MODUL
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
PENGAWAS SEKOLAH
KELOMPOK KOMPETENSI H
Pengarah
Sumarna Surapranata, Ph.D.
Penanggung Jawab
Dra. Garti Sri Utami, M.Ed
Penyusun
Dr. Yun Yun Yunadi Lc., MA; 081807351894; yunadi_11@yahoo.com
Indrijati Soerjasih S.Sos.,M.Si; 081333141518; sindrijati@gmail.com
Dra. Suminarsih M.Si.; 08122922062; suminarsih09@yahoo.co.id
Isnawati Abas M.Pd., MA. 081297457272; isnaabas@yahoo.co.uk
Penelaah
Prof. Dr. Arismunandar, M.Pd.; 0811464813; arismunandar@unm.ac.id
Dr. Edi Rahmat Widodo.; 081315493001; edirawdd@gmail.com
Drs. Muhammad Takdir, MM.; 08129555218; takdirnur18@gmail.com
DAFTAR ISI
F. Rangkuman ........................................................................................... 77
G. Umpan Balik .......................................................................................... 79
H. Refleksi dan Tindaklanjut....................................................................... 79
I. Kunci Jawaban ...................................................................................... 80
Kegiatan Pembelajaran 3: Penilaian Kinerja Guru dengan Tugas
Tambahan selain Kepala Sekolah (8 Jp)...................................................... 81
A. Tujuan Pembelajaran ............................................................................ 81
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ......................................................... 81
C. Uraian Materi ......................................................................................... 82
D. Aktivitas Pembelajaran ........................................................................ 100
E. Latihan/Kasus/Tugas ........................................................................... 110
F. Rangkuman ......................................................................................... 112
G. Umpan Balik ........................................................................................ 113
H. Refleksi dan Tindak lanjut.................................................................... 113
I. Kunci Jawaban .................................................................................... 114
Kegiatan Pembelajaran 4: Penilaian Kinerja tenaga Kependidikan (5 JP) ....... 115
A. Tujuan Pembelajaran .......................................................................... 115
B. Indikator Pencapaian Kompetensi ....................................................... 115
C. Uraian Materi ....................................................................................... 116
D. Aktivitas Pembelajaran ........................................................................ 134
E. Latihan/Kasus/Tugas ........................................................................... 137
F. Rangkuman ......................................................................................... 139
G. Umpan Balik ........................................................................................ 140
H. Refleksi dan TIndak Lanjut .................................................................. 141
I. Kunci Jawaban .................................................................................... 142
Rencana Tindak Lanjut .................................................................................... 143
TAHAP ON THE JOB LEARNING (ON) (20 JP) ................................................................. 144
Pengantar ........................................................................................................ 144
Kegiatan Pembelajaran 1: Penilaian Kinerja Kepala Sekolah (5 JP)................. 144
A. Tujuan Pembelajaran .......................................................................... 144
B. Indikator Pencapaian Tujuan ............................................................... 144
C. Aktivitas Pembelajaran ........................................................................ 145
Kegiatan Pembelajaran 2: Penilaian Kinerja Guru (5 JP) ................................. 149
A. Tujuan Pembelajaran .......................................................................... 149
B. Indikator Pencapaian Tujuan ............................................................... 149
C. Aktivitas Pembelajaran ........................................................................ 149
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
Tabel 29. Jumlah Aspek/Kompetensi dan sub Kompetensi Pelaksana Urusan ..................121
Tabel 30. Jumlah Aspek Kompetensi dan Sub Kompetensi Kepala Perpustakaan .............122
Tabel 31. Jumlah Aspek Kompetensi bagi Tenaga Perpustakaan ......................................123
Tabel 32. Jumlah Aspek Kompetensi dan Sub Kompetensi Kepala Laboratorium
Sekolah/Madrasah .............................................................................................123
Tabel 33. Jumlah Aspek Kompetensi dan Sub Kompetensi Teknisi Laboratorium
Sekolah/Madrasah .............................................................................................124
Tabel 34. Jumlah Aspek Kompetensi dan Sub Kompetensi Laboran Sekolah/Madrasah ...124
Tabel 35. Standar Kompetensi Tenaga Laboratorium ........................................................124
Tabel 36. Indikator Standar Kompetensi Teknisi Laboratorium Sekolah .............................124
Tabel 37. Indikator Standar Kompetensi Teknisi Laboratorium Bahasa ..............................125
Tabel 38. Indikator Standar Kompetensi Teknisi Laboratorium Komputer...........................125
Tabel 39. Formulir Sasaran Kerja Pegawai ........................................................................125
Tabel 40. Formulir Penilaian Sasaran Kerja Pegawai .........................................................126
Tabel 41. Nilai dan Kategori Capaian SKP .........................................................................130
Tabel 42. Pedoman Penilaian Kualitas ..............................................................................130
DAFTAR LAMPIRAN
1. Modul Penilaian Kinerja Kepala Sekolah, Guru, dan Tenaga Kependidikan ini berisi
tentang tugas pengawasan sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, mengolah
hasil, dan menyusun tindak lanjut penilaian kinerja kepala sekolah, guru, Guru dengan
Tugas Tambahan selain kepala sekolah lainnya, dan tenaga kependidikan. Tenaga
kependidikan yang dimaksud dalam uraian modul ini adalah staf sekolah..
2. Modul ini terdiri dari 3 (tiga) bagian yaitu: (1) Pendahuluan, (2) Kegiatan Pembelajaran
yang terdiri dari In Service Learning-1 (In-1), On The Job Learning (On), In Service
Learning-1 (In-2) , dan (3) Evaluasi
3. Modul ini dilaksanakan melalui tiga tahap pembelajaran yaitu In-1, On, dan In-2. Pada
tahap In-1, Saudara akan dipandu oleh fasilitator untuk mempelajari modul ini secara
umum dan menyiapkan dasar pengetahuan serta pengalaman Saudara sebagai
bahan menyusun rencana tindak lanjut untuk On. Pada tahap On, Saudara
melaksanakan rencana tindak lanjut yang dibuat pada saat In-1, yakni melaksanakan
keseluruhan tahapan pelaksanaan penilaian kinerja kepala sekolah, guru, Guru dengan
Tugas Tambahan selain kepala sekolah dan tenaga kependidikan di sekolah binaan.
Pada tahap In-2, Saudara bersama pengawas sekolah lain melaporkan tagihan On dan
mempresentasikan berbagai keberhasilan dan kendala, serta solusi yang Saudara
lakukan selama On.
4. Sebelum mempelajari modul ini, Saudara harus memiliki dan memahami dokumen-
dokumen sebagai berikut:
7. Pada kegiatan pembelajaran, Saudara sebaiknya mulai dengan membaca petunjuk dan
pengantar modul ini, menyiapkan dokumen yang diperlukan, mengikuti tahap demi tahap
kegiatan pembelajaran secara sistematis dan mengerjakan kegiatan pembelajaran pada
Lembar Kerja (LK). Selama kegiatan pembelajaran akan dilakukan penilaian berbasis
kelas oleh fasilitator. Setiap menyelesaikan kegiatan pembelajaran di masing-masing
modul. Saudara akan mengerjakan latihan soal dan penugasan lainnya. Untuk
melengkapi pemahaman, Saudara dapat membaca sumber-sumber lain yang relevan.
9. Pada pelaksanaan setiap kegiatan pada modul ini, Saudara harus mengintegrasikankan
nilai-nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), yang terdiri atas: 1) religius, 2)
nasionalis, 3) mandiri, 4) gotong royong, dan 5) integritas, serta mempertimbangkan
aspek inklusi sosial tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin,
status sosial ekonomi, penyandang HIV/AIDS dan yang berkebutuhan khusus. Inklusi
sosial ini juga diberlakukan bagi pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik.
MODUL J
D PENELITIAN DAN Penyusunan Pedoman
Pengawasan
PENGEMBANGAN
I
MODUL I
M Penelitian Bidang Pengawasan
E
MODUL H
N Penilaian Kinerja
Kepala Sekolah, Guru, dan
S EVALUASI Tenaga Kependidikan.
PENDIDIKAN
I MODUL G
Penilaian dan Pemantauan
Pembelajaran
K MODUL F
Pemantauan Pelaksanaan
O
Pemenuhan SNP
M MODUL E
Pelaksanaan Supervisi Manajerial
P
E SUPERVISI MODUL D
E MODUL C
Program Pengawasan Supervisi
N Manajerial
S
MODUL B
I Konsep Supervisi Manajerial
MODUL A
SUPERVISI
Supervisi Akademik
AKADEMIK
BAGIAN I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengawas sekolah memiliki tugas dan fungsi melakukan penilaian kinerja kepala
sekolah dan guru. Hasil penilaian kinerja digunakan sebagai bahan pembimbingan dan
pelatihan profesional kepala sekolah dan guru. Sekaligus sebagai alat ukur keberhasilan
pembimbingan atau pemantauan yang telah dilaksanakan oleh pengawas sekolah.
Penilaian kinerja dilaksanakan sesuai dengan instrumen penilaian kinerja kepala sekolah
dan guru sesuai peraturan yang berlaku dan dilaksanakan secara periodik.
Nilai karakter religius yang mencerminkan tingkat keimanan terhadap Tuhan yang
Maha Esa yang diwujudkan dalam perilaku untuk melaksanakan ajaran agama dan
kepercayaan yang dianut, menghargai perbedaan agama, menjunjung tinggi sikap
toleran terhadap pelaksanaan ibadah agama dan kepercayaan lain, hidup rukun dan
damai dengan pemeluk agama lain. Nilai karakter religius ini meliputi tiga dimensi relasi
sekaligus, yaitu hubungan individu dengan Tuhan, individu dengan sesama, dan individu
dengan alam semesta (lingkungan). Nilai karakter religius ini ditunjukkan dalam perilaku
mencintai dan menjaga keutuhan ciptaan. Sub-nilai religius: cinta damai, toleransi,
menghargai perbedaan agama, teguh pendirian, percaya diri, kerja sama lintas agama,
antibuli dan kekerasan, persahabatan, ketulusan, tidak memaksakan kehendak,
melindungi yang kecil dan tersisih.
Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan kepentingan
bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya. Sub-nilai nasionalis
antara lain apresiasi budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela
berkorban, unggul dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum,
disiplin, menghormati keragaman budaya, suku, dan agama.
Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku tidak bergantung pada orang lain
dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan harapan,
mimpi dan cita-cita. Sub-nilai kemandirian antara lain etos kerja (kerja keras), tangguh
tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan menjadi pembelajar
sepanjang hayat.
Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan
pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai
kemanusiaan dan moral (integritas moral). Karakter integritas meliputi sikap
tanggungjawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui
konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran. Sub-nilai integritas
antara lain kejujuran,cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi,
keadilan, tanggungjawab, keteladanan, menghargai martabat individu (terutama
penyandang disabilitas).
Implementasi nilai-nilai PPK dan juga Pendidikan Inklusi dan Perlindungan Kesejahteran
Anak (PIPKA) pada modul ini diharapkan dapat mencegah tumbuhnya paham
radikalisme, terorisme, vandalisme, penyalahgunaan obat terlarang, dan perilaku hidup
bebas sehingga dapat merajut kehidupan damai dan sejahtera dalam bingkai NKRI.
Urgensi pokok permasalahan ini dapat dijelaskan pada bagian berikut ini.
Sebagai bangsa yang besar NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia) merupakan
suatu Negara kepulauan yang terdiri dari ribuan pulau dan diapit oleh dua samudra dan
dua benua, didiami oleh ratusan juta penduduk, memiliki iklim tropis, memiliki
keanekaragaman budaya dan adat istiadat agama dan keyakinan yang berlainan satu
sama lain bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Keseluruhannya tercemin dalam satu
ikatan kesatuan lambang negara yaitu Bhinneka Tunggal Ika. Pada dasarnya
keberagaman masyarakat Indonesia menjadi modal dasar dalam pembangunan bangsa.
Oleh karena itu, sangat diperlukan rasa persatuan dan kesatuan yang tertanam disetiap
warga negara Indonesia. Pembentukan sikap nasionalis terhadap bangsa yang besar
perlu dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari sebagai generasi penerus bangsa
Indonesia.
Namun demikian, dalam kenyataanya masih ada konflik yang terjadi dengan
mengatasnamakan suku, agama, ras atau antargolongan tertentu. Hal ini menunjukkan
bahwa sikap nasionalis bangsa yang ada seharusnya bisa menjadi modal bagi bangsa
ini untuk menjadi bangsa yang kuat. Untuk mendukungnya, diperlukan rasa persatuan
yang kokoh dan kuat. Persatuan bangsa merupakan syarat yang mutlak bagi kejayaan
Indonesia. Jika masyarakatnya tidak bersatu dan selalu memprioritaskan
kepentingannya sendiri, maka cita-cita Indonesia yang terdapat dalam sila ketiga
Pancasila yaitu Persatuan Bangsa akan hanya menjadi mimpi yang tak akan pernah
terwujud. Sehingga semboyan “Bhinneka Tunggal Ika” yang berarti berbeda-beda tetapi
tetap satu, hanya sebatas slogan. Komitmen seluruh unsur negara menentukan sikap
yang persisten untuk kesatuan bangsa perlu ditindaklanjuti di berbagai tingkat
masyarakat. Keberagaman dalam berbagai aspek (adat, budaya, agama, bahasa)
merupakan kondisi yang dapat membentuk masyarakat Indonesia yang memiliki
toleransi dan rasa saling menghargai untuk menjaga perbedaan tersebut. Untuk itu perlu
nilai komitmen persatuan bangsa Indonesia dalam keberagaman nasional.
Kata kata bijak mengatakan: "Bila anda ingin memperbaiki dunia, mulailah terlebih dulu
dengan diri sendiri." Walaupun terkesan kuno, tetapi tetap berlaku untuk kita simak dan
diterapkan dalam perjalanan hidup. Kita semuanya berharap Indonesia bisa berubah
menjadi lebih baik dalam segala hal. Menjadi lebih baik dalam pendidikan anak bangsa,
kesehatan masyarakat, perekonomian, sandang pangan, keamanan, kesejahteraan, dan
seterusnya. Salah satunya adalah agar tercipta keharmonisan, kedamaian dan
ketenangan dalam hidup keberagaman antar berbagai suku bangsa yang ada ditanah air
kita tercinta.
Perbuatan-perbuatan negatif yang dapat merusak keutuhan suatu bangsa perlu dihindari
sedini mungkin, seperti radikalisme, vandalisme dan penyalahgunaan obat terlarang
narkoba serta kehidupan bebas melalui penguatan nilai-nilai luhur Pancasila. Untuk
mencegah lahirnya paham radikalisme maka perlunya penguatan pada cara pandang
pendidikan agama dan budi pekerti yang berlaku di Indonesia yang lebih berorientasi
pada hukum yang kaku dan eksklusif tetapi lebih pada cinta yang moderat dan inklusif.
Oleh karena itu, pembelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan Pendidikan
Pancasila harus dilakukan secara berkesinambungan untuk menangkis masuk dan
berkembangnya paham radikalisme di Indonesia terutama pada generasi muda.
Generasi muda adalah tulang punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan
mampu meneruskan tongkat estafet kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. Dalam
mempersiapkan generasi muda juga sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat
yakni dengan keberadaan budayanya. Termasuk didalamnya tentang pentingnya
memberikan filter tentang perilaku-perilaku yang negatif, yang antara lain; minuman
keras, mengkonsumsi obat terlarang, pergaulan bebas, dan lain-lain yang dapat
menyebabkan terjangkitnya penyakit HIV/AIDS. Generasi muda saat ini harus
diselamatkan dari era globalisasi ini karena banyak kebudayaan-kebudayaan yang asing
yang masuk dan tidak semua sama dengan kebudayaan luhur bangsa Indonesia, seperti
kebudayaan hubungan bebas. Pada saat ini, kebebasan bergaul sudah sampai pada
tingkat yang menguatirkan. Para generasi mudah dengan bebas dapat bergaul antar
jenis. Tidak jarang dijumpai pemandangan di tempat-tempat umum, para remaja saling
berangkulan mesra tanpa memperdulikan masyarakat sekitarnya.
Pembentukan karakter generasi penerus bangsa perlu ditanamkan sejak mulai dini
melalui perbuatan-perbuatan kebajikan sesuai dengan nilai-nilai luhur bangsa yang ada
dalam nilai-nilai Pancasila. Melalui Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) diharapkan
generasi penerus bangsa yang besar ini dapat merajut kedamaian dalam bingkai negara
kesatuan Republik Indonesia dan terlepas dari sisi negatif dampak globalisme yang
dapat merusak peradaban bangsa dan negara melalui perbuatan-perbuatan radikalisme
bangsa, vandalisme, penyalahgunaan obat-obatan terlarang serta kehidupan bebas di
abad super modern ini.
Khusus implementasi PPK diharapkan berupa kegiatan sekolah yang dapat menjadi
branding nilai-nilai utama penguatan pendidikan karakter. Branding ini merupakan
sebuah proses memperkenalkan ‘brand’ sampai bagaimana lingkungan memberikan
penilaian pada ‘brand’ tersebut. Branding menunjukkan kekuatan dan keunggulan
sekolah berdasarkan potensi lingkungan, peluang yang ada, dukungan staf, orang tua,
dan masyarakat. Sekolah yang berkualitas memiliki identitas berupa branding sebagai
keunikan sekolah yang terefleksikan dalam budaya sekolah.
Pada Permendiknas Nomor 35 tahun 2010 butir 9 menyatakan bahwa, Penilaian Kinerja
Guru adalah penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka
pembinaan karir, kepangkatan, dan jabatannya. Pelaksanaan tugas utama guru tidak
dapat dipisahkan dari kemampuan seorang guru dalam penguasaan pengetahuan,
penerapan, keterampilan, dan penilaian hasil belajar sebagai kompetensi yang
dibutuhkan.
Guru yang dimaksud dalam Permendiknas Nomor 35 tahun 2010 juga termasuk guru
yang memiliki tugas tambahan sebagai kepala sekolah, kepala perpustakaan, kepala
laboratorium, ketua program keahlian/bengkel/ sejenisnya. Penilaian kinerja
dimaksudkan untuk menilai unjuk kerja kompetensi kepala sekolah, guru, dan guru yang
diberi tugas tambahan lainnya dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsinya sehari-
hari.
Penilaian kinerja merupakan sistem formal yang digunakan untuk menilai kinerja secara
periodik, dan hasilnya dapat digunakan untuk pengambilan keputusan dalam rangka
pengembangan, pemberian penghargaan (reward), perencanaan, pemberian
kompensasi dan motivasi. Bagi kepala sekolah, merupakan acuan bagi pengambil
kebijakan atau pemangku kepentingan untuk menetapkan pengembangan karir,
periodesasi dan pengembangan keprofesian berkelanjutan. Sedangkan bagi guru, dapat
bermanfaat untuk menentukan berbagai kebijakan yang terkait dengan peningkatan
mutu dan kinerja guru sebagai ujung tombak pelaksanaan proses pendidikan,
menetapkan pengembangan karir dan promosi guru, serta untuk mengetahui kekuatan
dan kelemahan guru dalam rangka memperbaiki kualitas kinerjanya.
Kegiatan pada modul ini dilaksanakan dengan sistem in service learning-1 (In-1), On The
Job Learning (On), dan In Service Learning-2 (In-2). Pada Kegiatan In-1, Saudara
melakukan kegiatan pembelajaran melalui belajar bersama dengan sesama pengawas
sekolah dan dipandu oleh narasumber dan fasilitator dengan tatap muka. Pada Kegiatan
On, Saudara melaksanakan seluruh tahapan kegiatan penilaian kinerja kepala sekolah
(sebagai kepala sekolah dan sebagai guru), memverifikasi/memvalidasi penilaian kinerja
guru, guru dengan tugas tambahan selain kepala sekolah, termasuk dan tenaga
kependidikan di sekolah binaan. Pada Kegiatan In-2, Saudara melaporkan dan
mempresentasikan hasil pelaksanaan On.
B. Target kompetensi
1. Menilai kinerja kepala sekolah, kinerja guru, dan staf sekolah (tenaga kependidikan)
lainnya dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya untuk
meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran.
2. Mengolah dan menganalisis data hasil penilaian kinerja kepala sekolah, kinerja guru,
dan staf sekolah(tenaga kependidikan) .
C. Tujuan Pembelajaran
D. Peta Kompetensi.
Gambar 2. Peta Kompetensi Modul Penilaian Kinerja Kepala Sekolah, Guru dan Tenaga
Kependidikan
1. Ruang Lingkup
Ruang lingkup Modul ini terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindak
lanjut penilaian kinerja pendidik dan tenaga kependidikan. Adapun rinciannya
sebagai berikut: Penilaian Kinerja Kepala sekolah; Penilaian Kinerja Guru; Penilaian
Kinerja Guru dengan Tugas Tambahan (Wakil Kepala Sekolah, Kepala
Perpustakaan, kepala Laboratorium, Ketua Program Keahlian/Bengkel/sejenisnya),
dan Penilaian Kinerja Tenaga Kependidikan lainnya (Tenaga Administrasi Sekolah,
Tenaga Perpustakaan, dan Tenaga Laboratorium). Meskipun berdasarkan kenyataan
dilapangan, sebagian besar di sekolah dasar hanya ada guru kelas, guru dengan
tugas tambahan sebagai kepala sekolah, guru PJOK dan guru agama, namun
seorang pengawas sekolah dasar perlu melengkapi pengetahuannya tentang
penilaian kinerja guru mapel, guru dengan tugas tambahan selain kepala sekolah,
dan penilaian kinerja Tenaga Administrasi Sekolah (TAS).
2. Pengorganisasian Pembelajaran
Melalui modul ini, Saudara akan melakukan kegiatan, baik secara individu
maupun secara kelompok. Kegiatan yang Saudara lakukan terdiri atas penilaian
kinerja kepala sekolah, guru, Guru dengan Tugas Tambahan selain kepala
sekolah, dan tenaga kependidikan.
Kegiatan In-1, On dan In-2 pada modul ini akan Saudara lakukan secara
bertahap dan berkelanjutan. Pada tahap In-1, Saudara akan melakukan curah
pendapat konsep penilaian kinerja, identifikasi indikator penilaian kinerja, simulasi
penilaian kinerja, pengolahan hasil penilaian kinerja, dan penyusunan tindak
lanjut dalam bentuk sasaran kinerja pegawai.
Pada tahap On, Saudara akan melakukan sosialisasi instrumen penilaian kinerja,
melaksanakan penilaian kinerja, mengolah hasil penilaian kinerja, dan menyusun
laporan hasil penilaian kinerja, serta mendokumentasikan bukti pelaksanaan
kegiatan.
Modul ini terdiri dari 4 kegiatan pembelajaran dengan rincian sebagai berikut:
Total 28 JP 20 JP 8 JP
Jumlah Total 56 JP
Keterangan: I JP = 45 menit
b. Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran yang digunakan dalam modul ini dapat dilihat dalam tabel
berikut.
F. Aspek Penilaian
Penilaian aspek sikap dimaksudkan untuk mengetahui sikap peserta pada unsur
kerjasama, disiplin, tanggungjawab, dan keaktifan. Sikap-sikap tersebut dapat
diamati pada saat menerima materi, melaksanakan tugas individu dan kelompok,
mengemukakan pendapat dan bertanya jawab, serta saat berinteraksi dengan
narasumber dan peserta lainnya.
Penilaian sikap dilakukan sejak awal sampai akhir kegiatan baik In-1 maupun In-2
secara terus menerus yang dilakukan oleh narasumber untuk setiap materi. Namun,
penetapan nilai akhir aspek sikap dilakukan pada terakhir. Penilaian aspek sikap
sebagaimana unsur yang ditetapkan diatas merupakan kesimpulan narasumber
terhadap sikap peserta. Hasil penilaian sikap dituangkan dalam format Lembar
Penilaian Sikap diserahkan kepada kepada operator SIM.
