Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN HASIL PRAKTIK PROFESI NERS STASE KOMUNITAS

ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN SEKOLAH DI MTS AL-MASRURIYAH


DESA KEBUMEN KECAMATAN BATURADEN KABUPATEN BANYUMAS

Disusun oleh:
KELOMPOK 4

AYU ROLIANA R I4B018001


EKI SULISTIO I4B018004
SYAFIRA NURUL H I4B018008
EGI NURUL A I4B018009
INDAH NURUL I4B018010
ENDAH SUSILOWATI I4B018012
ENJI MEILIA ERA P I4B018026
SYIENTHIA R I4B018027
DWI NOVENTI R I4B018033
BRIAN WIVA P I4B018035
ANGGITA IKA U I4B018041
IMAS NUR S I4B018044

UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN


FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
PROGRAM PROFESI NERS
PURWOKERTO
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sekolah adalah sebagai perpanjangan tangan keluarga dalam meletakkan dasar
perilaku untuk kehidupan anak selanjutnya, termasuk perilaku kesehatan. Institusi
pendidikan dipandang sebagai sebuah tempat yang strategis untuk mempromosikan
kesehatan. Sekolah juga merupakan institusi yang efektif untuk mewujudkan
pendidikan kesehatan, dimana peserta didik dapat diajarkan salah satunya tentang
kesehatan reproduksi.
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa.
Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Seiring dengan pertumbuhan fisik,
remaja juga mengalami perubahan jiwa. Remaja menjadi individu yang sensitif,
mudah menangis, mudah cemas, frustasi, tetapi juga mudah tertawa. Perubahan
emosi menjadikan remaja sebagai individu yang agresif dan mudah bereaksi
terhadap rangsangan. Remaja mulai mampu berpikir abstrak, senang mengkritik,
dan ingin mengetahui hal yang baru. Bila tidak didasari dengan pengetahuan yang
cukup, mencoba hal baru yang berhubungan dengan kesehatan reproduksi bila
memberikan dampak yang akan menghancurkan masa depan remaja dan keluarga
(Poltekkes Depkes Jakarta 1, 2010). Oleh karena itu, dengan adanya pengetahuan
remaja tentang kesehatan reproduksi diharapkan mempunyai rasa tanggungjawab
yang besar maupun keterampilan menyangkut fungsi reproduksi mereka. Sehingga
para remaja mampu meningkatkan kualitas hidupnya.
Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang menyangkut
sistem, fungsi dan proses reproduksi remaja. Berbagai permasalahan kesehatan
reproduksi remaja antara lain: kehamilan tidak dikehendaki, kehamilan dan
persalinan usia muda, ketergantungan napza meningkatkan resiko penyakit menular
seksual (termasuk infeksi HIV/AIDS), dan resiko terkena penyakit menular seksual.
Permasalahan tersebut disebabkan kurangnya informasi, pemahaman dan kesadaran
untuk mencapai keadaan sehat secara reproduksi.
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan pada tanggal 11 dan 14 Mei 2019
didapatkan data bahwa 16 siswa terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 10 siswa
perempuan di MTS Al-Masruriyah, 9 dari 10 siswa perempuan (90%) mengalami
nyeri dismenorea dan siswa mengatakan tidak mengetahui cara penanganan nyeri
dismenorea. Sedangkan 11 dari 21 siswa (52,3%) tidak mengetahui perawatan
organ vital. Pengetahuan siswa masih kurang disebabkan karena siswa belum
pernah mendapatkan pendidikan kesehatan mengenai kesehatan reproduksi, cara
perawatan organ vital dan cara menangani nyeri pada dismenore dari puskesmas,
guru ataupun petugas kesehatan lain. Sehingga sangat memerlukan perhatian dari
semua pihak, karena orang yang sehat aktivitas belajarnya akan baik. Solusi yang
tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan pemberian pendidikan
kesehatan mengenai kesehatan reproduksi, perawatan organ vital, dan penanganan
nyeri pada dismenore.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Remaja
1. Pengertian remaja
Secara etimologi, remaja berarti “tumbuh menjadi dewasa”. Definisi remaja
(adolescence) menurut organisasi kesehatan dunia (WHO) adalah periode usia
antara 10 sampai 19 tahun, sedangkan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)
menyebut kaum muda (youth) untuk usia antara 15 sampai 24 tahun. Sementara
itu, menurut The Health Resources and Services Administrations Guidelines
Amerika Serikat, rentang usia remaja adalah 11-21 tahun dan terbagi menjadi
tiga tahap, yaitu remaja awal (11-14 tahun); remaja menengah (15-17 tahun);
dan remaja akhir (18-21 tahun).
Definisi remaja sendiri dapat ditinjau dari tiga sudut pandang, yaitu:
a. Secara kronologis, remaja adalah individu yang berusia antara 11-12 tahun
sampai 20-21 tahun.
b. Secara fisik, remaja ditandai oleh ciri perubahan pada penampilan fisik dan
fungsi fisiologis, terutama yang terkait dengan kelenjar seksual;
c. Secara psikologis, remaja merupakan masa dimana individu mengalami
perubahan-perubahan dalam aspek kognitif, emosi, sosial, dan moral,
diantara masa anak-anak menuju masa dewasa.
2. Karakteristik Remaja
a. Usia remaja muda (12 – 15 tahun)
1) Sikap protes terhadap orang tua
Remaja pada usia ini cenderung tidak menyetujui nilai-nilai hidup orang
tuanya, sehingga sering menunjukkan sikap protes terhadap orang tua.
Mereka berusaha mencari identitas diri dan seringkali disertai dengan
menjauhkan diri dari orang tuanya. Dalam upaya pencarian identitas diri,
remaja cenderung melihat kepada tokoh-tokoh diluar lingkungan
keluarganya, yaitu: guru, figur ideal yang terdapat di film, atau tokoh
idola.
2) Preokupasi dengan badan sendiri
Tubuh seorang remaja pada usia ini mengalami perubahan yang cepat
sekali. Perubahan-perubahan ini menjadi perhatian khusus bagi diri
remaja.
3) Kesetiakawanan dengan kelompok seusia
Para remaja pada kelompok umur ini merasakan keterkaitan dan
kebersamaan dengan kelompok seusia dalam upaya mencari kelompok
senasib. Hal ini tercermin dalam cara berperilaku sosial.
4) Kemampuan untuk berpikir secara abstrak
Daya kemampuan berpikir seorang remaja mulai berkembang dan
dimanifestasikan dalam bentuk diskusi untuk mempertajam kepercayaan
diri.
5) Perilaku yang labil dan berubah-ubah
Remaja sering memperlihatkan perilaku yang berubah-ubah. Pada suatu
waktu tampak bertanggung jawab, tetapi dalam waktu lain tampak masa
bodoh dan tidak bertanggung jawab. Remaja merasa cemas akan
perubahan dalam dirinya. Perilaku demikian menunjukkan bahwa dalam
diri remaja terdapat konflik yang memerlukan pengertian dan
penanganan yang bijaksana.
b. Usia remaja penuh (16-19 tahun)
1) Kebebasan dari orang tua
Dorongan untuk menjauhkan diri dari orang tua menjadi realitas. Remaja
mulai merasakan kebebasan, tetapi juga merasa kurang menyenangkan.
Pada diri remaja timbul kebutuhan untuk terkait dengan orang lain
melalui ikatan cinta yang stabil.
2) Ikatan terhadap pekerjaan atau tugas
Sering kali remaja menunjukkan minat pada suatu tugas tertentu yang
ditekuni secara mendalam. Terjadi pengembangan akan cita-cita masa
