Pembahasan Soal SIMAK-UI 2012 Matematika IPA Kode 521 PDF
Pembahasan Soal SIMAK-UI 2012 Matematika IPA Kode 521 PDF
SIMAK–UI 2012
SELEKSI MASUK UNIVERSITAS INDONESIA
Matematika IPA
Disusun Oleh :
Pak Anang
Kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT
Pembahasan Soal SIMAK–UI 2012
Matematika IPA Kode Soal 521
By Pak Anang (http://pak-anang.blogspot.com)
PETUNJUK A: Untuk soal nomor 1-11 pilihlah satu jawaban yang paling tepat.
1. Misalkan 𝑥 dan 𝑦 bilangan bulat yang memenuhi sistem persamaan berikut:
𝑥 2 − 𝑥𝑦 + 3𝑦 2 + 2𝑥 − 5𝑦 − 4 = 0
{
𝑥 + 2𝑦 = 4
maka 𝑥 − 𝑦 2 = ....
2
A. −6
B. −3
C. 0
D. 3
E. 6
Pembahasan:
Perhatikan bentuk sistem persamaan berikut:
𝑥 2 − 𝑥𝑦 + 3𝑦 2 + 2𝑥 − 5𝑦 − 4 = 0 .....................(1)
𝑥 + 2𝑦 = 4 ...................................................................(2)
Persamaan (1) akan menjadi persamaan kuadrat dengan mensubstitusikan 𝑥 atau 𝑦 dari
persamaan (2).
1
𝑥 + 2𝑦 = 4 ⇒ 𝑥 = 4 − 2𝑦 atau 𝑦 = 2 − 𝑥
2
Dengan mudah dilihat bahwa substitusi 𝑥 ke persamaan (1) lebih mudah daripada substitusi 𝑦,
karena tidak mengandung unsur pecahan.
Substitusi 𝑥 = 4 − 2𝑦 ke persamaan (1) akan diperoleh:
𝑥 2 − 𝑥𝑦 + 3𝑦 2 + 2𝑥 − 5𝑦 − 4 = 0 ⇒ (4 − 2𝑦)2 − (4 − 2𝑦)𝑦 + 3𝑦 2 + 2(4 − 2𝑦) − 5𝑦 − 4 = 0
⇔ 16 − 16𝑦 + 4𝑦 2 − 4𝑦 + 2𝑦 2 + 3𝑦 2 + 8 − 4𝑦 − 5𝑦 − 4 = 0
⇔ 4𝑦 2 + 2𝑦 2 + 3𝑦 2 − 16𝑦 − 4𝑦 − 4𝑦 − 5𝑦 + 16 + 8 − 4 = 0
⇔ 9𝑦 2 − 29𝑦 + 20 = 0
Pembuat nol
⇒ (9𝑦 − 20)(𝑦 − 1) = 0
⇔ 9𝑦 − 20 = 0 atau 𝑦 − 1 = 0
𝟐𝟎
⇔ 𝒚= atau 𝑦 = 1
𝟗
𝑻𝑴
20
Karena 𝑥 dan 𝑦 adalah bilangan bulat, maka 𝑦 = tidak memenuhi (TM).
9
LOGIKA PRAKTIS:
Apabila 𝑥 dan 𝑦 adalah bilangan bulat, maka kemungkinan nilai 𝑥 2 − 𝑦 2 adalah bilangan nol, atau
bilangan bulat ganjil. Jadi jelas jawaban A dan E bukan jawaban yang benar.