Penilaian aspek pengetahuan disebut dengan Tes Akhir dilakukan oleh peserta di
akhir kegiatan pelatihan program PKB moda Tatap Muka untuk kegiatan In-1, On, In-
2. Peserta tes akhir adalah peserta yang telah mengikuti pelatihan PKB secara tuntas
untuk seluruh kegiatan pembelajaran dan dinyatakan layak berdasarkan kriteria yang
ditetapkan. Pelaksanaan tes akhir dilakukan secara Daring di TUK yang telah
ditentukan. Nilai tes akhir akan menjadi nilai UKPS tahun 2017 dan digunakan
sebagai salah satu komponen nilai akhir peserta.
Selanjutnya, Nilai Akhir (NA) peserta pelatihan PKB moda tatap muka In-1, On, In-2
diperoleh dengan formula sebagai berikut:
Peserta akan mendapatkan sertifikat dari Nilai Akhir (NA) dengan predikat minimal
“Cukup”.
85 - 94 Baik B
70 - 84 Cukup C
51 – 69 Kurang D
≤ 50 Sangat Kurang E
BAGIAN II
KEGIATAN PEMBELAJARAN
TAHAP IN SERVICE LEARNING 1 (In-1)
(28 JP)
Pengantar
Pada tahap In-1, Saudara belajar bersama pengawas sekolah lain untuk memahami konsep
penilaian kinerja, memahami aspek dan kriteria penilaian dalam instrumen, mengumpulkan
fakta melalui pengamatan dan pemantauan, membandingkan fakta dengan indikator,
menghitung skor indikator dan nilai kompetensi, menyusun laporan hasil penilaian kinerja,
serta menentukan aspek-aspek yang perlu ditindaklanjuti dalam rangka peningkatan kinerja
kepala sekolah, guru, guru dengan tugas tambahan selain kepala sekolah dan tenaga
kependidikan. Kegiatan-kegiatan tersebut dicapai melalui strategi curah pendapat, diskusi,
belajar mandiri, studi kasus, dan simulasi. Saudara dapat melakukannya secara
berkelompok, namun Jika tidak memungkinkan karena jumlah peserta terbatas, silakan
mengerjakan kegiatan tersebut secara individual. Pada akhir In-1 saudara akan membuat
rencana tindak lanjut untuk On the Job Learning di sekolah binaan.
A. Tujuan Pembelajaran
Kemampuan Saudara mencapai tujuan di atas terbangun bersama tumbuhnya lima nilai
utama penguatan pendidikan karakter bagi pengawas sekolah.
C. Uraian Materi
a. Pengertian
Tabel 3. Aspek Kompetensi, Jumlah Kriteria dan Indikator Kinerja Kepala Sekolah
No Aspek/Kompetensi Kriteria Kinerja Indikator Kinerja
1 Kepribadian dan Sosial 7 29
2 Kepemimpinan Pembelajaran 10 41
3 Pengembangan Sekolah 7 28
4 Manajemen Sumber Daya 8 32
5 Kewirausahaan 5 20
6 Supervisi Pembelajaran 3 12
JUMLAH 40 162
Kriteria kinerja setiap aspek kompetensi kinerja kepala sekolah tersebut, secara
rinci dapat dilihat pada tabel 4 berikut.
Aspek
No Kriteria Kinerja
Kompetensi
Berpartisipasi dalam kegiatan sosial
5
kemasyarakatan.
6 Tanggap dan peduli terhadap kepentingan orang
atau kelompok lain.
7 Mengembangkan dan mengelola hubungan
sekolah/ madrasah dengan pihak lain di luar
sekolah dalam rangka mendapatkan dukungan
ide, sumber belajar, dan pembiayaan
sekolah/madrasah.
2 Kepemimpinan 1 Bertindak sesuai dengan visi dan misi
Pembelajaran sekolah/madrasah.
2 Merumuskan tujuan yang menantang diri sendiri
dan orang lain untuk mencapai standar yang
tinggi.
3 Mengembangkan sekolah/madrasah menuju
organisasi pembelajar (learning organization).
4 Menciptakan budaya dan iklim sekolah/madrasah
yang kondusif dan inovatif bagi pembelajaran.
5 Memegang teguh tujuan sekolah dengan menjadi
contoh dan bertindak sebagai pemimpin
pembelajaran.
6 Melaksanakan kepemimpinan yang inspiratif.
7 Membangun rasa saling percaya dan
memfasilitasi kerjasama dalam rangka untuk
menciptakan kolaborasi yang kuat diantara warga
sekolah/madrasah.
8 Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan
sekolah/ madrasah sebagai organisasi pembelajar
yang efektif.
9 Mengembangan kurikulum dan kegiatan
pembelajaran sesuai dengan visi, misi, dan tujuan
sekolah
10 Mengelola peserta didik dalam rangka
pengembangan kapasitasnya secara optimal.
3 Pengembanga 1 Menyusun rencana pengembangan
n Sekolah sekolah/madrasah jangka panjang, menengah,
dan pendek dalam rangka mencapai visi, misi,
dan tujuan sekolah/ madrasah.
2 Mengembangkan struktur organisasi
sekolah/madrasah yang efektif dan efisien sesuai
dengan kebutuhan.
3 Melaksanakan pengembangan sekolah/madrasah
sesuai dengan rencana jangka panjang,
menengah, dan jangka pendek sekolah menuju
tercapainya visi, misi, dan tujuan sekolah.
4 Mewujudkan peningkatan kinerja sekolah yang
signifikan sesuai dengan visi, misi, tujuan sekolah
dan standard nasional pendidikan.
5 Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan program kegiatan sekolah/madrasah
dengan prosedur yang tepat.
6 Merencanakan dan menindaklanjuti hasil
monitoring, evaluasi, dan pelaporan.
7 Melaksanakan penelitian tindakan sekolah dalam
rangka meningkatkan kinerja sekolah/madrasah.
Aspek
No Kriteria Kinerja
Kompetensi
4 Manajemen 1 Mengelola dan mendayagunakan pendidik dan
Sumberdaya tenaga kependidikan secara optimal
2 Mengelola dan mendayagunakan sarana dan
prasarana sekolah/madrasah secara optimal demi
kepentingan pembelajaran.
3 Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai
prinsip efisiensi, transparansi dan akuntabilitas.
4 Mengelola lingkungan sekolah yang menjamin
keamanan, keselamatan dan kesehatan
5 Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah
dalam mendukung pencapaian tujuan
sekolah/madrasah
6 Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah
dalam mendukung penyusunan program dan
pengambilan keputusan.
7 Mengelola layanan-layanan khusus
sekolah/madrasah yang mendukung kegiatan
pembelajaran dan kegiatan peserta didik di
sekolah/madrasah.
8 Memanfaatkaan teknologi secara efektif dalam
kegiatan pembelajaran dan manajemen
sekolah/madrasah
5 Kewirausaha 1 Menciptakan inovasi yang bermanfaat bagi
an pengembangan sekolah/ madrasah.
2 Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sebagai
pemimpin pembelajaran.
3 Memotivasi warga sekolah untuk sukses dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya
masing-masing.
4 Pantang menyerah dan selalu mencari solusi
terbaik dalam menghadapi kendala yang dihadapi
sekolah/madrasah.
5 Menerapkan nilai dan prinsip-prinsip
kewirausahaan dalam mengembangkan
sekolah/madrasah.
6 Supervisi 1 Menyusun program supervisi akademik dalam
Pembelajaran rangka peningkatan profesionalisme guru
2 Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru
dengan menggunakan pendekatan dan teknik
supervisi yang tepat.
3 Menilai dan menindaklanjuti kegiatan supervisi
akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.
Pengawas sekolah perlu memiliki dukungan bukti fisik sesuai dengan kriteria
penilaian kinerja kepala sekolah. Bukti fisik tersebut harus dapat menggambarkan
kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan pengelolaan sekolah dengan
mengintegrasikan nilai utama penguatan pendidikan karakter. Penguatan
Pendidikan karakter tersebut diharapkan menjadi branding sekolah sebagai
keunikan sekolah yang tergambar melalui budaya sekolah.
gambar, laporan kegiatan, data angka, surat keputusan, hasil publikasi ilmiah dan
karya inovatif), kondisi lingkungan fisik sekolah, perilaku dan budaya dan lain‐lain
yang dapat diidentifikasi oleh penilai melalui pengamatan maupun pemantauan.
pencatatan bukti-bukti lain yang ada di lingkungan sekolah yang belum atau
tidak dapat disertakan dalam laporan tertulis. Bukti-bukti ini dapat
diidentifikasi melalui pengamatan terhadap kondisi fisik yang ada di
lingkungan sekolah atau meminta informasi dari orang-orang yang relevan
yang ada di lingkungan sekolah seperti guru, karyawan sekolah, komite
sekolah atau peserta didik. Penilai kemudian melakukan penilaian terhadap
setiap komponen penilaian berdasarkan paparan laporan kinerja dan hasil
pengamatan kelengkapan dan keabsahan bukti-bukti yang dikumpulkan oleh
kepala sekolah/madrasah yang dinilai dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a) Penilai mengkonfirmasi keabsahan bukti-bukti yang dikumpulkan oleh
kepala sekolah/madrasah yang dinilai,
b) Penilai mencatat semua bukti fisik maupun nonfisik ke dalam format
penilaian yang relevan, dan
c) Penilai mencermati semua bukti yang tercatat dan mencocokkannya
dengan indikator dari komponen yang dinilai.
3) Pada langkah akhir, penilai menetapkan nilai kinerja dengan cara merekap
semua nilai komponen ke dalam format penilaian yang ditetapkan dan
menuangkannya dalam instrumen penilaian.
3. Pemberian Nilai
a. Penilaian
Jika terjadi keberatan terhadap hasil PKKS, maka Kepala Sekolah yang dinilai
dapat mengajukan keberatan atas hasil penilaian tersebut. Pengawas sekolah
wajib menghargai keberatan yang diajukan oleh Kepala Sekolah yang dinilai.
Penilai membahas keberatan yang diajukan oleh kepala sekolah mengkaji secara
mendalam alasan dan bukti-bukti. Penilai dapat mengubah hasil penilaian apabila
dipandang bahwa alasan dan bukti-bukti yang menyertai keberatan tersebut
dapat diterima. Apabila tidak dicapai kesepakatan antara penilai dan kepala
sekolah/madrasah yang dinilai terhadap hasil penilaian, hasil penilaian akhir
ditetapkan berdasarkan hasil penilaian penilai disertai catatan ketidaksetujuan
kepala sekolah yang bersangkutan
Instrumen terdiri dari atas 6 (enam) aspek penilaian dengan menggunakan skala
penilaian 1 sampai dengan 4 dengan rentang skor antara 6 sampai dengan 24.
Skor konversi nilai sesuai dengan Permenegpan No. 16 Tahun 2009
menggunakan rumus sebagai berikut:
NIPKKS
NKKS X 100
24
Keterangan:
NKKS = Nilai Kinerja Kepala Sekolah
NIPKKS= Jumlah Nilai Instrumen Penilaian Kinerja Kepala Sekolah
Kategori hasil penilaian: dinyatakan dalam rentang nilai 1 sampai denan 100 dan
dibedakan menjadi lima kategori dengan Nilai Persentasi Kinerja (NPK) seperti
yang terlihat pada tabel 5 berikut ini.
Data hasil penilaian kinerja kepala sekolah perlu divalidasi untuk memastikan bahwa
penilaian kinerja dilaksanakan sesuai dengan mekanisme dan prinsip-prinsip yang
telah ditentukan. Validasi dapat dilakukan oleh pengawas dalam tugas dan
tanggungjawab kepengawasannya, diutamakan validasi terhadap pelaksanaan
penilaian kinerja kepala sekolah yang dilakukan oleh penilai lain. Selain itu, validasi
juga dapat dilakukan oleh pihak eksternal seperti Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota/Provinsi dan Kementerian Pendidikan
melalui kegiatan monitoring dan evaluasi.
Hasil validasi kemudian disampaikan kepada kepala sekolah untuk melakukan tindak
lanjut berupa penentuan rencana perbaikan kualitas pelaksanaan dan pelaporan
penilaian kinerja kepala.
JM
(0,25X(AKK AKPKB AKP)X( ) X NPKg ) 0,75(AKK AKPKB AKP) X NPKks
AK JWM
4
Keterangan:
AK = Perolehan angka kredit per tahun
AKK = Angka kredit kumulatif minimal yang dipersyaratkan
AKPKB = Angka kredit unsur pengembangan profesional berkelanjutan
AKP = Angka kredit unsur penunjang
JM = Jumlah jam mengajar per minggu
JWM = Jumlah jam wajib mengajar perminggu (6 jam untuk kepala sekolah)
NPKg = Nilai persentase kinerja sebagai guru
NPKks = Nilai persentase kinerja sebagai kepala sekolah
NPKKS = Nilai perolehan hasil kinerja sebagai kepala sekolah
AKP
JABATAN PANGKAT/GOL AK AKK AKPKB AKP
/B/TT
Contoh :
Ibu Lelawati Pridi, M.Pd. adalah guru yang mendapat tugas tambahan sebagai
kepala sekolah pada SMA Kejora dengan jabatan Guru Madya golongan IV/a,
mengajar mata pelajaran bahasa Indonesia 6 jam per minggu. Pada akhir tahun
dinilai kinerjanya oleh pengawas pembina dengan nilai kinerja sebagai guru yang
diperolehnya sebesar 86,1 dan sebagai kepala sekolah sebesar 92,0. Angka
kredit yang diperoleh Ibu Lalawati Pridi, M.Pd, dihitung dengan cara seperti
berikut: . Data penilain kinerja Ibu Lelawati Pridi, M.Pd adalah sebagai berikut:
a. Dilihat dari perolehan kinerjanya sebagai guru, Ibu Lelawati Pridi, M.Pd.
memperoleh kategori “baik” dengan nilai NPK sebesar 100%
b. Dilihat dari perolehan kinerjanya sebagai kepala sekolah, Ibu Lelawati Pridi,
M.Pd. memperoleh kategori “amat baik’ dengan nilai NPK sebesar 125%
Dengan demikian angka kredit yang diperolehnya untuk satu tahun berjalan
adalah:
29,75 + 111,56
AK = ----------------------- = 35, 33
4
Hasil PK kepala sekolah menjadi dasar bagi perencanaan PKB bagi kepala
sekolah selain hasil isian format Evaluasi Diri di awal tahun. Kompetensi yang
memperoleh nilai di bawah standar tersebut menjadi pertimbangan utama untuk
perencanaan kegiatan PKB bagi kepala sekolah selama satu tahun berjalan.
Analisis dilakukan dengan mencermati nilai kompetensi yang berada di bawah
standar yakni yang nilainya 1 atau 2. Pengawas dan kepala sekolah perlu
mempertimbangkan indikator/kriteria mana dari kompetesi tersebut yang lebih
dominan mempengaruhi rendahnya perolehan nilai kompetensi. Dengan
demikian, kemampuan yang diukur melalui indikator/kriteria tersebut dapat
diprioritaskan untuk ditingkatkan melalui kegiatan PKB.
c. Tahap pelaporan
Urutan berkas Laporan Penilaian Kinerja Kepala sekolah dalah sebagai berikut.
d) Format Penilaian Kinerja Kepala Sekolah, yang sudah diberi skor dan
dihitung nilai kompetensinya, (Lampiran 3A bagian C)
e) Format wawancara pendalaman
f) Format Berita Acara
g) Catatan hasil kajian terhadap bukti fisik yang diamati
2) Laporan Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru:
a) Laporan dan Evaluasi PK Guru, dengan kolom persetujuan antara
Penilai dan Guru yg Dinilai cover / lembar 1 lampiran 1B)
b) Format Penghitungan Angka Kredit Hasil PK Guru (Nilai PK guru, Nilai
PK Guru skala 100, Konversi ke dalam skala nilai dan sebutannya, serta
perolehan angka kredit utk satu tahun) (lampiran 1D)
c) Rekap Hasil PK Guru, yg ditandatangani oleh Guru yg dinilai, Penilai,
dan Kepala Sekolah (lampiran 1C)
d) Format Hasil Nilai per kompetensi yg memuat skor per indikator dalam
satu kompetensi, utk semua kompetensi (misal untukk guru
kelas/matapel adalah 14 kompetensi (lembar ketiga dan seterusnya
pada lampiran 1B)
e) Format Hasil Sebelum Pengamatan, Selama Pengamatan, dan Setelah
Pengamatan dan Pemantauan (lembar ke dua lampiran 1B) versi
catatan deskripsi lengkap/utuh.
f) Dapat ditambah Jurnal Hasil Pemantauan
g) Dapat ditambah Format Verifikasi Hasil Penskoran indikator dan
Penilaian setiap kompetensi
d. Sanksi
Sanksi diberikan pada penilai maupun yang dinilai jika terbukti melanggar prinsip-
prinsip pelaksanaan PKKS. Bentuk sanksi bisa diberhentikan sebagai kepala
sekolah, atau mengembalikan seluruh tunjangan profesi, fungsional maupun
penghargaan yang pernah diterima
Contoh
Berdasarkan analisis hasil penilaian kinerja kepala sekolah, Ibu Dr. Mitun, M.Pd.
kepala sekolah SMA X, jabatan Guru Madya Golongan IV/b, direkomendasikan oleh
pengawas pembinanya untuk meningkatkan kompetensi supervisi akademik, maka
contoh sasaran kerja pegawainya dapat disusun sebagai berikut:
Target
AK KUAN
NO KEGIATAN TUGAS JABATAN
*) KUAL WAKT
/OUTP BIAYA
/MUTU U
UT
I. UNSUR UTAMA
PEMBELAJARAN/BIMBINGAN/
TUGAS TERTENTU
1 Lap. 12
1 Pelaksanaan Pembelajaran 7,44 100
PKG Bulan
Menunaikan tugas sebagai 22,3 1 Lap. 12
2 100
Kepala Sekolah 1 PKKS Bulan
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN
100
1
Mengikuti Diklat Supervisi ST,
3 1.00 100 7 Hari
Akademik lamanya 32 Jam Lap,
Sertif
Mengikuti 4 paket kegiatan MKKS
4
tingkat Kabupaten dengan 4 topik
Surat
bahasan yaitu; (1) Konsep dan
Ketera
Pengembangan Supervisi
ngan
Akademik; (2) Implementasi, 12
4 0.60 dan 100
Pelaporan dan Tindak Lanjut Bulan
Lapora
Supervisi Akademik; (3)
n
Pengembangan Sekolah ; (4)
Kegiat
Penelitan Tindakan Sekolah.
an
(0.15 AK/paket kegiatan)
Membuat Artikel Ilmiah dalam
bidang pendidikan formal dan
pembelajaran dimuat di jurnal 1
3
5 tingkat nasional yang terakreditasi 4.00 Jurnal 100
Bulan
dengan tema “Efektifitas supervisi Ilmiah
akademik dalam meningkatkan
mutu proses pembelajaran”
II. UNSUR PENUNJANG
JUMLAH
.................................... 20....
Pejabat Penilai, Pegawai Negeri Sipil Yang Dinilai
................................. .......................................
NIP. ....................... NIP. .......................
Sasaran Kerja Pegawai (SKP) tersebut menjadi salah satu dasar penilaian
prestasi kerja pegawai negeri sipil (PPK PNS). Bobot nilai SKP adalah 60% dari
nilai total PPK-PNS. Adapun nilai 40% berasal dari penilaian perilaku. (secara
lengkap dapat dibaca pada lampiran modul ini).
D. Aktivitas Pembelajaran
Dalam kegiatan ini silahkan Saudara melakukan curah pendapat terkait konsep penilaian
kinerja kepala sekolah dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1 Unsur-unsur PKKS
Aspek-aspek
2
Kompetensi PKKS
Prinsip-prinsip
3
PKKS
Kendala
4 Pelaksanaan
PKKS
Nilai Utama
Penilaian
5
Pendidikan
Karakter
Kegiatan 1.2. Analisis Kriteria, Kata Kunci, indikator dan Bukti Fisik Kinerja
Kepala Sekolah (Diskusi, 90 Menit)
Dalam kegiatan ini silahkan Saudara berdiksusi dalam kelompok untuk menganalisis
kriteria, indikator dan bukti fisik penilaian kinerja kepala sekolah dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
LK 1. 2. Menganalisis Kriteria, Kata Kunci, indikator dan Bukti Fisik Kinerja Kepala Sekolah
Kompetensi: ___________________________
Nilai Utama
Kriteria Kata Kunci Penguatan
No Indikator Bukti Fisik
Kinerja Pendidikan
Karakter
1.
Setelah mampu mengidentifikasi indikator kompetensi dan bukti fisik penilaian kinerja
kepala sekolah, Saudara melakukan simulasi pelaksanaan penilaian sesuai dengan
mekanisme yang berlaku.
Contoh Kasus:
Pak Tejo, M.Pd. adalah guru kelas yang mendapat tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah
SMA Negeri 1 Sunlake dengan golongan IV/a jabatan Guru Madya. Beliau diangkat sebagai
kepala sekolah karena menjadi guru berprestasi tingkat nasional dan lolos seleksi kepala
sekolah. Selama menjadi guru, Pak Tejo menjadi guru inti yang sering melakukan supervisi
kelas membantu kepala sekolah. Berdasarkan pengalaman tersebut, sebagai kepala sekolah
Pak Tejo juga memilih guru lain sebagai guru inti untuk membantunya melaksanakan
supervisi kelas. Beliau mengumpulkan guru-guru inti tersebut untuk merencanakan
pelaksanaan supervisi akademik. Rencana tersebut disosialisasikan kepada guru-guru
sebelum pelaksanaan. Pada saat pelaksanaan, Pak Tejo tidak sempat melaksanakan
supervisi akademik karena jadwalnya sering bersamaan dengan tugas dari Dinas
Pendidikan. Meskipun tidak melaksanakan supervisi akademik, Pak Tejo selalu
mengumpulkan guru-guru inti untuk menerima laporan hasil supervisi akademik beserta
dokumen bukti fisik pendukungnya.
Berdasarkan kasus di atas, lakukanlah penilaian kinerja Pak Tejo khusus pada
Komponen 6: Supervisi Pembelajaran. Tulislah penilaian Saudara dengan menggunakan
LK 1.3.1 sampai dengan LK 1.3.4.
Skor
Indikator Bukti Fisik
1 2 3 4
1. Menyusun program supervisi akademik dalam
rangka peningkatan profesionalisme guru
2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap
guru dengan menggunakan pendekatan dan
teknik supervisi yang tepat.
3. Menilai dan menindaklanjuti kegiatan supervisi
akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.
Jumlah Skor
Skor Rata-rata = Jumlah Skor : 3 =
Deskripsi Kinerja Yang Telah dilakukan:
Setelah memperoleh nilai akhir penilaian kinerja kepala sekolah, tentukanlah kategori
hasil penilaian berdasarkan rentang 1 – 100, kategori hasil penilaian kinerja dan
persentase Nilai Perolehan Kinerja (NPK), kemudian tuliskan ke dalam tabel LK 1.3.3.
4
Hitunglah nilai angka kredit yang diperoleh seorang kepala sekolah golongan IV/a
berdasarkan rumus tersebut di atas. Untuk mengetahui nilai pemenuhan angka kredit
setiap golongan gunakanlah Tabel 6. Kebutuhan Angka Kredit Setiap Golongan.
Kerjakanlah perhitungan tersebut dengan menggunakan LK 1.3.4 berikut.
LK 1.3.4. Angka Kredit yang diperoleh Guru Sebagai Kepala Sekolah Golongan IV/a
Dalam kegiatan ini silahkan Saudara bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan LK
1.4.1 terkait kegiatan menvalidasi pelaksanaan penilaian kinerja kepala sekolah.
