Anda di halaman 1dari 27

PROPOSAL KEGIATAN ROLE PLAY TIMBANG TERIMA PRAKTIK

PROFESI MANAJEMEN KEPERAWATAN


DI RUANG PPJT LANTAI 3 RSUD DR. SOETOMO SURABAYA

PERIODE 29 April – 25 Mei 2019

Disusun oleh:
Kelompok 2
Lutvia Puspitasari, S.Kep. 131813143077
Nevia Ratri Indriani, S.Kep. 131813143030
Nurin Syarafina I, S.Kep. 131813143021
Prasetiya Wahyuni, S.Kep. 131813143099
Raden Roro Ratri S.Kep. 131813143098
Sacharisa Agape Sudiani, S.Kep. 131813143068
Savira Octaviana, S.Kep. 131813143076
Soraya Salma Rahmadita, S.Kep. 131813143048
Venni Hariani, S.Kep. 131813143022
Widya Fathul Jannah, S.Kep. 131813143107
Rahendra Wahyu A, S.Kep. 131813143093

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS KEPERAWATAN


UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA
2019
DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN ....................................................................................... 4


1.1 Latar Belakang................................................................................................ 4
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 6
1.3 Tujuan ............................................................................................................. 6
1.3.1 Tujuan Umum .......................................................................................... 6
1.3.2 Tujuan Khusus ......................................................................................... 6
1.4 Manfaat ........................................................................................................... 7
1.4.1 Bagi Perawat ............................................................................................ 7
1.4.2 Bagi Klien ................................................................................................ 7
1.4.3 Bagi Rumah Sakit .................................................................................... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 8


2.1 Pengertian ....................................................................................................... 8
2.2 Tujuan Timbang Terima ................................................................................. 8
2.3 Manfaat ........................................................................................................... 9
2.4 Metode dalam Timbang Terima ..................................................................... 9
2.5 Langkah-langkah .......................................................................................... 11
2.6 Prosedur Timbang Terima ............................................................................ 12
2.7 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan .................................................................. 13
2.8 Alur Timbang Terima ................................................................................... 14

BAB 3 PERENCANAAN KEGIATAN .............................................................. 15


3.1 Pelaksanaan Kegiatan ................................................................................... 15
3.4 Media ............................................................................................................ 15
3.5 Alur Timbang Terima ................................................................................... 15
3.6 Prosedur Timbang Terima ............................................................................ 16
3.7 Evaluasi ........................................................................................................ 20

Lampiran 1 ............................................................................................................ 21
Lampiran 2 ............................................................................................................ 26
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karuniaNya sehingga proposal Timbang Terima (Hand Over) Praktik Profesi
Manajemen Keperawatan di Ruang PPJT Lantai 3 RSUD Dr. Soetomo Surabaya
telah selesai.
Proposal ini dibuat untuk merencanakan kegiatan dalam pemenuhan
kompetensi manajemen keperawatan dalam penerapan model asuhan keperawatan
profesional pada profesi manajemen. Proposal ini dapat diselesaikan berkat
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu melalui kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Nursalam, M. Nurs (Hons) selaku Penanggung Jawab Praktik
Manajemen Keperawatan dan dosen pembimbing yang telah memberikan
arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan praktik Profesi
Ners.
2. Dr. Kusnanto, S.Kp., M.Kes, selaku dosen pembimbing Praktik Profesi
Manajemen Keperawatan yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas,
membimbing serta memotivasi untuk mengikuti dan menyelesaikan praktik
profesi Ners Manajemen Keperawatan.
3. Erna Dwi Wahyuni, S.Kep.Ns., M.Kep selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing dan memotivasi untuk mengikuti dan menyelesaikan praktik
profesi Ners Manajemen Keperawatan
4. R. Endang Herlianingsih, S.Kep.,Ns.,MM selaku Kepala Instalasi Pusat
Pelayanan Jantung Terpadu RSUD Dr. Soetomo yang telah memberikan
kesempatan bagi kami untuk melaksanakan Praktik Profesi Ners di PPJT
Lantai 3.
5. Ratna Rosyidati R., S.ST selaku Kepala PPJT dan Pembimbing Klinik yang
telah memfasilitasi, membimbing dan memotivasi untuk mengikuti dan
menyelesaikan praktik profesi Ners Manajemen Keperawatan.
6. Binafsih, S.ST selaku Pembimbing Klinik yang telah membimbing dan
memotivasi untuk mengikuti dan menyelesaikan praktik profesi Ners
Manajemen Keperawatan.
7. Perawat dan pegawai Ruang PPJT Lantai 3 yang telah membantu selama
praktik profesi manajemen keperawatan.
8. Pasien dan keluarga serta teman-teman kelompok yang telah membantu
dalam proses penyelesaian proposal penerimaan pasien baru.

Penyusun berharap agar laporan ini dapat memberikan pengetahuan dan


bermanfaat bagi semua calon perawatan dan masyarakat pada umumnya.
Kami selaku tim penulis menyadari bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna,
begitu pula proposal yang kami buat ini, baik dari segi isi maupun
penulisannya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan demi
kesempurnaan proposal kami selanjutnya.