Misal sisa pembagian dari 𝑓(𝑥 + 2) oleh 𝑥 2 − 1 adalah 𝑝𝑥 + 𝑞, maka menurut teorema pembagian
suku banyak bisa dirumuskan sebagai berikut:
𝑓(𝑥 + 2) = 𝑝(𝑥) ∙ ℎ(𝑥) + 𝑠(𝑥) ⇒ 𝑓(𝑥 + 2) = (𝑥 2 − 1)ℎ(𝑥) + (𝑝𝑥 + 𝑞)
⇔ 𝑓(𝑥 + 2) = (𝑥
⏟ + 1)(𝑥 − 1) ℎ(𝑥) + (𝑝𝑥 + 𝑞)
Substitusikan
pembuat nol
dari pembagi
yaitu
𝑥=−1 𝑑𝑎𝑛 𝑥=1
Dengan mensubstitusikan pembuat nol dari fungsi pembagi, maka akan diperoleh persamaan:
𝑥 = −1 ⇒ 𝑓(1) = −𝑝 + 𝑞 ....................................... (1)
𝑥 = 1 ⇒ 𝑓(3) = 𝑝 + 𝑞 ............................................... (2)
Dengan mensubstitusi 𝑓(1) = −7 dan 𝑓(3) = 3 serta mengeliminasi 𝑞 pada persamaan (1) dan (2)
akan diperoleh:
−𝑝 + 𝑞 = −7
𝑝+𝑞 = 3
−10
−2𝑝 = −10 ⇒𝑝=
−2
⇔𝑝=5
⇔ 𝑓(𝑥 + 2) = (𝑥 − 2)(𝑥 2 − 1) + 5𝑥 − 2
LOGIKA PRAKTIS
Soal tersebut bisa dikerjakan menggunakan pembagian ”porogapit”.
𝑓(𝑥) = (𝑥 − 3)3 + (𝑥 − 2)2 + (𝑥 − 1) ⇒ 𝑓(𝑥 + 2) = (𝑥 − 1)3 + 𝑥 2 + (𝑥 + 1)
⇔ 𝑓(𝑥 + 2) = 𝑥 3 − 2𝑥 2 + 4𝑥
𝑥 − 2
𝑥 2 − 1 𝑥 3 − 2𝑥 2 + 4𝑥
𝑥3 − 𝑥
− 2𝑥 2 + 5𝑥
− 2𝑥 2 +2
5𝑥 − 2
Bentuk pertama,
1
Untuk 𝑥 ≤ 2, maka:
𝑥 − 2 ≤ 1 − 2𝑥 ⇒ 𝑥 + 2𝑥 ≤ 1 + 2
⇔ 3𝑥 ≤ 3
3
⇔ 𝑥≤
3
⇔ 𝑥≤1
Bentuk kedua,
1
Untuk 𝑥 > 2, maka:
𝑥 − 2 ≤ −(1 − 2𝑥) ⇒ 𝑥 − 2 ≤ −1 + 2𝑥
⇔ 𝑥 − 2𝑥 ≤ −1 + 2
⇔ −𝑥 ≤ −1
−1
⇔ 𝑥≥
−1
⇔ 𝑥≥1
Dengan memandang bahwa 𝑥1 , 𝑘, 𝑥2 adalah 3 suku pertama barisan geometri, maka kuadrat suku
tengah adalah perkalian dari suku pertama dan suku terakhir, sehingga diperoleh:
𝑘 2 = 𝑥1 𝑥2 … … … . (2)
Kasus pertama,
Jika 𝑘 = 4, maka:
𝑥 2 − (2(4)2 − (4) − 1)𝑥 + (3(4) + 4) = 0
⇒ 𝑥 2 − 27𝑥 + 16 = 0
Kok sepertinya tidak bisa difaktorkan ya?
Mari kita periksa diskriminannya!
𝐷 = 𝑏 2 − 4𝑎𝑐 = (27)2 − 4(1)(16) = 665
𝐷 > 0 dan 𝐷 bukan bilangan kuadrat
Sehingga akar-akarnya bukan bil. bulat
Berarti untuk kasus pertama ini tidak memenuhi syarat 𝑥1 , 𝑥2 adalah bilangan bulat.
