→0 3𝑥 𝑥→0 3 𝑥 𝑥 𝑥→0 3 3

Ubah cos, sederhanakan bentuk tersisa! Selesai!

𝟏 − 𝐜𝐨𝐬 𝟐 𝟐𝒙 𝟐𝒙 𝟐𝒙 2∙2 4 4
lim 2
= lim = lim = lim =
𝑥→0 3𝑥 𝑥→0 3 𝑥 𝑥 𝑥→0 3 𝑥→0 3 3

Ubah cos, sederhanakan bentuk tersisa! Selesai!

Penjelasan detailnya langkah-langkah TRIK SUPERKILAT beserta contoh-contoh soal akan segera dilanjutkan di
http://pak-anang.blogspot.com. :)

Jadi pastikan untuk selalu mengunjungi laman web berikut:


http://pak-anang.blogspot.com/2013/01/smart-solution-un-matematika-sma-2013_23.html
untuk mengecek dan mengunduh update versi terbaru terbaru TRIK SUPERKILAT UN Matematika SMA 2013
pada bab Limit Fungsi Aljabar dan Limit Fungsi Trigonometri ini….

Halaman 198 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:

5x
1. Nilai lim  ....
x 0
3 9 x TRIK SUPERKILAT:
5𝑥 5𝑥 3 + √9 + 𝑥 5𝑥 5 2∙3
A. −30 lim = lim × lim = ∙ = −30
𝑥→0 3 − √9 + 𝑥 𝑥→0 3 − √9 + 𝑥 3 + √9 + 𝑥
B. −27 𝑥→0 3 − √9 + 𝑥 −1 1
5𝑥 ∙ (3 + √9 + 𝑥)
C. 15 = lim
D. 30 𝑥→0 9 − (9 + 𝑥)
E. 36 5𝑥 ∙ (3 + √9 + 𝑥)
= lim
𝑥→0 −𝑥
= lim −5 ∙ (3 + √9 + 𝑥)
𝑥→0
= −5 ∙ (3 + √9)
= −5 ∙ 6
= −30

1 x
2. Nilai lim  ....
x 1
2 x3 TRIK SUPERKILAT:
1−𝑥 1−𝑥 2 + √𝑥 + 3 1−𝑥 −1 2 ∙ 2
A. 8 lim = lim × lim = ∙ =4
𝑥→1 2 − √𝑥 + 3 𝑥→1 2 − √𝑥 + 3 2 + √𝑥 + 3
B. 4 𝑥→1 2 − √𝑥 + 3 −1 1
(1 − 𝑥) ∙ (2 + √𝑥 + 3)
C. 0 = lim
D. −4 𝑥→1 4 − (𝑥 + 3)
E. −8 (1 − 𝑥) ∙ (2 + √𝑥 + 3)
= lim
𝑥→1 (1 − 𝑥)
= lim(2 + √𝑥 + 3)
𝑥→1
= 2 + √1 + 3
= 2 + √4
=2+2
=4

2  x 1 2 − √𝑥 + 1 2 − √𝑥 + 1 2 + √𝑥 + 1
3. Nilai lim  ....
lim = lim × TRIK SUPERKILAT:
x 3 x3 𝑥→1 𝑥−3 𝑥→3 𝑥−3 2 + √𝑥 + 1
2 − √𝑥 + 1 −1 1 1
4 − (𝑥 + 1)
1 = lim lim = ∙ =−
A.  𝑥→3 (𝑥 − 3) ∙ (2 + √𝑥 + 1) 𝑥→3 𝑥−3 1 2∙2 4
4 (3 − 𝑥)
= lim
𝑥→3 (𝑥 − 3) ∙ (2 + √𝑥 + 1)
1
B.  −1
2 = lim
𝑥→3 (2 + √𝑥 + 1)
C. 1 −1
=
D. 2 2 + √4
1
E. 4 =−
4

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 199
1  cos 2 x 1 − cos 2𝑥 1 − (1 − 2 sin2 𝑥)
TRIK SUPERKILAT:
4. Nilai lim  ....𝑥→0
lim
𝑥 tan 2𝑥
= lim
𝑥→0 𝑥 tan 2𝑥
x 0 x tan 2 x 1
2 sin2 𝑥 1 − cos 2𝑥 2 ∙ 2 ∙ 2
A. −2 = lim lim = =1
𝑥→0 𝑥 tan 2𝑥 𝑥→0 𝑥 tan 2𝑥 1∙2
B. −1 2 sin 𝑥 sin 𝑥 𝑥 2𝑥
C. 0 = lim ∙ ∙
𝑥→0 𝑥 tan 2𝑥 𝑥 2𝑥
D. 1 sin 𝑥 sin 𝑥 2𝑥 𝑥
E. 2 = lim 2 ∙ ∙ ∙ ∙
𝑥→0 𝑥 𝑥 tan 2𝑥 2𝑥
1
=2∙1∙1∙1∙ =1
2

cos 4 x  1 cos 4𝑥 − 1 (1 − 2 sin2 2𝑥) − 1


TRIK SUPERKILAT:
5. Nilai lim  ....𝑥→0
lim
𝑥 tan 2𝑥
= lim
𝑥 tan 2𝑥
x 0 x tan 2 x 𝑥→0 1
−2 sin2 2𝑥 cos 4𝑥 − 1 − 2 ∙ 4 ∙ 4
A. 4 = lim lim =
𝑥→0 𝑥 tan 2𝑥 𝑥→0 𝑥 tan 2𝑥 1∙2
B. 2 −2 sin 2𝑥 sin 2𝑥 2𝑥 2𝑥 = −4
C. −1 = lim ∙ ∙
𝑥→0 𝑥 tan 2𝑥 2𝑥 2𝑥
D. −2 sin 2𝑥 sin 2𝑥 2𝑥 2𝑥
E. −4 = lim −2 ∙ ∙ ∙ ∙
𝑥→0 2𝑥 2𝑥 tan 2𝑥 𝑥
= −2 ∙ 1 ∙ 1 ∙ 1 ∙ 2 = −4

Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.

Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.

Pak Anang.

Halaman 200 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
5. 2. Menyelesaikan soal aplikasi turunan fungsi.

Turunan Fungsi Simbol


𝑑𝑦 𝑑
Definisi 𝑓 ′ (𝑥) = 𝑦 ′ = = (𝑓(𝑥))
𝑑𝑥 𝑑𝑥

𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥)
𝑓 ′ (𝑥) = lim
ℎ→0 ℎ
dengan catatan limit ini ada

Turunan Fungsi Aljabar Turunan Fungsi Trigonometri


𝑓(𝑥) = 𝑐 → 𝑓 ′ (𝑥) = 0 𝐬𝐢𝐧 𝒙
𝑛
𝑓(𝑥) = 𝑎𝑥 → 𝑓 ′ (𝑥) = 𝑛. 𝑎𝑥 𝑛−1 𝐜𝐨𝐬 𝒙
− 𝐬𝐢𝐧 𝒙
Sifat:
𝑓(𝑥) = 𝑘𝑢 → 𝑓 ′ (𝑥) = 𝑘𝑢′ − 𝐜𝐨𝐬 𝒙
𝑓(𝑥) = 𝑢 ± 𝑣 → 𝑓 ′ (𝑥) = 𝑢′ ± 𝑣 ′ 𝑓(𝑥) = tan 𝑥 → 𝑓 ′ (𝑥) = sec 2 𝑥
𝑓(𝑥) = 𝑢 ∙ 𝑣 → 𝑓 ′ (𝑥) = 𝑢′ 𝑣 + 𝑢𝑣 ′ 𝑓(𝑥) = cot 𝑥 → 𝑓 ′ (𝑥) = − csc 2 𝑥
𝑢 𝑢′𝑣−𝑢𝑣′ 𝑓(𝑥) = sec 𝑥 → 𝑓 ′ (𝑥) = sec 𝑥 tan 𝑥
𝑓(𝑥) = 𝑣 → 𝑓 ′ (𝑥) =
𝑣2 𝑓(𝑥) = csc 𝑥 → 𝑓 ′ (𝑥) = − csc 𝑥 cot 𝑥
′ (𝑥) ′ (𝑢)
𝑓(𝑥) = 𝑓(𝑢) → 𝑓 =𝑓 ∙ 𝑢′

Aplikasi Turunan Fungsi


Gradien Garis Singgung Persamaan Garis Singgung
Kurva 𝑦 = 𝑓 (𝑥 ) di titik 𝑥 = 𝑎 di titik (𝑥1 , 𝑦1 )

𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 )
𝑚 = 𝑓 ′ (𝑎)

Gradien garis singgung digunakan untuk melihat naik atau turunnya sebuah grafik fungsi.

Grafik Fungsi 𝑓 Grafik Fungsi 𝑓 Grafik Fungsi 𝑓


Naik Tidak Naik dan Tidak Turun Turun
𝑓 ′ (𝑎) > 0 𝑓 ′ (𝑎) = 0 𝑓 ′ (𝑎) < 0

Titik dimana grafik fungsi 𝑓 tidak naik atau tidak turun disebut titik stasioner.

Titik Maksimum Titik Belok Titik Minimum


“naik – stasioner – naik”
“naik – stasioner – turun” atau “turun – stasioner – naik”
“turun – stasioner – turun”

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 201
LOGIKA PRAKTIS Turunan Fungsi Aljabar.

Secara umum turunan fungsi aljabar sederhana bisa digambarkan pada diagram berikut:

𝒇(𝒙) = 𝒂𝒙𝒏 → 𝒇′ (𝒙) = 𝒏 ∙ 𝒂𝒙𝒏−𝟏

𝒏 ∙ 𝒂𝒙𝒏 𝒏 ∙ 𝒂𝒙𝒏−𝟏
Proses mencari turunan fungsi 𝑎𝑥 𝑛 :
1. Kalikan pangkatnya dengan fungsi!
2. Kurangi satu pangkatnya!
3. Selesai!

Halaman 202 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
LOGIKA PRAKTIS Turunan Fungsi Trigonometri Dasar Sinus Kosinus.

Secara umum turunan fungsi trigonometri sederhana bisa digambarkan pada diagram berikut:

Cara membacanya:
𝐬𝐢𝐧 𝒙 𝑦 = sin 𝑥 → 𝑦′ = cos 𝑥
𝐜𝐨𝐬 𝒙 𝑦 = cos 𝑥 → 𝑦′ = −sin 𝑥
− 𝐬𝐢𝐧 𝒙 𝑦 = −sin 𝑥 → 𝑦′ = −cos 𝑥
− 𝐜𝐨𝐬 𝒙 𝑦 = −cos 𝑥 → 𝑦′ = sin 𝑥

Jadi turunannya sinus adalah kosinus.


Turunannya kosinus adalah negatif sinus.

KONSEP DASAR Turunan Fungsi Trigonometri Dasar Selain Sinus Kosinus.

Untuk turunan fungsi trigonometri yang lain diperoleh dengan menggunakan sifat turunan fungsi pembagian:
𝑢 𝑢′ 𝑣 − 𝑢𝑣 ′
𝑦= → 𝑦′ =
𝑣 𝑣2

Contohnya bagaimana turunan dari fungsi tan 𝑥?

sin 𝑥 ′
⇒ 𝑦 = tan 𝑥 = → 𝑢 = sin 𝑥 ⇒ 𝑢 ′ = cos 𝑥
cos 𝑥 𝑣 = cos 𝑥 ⇒ 𝑣 = − sin 𝑥

𝑢′ 𝑣 − 𝑢𝑣 ′ cos 𝑥 cos 𝑥 − sin 𝑥 (− sin 𝑥) cos2 𝑥 + sin2 𝑥 1


⇒ 𝑦′ = 2
= 2
= 2
= = sec 2 𝑥
𝑣 cos 𝑥 cos 𝑥 cos 2 𝑥

Jadi, 𝑦 = tan 𝑥 → 𝑦 ′ = sec 2 𝑥.

Silahkan temukan sendiri turunan fungsi cot 𝑥 , sec 𝑥 , dan csc 𝑥 menggunakan aturan dan sifat tersebut!!!

LOGIKA PRAKTIS Cara Menghafalkan Turunan Fungsi Trigonometri Dasar Selain Sinus Kosinus.

𝒚 = 𝐭𝐚𝐧 𝒙
turunan dari fungsi yang berawalan huruf c selalu negatif
𝒚 = 𝐜𝐨𝐭 𝒙
}⇒ fungsi berawalan huruf c hanya kumpul dengan yang berawalan c juga
𝒚 = 𝐬𝐞𝐜 𝒙
𝐭𝐚𝐧 𝒙 dan 𝐜𝐨𝐭 𝒙 turunannya kembar
𝒚 = 𝐜𝐬𝐜 𝒙

tan 𝑥 cot 𝑥 Cara membacanya:


𝑦 = tan 𝑥 → 𝑦′ = sec 2 𝑥
𝑦 = cot 𝑥 → 𝑦′ = − csc 2 𝑥
sec 𝑥 csc 𝑥 𝑦 = sec 𝑥 → 𝑦′ = sec 𝑥 tan 𝑥
𝑦 = csc 𝑥 → 𝑦′ = − csc 𝑥 cot 𝑥
□𝟐 □𝟐

Tips membaca LOGIKA PRAKTIS:

Turunannya tan 𝑥 adalah sec 2 𝑥. Turunannya sec 𝑥 adalah sec 𝑥 tan 𝑥


Turunannya cot 𝑥 adalah – csc 2 𝑥. Turunannya csc 𝑥 adalah − csc 𝑥 cot 𝑥
□𝟐

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 203
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Aplikasi Turunan Fungsi (Persamaan Garis Singgung Kurva).

Kurva 𝑓(𝑥)

Tentukan turunan 𝑓(𝑥) yaitu 𝑓 ′ (𝑥)

Persamaan Garis Lurus


melewati titik (𝑥1 , 𝑦1 )
Gradien Garis Singgung Kurva dengan gradien 𝑚
di 𝑥 = 𝑎 adalah adalah:

𝑚 = 𝑓 ′ (𝑎) 𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 )

Gradien Garis Singgung Kurva 𝑓(𝑥)


di titik (𝑥1 , 𝑦1 ) dengan gradien 𝑚 adalah:

(𝑦 − 𝑦1 ) = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 )

Contoh Soal:
Diketahui ℎ adalah garis singgung kurva 𝑦 = 𝑥 3 − 4𝑥 2 + 2𝑥 − 3 pada titik (1, −4). Titik potong garis ℎ dengan
sumbu X adalah ….
a. (−3,0)
b. (−2,0)
c. (−1,0)
1
d. (− , 0)
2
1
e. (− , 0)
3

Pembahasan:
Diketahui kurva 𝑓(𝑥) yaitu:
𝑓(𝑥) = 𝑥 3 − 4𝑥 2 + 2𝑥 − 3 ⇒ 𝑓 ′ (𝑥) = 3𝑥 2 − 8𝑥 + 2

Gradien garis singgung kurva di 𝑥 = 1 adalah:


𝑚 = 𝑓 ′ (𝑥) ⇒ 𝑚 = 𝑓 ′ (1)
= 3(1)2 − 8(1) + 2
=3−8+2
= −3

Persamaan garis singgung kurva di titik (1, −4) dengan gradien 𝑚 = −3 adalah:
𝑦 − 𝑦1 = 𝑚(𝑥 − 𝑥1 ) ⇒ 𝑦 − (−4) = −3(𝑥 − 1)
⇔ 𝑦 + 4 = −3𝑥 + 3
⇔ 𝑦 = −3𝑥 + 3 − 4
⇔ 𝑦 = −3𝑥 − 1

Jadi garis ℎ adalah 𝑦 = −3𝑥 − 1.

Titik potong garis ℎ terhadap sumbu X terjadi saat 𝑦 = 0, sehingga:


𝑦 = 0 ⇒ 0 = −3𝑥 − 1
⇔ 3𝑥 = −1
1
⇔ 𝑥=−
3
1
Jadi, titik potong garis ℎ terhadap sumbu X adalah (− 3 , 0).

Halaman 204 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Aplikasi Turunan Fungsi.

Hubungan antara Jarak (𝒔), Kecepatan (𝒗), dan Percepatan (𝒂). *)


Jika ada soal tentang hubungan antara jarak, kecepatan, dan percepatan pada gerak maka konsep
berikut bisa membantu kita dalam mengerjakan soal tersebut:

𝒔 turun
Turun artinya turunan fungsi.

𝒗 Sehingga cara membacanya seperti ini:


𝑑𝑠
turun Fungsi 𝑣 adalah turunan dari fungsi 𝑠. atau dinotasikan 𝑣 = 𝑑𝑡 = 𝑠 ′ (𝑡)

𝒂 Fungsi 𝑎 adalah turunan dari fungsi 𝑣. atau dinotasikan 𝑎 =


𝑑𝑣
𝑑𝑡
= 𝑣 ′ (𝑡)

*) Dikutip dari SMART SOLUTION UN Fisika SMA 2013 SKL 2.1 Kinematika Gerak
(http://pak-anang.blogspot.com/2012/12/smart-solution-un-fisika-sma-2013-skl.html)

Contoh Soal 1:
Suatu peluru ditembakan ke atas. Jika tinggi ℎ meter setelah 𝑡 detik dirumuskan dengan ℎ(𝑡) = 120𝑡 − 5𝑡 2 ,
maka tinggi maksimum yang dicapai peluru tersebut adalah …. meter.
a. 270
b. 320
c. 670
d. 720
e. 770

Pembahasan:
Fungsi yang menyatakan ketinggian peluru adalah ℎ(𝑡).
Fungsi yang menyatakan kecepatan peluru adalah 𝑣(𝑡).

Hubungan antara dua fungsi tersebut adalah:


𝑑 𝑑
𝑣(𝑡) = (ℎ(𝑡)) ⇒ 𝑣(𝑡) = (120𝑡 − 5𝑡 2 )
𝑑𝑡 𝑑𝑡
∴ 𝑣(𝑡) = 120 − 10𝑡

Suatu peluru dikatakan telah berada di titik tertinggi apabila kecepatannya sama dengan nol.
𝑣(𝑡) = 0 ⇒ 120 − 10𝑡 = 0
⇔ −10𝑡 = −120
−120
⇔ 𝑡=
−10
∴ 𝑡 = 12 s

Sehingga tinggi maksimum akan dicapai saat 𝑡 = 12 s, yaitu


ℎ(𝑡) = 120𝑡 − 5𝑡 2 ⇒ ℎ(2) = 120(12) − 5(12)2
= 1440 − 720
= 720 m

Jadi tinggi maksimum peluru adalah 720 m.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 205
Contoh Soal 2:
1 3
Jarak yang ditempuh sebuah mobil dalam waktu 𝑡 diberikan oleh fungsi 𝑠(𝑡) = 4 𝑡 4 − 2 𝑡 3 − 6𝑡 2 + 5𝑡.
Kecepatan maksimum mobil tersebut akan tercapai pada saat 𝑡 = …. detik
a. 6
b. 4
c. 3
d. 2
e. 1

Pembahasan:
Fungsi yang menyatakan jarak tempuh mobil adalah 𝑠(𝑡).
Fungsi yang menyatakan kecepatan mobil adalah 𝑣(𝑡).

Hubungan antara dua fungsi tersebut adalah:


𝑑 𝑑 1 3
𝑣(𝑡) = (𝑠(𝑡)) ⇒ 𝑣(𝑡) = ( 𝑡 4 − 𝑡 3 − 6𝑡 2 + 5𝑡)
𝑑𝑡 𝑑𝑡 4 2
9
∴ 𝑣(𝑡) = 𝑡 3 − 𝑡 2 − 12𝑡 + 5
2

Kecepatan maksimum akan tercapai jika sudah tidak ada lagi percepatan (𝑎(𝑡) = 0).
𝑑 𝑑 9
𝑎(𝑡) = (𝑣(𝑡)) ⇒ 𝑎(𝑡) = (𝑡 3 − 𝑡 2 − 12𝑡 + 5)
𝑑𝑡 𝑑𝑡 2
∴ 𝑎(𝑡) = 3𝑡 2 − 9𝑡 − 12
Sehingga,
𝑎(𝑡) = 0 ⇒ 3𝑡 2 − 9𝑡 − 12 = 0 (𝑑𝑖𝑏𝑎𝑔𝑖 3)
⇔ 𝑡 2 − 3𝑡 − 4 = 0
⇔ (𝑡 + 1)(𝑡 − 4) = 0
pembuat nol
⇒ 𝑡 + 1 = 0 atau 𝑡 − 4 = 0
⇔ 𝑡 = −1  atau   𝑡 = 4
TM

Karena waktu tidak mungkin negatif, maka untuk 𝑡 = −1 adalah TM (tidak memenuhi).

Jadi, kecepatan maksimum mobil akan dicapai saat 𝑡 = 4 detik.

Halaman 206 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Aplikasi Turunan Fungsi (Fungsi Naik dan Fungsi Turun).

Kurva 𝑓(𝑥)

Tentukan turunan 𝑓(𝑥) yaitu 𝑓 ′ (𝑥)

Periksa nilai 𝑓 ′ (𝑥)


pada interval [𝑎, 𝑏]

𝑓 ′ (𝑥) > 0 ⇒ Fungsi 𝑓 naik 𝑓 ′ (𝑥) < 0 ⇒ Fungsi 𝑓 turun

“Fungsi Naik” “Fungsi Turun”

+ −
𝑓 ′ (𝑥) 𝑓 ′ (𝑥)
𝑎 𝑏 𝑎 𝑏

Contoh Soal:
2
Grafik dari 𝑓(𝑥) = 𝑥 3 − 𝑥 2 − 12𝑥 + 20 naik untuk interval ….
3

a. 3 < 𝑥 < −2
b. −2 < 𝑥 < 3
c. 𝑥 < −2 atau 𝑥 > 3
d. 𝑥 < 2 atau 𝑥 > −3
e. 𝑥 < −3 atau 𝑥 > −2

Pembahasan:
Naik atau turunnya grafik fungsi 𝑓(𝑥) dapat dilihat dari nilai 𝑓′(𝑥).
2
𝑓(𝑥) = 𝑥 3 − 𝑥 2 − 12𝑥 + 20 ⇒ 𝑓 ′ (𝑥) = 2𝑥 − 2𝑥 − 12
3

Fungsi 𝑓(𝑥) naik apabila 𝑓 ′ (𝑥) > 0.

Sehingga,
𝑓 ′ (𝑥) = 0 ⇒ 2𝑥 − 2𝑥 − 12 > 0 (𝑑𝑖𝑏𝑎𝑔𝑖 2)
⇔ 𝑥2 − 𝑥 − 6 > 0
⇔ (𝑥 + 2)(𝑥 − 3) > 0
pembuat nol
⇒ 𝑥 + 2 = 0 atau 𝑥 − 3 = 0
⇔ 𝑥 = −2  atau   𝑥 = 3

Daerah penyelesaian pertidaksamaan tersebut pada garis bilangan:


+ − +
−2 3

Jadi grafik fungsi 𝑓(𝑥) akan naik dalam interval 𝑥 < −2 atau 𝑥 > 3.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 207
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Aplikasi Turunan Fungsi (Titik Stasioner).

Kurva 𝑓(𝑥)

Tentukan turunan 𝑓(𝑥) yaitu 𝑓 ′ (𝑥)

Periksa nilai 𝑓 ′ (𝑥)


pada 𝑥 = 𝑎

𝑓 ′ (𝑎) ≠ 0 ⇒ Fungsi 𝑓 naik atau turun 𝑓 ′ (𝑎) = 0 ⇒ Fungsi 𝑓 stasioner

Menentukan
jenis titik stasioner
grafik fungsi 𝑓(𝑎)

Metode grafis Metode analitis


(Uji turunan pertama) (Uji turunan kedua)

titik titik
maksimum minimum

+ − +
𝑓 ′ (𝑥) 𝑓 ′′ (𝑎) < 0 𝑓 ′′ (𝑎) = 0 𝑓 ′′ (𝑎) > 0
𝑎 𝑏 Titik Maksimum Titik Belok Titik Minimum

stasioner
naik turun naik
stasioner

TIPS Mengingat Titik Maksimum Minimum:


titik belok
𝒎𝒂𝒙 sin 𝑥
− − + +
Perhatikan Grafik Fungsi
𝑓 ′ (𝑥) 𝑓(𝑥) = sin 𝑥, 0° ≤ 𝑥 ≤ 360° 360°
𝑎 𝑏 𝑐
𝒎𝒊𝒏
TIPS Mengingat Titik Belok: cos 𝑥
turun naik
stasioner stasioner
turun naik Perhatikan Grafik Fungsi 360°
stasioner 𝑓(𝑥) = cos 𝑥, 0° ≤ 𝑥 ≤ 360°
𝒃𝒆𝒍𝒐𝒌

Halaman 208 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Aplikasi Turunan Fungsi (Masalah Maksimum Minimum).

Nilai maksimum atau minimum fungsi 𝑓(𝑥)


pada interval 𝑎 ≤ 𝑥 ≤ 𝑏

Tentukan nilai 𝑓(𝑥) pada ujung interval Tentukan nilai stasioner 𝑓(𝑥)
𝑓(𝑎) dan 𝑓(𝑏) (Jika ada)

Pilih nilai terbesar  nilai maksimum


Pilih nilai terkecil  nilai minimum

Contoh Soal:
1 3
Nilai maksimum dari fungsi 𝑓(𝑥) = 3 𝑥 3 − 2 𝑥 2 + 2𝑥 + 9 pada interval −≤ 𝑥 ≤ 3 adalah ….
2
a. 9 3
5
b. 9 6
c. 10
1
d. 10 2
2
e. 10
3

Pembahasan:
Nilai 𝑓(𝑥) pada ujung interval 0 ≤ 𝑥 ≤ 3.
1 3
𝑥 = 0 ⇒ 𝑓(0) = (0)3 − (0)2 + 2(0) + 9 = 9
3 2
1 3
𝑥 = 3 ⇒ 𝑓(0) = (3) − (3)2 + 2(3) + 9 = 9
3
3 2

Fungsi 𝑓(𝑥) stasioner saat 𝑓 ′ (𝑥) = 0.


1 3
𝑓(𝑥) = 𝑥 3 − 𝑥 2 + 2𝑥 + 9 ⇒ 𝑓 ′ (𝑥) = 𝑥 2 − 3𝑥 + 2
3 2
𝑓 ′ (𝑥) = 0 ⇒ 𝑥 2 − 3𝑥 + 2 = 0
⇔ (𝑥 − 1)(𝑥 − 2) = 0
⇔ 𝑥 − 1 = 0 atau 𝑥 − 2 = 0
⇔ 𝑥 = 1 atau 𝑥 = 2
+ − +
𝑓 ′ (𝑥)
1 2

Sehingga, dari sketsa kurva 𝑓(𝑥) pada interval 0 ≤ 𝑥 ≤ 3 terlihat bahwa:


𝑓(𝑥) maksimum di titik 𝑥 = 1 atau mungkin maksimum di 𝑥 = 3 dan 𝑓(𝑥) minimum di 𝑥 = 2.

Periksa dulu apakah 𝑓(𝑥) maksimum di 𝑥 = 1 atau di 𝑥 = 3 dengan membandingkan nilai 𝑓(𝑥) pada kedua
titik tersebut.
1 3 5
𝑥 = 1 ⇒ 𝑓(0) = (1)3 − (1)2 + 2(1) + 9 = 9
3 2 6
1 3
𝑥 = 3 ⇒ 𝑓(0) = (3)3 − (3)2 + 2(3) + 9 = 9
3 2
5
Jadi nilai maksimum 𝑓(𝑥) adalah 9 6.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 209
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Aplikasi Turunan Fungsi (Penerapan Maksimum Minimum).

Y
Agar luas daerah arsir maksimum, maka:
𝑏 1 1
1 1 Koordinat titik 𝑀 = ( 𝑎, 𝑏)
2 2
𝑀 ( 𝑎, 𝑏)
2 2 1
Luas maksimum 𝐿 = 4 𝑎𝑏
X
𝑎

Y
𝐴𝑥 + 𝐵𝑦 = 𝐶 Agar luas daerah arsir maksimum, maka:
𝐶 1𝐶 1𝐶
1𝐶 1𝐶 Koordinat titik 𝑀 = ( , )
𝐵 2𝐴 2𝐵
𝑀( , )
2𝐴 2𝐵 1 𝐶2
Luas maksimum 𝐿 = 4 𝐴𝐵
X
𝐶
𝐴

Luas persegi panjang akan maksimum jika bentuknya persegi.


𝑝=𝑠
ℓ } 𝐿 = 𝑝 × ℓ = 𝑠 × 𝑠 = 𝑠2
𝑙 =𝑠

Untuk penerapan maksimum minimum pada soal cerita, penyelesaiannya adalah sesuai alur berikut:

Perhatikan apa yang akan dimaksimumkan atau diminimumkan

Ubah persamaan menjadi satu variabel saja, menggunakan substitusi / eliminasi

Periksa keadaan stasioner fungsi

Penjelasan detailnya langkah-langkah TRIK SUPERKILAT beserta contoh-contoh soal akan segera dilanjutkan di
http://pak-anang.blogspot.com. :)

Jadi pastikan untuk selalu mengunjungi laman web berikut:


http://pak-anang.blogspot.com/2013/01/smart-solution-un-matematika-sma-2013_29.html
untuk mengecek dan mengunduh update versi terbaru terbaru TRIK SUPERKILAT UN Matematika SMA 2013
pada bab Aplikasi Turunan Fungsi ini….

Halaman 210 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal:
Perhatikan gambar di samping! Luas daerah yang diarsir pada gambar akan mencapai maksimum apabila
koordinat M adalah …. Y
a. (2, 5)
b. (3, 4) 6
c. (3, 5)
𝑀
d. (4, 3)
e. (5, 3)
X
8
Pembahasan:
Persamaan garis lurus yang melewati titik (8, 0) dan (0, 6) adalah:
6𝑥 + 8𝑦 = 48

Misal koordinat 𝑀 adalah (𝑥, 𝑦). Jadi persegi panjang tersebut memiliki ukuran panjang 𝑥 dan lebar 𝑦.
Panjang = 𝑥
Lebar = 𝑦, dari persamaan 6𝑥 + 8𝑦 = 48 ⇒ 8𝑦 = 48 − 6𝑥
48−6𝑥
⇔ 𝑦= 8
3
⇔ 𝑦= 6− 𝑥
4

Jadi luas persegi panjang adalah:


𝐿 =𝑝×ℓ
3
= 𝑥 (6 − 𝑥)
4
3 2
= 6𝑥 − 𝑥
4
3 3
𝐿 = 6𝑥 − 𝑥 2 ⇒ 𝐿′ = 6 − 𝑥
4 2

Luas persegi panjang akan maksimum jika 𝐿′ = 0


3
𝐿′ = 0 ⇒ 6 − 𝑥 = 0
2
3
⇔ − 𝑥 = −6
2
−6
⇔ 𝑥= 3
−2

2
⇔ 𝑥 = −6 × (− )
3
⇔ 𝑥=4
3
Substitusikan 𝑥 = 4 ke 𝑦 = 6 − 𝑥 diperoleh:
4
3
𝑦 = 6 − (4) = 6 − 3 = 3
4

Jadi, luas persegi panjang diarsir akan maksimum jika koordinat 𝑀 = (4, 3)

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


Y
Agar luas daerah arsir maksimum, maka:
𝑏 1 1
1 1 Koordinat titik 𝑀 = (2 𝑎, 2 𝑏)
𝑀 ( 𝑎, 𝑏)
2 2 1
Luas maksimum 𝐿 = 4 𝑎𝑏
X
𝑎

Karena 𝑎 = 8 dan 𝑏 = 6, dan supaya luas daerah arsir maksimum maka koordinat 𝑀 = (4, 3).

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 211
Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:

1. Suatu perusahaan memproduksi x unit barang, dengan biaya (4 x 2  8 x  24 ) dalam ribu rupiah untuk
tiap unit. Jika barang tersebut terjual habis dengan harga Rp40.000,00 tiap unit, maka keuntungan
maksimum yang diperoleh perusahaan tersebut adalah ....
A. Rp16.000,00 𝑈(𝑥) = 40𝑥 − (4𝑥 2 − 8𝑥 + 24)𝑥 = −4𝑥 3 + 8𝑥 2 +′ 16𝑥 Karena 𝑥 mewakili jumlah barang,
𝑈(𝑥)akan maksimum untuk 𝑥 yang memenuhi 𝑈 (𝑥) = 0 tidak mungkin negatif sehingga
B. Rp32.000,00 ⇒ 𝑈 ′ (𝑥) = 0 yang memenuhi hanya 𝑥 = 2
C. Rp48.000,00 ⇔ −12𝑥 2 + 16𝑥 + 16 = 0 (dibagi − 4)
Substitusikan 𝑥 = 2 ke 𝑈(𝑥),
D. Rp52.000,00 ⇔ 3𝑥 2 − 4𝑥 − 4 = 0 diperoleh:
E. Rp64.000,00 ⇔ (3𝑥 + 2)(𝑥 − 2) = 0 𝑈(𝑥) = −4(2)3 + 8(2)2 + 16(2)
2 = −32 + 32 + 32
⇔ 𝑥=− atau 𝑥 = 2
3 = 32

2. Suatu perusahaan memproduksi x unit barang, dengan biaya 5 x 2  10 x  30  dalam ribuan rupiah untuk
tiap unit. Jika barang tersebut terjual habis dengan harga Rp50.000,00 tiap unit, maka keuntungan
maksimum yang diperoleh perusahaan tersebut adalah ....
A. Rp10.000,00 𝑈(𝑥) = 50𝑥 − (5𝑥 2 − 10𝑥 + 30)𝑥 = −5𝑥 3 + 10𝑥′2 + 20𝑥 Karena 𝑥 mewakili jumlah barang,
maksimum untuk 𝑥 yang memenuhi 𝑈 (𝑥) = 0 tidak mungkin negatif sehingga
B. Rp20.000,00 𝑈(𝑥)akan
⇒ 𝑈 ′ (𝑥) = 0 yang memenuhi hanya 𝑥 = 2
C. Rp30.000,00 ⇔ −15𝑥 2 + 20𝑥 + 20 = 0 (dibagi − 5)
Substitusikan 𝑥 = 2 ke 𝑈(𝑥),
D. Rp40.000,00 ⇔ 3𝑥 2 − 4𝑥 − 4 = 0 diperoleh:
E. Rp50.000,00 ⇔ (3𝑥 + 2)(𝑥 − 2) = 0 𝑈(𝑥) = −5(2)3 + 10(2)2 + 20(2)
2 = −40 + 40 + 40
⇔ 𝑥=− atau 𝑥 = 2
3 = Rp40

Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.

Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.

Pak Anang.

Halaman 212 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Pengayaan Konsep Dasar Integral Trigonometri

Integral Trigonometri
Bagaimana Pola Penyelesaian dari ∫ 𝐭𝐚𝐧 𝒙 ⅆ𝒙 atau ∫ 𝐜𝐨𝐭 𝒙 ⅆ𝒙

Bagaimana Pola Penyelesaian dari ∫ 𝐬𝐞𝐜 𝒙 ⅆ𝒙 atau ∫ 𝐜𝐬𝐜 𝒙 ⅆ𝒙

Bagaimana Pola Penyelesaian dari ∫ 𝐬𝐢𝐧𝒏 𝒙 ⅆ𝒙 atau ∫ 𝐜𝐨𝐬 𝒏 𝒙 ⅆ𝒙

Bagaimana Pola Penyelesaian dari ∫ 𝐭𝐚𝐧𝒏 𝒙 ⅆ𝒙 atau ∫ 𝐜𝐨𝐭 𝒏 𝒙 ⅆ𝒙

Bagaimana Pola Penyelesaian dari ∫ 𝐬𝐢𝐧𝒎 𝒙 𝐜𝐨𝐬𝒏 𝒙 ⅆ𝒙?

Bagaimana Pola Penyelesaian dari ∫ 𝐭𝐚𝐧𝒎 𝒙 𝐬𝐞𝐜 𝒏 𝒙 ⅆ𝒙

Bagaimana Pola Penyelesaian dari ∫ 𝐜𝐨𝐭 𝒎 𝒙 𝐜𝐬𝐜 𝒏 𝒙 ⅆ𝒙?

Bagaimana Pola Penyelesaian dari Teknik Integral Substitusi Trigonometri?

Bagaimana Pola Penyelesaian Integral menggunakan Rumus Reduksi?

Dan masih banyak yang lainnya….