Surabaya, Mei 2019


Tim Praktik Manajemen Keperawatan
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan asuhan keperawatan yang optimal terus menjadi tuntutan bagi
organisasi pelayanan kesahatan. Saat ini timbul keinginan untuk mengubah sistem
pemberian pelayanan kesehatan ke sistem desentralisasi. Dengan meningkatkan
pendidikan bagi perawat, diharapkan dapat memberikan arah terhadap pelayanan
keperawatan berdasarkan isi di masyarakat (Nursalam, 2016). Manajemen
keperawatan adalah proses bekerja melalui anggota staf keperawatan untuk
memberikan asuhan keperawatan secara professional. Profesionalisme dalam
pelayanan keperawatan dapat dicapai dengan mengoptimalkan peran dan fungsi
perawat, terutama peran dan fungsi mandiri perawat. Hal ini dapat diwujudkan
dengan baik melalui komunikasi yang efektif antar perawat, maupun dengan tim
kesehatan yang lain. Salah satu bentuk komunikasi yang harus ditingkatkan
efektivitasnya adalah saat pergantian shift (timbang terima pasien) (Nursalam,
2016).
Timbang terima pasien (hand over) merupakan cara untuk menyampaikan
dan menerima sesuatu laporan yang berkaitan dengan kondisi pasien. Timbang
terima harus dilakukan seoptimal mungkin dengan menjelaskan secara singkat,
jelas, dan lengkap tentang tindakan mandiri perawat, tindakan kolaboratif yang
sudah dilakukan atau belum dan perkembangan pasien saat itu. Informasi yang
disampaikan harus akurat sehingga kesinambungan asuhan keperawatan dapat
berjalan dengan sempurna (Nursalam, 2016).
Keselamatan pasien telah menjadi isu dunia yang perlu mendapat perhatian
penting bagi sistem pelayanan kesehatan. Keselamatan pasien merupakan prinsip
dasar dari pelayanan kesehatan yang memandang bahwa keselamatan merupakan
hak bagi setiap pasien dalam menerima pelayanan kesehatan. World Health
Organization (WHO) Collaborating Center for Patient Safety Solutions
bekerjasama dengan Joint Commision International (JCI) pada tahun 2005 telah
memasukan masalah keselamatan pasien dengan menerbitkan enam program
kegiatan keselamatan pasien dan sembilan panduan/ solusi keselamatan pasien di
rumah sakit pada tahun 2007 (WHO, 2007). Sasaran keselamatan pasien yang
tertuang dalam PMK No. 1691/MENKES/PER/VIII/2011 dibuat dengan mengacu
pada sembilan solusi keselamatan pasien oleh WHO bertujuan untuk mendorong
perbaikan spesifik dalam keselamatan pasien. Timbang terima pasien termasuk
pada sasaran yang kedua yaitu peningkatan komunikasi yang efektif. Penyebab
yang lazim terjadinya cedera pasien yaitu kolaborasi tindakan medis yang tak
terbaca dan rancu yang rentan untuk salah terjemahan, prosedur yang dijalankan
pasien yang keliru, pembedahan keliru tempat, kesalahan medis, penundaan ruang
darurat, para perawat yang tak berdaya untuk turun tangan saat mereka
melaporkan perubahan signifikan pasien, ketidakmauan bertindak sebelum suatu
situasi menjadi krisis, ketidakmauan membelanjakan uang untuk pencegahan,
dokumentasi tak memadai dan kurangnya komunikasi (Fabre, 2010).
Program keselamatan pasien (patient safety) adalah untuk menjamin
keselamatan pasien di rumah sakit melalui pencegahan terjadinya kesalahan dalam
memberikan pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan bersifat kompleks dan
melibatkan berbagai praktisi klinis serta berbagai disiplin ilmu kedokteran dan
ilmu kesehatan. Kerjasama antarpetugas kesehatan sangat menentukan efektivitas
dan efisiensi penyediaan pelayanan kesehatan pada pasien. Rumah sakit sebagai
institusi pelayanan kesehatan harus merespons dan produktif dalam memenuhi
kebutuhan pelayanan kesehatan yang bermutu. Mutu pelayanan kesehatan
seharusnya menunjuk pada penampilan dari pelayanan kesehatan. Keselamatan
pasien merupakan upaya yang harus diutamakan dalam penyediaan pelayanan
kesehatan. Pasien harus memperoleh jaminan keselamatan selama mendapatkan
perawatan atau pelayanan di lembaga pelayanan kesehatan, yakni terhindar dari
berbagai kesalahan tindakan medis (medical error) maupun kejadian yang tidak
diharapkan (Koentjoro, 2007). Di Ruang PPJT Lantai 3 RSUD Dr. Soetomo
Surabaya, setiap timbang terima dihadiri oleh perawat yang bertugas dan kepala
ruangan kecuali untuk shift pagi ke sore dan shift sore ke malam tanpa kepala
ruangan. Timbang terima dimulai dengan pembukaan oleh kepala ruangan dan
dipimpin untuk berdoa, kemudian perawat primer atau perawat asosiet
dipersilakan melaporkan timbang terima namun perawat primer belum
menyampaikan keadaan umum pasien mencakup laporan (M1- M5).
Keakuratan data yang diberikan saat timbang terima sangat penting, karena
dengan timbang terima ini maka pelayanan asuhan keperawatan yang diberikan
akan bisa dilaksanakan secara berkelanjutan, dan mewujudkan tanggung jawab
dan tanggung gugat dari seorang perawat. Bila timbang terima tidak dilakukan
dengan baik, maka akan muncul kerancuan dari tindakan keperawatan yang
diberikan karena tidak adanya informasi yang bisa digunakan sebagai dasar
pemberian tindakan keperawatan. Hal ini akan menurunkan kualitas pelayanan
keperawatan dan menurunkan tingkat kepuasan pasien. Dokumentasi keperawatan
yang digunakan oleh Ruang PPJT Lantai 3 RSUD Dr. Soetomo adalah sistem
pendokumentasian timbang terima dengan SBAR. SBAR merupakan bagian
terpenting dari proses timbang terima karena komponen SBAR tersebut yang
disampaikan oleh perawat kepada perawat yang akan dinas selanjutnya.
Berdasarkan kondisi tersebut, maka mahasiswa Program S1 Pendidikan Ners
Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga akan melaksanakan timbang terima
pasien berdasarkan konsep Model Asuhan Keperawatan Profesional Primary
Nursing di Ruang PPJT Lantai 3 RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