Langkah-langkah kegiatannya adalah sebagai berikut:
Kegiatan 1.5 Mengolah Data Hasil Peniaian Kinerja Kepala Sekolah (Tugas
Mandiri, 45 Menit)
Dalam kegiatan ini Silahkan Saudara mengolah data hasil PKKS dengan mengerjakan
secara mandiri soal dibawah ini:
2 Pak Abas, M.Pd adalah guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala Sekolah
SMA Sendang Mulyo. Jabatan Pak Abas adalah guru madya pangkat Pembina
golongan/ruang IV/a mengajar mata pelajaran Biologi sebanyak 6 jam perminggu.
Setelah satu tahun menjabat dilakukan penilaian kinerja dan mendapat nilai NPKG
sebesar 74.9 dan mendapat nilai NPKKS sebesar 80,3. Hitunglah nilai akhir PK Kepala
Sekolah dan perolehan angka kredit (AK) Pak Abas, M.Pd.
Jawaban
Pada kegiatan ini, silahkan Saudara bekerja secara berpasangan dengan teman unuk
melakukan simulasi penyusunan SKP kepala sekolah dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
B. UNSUR PENUNJANG
JUMLAH
…….………………………2……
................................ ....................................................
NIP. NIP.
1. Nilai karakter utama manakah dari penguatan pendidikan karakter yang dapat
Saudara programkan untuk menjadi branding sekolah binaan Saudara? Persiapan
apa saja yang harus dilakukan untuk mewujudkan nilai utama tersebut? Susunlah
persiapan tersebut!
LK 1.6.2. Menyusun Program PPK Sebagai Tindak Lanjut Hasil Penilaian Kinerja
Nilai utama Penguatan Pendidikan Karakter yang akan menjadi branding sekolah
sebagai keunikan sekolah yang terefleksikan dalam budaya sekolah.
Nilai Utama PPK: ..............................................
Catatan:
Penyusunan tindak lanjut hasil penilaian kinerja kepala sekolah menjadi dasar
penentuan branding nilai utama PPK
E. Latihan/Kasus/Tugas
Pilihlah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (x) pada huruf A, B, C,
atau D
3. Strategi yang tepat digunakan untuk mendapatkan bukti fisik seorang kepala sekolah
menunjukkan sikap perilaku teladan adalah….
A. memberikan tes lisan kepada warga sekolah
B. studi dokumen laporan kinerja satu tahun
C. wawancara dengan warga sekolah
D. wawncara dengan kepala sekolah yang dinilai
4. Bu Annisah, M.Pd adalah guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala
Sekolah. Jabatan Ibu Annisah adalah guru madya golongan ruang IV/a mengajar
mata pelajaran Bahasa Indonesia sebanyak 6 jam per minggu. Setelah satu tahun
menjabat dilakukan penilaian kinerja dan mendapat nilai NPKG sebesar 87,3 dan
mendapat nilai NPKKS sebesar 94,0. Dari data ini, angka kredit (AK) yang diperoleh
bu Annisah adalah….
A. 35,33
B. 34,98
C. 33,35
D. 32,97
5. Perhatikanlah tabel data hasil penilaian kepala sekolah di bawah ini!
Skor
No. Aspek/Kompetensi
Komponen
1 Kepribadian dan Sosial 4
2 Kepemimpinan Pembelajaran 2
3 Pengembangan Sekolah 3
4 Manajemen Sumber Daya 4
5 Kewirausahaan 3
6 Supervisi Pembelajaran 1
Berdasarkan tabel di atas, kegiatan PKB yang paling tepat untuk kepala sekolah
tersebut adalah....
A. Mengikuti diklat Pengembangan Kurikulum dan diklat Manajemen Berbasis
Sekolah
B. Mengikuti MKKS terkait strategi telaah RPP dan mengikuti diklat
pemberdayaan tenaga pendidik
C. Merencanakan dan menindaklanjuti hasil monitoring dan evaluasi
pembelajaran
D. Mengikuti Diklat Pengembangan Kurikulum dan Mengikuti MKKS terkait
strategi telaah RPP
F. Rangkuman
G. Umpan Balik
Apabila Saudara mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Saudara dapat
meneruskan dengan modul berikutnya. Bagus! Tetapi apabila tingkat penguasaan
saudara masih di bawah 80%, Sudara harus mengulangi materi kegiatan pembelajaran
1, terutama bagian yang belum Saudara kuasai.
Belum
No Tujuan Pembelajaran Tercapai Keterangan
Tercapai
Menentukan aspek-aspek penilaian kinerja
1
kepala sekolah
Kegiatan yang membuat saya tidak efektif belajar dan saran perbaikan
I. Kunci Jawaban
A. Tujuan Pembelajaran
C. Uraian Materi
Penilaian Kinerja Guru dilakukan pengawas sekolah terhadap kepala sekolah saat
kepala sekolah mengelolah 6 JP dalam proses belajar mengajar. Untuk guru binaan
lainnya tugas pengawas bertugas untuk memverivikasi hasil PKG yang dilakukan
kepala sekolah binaan
Menurut Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 pasal 1 butir 8, Penilaian Kinerja Guru adalah
penilaian dari tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir,
kepangkatan, dan jabatannya. Pelaksanaan tugas utama guru tidak dapat
dipisahkan dari kemampuan seorang guru dalam penguasaan pengetahuan,
penerapan pengetahuan dan keterampilan, sebagai kompetensi yang dibutuhkan
sesuai amanat Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007
tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.
Bagi guru, Penilaian Kinerja Guru merupakan pedoman untuk mengetahui unsur-
unsur kinerja yang dinilai dan sarana untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan
individu dalam rangka memperbaiki kualitas kinerjanya.
Penilaian Kinerja Guru dilakukan terhadap kompetensi guru sesuai dengan tugas
pembelajaran, pembimbingan, atau tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah. Khusus untuk kegiatan pembelajaran atau pembimbingan,
kompetensi yang dijadikan dasar untuk penilaian kinerja guru adalah kompetensi
pedagogik, profesional, sosial dan kepribadian, sebagaimana ditetapkan dalam
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007. Keempat
kompetensi ini telah dijabarkan menjadi kompetensi guru yang harus dapat
ditunjukkan dan diamati dalam berbagai kegiatan, tindakan dan sikap guru dalam
melaksanakan pembelajaran atau pembimbingan.
1) Berdasarkan ketentuan
2) Berdasarkan kinerja
Aspek yang dinilai dalam penilaian kinerja guru adalah kinerja yang dapat
diamati dan dipantau, yang dilakukan guru dalam melaksanakan tugasnya
sehari-hari, yaitu dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran,
pembimbingan, dan/atau tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah/madrasah.
Penilai, guru yang dinilai, dan unsur yang terlibat dalam proses penilaian
kinerja guru harus memahami semua dokumen yang terkait dengan sistem
penilaian kinerja guru. Guru dan penilai harus memahami pernyataan
kompetensi dan indikator kinerjanya secara utuh, sehingga keduanya
mengetahui tentang aspek yang dinilai serta dasar dan kriteria yang
digunakan dalam penilaian.
b) Adil
Semua guru dinilai dengan syarat, ketentuan dan prosedur yang sama.
Penilai dan guru yang dinilai membahas dan menyepakati hasil
penilaian serta alasannya.
c) Akuntabel
Penilai dapat mempertanggungjawabkan hasil penilaian yang diberikan
berdasarkan bukti dalam proses pengendalian.
d) Bermanfaat
Penilaian kinerja guru bermanfaat bagi guru dalam rangka
meningkatkan kualitas kinerjanya secara berkelanjutan, dan sekaligus
pengembangan karir profesinya
e) Transparan
Proses penilaian kinerja guru memungkinkan bagi penilai, guru yang
dinilai, dan pihak lain yang berkepentingan untuk memperoleh informasi
tentang apa yang akan dinilai, bagaimana proses penilaian dilakukan,
dan hasil penilaian.
f) Partisipatif
Turut berperan serta dalam suatu kegiatan wawancara sebelum
pengamatan dan persetujuan setelah pengamatan (pertemuan
persetujuan) melibatkan partisipasi aktif guru dalam proses tersebut.
g) Terukur
Proses penilaian penilaian kinerja guru dilakukan melalui proses
penilaian kualitatif (pengamatan dan pemantauan) dan kuantitatif
(melalui butir indikator kinerja dan kriteria).
h) Komitmen
Penilai dan yang dinilai memiliki kemauan dan kemampuan untuk
menyelaraskan sikap dan tindakan untuk melaksanakan penilaian
kinerja guru sesuai dengan prosedur sehingga tujuan penilaian kinerja
guru terwujud.
i) Berkelanjutan
Guru wajib mengikuti proses penilaian kinerja guru setiap tahun selama
menyandang profesinya
j) Rahasia
Hasil penilaian kinerja guru hanya dapat diketahui oleh pihak pihak
terkait yang berkepentingan.
Tabel 10. Aspek Kompetensi Penilaian Kinerja Guru Bimbingan Konseling Konselor
Jumlah
No Aspek Kompetensi
Kompetensi Indikator
1 Pedagogi 3 9
2 Kepribadian 4 14
3 Sosial 3 10
4 Profesional 7 36
Total 17 69
Pengawas sekolah yang menilai kepala sekolah sebagai guru perlu memiliki
dukungan bukti fisik yang menunjukan kepala sekolah melaksanakan
pengelolaan pembelajaran yang mengitegrasikan nilai utama penguatan
Penilaian Kinerja Guru dilaksanakan oleh penilai kinerja guru dengan ketentuan
sebagai berikut.
a. Tahap persiapan
Dalam tahapan ini, ada beberapa kegiatan yang harus dilakukan dan persyaratan
yang harus dipenuhi.
2) Persyaratan Penilai
Dalam tahap persiapan, hal-hal yang harus dilakukan oleh tim penilai
maupun guru yang akan dinilai, meliputi:
a) Memahami Pedoman Penilaian Kinerja Guru, terutama tentang sistem
yang diterapkan dan posisi penilaian kinerja guru dalam kerangka
pembinaan dan pengembangan profesi guru.
b) Memahami pernyataan kompetensi guru yang telah dijabarkan ke dalam
bentuk indikator kinerja.
c) Memahami penggunaan instrumen penilaian kinerja guru dan tatacara
penilaian yang akan dilakukan, termasuk cara mencatat semua hasil
pengamatan dan pemantauan, serta mengumpulkan dokumen dan bukti
fisik lainnya yang memperkuat hasil penilaian.
d) Memberitahukan rencana pelaksanaan penilaian kinerja guru kepada
guru yang akan dinilai sekaligus menentukan rentang waktu jadwal
pelaksanaannya.
Hasil penilaian kinerja guru hanya dapat diketahui oleh pihak-pihak terkait
yang berkepentingan.
1) Sebelum Pengamatan
Pertemuan awal antara penilai dengan guru yang dinilai sebelum dilakukan
pengamatan dilaksanakan di ruang khusus tanpa ada orang ketiga agar
proses diskusi dapat lebih fokus . Pada pertemuan ini, penilai
mengumpulkan dokumen pendukung , seperti RPP, daftar nilai, daftar hadir
peserta didik dan dokumen lain yang terkait dengan pembelajaran. Selain itu
pertemuan sebelum pengamatan juga membahas berbagai hal yang tidak
mungkin dilakukan pada saat pengamatan, seperti mennayakan tujuan
pembelajaran, alasan pemilihan metode, bagaimana cara mengembangkan
bahan ajar, bagaimana merancang media/alat peraga, bgaimana cara
memberikan perhatian dan bantuan kepada peserta didik yang memerlukan
serta bagaimana merancang penilaian proses dan hasil belajar. Semua hasil
diskusi wajib dicatat sebagai bukti atau fakta atau data penilaian kinerja.
2) Selama Pengamatan
proses pengamatan dapat dilakukan lebih dari satu kali untuk memperoleh
informasi yang akurat, valid dan konsisten tentang kinerja seorang guru
dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran atau pembimbingan.
3) Setelah Pengamatan
Tahap pemberian nilai terdiri atas membandingkan catatan fakta dengan indkator,
memberikan skor dan penghitungan nilai kompetensi
2) Pemberian skor
Contoh pemberian skor pada indikator dapat dilihat pada tabel 12 di bawah
Tabel 12. Contoh pemberian skor dan perhitungan nilai kompetensi tertentu pada
proses PK Guru Kelas/Mata Pelajaran
Penilaian Kompetensi 1: Mengenal karakteristik peserta didik
Indikator Skor
1. Guru dapat mengidentifikasi karakteristik 0 1 2
belajar setiap peserta didik di kelasnya.
2. Guru memastikan bahwa semua peserta 0 1 2
didik mendapatkan kesempatan yang
sama untuk berpartisipasi aktif dalam
kegiatan pembelajaran.
3. Guru dapat mengatur kelas untuk 0 1 2
memberikan kesempatan belajar yang
sama pada semua peserta didik dengan
kelainan fisik dan kemampuan belajar
yang berbeda.
4. Guru mencoba mengetahui penyebab 0 1 2
penyimpangan perilaku peserta didik untuk
mencegah agar perilaku tersebut tidak
merugikan peserta didik lainnya.
5. Guru membantu mengembangkan potensi 0 1 2
dan mengatasi kekurangan peserta didik.
6. Guru memperhatikan peserta didik 0 1 2
dengan kelemahan fisik tertentu agar
dapat mengikuti aktivitas pembelajaran,
sehingga peserta didik tersebut tidak
termarginalkan (tersisihkan, diolok-olok,
minder, dsb.).
Keterangan:
Nilai PKG (skala 100) maksudnya nilai PK Guru Kelas/Mata Pelajaran,
Bimbingan dan Konseling/Konselor atau tugas tambahan yang relevan
dengan fungsi sekolah/madrasah dalam skala 0 ‐ 100 menurut
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009.
Nilai PKG adalah nilai penilaian kinerja guru kelas/mata pelajaran,
bimbingan dan konseling/Konselor atau pelaksanaan tugas tambahan
yang relevan dengan fungsi sekolah/madrasah yang diperoleh dalam
proses PK GURU sebelum diubah dalam skala 0 – 100 menurut
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009.
Nilai PKG Tertinggi adalah nilai tertinggi PK GURU yang dapat dicapai,
yaitu 56 (=14 x 4) bagi PK GURU mapel/kelas (14 kompetensi), dan 68
(=17 x 4) bagi PK Guru BK (17 kompetensi). Nilai tertinggi PK GURU
dengan tugas tambahan disesuaikan dengan instrumen terkait untuk
masing‐masing tugas tambahan yang sesuai dengan fungsi
sekolah/madrasah.
Tabel 14. Nilai maksimal PK Guru Kelas/mapel dan Guru BK
Nilai
Jumlah Nilai PK
No PK Guru Kompetensi
Kompetensi Maksimal
Maksimal
Guru Mata
1 Pelajaran/ Guru 14 4 56
Kelas
Guru Bimbingan dan
2 17 4 68
Konseling
Persentase
Nilai Hasil PK Guru Sebutan
Angka kredit
51 – 60 Sedang 50%
≤ 50 Kurang 25%
Nilai PKG
Nilai PKG (100) = x 100
Nilai PKG tertinggi
50
x 100 = 89,28
56
Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, nilai 89,28 berada dalam
rentang 76 – 90, sehingga Pak Yunadi, M.Pd. memperoleh nilai “Baik”,
maka NPK = 100%.
Tabel 16. Jumlah kebutuhan Angka Kredit Kumulatif, AKPKB dan AKP
Contoh penghitungan angka kredit guru dapat dilihat pada contoh berikut.
• Bila Pak Yunadi, M.Pd. mengajar 24 jam per minggu maka berdasarkan rumus
tersebut, angka kredit yang diperoleh Pak Yunadi, M.Pd. untuk sub-unsur
pembelajaran pada tahun 2016 (dalam periode 1 tahun) adalah:
10.5 x 4 = 42.
42 + 3 + 2 + 3 = 50.
Karena angka kredit yang dipersyaratkan untuk naik pangkat/jabatan dari Guru
Pertama pangkat Penata Muda, golongan/ruang III/a ke Guru Muda pangkat
Penata Muda Tingkat I, golongan/ruang III/b adalah 50, maka Pak Yunadi, M.Pd.
dapat naik pangkat/jabatan tepat dalam 4 tahun.
d. Tahap Pelaporan
Data hasil penilaian kinerja guru perlu divalidasi untuk memastikan bahwa penilaian
kinerja dilaksanakan sesuai dengan mekanisme dan prinsip-prinsip yang telah
ditentukan. Validasi dapat dilakukan oleh pengawas dalam tugas dan
tanggungjawab kepengawasannya, diutamakan validasi terhadap pelaksanaan
penilaian kinerja kepala sekolah yang dilakukan oleh penilai lain. Selain itu, validasi
juga dapat dilakukan oleh pihak eksternal seperti Lembaga Penjaminan Mutu
Pendidikan, Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota/Provinsi dan Kementerian
Pendidikan melalui kegiatan monitoring dan evaluasi.
Proses validasi pelaksanaan penilaian kinerja guru diawali dengan memeriksa
kelengkapan format dan/atau instrumen penilaian kinerja yang ada dalam laporan
penilaian kinerja. Setelah itu, petugas validasi perlu memeriksa apakah semua
kriteria telah diberi skor dan memastikan bahwa nilai setiap kompetensi dihitung
berdasarkan skor semua kriterianya. Verifikasi pemberian skor selanjutnya dilakukan
dengan memeriksa kesesuaian skor yang diberikan dengan bukti fisik yang tersedia.
Contoh:
Riska, guru SMA 1 Teratai, telah memperoleh hasil penilaian kinerjanya. Salah
satu rekomendasi adalah perlu meningkatkan kompetensi dalam menyusun
rencana pelaksanaan pembelajaran. Maka sasaran kerja Riska sebagai berikut:
I. UNSUR UTAMA
Pembelajaran/Bimbingan/Tugas
Tertentu
Merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran,
mengevaluasi dan menilai hasil 1 Lap. 12
1 19.50 100
pembelajaran menganalisis hasil PKG Bulan
pembelajaran, melaksanakan
tindak lanjut hasil penilaian
Melaksanakan pembimbingan
1 Lap. 12
2 pada kelas yang menjadi 0.98 100
PKG Bulan
tanggungjawabnya
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN
100
1
Mengikuti Diklat Kurikulum
3 2.00 ST, Lap, 100 12 Hari
lamanya 32 jam
Sertif
JUMLAH
........................................
Pejabat Penilai, Pegawai Negeri Sipil Yang Dinilai
................................... ....................................
NIP. .............................. NIP. ...............................
D. Aktivitas Pembelajaran
Kegiatan 2.1 Curah Pendapat tentang Konsep Penilaian Kinerja Guru (45
Menit)
Pada kegiatan ini, saudara melakukan curah pendapat tentang konsep penilaian kinerja
tenaga kependidikan. Sebagai panduan dalam curah pendapat, saudara diminta
menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut dan mengisinya pada tabel pada LK 2.1:
6. Contoh kinerja apa yang dapat dicapai oleh guru dalam mewujudkan 5 nilai utama
penguatan pendidikan karakter di sekolah binaan Saudara?
Dalam kegiatan 2.2 Saudara diminta bekerja berpasangan untuk mengkaji indikator
penilaian kinerja salah satu tenaga kependidikan.
1. Pilihlah tenaga kependidikan dan tentukan satu kompetensi penilaian kinerja yang
akan dikaji indikatornya!
2. Identifikasilah nilai utama penguatan pendidikan karakter yang
diintegrasikan/terkandung dalam indikator tersebut!
3. Tentukan bukti fisik apa yang perlu ada dan perlu diperiksa untuk mendukung
indikator tersebut!
Nilai Utama
No Indikator Cara Menilai Penguatan Bukti Fisik
Pendidian Karakter
1.
Dalam kegiatan ini Saudara akan menyelesaikan dua lembar kerja terkait pelaksanaan
PK Guru, yakni mencatat fakta melalui kegiatan selama pengamatan, memverfikasi bukti
fisik, memberikan skor, mengitung rekapitulasi dan menghitung angka kredit. Untuk
(3)
(4)
1. Bacalah kembali setiap nomor fakta yang telah Saudara tulis berdasarkan video
pembelajaran
2. Bacalah pula dengan seksama setiap indikator dari tabel skor kompetensi 5 di
bawah ini
3. Pilihlah nomor fakta yang sesuai yang mendukung setiap indikator
4. Tuliskan nomor fakta yang telah dipilih pada kolom “catatan fakta”.
3. Berikan skor pada LK dibawah ini, sesuai dengan penskoran yang telah anda
lakukan di atas.
Skor
Indikator Tidak Ada
Terpenuhi Seluruhnya
Bukti (Tidak
Sebagian Terpenuhi
Terpenuhi)
1 Guru menganalisis hasil belajar berdasarkan
segala bentuk penilaian terhadap setiap peserta
0 1 2
didik untuk mengetahui tingkat kemajuan masing-
masing.
2 Guru merancang dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran yang mendorong peserta didik
0 1 2
untuk belajar sesuai dengan kecakapan dan pola
belajar masing-masing.
3 Guru merancang dan melaksanakan aktivitas
pembelajaran untuk memunculkan daya
0 1 2
kreativitas dan kemampuan berfikir kritis peserta
didik.
4 Guru secara aktif membantu peserta didik dalam
proses pembelajaran dengan memberikan 0 1 2
perhatian kepada setiap individu.
5 Guru dapat mengidentifikasi dengan benar
tentang bakat, minat, potensi, dan kesulitan 0 1 2
belajar masing-masing peserta didik.
6 Guru memberikan kesempatan belajar kepada
peserta didik sesuai dengan cara belajarnya 0 1 2
masing-masing.
7 Guru memusatkan perhatian pada interaksi
dengan peserta didik dan mendorongnya untuk
0 1 2
memahami dan menggunakan informasi yang
disampaikan.
Total skor untuk kompetensi 5 ........
Skor maksimum kompetensi 5 = jumlah indikator ×2 14
Persentase = (total skor/14) × 100% ........
Nilai untuk kompetensi 5
(0% < X ≤ 25% = 1; 25% < X ≤ 50% = 2; 50% < X ≤ .........
75% = 3; 75% < X ≤ 100% = 4)
1. Tulislah hasil penilaian kompetensi 5 tersebut pada format rekapitulasi di bawah ini.
Nilai kompetensi laiinya telah diberikan seolah-olah anda telah memberi skor dan
menghitung nilai setiap kompetensi tersebut.
2. Hitunglah total nilai kinerja guru yang bersangkutan
1. Tuliskan nilai hasil konversi yang telah dihitung ke dalam baris/kolom (2)
2. Dengan merujuk pada tabel konversi nilai kinerja guru di bawah, tulislah sebutan dan
nilai persentase kinerja guru yang bersangkutan pada baris/kolom (3)
3. Jika guru yang bersangkutan adalah Guru Muda Golongan III/b, dengan Angka
Kredit Kumulatif = 100, angka kredit PKB = 7 dan Angka kredit unsur penunjang =
10, hitunglah angka kredit tahunan yang diperolehnya. Tuliskan hasilnya pada
baris/kolom (4).:
Konversi nilai PK GURU ke dalam skala 0 – 100 sesuai Permenneg PAN & RM No. (2)
16 Tahun 2009 dengan rumus:
Nilai PKG
Nilai PKG (100) = x 100
Nilai PKG tertinggi
(3)
Berdasarkan hasil konversi ke dalam skala nilai sesuai dengan peraturan tersebut,
selanjutnya ditetapkan sebutan dan persentase angka kreditnya
Perolehan angka kredit (untuk pembelajaran) yang dihitung berdasarkan rumus (4)
berikut ini.
Penjelasan Pengisian :
1. Jumlah Hasil Penilaian Kinerja Guru, yang diperoleh dari rekap hasil penilaian
kinerja guru.