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 243
Bagaimana Pola Penyelesaian dari ∫ 𝐭𝐚𝐧 𝒙 ⅆ𝒙 atau ∫ 𝐜𝐨𝐭 𝒙 ⅆ𝒙

Untuk bentuk ∫ tan 𝑥 ⅆ𝑥 dan ∫ cot 𝑥 ⅆ𝑥, maka ubah bentuk tan 𝑥 dan cot 𝑥 menggunakan identitas trigonometri
perbandingan.

sin 𝑥
tan 𝑥 =
cos 𝑥
cos 𝑥
cot 𝑥 =
sin 𝑥

Ternyata sudah menjadi sebuah bentuk integral substitusi berikut:

sin 𝑥
∫ ⅆ𝑥
cos𝑛 𝑥

cos 𝑥
∫ ⅆ𝑥
sin𝑛 𝑥

Dan jangan lupa juga konsep dasar integral berikut:

1
∫ ⅆ𝑥 = ln|𝑥| + 𝐶
𝑥

Serta ingat juga sifat logaritma (ln 𝑥 = 𝑒 log 𝑥 = logaritma natural) berikut:

1
ln = − ln 𝑥
𝑥

Contoh Soal 1:

∫ tan 𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
sin 𝑥
∫ tan 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ ⅆ𝑥
cos 𝑥
sin 𝑥 ⅆ(cos 𝑥)
=∫
cos 𝑥 − sin 𝑥
1
= −∫ ⅆ(cos 𝑥)
cos 𝑥
1
= − ln|cos 𝑥| + 𝐶= − ln | | + 𝐶 = ln|sec 𝑥| + 𝐶
sec 𝑥

Contoh Soal 2:

∫ tan 3𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
sin 3𝑥
∫ tan 3𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ ⅆ𝑥
cos 3𝑥
sin 3𝑥 ⅆ(cos 3𝑥)
=∫
cos 3𝑥 −3 sin 3𝑥
1 1
=− ∫ ⅆ(cos 3𝑥)
3 cos 3𝑥
1 1 1 1
= − ln|cos 3𝑥| + 𝐶= − ln | | + 𝐶 = ln|sec 3𝑥| + 𝐶
3 3 sec 3𝑥 3

Halaman 244 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 3:

∫ cot 𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
cos 𝑥
∫ cot 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ ⅆ𝑥
sin 𝑥
cos 𝑥 ⅆ(sin 𝑥)
=∫
sin 𝑥 cos 𝑥
1
=∫ ⅆ(sin 𝑥)
sin 𝑥
= ln|sin 𝑥| + 𝐶

Contoh Soal 4:

∫ cot 5𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
cot 5𝑥
∫ cot 5𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ ⅆ𝑥
sin 5𝑥
cos 5𝑥 ⅆ(sin 5𝑥)
=∫
sin 5𝑥 5 sin 5𝑥
1 1
= ∫ ⅆ(cos 5𝑥)
5 cos 5𝑥
1
= ln|sin 5𝑥| + 𝐶
5

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 245
Bagaimana Pola Penyelesaian dari ∫ 𝐬𝐞𝐜 𝒙 ⅆ𝒙 atau ∫ 𝐜𝐬𝐜 𝒙 ⅆ𝒙

Untuk bentuk ∫ sec 𝑥 ⅆ𝑥 dan ∫ csc 𝑥 ⅆ𝑥, maka ubah bentuk sec 𝑥 dan csc 𝑥 menggunakan identitas trigonometri
perbandingan.

1
sec 𝑥 =
cos 𝑥
1
csc 𝑥 =
sin 𝑥

Lalu kita upayakan supaya menjadi bentuk integral substitusi berikut:

sec 2 𝑥 + sec 𝑥 tan 𝑥


∫ ⅆ𝑥
sec 𝑥 + tan 𝑥

Dan jangan lupa juga konsep dasar integral berikut:

1
∫ ⅆ𝑥 = ln|𝑥| + 𝐶
𝑥

Contoh Soal 1:

∫ sec 𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
sec 𝑥 + tan 𝑥
∫ sec 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ sec 𝑥 × ( ) ⅆ𝑥
sec 𝑥 + tan 𝑥
sec 2 𝑥 + sec 𝑥 tan 𝑥
=∫ ⅆ𝑥
sec 𝑥 + tan 𝑥
sec 2 𝑥 + sec 𝑥 tan 𝑥 ⅆ(sec 𝑥 + tan 𝑥)
=∫
sec 𝑥 + tan 𝑥 sec 𝑥 tan 𝑥 + sec 2 𝑥
1
=∫ ⅆ(sec 𝑥 + tan 𝑥)
sec 𝑥 + tan 𝑥
= ln|sec 𝑥 + tan 𝑥| + 𝐶

Contoh Soal 2:

∫ sec 2𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
sec 2𝑥 + tan 2𝑥
∫ sec 2𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ sec 2𝑥 × ( ) ⅆ𝑥
sec 2𝑥 + tan 2𝑥
sec 2 2𝑥 + sec 2𝑥 tan 2𝑥
=∫ ⅆ𝑥
sec 2𝑥 + tan 2𝑥
sec 2 2𝑥 + sec 2𝑥 tan 2𝑥 ⅆ(sec 2𝑥 + tan 2𝑥)
=∫
sec 2𝑥 + tan 2𝑥 2 sec 2𝑥 tan 2𝑥 + 2 sec 2 2𝑥
sec 2 2𝑥 + sec 2𝑥 tan 2𝑥 ⅆ(sec 2𝑥 + tan 2𝑥)
=∫
sec 2𝑥 + tan 2𝑥 2(sec 2𝑥 tan 2𝑥 + sec 2 2𝑥)
1 1
= ∫ ⅆ(sec 2𝑥 + tan 2𝑥)
2 sec 2𝑥 + tan 2𝑥
1
= ln|sec 2𝑥 + tan 2𝑥| + 𝐶
2

Halaman 246 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 3:

∫ csc 𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
csc 𝑥 − cot 𝑥
∫ csc 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ csc 𝑥 × ( ) ⅆ𝑥
csc 𝑥 − cot 𝑥
csc 2 𝑥 − csc 𝑥 cot 𝑥
=∫ ⅆ𝑥
csc 𝑥 − cot 𝑥
csc 2 𝑥 − csc 𝑥 cot 𝑥 ⅆ(csc 𝑥 − cot 𝑥)
=∫
csc 𝑥 − cot 𝑥 − csc 𝑥 cot 𝑥 + csc2 𝑥
csc 2 𝑥 − csc 𝑥 cot 𝑥 ⅆ(csc 𝑥 − cot 𝑥)
=∫
csc 𝑥 − cot 𝑥 csc 2 𝑥 − csc 𝑥 cot 𝑥
1
= −∫ ⅆ(csc 𝑥 − cot 𝑥)
csc 𝑥 − cot 𝑥
= ln|csc 𝑥 − cot 𝑥| + 𝐶

Contoh Soal 4:

∫ csc 4𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
csc 4𝑥 − cot 4𝑥
∫ csc 4𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ csc 4𝑥 × ( ) ⅆ𝑥
csc 4𝑥 − cot 4𝑥
csc 2 4𝑥 − csc 4𝑥 cot 4𝑥
=∫ ⅆ𝑥
csc 4𝑥 − cot 4𝑥
csc 2 4𝑥 − csc 4𝑥 cot 4𝑥 ⅆ(csc 4𝑥 − cot 4𝑥)
=∫
csc 4𝑥 − cot 4𝑥 −4 csc 4𝑥 cot 4𝑥 + 4 csc 2 4𝑥
csc 2 4𝑥 − csc 4𝑥 cot 4𝑥 ⅆ(csc 4𝑥 + cot 4𝑥)
=∫
csc 4𝑥 − cot 4𝑥 4(csc 2 4𝑥 − csc 4𝑥 cot 4𝑥)
1 1
= ∫ ⅆ(csc 4𝑥 − cot 4𝑥)
4 csc 4𝑥 − cot 4𝑥
1
= − ln|csc 4𝑥 − cot 4𝑥| + 𝐶
4

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 247
Bagaimana Pola Penyelesaian dari ∫ 𝐬𝐢𝐧𝒏 𝒙 ⅆ𝒙 dengan 𝒏 = bilangan ganjil?
Bagaimana Pola Penyelesaian dari ∫ 𝐜𝐨𝐬 𝒏 𝒙 ⅆ𝒙 dengan 𝒏 = bilangan ganjil?

Nah, jika pangkat dari fungsi integran sinus adalah genap, maka kita harus menggunakan sifat identitas
trigonometri Pythagoras, yaitu.

sin2 𝑥 + cos2 𝑥 = 1 ⇒ sin2 𝑥 = 1 − cos2 𝑥


⇒ cos2 𝑥 = 1 − sin2 𝑥

Lalu beberapa bagian dari suku penjabaran dari integral kita bawa ke bentuk integral substitusi berikut:

∫ sin𝑛 𝑥 cos 𝑥 ⅆ𝑥

∫ cos𝑛 𝑥 sin 𝑥 ⅆ𝑥

Contoh Soal 1:

∫ sin3 𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
∫ sin3 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ sin2 𝑥 ∙ sin 𝑥 ⅆ𝑥

= ∫(1 − cos 2 𝑥) sin 𝑥 ⅆ𝑥

= ∫(sin 𝑥 − cos 2 𝑥 sin 𝑥) ⅆ𝑥

= ∫ sin 𝑥 ⅆ𝑥 − ∫ cos2 𝑥 sin 𝑥 ⅆ𝑥


ⅆ(cos 𝑥)
= − cos 𝑥 − ∫ cos2 𝑥 sin 𝑥
− sin 𝑥
= − cos 𝑥 + ∫ cos2 𝑥 ⅆ(cos 𝑥)
1
= − cos 𝑥 + cos3 𝑥 + 𝐶
3

Contoh Soal 2:

∫ sin5 𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
∫ sin5 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ sin4 𝑥 ∙ sin 𝑥 ⅆ𝑥

= ∫(sin2 𝑥)2 ∙ sin 𝑥 ⅆ𝑥

= ∫(1 − cos 2 𝑥)2 sin 𝑥 ⅆ𝑥

= ∫(1 − 2 cos 2 𝑥 + cos4 𝑥) sin 𝑥 ⅆ𝑥

= ∫(sin 𝑥 − 2 cos 2 𝑥 sin 𝑥 + cos 4 𝑥 sin 𝑥) ⅆ𝑥

= ∫ sin 𝑥 ⅆ𝑥 − 2 ∫ cos2 𝑥 sin 𝑥 ⅆ𝑥 + ∫ cos4 𝑥 sin 𝑥 ⅆ𝑥


ⅆ(cos 𝑥) ⅆ(cos 𝑥)
= − cos 𝑥 − 2 ∫ cos2 𝑥 sin 𝑥 + ∫ cos4 𝑥 sin 𝑥
− sin 𝑥 − sin 𝑥
= − cos 𝑥 + ∫ cos2 𝑥 ⅆ(cos 𝑥) − ∫ cos 4 𝑥 ⅆ(cos 𝑥)
2 1
= − cos 𝑥 + cos3 𝑥 − cos 5 𝑥 + 𝐶
3 5

Halaman 248 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 3:

∫ cos3 𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
∫ cos3 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ cos 2 𝑥 ∙ cos 𝑥 ⅆ𝑥

= ∫(1 − sin2 𝑥) cos 𝑥 ⅆ𝑥

= ∫(cos 𝑥 − sin2 𝑥 cos 𝑥) ⅆ𝑥

= ∫ cos 𝑥 ⅆ𝑥 − ∫ sin2 𝑥 cos 𝑥 ⅆ𝑥


ⅆ(sin 𝑥)
= sin 𝑥 − ∫ sin2 𝑥 cos 𝑥
cos 𝑥
= sin 𝑥 − ∫ sin2 𝑥 ⅆ(sin 𝑥)
1
= sin 𝑥 − sin3 𝑥 + 𝐶
3

Contoh Soal 4:

∫ cos5 𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
∫ cos5 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ cos 4 𝑥 ∙ cos 𝑥 ⅆ𝑥

= ∫(cos 2 𝑥)2 ∙ cos 𝑥 ⅆ𝑥

= ∫(1 − sin2 𝑥)2 cos 𝑥 ⅆ𝑥

= ∫(1 − 2 sin2 𝑥 + sin4 𝑥) cos 𝑥 ⅆ𝑥

= ∫(cos 𝑥 − 2 sin2 𝑥 cos 𝑥 + sin4 𝑥 cos 𝑥) ⅆ𝑥

= ∫ cos 𝑥 ⅆ𝑥 − 2 ∫ sin2 𝑥 cos 𝑥 ⅆ𝑥 + ∫ sin4 𝑥 cos 𝑥 ⅆ𝑥


ⅆ(sin 𝑥) ⅆ(sin 𝑥)
= sin 𝑥 − 2 ∫ sin2 𝑥 cos 𝑥 + ∫ sin4 𝑥 cos 𝑥
cos 𝑥 cos 𝑥
= sin 𝑥 + ∫ sin2 𝑥 ⅆ(sin 𝑥) − ∫ sin4 𝑥 ⅆ(sin 𝑥)
2 1
= sin 𝑥 − sin3 𝑥 + sin5 𝑥 + 𝐶
3 5

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 249
Contoh Soal 5:

∫ 2 sin3 3𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
ⅆ(3𝑥)
∫ 2 sin3 3𝑥 ⅆ𝑥 = 2 ∫ sin3 3𝑥
3
2
= ∫ sin3 3𝑥 ⅆ(3𝑥)
3
2
= ∫ sin2 3𝑥 ∙ sin 3𝑥 ⅆ(3𝑥)
3
2
= ∫(1 − cos2 3𝑥) sin 3𝑥 ⅆ(3𝑥)
3
2
= ∫(sin 3𝑥 − cos2 3𝑥 sin 3𝑥) ⅆ(3𝑥)
3
2
= [∫ sin 3𝑥 ⅆ(3𝑥) − ∫ cos2 3𝑥 sin 3𝑥 ⅆ(3𝑥)]
3
2 ⅆ(cos 3𝑥)
= [(− cos 3𝑥) − ∫ cos2 3𝑥 sin 3𝑥 ]
3 − sin 3𝑥
2
= [− cos 3𝑥 + ∫ cos2 3𝑥 ⅆ(cos 3𝑥)]
3
2 2
= − cos 3𝑥 + ∫ cos 2 3𝑥 ⅆ(cos 3𝑥)
3 3
2 2 1
= − cos 3𝑥 + ∙ cos 3 3𝑥 + 𝐶
3 3 3
2 2
= − cos 3𝑥 + cos 3 3𝑥 + 𝐶
3 9

Contoh Soal 6:

∫ 3 cos3 5𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
ⅆ(5𝑥)
∫ 3 cos3 5𝑥 ⅆ𝑥 = 3 ∫ cos3 5𝑥
5
3
= ∫ cos3 5𝑥 ⅆ(5𝑥)
5
3
= ∫ cos2 5𝑥 ∙ cos 5𝑥 ⅆ(5𝑥)
5
3
= ∫(1 − sin2 3𝑥) cos 5𝑥 ⅆ(5𝑥)
5
3
= ∫(cos 5𝑥 − sin2 5𝑥 cos 5𝑥) ⅆ(5𝑥)
5
3
= [∫ cos 5𝑥 ⅆ(5𝑥) − ∫ sin2 5𝑥 cos 5𝑥 ⅆ(5𝑥)]
5
3 ⅆ(sin 5𝑥)
= [(sin 5𝑥) − ∫ sin2 5𝑥 cos 5𝑥 ]
5 cos 5𝑥
3
= [sin 5𝑥 − ∫ sin2 5𝑥 ⅆ(sin 5𝑥)]
5
3 3
= sin 5𝑥 − ∫ sin2 5𝑥 ⅆ(sin 5𝑥)
5 5
3 3 1
= sin 5𝑥 − ∙ sin3 3𝑥 + 𝐶
5 5 3
3 3
= sin 5𝑥 − sin3 3𝑥 + 𝐶
5 15

Halaman 250 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS ∫ 𝐬𝐢𝐧𝒏 𝒙 ⅆ𝒙 dengan 𝒏 = bilangan ganjil?

∫ sin𝑛 𝑥 ⅆ𝑥 = (Karena n bilangan ganjil maka 𝑛 = 2𝑘 + 1)

= ∫ sin2𝑘+1 𝑥 ⅆ𝑥 (Ingat sifat pangkat sin2𝑘+1 = sin2𝑘 𝑥 sin 𝑥)

= ∫ sin2𝑘 𝑥 sin 𝑥 ⅆ𝑥 (Ingat sifat pangkat sin2𝑘 𝑥 = (sin2 𝑥)𝑘 )

= ∫(sin2 𝑥)𝑘 sin 𝑥 ⅆ𝑥 (Ingat identitas trigonometri sin2 𝑥 = 1 − cos2 𝑥)

= ∫(1 − cos 2 𝑥)𝑘 sin 𝑥 ⅆ𝑥 (Samakan dulu operator integralnya)


ⅆ(cos 𝑥)
= ∫(1 − cos 2 𝑥)𝑘 sin 𝑥
− sin 𝑥
= − ∫(1 − cos2 𝑥)𝑘 ⅆ(cos 𝑥)
Ingat Binomial Newton:
𝑛

(𝑎 + 𝑏) = ∑ 𝑛 𝐶𝑟 ∙ 𝑎𝑛−𝑟 ∙ 𝑏 𝑟
𝑛

𝑟=1
𝑘
2 𝑘 𝑘−𝑟 𝑟
(1 − cos 𝑥) = ∑ 𝑘 𝐶𝑟 ∙ 1 ∙ (− cos 2 𝑥)
𝑟=0
𝑘
𝑘−𝑟 𝑟
= − ∫ ∑ 𝑘 𝐶𝑟 ∙ 1 ∙ (− cos 2 𝑥) ⅆ(cos 𝑥) (Ingat 1𝑘−𝑟 = 1 jadi coret saja)
𝑟=0
𝑘
𝑟
= − ∫ ∑ 𝑘 𝐶𝑟 ∙ (− cos2 𝑥) ⅆ(cos 𝑥) (Keluarkan konstanta dari integral)
𝑟=0
𝑘
𝑟 𝑟
= − ∑ 𝑘 𝐶𝑟 ∫(− cos 2 𝑥) ⅆ(cos 𝑥) (Ingat (− cos 2 𝑥)𝑟 = ((−1) ∙ cos2 𝑥) )
𝑟=0
𝑘
𝑟 𝑟 𝑟 𝑟
= − ∑ 𝑘 𝐶𝑟 ∫((−1) ∙ cos 2 𝑥) ⅆ(cos 𝑥) (Ingat ((−1) ∙ cos2 𝑥) = (−1) (cos2 𝑥) )
𝑟=0
𝑘
𝑟 𝑟 𝑟
= − ∑ 𝑘 𝐶𝑟 ∫(−1) (cos2 𝑥) ⅆ(cos 𝑥) (Keluarkan konstanta dan (cos2 𝑥) = cos2𝑟 𝑥)
𝑟=0
𝑘
𝑟
= − ∑ 𝑘 𝐶𝑟 ∙ (−1) ∫ cos2𝑟 𝑥 ⅆ(cos 𝑥) (Masukkan tanda negatif ke dalam bentuk sigma)
𝑟=0
𝑘
𝑟 𝑟
= ∑(−1) ∙ 𝑘 𝐶𝑟 ∙ (−1) ∫ cos 2𝑟 𝑥 ⅆ(cos 𝑥) (Ingat (−1) ∙ 𝑘 𝐶𝑟 ∙ (−1) = (−1)𝑟+1 )
𝑟=0
𝑘
1
= ∑(−1)𝑟+1 ∙ 𝑘 𝐶𝑟 ∫ cos2𝑟 𝑥 ⅆ(cos 𝑥) (Ingat ∫ cos 2𝑟 𝑥 ⅆ(cos 𝑥) = cos2𝑟+1 𝑥)
2𝑟 + 1
𝑟=0
𝑘
1
= ∑(−1)𝑟+1 ∙ 𝑘 𝐶𝑟 ∙ cos2𝑟+1 𝑥 (Rapikan bentuknya)
2𝑟 + 1
𝑟=0
𝑘
(−1)𝑟+1 ∙ 𝑘 𝐶𝑟
=∑ cos2𝑟+1 𝑥 (Hore! Selesai)
2𝑟 + 1
𝑟=0

Bilangan segitiga pascal

Bilangan ganjil, penyebut dan pangkat dari kosinus selalu dalam urutan naik dengan pola
bilangan ganjil berawal dari angka 1.

Berawal dari negatif, lalu bergantian negatif positif negatif positif dst….

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 251
Contoh Soal 1:

Oke, misalkan kita hendak menyelesaikan soal berikut:


∫ sin5 𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
Karena pangkatnya ganjil berarti:
𝑛 = 2𝑟 − 1 ⇒ 5 = 2𝑟 − 1
⇔ 5 + 1 = 2𝑟
⇔ 6 = 2𝑟
⇔ 𝑟=3

Jadi kita perlu 3 suku saja…… OK!!!!!


∫ sin5 𝑥 ⅆ𝑥 = 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 + 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 + 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 + 𝐶

Ingat ada tiga hal yang perlu kita persiapkan dalam menyusun jawaban.
1. Tanda positif negatif, karena yang ditanyakan integralnya sinus maka harus diawali dari tanda negatif dulu.
2. Bilangan segitiga pascal.
3. Bilangan ganjil (cos 𝑥 berpangkat ganjil, dan dibagi dengan bilangan ganjil).

Tanda positif negatif ∫ sin5 𝑥 ⅆ𝑥 = −    +   − +𝐶

Bilangan segitiga pascal ∫ sin5 𝑥 ⅆ𝑥 = − 𝟏 +𝟐  −𝟏   +𝐶

𝐜𝐨𝐬 𝟏 𝒙 𝐜𝐨𝐬 𝟑 𝒙 𝐜𝐨𝐬 𝟓 𝒙


Bilangan ganjil ∫ sin5 𝑥 ⅆ𝑥 = − 𝟏 +𝟐 −𝟏 +𝐶
𝟏 𝟑 𝟓

Jadi penyelesaiannya adalah:


2 1
∫ sin5 𝑥 ⅆ𝑥 = − cos 𝑥 + cos3 𝑥 − cos 5 𝑥 + 𝐶
3 5

Halaman 252 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 2:

Oke, misalkan kita hendak menyelesaikan soal berikut:


∫ sin7 𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
Karena pangkatnya ganjil berarti:
𝑛 = 2𝑟 − 1 ⇒ 7 = 2𝑟 − 1
⇔ 7 + 1 = 2𝑟
⇔ 7 = 2𝑟
⇔ 𝑟=4

Jadi kita perlu 4 suku saja…… OK!!!!!


∫ sin7 𝑥 ⅆ𝑥 = 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 + 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 + 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 + 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 + 𝐶

Ingat ada tiga hal yang perlu kita persiapkan dalam menyusun jawaban.
1. Tanda positif negatif, karena yang ditanyakan integralnya sinus maka harus diawali dari tanda negatif dulu.
2. Bilangan segitiga pascal.
3. Bilangan ganjil (cos 𝑥 berpangkat ganjil, dan dibagi dengan bilangan ganjil).

Tanda positif negatif ∫ sin7 𝑥 ⅆ𝑥 = −    +   −    +   +𝐶

Bilangan segitiga pascal ∫ sin7 𝑥 ⅆ𝑥 = − 𝟏 +𝟑  −𝟑   +𝟏 +𝐶

𝐜𝐨𝐬 𝟏 𝒙 𝐜𝐨𝐬 𝟑 𝒙 𝐜𝐨𝐬 𝟓 𝒙 𝐜𝐨𝐬 𝟕 𝒙


Bilangan ganjil ∫ sin7 𝑥 ⅆ𝑥 = − 𝟏 +𝟑 −𝟑 +𝟏 +𝐶
𝟏 𝟑 𝟓 𝟕

Jadi penyelesaiannya adalah:


3 1
∫ sin7 𝑥 ⅆ𝑥 = − cos 𝑥 + cos3 𝑥 − cos 5 𝑥 + cos 7 𝑥 + 𝐶
5 7

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 253
Contoh Soal 3:

Oke, misalkan kita hendak menyelesaikan soal berikut:


∫ sin3 5𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
Karena pangkatnya ganjil berarti:
𝑛 = 2𝑟 − 1 ⇒ 3 = 2𝑟 − 1
⇔ 3 + 1 = 2𝑟
⇔ 4 = 2𝑟
⇔ 𝑟=2

Jadi kita perlu 2 suku saja…… OK!!!!!


∫ sin3 5𝑥 ⅆ𝑥 = 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 + 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 + 𝐶

Nah karena fungsi sudut dan operator integral belum cocok, maka harus melalui penyelesaian dengan
menggunakan teknik integral substitusi dulu.
𝑑(5𝑥)
Lihat sudutnya sinus 5𝑥, sedangkan operatornya ⅆ𝑥. Jadi ⅆ𝑥 harus disesuaikan menjadi 5 .

Sehingga,
ⅆ(5𝑥) 1
∫ sin3 5𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ sin3 5𝑥 = ∫ sin3 5𝑥 ⅆ(5𝑥)
5 5

Artinya,
1
∫ sin3 5𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ sin3 5𝑥 ⅆ(5𝑥)
5

Ingat ada tiga hal yang perlu kita persiapkan dalam menyusun jawaban.
1. Tanda positif negatif, karena yang ditanyakan integralnya sinus maka harus diawali dari tanda negatif dulu.
2. Bilangan segitiga pascal.
3. Bilangan ganjil (cos 𝑥 berpangkat ganjil, dan dibagi dengan bilangan ganjil).

Tanda positif negatif ∫ sin3 5𝑥 ⅆ(5𝑥) = −    +   +𝐶

Bilangan segitiga pascal ∫ sin3 5𝑥 ⅆ(5𝑥) = − 𝟏 +𝟏  +𝐶

𝐜𝐨𝐬 𝟏 𝟓𝒙 𝐜𝐨𝐬 𝟑 𝟓𝒙
Bilangan ganjil ∫ sin3 5𝑥 ⅆ(5𝑥) = − 𝟏 +𝟏 +𝐶
𝟏 𝟑

Jadi penyelesaiannya adalah:


1 1 1
∫ sin3 5𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ sin3 5𝑥 ⅆ(5𝑥) = ( – cos 5𝑥 + cos3 5𝑥 + 𝐶)
5 5 3
1 1
= − cos 5𝑥 + cos3 5𝑥 + 𝐶
5 15

Halaman 254 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS ∫ 𝐜𝐨𝐬 𝒏 𝒙 ⅆ𝒙 dengan 𝒏 = bilangan ganjil?

∫ cos𝑛 𝑥 ⅆ𝑥 = (Karena n bilangan ganjil maka 𝑛 = 2𝑘 + 1)

= ∫ cos2𝑘+1 𝑥 ⅆ𝑥 (Ingat sifat pangkat cos 2𝑘+1 = cos2𝑘 𝑥 cos 𝑥)

= ∫ cos2𝑘 𝑥 cos 𝑥 ⅆ𝑥 (Ingat sifat pangkat cos 2𝑘 𝑥 = (cos 2 𝑥)𝑘 )

= ∫(cos 2 𝑥)𝑘 cos 𝑥 ⅆ𝑥 (Ingat identitas trigonometri cos 2 𝑥 = 1 − sin2 𝑥)

= ∫(1 − sin2 𝑥)𝑘 cos 𝑥 ⅆ𝑥 (Samakan dulu operator integralnya)


ⅆ(sin 𝑥)
= ∫(1 − sin2 𝑥)𝑘 cos 𝑥
cos 𝑥
= ∫(1 − sin2 𝑥)𝑘 ⅆ(sin 𝑥)
Ingat Binomial Newton:
𝑛

(𝑎 + 𝑏) = ∑ 𝑛 𝐶𝑟 ∙ 𝑎𝑛−𝑟 ∙ 𝑏 𝑟
𝑛

𝑟=1
𝑘
2 𝑘 𝑘−𝑟 𝑟
(1 − sin 𝑥) = ∑ 𝑘 𝐶𝑟 ∙ 1 ∙ (− sin2 𝑥)
𝑟=0
𝑘
𝑘−𝑟 𝑟
= ∫ ∑ 𝑘 𝐶𝑟 ∙ 1 ∙ (− sin2 𝑥) ⅆ(sin 𝑥) (Ingat 1𝑘−𝑟 = 1 jadi coret saja)
𝑟=0
𝑘
𝑟
= ∫ ∑ 𝑘 𝐶𝑟 ∙ (− sin2 𝑥) ⅆ(sin 𝑥) (Keluarkan konstanta dari integral)
𝑟=0
𝑘
𝑟 𝑟
= ∑ 𝑘 𝐶𝑟 ∫(− sin2 𝑥) ⅆ(sin 𝑥) (Ingat (− sin2 𝑥)𝑟 = ((−1) ∙ sin2 𝑥) )
𝑟=0
𝑘
𝑟 𝑟 𝑟 𝑟
= ∑ 𝑘 𝐶𝑟 ∫((−1) ∙ sin2 𝑥) ⅆ(sin 𝑥) (Ingat ((−1) ∙ sin2 𝑥) = (−1) (sin2 𝑥) )
𝑟=0
𝑘
𝑟 𝑟 𝑟
= ∑ 𝑘 𝐶𝑟 ∫(−1) (sin2 𝑥) ⅆ(sin 𝑥) (Keluarkan konstanta dan (cos2 𝑥) = cos2𝑟 𝑥)
𝑟=0
𝑘
𝑟 𝑟
= ∑ 𝑘 𝐶𝑟 ∙ (−1) ∫ sin2𝑟 𝑥 ⅆ(sin 𝑥) (Ingat (−1) ∙ 𝑘 𝐶𝑟 ∙ (−1) = (−1)𝑟+1 )
𝑟=0
𝑘
1
= ∑(−1)𝑟 ∙ 𝑘 𝐶𝑟 ∫ sin2𝑟 𝑥 ⅆ(sin 𝑥) (Ingat ∫ sin2𝑟 𝑥 ⅆ(sin 𝑥) = sin2𝑟+1 𝑥)
2𝑟 + 1
𝑟=0
𝑘
1
= ∑(−1)𝑟 ∙ 𝑘 𝐶𝑟 ∙ sin2𝑟+1 𝑥 (Rapikan bentuknya)
2𝑟 + 1
𝑟=0
𝑘
(−1)𝑟 ∙ 𝑘 𝐶𝑟 2𝑟+1
=∑ sin 𝑥 (Hore! Selesai)
2𝑟 + 1
𝑟=0

Bilangan segitiga pascal

Bilangan ganjil, penyebut dan pangkat dari sinus selalu dalam urutan naik dengan pola
bilangan ganjil berawal dari angka 1.

Berawal dari positif, lalu bergantian positif negatif positif negatif dst….

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 255
Contoh Soal 1:

Oke, misalkan kita hendak menyelesaikan soal berikut:


∫ cos5 𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
Karena pangkatnya ganjil berarti:
𝑛 = 2𝑟 − 1 ⇒ 5 = 2𝑟 − 1
⇔ 5 + 1 = 2𝑟
⇔ 6 = 2𝑟
⇔ 𝑟=3

Jadi kita perlu 3 suku saja…… OK!!!!!


∫ cos5 𝑥 ⅆ𝑥 = 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 + 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 + 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 + 𝐶

Ingat ada tiga hal yang perlu kita persiapkan dalam menyusun jawaban.
1. Tanda positif negatif, karena yang ditanyakan integralnya kosinus maka harus diawali dari tanda positif dulu.
2. Bilangan segitiga pascal.
3. Bilangan ganjil (sin 𝑥 berpangkat ganjil, dan dibagi dengan bilangan ganjil).

Tanda positif negatif ∫ cos5 𝑥 ⅆ𝑥 = +    −   + +𝐶

Bilangan segitiga pascal ∫ cos5 𝑥 ⅆ𝑥 = + 𝟏   −𝟐   +𝟏   +𝐶

𝐬𝐢𝐧𝟏 𝒙 𝐬𝐢𝐧𝟑 𝒙 𝐬𝐢𝐧𝟓 𝒙


Bilangan ganjil ∫ cos5 𝑥 ⅆ𝑥 = + 𝟏 −𝟐 +𝟏 +𝐶
𝟏 𝟑 𝟓

Jadi penyelesaiannya adalah:


2 1
∫ cos5 𝑥 ⅆ𝑥 = sin 𝑥 + sin3 𝑥 − sin5 𝑥 + 𝐶
3 5

Halaman 256 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 2:

Oke, misalkan kita hendak menyelesaikan soal berikut:


∫ cos7 𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
Karena pangkatnya ganjil berarti:
𝑛 = 2𝑟 − 1 ⇒ 7 = 2𝑟 − 1
⇔ 7 + 1 = 2𝑟
⇔ 7 = 2𝑟
⇔ 𝑟=4

Jadi kita perlu 4 suku saja…… OK!!!!!


∫ cos7 𝑥 ⅆ𝑥 = 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 + 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 + 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 + 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 + 𝐶

Ingat ada tiga hal yang perlu kita persiapkan dalam menyusun jawaban.
1. Tanda positif negatif, karena yang ditanyakan integralnya kosinus maka harus diawali dari tanda positif dulu.
2. Bilangan segitiga pascal.
3. Bilangan ganjil (sin 𝑥 berpangkat ganjil, dan dibagi dengan bilangan ganjil).

Tanda positif negatif ∫ cos7 𝑥 ⅆ𝑥 = +    −   +    −   +𝐶

Bilangan segitiga pascal ∫ cos7 𝑥 ⅆ𝑥 = + 𝟏 −𝟑  +𝟑   −𝟏 +𝐶

𝐬𝐢𝐧𝟏 𝒙 𝐬𝐢𝐧𝟑 𝒙 𝐬𝐢𝐧𝟓 𝒙 𝐬𝐢𝐧𝟕 𝒙


Bilangan ganjil ∫ cos7 𝑥 ⅆ𝑥 = + 𝟏 −𝟑 +𝟑 −𝟏 +𝐶
𝟏 𝟑 𝟓 𝟕

Jadi penyelesaiannya adalah:


3 5 1
∫ cos7 𝑥 ⅆ𝑥 = sin 𝑥 − sin3 𝑥 + sin 𝑥 − sin7 𝑥 + 𝐶
5 7

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 257
Contoh Soal 3:

Oke, misalkan kita hendak menyelesaikan soal berikut:


∫ cos3 5𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
Karena pangkatnya ganjil berarti:
𝑛 = 2𝑟 − 1 ⇒ 3 = 2𝑟 − 1
⇔ 3 + 1 = 2𝑟
⇔ 4 = 2𝑟
⇔ 𝑟=2

Jadi kita perlu 2 suku saja…… OK!!!!!


∫ cos3 5𝑥 ⅆ𝑥 = 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 + 𝒔𝒆𝒔𝒖𝒂𝒕𝒖 + 𝐶

Nah karena fungsi sudut dan operator integral belum cocok, maka harus melalui penyelesaian dengan
menggunakan teknik integral substitusi dulu.
𝑑(5𝑥)
Lihat sudutnya sinus 5𝑥, sedangkan operatornya ⅆ𝑥. Jadi ⅆ𝑥 harus disesuaikan menjadi 5 .

Sehingga,
ⅆ(5𝑥) 1
∫ cos3 5𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ cos 3 5𝑥 = ∫ cos 3 5𝑥 ⅆ(5𝑥)
5 5

Artinya,
1
∫ cos3 5𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ cos3 5𝑥 ⅆ(5𝑥)
5

Ingat ada tiga hal yang perlu kita persiapkan dalam menyusun jawaban.
1. Tanda positif negatif, karena yang ditanyakan integralnya kosinus maka harus diawali dari tanda positif dulu.
2. Bilangan segitiga pascal.
3. Bilangan ganjil (sin 𝑥 berpangkat ganjil, dan dibagi dengan bilangan ganjil).

Tanda positif negatif ∫ cos3 5𝑥 ⅆ(5𝑥) = +    −   +𝐶

Bilangan segitiga pascal ∫ cos3 5𝑥 ⅆ(5𝑥) = + 𝟏 −𝟏  +𝐶

𝐬𝐢𝐧𝟏 𝟓𝒙 𝐬𝐢𝐧𝟑 𝟓𝒙
Bilangan ganjil ∫ cos3 5𝑥 ⅆ(5𝑥) = + 𝟏 −𝟏 +𝐶
𝟏 𝟑

Jadi penyelesaiannya adalah:


1 1 1
∫ cos3 5𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ cos3 5𝑥 ⅆ(5𝑥) = ( sin 5𝑥 − sin3 5𝑥 + 𝐶)
5 5 3
1 1
= sin 5𝑥 − sin3 5𝑥 + 𝐶
5 15

Halaman 258 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Bagaimana Pola Penyelesaian dari ∫ 𝐬𝐢𝐧𝒏 𝒙 ⅆ𝒙 dengan 𝒏 = bilangan genap?
Bagaimana Pola Penyelesaian dari ∫ 𝐜𝐨𝐬 𝒏 𝒙 ⅆ𝒙 dengan 𝒏 = bilangan genap?

Nah, jika pangkat dari fungsi integran sinus adalah genap, maka kita harus menggunakan sifat identitas
trigonometri kosinus sudut rangkap, yaitu.

1 1
cos 2𝑥 = 2 cos2 𝑥 − 1 ⇒ cos2 𝑥 = cos 2𝑥 −
2 2
1 1
cos 2𝑥 = 1 − 2 sin2 𝑥 ⇒ sin2 𝑥 = − cos 2𝑥
2 2

Contoh Soal 1:

∫ sin2 𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
1 1
∫ sin2 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ ( − cos 2𝑥) ⅆ𝑥
2 2
1 1
= 𝑥 − ∫ cos 2𝑥 ⅆ𝑥
2 2
1 1 ⅆ(2𝑥)
= 𝑥 − ∫ cos 2𝑥
2 2 2
1 1 1
= 𝑥 − ∙ ∫ cos 2𝑥 ⅆ(2𝑥)
2 2 2
1 1
= 𝑥 − sin 2𝑥 + 𝐶
2 4

Contoh Soal 2:

∫ sin4 𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
∫ sin4 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫(sin2 𝑥)2 ⅆ𝑥
2
1 1
= ∫ ( − cos 2𝑥) ⅆ𝑥
2 2
1 1 1
= ∫ ( − cos 2𝑥 + cos2 2𝑥) ⅆ𝑥
4 2 4
1 1 1 1 1
= ∫ ( − cos 2𝑥 + ( + cos 4𝑥)) ⅆ𝑥
4 2 4 2 2
1 1 1 1
= ∫ ( − cos 2𝑥 + + cos 4𝑥) ⅆ𝑥
4 2 8 8
3 1 1
= ∫ ( − cos 2𝑥 + cos 4𝑥) ⅆ𝑥
8 2 8
3 1 1
= ∫ ⅆ𝑥 − ∫ cos 2𝑥 ⅆ𝑥 + ∫ cos 4𝑥 ⅆ𝑥
8 2 8
3 1 1
= 𝑥 − sin 2𝑥 + sin 4𝑥
8 4 32

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 259
Bagaimana Pola Penyelesaian dari ∫ 𝐬𝐢𝐧𝒎 𝒙 𝐜𝐨𝐬𝒏 𝒙 ⅆ𝒙?

