Anda di halaman 1dari 4

Analisis Sintesis Tindakan Pemasangan Infus

Pada Ny. A Di Ruang IGD Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga

Ruang : IGD RSUD Kota Salatiga


Tanggal : 12 Juni 2019

A. Identitas klien
Nama klien : Ny. A
Umur : 58 tahun
Alamat : Salatiga
Keluhan Utama : pasien tidak sadarkan diri
B. Diagnosa medis
Ketoasidosis Diabetik
C. Diagnosa keperawatan :
Resiko perubahan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh b.d dieuresis osmotik akibat hiperglikemi
D. Data Pendukung Diagnosa Keperawatan
DS :
1. Klien ditemukan tidak sadarkan diri di kamarnya
2. Klien memiliki riwayat DM sejak 10 tahn yang lalu dengan terapi tidak berjalan.
DO :
1. Turgor kulit
2. HR 110x/mnt, RR 32 x/mnt , dan , TD 240/120 mmHG
3. Pasien tidak sadarkan diri
4. Gds : 581 g/dl
E. Dasar Pemikiran
Penanganan pada KAD meliputi koreksi dehidrasi, hiperglikemia-ketonemia, dan gangguan
elektrolit, serta identifikasi faktor pencetus dan monitoring pasien yang ketat. Rata-rata kekurangan
cairan pada penderita KAD adalah 3-5 L. Terapi cairan inisial diarahkan untuk ekpansi volume
intravaskular, interstisial, dan intraselular yang mengalami penurunan pada kondisi krisis
hiperglikemikdan restorasi dari perfusi renal. Pemberian resusitasi cairan dengan NaCl 0,9% intravena
dengan kecepatan 15-20 ml/KgBB/jam atau 1-1,5 L/jam harus dimulai secepatnya dengan pemantauan
status hidrasi setiap jam.

F. Prinsip Tindakan Keperawatan dan Tujuan Injeksi


1. Prinsip Tindakan:
a. Bersih dan steril.
b. Tindakan dilakukan secara tepat dan benar.
c. Area penusukan yaitu pada pembuluh darah vena dan sebelum dilakukan penusukan harus
dilakukan disinfeksi pada are insersi.
d. Pastikan tidak ada udara dalam selang infus.
Tujuan: Pemberian cairan intravena bertujuan untuk menggantikan kekurangan serta kehilanagn
cairan dan memperbaiki kesimbangan cairan dalam tubuh.
 PERALATAN
a. Standar infuse
b. Set infuse
c. Cairan sesuai program medic
d. Jarum infuse dengan ukuran yg tepat
e. Pengalas
f. Torniket
g. Kapas alcohol
h. Plester
i. Gunting Kasa steril
j. Sarung tangan

 PELAKSANAAN
a. TAHAPAN PRA ORIENTASI
1) Dekatkan alat kesamping klien
2) Jelaskan tindakan yang akan dilakukan dan tujuannya
3) Mencuci tangan
b. TAHAP ORIENTASI
1) Memberi salam kepada pasien dan menyapa nama pasien
2) Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3) Menanyakan kesetujuan/ kesiapan klien

c. TAHAP KERJA
1) Hubungkan cairan & infus set dgn memasukkan ke bagian karet atau akses selang ke
botol infuse
2) Isi cairan ke dalam set infus dgn menekan ruang tetesan sampai terisi sebagian & buka
klem slang sampai cairan memenuhi selang & udara selang ke luar
3) Letakkan pangalas dibawah lokasi ( vena ) yg akan dilakukan penginfusan
4) Lakukan pembendungan dengan tornikut (karet pembendung) 10 sampai 12 cm di atas
tempat penusukan & anjurkan pasien untuk menggenggam dengan gerakan sirkular
( apabila sadar )
5) Gunakan sarung tangan steril
6) Disinfeksi daerah yg akan ditusuk dengan kapas alcohol
7) Lakukan penusukan pada pembuluh intra vena dengan meletakkan ibu jari di bagian
bawah vena da posisi jarum ( abocath ) mengarah ke atas
8) Perhatikan adanya keluar darah melalui jarum ( abocath / surflo ) maka tarik ke luar
bagian dalam ( jarum ) sambil melanjutkan tusukan ke dalam vena
9) Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan atau dikeluarkan, tahan bagian atas vena
dengan melakukan tekanan menggunakan jari tangan agar darah tidak ke luar. Seterusnya
bagian infus dihubungkan atau disambungkan dengan slang infuse
10) Buka pengatur tetesan & atur kecepatan sesuai dengan dosis yg diberikan
11) Jalankan fiksasi dengan kasa steril
12) Tuliskan tanggal & waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum
13) Lepaskan sarung tangan & cuci tangan
 TAHAP TERMINASI
a. Evaluasi klien setelah dilakukan injeksi ketorolac 1 ampul
b. Rapikan alat-alat
c. Berpamitan dengan klien
d. Mencuci tangan
 Dokumentasikan hasil tindakan pada catatan perawatan.
G. Analisa sintesa tindakan keperawatan
Pemberian cairan intravena bertujuan untuk menggantikan kekurangan serta kehilanagn cairan dan
memperbaiki kesimbangan cairan dalam tubuh. Cairan isotonis meningkatakn volume cairan
ekstraseluler sehingga dapat mencukupi atau memenuhi kebutuhan cairan yang kurang akibat deuresis
osmotik karena hiperglikema
H. Bahaya yang mungkin muncul
1. Penggunaan alat yang tidak steril
2. Emboli
3. Penusukan yang tidak tepat bisa menyebabkan tromboplebitis

I. Tindakan Keperawatan Lain Yang Dapat Dilakukan


1. Observasi tanda tanda vital.
2. Lanjutakan reperfusi.
3. Monitor input dan output cairan.
J. Hasil Yang Didapatkan Setelah melakukan Tindakan
S:

O:

a. Vital Sign dalam batas normal


b. Turgor tetap elastis, konjungtiva non anemis.
c. Kesadaran pasien membaik
A : Tujuan tercapai
P : Lanjutkan intervensi dan monitor balance cairan.

K. Evaluasi
a. Tindakan dilakukan sesuai prosedur dan prinsip steril .
b. Mahasiswa harus lebih memahami prosedur tindakan , spuit yang sudah disiapkan obatnya sudah
dilihat sampai tidak ada udara kemudian obat dimasukkan via selang infus yang sebelumnya telah
diklem terlebih dahulu agar tidak timbul emboli .Setelah pemberian injeksi juga sudah diobservasi,
apakah terjadi tanda tanda alergi seperti kemerahan dan gatal.

L. Daftar Pustaka
Asmadi. Teknik Prosedural Keperawatan : Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta

Salemba Medika. 2008.

Aryani, Ratna. Prosedur Klinik Keperawatan Pada Mata Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :

Trans Info Media ; 2009.

Brunner & Suddarth. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8, 2004, EGC, Jakarta
Doenges E . Marlynn. Rencana Asuhan Keperawatan, 2004, EGC, Jakarta
Artikel Tatalaksana Penurunan Kesadaran Pada pasien dengan Diabetus Melitus oleh Ian Huang,

Fakultas Kedokteran Universitas Pelita Harapan, 2016

mengetahui
Mahasiswa praktikan Pembimbing Klinik/CI
(…………………….) (……………………….)

Anda mungkin juga menyukai