Kasus kedua,
Jika 𝑘 = −1, maka:
𝑥 2 − (2(−1)2 − (−1) − 1)𝑥 + (3(−1) + 4) = 0
⇒ 𝑥 2 − 2𝑥 + 1 = 0
⇔ (𝑥 − 1)2 = 0
⇔ 𝑥1 = 𝑥2 = 1
Dengan mudah kita memilih 𝑘 = −1 sebagai pilihan yang tepat, mengingat di semua opsi jawaban
mengandung unsur (−1)𝑛
Hal ini berarti bahwa suku pertama 𝑎 = 1 dan rasio barisan 𝑟 = −1.
Jadi, jumlah 𝑛 suku pertama barisan geometri tersebut adalah:
𝑎(𝑟 𝑛 − 1) 1((−1)𝑛 − 1) ((−1)𝑛 − 1) 1 1
𝑆𝑛 = = = = − (−1)𝑛 +
𝑟−1 (−1) − 1 −2 2 2
Pembahasan:
Misalkan titik 𝐷 adalah titik tengah garis ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 , sehingga ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐷 adalah salah satu garis berat segitiga. Dan
titik 𝐺 adalah titik berat segitiga, yaitu titik perpotongan semua garis berat segitiga.
Untuk lebih jelasnya perhatikan gambar berikut:
A A
G G
B C B C
D D
Sehingga,
1
⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐷 = ⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐵𝐷 ⇒ ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 + ⃗⃗⃗⃗⃗⃗ 𝐴𝐷 = ⃗⃗⃗⃗⃗
𝐴𝐵 + 𝐵𝐶 ⃗⃗⃗⃗⃗
2
1
= 𝑎 + (−𝑎 + 𝑏⃗)
2
1 1
= 𝑎 − 𝑎 + 𝑏⃗
2 2
1 1
= 𝑎 + 𝑏⃗
2 2
1
= (𝑎 + 𝑏⃗)
2
Pembahasan:
C
Perhatikan gambar di samping!
𝛾
Pada ∆𝐴𝐵𝐶, berlaku aturan sinus yang nilai perbandingannya
merupakan dua kali panjang jari-jari lingkaran luar segitiga, 𝑏 𝑎
yaitu:
𝑎 𝑏 𝑐
= = = 2𝑅
sin 𝛼 sin 𝛽 sin 𝛾 𝛼 𝛽
A B
𝑐
Dari aturan sinus bisa diperoleh kesamaan berikut:
𝑏 𝑐
= 2𝑅 ⇒ 𝑏 = 2𝑅 sin 𝛽 dan = 2𝑅 ⇒ 𝑐 = 2𝑅 sin 𝛾
sin 𝛽 sin 𝛾
Pembahasan:
Perhatikan!
sin2 𝑡 ⏟
(csc 2 𝑡 − 1) ⏟
(1 − sin 𝑡 + sin2 𝑡 − sin3 𝑡 + … ) = 𝑥
𝐼𝑑𝑒𝑛𝑡𝑖𝑡𝑎𝑠 𝐵𝑎𝑟𝑖𝑠𝑎𝑛 𝑔𝑒𝑜𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖 𝑡𝑎𝑘 ℎ𝑖𝑛𝑔𝑔𝑎
𝑡𝑟𝑖𝑔𝑜𝑛𝑜𝑚𝑒𝑡𝑟𝑖 𝑑𝑒𝑛𝑔𝑎𝑛 𝑎=1 𝑑𝑎𝑛 𝑟=− sin 𝑡
csc2 𝑡−1=cot2 𝑡 𝑆∞ =
𝑎
1−𝑟
1
⇒ sin2 𝑡 ∙ cot 2 𝑡 ∙ ( )=𝑥
1 + sin 𝑡
cos 2 𝑡 1
⇔ sin2 𝑡 ∙ 2
∙( )=𝑥
sin 𝑡 1 + sin 𝑡
1
⇔ cos 2 𝑡 ∙ ( )=𝑥
1 + sin 𝑡
1
⇔ (1 − sin2 𝑡) ∙ ( )=𝑥
1 + sin 𝑡
1
⇔ (1 − sin 𝑡)(1 + sin 𝑡) ∙ ( )=𝑥
1 + sin 𝑡
⇔ (1 − sin 𝑡) = 𝑥
⇔ 1 − 𝑥 = sin 𝑡
𝜋
Karena 2 < 𝑡 ≤ 𝜋 berarti 𝑡 berada di kuadran II, artinya nilai cos 𝑡 negatif.
