Distosia Bahu
Distosia bahu adalah ketika kepala bayi telah lahir tapi salah satu bahu menjadi terjebak di
belakang tulang pubis ibu, menunda kelahiran tubuh bayi. Jika ini terjadi, tambahan bantuan
biasanya diperlukan untuk melepaskan bahu bayi. Dalam sebagian besar kasus, bayi akan lahir
segera dan aman.
Faktor Predisposisi
Identifikasi dan obati diabetes pada ibu. Tawarkan persalinan elektif dengan induksi
maupun seksio sesarea pada ibu dengan diabetes yang usia kehamilannya mencapai 38
minggu dan bayinya tumbuh normal.
Selalu bersiap bila sewaktu-waktu terjadi distosia bahu.
Kenali adanya distosia seawal mungkin. Upaya mengejan, menekan suprapubis atau
fundus, dan traksi berpotensi meningkatkan risiko cedera pada janin.
1
Dzaky Ramadhan Hidayat – 201310330311138 SKILL 9
Tatalaksana: A-L-A-R-M-E-R
1. Ask for Help : Minta bantuan tenaga kesehatan lain, untuk menolong persalinan dan
resusitasi neonatus bila diperlukan. Bersiaplah juga untuk kemungkinan perdarahan
pascasalin atau robekan perineum setelah tatalaksana.
2. Lift the Legs and Buttocks : Lakukan manuver McRobert (dengan Episiotomi).
Dalam posisi ibu berbaring telentang, mintalah ia untuk menekuk kedua tungkainya
dan mendekatkan lututnya sejauh mungkin ke arah dadanya. Mintalah bantuan 2 orang
asisten untuk menekan fleksi kedua lutut ibu ke arah dada.
2
Dzaky Ramadhan Hidayat – 201310330311138 SKILL 9
Tangan diletakkan di belakang bahu belakang anak, kemudian dirotasi 180 derajat ke
anterior impaksi anterior terbebas
3
Dzaky Ramadhan Hidayat – 201310330311138 SKILL 9
6. Roll Over
Jika semua tindakan di atas tetap tidak dapat melahirkan bahu, terdapat manuver-
manuver lain yang dapat dilakukan, misalnya kleidotomi, simfisiotomi, metode sling
atau manuver Zavanelli. Namun manuver-manuver ini hanya boleh dikerjakan oleh
tenaga terlatih.
4
Dzaky Ramadhan Hidayat – 201310330311138 SKILL 9
Atonia Uteri
Kegagalan uterus untuk berkontraksi secara adekuat setelah pelahiran merupakan penyebab
tersering perdarahan obstetris. Uterus yyang mengalami distensi berlebihan rentan menjadi
hipotonus setelah pelahiran. Jadi, perempuan dengan janin besar, multiple, atau hidramnion
rentan mengalami atonia uterus.
Tatalaksana
1. Pakai sarung tangan desinfeksi tingkat tinggi atau steril, dengan lembut masukkan
secara obstetrik (menyatukan kelima ujung jari) melalui introitus dan ke dalam vagina
ibu.
2. Periksa vagina dan serviks. Jika ada selaput ketuban atau bekuan darah pada kavum
uteri mungkin hal ini menyebabkan uterus tak dapat berkontraksi secara penuh.
3. Kepalkan tangan dalam dan tempatkan pada forniks anterior, tekan dinding anterior
uterus, ke arah tangan luar yang menahan dan mendorong dinding posterior uterus kea
rah depan sehingga uterus ditekan dari arah depan ke belakang.
4. Tekan kuat uterus di antara kedua tangan. Kompresi uterus ini memberikan tekanan
langsung pada pembuluh darah yang terbuka (bekas implantasi
plasenta) di dinding uterus dan juga merangsang miometrium untuk berkontraksi.
5. Evaluasi keberhasilan :
5
Dzaky Ramadhan Hidayat – 201310330311138 SKILL 9
6. Berikan 0,2 mg ergometrin IM atau misoprostol 600-1000 mcg per rectal. Jangan
berikan ergometrin kepada ibu dengan hipertensi karena ergometrin dapat menaikkan
tekanan darah.
7. Gunakan jarum berdiameter besar (ukuran 16 atau 18), pasang infus dan berikan 500cc
larutan Ringer Laktat yang mengandung 20 unit oksitosin.
8. Pakai sarung tangan steril atau desinfeksi tingkat tinggi dan ulangi KBI.
9. Jika uterus tidak berkontraksi dalam waktu 1 sampai 2 menit, segera rujuk ibu karena
ini merupakan bukan atonia uteri sederhana. Ibu membutuhkan tindakan gawatdarurat
di fasilitas kesehatan rujukan yang mampu melakukan tindakan operasi dan transfusi
darah.
