0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
64 tayangan3 halaman
Ada dua klasifikasi utama nyeri kepala, yaitu primer dan sekunder. Nyeri kepala primer terjadi tanpa penyebab yang jelas seperti migrain, tension-type headache, dan trigeminal autonomic cephalgia. Nyeri kepala sekunder disebabkan oleh kondisi medis tertentu seperti cedera kepala, gangguan vaskular, infeksi, atau penggunaan obat. Klasifikasi nyeri kepala sekunder didasarkan pada penyebabnya.
Ada dua klasifikasi utama nyeri kepala, yaitu primer dan sekunder. Nyeri kepala primer terjadi tanpa penyebab yang jelas seperti migrain, tension-type headache, dan trigeminal autonomic cephalgia. Nyeri kepala sekunder disebabkan oleh kondisi medis tertentu seperti cedera kepala, gangguan vaskular, infeksi, atau penggunaan obat. Klasifikasi nyeri kepala sekunder didasarkan pada penyebabnya.
Ada dua klasifikasi utama nyeri kepala, yaitu primer dan sekunder. Nyeri kepala primer terjadi tanpa penyebab yang jelas seperti migrain, tension-type headache, dan trigeminal autonomic cephalgia. Nyeri kepala sekunder disebabkan oleh kondisi medis tertentu seperti cedera kepala, gangguan vaskular, infeksi, atau penggunaan obat. Klasifikasi nyeri kepala sekunder didasarkan pada penyebabnya.
Berdasarkan The International Classification of Headache Disorders, secara garis
besar nyeri kepala dibagi menjadi dua, yaitu nyeri kepala primer dan nyeri kepala sekunder. Ketika sebuah kejadian nyeri kepala terjadi untuk pertama kali dan terdapat adanya bukti nyata yang memenuhi kriteria sebagai penyebab nyeri kepala, maka hal tersebut merupakan nyeri kepala sekunder. Di sisi lain, jika tidak ditemukan adanya penyebab jelas yang mengakibatkan nyeri kepala, maka kejadian ini dapat digolongkan sebagai nyeri kepala primer.
1. Nyeri kepala primer
1.1. Migrain Migrain merupakan salah satu jenis nyeri kepala primer yang paling umum ditemukan dengan data epidemiologi tertinggi dan dampak personal yang cukup signifikan. Berdasarkan Global Burden of Disease Survey 2010, migrain berdiri di urutan ketiga tertinggi sebagai penyakit yang paling banyak ditemukan. Migrain adalah nyeri kepala berulang yang terjadi selama 4-72 jam. Manifestasi klinis yang paling sering ditemukan adalah lokasi nyeri kepala unilateral, berdenyut, intensitas sedang-berat, diperberat oleh aktivitas fisik sehari-hari, dan adanya mual dan/atau muntah serta fotofobia dan/atau fonofobia yang menyertai keluhan nyeri kepala. Migrain dapat disertai atau tidak disertai dengan aura.
1.2. Tension-type headache
Tension-type headache sangat umum ditemukan dengan prevalensi sebesar 30-78% dan sangat memiliki dampak yang signifikan terhadap aspek sosiekonomi. Manifestasi klinis yang sering ditemukan adalah episode nyeri kepala berulang, umumnya bilateral, seperti terikat atau tertimpah benda berat dengan intensitas ringan-sedang, berlangsung selama beberapa menit hingga berhari-hari. Nyeri kepala tidak diperberat dengan aktivitas fisik sehari-hari dan tidak berhubungan dengan mual, tetapi mungkin disertaid engan fotofobia atau fonofobia. 1.3. Trigeminal autonomic cephalgia Trigeminal autonomic cephalgia merupakan salah satu jenis nyeri kepala primer yang bermanifestasi dalam bentuk terlateralisasi, sering kali disertai dengan manifestasi otonom dan bersifat ipsilateral terhadap topis nyeri kepala. Salah satu bentuk trigeminal autonomic cephalgia yang paling dikenal adalah cluster headache dengan manifestasi klinis berupa serangan nyeri kepala berat, unilateral (orbital, supraorbital, temporal, atau kombinasi dari beberapa tempat), berlangsung selama 15-180 menit, dan dapat berulang sebanyak 1-8 kali dalam satu hari. Rasa nyeri berhubungan dengan adanya injeksi konjungtiva ipsilateral, lakrimasi, kongesti nasal, rhinorrhea, keringat pada kepala dan wajah, miosis, ptosis dan/atau edema kelopak mata, dan/atau kelelahan atau agitasi.
1.4. Nyeri kepala primer lainnya
Klasifikasi nyeri kepala ini meliputi sejumlah nyeri kepala primer yang bermanifestasi heterogen. Patogenesisnya masih tidak dapat dijelaskan. Nyeri kepala dengan karakteristik serupa dapat berupa gejala simptomatik dari penyakit lain (seperti nyeri kepala sekunder); maka diperlukan evaluasi lebih lanjut untuk menyingkirkan diagnosis banding dan menegakkan nyeri kepala primer lainnya.
2. Nyeri kepala sekunder
Ketika seorang pasien datang dengan keluhan nyeri kepala untuk pertama kalinya, atau mengalami nyeri kepala dengan sifat yang berbeda dari sebelumnya, dan dalam waktu yang sama memiliki penyakit kausal dari manifestasi tersebut; maka dapat ditegakkan bahwa pasien tersebut mengalami nyeri kepala sekunder. Karakteristik nyeri kepala dapat bersifat variatif. Klasifikasi nyeri kepala sekunder dibagi atas penyebab terjadinya nyeri kepala, yaitu (1) nyeri kepala akibat trauma atau cedera kepala dan/atau leher, (2) nyeri kepala akibat kelainan vaskular kranial atau servikal, (3) nyeri kepala akibat kelainan non-vaskular intrakranial, (4) nyeri kepala akibat penggunaan obat atau efek samping obat, (5) nyeri kepala akibat infeksi, (6) nyeri kepala akibat kelainan homeostasis, (7) nyeri kepala atau nyeri wajah akibat kelainan kranial, leher, mata, telinga, hidung, sinus, gigi, mulut, atau struktur wajah atau servikal lainnya, dan (8) nyeri kepala akibat kelainan psikiatri.