1.2 Rumusan Masalah


Bagaimana proses timbang terima di Ruang PPJT Lantai 3 RSUD
Dr.Soetomo Surabaya?

1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Setelah dilakukan role play timbang terima, maka mahasiswa praktik profesi
manajemen dan perawat Ruang PPJT Lantai 3 dapat mengomunikasikan hasil
pelaksanaan asuhan keperawatan klien dengan baik, sehingga kesinambungan
informasi mengenai keadaan klien dapat dipertahankan.

1.3.2 Tujuan Khusus


1. Mengetahui definisi, tujuan, manfaat, metode pada timbang terima.
2. Mengetahui prosedur, alur dan evaluasi timbang terima.
3. Mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam timbang terima.
4. Mengetahui kriteria evaluasi proses timbang terima
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Perawat
1. Meningkatkan kemampuan komunikasi antara perawat.
2. Menjalin hubungan kerjasama dan meningkatkan rasa tanggung jawab
antarperawat.
3. Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap klien yang berkelanjutan.
4. Perawat dapat mengikuti perkembangan klien secara menyeluruh.
5. Tidak terjadi kekeliruan dalam pemberian tindakan keperawatan.
1.4.2 Bagi Klien
1 Klien dapat menyampaikan keluhan secara langsung bila ada yang belum
disampaikan sebelumnya.
2 Klien mendapatkan pelayanan kesehatan yang optimal.
3 Klien merasa aman karena meningkatnya kepercayaan terhadap kinerja
perawat.
1.4.3 Bagi Rumah Sakit
1. Meningkatkan pelayanan keperawatan kepada klien secara menyeluruh.
2. Meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit.
3. Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data fokus).
4. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepada klien.
5. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindak lanjuti oleh
rumah sakit.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian
Timbang terima atau disebut overan atau komunikasi saat serah terima tugas
antarperawat memerlukan suatu komunikasi mengenai kebutuhan pasien,
intervensi yang telah dan belum dilaksanakan serta mengenai respon pasien. Cara
yang dilakukan adalah dengan berkeliling dari pasien ke pasien lain dan
melaporkan kondisi mereka secara akurat di dekat pasien. Cara ini lebih efektif
ketimbang hanya sekedar membaca dokumentasi yang telah dibuat karena perawat
dapat menerima overan secara nyata dan tidak terlalu menyita waktu (Nursalam,
2016).
Timbang terima adalah komunikasi oral dari informasi tentang pasien yang
dilakukan oleh perawat pada pergantian shift jaga. Friesen (2008) menyebutkan
tentang definisi dari timbang terima adalah transfer tentang informasi (termasuk
tanggung jawab dan tanggung gugat) selama perpindahan perawatan yang
berkelanjutan yang mencakup peluang tentang pertanyaan, klarifikasi dan
konfirmasi tentang pasien. Timbang terima juga meliputi mekanisme transfer
informasi yang dilakukan, tanggung jawab utama dan kewenangan perawat dari
perawat sebelumnya ke perawat yang akan melanjutnya perawatan.

2.2 Tujuan Timbang Terima


Tujuan dari hand over adalah menyediakan waktu, informasi yang akurat
tentang rencana perawatan pasien, terapi, kondisi terbaru, dan perubahan yang
akan terjadi dan antisipasinya. Nursalam (2016) menjelaskan tujuan umum
timbang terima adalah mengkomunikasikan kondisi pasien dan menyampaikan
informasi yang penting dan tujuan khususnya adalah:
1. Menyampaikan masalah, kondisi, dan keadaan klien (data fokus).
2. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan
keperawatan kepada klien.
3. Menyampaikan hal-hal penting yang perlu segera ditindak lanjuti oleh dinas
berikutnya.
4. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya. timbang terima memiliki 2
fungsi utama yaitu sebagai forum diskusi untuk bertukar pendapat dan
mengekspresikan perasaan perawat dan sebagai sumber informasi yang akan
menjadi dasar dalam penetapan keputusan dan tindakan keperawatan.
2.3 Manfaat
Manfaat timbang terima menurut Nursalam (2013):
1. Bagi perawat
1) Meningkatkan kemampuan komunikasi antar perawat
2) Menjalin hubungan kerjasama dan bertanggung jawab antar perawat
3) Pelaksanaan asuhan keperawatan terhadap pasien
yang berkesinambungan.
4) Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna bagi
pasien
5) Klien dapat menyampaikan masalah secara langsung bila ada yang
belum terungkap.