Nah, untuk bentuk integral ∫ sin𝑚 𝑥 cos𝑛 𝑥 ⅆ𝑥, maka kita harus menggunakan sifat identitas trigonometri
Pythagoras, yaitu.

sin2 𝑥 + cos2 𝑥 = 1 ⇒ sin2 𝑥 = 1 − cos2 𝑥


⇒ cos2 𝑥 = 1 − sin2 𝑥

Lalu beberapa bagian dari suku penjabaran dari integral kita bawa ke bentuk integral substitusi berikut:

∫ sin𝑛 𝑥 cos 𝑥 ⅆ𝑥

∫ cos𝑛 𝑥 sin 𝑥 ⅆ𝑥

Contoh Soal 1:

∫ sin3 𝑥 cos 2 𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
∫ sin3 𝑥 cos 2 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ cos 2 𝑥 sin2 𝑥 ∙ sin 𝑥 ⅆ𝑥

= ∫ cos 2 𝑥 (1 − cos 2 𝑥) sin 𝑥 ⅆ𝑥

= ∫(1 − cos4 𝑥) sin 𝑥 ⅆ𝑥

= ∫(sin 𝑥 − cos 4 𝑥 sin 𝑥) ⅆ𝑥

= ∫ sin 𝑥 ⅆ𝑥 − ∫ cos 4 𝑥 sin 𝑥 ⅆ𝑥


ⅆ(cos 𝑥)
= − cos 𝑥 − ∫ cos4 𝑥 sin 𝑥
− sin 𝑥
= − cos 𝑥 + ∫ cos4 𝑥 ⅆ(cos 𝑥)
1
= − cos 𝑥 + cos 5 𝑥 + 𝐶
5

Contoh Soal 2:

∫ sin2 𝑥 cos 3 𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
∫ sin2 𝑥 cos 3 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ sin2 𝑥 cos2 𝑥 ∙ cos 𝑥 ⅆ𝑥

= ∫ sin2 𝑥 (1 − sin2 𝑥) cos 𝑥 ⅆ𝑥

= ∫(1 − sin4 𝑥) cos 𝑥 ⅆ𝑥

= ∫(cos 𝑥 − sin4 𝑥 cos 𝑥) ⅆ𝑥

= ∫ cos 𝑥 ⅆ𝑥 − ∫ sin4 𝑥 cos 𝑥 ⅆ𝑥


ⅆ(sin 𝑥)
= sin 𝑥 − ∫ sin4 𝑥 cos 𝑥
cos 𝑥
= sin 𝑥 + ∫ sin4 𝑥 ⅆ(sin 𝑥)
1
= sin 𝑥 + sin5 𝑥 + 𝐶
5

Halaman 260 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Bagaimana Pola Penyelesaian dari ∫ 𝐭𝐚𝐧𝒏 𝒙 𝐬𝐞𝐜 𝒏 𝒙 ⅆ𝒙?

Nah, untuk bentuk integral ∫ tan𝑚 𝑥 sec 𝑛 𝑥 ⅆ𝑥, maka kita harus menggunakan sifat identitas trigonometri
Pythagoras, yaitu.

sin2 𝑥 + cos2 𝑥 = 1 ⇒ tan2 𝑥 + 1 = sec 2 𝑥


⇒ 1 + cot 2 𝑥 = csc 2 𝑥

Lalu beberapa bagian dari suku penjabaran dari integral kita bawa ke bentuk integral substitusi berikut:

∫ tan𝑛 𝑥 sec 2 𝑥 ⅆ𝑥, jika pangkat sec 𝑥 genap.

∫ sec 𝑛 𝑥 (sec 𝑥 tan 𝑥) ⅆ𝑥, jika pangkat sec 𝑥 ganjil, atau pangkat tan 𝑥 ganjil.

Contoh Soal 1:

∫ tan2 𝑥 sec 2 𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
Karena pangkat sec 𝑥 genap, maka sisakan bentuk sec 2 𝑥.
Oh ternyata bentuk integral sudah dalam bentuk ∫ tan𝑛 𝑥 sec 2 𝑥 ⅆ𝑥.
Okelah kalau begitu. Langsung saja!

ⅆ(tan 𝑥)
∫ tan2 𝑥 sec 2 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ tan2 𝑥 sec 2 𝑥
sec 2 𝑥
= ∫ tan2 𝑥 ⅆ(tan 𝑥)
1
= tan3 𝑥 + 𝐶
3

Contoh Soal 2:

∫ tan2 𝑥 sec 4 𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
Karena pangkat sec 𝑥 genap, maka sisakan bentuk sec 2 𝑥.
Gunakan bantuan identitas trigonometri tan2 𝑥 + 1 = sec 2 𝑥
Sehingga, bentuk integral menjadi ∫ tan𝑛 𝑥 sec 2 𝑥 ⅆ𝑥.

∫ tan2 𝑥 sec 4 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ tan2 𝑥 sec 2 𝑥 sec 2 𝑥 ⅆ𝑥

= ∫ tan2 𝑥 (tan2 𝑥 + 1) sec 2 𝑥 ⅆ𝑥

= ∫(tan4 𝑥 + tan2 𝑥) sec 2 𝑥 ⅆ𝑥

= ∫(tan4 𝑥 sec 2 𝑥 + tan2 𝑥 sec 2 𝑥) ⅆ𝑥

= ∫ tan4 𝑥 sec 2 𝑥 ⅆ𝑥 + ∫ tan2 𝑥 sec 2 𝑥 ⅆ𝑥


ⅆ(tan 𝑥) ⅆ(tan 𝑥)
= ∫ tan4 𝑥 sec 2 𝑥 2
+ ∫ tan2 𝑥 sec 2 𝑥
sec 𝑥 sec 2 𝑥
= ∫ tan4 𝑥 ⅆ(tan 𝑥) + ∫ tan2 𝑥 ⅆ(tan 𝑥)
1 1
= tan5 𝑥 + tan3 𝑥 + 𝐶
5 3

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 261
Contoh Soal 3:

∫ tan3 𝑥 sec 4 𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
Cara 1:
Karena pangkat sec 𝑥 genap, maka sisakan bentuk sec 2 𝑥.
Gunakan bantuan identitas trigonometri tan2 𝑥 + 1 = sec 2 𝑥
Sehingga, bentuk integral menjadi ∫ tan𝑛 𝑥 sec 2 𝑥 ⅆ𝑥.

∫ tan3 𝑥 sec 4 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ tan3 𝑥 sec 2 𝑥 sec 2 𝑥 ⅆ𝑥

= ∫ tan3 𝑥 (tan2 𝑥 + 1) sec 2 𝑥 ⅆ𝑥

= ∫(tan5 𝑥 + tan3 𝑥) sec 2 𝑥 ⅆ𝑥

= ∫(tan5 𝑥 sec 2 𝑥 + tan3 𝑥 sec 2 𝑥) ⅆ𝑥

= ∫ tan5 𝑥 sec 2 𝑥 ⅆ𝑥 + ∫ tan3 𝑥 sec 2 𝑥 ⅆ𝑥


ⅆ(tan 𝑥) ⅆ(tan 𝑥)
= ∫ tan5 𝑥 sec 2 𝑥 + ∫ tan3
𝑥 sec 2
𝑥
sec 2 𝑥 sec 2 𝑥
= ∫ tan5 𝑥 ⅆ(tan 𝑥) + ∫ tan3 𝑥 ⅆ(tan 𝑥)
1 1
= tan6 𝑥 + tan4 𝑥 + 𝐶
6 4

Cara 2:
Karena pangkat tan 𝑥 ganjil, maka sisakan bentuk sec 𝑥 tan 𝑥.
Gunakan bantuan identitas trigonometri tan2 𝑥 + 1 = sec 2 𝑥
Sehingga, bentuk integral menjadi ∫ sec 𝑛 𝑥 (sec 𝑥 tan 𝑥) ⅆ𝑥.

∫ tan3 𝑥 sec 4 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ tan2 𝑥 sec 3 𝑥 (sec 𝑥 tan 𝑥) ⅆ𝑥

= ∫(sec 2 𝑥 − 1) sec 3 𝑥 (sec 𝑥 tan 𝑥) ⅆ𝑥

= ∫(sec 5 𝑥 − sec 3 𝑥) (sec 𝑥 tan 𝑥) ⅆ𝑥

= ∫ (sec 5 𝑥 (sec 𝑥 tan 𝑥) − sec 3 𝑥 (sec 𝑥 tan 𝑥)) ⅆ𝑥

= ∫ sec 5 𝑥 (sec 𝑥 tan 𝑥) ⅆ𝑥 − ∫ sec 3 𝑥 (sec 𝑥 tan 𝑥) ⅆ𝑥


ⅆ(sec 𝑥) ⅆ(sec 𝑥)
= ∫ sec 5 𝑥 (tan 𝑥 sec 𝑥) − ∫ sec 3 𝑥 (tan 𝑥 sec 𝑥)
sec 𝑥 tan 𝑥 sec 𝑥 tan 𝑥
= ∫ sec 5 𝑥 ⅆ(sec 𝑥) − ∫ sec 3 𝑥 ⅆ(sec 𝑥)
1 1
= sec 6 𝑥 − sec 4 𝑥 + 𝐶
6 4

Halaman 262 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 4:

∫ tan3 𝑥 sec 3 𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
Karena pangkat sec 𝑥 ganjil, maka sisakan bentuk sec 𝑥 tan 𝑥.
Gunakan bantuan identitas trigonometri tan2 𝑥 + 1 = sec 2 𝑥
Sehingga, bentuk integral menjadi ∫ sec 𝑛 𝑥 (sec 𝑥 tan 𝑥) ⅆ𝑥.

∫ tan3 𝑥 sec 3 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ tan2 𝑥 sec 2 𝑥 (sec 𝑥 tan 𝑥) ⅆ𝑥

= ∫(sec 2 𝑥 − 1) sec 2 𝑥 (sec 𝑥 tan 𝑥) ⅆ𝑥

= ∫(sec 4 𝑥 − sec 2 𝑥) (sec 𝑥 tan 𝑥) ⅆ𝑥

= ∫(sec 4 𝑥 (sec 𝑥 tan 𝑥) − sec 2 𝑥 (sec 𝑥 tan 𝑥)) ⅆ𝑥

= ∫ sec 4 𝑥 (sec 𝑥 tan 𝑥) ⅆ𝑥 − ∫ sec 2 𝑥 (sec 𝑥 tan 𝑥) ⅆ𝑥


ⅆ(sec 𝑥) ⅆ(sec 𝑥)
= ∫ sec 4 𝑥 (tan 𝑥 sec 𝑥) − ∫ sec 2 𝑥 (tan 𝑥 sec 𝑥)
sec 𝑥 tan 𝑥 sec 𝑥 tan 𝑥
= ∫ sec 4 𝑥 ⅆ(sec 𝑥) − ∫ sec 2 𝑥 ⅆ(sec 𝑥)
1 1
= sec 5 𝑥 − sec 3 𝑥 + 𝐶
5 3

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 263
Bagaimana Pola Penyelesaian dari ∫ 𝐜𝐨𝐭 𝒏 𝒙 𝐜𝐬𝐜 𝒏 𝒙 ⅆ𝒙?

Nah, untuk bentuk integral ∫ cot 𝑚 𝑥 csc 𝑛 𝑥 ⅆ𝑥, maka kita harus menggunakan sifat identitas trigonometri
Pythagoras, yaitu.

sin2 𝑥 + cos2 𝑥 = 1 ⇒ tan2 𝑥 + 1 = sec 2 𝑥


⇒ 1 + cot 2 𝑥 = csc 2 𝑥

Lalu beberapa bagian dari suku penjabaran dari integral kita bawa ke bentuk integral substitusi berikut:

∫ cot 𝑛 𝑥 csc 2 𝑥 ⅆ𝑥, jika pangkat csc 𝑥 genap.

∫ csc 𝑛 𝑥 (csc 𝑥 cot 𝑥) ⅆ𝑥, jika pangkat csc 𝑥 ganjil, atau pangkat cot 𝑥 ganjil.

Contoh Soal 1:

∫ cot 2 𝑥 csc 2 𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
Karena pangkat csc 𝑥 genap, maka sisakan bentuk csc 2 𝑥.
Oh ternyata bentuk integral sudah dalam bentuk ∫ cot 𝑛 𝑥 csc 2 𝑥 ⅆ𝑥.
Okelah kalau begitu. Langsung saja!

ⅆ(cot 𝑥)
∫ cot 2 𝑥 csc 2 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ cot 2 𝑥 csc 2 𝑥
− csc 2 𝑥
= − ∫ cot 2 𝑥 ⅆ(cot 𝑥)
1
= − cot 3 𝑥 + 𝐶
3

Contoh Soal 2:

∫ cot 2 𝑥 csc 4 𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
Karena pangkat csc 𝑥 genap, maka sisakan bentuk csc 2 𝑥.
Gunakan bantuan identitas trigonometri cot 2 𝑥 + 1 = csc 2 𝑥
Sehingga, bentuk integral menjadi ∫ cot 𝑛 𝑥 csc2 𝑥 ⅆ𝑥.

∫ cot 2 𝑥 csc 4 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ cot 2 𝑥 csc 2 𝑥 csc 2 𝑥 ⅆ𝑥

= ∫ cot 2 𝑥 (1 + cot 2 𝑥) csc 2 𝑥 ⅆ𝑥

= ∫(cot 2 𝑥 + cot 4 𝑥) csc 2 𝑥 ⅆ𝑥

= ∫(cot 2 𝑥 csc 2 𝑥 + cot 4 𝑥 csc 2 𝑥) ⅆ𝑥

= ∫ cot 2 𝑥 csc 2 𝑥 ⅆ𝑥 + ∫ cot 4 𝑥 csc 2 𝑥 ⅆ𝑥


ⅆ(cot 𝑥) ⅆ(cot 𝑥)
= ∫ cot 2 𝑥 csc 2 𝑥 2
+ ∫ cot 4 𝑥 csc 2 𝑥
− csc 𝑥 − csc 2 𝑥
= − ∫ cot 2 𝑥 ⅆ(cot 𝑥) − ∫ cot 2 𝑥 ⅆ(cot 𝑥)
1 1
= − cot 3 𝑥 − tan5 𝑥 + 𝐶
3 5

Halaman 264 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 3:

∫ cot 3 𝑥 csc 4 𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
Cara 1:
Karena pangkat csc 𝑥 genap, maka sisakan bentuk csc 2 𝑥.
Gunakan bantuan identitas trigonometri 1 + cot 2 𝑥 = csc 2 𝑥
Sehingga, bentuk integral menjadi ∫ cot 𝑛 𝑥 csc2 𝑥 ⅆ𝑥.

∫ cot 3 𝑥 csc 4 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ cot 3 𝑥 csc 2 𝑥 csc 2 𝑥 ⅆ𝑥

= ∫ cot 3 𝑥 (1 + cot 2 𝑥) csc 2 𝑥 ⅆ𝑥

= ∫(cot 3 𝑥 + cot 5 𝑥) csc 2 𝑥 ⅆ𝑥

= ∫(cot 3 𝑥 csc 2 𝑥 + cot 5 𝑥 csc 2 𝑥) ⅆ𝑥

= ∫ cot 3 𝑥 csc 2 𝑥 ⅆ𝑥 + ∫ cot 5 𝑥 csc 2 𝑥 ⅆ𝑥


ⅆ(cot 𝑥) ⅆ(cot 𝑥)
= ∫ cot 3 𝑥 csc 2 𝑥 + ∫ cot 5
𝑥 csc 2
𝑥
− csc 2 𝑥 − csc 2 𝑥
= − ∫ cot 3 𝑥 ⅆ(cot 𝑥) − ∫ cot 5 𝑥 ⅆ(cot 𝑥)
1 1
= − cot 4 𝑥 − cot 6 𝑥 + 𝐶
4 6

Cara 2:
Karena pangkat cot 𝑥 ganjil, maka sisakan bentuk csc 𝑥 cot 𝑥.
Gunakan bantuan identitas trigonometri cot 2 𝑥 + 1 = csc 2 𝑥
Sehingga, bentuk integral menjadi ∫ csc 𝑛 𝑥 (csc 𝑥 cot 𝑥) ⅆ𝑥.

∫ cot 3 𝑥 csc 4 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ cot 2 𝑥 csc 3 𝑥 (csc 𝑥 cot 𝑥) ⅆ𝑥

= ∫(csc 2 𝑥 − 1) csc 3 𝑥 (csc 𝑥 cot 𝑥) ⅆ𝑥

= ∫(csc 5 𝑥 − csc 3 𝑥) (csc 𝑥 cot 𝑥) ⅆ𝑥

= ∫ (csc 5 𝑥 (csc 𝑥 cot 𝑥) − csc 3 𝑥 (csc 𝑥 cot 𝑥)) ⅆ𝑥

= ∫ csc 5 𝑥 (csc 𝑥 cot 𝑥) ⅆ𝑥 − ∫ csc 3 𝑥 (csc 𝑥 cot 𝑥) ⅆ𝑥


ⅆ(csc 𝑥) ⅆ(csc 𝑥)
= ∫ csc 5 𝑥 (cot 𝑥 csc 𝑥) − ∫ csc 3 𝑥 (cot 𝑥 csc 𝑥)
− csc 𝑥 cot 𝑥 − csc 𝑥 cot 𝑥
= − ∫ csc 5 𝑥 ⅆ(csc 𝑥) + ∫ csc 3 𝑥 ⅆ(csc 𝑥)
1 1
= − csc 6 𝑥 + csc 4 𝑥 + 𝐶
6 4

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 265
Contoh Soal 4:

∫ cot 3 𝑥 csc 3 𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
Karena pangkat csc 𝑥 ganjil, maka sisakan bentuk csc 𝑥 cot 𝑥.
Gunakan bantuan identitas trigonometri 1 + cot 2 𝑥 = csc 2 𝑥
Sehingga, bentuk integral menjadi ∫ csc 𝑛 𝑥 (csc 𝑥 cot 𝑥) ⅆ𝑥.

∫ cot 3 𝑥 csc 3 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ cot 2 𝑥 csc 2 𝑥 (csc 𝑥 cot 𝑥) ⅆ𝑥

= ∫(csc 2 𝑥 − 1) csc 2 𝑥 (csc 𝑥 cot 𝑥) ⅆ𝑥

= ∫(csc 4 𝑥 − csc 2 𝑥) (csc 𝑥 cot 𝑥) ⅆ𝑥

= ∫(csc 4 𝑥 (csc 𝑥 cot 𝑥) − csc 2 𝑥 (csc 𝑥 cot 𝑥)) ⅆ𝑥

= ∫ csc 4 𝑥 (csc 𝑥 cot 𝑥) ⅆ𝑥 − ∫ csc 2 𝑥 (csc 𝑥 cot 𝑥) ⅆ𝑥


ⅆ(csc 𝑥) ⅆ(csc 𝑥)
= ∫ csc 4 𝑥 (cot 𝑥 csc 𝑥) − ∫ csc 2 𝑥 (cot 𝑥 csc 𝑥)
− csc 𝑥 cot 𝑥 − csc 𝑥 cot 𝑥
= − ∫ csc 4 𝑥 ⅆ(csc 𝑥) + ∫ csc 2 𝑥 ⅆ(csc 𝑥)
1 1
= − csc 5 𝑥 + csc 3 𝑥 + 𝐶
5 3

Halaman 266 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Bagaimana Pola Penyelesaian dari Teknik Integral Substitusi Trigonometri?

Bentuk Substitusi Turunan Hasil

√𝑎2 − 𝑥 2 𝑥 = 𝑎 sin 𝜃 ⅆ𝑥 = 𝑎 cos 𝜃 ⅆ𝜃 √𝑎2 − 𝑥 2 = 𝑎 cos 𝜃

√𝑎2 + 𝑥 2 𝑥 = 𝑎 tan 𝜃 ⅆ𝑥 = 𝑎 sec 2 𝜃 ⅆ𝜃 √𝑎2 + 𝑥 2 = 𝑎 sec 𝜃

√𝑥 2 − 𝑎2 𝑥 = 𝑎 sec 𝜃 ⅆ𝑥 = 𝑎 sec 𝜃 tan 𝜃 ⅆ𝜃 √𝑥 2 − 𝑎2 = 𝑎 tan 𝜃

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 267
Dan masih banyak yang lainnya….

Penjelasan detailnya langkah-langkah TRIK SUPERKILAT beserta contoh-contoh soal akan segera dilanjutkan di
http://pak-anang.blogspot.com. :)

Jadi pastikan untuk selalu mengunjungi laman web berikut:


http://pak-anang.blogspot.com/2013/02/smart-solution-un-matematika-sma-2013_12.html
untuk mengecek dan mengunduh update versi terbaru dari suplemen modul TRIK SUPERKILAT UN Matematika
SMA 2013 pada bab Pengayaan Integral Trigonometri ini….

Halaman 268 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Pengayaan Integral Trigonometri.

Modul Pengayaan Integral Trigonometri ini adalah suplemen untuk modul TRIK SUPERKILAT dan SMART
SOLUTION UN Matematika SMA 2013. Mengingat materi Integral khususnya yang menyangkut Trigonometri
memerlukan penguasaan konsep dasar yang kuat pada setiap pokok bahasan.

Pada survey yang dilakukan kepada siswa SMA menunjukkan bahwa materi Trigonometri dan Dimensi Tiga
adalah topik materi yang paling menakutkan di kalangan siswa. Jadi, tidak ada salahnya apabila pada pokok
bahasan Integral Trigonometri ini diberikan suplemen materi pengayaan Integral Trigonometri sebagai bukti
bahwa Integral Trigonometri itu mudah dipahami dan dikerjakan dengan metode TRIK SUPERKILAT dan
SMART SOLUTION yang menyenangkan sambil menyelami konsep dasar Integral Trigonometri itu sendiri…

Untuk sementara hanya beberapa tipe soal integral trigonometri plus integral substitusi trigonometri yang
dibahas. Untuk tipe soal yang lain akan segera diupload dan dibagikan. Jadi selalu tunggu di blog Pak Anang ya :)

Kunjungi laman http://pak-anang.blogspot.com/2013/02/smart-solution-un-matematika-sma-2013_12.html


untuk mengunduh update materi SMART SOLUTION Pengayaan Integral Trigonometri ini… :)

Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.

Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.

Pak Anang.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 269
5. 3. Menentukan integral tak tentu dan integral tertentu fungsi aljabar dan fungsi trigonometri.

Integral Tak Tentu


Definisi
“Kebalikan Proses Turunan”

𝐹 (𝑥 )
Integral Turunan

𝑓(𝑥 )

𝐹 ′ (𝑥) = 𝑓(𝑥) ⇒ ∫ 𝑓(𝑥) ⅆ𝑥 = 𝐹(𝑥) + 𝐶

Integral Fungsi Aljabar Integral Fungsi Trigonometri


1
∫ 𝑥 𝑛 ⅆ𝑥 = 𝑛+1 𝑥 𝑛+1 + 𝐶 𝐬𝐢𝐧 𝒙
𝑎
∫ 𝑎𝑥 𝑛 ⅆ𝑥 = 𝑛+1 𝑥 𝑛+1 + 𝐶 𝐜𝐨𝐬 𝒙
− 𝐬𝐢𝐧 𝒙
− 𝐜𝐨𝐬 𝒙
Sifat:
∫ sec 2 𝑥 ⅆ𝑥 = − tan 𝑥 + 𝐶
∫ ⅆ[𝑓(𝑥)] = 𝑓(𝑥) + 𝑐
∫ csc 2 𝑥 ⅆ𝑥 = −cot 𝑥 + 𝐶
∫ 𝑘 ∙ 𝑓(𝑥) ⅆ𝑥 = 𝑘∫ 𝑓(𝑥) ⅆ𝑥 ∫ sec 𝑥 tan 𝑥 ⅆ𝑥 = −sec 𝑥 + 𝐶
∫ [𝑓(𝑥) ± 𝑔(𝑥)] ⅆ𝑥 = ∫ 𝑓(𝑥) ⅆ𝑥 ± ∫ 𝑔(𝑥) ⅆ𝑥 ∫ csc 𝑥 cot 𝑥 ⅆ𝑥 = −csc 𝑥 + 𝐶

Integral Tertentu
Definisi
𝑏
𝑏
∫ 𝑓(𝑥) ⅆ𝑥 = 𝐹(𝑥) | = 𝐹(𝑏) − 𝐹(𝑎)
𝑎 𝑎

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 213
Teknik Integral Aljabar
Integral Langsung
“Jika sesuai dengan Rumus Dasar”

harus dalam
bentuk pangkat

1
∫ □𝑛 ⅆ □ = □ 𝑛+1
+𝐶
𝑛+1
harus sama

∫ [𝑓(𝑥 ) ± 𝑔(𝑥 )] ⅆ𝑥 = ….
boleh dalam bentuk
penjumlahan atau pengurangan

tidak boleh perkalian pembagian!!!!!

∫ [𝑓(𝑥 ) × 𝑔(𝑥 )] ⅆ𝑥 = ….
𝑓 (𝑥 )
∫[ ] ⅆ𝑥 = ….
𝑔(𝑥 )

Jika tidak bisa diintegralkan secara langsung,


maka bisa menggunakan salah satu dari metode berikut:

Diubah Substitusi Parsial


5
∫ √𝑥 ⅆ𝑥 ∫ ⅆ𝑥 ∫ 3𝑥(𝟐𝒙𝟐 + 𝟏)5 ⅆ𝒙 ∫ 3𝑥 2 (𝟐𝒙𝟐 + 𝟏)5 ⅆ𝒙
𝑥2

Bentuk pangkat Bentuk pangkat


Fungsi integran dan operator Fungsi integran dan operator
belum terlihat!!! belum terlihat!!!
masih belum sama masih belum sama

1
∫ 𝑥 2 ⅆ𝑥 ∫ 5𝑥 −2 ⅆ𝑥 harus sama harus sama

ⅆ(𝟐𝒙𝟐 + 𝟏) ⅆ(𝟐𝒙𝟐 + 𝟏)
∫ 𝑥(𝑥 + 3) ⅆ𝑥 ∫ (𝑥 + 1)2 ⅆ𝑥 ∫ 3𝑥(𝟐𝒙𝟐 + 𝟏)5 turunan ∫ 3𝑥 2 (𝟐𝒙𝟐 + 𝟏)5 turunan
4𝑥 4𝑥

Nggak boleh dalam Nggak boleh dalam Sederhanakan! Sederhanakan!


bentuk perkalian!!! bentuk perkalian!!! Nggak boleh muncul Tetapi masih muncul
variabel 𝒙 variabel 𝒙

Perbedaan mendasar antara


∫ (𝑥 2 + 3𝑥) ⅆ𝑥 ∫ (𝑥 2 + 2𝑥 + 1) ⅆ𝑥
teknik integral substitusi dengan
teknik integral parsial.

dan lain-lain …

∫ 𝑢 ⅆ𝑣 = 𝑢𝑣 − ∫ 𝑣 ⅆ𝑢

Halaman 214 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
LOGIKA PRAKTIS Integral Fungsi Aljabar.

Secara umum integral fungsi aljabar sederhana bisa digambarkan pada diagram berikut:

𝒂
𝒇(𝒙) = 𝒂𝒙𝒏 → 𝑭(𝒙) = 𝒙𝒏+𝟏 + 𝑪
𝒏+𝟏

𝒂
𝒂𝒙𝒏 𝒂𝒙𝒏+𝟏 𝒙𝒏+𝟏
𝒏+𝟏

Proses mencari integral fungsi 𝑎𝑥 𝑛 terhadap 𝑥:


1. Tambah satu pangkatnya!
2. Bagi koefisien dengan bilangan hasil langkah pertama!
3. Tambahkan dengan konstanta 𝐶.
4. Selesai!

TRIK SUPERKILAT Integral Fungsi Aljabar Pangkat Pecahan.

Sebagaimana sudah kita ketahui bersama, bahwa konsep dasar integral adalah sebagai berikut:

Lho ini kan saling berkebalikan? 

𝟏
𝒇(𝒙) = 𝒙𝒏 → 𝑭(𝒙) = 𝒙𝒏+𝟏 + 𝑪
𝒏+𝟏

Nah, seringkali kita kesulitan mengerjakan integral dengan langkah pasti dan yakin apabila bertemu dengan
bentuk pangkat pecahan.
Misalnya,
3 3
Ingat konsep ∫ 𝑘𝑓(𝑥) ⅆ𝑥 = 𝑘∫ 𝑓(𝑥) ⅆ𝑥
∫ 2𝑥 2 ⅆ𝑥 = 2 ∫ 𝑥 2 ⅆ𝑥 ( )
alias buang semua konstanta keluar integral
2 5
= 2 ∙ 𝑥2 + 𝐶
5
4 52
= 𝑥 +𝐶
5

Sesuai konsep integral, pangkatnya kan harus ditambah 1!


3 5
Pangkat 2 ditambah 1 menjadi berapa? 2, kan?
5 2
Mudah saja, balik angka menjadi .
2 5
Jadi,
3
2
2 5
2
∫ 𝑥 ⅆ𝑥 = 𝑥 + 𝐶
5
Lho ini kan saling berkebalikan? 

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 215
Teknik Integral Trigonometri
Integral Langsung
“Jika sesuai konsep 6 Turunan Trigonometri”

∫ sin □ ⅆ□ = − cos □ + 𝐶
∫ cos □ ⅆ□ = − sin □ + 𝐶
2
∫ sec □ ⅆ□ = − tan □ + 𝐶
∫ csc 2 □ ⅆ□ = −cot □ + 𝐶
∫ sec □ tan □ ⅆ□ = −sec □ + 𝐶
∫ csc □ cot □ ⅆ□ = −csc □ + 𝐶

∫ [𝑓(𝑥 ) ± 𝑔(𝑥 )] ⅆ𝑥
boleh dalam bentuk
penjumlahan atau pengurangan

Jika tidak bisa diintegralkan secara langsung,


maka bisa menggunakan salah satu dari metode berikut:

Diubah Substitusi Parsial


∫ tan2 𝑥 ⅆ𝑥 ∫ cot 2 𝑥 ⅆ𝑥 ∫ 2𝑥 sin(𝟑𝒙𝟐 + 𝟐) ⅆ𝒙 ∫ 2𝑥 2 sin(𝟑𝒙𝟐 + 𝟐) ⅆ𝒙

Adanya konsep Adanya konsep


integral 𝐬𝐞𝐜𝟐 𝒙 !!! integral 𝐜𝐬𝐜 𝟐 𝒙 !!! Fungsi integran dan operator Fungsi integran dan operator
masih belum sama masih belum sama

∫ (sec 2 𝑥 − 1) ⅆ𝑥 ∫ (csc 2 𝑥 − 1) ⅆ𝑥
harus sama harus sama

∫ sin 𝑚𝑥 cos 𝑛𝑥 ⅆ𝑥 ∫ sin2 𝑥 ⅆ𝑥


ⅆ(𝟑𝒙𝟐 + 𝟐) ⅆ(𝟑𝒙𝟐 + 𝟐) turunan
∫ cos 𝑚𝑥 cos 𝑛𝑥 ⅆ𝑥 ∫ cos 2 𝑥 ⅆ𝑥 ∫ 2𝑥 sin(𝟑𝒙𝟐 + 𝟐) turunan ∫ 2𝑥 2 sin(𝟑𝒙𝟐 + 𝟐)
∫ sin 𝑚𝑥 sin 𝑛𝑥 ⅆ𝑥 dst … 6𝑥 6𝑥
Sederhanakan! Sederhanakan!
Diubah menjadi Sin Cos berpangkat Nggak boleh muncul Tetapi masih muncul
bentuk perjumlahan genap harus diubah! variabel 𝒙 variabel 𝒙

Ingat Rumus Perkalian Ingat Rumus Sin Cos


ke penjumlahan setengah sudut
∫ 𝐬𝐢𝐧3 𝑥 cos 𝑥 ⅆ𝒙
1 1
𝑆+𝑆 2𝑆𝐶 sin2 𝑥 = − cos 2𝑥
2 2
𝑆−𝑆 2𝐶𝑆 1 1
𝐶+𝐶 2𝐶𝐶 cos2 𝑥 = + cos 2𝑥
2 2
Fungsi integran dan operator
𝐶 − 𝐶 − 2𝑆𝑆 masih belum sama
4
Jadi, ∫ sin 𝑥 ⅆ𝑥
juga diubah menjadi
⊕ ⊖ ∫ 𝑢 ⅆ𝑣 = 𝑢𝑣 − ∫ 𝑣 ⅆ𝑢
∫ sin2 𝑥 sin2 𝑥 ⅆ𝑥 harus sama

dan lain-lain …
ⅆ(𝐬𝐢𝐧 𝒙)
∫ 𝐬𝐢𝐧3 𝑥 cos 𝑥 turunan
cos 𝑥

Sederhanakan!
Nggak boleh muncul
variabel 𝒙

Halaman 216 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
LOGIKA PRAKTIS Integral Fungsi Trigonometri Dasar Sinus Kosinus.

Secara umum integral fungsi trigonometri sederhana bisa digambarkan pada diagram berikut:

Cara membacanya:
∫ −sin 𝑥 ⅆ𝑥 = − cos 𝑥 + 𝐶
𝐬𝐢𝐧 𝒙
𝐜𝐨𝐬 𝒙 ∫ −cos 𝑥 ⅆ𝑥 = − sin 𝑥 + 𝐶
− 𝐬𝐢𝐧 𝒙 ∫ −sin 𝑥 ⅆ𝑥 = − cos 𝑥 + 𝐶
− 𝐜𝐨𝐬 𝒙 ∫ −cos 𝑥 ⅆ𝑥 = − sin 𝑥 + 𝐶

Jadi integralnya sinus adalah negatif kosinus.


Integralnya kosinus adalah sinus.

KONSEP DASAR Integral Fungsi Trigonometri Dasar Selain Sinus Kosinus.

Dasar dari konsep integral fungsi trigonometri selain sinus kosinus adalah harus paham dan hafal turunan dari
fungsi trigonometri. *)

Perhatikan konsep berikut:

tan 𝑥 cot 𝑥 Cara membacanya:


𝑦 = tan 𝑥 → 𝑦′ = sec 2 𝑥
𝑦 = cot 𝑥 → 𝑦′ = − csc 2 𝑥
sec 𝑥 csc 𝑥 𝑦 = sec 𝑥 → 𝑦′ = sec 𝑥 tan 𝑥
𝑦 = csc 𝑥 → 𝑦′ = − csc 𝑥 cot 𝑥
□𝟐 □𝟐

*) Dikutip dari SMART SOLUTION UN Matematika SMA 2013 SKL 5.2 Aplikasi Turunan Fungsi, Halaman 203
(http://pak-anang.blogspot.com/2013/01/smart-solution-un-matematika-sma-2013_29.html)

Jadi, dengan melihat bahwa integral adalah lawan dari proses turunan, diperoleh konsep berikut:

∫ sec 2 𝑥 ⅆ𝑥 = − tan 𝑥 + 𝐶
∫ csc 2 𝑥 ⅆ𝑥 = −cot 𝑥 + 𝐶
∫ sec 𝑥 tan 𝑥 ⅆ𝑥 = −sec 𝑥 + 𝐶
∫ csc 𝑥 cot 𝑥 ⅆ𝑥 = −csc 𝑥 + 𝐶

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 217
Tips dan Trik Integral Trigonometri
Intinya pada integral trigonometri harus menguasai bagaimana konsep trigonometri serta bagaimanakah sifat
turunan dari fungsi trigonometri. OK!

Disamping itu, harus menguasai bagaimana konsep identitas trigonometri yang pernah Pak Anang tulis pada
Modul SMART SOLUTION UN Matematika SMA 2013 pada SKL 4 Pengantar Trigonometri di laman web berikut:
http://pak-anang.blogspot.com/2013/01/smart-solution-un-matematika-sma-2013_11.html

Rumus Identitas Trigonometri yang sering digunakan dalam integral adalah:

Rumus identitas trigonometri


sin2 𝑥 + cos 2 𝑥 = 1
tan2 𝑥 + 1 = sec 2 𝑥
1 + cot 2 𝑥 = csc 2 𝑥
1 1
sin2 𝑥 = − cos 2𝑥
2 2
1 1
cos2 𝑥 = + cos 2𝑥
2 2
sin 2𝑥 = 2 sin 𝑥 cos 𝑥

Rumus perkalian trigonometri


1
sin 𝑥 cos 𝑦 = [sin(𝑥 + 𝑦) + sin(𝑥 − 𝑦)]
2
1
cos 𝑥 sin 𝑦 = [sin(𝑥 + 𝑦) − sin(𝑥 − 𝑦)]
2
1
cos 𝑥 cos 𝑦 = [cos(𝑥 + 𝑦) + cos(𝑥 − 𝑦)]
2
1
sin 𝑥 sin 𝑦 = − [cos(𝑥 + 𝑦) − cos(𝑥 − 𝑦)]
2

Apabila ada integral yang memuat fungsi trigonometri pangkat 𝑛 dan memuat fungsi turunannya maka bisa
dituliskan konsep integral substitusinya sebagai berikut:
1
∫ sin𝑛 𝑥 (cos 𝑥) ⅆ𝑥 = sin𝑛+1 𝑥 + 𝐶
𝑛+1
1
∫ cos𝑛 𝑥 (sin 𝑥) ⅆ𝑥 = − cos 𝑛+1 𝑥 + 𝐶
𝑛+1
1
∫ tan𝑛 𝑥 (sec 2 𝑥) ⅆ𝑥 = tan𝑛+1 𝑥 + 𝐶
𝑛+1
1
∫ cot 𝑛 𝑥 (csc 2 𝑥) ⅆ𝑥 = − cot 𝑛+1 𝑥 + 𝐶
𝑛+1
1
∫ sec 𝑛 𝑥 (sec 𝑥 tan 𝑥) ⅆ𝑥 = sec 𝑛+1 𝑥 + 𝐶
𝑛+1
1
∫ csc 𝑛 𝑥 (csc 𝑥 cot 𝑥) ⅆ𝑥 = − csc 𝑛+1 𝑥 + 𝐶
𝑛+1

Halaman 218 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Teknik Integral dengan Mengubah Bentuk Integral.