depan yaitu mulai memikirkan melanjutkan sekolah atau langsung
bekerja untuk mencari nafkah.
3) Pengembangan nilai moral dan etis yang mantap
Remaja mulai menyususn nilai-nilai moral dan etis sesuai dengan cita-
cita.
4) Pengembangan hubungan pribadi yang labil
Adanya tokoh panutan atau hubungan cinta yang stabil menyebabkan
terbentuknya kestabilan diri remaja.
3. Masa Transisi Remaja
Pada usia remaja, terdapat masa transisi yang akan dialami. Masa transisi
tersebut menurut gunarsa (1978) dalam disertai PKBI (2000) adalah sebagai
berikut.
a. Transisi fisik berkaitan dengan perubahan bentuk tubuh
Bentuk tubuh remaja sudah berbeda dengan anak-anak, tetapi belum
sepenuhnya menampilkan bentuk tubuh orang dewasa. Hal ini menyebabkan
kebingungan peran, didukung pula dengan sikap masyarakat yang kurang
konsisten.
b. Transisi dalam kehidupan emosi
Perubahan hormonal dalam tubuh remaja berhubungan erat dengan
peningkatan kehidupan emosi. Remaja sering memperlihatkan
ketidakstabilan emosi. Remaja tampak sering gelisah, cepat tersinggung,
melamun, dan sedih, tetapi dilain sisi akan gembira, tertawa, ataupun marah-
marah.
c. Transisi dalam kehidupan social
Lingkungan sosial anak semakin bergeser ke luar dari keluarga, dimana
lingkungan teman sebaya mulai memegang peranan penting. Pergeseran
ikatan pada teman sebaya merupakan uapaya remaja untuk mandiri
(melepaskan ikatan dengan keluarga).
d. Transisi dalam nilai-nilai moral
Remaja mulai meninggalkan nilai-nilai yang dianutnya dan menuju nilai-
nilai yang dianut orang dewasa. Saat ini remaja mulai meragukan nilai-nilai
yang diterima pada waktu anak-anak dan mulai mencari nilai sendiri.
e. Transisi dalam pemahaman
Remaja mengalami perkembangan kognitif yang pesat sehingga mulai
mengembangkan kemampuan berpikir abstrak.
4. Tugas-Tugas Perkembangan Remaja
Menurut Havighurst (1998), ada tugas-tugas yang harus diselesaikan
dengan baik pada setiap periode perkembangan. Tugas perkembangan adalah
hal-hal yang harus dipenuhi atau dilakukan oleh remaja dan dipengaruhi oleh
harapan social.
Adapun tugas perkembangan pada remaja adalah sebagai berikut.
a. Menerima keadaan dan penampilan diri, serta menggunakan tubuhnya secara
efektif.
b. Belajar berperan sesuai dengan jenis kelamin (sebagai laki-laki atau
perempuan).
c. Mencapai relasi yang baru dan lebih matang dengan teman sebaya, baik
sejenis maupun lawan jenis.
d. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab.
e. Mencapai kemandirian secara emosional terhadap orang tua dan orang
dewasa lainnya.
f. Mempersiapkan karir dan kemandirian secara ekonomi.
g. Menyiapkan diri (fisik dan psikis) dalam menghadapi perkawinan dan
kehidupan keluarga.
h. Mengembangkan kemampuan dan keterampilan intelektual untuk hidup
bermasyarakat dan untuk masa depan (dalam bidang pendidikan atau
pekerjaan).
i. Mencapai nilai-nilai kedewasaan.
B. Kesehatan Reproduksi pada Remaja
Dalam proses tumbuh kembang, masa remaja merupakan peralihan antara masa
kanak-kanak ke masa dewasa. Proses ini ditandai dengan pertumbuhan fisik dan
pematangan fungsi organ hormonal serta pengaruh lingkungan. Factor-faktor ini
berhubungan dengan Kesehatan Reproduksi Remaja yang didefinisikan sebagai
seuatu keadaan kesehatan yang sempurna secara fisik, mental dan social dan bukan
semata-mata terbebas dari penyakit atau kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan system reproduksi.
Kesehatan reproduksi menurut Depkes (2008) adalah keadaan kesejahteraan
fisik, mental, dan sosial yang utuh (tidak semata-mata bebas dari penyakit atau
kecacatan) dalam segala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi dan fungsi
serta prosesnya. Kesehatan reproduksi remaja adalah suatu kondisi sehat yang
menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh remaja.
Pengertian sehat disini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari
kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultur (WHO, 2009). Oleh
karena itu masalah kesehatan reproduksi tidak hanya mencakup adanya penyakit,
adapun yang dijelaskan dibawah ini terkait masalah kesehatan reproduksi yang biasa
terjadi pada usia remaja:
1. Masalah Kesehatan Reproduksi Remaja
a. Hamil yang Tidak Dikehendaki (Unwanted Pregnancy)
Kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted pregnancy) merupakan
salah satu akibat dari kurangnya pengetahuan remajamengenai perilaku
seksual remaja. Faktor lain penyebab semakin banyaknya terjadi kasus
kehamilan yang tidak dikehendaki (unwanted pregnancy) yaitu anggapan-
anggapan remaja yang keliru seperti kehamilan tidak akan terjadi apabila
melakukan hubungan seks baru pertama kali, atau pada hubungan seks yang
jarang dilakukan, atau hubungan seks dilakukan oleh perempuan masih
muda usianya, atau bila hubungan seks dilakukan sebelum atau sesudah
menstruasi, atau hubungan seks dilakukan dengan menggunakan teknik
coitus interuptus (senggama terputus) (Notoadmodjo, 2017).
b. Aborsi
Aborsi (pengguguran) berbeda dengan keguguran. Aborsi atau
pengguguran kandungan adalah terminasi (penghentian) kehamilan yang
disengaja (abortus provokatus). Abortus provocatus yaitu kehamilan yang
diprovokasi dengan berbagai macam cara sehingga terjadi pengguguran.
Sedangkan keguguran adalah kehamilan berhenti karena faktor-faktor
alamiah (abortus spontaneus) (Hawari, 2012).
Menurut Hawari (2012), aborsi yang disengaja (abortus provocatus) ada
dua macam yaitu pertama, abortus provocatus medicalis yakni penghentian
kehamilan (terminasi) yang disengaja karena alasan medik. Praktek ini dapat
dipertimbangkan, dapat dipertanggungjawabkan dan dibenarkan oleh hukum.
Kedua, abortus provocatus criminalis, yaitu penghentian kehamilan
(terminasi) atau pengguguran yang melanggar kode etik kedokteran,
melanggar hukum agama, haram menurut syariat Islam dan melanggar
Undang-Undang (kriminal).
c. Penyakit Menular Seksual (PMS)
Menurut Notoatmodjo (2017), penyakit menular seksual merupakan
suatu penyakit yang mengganggu kesehatan reproduksi yang muncul akibat
dari prilaku seksual yang tidak aman. Penyakit Menular Seksual (PMS)
merupakan penyakit anak muda atau remaja, karena remaja atau anak muda
adalah kelompok terbanyak yang menderita penyakit menular seksual (PMS)
dibandingkan kelompok umur yang lain.
2. Pentingnya kebersihan dan kesehatan pribadi bagi remaja
Kebersihan merupakan hal yang penting dalam pencegahan berbagai pengakit
infeksi, menjaga kesegaran dan keindahan tubuh. Menjaga kebersihan tubuh
sangat penting bagi semua orang terlebih pada remaja dengan banyak aktivitas
gerak dan olahraga.tubuh cepat berkeringat dan debu menempel pada tubuh
sehingga perlu dibersihkan dengan segera. Kemungkinan penyakit infeksi yang
timbul antara lain:
