Anda di halaman 1dari 2

HUBUNGAN PENINGKATAN BERAT BADAN DAN GANGGUAN POLA

MENSTRUASI DENGAN HIPERTENSI PADA AKSEPTOR KONTRASEPSI KB


SUNTIK DI DESA BOJONGNANGKA KECAMATAN PEMALANG KABUPATEN
PEMALANG

Latar Belakang: Jumlah peserta KB aktif di Kabupaten Pemalang yang menggunakan


kontrasepsi suntik sebanyak 133.222 orang (55,75%) (BPS Provinsi Jawa Tengah, 2015).
Desa Bojongnangka terdapat 530 peserta KB aktif yang menggunakan kontrasepsi suntik
(Petugas Lapangan Keluarga Berencana Kecamatan Pemalang, 2016). metode kontrasepsi ini
juga memiliki efek samping yaitu mual, muntah, pusing, peningkatan berat badan, serta
terjadinya gangguan pola menstruasi (Pinem, 2009). Adanya peningkatan berat badan akan
meningkatkan lemak dalam tubuh (Ningsih, 2012). Penumpukan lemak yang terjadi didalam
tubuh akan mengakibatkan hiperlipidemia, sehingga berpotensi menimbulkan penyumbatan
aliran darah yang akan mengganggu suplai oksigen dan nutrisi ke organ tubuh
(Wirakusumah, 2002 dalam Ningsih, 2012). Terjadinya penyempitan dan bahkan sumbatan
oleh lemak ini akan memicu jantung untuk memompa darah lebih kuat lagi agar dapat
memasok kebutuhan darah ke seluruh jaringan (Wirakusumah, 2002 dalam Ningsih, 2012).
Akibatnya, tekanan darah akan meningkat, yang disebut hipertensi (Wirakusumah, 2002
dalam Ningsih, 2012). Kenaikan berat badan dan tekanan darah yang tinggi merupakan faktor
resiko dari berbagai penyakit, diantaranya jantung, ginjal, gangguan saraf, dan gangguan
pembuluh darah (McKinley Health Center, 2008). Efek samping lainnya yang sering
dikeluhkan akseptor kontrasepsi suntik adalah gangguan pola menstruasi (Pinem, 2009).
Gangguan pola menstruasi terjadi karena adanya ketidakseimbangan kadar hormonal dalam
tubuh (Cahyono,E.,Machmudah, Bintanah, S., 2012). Hormon yang mengalami
ketidakseimbangan akibat penggunaan kontrasepsi suntik adalah hormon estrogen
(Cahyono,E.,Machmudah, Bintanah, S., 2012). Hormon ini berperan dalam mencegah
pengentalan darah di pembuluh darah (Cahyono,E.,Machmudah, Bintanah, S., 2012). Jika
hormon ini terganggu, maka akan mengakibatkan gangguan sistem vaskularisasi dan dalam
jangka waktu panjang akan menimbulkan keluhan hipertensi (Cahyono,E.,Machmudah,
Bintanah, S., 2012). Sehingga Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Hubungan
Peningkatan Berat Badan Dan Gangguan Pola Menstruasi Dengan Hipertensi Pada Akseptor
Kontrasepsi KB Suntik Di Desa Bojongnangka Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang.

Perumusan Masalah: Bagaimana hubungan peningkatan berat badan dan gangguan pola
menstruasi dengan hipertensi yang terjadi pada akseptor KB suntik di Desa Bojongnangka
Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang?
Tujuan: Tujuan Umum: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi adakah
hubungan antara peningkatan berat badan dan gangguan pola menstruasi dengan hipertensi
pada akseptor KB suntik di Kabupaten Pemalang. Tujuan Khusus: Tujuan khusus dari
penelitian ini yaitu:

a. Mengidentifikasi karakteristik responden (usia, lama penggunaan kontrasepsi


suntik, pekerjaan, dan pendidikan terakhir).
b. Mengidentifikasi gambaran peningkatan berat badan yang terjadi pada akseptor
KB suntik.
c. Mengidentifikasi gambaran gangguan pola menstruasi yang terjadi pada
akseptor KB suntik.
d. Mengidentifikasi gambaran hipertensi yang terjadi pada akseptor KB suntik.
e. Mengidentifikasi hubungan antara peningkatan berat badan dengan hipertensi
yang terjadi pada akseptor KB suntik.
f. Mengidentifikasi hubungan antara gangguan pola menstruasi dengan hipertensi
yang terjadi pada akseptor KB suntik.

Kerangka Konsep:

Variabel Independen
Variabel Dependen
 Peningkatan Berat
Badan Hipertensi
 Gangguan Pola
Menstruasi

Counfounding Factor

 Stres
 Variasi Diurnal

Desain penelitian: Penelitian ini menggunakan desain penelitian analisis korelatif melalui
pendekatan cross sectional

Populasi: Populasi dalam penelitian ini adalah akseptor KB suntik aktif yang tinggal di Desa
Bojongnangka Kecamatan Pemalang Kabupaten Pemalang sebanyak 530 orang.

Sampel:

Sampel dalam penelitian ini adalah akseptor KB suntik aktif yang mengalami hipertensi.
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik simple random sampling.
Jumlah sampel penelitian ini sesuai dengan metode simple random sampling adalah 228
orang. Kriteria inklusi dalam penelitian ini, antara lain: tidak memiliki riwayat hipertensi
sebelumnya, saat penelitian responden menggunakan KB suntik aktif minimal 1 tahun,
berusia 21 tahun – 49 tahun, tidak menggunakan obat-obatan. Adapun kriteria eksklusi pada
penelitian ini, antara lain: tidak bersedia menjadi responden, hamil, sedang sakit.

Analisis data:

Analisis data yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat dan bivariat.
Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik responden, yaitu usia, lama
penggunaan kontrasepsi suntik, pekerjaan, dan pendidikan terakhir. Untuk mengetahui data
terdistribusi normal atau tidak, maka menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov karena sampel
>50 (Notoatmodjo, 2012). Analisis bivariat akan dilakukan dengan Chi-Square untuk
mengetahui ada tidaknya hubungan antar variabel penelitian.

Pembimbing: Mekar Dwi Anggraeni, S.Kep., Ns., M.Kep., PhD

Anda mungkin juga menyukai