2. Nilai skala 100 diperoleh dengan menghitung
Contoh :
Karjono, M.Pd Golongan IV/a, megajar 25 jam pelajaran dan hasil penilaian
kinerjanya memperoleh nilai 47, maka untuk menghitung angka kreditnya sebagai
berikut :
1. Nilai skala 100 = (47/56) x 100 = 83,93
2. Sebutan = Baik
3. NPK = 100%
4. AKK (Gol IV/a) = 150
5. AKPKB (Gol IV/a) = (4+12)
6. AKP (Gol IV/a) = 15
7. NPK (nilai 83,93/baik) = 100%
8. Menghitung angka kredit = 29,7
=
Kegiatan 2.4 Memvalidasi Data Hasil Penilaian Kinerja Guru (Tugas Mandiri,
45 Menit)
Dalam kegiatan ini silahkan Saudara bekerja dalam kelompok untuk menyelesaikan LK
2.4.1 terkait kegiatan menvalidasi pelaksanaan penilaian kinerja kepala sekolah.
Langkah-langkah kegiatannya adalah sebagai berikut:
Kegiatan 2.5 Mengolah Data Hasil Penilaian Kinerja Guru (Mandiri, 45 Menit)
Pada Kegiatan ini, Saudara mengolah data hasil penilaian kinerja guru secara mandiri .
1. Bacalah data penilaian kinerja masing masing Ibu Roswati, S.Pd., dan Pak
Agussalam, S.Pd.
2. Hitunglah angka kredit dari masing-masing guru dan lakukan analisis apakah Ibu
Roswati, S.Pd., dan Pak Agussalam, S.Pd. sudah memenuhi syarat untuk naik
pangkat setingkat lebih tinggi.
LK 2.5. Mengolah Data Hasil Penilaian Kinerja Guru
1 Ibu Roswati, S.Pd. adalah guru SMA dengan jabatan Guru Pertama pangkat
dan golongan/ruang Penata Muda III/c TMT 1 April 2012. Ibu Roswati S.Pd.
yang mengajar 24 jam tatap muka dan telah mengumpulkan angka kredit
sebesar 57. Hasil penilaian kinerjanya pada tahun 2016 menunjukkan total nilai
kompetensi sebesar 37, angka kredit Pengembangan Diri = 3, angka kredit
publikasi ilmiah dan/atau karya inovatifnya = 6. Berapakah angka kredit yang
diperoleh Ibu Roswati S.Pd? Apakah Ibu Roswati sudah memenuhi syarat untuk
naik pangkat?
Jawaban
2 Pak Agussalam, S.Pd. adalah guru Bimbingan Konseling pada SMA dengan
jabatan Guru Muda pangkat dan golongan/ruang Penata III/d TMT 1 April 2012.
Sebagai guru BK, Pak Agussalam S.Pd. membimbing 150 peserta didik dan
telah mengumpulkan angka kredit selama 4 tahun sebesar 132. Pak Agussalam
juga telah mengikuti program pengembangan diri dengan angka kredit 4 serta
menghasilkan publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif dengan angka kredit 7.
Pak Agussalam S.Pd juga telah memperoleh angka kredit 10 untuk unsur
penunjang. Pada Desember 2013 yang bersangkutan dinilai kinerjanya dan
memperoleh hasil nilai PKG adalah 64.
Berapakah angka kredit yang diperoleh Pak Agussalam S.Pd? Apakah Pak
Agussalam, S.Pd. sudah memenuhi syarat untuk naik pangkat?
awaban
Pada kegiatan ini, Saudara diminta menyusun tIndak lanjut hasil penilaian kinerja guru.
Langkah-langkah Kegiatan belajar:
LK 2.6.1 Menyusun SKP Sebagai Tindak Lanjut Hasil Penilaian Kinerja Guru
1 Nama 1 Nama
2 NIP 2 NIP
3 Pangkat/Gol.R 3 Pangkat/Gol.Ruang
4 uang 4 Jabatan
5 Jabatan 5 Unit Kerja
Unit Kerja
TARGET
AK
NO. KEGIATAN TUGAS JABATAN
*) KUANTITAS KUALITA
WAKTU BIAYA
/OUT PUT S / MUTU
A. UNSUR UTAMA
B. UNSUR PENUNJANG
JUMLAH
……….…………………………….. 20…
…………………………………… ……………………………….……
NIP. NIP.
Pada kegiatan ini silahkan Saudara menyusun program penguatan pendidikan karakter
yang dapat menjadi Branding sekolah sebagai keunikan sekolah yang terefleksikan
dalam budaya sekolah.
1. Tentukan salah satu nilai utama penguatan pendidikan karakter yang dapat menjadi
branding di sekolah binaan Saudara.
2. Isilah setiap kolom dari tabel di bawah terkait dengan kegiatan persiapan apa yang
harus dilakukan, apa kegiatan pelaksanaannya, bagaimana kegiatan monitoring dan
evaluasinya, dan apa kegiatan tindak lanjutnya
LK 2.6.2 Menyusun rencana Branding Sekolah Sebagai Tindak Lanjut Hasil Penilaian
Kinerja Guru
Nilai Utama Penguatan Pendidikan Karakter yang akan menjadi branding sekolah
sebagai keunikan sekolah yang terefleksikan dalam budaya sekolah.
..................
Persiapan Pelaksanaan Monitoring dan Tindaklanjut
Evaluasi
Catatan:
Penyusunan tindaklanjut hasil penilaian kinerja guru menjadi dasar penentuan
branding nilai utama PPK
E. Latihan/Kasus/Tugas
Pilihlah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (x) pada huruf A, B, C,
atau D
1. Kriteria berikut yang termasuk dalam aspek kompetensi pedagogi dalam penilaian
kinerja guru kelas/mata pelajaran adalah....
A.menguasai karakteristik peserta didik
B.menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan
C.bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif
D.mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang efektif
2. Agriyati, S.Pd. adalah guru Bahasa Indonesia dengan jabatan guru madya, pangkat
dan golongan/ruang Pembina Tingkat I, IV/b telah mengikuti Penilaian Kinerja Guru
pada Desember 2016 dengan nilai 52. Kategori nilai kinerja yang diperoleh adalah....
A. Amat Baik
B. Baik
C. Cukup
D. Kurang
3. Ade Irawan, S.Pd. adalah guru Bimbingan dan Konseling pada SMA Negeri 1 Suka
Maju dengan jabatan Guru Muda, pangkat Penata golongan/ruang III/c memperoleh
hasil penilaian kinerja 60 pada tahun 2016. Berapakah konversi nilai Penilaian
Kinerja Guru Ade Irawan, S.Pd?
A. 91
B. 88
C. 78
D. 72
5. Rina Kurniawati, S.Pd. adalah guru kelas V dengan jabatan Guru Muda pangkat dan
golongan/ruang Penata Muda, III/c TMT 1 April 2011. Rina Kurniawati, S.Pd.
mengajar 24 jam tatap muka per minggu dan telah mengumpulkan angka kredit
sebesar 78. Pada akhir tahun 2016 hasil penilaian kinerjanya menunjukan total nilai
kompetensi = 40.
Jika Angka kredit unsur pengembangan keprofesian berkelanjutan dan unsur
penunjangnya terpenuhi, apakah Rina Kurniawati, S.Pd dapat naik pangkat setingkat
lebih tinggi?
A. Belum, karena nilai kompetensinya masih rendah.
B. Belum, karena tidak memenuhi beban kerja guru maksimal.
C. Belum, karena unsur publikasi ilmiah belum terpenuhi.
D. Belum, karena Angka Kredit Kumulatif belum memenuhi
F. Rangkuman
1. Penilaian kinerja guru kelas/mata pelajaran dilaksanakan untuk menilai kinerja guru
dalam melaksanakan tugas utamanya dalam 4 aspek 14 kompetensi dan 78
indikator, dengan rincian sebagai berikut.
a. Pedagogi, terdiri atas 7 kompetensi dan 45 indikator
b. Kepribadian, terdiri atas 3 kompetensi dan 18 indikator
c. Sosial, terdiri atas 2 kompetensi dan 6 indikator
d. Profesional, terdiri atas 2 kompetensi dan 78 indikator
2. Penilaian kinerja guru Bimbingan Konseling/konselor dilaksanakan untuk menilai
kinerja dalam melaksanakan tugas utamanya dalam 4 aspek 17 kompetensi dan 69
indikator, dengan rincian sebagai berikut.
a. Pedagogi, terdiri atas 3 kompetensi dan 9 indikator
b. Kepribadian, terdiri atas 4 kompetensi dan 14 indikator
c. Sosial, terdiri atas 3 kompetensi dan 10 indikator
d. Profesional, terdiri atas 7 kompetensi dan 36 indikator
3. Perangkat pelaksanaan penilaian kinerja guru terdiri atas:
a. Pedoman pelaksanaan penilaian kinerja guru
b. Instrumen penilaian kinerja, yang meliputi format laporan dan evaluasi
pelaksanaan PK Guru, format rekapitulasi penilaian kinerja guru dan format
perhitungan angka kredit guru.
c. Format Kendali Kerja Guru
4. Proses pelaksanaan penilaian kinerja guru meliputi empat tahapan utama yakni:
a. Tahap Persiapan (persiapan tim penilai dan pemahaman indikator dan
instrumen PK Guru)
b. Tahap pengumpulan fakta, yang terdiri atas:
G. Umpan Balik
Apabila Saudara mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Saudara dapat
meneruskan dengan modul berikutnya. Bagus! Tetapi apabila tingkat penguasaan
Saudara masih di bawah 80%, Saudara harus mengulangi materi kegiatan pembelajaran
2, terutama bagian yang belum Saudara kuasai.
Belum
No Tujuan Pembelajaran Tercapai Keterangan
Tercapai
1. Menentukan Aspek-Aspek PK Guru
Tindak Lanjut
Kegiatan yang membuat saya tidak efektif belajar dan saran perbaikan
I. Kunci Jawaban
1. B
2. A
3. B
4. B
5. D
A. Tujuan Pembelajaran
C. Uraian Materi
Penilaian kinerja guru selain kepala sekolah tidak dilakukan pengawas sekolah. Konsep
PKG yang diberi tugas tambahan selain kepala sekolah wajib dipahami pengawas
sekolah untuk membina kepala sekolah binannya dalam melaksanakan PKG, dan
bertugas sebagai verifikator terhadap hasil PKG yang diberi tugas tambahan selain
kepala sekolah oleh kepala sekolah
Penilaian kinerja Guru dengan Tugas Tambahan selain kepala sekolah sebagai Wakil
Kepala Sekolah, Kepala Perpustakaan, Kepala Laboratorium, Ketua Program Keahlian
adalah merupakan penilaian berbasis bukti dan menggunakan pendekatan 360˚. Antara
lain menggali informasi dari teman sejawat, staf administrasi, dan siswa. Bukti-bukti
penilaian kinerja dapat berupa data, dokumen, kondisi fisik lingkungan sekolah, perilaku
dan budaya, dan lain-lain yang dapat diidentifikasi.
Penilaian kinerja Guru dengan Tugas Tambahan selain kepala sekolah adalah penilaian
kinerja yang terkait dengan pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah. Pelaksanaan tugas tambahan ini dikelompokkan menjadi 2, yaitu tugas
tambahan yang mengurangi jam mengajar tatap muka dan yang tidak mengurangi jam
mengajar tatap muka.
Tugas tambahan yang mengurangi jam mengajar tatap muka meliputi: (1) menjadi
kepala sekolah/madrasah per tahun; (2) menjadi wakil kepala sekolah/madrasah per
tahun; (3) menjadi ketua program keahlian/program studi atau yang sejenisnya; (4)
menjadi kepala perpustakaan; atau (5) menjadi kepala laboratorium, bengkel, unit
produksi, atau yang sejenisnya.
Tabel 17. Tugas Tambahan Yang Mengurangi Jam Mengajar Tatap Muka
Jam Tatap Jam Tugas Total Jam
No Tugas Tambahan
Muka Tambahan Wajib Guru
1 Kepala Sekolah 6 18 24
Tugas tambahan yang tidak mengurangi jam mengajar tatap muka dikelompokkan
menjadi 2, yaitu tugas tambahan minimal satu tahun (misalnya menjadi wali kelas, guru
pembimbing program induksi, dan sejenisnya) dan tugas tambahan kurang dari satu
tahun (misalnya menjadi pengawas penilaian dan evaluasi pembelajaran, penyusunan
kurikulum, dan sejenisnya).
Pelaksanaan penilaian kinerja Guru dengan Tugas Tambahan selain kepala sekolah
memiliki prosedur sebagai berikut:
Tabel 18. Jumlah Kriteria Per Dimensi Kompetensi bagi Penilaian Kinerja Guru dengan
Tugas Tambahan selain kepala sekolah sebagai Wakil Kepala Sekolah.
No Kompetensi Kriteria
1 Kepribadian dan Sosial 7
2 Kepemimpinan 10
3 Pengembangan Sekolah/Madrasah 7
4 Kewirausahaan 5
Jumlah Kriteria 29
Jumlah kriteria ke empat kompetensi tersebut kemudian ditambahkan
dengan banyaknya kriteria bidang tugas tertentu yang diampu oleh
wakil kepala sekolah yang bersangkutan
Akademik 5
Kesiswaan 4
Sarana dan prasarana 3
Hubungan masyarakat 3
Contoh: jika seorang wakil kepala sekolah mengampu bidang
akademik, maka total kriteria penilaian kompetensinya adalah 29+5 =
34
Adapun kriteria kompetensi Penilaian Kinerja Wakil Kepala Sekolah tertera pada
tabel 19 berikut.
Kompetensi Kriteria
Tabel 20. Kriteria Kompetensi Tambahan sesuai Bidang Tugas Wakil Kepala Sekolah
Kompetensi Kriteria
Kompetensi Kriteria
Tabel 21. Jumlah Kriteria Per Dimensi Kompetensi bagi Penilaian Kinerja Guru
denganTugas Tambahan sebagai Kepala Perpustakaan
No Kompetensi Kriteria
Adapun rincian kriteria per Dimensi Kompetensi bagi Penilaian Kinerja Guru
dengan Tugas Tambahan selain kepala sekolah sebagai Kepala Perpustakaan
tertera di tabel 22.
Tabel 22. Kriteria per Dimensi Kompetensi pada Penilaian Kinerja Guru dengan Tugas
Tambahan selain kepala sekolah sebagai Kepala Perpustakaan
Kompetensi Kriteria
Kompetensi Kriteria
Kompetensi Kriteria
9. 1. Kedisiplinan
Memiliki integritas 2. Kerapian.
Kompetensi Kriteria
Tabel 23. Jumlah Kriteria Per Dimensi Kompetensi bagi Penilaian Kinerja Guru
denganTugas tambahan sebagai kepala laboratorium/ bengkel/ sejenisnya
No Kompetensi Kriteria
1 Kepribadian 11
2 Sosial 5
3 Pengorganisasian guru, laboran/teknisi 6
4 Pengelolaan program dan administrasi 7
5 Pengelolaan pemantauan dan evaluasi 7
6 Pengembangan dan inovasi 5
7 Lingkungan dan K3 5
Total 46
Tabel 24. Rincian Kriteria Penilaian per Dimensi Kompetensi Kepala Laboratorium dan
Kepala Bengkel dan sejenisnya
Kompetensi Kriteria
Kompetensi Kriteria
Kompetensi Kriteria
Guru yang mendapat tugas tambahan sebagai Ketua Program Keahlian memiliki
8 kompetensi yang akan dinilai kinerjanya dengan jumlah kriteria 37. Adapun
rincian jumlah kriteria penilaian dimensi kompetensi Ketua Program Keahlian
tertera pada tabel 25.
Tabel 25. Jumlah Kriteria Per Dimensi Kompetensi bagi Penilaian Kinerja Guru
denganTugas Tambahan sebagai Ketua Program Keahlian
No Kompetensi Kriteria
1 Kepribadian 6
2 Sosial 4
3 Perencanaan 5
4 Pengelolaan Pembelajaran 6
5 Pengelolaan Sumber Daya Manusia 4
6 Pengelolaan Sarana dan Parasarana 4
7 Pengelolaan Keuangan 4
8 Evaluasi dan Pelaporan 4
Total 37
Adapun kriteria per dimensi kompetensi Kepala Program Keahlian tertera pada
tabel 26 berikut.
Kompetensi Kriteria
Kompetensi Kriteria
Dalam menggunakan kriteria kinerja, kepala sekolah memiliki dukungan bukti fisik
yang menunjukan Guru dengan Tugas Tambahan selain kepala sekolah
mendukung kepala sekolah melaksanakan pengelolaan sekolah yang
mengintegrasikan nilai utama penguatan pendidikan karakter sehingga menjadi
branding Sekolah sebagai keunikan sekolah yang terefleksikan dalam budaya
sekolah.
1) Petunjuk Penilaian
Format ini harus diisi dengan identitas diri guru yang dinilai sesuai dengan
tugas tambahan yang relevan dengan fungsi sekolah. Selain itu, format ini
juga perlu diisi dengan identitas penilai. Guru yang dinilai dan penilai harus
menandatangani format identitas diri ini.
Format ini terdiri dari beberapa tabel menurut banyaknya kompetensi yang
akan dinilai sesuai dengan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah yang ditugaskan kepada guru. Setiap tabel berisi penjelasan
tentang kriteria/indikator penilaian untuk masing‐masing kompetensi, catatan
bukti‐bukti yang teridentifikasi selama penilaian, skor yang diberikan,
perhitungan jumlah skor, skor rata‐rata untuk setiap kompetensi, serta
diskripsi penilaian kinerja yang dilakukan oleh penilai. Penilaian Kinerja Guru
dengan Tugas Tambahan selain kepala sekolah menggunakan skor 1,2,3,
dan 4. Format ini diisi oleh penilai di sekolah sesuai dengan hasil
pengamatan, wawancara, dan/atau studi dokumen yang dilakukan oleh
penilai selama proses penilaian kinerja.
5) Format Tambahan
terhadap teman sejawat dan/atau peserta didik dari guru yang dinilai.
Format tambahan ini berupa format‐format yang harus diisi oleh penilai
sesuai dengan data dan informasi yang diperolehnya.
a. Sebelum pengamatan
Pertemuan awal antara penilai dengan guru yang dinilai sebelum dilakukan
pengamatan dilaksanakan di ruang khusus tanpa ada orang ketiga. Pada
pertemuan ini, penilai mengumpulkan dokumen pendukung dan melakukan
diskusi tentang berbagai hal yang tidak mungkin dilakukan pada saat
pengamatan. Untuk pelaksanaan tugas tambahan yang relevan dengan fungsi
sekolah dapat dicatat dalam lembaran lain karena tidak ada format khusus yang
disediakan untuk proses pencatatan ini.
b. Selama pengamatan
c. Setelah pengamatan
Guru dengan Tugas Tambahan selain kepala sekolah yang relevan dengan fungsi
sekolah dan mengurangi beban jam mengajar tatap muka, dinilai dengan
menggunakan 2 (dua) instrumen, yaitu: (i) instrumen Penilaian Kinerja Guru
Dengan demikian maka penilaian kinerja dan perhitungan angka kredit bagi Guru
dengan Tugas Tambahan selain kepala sekolah menggunakan rumus sebagai
berikut:
Σ perolehan Skor
NA = ‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐‐------‐ x 100 NA = Nilai Akhir Kinerja
(Σ Indikator yangdinilai)(4)
Nilai total yang diperoleh guru di kedua instrumen penilaian, baik sub unsur
pembelajaran/pembimbingan, dan unsur tugas tambahan, masing-masing
dikonversi ke dalam skala 0-100 berdasarkan PermenPAN& RB Nomor 16 Tahun
2009. Cara konversinya yaitu nilai total yang diperoleh dibagi dengan nilai kinerja
tertinggi atau nilai maksimal penilaian kinerja yang dapat dicapai sesuai dengan
insrumen terkait, kemudian dikali seratus.
Nilai
Jumlah Nilai PK
No Tugas Tambahan Kompetensi
Kompetensi Maksimal
Maksimal
5 Ka. Perpustakaan 10 4 40
Ka. Lab/Bengkel/Unit
6 7 4 28
Produksi
b. Rumus untuk perhitungan angka kredit per tahun sub unsur pembelajaran
(AKK-AKPKB-AKP) x NPK
4
Setelah hasil Penilaian Kinerja Guru diperoleh, penilai wajib melaporkan hasil
Penilaian Kinerja Guru kepada pihak yang berwenang untuk menindaklanjuti hasil
Penilaian Kinerja Guru tersebut.
Hasil penilaian kinerja merupakan salah acuan Guru dengan Tugas Tambahan selain
kepala sekolah dalam menyusun sasaran kinerja pegawai. Guru dapat dibantu
kepala sekolah atau pengawas pembina dalam menganalisis hasil penilaian kinerja
sehingga dapat menjadi suatu program perbaikan kinerjanya. Program tersebut
termasuk Program Pengembangan Keprofesian berkelanjutan. Pengembangan
keprofesian berkelanjutan terdiri dari pendidikan dan pelatihan (Diklat), kelompok
kerja, atau publikasi ilmiah. Serta menentukan minimal satu kegiatan Penguatan
Pendidikan Karakter (PPK) yang dapat mendukung kepala sekolah mewujudkan
Branding sekolah sebagai keunikan sekolah yang terefleksikan dalam budaya
sekolah.
Contoh
Heriawan adalah guru SMA yang mendapat tugas tambahan menjadi wakil kepala
sekolah bidang akademik. Berdasarkan hasil penilaian kinerjanya, disarankan untuk
meningkatkan kompetensi dalam mengelola pendidik. Bentuk sasaran kinerja yang
bisa disusun sebagai berikut:
I. UNSUR UTAMA
Pembelajaran/Bimbingan/Tugas
Tertentu
Merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran, mengevaluasi dan
menilai hasil pembelajaran 1 Lap. 12
1 100
menganalisis hasil pembelajaran, PKG Bulan
melaksanakan tindak lanjut hasil
penilaian
Wakil Kepala Sekolah bidang 1 Lap. 12
2 100
Akademik PKWKS Bulan
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
BERKELANJUTAN
100
1 ST,
Mengikuti Diklat Pengelolaan 12
3 2.00 Lap, 100
Pendidik lamanya 32 jam Hari
Setif.
Membuat Artikel Ilmiah dalam
bidang pendidikan formal imuat di
jurnal tingkat nasional yang
1 Artikel 12
4 terakreditasi dengan tema “Sistem 2.00 100
Ilmiah Hari
Pengelolaan Tenaga Kependidikan
yang Efektif dalam mendukung
peningkatan mutu pembelajaran ”
II. UNSUR PENUNJANG
Peserta seminar/workshop 12
6 1 SK 100
pengelolaan pendidik Hari
JUMLAH
........................................
Pejabat Penilai, Pegawai Negeri Sipil Yang Dinilai
................................... ....................................
NIP. .............................. NIP. ...............................
Sasaran Kinerja Pegawai (SKP) tersebut menjadi salah satu dasar penilaian prestasi
kerja pegawai negeri sipil (PPK PNS), disamping selain penilaian perilaku kerja.
Pembagian bobot keduanya adalah 60% untuk penilaian SKP dan 40% untuk
penilaian perilaku . (secara lengkap dapat dibaca di lampiran 2)
D. Aktivitas Pembelajaran
LK 3.1.Konsep Penilaian Kinerja Guru dengan Tugas Tambahan selain kepala sekolah
1. Jelaskan perbedaan antara penilaian kinerja Guru dengan Tugas Tambahan selain
kepala sekolah yang mengurangi jam mengajar tatap muka dan tugas tambahan
yang tidak mengurangi jam mengajar tatap muka?
2. Bagaimana prosedur penilaian kinerja Guru dengan Tugas Tambahan selain kepala
sekolah?
4. Berilah Contoh Kinerja yang dapat dicapai oleh Guru dengan Tugas Tambahan
selain kepala sekolah dalam mewujudkan 5 nilai utama penguatan pendidikan
karakter di sekolah binaan Saudara?
Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru dengan Tugas Tambahan selain kepala sekolah
yang relevan dengan fungsi sekolah menggunakan instrumen yang terdiri dari beberapa
instrumen terpisah sesuai dengan tugas tambahan yang diemban guru. Instrumen ini
dapat Saudara temukan pada lampiran 3 Buku 2 Pedoman Pelaksanaan Penilaian
Kinerja Guru.
Silahkan Saudara mencari instrumen Penilaian Kinerja Guru dengan Tugas Tambahan
selain kepala sekolah tersebut pada Buku 2. Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja
Guru. Setelah membaca instrumen tersebut, Saudara diminta mendiskusikan secara
berkelompok tentang masing-masing Intrumen Penilaian Kinerja Guru dengan Tugas
Tambahan selain kepala sekolah. kemudian tulislah kriteria, 5 nilai utama penguatan
pendidikan karakter, dan bukti fisiknya.
LK 3.2 Mengidentifikasi kriteria dan Bukti Fisik Penilaian Kinerja Guru dengan Tugas
Tambahan selain kepala sekolah
Guru Tugas Tambahan : .........................
Kompetensi: .........................
Nilai Utama
Penguatan
No Kriteria Indikator Bukti Fisik
Pendidikan
Karakter
1.
Pada kegiatan ini, Saudara melakukan simulasi cara mengisi instrumen Penilaian Kinerja
Guru dengan Tugas Tambahan selain kepala sekolah sebagai wakil kepala sekolah
bidang Akademik, dengan langkah-langkah berikut:
2. Menyusun Rekap Hasil Penilaian PK Guru dengan Tugas Tambahan selain kepala
sekolah wakil kepala sekolah.Mengingat waktu, dalam simulasi ini selain kompetensi
1 dan 5 dianggap sudah terisi.
LK 3.3.2 Rekap Hasil Penilaian Kinerja Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik
Total ..............
3. Mengisi format persetujuan antara penilai dan wakil kepala sekolah yang dinilai
menandatangani format persetujuan, yang memberi makna bahwa wakil kepala
sekolah dan penilai (kepala sekolah) sudah sepakat dengan hasil penilaian yang
dilakukan penilai.
(Persetujuan ini harus ditandatangani oleh penilai dan guru yang dinilai)
Penilai dan guru yang dinilai menyatakan telah membaca dan memahami semua
aspek yang ditulis/dilaporkan dalam format ini dan menyatakan setuju.
Tanggal :
LK 3.3.4. Format Penghitungan Angka Kredit Wakil Kepala Sekolah Bidang Akademik
• Pembelajaran/Pembimbingan ............
.........
Perolehan angka kredit tugas tambahan per tahun sebagai Wakil Kepala Sekolah
........
Pada kegiatan ini, Saudara melakukan praktek pengolahan dan analisis data Penilaian
Kinerja Gurudengan tugas tambahan. Untuk mempermudah kegiatan ini, Saudara dapat
membaca Permendiknas Nomor 35 tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan
Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya.
1. Buatlah 4 kelompok!
2. Setiap kelompok memilih salah satu tugas tambahan yang diemban guru, yaitu
sebagai wakasek, kepala perpustakaan, kepala laboratorium, dan ketua program
keahlian untuk disimulasikan. Pastikan yang Saudara pilih tidak sama dengan
kelompok lain!
3. Cobalah diskusikan kasus berikut!
4. Tentukan angka kreditnya!
LK 3.4 Pengolahan Hasil Penilaian Kinerja Guru dengan Tugas Tambahan selain kepala
sekolah
Kasus 1
Ibu Yuni Rendita, S.Pd, jabatan guru muda, pangkat golongan ruang III/d TMT 1
April 2014 mengajar mata pelajaran Fisika, 12 jam tatap muka per minggu. Selain
mengajar, juga diberi tugas tambahan sebagai wakil kepala sekolah bidang
kesiswaaan. Pada bulan Desember 2015 ibu Yuni memperoleh hasil penilaian
kinerja sebagai guru adalah 49 dan sebagai wakil kepala sekolah mendapat rata-
rata 18. Berapakah angka kredit yang diperoleh dalam setahun.
Kasus 2
Ibu Nina, S.Pd jabatan guru muda, golongan ruang III/d TMT 1 Oktober 2014
mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia 12 jam tatap muka per minggu. Selain
mengajar, juga diberi tugas tambahan sebagai kepala perpustakaan sekolah. Pada
bulan Desember 2015 ibu Nina memperoleh hasil penilaian kinerja sebagai guru
adalah 48 dan sebagai kepala perpustakaan mendapat rata-rata 30. Berapakah
angka kredit yang diperoleh dalam setahun?
Kasus 3
Pak Damar, S.Pd jabatan guru muda, golongan ruang III/d TMT 1 April 2014
mengajar mata pelajaran Matematika,12 jam tatap muka per minggu. Selain
mengajar, juga diberi tugas tambahan sebagai ketua program keahlian. Pada
bulan Desember 2015 Pak Damar memperoleh hasil penilaian kinerja sebagai
guru adalah 46 dan sebagai ketua program keahlian mendapat rata-rata 28.
berapakah angka kredit yang diperoleh dalam setahun?
Kasus 4
Pak Sakti, S.Pd jabatan guru muda golongan ruang III/d TMT 1 April 2014
mengajar mata pelajaran Fisika, 12 jam tatap muka per minggu. Selain mengajar,
juga diberi tugas tambahan sebagai kepala laboratorium sekolah. Pada bulan
Desember 2015 Pak Sakti memperoleh hasil penilaian kinerja sebagai guru adalah
45 dan sebagai kepala laboratorium mendapat rata-rata 19. Berapakah angka
kreditnya dalam setahun?
Jawaban 1
Jawaban 2
Jawaban 3
Jawaban 4
Pada kegiatan ini, Saudara diminta menyusun tindak lanjut hasil penilaian kinerja Guru
dengan Tugas Tambahan selain kepala sekolah. Pilih salah satu kasus di atas,
kemudian tulislah sasaran kinerja pegawainya. Untuk menyusun SKP Guru dengan
Tugas Tambahan selain kepala sekolah, saudara dapat membaca uraian materi,
lampiran 2 dan peraturan yang berlaku.Kepala sekolah perlu mendorong guru yang
memiliki tugas tambahanuntuk mengintegrasikan nilai-nilai utama karakter penguatan
pendidikan karakter.
TARGET
AK
NO. KEGIATAN TUGAS JABATAN
*) KUANT/OUT KUALITAS /
WAKTU BIAYA
PUT MUTU
A. UNSUR UTAMA
B. UNSUR PENUNJANG
JUMLAH
……………….…………………………….. 20…
……………………………… …….…………………………….……
NIP. NIP.
Selain menyusun rencana tindak lanjut dalam bentuk sasaran kinerja, Saudara
menyusun juga penguatan pendidikan karakter dapat menjadi branding sekolah sebagai
keunikan sekolah yang terefleksikan dalam budaya sekolah. Sebagai panduan, Saudara
dapat menjawab pertanyaan berikut:
1. Tentukan salah satu nilai utama penguatan pendidikan karakter yang akan menjadi
branding sekolah Saudara berdasarkan hasil PKG dengan tugas tambahan dan
program sekolah.
2. Tulislah persiapan yang harus dilakukan dalam mewujudkan nilai utama tersebut.?
3. Susunalah persiapan yang harus dilaksanakan?
4. Bagaimana cara melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan nilai utama
tersebut?
5. Apa rencana tindak lanjut?
Nilai Utama Penguatan Pendidikan Karakter yang akan menjadi branding sekolah
sebagai keunikan sekolah yang terefleksikan dalam budaya sekolah.
..................
Persiapan Pelaksanaan Monitoring dan Tindaklanjut
Evaluasi
Catatan:
Penyusunan tindaklanjut hasil penilaian kinerja Guru dengan Tugas Tambahan selain
kepala sekolah menjadi dasar penentuan branding nilai utama PPK
E. Latihan/Kasus/Tugas
Pilihlah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (x) pada huruf A, B, C,
atau D
3. Pak Noval adalah guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala
perpustakaan sekolah. Jabatan Pak Noval adalah Guru Madya pangkat Pembina
golongan/ruang IV/a mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia sebanyak 12 jam
perminggu. Setelah satu tahun menjabat, dilakukan penilaian kinerja dan
mendapatkan nilai NPKG sebesar 85,7 dan sebagai kepala perpustakaan
mendapatkan total rata-rata nilai sebesar 93,0. Nilai konversi angka kreditnya dalam
setahun adalah ....
A. 33,47
B. 38,75
C. 67, 53
D. 83,75
4. Pak Eko, S.Pd memiliki jabatan Guru Pertama dengan pangkat golongan/ruang III/b
TMT 1 April 2014, mengajar mata pelajaran IPA sebanyak 12 jam pelajaran dan
diberi tugas tambahan sebagai kepala laboratorium IPA. Pada Desember 2015 hasil
penilaian kinerja sebagai guru adalah 45 dan sebagai kepala laboratorium mendapat
total rata-rata nilai sebesar 19. Nilai konversi angka kreditnya dalam setahun
adalah....
A.4,75
B.7,12
C.8,31
D.9,52
5. Berikut ini yang merupakan kriteria dimensi kompetensi wakil kepala sekolah bidang
akademik adalah ....
A. mengelola peserta didik dalam rangka pengembangan kapasitasnya secara
optimal sesuai minat dan bakat masing‐masing
B. mengelola lingkungan sekolah yang menjamin keamanan, keselamatan, dan
kesehatan
C. mempublisasikan kebijakan, program sekolah dan prestasi sekolah pada pihak
diluar sekolah
D. menyusun program supervisi akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru
F. Rangkuman
1. Penilaian Kinerja Guru dengan Tugas Tambahan selain kepala sekolah yang
mengurangi jam mengajar tatap muka meliputi: (1) menjadi kepala
sekolah/madrasah per tahun; (2) menjadi wakil kepala sekolah/madrasah per tahun;
(3) menjadi ketua program keahlian/program studi atau yang sejenisnya; (4) menjadi
kepala perpustakaan; atau (5) menjadi kepala laboratorium, bengkel, unit produksi,
atau yang sejenisnya.
2. Penilaian kinerja guru dengan Tugas Tambahan selain kepala sekolah, memiliki
aspek aspek yang berbeda beda sesuai dengan jenis tugas tambahannya,
Guru dengan Tugas Tambahan selain kepala sekolah, total Angka Kredit = 50%
Angka Kredit Pembelajaran/Pembimbingan + 50% Angka Kredit Tugas Tambahan
selain kepala sekolah
G. Umpan Balik
Apabila Saudara mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Saudara dapat
meneruskan dengan modul berikutnya. Bagus! Tetapi apabila tingkat penguasaan
saudara masih di bawah 80%, Saudara harus mengulangi materi kegiatan pembelajaran
3, terutama bagian yang belum Saudara kuasai.
Belum
No Tujuan Pembelajaran Tercapai Keterangan
Tercapai
1 Menentukan aspek-aspek penilaian
kinerja Guru dengan Tugas
Tambahan selain kepala sekolah
Kegiatan yang membuat saya tidak efektif belajar dan saran perbaikan
I. Kunci Jawaban
A. Tujuan Pembelajaran
C. Uraian Materi
a. Pengertian
Kepala Tata Usaha dinilai oleh pejabat yang diberi kewenangan oleh Kepala
Dinas Pendidikan Kab/Kota sebagai sebagai penilai, dan kepala Dinas
Pendidikan Kab/Kota sebagai atasan pejabat penilaian dengan menggunakan
format PPK PNS.
5) Target
Tabel 28. Jumlah Aspek/Kompetensi dan Sub kompetensi Kepala TAS atau
KTU
No Aspek/Kompetensi Kompetensi Sub kompetensi
1 Kepribadian 9 26
2 Sosial 5 23
3 Kompetensi Teknis 9 32
4 Manajerial 10 37
b) Pelaksana Urusan
Pelaksana urusan memiliki tiga aspek/kompetensi yaitu kepribadian,
sosial dan teknis. Setiap aspek/kompetensi tersebut terdiri atas
beberapa kompetensi (dan sub kompetensi pada aspek/kompetensi
teknis). Rincian kompetensi tersebut dapat dilihat pada Tabel 29 berikut
ini.
Tabel 29. Jumlah Aspek/Kompetensi dan sub Kompetensi Pelaksana Urusan
Sub
No Aspek/Kompetensi Kompetensi
Kompetensi
1 Kepribadian 9 32
2 Sosial 5 23
d. Perangkat Penilian
TARGET
KEGIATAN TUGAS
NO AK*) KUALI
JABATAN KUANTITAS
TAS / WAKTU BIAYA
/OUTPUT
MUTU
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Penilaian prestasi kerja Pegawai Negeri Sipil secara strategis diarahkan sebagai
pengendalian perilaku kerja produktif yang disyaratkan untuk mencapai hasil kerja
yang disepakati dan bukan penilaian atas kepribadian seseorang Pegawai Negeri
Sipil. Oleh karena itu unsur perilaku kerja yang dievaluasi harus relevan dan
berhubungan dengan pelaksanaan tugas pekerjaan dalam jabatan setiap
Pegawai Negeri Sipil yang dinilai.
b. Penyusunan SKP
Mencatat kegiatan
2 12 Laporan 100 12
praktikum
Merawat ruangan
3 12 Laporan 100 12
laboratorium sekolah
JUMLAH
1.PERSIAPAN
2.PELAKSANAAN KP & KL
3. 3.
Persetujuan Persetujuan
Tidak Nilai Nilai
Tidak
Ya Ya
4.PELAPORAN SKP
Keterangan:
KP = Kepala Perpustakaan
KL = Kepala Laboratorium
PU = Pelaksana Urusan
TK = Tenaga Layanan Khusus
PTP = Penilai Tenaga Perpustakaan
PTL = Penilai Tenaga Laboratorium
d. Pemberian Nilai
2) Aspek penilaian
c) Aspek Waktu
Penilaian capaian SKP aspek waktu sebagai berikut :
Bila realisasi waktu O (nol) maka nilai capaian SKP aspek
waktu adalah O (nol).
sebelum menghitung nilai capaian dari aspek waktu, terlebih
dahulu dihitung tingkat efisiensi waktu dengan menggunakan
d) Aspek Biaya
Penilaian capaian SKP aspek biaya dilakukan kepada pejabat
yang bertaggung jawab pada aspek biaya, sedangkan untuk staf
administrasi tidak dilakukan penilaian capaian dari aspek biaya.
Penilaian capaian SKP aspek biaya sebagai berikut :
Bila realisasi biaya O (nol) maka nilai aspek biaya adalah (nol).
sebelum menghitung nilai capaian SPK dari aspek, terlebih
dahulu dihitung tingkat efisiensi biaya dengan menggunakan
Contoh 1:
Seorang PNS bernama Halimah, S.Psi., jabatan staf administrasi di TK Mekar
Sari, dalam menyusun SKP tahunan yaitu:
1.Mengisi Buku induk Siswa
2.Mengisi Daftar Calon Siswa Baru
3.Mengelola Arsip Buku Absensi Siswa
4.Melakukan Rekapitulasi Absensi Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Pencapain kuantitas yang tidak memenuhi target dapat diakibatkan beban kerja yang
berlebihan atau ketidak mampuan melaksanakan pekerjaan oleh karena itu
diperlukan pembinaan untuk memotivasi staf dalam mencapai target akibat jumlah
beban kerja.
Staf yang bebar-benar sangat buruk dalam pencapaian kualitas pekerjaan perlu
ditingkatkan kompetensinya melalui Pelatihan. pelatihan dapat dilakukan didalam
lingkungan sekolah oleh teman sejawat melalui program in hause training .
Apabila diperlukan untuk memberikan pengalaman dilingkungan lain pada staf maka
dapat menggunakan program Magang. Magang dilakukan dalam upaya memberikan
pengalaman nyata di industry atau tempat yang relevan dengan tugas pekerjaan.
namun demikian factor waktu dalam pelaksanaan magang perlu diperhatikan.
Apabila diperlukan keterampilan yang lebih untuk staf dapat dilakukan dengan
mengikuti kursus sesuai dengan pekerjaannya, namun demikian penggunaan biaya
kursus penting untuk diperhatikan.
D. Aktivitas Pembelajaran
Pada kegiatan ini, saudara melakukan curah pendapat tentang konsep penilaian kinerja
tenaga kependidikan. Sebagai panduan dalam curah pendapat, saudara diminta
menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut dengan cara mengisi tabel pada LK 4.1:
4.Bagaimana peran Kepala Sekolah dan pengawas sekolah dalam penilaian kinerja
tenaga kependidikan?
5.Nilai utama PPK manakah yang muncul pada proses pelaksanaan Kinerja tenaga
kependidikan?
Dalam kegiatan 4.2 Saudara diminta bekerja berkelompok untuk mengkaji indikator
penilaian kinerja salah satu tenaga kependidikan.
1. Kerjakan dalam kelompok tentang uraian tugas tenaga kependidikan untuk petugas
layanan khusus yaitu penjaga sekolah, tukang kebun, tenaga kebersihan, dan
pesuruh!
2. Identifikasilah nilai utama penguatan pendidikan karakter yang
diintegrasikan/terkandung dalam indikator uraian tugas tersebut!
Dalam kegiatan 4.3 ini Saudara akan bekerja secara berpasangan untuk melakukan
simulasi penilaian kinerja.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
Pada kegiatan ini, Saudara diminta menyusun tindak lanjut hasil penilaian kinerja tenaga
kependidikan berupa identifikasi kegiatan peningkatan kompetensi yang sesuai dan
penentuan lima nilai utama PPK sebagai branding sekolah.
2. Tentukanlah kegiatan perbaikan kualitas pekerjaan yang sesuai bagi tenaga urusan
kesiswaan tersebut dilihat dari hasil penilaiannya. Prioritaskan pada nilai indikator
yang dibawah standar (nilai 51 - 60). Gunakanlah tabel 43.
3. Pelajarilah Peraturan Kepala BKN No. 1 Tahun 2013
E. Latihan/Kasus/Tugas
Pilihlah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (x) pada huruf A, B, C,
atau D
F. Rangkuman
G. Umpan Balik
Apabila Saudara mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Saudara dapat
melanjutkan kegiatan pembelajaran berikutnya. Selamat! Tetapi apabila tingkat
penguasaan Saudara masih di bawah 80%, Saudara harus mengulangi materi kegiatan
pembelajaran 4, terutama bagian yang belum Saudara kuasai
Belum
No Tujuan Pembelajaran Tercapai Keterangan
Tercapai
1 Menentukan aspek-aspek penilaian
kinerja tenaga kependidikan (Staf)
2 Memilih perangkat penilaian kinerja
tenaga kependidikan (Staf)
3 Menganalis penilaian kinerja tenaga
kependidikan (Staf)
4 Menyusun program tindak lanjut hasil
penilaian kinerja (SKP)
Tindak Lanjut:
Kegiatan yang membuat saya tidak efektif belajar dan saran perbaikan
I. Kunci Jawaban
1. C
2. B
3. C
4. A
5. D
Pengantar
Pada tahap ON, Saudara akan melaksanakan kegiatan sesuai rencana tindak lanjut yang
telah dibuat pada tahap In-1. Kegiatan tersebut meliputi perencanaan, pelaksanaan, dan
pengolahan penilaian kinerja kepala sekolah, guru, Guru dengan Tugas Tambahan selain
kepala sekolah yang lain dan tenaga kependidikan serta menyusun tindaklanjut hasil
penilaian kinerja. Pada kegiatan tertentu, Saudara harus melibatkan, berkoordinasi, dan
memberdayakan para kepala sekolah binaannya.
Pada akhir tahap ON, Saudara menyusun laporan dan mempersiapkan bahan tayang untuk
dipresentasikan pada tahap In-2.
A. Tujuan Pembelajaran
3. Menilai kinerja kepala sekolah dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung
jawabnya.
4. Memvalidasi data hasil penilaian kinerja kepala sekolah.
5. menganalisis data hasil penilaian kinerja kepala sekolah.
6. menyusun program tindak lanjut dalam rangka perbaikan kinerja kepala sekolah
C. Aktivitas Pembelajaran
2. Penilaian difokuskan kepada dua aspek kompetensi dengan memeriksa bukti fisik
yang ditemukan. Gunakan LK. 1.2.1.
LK 1.2.1 Instrumen Penilaian Kinerja Kepala Sekolah
Komponen : .........................
Skor
Indikator Bukti Fisik
1 2 3 4
Jumlah Skor
Skor Rata-rata = Jumlah Skor : 3 =
Deskripsi Kinerja Yang Telah dilakukan
3. Setelah memberikan skor dua aspek kompetensi, Saudara mengolah hasil penilaian
dan merekap untuk memperoleh skor rata-rata setiap aspek kompetensi. Kemudian
tulislah hasil rekap tersebut di LK. 1.2.2. Adapun skor rata-rata aspek kompetensi
yang tidak dinilai, Saudara dapat mendapatkannya dari hasil evaluasi diri di kegiatan
sosialisasi
5. Setelah diperoleh Nilai Perolehan Kinerja (NPK), Saudara menggunakan NPK untuk
mengkonversi menjadi angka kredit. Sebelum melakukan konversi, Saudara perlu
mengetahui hal berikut:
a. Golongan dan Ruang PNS Kepala sekolah yang dinilai.
b. Angka Kredit Kumulatif yang dibutuhkan oleh kepala sekolah yang dinilai.
c. Bobot hasil penilaian kinerja kepala sekolah adalah 75%
d. Rumus konversi hasil penilaikan kinerja menjadi angka kredit dapat dilihat
dibawah ini:
Setelah mengetahui angka kredit guru sebagai kepala sekolah, Saudara dapat
memberikan rekomendasi kepada kepala sekolah untuk menggunakan angka tersebut
untuk kenaikan pangkat.
Setelah mendapat hasil penilaian kinerja, Saudara menyusun tindak lanjut hasil penilaian
kinerja kepala sekolah sebagai rekomendasi perbaikan kepala sekolah yang dinilai.
Adapun langkah-langkah yang Saudara lakukan sebagai berikut:
Jika Saudara ingin lebih mendalami cara mengisi SKP, saudara dapat melihat uraian
materi di Kegiatan In-1, lampiran 2, atau peraturan yang berlaku. Saudara perlu
mendorong kepala sekolah mengintegrasikan nilai karakter..
A. Tujuan Pembelajaran
1. Menilai kinerja guru dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya.
2. Memvalidasi data hasil penilaian kinerja guru.
3. menganalisis data hasil penilaian kinerja guru.
4. menyusun program tindak lanjut dalam rangka perbaikan kinerja guru.
C. Aktivitas Pembelajaran
Pada kegiatan ini, Saudara mensosialisasikan instrumen penilaian kinerja guru kepada
kepala sekolah binaan dengan langkah-langkah berikut ini:
Pada kegiatan ini, Saudara akan melaksanakan penilaian kinerja guru kepada kepala
sekolah binaan, adapun langkah-langkah melakukannya adalah sebagai berikut:
1. Pilihlah satu orang kepala sekolah binaan untuk dinilai kinerjanya sebagai guru.
Diharapkan penilaian kinerja guru dan penilaian kinerja kepala sekolah dilakukan
kepada orang yang sama.
2. Tentukan satu kompetensi yang akan dinilai kinerjanya. Gunakan LK sesuai dengan
format penilaian tiap kompetensi yang tertulis di peraturan yang berlaku, Bentuk LK
nya seperti di bawah ini.
LK 2.2.1. Format catatan fakta Sebelum Pengamatan
Kompetensi : ...........................................................
Nama Guru : ...........................................................
Nama Penilai : ...........................................................
Tanggal
Skor
Tidak Ada
Indikator Terpenuhi Seluruhnya
Bukti (Tidak
Sebagian Terpenuhi
Terpenuhi)
0 1 2
0 1 2
0 1 2
0 1 2
4. Tulislah hasil penghitungan nilai kompetensi di atas pada format rekapitulasi hasil
kinerja guru pada LK 2.2.6. Untuk nilai kompetensi yang lain, silahkan Saudara isi
dengan nilai 1, 2, 3, atau 4 seolah-olah Saudara telah melakukan penghitungan
nlainya.