a. Infeksi pencernaan
b. Kulit
c. Tangan
d. Kaki
e. Kuku
f. Alat kelamin
3. Penanganan yang Dilakukan untuk Mencegah Masalah Kesehatan Reproduksi
Remaja
Penanganan yang dilakukan untuk mencegah masalah kesehatan reproduksi
remaja adalah melalui empat pendekatan yaitu institusi keluarga, kelompok
sebaya (peer group), institusi sekolah dan tempat kerja. Institusi keluarga disini
diharapkan orang tua harus mampu menyampaikan informasi tentang kesehatan
reproduksi dan sekaligus memberikan bimbingan sikap dan prilaku kepada
remaja.
Peer group diharapkan mampu tumbuh menjadi peer educator yang
diharapkan dapat membahas dan menangani permasalahan kesehatan reproduksi
remaja. Institusi sekolah dan tempat kerja merupakan jalur yang sangat potensial
untuk melatih peer group ini, karena institusi sekolah dan tempat kerja ini sangat
mempengaruhi kehidupan dan pergaulan remaja.
C. Arti Penting Promosi Kesehatan Sekolah
Menurut WHO (2003) dalam Makhfudli dan Efendi (2009), kesehatan dibentuk
oleh kehidupan sehari-hari (health is created within the setting of everyday life).
Dalam kehidupan sehari-hari manusia, menghabiskan waktunya ditempat atau
tatanan (setting), yakni di dalam rumah (keluarga), di sekolah (bagi anak sekolah),
dan di tempat kerja (bagi orang dewasa). Oleh sebab itu, kesehatan seseorang juga
ditentukan oleh tatanan-tatanan tersebut.
Upaya kesehatan sekolah (health promoting school) adalah suatu tatanan dimana
program pendidikan dan kesehatan dikombinasikan untuk menumbuhkan perilaku
kesehatan sebagai faktor utama untuk kehidupan sekolah yang berwawasan
kesehatan, dimana sekolah bukan hanya sebagai tempat kegiatan belajar, tetapi juga
sebagai sarana untuk pembentukan perilaku hidup sehat.
Menurut Nasution (2010), promosi kesehatan di sekolah merupakan langkah
yang strategis dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat, hal ini didasarkan
pada pemikiran bahwa promosi kesehatan melalui komunitas sekolah ternyata
paling efektif diantara upaya kesehatan masyarakat yang lain, khususnya dalam
pengembangan perilaku hidup sehat, karena:
1. Anak usia sekolah menengah pertama (SMP) mempunyai persentasi pemahaman
informasi dan semnagat yang paling tinggi dibandingkan dengan kelompok
umur yang lain.
2. Sekolah merupakan komunitas yang telah terorganisasi, sehingga mudah
dijangkau dalam rangka pelaksanaan usaha kesehatan masyarakat.
3. Anak sekolah merupakan kelompok yang sangat potensial untuk menerima
perubahan atau pembaruan, Pada taraf ini anak dalam kondisi peka terhadap
stimulasi sehingga mudah dibimbing, diarahkan dan ditanamkan kebiasaan-
kebiasaan hidup sehat (Ryadi, 2012).
D. Peran Perawat Kesehatan Sekolah
Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah, perawat mempunyai peran
untuk mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik dengan
melakukan pengumpulan data, analisis data, serta perumusan dan prioritas masalah;
menyusun perencanaan kegiatan UKS bersama Tim Pembina Usaha Kesehatan di
Sekolah (TPUKS); melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kegiatan
yang disusun; menilai dan memantau hasil kegiatan UKS; serta mencatat dan
melaporkan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan (Swarjana, 2016).
Perawat kesehatan yang bertugas di Puskesmas menjadi salah seorang anggota
TPUKS atau dapat juga ditunjuk sebagai seorang koordinator UKS di tingkat
Puskesas. Bila perawat kesehatan ditunjuk sebagai koordinator maka pengelolaan
pelaksanaan UKS menjadi tanggung jawabnya atau paling tidak ikut terlibat dalam
tim pengelola UKS. Sebagai penyuluhan dalam bidang kesehatan, peranan perawat
kesehatan dalam memberikan penyuluhan kesehatan dapat dilakukan secara
langsung (melalui penyuluhan kesehatan yang bersifat umum dan klasikal) atau
tidak langsung sewaktu melakukan pemeriksaan kesehatan peserta didik secara
perseorangan (Efendi dan Makhfudli, 2009).
BAB III
HASIL PENGKAJIAN
A. Pengkajian
1. Data inti
a. Demografi
Madrasah Tsanawiyah (MTS) Al-Masruriyah Kebumen berdiri sejak
tahun 1984. Alamat MTS Al-Masruriyah terletak di Jalan Pondok Pesantren
Al-Masruriyah Desa Kebumen Kecamatan Baturaden Kabupaten Banyumas.
MTS Al-Masruriyah terdiri dari 212 siswa, 17 tenaga pengajar, 1 penjaga
sekolah, dan 1 petugas kebersihan. Staf pengajar di Madrasah Tsanawiyah Al-
Masruriyah Kebumen terdiri 8 wali kelas, 4 guru agama, 1 guru olah raga, dan
kepala sekolah. MTS Al-Masruriyah terakreditasi A. Status MTS Al-
Masruriyah merupakan sekolah swasta. Terkait pergantian kepala sekolah dan
staf pengajar di MTS Al-Masruriyah yaitu dipilih oleh pihak yayasan MTS Al-
Masruriyah. Bangunan MTS Al-Masruriyah merupakan milik sendiri. Luas
tanah MTS Al-Masruriyah yaitu 2.880 m2 dan luas bangunan MTS Al-
Masruriyah yaitu 796 m2. Prestasi MTS Al-Masruriyah selama 3-6 bulan
terkahir diantaranya Juara II LT II Pramuka (wilayah Kecamatan) Putra dan
Juara III LT II Pramuka (wilayah Kecamatan) Putri.
UKS di MTS Al-Masruriyah ruangannya berada di dalam kantor guru
dan UKS tersebut dijaga oleh guru yang sedang tidak mengajar di kelas.
Kegiatan sekolah di MTS Al-Masruriyah dilaksanakan setiap hari Jumat yang
meliputi Jumat Sehat (senam), Jumat Bersih (kerja bakti), Istighozah selain itu
ada kegiatan lomba di sekolah pada setiap tahunnya yaitu lomba olahraga,
kesenian, keagamaan, ada lomba tingkat Kecamatan seperti Lomba Tingkat II
Pramuka, lomba tingkat Kabupaten seperti Kompetensi Sains Madrasah (KSM)
dan Ajang Kompetensi Seni dan Olahraga Madrasah (AKSIOMA) serta Pekan
Olahraga Pelajar Daerah (POPDA). MTS Al-Masruriyah mengadakan kerja
sama dengan Puskesmas membentuk kegiatan Kelompok Kesehatan Remaja
(KKR) meliputi pemeriksaan golongan darah dan pemberian vitamin khusus
perempuan. Ekstrakulikuler Palang Merah Remaja (PMR) yang baru terbentuk
sekitar 1-2 tahun yang lalu, selain itu ada kegiatan Organisasi Siswa Intra
Sekolah (OSIS) dan Praja Muda Karana (PRAMUKA).
MTS Al-Masruriyah pernah mengalami kejadian luar biasa seperti
Married By Accident (MBA) pada beberapa tahun yang lalu, mabuk komix dan
rebusan daun kecubung yang terjadi sekitar 3-4 tahun yang lalu, penyakit
demam berdarah yang terjadi pada dua 2 bulan terakhir, demam thypoid dan
sering terjadi fraktur akibat bermain di lingkungan sekolah.
Visi dan Misi MTS Al-Masruriyah Kebumen sebagai berikut:
Visi :
Tekun menuntut ilmu, kuat dalam iman, berakhlak mulia
Misi :
1. Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan sesuai potensi yang dimiliki
2. Menumbuhkan semangat menuntut ilmu dan pelayanan pendidikan secara
intensif
3. Menumbuhkan semangat kekeluargaan dan pengembangan agama Islam
menjadi pedoman hidup sehari-hari.
Struktur komite dan struktur organisasi sekolah sebagai berikut:

