Ketoasidosis diabetik merupakan akibat dari defisiensi berat insulin dan disertai gangguan metabolisme protein, karbohidrat dan lemak. Keadaan ini terkadang disebut “akselerasi puasa” dan merupakan gangguan metabolisme yang paling serius pada diabetes ketergantungan insulin. Etiologi Diabetik Ketoasidosis
Ketoasidosis diabetik dapat dikelompokkan
menjadi dua, yaitu akibat hiperglikemia dan akibat ketosis, yang sering dicetuskan oleh faktor-faktor : Infeksi Stress fisik dan emosional; respons hormonal terhadap stress mendorong peningkatan proses katabolik Menolak terapi insulin Pengkajian Aktivitas / Istirahat Aktivitas / Istirahat Gejala : Lemah, letih, sulit bergerak/berjalan Kram otot, tonus otot menurun, gangguan istirahat/tidur Tanda : Takikardia dan takipnea pada keadaan istirahat atau aktifitas, Letargi/disorientasi, koma, Penurunan kekuatan otot Sirkulasi Gejala : Adanya riwayat hipertensi, IM akut Klaudikasi, kebas dan kesemutan pada ekstremitas Ulkus pada kaki, penyembuhan yang lama Takikardia Tanda : Perubahan tekanan darah postural, hipertensi Nadi yang menurun/tidak ada Disritmia Krekels, Distensi vena jugularis Kulit panas, kering, dan kemerahan, bola mata cekung Integritas/ Ego Gejala : Stress, tergantung pada orang lain Masalah finansial yang berhubungan dengan kondisi Tanda : Ansietas, peka rangsang Eliminasi Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria), nokturia Rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemin (infeksi), ISSK baru/berulang Nyeri tekan abdomen, Diare Tanda :Urine encer, pucat, kuning, poliuri ( dapat berkembang menjadi oliguria/anuria, jika terjadi hipovolemia berat) Urin berkabut, bau busuk (infeksi) Abdomen keras, adanya asites Bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare) Nutrisi/Cairan Gejala : Hilang nafsu makan Mual/muntah Tidak mematuhi diet, peningkattan masukan glukosa/karbohidrat Penurunan BB lebih dari beberapa hari/minggu Haus, penggunaan diuretik (Thiazid) Tanda : Kulit kering/bersisik, turgor jelek Kekakuan/distensi abdomen, muntah Pembesaran tiroid (peningkatan kebutuhan metabolik dengan peningkatan GD, bau halisitosis/manis, bau buah (napas aseton) Neurosensori Gejala : Pusing/pening, sakit kepala Kesemutan, kebas, kelemahan pada otot, parestesia Gangguan penglihatan Tanda : Disorientasi, mengantuk, alergi, stupor/koma (tahap lanjut). Gangguan memori (baru, masa lalu), kacau mental Refleks tendon dalam menurun (koma) Aktifitas kejang (tahap lanjut dari DKA) Nyeri/kenyamanan Gejala : Abdomen yang tegang/nyeri (sedang/berat) Tanda : Wajah meringis dengan palpitasi, tampak sangat berhati-hati Pernapasan Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan/tanpa sputum purulen (tergantung adanya infeksi/tidak) Tanda : Lapar udara, batuk dengan/tanpa sputum purulen Frekuensi pernapasan meningkat Keamanan Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit Tanda : Demam, diaforesis Kulit rusak, lesi/ulserasi Menurunnya kekuatan umum/rentang erak Parestesia/paralisis otot termasuk otot-otot pernapasan (jika kadar kalium menurun dengan cukup tajam) Seksualitas Gejala : Rabas vagina (cenderung infeksi) Masalah impoten pada pria, kesulitan orgasme pada wanita Pemeriksaan Diagnostik Osmolalitas serum : meningkat tetapi biasanya kurang dari 330 mOsm/l Elektrolit : Natrium : mungkin normal , meningkat atau menurun Kalium : normal atau peningkatan semu (perpindahan selular), selanjutnya akan menurun Fosfor : lebih sering menurun Pemeriksaan Diagnostik Glukosa darah : meningkat 100– 300 mg/dl atau lebih Aseton plasma (keton) : positif secara mencolok Asam lemak bebas : kadar lipid dan kolesterol meningkaat Hemoglobin glikosilat : kadarnya meningkat 2-4 kali lipat dari normal yang mencerminkan kontrol DM yang kurang selama 4 