KELAS BALITA SESUAI USIA PADA IBU DENGAN BALITA DI RW 4 DESA KEBUMEN
KEC. BATURRADEN KAB. BANYUMAS STASE KEPERAWATAN KOMUNITAS
Disusun oleh:
KELOMPOK 4
Ayu Roliana Raharjo I4B018001
Eki Sulistio I4B018004
Syafira Nurul Hasna I4B018008
Egi Nurul Aisyah I4B018009
Indah Nurul Widyawati I4B018010
Endah Susilowati I4B018012
Enji Meilia Era Pertiwi I4B018026
Syienthia Rahmatika I4B018027
Dwi Noventi Rianingrum I4B018033
Brian Wiva Pratama I4B018035
Anggita Ika Utami I4B018041
Imas Nur Solehah I4B018044
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Balita (AKABA) merupakan
salah satu target dalam Millenieum Develomment Goals (MDG’s). Kelompok ibu hamil,
bersalin, bayi pada masa perinatal merupakan kelompok yang paling rentan terhadap
kesehatan oleh karena itu kelompok tersebut menjadi fokus utama pembangunan
kesehatan (Kemenkes, 2017).Hasil Survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS) 2015
menunjukkan AKB sebesar 22,23 per 1000 kelahiran hidup, yang artinya sudah
mencapai target MDGS 2015 sebesar 23 per 1000 kelahiran hidup. Begitu pula dengan
Angka Kematian Balita (AKABA) hasil SUPAS 2015sebesar 26,29 per 1000 kelahiran
hidup, juga sedah memenuhi target MDGS 2015 sebesar 32 per 1000 kelahiran hidup
(Kemenkes RI, 2017).
Upaya untuk menurunkan AKB dan AKABA di Indonesia, pemerintah perlu
menggencarkan upaya promotif dan preventif. Upaya promotif dan preventif dilakukan
agar adanya perubahan peningkatan pengetahuan, sikap, keterampilan ibu beserta
keluarga dalam memberikan asuhan kepada bayi dan balita. Salah satu program yang
dapat dilaksanakan untuk menjalankan fungsi tersebut adalah program kelas ibu
balita.Program kelas ibu balita adalah kelas dimana para ibu yang mempunyai anak
berusia 0-5 tahun bersama sama berdiskusi, tukar pendapat, pengalaman akan
pemenuhan pelayanan kesehatan, gizi dan stimulasi tumbuh kembang, penyakit yang
dibimbing oleh fasilitator (tenaga kesehatan) dengan menggunakan buku KIA
(Kemenkes, 2017).Salah satu tujuan khusus pelaksaan kelas ibu balita yaitu mengatasi
masalah gizi balita (Kemenkes RI, 2015).
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) adalah makanan atau minuman yang
mengandung zat gizi, diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 bulan guna memenuhi
kebutuhan gizi selain dari ASI. MP-ASI berupa makanan padat atau cair yang diberikan
secara bertahap sesuai dengan usia dan kemampuan pencernaan bayi. Pada usia 6-24
bulan ASI hanya menyediakan 1/2 kebutuhan gizi bayi. Dan pada usia 12-24 bulan ASI
menyediakan 1/3 dari kebutuhan gizinya. Sehingga MP-ASI harus diberikan pada saat
bayi berusia 6 bulan (Nurastrini, 2014).
Tumbuh kembang anak akan terganggu jika makanan pendamping tidak
diperkenalkan pada di usia 6 bulan, atau pemberiannya dengan cara yang tidak tepat.
Karena di usia 6 bulan, kebutuhan bayi untuk energi dan nutrisi mulai melebihi apa yang
disediakan oleh ASI, dan makanan pendamping diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut. Pada usia ini perkembangan bayi sudah cukup siap untuk menerima makanan
lain (WHO, 2016).Peraturan Pemerintah No 33 Tahun 2012, memberikan makanan
pendamping ASI (MP-ASI) yang tepat sejak umur 6 bulan dan meneruskan pemberian
ASI sampai umur 2 tahun. Penerapan pola pemberian makan ini akan mempengaruhi
derajat kesehatan selanjutnya dan meningkatkan status gizi bayi.Penerapan pola
pemberian makan ini akan mempengaruhi derajat kesehatan selanjutnya dan
meningkatkan status gizi bayi.