No Kompetensi Nilai
Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial dan kebudayaan
8
nasional
9 Menunjukkan pribadi yang dewasa dan teladan
10 Etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru
C. Sosial
11 Bersikap inklusif, bertindak obyektif, serta tidak diskriminatif
Komunikasi dengan sesama guru, tenaga kependidikan, orang tua,
12
peserta didik, dan masyarakat
D. Profesional
Penguasaan materi, struktur, konsep dan pola pikir keilmuan yang
13
mendukung mata pelajaran yang diampu
14 Mengembangkan keprofesionalan melalui tindakan yang reflektif
Jumlah Hasil Penilaian Kinerja Guru
Skor maksimal penilaian kinerja adalah nilai maksimal setiap kompetensi dikali
jumlah kompetensi yaitu 4 x 14 menjadi 56. Untuk mengetahui Nilai yang diperoleh
guru, Saudara melakukan jumlah hasil penilaian kinerja guru dibagai skor maksimal
(56), maka itulah hasil PKGnya.
5. Hitunglah perolehan angka kredit guru dengan menggunakan rumus yang telah
dipelajari pada In-1 Kegiatan Pembelajaran 2. Gunakanlah format pada LK 2.2.7
berikut.
LK 2.2.7. Format Penghitungan Angka Kredit
Nilai PK Guru Kelas/Mata Pelajaran (1)
Konversi nilai PK GURU ke dalam skala 0 – 100 sesuai Permenneg PAN & (2)
RM No. 16 Tahun 2009 dengan rumus:
Nilai PKG
Nilai PKG (100) = x 100
Nilai PKG tertinggi
(3)
Berdasarkan hasil konversi ke dalam skala nilai sesuai dengan peraturan
tersebut, selanjutnya ditetapkan sebutan dan persentase angka kreditnya
Perolehan angka kredit (untuk pembelajaran) yang dihitung berdasarkan (4)
rumus berikut ini.
Setelah mendapat hasil penilaian kinerja, silahkan Saudara menyusun tIndak lanjut hasil
penilaian kinerja guru sebagai rekomendasi perbaikan guru yang dinilai. Adapun
langkah-langkahnya sebagai berikut:
A. Tujuan Pembelajaran
1. Menilai kinerja Guru dengan Tugas Tambahan selain kepala sekolah dalam
melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya.
2. Memvalidasi data hasil penilaian kinerja Guru dengan Tugas Tambahan selain
kepala sekolah
3. Menganalisis data hasil penilaian kinerja Guru dengan Tugas Tambahan selain
kepala sekolah.
4. Menyusun program tindak lanjut dalam rangka perbaikan kinerja Guru dengan
Tugas Tambahan selain kepala sekolah..
C. Aktivitas Pembelajaran
Pada kegiatan ini, Saudara melakukan penilaian kinerja tugas tambahan sesuai dengan
identifikasi indikator penilaian kinerja yang saudara lakukan. Gunakan instrumen yang
telah ditetapkan. Dari penialaian sampai dengan pengolahan nilai dan angka kredit yang
akan dicapai oleh Guru dengan Tugas Tambahan selain kepala sekolah yang dinilai.
Pada kegiatan ini, Saudara diminta menyusun tindak lanjut hasil penilaian kinerja Guru
dengan Tugas Tambahan selain kepala sekolah. Pilih salah satu kasus di atas,
kemudian tulislah sasaran kinerja pegawainya. Untuk menyusun SKP Guru dengan
Tugas Tambahan selain kepala sekolah, saudara dapat membaca uraian materi,
lampiran 2 dan peraturan yang berlaku.Kepala sekolah perlu mendorong guru yang
memiliki tugas tambahanuntuk mengintegrasikan nilai-nilai utama karakter penguatan
pendidikan karakter. Gunakan LK 3.5 (SKP) dan LK 3.6 (Rencana PPK)
A. Tujuan Pembelajaran
C. Aktivitas Pembelajaran
Saudara memilih satu tenaga kependidikan yang akan dinilai, selanjutnya, Saudara
mengkaji ulang indikator-indikator kinerja sesuai tenaga kependidikan yang telah dipilih,
nilai-nilai utama Pengutan Pendidikan Karakter (PPK), dan bukti fisik yang teridentifikasi.
Gunakan LK dibawah ini untuk melakukan kajian indikator-indikator kompetensi.
Pada kegiatan ini, Saudara diminta menyusun tIndak lanjut hasil penilaian kinerja tenaga
kependidikan. Pilih satu tenaga kependidikan untuk disusun sasaran kinerja pegawainya.
Untuk menyusun SKP tenaga kependidikan, saudara dapat mengacu ke peraturan yang
berlaku. Saudara perlu mendorong tenaga kependidikan mengintegrasikan nilai-nilai
utama karakter penguatan pendidikan karakter. Gunakan LK 4.4 (SKP) dan LK 4.5
(Rencana PPK)
1. Cover
2. Pengantar
3. Deskrifsi Laporan
a. Data Yang dinilai
b. Analisis Pelaksanaan On The Job Learning yaitu catatan Temuan Positif, dan
temuan yang perlu ditindaklanjuti serta masalah yang dihadapi
4. Lampiran Bukti fisik. Adapun bukti fisik yang disiapkan untuk laporan yaitu
Tidak
No Kegiatan LK Ada Keterangan
Ada
Penilaian Kinerja Kepala Instrumen
Sekolah PKKS
1
Rencana Tindak Lanjut Hasil 1.5
PKKS 1.6
Instrumen
Penilaian Kinerja Guru
PK G
2
Rencana Tindak Lanjut Hasil 2.5
PKG 2.6
Tidak
No Kegiatan LK Ada Keterangan
Ada
Penilaian Kinerja Guru
Instrumen
dengan Tugas tambahan
PK G
Lainya
3
Rencana Tindak Lanjut Hasil 3.5
PKG dengan Tugas
tambahan Lainya 3.6
Refleksi
1. Apakah yang Saudara pelajari dalam tahap OJL ini ?
2. Apa saja hal yang bisa Saudara lakukan selama tahap OJL di tempat Saudara
bertugas ? Mengapa ?
3. Apakah masalah yang Saudara hadapi dalam kegiatan tahap OJL ini ?
4. Bagaimana Saudara mengatasi masalah tersebut ?Apakah setelah mengikuti
kegiatan tahap OJL Saudara merasa ada peningkatan kompetensi ? Mengapa ?
Pengantar
Saudara telah menyelesaikan kegiatan tahapan OJL tentang Penilaian Kinerja Kepala
Sekolah, Guru, dan Tenaga Kependidikan. Dengan demikian, Saudara telah memiliki
pengalaman belajar yang bermakna dan dapat menunjukkan kemampuan Saudara yang
dibuktkan dengan adanya laporan hasil OJL beserta bukti fisiknya serta bahan presentasi.
Saudara menggunakan Kedua bukti fisik tersebut di tahap In Service Learning 2 (In-2).
Adapun kegiatan di tahap In-2 sebagai berikut:
Kegiatan 1 : Penilaian
Pada Kegiatan ini, Saudara mempresentasikan hasil OJL di depan fasilitatori. Sistem
pelaksanaan presentasi bisa di depan fasilitator saja atau juga di depan peserta lainnya.
Adapun langkah-langkah kegiatan penilaian sebagai berikut:
Kegiatan 2 : Penguatan
Pada Kegiatan ini, Saudara akan mengikuti kegiatan penguatan materi yang pernah
dipelajari di Tahap In-1. Adapun langkah-langkah kegiatannya sebagai berikut:
1. Saudara menyimak penguatan yang sampaikan oleh fasilitaor tentang hal-hal yang
penting terkait dengan isi modul ini
2. Saudara menyimak dan diskusi yang terkait dengan pertanyaan, saran/masukan,
alternatif pemecahan masalah
3. Saudara perlu mencatat hal-hal yang penting terkait dengan modul penilaian kinerja
kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan sebagai bekal untuk mengikuti uji
kompetensi.
Setelah kegiatan 2, Saudara telah menyelesaikan rangkaian kegiatan modul yang terdiri
dari tiga tahapan yaitu In-1, On, dan In-2. Diharapkan Saudara melanjutkan kegiatan
peningkatan kompotensi dengan cara menyusun rencana tindak lanjut pasca In-2.
BAGIAN III.
EVALUASI
Pilihlah satu jawaban yang benar dengan memberi tanda silang (x) pada huruf A, B, C,
atau D
1. Pak Binsar S.Pd. guru SMA dalam keseharian berperan aktif sebagai pengurus
organisasi kemasyarakatan dan menjaga hubungan bak dengan komunitas profesi.
Kegiatan yang dilakukan pak Binsar S.Pd tersebut termasuk penerapan aspek … dalam
penilaian kinerja guru.
A. sosial
B. pedagogik
C. kepribadian
D. profesional
2. Hasil penilaian kinerja Pak Darma M.Pd sebagai Kepala SMA memiliki fakta/data
sebagai berikut:
(1) Mendapat juara 2 sebagai kepala sekolah inovatif se kabupaten.
(2) Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi
permasalahan.
(3) Senantiasa memotivasi warga sekolah untuk melaksanakan tugasnya sebaik-
baiknya
Perangkat penilaian yang tepat digunakan oleh pengawas sekolah untuk menilai kinerja
pak Darma M.Pd adalah instrument PKKS pada aspek ... .
A. kewirausahaan
B. kepribadian dan sosial
C. pengembangan sekolah
D. pengelolaan sumber daya
Langkah-langkah penilaian kinerja guru dengan tugas tambahan yang benar adalah ... .
4. Berikut ini yang termasuk dalam tahap persiapan kegiatan PKKS dalam Permendiknas
Nomor 35 tahun 2010 adalah....
A. Kepala sekolah yang dinilai membuat laporan kinerja secara tertulis yang
dilengkapi dengan bukti-bukti yang dibutuhkan untuk penilaian kinerja kepada
Tim Penilai.
B. Rapat penilaian dilaksanakan di sekolah di mana kepala sekolah yang dinilai
bertugas.
C. Rapat penilaian diawali dengan pemaparan laporan kinerja oleh kepala
sekolah yang dinilai.
D. Kepala sekolah yang dinilai mempelajari berita acara penilaian berikut semua
catatan bukti-bukti yang disampaikan oleh Tim Penilai.
5. Berikut ini adalah tabel data rekapitulasi penilaian kinerja wakil kepala sekolah SMA
bidang akademik!
No. Kesimpulan Penilaian Skor
1 Kepribadian & Sosial 3
2 Kewirausahaan 3
3 Bidang Akademik 2
4 Pengembangan Sekolah/Madrasah 3
5 Kepemimpinan 3
Berdasarkan hasil kinerja tersebut, maka rancangan program perbaikan yang sesuai
untuk kasus diatas adalah program … .
8. Bu Margaretha, S.Pd. selalu membuat laporan bulanan dan tahunan tentang kondisi dan
pemanfaatan laboratorium. Pernyataan tersebut menunjukkan bahwa Margaretha S.Pd.
menerapkan aspek/kompetensi … dalam penilaian kinerja kepala laboratorium.
A. pengelolaan
B. pengelolaan lingkungan
C. perencanaan administrasi
D. pengembangan dan inovasi
9. Bu Ari S.Pd adalah guru pelajaran Bahasa Indonesia. Hasil penilaian kinerjanya terdapat
fakta/data sebagai berikut:
(1) Aktif sebagai pengurus MGMP, sekretaris badan amal warga dan rajin mengikuti
kegiatan sekolah
(2) Hasil wawancara dengan peserta didik diketahui bawa bu Ari S.Pd mudah
bergaul dan menjadi idola peserta didik
Berdasarkan fakta/data diatas, maka perangkat penilaian kinerja yang tepat digunakan
oleh pengawas untuk menilai kinerja bu Ari S.Pd adalah ...
12. Bu Mita S.Pd memiliki hasil penilaian kinerja sebagai kepala sekolah SMA sebagai
berikut:
No Aspek/Kompetensi Skor
1 Kepribadian dan sosial 4
2 Kepemimpinan pemelajaran 4
3 Pengembangan sekolah 5
4 Manajemen sumber daya 2
5 Kewirausahaan 3
6 Supervisi pembelajaran 3
Berdasarkan tabel diatas, maka kegiatan PKB yang tepat untuk Bu Mita S.Pd adalah
13. Berikut ini adalah tabel data hasil penilaian kinerja guru:
No Kompetensi Skor
1 Pedagogik 3
2 Kepribadian 4
3 Sosial 4
4 Profesional 2
Berdasarkan tabel diatas, maka kegiatan PKB yang tepat bagi guru tersebut adalah
pendidikan dan pelatihan … .
14. Hasil penilaian kinerja Bu Dora S.Pd. sebagai staf administrasi SMA mendapat nilai “57”.
Berdasarkan hasil penilaian kinerja tersebut, maka analisis hasil kinerja dan tindak lanjut
untuk Bu Dora S.Pd adalah … .
A. memiliki prestasi kinerja cukup sehingga perlu mendapat pelatihan
B. memiliki prestasi kinerja cukup dan tidak perlu memperbaiki pekerjaan
C. memiliki prestasi kinerja kurang baik dan perlu memperbaiki pekerjaan
D. memiliki prestasi kinerja kurang baik sehingga perlu mendapat pelatihan
15. Berdasarkan analisis hasil penilaian kinerja kepala sekolah, Bu Marini M.Pd
direkomendasikan oleh pengawas pembinanya untuk meningkatkan kompetensi
supervisi akademik. Berikut ini yang merupakan bagian dari komponen kompetensi
supervisi akademik adalah … .
A. menyusun program supervisi akademik, mengembangkan program supervisi
dan melaksanakan supervisi akademik
B. menyusun program supervisi, mengkomunikasikan program supervisi dan
mendelegasikan program supervisi
C. menyusun program supervisi akademik, melaksanakan supervisi akademik,
menilai dan menindaklanjuti hasil supervisi
D. membuat program supervisi akademik, mendelegasikan program supervisi
dan penilaian program supervisi
16. Berikut ini adalah langkah langkah pelaksanaan penilaian kinerja staf sekolah
(pelaksanan urusan) pada tahap pelaksanaan penilaian
(1) Menyusun jadwal pelaksanaan penilaian
(2) Mensosialiasikan pelaksanan penilaian
(3) Menelaah bukti bukti fisik
(4) Mengumpulkan bukti bukti fisik
(5) Memberikan penilaian
(6) Memberikan skor
(7) Melaporkan hasil penilaian
Berdasarkan pernyataan diatas, maka urutan langkah langkah tahap pelaksanaan
penilaian kinerja pelaksanan urusan yang benar adalah … .
17. Perhatikan tabel hasil penilaian kinerja kepala sekolah berikut ini
Skor
No Indikator Bukti Fisik
1 2 3 4
18. Suatu SMA memiliki 12 kelas. Pelaksana urusan kesiswaan ditugaskan membuat
laporan prestasi peserta didik tiap semester dan membuat rekapitulasi absen peserta
didik tiap bulan. Selanjutnya petugas tersebut kebingungan dalam mengisi kolom output
berikut ini:
Target
No Kegiatan Tugas Jabatan AK
Output Mutu Waktu Biaya
Berdasarkan kasus di atas, maka saran yang tepat untuk menulis target output adalah….
19. Hasil penilaian kinerja Bu Yoland M.Pd. sebagai wakil kelapa sekolah diperoleh nilai
sebagai berikut:
No Kompetensi Penilaian Skor
1 Kepribadian dan sosial 3.00
2 Kepemimpinan 3.20
3 Pengembangan sekolah 2.80
4 Kewirausahaan 2.20
5 Bidang Akademik 2.15
Berikut ini yang merupakan prioritas rancangan program perbaikan yang sesuai adalah
merencanakan bimtek yang terkait dengan … .
Dalam rangkah memperbaiki kinerja staf sekolah yang belum baik, maka direncanakan
program magang terkait pengelolaan dokumen. Berikut ini urutan rancangan kegiatan
magang yang tepat adalah … .
21. Pak Diran S.Pd. jabatan guru Pertama, pangkat golongan ruang III/a TMT 1 April 2011
mengajar 12 jam tatap muka perminggu. Selain mengajar juga diberi tugas tambahan
sebagai kepala perpustakaan. Hasil penilaian kinerja sebagai gurunya diperoleh jumlah
nilai kompetensi 46, sedangkan sebagai kepala perpustakaan diperoleh penilaian kinerja
28. Berdasarkan kasus diatas, maka nilai kinerja Pak Diran S.Pd. adalah … .
A. NPKG = 67,65 dan NPK Perpustakaan = 70
B. NPKG = 82,14 dan NPK Perpustakaan = 70
C. NPKG = 82,14 dan NPK Perpustakaan = 87,50
D. NPKG = 67,65 dan NPK Perpustakaan = 67, 50
22. Berikut ini yang merupakan tahap persiapan dalam penilaian kinerja guru dengan tugas
tambahan selain kepala sekolah adalah ....
A. mengumpulkan dokumen pendukung dan melakukan diskusi tentang berbagai
hal yang tidak mungkin dilakukan pada saat pengamatan
B. mencatat semua kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam pelaksanaan
proses pembelajaran
C. mencatat aktivitas peserta didik secara individu atau kelompok selama
pelaksanaan proses pembelajaran
D. mengklarifikasi beberapa aspek tertentu yang masih diragukan dengan
melakukan wawancara
23. Ibu Hamidah M.Pd adalah Guru Madya Golongan IV/b mendapat tugas tambahan
sebagai kepala laboratorium. Hasil penilaian kinerjanya pada tahun berjalan sebagai
berikut: Nilai Penilaian Kinerja Guru (NPKG)= 95 dan nilai kinerja kepala laboratorium
(PK Ka Lab) = 84. Nilai akhir penilaian kinerja Ibu Hamidah adalah ... .
A. 92,25
B. 89,50
C. 88,75
D. 86,75
Berdasarkan daftar di atas tiga bukti fisik yang paling tepat yang dapat dipilih oleh
pengawas sekolah untuk menilai kinerja kepala sekolah pada kompetensi kepemimpinan
pembelajaran adalah...
25. Sasaran kinerja pegawai (SKP) dari Bu Nabila seorang pelaksana urusan administrasi
kesiswaan adalah membuat 5 (lima) dokumen laporan selama satu tahun. Realisasinya
pada akhir tahun hanya terpenuhi 4 (empat) laporan. Nilai capaian kerja Bu Nabila dalam
menyusun laporan adalah.
A. 33,33
B. 41,17
C. 44,44
D. 80
26. Bp. Hadi, guru Mdya, golongan IV/b jam per minggu. Pak Hadi mendapat tugas
tambahan sebagai kepala sekolah. berdasarkan hasil penilian kinerjanya, Pak Hadi
mendapat nilai PKG=42 dam PKKS=18. Maka hasil penilaian kinerja Pak Hadi adalah....
A. NPKG = 61,76 dan NPKKS = 90
B. NPKG = 61,76 dan NPKKS = 90
C. NPKG = 75 dan NPKKS = 64,29
D. NPKG = 75 dan NPKKS = 75
27. Ibu Tata dengan pangkat dan golongan ruang Penata Muda Tingkat I/IIIb, TMT 1 April
2013, mengajar 24 jam tatap muka perminggu dan telah mengikuti PK Guru pada
Desember 2016 dengan jumlah nilai kompetensi = 45, maka hasil perhitungan penilaian
kinerja Ibu Tata yang tepat adalah....
A. 9,5
B. 10,5
C. 66,18
D. 80,36
28. Ibu Kanaya, S.Pd, dengan jabatan Guru Muda pangkat Penata Tingkat 1 golongan/ruang
III/d TMT 1 April 2014 mengajar 12 jam tatap muka per minggu. Selain mengajar, juga
diberi tugas tambahan sebagai wakil kepala sekolah bidang akademik. Pada bulan
Desember 2015 Ibu Kanaya S.Pd memperoleh hasil penilaian kinerja sebagai guru
adalah 49 dan sebagai wakil kepala sekolah mendapat rata-rata 18. Nilai, kategori dan
nilai presentasi kinerja (NPK) Ibu Kanaya, S.Pd. sebagai wakil kepala sekolah adalah....
A. nilai kinerja 90 kategori Baik/100%
B. nilai kinerja 80 kategori Baik/100%
C. nilai kinerja 70 kategori Cukup/75%
D. nilai kinerja 60 kategori Sedang/50%
29. Wibisono M.Pd Pengawas SMA melakukan analisis hasil penilaian Kepala Perpustakaan
oleh Kepala Sekolah SMA Kota Mandala dengan memeriksa dokumen/bukti fisik satu
tahun terakhir, sebagai berikut:
Bukti Penilaian
No Tugas Pokok Bukti Fisik Nilai
Indikator Kinerja
Pengawas berkesimpulan bahwa nilai yang diberikan oleh kepala sekolah SMA Kota
Mandala tidak sesuai. Saran yang tepat untuk kasus tersebut adalah ... .
A. bukti yang sesuai untuk indikator adalah no: 2, 3, dan 5, sehingga nilai 2
B. bukti yang sesuai untuk indikator adalah no: 1, 2, 3, 4, dan 5 sehingga nilai 4
C. bukti no: 4, 5, dan 6 tidak sesuai dengan indikator sehingga nilai 3
D. bukti no: 2, 3, 4, dan 6 tidak sesuai indikator sehingga nilai 0
30. Amatilah bukti fisik kinerja guru yang mendapat tugas tambahan sebagai kepala
perpustakaan sekolah berikut ini.
(1) program pengembangan koleksi
(2) karya tulis di bidang ilmu
(3) hasil resume buku
(4) rencana anggaran
(5) teknologi informasi dalam pengelolaan perpustakaan
(6) evaluasi pengembangan SDM tenaga perpustakaan
Berdasarkan data fisik di atas, maka bukti fisik kinerja yang benar dan tepat untuk
kompetensi manajerial kepala perpustakaan sekolah adalah ....
BAB IV
PENUTUP
Pengawas sekolah memiliki peran penting dalam pejaminan mutu pendidikan. Seorang
pengawas sekolah memiliki tanggungjawab membina minimal 10 sekolah danatau 60 guru
bagi pengawas TK/SD dan minimal 7 sekolah dan/atau 40 guru bagi pengawas
SMP/SMA/SMK. Dengan tanggungjawab seperti itu, Pengawas sekolah dituntut memiliki
kompetensi yang telah ditetapkan oleh Permendiknas nomor 12 Tahun 2007 tentang
Kualifikasi dan kompetensi pengawas sekolah/madrasah. Kompetensi tersebut terdiri dari 6
dimensi kompetensi yaitu kepribadian, sosial, supervisi manajerial, supervisi akademik,
evaluasi pendidikan, dan penelitian dan pengembangan.
Salah satu kompetensi dari dimensi evaluasi pendidikan adalah penilaian kinerja kepala
sekolah dan guru. Pengawas sekolah dituntut memiliki kompetensi tersebut agar mampu
melaksanakan tugas dan fungsinya di sekolah binaannya. Bahkan Permenneg PAN& RB
nomor 16 tahun 2009 menegaskan bahwa penilaian kinerja kepala sekolah dan guru
merupakan salah satu tugas pokok pengawas sekolah untuk memperoleh nilai angka kredit.
Dalam proses penilaian kinerja kepala sekolah dan guru, pengawas sekolah berpedoman
pada Permendiknas nomor 35 tahun 2010 dan PermennegPAN & RB nomor 16 tahun 2009.
Kedua peraturan tersebut menjadi sarana untuk mencapai standar kompetensi kepala
sekolah dan standar kompetensi guru. Standar kompetensi kepala sekolah diatur oleh
Permendiknas nomor 13 Tahun 2007 adalah kepribadian, sosial, manajerial, supervisi, dan
kewirausahaan. Kelima kompetensi tersebut dikembangkan menjadi 6 aspek penilaian
kinerja kepala sekolah yaitu kepribadian dan sosial, kepemimpinan pembelajaran,
pengembangan sekolah, manajemen sumber daya, kewirausahaan, dan supervisi akademik.