bulan terakhir Gas darah arteri : biasanya menunjukkan pH rendah dan penurunan pada HCO3 (asidosis metabolik) dengan kompensasi alkalosis respiratorik Pemeriksaan Diagnostik Trombosit darah : Ht mungkin meningkat atau normal (dehidrasi), leukositosis, hemokonsentrasi sebagai rrespons terhadap stress atau infeksi Ureum/kreatinin: Mungkn meningkat atau normal(dehidrasi/penurunan fungsi ginjal) Amilase darah : mungkin meningkat yang mengindikasikan adanya pankreatitis akut sebagai penyebab DKA Urin : gula dan aseton positif , berat jenis dan osmolalitas mungkin meningkat Kultur dan sensitifitas : kemungkinan adanya infeksi saluran kemih, pernafasan dan pada luka Diagnosa Keperawatan Diabetik Ketoasidosis Defisit volume cairan berhubungan dengan diuresis osmotik akibat hiperglikemia, pengeluaran cairan berlebihan : diare, muntah; pembatasan intake akibat mual, kacau mental Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral, status hipermetabolisme Resiko tinggi terhadap infeksi (sepsis) berhubungan dengan peningkatan kadar glukosa, penurunan fungsi lekosit, perubahan pada sirkulasi Diagnosa Keperawatan Diabetik Ketoasidosis Resiko tinggi terhadap perubahan sensori-perseptual berhubungan dengan ketidkseimbangan glukosa/insulin dan/atau elektrolit Kelelalahan berhubungan dengan penurunan produksi energi metabolik, insufisiensi insulin, peningkatan kebutuhan energi : status hipermetabolik/infeksi Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit jangka panjang, ketergantungan pada orang lain Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis, dan pengoobatan berhubungan dengan kesalahan menginterpretasi informasi, tidak mengenal sumber informasi Defisit volume cairan Batasan karakteristik : Peningkatan urin output Kelemahan, rasa haus, penurunan BB secara tiba-tiba Kulit dan membran mukosa kering, turgor kulit jelek Hipotensi, takikardia, penurunan capillary refill Kriteria Hasil : TTV dalam batas normal Pulse perifer dapat teraba Turgor kulit dan capillary refill baik Keseimbangan urin output Kadar elektrolit normal Defisit volume cairan ……. Intervensi : 1. Kaji riwayat durasi/intensitas mual, muntah dan berkemih berlebihan Rasional : Membantu memperkirakan pengurangan volume total. Proses infeksi yang menyebabkan demam dan status hipermetabolik meningkatkan pengeluaran cairan insensibel. 2. Monitor vital sign dan perubahan tekanan darah orthostatik Rasional : Hypovolemia dapat dimanifestasikan oleh hipotensi dan takikardia. Hipovolemia berlebihan dapat ditunjukkan dengan penurunan TD lebih dari 10 mmHg dari posisi berbaring ke duduk atau berdiri. 3. Monitor perubahan respirasi: kussmaul, bau aceton Rasional : Pelepasan asam karbonat lewat respirasi menghasilkan alkalosis respiratorik terkompensasi pada ketoasidosis. Napas bau aceton disebabkan pemecahan asam keton dan akan hilang bila sudah terkoreksi Defisit volume cairan ……. 4 .Observasi kualitas nafas, penggunaan otot asesori dan cyanosis Rasional : Peningkatan beban nafas menunjukkan ketidakmampuan untuk berkompensasi terhadap asidosis 5. .Observasi ouput dan kualitas urin. Rasional : Menggambarkan kemampuan kerja ginjal dan keefektifan terapi 6. Timbang BB Rasional : Menunjukkan status cairan dan keadekuatan rehidrasi 7. Pertahankan cairan 2500 ml/hari jika diindikasikan Rasional : Mempertahankan hidrasi dan sirkulasi volume 8. .Ciptakan lingkungan yang nyaman, perhatikan perubahan emosional Rasional : Mengurangi peningkatan suhu yang menyebabkan pengurangan cairan, perubahan emosional menunjukkan penurunan perfusi cerebral dan hipoksia Defisit volume cairan ……. 