2.4 Metode dalam Timbang Terima


Timbang terima memiliki beberapa metode pelaksanaan diantaranya:
1 Menggunakan Tape recorder, metode itu berupa one way communication.
2 Menggunakan komunikasi oral atau spoken.
3 Menggunakan komunikasi tertulis atau written.
Berbagai metode yang digunakan tersebut masih relevan untuk dilakukan
bahkan beberapa rumah sakit menggunakan ketiga metode untuk dikombinasi.
Menurut Joint Commission Hospital Patient Safety (2011), menyusun pedomann
implementasi untuk timbang terima, selengkapnya sebagai berikut:
1. Interaksi dalam komunikasi harus memberikan peluang untuk adanya
pertanyaan dari penerima informasi tentang informasi pasien.
2. Informasi tentang pasien yang disampaikan harus up to date meliputi terapi,
pelayanan, kodisi dan kondisi saat ini serta yang harus diantipasi
3. Harus ada proses verifikasi tentang penerimaan informasi oleh perawat
penerima dengan melakukan pengecekan dengan membaca, mengulang atau
mengklarifikasi.
4. Penerima harus mendapatkan data tentang riwayat penyakit, termasuk
perawatan dan terapi sebelumnya.
5. Timbang terima tidak disela dengan tindakan lain untuk meminimalkan
kegagalan informasi atau terlupa.
Berikut beberapa contoh model timbang terima, yaitu :
1. Timbang terima dengan menggunakan SBAR
SBAR merupakan kerangka acuan dalam pelaporan kondisi pasien yang
memerlukan perhatian atau tindakan segera (Nursalam, 2016).
S: Situation (kondisi terkini yang terjadi pada pasien)
a) Sebutkan nama pasien, umur, tanggal masuk, dan hari perawatan, serta
dokter yang merawat.
b) Sebutkan diagnosis medis dan masalah keperawtan yang belum atau
sudah teratasi/keluhan utama.
B: Background (Info Penting yang berhubungan dengan kondisi pasien
terkini)
a) Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respons pasien dari setiap
diagnosis keperawatan.
b) Sebutkan riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat
invasive,dan obat-obatan termasuk cairan infuse yang digunakan.
c) Jelaskan engetahuan pasien dan keluarga terhadap diagnosis medis.
A: Assessment (Hasil Pengkajian dari Kondisi Pasien Saat Ini)
a) Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini seperti tanda
vital, skor nyeri, tingkat kesadaran, braden score,status restrain,risiko
jatuh, pivas score, status nutrisi, kemampuan eliminasi dan lain-lain.
b) Jelaskan informasi klinik lain yang mendukung.
R: Recommendation
Merekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan perlu
dilanjutkan (refer to nursing care plan) termasuk discharge planning dan
edukasi pasien dan keluarga.
2. Timbang terima dengan metode tradisional
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kassesan dan Jagoo (2005)
disebutkan bahwa overan jaga (handover) yang masih tradisional adalah:
1) Dilakukan hanya di meja perawat.
2) Menggunakan satu arah komunikasi sehingga tidak memungkinkan
munculnya pertanyaan atau diskusi.
3) Jika ada pengecekan ke pasien hanya sekedar memastikan kondisi secara
umum.
4) Tidak ada kontribusi atau feedback dari pasien dan keluarga, sehingga proses
informasi dibutuhkan oleh pasien terkait status kesehatannya tidak up to
date.
3. Timbang terima dengan metode bedside handover
Menurut Kassean dan Jagoo (2005) handover yang dilakukan sekarang sudah
menggunakan model bedside handover yaitu timbang terima yang dilakukan di
samping tempat tidur pasien dengan melibatkan pasien atau keluarga pasien
secara langsung untuk mendapatkan feedback. Secara umum materi yang
disampaikan dalam proses overan jaga baik secara tradisional maupun bedside
handover tidak jauh berbeda, hanya pada handover memiliki beberapa kelebihan
di antaranya:
1) Meningkatkan keterlibatan pasien dalam mengambil keputusan terkait
kondisi penyakitnya secara up to date.
2) Meningkatkan hubungan caring dan komunikasi antara pasien dengan
perawat.
3) Mengurangi waktu untuk melakukan klarifikasi ulang pada kondisi pasien
secara khusus. Bedside handover juga tetap memperhatikan aspek tentang
kerahasiaan pasien jika ada informasi yang harus ditunda terkait adanya
komplikasi penyakit atau persepsi medis yang lain.