Keenam aspek tersebut tersusun menjadi 40 kriteria kinerja kepala sekolah.
Sedangkan standar kompetensi guru terdiri dari 4 kompetensi yaitu kepribadian, sosial,
pedagogik, dan profesional diatur oleh Permendiknas nomor 16 Tahun 2007. Keempat
kompetensi tetap dikembangkan menjadi 4 aspek penilaian kinerja guru yang terdiri dari 14
kriteria kinerja guru.
Selain itu, Permendiknas nomor 35 tahun 2010 mengatur tentang penilaian kinerja guru yang
mendapat tugas tambahan selain kepala sekolah. Penilaian Wakil Kepala sekolah berjumlah
29 kriteria kinerja ditambah kriteria bidang tugas menjadi sekitar 34 bagi wakil akademik, 33
bagi wakil kesiswaan, dan 32 bagi wakil sarpras dan humas. Penilaian kepala perpustakaan
berjumlah 65 kriteria kinerja, Penilaian kepala laboran/bengkel/sejenisnya berjumlah 46
kriteria kinerja, sedangkan penilaian ketua program keahlian berjumlah 37 kriteria kinerja.
DAFTAR ISTILAH
intangible : Bukti fisik kinerja yang tidak teramati, seperti sikap dan
evidences perilaku kepala sekolah; dan budaya dan iklim sekolah
DAFTAR PUSTAKA
Badan Kepegawaian Negara. (2013). Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor
1 Tahun 2013 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 46 Tahun 2011 tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri
Sipil. Jakarta: BKN.
Badan Kepegawaian Negara. (2013). Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor
3 Tahun 2013 tentang Kamus Jabatan Fungsional Umum PNS. Jakarta: BKN.
KemenPAN dan RB. (2009). Peraturan Menteri Negara Pemberdayaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 16 tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan
Angka Kreditnya. Jakarta: KemenPAN dan RB.
Kemendiknas. (2011). Pedoman Pelaksanaan Penilaian Kinerja Guru (PK Guru- Buku 2)..
Jakarta: Pusbangprodik-BPSDMPK dan PMP.
Kemendikbud. (2014). Pedoman Penilaian Prestasi Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan Guru
yang diberi tugas tambahan, Jakarta: Pusbangtendik-BPSDMPK dan PMP.
LAMPIRAN
1. D 11. A 21. B
2. A 12. B 22. A
3. B 13. A 23. B
4. C 14. C 24. B
5. B 15. A 25. D
6. B 16. A 26. C
7. D 17. C 27. B
8. B 18. D 28. A
9. D 19. B 29. A
10. A 20. D 30. D
Prestasi kerja adalah hasil kerja yang dicapai oleh setiap Pegawai Negeri Sipil pada
satuan organisasi sesuai dengan sasaran kinerja pegawai dan perilaku kerja selanjutnya
penilaian prestasi kerja pegawai Negeri sipil dilaksanakan untuk mengevaluasi kinerja
Pegawai Negeri sipil, yang dapat memberi petunjuk bagi pejabat yang berkepentingan
dalam rangka mengevaluasi kinerja unit dan organisasi. Sebagai pegawai negeri sipil, guru
juga mendapatkan pembinaan yang dilaksanakan melalui penilaian prestasi kerja. Penilaian
prestasi kerja terdiri dari sasaran kerja pegawai dan penilaian perilaku pegawai.
PPK bagi guru dilaksanakan untuk mengevaluasi kinerja guru dan/atau guru yang
mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah, yang dapat memberi
petunjuk bagi pejabat yang berkepentingan dalam rangka pembinaan profesi guru secara
objektif. Hasil penilaian prestasi Kerja akan dimanfaatkan sebagai dasar pertimbangan
penetapan keputusan kebijakan pembinaan karir guru yang berkaitan dengan bidang
pekerjaan, pengangkatan dan penempatan, pengembangan, penghargaan, serta disiplin.
Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional dan Undang-undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru yang
mengamanatkan guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan berhak mendapatkan
promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.
Berkenaan dengan hal tersebut, penilaian prestasi kerja dilaksanakan secara sistematis
yang penekanannya pada tingkat capaian sasaran kinerja atau tingkat capaian hasil kerja
guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah
sebagaimana telah direncanakan, disusun dan disepakati bersama oleh guru dan/atau
guru yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah dengan atasan
langsung (pejabat penilai). Penilaian prestasi kerja guru dan/atau guru yang
mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah yaitu Kepala Sekolah, Wakil
Kepala Sekolah, Kepala Laboratorium, Kepala Perpustakaan, Kepala Bengkel, Ketua
Program Keahlian, dan Guru Pembimbing Khusus secara strategis diarahkan melalui
penilaian SKP dan perilaku kerja sesuai dengan tugas dan fungsi guru dan kepala
sekolah.
PPK bertujuan untuk menjamin objektivitas pembinaan guru dan/atau guru yang
mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah dan dilaksanakan
berdasarkan prinsip objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan. Untuk
memenuhi prinsip penilaian yang objektif, terukur, akuntabel, partispatif, dan transparan
diperlukan pedoman penilaian prestasi kerja guru dan/atau guru yang mendapatkan
tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah. Oleh karenanya, Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan, memandang perlu menyusun Pedoman Penilaian prestasi kerja guru
dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah yaitu
Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Kepala Laboratorium, Kepala Perpustakaan,
Kepala Bengkel, Ketua Program Keahlian, dan Guru Pembimbing Khusus sebagai
referensi dan acuan dalam mengimplementasikan Peraturan Kepala Badan Kepegawaian
Negara Nomor 1 Tahun 2013. Dengan pedoman ini, pihak-pihak yang berkepentingan
secara langsung maupun tidak langsung dapat melaksanakan kegiatan atau program
PPK dengan baik dan benar.
Perangkat penilaian prestasi kerja merupakan seperangkat alat yang digunakan oleh
penilai untuk melaksanakan tugas mengukur dan menilai prestasi kerja guru, kepala
sekolah, dan guru yang diberi tugas tambahan. Diharapkan hasil penilaian yang diperoleh
obyektif, akurat, tepat, valid, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Terkait dengan pelaksanaan PPK maka alur PPK guru dan/atau guru yang memperoleh
tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah (kepala sekolah, wakil kepala sekolah,
kepala laboratorium, kepala perpustakaan, kepala bengkel, ketua program keahlian, dan
pembimbing khusus) dapat digambarkan berikut ini:
Keterangan:
1) Penilaian prestasi kerja diawali dengan penyusunan Sasaran kerja pegawai yang
dilaksanakan pada awal tahun. Selanjutnya hasil penyusunan SKP dikonsultasikan
dengan atasan langsung (pejabat penilai) untuk memperoleh persetujuan. Untuk
kepala sekolah, penyusunan SKP harus mempertimbangkan Rencana Kerja
Tahunan (RKT) Sekolah yang merupakan tindak lanjut dari visi dan misi sekolah,
hasil Evaluasi Diri Sekolah (EDS), tugas pokok yang bersangkutan sebagai guru
dan tugas tambahannya sebagai kepala sekolah, serta program tahunan.
2) Jika disetujui, maka SKP langsung ditetapkan oleh pejabat penilai sebagai kontrak
kerja untuk 1 (satu) tahun berjalan. Jika tidak disetujui oleh pejabat penilai, maka
SKP ditetapkan/diputuskan oleh atasan pejabat penilai dan putusan atasan pejabat
penilai bersifat final. SKP yang sudah ditetapkan memuat target kegiatan tugas
jabatan (unsur utama dan unsur penunjang), dengan mencantumkan nilai angka
kredit pada tiap uraian kegiatan, serta target pada tiap uraian kegiatan dari aspek
kualitas, kuantitas, waktu, dan biaya (bagi kepala sekolah).
3) Pelaksanaan penilaian prestasi kerja meliputi: a) Penilaian SKP yang mencakup
penilaian realisasi uraian kegiatan tugas jabatan (unsur utama dan unsur
penunjang) yang diukur dengan ketercapaian kegiatan dalam 4 (empat) aspek
penilaian yaitu kuantitas, kualitas, waktu dan/atau biaya; dan b) Penilaian perilaku
kerja meliputi aspek penilaian orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin dan
kerjasama berdasarkan rekaman perilaku kerja dalam buku catatan, sebagaimana
tertuang dalam tabel 4.2 Kriteria Penilaian Unsur Perilaku Kerja.
4) Perhitungan nilai Penilaian Prestasi Kerja diperoleh dari penjumlahan nilai unsur
SKP sebesar 60% dan perilaku kerja sebesar 40%.
5) Jika hasil Penilaian Prestasi Kerja disetujui oleh yang dinilai, maka pejabat penilai
menetapkan hasil Penilaian Prestasi Kerja dan rekomendasinya.
6) Jika hasil Penilaian Prestasi Kerja tidak disetujui yang dinilai, maka yang
bersangkutan dapat menyatakan keberatan atas hasil Penilaian Prestasi Kerja
kepada pejabat penilai selambat-lambatnya dalam periode waktu 14 (empat belas)
hari setelah proses penilaian.
7) Pejabat penilai wajib membuat tanggapan secara tertulis atas keberatan tersebut
dalam kolom keberatan pada formulir penilaian prestasi kerja, kemudian
disampaikan kepada Atasan Pejabat Penilai.
8) Atasan pejabat penilai berdasarkan keberatan yang diajukan wajib memeriksa
dengan seksama hasil penilaian prestasi kerja dan meminta penjelasan kepada
Pejabat Penilai dan pegawai yang dinilai. Kemudian atasan pejabat penilai
menetapkan hasil prestasi kerja dan bersifat final.
9) Formulir Penilaian Prestasi Kerja ditandatangani oleh guru, kepala sekolah, dan
guru yang diberi tugas tambahan yang dinilai, Pejabat Penilai, dan Atasan Pejabat
Penilai. Penilaian Prestasi Kerja dan dokumen pendukung lainnya disimpan sebagai
dokumen portofolio (kumpulan bukti fisik) yang dapat digunakan untuk keperluan
kenaikan pangkat dan perencanaan SKP Guru yang akan datang. Penilaian prestasi
kerja guru setiap tahun yang telah disahkan oleh pejabat penilai beserta dokumen
pendukung lainnya digunakan sebagai lampiran DUPAK dan disampaikan oleh
Kepala Sekolah kepada Tim Penilai Angka Kredit sesuai dengan kewenangannya.
10) DUPAK dan bukti fisik selanjutnya dinilai oleh Tim Penilai Angka Kredit sesuai
dengan kewenangannya. Prosedur penetapan Angka Kredit sesuai ketentuan
peraturan perundangan-undangan. Hasil Penilaian DUPAK dari Tim PAK
dikembalikan ke Kepala Sekolah, apabila ada satu atau beberapa kegiatan PKG
dan/atau Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan mendapat penolakan dari Tim
PAK, maka kegiatan yang ditolak harus menjadi pertimbangan pada penyusunan
kegiatan dalam SKP tahun berikutnya.
Konsep SKP
Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 1 Tahun 2013 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 46 Tahun 2011 tentang
Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil, yang dimaksud pegawai Negeri Sipil yang
selanjutnya disingkat PNS adalah Pegawai Negeri Sipil sebagaimana dimaksud dalam
Sasaran kerja pegawai yang selanjutnya disingkat SKP adalah rencana kerja dan target
yang akan dicapai oleh seorang PNS, yang dimaksud dengan uraian Tugas adalah suatu
paparan semua tugas jabatan yang merupakan tugas pokok pemangku jabatan dalam
memproses bahan kerja menjadi hasil kerja dengan menggunakan perangkat kerja dalam
kondisi tertentu. Target adalah jumlah beban kerja yang akan dicapai dari setiap
pelaksanaan tugas jabatan.
Penilaian terhadap SKP yaitu penilaian yang dilaksanakan terhadap seluruh tugas jabatan
dan target yang harus dicapai selama kurun waktu pelaksanaan pekerjaan dalam tahun
yang berjalan. Penilaian tersebut didasarkan kepada ukuran tingkat capaian SKP yang
dinilai dari aspek: Kuantitas, Kualitas, Waktu dan Biaya. Guru dan/atau guru yang
memperoleh tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah sebagai pejabat fungsional
tertentu, target SKP nya adalah pemenuhan angka kredit yang akan didapat untuk tahun
yang berjalan mengingat kenaikan pangkat guru dan/atau guru yang memperoleh tugas lain
yang relevan dengan fungsi sekolah didasarkan kepada perolehan angka kredit. Dengan
demikian, penilaian terhadap komponen SKP nya mengacu kepada target perolehan angka
kredit dari komponen kegiatan yang direncanakan selama satu tahun. Dalam menentukan
tugas jabatan untuk memperoleh angka kredit yang dicapai mengacu kepada Peraturan
Menteri Pendayagunaan dan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya. (Kemdikbud,
2014).
Setiap guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi
sekolah wajib menyusun SKP Guru berdasarkan RKT sekolah dan dokumen lainnya, seperti
Evaluasi Diri Sekolah (EDS), tugas pokok guru, serta Program Tahunan Guru.Khusus untuk
kepala sekolah, penyusunan SKP juga perlu mempertimbangkan Rencana Kerja Tahunan
(RKT) Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota. Dalam menyusun kegiatan tugas jabatan dalam
SKP guru dan/atau guru yang mendapatkan tugas lain yang relevan dengan fungsi sekolah
harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
SKP Guru memuat kegiatan tugas jabatan dan target angka kredit yang harus dicapai
dalam kurun waktu tertentu yang kegiatannya bersifat nyata dan dapat diukur.
1) SKP memuat kegiatan tugas jabatan, angka kredit dan target yang meliputi kuantitas,
kualitas, waktu, dan/atau biaya, yang harus dicapai dalam satu tahun yang
kegiatannya bersifat nyata dan dapat diukur. Penentuan angka kredit dalam SKP
menggunakan asumsi untuk kenaikan pangkat setingkat lebih tinggi secara normatif
yang harus dicapai dalam waktu 4 (empat) tahun. Oleh karena itu, target angka kredit
dalam satu tahun adalah jumlah angka kredit kumulatif minimal yang akan dicapai
dibagi 4 (empat).
2) SKP yang telah disusun harus dinegosiasikan dan disetujui oleh pejabat penilai,
untuk selanjutnya ditetapkan oleh Pejabat Penilai sebagai kontrak kerja yang harus
ditandatangani oleh kedua belah pihak (Pejabat Penilai dan guru yang dinilai).
3) Jika SKP yang telah disusun tidak disetujui oleh Pejabat Penilai maka keputusannya
diserahkan kepada Atasan Pejabat Penilai dan hasilnya bersifat final.
4) SKP ditetapkan setiap tahun pada awal bulan Januari.
5) Apabila terjadi perpindahan tempat tugas guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi
tugas tambahan setelah bulan Januari maka yang bersangkutan menyusun SKP
pada awal bulan di tempat yang baru sesuai dengan surat perintah/surat keputusan
melaksanakan tugas, dengan terlebih dahulu dilakukan pengukuran oleh atasan
langsung di tempat tugas yang lama.
6) Apabila terjadi mutasi/perpindahan satminkal/tempat tugas setelah bulan Januari
tahun berjalan, maka guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi tugas tambahan
yang bersangkutan wajib menyusun SKP pada satminkal lama dan satminkal baru.
Pada akhir tahun yang bersangkutan memperoleh penilaian SKP tempat tugas lama
ditambah penilaian SKP tempat tugas baru, lalu hasilnya dibagi 2 (dua). Pejabat
penilai pada tempat tugas lama harus melakukan penilaian SKP dan perilaku kerja
sampai dengan yang bersangkutan ditetapkan Keputusan mutasinya. Sedangkan
penentuan rentang waktu penetapan target SKP pada tempat tugas baru dilakukan
sesuai surat pernyataan perintah melaksanakan tugas pada tempat tugas baru.
SKP Guru yang telah disusun harus dinegosiasikan dan disetujui, untuk selanjutnya
ditetapkan oleh Pejabat Penilai sebagai kontrak kerja yang harus ditanda tangani oleh
kedua belah pihak (Pejabat Penilai dan Guru dan/atau yang mendapatkan tugas lain yang
relevan dengan fungsi sekolah) dan digunakan sebagai dasar PPK. Jika SKP Guru yang
telah disusun tidak disetujui oleh Pejabat Penilai maka keputusannya diserahkan kepada
Atasan Pejabat Penilaidan bersifat final.
Unsur-unsur SKP
1) Kegiatan Tugas Jabatan
Uraian tugas jabatan guru, kepala sekolah, dan guru yang diberi tugas tambahan
mengacu kepada unsur utama dan unsur penunjang sebagaimana yang diatur dalam
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan Angka Kreditnya, serta
berkaitan dengan visi misi sekolah dan Rencana Kerja Tahunannya (RKT).
2) Angka Kredit
Angka Kredit yang dimasukkan ke dalam formulir SKP adalah target angka kredit yang
akan dicapai untuk setiap uraian tugas jabatan yang meliputi beberapa butir kegiatan
dalam 1 (satu) tahun berjalan. Angka Kredit kegiatan tugas jabatan yang akan
dilaksanakan meliputi angka kredit untuk unsur utama dan angka kredit untuk unsur
penunjang.
1) Kuantitas (Target Output), dalam menentukan Target Output (TO) dapat berupa
dokumen, konsep, naskah, surat keputusan, paket, laporan, dan lain-lain. Contoh :
(a) Laporan dan Evaluasi Penilaian Kinerja guru kelas/mata pelajaran dengan kolom
persetujuan antara penilai PK Guru dan guru yang dinilai;
(b) Format Hasil Sebelum Pengamatan, Selama Pengamatan, dan Setelah
Pengamatan;
(c) Format Hasil Pemantauan dan Jurnal Hasil Pemantauan (jika ada);
(d) Format Hasil Nilai per Kompetensi yang memuat skor per indikator dalam satu
kompetensi.
Untuk semua kompetensi (misal untuk guru kelas/mata pelajaran adalah 14 kompetensi
Kuantitas terkait dengan tugas kepala sekolah (a) Hasil PK Kepala Sekolah; (b)
Rencana Kerja Tahunan Sekolah dan realisasinya; (c) Laporan hasil pelaksanaan
pengelolaan kesiswaan, (d) kurikulum, (e) sarana dan prasarana, (f) hubungan dengan
masyarakat, (g) pembinaan pendidik dan tenaga kependidikan, dan (h) pembiayaan
sekolah.
Kuantitas terkait dengan target kegiatan pengembangan diri yang dapat berupa diklat
fungsional dan kegiatan kolektif guru. Target outputnya adalah laporan hasil kegiatan
diklat fungsional dan kegiatan kolektif guru sesuai dengan jumlah dan jenis kegiatan
yang dilakukan.
Contoh:
Silvi S.Pd, seorang guru SD Kencana Ungu, melaksanakan kegiatan pengembangan diri
melalui kegiatan kolektif guru di KKG dengan mengambil 5 (lima) paket kegiatan dengan
topik yang berbeda. Dengan demikian, target output dari Silvi adalah 5 (lima) laporan
hasil kegiatan sesuai dengan topiknya.
2) Kualitas (Target Kualitas), dalam menentukan Target Kualitas (TK) harus memprediksi
pada mutu hasil kerja yang terbaik, target kualitas diberikan nilai paling tinggi 100
(seratus). Dengan arti bahwa angka kredit yang ditargetkan dapat dicapai sepenuhnya.
Contoh;
Khusus untuk target kualitas pelaksanaan pembelajaran adalah target angka kredit
dengan sebutan “baik” atau “amat baik” yang harus dicapai dalam satu tahun sesuai
dengan golongan yang bersangkutan. Untuk rencana ketercapaian target angka kredit
“baik” atau “amat baik” di dalam target kualitas dicantumkan angka 100 (seratus).
Contoh:
Penulisan target kualitas untuk pelaksanaan pembelajaran.
Dari contoh atas nama Achmad Peristiwa di atas, target kualitas yang harus dicapai
adalah 100% (seratus persen) yang setara dengan sebutan “baik” atau “amat baik” pada
hasil penilaian kinerja guru. Penulisan target kualitas untuk PKB dalam kegiatan
pengembangan diri.
Contoh:
Achmad Peristiwa mengikuti diklat dan kegiatan kolektif guru, target kualitas yang
dicantumkan dalam SKP sebagai berikut.24
(1) Mengikuti diklat selama 60 jam terkait dengan pembelajaran berbasis IT memiliki
target kualitas 100%;
(2) Mengikuti kegiatan kolektif guru dengan 4 paket kegiatan terkait dengan kegiatan
peningkatan kemampuan dalam penyusunan perangkat pembelajaran memiliki
target kualitas 100%.
3) Waktu (Target Waktu), Target waktu ditetapkan dengan memperhitungkan waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap uraian kegiatan, misalnya 7 (tujuh) hari, 1 (satu)
minggu, 1 (satu) bulan, 2 (dua) bulan, 3 (tiga) bulan, dan seterusnya sampai dengan 12
(dua belas) bulan.
Contoh:
a) Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama 12 (dua belas) bulan.
b) Kegiatan tugas tambahan sebagai kepala sekolah dilaksanakan selama 12 (dua
belas) bulan.
c) Kegiatan diklat 60 (enam puluh) JP direncanakan dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari.
d) Kegiatan kolektif guru dilaksanakan selama 12 (dua belas) bulan.
4) Biaya (Target Biaya), dalam menentukan Target Biaya (TB) harus memperhitungkan
berapa biaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan dalan 1 (satu)
tahun, misalnya ratusan ribu, jutaan, dan lain-lain. Target biaya diisi hanya untuk kepala
sekolah.
I. UNSUR UTAMA
Pembelajaran/Bimbingan/Tugas Tertentu
Merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran, mengevaluasi dan menilai
19.5 1 Lap. 12
1 hasil pembelajaran menganalisis hasil 100
0 PKG Bulan
pembelajaran, melaksanakan tindak lanjut
hasil penilaian
Melaksanakan pembimbingan pada kelas 1 Lap. 12
2 0.98 100
yang menjadi tanggungjaabnya PKG Bulan
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
100
BERKELANJUTAN
1 Surat
tugas,
laporan
Mengikuti Diklat Funsional lamanya 100 12
3 2.00 deskripsi 100
Jam Hari
hasil
pelatihan,
Sertifikat
Mengikuti Kegiatan Kolektif Guru dengan 5
(lima) topik bahasan, yaitu (1) menyusun 5
Surat
RPP; (2) pengembangan Silabus; (3) 12
4 0.75 Keterangan 100
pembahasan PTK; (4) penyusunan jurnal dan Laporan Bulan
pembelajaran; (5) pengembangan materi Kegiatan
ajar; (0.15 AK/topik kegiatan
Membuat Artikel Ilmiah dalam bidang
pendidikan formal dan pembelajaran pada
satuan pendidikannya dan dimuat di jurnal 1 Artikel 12
5 2.00 100
tingkat nasional yang terakreditasi dengan Ilmiah Hari
tema “Penerapan Pembelajaran Tematik
dengan Teknik Bercerita”
Membuat Alat Peraga Kategori Kompleks
1 Alat 12
6 untuk materi pembelajaran dengan tema 2.00 100
peraga Hari
“Mengenal Cuaca dan Musim”
Contoh: SKP bagi Guru yang diberi tugas tambahan sebagai Kepala Sekolah
Ricky Primanda, S.Pd, M.Pd, NIP. 196912101991121088, guru Ekonomi pada SMK Negeri
69 di Kabupaten Argolawu.Yang bersangkutan mengajar sejak tahun 1991 dan saat ini
pangkat yang bersangkutan adalah Pembina, golongan/ruang IV/a dengan jabatan Guru
Madya.SMKN 69 di Kabupaten Argolawu memiliki 6 ruang kelas dan 2 ruang bengkel
produktif.Kondisi saat ini, 2 ruang kelas rusak berat dan fasilitas praktek kurang memadai.