9. .Catat hal yang dilaporkan seperti mual, nyeri abdomen, muntah dan distensi lambung Rasional : Kekurangan cairan dan elektrolit mengubah motilitas lambung, sering menimbulkan muntah dan potensial menimbulkan kekurangan cairan & elektrolit 10.Obsevasi adanya perasaan kelelahan yang meningkat, edema, peningkatan BB, nadi tidak teratur dan adanya distensi pada vaskuler Rasional : Pemberian cairan untuk perbaikan yang cepat mungkin sangat berpotensi menimbulkan beban cairan dan GJK Kolaborasi: - Pemberian NS dengan atau tanpa dextrosa Rasional : Pemberian tergantung derajat kekurangan cairan dan respons pasien secara individual Albumin, plasma, dextran Rasional : Plasma ekspander dibutuhkan saat kondisi mengancam kehidupan atau TD sulit kembali normal Pertahankan kateter terpasang Rasional : Memudahkan pengukuran haluaran urin Pantau pemeriksaan lab Hematokrit. Rasional : Mengkaji tingkat hidrasi akibat hemokonsentrasi BUN/Kreatinin, Rasional : Peningkatan nilai mencerminkan kerusakan sel karena dehidrasi atau awitan kegagalan ginjal Osmolalitas darah, Rasional : Meningkat pada hiperglikemi dan dehidrasi Natrium, Rasional : Menurun mencerminkan perpindahan cairan dari intrasel (diuresis osmotik), tinggi berarti kehilangan cairan/dehidrasi berat atau reabsorpsi natrium dalam berespons terhadap sekresi aldosteron Kalium, Rasional : Kalium terjadi pada awal asidosis dan selanjutnya hilang melalui urine, kadar absolut dalam tubuh berkurang. Bila insulin diganti dan asidosis teratasi kekurangan kalium terlihat Berikan Kalium sesuai indikasi Rasional : Mencegah hipokalemia Berikan bikarbonat jika pH <7,0 Rasional : Memperbaiki asidosis pada hipotensi atau syok Pasang NGT dan lakukan penghisapan sesuai dengan indikasi Rasional : Mendekompresi lambung dan dapat menghilangkan muntah Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan berhubungan dengan ketidakcukupan insulin, penurunan masukan oral, status hipermetabolisme 1.Pantau berat badan setiap hari atau sesuai indikasi Rasional : Mengkaji pemasukan makanan yang adekuat termasuk absorpsi dan utilitasnya 2.Tentukan program diet dan pola makan pasien dan bandingkan dengan makanan yang dihabiskan Rasional : Mengidentifikasi kekurangan dan penyimpangan dari kebutuhan terapetik Perubahan nutrisi ….. Cont’ 3.Auskultasi bising usus, catat adanya nyeri abdomen/perut kembung, mual, muntahan makanan yang belum dicerna, pertahankan puasa sesuai indikasi Rasional : Hiperglikemia dan ggn keseimbangan cairan dan elektrolit dapat menurunkan motilitas/fungsi lambung (distensi atau ileus paralitik)yang akan mempengaruhi pilihan intervensi. 4.Berikan makanan yang mengandung nutrien kemudian upayakan pemberian yang lebih padat yang dapat ditoleransi Rasional : Pemberian makanan melalui oral lebih baik jika pasien sadar dan fungsi gastrointestinal baik Perubahan nutrisi ….. Cont’ 5.. Melibatkan keluarga pasien pada perencanaan sesuai indikasi Rasional : Memberikan informasi pada keluarga untuk memahami kebutuhan nutrisi pasien 6. Observasi tanda hipoglikemia Rasional : Hipoglikemia dapat terjadi karena terjadinya metabolisme karbohidrat yang berkurang sementara tetap diberikan insulin , hal ini secara potensial dapat mengancam kehidupan sehingga harus dikenali Perubahan nutrisi ….. Cont’ 7. .Kolaborasi : Pemeriksaan GDA dengan finger stick. Rasional : Memantau gula darah lebih akurat daripada reduksi urine untuk mendeteksi fluktuasi Pantau pemeriksaan aseton, pH dan HCO3. Rasional : Memantau efektifitas kerja insulin agar tetap terkontrol Berikan pengobatan insulin secara teratur sesuai indikasi. Rasional : Mempermudah transisi pada metabolisme karbohidrat dan menurunkan insiden hipoglikemia Berikan larutan dekstrosa dan setengah salin normal. Rasional : Larutan glukosa setelah insulim dan cairan membawa gula darah kira-kira 250 mg/dl. Dengan mertabolisme karbohidrat mendekati normal perawatan harus diberikan untuk menhindari hipoglikemia Nuhun