2.5 Langkah-langkah
1. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.
2. Shift yang akan menyerahkan dan menerima informasi perlu mempersiapkan
hal-hal apa yang akan disampaikan.
3. Perawat primer menyampaikan kepada penanggung jawab shift selanjutnya
meliputi:
1). Situation
Meliputi nama pasien, umur, dokter yang merawat, diagnosa medis dan
masalah keperawatan, lama hari perawatan dan keluhan utama.
2). Background
Meliputi perkembangan pasien saat ini. Riwayat alergi, riwayat
pembedahan, alat invasive yang terpasang dan program cairan.
3). Assesment
Meliputi penjelasan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini
seperti keadaan umum, tanda tanda vital, tingkat kesadaran, pain score,
resiko jatuh, status nutrisi, kemampuan eliminasi serta menjelaskan
informasi klinik lain yang mendukung.
4). Recommendation
Meliputi rekomendasi intervensi keperawatan yang perlu dilanjutkan
termasuk discharge planning dan edukasi pasien dan keluarga. Perawat
primer dan anggota kedua shift dinas bersama sama secara langsung
melihat keadaan klien.

2.6 Prosedur Timbang Terima


Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prosedur ini meliputi:
1. Persiapan kedua kelompok sudah dalam keadaan siap dan menyiapkan RM
dengan lengkap
2. Pelaksanaan timbang terima dilaksanakan oleh antar perawat yang mengganti
jaga pada shift berikutnya:
1) Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shift.
2) Di ruang perawat berdiskusi untuk melaksanakan timbang terima dengan
mengkaji secara menyeluruh yang berkaitan tentang masalah
keperawatan pasien, rencana tindakan yang sudah dan belum
dilaksanakan serta hal hal penting lainnya yang perlu dilimpah tugaskan.
3) Hal hal yang sifatnya khusus dan memerlukan perincian lengkap
sebaiknya dicatat untuk kemudian diserahterimakan kepada perawat
yang bertugas pada shift berikutnya.
4) Hal hal yang perlu disampaikan pada saat timbang terima adalah:
(1)Identitas klien dan diagnosa medis
(2)Masalah keperawatan yang masih ada.
(3)Data fokus (keluhan subjektif dan objektif).
(4)Tindakan keperawatan yang sudah dan belum dilaksanakan.
intervensi kolaboratif dan dependensi.
(5)Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam kegiatan
selanjutnya.
(6)Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan klarifikasi
(7)Tanya jawab terhadap hal-hal yang ditimbang-terimakan dan berhak
menanyakan mengenai hal-hal yang kurang jelas
3. Penyampaian informasi saat timbang terima disampaikan secara jelas dan
singkat.
4. Lama timbang terima untuk setiap pasien tidak lebih dari 5 menit kecuali
pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan yang lengkap dan rinci.
5. Kepala ruangan dan semua perawat keliling ke tiap klien dan melakukan
validasi data
6. Pelaporan timbang terima ditulis secara langsung pada buku laporan ruangan
oleh perawat primer (Nursalam, 2016).

2.7 Hal-hal yang Perlu Diperhatikan


Hal-hal yang perlu diperhatikan menurut Nursalam (2016):
1. Dilaksanakan tepat pada waktu pergantian shift
2. Dipimpin oleh kepala ruangan atau perawat primer (PP)
3. Diikuti oleh semua perawat yang telah dan yang akan dinas
4. Informasi yang disampaikan harus akurat, singkat
5. Sistematis dan menggambarkan kondisi pasien saat ini serta menjaga
kerahasiaan pasien
6. Timbang terima harus berorientasi pada permasalahan pasien
7. Pada saat timbang terima di kamar pasien, menggunakan volume suara
yang cukup sehingga pasien disebelahnya tidak mendengar sesuatu yang
rahasia bagi pasien. Sesuatu yang dianggap rahasia sebaiknya tidak
dibicarakan secara langsung didekat klien
8. Sesuatu yang mungkin membuat klien terkejut dan syok sebaiknya
dibicarakan di nurse station.
2.8 Alur Timbang Terima

Situation

Data demografi Diagnosis keperawatan


Diagnosis medis
(Data)

Background

Riwayat Keperawatan

Assessment, KU, TTV,


GCS, Skala nyeri, Risiko
jatuh, ROS

Recommendation: Tindakan
yang sudah, dilanjutkan,
stop, modifikasi, strategi
baru.
BAB 3
PERENCANAAN KEGIATAN

3.1 Pelaksanaan Kegiatan


Hari, tanggal : Jumat, 10 Mei 2019
Pukul : 13.30 WIB
Pelaksanaan : Roleplay Hand Over
Topik : Hand Overshift pagi dan shift sore
Tempat : Ruang PPJT Lantai 3 RSUD Dr. Soetomo
Sasaran : Perawat Primer

3.2 Pengorganisasian
Kepala Ruangan : Soraya Salma Rahmadita, S.Kep
PP (pagi) : Nurin Syarafina, S.Kep
PA (pagi) : Savira Oktaviana., S.Kep
PP (sore) : Venni Hariani., S.Kep
PA (sore) : Lutvia Puspitasari., S.Kep
Dokumentasi : Prasetya Wahyuni, S.Kep
PJ Roleplay : Soraya Salma Rahmadita, S.Kep
Pembimbing Pendidikan : Dr. Kusnanto, S.Kp., M.Kes
: Erna Dwi Wahyuni, S.Kep.Ns., M.Kep
Pembimbing Klinik : Ratna Rosyidati R.,S.ST
: Binafsih, S.ST

