SALINAN
MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
PERATURAN MENTERI
DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 19 TAHUN 2017
TENTANG
PENETAPAN PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2018
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH
TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI TENTANG PENETAPAN
PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA TAHUN 2018.
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:
1. Desa adalah Desa dan Desa adat atau yang disebut
dengan nama lain, selanjutnya disebut Desa, adalah
kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas
wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati
dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2. Dana Desa adalah dana yang bersumber dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara yang diperuntukkan bagi
Desa yang ditransfer melalui Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk
mendanai penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan
pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan
pemberdayaan masyarakat.
3. Kewenangan Berdasarkan Hak Asal Usul adalah hak
yang merupakan warisan yang masih hidup dan
prakarsa Desa atau prakarsa masyarakat Desa sesuai
dengan perkembangan kehidupan masyarakat.
4. Kewenangan Lokal Berskala Desa adalah kewenangan
untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat
Desa yang telah dijalankan oleh Desa atau mampu dan
efektif dijalankan oleh Desa atau yang muncul karena
perkembangan Desa dan prakasa masyarakat Desa.
5. Musyawarah Desa atau yang disebut dengan nama lain
adalah musyawarah antara Badan Permusyawaratan
-4-
BAB II
TUJUAN DAN PRINSIP
Pasal 2
Penetapan prioritas penggunaan Dana Desa bertujuan
untuk:
a. memberikan acuan bagi penyelenggaraan kewenangan
hak asal usul dan kewenangan lokal berskala Desa yang
dibiayai oleh Dana Desa dalam melaksanakan program
dan kegiatan;
b. memberikan acuan bagi Pemerintah Daerah
Kabupaten/Kota dalam menyusun pedoman teknis
penggunaan Dana Desa; dan
c. memberikan acuan bagi Pemerintah Daerah Pusat dalam
pemantauan dan evaluasi pelaksanaan penggunaan
Dana Desa.
-7-
Pasal 3
Penetapan prioritas penggunaan Dana Desa didasarkan
pada prinsip-prinsip:
a. Keadilan, dengan mengutamakan hak dan kepentingan
seluruh warga Desa tanpa membeda-bedakan;
b. Kebutuhan prioritas, dengan mendahulukan
kepentingan Desa yang lebih mendesak, lebih
dibutuhkan dan berhubungan langsung dengan
kepentingan sebagian besar masyarakat Desa;
c. Kewenangan Desa, dengan mengutamakan kewenangan
hak asal usul dan kewenangan lokal berskala Desa;
d. Partisipatif, dengan mengutamakan prakarsa dan
kreatifitas Masyarakat;
e. Swakelola dan berbasis sumber daya Desa
mengutamakan pelaksanaan secara mandiri dengan
pendayagunaan sumberdaya alam Desa, mengutamakan
tenaga, pikiran dan keterampilan warga Desa dan
kearifan lokal; dan
f. Tipologi Desa, dengan mempertimbangkan keadaan dan
kenyataan karakteristik geografis, sosiologis,
antropologis, ekonomi, dan ekologi Desa yang khas, serta
perubahan atau perkembangan dan kemajuan Desa.
BAB III
PRIORITAS PENGGUNAAN DANA DESA
Pasal 4
(1) Prioritas Penggunaan Dana Desa untuk membiayai
pelaksanaan program dan kegiatan di bidang
pembangunan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa.
(2) Prioritas penggunaan Dana Desa diutamakan untuk
membiayai pelaksanaan program dan kegiatan yang
bersifat lintas bidang.
(3) Program dan kegiatan sebagaimana dimaksud pada ayat
(2) antara lain bidang kegiatan produk unggulan Desa
atau kawasan perdesaan, BUM Desa atau BUM Desa
-8-
Bagian Kesatu
Bidang Pembangunan Desa
Pasal 5
Dana Desa digunakan untuk membiayai pembangunan Desa
yang ditujukan untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat Desa, peningkatan kualitas hidup manusia serta
penanggulangan kemiskinan dengan prioritas penggunaan
Dana Desa diarahkan untuk pelaksanaan program dan
kegiatan Pembangunan Desa, yang meliputi antara lain:
a. pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan
pemeliharaan sarana prasarana dasar untuk pemenuhan
kebutuhan:
1. lingkungan pemukiman;
2. transportasi;
3. energi; dan
4. informasi dan komunikasi.
b. pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan
pemeliharaan sarana prasarana pelayanan sosial dasar
untuk pemenuhan kebutuhan:
1. kesehatan masyarakat; dan
2. pendidikan dan kebudayaan.
c. pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan
pemeliharaan sarana prasarana ekonomi untuk
mewujudkan Lumbung Ekonomi Desa, meliputi:
1. usaha ekonomi pertanian berskala produktif untuk
ketahanan pangan;
-9-
Pasal 6
Desa dalam perencanaan program dan kegiatan
pembangunan Desa yang dibiayai Dana Desa, dapat
mempertimbangkan tipologi Desa berdasarkan tingkat
perkembangan kemajuan Desa, meliputi:
a. Desa Tertinggal dan/atau Desa Sangat Tertinggal
memprioritaskan kegiatan pembangunan Desa pada:
1. pengadaan, pembangunan, pengembangan, dan
pemeliharaan sarana prasarana dasar; dan
2. pembangunan, pengembangan dan pemeliharaan
sarana prasarana ekonomi serta pengadaan produksi,
distribusi dan pemasaran yang diarahkan pada upaya
mendukung pembentukan usaha ekonomi pertanian
berskala produktif, usaha ekonomi pertanian untuk
ketahanan pangan dan usaha ekonomi lainnya yang
difokuskan kepada pembentukan dan pengembangan
- 10 -
Bagian Kedua
Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Pasal 7
(1) Dana Desa digunakan untuk membiayai program dan
kegiatan bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa yang
ditujukan untuk meningkatkan kapasitas dan kapabilitas
masyarakat Desa dengan mendayagunakan potensi dan
sumberdayanya sendiri sehingga Desa dapat menghidupi
dirinya secara mandiri.
(2) Kegiatan pemberdayaan masyarakat Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) diprioritaskan meliputi:
a. peningkatan partisipasi masyarakat dalam proses
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan
pembangunan Desa;
b. pengembangan kapasitas di Desa meliputi:
pendidikan, pembelajaran, pelatihan, penyuluhan dan
bimbingan teknis, dengan materi tentang
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Desa;
c. pengembangan ketahanan masyarakat Desa;
d. pengelolaan dan pengembangan sistem informasi
Desa;
e. dukungan pengelolaan kegiatan pelayanan sosial
dasar di bidang pendidikan, kesehatan, pemberdayaan
perempuan dan anak, serta pemberdayaan
masyarakat marginal dan anggota masyarakat Desa
penyandang disabilitas;
f. dukungan pengelolaan kegiatan pelestarian
lingkungan hidup;
g. dukungan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam
dan penanganannya;
h. dukungan permodalan dan pengelolaan usaha
ekonomi produktif yang dikelola oleh BUM Desa
dan/atau BUM Desa Bersama;
i. dukungan pengelolaan usaha ekonomi oleh kelompok
masyarakat, koperasi dan/atau lembaga ekonomi
masyarakat Desa lainnya;
- 12 -
Pasal 8
Desa dalam perencanaan program dan kegiatan
pemberdayaan masyarakat Desa yang dibiayai Dana Desa,
dapat mempertimbangkan tipologi Desa berdasarkan tingkat
perkembangan kemajuan Desa, meliputi:
a. Desa Tertinggal dan/atau Desa Sangat Tertinggal
memprioritaskan kegiatan pemberdayaan masyarakat
Desa untuk merintis Lumbung Ekonomi Desa yang
meliputi:
1. pembentukan BUM Desa dan/atau BUM Desa
Bersama melalui penyertaan modal, pengelolaan
produksi, distribusi dan pemasaran bagi usaha
ekonomi pertanian berskala produktif dan usaha
ekonomi lainnya yang difokuskan kepada
pembentukan dan pengembangan produk unggulan
desa dan/atau produk unggulan kawasan perdesaan;
2. pembentukan usaha ekonomi warga/kelompok,
koperasi dan/atau lembaga ekonomi masyarakat
Desa lainnya melalui akses permodalan melalui
BUM Desa dan/atau BUM Desa Bersama,
pengelolaan produksi, distribusi dan pemasaran bagi
usaha ekonomi pertanian berskala produktif dan
usaha ekonomi lainnya yang difokuskan kepada
- 13 -
Pasal 9
(1) Ketentuan lebih lanjut mengenai prioritas penggunaan
Dana Desa untuk program dan kegiatan bidang
pembangunan Desa dan pemberdayaan masyarakat Desa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 dan Pasal 7
tercantum dalam Lampiran I yang merupakan bagian
tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai prioritas penggunaan
Dana Desa dan tipologi Desa sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 dan Pasal 8 tercantum dalam Lampiran II
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
Pasal 10
(1) Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota menyusun Pedoman
Teknis Penggunaan Dana Desa dengan
mempertimbangkan kebutuhan Desa, karakteristik
wilayah dan kearifan lokal Desa, serta keterbatasan
waktu penyelenggaraan perencanaan pembangunan
Desa.
(2) Ketentuan tentang prioritas penggunaan Dana Desa
untuk program dan kegiatan bidang pembangunan Desa
dan pemberdayaan masyarakat Desa sebagaimana
dimaksud dalam Lampiran I menjadi dasar penyusunan
petunjuk teknis prioritas penggunaan Dana Desa bagi
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
- 16 -
BAB IV
MEKANISME PENETAPAN PRIORITAS
PENGGUNAAN DANA DESA
Pasal 11
Mekanisme penetapan prioritas penggunaan Dana Desa
merupakan bagian dari perencanaan pembangunan Desa
yang sesuai dengan kewenangan Desa dengan mengacu
pada perencanaan pembangunan daerah kabupaten/kota.
