Anda di halaman 1dari 4

F.5.

Usaha Kesehatan Masyarakat


Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular
Puskesmas Leksono 2, Wonosobo
September 2018 – Januari 2019

LAPORAN KEGIATAN BULAN IMUNISASI ANAK SEKOLAH DI SEKOLAH


DASAR

dr. Rahma Damayanti


Latar Belakang Tujuan Pembangunan Nasional adalah peningkatan kualitas
sumber daya manusia, dimana salah satu upaya peningkatan kualitas
sumber daya manusia dalam bidang kesehatan adalah upaya pembinaan
anak usia sekolah yang berada di sekolah melalui Usaha Kesehatan
Sekolah (UKS).
Sesuai pedoman Pelayanan Kesehatan untuk Sekolah Dasar Edisi
IV, Departemen Kesehatan 1996, di dalam kebijakan operasionalnya
disebutkan bahwa pembinaan kesehatan anak usia sekolah
memanfaatkan sarana pelayanan kesehatan yang sudah ada yaitu
Puskesmas. Salah satu komponen kegiatan pembinaan kesehatan anak
usia sekolah adalah pelayanan kesehatan profesional melalui puskesmas.
Hasil Rakerkesnas IV tim pembina UKS tahun 1995
menegaskan bahwa untuk kepentingan koordinasi / keterpaduan, maka
semua arus komunikasi dan informasi yang menyangkut UKS di dalam
lingkungan departemen Kesehatan dilaksanakan melalui satu pintu,
yaitu Direktorat Kesehatan Keluarga, Dirjen Pembinaan Kesehatan
Masyarakat. Penanggung jawab teknis tetap pada unit masing-masing.
Pelayanan imunisasi bagi anak sekolah diatur oleh Subdit Sepimkesma,
Dirjen P2M & PLP.
Sejak tahun 1990, Indonesia telah berhasil mencapai target
Universal Child Immunization (UCI) dimana lebih dari 80 % anak
Indonesia sebelum mencapai usia 1 tahun telah menerima imunisasi
DPT sebanyak 3 dosis. Efektivitas program imunisasi tersebut
dibuktikan dengan hasil penelitian serologis, dimana daya lindungnya
sangat tinggi. Dengan perkataan lain, sebagian besar anak masuk
sekolah mulai tahun 1997 telah memperoleh kekebalan dasar terhadap
penyakit Diptheri dan Tetanus.
Imunisasi di sekolah dulu bertujuan memberikan imunisasi dasar,
sedangkan sekarang tujuannya adalah meninggikan tingkat imunitas
yang sudah ada (booster). Sejak tahun 1996, program imunisasi mulai
memperkenalkan jadual TT5 dosis mulai dari kelompok wanita usia 14 -
39 tahun di daerah resiko tinggi Tetanus Neonatorum. Jadual ini secara
bertahap diperluas ke anak sekolah dan imunisasi TT rutin ibu hamil.
Penjadwalan ulang imunisasi anak sekolah telah dicanangkan pada
tanggal 14 November 1997 oleh 4 Menteri, yaitu Menkes, Mendikbud,
Menag dan Mendagri. Untuk selanjutnya Bulan November disebut
sebagai Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).
Vaksin Difteri Tetanus (DT, D besar T, kecil) dan Vaksin Tetanus
difteri (Td, T besar, d kecil) adalah dua jenis vaksin yang berbeda.
Kandungan dalam Vaksin Difteri Tetanus (DT) memiliki toksoid Difteri
yang lebih tinggi yaitu 20 Lf dan kandungan toxoid tetanus murni 7,5
Lf. Sedangkan Vaksin Td memiliki kandungan toksoid difteri dengan
dosis lebih rendah sepersepuluh dari vaksin DT yaitu difteri 2 Lf,
sedangkan kandungan toksoid tetanus berjumlah sama 7,5 lf, dengan
ukuran tiap dosisnya sama 0,5 ml.
Dalam mendukung program tersebut, tahun 2018 ini di
Kecamatan Leksono juga melaksanaan Bulan Imunisasi Anak Sekolah
di semua SD/sederajat di Kecamatan Leksono. Berikut akan dilaporkan
kagiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) yang dilaksanakan SD
Negeri Lipursari.
Permasalahan Terdapat beberapa siswa tidak masuk saat penjadwalan BIAS, sehingga
tidak semua siswa kelas 1 SD, dan kelas 2 SD Lipursari mendapatkan
imunisasi Dt dan Td

Perencanaan dan Kegiatan BIAS yang dilakukan pada bulan November ini, mencakup
Pemilihan anak kelas 1 SD dan kelas 2 SD. Imunisasi yang diberikan adalah Dt
Intervensi (Difteri tetanus) pada anak kelas 1 SD dan Td (Tetanus difteri) pada
anak kelas 2 SD.
Pelaksanaan Telah dilakukan kegiatan Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) di SD
Negeri Lipursari:
Hari/tanggal : 5 November 2018
Tempat : SD Negeri Lipursari
Pelaksana : Tulus Prihermawan
dr. Rahma Damayanti
Jumlah Anak
Kelas 1 : 20 anak
Kelas 2 : 18 anak

Monitoring dan Evaluasi hasil pelaksanaan kegiatan dilakukan setelah dilakukan


Evaluasi sweeping pada sasaran meliputi sasaran yang mendapatkan imunisasi
dibanding jumlah sasaran seluruhnya. Pelaksanaan kegiatan dan
hasilnya disampaikan kepada Penanggung jawab UKM. Pertemuan
Evaluasi kegiatan BIAS bertujuan untuk mengetahui kesesuaian
pelaksanaan kegiatan dengan perencanaan, mengidentifikasi
permasalahan yang ada, hasil kegiatan atau cakupan unuk menentukan
rencana tindak lanjut dari kegiatan yang telah dilakukan untuk
perbaikan kegitan selanjutnya.

Dokumentasi
Komentar / saran pendamping :

Wonosobo, Januari 2019


Peserta Pendamping

dr. Rahma Damayanti dr. Dewanti Retnaningtyas

Anda mungkin juga menyukai