TINJAUAN PUSTAKA
bronkiolus dan juga mengenai alveolus disekitarnya, yang sering menimpa anak-
anak dan balita, yang disebabkan oleh bermacam- macam etiologi seperti bakteri,
virus, jamur dan benda asing. Kebanyakan kasus pneumonia disebabkan oleh
mikroorganisme, tetapi ada juga sejumlah penyebab non infeksi yang perlu
terhadap berbagai keadaan yang melemahkan daya tahan tubuh tetapi bisa juga
sebagai infeksi primer yang biasanya kita jumpai pada anak-anak dan orang
pada paru yang disebabkan oleh infeksi mikroorganisme dan sebagian kecil
jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat (Bradley et.al., 2011).
2.1.2 Etiologi Bronkopneumonia
Penyebab bronkopneumonia yang biasa dijumpai adalah :
1. Faktor Infeksi :
a. Pada neonates : Streptokokus group B, Respiratory Sincytial Virus
(RSV).
5
b. Pada bayi yaitu Virus : Virus parainfluensa, virus influenza,
pertusis, M. tuberculosis.
2. Faktor Non Infeksi Terjadi akibat disfungsi menelan atau refluks
pertahanan tubuh terhadap virulensi organisme pantogen. Orang normal dan sehat
atas reflek glotis dan batuk, adanya lapisan mukus, gerakan silia yang
6
Timbulnya bronkhopneumoni disebabkan oleh virus, bakteri, jamur,
paru
5. Terjadi karena kongesti paru yang lama
2.1.3 Klasifikasi Bronkopneumonia
Pembagian pneumonia sendiri pada dasarnya tidak ada yang memuaskan,
dan pada umumnya pembagian berdasarkan anatomi dan etiologi. Beberapa ahli
secara klinis dan memberikan terapi yang lebih relevan (Bradley et.al., 2011) :
1. Berdasarkan lokasi lesi di paru yaitu Pneumonia lobaris, Pneumonia
interstitiali, Bronkopneumonia
2. Berdasarkan asal infeksi yaitu Pneumonia yang didapat dari
atipikal
5. Berdasarkan lama penyakit yaitu Pneumonia akut dan Pneumonia
persisten.
2.1.4 Manifestasi Klinis Bronkopneumonia
Bronkhopneumonia biasanya didahului oleh suatu infeksi di saluran
pernafasan bagian atas selama beberapa hari. Pada tahap awal, penderita
demam, nyeri dada pleuritis, batuk produktif, hidung kemerahan, saat bernafas
7
menggunakan otot aksesorius dan bisa timbul sianosis (Barbara C. long, 2010 :
435).
Terdengar adanya krekels di atas paru yang sakit dan terdengar ketika
8
dijumpai pada infeksi stafilokokus dan haemofilus (Barbara C,
bronkopneumonia adalah :
a. Menjaga kelancaran pernapasan
b. Kebutuhan istirahat
c. Kebutuhan nutrisi dan cairan
d. Mengontrol suhu tubuh
e. Mencegah komplikasi atau gangguan rasa nyaman dan nyaman
2. Sementara Penatalaksanaan medis yang dapat diberikan adalah :
a. Oksigen 2 liter/menit (sesuai kebutuhan klien)
b. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makan eksternal
9
2.1.8 Pathway Bronkopneumonia
Hiperventilasi Hipoksia
Gangguan
keseimbangan 10
cairan dan elektrolit
anoreksi
a
Dispneu Metabolisme
Intake kurang anaeraob meningkat
Intoleransi aktifitas
11
2.2 Konsep Asuhan Keperawatan Bronkopneumonia
2.2.1 Pengkajian
1. Indentitas Pasien meliputi : nama, umur, jenis kelamin, dan pekerjaan.
Indentitas Orang Tua Pasien
2. Keluhan utama
Saat dikaji biasanya penderita bronchopneumonia akan mengeluh sesak nafas,
dengan produksi sputum setiap hari terutama pada saat bangun pagi selama
(hijau, putih/ kuning) dan banyak sekali. Penderita biasanya menggunakan otot
bantu pernfasan, dada terlihat hiperinflasi dengan peninggian diameter AP, bunyi
nnafas krekels, warna kulit pucat dengan sianosis bibir, dasar kuku.
4. Riwayat penyakit dahulu
Biasanya penderita bronchopneumonia sebelumnya belum pernah menderita kasus
yang sama tetapi mereka mempunyai riwayat penyakit yang dapat memicu
keturunan tetapi kebiasaan atau pola hidup yang tidak sehat seperti merokok.