KOMITE KEPALA SEKOLAH


Akhmad Kholik Suyitno, S.Ag
NIP: - NIP: 196509 1519903 1 002

KEPALA TATA USAHA


Joharotul Laila, S.Si
NIP: -

WAKA KURIKULUM WAKA KESISWAAN WAKA SARPRAS


Nur Lintang P., S.Ag Siti Nuril Hajar, S.Pd Sumargo Budi R., S.Sos,I
NIP: - NIP: - NIP: -

STAF TATA USAHA


Akhmad Mishbaah, S.Kom
NIP: -

PEMBINA OSIS PEMBINA PRAMUKA PEMBINA KKR PEMBINA EKSKUL


Akhmad Mishbaah, Tasriyah, M.Pd Agus Riyanto, S.E
S.Kom NIP: 196712 29200501 2 002 NIP: -
NIP: -
BP/BK
Titi Sugiarti, S.Pd
NIP: -

WALI WALI WALI WALI KELAS WALI KELAS WALI KELAS WALI KELAS WALI KELAS
KELAS VIIA KELAS VIIB KELAS VIIIA VIIIB VIIIC IXA IXB IXC
Siti Nuril Mareta Dina Teti Sugiarti, Juliyah, S.Pd Sri Hidayah, S.Ag Fatiroh, M.Pd Tasriyah, M.Pd Hani Wijayanti,
Hajar, S.Pd K., S.Pd S.Pd NIP: 197507 NIP: 197203 NIP: 198101 NIP: 196712 S.Pd
NIP: - NIP: - NIP: - 25200710 2 003 20200701 2 028 16200710 2 003 29200501 2 002 NIP: -
Tabel 3.1 Data Guru berdasarkan Jenis Pendidikan dan Status Kepegawaian
Pendidikan
Status Pegawai SLTA D3 S1 S2 Jumlah
No L P L P L P L P
1 Kepala Sekolah 1 1
2 Guru PNS 1 2 2 5
3 Guru Bakti 1 5 6 12
4 Petugas perpustakaan 1 1
4 Penjaga Sekolah 1 1
5 Petugas kebersihan 1
Jumlah 3 7 9 19

Tabel 3.1 menunjukan MTS Al-Masruriyah memiliki tenaga pengajar


atau guru sebanyak 17 orang yang terdiri dari 5 guru PNS dan 12 guru bakti.
Untuk rata-rata latar belakang pendidikan guru adalah S1. Sekolah juga
memiliki seorang tenaga pengajar yang sekaligus merangkap sebagai petugas
perpustakaan, 1 orang penjaga sekolah, dan 1 orang petugas kebersihan yang
bertugas untuk membersihkan sekolah dan menyiapkan makanan dan minuman
untuk guru.
Tabel 3.2 Distribuasi Siswa berdasarkan Jumlah Tiap Kelas
Jumlah Siswa TA 2017/2018
No Kelas A B C Jumlah
1 VII 30 30 - 60
2 VIII 25 25 24 74
3 IX 24 27 27 78
Jumlah 59 79 51 212