Berdasarkan guideline dari WHO, ada 10 kriteria pemberian MP-ASI yang baik,
yaitu harus tepat waktu pertama pemberiannya, tetap mempertahankan pemberian ASI,
responsive feeding, persiapan dan penyimpanan ASI yang aman, jumlah MP-ASI dan
kandungan gizi sesuai kebutuhan, konsistensi, frekuensi dankepadatan MP-ASI yang
baik, serta penggunaan suplemen dan pemberian MPASI saat sakit dengan baik.
Pemberian MP-ASI tidak boleh sembarangan karena kesalahan pemberian makanan pada
bayi (terlalu banyak, terlalu sedikit, jenis makanan yang salah) dapat mengakibatkan
masalah kesehatan pada balita. Terjadinya masalah kesehatan pada balita akan
berdampak pada menurunnya status gizi balita.
Berdasarkan hasil pengkajian balita di RW 4 Desa Kebumen Baturaden diperoleh
hasil bahwa seluruh balita di RW 4 Desa Kebumen Baturaden belum pernah mengikuti
kelas balita. Data yang diperoleh dari hasil wawancara pada 51 ibu dengan balita
didapatkan bahwa mayoritas ibu dengan balita belum mengetahui tentang jenis-jenis
Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) sesuai usia balita. Selain itu, dari hasil observasi
ditemukan bahwa mayoritas ibu dengan balita di RW 4 Desa Kebumen belum mampu
membuat MP-ASI sendiri dan sebagian besar belum mampu memodifikasi MP-ASI yang
dibuat sendiri. Oleh karena itu perlu dilakukan penyuluhan dan demonstrasi membuat
modifikasi MP-ASI dalam pelaksanaan kelas balita agar ibu dengan balita yang belum
pernah mengikuti kelas balita akan tertarik untuk ikut kelas.
2. Rencana keperawatan
a. Diagnosa keperawatan kesehatan ibu
Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan
b. Tujuan umum
Setelah diberikan kegiatan kelas balita diharapkan Ibu dengan balita mampu
mengetahui pentingnya kelas balita dan MP-ASI sesuai dengan usia
c. Tujuan khusus
Setelah mengikuti kelas ibu hamil yang telah diinovasi, ibu hamil mampu:
1. Ibu dengan balita mampu mengikuti kelas balita secara rutin sesuai dengan jadwal
2. Ibu dengan balita mampu menyediakan MP-ASI sesuai dengan umurnya
3. Rancangan kegiatan
Kelas balita sesuai usia yang berisi tentang penyuluhan MP-ASI sesuai usia balita
DAFTAR PUSTAKA
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Ibu Selamat, Bayi Sehat, Suami Siaga.
Diakses 16 April 2019. http://www.depkes.go.id/index.php/berita/pressrelease/790-
ibu-selamat-bayi-sehat-suami-siaga.html
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Situasi Balita. Pusat Data Dan Informasi
Kemenkes RI. Jakarta
Nurastrini, V.A, dan Kartini, A. 2014. Jenis MPASI, Frekuensi dan Waktu Pertama Kali
Pemberian MP-ASI Sebagai Faktor Risiko Kejadian Gizi Lebih Pada Bayi Usia 6-12
Bulan Di Kota Magelang. Journal of Nutrition College. 3(1) :259-265.
WHO. 2016. Guiding principles for complementary feeding of the breastfeed child.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
MAKANAN PENDAMPING ASI (MPASI) KEPADA IBU DENGAN BALITA
DI RW 4 DESA KEBUMEN BATURADEN BANYUMAS
STASE KEPERAWATAN KOMUNITAS
Disusun oleh:
KELOMPOK 4
Ayu Roliana Raharjo I4B018001
Eki Sulistio I4B018004
Syafira Nurul Hasna I4B018008
Egi Nurul Aisyah I4B018009
Indah Nurul Widyawati I4B018010
Endah Susilowati I4B018012
Enji Meilia Era Pertiwi I4B018026
Syienthia Rahmatika I4B018027
Dwi Noventi Rianingrum I4B018033
Brian Wiva Pratama I4B018035
Anggita Ika Utami I4B018041
Imas Nur Solehah I4B018044
A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan ibu dapat mengerti tentang
pemberian makanan tambahan pada bayi dan kapan sebaiknya diberikan pada bayi.