6. Pemeriksaan Fisik
a. Sistem Pernafasan
Gejala : Nafas pendek (timbulnya tersembunyi dengan batuk menetap dengan
produksi sputum setiap hari ( terutama pada saat bangun) selama minimum 3
bulan berturut- turut) tiap tahun sedikitnya 2 tahun. Produksi sputum (Hijau,
terpajan pada polusi kimia/ iritan pernafasan dalam jangka panjang (misalnya
rokok sigaret), debu/ asap (misalnya : asbes debu, batubara, room katun,
12
Tanda : Lebih memilih posisi tiga titik ( tripot) untukbernafas, penggunaan
melebarkan hidung).
b. Dada :
Dapat terlihat hiperinflasi dengan peninggian diameter AP ( bentuk barel),
menyebabkan hepatomegali.
e. Aktifitas / istirahat
Gejala : Keletihan, keletihan, malaise, Ketidakmampuan melakukan aktifitas
sehari- hari, karena sulit bernafas, Ketidakmampuan untuk tidur, perlu tidur
dalam, posisi duduk tinggi, Dispnea pada saat istirahat atau respon
otot.
f. Integritas ego
Gejala : Peningkatan faktor resiko.
Tanda : Perubahan pola hidup Ansietas, ketakutan, peka rangsang.
g. Hygiene
Gejala : Penurunan kemampuan / peningkatan kebutuhan melakukan aktifitas
sehari- hari.
Tanda : Kebersihan buruk, bau badan.
h. Keamanan
13
Gejala : Riwayat alergi atau sensitive terhadap zat / faktor lingkungan, Adanya
infeksi berulang.
14
2.2.2 Diagnosa Keperawatan
sputum
gangguanpenerimaan oksigen
alveoli
abdomen
produksi sputum
15
c. Intervensi
mengi
obstruksi
mengeluarkan secret
5) Lakukan penghisapan sesuai indikasi
16
Rasional : Merangsang batuk atau pembersihan jalan nafas
analgesic
Rasional : Alat untuk menurunkan spasme bronkus dengan
dengan GDA dalam rentang normal dan tidak ada gejala distress
pernafasan
b. Kriteria Hasil : Berpartisipasi pada tindakan untuk memaksimalkan
oksigenasi
c. Intervensi
1) Kaji frekuensi, kedalaman, dan kemudahan bernafas.
Rasional : Manifestasi distress pernafasan tergantung pada
17
Rasional : Mencegah terlalu lelah dan menurunkan kebutuhan/
indikasi
Rasional : Ansietas adalah manifestasi masalah psikologisesuai
fungsi paru
c. Intervensi
1) Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan dan ekspansi dada.
pelebaran nasal
Rasional : Kecepatan biasanya meningkat. Dispnea dan terjadi
18
Rasional : Bunyi nafas menurun / tidak ada jika jalannafas
nafas
6) Berikan humidifier tambahan, misalnya nebulizer
Rasional : Memberikan kelembaban pada membran mukosa
pembersihan
4. Diagnosa keperawatan : Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit
masukan oral
a. Tujuan : Menunjukan keseimbangan cairan
b. Kriteria Hasil : Membran mukosa lembab, turgor kulit baik,
19
Rasional : Indikator langsung keadekuatan volume cairan,
individual
Rasional : Pemenuhan kebutuhan dasar cairan, menurunkan
resiko dehidrasi
4) Beri obat sesuai indikasi, misalnya antipiretik, antiemetic
Rasional : Berguna menurunkan kehilangan cairan
5) Berikan cairan tambahan IV sesuai kebutuhan
Rasional : Pada dasarnya penurunan masukan / banyak
mencegah kekurangan
5. Diagnosa keperawatan : Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari
distensi abdomen
a. Tujuan : Pemenuhan nutrisi mencukupi kebutuhan
b. Kriteria Hasil : Menunjukan peningkatan nafsu makan,
20
malnutrisi, rendahnya tahanan terhadap infeksi, dan atau
insufisiensi oksigen
a. Tujuan : Peningkatan toleransi terhadap aktivitas
b. Kriteria Hasil : tidak ada dispneau, kelemahan berlebihan, dan
setelah aktifitas
Rasional : Menetapkan kebutuhan / kemampuan pasien dan
tidur di kursi
21
22