10. Sambil membawa ibu ke tempat rujukan, teruskan tindakan KBI dan infus cairan hingga
ibu tiba di tempat rujukan. Infus 500 ml pertama dihabiskan dalam waktu 10
menit.Berikan tambahan 500 ml/jam hingga tiba di tempat rujukan atau hingga jumlah
cairan yang diinfuskan mencapai 1,5 L dan kemudian lanjutkan dalam jumlah
125cc/jam. Jika cairan infus tidak cukup, infuskan 500 ml (botol kedua) cairan infus
dengan tetesan sedang dan ditambah dengan pemberian cairan secara oral untuk
rehidrasi.
Agen Uterotonik Sejumlah senyawa yang digunakan untuk menginduksi kontraksi uterus
pascapartum
Oksitosin : IV atau IM
Turunan Ergot : 0,2 Methylergonovine/Ergometrin IM
Analog Prostaglandin : dosis awal yang dianjurkan 250 mcg
Retensio Plasenta
6
Dzaky Ramadhan Hidayat – 201310330311138 SKILL 9
Manual Plasenta
Defenisi Manual Plasenta
a. Manual plasenta adalah prosedur pelepasan plasenta dari tempat implementasinya pada
dinding uterus dan mengeluarkannya dari kavum uteri secara manual. Arti dari manual
adalah dengan melakukan tindakan invasi dan manipulasi tangan penolong persalinan
yang dimasukkan langsung ke dalam kavum uteri.
b. Manual plasenta adalah salah satu dari beberapa tindakan yang perlu dilaksanakan
dalam penatalaksanaan retensio plasenta.
(Chapman, 2006).
7
Dzaky Ramadhan Hidayat – 201310330311138 SKILL 9
g).Dekontaminasi Pancatindakan
h). Cuci Tangan Pascatindakan
i). Perawatan Pascatindakan
1) Periksa kembali tanda vital pasien, segera lakukan tindakan dan intruksi apabila masih
diperlukan
2) Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan di dalam kolom yang tersedia
3) Buat konstruksi pengobatan lanjutan dan hal –hal penting untuk dipantau
8
Dzaky Ramadhan Hidayat – 201310330311138 SKILL 9
4) Beritahukan pada pasien dan keluarganya bahwa tindakan telah selesai tapi pasien masih
memerlukan perawatan
5) Jelaskan pada petugas perawatan apa yang masih diperlukan, lama perawatan dan apa
yang perlu dilaporkan.
(Sarwono, 2000)
Referensi:
Allen, Robert H et al, 2016, Shoulder Dystocia, Medscape eMedicine viewed 21 September
2016 < http://emedicine.medscape.com/article/1602970-overview#a7>
Cunningham, G. F., Gant, Norman, F., Leveno, Kenneth, J., Larry, J., Katharine. 2012. Obstetri
Williams, edisi 21, Jakarta : EGC
JNPK-KR. 2008. Pelatihan Klinik Asuhan Persalinan Normal, edisi 5, Jakarta: Departemen
Kesehatan Republik Indonesia
King Edward Memorial Hospital, 2014, Clinical Guidelines Obstetric and Midwifery :
Retained Placenta, King Edward Memorial Hospital – Depatment of Health Government of
Western Australia viewed 21 September 2016 <
http://www.kemh.health.wa.gov.au/development/manuals/O&G_guidelines/sectionb/5/5437.
pdf>
Royal College of Obstetricians and Gynaecologists , 2013, Information for You : Shoulder
Dystocia, The Royal College of Obstetricians and Gynaecologists viewed 21 September 2016
< https://www.rcog.org.uk/globalassets/documents/patients/patient-information-
leaflets/pregnancy/pi-shoulder-dystocia.pdf>
Royal Cornwall Hospitals, 2014, Retained Placenta Clinical Guideline For Diagnosis And
Management, Royal Cornwall Hospitals viewed 21 September 2016 <
http://www.rcht.nhs.uk/DocumentsLibrary/RoyalCornwallHospitalsTrust/Clinical/Midwifery
AndObstetrics/RetainedPlacentaGuidelineForTheDiagnosisAndManagementOf.pdf>
WHO Country Office for Indonesia dan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2013,
BUKU SAKU PELAYANAN KESEHATAN IBU DI FASILITAS KESEHATAN DASAR DAN
RUJUKAN, WHO Country Office for Indonesia dan Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia viewed 21 September 2016 < http://www.edukia.org/web/wp-
content/uploads/2013/10/BUKU-SAKU-PELAYANAN-KESEHATAN-IBU.pdf>
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/30315/4/Chapter%20II.pdf viewed 21
September 2016