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan iu dapat menjelaskan kembali:
1. Pengertian MP-ASI
2. Pemberian makanan anak umur 0-24 bulan yang baik dan benar
3. Cara membuat MP-ASI
4. Permasalahan dalam memberikan MP-ASI pada bayi
5. Akibat pemberian MP-ASI terlalu dini
C. Metode:
a. Ceramah
b. Tanya jawab
D. Media
Leaflet dan PPT
E. Pengorganisasian
Mahasiswa Profesi Ners UNSOED Kelompok 4
F. Setting Ruangan
Keterangan:
: peserta : Moderator : Fasilitator
G. KegiatanPenyuluhan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan peserta
1 2 menit Pembukaan:
Memberi salam Menjawab salam
Menjelaskan tujuan pembelajaran Mendengarkan
Menyebutkan materi/pokok bahasan dan
yang akan disampaikan memperhatikan
2 20 menit Pelaksanaan: Menyimak dan
Menjelaskan materi penyuluhan secara memperhatikan
berurutan dan teratur
Materi :
1. Pengertian MP-ASI
2. Pemberian makanan anak umur 0-24
bulan yang baik dan benar
3. Cara membuat MP-ASI
4. Permasalahan dalam memberikan MP-
ASI pada bayi
5. Akibat pemberian MP-ASI terlalu dini
3 6 menit Evaluasi :
1. Memberikan kesempatan pada ibu Bertanya, dan
untuk bertanya. menjawab
2. Menanyakan kembali pada ibu tentang pertanyaan
materi yang telah diberikan.
4 3 menit Penutup :
Mengucapkan terimakasih dan Menjawab salam
mengucapkan salam
H. EVALUASI
Pertanyaan :
1. Pengertian MP-ASI?
a. Tahu, jelaskan : ………………………………..
b. Tidak tahu
2. Bagaiman pemberian makanan anak umur 0-24 bulan yang baik dan benar?
a. Tahu, jelaskan : ………………………………..
b. Tidak tahu
3. Bagaimana cara membuat MP-ASI?
a. Tahu, jelaskan : ………………………………..
b. Tidak tahu
4. Apa saja Permasalahan dalam memberikan MP-ASI pada bayi?
a. Tahu, jelaskan : ………………………………..
b. Tidak tahu
5. Apa akibat pemberian MP-ASI terlalu dini?
a. Tahu, jelaskan : ………………………………..
b. Tidak tahu
MATERI PENYULUHAN
ASI EKSKLUSIF
1. Pengertian MP-ASI
Makanan Pendamping ASI adalah makanan atau minuman yang mengandung
gizi diberikan kepada bayi/anak untuk memenuhi kebutuhan gizinya.
MP-ASI diberikan mulai umur 4 bulan sampai 24 bulan. Semakin meningkat
umur bayi/anak, kebutuhan akan zat gizi semakin bertambah karena tumbuh
kembang, sedangkan ASI yang dihasilkan kurang memenuhi kebutuhan gizi.
Pemberian MP-ASI yang cukup dalam hal kualitas dan kuantitas penting
untuk pertumbuhan fisik dan perkembangan kecerdasan anak yang bertambah pesat
pada periode ini.
2. Pemberian makanan anak umur 0-24 bulan yang baik dan benar
Sesuai dengan bertambahnya umur bayi/anak, perkembangan dan kemampuan
bayi/anak menerima makanan, makanan bayi/anak umur 0-24 bulan dibagi menjadi
5 tahap :
A. MakananBayiUmur 0 – 4 Bulan
1. Hanya ASI saja ( ASI Eksklusif )
Kontak fisik dan hisapan bayi akan merangsang produksi ASI terutama
pada 30 menit pertama setelah lahir. Pada periode ini ASI saja sudah dapat
memenuhi kebutuhan gizi bayi. Perlu diingat bahwa ASI adalah makanan
terbaik untuk bayi. Menyusui sangat baik untuk bayi dan ibu. Dengan
menyusui akan terbina hubungan kasih sayang antara ibu dan anak.
2. Berikan kolostrum
Kolostrum adalah ASI yang keluar pada hari-hari pertama, kental dan
berwarna kekuning-kuningan. Kolostrum mengandung zat-zat gizi dan zat
kekebalan yang tinggi.