3.3 Metode Roleplay

3.4 Media
1. Status Pasien (Rekam Medik)
2. Buku Inventaris Alat
3. Lembar susunan acara
4. Lembar doa
5. Lembar sasaran keselamatan pasien
6. Lembar 5 moment cuci tangan

3.5 Alur Timbang Terima


Situation

Data demografi Diagnosis keperawatan


Diagnosis medis
(Data)

Background

Riwayat Keperawatan

Assessment, KU, TTV,


GCS, Skala nyeri, Risiko
jatuh, ROS

Recommendation: Tindakan
yang sudah, dilanjutkan,
stop, modifikasi, strategi
baru.

3.6 Prosedur Timbang Terima


Berikut adalah prosedur timbang terima menurut Nursalam, (2014):
Tahap Kegiatan Waktu Tempat Pelaksana
Persiapan 1. Prinsip timbang terima 5 menit Nurse Karu, PP
dilakukan pada semua station dan PA
pasien
2. Mempersiapkan
dokumentasi
seperti rekam medis
pasien.
3. Kedua kelompok dinas
Pelaksanaan 1. Karu membuka acara 20 menit Nurse Karu, PP
timbang terima station dan PA
2. Diawali dengan
pembacaan doa
3. Karu membacakan
jumlah pasien, BO,
inventaris dan standart
mutu ruangan
4. Karu, PP dan PA
selanjutnya melakukan
timbang terima di ruang
timbang terima
5. PP pagi menyampaikan
timbang terima kepada
Perawat primer sore.
Penyampaian laporan
yang singkat, padat,
jelas, berikutnya, hal
yang perlu disampaikan
alam timbang terima:
S: Situation (kondisi
terkini yang terjadi pada
pasien)
Sebutkan nama pasien,
umur, tanggal masuk,
dan hari perawatan, serta
dokter yang merawat.
Sebutkan diagnosis
medis dan masalah
keperawatan yang belum
atau sudah
teratasi/keluhan utama.
B: Background (Info
Penting yang
berhubungan dengan
kondisi Pasien Terkini).
Jelaskan intervensi yang
telah dilakukan dan
respons pasien dari
setiap diagnosis
keperawatan. Sebutkan
riwayat alergi, riwayat
pembedahan
pemasangan alat
invasive, dan obat-
obatan termasuk cairan
infuse yang digunakan.
Jelaskan pengetahuan
pasien dan keluarga
terhadap diagnosis
medis.
A: Assessment (Hasil
Pengkajian dari Kondisi
Pasien Saat Ini) Jelaskan
secara lengkap hasil
pengkajian pasien terkini
seperti tanda vital, skor
nyeri, tingkat kesadaran,
braden score, status
restrain, risiko jatuh,
status nutrisi,
kemampuan eliminasi
dan lain-lain. Jelaskan
informasi klinik lain
yangmendukung. R:
Recommendation
Merekomendasikan
intervensi keperawatan
yang telah dan perlu
dilanjutkan (refer to
nursing care plan)
termasuk discharge
planning dan edukasi
pasien dan keluarga.
6. PP pagi dan PA siang
selanjutnya dapat
melakukan klarifikasi,
tanya jawab terhadap
halhal yang kurang jelas
penyampaian pada saat
timbang terima secara
singkat dan jelas
7. Hal khusus dan
memerlukan perincian
matang sebaiknya dicatat
untuk diserah terimakan
ke shiff selanjutnya.
8. Klarifikasi atau
tambahan dari karu
9. Pembacaan SOP
keselamatan pasien
10. Pembacaan 5 momen
11. cuci tangan
12. Demontrasi cuci tangan
13. Validasi ke pasien
14. PP pagi
memperkenalkan PJ
siang selanjutnya yang
15. bertugas
16. PJ sore mengklarifikasi
langsung ke pasien al-
17. hal yang perlu
diklarifikasi.
Pos 1. Cuci tangan 10 menit Nurse Karu, PP
timbang station dan PA
terima
2. Diskusi dan klarifikasi
dari hasil validasi yang
sudah dilakukan
3. Pelaporan langsung
dituliskan pada buku
timbang terima dengan
ditandatangani PP malam
dan PP pagi berikutnya,
diketahui oleh Karu
4. Ditutup oleh Karu

3.7 Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
1) Menentukan penanggung jawab timbang terima
2) Menyusun teknik timbang terima bersama-sama dengan staf keperawatan
3) Menentukan materi timbang terima
4) Menyiapkan rekam medis pasien yang akan digunakan dalam timbang
terima
5) Mempersiapkan buku laporan
2. Evaluasi Proses
1) Melakukan timbang terima bersama dengan kepala ruangan dan staf
keperawatan pada setiap pergantian shift
2) Timbang terima dipimpin oleh kepala ruangan
3) Timbang terima diikuti oleh perawat, mahasiswa yang berdinas dan yang
akan dinas.
4) Timbang terima dilaksanakan di ruang perawat dengan pelaporan tiap
pasien maksimal 5 menit
5) Menjelaskan masalah yang berfokus pada masalah keperawatan
3. Evaluasi Hasil
1) Perawat mampu melakukan timbang terima sesuai dengan konsep SBAR
2) Perawat dapat mengikuti perkembangan pasien secara paripurna 3) Dapat
meningkatkan kemampuan dan komunikasi antar perawat
4) Menjalin hubungan kerjasama yang bertanggung jawab antar perawat
5) Pelaksanaan asuhan keperawatan dapat berjalan
dengan berkesinambungan.
Lampiran 1
Prolog
(On Friday, Mei 10th, 2019 at 01.30 p.m all nurses (PN and AN) morning shift
and afternoon shift gathered at nurse station to hand over.)