Sehingga, bentuk cos 𝑡 dapat diperoleh dari sin 𝑡 dengan menggunakan identitas trigonometri:
cos2 𝑡 + sin2 𝑡 = 1 ⇒ cos2 𝑡 = 1 − sin2 𝑡
⇔ cos 𝑡 = −√1 − sin2 𝑡 (ingat 𝑡 di kuadran II maka cos 𝑡 bernilai negatif)
= −√1 − (1 − 𝑥)2 (ingat (1 − 𝑥)2 = (𝑥 − 1)2 )
= −√1 − (𝑥 − 1)2
Karena nilai limit tidak menyebabkan limit menjadi limit bentuk tak tentu, maka nilai limit tersebut
adalah −∞.
1 1 1 1
lim ℎ {𝑓 ′ (𝑥 + ) − 𝑓 ′ (𝑥)} (ingat ℎ → ∞ ⇔ = dan ℎ = )
ℎ→∞ ℎ ℎ ∞ 1
ℎ
1 ′ 1 1
⇒ 1lim1 {𝑓 (𝑥 + ) − 𝑓 ′ (𝑥)} (ingat = 0)
→
1 ℎ ∞
ℎ ∞
ℎ
1
{𝑓 ′ (𝑥 + ) − 𝑓 ′ (𝑥)} {𝑓(𝑥 + ℎ) − 𝑓(𝑥)}
⇔ 1lim ℎ (Bukankah ini identik dengan lim = 𝑓 ′ (𝑥))
→0
1 ℎ→0 ℎ
ℎ
ℎ
⇔ 𝑓 ′′ (𝑥)
Sehingga penyelesaian limit tersebut adalah turunan kedua dari fungsi 𝑓(𝑥).
Jadi,
1
𝑓(𝑥) = sin2 𝑥 ⇒ lim ℎ {𝑓 ′ (𝑥 + ) − 𝑓 ′ (𝑥)} = 𝑓 ′′ (𝑥)
ℎ→∞ ℎ
𝑑2
= 2 (sin2 𝑥)
𝑑𝑥
𝑑
= (2 sin 𝑥 cos 𝑥)
𝑑𝑥
𝑑
=2∙ (sin 𝑥 cos 𝑥)
𝑑𝑥
= 2 ∙ (cos 𝑥 cos 𝑥 + sin 𝑥 (− sin 𝑥))
= 2 ∙ (cos 2 𝑥 − sin2 𝑥)
= 2 cos 2𝑥
TRIK SUPERKILAT:
1 1
𝑓(𝑥) = sin2 𝑥 ⇒ 𝑓(𝑥) = − cos 2𝑥
2 2
⇒ 𝑓 ′ (𝑥) = − sin 2𝑥
⇒ 𝑓 ′′ (𝑥) = 2 cos 2𝑥
Garis singgung tersebut membentuk sudut terhadap sumbu 𝑥 sebesar arctan(6), sehingga:
𝜃 = arctan(6) ⇒ tan 𝜃 = 6
Padahal gradien garis singgung dari sebuah kurva juga merupakan nilai dari tan 𝜃, dimana 𝜃 adalah
sudut yang dibentuk oleh garis singgung dengan sumbu 𝑥, sehingga diperoleh:
𝑚 = tan 𝜃 ⇒ 𝑚 = 6 ............................................................................................. (2)
Sehingga, untuk mencari luas daerah yang dibatasi oleh 𝑦 = 3𝑥 2 + 18𝑥 + 1 dan sebuah garis lurus,
𝑦 = −9𝑥 − 59 maka gunakan rumus cepat TRIK SUPERKILAT berikut:
Luas daerah yang hanya dibatasi kurva dan garis lurus adalah:
𝐷√𝐷
𝐿=
6𝑎2
dimana,
𝐷 = 𝑏 2 − 4𝑎𝑐.