Seringkali dalam pengerjaan integral kita bertemu dengan integral yang bentuk integralnya “sedikit berbeda”
dari konsep dasar, namun sebenarnya apabila kita mau mengubahnya terlebih dahulu menggunakan sifat-sifat
aljabar maupun sifat identitas trigonometri, bentuk integral tersebut bisa kembali sesuai dengan konsep dasar.

Seperti telah diketahui bahwa untuk integral fungsi aljabar harus dalam bentuk pangkat dan variabel fungsi
integral dengan operator harus sama. Bentuk integral yang diperbolehkan adalah penjumlahan atau
pengurangan. TITIK!

Sementara untuk integral fungsi trigonometri harus memenuhi sifat 6 turunan fungsi trigonometri, serta bentuk
yang diperbolehkan adalah penjumlahan atau pengurangan. Serta perkecualian untuk bentuk perkalian tertentu
yang bisa diubah menjadi penjumlahan pengurangan lewat rumus perkalian ke penjumlahan trigonometri.
TITIK!

Berikut ini adalah beberapa contoh penyelesaian integral dengan cara mengubah bentuk integral:

Contoh Soal 1:
Hasil dari
5
∫ 3 √𝑥 2 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
Soal tersebut adalah soal dimana ada integral tapi masih berbentuk akar.
Ubah bentuk akar menjadi bentuk pangkat pecahan dong!
𝑚
5 5 𝑛
∫ 3 √𝑥 2 ⅆ𝑥 = 3 ∫ √𝑥 2 ⅆ𝑥 (Ingat √𝑥 𝑚 = 𝑥 𝑛 )
2 𝑚
𝑛 𝑚+𝑛
= 3 ∫ 𝑥 5 ⅆ𝑥 (Ingat ∫ 𝑥 𝑛 ⅆ𝑥 = 𝑥 𝑛 + 𝐶 atau TRIK SUPERKILAT di halaman 215)
𝑚+𝑛
5 7
= 3 ∙ 𝑥5 + 𝐶
7
15 75
= 𝑥 +𝐶
7

Contoh Soal 2:
Hasil dari
2
∫ 3 ⅆ𝑥 = ….
5𝑥

Pembahasan:
Soal tersebut adalah soal dimana ada integral tapi masih ada variabel berpangkat menjadi penyebut.
Ubah bentuk tersebut bentuk pangkat negatif dong!

2 1
∫ 3
ⅆ𝑥 = (Ingat 𝑛 = 𝑥 −𝑛 )
5𝑥 𝑥
2 −3
= ∫ 𝑥 ⅆ𝑥
5
2
= ∫ 𝑥 −3 ⅆ𝑥
5
2 1 −2
= ∙ 𝑥 +𝐶
5 −2
1
= − 𝑥 −2 + 𝐶
5
1
=− 2+𝐶
5𝑥

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 219
Contoh Soal 3:
Hasil dari
1
∫ ⅆ𝑥 = ….
𝑥

Pembahasan:
Soal tersebut adalah soal dimana ada integral tapi masih dalam bentuk pembagian.
Ubah bentuk tersebut menjadi bentuk pangkat negatif dong!
1 1
∫ ⅆ𝑥 = (Ingat 𝑛 = 𝑥 −𝑛 )
𝑥 𝑥
= ∫ 𝑥 −1 ⅆ𝑥
1
= 𝑥 −0 + 𝐶
0
= tidak terdefinisi

Lho kok tidak terdefinisi????????

Ya! Khusus ∫ 𝑥 𝑛 ⅆ𝑥 apabila 𝑛 = −1 maka penyelesaiannya tidak menggunakan konsep dasar integral.
Jadi,

1
∫ 𝑥 −1 ⅆ𝑥 ≠ 𝑥 −1+1 + 𝐶
−1 + 1

tetapi menggunakan rumus:

1
∫ 𝑥 −1 ⅆ𝑥 = ∫ ⅆ𝑥 = ln|𝑥| + 𝐶
𝑥

Halaman 220 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 5:
Hasil dari
∫ 𝑥 2 (3𝑥 − 5) ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
Soal tersebut adalah soal dimana ada integral tapi masih dalam bentuk perkalian.
Ubah bentuk perkalian menjadi penjumlahan atau pengurangan dong! Dengan mengalikan secara distributif!

∫ 𝑥 2 (3𝑥 − 5) ⅆ𝑥 = ∫(3𝑥 3 − 5𝑥 2 ) ⅆ𝑥 (Ingat ∫(𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥)) ⅆ𝑥 = ∫ 𝑓(𝑥) ⅆ𝑥 + ∫ 𝑔(𝑥) ⅆ𝑥 )

= ∫ 3𝑥 3 ⅆ𝑥 − ∫ 5𝑥 2 ⅆ𝑥
3 5
= 𝑥4 − 𝑥3 + 𝐶
4 3

Contoh Soal 6:
Hasil dari
∫(2𝑥 − 3)2 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
Soal tersebut adalah soal dimana ada integral tapi masih dalam bentuk pangkat 𝑛 atau dalam bentuk perkalian
sebanyak 𝑛 faktor sebagaimana sifat dari pangkat itu sendiri yaitu 𝑎𝑛 = ⏟
𝑎 × 𝑎 × 𝑎 × … × 𝑎.
𝑠𝑒𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑛 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
Ubah bentuk tersebut menjadi penjumlahan atu pengurangan dong! Dengan mengalikan sebanyak 𝑛 faktor!

∫(2𝑥 − 3)2 ⅆ𝑥 = ∫(2𝑥 − 3)(2𝑥 − 3) ⅆ𝑥 (Ingat (𝑎 + 𝑏)2 = 𝑎2 + 2𝑎𝑏 + 𝑏 2 )

= ∫(4𝑥 2 − 12𝑥 + 9) ⅆ𝑥
4
= 𝑥 3 − 6𝑥 2 + 9𝑥 + 𝐶
3

Contoh Soal 7:
Hasil dari
4𝑥 5 − 3𝑥 3
∫ ⅆ𝑥 = ….
2𝑥 2

Pembahasan:
Soal tersebut adalah soal dimana ada integral tapi masih dalam bentuk pembagian.
Ubah bentuk tersebut menjadi penjumlahan dong! Dengan menyederhanakannya dulu, tentunya…..

4𝑥 5 − 3𝑥 3 4𝑥 5 3𝑥 3 𝑎+𝑏 𝑎 𝑏
∫ ⅆ𝑥 = ∫ ( − ) ⅆ𝑥 (Ingat = + )
2𝑥 2 2𝑥 2 2𝑥 2 𝑐 𝑐 𝑐
3
= ∫ (2𝑥 3 − 𝑥) ⅆ𝑥
2
3
3 Menyelesaikan bentuk ∫ 𝑥 ⅆ𝑥 yang paling mudah adalah
2
= ∫ 2𝑥 3 ⅆ𝑥 − ∫ 𝑥 ⅆ𝑥
2 3 3 3 1
∫ 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ 𝑥 ⅆ𝑥 = ∙ 𝑥 2 + 𝐶
( 2 2 2 2 )
2 3 1
= 𝑥4 − ∙ 𝑥2 + 𝐶
4 2 2
1 4 3 2
= 𝑥 − 𝑥 +𝐶
2 4

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 221
Contoh Soal 8:
Hasil dari
∫(3 + tan2 𝑥) ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
Soal tersebut adalah soal dimana ada integral tapi masih ada bentuk bukan turunan fungsi trigonometri dasar.

Bentuk tan2 𝑥 bukanlah 6 turunan fungsi trigonometri dasar.


Jadi ∫ tan2 𝑥 ⅆ𝑥 tidak bisa dikerjakan langsung.

Padahal konsep dasar integral trigonometri yang ada hanyalah ∫ sec 2 𝑥 ⅆ𝑥 = tan 𝑥 + 𝐶.
Ubah bentuk tan2 𝑥 menjadi bentuk sec 2 𝑥 dong!

Ya! Dengan menggunakan identitas trigonometri berikut:


tan2 𝑥 + 1 = sec 2 𝑥 ⇒ tan2 𝑥 = sec 2 𝑥 − 1

∫(3 + tan2 𝑥) ⅆ𝑥 = (Ingat tan2 𝑥 = sec 2 𝑥 − 1)

= ∫(3 + (sec 2 𝑥 − 1)) ⅆ𝑥

= ∫(2 + sec 2 𝑥) ⅆ𝑥

= ∫ 2 ⅆ𝑥 + ∫ sec 2 𝑥 ⅆ𝑥
= 2𝑥 + tan 𝑥 + 𝑐

Contoh Soal 9:
Hasil dari
∫(2 cot 2 𝑥 − 5) ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
Soal tersebut adalah soal dimana ada integral tapi masih ada bentuk bukan turunan fungsi trigonometri dasar.

Bentuk cot 2 𝑥 bukanlah 6 turunan fungsi trigonometri dasar.


Jadi ∫ cot 2 𝑥 ⅆ𝑥 tidak bisa dikerjakan langsung.

Padahal konsep dasar integral trigonometri yang ada hanyalah ∫ csc 2 𝑥 ⅆ𝑥 = −cot 𝑥 + 𝐶.
Ubah bentuk tan2 𝑥 menjadi bentuk sec 2 𝑥 dong!

Ya! Dengan menggunakan identitas trigonometri berikut:


1 + cot 2 𝑥 = csc 2 𝑥 ⇒ cot 2 𝑥 = csc 2 𝑥 − 1

∫(2 cot 2 𝑥 − 5) ⅆ𝑥 = (Ingat cot 2 𝑥 = csc 2 𝑥 − 1)

= ∫(2(csc 2 𝑥 − 1) − 5) ⅆ𝑥

= ∫(2 csc 2 𝑥 − 7) ⅆ𝑥

= ∫ 2 csc 2 𝑥 ⅆ𝑥 − ∫ 7 ⅆ𝑥

= 2 ∫ csc 2 𝑥 ⅆ𝑥 − 7𝑥 + 𝑐
= 2(− cot 𝑥) − 7𝑥 + 𝑐
= −2 cot 𝑥 − 7𝑥 + 𝑐

Halaman 222 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 10:
Hasil dari
∫ sin 3𝑥 cos 𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
Soal tersebut adalah soal dimana ada integral tapi masih ada bentuk perkalian fungsi trigonometri.
Ubah bentuk perkalian menjadi penjumlahan atau pengurangan dong!

Ya! Dengan menggunakan salah satu dari identitas trigonometri berikut:

Rumus perkalian trigonometri


1
sin 𝑥 cos 𝑦 = [sin(𝑥 + 𝑦) + sin(𝑥 − 𝑦)]
2
1
cos 𝑥 sin 𝑦 = [sin(𝑥 + 𝑦) − sin(𝑥 − 𝑦)]
2
1
cos 𝑥 cos 𝑦 = [cos(𝑥 + 𝑦) + cos(𝑥 − 𝑦)]
2
1
sin 𝑥 sin 𝑦 = − [cos(𝑥 + 𝑦) − cos(𝑥 − 𝑦)]
2

Jadi,
1
∫ sin 3𝑥 cos 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ [sin(3𝑥 + 𝑥) + sin(3𝑥 − 𝑥)] ⅆ𝑥
2
1
= ∫ (sin 4𝑥 + sin 2𝑥) ⅆ𝑥
2
1 1
= ∫ ( sin 4𝑥 + sin 2𝑥) ⅆ𝑥
2 2
1 1
= ∫ sin 4𝑥 ⅆ𝑥 + ∫ sin 2𝑥 ⅆ𝑥
2 2
1 1
= ∫ sin 4𝑥 ⅆ𝑥 + ∫ sin 2𝑥 ⅆ𝑥
2⏟ 2⏟
Karena fungsi sudut dan operator integral tidak sama.
Sudut sinus 4𝑥 dan 2𝑥, sementara operator integralnya ⅆ𝑥.
Maka proses perhitungannya dilanjutkan dengan teknik integral substitusi!
Yang akan dibahas pada bagian selanjutnya.OK!

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 223
Contoh Soal 10:
Hasil dari
∫ sin2 𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
Soal tersebut adalah soal dimana ada integral tapi masih dalam bentuk pangkat 𝑛 atau dalam bentuk perkalian
sebanyak 𝑛 faktor sebagaimana sifat dari pangkat itu sendiri yaitu 𝑎𝑛 = ⏟
𝑎 × 𝑎 × 𝑎 × … × 𝑎.
𝑠𝑒𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑛 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
Ubah bentuk tersebut menjadi penjumlahan atu pengurangan dong!

Ya! Jika pangkat 𝑛 adalah pangkat bilangan genap menggunakan salah satu dari identitas trigonometri berikut:

Rumus identitas trigonometri


1 1
sin2 𝑥 = − cos 2𝑥
2 2
1 1
cos2 𝑥 = + cos 2𝑥
2 2

Jadi,
1 1
∫ sin2 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ ( − cos 2𝑥) ⅆ𝑥
2 2
1 1
= ∫ ⅆ𝑥 − ∫ cos 2𝑥 ⅆ𝑥
2 2
1 1
= 𝑥 − ∫ cos 2𝑥 ⅆ𝑥
2 2⏟
Karena fungsi sudut dan operator integral tidak sama.
Sudut kosinus 2𝑥, sementara operator integralnya ⅆ𝑥.
Maka proses perhitungannya dilanjutkan dengan teknik integral substitusi!
Yang akan dibahas pada bagian selanjutnya.OK!

Contoh Soal 10:


Hasil dari
∫ sin3 𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
Soal tersebut adalah soal dimana ada integral tapi masih dalam bentuk pangkat 𝑛 atau dalam bentuk perkalian
sebanyak 𝑛 faktor sebagaimana sifat dari pangkat itu sendiri yaitu 𝑎𝑛 = ⏟
𝑎 × 𝑎 × 𝑎 × … × 𝑎.
𝑠𝑒𝑏𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘 𝑛 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟
Ubah bentuk tersebut menjadi penjumlahan atu pengurangan dong!

Ya! Jika pangkat 𝑛 adalah pangkat bilangan ganjil menggunakan salah satu dari identitas trigonometri berikut:

Rumus identitas trigonometri


sin2 𝑥 = 1 − cos 2 𝑥
cos2 𝑥 = 1 − sin2 𝑥

Jadi,
∫ sin3 𝑥 ⅆ𝑥 = ∫ sin2 𝑥 sin 𝑥 ⅆ𝑥

= ∫(1 − cos2 𝑥) sin 𝑥 ⅆ𝑥

= ∫(sin 𝑥 − cos2 𝑥 sin 𝑥) ⅆ𝑥

= ∫ sin 𝑥 ⅆ𝑥 − ∫ cos2 𝑥 sin 𝑥 ⅆ𝑥



Karena fungsi integran dan operator integral tidak sama.
Fungsi integran cos2 𝑥 sin 𝑥 , sementara operator integralnya ⅆ𝑥.
Maka proses perhitungannya dilanjutkan dengan teknik integral substitusi!
Yang akan dibahas pada bagian selanjutnya.OK!

Halaman 224 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
LOGIKA PRAKTIS Teknik Integral Substitusi.

Ingat Lagi Ya!!!!!!


Konsep Dasar Integral

harus dalam
bentuk pangkat

1
∫ □𝑛 ⅆ □ = □ 𝑛+1
+𝐶
𝑛+1
harus sama

Bentuk dan Tipe Soal Integral Menggunakan

Teknik Integral Substitusi


harus dalam
bentuk pangkat

∫ □𝑛 ⅆ ∆
belum sama

Gantilah operator integral


dengan fungsi yang disubstitusi.

Tentukan turunan operator integral tersebut


dan letakkan menjadi penyebut.

Periksa!
Apakah hasil bagi fungsi yang lain
dengan turunan operator integral
masih memuat variabel 𝑥?

Tidak! Ya!
Nggak ada variabel 𝑥 lagi! Masih menyisakan variabel 𝑥!

Integral Substitusi Integral Parsial

Teknik Tabulasi

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 225
TRIK SUPERKILAT Teknik Integral Substitusi.

Perhatikan konsepnya:
ⅆ 2
(𝑥 + 4𝑥 − 9) = (2𝑥 + 4) ⇒ ⅆ(𝑥 2 + 4𝑥 − 9) = (2𝑥 + 4) ⅆ𝑥
ⅆ𝑥
ⅆ(𝑥 2 + 4𝑥 − 9)
⇔ = ⅆ𝑥
(2𝑥 + 4)
ⅆ(𝑥 2 + 4𝑥 − 9)
⇔ ⅆ𝑥 = turunannya
(2𝑥 + 4)

𝑑(𝑓(𝑥))
Jadi ⅆ𝑥 pada soal bisa diganti dengan
𝑓′ (𝑥)

Atau dalam kalimat bisa diartikan sebagai berikut:

Jadi, ⅆ𝑥 dapat diganti dengan sebuah fungsi permisalan dibagi oleh turunan fungsi tersebut!

Contoh:

ⅆ(𝟑𝒙 − 𝟓) turunannya
∫(3𝑥 − 5)10000000000000 ⅆ𝒙 = ∫(3𝑥 − 5)10000000000000
𝟑

ⅆ(𝟒𝒙) turunannya
∫ sin(4𝑥) ⅆ𝒙 = ∫ sin(4𝑥)
𝟒

ⅆ(𝟐𝒙𝟐 ) turunannya
∫ 3𝑥 cos(2𝑥 2 ) ⅆ𝒙 = ∫ 3𝑥 cos(2𝑥 2 )
𝟒𝒙

dan lain-lain …..

Nah intisari dari teknik integral substitusi adalah mengupayakan agar turunan fungsi yang disubstitusi bisa
membagi habis variabel pada fungsi lain yang tidak disubstitusi.

Contohnya:

ⅆ(2𝑥 2 ) 3𝑥 3 3
∫ 3𝑥 cos(2𝑥 2 ) ⅆ𝑥 = ∫ 3𝑥 cos(2𝑥 2 ) = ∫ cos(2𝑥 2 ) ⅆ(2𝑥 2 ) = ∫ cos(2𝑥 2 ) ⅆ(2𝑥 2 ) = ∫ cos □ ⅆ□
4𝑥 4𝑥 4 4

Pokoknya variabel 𝑥 Hore!!!!! Hore!!!!!!


harus hilang!!! Variabel 𝑥 udah hilang!!!! Sudah sama!!!!

Kalau hilang berarti integral substitusi.


Kalau enggak hilang berarti integral parsial.

Halaman 226 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 1:
Hasil dari
∫(𝑥 − 3)(𝑥 2 − 6𝑥 + 1)−3 ⅆ𝑥 = ….
1
a. − 8 (𝑥 2 − 6𝑥 + 1)−4 + 𝐶
1
b. − 4 (𝑥 2 − 6𝑥 + 1)−4 + 𝐶
1
c. − (𝑥 2 − 6𝑥 + 1)−4 + 𝐶
2
1
d. − 4 (𝑥 2 − 6𝑥 + 1)−2 + 𝐶
1
e. − 2 (𝑥 2 − 6𝑥 + 1)−2 + 𝐶

Pembahasan:
Perhatikan soal,
−3
∫(𝑥 − 3)(𝒙𝟐 − 𝟔𝒙 + 𝟏) ⅆ𝒙

belum sama

Mari kita coba cek, apakah integral tersebut bisa diselesaikan menggunakan teknik integral substitusi ataukah
teknik integral parsial.
Ganti operator integral

𝟐
−3 −3 ⅆ(𝒙 − 𝟔𝒙 + 𝟏)
∫(𝑥 − 3)(𝒙𝟐 − 𝟔𝒙 + 𝟏) ⅆ𝒙 ⇒ ∫(𝑥 − 3)(𝒙𝟐 − 𝟔𝒙 + 𝟏) turunannya
(𝟐𝒙 − 𝟔)

Periksa hasilnya, apakah masih


menyisakan variabel 𝒙?

(𝑥−3)
Periksa, apakah hasil tidak menyisakan variabel 𝑥?
(2𝑥−6)

(𝑥−3) 1
Ternyata hasil dari = , dan kita sudah tidak menemukan variabel 𝑥 yang tersisa.
(2𝑥−6) 2
Maka, penyelesaian integral tersebut adalah menggunakan teknik integral substitusi.

Langkah penyelesaian selengkapnya adalah sebagai berikut:


1 ⅆ(𝑥 2 − 6𝑥 + 1) 1 1
∫(𝑥 − 3)(𝑥 2 − 6𝑥 + 1)−3 ⅆ𝑥 = ∫(𝑥 − 3)(𝑥 2 − 6𝑥 + 1)−3 (Ingat ∫ □𝑛 ⅆ𝑥 = ∫ □𝑛 ⅆ𝑥)
(2𝑥 − 6) 2 2 2
𝟏 1
= ∫(𝑥 2 − 6𝑥 + 1)−3 ⅆ(𝑥 2 − 6𝑥 + 1) (Ingat ∫ □𝑛 ⅆ𝑥 = □𝑛+1 + 𝐶)
𝟐 𝑛+1
1 𝟏
= ∙ (𝒙𝟐 − 𝟔𝒙 + 𝟏)(−𝟑)+𝟏 + 𝐶
2 ((−𝟑) + 𝟏)
1 1
= ∙ (𝑥 2 − 6𝑥 + 1)−2 + 𝐶
2 (−2)
1
= − (𝑥 2 − 6𝑥 + 1)−2 + 𝐶
4

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 227
Contoh Soal 2:
Hasil dari
∫ 6𝑥√3𝑥 2 + 5 ⅆ𝑥 = ….
2
a. (6𝑥 2 + 5)√6𝑥2 + 5 + 𝐶
3
2
b. (3𝑥 2 + 5)√3𝑥2 + 5 + 𝐶
3
2
c. (𝑥 2 + 5)√𝑥2 + 5 + 𝐶
3
3
d. (𝑥 2 + 5)√𝑥2 + 5 + 𝐶
2
3
e. (3𝑥 2 + 5)√3𝑥2 + 5 + 𝐶
2

Pembahasan:
Langkah penyelesaian selengkapnya adalah sebagai berikut:

∫ 6𝑥√3𝑥 2 + 5 ⅆ𝑥 = Tanda akar diubah menjadi bentuk pangkat dulu!OK!


1
(Ingat ∫ √□ ⅆ𝑥 = ∫ □2 ⅆ𝑥)
1
= ∫ 6𝑥(3𝑥 2 + 5)2 ⅆ𝑥 (Samakan dulu operator integralnya )
1
ⅆ(3𝑥 2 + 5)
= ∫ 6𝑥(3𝑥 2 + 5)2
6𝑥
1
1
= ∫(3𝑥 2 + 5)2 ⅆ(3𝑥 2 + 5) (Ingat ∫ □𝑛 ⅆ𝑥 = □𝑛+1 + 𝐶)
𝑛+1
𝟏 𝟏
+𝟏
= (𝟑𝒙𝟐 + 𝟓)𝟐 +𝐶
𝟏
(𝟐 + 𝟏)
1 3
= 3 (3𝑥 2 + 5)2 + 𝐶
2
2 3
= (3𝑥 2 + 5)2 + 𝐶
3
2 1+
1
= (3𝑥 2 + 5) 2 + 𝐶 (Ingat sifat pangkat 𝑎𝑚+𝑛 = 𝑎𝑚 ∙ 𝑎𝑛 )
3
2 1
= (3𝑥 2 + 5)(3𝑥 2 + 5)2 + 𝐶
3
2
= (3𝑥 2 + 5)√3𝑥 2 + 5 + 𝐶
3

Halaman 228 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 3:
Hasil dari
3
∫ ⅆ𝑥 = ….
2𝑥 − 5

Pembahasan:
Langkah penyelesaian selengkapnya adalah sebagai berikut:

3 1
∫ ⅆ𝑥 = 3 ∫ ⅆ𝑥 = 3 ∫(2𝑥 − 5)−1 ⅆ𝑥 (Samakan dulu operator integralnya)
2𝑥 − 5 2𝑥 − 5
ⅆ(2𝑥 − 5)
= 3 ∫(2𝑥 − 5)−1
2
3
= ∫(2𝑥 − 5)−1 ⅆ(2𝑥 − 5) (Buang semua konstanta keluar integral)
2
3
= ln|2𝑥 − 5| + 𝐶
2

Contoh Soal 4:
Hasil dari
3𝑥 − 1
∫ 2 ⅆ𝑥 = ….
𝑥 −𝑥

Pembahasan:
Langkah penyelesaian selengkapnya adalah sebagai berikut:

3𝑥 − 1 3𝑥 𝑓(𝑥) 𝐴 𝐶
∫ 2
ⅆ𝑥 = ∫ ⅆ𝑥 (Ingat = + )
𝑥 −𝑥 𝑥(𝑥 − 1) 𝑔(𝑥)ℎ(𝑥) 𝑔(𝑥) ℎ(𝑥)
3𝑥 − 1 𝐴 𝐵
= +
𝑥(𝑥 − 1) 𝑥 (𝑥 − 1)
3𝑥 − 1 𝐴(𝑥 − 1) 𝐵𝑥
⇒ = +
𝑥(𝑥 − 1) 𝑥(𝑥 − 1) 𝑥(𝑥 − 1)
3𝑥 − 1 𝐴(𝑥 − 1) + 𝐵𝑥
⇔ = 𝐴+𝐵 =3
𝑥(𝑥 − 1) 𝑥(𝑥 − 1) } 𝐴 = 1 dan 𝐵 = 2
𝐴=1
3𝑥 − 1 𝐴𝑥 − 𝐴 + 𝐵𝑥
⇔ =
𝑥(𝑥 − 1) 𝑥(𝑥 − 1)
3𝑥 − 1 (𝐴 + 𝐵)𝑥 − 𝐴
⇔ =
𝑥(𝑥 − 1) 𝑥(𝑥 − 1)
⇔ 3𝑥 − 1 = (𝐴 + 𝐵)𝑥 − 𝐴 }

3𝑥 − 1 𝐴 𝐵
⇒∫2
ⅆ𝑥 = ∫ + ⅆ𝑥 (Ingat, dari perhitungan di atas ternyata 𝐴 = 1 dan 𝐵 = 2)
𝑥 −𝑥 𝑥 (𝑥 − 1)
3𝑥 − 1 1 2
⇔∫ 2 ⅆ𝑥 = ∫ + ⅆ𝑥
𝑥 −𝑥 𝑥 (𝑥 − 1)
1 2
= ∫ ⅆ𝑥 + ∫ ⅆ𝑥
𝑥 (𝑥 − 1)
2 ⅆ(𝑥 − 1)
= ln|𝑥| + ∫ +𝐶
(𝑥 − 1) 1
1
= ln|𝑥| + 2 ∫ ⅆ(𝑥 − 1) + 𝐶
(𝑥 − 1)
= ln|𝑥| + 2 ln|𝑥 − 1| + 𝐶

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 229
Contoh Soal 5:
Hasil dari
∫ sin(4𝑥 − 𝜋) ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
Soal tersebut adalah soal dimana ada integral dari fungsi trigonometri yang sudutnya tidak sama dengan
operator integralnya.
Maksudnya?

Perhatikan sudut fungsi sinus yaitu (4𝑥 − 𝜋). Padahal operator integralnya adalah ⅆ𝑥. Artinya fungsi sinus
tersebut diintegralkan terhadap variabel 𝑥. Maka langkah penyelesaiannya adalah mensubstitusi operator
integralnya agar sesuai dengan sudut fungsi trigonometrinya.

Langkah penyelesaian selengkapnya adalah sebagai berikut:

∫ sin(4𝑥 − 𝜋) ⅆ𝑥 = (Samakan dulu operator integralnya )


ⅆ(4𝑥 − 𝜋)
= ∫ sin(4𝑥 − 𝜋)
4
Ternyata tidak ada variabel 𝑥 tersisa.
Jadi benar bahwa kita memilih langkah integral substitusi bukan integral parsial.
1
= ∫ sin(4𝑥 − 𝜋) ⅆ(4𝑥 − 𝜋) (Ingat ∫ sin □ ⅆ□ = − cos □ + 𝐶)
4
1
= ∙ (− cos(4𝑥 − 𝜋)) + 𝐶
4
1
= − cos(4𝑥 − 𝜋) + 𝐶
4

Halaman 230 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 5:
Hasil dari
∫ sin3 𝑥 cos 𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
Soal tersebut adalah soal dimana ada integral dari fungsi trigonometri beserta turunannya.
Maksudnya?

Masih ingat dengan 6 turunan fungsi trigonometri kan?


𝑓(𝑥) = sin 𝑥 → 𝑓 ′ (𝑥) = cos 𝑥
𝑓(𝑥) = cos 𝑥 → 𝑓 ′ (𝑥) = − sin 𝑥
𝑓(𝑥) = tan 𝑥 → 𝑓 ′ (𝑥) = sec 2 𝑥
𝑓(𝑥) = cot 𝑥 → 𝑓 ′ (𝑥) = − csc 2 𝑥
𝑓(𝑥) = sec 𝑥 → 𝑓 ′ (𝑥) = sec 𝑥 tan 𝑥
𝑓(𝑥) = csc 𝑥 → 𝑓 ′ (𝑥) = − csc 𝑥 cot 𝑥

Coba lihat dan amati 6 fungsi trigonometri dan turunannya di atas.


Apabila ada integral yang memuat fungsi trigonometri pangkat 𝑛 dan memuat fungsi turunannya maka bisa
dituliskan konsep integral substitusinya sebagai berikut:
1
∫ sin𝑛 𝑥 (cos 𝑥) ⅆ𝑥 = sin𝑛+1 𝑥 + 𝐶
𝑛+1
1
∫ cos𝑛 𝑥 (sin 𝑥) ⅆ𝑥 = − cos 𝑛+1 𝑥 + 𝐶
𝑛+1
1
∫ tan𝑛 𝑥 (sec 2 𝑥) ⅆ𝑥 = tan𝑛+1 𝑥 + 𝐶
𝑛+1
1
∫ cot 𝑛 𝑥 (csc 2 𝑥) ⅆ𝑥 = − cot 𝑛+1 𝑥 + 𝐶
𝑛+1
1
∫ sec 𝑛 𝑥 (sec 𝑥 tan 𝑥) ⅆ𝑥 = sec 𝑛+1 𝑥 + 𝐶
𝑛+1
1
∫ csc 𝑛 𝑥 (csc 𝑥 cot 𝑥) ⅆ𝑥 = − csc 𝑛+1 𝑥 + 𝐶
𝑛+1

Jadi ∫ sin3 𝑥 cos 𝑥 ⅆ𝑥 bisa diselesaikan menggunakan teknik integral substitusi. Dengan mengganti operator
integral dari yang semula ⅆ𝑥 menjadi ⅆ(sin 𝑥).

Langkah penyelesaian selengkapnya adalah sebagai berikut:

∫ sin3 𝑥 cos 𝑥 ⅆ𝑥 = (Samakan dulu operator integralnya )


ⅆ(sin 𝑥)
= ∫ sin3 𝑥 cos 𝑥
cos 𝑥
1
= ∫ sin3 𝑥 ⅆ(sin 𝑥) (Ingat ∫ sin𝑛 □ ⅆ(sin □) = sin𝑛+1 □ + 𝐶)
𝑛+1
1
= sin4 𝑥 + 𝐶
4

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 231
Contoh Soal 6:
Hasil dari
∫ sin3 𝑥 ⅆ𝑥 = ….

Pembahasan:
Integral sin atau cos berpangkat ganjil arah penyelesaiannya selalu ke bentuk integral berikut:
1
∫ sin𝑛 𝑥 (cos 𝑥) ⅆ𝑥 = sin𝑛+1 𝑥 + 𝐶
𝑛+1
1
∫ cos𝑛 𝑥 (sin 𝑥) ⅆ𝑥 = − cos 𝑛+1 𝑥 + 𝐶
𝑛+1

Jadi, selalu disisakan satu fungsi sin atau cos berpangkat 1.

Misalnya ∫ sin3 𝑥 ⅆ𝑥, maka harus diubah supaya ada suku fungsi integran yang menjadi ∫ cos 2 𝑥 sin 𝑥.

Konsep identitas trigonometri yang selalu digunakan jika bertemu sin atau cos pangkat ganjil adalah:

sin2 𝑥 + cos2 𝑥 = 1

Langkah penyelesaian selengkapnya adalah sebagai berikut:

∫ sin3 𝑥 ⅆ𝑥 = (Untuk soal integral sin atau cos pangkat ganjil selalu sisakan sin atau cos pangkat 1)
Jadi ubah dulu sin𝑛 𝑥 = sin𝑛−1 𝑥 sin 𝑥
= ∫ sin2 𝑥 sin 𝑥 ⅆ𝑥

= ∫(1 − cos 2 𝑥) sin 𝑥 ⅆ𝑥 (Ingat sin2 𝑥 + cos2 𝑥 = 1 ⇒ sin2 𝑥 = 1 − cos 2 𝑥)

= ∫(sin 𝑥 − cos 2 𝑥 sin 𝑥) ⅆ𝑥 (Ingat ∫ 𝑓(𝑥) + 𝑔(𝑥) ⅆ𝑥 = ∫ 𝑓(𝑥) ⅆ𝑥 + ∫ 𝑔(𝑥) ⅆ𝑥)

= ∫ sin 𝑥 ⅆ𝑥 − ∫ cos2 𝑥 sin 𝑥 ⅆ𝑥 (Penyelesaian ∫ cos 2 𝑥 sin 𝑥 ⅆ𝑥 lihat Contoh Soal 4)


ⅆ(cos 𝑥) 1
= − cos 𝑥 − ∫ cos2 𝑥 sin 𝑥 (Ingat ∫ cos𝑛 □ ⅆ(cos □) = cos 𝑛+1 □ + 𝐶)
− sin 𝑥 𝑛+1
= − cos 𝑥 + ∫ cos2 𝑥 ⅆ(cos 𝑥)
1
= − cos 𝑥 + cos3 𝑥 + 𝐶
3

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


Langkah penyelesaian TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTISnya bisa dilihat nanti pada Suplemen Modul
SMART SOLUTION UN Matematika SMA 2013 pada SKL 5 tentang PENGAYAAN INTEGRAL TRIGONOMETRI
pada laman web berikut:
http://pak-anang.blogspot.com/2013/02/smart-solution-un-matematika-sma-2013_12.html !!
Jadi selalu tunggu update terbarunya ya!!!

Halaman 232 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
LOGIKA PRAKTIS Teknik Integral Parsial.

Ingat Lagi Ya!!!!!!


Konsep Dasar Integral

harus dalam
bentuk pangkat

1
∫ □𝑛 ⅆ □ = □ 𝑛+1
+𝐶
𝑛+1
harus sama

Bentuk dan Tipe Soal Integral Menggunakan

Teknik Integral Parsial


atau

Metode Tabulasi
harus dalam
bentuk pangkat

∫ □𝑛 ⅆ ∆
belum sama

Gantilah operator integral


dengan fungsi yang disubstitusi.

Tentukan turunan operator integral tersebut


dan letakkan menjadi penyebut.

Periksa!
Apakah hasil bagi fungsi yang lain
dengan turunan operator integral
masih memuat variabel 𝑥?

Tidak! Ya!
Nggak ada variabel 𝑥 lagi! Masih menyisakan variabel 𝑥!

