PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam upaya peningkatan pelayanan kesehatan geriatri di rumah sakit yang berkualitas,
merata dan terjangkau maka pelayanan geriatri harus dilakukan secara terpadu melalui
pendekatan yang bersifat interdisiplin oleh berbagai tenaga profesional yang bekerja dalam tim
terpadu geriatri. Oleh sebab itu, dalam rangka meningkatkan pelayanan kesehatan geriatri di
rumah sakit dan untuk mengakomodasi berbagai kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
dibidang pelayanan geriatri, perlu disusun penyelenggaraan pelayanan geriatri di rumah sakit.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Terselenggaranya pelayanan geriatri secara terpadu dan nyaman di Rumah Sakit Umum
Jampangkulon
2. Tujuan Khusus
Terselengaranya pelayanan geriatri di rawat jalan dan pelayanan kesehatan warga lanjut usia
di Masyarakat Berbasis Rumah Sakit.
C. Ruang Lingkup
1. Jenis pelayanan Geriatri tingkat sederhana paling sedikit terdiri atas rawat jalan dan
kunjungan rumah (home care).
2. Jenis pelayanan Geriatri tingkat lengkap paling sedikit terdiri atas rawat jalan, rawat inap
akut, dan kunjungan rumah (home care).
3. Jenis pelayanan Geriatri tingkat sempurna paling sedikit terdiri atas rawat jalan, rawat inap
akut, kunjungan rumah (home care), dan Klinik Asuhan Siang.
4. Jenis pelayanan Geriatri tingkat paripurna terdiri atas rawat jalan, Klinik Asuhan Siang,
rawat inap akut, rawat inap kronik, rawat inap Psikogeriatri, penitipan Pasien Geriatri (respite
care), kunjungan rumah (home care), dan Hospice
1) Jenis pelayanan
3) Peralatan
4) Ketenagaan.
BAB II
STANDAR KETENAGAAN
1. Tim Terpadu Geriatri terdiri atas ketua dan koordinator pelayanan yang merangkap sebagai
anggota, dan anggota.
b. Tim Terpadu Geriatri pada pelayanan Geriatri tingkat sederhana paling sedikit terdiri atas:
2. Dokter,
3. Perawat,
Tugas Pokok :
2) Melaksanakan koordinasi pelaksanaan kerjasama lintas program dan lintas sektoral dengan
berbagai disiplin.
Uraian Tugas :
5) Memberikan laporan berkala tim terpadu geriatri kepada Direktur Rumah Sakit.
B. Koordinator Rawat Jalan
Tugas Pokok :
Uraian Tugas :
5) Bertannggung jawab kepada ketua tim geriatri atas penyelenggaraan pelayanan geriatri di
poliklinik.
C. Anggota Uraian
Tugas :
STANDAR FASILITAS
A. STANDAR FASILITAS
Standar fasilitas Ruang pelayanan Geriatri tingkat sederhana paling sedikit terdiri atas :
2. Ruang tunggu Ruang tunggu harus bersih dan cukup luas, aman dan nyaman, baik untuk
pasien dari luar ataupun dari bangsal yang menggunakan kursi roda atau tempat tidur.
3. Ruang periksa Ruangan ini dekat dengan ruang pendaftaran serta dilengkapi dengan fasilitas
dan alat-alat pemeriksaan. Ruangan terdiri dari:
a. Ruang periksa perawat geriatri dan sosial medik untuk melakukan anamnesis;
d. Ruangan diskusi tim geriatri atau pertemuan dengan keluarga pasien (family meeting).
b. Ruang anggota,
1. Konstruksi bangunan
a. Jalan Jalan menuju ke pelayanan geriatri harus cukup kuat, rata, tidak licin serta disediakan
jalur khusus untuk pasien/pengunjung dengan kursi roda.
b. Pintu Pintu harus cukup lebar untuk memudahkan pasien/pengunjung lewat dengan kursi
roda atau tempat tidur. Lebar pintu sebaiknya 120 cm terdiri dari pintu 90 cm dan pintu 30 cm
c. Listrik Daya listrik harus cukup dengan cadangan daya bila suatu saat memerlukan tambahan
penerangan sehingga diperlukan stabilisator untuk menjamin stabilitas tegangan, dilengkapi
dengan generator listrik.
d. Penerangan Penerangan lorong dan ruang harus terang namun tidak menyilaukan. Setiap
lampu penerangan di atas tempat tidur harus diberi penutup, agar tidak menyilaukan.
e. Lantai Lantai harus rata, mudah dibersihkan tetapi tidak licin, bila ada undakan atau tangga
harus jelas terlihat dengan warna ubin yang berbeda untuk mencegah jatuh.