𝐷 adalah nilai diskriminan dari persamaan kuadrat 𝑎𝑥 2 + 𝑏𝑥 + 𝑐 yang diperoleh dengan
mensubstitusi persamaan garis ke persamaan kurva.
Pembahasan:
Perhatikan bidang segiempat 𝐴. 𝐵𝐶𝐷 di samping!
𝐵𝐶 ⊥ 𝐵𝐷, 𝐴𝐵 ⊥ bidang 𝐵𝐶𝐷
𝐴
𝐵𝐶 = 𝐵𝐷 = 𝑎√2 cm
𝐴𝐵 = 𝑎 cm
Maka besar sudut antara bidang 𝐴𝐶𝐷 dan 𝐵𝐶𝐷 dapat
ditentukan dengan membuat menentukan titik potong
kedua bidang terlebih dulu.
𝐷 𝐵 Ternyata garis potong kedua bidang tersebut adalah
𝛼
terletak pada ruas garis 𝐷𝐶.
𝐸 Sudut antara bidang bidang 𝐴𝐶𝐷 dan 𝐵𝐶𝐷 adalah
sudut yang dibentuk oleh dua garis pada masing-
𝐶 masing bidang yang tegak lurus dengan garis potong,
Misal 𝐸 adalah titik tengah 𝐷𝐶, maka sudut antara
bidang bidang 𝐴𝐶𝐷 dan 𝐵𝐶𝐷 adalah sudut yang
dibentuk oleh ruas garis 𝐴𝐸 dengan ruas garis 𝐸𝐵.
Jadi,
𝛼 = ∠(bidang 𝐴𝐶𝐷, bidang 𝐵𝐶𝐷) = ∠(𝐴𝐸, 𝐸𝐵)
Perhatikan bidang alas 𝐵𝐶𝐷 yang merupakan segitiga siku-siku sama kaki. Apabila bidang alas kita
perluas sehingga menjadi sebuah persegi 𝐵𝐶𝐷𝐹, sehingga 𝐷𝐶 adalah salah satu diagonal persegi.
2 2
𝐷𝐶 = √𝐵𝐶 2 + 𝐵𝐷2 = √(𝑎√2) + (𝑎√2) = √2𝑎2 + 2𝑎2 = √4𝑎2 = 2𝑎
Jadi, besar sudut 𝛼 dengan mudah ditentukan dari nilai tangen sudut 𝛼, dimana nilai tangen sudut 𝛼
adalah perbandingan antara ruas garis 𝐴𝐵 dengan ruas garis 𝐵𝐸:
𝐴𝐵 𝑎
tan 𝛼 = ⇒ tan 𝛼 =
𝐵𝐸 𝑎
⇔ tan 𝛼
=1
⇔ 𝛼
= arctan(1)
⇔ 𝛼
= 45°
𝜋
⇔ 𝛼=
4
𝑐 (𝑝2 + 𝑞 2 )
𝑥1 𝑥2 = ⇒ 𝑥1 𝑥2 =
𝑎 1
⇔ 𝑥1 + 𝑥2 = 𝑝2 + 𝑞 2
Untuk download rangkuman materi, kumpulan SMART SOLUTION dan TRIK SUPERKILAT dalam
menghadapi SIMAK-UI, UM STIS, SBMPTN, SNMPTN, OSN serta kumpulan pembahasan soal SIMAK-UI,
SNMPTN, UM STIS, UMB PTN, OSN ataupun yang lainnya jangan lupa untuk selalu mengunjungi
http://pak-anang.blogspot.com.
Terimakasih,
Pak Anang.