Integral Substitusi Integral Parsial

Teknik Tabulasi

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 233
Contoh Soal 1:
Hasil dari ∫ 𝑥√𝑥 + 1 ⅆ𝑥 = ….
2 2
a. (𝑥 + 1)√𝑥 + 1 − (𝑥 + 1)2 √𝑥 + 1 + 𝐶
5 3
2
b. (3𝑥 2 + 𝑥 − 2)√𝑥 + 1 + 𝐶
15
2
c. (3𝑥 2 + 𝑥 + 4)√𝑥 + 1 + 𝐶
15
2
d. (3𝑥 2 − 𝑥 − 2)√𝑥 + 1 + 𝐶
15
2
e. (𝑥 2 + 𝑥 − 2)√𝑥 + 1 + 𝐶
5

Pembahasan:
Perhatikan soal, ubah dulu tanda akar menjadi bentuk pangkat,
1
∫ 𝑥√𝑥 + 1 ⅆ𝑥 = ∫ 𝑥(𝒙 + 𝟏)2 ⅆ𝒙

belum sama

Mari kita coba cek, apakah integral tersebut bisa diselesaikan menggunakan teknik integral substitusi ataukah teknik
integral parsial.
Ganti operator integral

1 1
ⅆ(𝒙 + 𝟏)
∫ 𝑥(𝒙 + 𝟏)2 ⅆ𝒙 ⇒ ∫ 𝑥 (𝒙 + 𝟏)2 turunannya
𝟏
Periksa hasilnya, apakah masih
menyisakan variabel 𝒙?
𝑥
Periksa, apakah hasil tidak menyisakan variabel 𝑥?
1
𝑥
Ternyata hasil dari = 𝑥 , dan kita masih menemukan variabel 𝑥 yang tersisa.
1
Maka, penyelesaian integral tersebut adalah menggunakan teknik integral parsial.
1
∫ 𝑥(𝑥 + 1)2 ⅆ𝑥 = (Ingat integral parsial ∫ 𝒖 ⅆ𝒗 = 𝒖𝒗 − ∫ 𝒗 ⅆ𝒖)
ⅆ𝑢
Misal 𝒖 = 𝑥 ⇒ =1
ⅆ𝑥
⇔ ⅆ𝒖 = ⅆ𝑥
1 1
Maka ⅆ𝒗 = (𝑥 + 1)2 ⅆ𝑥 ⇒ ∫ ⅆ𝑣 = ∫ (𝑥 + 1)2 ⅆ𝑥
2 3
⇔ 𝒗 = (𝑥 + 1)2
3
1
⇒ ∫ 𝑥(𝑥 + 1)2 ⅆ𝑥 = 𝒖𝒗 − ∫ 𝒗 ⅆ𝒖
𝟐 𝟑
𝟐 𝟑
= 𝒙 ∙ (𝒙 + 𝟏)𝟐 − ∫ (𝒙 + 𝟏)𝟐 ⅆ𝒙
𝟑 𝟑
2 3
2 3
ⅆ (𝑥 + 1)
= 𝑥(𝑥 + 1) − ∫(𝑥 + 1)2
2
3 3 1
2 3
2 2 5
= 𝑥(𝑥 + 1) − ∙ (𝑥 + 1) + 𝐶
2 2
3 3 5
2 3
4 5 1
= 𝑥(𝑥 + 1) − (𝑥 + 1)2 + 𝐶 (keluarkan FPB-nya (𝑥 + 1)2 )
2
3 15
3
2 4
= (𝑥 + 1) [ 𝑥 −
2
(𝑥 + 1)] + 𝐶
3 15
1
6 4
= (𝑥 + 1)2 (𝑥 + 1) ( 𝑥 − ) + 𝐶
15 15
1
2
= (𝑥 + 1)2 (𝑥 + 1) (3𝑥 − 2) + 𝐶
15
2 1
= (3𝑥 − 2)(𝑥 + 1)(𝑥 + 1)2 + 𝐶
15
2 1
= (3𝑥 2 + 𝑥 − 2)(𝑥 + 1)2 + 𝐶
15
2
= (3𝑥 2 + 𝑥 − 2)√𝑥 + 1 + 𝐶
15

Halaman 234 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 2a:
Hasil dari
∫(𝑥 2 + 1) cos 𝑥 ⅆ𝑥 = ….

a. 𝑥 2 sin 𝑥 + 2𝑥 cos 𝑥 + 𝐶
b. (𝑥 2 − 1) sin 𝑥 + 2𝑥 cos 𝑥 + 𝐶
c. (𝑥 2 + 3) sin 𝑥 − 2𝑥 cos 𝑥 + 𝐶
d. 2𝑥 2 cos 𝑥 + 2𝑥 2 sin 𝑥 + 𝐶
e. 2𝑥 sin 𝑥 − (𝑥 2 − 1) cos 𝑥 + 𝐶

Pembahasan:
Langkah penyelesaian selengkapnya adalah sebagai berikut:

(𝑥 2 + 1) ⏟
∫⏟ cos 𝑥 ⅆ𝑥 = (Ingat integral parsial ∫ 𝒖 ⅆ𝒗 = 𝒖𝒗 − ∫ 𝒗 ⅆ𝒖)
𝒖 ⅆ𝒗
ⅆ𝑢
Misal 𝒖 = 2𝑥 ⇒ =2
ⅆ𝑥
⇔ ⅆ𝒖 = 2 ⅆ𝑥
Maka ⅆ𝒗 = cos 𝑥 ⅆ𝑥 ⇒ ∫ ⅆ𝑣 = ∫ cos 𝑥 ⅆ𝑥
⇔ 𝒗 = sin 𝑥

⇒ ∫(𝑥 2 + 1) cos 𝑥 ⅆ𝑥 = 𝒖𝒗 − ∫ 𝒗 ⅆ𝒖

= (𝒙𝟐 + 𝟏) ∙ 𝐬𝐢𝐧 𝒙 − ∫ 𝐬𝐢𝐧 𝒙 ∙ 𝟐𝒙 ⅆ𝒙

= (𝑥 2 + 1) sin 𝑥 − ∫ 2𝑥 sin 𝑥 ⅆ𝑥

(Bentuk ∫ 2𝑥 sin 𝑥 ⅆ𝑥 diselesaikan menggunakan teknik integral parsial)

⇒ ∫(𝑥 2 + 1) cos 𝑥 ⅆ𝑥 = (𝑥 2 + 1) sin 𝑥 − ∫ 2𝑥


⏟⏟ sin 𝑥 ⅆ𝑥
𝒖 ⅆ𝒗
ⅆ𝑢
Misal 𝒖 = 2𝑥 ⇒ =2
ⅆ𝑥
⇔ ⅆ𝒖 = 2 ⅆ𝑥
Maka ⅆ𝒗 = sin 𝑥 ⅆ𝑥 ⇒ ∫ ⅆ𝑣 = ∫ sin 𝑥 ⅆ𝑥
⇔ 𝒗 = − cos 𝑥

⇒ ∫(𝑥 2 + 1) cos 𝑥 ⅆ𝑥 = (𝑥 2 + 1) sin 𝑥 − [𝒖𝒗 − ∫ 𝒗 ⅆ𝒖] + 𝐶1

= (𝑥 2 + 1) sin 𝑥 − [2𝑥 ∙ (− cos 𝑥) − ∫ (−cos 𝑥) ∙ 2 ⅆ𝑥 + 𝐶2 ] + 𝐶1

= (𝑥 2 + 1) sin 𝑥 − [(−2𝑥 cos 𝑥) + ∫ 2 cos 𝑥 ⅆ𝑥 + 𝐶2 ] + 𝐶1


= (𝑥 2 + 1) sin 𝑥 − [(−2𝑥 cos 𝑥) + 2 sin 𝑥 + 𝐶2 ] + 𝐶1
= (𝑥 2 + 1) sin 𝑥 + 2𝑥 cos 𝑥 − 2 sin 𝑥 + ⏟
𝐶2 + 𝐶1
𝑪𝟏 +𝑪𝟐 =𝑪
= (𝑥 2+ 1) sin 𝑥 − 2 sin 𝑥 + 2𝑥 cos 𝑥 + 𝐶
= (𝑥 2 + 1 − 2) sin 𝑥 + 2𝑥 cos 𝑥 + 𝐶
= (𝑥 2 − 1) sin 𝑥 + 2𝑥 cos 𝑥 + 𝐶

Menyelesaikan integral dengan teknik integral parsial bisa juga dilakukan menggunakan metode tabulasi.
Langkah penyelesaian integral parsial dengan metode tabulasi adalah memisah bagian yang mudah
diturunkan hingga nol, dan bagian yang rumit.

Penyelesaian metode tabulasi untuk soal ini ada di halaman berikutnya!

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 235
TRIK SUPERKILAT Teknik Integral Parsial Menggunakan Metode Tabulasi.

Contoh Soal 2b:


Hasil dari
∫(𝑥 2 + 1) cos 𝑥 d𝑥 = ….

a. 𝑥 2 sin 𝑥 + 2𝑥 cos 𝑥 + 𝐶
b. (𝑥 2 − 1) sin 𝑥 + 2𝑥 cos 𝑥 + 𝐶
c. (𝑥 2 + 3) sin 𝑥 − 2𝑥 cos 𝑥 + 𝐶
d. 2𝑥 2 cos 𝑥 + 2𝑥 2 sin 𝑥 + 𝐶
e. 2𝑥 sin 𝑥 − (𝑥 2 − 1) cos 𝑥 + 𝐶

Pembahasan TRIK SUPERKILAT Integral Parsial menggunakan Metode Tabulasi:


Langkah penyelesaian integral parsial dengan menggunakan metode tabulasi :

Buat tabel dengan dua kolom.

Isi kolom kiri dengan turunan bagian yang mudah


secara terus-menerus hingga turunannya sama dengan nol.

Isi kolom kanan dengan integral bagian yang rumit


secara terus-menerus sebanyak baris kolom kiri.

Kalikan kolom kiri dan kanan dengan arah menyerong


serta kalikan juga dengan tanda plus minus bergantian.
Ingat! Selalu diawali oleh tanda plus!!

Selesai!

⏟ 2 + 1) cos
∫ (𝑥 ⏟𝑥 ⅆ𝑥 = (Pisahkan bagian yang mudah diturunkan hingga nol dengan bagian yang rumit)
mudah rumit

Kolom Kiri Kolom Kanan


(Turunkan) (Integralkan)

(𝑥 2 + 1) cos 𝑥

2𝑥 sin 𝑥
⊕ (𝑥 2 + 1) sin 𝑥
2 − cos 𝑥
⊖ 2𝑥 cos 𝑥
0 − sin 𝑥
⊕ −2 sin 𝑥

∫(𝑥 2 + 1) cos 𝑥 d𝑥 = (𝑥 2 + 1) sin 𝑥 + 2𝑥 cos 𝑥 − 2 sin 𝑥 + 𝐶


= (𝑥 2 + 1) sin 𝑥 − 2 sin 𝑥 + 2𝑥 cos 𝑥 + 𝐶
= (𝑥 2 + 1 − 2) sin 𝑥 + 2𝑥 cos 𝑥 + 𝐶
= (𝑥 2 − 1) sin 𝑥 + 2𝑥 cos 𝑥 + 𝐶

Penyelesaian menggunakan teknik integral parsial ada di halaman sebelumnya.


Coba bandingkan hasilnya!

Halaman 236 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Teknik Integral Trigonometri.

TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Teknik Integral Trigonometri yaitu tentang:
 bagaimana cara praktis menguasai konsep integral fungsi trigonometri;
 ciri-ciri soal integral fungsi trigonometri yang bisa diselesaikan dengan integral langsung atau hanya bisa
diselesaikan menggunakan teknik integral substitusi maupun teknik integral parsial.
Semuanya bisa dilihat nanti pada Suplemen Modul SMART SOLUTION UN Matematika SMA 2013 pada SKL 5
tentang PENGAYAAN INTEGRAL TRIGONOMETRI pada laman web berikut
http://pak-anang.blogspot.com/2013/02/smart-solution-un-matematika-sma-2013_12.html !!
Jadi selalu tunggu update terbarunya ya!!!

TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Teknik Integral Substitusi Trigonometri.

Sepertinya untuk soal integral UN Matematika SMA 2013 nanti tidak akan muncul soal yang harus dikerjakan
dengan teknik integral substitusi trigonometri, yaitu fungsi-fungsi yang memuat bentuk √𝑎 − 𝑢2 , √𝑎 + 𝑢2 , dan
√𝑢2 − 𝑎.
Namun untuk TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Teknik Integral Substitusi Trigonometri juga bisa dilihat
nanti pada Suplemen Modul SMART SOLUTION UN Matematika SMA 2013 pada SKL 5 tentang PENGAYAAN
INTEGRAL TRIGONOMETRI pada laman web berikut
http://pak-anang.blogspot.com/2013/02/smart-solution-un-matematika-sma-2013_12.html !!
Jadi selalu tunggu update terbarunya ya!!!

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 237
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Cara Cepat Menyelesaikan Integral Tertentu.

Perhatikan konsep dasar dari Integral Tertentu


𝑏
𝑏
∫ 𝑓(𝑥) ⅆ𝑥 = 𝐹(𝑥) | = 𝐹(𝑏) − 𝐹(𝑎)
𝑎 𝑎

Contoh Soal 1:
Hasil dari
4
∫ (6𝑥 2 − 8𝑥 + 3) ⅆ𝑥 = ….
2

a. 96
b. 108
c. 112
d. 116
e. 128

Pembahasan:
Langkah penyelesaian selengkapnya adalah sebagai berikut:

4 4
1 2
∫ (6𝑥 2 3
− 𝑥 + 3) ⅆ𝑥 = [2𝑥 − 𝑥 + 3𝑥]
2 2 2
1 1
= (2(4)3 − (4)2 + 3(4)) − (2(2)3 − (2)2 + 3(2))
2 2
1 1
= (2 ∙ 64 − ∙ 16 + 12) − (2 ∙ 8 − ∙ 4 + 6)
2 2
= (128 − 8 + 12) − (16 − 2 + 6)
= (132) − (20)
= 112

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS:


Langkah penyelesaian TRIK SUPERKILAT hanya mengubah cara perhitungan supaya menjadi lebih sederhana
menggunakan kebalikan dari sifat distributif, yakni mengumpulkan faktor yang sama dalam perhitungan.
1
Misal 𝐹(𝑥) = 2𝑥 3 − 𝑥 2 + 3𝑥
2

1 1
Maka, 𝐹(𝑏) − 𝐹(𝑎) = (2(4)3 − (4)2 + 3(4)) − (2(2)3 − (2)2 + 3(2))
2 2
1 1
= 2(4)3 − 2 (4)2 + 3(4) − 2(2)3 + 2 (2)2 − 3(2)
1 1
= 2(4)3 − 2(2)3 − (4)2 + (2)2 + 3(4) − 3(2)
2 2
1
(43 − 23 ) − ⏟
= 2⏟ (42 − 22 ) + 3 ⏟
(4 − 2)
2
selisihnya 𝑥 3 selisihnya 𝑥 2 selisihnya 𝑥

4 4
1 2
∫ (6𝑥 2 3
− 𝑥 + 3) ⅆ𝑥 = [2𝑥 − 𝑥 + 3𝑥]
2 2 2
1
= 2(43 − 23 ) − (42 − 22 ) + 3(4 − 2)
2
1
= 2(64 − 8) − (16 − 4) + 3(2)
2
1
= 2(56) − (12) + 3(2)
2
= 112 − 6 + 6
= 112

Catatan: TRIK SUPERKILAT Integral tertentu ini hanya berlaku apabila fungsi integrannya adalah fungsi aljabar.

Halaman 238 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Penjelasan detailnya langkah-langkah TRIK SUPERKILAT beserta contoh-contoh soal akan segera dilanjutkan di
http://pak-anang.blogspot.com. :)

Jadi pastikan untuk selalu mengunjungi laman web berikut:


http://pak-anang.blogspot.com/2013/02/smart-solution-un-matematika-sma-2013.html
untuk mengecek dan mengunduh update versi terbaru terbaru TRIK SUPERKILAT UN Matematika SMA 2013
pada bab Integral ini….

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 239
Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:
3x  1
1. Hasil dari  3x 2
 2x  7  7
dx  ....
3𝑥 − 1 ⅆ(3𝑥 2 − 2𝑥 + 7)
1 ∫ ⅆ𝑥 = ∫(3𝑥 − 1)(3𝑥 2
− 2𝑥 + 7)−7
A. C (3𝑥 2 − 2𝑥 + 7)7 (6𝑥 − 2)

3 3x 2  2 x  7 
6
1 2 −7 2
= ∫(3𝑥 − 2𝑥 + 7) ⅆ(3𝑥 − 2𝑥 + 7)
1 2
B. C 1 1

4 3x 2  2 x  7 6 = ∙ (− ) (3𝑥 2 − 2𝑥 + 7)−6 + C
2 6
−1
1 = +C
C. C 12(3𝑥 − 2𝑥 + 7)6
2


6 3x 2  2 x  7 6

1
D. C

12 3x 2  2 x  7 6

1
E. C

12 3x 2  2 x  7 7

2. Hasil dari  3x 3x 2  1 dx  ....


2
A.  (3x 2  1) 3x 2  1  C 1 ⅆ(3𝑥 2 + 1)
3 ∫ 3𝑥 √3𝑥 2 + 1 ⅆ𝑥 = ∫ 3𝑥(3𝑥 2 + 1)2
6𝑥
1 1 1
B.  (3x  1) 3x  1  C
2 2
= ∫(3𝑥 2 + 1)2 ⅆ(3𝑥 2 + 1)
2 2
1 2 3
1 = ∙ ∙ (3𝑥 2 + 1)2 + C
C. (3x  1) 3x  1  C
2 2
2 3
3 1
= (3𝑥 2 + 1)√3𝑥 2 + 1 + C
1 3
D. (3x 2  1) 3x 2  1  C
2
2
E. (3x 2  1) 3x 2  1  C
3

 4 x  34 x 9
3. Hasil dari 2
 6 x  9 dx  ....

A.
1
10
 10
4x 2  6x  9  C  ∫(4𝑥 + 3)(4𝑥 2 + 6𝑥 − 9)9 ⅆ𝑥 = ∫(4𝑥 + 3)(4𝑥 2 + 6𝑥 − 9)9
ⅆ(4𝑥 2 + 6𝑥 − 9)
8𝑥 + 6
1 9
B.
1
2 x  320  C = ∫(4𝑥2 + 6𝑥 − 9) ⅆ(4𝑥2 + 6𝑥 − 9)
2
15 1 1 10
= ∙ ∙ (4𝑥2 + 6𝑥 − 9) + C
2 10
C.
1
2 x  320  C =
1 10
(4𝑥2 + 6𝑥 − 9) + C
20 20

D.
1
20
 10
4x 2  6x  9  C 
E.
1
30
 10
4x 2  6x  9  C 

2x 2
4. Hasil dari  dx  ....
7
2 x 3
 5
5

2𝑥 2 2𝑥 2 ⅆ(2𝑥 3 − 5)
∫7 ⅆ𝑥 = ∫ 7
A.
37
2 x 3
5 C 3
√(2𝑥 3 − 5)5 √(2𝑥 3 − 5)5 (6𝑥 )
2

7 1 5
= ∫(2𝑥 3 − 5)−7 ⅆ(2𝑥 3 − 5)
B.
66
3
2 x 3
5  7
C 3
1 7 2
= ∙ (2𝑥 3 − 5)7 + C
3 2
C.
67
7
2 x 3
5  6
C 77
= √(2𝑥 3 − 5)2 + C
6
D.
77
6
2 x 3
5  2
C

E.
72
6
2 x 3
5  7
C

Halaman 240 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
 4 x 
2
5. Nilai dari 2
 x  5 dx  ....
1
2 2
33 4 1
A. ∫ (4𝑥 2 − 𝑥 + 5) ⅆ𝑥 = [ 𝑥 3 − 𝑥 2 + 5𝑥]
1 3 2 1
6 4 1 4 1
44 = ( (2)3 − (2)2 + 5(2)) − ( (1)3 − (1)2 + 5(1))
B. 3 2 3 2
6 32 4 1
= ( − 2 + 10) − ( − + 5)
55 3 3 2
C. 56 35
6 = −
3 6
65 112 − 35
D. =
6 6
77
77 =
E. 6
6

 x 
4
6. Nilai dari 2
 2 x  2 dx  ....
4 4
1
2 3 2
1 3 2
1 3 2
1
A. 12 ∫ (𝑥 − 2𝑥 + 2) ⅆ𝑥 = [3 𝑥 − 𝑥 + 2𝑥]1 = (3 (4) − (4) + 2(4)) − (3 (1) − (1) + 2(1))
1
B. 14 64 1
= ( − 16 + 8) − ( − 1 + 2)
C. 16 3 3
D. 18 64 1
= −8− −1
E. 20 3 3
= 12

 3x 
2
7. Nilai dari 2
 3x  7 dx  ....
2 2
0 3 3 3
A. 6 ∫ (3𝑥2 − 3𝑥 + 7) ⅆ𝑥 = [𝑥3 − 𝑥2 + 7𝑥] = ((2)3 − (2)2 + 7(2)) − ((0)3 − (0)2 + 7(0))
0 2 0 2 2
B. 10 = (8 − 6 + 14) − (0)
C. 13 = 16
D. 16
E. 22

 2 x 
3
3 2
2
8. Nilai dari 2
 4 x  3 dx  .... ∫ (2𝑥2 + 4𝑥 − 3) ⅆ𝑥 = [ 𝑥3 + 2𝑥2 + 3𝑥]
1 3 0
1
2 3 2
1 = ( (3) + 2(3)2 + 3(3)) − ( (1)3 + 2(1)2 + 3(1))
A. 27 3 3
3 18 2
= ( + 18 + 9) − ( + 2 + 3)
1 3 3
B. 27 18 2
2 = ( + 27) − ( + 5)
3 3
1 18 2
C. 37 = 27 − 5 + −
3 3 3
16
1 = 22 +
D. 37 3
2 1
= 22 + 5
3
1 1
E. 51 = 27
2 3

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 241
1
π
2
9. Nilai dari  2 sin 2 x  3 cos x  dx  ....
𝜋
0 1
2 𝜋
A. −5 ∫ (2 sin 2𝑥 − 3 cos 𝑥) ⅆ𝑥 = [− cos 2𝑥 − 3 sin 𝑥]20
0
B. −1 1
C. 0 = (− cos 𝜋 − 3 sin 𝜋) − (− cos 0 − 3 sin 0)
2
D. 1 = (1 − 3) − (−1 − 0)
E. 2 = −2 + 1
= −1
1
π
2
10. Nilai dari  3 sin 2 x  cos x  dx  ....
0 1 1
𝜋 𝜋
2 3 2
A. −2 ∫ (3 sin 2𝑥 − cos 𝑥) ⅆ𝑥 = [− cos 2𝑥 − sin 𝑥]
0 2 0
B. −1 3 1 3
C. 0 = (− cos 𝜋 − sin 𝜋) − (− cos 0 − sin 0)
2 2 2
D. 1 3 3
E. 2 = (− − 1) − (− − 0)
2 2
=2
π
2
11. Nilai dari  sin(2 x   ) dx  ....
𝜋 𝜋
0
2 1 2 TRIK SUPERKILAT:
𝜋 𝜋
A. −2 ∫ sin(2𝑥 − 𝜋) ⅆ𝑥 = [− cos(2𝑥 − 𝜋)]
2 2 2
B. −1 0 0 ∫ sin(2𝑥 − 𝜋) ⅆ𝑥 = ∫ − sin(2𝑥) ⅆ𝑥
1 1 0 0
C. 0 = (− cos 0) − (− cos(−𝜋)) 𝜋
2 2 1 2
D. 2 1 1 = [ cos(2𝑥)]
= (− ) − ( ) 2 0
E. 4 2 2 =1
=1
1
π
3
12. Nilai dari  (sin 2 x  3 cos x) dx  ....
0 1 1
𝜋 𝜋
3 1 3
3 ∫ (sin 2𝑥 + 3 cos 𝑥) ⅆ𝑥 = [− cos 2𝑥 + 3 sin 𝑥]
A. 2 3 0 2 0
4 1 1
3 = (− cos 240° + 3 sin 60°) − (− cos 0° + 3 sin 0°)
B. 3 3 2 2
4 1 1 3 1
= (− (− ) + √3) − (− + 0)
 
1 2 2 2 2
C. 1 2 3 1 3 1
4 = + √3 +
4 2 2
D.
2
4

1 2 3  3 3
= + √3
4 2
3
E.
3
4

1 2 3  = (1 + 2√2)
4

Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.

Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.

Pak Anang.

Halaman 242 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
5. 4. Menghitung luas daerah dan volume benda putar dengan menggunakan integral.

Aplikasi Integral

Luas Daerah Volume Benda Putar

Luas Daerah Dibatasi Kurva Diputar Mengelilingi Sumbu X


𝑦
𝑦 𝑦 = 𝑓(𝑥)
𝑦
𝑦 = 𝑓(𝑥) 𝑥=𝑎 𝑥=𝑏
𝑏
𝑥 2
𝑥 𝑉 = 𝜋 ∫(𝑓(𝑥)) 𝑑𝑥
𝑥 𝑎
𝑥=𝑎 𝑥=𝑏 𝑦 = 𝑓(𝑥)
𝑥=𝑎 𝑥=𝑏

𝑏 𝑏

𝐿 = ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 𝐿 = − ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥
𝑎 𝑎 Diputar Mengelilingi Sumbu Y
𝑦
𝑦 𝑥 = 𝑓(𝑦) 𝑦
𝑥 = 𝑓(𝑦) 𝑥 = 𝑓(𝑦)
𝑑
𝑦=𝑑
𝑦=𝑑 𝑦=𝑑 2
𝑉 = 𝜋 ∫(𝑓(𝑦)) 𝑑𝑦
𝑦=𝑐
𝑦=𝑐 𝑦=𝑐
𝑥 𝑥 𝑐
𝑥

𝑑 𝑑

𝐿 = ∫ 𝑓(𝑦) 𝑑𝑦 𝐿 = − ∫ 𝑓(𝑦) 𝑑𝑦
𝑐 𝑐
Volume Benda Antara Dua Kurva
𝑦
𝑦1 = 𝑓(𝑥)
𝑦
𝑦 = 𝑓(𝑥) 𝑦2 = 𝑔(𝑥)

𝑥
𝑥
𝑥=𝑐
𝑥=𝑏
𝑥=𝑎

𝑏 𝑐 𝑥=𝑎 𝑥=𝑏

𝐿 = − ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 + ∫ 𝑓(𝑥) 𝑑𝑥 𝑏
𝑎 𝑏 2 2
𝑉 = 𝜋 ∫ [(𝑓(𝑥)) − (𝑔(𝑥)) ] 𝑑𝑥
𝑎

𝑦 𝑥2 = 𝑔(𝑦)
Luas Daerah Dibatasi Dua Kurva 𝑥1 = 𝑓(𝑦)

𝑦
𝑦 𝑦1 = 𝑓(𝑥) 𝑥2 = 𝑔(𝑦) 𝑥1 = 𝑓(𝑦) 𝑦=𝑑
𝑦=𝑑
𝑦2 = 𝑔(𝑥)
𝑦=𝑐 𝑦=𝑐
𝑥 𝑥 𝑥
𝑥=𝑎 𝑥=𝑏

𝑏 𝑑 𝑑
2 2
𝐿 = ∫[𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥)] 𝑑𝑥 𝐿 = ∫[𝑓(𝑦) − 𝑔(𝑦)] 𝑑𝑦 𝑉 = 𝜋 ∫ [(𝑓(𝑥)) − (𝑔(𝑥)) ] 𝑑𝑥
𝑎 𝑐 𝑐

Halaman 270 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Aplikasi Integral (Luas Daerah)

Luas Daerah

Dibatasi Diketahui Garis Memotong


Dua Kurva Lebar dan Tinggi Kurva di Titik Puncak
Y Y

Tinggi Tinggi
X X
Lebar Lebar

2 1
𝐿= × Lebar × Tinggi 𝐿= × Lebar × Tinggi
3 6

1 1
𝐿𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 = 𝑎𝑏 𝐿𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙 = 𝑎𝑏
3 6
Y Y
(𝑎 , 𝑏) (𝑎 , 𝑏)
𝑏 𝑏

𝐷√𝐷
𝐿=
6𝑎2
𝑎 X 𝑎 X
𝐷 = 𝑏 2 − 4𝑎𝑐 adalah nilai diskriminan
persamaan kuadrat: 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0.
2 1
Persamaan kuadrat tersebut diperoleh 𝐿𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 = 𝑎𝑏 𝐿𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 = 𝑎𝑏
dari persekutuan kedua kurva. 3 2

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 271
Contoh Soal 1a:
Luas daerah yang dibatasi parabola 𝑦 = 8 − 𝑥 2 dan garis 𝑦 = 2𝑥 adalah ....
a. 36 satuan luas
1
b. 41 satuan luas
3
2
c. 41 satuan luas
3

d. 46 satuan luas
2
e. 46 3 satuan luas

Pembahasan:
Sketsa grafik dari soal adalah sebagai berikut:
Y
𝑦1 = 2𝑥
Titik potong parabola dengan garis adalah:
𝑦1 = 𝑦2
⇒ 2𝑥 = 8 − 𝑥 2
⇔ 2𝑥 − (8 − 𝑥 2 ) = 0
X ⇔ 2𝑥 − 8 + 𝑥 2 = 0
⇔ 𝑥 2 + 2𝑥 − 8 = 0
⇔ (𝑥 + 4)(𝑥 − 2) = 0
𝑦2 = 8 − 𝑥 2 ⇔ 𝑥 + 4 = 0 atau 𝑥 − 2 = 0
⇔ 𝑥 = −4   atau   𝑥 = 2

Jadi titik potong parabola dengan garis adalah di titik 𝑥 = −4 dan 𝑥 = 2.


Titik potong tersebut merupakan batas integrasi untuk mencari luas daerah.

Jadi rumus integral untuk mencari luas daerah adalah sebagai berikut:
2
𝐿 = ∫ [𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥)] 𝑑𝑥
−4

Nah, sekarang kita menentukan 𝑓(𝑥) dan 𝑔(𝑥). Pada interval batas integrasi −4 ≤ 𝑥 ≤ 2, berlaku 𝑓(𝑥) ≥ 𝑔(𝑥).
Maka dengan melihat sketsa grafik, jelas terlihat bahwa:
𝑓(𝑥) = 8 − 𝑥 2 dan 𝑔(𝑥) = 2𝑥

Sehingga rumus integral untuk mencari luas daerah adalah sebagai berikut:
2
𝐿 = ∫ [(8 − 𝑥 2 ) − (2𝑥)] 𝑑𝑥
−4

Oke, sekarang kita hitung luasnya menggunakan konsep integral tertentu.


2
𝐿 = ∫ [(8 − 𝑥 2 ) − (2𝑥)] 𝑑𝑥
−4
2
= ∫ (−𝑥 2 − 2𝑥 + 8) 𝑑𝑥
−4
2
1
= [− 𝑥 3 − 𝑥 2 + 8𝑥]
3 −4
1 1
= (− (2)3 − (2)2 + 8(2)) + (− (−4)3 − (−4)2 + 8(−4))
3 3
8 64
= (− − 4 + 16) − ( − 16 − 32)
3 3
−8 − 12 + 48 64 − 48 − 96
=( )−( )
3 3
28 80
= − (− )
3 3
28 80
= +
3 3
108
=
3
= 36 satuan luas

Halaman 272 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 1b:
Luas daerah yang dibatasi parabola 𝑦 = 8 − 𝑥 2 dan garis 𝑦 = 2𝑥 adalah ....
a. 36 satuan luas
1
b. 41 satuan luas
3
2
c. 41 satuan luas
3

d. 46 satuan luas
2
e. 46 3 satuan luas

Pembahasan TRIK SUPERKILAT:


Langkahnya seperti cara mencari titik potong atau titik persekutuan kedua kurva.

Titik potong parabola dengan garis adalah:


𝑦1 = 𝑦2
⇒ 2𝑥 = 8 − 𝑥 2
⇔ 2𝑥 − (8 − 𝑥 2 ) = 0
⇔ 2𝑥 − 8 + 𝑥 2 = 0
Stop sampai sini aja.
⇔ 𝑥 2 + 2𝑥 − 8 = 0 Persamaan kuadrat ini yang akan dicari nilai diskriminannya.
⇔ (𝑥 + 4)(𝑥 − 2) = 0
⇔ 𝑥 + 4 = 0 atau 𝑥 − 2 = 0
⇔ 𝑥 = −4   atau   𝑥 = 2

Dari persamaan kuadrat 𝑥 2 + 2𝑥 − 8 = 0, diperoleh nilai diskriminan:


𝐷 = 𝑏 2 − 4𝑎𝑐 ⇒ 𝐷 = (2)2 − 4(1)(−8)
= 4 + 32
= 36

Sehingga luas daerah bisa dihitung menggunakan rumus cepat berikut:


𝐷√𝐷 36√36 36 × 6
𝐿= = = = 36 satuan luas
6𝑎2 6(1)2 6

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 273
Contoh Soal 2a:
Luas daerah yang dibatasi kurva 𝑦 = 𝑥 2 , 𝑦 = 𝑥 + 2 , sumbu Y di kuadran I adalah ....
2
a. satuan luas
3
4
b. 3
satuan luas
6
c. 3
satuan luas
8
d. 3
satuan luas
10
e. 3
satuan luas

Pembahasan:
Sketsa grafik dari soal adalah sebagai berikut:

Y Titik potong parabola dengan garis adalah:


𝑦1 = 𝑦2
𝑦1 = 𝑥 2
𝑦2 = 𝑥 + 2 ⇒ 𝑥2 = 𝑥 + 2
⇔ 𝑥 2 − (𝑥 + 2) = 0
⇔ 𝑥2 − 𝑥 − 2 = 0
⇔ (𝑥 + 1)(𝑥 − 2) = 0
X ⇔ 𝑥 + 1 = 0 atau 𝑥 − 2 = 0
⇔ 𝑥 = −1   atau   𝑥 = 2

Jadi titik potong parabola dengan garis adalah di titik 𝑥 = −1 dan 𝑥 = 2.


Batas integrasi untuk mencari luas daerah adalah garis 𝑥 = 0 dan 𝑥 = 2.

Jadi rumus integral untuk mencari luas daerah adalah sebagai berikut:
2
𝐿 = ∫ [𝑓(𝑥) − 𝑔(𝑥)] 𝑑𝑥
0

Nah, sekarang kita menentukan 𝑓(𝑥) dan 𝑔(𝑥). Pada interval batas integrasi 0 ≤ 𝑥 ≤ 2, berlaku 𝑓(𝑥) ≥ 𝑔(𝑥).
Maka dengan melihat sketsa grafik, jelas terlihat bahwa:
𝑓(𝑥) = 𝑥 + 2 dan 𝑔(𝑥) = 𝑥 2

Sehingga rumus integral untuk mencari luas daerah adalah sebagai berikut:
2
𝐿 = ∫ [(𝑥 + 2) − (𝑥 2 )] 𝑑𝑥
0

Oke, sekarang kita hitung luasnya menggunakan konsep integral tertentu.


2
𝐿 = ∫ [(𝑥 + 2) − (𝑥 2 )] 𝑑𝑥
0
2
= ∫ (−𝑥 2 + 𝑥 + 2) 𝑑𝑥
0
2
1 3 1 2
= [− 𝑥 + 𝑥 + 2𝑥]
3 2 0
1 1 1 1
= (− (2)3 + (2)2 + 2(2)) + (− (0)3 + (0)2 + 2(0))
3 2 3 2
8
= (− + 2 + 4) − (0)
3
−8 + 6 + 12
=
3
10
= satuan luas
3

Halaman 274 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 2b:
Luas daerah yang dibatasi kurva 𝑦 = 𝑥 2 , 𝑦 = 𝑥 + 2 , sumbu Y di kuadran I adalah ....
2
a. satuan luas
3
4
b. 3
satuan luas
6
c. 3
satuan luas
8
d. 3
satuan luas
10
e. 3
satuan luas

Pembahasan TRIK SUPERKILAT:


Sketsa grafik dari soal adalah sebagai berikut:

Y Titik potong parabola dengan garis adalah:


𝑦1 = 𝑦2
𝑦1 = 𝑥 2
𝑦2 = 𝑥 + 2 ⇒ 𝑥2 = 𝑥 + 2
4 ⇔ 𝑥 2 − (𝑥 + 2) = 0
⇔ 𝑥2 − 𝑥 − 2 = 0
2 ⇔ (𝑥 + 1)(𝑥 − 2) = 0
X ⇔ 𝑥 + 1 = 0 atau 𝑥 − 2 = 0
2 ⇔ 𝑥 = −1   atau   𝑥 = 2

Jadi, kita bisa menggunakan TRIK SUPERKILAT untuk menyelesaikan soal tersebut, dengan langkah berikut:
Y Y Y

= −
4 4 4

2 2 2

2 X 2 X 2 X

2
{Luas daerah arsir} = {3 luas segiempat, alas 2 dan tinggi 4} – {luas segitiga, alas 2 dan tinggi 4 − 2 = 2}

2
𝐿𝑎𝑟𝑠𝑖𝑟 = 𝐿□ − 𝐿∆
3
2 1
= (2)(4) − (2)(2)
3 2
16
= −2
3
16 − 6
=
3
10
= satuan luas
3

Penjelasan detailnya langkah-langkah TRIK SUPERKILAT beserta contoh-contoh soal akan segera dilanjutkan di
http://pak-anang.blogspot.com. :)

Jadi pastikan untuk selalu mengunjungi laman web berikut:


http://pak-anang.blogspot.com/2013/02/smart-solution-un-matematika-sma-2013_20.html
untuk mengecek dan mengunduh update versi terbaru terbaru TRIK SUPERKILAT UN Matematika SMA 2013
pada bab Aplikasi Integral ini….

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 275
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Aplikasi Integral (Volume Benda Putar)

Volume Benda Putar

Dibatasi Kurva
dan Garis Sumbu

𝐷 2 √𝐷
𝐿= 𝜋
30𝑎3

𝐷 = 𝑏 2 − 4𝑎𝑐 adalah nilai diskriminan


persamaan kuadrat: 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 = 0.
Persamaan kuadrat tersebut adalah
persamaan kurva pada soal.

Halaman 276 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 1a:
Volume benda putar yang dibatasi oleh kurva 𝑦 = 𝑥 2 − 2𝑥 dan sumbu Y diputar mengelilingi sumbu X adalah ....
8
a. 𝜋 satuan volume
15
12
b. 15
𝜋 satuan volume
16
c. 15
𝜋 satuan volume
20
d. 15
𝜋 satuan volume
24
e. 15
𝜋 satuan volume

Pembahasan:
Sketsa grafik dari soal adalah sebagai berikut:

Y 𝑦 = 𝑥 2 − 2𝑥 Titik potong parabola dengan sumbu X adalah:


𝑦=0
⇒ 𝑥 2 − 2𝑥 = 0
X ⇔ 𝑥(𝑥 − 2) = 0
⇔ 𝑥 = 0 atau 𝑥 − 2 = 0
⇔ 𝑥 = 0   atau   𝑥 = 2

Jadi titik potong parabola dengan garis adalah di titik 𝑥 = 0 dan 𝑥 = 2.


