Anda di halaman 1dari 3

Klasifikasi nyeri kepala

Berdasarkan The International Classification of Headache Disorders, secara garis


besar nyeri kepala dibagi menjadi dua, yaitu nyeri kepala primer dan nyeri kepala
sekunder. Ketika sebuah kejadian nyeri kepala terjadi untuk pertama kali dan
terdapat adanya bukti nyata yang memenuhi kriteria sebagai penyebab nyeri kepala,
maka hal tersebut merupakan nyeri kepala sekunder. Di sisi lain, jika tidak
ditemukan adanya penyebab jelas yang mengakibatkan nyeri kepala, maka kejadian
ini dapat digolongkan sebagai nyeri kepala primer.

1. Nyeri kepala primer


1.1. Migrain
Migrain merupakan salah satu jenis nyeri kepala primer yang paling umum
ditemukan dengan data epidemiologi tertinggi dan dampak personal yang
cukup signifikan. Berdasarkan Global Burden of Disease Survey 2010,
migrain berdiri di urutan ketiga tertinggi sebagai penyakit yang paling
banyak ditemukan. Migrain adalah nyeri kepala berulang yang terjadi
selama 4-72 jam. Manifestasi klinis yang paling sering ditemukan adalah
lokasi nyeri kepala unilateral, berdenyut, intensitas sedang-berat,
diperberat oleh aktivitas fisik sehari-hari, dan adanya mual dan/atau
muntah serta fotofobia dan/atau fonofobia yang menyertai keluhan nyeri
kepala. Migrain dapat disertai atau tidak disertai dengan aura.

1.2. Tension-type headache


Tension-type headache sangat umum ditemukan dengan prevalensi sebesar
30-78% dan sangat memiliki dampak yang signifikan terhadap aspek
sosiekonomi. Manifestasi klinis yang sering ditemukan adalah episode
nyeri kepala berulang, umumnya bilateral, seperti terikat atau tertimpah
benda berat dengan intensitas ringan-sedang, berlangsung selama beberapa
menit hingga berhari-hari. Nyeri kepala tidak diperberat dengan aktivitas
fisik sehari-hari dan tidak berhubungan dengan mual, tetapi mungkin
disertaid engan fotofobia atau fonofobia.
1.3. Trigeminal autonomic cephalgia
Trigeminal autonomic cephalgia merupakan salah satu jenis nyeri kepala
primer yang bermanifestasi dalam bentuk terlateralisasi, sering kali disertai
dengan manifestasi otonom dan bersifat ipsilateral terhadap topis nyeri
kepala. Salah satu bentuk trigeminal autonomic cephalgia yang paling
dikenal adalah cluster headache dengan manifestasi klinis berupa serangan
nyeri kepala berat, unilateral (orbital, supraorbital, temporal, atau
kombinasi dari beberapa tempat), berlangsung selama 15-180 menit, dan
dapat berulang sebanyak 1-8 kali dalam satu hari. Rasa nyeri berhubungan
dengan adanya injeksi konjungtiva ipsilateral, lakrimasi, kongesti nasal,
rhinorrhea, keringat pada kepala dan wajah, miosis, ptosis dan/atau edema
kelopak mata, dan/atau kelelahan atau agitasi.

1.4. Nyeri kepala primer lainnya


Klasifikasi nyeri kepala ini meliputi sejumlah nyeri kepala primer yang
bermanifestasi heterogen. Patogenesisnya masih tidak dapat dijelaskan.
Nyeri kepala dengan karakteristik serupa dapat berupa gejala simptomatik
dari penyakit lain (seperti nyeri kepala sekunder); maka diperlukan
evaluasi lebih lanjut untuk menyingkirkan diagnosis banding dan
menegakkan nyeri kepala primer lainnya.

2. Nyeri kepala sekunder


Ketika seorang pasien datang dengan keluhan nyeri kepala untuk pertama
kalinya, atau mengalami nyeri kepala dengan sifat yang berbeda dari
sebelumnya, dan dalam waktu yang sama memiliki penyakit kausal dari
manifestasi tersebut; maka dapat ditegakkan bahwa pasien tersebut mengalami
nyeri kepala sekunder. Karakteristik nyeri kepala dapat bersifat variatif.
Klasifikasi nyeri kepala sekunder dibagi atas penyebab terjadinya nyeri kepala,
yaitu (1) nyeri kepala akibat trauma atau cedera kepala dan/atau leher, (2) nyeri
kepala akibat kelainan vaskular kranial atau servikal, (3) nyeri kepala akibat
kelainan non-vaskular intrakranial, (4) nyeri kepala akibat penggunaan obat
atau efek samping obat, (5) nyeri kepala akibat infeksi, (6) nyeri kepala akibat
kelainan homeostasis, (7) nyeri kepala atau nyeri wajah akibat kelainan kranial,
leher, mata, telinga, hidung, sinus, gigi, mulut, atau struktur wajah atau servikal
lainnya, dan (8) nyeri kepala akibat kelainan psikiatri.

Anda mungkin juga menyukai