2. Pada umur 6 bulan keadaan alat cerna sudah semakin kuat oleh karena itu,
bayi mulai diperkenalkan dengan MP-ASI lumat 2 x sehari.
3. Untuk mempertinggi nilai gizi makanan, nasi tim bayi ditambah sedikit
demi sedikit dengan sumber zat lemak, yaitu santan atau minyak
kelapa/margarin. Bahan makanan ini dapat menambah kalori makanan
bayi, disamping memberikan rasa enak juga mempertinggi penyerapan vit
A dan zat gizi lain yang larut dalam lemak.
4. Setiap kali makan, berikanlah MP-ASI bayi dengan takaran paling sedikit :
Cara membuatnya :
a. Kupas pepaya matang, buang bijinya dan cuci bersih dengan air matang.
b. Saring dengan menggunakan saringan kawat yang halus.
c. Taruh dicangkir atau mangkok kecil dan berikan kepada bayi dengan
sendok kecil.
d. Dapat juga pepaya dikerik seperti pada pisang lumat
Nilai gizi 100 g pepaya :
Energi : 46 Kal
Vit.A : 146 S1
Vit C : 78 mg
a. masukkan air yang telah dicampur minyak kelapa atau air yang telah
dicampur santan ke dalam panci berisi beras, tahu atau tempe atau lauj-
pauk lain, tambahkan garam secukupnya
b. masaklah bahan-bahan sambil diaduk sampai matang
c. masukkan daun bayam atau daun kangkung atau sayuran hijau lain
yang sudah diris halus
d. setelah sayuran matang, angkat makanan dari api
e. dinginkan
f. makanan siap diberikan kepada bayi.
4. Dari makanankeluarga
bahan:
a. 5 sendokmakannasi
b. potonglauk-pauk yang tersediahariitu,
misalnyatempegorengatautahugorengatauikangorengatautelur.
Janganberikanlauk yang pedas
c. sayuran yang tersediahariitu, misalnyasayurbening,
sayurtumisatausayuranbersantan
d. kuah sayur bening atau kuah sayur bersantan yang cukup untuk
menghaluskan nasi.
Cara membuatnya:
a. taruh nasi, lauk-pauk dan sayur dalam keadaan masih hangat dalam
piringkecil atau mangkok
b. tuangkan kuah sayur bening atau kuah sayur bersantan sedikit demi
sedikit ke dalam piring atau mangkok
c. campurkan dan lembutkan semua makanan tersebut denmgan sendok
d. makanan siap diberikan kepada bayi.
4. Permasalahan dalam memberikan MP-ASI pada bayi
Pemberian MP-ASI pada periode umur 4-24 bulan sering tidak tepat dan tidak
cukup baik kualitas maupun kuantitasnya. Adanya kepercayaan bahwa anak tidak
boleh makan ikan dan kebiasaan tidak menggunakan santan atau minyak pada
makanan anak, dapat menyebabkan anak menderita kurang gizi terutama energi dan
protein serta beberapa vitamin penting yang larut dalam lemak.
Pemberian ASI terhenti karena ibu kembali bekerja. Di daerah kota dan semi
perkotaan, ada kecenderungan rendahnya frekuensi menyusui dan ASI dihentikan
terlalu dini pada ibu-ibu yang bekerja karena ibu sibuk. Hal ini menyebabkan
konsumsi zat gizi rendah apalagi kalau pemberian MP-ASI pada anak kurang
diperhatikan.
Pada usia 4-6 bulan, pemberian ASI yang dilakukan sesudah MP-ASI dapat
menyebabkan ASI kurang dikonsumsi. Pada periode ini zat-zat yang diperlukan
bayi terutama diperoleh dari ASI. Dengan memberikan MP-ASI terlebih dahulu
berarti kemampuan bayi untuk mengkonsumsi ASI berkurang, yang berakibat
menurunnya produksi ASI. Hal ini dapat berakibat anak menderita kurang gizi.
Seharusnya ASI diberikan dahulu baru MP-ASI.
Daftar Pustaka
Hasdianah, dkk. 2014. Gizi, Pemantapan Gizi, Diet, dan Obesitas. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Irianto, J. 2007. Panduan Gizi Lengkap Keluarga dan Olahragawan. Yogyakarta: Penerbit
Andi