Titik potong tersebut merupakan batas integrasi untuk mencari volume benda putar.

Jadi rumus integral untuk mencari volume benda putar adalah sebagai berikut:
2
𝐿 = 𝜋 ∫ [𝑓(𝑥)]2 𝑑𝑥
0

Nah, karena hanya dibatasi sebuah kurva maka jelas bahwa:


𝑓(𝑥) = 𝑥 2 − 2𝑥

Sehingga rumus integral untuk mencari volume benda putar adalah sebagai berikut:
2
𝐿 = 𝜋 ∫ [(𝑥 2 − 2𝑥)]2 𝑑𝑥
0

Oke, sekarang kita hitung volumenya menggunakan konsep integral tertentu.


2
𝐿 = 𝜋 ∫ [(𝑥 2 − 2𝑥)]2 𝑑𝑥
0
2
= 𝜋 ∫ (𝑥 4 − 4𝑥 3 + 4𝑥 2 ) 𝑑𝑥
0
1 5 4
4 3 2
= 𝜋[ 𝑥 −𝑥 + 𝑥 ]
5 3 0
1 4 1 4
= 𝜋 [( (2)5 − (2)4 + (2)3 ) + ( (0)5 − (0)4 + (0)3 )]
5 3 5 3
32 32
= 𝜋 [( − 16 + ) − (0)]
5 3
96 − 240 + 160
= 𝜋[ ]
15
16
= 𝜋 satuan volume
15

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 277
Contoh Soal 1b:
Volume benda putar yang dibatasi oleh kurva 𝑦 = 𝑥 2 − 2𝑥 dan sumbu Y diputar mengelilingi sumbu X adalah ....
8
a. 𝜋 satuan volume
15
12
b. 15
𝜋 satuan volume
16
c. 15
𝜋 satuan volume
20
d. 15
𝜋 satuan volume
24
e. 15
𝜋 satuan volume

Pembahasan TRIK SUPERKILAT:


Langkahnya seperti cara mencari titik potong atau titik persekutuan kurva dengan sumbu putar.

Titik potong parabola dengan garis adalah:


𝑦=0
Stop sampai sini aja.
⇒ 𝑥 2 − 2𝑥 = 0 Persamaan kuadrat ini yang akan dicari nilai diskriminannya.
⇔ 𝑥(𝑥 − 2) = 0
⇔ 𝑥 = 0 atau 𝑥 − 2 = 0
⇔ 𝑥 = 0   atau   𝑥 = 2

Dari persamaan kuadrat 𝑥 2 − 2𝑥 = 0, diperoleh nilai diskriminan:


𝐷 = 𝑏 2 − 4𝑎𝑐 ⇒ 𝐷 = (2)2 − 4(1)(0)
=4

Sehingga volume benda putar bisa dihitung menggunakan rumus cepat berikut:
𝐷 2 √𝐷 (4)2 √4 16 × 2 16
𝐿= 3
𝜋 = 3
𝜋= 𝜋= 𝜋 satuan volume.
30𝑎 30(1) 15 30 15

Penjelasan detailnya langkah-langkah TRIK SUPERKILAT beserta contoh-contoh soal akan segera dilanjutkan di
http://pak-anang.blogspot.com. :)

Jadi pastikan untuk selalu mengunjungi laman web berikut:


http://pak-anang.blogspot.com/2013/02/smart-solution-un-matematika-sma-2013_20.html
untuk mengecek dan mengunduh update versi terbaru terbaru TRIK SUPERKILAT UN Matematika SMA 2013
pada bab Aplikasi Integral ini….

Halaman 278 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:

1. Luas daerah yang dibatasi oleh kurva y  x 2  4 x  3 dan y  3  x adalah ....


TRIK SUPERKILAT: 41 Y Luas daerah diarsir:
A. satuan luas 𝑏
𝑦1 = 𝑦2
6 𝐿 = ∫ 𝑦1 − 𝑦2 𝑑𝑥
⇒ 𝑥 2 − 4𝑥 + 3 = 3 − 𝑥 𝑦 = 𝑥 2
− 4𝑥 + 3 𝑎
⇔ 𝑥 2 − 3𝑥 = 0 19 3
B. satuan luas
2 3 = ∫ (3 − 𝑥) − (𝑥 2 − 4𝑥 + 3) 𝑑𝑥
𝐽𝑎𝑑𝑖 𝐷 = 𝑏 − 4𝑎𝑐 = 9 0
9 3
𝐷√𝐷 9√9 C. satuan luas = ∫ (−𝑥 2 + 3𝑥) 𝑑𝑥
𝐿= = 2
6𝑎2 6 ∙ 12 0
27 8 3 3
D. satuan luas 1 3
= = [− 𝑥 3 + 𝑥 2 ]
6 3 3 2 0
9 11 X 1 3 1 3
= satuan luas E. satuan luas 1 3 = (− (3) + (3)2 ) − (− (0)3 + (0)2 )
3
2 3 2 3 2
 6 27
𝑦 =3−𝑥 = (−9 + ) − (0)
2
9
= satuan luas
2

2. Luas daerah yang dibatasi oleh kurva y  x 2  3 x  4 dan y  1  x adalah ....


TRIK SUPERKILAT:
Luas daerah diarsir:
TRIK SUPERKILAT: 2 2
Y Pembahasan masih dilanjutkan dan akan diupdate
𝑏
𝑦1 = 𝑦2 A. satuan luas 𝑦 = 𝑥 + 3𝑥 + 4 𝐿 = ∫setiap
𝑦1 − 𝑦2saat.
𝑑𝑥 Temukan update terbarunya dan selalu
⇒ 𝑥 2 + 3𝑥 + 4 = 1 − 𝑥
3 𝑎
4 kunjungi http://pak-anang.blogspot.com
−1
⇔ 𝑥 2 + 4𝑥 + 3 = 0 4 = ∫ (1 − 𝑥) − (𝑥 2 + 3𝑥 + 4) 𝑑𝑥
B. satuan luas
2

−3
𝐽𝑎𝑑𝑖 𝐷 = 𝑏 2 − 4𝑎𝑐 = 4 3 −1
1 = ∫ (−𝑥 2 − 4𝑥 − 3) 𝑑𝑥
7 −3
𝐷√𝐷 4√4 C. satuan luas X 1 −1
𝐿= = -3 -1
6𝑎 2 6∙1
4 𝑦 = 1 − 𝑥
= [− 𝑥 3 − 2𝑥 2 − 3𝑥]
3 −3
8 8 1 1
= D. satuan luas = (− (−1) − 2(−1)2 − 3(−1)) − (− (−3)3 − 2(−3)2 − 3(−3))
3
6 3 3 3
4 1
= satuan luas E. 15 satuan luas = ( − 2 + 3) − (9 − 18 + 9)
3 3
3 4
 =
3
satuan luas

3. Luas daerah yang dibatasi oleh kurva y  x 2  4 x  3 dan y  x  1 adalah ....


Luas daerah diarsir:
41 𝑏
TRIK SUPERKILAT: A. satuan luas 2 𝐿 = ∫ 𝑦1 − 𝑦2 𝑑𝑥
𝑦1 = 𝑦2 6 𝑦 = 𝑥 − 4𝑥 + 3 𝑎
2 Y 4
⇒ 𝑥 − 4𝑥 + 3 = 𝑥 − 1 19 = ∫ (𝑥 − 1) − (𝑥 2 − 4𝑥 + 3) 𝑑𝑥
⇔ 𝑥 2 − 5𝑥 + 4 = 0
B. satuan luas 1
3 4
2 = ∫ (−𝑥 2 + 5𝑥 − 4) 𝑑𝑥
𝐽𝑎𝑑𝑖 𝐷 = 𝑏 − 4𝑎𝑐 = 9 9 3 1
C. satuan luas 1 5 4
𝐷√𝐷 9√9 2 = [− 𝑥 3 + 𝑥 2 − 4𝑥]
𝐿= = 3 2 1
6𝑎2 6 ∙ 12 8 X 1 5 1 5
27 D. satuan luas -1 1 3 4 = (− (4)3 + (4)2 − 4(4)) − (− (1)3 + (1)2 − 4(1))
= 3 3 2 3 2
6 𝑦 =𝑥−1 64 80 1 5
9 11 = (− + − 16) − (− + − 4)
= satuan luas E. 6
satuan luas 3 2 3 2
2 9
= satuan luas
 2

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 279
4. Volume benda putar yang terjadi bila daerah yang dibatasi oleh kurva y  x 2 dan y  4 x  3 diputar 360°
Volume benda putar
mengelilingi sumbu X adalah .... 𝑏 3
Y 𝑉 = 𝜋 ∫ 𝑦12 − 𝑦22 𝑑𝑥 = 𝜋 ∫ (4𝑥 − 3)2 − (𝑥 2 )2 𝑑𝑥
11 2
A. 13 π satuan volume 𝑦 = 𝑥 𝑎 1
3
15 = 𝜋 ∫ (4𝑥 − 3)2 − (𝑥 2 )2 𝑑𝑥
1
4 3
B. 13 π satuan volume = 𝜋 ∫ (−𝑥 4 + 16𝑥 2 − 24𝑥 + 9) 𝑑𝑥
15 𝒚 1
3
= 𝒙 𝟐 1 16
11 = [− 𝑥 5 + 𝑥 3 − 12𝑥 2 + 9𝑥]
C. 12 π satuan volume − 𝟒𝒙 + 𝟑 5 3 1
15 1 5
16 3 2
= (− (3) + (3) − 12(3) + 9(3))
7 5 3
D. 12 π satuan volume 1 16
15 − (− (1)5 + (1)3 − 12(1)2 + 9(1))
5 3
4 1 3 X 243
E. 12 π satuan volume = (−
5
+ 144 − 108 + 27)
15 1 16
− (− + − 12 + 9)
5 3
216 32
𝑦 = 4𝑥 − 3 = ( )−( )
15 15
184 4
= = 12 satuan volume
15 5

= 𝟑 − 𝒙 daerah yang dibatasi oleh kurva y   x dan y  2 x diputar


2
5. Volume benda putar yang terjadi𝒚 untuk
mengelilingi sumbu X sejauh 360° adalah .... Volume benda putar
Y 𝑏 2
11 𝑉 = 𝜋 ∫ 𝑦 2
− 𝑦 2
𝑑𝑥 = − 𝜋 ∫ (−𝑥 2 )2 − (−2𝑥)2 𝑑𝑥
A. 3 π satuan volume 𝑦 = −2𝑥 1 2
15 𝑎 0
2
4 2 = − 𝜋 ∫ (𝑥 4 − 4𝑥 2 ) 𝑑𝑥
B. 4 π satuan volume X 0
15 𝒚= 𝟑−𝒙 1 5 4 3 2
4 = −𝜋 [ 𝑥 − 𝑥 ]
C. 6 π satuan volume 5 3 0
15 -4 1 4 1 4
6 = −𝜋 [( (2) − (2)3 ) − ( (0)5 − (0)3 )]
5
D. 6 π satuan volume 5 3 5 3
15 𝑦 = −𝑥 2 32 32
= −𝜋 ( − )
1 5 3
E. 17 π satuan volume 96 − 160
15 = −𝜋 ( )
15
𝒚 64 4
= 𝒙𝟐
= 𝜋 = 4 𝜋 satuan volume
15 15
− 𝟒𝒙 + 𝟑
6. Volume benda putar yang terjadi untuk daerah yang dibatasi oleh kurva y  x 2 dengan y  2 x diputar
mengelilingi sumbu X sejauh 360° adalah .... Volume benda putar
A. 2π satuan volume 𝑦 = 𝑥 2 Y
𝑏 2
𝑉 = 𝜋 ∫ 𝑦12 − 𝑦22 𝑑𝑥 = − 𝜋 ∫ (2𝑥)2 − (𝑥 2 )2 𝑑𝑥
1 𝑎 0
B. 3 π satuan volume 4 2
15 = − 𝜋 ∫ (4𝑥 2 − 𝑥 4 ) 𝑑𝑥
4 0
𝒚= 𝟑−𝒙
C. 4 π satuan volume 4 3 1 5 2
15 = −𝜋 [ 𝑥 − 𝑥 ]
X 3 5 0
4 2 4 1 4 1
D. 12 π satuan volume = −𝜋 [( (2)3 − (2)5 ) − ( (0)3 − (0)5 )]
15 3 5 3 5
𝑦 = 2𝑥 32 32
2
E. 14 π satuan volume = −𝜋 ( − )
15 5 3
96 − 160
= −𝜋 ( )
𝒚 15
= 𝒙𝟐
64 4
= 𝜋 = 4 𝜋 satuan volume
− 𝟒𝒙 + 𝟑 15 15

Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.

Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.

Pak Anang.

Halaman 280 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
SKL 6. Mengolah, menyajikan dan menafsirkan data, serta mampu memahami kaidah pencacahan, permutasi,
kombinasi, peluang kejadian dan mampu menerapkannya dalam pemecahan masalah.

6. 1. Menghitung ukuran pemusatan atau ukuran letak dari data dalam bentuk tabel, diagram, atau grafik.

Membaca Data

Tabel Diagram Grafik


Tahun Banyak Siswa 800 800

Banyak Siswa

Banyak Siswa
2008 500 600 600

2009 400 400 400

2010 600 200 200

2011 750 0 0
2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012
2012 650 Tahun Tahun

Tabel Distribusi Poligon


Histogram
Frekuensi Frekuensi
Berat 14 13 14
Banyak Siswa 11
(kg) 12 12
10 10
40 – 44 3
Banyak Siswa

Banyak Siswa

8 7 8
45 – 49 7 6
6 6
50 – 54 13 3
4 4
55 – 59 11 2 2
60 – 64 6 0 0
42
47
52
57
62
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64

Berat (kg) Berat (kg)

Batas Batas
−0,5 Bawah Atas +0,5
60 64
1
Tepi (60+64) Tepi
2
Bawah Atas
59,5 64,5
Nilai Tengah Kelas
62

(64,5 − 59,5)

Panjang Interval Kelas


5
Keterangan:
Pada kelas interval 60 – 64, Pada kelas interval 60 – 64, Pada kelas interval 60 – 64,
60 adalah batas bawah. 60 − 0,5 = 59,5 adalah tepi bawah. 64,5 − 69,5 = 5 adalah panjang interval kelas.
1
64 adalah batas atas. 64 + 0,5 = 64,5 adalah tepi atas.   (60 + 64) = 62 adalah nilai tengah kelas
2

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 281
Histogram dan Poligon Frekuensi

Histogram

Kelas Interval Nilai Tepi Kelas Nilai Tengah Kelas


“Lebar histogram menyatakan “Batas histogram menyatakan “Titik tengah histogram
kelas interval” tepi atas dan tepi bawah kelas” adalah nilai tengah kelas”

14 13 14 13 14 13
12 11 12 11 12 11
10 10 10
Banyak Siswa

Banyak Siswa

Banyak Siswa
8 7 8 7 8 7
6 6 6
6 6 6
4 3 4 3 4 3
2 2 2
0 0 0
45-49

57
40-44

50-54
55-59
60-64

42
47
52

62
Berat (kg) Berat (kg) Berat (kg)

Poligon Frekuensi

Poligon Frekuensi
“Titik tengah histogram
dihubungkan dengan garis”

14
12
10
Banyak Siswa

8
6
4
2
0
42
47
52
57
62

Berat (kg)

Halaman 282 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Distribusi Kumulatif dan Ogive

Distribusi Kumulatif

Tabel Distribusi Tabel Distribusi Tabel Distribusi


Frekuensi Frekuensi Kumulatif Frekuensi Kumulatif
Kurang Dari Lebih Dari
“Kurang dari Tepi Atas” “Lebih dari Tepi Bawah”

Berat Berat Cara mencari Berat Cara mencari


Banyak Siswa 𝑓𝑘 ≤
𝑓𝑘 ≤
𝑓𝑘 ≥
𝑓𝑘 ≥
(kg) (kg) (kg)
40 – 44 3 ≤ 44,5 3 3 ≥ 39,5 6+11+13+7+3 40
45 – 49 7 ≤ 49,5 3+7 10 ≥ 44,5 6+11+13+7 37
50 – 54 13 ≤ 54,5 3+7+13 23 ≥ 49,5 6+11+13 30
55 – 59 11 ≤ 59,5 3+7+13+11 34 ≥ 54,5 6+11 17
60 – 64 6 ≤ 64,5 3+7+13+11+13 40 ≥ 59,5 6 6

Ogive

Ogive Positif Ogive Negatif


“Ogive Naik” “Ogive Turun”

45 45
40 40
Frekuensi Kunulatif

Frekuensi Kunulatif

35 35
30 30
25 25
20 20
15 15
10 10
5 5
0 0

Berat (kg) Berat (kg)

Manfaat dan Kegunaan


Digunakan untuk menentukan ukuran letak
seperti Median, Kuartil, Desil, maupun Persentil

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 283
Ukuran Pemusatan

Data Tunggal

Mean Median Modus


“Jumlah nilai dibagi banyak data” “Nilai tengah data terurut” “Data paling sering muncul”

∑𝑥𝑖 𝑀𝑒 = 𝑥𝑛+1 , untuk 𝑛 ganjil Modus dari data berikut


𝑥̅ =
𝑛 2 7, 4, 8, 5, 3, 8, 6, 5, 5, 3 adalah:

Rata-rata dari 2, 5, 6, 3, 5, 4, 7, 8 Nilai tengah dari data Frekuensi dari setiap data:
adalah: 6, 9, 3, 9, 4 adalah:
Data 3 4 5 6 7 8
Rata-rata adalah jumlah nilai Terdapat 5 buah data (𝑛 = 5), Frekuensi 2 1 3 1 1 2
dibagi dengan banyaknya data. artinya jumlah data ganjil.
Atau dengan mengurutkan data:
Hitung jumlah dari semua data Jangan lupa, data harus diurutkan 3, 3, 4, 5, 5, 5, 6, 7, 8, 8
lalu bagi dengan banyaknya data. terlebih dahulu dari kecil ke besar.
Karena data 5 muncul 3 kali,
∑𝑥𝑖 3, 4, 6, 9, 9 maka nilai modus = 5
𝑥̅ =
𝑛
2+5+6+3+5+4+7+8 𝑀𝑒 = 𝑥5+1
= 2
8 = 𝑥6 Modus dari data berikut
40
= 2 7, 6, 8, 5, 9, 8, 6, 8, 6, 4 adalah:
8 = 𝑥3
=5
=6 Frekuensi dari setiap data:

Data 4 5 6 7 8 9
∑𝑑𝑖 Frekuensi 1 1 3 1 3 1
𝑥̅ = 𝑥̅𝑠 + 𝑥𝑛 + 𝑥𝑛
𝑛 𝑀𝑒 = 2 2
+1
, untuk 𝑛 genap
dimana, 𝑑𝑖 = (𝑥𝑖 − 𝑥̅𝑠 ) 2 Atau dengan mengurutkan data:
𝑥̅𝑠 = rataan sementara 4, 5, 6, 6, 6, 7, 8, 8, 8, 9
Nilai tengah dari data
Rata-rata dari 2, 5, 6, 3, 5, 4, 7, 8 7, 2, 9, 8, 5, 4 adalah: Perhatikan, karena data 6 dan 8
adalah: sama-sama muncul 3 kali,
Terdapat 6 buah data (𝑛 = 6), maka modus = 6 dan 8
Misal kita memilih nilai rata-rata artinya jumlah data genap.
sementara adalah 𝑥̅𝑠 = 5,
maka 𝑑𝑖 = 𝑥𝑖 − 5. Jangan lupa, data harus diurutkan Modus dari data berikut
Artinya semua data dikurangi 5. terlebih dahulu dari kecil ke besar. 7, 6, 4, 6, 5, 8, 8, 5, 4, 7 adalah:

Sehingga nilai rata-ratanya adalah: 2, 4, 5, 7, 8, 9 Frekuensi dari setiap data:


Median adalah rata-rata kedua bilangan ini
𝑥𝑖 2 5 6 3 5 4 7 8 Data 4 5 6 7 8
𝑑𝑖 −3 0 1 −2 0 −1 2 3 𝑥𝑛 + 𝑥𝑛 Frekuensi 2 2 2 2 2
+1
2 2
𝑀𝑒 =
2
∑𝑑𝑖 𝑥3 + 𝑥4 Atau dengan mengurutkan data:
𝑥̅ = 𝑥̅𝑠 + = 4, 4, 5, 5, 6, 6, 7, 7, 8, 8
𝑛 2
−3 + 1 − 2 − 1 + 2 + 3 5+7
= 5+ = Karena data seimbang,
8
0 2 semua data sama-sama
= 5+ 12
8 = muncul sebanyak 2 kali,
= 5+0 2 maka modus tidak ada.
=5 =6

Halaman 284 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Ukuran Pemusatan

Data Berkelompok

Mean Median Modus


“Jumlah nilai dibagi banyak data” “Nilai tengah data terurut” “Data paling sering muncul”

∑𝑓𝑖 𝑥𝑖 1 𝑎
𝑥̅ = 𝑛 − 𝑓𝑘 𝑀𝑜 = 𝑇𝑏 + ( )∙𝑝
∑𝑓𝑖 𝑀𝑒 = 𝑇𝑏 + (2 )∙𝑝 𝑎+𝑏
𝑓𝑀𝑒
Data 𝒇𝒊 𝑥𝑖 𝒇𝒊 𝒙𝒊 Data 𝒇𝒊

40 – 44 3 42 126 𝒇𝒌 40 – 44 3
Data 𝒇𝒊 Data ≤ 45 – 49 7 𝒂 = 𝟏𝟑 − 𝟕 = 𝟔
45 – 49 7 47 329
50 – 54 13 52 676 40 – 44 3 ≤ 44,5 3 50 – 54 13
55 – 59 11 57 627 45 – 49 7 ≤ 𝟒𝟗, 𝟓 10 55 – 59 11 𝒃 = 𝟏𝟑 − 𝟏𝟏 = 𝟐

60 – 64 6 62 372 23 60 – 64 6
50 – 54 13 ≤ 54,5
Jumlah 40 2130 55 – 59 11 ≤ 59,5 34
Modus terletak pada
60 – 64 6 ≤ 64,5 40 kelas interval yang memuat data
∑𝒇𝒊 𝒙𝒊 𝟐𝟏𝟑𝟎 Jumlah 40 dengan jumlah frekuensi terbesar.
𝑥̅ = =
∑𝒇𝒊 𝟒𝟎
10 Jumlah data sebanyak 𝒏 = 𝟒𝟎, Data dengan jumlah frekuensi
= 53 terbesar yaitu sebanyak 13 data
40 𝟏
sehingga diperoleh 𝟐 𝒏 = 𝟐𝟎.
= 53,25 terletak pada kelas interval ke-3.

Median terletak pada Jadi, letak kelas modus yaitu


∑𝑓𝑖 𝑑𝑖 kelas interval yang memuat pada kelas interval 50 – 54,
𝑥̅ = 𝑥̅𝑠 + data ke-20, yaitu kelas ke-3. dengan panjang interval 5.
∑𝑓𝑖
dimana, 𝑑𝑖 = (𝑥𝑖 − 𝑥̅𝑠 )
𝑥̅𝑠 = rataan sementara Jadi, letak kelas median yaitu Selisih frekuensi kelas modus
pada kelas interval 50 – 54, terhadap kelas interval
Misal 𝑥̅𝑠 = 52, maka dengan panjang interval 5, sebelumnya adalah
𝑑𝑖 = (𝑥𝑖 − 52). serta memiliki frekuensi 13 𝒂 = 𝟏𝟑 − 𝟕 = 𝟔.
dan nilai tepi bawahnya 49,5.
𝒇𝒊 𝑥𝑖 𝒅𝒊 𝒇𝒊 𝒅𝒊
Selisih frekuensi kelas modus
3 42 −10 −30 Sehingga, frekuensi kumulatif terhadap kelas interval
7 47 −5 −35 kurang dari 49,5 adalah 10. sesudahnya adalah
13 52 0 0 𝒃 = 𝟏𝟑 − 𝟏𝟏 = 𝟐.
𝟏
11 57 5 55 𝒏 − 𝒇𝒌
6 62 10 60 𝑀𝑒 = 𝑇𝑏 + (𝟐 )∙𝒑 𝒂
𝒇𝑴𝒆 𝑀𝑜 = 𝑇𝑏 + ( )∙𝒑
𝒂+𝒃
40 Jumlah 50 𝟔
𝟐𝟎 − 𝟏𝟎 = 49,5 + ( )∙𝟓
= 𝟒𝟗, 𝟓 + ( )∙𝟓 𝟔+𝟐
𝟏𝟑
∑𝒇𝒊 𝒅𝒊 𝟓𝟎 50 30
𝑥̅ = 𝑥̅𝑠 + = 52 + = 49,5 + = 49,5 +
∑𝒇𝒊 𝟒𝟎 13 8
= 52 + 1,25 = 49,5 + 3,85 = 49,5 + 3,75
= 53,25 = 53,35 = 53,25

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 285
Ukuran Letak

Data Berkelompok

Quartil Desil Persentil


“Membagi 4 bagian sama besar “Membagi 10 bagian sama besar “Membagi 100 bagian sama besar
dari data terurut” dari data terurut” dari data terurut”

𝑖 𝑖 𝑖
𝑛 − 𝑓𝑘 𝑛 − 𝑓𝑘 𝑛 − 𝑓𝑘
𝑄𝑖 = 𝑇𝑏 + ( 4 )∙𝑝 𝐷𝑖 = 𝑇𝑏 + ( 10 )∙𝑝 𝑃𝑖 = 𝑇𝑏 + ( 100 )∙𝑝
𝑓𝑄 𝑓𝐷 𝑓𝑃
𝑖 𝑖 𝑖

𝒇𝒌 𝒇𝒌 𝒇𝒌
Data 𝒇𝒊 Data ≤ Data 𝒇𝒊 Data ≤ Data 𝒇𝒊 Data ≤
40 – 44 3 ≤ 44,5 3 40 – 44 3 ≤ 44,5 3 40 – 44 3 ≤ 44,5 3
45 – 49 7 ≤ 49,5 10 45 – 49 7 ≤ 49,5 10 45 – 49 7 ≤ 49,5 10
50 – 54 13 ≤ 𝟓𝟒, 𝟓 23 50 – 54 13 ≤ 𝟓𝟒, 𝟓 23 50 – 54 13 ≤ 𝟓𝟒, 𝟓 23
55 – 59 11 ≤ 59,5 34 55 – 59 11 ≤ 59,5 34 55 – 59 11 ≤ 59,5 34
60 – 64 6 ≤ 64,5 40 60 – 64 6 ≤ 64,5 40 60 – 64 6 ≤ 64,5 40
Jumlah 40 Jumlah 40 Jumlah 40

Misal ditanyakan nilai 𝑄3 = ? Misal ditanyakan nilai 𝐷7 = ? Misal ditanyakan nilai 𝑃75 = ?

Jumlah data sebanyak 𝒏 = 𝟒𝟎, Jumlah data sebanyak 𝒏 = 𝟒𝟎, Jumlah data sebanyak 𝒏 = 𝟒𝟎,
𝟑 𝟕 𝟕𝟓
sehingga diperoleh 𝟒 𝒏 = 𝟑𝟎. sehingga diperoleh 𝟏𝟎 𝒏 = 𝟐𝟖. sehingga diperoleh 𝟏𝟎𝟎 𝒏 = 𝟑𝟎.

𝑄3 terletak pada 𝐷7 terletak pada 𝑃75 terletak pada


kelas interval yang memuat kelas interval yang memuat kelas interval yang memuat
data ke-30, yaitu kelas ke-4. data ke-28, yaitu kelas ke-4. data ke-30, yaitu kelas ke-4.

Jadi, letak kelas 𝑄3 yaitu Jadi, letak kelas 𝐷7 yaitu Jadi, letak kelas 𝑃75 yaitu
pada kelas interval 55 – 59, pada kelas interval 55 – 59, pada kelas interval 55 – 59,
dengan panjang interval 5, dengan panjang interval 5, dengan panjang interval 5,
serta memiliki frekuensi 11 serta memiliki frekuensi 11 serta memiliki frekuensi 11
dan nilai tepi bawahnya 54,5. dan nilai tepi bawahnya 54,5. dan nilai tepi bawahnya 54,5.

Sehingga, frekuensi kumulatif Sehingga, frekuensi kumulatif Sehingga, frekuensi kumulatif


kurang dari 54,5 adalah 23. kurang dari 54,5 adalah 23. kurang dari 54,5 adalah 23.

𝟑 𝟕 𝟕𝟓
𝒏 − 𝒇𝒌 𝒏 − 𝒇𝒌 𝒏 − 𝒇𝒌
𝑄3 = 𝑇𝑏 + (𝟒 )∙𝒑 𝐷7 = 𝑇𝑏 + ( 𝟏𝟎 )∙𝒑 𝑃75 = 𝑇𝑏 + ( 𝟏𝟎𝟎 )∙𝒑
𝒇𝑸 𝒇𝑫 𝒇𝑷𝟕𝟓
𝟑 𝟕

𝟑𝟎 − 𝟐𝟑 𝟐𝟖 − 𝟐𝟑 𝟑𝟎 − 𝟐𝟑
= 𝟓𝟒, 𝟓 + ( )∙𝟓 = 𝟓𝟒, 𝟓 + ( )∙𝟓 = 𝟓𝟒, 𝟓 + ( )∙𝟓
𝟏𝟏 𝟏𝟏 𝟏𝟏
35 25 35
= 54,5 + = 54,5 + = 54,5 +
11 11 11
= 54,5 + 3,18 = 54,5 + 2,27 = 54,5 + 3,18
= 57,68 = 56,77 = 57,68

Halaman 286 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Statistika (Mean data berkelompok)

Cara cepat dan memahami ukuran pemusatan data adalah memahami terlebih dahulu konsep dasar dari mean.
Mean atau nilai rata-rata diperoleh dengan menjumlahkan semua nilai lalu dibagi dengan banyaknya data.

Ada 3 cara mencari mean (nilai rata-rata):

Mean Metode Deviasi Sistem Kode


“Menggunakan data sesungguhnya” “Menggunakan selisih data “Menggunakan sistem kode”
terhadap rata-rata sementara”

∑𝑓𝑖 𝑥𝑖 ∑𝑓𝑖 𝑑𝑖 ∑𝑓𝑖 𝑢𝑖


𝑥̅ = 𝑥̅ = 𝑥̅𝑠 + 𝑥̅ = 𝑥̅𝑠 + ( )∙𝑝
∑𝑓𝑖 ∑𝑓𝑖 ∑𝑓𝑖

Misal 𝑥̅𝑠 = 52, maka Misal 𝑥̅𝑠 = 52, maka


𝑑𝑖 = (𝑥𝑖 − 52). (𝑥𝑖 − 52)
𝑢𝑖 =
𝑝
Semua data dikurangi Bagi semua nilai 𝑑𝑖
dengan rata-rata dugaan. dengan panjang interval kelas.

Data 𝒇𝒊 𝑥𝑖 𝒇𝒊 𝒙𝒊 𝒇𝒊 𝑥𝑖 𝒅𝒊 𝒇𝒊 𝒅𝒊 𝒇𝒊 𝑥𝑖 𝒖𝒊 𝒇𝒊 𝒖𝒊
40 – 44 3 42 126 3 42 −10 −30 3 42 −2 −6
45 – 49 7 47 329 7 47 −5 −35 7 47 −1 −7
50 – 54 13 52 676 13 52 0 0 13 52 0 0
55 – 59 11 57 627 11 57 5 55 11 57 1 11
60 – 64 6 62 372 6 62 10 60 6 62 2 12
Jumlah 40 2130 40 Jumlah 50 40 Jumlah 10

∑𝒇𝒊 𝒙𝒊 𝟐𝟏𝟑𝟎 ∑𝒇𝒊 𝒅𝒊 𝟓𝟎 ∑𝒇𝒊 𝒖𝒊 𝟏𝟎


𝑥̅ = = 𝑥̅ = 𝑥̅𝑠 + = 52 + 𝑥̅ = 𝑥̅𝑠 + ∙ 𝒑 = 52 + ∙𝟓
∑𝒇𝒊 𝟒𝟎 ∑𝒇𝒊 𝟒𝟎 ∑𝒇𝒊 𝟒𝟎
10 = 52 + 1,25 𝟓𝟎
= 53 = 53,25 = 52 +
40 𝟒𝟎
= 53,25 = 52 + 1,25
= 53,25

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 287
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Statistika (Modus data berkelompok)

Untuk data berbentuk tabel, letak modus adalah kelas interval data dengan frekuensi terbanyak,
Atau untuk data berbentuk histogram, letak modus adalah kelas interval dengan batang yang paling tinggi.

Perhatikan tabel distribusi frekuensi dan histogram berikut:

Tabel Distribusi
Histogram
Frekuensi
Berat 14 13
Banyak Siswa 11
(kg) 12
10
40 – 44 3

Banyak Siswa
8 7
45 – 49 7 6
6
50 – 54 13 3
4
55 – 59 11 2
60 – 64 6 0
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64
Berat (kg)

Nah, konsep modus adalah perpotongan dari dua garis berikut pada histogram:

Tabel Distribusi
Histogram
Frekuensi
Berat 14 13
Banyak Siswa 11
(kg) 12
10
40 – 44 3
Banyak Siswa

8 7
45 – 49 7 6
6
50 – 54 13 3
4
55 – 59 11 2
60 – 64 6 0
40-44
45-49
50-54
55-59
60-64

Berat (kg) Letak


Modus

Perhatikan, TRIK SUPERKILAT:


karena ∠𝐵𝐹𝐴 = ∠𝐷𝐹𝐶 dan ∠𝐴𝐵𝐹 = ∠𝐶𝐹𝐷, 𝒑 Jadi, untuk mengingat
𝐵 𝐶
maka ∆𝐴𝐹𝐵 sebangun dengan ∆𝐶𝐹𝐷. rumus modus gunakan cara ini:
𝐹 𝒃
𝐸 𝐺 𝒂
Sehingga diperoleh perbandingan: 𝑀𝑜 = 𝑇𝑏 + (𝒂+𝒃) 𝑝
𝐷
𝐹𝐸 𝐹𝐺 𝑥 𝑝−𝑥 𝒂
= ⇒ = 𝒂 = selisih dengan kelas di atasnya
𝐴𝐵 𝐶𝐷 𝑎 𝑏
⇔ 𝑏𝑥 = 𝑎(𝑝 − 𝑥) 𝒃 = selisih dengan kelas di bawahnya
⇔ 𝑏𝑥 = 𝑎𝑝 − 𝑎𝑥
Catatan:
⇔ 𝑎𝑥 + 𝑏𝑥 = 𝑎𝑝 Biasanya tabel distribusi frekuensi
𝐴
⇔ (𝑎 + 𝑏)𝑥 = 𝑎𝑝 𝒙 disusun dari data terkecil ke terbesar.
𝑎
⇔ 𝑥=( )𝑝 𝑇𝑏 𝑀𝑜
𝑎+𝑏
Jadi, nilai modus adalah:
𝑀𝑜 = 𝑇𝑏 + 𝑥
𝑎
𝑀𝑜 = 𝑇𝑏 + ( )𝑝
𝑎+𝑏

Halaman 288 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Statistika (Median data berkelompok)

Median adalah nilai tengah dari data terurut, maka otomatis kita harus mengurutkan data terlebih dahulu.

Pada data berkelompok, untuk mengurutkan data dapat dilakukan dengan membuat tabel distribusi frekuensi
kumulatif kurang dari. Dan secara grafik juga bisa ditentukan dengan menggambar kurva ogive positif.

Perhatikan tabel distribusi frekuensi, frekuensi kumulatif kurang dari, dan ogive positif di bawah ini:

Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif


Ogive Positif
Frekuensi Kurang Dari
Berat Berat Cara mencari 45
Banyak Siswa 𝑓𝑘 ≤
𝑓𝑘 ≤ 40
(kg) (kg)

Frekuensi Kunulatif
35
40 – 44 3 ≤ 44,5 3 3 30
25
45 – 49 7 ≤ 49,5 3+7 10
20
50 – 54 13 ≤ 𝟓𝟒, 𝟓 3+7+13 23 15
55 – 59 11 ≤ 59,5 3+7+13+11 34 10
5
60 – 64 6 ≤ 64,5 3+7+13+11+13 40 0

Letak
Median Berat (kg)

1
Misalkan terdapat data sebanyak 𝑛 buah, maka letak median adalah pada data ke - 2 𝑛.
1
Karena banyakya data adalah 40 buah, maka 𝑛 = 40, sehingga data ke – 2 𝑛 adalah terletak pada urutan ke-20.