Berdasarkan tabel 3.2 MTS Al-Masruriyah pada tahun ajaran 2018/2019


memiliki jumlah siswa sebanyak 212 siswa. Jumlah siswa terbanyak pada kelas
IX yaitu 78 siswa yang terbagi dalam Kelas IXA 24 siswa, kelas IXB 27 siswa,
dan kelas IXC 27 siswa.
Tabel 3.3 Distribuasi Siswa berdasarkan Jenis Kelamin
No Jumlah Siswa TA 2017/2018 Jumlah total
Kelas A B C
L P L P L P L P
1 VII 14 16 14 16 - - 28 32
2 VIII 17 8 17 8 14 10 48 26
3 IX 14 10 16 11 17 10 47 31
Jumlah 45 34 47 35 31 20 123 89
Berdasarkan tabel 3.3 diatas jumlah siswa di MTS Al-Masruriyah pada
TA 2018/2019 sebagian besar siswa laki-laki yaitu sebanyak 123 siswa
sedangkan jumlah siswa perempuan sebanyak 89 siswa.
b. Geofisik
MTS Al-Masruriyah terletak di Jalan Pondok Pesantren Al-Masruriyah
Desa Kebumen Kecamatan Baturaden Kabupaten Banyumas dan masuk dalam
wilayah RT 3 RW 2 Desa Kebumen Kecamatan Baturraden Kabupaten
Banyumas. Adapun batas-batas lingkungan MTS Al-Masyururiyah adalah
sebagai berikut:
- Sebelah Selatan berbatasan dengan sawah
- Sebelah Timur berbatasan dengan tanah desa
- Sebelah Utara berbatasan dengan sungai desa
- Sebelah Barat berbatasan dengan Madrasah Ibtidaiyah (MI)
Gambar 3.1 Denah Lokasi MTS Al-Masruriyah