g. Dinding Dinding harus permanen dan kuat dan sebaiknya di cat berwarna terang. Agar
memberi semangat dan di sepanjang dinding, terdapat pegangan yang kuat sebaiknya terbuat
dari kayu (hand rail).
h. Ventilasi Semua ruangan harus diberi cukup ventilasi. Ruangan yang menggunakan
pendingin/air condition harus dilengkapi cadangan ventilasi untuk mengantisipasi apabila
sewaktu-waktu terjadi kematian arus listrik.
i. Kamar mandi dan WC Kamar mandi menggunakan kloset duduk dengan pegangan di sebelah
kanan dan kirinya. Shower dilengkapi dengan tempat duduk dan pegangan. Gagang shower
harus diletakkan di tempat yang mudah dijangkau oleh pasien dalam posisi duduk. Demikian
pula tempat sabun harus diletakkan sedemikian agar mudah dijangkau pasien. Tersedia bel
untuk meminta bantuan dan pintu membuka keluar.
j. Air Penyediaan air untuk kamar mandi, WC, cuci tangan harus cukup dan memenuhi
persyaratan. Semua fasilitas gedung dan lingkungan harus mengacu kepada pedoman
Pekerjaan Umum tentang standar teknis eksesibilitas gedung dan lingkungan.
k. Pada dinding-dinding tertentu harus diberi pengaman dan kayu atau alumunium (leuning)
yang berfungsi sebagai pegangan bagi pasien pada saat berjalan serta untuk melindungi dinding
dari benturan kursi roda
l. Agar dihindari sudut-sudut yang tajam pada dinding atau bagian tertentu untuk menghindari
kemungkinan terjadinya bahaya/trauma.
m. Disediakan wastafel pada setiap ruangan pemeriksaan, pengobatan dan ruangan yang lain.
BAB IV
A. PELAYANAN GERIATRI
a. Seseorang warga lanjut usia harus dipandang sebagai manusia seutuhnya, meliputi juga
lingkungan kejiwaan (psikologis) dan sosial ekonomi. Aspek diagnosis penyakit pada pasien
lanjut usia mengunakan asesmen geriatri, meliputi seluruh organ, sistem, kejiwaan dan
lingkungan sosial ekonomi.
Secara vertikal berarti pemberian pelayanan harus dimulai dari masyarakat sampai
pelayanan rujukan tertinggi. Untuk mengupayakan prinsip secara berjenjang (vertikal)
mulai dari masyarakat, puskesmas dan rumah sakit, kontinuitas pelayanan kesehatan
geriatri dapat dibagi menjadi :
1) Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut Usia di Masyarakat (Community Based
Geriatric Service) : Ceramah, simposium, lokakarya, dan penyuluhan-
penyuluhan.
2) Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut Usia di Masyarakat Berbasis Rumah Sakit
(Hospital Based Community Geriatric Service) : program perawatan warga
lanjut usia di rumah (home care)
3) Pelayanan Kesehatan Warga Lanjut Usia Berbasis Rumah Sakit (Hospital
Based Geriatric Service) : Poliklinik Lanjut Usia, pemberian edukasi pada
pasien lanjut usia.
Secara horisontal berarti pelayanan kesehatan harus merupakan bagian dari pelayanan
kesejahteraan warga lanjut usia secara menyeluruh.
Gambar 4.1 Alur Pelayanan di Rumah Sakit dengan Pelayanan Geriatri Tingkat Sederhana
a. Apabila pasien lansia dirawat jalan maka akan diprioritaskan dalam proses pendaftaran
sampai dengan pemeriksaan oleh dokter.
b. Asesmen awal rawat jalan dilakukan terhadap setiap pasien yang datang ke Unit Rawat Jalan
Rumah Sakit Awal Bros Bekasi Timur
c. Asesmen pasien rawat jalan terdiri dari asesmen keperawatan dan asesmen medis
d. Asesmen keperawatan yang dilakukan di rawat jalan meliputi :
e. Asesmen medis yang meliputi : anamnesis (S) dan Pemerikasaan fisik (O), Rencana
penatalaksanaan (P) dan Istruksi (I), Edukasi (E)
f. Asesmen medik rawat jalan dilakukan oleh dokter umum dan dokter spesialis di unit rawat
jalan Rumah Sakit Umum Jampangkulon
g. Asesmen medik rawat jalan dilengkapi dalam waktu kurang dari 2 jam dan
didokumentasikan di rekam medik sesuai ketentuan/kebijakan rekan medik dengan keterangan
yang jelas mengenai waktu pemeriksaan (tanggal dan jam), minimal menuliskan hasil
anamnesis dan pemeriksaan fisik yang relevan untuk justivikasi diagnosis dan terapi.