Tabel Distribusi Frekuensi Kumulatif


Ogive Positif
Frekuensi Kurang Dari
Berat Berat Cara mencari 45
Banyak Siswa 𝑓𝑘 ≤
𝑓𝑘 ≤ 40
(kg) (kg)
Frekuensi Kunulatif

35
𝟏
40 – 44 3 ≤ 44,5 3 3 30 𝑛
𝟐
25
45 – 49 7 ≤ 49,5 3+7 10
20
50 – 54 13 ≤ 54,5 3+7+13 23 15
55 – 59 11 ≤ 59,5 3+7+13+11 34 10 𝟏
𝑛
5 𝟐
60 – 64 6 ≤ 64,5 3+7+13+11+13 40 0

Letak
Median Berat (kg)

Perhatikan, karena ∠𝐴𝐸𝐷 = ∠𝐴𝐵𝐶 dan ∠𝐴𝐷𝐸 = ∠𝐴𝐶𝐵,


maka ∆𝐴𝐸𝐷 sebangun dengan ∆𝐴𝐵𝐶.
𝒑 𝒑
𝐶 𝐶
Sehingga diperoleh perbandingan: 1
𝐷 𝐷
1 𝑛
𝐴𝐸 𝐸𝐷 𝑥 2 𝑛 − 𝑓𝑘 2
𝟏 𝒇𝑴𝒆 = ⇒ = 𝟏 𝒇𝑴𝒆
𝑛 − 𝑓𝑘 𝐴𝐵 𝐵𝐶 𝑝 𝑓𝑀𝑒 𝑛 − 𝑓𝑘
𝟐 1 𝟐
𝑛 − 𝑓𝑘
𝐴
𝐸
𝐵 ⇔ 𝑥 = (2 )𝑝 𝑓𝑘 𝐴
𝐸
𝐵
𝑓𝑀𝑒
𝒙 𝑇𝑏 𝑀𝑒
Jadi, nilai median adalah:
𝑀𝑒 = 𝑇𝑏 + 𝑥 𝒙
1
𝑛 − 𝑓𝑘
𝑀𝑒 = 𝑇𝑏 + (2 )𝑝
𝑓𝑀𝑒

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 289
Kesimpulan akhir TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Modus dan Median Data Berkelompok

Setelah kita mempelajari konsep dasar dari cara menentukan nilai modus dan median untuk data berkelompok
pada halaman sebelumnya, kini saatnya kita merangkum TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS dalam
memperkuat konsep dasar Modus dan Median untuk data berkelompok tersebut ke dalam sebuah rangkaian
konsep TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS yang mudah dimengerti yang disusun dalam tabel di bawah
ini:

Modus Median
Ukuran Pemusatan, khususnya nilai Modus dan Median untuk data berkelompok,
keduanya sebenarnya memiliki konsep awal yang sama.

Persamaan ????? ?????


𝑀𝑜 = 𝑇𝑏 + ( )𝑝 𝑀𝑒 = 𝑇𝑏 + ( )𝑝
????? ?????

TRIK
“Tepi bawah ditambah sebagian dari panjang interval”
SUPERKILAT

Modus Median
Untuk Modus, nilai perbandingan Untuk Median, nilai perbandingan
tersebut adalah selisih frekuensi kelas tersebut adalah selisih antara letak
1
modus dengan kelas sebelum modus median ( 𝑛) dengan frekuensi
2
dibagi jumlah dari selisih frekuensi kelas kumulatif sebelum kelas median dibagi
modus dengan kelas sebelum dan dengan frekuensi kelas median itu
sesudah modus. sendiri.
Perbedaan
𝟏
𝒂 𝒏 − 𝒇𝒌
( ) ( 𝟐 )
𝒂+𝒃 𝒇𝑴𝒆

*) **)
TRIK atas letak median − 𝒇𝒌
( ) ( )
SUPERKILAT atas + bawah 𝒇𝑴𝒆

*) Catatan: Biasanya tabel distribusi frekuensi disusun dari data terkecil ke terbesar.
Jadi 𝒂 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas di atasnya.
Jadi 𝒃 = selisih frekuensi kelas modus dengan kelas di bawahnya.

1
**) Catatan: Letak median adalah setengah dari banyak data ( 𝑛).
2

Halaman 290 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Ukuran Letak Data Berkelompok (Median, Kuartil, Desil dan Persentil)

Ukuran Letak dari data berkelompok memiliki konsep yang sama persis dengan median data berkelompok.
Ya!!!! Karena median adalah ukuran letak yang membagi data terurut menjadi dua bagian sama besar..
 Median adalah ukuran letak yang membagi data menjadi 2 bagian yang sama besar.
 Nah, Kuartil adalah ukuran letak yang membagi data menjadi 4 bagian yang sama besar.
 Sementara, Desil adalah ukuran letak yang membagi data menjadi 10 bagian yang sama besar.
 Nah, Persentil adalah ukuran letak yang membagi data menjadi 100 bagian yang sama besar.
Ukuran Letak untuk data berkelompok tersebut dapat disusun ke dalam sebuah konsep TRIK SUPERKILAT dan
LOGIKA PRAKTIS yang mudah dimengerti yang disusun dalam tabel di bawah ini:

Median Ukuran Letak (UL)


Ukuran Letak (Kuartil, Desil, dan Persentil) untuk data berkelompok, sebenarnya
memiliki konsep awal yang sama dengan konsep nilai Median data berkelompok.

Persamaan 𝐋𝐞𝐭𝐚𝐤
− 𝒇𝒌 𝐋𝐞𝐭𝐚𝐤
− 𝒇𝒌
𝐌𝐞𝐝𝐢𝐚𝐧 𝐔𝐋
𝑀𝑒 = 𝑇𝑏 + ( )𝑝 𝑈𝐿 = 𝑇𝑏 + ( )𝑝
𝒇Median 𝒇UL

TRIK
“(Median 2), (Kuartil 4), (Desil 10), (Persentil 100)”
SUPERKILAT

Median Kuartil Desil Persentil

Notasi 𝑀𝑒 𝑄𝑖 𝐷𝑖 𝑃𝑖
Membagi 𝑛 data
terurut menjadi
𝑘 bagian yang
𝑘=1 𝑘=4 𝑘 = 10 𝑘 = 100
sama besar

1 buah UL 3 buah UL 9 buah UL 99 buah UL


Banyaknya UL
(𝑀𝑒) (𝑄1 , 𝑄2 , 𝑄3 ) (𝐷1 , … , 𝐷9 ) (𝑃1 , … , 𝑃99 )

𝒊
𝒏 − 𝒇𝒌
Rumus Dasar 𝑼𝑳𝒊 = 𝑻𝒃 + ( 𝒌 )𝒑
𝒇𝑼𝑳 𝒊

𝟏 𝒊 𝒊 𝒊
𝒏 − 𝒇𝒌 𝒏 − 𝒇𝒌 𝒏 − 𝒇𝒌 𝒏 − 𝒇𝒌
Perbedaan ( 𝟐 ) ( 𝟒 ) ( 𝟏𝟎 ) ( 𝟏𝟎𝟎 )
𝒇𝑴𝒆 𝒇𝑸𝒊 𝒇𝑫𝒊 𝒇𝑷𝒊

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 291
Tipe Soal yang Sering Muncul
Menentukan ukuran pemusatan dan ukuran letak dari data berbentuk tabel.
Contoh Soal:
Perhatikan tabel di bawah ini:

Frekuensi
Data
(𝒇𝒊 )
45 – 49 7
50 – 54 15
55 – 59 18
60 – 64 11
65 – 69 9
Jumlah 60

Tentukan nilai mean, modus, median, 𝑄3 , 𝐷4, 𝑃26 !

Penyelesaian:

Mencari nilai mean / nilai rata-rata:

Untuk mencari nilai mean atau nilai rata-rata, maka kita harus menentukan:
- Nilai tengah (𝑥𝑖 = {47, 52, 57, 62, 67})
- Panjang kelas interval (𝑝 = 5)
- Nilai rata-rata sementara / rata-rata dugaan (𝑥̅𝑠 = 57)
TRIK SUPERKILAT: menentukan 𝑥̅𝑠 , dipilih kelas interval yang berada di tengah-tengah.

- Kode (𝑈𝑖 ), yang diperoleh dari (𝑥𝑖 − 𝑥̅𝑠 ) dibagi dengan 𝑝


TRIK SUPERKILAT: menentukan 𝑈𝑖 , kelas rataan sementara kita kasih angka 0.
kelas di atasnya bernilai negatif, −1, −2, −3, dst…
kelas di atasnya bernilai positif, 1, 2, 3, dst…

- Nilai 𝑓𝑖 𝑈𝑖 , yaitu hasil perkalian antara 𝑓𝑖 dengan 𝑈𝑖 .

Nah, sekarang perhatikan tabel di bawah ini:

Frekuensi Nilai Tengah


Data 𝑼𝒊 𝒇 𝒊 𝑼𝒊
(𝒇𝒊 ) (𝒙𝒊 )
45 – 49 7 47 −2 −14
50 – 54 15 52 −1 −15
55 – 59 18 57 0 0
60 – 64 11 62 1 11
65 – 69 9 67 2 18
Jumlah 60 0

Jadi nilai rata-rata adalah:


∑𝑓𝑖 𝑈𝑖
𝑥̅ = 𝑥̅𝑠 + ( )𝑝
∑𝑓𝑖
0
= 57 + ( ) 5
60
= 57 + 0
= 57

Mudah bukan?! 

Halaman 292 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Mencari nilai modus:

Untuk mencari nilai modus, maka kita harus menentukan:


- Kelas modus adalah kelas interval dengan frekuensi tertinggi, yakni berada di kelas interval ke tiga.
- Tepi bawah kelas modus (𝑇𝑏 = 55 − 0,5 = 54,5)
- Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas interval sebelumnya (𝑎 = 18 − 15 = 3)
TRIK SUPERKILAT: kelas interval sebelumnya adalah kelas interval yang terletak di atas kelas modus.

- Selisih frekuensi kelas modus dengan kelas interval sesudahnya (𝑎 = 18 − 11 = 7)


TRIK SUPERKILAT: kelas interval sesudahnya adalah kelas interval yang terletak di bawah kelas modus.

Nah, sekarang perhatikan tabel di bawah ini:

Frekuensi
Data
(𝒇𝒊 )
45 – 49 7
50 – 54 15 𝒂 = 𝟏𝟖 − 𝟏𝟓 = 𝟑
55 – 59 18
60 – 64 11 𝒃 = 𝟏𝟖 − 𝟏𝟏 = 𝟕

65 – 69 9
Jumlah 60

Jadi nilai modus adalah:


𝑎
𝑀𝑜 = 𝑇𝑏 + ( )𝑝
𝑎+𝑏
3
= 54,5 + ( )5
3+7
3
= 54,5 + ( ) 5
10
= 54,5 + 1,5
= 56

Mudah bukan?! 

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 293
Mencari nilai median:

Untuk mencari nilai median, maka kita harus menentukan:


- Frekuensi kumulatif bawah.
- Jumlah frekuensi data (𝑛 = 60)
1 1 1
- Karena ditanyakan median maka tentukan nilai 𝑛. ( 𝑛 = (60) = 30)
2 2 2
- Letak kelas median.
Median terletak pada kelas interval yang memuat data ke-30, dengan melihat kolom frekuensi kumulatif bawah.
TRIK SUPERKILAT:
Frekuensi
Data 𝒇𝒌 TRIK SUPERKILAT: Makna 𝒇𝒌
(𝒇𝒊 )
45 – 49 7 7 Terdiri dari data ke 1 s/d data ke 7
50 – 54 15 22 Terdiri dari data ke 8 s/d data ke 22
55 – 59 18 40 Terdiri dari data ke 23 s/d data ke 40
60 – 64 11 51 Terdiri dari data ke 41 s/d data ke 51
65 – 69 9 60 Terdiri dari data ke 52 s/d data ke 60
Jumlah 60

Jadi median terletak pada kelas interval 55 – 59.

- Tepi bawah kelas median (𝑇𝑏 = 55 − 0,5 = 54,5)


- Frekuensi kumulatif sebelum kelas median (𝑓𝑘 = 22)
- Frekuensi kelas median (𝑓𝑀𝑒 = 18)

Nah, sekarang perhatikan tabel di bawah ini:

Frekuensi
Data 𝒇𝒌
(𝒇𝒊 )
45 – 49 7 7
50 – 54 15 22
55 – 59 18 40
60 – 64 11 51
65 – 69 9 60
Jumlah 60

Jadi nilai median adalah:


1
𝑛 − 𝑓𝑘
𝑀𝑒 = 𝑇𝑏 + (2 )𝑝
𝑓𝑀𝑒
20 − 22
= 54,5 + ( )5
18
8
= 54,5 + ( ) 5
18
= 54,5 + 2,22
= 56,72

Mudah bukan?! 

Halaman 294 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Mencari nilai Kuartil ke-tiga (𝑸𝟑 ):

Untuk mencari nilai 𝑄3 , maka kita harus menentukan:


- Frekuensi kumulatif bawah.
- Jumlah frekuensi data (𝑛 = 60)
3 3 3
- Karena ditanyakan 𝑄3 maka tentukan nilai 𝑛. ( 𝑛 = (60) = 45)
4 4 4
- Letak kelas 𝑄3 .
𝑄3 terletak pada kelas interval yang memuat data ke-45, dengan melihat kolom frekuensi kumulatif bawah.
TRIK SUPERKILAT:
Frekuensi
Data 𝒇𝒌 TRIK SUPERKILAT: Makna 𝒇𝒌
(𝒇𝒊 )
45 – 49 7 7 Terdiri dari data ke 1 s/d data ke 7
50 – 54 15 22 Terdiri dari data ke 8 s/d data ke 22
55 – 59 18 40 Terdiri dari data ke 23 s/d data ke 40
60 – 64 11 51 Terdiri dari data ke 41 s/d data ke 51
65 – 69 9 60 Terdiri dari data ke 52 s/d data ke 60
Jumlah 60

Jadi 𝑄3 terletak pada kelas interval 60 – 64.

- Tepi bawah kelas 𝑄3 (𝑇𝑏 = 60 − 0,5 = 59,5)


- Frekuensi kumulatif sebelum kelas 𝑄3 (𝑓𝑘 = 40)
- Frekuensi kelas 𝑄3 (𝑓𝑄3 = 11)

Nah, sekarang perhatikan tabel di bawah ini:

Frekuensi
Data 𝒇𝒌
(𝒇𝒊 )
45 – 49 7 7
50 – 54 15 22
55 – 59 18 40
60 – 64 11 51
65 – 69 9 60
Jumlah 60

Jadi nilai Kuartil ke-3 adalah:


3
𝑛 − 𝑓𝑘
𝑄3 = 𝑇𝑏 + (4 )𝑝
𝑓𝑄3
45 − 40
= 59,5 + ( )5
11
5
= 59,5 + ( ) 5
11
= 59,5 + 2,27
= 61,77

Mudah bukan?! 

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 295
Mencari nilai Desil ke-empat (𝑫𝟒 ):

Untuk mencari nilai 𝐷4, maka kita harus menentukan:


- Frekuensi kumulatif bawah.
- Jumlah frekuensi data (𝑛 = 60)
4 4 4
- Karena ditanyakan 𝐷4 maka tentukan nilai 𝑛. ( 𝑛 = (60) = 24)
10 10 10
- Letak kelas 𝐷4 .
𝐷4 terletak pada kelas interval yang memuat data ke-24, dengan melihat kolom frekuensi kumulatif bawah.
TRIK SUPERKILAT:
Frekuensi
Data 𝒇𝒌 TRIK SUPERKILAT: Makna 𝒇𝒌
(𝒇𝒊 )
45 – 49 7 7 Terdiri dari data ke 1 s/d data ke 7
50 – 54 15 22 Terdiri dari data ke 8 s/d data ke 22
55 – 59 18 40 Terdiri dari data ke 23 s/d data ke 40
60 – 64 11 51 Terdiri dari data ke 41 s/d data ke 51
65 – 69 9 60 Terdiri dari data ke 52 s/d data ke 60
Jumlah 60

Jadi 𝐷4 terletak pada kelas interval 55 – 59.

- Tepi bawah kelas 𝐷4 (𝑇𝑏 = 55 − 0,5 = 54,5)


- Frekuensi kumulatif sebelum kelas 𝐷4 (𝑓𝑘 = 22)
- Frekuensi kelas 𝐷4 (𝑓𝐷4 = 18)

Nah, sekarang perhatikan tabel di bawah ini:

Frekuensi
Data 𝒇𝒌
(𝒇𝒊 )
45 – 49 7 7
50 – 54 15 22
55 – 59 18 40
60 – 64 11 51
65 – 69 9 60
Jumlah 60

Jadi nilai Desil ke-4 adalah:


4
10 𝑛 − 𝑓𝑘
𝐷4 = 𝑇𝑏 + ( )𝑝
𝑓𝐷4
24 − 22
= 54,5 + ( )5
18
2
= 54,5 + ( ) 5
18
= 54,5 + 0,56
= 55,06

Mudah bukan?! 

Halaman 296 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Mencari nilai Persentil ke-26 (𝑷𝟐𝟔 ):

Untuk mencari nilai 𝑃26 , maka kita harus menentukan:


- Frekuensi kumulatif bawah.
- Jumlah frekuensi data (𝑛 = 60)
26 26 26
- Karena ditanyakan 𝑃26 maka tentukan nilai 𝑛. ( 𝑛 = (60) = 15,6)
100 100 100
- Letak kelas 𝑃26 .
𝑃26 terletak pada kelas interval yang memuat data ke-26, dengan melihat kolom frekuensi kumulatif bawah.
TRIK SUPERKILAT:
Frekuensi
Data 𝒇𝒌 TRIK SUPERKILAT: Makna 𝒇𝒌
(𝒇𝒊 )
45 – 49 7 7 Terdiri dari data ke 1 s/d data ke 7
50 – 54 15 22 Terdiri dari data ke 8 s/d data ke 22
55 – 59 18 40 Terdiri dari data ke 23 s/d data ke 40
60 – 64 11 51 Terdiri dari data ke 41 s/d data ke 51
65 – 69 9 60 Terdiri dari data ke 52 s/d data ke 60
Jumlah 60

Jadi 𝑃26 terletak pada kelas interval 50 – 54.

- Tepi bawah kelas 𝑃26 (𝑇𝑏 = 50 − 0,5 = 49,5)


- Frekuensi kumulatif sebelum kelas 𝑃26 (𝑓𝑘 = 7)
- Frekuensi kelas 𝑃26 (𝑓𝑃26 = 15)

Nah, sekarang perhatikan tabel di bawah ini:

Frekuensi
Data 𝒇𝒌
(𝒇𝒊 )
45 – 49 7 7
50 – 54 15 22
55 – 59 18 40
60 – 64 11 51
65 – 69 9 60
Jumlah 60

Jadi nilai Persentil ke-26 adalah:


26
100 𝑛 − 𝑓𝑘
𝑃26 = 𝑇𝑏 + ( )𝑝
𝑓𝑃26
15,6 − 7
= 50,5 + ( )5
15
8,6
= 50,5 + ( ) 5
15
= 50,5 + 2,87
= 53,37

Mudah bukan?! 

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 297
Menentukan ukuran pemusatan dan ukuran letak dari data berbentuk diagram (Histogram)
Untuk menyelesaikan soal dengan bentuk data diagram atau histogram, maka kita harus mengenali dulu label
pada sumbu X histogram tersebut. Secara umum ada 3 jenis histogram berdasarkan label pada sumbu X:

Kelas Interval Nilai Tepi Kelas Nilai Tengah Kelas


“Lebar histogram menyatakan “Batas histogram menyatakan “Titik tengah histogram
kelas interval” tepi atas dan tepi bawah kelas” adalah nilai tengah kelas”

14 13 14 13 14 13
12 11 12 11 12 11
10 10 10
Banyak Siswa

Banyak Siswa

Banyak Siswa
8 7 8 7 8 7
6 6 6
6 6 6
4 3 4 3 4 3
2 2 2
0 0 0
45-49

57
40-44

50-54
55-59
60-64

42
47
52

62
Berat (kg) Berat (kg) Berat (kg)

Contoh Soal:
Perhatikan gambar berikut:
f
10
9

7
6
5

Nilai
134,5 139,5 144,5 149,5 154,5 159,5 164,5

Tentukan Median dari data di atas ….

Penyelesaian:
Ubah dulu histogram menjadi data tabel distribusi frekuensi.
f
10 Nilai 𝒇 𝒇𝒌
9
135 – 139 3 3
7 140 – 144 5 8
6 145 – 149 7 15
5 150 – 154 10 25
3
155 – 159 9 34
160 – 164 6 40
Jumlah 40
Nilai
134,5 139,5 144,5 149,5 154,5 159,5 164,5

Jadi nilai median adalah:


1
𝑛 − 𝑓𝑘 20 − 15 5
𝑀𝑒 = 𝑇𝑏 + (2 ) 𝑝 = 149,5 + ( ) 5 = 149,5 + ( ) 5 = 149,5 + 2,5 = 152
𝑓𝑀𝑒 10 10

Mudah bukan?! 

Halaman 298 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Menentukan ukuran pemusatan dan ukuran letak dari data berbentuk diagram (Poligon)
Untuk menyelesaikan soal dengan bentuk data poligon frekuensi, maka kita harus mengenali dulu label pada
sumbu X. Secara umum label pada sumbu X pada poligon frekuensi adalah nilai tengah dari histogram.

Poligon Frekuensi
“Titik tengah histogram
dihubungkan dengan garis”

14
12
10

Banyak Siswa
8
6
4
2
0
42
47
52
57
62
Berat (kg)

Contoh Soal:
Berikut ini poligon frekuensi dari data berat badan siswa kelas XII A.
Frekuensi
9

6
5
4
3

32 37 42 47 52 57
Berat badan (kg)
Modus berat badan siswa …. kg

Penyelesaian:
Ubah dulu poligon frekuensi menjadi data tabel distribusi frekuensi.
32+37
Frekuensi Tepi antara 32 dan 37 adalah nilai tengah antara 32 dan 37 = = 34,5
2
9
Nilai 𝒇
30 – 34 3
6 35 – 39 9
5 40 – 44 6
4 45 – 49 5
3
50 – 54 4
55 – 59 3

32 37 42 47 52 57
Berat badan (kg)

Jadi nilai modus adalah:


𝑎 6 6
𝑀𝑜 = 𝑇𝑏 + ( ) 𝑝 = 34,5 + ( ) 5 = 34,5 + ( ) 5 = 34,5 + 3,33 = 37,83
𝑎+𝑏 6+3 9

Mudah bukan?! 

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 299
Menentukan ukuran pemusatan dan ukuran letak dari data berbentuk grafik (Ogive).
Untuk menyelesaikan soal dengan bentuk data ogive, maka kita harus mengenali dulu label pada sumbu X dan Y.
Secara umum label pada sumbu X pada ogive adalah nilai tepi bawah atau atas dari kelas interval.
Secara umum label pada sumbu X pada ogive adalah nilai frekuensi kumulatif.

Ogive Positif Ogive Negatif


“Ogive Naik” “Ogive Turun”

45 45
40 40

Frekuensi Kunulatif

Frekuensi Kunulatif
35 35
30 30
25 25
20 20
15 15
10 10
5 5
0 0

Berat (kg) Berat (kg)

Contoh Soal:
Data nilai ulangan Matematika siswa kelas XIIB disajikan dalam bentuk ogive positif sebagai berikut:
𝒇𝒌 ≤
40
35

20

10

4
Nilai
0,5 20,5 40,5 60,5 80,5 100,5

Kuartil atas data siswa adalah ….

Penyelesaian:
Ubah dulu ogive menjadi data tabel distribusi frekuensi.
𝒇𝒌 ≤
40
35
Nilai Cara mencari 𝒇 𝒇 𝒇𝒌
1 – 20 4−0=4 4 4
21 – 40 10 − 4 = 6 6 10
41 – 60 20 − 10 = 10 10 20
20
61 – 80 35 − 20 = 15 15 35
81 – 100 40 − 35 = 5 5 40
10
Jumlah 40
4
Nilai
0,5 20,5 40,5 60,5 80,5 100,5

Jadi nilai kuartil atas (𝑄3 ) adalah:


3
𝑛 − 𝑓𝑘 30 − 20 10
𝑄3 = 𝑇𝑏 + (4 ) 𝑝 = 60,5 + ( ) 20 = 60,5 + ( ) 20 = 60,5 + 13,33 = 73,83
𝑓𝑄3 15 15

Mudah bukan?! 

Halaman 300 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Penjelasan detailnya langkah-langkah TRIK SUPERKILAT beserta contoh-contoh soal akan segera dilanjutkan di
http://pak-anang.blogspot.com. :)

Jadi pastikan untuk selalu mengunjungi laman web berikut:


http://pak-anang.blogspot.com/2013/03/smart-solution-un-matematika-sma-2013.html
untuk mengecek dan mengunduh update versi terbaru terbaru TRIK SUPERKILAT UN Matematika SMA 2013
pada bab Statistik (Ukuran Pemusatan atau Ukuran Letak) ini….

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 301
Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:

1. Data yang diberikan dalam tabel frekuensi sebagai berikut:


Kelas Frekuensi
20 – 29 3
30 – 39 7
40 – 49 8
50 – 59 12
60 – 69 9
70 – 79 6
80 − 89 5

Nilai modus dari data pada tabel adalah ....


40
A. 49,5  𝑑1 = 12 − 8 = 4
7 𝑑2 = 12 − 9 = 3
36 𝑇𝑏 = 50 − 0,5 = 49,5
B. 49,5  𝑖 = 10
7
36 𝑑1
C. 49,5  𝑀𝑜 = 𝑇𝑏 + ∙𝑖
7 𝑑1 + 𝑑2
4
40 = 49,5 + ∙ 10
D. 49,5  4+3
7 40
= 49,5 +
48 7
E. 49,5 
7
H

Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.

Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.

Pak Anang.

Halaman 302 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
6. 2. Menyelesaikan masalah sehari-hari dengan menggunakan kaidah pencacahan, permutasi atau kombinasi.

Kaidah Pencacahan

Aturan Perkalian

Banyak cara memilih Banyak cara memilih Banyak cara memilih


unsur pertama unsur kedua kedua unsur sekaligus

𝑚 𝑛 𝑚×𝑛

Faktorial
“Perkalian Bilangan Urut”

𝑛! = 𝑛 × (𝑛 − 1) × (𝑛 − 2) × … × 3 × 2 × 1

Catatan: 1! = 1 dan 0! = 1

Banyak cara menyusun 𝒓 buah unsur


dari keseluruhan 𝒏 buah unsur

Permutasi Kombinasi
“Perhatikan Urutan” “Urutan Tidak Diperhatikan”

𝑛! 𝑛!
𝑛 𝑃𝑟 = 𝑛 𝐶𝑟 =
(𝑛 − 𝑟)! 𝑟! (𝑛 − 𝑟)!

Catatan: 𝑟 ≤ 𝑛 Catatan: 𝑟 ≤ 𝑛

Permutasi Ada Unsur Sama


“Ada 𝒌 unsur yang sama,
ada 𝓵 unsur yang sama,
dan 𝒎 unsur yang sama”

𝑛! 𝑛 𝑃𝑟
𝑛 𝑃(𝑘,ℓ,𝑚) = 𝑛 𝐶𝑟 =
𝑘! ℓ! 𝑚! 𝑟!

Catatan: 𝑘 + ℓ + 𝑚 ≤ 𝑛 Kombinasi adalah permutasi tanpa memperhatikan urutan obyek.


Jadi, rumus kombinasi diperoleh dari permutasi 𝑟 unsur dari 𝑛 unsur
namun karena hasil permutasi tersebut urutan tidak diperhatikan
maka dianggap hasil permutasi tersebut ada 𝑟 unsur yang sama.

Permutasi Siklis
“Posisi Melingkar”

𝑃𝑠𝑖𝑘𝑙𝑖𝑠 = (𝑛 − 1)!

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 303
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Menyusun Rumus Permutasi.

Cara paling mudah untuk menyusun rumus permutasi adalah menggunakan definisi aslinya.

Di sekolah mungkin adik-adik diberikan rumus permutasi seperti dituliskan pada halaman sebelumnya, yaitu:

𝑛!
𝑛 𝑃𝑟 =
(𝑛 − 𝑟)!

Padahal, definisi asli dari permutasi adalah sebagai berikut:

𝑛 𝑃𝑟 = 𝑛 × (𝑛 − 1) × (𝑛 − 2) × … × (𝑛 − 𝑟 + 1)

Rumus tersebut adalah pengembangan dari aturan perkalian dalam menyusun banyak 𝑟 unsur berbeda yang
bisa dibuat dari 𝑛 unsur.

Misalnya saja, menyusun 3 unsur berbeda dari 5 unsur yang diberikan.


Maka kita akan membuat 3 kotak sebagai berikut:

Pada kotak pertama bisa diisi 5 unsur.


Pada kotak kedua bisa diisi 4 unsur, karena 1 unsur sudah diisikan pada kotak pertama.
Pada kotak ketiga bisa diisi 3 unsur, karena 2 unsur sudah diisikan pada kotak pertama dan kedua.

Sehingga dari aturan perkalian diperoleh banyaknya cara menyusun 3 unsur berbeda dari 5 unsur adalah:
5 × 4 × 3 = 60 cara.

Dari sini jelas bahwa rumus permutasi 3 unsur berbeda dari 5 unsur adalah:
5 × 4 × 3 = “perkalian mundur dimulai dari bilangan 5 sebanyak 3 faktor”

Jadi bisa disimpulkan bahwa:

𝒏 𝑷𝒓 = “𝐩𝐞𝐫𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐦𝐮𝐧𝐝𝐮𝐫 𝐝𝐢𝐦𝐮𝐥𝐚𝐢 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐛𝐢𝐥𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝒏 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐧𝐲𝐚𝐤 𝒓 𝐟𝐚𝐤𝐭𝐨𝐫”

Sehingga dengan mudah kita hitung nilai permutasi berikut:

15 𝑃4= 15 × 14 × 13 × 12 (perkalian mundur 4 angka terakhir dari 15)


10 3 = 10 × 9 × 8 (perkalian mundur 3 angka terakhir dari 10)
𝑃
7 𝑃2 = 8 × 7 (perkalian mundur 2 angka terakhir dari 7)
5 𝑃2 = 5 × 4 (perkalian mundur 2 angka terakhir dari 5)
Dst… dst… dst…

Atau bila soalnya berbentuk kalimat seperti berikut:

Di suatu kelas terdapat 12 siswa. Banyak cara memilih ketua, wakil ketua, dan sekretaris dari 12 siswa
dalam suatu kelas tersebut adalah sebanyak …. cara.

Karena kita menyusun 3 siswa dari keseluruhan 12 siswa dengan memperhatikan urutan, maka digunakan
konsep permutasi 12 𝑃3.

Sehingga banyak cara memilihnya ada sebanyak:


12 𝑃3 = 12 × 11 × 10 = 1320 cara (perkalian mundur 3 angka terakhir dari 12)

Mudah bukan?! 

Halaman 304 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Menyusun Rumus Kombinasi.

Cara paling mudah untuk menyusun rumus kombinasi adalah menggunakan definisi aslinya.

Di sekolah mungkin adik-adik diberikan rumus kombinasi seperti dituliskan pada halaman sebelumnya, yaitu:

𝑛!
𝑛 𝐶𝑟 =
𝑟! (𝑛 − 𝑟)!

Padahal, definisi asli dari permutasi adalah sebagai berikut:

𝑛 𝐶𝑟
𝑛 𝐶𝑟 =
𝑟!

Penjelasannya sebagai berikut:


Kombinasi adalah permutasi tanpa memperhatikan urutan obyek. Jadi, rumus kombinasi diperoleh dari permutasi 𝑟 unsur
dari 𝑛 unsur, namun karena hasil permutasi tersebut urutan tidak diperhatikan, maka dianggap hasil permutasi tersebut ada
𝑟 unsur yang sama.

Jadi bisa disimpulkan bahwa:

(𝐩𝐞𝐫𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐦𝐮𝐧𝐝𝐮𝐫 𝐝𝐢𝐦𝐮𝐥𝐚𝐢 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐛𝐢𝐥𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝒏 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐧𝐲𝐚𝐤 𝒓 𝐟𝐚𝐤𝐭𝐨𝐫)


𝒏 𝑪𝒓 =“ ”
(𝐩𝐞𝐫𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐣𝐮 𝐝𝐢𝐦𝐮𝐥𝐚𝐢 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐛𝐢𝐥𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝟏 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐧𝐲𝐚𝐤 𝒓 𝐟𝐚𝐤𝐭𝐨𝐫)

Sehingga dengan mudah kita hitung nilai permutasi berikut:

15 × 14 × 13 × 12 perkalian mundur 4 angka terakhir dari 15


15 𝐶4 = ( )
1×2×3×4 perkalian maju 4 angka terdepan
10 × 9 × 8 perkalian mundur 3 angka terakhir dari 10
10 𝐶3 = ( )
1×2×3 perkalian maju 3 angka terdepan
8 × 7 perkalian mundur 2 angka terakhir dari 7
7 𝐶2 = ( )
1×2 perkalian maju 2 angka terdepan
Dst… dst… dst…

Atau bila soalnya berbentuk kalimat seperti berikut:

Di suatu kelas terdapat 12 siswa. Banyak cara memilih 3 siswa dari 12 siswa dalam suatu kelas tersebut
adalah sebanyak …. cara.

Karena kita menyusun 3 siswa dari keseluruhan 12 siswa dengan tanpa memperhatikan urutan, maka
digunakan konsep kombinasi 12 𝐶3 .

Sehingga banyak cara memilihnya ada sebanyak:


2
12 × 11 × 10 perkalian mundur 2 angka terakhir dari 15
12 𝐶3 = = 220 cara ( )
1×2×3 perkalian maju 2 angka terdepan

Mudah bukan?! 

Khusus untuk Kombinasi berlaku sifat berikut:

𝒏 𝑪𝒓 = 𝒏 𝑪(𝒏−𝒓)

Jadi,
10 × 9 × 8 perkalian mundur 3 angka terakhir dari 10
10 𝐶7 = 10 𝐶3 = ( )
1×2×3 perkalian maju 3 angka terdepan

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 305
Tipe Soal yang Sering Muncul
Menentukan kaidah pencacahan menggunakan aturan perkalian.
Contoh Soal 1:
Dari angka-angka: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 akan disusun suatu bilangan yang terdiri dari 3 angka yang boleh
berulang. Banyak bilangan yang dapat disusun adalah ….

Penyelesaian:
Karena bilangan yang akan disusun terdiri dari 3 angka, maka terdapat aturan sebagai berikut:
 Angka ratusan : dapat dipilih sebanyak 7 cara, yaitu diisi dengan angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7.
 Angka puluhan : dapat dipilih sebanyak 7 cara, yaitu diisi dengan angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7.
 Angka satuan : dapat dipilih sebanyak 7 cara, yaitu diisi dengan angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7.

Sehingga bisa dinyatakan dalam tabel sebagai berikut:

Angka Angka Angka


Ratusan Puluhan Satuan

7 7 7

Jadi banyaknya bilangan yang terdiri atas 3 angka boleh berulang adalah: 7 × 7 × 7 = 343 buah.

Contoh Soal 2:
Dari angka-angka: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6 akan disusun suatu bilangan yang terdiri dari 3 angka yang boleh
berulang. Banyak bilangan yang dapat disusun adalah ….

Penyelesaian:
Karena bilangan yang akan disusun terdiri dari 3 angka, maka terdapat aturan sebagai berikut:
 Angka ratusan : dapat dipilih sebanyak 6 cara, yaitu diisi dengan angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, karena tidak
mungkin ada angka ratusan 0. Biasanya bilangan 012 hanya ditulis 12 gitu aja. 
 Angka puluhan : dapat dipilih sebanyak 7 cara, yaitu diisi dengan angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6.
 Angka satuan : dapat dipilih sebanyak 7 cara, yaitu diisi dengan angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6.

Sehingga bisa dinyatakan dalam tabel sebagai berikut:

Angka Angka Angka


Ratusan Puluhan Satuan

6 7 7

Jadi banyaknya bilangan yang terdiri atas 3 angka boleh berulang adalah: 6 × 7 × 7 = 294 buah.

Halaman 306 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 3:
Dari angka-angka: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6 akan disusun suatu bilangan genap yang terdiri dari 3 angka yang boleh
berulang. Banyak bilangan yang dapat disusun adalah ….

Penyelesaian:
Karena bilangan yang akan disusun terdiri dari 3 angka, maka terdapat aturan sebagai berikut:
 Angka satuan : karena ada syarat bilangan harus genap maka angka satuan hanya dapat dipilih
sebanyak 4 cara saja, yaitu diisi dengan angka 0, 2, 4, 6.
 Angka puluhan : dapat dipilih 7 angka, yaitu angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6.
 Angka ratusan : dapat dipilih sebanyak 6 cara, yaitu diisi dengan angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, karena tidak
mungkin ada angka ratusan 0. Biasanya bilangan 012 hanya ditulis 12 gitu aja. 

Sehingga bisa dinyatakan dalam tabel sebagai berikut:

Angka Angka Angka


Ratusan Puluhan Satuan

6 7 4

Jadi banyaknya bilangan terdiri atas 3 angka boleh berulang lebih dari 320 adalah: 6 × 7 × 4 = 168 buah.

Contoh Soal 4:
Dari angka-angka: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6 akan disusun suatu bilangan ganjil yang terdiri dari 3 angka yang boleh
berulang. Banyak bilangan yang dapat disusun adalah ….

Penyelesaian:
Karena bilangan yang akan disusun terdiri dari 3 angka, maka terdapat aturan sebagai berikut:
 Angka satuan : karena ada syarat bilangan harus ganjil maka angka satuan hanya dapat dipilih
sebanyak 3 cara saja, yaitu diisi dengan angka 1, 3, 5.
 Angka puluhan : dapat dipilih 7 angka, yaitu angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6.
 Angka ratusan : dapat dipilih sebanyak 6 cara, yaitu diisi dengan angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, karena tidak
mungkin ada angka ratusan 0. Biasanya bilangan 012 hanya ditulis 12 gitu aja. 

Sehingga bisa dinyatakan dalam tabel sebagai berikut:

Angka Angka Angka


Ratusan Puluhan Satuan

6 7 3

Jadi banyaknya bilangan terdiri atas 3 angka boleh berulang lebih dari 320 adalah: 6 × 7 × 3 = 126 buah.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 307
Contoh Soal 5:
Dari angka-angka: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6 akan disusun suatu bilangan yang terdiri dari 3 angka yang boleh
berulang. Banyak bilangan yang dapat disusun lebih dari 300 adalah ….