Bangunan MTS Al-Masruriyah menghadap ke utara, di dalam lingkungan


sekolah terdapat area yang cukup luas yang biasa digunakan untuk kegiatan
upacara, olahraga, dan kegiatan lain seperti ekstrakurikuler sekolah. Sekolah
memiliki 8 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, 1 ruang UKS, 1
ruang perpustakaan, 1 toilet guru dan 2 toilet siswa, 1 ruang sekretariat, 1 lahan
parkir yang terletak disisi utara gedung sekolah, 1 kantin di dalam sekolah.
Angka kesakitan siswa di MTS Al-Masruriyah berdasarkan hasil
wawancara kepada guru di sekolah mengatakan bahwa terdapat 1% angka
kesakitan siswa setiap tahunnya. Namun, pihak sekolah tidak memiliki data
administrasi angka kesakitan siswa di MTS Al-Masruriyah secara pasti. Guru
mengatakan kebanyakan siswa tidak masuk sekolah bukan karena izin sakit,
tetapi karena tidak masuk tanpa keterangan (alpha). Terdapat kejadian penyakit
demam berdarah yang terjadi pada 2 bulan terakhir dan demam thypoid. Guru
mengatakan setiap tahunnya terdapat siswa yang mengalami fraktur akibat
bermain di lingkungan sekolah sampai dirujuk ke Puskesmas hingga Rumah
Sakit. Selain fraktur, siswa yang yang dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan
yaitu siswa dengan gangguan pencernaan.
2. Data subsistem
1) Keadaan umum
a. Kualitas udara, air, sanitasi
Udara di sekolah ini sejuk, terdapat pohon disekitar sekolah, airnya bersih.
Sumber air dari mata air dan sumur gali. Terdapat 2 WC yang terdiri dari
WC guru dan WC siswa, di dalam WC terdapat kloset dan terdapat septic
tank.
b. Tempat sampah
Terdapat satu pada masing-masing ruang siswa maupun ruang guru. Adapun
tempat sampah yaitu di depan sekolah. Terkait pembuangan sampah organik
dan non organik tidak dipisahkan dan tidak tersedia sampah organik dan non
organik. Untuk pembuangan sampah dengan cara di angkut oleh petugas
dengan membayar uang 100 ribu perbulan.
c. Flora
Terdapat tanaman di halaman sekolah
d. Kondisi siswa
Siswa-siswi di sekolah ini memakai seragam dengan rapi, bajunya
dimasukan. Apabila ada siswa-siswi yang bajunya tidak dimasukan maka
langsung ditegur oleh guru. Pada setiap bulan selalu ada siswa-siswi yang
bolos sekolah karena alasan malas. Untuk menindak lanjuti hal tersebut
maka guru sanksi kepada mahasiswa yang bolos harus mengepel dan
menyapu. Selain itu, guru melakukan home visit kepada siswa-siswi yang
sering bolos sekolah.
e. Kebisingan
Tidak ada sumber kebisingan di sekitar sekolah
f. Keamanan dan transportasi
a) Petugas keamanan
Terdapat petugas keamanan di sekolah bernama bapak Rohman yang
bertugas di malam hari.
b) Sarana transportasi siswa
Siswa-siswa menggunakan tarnsfortasi yang beragam. Mulai dari angkot,
motor, dan ojek online. Mahasiswa diperbolehkan menggunakan sepeda
motor ke sekolah dengan alasan rumahnya jauh. Bagi mahasiswa yang
menggunakan sepeda motor wajib menitipkan kunci motor kepada guru
dan diambil ketika akan pulang sekolah.
c) Keamanan sarana transportasi siswa (kecelakaan)
Siswa-siswi yang menggunakan motor tidak menggunakan helm. Dalam
2 tahun terakhir pernah ada kejadian siswa yang menabrak motor ketika
akan berangkat sekolah. Kemudian kejadian tersebut diselesaikan secara
kekeluargaan dan korban tidak menuntut karena tidak ingin
memperpanjang masalah. Kemudian siswa dan korban dilarikan ke
puskesmas dan biaya ditanggung oleh pihak sekolah
d) Keamanan makanan/minuman siswa (kantin)
Terdapat 1 kantin dan banyak pedagang yang berjualan di depan sekolah
yaitu ada pedagang siomay, bakso, seblak dan berbagai macam jajanan
lainnya.
e) Riwayat tindakan kriminal (tawuran, narkoba, miras, bullying)
Tidak pernah terjadi tawuran di sekolah ini dan tidak pernah terdapat
siswa-siswi yang mengkonsumsi narkoba, miras dan tidak [ernah terjadi
kejadian bullying.
g. Pelayanan umum dan kesehatan
a) Akses pelayanan kesehatan terdapat siswa
Terdapat akses pelayanan berupa UKS (unit kesehatan siswa). Letak
UKS bergabung di dalam ruang guru. Terdapat obat-obatan dan betadine
di dalam kotak P3K. Kondisi UKS Nampak berantakan dan kurang
terawat, terdapat perlengkapan olahraga seperti bola volly dan matras
berada di dalam UKS.
b) Jenis pelayanan kesehatan yang diberikan (UKS)
Jenis pelayanan kesehatan yang diberikan yaitu mengobati siswa-siswi
yang sakit. Misalnya siswa-siswi yang sakit perut maka diberi obat,
maupun siswa-siswi yang sakit ketika upacara.
c) Dampak pelayanan kesehatan terhadap siswa
Siswa-siswi yang merasa sakit langsung pergi ke uks sehingga siswa-
siswi yang sakit tertangani lebih awal.
d) Masalah kesehatan pada guru dan karyawan (merokok)
Banyak guru yang merokok di lingkungan sekolah yaitu bertepatan di
dalam kantor.
f) Masalah kesehatan pada siswa (merokok, narkoba, bullying miras,
kesehatan reproduksi)
Tidak pernah ada siswa-siswi yang merokok di lingkungan sekolah.
Selain itu, tidak pernah ada narkoba, kejadian bulyying, miras dan
kesehatan reproduksi.
g) Kegiatan PSN
Di dalam WC terdapat bak tempat penampungan air dan tidak ditemukan
jentik nyamuk. Terdapat kegiatan PSN di sekolah ini. Pada bulan Maret
ketika terjadi wabah DBD di Baturaden, dilakukan kegiatan
pemberantasan sarang nyamuk oleh kecamatan
e) Pendidikan komunitas
- Kurikulum
Kurikulum yang digunakan yaitu pada kelas 7 dan 8 menggunakan
kurikulum K13 yang di sudah di revisi dan pada kelas 9 menggunakan
kurikulum KTSP. Pada kurikulum KTSP belum mencakup pendidikan
kesehatan sedangkan pada kurikulum K13 yang sudah di revisi sudah
mencakup pendidikan kesehatan.
- Kegiatan ekstrakulikuler
Terdapat 7 ekstrakurikuler yang dilaksanakan pada hari Rabu
ketika jam pembelajaran selesai, yaitu pada pukl 13.00 sampai pukul
14.00. Jenis ekstrakulikuler tersebut adalah pencak silat, memasak,
PMR/KKR, hadroh/rebana, karate, pramuka dan hapalan juz ama.
Ekstra kurikuler yang berhubungan adalah KKR (Kelompok
Kesehatan Remaja). Awalnya bernama PMR (Palang Merah Remaja),
namun semenjak 1 tahun yang lalu berganti nama menjadi KKR atas
instruksi dari Puskesmas 1 Baturaden. Pembina KKR di sekolah ini
adalah bapak Agus Rianto S.E. Beliau adalah guru IPS yang
mendapatkan pelatihan mengenai kesehatan yang kemudian di
aplikasikan pada ekstrakulikuler KKR. Awalnya banyak yang
berminat mengikuti ekstrakulikuler KKR, namun sekarang hanya
tinggal satu orang siswi yang mengikuti ekstrakulikuler KKR
f) Komunikasi
- Jenis alat komunikasi
Jenis alat komunikasi yang digunakan siswa-siswi yaitu handphone
(HP). Sekolah memperbolehkan siswa untuk membawa hp namun
wajib di titipkan ke ruang guru dan diambil ketika pulang sekolah atau
untuk pembelajaran yang membutuhkan internet
- Dampak media komunikasi terhadap siswa
Kondisi siswa di sekolah ini adalah menengah kebawah, sehingga
tidak banyak siswa yang memiliki hp. Oleh karena itu tidak ditemukan
dampat negatif media komunikasi terhadap siswa seperti siswa
mengantuk dikelas, malas pergi ke sekolah dan malas belajar
g) Ekonomi
- Tingkat kesejahteraan siswa
Tingkat ekonomi orangtua rata-rata adalah menengah ke bawah
namun siswa masih memiliki uang jajan yang cukup.
- Sumbangan biaya pendidikan (SPP)
SPP perbulan di sekolah ini adalah 40.000.
- Siswa bekerja sambilan; selama waktu atau di luar waktu sekolah
Tidak ditemukan siswa-siswi yang bekerja sambilan selama waktu
atau di luar waktu sekolah.
- Bantuan Operasional Sekolah (BOS) atau beasiswa
Terdapat bantuan yang diberikan di sekolah ini yaitu berupa PIP
(Program Indonesia Pintar), pada program ini, siswa mempunyai KIP
(Kartu Indonesia Pintar) mendapatkan uang sejumlah 375.000 setiap
sementer. Selain itu, terdapat juga bantuan berupa PKH
(Perlindungan Keluarga, Harapan), pada program ini pengurus PKH
mendata siswa yang akan mendapatkan bantuan PKH kemudian
datang ke sekolah untuk memberikan bantuan pada siswa tersebut
berupa membayar kekurangan biaya yang dibutuhkan pada siswa
tersebut
h) Rekreasi
- Sarana rekreasi siswa
Pada sekolah ini rutin dilakukan study tour setiap 2 tahun sekali pada
bulan Desember atau Januari berupa wisata religi ke makam wali,
seperti makam Sunan Gunung Jati, Sunan Ampel. Sunan Kudus
- Rekreasi yang sehat
Rekreasi sehat yang sering dilakukan adalah renang yang dilakukan
pada pembelajaran olahraga