4. Jenis Pelayanan Geriatri
a. Poliklinik Geriatri
Rumah Sakit Awal Bros Bekasi Timur memberikan jasa pengadaan asesmen, tindakan
kuratif sederhana dan konsultasi bagi penderita rawat jalan, baik dari masyarakat, puskesmas,
maupun antar poliklinik.
b. Edukasi dan Promosi Kesehatan
Pelayanan Kesehatan Warga lanjut usia di masyarakat berbasis rumah sakit
1) Home Care;
Rumah Sakit Awal Bros Bekasi Timur memberikan jasa pelayanan home care
yang meliputi:
Kunjungan oleh dokter umum
Home care oleh perawat untuk tindakan : pemasangan NGT, pemasangan Catheter,
Ganti Verban
Home care fisioterapi : General exercise
2) Edukasi di Komunitas
5. Assesment Geriatri;
Rumah Sakit Awal Bros Bekasi Timur melakukan Assesment Geriatri pada pasien baru di unit
rawat jalan dengan proses pendekatan multidisiplin untuk menilai aspek medik, fungsional,
psikososial dan ekonomi penderita usia lanjut dalam rangka menyusun program pengobatan
dan pemeliharaan kesehatan yang rasional. Asesmen ini bersifat tidak sekedar multi-disiplin
tetapi juga interdisiplin dengan koordinasi serasi antar disiplin dan lintas pelayanan kesehatan.
Setiap pasien rawat jalan di screening status fungsionalnya dengan melakukan pengkajian
kebutuhan ADL pasien. Jika pasien dibantu dalam memenuhi kebutuhan ADLnya maka
pengkajian status fungsional pasien dilanjutkan dengan pengkajian barthel indeks.
Yang perlu Mendapatkan Pelayanan Geriatri :
- Menderita lebih dari satu penyakit kronis atau degeneratif dengan atau tanpa disertai penyakit
akut;
- Menghadapi kesulitan untuk berjalan (instability), mengalami jatuh (falls), atau imobilisasi
(bedridden);
- Menghadapi masalah untuk merawat diri sendiri (self care). seperti kesulitan makan atau
berpakaian;
- Mengalami penurunan daya ingat (memory) dini atau gangguan tingkah laku (behavior) dini;
- Masalah kesehatan lain seperti osteoporosis, penyakit parkinson, arthritis, gangguan
berkemih (inkontinensia urine), atau gangguan buang air besar.
6. Prinsip-Prinsip Pelayanan Geriatri Rumah Sakit Umum Jampangkulon adalah sebagai
berikut :
- Pendekatan menyeluruh (biopsikososialspiritual);
- Orientasi terhadap kebutuhan klien;
- Diagnosis secara terpadu;
- Team work (koordinasi);
- Melibatkan keluarga dalam pelaksanaannya.
7. Kriteria Pelayanan Lansia Rumah Sakit Umum Jampangkulon ;
BAB V
KESELAMATAN PASIEN
A. Pengertian
Keselamatan pasien ( Patient safety ) rumah sakit adalah suatu sistem dimana RS membuat
asuhan pasien lebih aman. Sistem tersebut meliputi :
1. Asessment resiko
2. Identifikasi dan pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan dan
analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjut serta implementasi solusi
untuk meminimalkan timbulnya resiko. Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnnya dilakukan.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di RS
2. Meningkatnya akuntabilitas RS terhadap pasien dan masyarakat
3. Menurunnya Kejadian Tidak Diharapkan ( KTD ) di RS
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi pengulangan kejadian
tidak diharapkan.
C. Tatalaksana keselamatan pasien
3. Tindakan preventif
Tindakan preventif sebenarnya adalah sistem yang diharapkan dapat mencegah terjadinya
cedera yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak
melakukan tindakan yang seharusnya dilakukan. Tindakan preventif dilakukan melalui
pencegahan kejadian tidak diinginkan.
4. Tindakan korektif
Tindakan korektif adalah pelaporan dan analisis insiden. Kemampuan belajar dari insiden dan
tindak lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya risiko. Tindakan
korektif dilakukan terhadap laporan yang diputuskan dalam pertemuan tertutup oleh kepala
bidang melalui inspeksi dan verifikasi. Hasil inspeksi harus menunjukan telah dilakukannya
tindakan koreksi.
BAB VI
PENGENDALIAN MUTU
BAB VII
PENUTUP