Penyelesaian:
Karena bilangan yang akan disusun terdiri dari 3 angka lebih dari 300, maka terdapat aturan sebagai
berikut:
 Angka ratusan : karena ada syarat harus lebih dari 300 maka angka ratusan hanya dapat dipilih
sebanyak 4 cara, yaitu diisi dengan angka 3, 4, 5, 6.
 Angka puluhan : dapat dipilih sebanyak 7 cara, yaitu dapat diisi dengan angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6.
 Angka satuan : dapat dipilih sebanyak 7 cara, yaitu dapat diisi dengan angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6.

Angka Angka Angka


Ratusan Puluhan Satuan

4 7 7

Jadi banyaknya bilangan terdiri atas 3 angka boleh berulang lebih dari 300 adalah: 4 × 7 × 7 = 196 buah.

Contoh Soal 6:
Dari angka-angka: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6 akan disusun suatu bilangan yang terdiri dari 3 angka yang boleh
berulang. Banyak bilangan yang dapat disusun lebih dari 320 adalah ….

Penyelesaian:
Bilangan lebih dari 320, artinya kita harus memecah menjadi dua bagian, yaitu:
- Bilangan ratusan dengan angka ratusan 3, yang bilangan puluhannya harus lebih dari 20.
- Bilangan ratusan dengan angka ratusan selain 3.

Untuk bilangan ratusan dengan angka ratusan 3, yang bilangan puluhannya harus lebih dari 20. maka
terdapat aturan sebagai berikut:
 Angka ratusan : angka ratusan hanya dapat dipilih sebanyak 1 cara saja, yaitu diisi angka 3 saja.
 Angka puluhan : dapat dipilih sebanyak 5 cara saja, yaitu dapat diisi dengan angka 2, 3, 4, 5, 6.
 Angka satuan : dapat dipilih sebanyak 7 cara, yaitu dapat diisi dengan angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6.

Angka Angka Angka


Ratusan Puluhan Satuan

1 5 7

Untuk bilangan ratusan dengan angka ratusan selain 3, maka terdapat aturan sebagai berikut:
 Angka ratusan : dapat dipilih sebanyak 3 cara saja, yaitu diisi dengan angka 4, 5, dan 6 saja.
 Angka puluhan : dapat dipilih sebanyak 7 cara, yaitu dapat diisi dengan angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6.
 Angka satuan : dapat dipilih sebanyak 7 cara, yaitu dapat diisi dengan angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6.

Angka Angka Angka


Ratusan Puluhan Satuan

3 7 7

Jadi banyaknya bilangan terdiri atas 3 angka boleh berulang lebih dari 320 adalah:
(1 × 5 × 7) + (3 × 7 × 7) = 35 + 147 = 182 buah.

Halaman 308 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 7:
Dari angka-angka: 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7 akan disusun suatu bilangan yang terdiri dari 3 angka dengan tidak
angka yang boleh berulang. Banyak bilangan yang dapat disusun adalah ….

Penyelesaian:
Karena bilangan yang akan disusun terdiri dari 3 angka, maka terdapat aturan sebagai berikut:
 Angka ratusan : dapat dipilih sebanyak 7 cara, yaitu diisi dengan angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7.
Misal kita pilih angka 1 sebagai angka ratusan.
 Angka puluhan : angka puluhan hanya dapat diisi dengan angka selain angka 1 yang sudah digunakan
sebagai angka ratusan.
Jadi angka puluhan hanya dapat dipilih sebanyak 6 cara, yaitu diisi dengan angka 2,
3, 4, 5, 6, 7.
Misal kita pilih angka 2 sebagai angka puluhan.
 Angka satuan : angka satuan hanya dapat diisi dengan angka selain angka 1 yang sudah digunakan
sebagai angka ratusan, dan angka 2 yang digunakan sebagai angka puluhan.
Jadi angka satuan hanya dapat dipilih sebanyak 5 cara, yaitu diisi dengan angka 3, 4,
5, 6, 7 saja.

Sehingga bisa dinyatakan dalam tabel sebagai berikut:

Angka Angka Angka


Ratusan Puluhan Satuan

7 6 5

Jadi banyaknya bilangan yang terdiri atas 3 angka tidak boleh berulang adalah: 7 × 6 × 5 = 210 buah.

Contoh Soal 8:
Dari angka-angka: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6 akan disusun suatu bilangan yang terdiri dari 3 angka dengan tidak
angka yang boleh berulang. Banyak bilangan yang dapat disusun adalah ….

Penyelesaian:
Karena bilangan yang akan disusun terdiri dari 3 angka, maka terdapat aturan sebagai berikut:
 Angka ratusan : dapat dipilih sebanyak 6 cara, yaitu diisi dengan angka 1, 2, 3, 4, 5, 6, karena tidak
mungkin ada angka ratusan 0. Biasanya bilangan 012 hanya ditulis 12 gitu aja. 
Misal kita pilih angka 1 sebagai angka ratusan
 Angka puluhan : angka puluhan hanya dapat diisi dengan angka selain angka 1 yang sudah digunakan
sebagai angka ratusan.
Jadi angka puluhan hanya dapat dipilih sebanyak 6 cara, yaitu diisi dengan angka 0,
2, 3, 4, 5, 6.
Misal kita pilih angka 2 sebagai angka puluhan.
 Angka satuan : angka satuan hanya dapat diisi dengan angka selain angka 1 yang sudah digunakan
sebagai angka ratusan, dan angka 2 yang digunakan sebagai angka puluhan.
Jadi angka satuan hanya dapat dipilih sebanyak 5 cara, yaitu diisi dengan angka 0, 3,
4, 5, 6 saja.

Sehingga bisa dinyatakan dalam tabel sebagai berikut:

Angka Angka Angka


Ratusan Puluhan Satuan

6 6 5

Jadi banyaknya bilangan yang terdiri atas 3 angka tidak boleh berulang adalah: 6 × 6 × 5 = 180 buah.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 309
Contoh Soal 9:
Dari angka-angka: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6 akan disusun suatu bilangan genap yang terdiri dari 3 angka dengan
tidak angka yang boleh berulang. Banyak bilangan yang dapat disusun adalah ….

Penyelesaian:
Bilangan genap dan tersedia angka 0 (nol), artinya kita harus memecah menjadi dua bagian, yaitu:
- Bilangan genap dengan angka 0 (nol) berada di posisi angka satuan.
- Bilangan genap dengan angka genap selain 0 (nol) berada di posisi angka satuan.

Untuk bilangan genap dengan angka 0 (nol) berada di posisi angka satuan, maka terdapat aturan sebagai
berikut:
 Angka satuan : karena angka satuan sudah pasti 0 (nol) maka angka satuan hanya dapat dipilih
sebanyak 1 cara saja, yaitu diisi dengan angka 0 saja.
 Angka puluhan : dapat dipilih 6 angka, yaitu angka 1, 2, 3, 4, 5, 6.
Misal kita pilih angka 1 sebagai angka puluhan.
 Angka ratusan : angka ratusan hanya dapat diisi dengan angka selain angka 0 yang sudah digunakan
sebagai angka satuan, dan angka 1 yang digunakan sebagai angka puluhan.
Jadi angka satuan hanya dapat dipilih sebanyak 5 cara, yaitu diisi dengan angka 2, 3,
4, 5, 6 saja.

Angka Angka Angka


Ratusan Puluhan Satuan

1 6 5

Untuk bilangan genap dengan angka genap selain 0 (nol) berada di posisi angka satuan, maka terdapat
aturan sebagai berikut:
 Angka satuan : karena angka satuan sudah pasti angka bukan 0 (nol) maka angka satuan hanya
dapat dipilih sebanyak 3 cara saja, yaitu diisi dengan angka 2, 4, 6 saja.
Misal kita pilih angka 2 sebagai angka satuan.
 Angka ratusan : angka ratusan hanya dapat diisi dengan angka selain angka 2 yang sudah digunakan
sebagai angka satuan, dan jangan lupa angka 0 tidak boleh berada di angka ratusan.
sehingga untuk angka ratusan dapat dipilih sebanyak 5 cara, yaitu angka 1, 3, 4, 5, 6.
Misal kita pilih angka 1 sebagai angka ratusan.
 Angka puluhan : angka puluhan hanya dapat diisi dengan angka selain angka 2 yang sudah digunakan
sebagai angka satuan, dan angka 1 yang digunakan sebagai angka ratusan.
Jadi angka puluhan hanya dapat dipilih sebanyak 5 cara, yaitu diisi dengan angka 0,
3, 4, 5, 6 saja.

Angka Angka Angka


Ratusan Puluhan Satuan

3 5 5

Jadi banyaknya bilangan genap terdiri atas 3 angka tidak boleh berulang adalah:
(1 × 6 × 5) + (3 × 5 × 5) = 30 + 75 = 105 buah.

Halaman 310 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Contoh Soal 10:
Dari angka-angka: 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6 akan disusun suatu bilangan ganjil yang terdiri dari 3 angka dengan tidak
angka yang boleh berulang. Banyak bilangan yang dapat disusun adalah ….

Penyelesaian:
Karena bilangan yang akan disusun terdiri dari 3 angka, maka terdapat aturan sebagai berikut:
 Angka satuan : karena ada syarat bilangan harus ganjil maka angka satuan hanya dapat dipilih
sebanyak 3 cara saja, yaitu diisi dengan angka 1, 3, 5.
Misal kita pilih angka 1 sebagai angka satuan.
 Angka ratusan : angka ratusan hanya dapat diisi dengan angka selain angka 1 yang sudah digunakan
sebagai angka satuan, dan jangan lupa angka 0 tidak boleh berada di angka ratusan.
sehingga untuk angka ratusan dapat dipilih sebanyak 5 cara, yaitu angka 2, 3, 4, 5, 6.
Misal kita pilih angka 2 sebagai angka ratusan.
 Angka puluhan : angka puluhan hanya dapat diisi dengan angka selain angka 1 yang sudah digunakan
sebagai angka satuan, dan angka 2 yang digunakan sebagai angka ratusan.
Jadi angka puluhan hanya dapat dipilih sebanyak 5 cara, yaitu diisi dengan angka 0,
3, 4, 5, 6 saja.

Sehingga bisa dinyatakan dalam tabel sebagai berikut:

Angka Angka Angka


Ratusan Puluhan Satuan

3 5 5

Jadi banyaknya bilangan ganjil terdiri atas 3 angka tidak boleh berulang adalah: 3 × 5 × 5 = 75 buah.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 311
Menentukan kaidah pencacahan menggunakan permutasi.
Contoh Soal 1:
Berapa banyak cara menempatkan 7 orang duduk dalam satu baris dalam urutan yang berbeda?

Penyelesaian:
Banyak urutan adalah bisa ditentukan menggunakan permutasi karena urutan posisi duduk diperhatikan.
Sehingga 𝐴𝐵 ≠ 𝐵𝐴.

Maka banyaknya posisi duduk adalah sebanyak 7 orang diambil sekaligus semuanya.
Tujuh orang disusun secara permutasi sebanyak 7 orang.
7! 7! 7!
7 𝑃7 = = = = 7 × 6 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1 = 5040
(7 − 7)! 0! 1

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:

𝒏 𝑷𝒓 = “𝐩𝐞𝐫𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐦𝐮𝐧𝐝𝐮𝐫 𝐝𝐢𝐦𝐮𝐥𝐚𝐢 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐛𝐢𝐥𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝒏 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐧𝐲𝐚𝐤 𝒓 𝐟𝐚𝐤𝐭𝐨𝐫”

7 permutasi 7, bisa diartikan perkalian 7 angka terakhir dari 7.


7 𝑃7 = 7 × 6 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1 = 5040

Contoh Soal 2:
Dari keseluruhan 7 orang ada berapa banyak cara menempatkan orang duduk dalam satu baris yang terdiri
dari 4 kursi dalam urutan yang berbeda?

Penyelesaian:
Banyak urutan adalah bisa ditentukan menggunakan permutasi karena urutan posisi duduk diperhatikan.
Sehingga 𝐴𝐵 ≠ 𝐵𝐴.

Maka banyaknya posisi duduk adalah mengambil 4 orang dari total 7 orang secara permutasi.
Tujuh orang disusun secara permutasi sebanyak 4 orang.
7! 7! 7 × 6 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1
7 𝑃4 = = = = 7 × 6 × 5 × 4 = 840
(7 − 4)! 3! 3×2×1

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


7 permutasi 4, bisa diartikan perkalian 4 angka terakhir dari 7.
7 𝑃4 = 7 × 6 × 5 × 4 = 840

Contoh Soal 3:
Ada 12 orang calon pengurus OSIS, akan dipilih 3 orang untuk menduduki posisi ketua, wakil ketua, dan
sekretaris. Ada berapa banyak cara menyusun pengurus OSIS tersebut?

Penyelesaian:
Banyak urutan adalah bisa ditentukan menggunakan permutasi karena urutan posisi jabatan pengurus
diperhatikan.
Sehingga 𝐴𝐵 ≠ 𝐵𝐴.

Maka banyaknya posisi duduk adalah mengambil 3 orang dari keseluruhan 12 orang secara permutasi.
Dua belas orang disusun secara permutasi sebanyak 3 orang.
12! 12! 12 × 11 × 10 × 9 × 8 × 7 × 6 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1
12 𝑃3 = = = = 12 × 11 × 10 = 1320
(12 − 3)! 9! 9×8×7×6×5×4×3×2×1

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


12 permutasi 3, bisa diartikan perkalian 3 angka terakhir dari 12.
12 𝑃3 = 12 × 11 × 10 = 1320

Halaman 312 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Menentukan kaidah pencacahan menggunakan permutasi dengan ada unsur yang sama.
Contoh Soal 1:
Berapa banyak cara menyusun kata berlainan dari kata MATEMATIKA?

Penyelesaian:
Elemen penyusun kata MATEMATIKA adalah M, A, T, E, M, A, T, I, K, A.
Maka banyaknya elemen adalah: 𝑛 = 10

Banyak elemen huruf yang sama adalah:


- Huruf M ada sebanyak 2 buah, jadi 𝑘 = 2.
- Huruf A ada sebanyak 3 buah, jadi ℓ = 3.
- Huruf T ada sebanyak 2 buah, jadi 𝑚 = 2.

Jadi banyaknya kata berbeda yang bisa disusun adalah:


10! 10 × 9 × 8 × 7 × 6 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1
10 𝑃(2,3,2) = = = 151.200 kata
2! 3! 2! 2×1×3×2×1×2×1

Contoh Soal 2:
Dalam suatu rak buku terdapat 5 buku Biologi, dan 4 buku Matematika serta 1 buah buku Fisika. Buku-
buku tersebut akan disusun dengan ditumpuk dari bawah ke atas. Ada berapa banyak cara berbeda dalam
menyusun buku tersebut?

Penyelesaian:
Elemen penyusun ada 5 buku Biologi, 4 buku Matematika, serta 1 buah buku Fisika.
Maka banyaknya elemen adalah: 𝑛 = 10

Banyak elemen huruf yang sama adalah:


- Buku Biologi ada sebanyak 5 buah, jadi 𝑘 = 5.
- Buku Matematika ada sebanyak 4 buah, jadi ℓ = 4.

Jadi banyaknya susunan berbeda dari buku yang bisa disusun adalah:
10! 10 × 9 × 8 × 7 × 6 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1
10 𝑃(5,4) = = = 1.260 cara
5! 4! 5×4×3×2×1×4×3×2×1

Contoh Soal 3:
Ada 3 bendera merah, 1 bendera biru, dan 1 bendera hijau. Bendera-bendera tersebut akan digantung
secara vertikal, maka ada berapa banyak cara menyusun bendera tersebut secara berbeda?

Penyelesaian:
Elemen penyusun ada 3 bendera merah, 1 bendera biru, dan 1 bendera hijau.
Maka banyaknya elemen adalah: 𝑛 = 5

Banyak elemen huruf yang sama adalah:


- Bendera merah ada sebanyak 3 buah, jadi 𝑘 = 3.

Jadi banyaknya susunan berbeda dari bendera yang bisa disusun adalah:
5! 5 × 4 × 3 × 2 × 1
5 𝑃(3) = = = 20 cara
3! 3×2×1

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 313
Menentukan kaidah pencacahan menggunakan permutasi siklis.
Contoh Soal 1:
Tentukan ada berapa banyak cara mengatur posisi duduk 5 orang mengelilingi meja berbentuk lingkaran!

Penyelesaian:
Mengatur 7 orang duduk secara melingkar, 𝑛 = 5.
Berarti kita gunakan permutasi siklis.
𝑃𝑠𝑖𝑘𝑙𝑖𝑠 = (5 − 1)! = 4! = 4 × 3 × 2 × 1 = 24 cara

Contoh Soal 2:
Berapa cara 10 orang dapat duduk mengelilingi meja bundar apabila ada 2 orang yang harus duduk secara
berdekatan?

Penyelesaian:
Karena ada 2 orang harus duduk berdekatan, berarti 2 orang ini kita anggap menjadi satu kesatuan.
Sementara banyak cara menyusun 2 orang yang duduk saling berdekatan sebanyak 2!.

Nah, karena 2 orang dianggap menjadi satu, maka dari total 10 orang kini tinggal 9 orang yang akan diatur
duduk secara melingkar.
Mengatur 9 orang duduk secara melingkar, 𝑛 = 9.
Berarti kita gunakan permutasi siklis.
𝑃𝑠𝑖𝑘𝑙𝑖𝑠 = (9 − 1)! = 8!

Jadi banyaknya cara menyusun 10 orang duduk melingkar apabila ada 2 orang yang harus duduk bersebelahan:
𝑃 = 𝑃𝑠𝑖𝑘𝑙𝑖𝑠 × 2! = 8! 2! = 8 × 7 × 6 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1 × 2 × 1 = 80.640 cara

Contoh Soal 3:
Ada 4 orang siswa kelas X, 3 orang siswa kelas XI, dan 2 orang siswa kelas XII akan berunding duduk
mengelilingi meja bundar. Berapa banyak cara duduk apabila siswa satu kelas harus duduk bersebelahan.

Penyelesaian:
Nah, yang ditanyakan oleh soal adalah banyak cara menyusun 3 kelompok kelas yang akan diatur duduk secara
melingkar.
Berarti kita gunakan permutasi siklis.
𝑃𝑠𝑖𝑘𝑙𝑖𝑠 = (3 − 1)! = 2!

Sementara banyaknya cara menyusun posisi duduk siswa kelas X adalah sebanyak 4 𝑃4 = 4!.

Sementara banyaknya cara menyusun posisi duduk siswa kelas XI adalah sebanyak 3 𝑃3 = 3!.

Sementara banyaknya cara menyusun posisi duduk siswa kelas XII adalah sebanyak 2 𝑃2 = 2!.

Jadi banyaknya cara menyusun siswa duduk melingkar apabila ada siswa satu kelas harus duduk bersebelahan:
𝑃 = 𝑃𝑠𝑖𝑘𝑙𝑖𝑠 × 4! × 3! × 2! = 2! × 4! × 3! × 2! = 576 cara

Halaman 314 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
Menentukan kaidah pencacahan menggunakan kombinasi.
Contoh Soal 1:
Dari keseluruhan 7 orang ada berapa banyak cara memilih 4 orang untuk dijadikan pengurus RT?

Penyelesaian:
Banyak urutan adalah bisa ditentukan menggunakan kombinasi karena urutan posisi duduk tidak
diperhatikan.
Sehingga 𝐴𝐵 = 𝐵𝐴.

Maka banyaknya cara memilih adalah memilih 4 orang dari total 7 orang secara kombinasi
Tujuh orang dipilih secara kombinasi sebanyak 4 orang.
7! 7! 7×6×5×4×3×2×1 7×6×5
7 𝐶4 = = = = = 35
(7 − 4)! 4! 3! 4! 3 × 2 × 1 × 4 × 3 × 2 × 1 3 × 2 × 1

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:

(𝐩𝐞𝐫𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐦𝐮𝐧𝐝𝐮𝐫 𝐝𝐢𝐦𝐮𝐥𝐚𝐢 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐛𝐢𝐥𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝒏 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐧𝐲𝐚𝐤 𝒓 𝐟𝐚𝐤𝐭𝐨𝐫)


𝒏 𝑪𝒓 =“ ”
(𝐩𝐞𝐫𝐤𝐚𝐥𝐢𝐚𝐧 𝐦𝐚𝐣𝐮 𝐝𝐢𝐦𝐮𝐥𝐚𝐢 𝐝𝐚𝐫𝐢 𝐛𝐢𝐥𝐚𝐧𝐠𝐚𝐧 𝟏 𝐬𝐞𝐛𝐚𝐧𝐲𝐚𝐤 𝒓 𝐟𝐚𝐤𝐭𝐨𝐫)

7 kombinasi 4, bisa diartikan perkalian 4 angka terakhir dari 7 dibagi perkalian 4 angka awal.
7×6×5×4
7 𝐶4 = = 35
4×3×2×1

Contoh Soal 2:
Ada 12 orang siswa yang telah mendaftar, akan dipilih 3 orang untuk menjadi pengurus OSIS. Ada berapa
banyak cara menyusun pengurus OSIS tersebut?

Penyelesaian:
Banyak urutan adalah bisa ditentukan menggunakan kombinasi karena urutan posisi jabatan pengurus
tidak diperhatikan.
Sehingga 𝐴𝐵 = 𝐵𝐴.

Maka banyaknya posisi duduk adalah mengambil 3 orang dari keseluruhan 12 orang secara permutasi.
Dua belas orang disusun secara permutasi sebanyak 3 orang.
12! 12! 12 × 11 × 10 × 9 × 8 × 7 × 6 × 5 × 4 × 3 × 2 × 1
12 𝐶3 = = =
(12 − 3)! 3! 9! 3! 9×8×7×6×5×4×3×2×1×3×2×1
12 × 11 × 10
=
3×2×1
= 220

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


12 kombinasi 3, bisa diartikan perkalian 3 angka terakhir dari 12 dibagi perkalian 3 angka awal.
12 × 11 × 10
12 𝐶3 = = 1320
3×2×1

Penjelasan detailnya langkah-langkah TRIK SUPERKILAT beserta contoh-contoh soal akan segera dilanjutkan di
http://pak-anang.blogspot.com. :)

Jadi pastikan untuk selalu mengunjungi laman web berikut:


http://pak-anang.blogspot.com/2013/03/smart-solution-un-matematika-sma-2013_31.html
untuk mengecek dan mengunduh update versi terbaru terbaru TRIK SUPERKILAT UN Matematika SMA 2013
pada bab Kaidah Pencacahan (Aturan Perkalian, Permutasi, dan Kombinasi) ini….

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 315
Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:

1. Bilangan terdiri dari 4 angka disusun dari angka-angka 1, 2, 3, 5, 6, dan 7. Banyak susunan bilangan
dengan angka-angka yang berlainan (angka-angkanya tidak boleh berulang) adalah ....
A. 20 Permutasi 4 angka dari 6 angka:
B. 40 6! 6! 6 ∙ 5 ∙ 4 ∙ 3 ∙ 2 ∙ 1
6𝑃4 = = = = 6 ∙ 5 ∙ 4 ∙ 3 = 360
C. 80 (6 − 4)! 2! 2∙1
D. 120
E. 360
Bisa juga dikerjakan dengan menggunakan aturan perkalian,
banyaknya bilangan berbeda yang bisa dibentuk adalah:
𝑛 = 6 × 5 × 4 × 3 = 360 bilangan

2. Banyak susunan kata yang dpat dibentuk dari kata ”WIYATA” adalah ....
A. 360 kata Permutasi 6 unsur dari dengan ada 2 unsur yang sama, yakni huruf A:
B. 180 kata 6! 6 ∙ 5 ∙ 4 ∙ 3 ∙ 2 ∙ 1
C. 90 kata = = 360 kata
2! 2∙1
D. 60 kata
E. 30 kata

Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.

Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.

Pak Anang.

Halaman 316 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
6. 3. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan peluang suatu kejadian.

Peluang Kejadian

Ruang Sampel Banyaknya Kejadian


“semua kejadian yang mungkin” “kejadian yang ditanyakan di soal”

𝑛(𝑆) 𝑛(𝐴)

Peluang Kejadian
“banyak kejadian dibagi banyak ruang sampel”

𝑛(𝐴)
𝑃(𝐴) =
𝑛(𝑆)

0 ≤ 𝑃(𝐴) ≤ 1
↓ ↓
mustahil pasti

Peluang Kejadian Komplemen


“peluang tidak terjadinya A”

𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐴)𝐶 = 1

𝑃(𝐴)𝐶 = 1 − 𝑃(𝐴)𝐶

Frekuensi Harapan
“banyak kejadian dalam 𝒏 kali percobaan”

𝑓ℎ (𝐴) = 𝑛 × 𝑃(𝐴)

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 317
Peluang
Kejadian Majemuk

Peluang Gabungan Dua Kejadian Peluang Dua Kejadian Bersyarat


“Peluang Kejadian A atau B “Peluang Kejadian A dan B
A dan B mungkin terjadi bersama” dengan syarat B telah terjadi"

𝑃(𝐴 ∪ 𝐵) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵) − 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵)


𝑃(𝐴|𝐵) =
catatan: 𝐴 ∩ 𝐵 ≠ ∅ 𝑃(𝐵)

“Peluang Kejadian A dan B


dengan syarat A telah terjadi”

Peluang Dua Kejadian Saling Lepas 𝑃(𝐵|𝐴) =


𝑃(𝐴 ∩ 𝐵)
𝑃(𝐴)
“Peluang Kejadian A atau B
A dan B tidak mungkin terjadi bersama”

𝑃(𝐴 ∪ 𝐵) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵) − 𝑃(𝐴 ∩ 𝐵)


catatan: 𝐴 ∩ 𝐵 = ∅
Peluang Dua Kejadian Saling Bebas
”Peluang Kejadian A dan B
yang tidak saling mempengaruhi”

𝑃(𝐴 ∩ 𝐵) = 𝑃(𝐴) × 𝑃(𝐵)

Halaman 318 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
KONSEP DASAR Menyusun Ruang Sampel.

Pada soal UN Matematika SMA beberapa tahun terakhir, materi peluang yang sering ditanyakan adalah
menentukan peluang kejadian pada:
- pelemparan dua buah dadu,
- pelemparan beberapa mata uang koin,
- pengambilan beberapa bola yang diletakkan dalam sebuah kotak dengan atau tanpa pengembalian,
- pengambilan beberapa kartu pada kartu bridge atau kartu remi.
Cara menyusun ruang sampel ada berbagai macam cara, diantaranya adalah:
- diagram pohon
- tabel
- mendaftar anggota
Contoh:
Menyusun ruang sampel untuk percobaan pelemparan dua dadu.

Menggunakan tabel.

Dadu 2
1 2 3 4 5 6
Dadu 1
1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)

2 (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6)

3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6)

4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6)

5 (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6)

6 (6,1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6)

Menggunakan diagram pohon.


Dadu 1 Dadu 2 Hasilnya

1 (1,1)
2 (1,2)
1 3 (1,3)
4 (1,4)
5 (1,5)
6 (1,6)

1 (2,1)
2 (2,2)
2 3 (2,3)
4 (2,4)
5 (2,5)
6 (2,6)

1 (3,1)
2 (3,2)
3 3 (3,3)
4 (3,4)
5 (3,5)
6 (3,6)
Awal
1 (4,1)
2 (4,2)
4 3 (4,3)
4 (4,4)
5 (4,5)
6 (4,6)

1 (5,1)
2 (5,2)
5 3 (5,3)
4 (5,4)
5 (5,5)
6 (5,6)

1 (6,1)
2 (6,2)
6 3 (6,3)
4 (6,4)
5 (6,5)
6 (6,6)

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 319
Menyusun ruang sampel untuk pelemparan dua mata uang koin.

Menggunakan tabel.

Koin 2
A G
Koin 1
A (A,A) (A,G)

G (G,A) (G,G)

Menggunakan diagram pohon.

Koin 1 Dadu 2 Hasilnya

A (A,A)

G (A,G)

Awal

A (G,A)

G (G,G)

Menyusun ruang sampel untuk satu set kartu bridge atau kartu remi.

Dalam satu set kartu bridge atau kartu remi terdapat 52 kartu (tanpa kartu joker).

Halaman 320 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Menemukan Kejadian Tertentu pada Ruang Sampel Pelemparan Beberapa Koin.

Contoh Soal:
Dalam pelemparan dua koin tentukan peluang paling banyak muncul satu angka!

Penyelesaian:
Nah, kejadian paling sedikit muncul satu angka bisa diartikan sebagai berikut:
- muncul 1 angka, 1 gambar.
- muncul 2 angka (dua-duanya angka).

𝑆 = kejadian pelemparan dua koin secara bersama-sama


Koin 2 𝑆 = {(𝐴, 𝐴), (𝐴, 𝐺), (𝐺, 𝐴), (𝐺, 𝐺)}
A G
Koin 1 𝑛(𝑆) = 4
A (A,A) (A,G)
𝐴 = kejadian muncul paling sedikit 1 angka
G (G,A) (G,G) 𝐴 = {(𝐴, 𝐴), (𝐴, 𝐺), (𝐺, 𝐴)}
𝑛(𝐴) = 3

Maka peluang kejadian muncul paling sedikit satu angka adalah:


𝑛(𝐴) 3
𝑃(𝐴) = =
𝑛(𝑆) 4

Menyusun TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS:

Perhatikan pada tabel ruang sampel tersebut:


Banyak kejadian muncul 0 angka = 1 kejadian
Banyak kejadian muncul 1 angka = 2 kejadian
Banyak kejadian muncul 2 angka = 1 kejadian

Pada perluasan soal ini untuk pelemparan 3 koin akan menghasilkan ruang sampel sebagai berikut:
Banyak kejadian muncul 0 angka = 1 kejadian
Banyak kejadian muncul 1 angka = 3 kejadian
Banyak kejadian muncul 2 angka = 3 kejadian
Banyak kejadian muncul 3 angka = 1 kejadian

Ingat? Bentuk barisan bilangan berikut:

1 1

1 2 1

1 3 3 1

1 4 6 4 1

Nah,ternyata TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS untuk menyusun banyak kejadian tertentu pada
pelemparan beberapa koin adalah menggunakan bilangan segitiga pascal atau di SMA dikenal sebagai konsep
binomial newton, yang tentunya sudah kita kuasai.

Contoh TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS:

Ruang sampel pada pelemparan 3 koin secara praktis bisa dinyatakan dalam penjabaran bentuk aljabar berikut:

(𝐴 + 𝐺)3 = 𝐴3 + 3𝐴2 𝐺 + 3𝐴𝐺 2 + 𝐺 3

1 kejadian muncul 3 angka,


3 kejadian muncul 2 angka dan 1 gambar,
3 kejadian muncul 1 angka dan 2 gambar,
1 kejadian muncul 3 gambar.

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 321
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Jumlah Dua Mata Dadu pada Ruang Sampel Pelemparan Dua Dadu.

Contoh Soal:
Pada pelemparan dua dadu secara bersama-sama, tentukan peluang munculnya dua dadu berjumlah 9!

Penyelesaian:
𝑛(𝑆) = 36

𝐴 = kejadian muncul dua dadu berjumlah 9


𝐴 = {(3,6), (4,5), (5,4), (6,3)}
𝑛(𝐴) = 4

Maka peluang kejadian muncul dua dadu berjumlah 9 adalah:


𝑛(𝐴) 4
𝑃(𝐴) = =
𝑛(𝑆) 36

Penyelesaian TRIK SUPERKILAT:


Menghafal banyak kejadian jumlah angka pada pelemparan dua mata dadu:
Jumlah angka pada dua dadu 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Banyaknya kejadian 1 2 3 4 5 6 5 4 3 2 1

Nah, sekarang coba perhatikan dengan jeli tabel dari ruang sampel pelemparan dua dadu berikut:

Dadu 2
1 2 3 4 5 6
Dadu 1
1 (1,1) (1,2) (1,3) (1,4) (1,5) (1,6)
2 (2,1) (2,2) (2,3) (2,4) (2,5) (2,6)
3 (3,1) (3,2) (3,3) (3,4) (3,5) (3,6)
4 (4,1) (4,2) (4,3) (4,4) (4,5) (4,6)
5 (5,1) (5,2) (5,3) (5,4) (5,5) (5,6)

6 (6,1) (6,2) (6,3) (6,4) (6,5) (6,6)

Jumlah Dua
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Mata Dadu
1+1 1+2 1+3 1+4 1+5 1+6 2+6 3+6 4+6 5+6 6+6
2+1 2+1 2+1 2+4 2+5 3+5 4+5 5+5 6+5
Kejadian
yang 3+1 3+1 3+3 3+4 4+4 5+4 6+4
mungkin 4+1 4+2 4+3 5+3 6+3
terjadi
5+1 5+2 6+2
6+1
Banyaknya
1 2 3 4 5 6 5 4 3 2 1
Kejadian

Jadi kesimpulan TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS adalah sebagai berikut:

Jumlah terkecil dua mata dadu adalah 2 dan jumlah terbesar adalah 12.

Jumlah angka pada dua dadu 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12


Banyaknya kejadian 1 2 3 4 5 6 5 4 3 2 1
naik dari 1 sampai 6 lalu turun dari 6 ke 1 lagi 

Halaman 322 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
TRIK SUPERKILAT dan LOGIKA PRAKTIS Pengambilan Beberapa Kelereng di dalam Sebuah Kotak.

Penjelasan detailnya langkah-langkah TRIK SUPERKILAT beserta contoh-contoh soal akan segera dilanjutkan di
http://pak-anang.blogspot.com. :)

Jadi pastikan untuk selalu mengunjungi laman web berikut:


http://pak-anang.blogspot.com/2013/04/smart-solution-un-matematika-sma-2013.html
untuk mengecek dan mengunduh update versi terbaru terbaru TRIK SUPERKILAT UN Matematika SMA 2013
pada bab Peluang Kejadian ini….

Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com) Halaman 323
Pembahasan TRIK SUPERKILAT pada contoh soal yang serupa pada UN 2012 kemarin:

1. Dua buah dadu dilempar undi bersama-sama satu kali. Peluang muncul mata dadu berjumlah 5 atau 7
adalah ....
1
A.
9 1 2 3 4 5 6 S = kejadian melempar dua mata dadu
1 1,1 1,2 1,3 1,4 1,5 1,6 n(S) = 36
1 2 2,1 2,2 2,3 2,4 2,5 2,6
B. 3 3,1 3,2 3,3 3,4 3,5 3,6 A = kejadian muncul mata dadu 5
6 4 4,1 4,2 4,3 4,4 4,5 4,6 n(A) = 4
5 5 5,1 5,2 5,3 5,4 5,5 5,6
C. 6 6,1 6,2 6,3 6,4 6,5 6,6 B = kejadian muncul mata dadu 7
18
n(B) = 6
2
D. Peluang muncul mata dadu berjumlah 5 atau 7:
3 𝑃(𝐴 ∪ 𝐵) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵)
5 𝑛(𝐴) 𝑛(𝐵)
E. = +
9 𝑛(𝑆) 𝑛(𝑆)
4 6
= +
36 36
10
=
36
5
=
18
𝐓𝐑𝐈𝐊 𝐒𝐔𝐏𝐄𝐑𝐊𝐈𝐋𝐀𝐓:
Menghafal banyak kejadian jumlah angka pada pelemparan dua mata dadu:
Jumlah angka pada dua dadu 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
Banyaknya kejadian 1 2 3 4 5 6 5 4 3 2 1

2. Dalam kotak terdapat 3 kelereng merah dan 4 kelereng putih, kemudian diambil 3 kelereng sekaligus
secara acak. Peluang terambil paling sedikit 2 kelereng putih adalah ....
3 S = kejadian mengambil 3 kelereng sekaligus dari 7 kelereng
A. 7! 7∙6∙5
35 n(S) = 7 C3 = = = 35
4 (7 − 3)! 3! 3 ∙ 2 ∙ 1
B.
35 A = kejadian terambil 2 kelereng putih dari pengambilan 3 kelereng sekaligus
4! 3! 4∙3 3
7 n(A) = 4 C2 ∙ 3 C1 = ∙ = ∙ = 18
C. (4 − 2)! 2! (3 − 1)! 1! 2 ∙ 1 1
35
12 B = kejadian terambil 34!kelereng putih 3!
dari pengambilan 3 kelereng sekaligus
D.
35 n(B) = 4 C3 ∙ 3 C0 = (4 − 3)! 3! ∙ (3 − 0)! 0! = 4 ∙ 1 = 4
22 Peluang terambil paling sedikit 2 kelereng putih dari pengambilan 3 kelereng sekaligus:
E.
35 𝑛(𝐴) 𝑛(𝐵) 18 4 22
𝑃(𝐴 ∪ 𝐵) = 𝑃(𝐴) + 𝑃(𝐵) = + = + =
𝑛(𝑆) 𝑛(𝑆) 35 35 35

Jika adik-adik butuh ’bocoran’ butir soal Ujian Nasional tahun 2013, maka adik-adik bisa download di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/prediksi-soal-un-matematika-sma-2013.html. Semua soal
tersebut disusun sesuai kisi-kisi SKL UN tahun 2013 yang dikeluarkan secara resmi oleh BSNP tanggal
20November 2012 yang lalu.

Kisi-kisi SKL UN SMA tahun 2013 untuk versi lengkap semua mata pelajaran bisa adik-adik lihat di
http://pak-anang.blogspot.com/2012/11/kisi-kisi-skl-un-2013.html.

Pak Anang.

Halaman 324 Bimbel UN Matematika SMA Program IPA by Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)

Anda mungkin juga menyukai