3. Data Pengetahuan Kesehatan Reproduksi Siswa


1) Distribusi pengetahuan siswa tentang menarche
Tabel 3.1 Informasi pengetahuan siswa tentang pengetahuan menarche
No Pengetauan Menarche Jumlah Presentase (%)
1. Ya 5 23,8
2. Tidak 13 61,9
3. Tidak dikaji 3 14,3
Jumlah 21 100
Berdasarkan tabel 3.1 diketahui bahwa siswa kelas VIII MTS AL-
Masruriyah sebanyak 13 siswa (61,9%) tidak mengetahui tentang menarche.
2) Distribusi pengetahuan siswa tentang perawatan organ vital
Tabel 3.2 Informasi pengetahuan siswa tentang perawatan organ vital
No Pengetahuan Perawatan Jumlah Presentase (%)
Organ Vital
1. Ya 7 33,3
2. Tidak 14 66,7
Jumlah 21 100
Berdasarkan tabel 3.2 diketahui bahwa sebagian besar siswa kelas VIII MTS
Al-Masruriyah yaitu 14 siswa (66,7%) tidak mengetahui tentang perawatan
organ vital.
3) Distribusi siswa yang sudah mengalami menstruasi
Tabel 3.3 Informasi pengetahuan siswa yang sudah mengalami menstruasi
No Pengetahuan Perawatan Jumlah Presentase (%)
Organ Vital
1. Ya 9 90
2. Tidak 1 10
Jumlah 10 100
Berdasarkan tabel 3.3 diketahui bahwa mayoritas siswa kelas VIII MTS Al-
Masruriyah yaitu 9 siswa (90%) sudah mengalami menstruasi.
4) Distribusi siswa yang mengalami dismenorea
Tabel 3.4 Informasi siswa yang mengalami dismenorea
No Mengalami dismenorea Jumlah Presentase (%)
1. Ya 9 90
2. Tidak 1 10
Jumlah 10 100
Berdasarkan tabel 3.4 diketahui bahwa siswa kelas VIII MTS Al-
Masruriyah yaitu 9 siswa (90%) mengalami dismenorea.
5) Distribusi pengetahuan siswa tentang penanganan nyeri dismenorea
Tabel 3.5 Informasi pengetahuan siswa tentang penanganan nyeri
dismenorea
No Pegetahuan tentang Jumlah Presentase (%)
penanganan nyeri dismenore
1. Ya 2 20
2. Tidak 8 80
Jumlah 10 100
Berdasarkan tabel 3.5 diketahui bahwa mayoritas siswa kelas VIII MTS Al-
Masruriyah yaitu 8 siswa (80%) tidak mengetahui tentang penanganan nyeri
dismenorea.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Analisa Data
No Data Tipologi Masalah
Masalah
1. Data Subjektif : Aktual Defisiensi Pengetahuan
a. Pihak sekolah mengatakan (00126)
siswa kelas VIII MTs Al- Berhubungan dengan
Masruriyah belum pernah kurang pengetahuan
mendapatkan penyuluhan tentang penyakit
mengenai Kesehatan
reproduksi.
b. Berdasarkan hasil
pengkajian didapatkan:
-Sebanyak 13 dari 21 (terdiri
dari 18 siswa perempuan
dan 3 laki-laki) siswa
(61,9%) tidak mengetahui
tentang menarche.
-Sebanyak 14 siswa (66,7%)
tidak mengetahui tentang
perawatan organ vital
-Sebanyak 9 dari 10 siswa
perempuan (90%) siswa
sudah mengalami
menstruasi.
-Sebanyak 9 siswa (90%)
mengalami dismenorea.
-Sebanyak 8 siswa (80%)
tidak mengetahui tentang
penanganan nyeri
dismenorea.

Data Objektif :
-

B. Diagnosa Keperawatan
Defisiensi Pengetahuan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang penyakit
(00126).
C. Rencana Intervensi
Tabel 4.2 Rencana Intervensi Keperawatan

No Data Diagnosa Tujuan NOC NIC

1 Data Subjektif : Domain: Meningkatnya Prevensi Primer Prevensi Primer


c. Pihak sekolah Kelas: pengetahuan Penge2tahuan: Gaya Hidup Sehat
Defisiensi siswa kelas VIII (1855) Pendidikan Kesehatan
mengatakan siswa kelas Pengetahuan tentang Indikator Awal Tujuan (5510)
VIII MTs Al-Masruriyah (00126) kesehatan
reproduksi terkait Strategi 2 4 1. Identifikasi masalah
belum pernah
perawatan organ mencegah mengenai kesehatan
mendapatkan reproduksi pada
vital dan penyakit
penyuluhan mengenai penanganan nyeri siswa kelas VII
Kesehatan reproduksi. dismenorea. MTS Al-Masruriyah
Keterangan : 2. Berikan penyuluhan
d. Berdasarkan hasil tentang pentingnya
1= tidak ada pengetahuan
pengkajian didapatkan: kesehatan
2=pengetahuan terbatas
-Sebanyak 13 dari 21 reproduksi melalui
3=pe2ngetahuan sedang ceramah (cara
(terdiri dari 18 siswa 4=pengetahuan banyak merawat organ vital,
perempuan dan 3 laki- 5=pengetahuan sangat banyak nyeri dimenorea dan
laki) siswa (61,9%) penanganan nyeri
tidak mengetahui tentang dismenorea).
menarche. 3. Gunakan media
phantom untuk
-Sebanyak 14 siswa demonstrasi
(66,7%) tidak 4. Demonstrasikan
mengetahui tentang cara merawat organ
perawatan organ vital vital dan
penanganan nyeri
-Sebanyak 9 dari 10 dismenorea.
siswa perempuan (90%)
siswa sudah mengalami
menstruasi.
-Sebanyak 9 siswa
(90%) mengalami
dismenorea.
-Sebanyak 8 siswa
(80%) tidak mengetahui
tentang penanganan
nyeri dismenorea.

Data Objektif :

-
Dx Tujuan Strategi Rencana Kegiatan Sumber Waktu Kriteria Standar Evaluasi Evaluator
Dx.1 TUM:
Setelah diberikan
pendidikan kesehatan
reproduksi tentang
dismenorea dan
perawatan organ
vital, diharapkan
pengetahuan dan
perilaku kesehatan
siswa meningkat.
TUK:
Setelah mendapatkan
pendidikan kesehatan
reproduksi tentang
dismenorea dan
perawatan organ vital
selama 45 menit
diharapkan siswa
mampu :
1. Pengetahuan siswa Pendidikan 1. Jelaskan pengertian kesehatan Mahasiswa Kamis, 16 Respon 90% siswa dapat Mahasiswa
tentang pengertian kesehatan reproduksi! Kumpulan Mei 2019 verbal menjawab UNSOED
kesehatan 2. Jelaskan pengertian menstruasi materi Jam 08.10- pertanyaan dari
reproduksi, dan mimpi basah! penyuluhan 08.45 moderator
menstruasi dan 3. Jelaskan dan demonstrasikan
mimpi basah, cara perawatan organ vital!
perawatan organ 4. Jelaskan pengertian nyeri
vital, nyeri dismenorea!
dismenorea, nyeri 5. Sebutkan penanganan nyeri
dismenorea. dismenorea!