Session I in the Nurse Station


Narator : In the nurse station, NUM, Primary Nurses and
Associated Nurses at the morning shifts and afternoon shift are preparing to
do Handover. NUM lead the handover, and all of people in the room follow
her.
NUM : “Assalamualaikum, Good afternoon, everyone.”
Nurses : “Waalaikumsalam Wr.Wb.”
NUM : "Before we start the handover this afternoon, I will read the
room report. Right now, total patients are 5, with minimal
care 0, partial care 2 people, and total care 3 people.
There are Miss SM in bed 305 A, Miss M in 305 B, Miss
M in 305 C, Miss AM in 305 D, and Mr J in 306 A.
There’s no patient in 306 B, 306 C, 306 D.
There are 2 nurses this afternoon, Ns. Venni and Ns. Via.
The leader is Ns. Venni in charge for Bed 305 A-C and
Ns Via in charge for 305D and 306A.
There are no patient with phlebitis and decubitus 0, no fall
cases, 5 patients with fall risk, BOR 62,5%.
Now, I will go on to the schedule for this handover:
1. Opening and reading the schedule
2. Praying together
3. Hand over from nurse incharge to primary nurse
4. Document validation
5. Read IPSG
6. Read 5 moment hand hygiene
7. Demonstration hand hygiene
8. Validate to the patient
9. Hand hygiene
10. Discussion and clarification
11. Signing NUM, PN, AN
12. Closing
Ok, before we begin our activity let’s pray together. Ns. Via
please start!

……………….(Praying together)…………..
NUM : Ok, thanks, next, Ns. Nurin please report the patient
conditions this morning.
PN Morning : Ok, thank you. I would like to report patient conditions one
by one, start from :
Example
305 A
S: Miss SM, 32 years old, the seventh day care, medical
record number is 3051001, with medical diagnoses AF
respons moderat + ADHF + severe RHD MS + severe PHT
and nursing problem is risk of decresing cardiac output,
DPJP dr. Rosi, Sp.Jp(K)
B: Patient gets Lasix pump 5 mg/hour per IV and Ventolin
1 ampul
A: The patient's condition is compos mentis, GCS 456,
vital sign at 12.00 (blood presure = 110/80 mmHg, pulse
rate= 50 x/minute, RR = 24 x/min, temperature = 36,8ºC).
Client is still having dyspnea.
R:
1. Observe vital sign
2. Keep the nasal O2 2 lpm
3. Position the patient semifowler
4. Collaborate with the doctor for medical therapy
according RPO
5. Monitor intake-output
6. Do vulva hygiene every morning
NUM : Thank you Ns. Nurin. Is there any questions for the report?
AN Morning : "No, Ners. All is clear."
NUM : “Ok next please Ns. Savira read your report.
AN Morning : “Ok, thank you. Now, I would like to report a patient one
by one, starts from:
305 C (example)
S: Miss B, 46 years old, first day care, medical record
number is 3053001, wih medical diagnoses are Unstable
Angina low risk + ACKD+ hypronatremia and nursing
problem is risk of decresing cardiac output, DPJP dr.
Iswanto, Sp.Jp(K).
B: The patient has an IV line on her right hand day 1, uses
dower cathether day 1 and gets NaCl + KCl 25 meq/ 24
hours.
A: The patient's condition is compos mentis, GCS 456, vital
sign at 12.00 am (blood presure = 110/80 mmHg, pulse
rate= 71 x/minute, RR = 20 x/min, temperature = 36,6ºC).
R:
1. Observe vital sign
2. Keep the nasal O2 2 lpm
3. Position the patient semifowler
4. Collaborate with the doctor for medical therapy
according RPO
5. Monitor fluid balance

NUM : “Any question or clarrificassion from Ns. Savira’s report?”


AN Morning : “Mrs. B fluid intake is limited to 700cc/24 hours.”
PN afternoon : "Okay. I'll remind Mrs. B again."
NUM : Ok, Ns. Venni, if there is no more question, now read the
IPSG please.
PN afternoon : (read IPSG)
NUM : Okay, it’s all done now, before we start the validation to
the patients, lets read the 5 moment hand hygiene and
demonstration. Ns. Via, Please
AN afternoon : 5 moment …………………, lets we do hand hygene
NUM : “Next, we are going to the patient validation and then we
are going back here to the nurse station.”

Session II in the bed patients


Narator : NUM, Primary Nurses and Associated Nurses at
morning shift and afternoon shift are doing validation to the patient. At this
point, NUM is telling patient about the afternoon Primary Nurse and
Associated Nurse that will give service in this shift.