Pasal 12
(1) Penggunaan Dana Desa untuk prioritas bidang
Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4, menjadi prioritas
kegiatan, anggaran dan belanja Desa yang disepakati dan
diputuskan melalui Musyawarah Desa.
(2) Hasil keputusan Musyawarah Desa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) sebagai acuan bagi penyusunan
Rencana Kerja Pemerintah Desa dan APB Desa.
(3) Penetapan prioritas penggunaan Dana Desa dilaksanakan
dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa.
(4) Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota menyampaikan
informasi tentang pagu indikatif Dana Desa sebagai
informasi penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (3).
(5) Rencana Kerja Pemerintah Desa dan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) diatur dengan Peraturan Desa.
Pasal 13
(1) Dalam hal pemetaan tipologi Desa berdasarkan tingkat
kemajuan Desa untuk penyusunan prioritas penggunaan
Desa, Pemerintah Desa menggunakan data Indeks Desa
Membangun.
(2) Informasi penggunaan data Indeks Desa Membangun
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus
diinformasikan secara terbuka oleh Pemerintah Daerah
- 17 -
BAB V
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN
Pasal 14
Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota membina dan mengawasi penetapan
prioritas penggunaan Dana Desa.
Pasal 15
(1) Dalam menjalankan fungsi pembinaan dan pengawasan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14, Pemerintah
Daerah Kabupaten/Kota menyediakan pendampingan
dan fasilitasi.
(2) Pendampingan dan fasilitasi sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan oleh Orgaisasi Perangkat Daerah yang
menangani urusan pemberdayaan masyarakat dan Desa,
ditingkat daerah kabupaten/kota.
Pasal 16
(1) Dalam rangka pelaksanaan pembinaan dan pengawasan,
bupati/walikota menyelenggarakan pemantauan dan
evaluasi penggunaan Dana Desa.
(2) Pemantauan dan evaluasi penggunaan Dana Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilimpahkan
kepada Organisasi Perangkat Daerah yang menangani
urusan pemerintahan bidang Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa.
(3) Camat atau sebutan lain melakukan tugas pembinaan
dan pengawasan dalam penetapan prioritas penggunaan
dana Desa melalui fasilitasi penyusunan perencanaan
pembangunan partisipatif dan program pemberdayaan
masyarakat Desa.
- 18 -
BAB VI
PELAPORAN
Pasal 17
(1) Bupati/walikota menyampaikan laporan penetapan
prioritas penggunaan dana Desa disertai dengan softcopy
kertas kerja penghitungan Dana Desa setiap Desa kepada
Menteri c.q. Direktur Jenderal Pembangunan dan
Pemberdayaan Masyarakat Desa.
(2) Laporan penetapan prioritas penggunaan Dana Desa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun sesuai
dengan format sebagaimana tercantum dalam Lampiran II
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Menteri ini.
(3) Penyampaian Laporan penetapan prioritas penggunaan
Dana Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dilakukan paling lama 1 (satu) bulan sejak APB Desa
ditetapkan.
BAB VII
PARTISIPASI MASYARAKAT
Pasal 18
(1) Masyarakat dapat ikut serta memantau dan mengawasi
penetapan prioritas penggunaan Dana Desa yang
akuntabel dan transparan dengan cara:
- 19 -
BAB VIII
KETENTUAN PERALIHAN
Pasal 19
Dalam hal terjadi Indeks Desa Membangun dinyatakan tidak
berlaku, penetapan prioritas penggunaan Dana Desa
berdasarkan tipologi tingkat perkembangan Desa diatur
dengan Peraturan Menteri.
Pasal 20
Dalam hal terjadi perubahan RKP Desa, perubahan
perencanaan program dan/atau kegiatan yang dibiayai Dana
Desa dibahas dan disepakati dalam Musyawarah Desa.
- 20 -
BAB IX
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 21
Pada saat Peraturan Menteri ini berlaku, Peraturan Menteri
Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi
Nomor 22 Tahun 2016 tentang Penetapan Prioritas
Penggunaan Dana Desa Tahun 2017 (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 1883) sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Menteri Desa, Pembangunan
Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 4 Tahun 2017
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Desa,
Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor
22 Tahun 2016 tentang Penetapan Prioritas Penggunaan
Dana Desa Tahun 2017 (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2017 Nomor 552), dicabut dan dinyatakan tidak
berlaku.
Pasal 22
Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal
diundangkan.
- 21 -
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 22 September 2017
MENTERI DESA,
PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN
TRANSMIGRASI
REPUBLIK INDONESIA,
ttd.
Diundangkan di Jakarta
pada tanggal 29 September 2017
DIREKTUR JENDERAL
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA
REPUBLIK INDONESIA,
WIDODO EKATJAHJANA
R. Hari Pramudiono