Anda di halaman 1dari 4

TATA KELOLA VAKSIN DI PUSKESMAS

No Dokumen :
No Revisi :
SOP Tanggal Terbit :

Halaman :

PUSKESMAS
Oki Marselius M, A.Md.Kep
SUTI SEMARANG NIP. 198710012009031001

Vaksin adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan


1. Pengertian kekebalan aktif terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau
mengurangi pengaruh infeksi oleh organisme
Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dan sasaran Upaya
2. Tujuan UKM/ UKP dan melakukan penyesuaian dan perbaikan-perbaikan dalam
pelaksanaan Kegiatan Upaya UKM/ UKP.
Permenkes RI Nomor 75 tahun 2014 tentang Puskesmas
Surat Keputusan Kepala Dinas Kesehatan ………………………………….
tentang Kebijakan Perencanaan, Akses, Dan Evaluasi Puskesmas

3. Kebijakan Dilingkungan Dinas Kesehatan Kabupaten Bengkayang


SK Kepala Puskesmas Nomor .... ……../III/16 Tentang
pengelolaan vaksin dan rantai vaksin

Direktorat Jendral PPM & PL Dep.Kes R.I. Jakarta, Tentang


4. Referensi Pedoman Teknis Pengelolaan vaksin dan Rantai Vaksin
Tahun 2005
A. Alat
1. Indikator suhu lemari es
2. Dokumen pencatatan pengelolaan vaksin
5. Alat dan Bahan B. Bahan
3. Vaksin
4. Lemari es khusus
5. Vaksin carrier dengan cold pack
6. Pengukur suhu lemari es
Penyimpanan vaksin:
1. Vaksin di simpan di lemari es pada suhu 20 -80C
2. Susunan dus vaksin dalam lemari es diberi jarak antara 2 jari
untuk pertukaran udara
3. Vaksin FS (Frezee Sensitive = DPT,HB,DT,TT) diletakkan
jauh dengan bagian paling dingin dalam lemari es (evaporator).
Vaksin HS (Heat Sensitive = Polio, Campak, BCG) diletakkan
dekat dengan evaporator.
4. Lemari es dibuka seminimal mungkin setiap harinya untuk
menjaga stabilitas suhu penyimpanan.
5. Suhu dipantau setiap hari (pagi dan siang) dan dicatat pada
grafik suhu lemari es
6. Melakukan pemeliharaan lemari es 2 minggu sekali

Prosedur Pengeluaran vaksin dan pelarut dari lemari es


1. Menententukan seberapa banyak vial vaksin yang dibutuhkan
untuk pelayanan sebelum membuka lemari es
2. Mencatat suhu di dalam lemari es
3. Memiilih dan mengeluarkan vaksin sesuai ketentuan yang telah
ditetapkan untuk alat pemantau botol vaksin (VVM) dan
tanggal kedaluarsa

6. Prosedur
Prosedur permintaan vaksin untuk pelayanan di klinik KIA,
Posyandu, dan unit terkait
1. Mengajukan permohonan resmi permintaan vaksin kepada
petugas pengelola vaksin Puskemas
2. Vaksin yang diminta harus sesuai dengan kebutuhan sasaran
3. Vaksin dibawa dengan menggunakan vaksin carrier atau cold
box yang diisi cool pack dengan jumlah yang sesuai

Prosedur permintaan vaksin dari Puskesmas ke DKK


1. Mengajukan permohonan resmi permintaan vaksin dari
Puskesmas ke Dinas Kesehatan Kota
2. Permintaan vaksin mempertimbangkan stok vaksin bulan
sebelumnya dan daya tampung penyimpanan vaksin

Prosedur Penerimaan Vaksin dari DKK ke Puskesmas


1. Penerimaan vaksin dilakukan dengan cara diantar oleh DKK
atau diambil oleh puskesmas
2. Distribusi vaksin menggunakan cold box atau vaksin carrier
yang disertai dengan cool pack
3. Disertai dengan dokumen pengiriman berupa Surat Bukti
Barang Keluar (SBBK) dan Vaccine Arrival report (VAR)
4. Pada setiap cold box atau vaksin carrier disertai dengan
indikator pembekuan
5. Vaksin yang diterima masuk ke gudang obat Puskesmas
6. Pengelola gudang obat menyerahkan tanggung jawab
pengelolaan vaksin kepada petugas pengelola vaksin

Prosedur pemeriksaan keamanan vaksin


1. Memeriksa label vaksin dan pelarut. Jika label tidak ada, vaksin
atau pelarut tidak boleh digunakan.
2. Memeriksa alat pemantau botol vaksin (VVM)
3. Memeriksa tanggal kadaluarsa
4. Memeriksa alat pemantau suhu beku dalam lemari es. Jika
indikator menunjukkan adanya pembekuan atau diperkirakan
vaksin yang sensitif beku (vaksin-vaksin DTP, DT, TT, HepB,
DTP-HepB ) telah membeku, sebaiknya dillakukan tes kocok.

Pemeliharaan cold chain atau sistem rantai dingin vaksin selama


pelaksanaan imunisasi
1. Selama pelayanan imunisasi, vaksin dan pelarut harus disimpan
dalam vaccine carrier dengan menggunakan cold pack, agar
suhu tetap terjaga pada temperature 20-80 C dan vaksin yang
sensitive terhadap pembekuan tidak beku
2. Hindari vaccine carrier yang berisi vaccine dari cahaya
matahari langsung
3. Sebelum sasaran datang vaksin dan pelarut harus tersimpan
dalam vaccine carrier yang tertutup rapat
4. Jangan membuka vaccine atau melarutkan vaccine bila belum
ada sasaran datang
5. Pada saat pelarutan, suhu pelarut dan vaksin harus sama
6. Petugas imunisasi tidak diperbolehkan membuka vial baru
sebelum vial lama habis
7. Bila sasaran belum datang, vaksin yang sudah dilarutkan harus
dilindungi dari cahaya matahari dan suhu luar, seharusnya
dengan cara diletakkan di lubang busa yang terdapat diatas
vaksin carrier
8. Dalam setiap vaccine carrier sebaiknya terdapat empat cool
pack
9. Bila vaksin yang sudah dilarutkan sudah habis, pelarutan
selanjutnya dilakukan bila telah ada anak yang hendak
diimunisasi.

Prosedur Pelaporan
1. Pelaporan pengelolaan vaksin dilakukan satu bulan sekali
2. Pelaporan vaksin dibuat per item vaksin
3. Rekapitulasi data dilakukan setiap tanggal 25
Laporan pengelolaan vaksin disetuji oleh Kepala Puskesmas Ngaliyan
dan diajukan ke Dinas Kesehatan Kota Semarang
7. Diagram Alir

8. Hal-hal yang perlu


-
diperhatikan
1. Klinik MTBS
2. Klinik KIA/KB
3. Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana
9. Unit Terkait
4. Posyandu
5. Puskesmas Pembantu (Pustu)
6. Poskesdes
10. Dokumen Terkait

Tanggal Mulai
No Yang Dirubah Isi Perubahan
Diberlakukan
11. Rekaman Historis
Perubahan

Anda mungkin juga menyukai