2. Kemampuan siswa Demontrasi Demonstrasikan cara perawatan Materi 08.45- Respon 80% peserta Mahasiswa
redemonstrasi organ vital dan kompres hangat penyuluhan 08.55 psikomotor mampu UNSOED
(mempraktikkan mempraktikan
kembali) perawatan kembali cara
organ vital dan merawat organ
kompres hangat vital dan
melakukan
kompres hangat
D. Implementasi
Diagnosis Tanggal Kegiatan Evaluasi
Defisiensi 11 Mei 2019 1. Mengidentifikasi 1. Evaluasi Struktur
Pengetahuan masalah mengenai a. Panitia (mahasiswa) melaksanakan tugasnya masing-masing
(00126) kesehatan reproduksi Moderator : Egi Nurul Aisyah
pada siswa kelas VII Penyaji dan Demonstrator : Endah Susilowati
MTS Al-Masruriyah Enji Meilia Era Pertiwi
17 Mei 2019 2. Memberikan Anggita Ika Utami
penyuluhan tentang Observer : Ayu Roliana Rahayo
pentingnya kesehatan
Notulen : Syienthia Rahmatika
reproduksi melalui
ceramah (cara Dokumentasi : Eky Sulistio
merawat organ vital, Fasilitator : Indah Nurul Widyawati
nyeri dimenorea dan Dwi Noventi Rianingrum
penanganan nyeri Imas Nur Solehah
dismenorea). Syafira Nurul Hasna
17 Mei 2019 3. Menggunakan media Brian Wiva Pratama
phantom untuk b. Kehadiran peserta yaitu 20 siswa
demonstrasi 2. Evaluasi Proses
17 Mei 2019 4. Mendemonstrasikan a. Mahasiswa melakukan kegiatan mulai dari jam 08.10-09.00 WIB.
cara merawat organ b. 85% peserta memperhatikan pemateri dan demonstrator
vital dan penanganan c. 90% siswa dapat menjawab pertanyaan dari moderator
nyeri dismenorea. d. 80% peserta mampu mempraktikan kembali cara merawat organ vital dan
melakukan kompres hangat
e. 3 orang siswa melakukan redemonstrasi cara merawat organ vital
3. Evaluasi Hasil
Terdapat sebanyak 18 siswa (90%) mengalami peningkatan pengetahuan.
E. Evaluasi
Tanggal Diagnosa dan Kriteria Pencapaian Evaluasi
Kamis, 16 Mei Diagnosa: S:
2019 Defisiensi Pengetahuan (00126) - Siswa mengatakan menjadi mengetahui tentang cara merawat
NOC: Pengetahuan: Gaya Hidup Sehat (1855) organ vital dengan benar dan cara penanganan nyeri
Indikator Awal Tujuan Saat ini dismenorea.
O:
Strategi 2 4 4 - Peserta penyuluhan dapat menjawab pertanyaan pemateri
mencegah dengan serempak
penyakit - Siswa terlihat memperhatikan dan mengikuti kegiatan
Keterangan : penyuluhan dengan baik
1= tidak ada pengetahuan - Siswa mampu mempraktikan kembali cara merawat organ vital
2=pengetahuan terbatas dan cara penanganan nyeri dismenorea
3=pengetahuan sedang - Siswa mampu menjawab pertanyaan yang diberikan
4=pengetahuan banyak - Sebanyak 18 siswa (90%) siswa mengalami peningkatan
5=pengetahuan sangat banyak A:
- Masalah keperawatan komunitas ketidakefektifan pemeliharaan
kesehatan teratasi
P (Rencana Tindak Lanjut):
- Diharapkan siswa dapat menerapkan perawatan organ vital dan
penanganan nyeri dismenorea
A. ANALISIS SWOT
No Masalah Kekuatan Kelemahan Peluang Ancaman
1. Kurangnya 1. Adanya dukungan dari 1. Kegiatan UKS tidak 1. Adanya kebutuhan siswa 1. Sudah ada pelajaran
pengetahuan pihak sekolah untuk berjalan akan pengetahuan biologi dan
siswa mengadakan penyuluhan 2. Materi yang disampaikan tentang kesehatan penjaskes, namun
mengenai 2. Penggunaan phantom hanya melalui reproduksi terkat belum ada materi
kesehatan organ vital dalam powerpoint perawatan organ vital yang menjelaskan
reproduksi demonstrasi perawatan dan penanganan nyeri tentang kesehatan
(cara organ vital sehingga dismenore di MTS Al- reproduksi
merawat peserta dapat Masruriyah
organ vital memperhatikan dengan 2. Adanya faktor
dan cara
baik pendukung dari pihak
sekolah dalam
penanganan
pelaksanaan penyuluhan
dismenorea).
pendidikan kesehatan
menggunakan LCD
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
1. Berdasarkan hasil pengkajian komunitas sekolah maka diagnosa
keperawatan yang ditemukan di MTS Al-Masruriyah adalah defisiensi
pengetahuan (kesehatan reproduksi).
2. Setelah dilakukan implementasi keperawatan berupa pendidikan
kesehatan dan demonstrasi mengenai perawatan organ vital dan
penanganan nyeri dismenore, sebanyak 18 siswa (90%) mengalami
peningkatan pengetahuan.

B. Saran
1. Penyediaan sarana dan prasarana di UKS yang memadai seperti
tersedianya obat-obatan P3K, antinyeri untuk nyeri dismenore, dan lain-
lain.
2. Hendaknya guru senantiasa menjadi support group bagi seluruh siswa
dalam menjaga kesehatan reproduksi.
3. Membiasakan anak untuk membersihkan organ vital agar terhindar dari
penyakit.
DAFTAR PUSTAKA

Adiwiryono. (2010). Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Anak Usia Dini
Dalam Kurikulum Pendidikan Anak Usia Dini. Skripsi. Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta.

Departemen Kesehatan RI. (2008). Panduan promosi kesehatan di sekolah.


Jakarta: Author

Departemen Kesehatan RI. (2012). Perilaku hidup bersih dan sehat. Jakarta:
Bakti Husada.

Efendi, F., dan Makhfudli. (2009). Keperawatan Kesehatan Komunitas : Teori


dan Praktik dalam Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.

Notoadmojo, S. (2017). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka


Cipta

Ryadi, A.L.S. (2012). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Swarjana, I.K. (20016). Keperawatan Kesehatan Komunitas. Yogyakarta:


Penerbit ANDI.

WHO. (2009). Indikator perbaikan kesehatan lingkungan anak. Jakarta: EGC.


Lampiran 5. Gambar pengkajian dan implementasi

Anda mungkin juga menyukai