Kepala ruang : “Selamat siang Bu SM, kami sedang operan dinas,


perkenalkan ini Ns. Venni dan Ns. Via yang jaga sore dan
akan membantu perawatan Ibu sore hari ini sampai jam 9
malam.”
PP sore : Selamat sore Ibu, bagaimana perasaannya hari ini? Apa
keluhan yang Ibu rasakan sekarang? Apa masih sesak?
Pasien 1 : Iya ners, masih sesak.
PP pagi : Ns Via, nanti tolong terus dipantau ya tanda vitalnya.
Jangan lupa untuk memberikan nebul.
PA sore : Iya Ners
Kepala ruang : “Selamat siang Bu B, kami sedang operan dinas,
perkenalkan ini Ns. Venni dan Ners Via yang jaga sore dan
akan membantu perawatan Ibu sore hari ini sampai jam 9
malam.”
PP Sore : Selamat sore, Bu. Bagaimana perasaan ibu hari ini? Apa
keluhan yang Ibu rasakan sekarang? Apa masih lemas?
Pasien 2 : “Iya masih lemas, Ners.”
PA sore : “Ibu tadi makannya habis tidak? Makannya harus
dihabiskan ya, Bu, supaya tidak lemas. Jangan lupa
minumnya dibatasi 700 cc dalam 24 jam.”
Pasien 2 : “Iya ners.”
Kepala Ruang : “Baik kalau begitu kita kembali ke Nurse Station untuk
diskusi dan penandatangan laporan timbang terima.”
(After validation finish)
NUM : “Ok, the validation is done. We are going back to the nurse
station.”

Session III di Nurse Station


Narator : NUM, Primary Nurses and Associated Nurses at
morning shift and afternoon shift are going back to the nurse station to do
some clarifications (if there is), and then they are practising handhygiene that
was demonstrated by Ns Venni. The nurses also report room inventory before
preparing patient medicine therapy.

NUM : “Ok , lets do hand hygine first, please.”


(after finish)
: “We have done the hand over and validation to all
Patients together, I hope this work can be handled between
shifts so it can be clear and structured. About patients, do
we still have something to be discussed again?”
PN afternoon : “No, Ners.”
NUM : “Now please prepare the patients medicine theraphy.”
AN afternoon : “Ok, Ners. I will prepare it.”
NUM : “Thank you, next please Ns. Savira read the room
inventory.”
AN morning “Ok, thermometer 2, stetoskop 2, tensimeter 3, syring pum
1, infus pump 1. oksigen camber 3, all in good condition.”
NUM “Thank you, are there any clarifications? Well, I think
that’s enough.. Thank you for your participations. all of
you has worked well.”
“So, I hope what we've done today provides many benefits
for all of us, and we are given much blessing in carrying
our each tasks. For the morning shifts, happy rest. And the
afternoon shifts, fighting. Wassalamu'alaikum wr wb.”
Lampiran 2
DOA SEBELUM BEKERJA

BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIM

YAA ALLAH TUHAN SERU SEKALIAN ALAM

ENGKAU MAHA PENGATUR DAN MAHA PEMELIHARA

JAGALAH HATI, PIKIRAN DAN PERILAKU KAMI

AGAR MATA KAMI MAMPU MEMERHATIKAN KEBUTUHAN PASIEN

TELINGA KAMI MAMPU MENDENGARKAN KELUHAN PASIEN.

BIBIR KAMI SELALU TERSENYUM DAN BERTUTUR MENENTERAMKAN

TANGAN KAMI TERAMPIL MELAKSANAKAN TUGAS

KAKI KAMI RINGAN MELANGKAH MENYELESAIKAN PEKERJAAN

SEHINGGA PASIEN DAPAT TERTOLONG

YAA ALLAH YANG MAHA PEMURAH

BERIKANKAH KESELAMATAN DAN KESEMBUHAN PADA PASIEN KAMI

TERIMALAH KINERJA KAMI SEBAGAI IBADAH

YAA ALLAH KAMI MEMOHON PADAMU KEBAIKANA PEKERJAAN INI

DAN SEGALA KEBAIKAN DI DALAMNYA

KAMI BERLINDUNG KEPADAMU DARI KEBURUKAN PEKERJAAN INI

DAN SEGALA KEBURUKAN DI DALAMNYA.

AAMIIN.
INTERNATIONAL PATIENT SAFETY GOALS

1. IDENTIFY PATIENTS CORRECTLY

2. IMPROVE EFFECTIVE COMMUNICATION

3. IMPROVE THE SAFETY OF HIGH-ALERT MEDICATIONS

4. ENSURE SAFE SURGERY

5. REDUCE THE RISK OF HEALTH CARE-ASSOCIATED INFECTION

6. REDUCE THE RISK OF PATIENTS-HARM RESULTING FROM FALLS.

5 MOMENTS HAND HYGIENE

1. BEFORE TOUCHING A PATIENT

2. BEFORE CLEAN/ ASEPTIC PROCEDURES

3. AFTER BODY FLUID EXPOSURE/ RISK

4. AFTER TOUCHING A PATIENT

5. AFTER TOUCHING PATIENT SURROUNDINGS

Anda mungkin juga menyukai