Dari sejumlah guru yang ada di SMKN 69 Kabupaten Argolawu, sekitar 5 orang guru belum
mendapatkan pelatihan implementasi kurikulum.
Target yang dituangkan dalam SKP untuk penilaian pelaksanaan pembelajaran adalah
dengan asumsi nilai PK Guru “BAIK”.Dalam penyusunan SKP yang bersangkutan pada
Januari 2014 kegiatan tugas jabatan yang dilaksanakan dan angka kreditnya adalah sebagai
berikut.
AK = 33,75 - 1 - 3 = 29,75
Contoh Pengisian Format SKP Bagi Guru Yang Diberi Tugas tambahan sebagai Kepala
Sekolah
I. UNSUR UTAMA
Pembelajaran/Bimbingan/Tugas Tertentu
Merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran, mengevaluasi dan menilai
12
1 hasil pembelajaran menganalisis hasil 7.44 1 Lap. PKG 100
Bulan
pembelajaran, melaksanakan tindak lanjut
hasil penilaian
Menunaikan tugas sebagai Kepala Sekolah 5.000.
dalam merencanakan, melaksanakan, 1 Lap. 12 000.00
2 22.31 100
memonitor, dan mengevaluasi kegiatan PKKS Bulan 0
pengembangan sekolah
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN
100
BERKELANJUTAN
Mengikuti Diklat Implementasi Kurikulum 1 ST, Lap.
3 1.00 100 7 Hari
lamanya 52 Jam Sertif
Mengikuti 4 kegiatan MKKS tingkat 4
Kabupaten dengan 4 topik bahasan yaitu; Surat
(1) menyusun RPP; (2) pengembangan Keterangan 12
4 0.60 100
silabus; (3) pembahasan terkait manajemen dan Bulan
sekolah; (4) pembahasan terkait dengan Laporan
supervisi. (0.15 AK/topik kegiatan Kegiatan
Membuat karya tulis berupa laporan hasil
penelitian pada bidang pendidikan di
sekolahnya, diseminarkan di sekolahnya,
dan disimpan di perpustakaan sekolahnya 12
5 4.00 1 Laporan 100
dengan tema “Efektifitas Pemanfaatan Hari
Media yang digunakan oleh Guru dalam
Pembelajaran Matematika di SMK Negeri di
Kabupaten Argolau”
Membuat artikel ilmiah dalam bidang
pendidikan dan dimuat/dipublikasikan
dalam jurnal Tingkat Nasional yang
1 artikel 12
6 terakreditasi dengan tema ”Peningkatan 2.00 100
ilmiah Hari
Kinerja Guru dalam Manajemen
Pengelolaan Kelas melalui Supervisi Klinis
di SMK Negri 69 di Kabupaten Argolawu”
II. UNSUR PENUNJANG
Menjadi tutor/pelatih/instruktur dalam
12
7 Pelatihan K13 untuk guru sasaran selama 1,04 52 Jampel 100
Hari
52 JP (0.04 AK/2 JP)
Menjadi tim penilai angka kredit, menilai 30
8 1.20 30 DUPAK 100 12 Hari
DUPAK
1 Surat
9 Menjadi pengawas ujian nasional 0.08 Keterangan
100 12 Hari
1 Surat
10 Menjadi pengurus aktif organisasi profesi 1.00 Keterangan
100 12 Hari
JUMLAH 40.67
Sasirangan, 3 Januari 2014
Pejabat Penilai, Pegawai Negeri Sipil Yng Dinilai
Dra. Hartati, M.Ed. Ricky Primanda, S.Pd. M.Pd.
196503101986102099 196912101991121088
SUPLEMEN
Wilayah Indonesia terdiri dari ribuan pulau dengan kondisi geografis yang bervariasi dan
diwarnai oleh keanekaragaman budaya, adat istiadat, agama, maupun keyakinan.
Keanekaragaman tersebut dapat menjadi keunggulan jika semboyan Bhinneka Tunggal
Ika mewujud dengan baik pada setiap sendi kehidupan berbangsa. Sebaliknya,
keberagaman akan menjadi bumerang jika perbedaan budaya, adat istiadat, agama,
maupun keyakinan tidak dikelola. Gesekan yang mengarah pada konflik horisontal
sangat mungkin terjadi jika bukannya persamaan namun perbedaan yang dikedepankan
oleh masing-masing pengampu budaya, pemangku adat, pemeluk agama, dan penggiat
keyakinan. Sila ke tiga Pancasila, yaitu Persatuan Indonesia, menjadi jauh dari
kenyataan.
Pancasila sebagai ideologi sudah seharusnya menjadi rujukan dan pegangan utama
dalam pengelolaan pendidikan, baik secara sistem di tingkat nasional maupun
operasional di tingkat sekolah. Secara formal nilai-nilai Pancasila harus diterima,
didukung, dihargai, dan diupayakan perwujudannya secara sungguh-sungguh di setiap
sendi sekolah karena merupakan cita-cita hukum dan cita-cita moral seluruh bangsa
Indonesia.
Implikasi dari Gerakan PPK dalam konteks persekolahan, sebagaimana tertera pada
Konsep dan Pedoman PPK (Kemdikbud, 2017), adalah:
a. pertama adalah penguatan karakter peserta didik dalam mempersiapkan daya saing
siswa dengan kompetensi abad 21 (4Cs), yaitu berpikir kritis (critical thinking),
kreativititas (creative thinking), komunikasi (communication), dan kolaborasi
(collaborative)
b. pembelajaran bermakna yang dilakukan di dalam maupun luar sekolah yang
diwujudkan pada kegiatan-kegiatan yang bersifat intra-kurikuler, ko-kurikuler, ekstra-
kurikuler, dan pengkondisian, pembiasaan sekolah secara terus menerus
(habituasi), serta kegiatan-kegiatan sekolah yang terintegrasi dengan kegiatan
komunitas antara lain seni budaya, bahasa dan sastra, olahraga, sains, keagamaan
c. revitalisasi peran Pengawas, Kepala Sekolah sebagai manajer dan Guru sebagai
inspirator PPK
d. revitalisasi peran Komite Sekolah sebagai badan gotong royong sekolah dan
partisipasi masyarakat
e. penguatan peran keluarga melalui kebijakan pembelajaran 5 (lima) hari sekolah.
Nilai utama Gerakan PPK yang saat ini dikembangkan dari kristalisasi pemikiran Ki
Hadjar Dewantara tersebut adalah: religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan
integritas (Kemdikbud, 2017). Secara detail, nilai-nilai utama PPK dapat diuraikan
menjadi sub-sub nilai yang perwujudannya dapat diuraikan sebagai berikut.
a. Nilai karakter religius ditunjukkan dalam perilaku mencintai dan menjaga keutuhan
ciptaan: cinta damai, toleransi, menghargai perbedaan agama, teguh pendirian,
percaya diri, kerja sama lintas agama, antibuli dan kekerasan, persahabatan,
ketulusan, tidak memaksakan kehendak, melindungi yang kecil dan tersisih.
b. Nilai karakter nasionalis merupakan cara berpikir, bersikap, dan berbuat yang
menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bahasa,
lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik bangsa, menempatkan
kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan kelompoknya: apresiasi
budaya bangsa sendiri, menjaga kekayaan budaya bangsa, rela berkorban, unggul
dan berprestasi, cinta tanah air, menjaga lingkungan, taat hukum, disiplin,
menghormati keragaman budaya, suku, dan agama.
c. Nilai karakter mandiri merupakan sikap dan perilaku yang tidak bergantung pada
orang lain dan mempergunakan segala tenaga, pikiran, waktu untuk merealisasikan
harapan, mimpi dan cita-cita. Subnilai kemandirian antara lain etos kerja (kerja
keras), tangguh tahan banting, daya juang, profesional, kreatif, keberanian, dan
menjadi pembelajar sepanjang hayat.
d. Nilai karakter gotong royong mencerminkan tindakan menghargai semangat
kerjasama dan bahu membahu menyelesaikan persoalan bersama, memperlihatkan
rasa senang berbicara, bergaul, bersahabat dengan orang lain dan memberi bantuan
pada mereka yang kurang mampu, tersingkir dan membutuhkan pertolongan.
Subnilai gotong royong antara lain menghargai, kerjasama, inklusif, komitmen atas
keputusan bersama, musyawarah mufakat, tolong menolong, solidaritas, empati, anti
diskriminasi, anti kekerasan, sikap kerelawanan.
e. Nilai karakter integritas merupakan nilai yang mendasari perilaku yang didasarkan
pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat dipercaya dalam
perkataan, tindakan, dan pekerjaan, memiliki komitmen dan kesetiaan pada nilai-nilai
kemanusiaan dan moral (integritas moral). Karakter integritas meliputi sikap
tanggungjawab sebagai warga negara, aktif terlibat dalam kehidupan sosial, melalui
konsistensi tindakan dan perkataan yang berdasarkan kebenaran. Subnilai integritas
antara lain kejujuran, cinta pada kebenaran, setia, komitmen moral, anti korupsi,
keadilan, tanggungjawab, keteladanan, menghargai martabat individu (terutama
penyandang disabilitas) (Konsep dan Pedoman PPK, Kemendikbud, 2017).
Kompetensi supervisi merupakan satu dari 6 (enam) kompetensi pengawas sekolah. Hal
ini sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2007 tentang
Standar Pengawas Sekolah/Madrasah. Supervisi yang dilaksanakan pengawas sekolah
merupakan upaya pengawasan dan pendampingan dalam ranah pengelolaan sekolah
yang bermutu, akuntabel, dan transparan. Ruang lingkup program pengawas sekolah
meliputi aspek supervisi akademik dan supervisi manajerial.
Supervisi manajerial adalah kegiatan profesional yang dilakukan oleh pengawas sekolah
dalam rangka membantu kepala sekolah, guru, dan tenaga kependidikan lainnya guna
meningkatkan mutu penyelenggaraan pendidikan dan pembelajaran. Pengawasan
sekolah berkenaan dengan aspek pelaksanaan tugas pemantauan, pembinaan, penilaian
kepala sekolah dalam peningkatan efisiensi dan efetivitas sekolah dalam proses
perencanaan, koordinasi dan pengembangan mutu sekolah. Peran pengawas dalam
supervisi manajerial melakukan fasilitasi kepala sekolah dalam melakukan evaluasi diri
sekolah (EDS) dan merefleksikan hasil-hasilnya untuk melakukan penjaminan mutu
pendidikan. Tugas pokok pengawas dalam melakukan pengawasan manajerial, yaitu
melakukan pemantauan pelaksanaan PPK di sekolah-sekolah binaannya, pembinaan
PPK, bimbingan dan pelatihan PPK, dan penilaian pelaksanaan PPK. Pemantauan
pelaksanaan PPK merupakan kegiatan memantau untuk mengetahui keterlaksanaan dan
hambatan pada pemenuhan: SKL, Standar Isi, Standar Proses, dan Standar Penilaian
sebagai bahan untuk pembinaan dan pembimbingan pelatihan profesional yang
dilakukan guru. Pembinaan PPK merupakan kegiatan pengawasan untuk
peningkatan/penguatan kompetensi guru dalam pelaksanaan tugas pokok berdasarkan
tingkat pemenuhan SNP hasil pemantauan. Kegiatan bimbingan dan pelatihan mencakup
kegiatan kolektif guru di MGMP/KKG untuk meningkatkan profesionalisme guru, dalam
mengoptimalkan pelaksanakaan tugas pokok guru. Selanjutnya, penilaian pelaksanaan
PPK dilakukan oleh pengawas dalam kaitannya penilaian kinerja guru dalam
pelaksanaaan tugas pokok guru.
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) untuk tiap bidang pengembangan atau mata
pelajaran; (7) membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan
(di kelas, laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk tiap bidang pengembangan atau
mata pelajaran; (8) membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan
menggunakan media pendidikan dan fasilitas pembelajaran/bimbingan tiap bidang
pengem bangan atau mata pelajaran; dan (9) memotivasi guru untuk memanfaatkan
teknologi informasi dalam pembelajaran/bimbingan tiap bidang pengembangan atau
mata pelajaran.
Supervisi Manajerial mencakup modul, yaitu (1) Modul F-Pemantauan Pelaksanaan
Pemenuhan SNP; (2) Modul E-Pelaksanaan Supervisi Manajerial; (3) Modul D-Laporan
Hasil Pengawasan; (4) Modul C-Program Pengawasan Supervisi Manajerial; dan (5)
Modul B-Supervisi Manajerial.
E.Kesimpulan
F.Daftar Pustaka
A. Pendahuluan
Semua anak berhak untuk memperoleh kesempatan yang sama dan seluas-luasnya
untuk tumbuh dan berkembang secara optimal, baik fisik, mental maupun sosial. Dalam
hal ini negara memiliki kewajiban untuk memastikan bahwa hak tersebut dilindungi
sehingga kesejahteraan pada anak dapat tercapai.
Untuk mencapai kesejahteraan anak sesuai dengan yang diinginkan maka pendidikan di
keluarga dan lingkungan memegang peranan yang penting. Pola didik di sekolah dan
pola asuh di keluarga berperan sangat penting dalam mengembangkan potensi
akademik dan non-akademik seorang anak. Keyakinan bahwa pendidikan yang baik
merupakan pendidikan yang berfokus pada kurikulum (curriculum centered) harus segera
ditinggalkan dan mulai menerapkan pendidikan inklusif yang berfokus pada semua
anak/peserta didik (children/students centered) tanpa memandang suku, bahasa, agama,
jender, keadaan fisik, keadaan kesehatan, status sosial, dan ekonomi.
Tulisan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar kepada kepala dan
pengawas sekolah mengenai konsep pendidikan inklusif dan perlindungan kesejahteraan
anak; sejarah pendidikan inklusif dan perlindungan kesejahteraan anak; dan
penyelenggaraan pendidikan inklusif sebagai cara terbaik untuk memastikan
dilaksanakannya perlindungan kesejahteraan anak.
1Developing inclusive education systems: how can we move policies forward, Mel Ainscow and
Susie Miles, University of Manchester, UK, p.1 (2009)
Pendidikan inklusif bukanlah sistem pendidikan integrasi yang ‘berganti baju’ dan juga
berbeda dengan sistem pendidikan segregasi. Perbedaan mendasar terdapat pada
lokasi pembelajaran, sikap guru, sikap tenaga kependidikan, dan keadaan lingkungan
sekolah serta kurikulum yang dipergunakan. Ilustrasi yang dapat menggambarkan
perbedaan antara pendidikan segregasi, integrasi, dan inklusif adalah sebagai
berikut:
PDBKPD lainnya
PDBK
yang direncanakan dan dikerjakan oleh guru dan tenaga kependidikan selalu
berdasarkan pada kebutuhan peserta didik. Pada sistem pendidikan inklusif, guru
memastikan bahwa anak/peserta didik berkebutuhan khusus dapat hadir, diterima
oleh guru dan anak/peserta didik lainnya, berpartisipasi aktif dalam proses
pembelajaran di kelas bersama dengan peserta didik lainnya, dan memperoleh
pencapaian yang maksimal sesuai dengan kemampuan anak/peserta didik.
Penyesuaian-penyesuaian untuk mengakomodir kebutuhan peserta didik
berkebutuhan khusus terjadi pada ranah (1) sikap, misalnya sikap yang lebih positif
terhadap perilaku tertentu peserta didik, atau tidak meremehkan potensi mereka
penyandang disabilitas dan mereka yang termasuk dalam kategori cerdas berbakat;
(2) informasi, misalnya penggunaan format atau media yang sesuai dengan
kemampuan anak/peserta didik agar dapat mengakomodir kebutuhan khusus yang
ada misalnya braille bagi anak/peserta didik dengan hambatan penglihatan;
penggunaan bahasa isyarat bagi anak/peserta didik dengan hambatan pendengaran;
dan menggunakan bahasa yang lebih sederhana dalam berkomunikasi dengan
anak/peserta didik dengan hambatan intelektual; (3) struktur bangunan fisik, misalnya
bangunan dengan landaian (ramp) atau lift untuk akses bagi mereka penyandang
hambatan gerak.
Istilah anak/peserta didik berkebutuhan khusus memiliki cara pandang yang lebih luas
dan positif terhadap peserta didik atau anak/peserta didik yang memiliki kebutuhan
yang sangat beragam.
Ditinjau dari penyebabnya, maka kebutuhan khusus dapat dibagi dua bagian, yakni
(1) kebutuhan khusus yang berasal dari diri sendiri dan (2) kebutuhan khusus akibat
dari lingkungan. Salah satu penyebab munculnya kebutuhan khusus dari diri sendiri
adalah disabilitas. Sedangkan kebutuhan khusus yang berasal dari lingkungan
misalnya anak mengalami kesulitan belajar karena tidak dapat konsentrasi dengan
baik dan penyebabnya misalnya suasana tempat belajar yang tidak nyaman.
Di samping itu, kebutuhan khusus juga dapat dibedakan menjadi (1) kebutuhan
khusus umum, (2) kebutuhan khusus individu, dan (3) kebutuhan khusus kekecualian.
Kebutuhan khusus umum adalah kebutuhan khusus yang secara umum dapat terjadi
pada siapapun, misalnya karena sakit tidak bisa belajar dengan baik. Sedangkan
kebutuhan khusus individu (pribadi) adalah kebutuhan yang sangat khas yang dimiliki
oleh seorang individu, misalnya seseorang tidak dapat belajar tanpa sambil
mendengarkan musik. Adapun kebutuhan khusus kekecualiaan adalah kebutuhan
khusus yang ada akibat disabilitas, misalnya kebutuhan berkomunikasi dengan
bahasa isyarat bagi anak dengan hambatan pendengaran.
Pendidikan inklusif di suatu negara dibangun oleh 3 (tiga) pilar yang saling
mempengaruhi satu dengan yang lain, yaitu: (1) budaya; (2) kebijakan; (3) praktik.
(2) (3)
(1)
Di Indonesia tanpa kita sadari budaya pendidikan inklusif juga telah ada sejak lama.
Semboyan ‘Bhinneka Tunggal Ika’ nyata menunjukkan bahwa Indonesia adalah
bangsa yang menjunjung nilai-nilai inklusif, berbeda-beda tetapi tetap satu juga.
Budaya inklusif yang ada di Indonesia juga telah didukung oleh perangkat-perangkat
kebijakan terkait dengan penyelenggaraan pendidikan inklusif baik ditingkat nasional
maupun lokal (provinsi dan kabupaten/kota). Namun yang masih menyisakan
Konsep perlindungan kesejahteraan anak lahir dari kesadaran bahwa anak perlu
dilindungi guna mencapai sebuah tata kehidupan dan penghidupan yang menjamin
pertumbuhan dan perkembangan yang wajar, baik secara rohani, jasmani, maupun
sosial.
Kesejahteraan anak merupakan suatu tata kehidupan dan penghidupan anak yang
dapat menjamin pertumbuhan dan perkembangan yang wajar, baik secara rohani,
jasmani, maupun sosial2. Kesejahteraan anak dapat pula diartikan sebagai beberapa
kegiatan dan program yang dilaksanakan oleh masyarakat untuk menyampaikan
perhatian khusus bagi anak-anak dan kesanggupan masyarakat untuk bertanggung
jawab atas beberapa anak sampai mereka mampu untuk mandiri. 3
1. Pendidikan Inklusif
Pendidikan Untuk Semua/Education for All dicetuskannya melalui deklarasi
Pendidikan Untuk Semua/Education for All di pada konferensi pendidikan di Jomtien,
Thailand pada pada tahun 1990. Walaupun belum eksplisit namun istilah pendidikan
inklusif telah dimunculkan pada deklarasi ini. Deklarasi Pendidikan Untuk Semua
(PUS) ini berangkat dari kenyataan bahwa di banyak negara : (1) kesempatan untuk
memperoleh pendidikan masih terbatas atau masih banyak orang yang belum
mendapat akses pendidikan, (2) kelompok tertentu yang terpinggirkan seperti
kelompok disabilitas, etnik minoritas, suku terasing dan sebagainya masih
terdiskriminasi dari pendidikan bersama.
Pada kenyataannya, penyelenggaraan hasil konferensi tersebut masih jauh dari yang
diharapkan, khususnya yang terkait dengan kesempatan memperoleh pendidikan
bagi para penyandang disabilitas. Oleh karena itu, pada tanggal 7-10 Juni 1994 di
Salamanca, Spanyol, para praktisi pendidikan khusus menyelenggarakan konferensi
pendidikan kebutuhan khusus (Special Needs Education) yang diikuti oleh 92 negara
dan 25 organisasi international yang menghasilkan Pernyataan Salamanca
(Salamanca Statement) yangmenyatakan agar anak berkebutuhan khusus (children
with special needs) mendapat layanan pendidikan yang lebih baik dan berkualitas.
Dalam konferensi ini istilah inclusive education (pendidikan inklusif) secara formal
mulai diperkenalkan.
Pada tanggal 25 Agustus 1990, melalui Keppres 36/1990, Indonesia telah meratifikasi
Konvensi Hak Anak (KHA) dan dikuatkan dengan terbitnya Undang Undang Nomor
23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak yang mengatur tentang hak dan
kewajiban anak, serta kewajiban dan tanggung jawab negara, pemerintah,
masyarakat, keluarga, dan orangtua. Undang-undang tersebut kemudian
disempurnakan dengan munculnya Undang-Undang no. 35 tahun 2014 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak.
Menurut Undang-Undang no. 35 tahun 2014, perlindungan anak adalah segala
kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup,
tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi, secara optimal sesuai dengan harkat dan
martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi. Penyelenggaraan perlindungan anak berasaskan Pancasila dan
berlandaskan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 serta
prinsip-prinsip dasar Konvensi Hak-Hak Anak meliputi: (a) non-diskriminasi; (b)
kepentingan yang terbaik bagi anak; (c) hak untuk hidup, kelangsungan hidup, dan
perkembangan; dan (d) penghargaan terhadap pendapat anak.
Sekolah inklusif adalah sekolah yang mampu mengakomodir kebutuhan semua anak
termasuk kebutuhan khusus anak/peserta didik berkebutuhan khusus sehingga mereka
dapat hadir di kelas, diterima oleh guru, tenaga kependidikan, dan sesama peserta didik,
serta berpartisipasi dalam kegiatan pembelajaran serta menunjukkan pencapaian baik di
bidang akademik maupun non-akademik. Dalam hal mengakomodir kebutuhan semua
anak/peserta didik, sekolah harus selalu memperhatikan prinsip-prinsip dasar Konvensi
Hak-Hak Anak, yaitu: (1) nondiskriminasi; (2) kepentingan yang terbaik bagi anak; (3) hak
untuk hidup, kelangsungan hidup, dan perkembangan; dan (4) penghargaan terhadap
pendapat anak/peserta didik. Dengan demikian mereka dapat berkembang secara wajar,
baik secara jasmani, rohani, dan sosial.
Di sekolah inklusif semua peserta didik harus hadir dan terlibat dalam proses
pembelajaran. Semua upaya untuk menghilangkan hambatan diarahkan untuk
membantu peserta didik berkebutuhan khusus agar mereka dapat berpartisipasi, belajar,
dan berprestasi sesuai dengan kemampuan mereka. Pencapaian tersebut dapat di
bidang akademik maupun non-akademik.
Lingkungan yang aman dan nyaman serta tidak diskriminasi akan menciptakan
lingkungan pendidikan yang mendukung terbentuknya pribadi anak yang sehat secara
emosi dan sosial.
Asesmen pendidikan adalah suatu proses yang sistematis dalam memperoleh informasi
atau data melalui pertanyaan terkait perilaku belajar anak/ peserta didik dengan tujuan
penempatan dan pengembangan pembelajaran (Wallace dan McLoughlin, 1981: 5).
Tujuan melakukan asesmen adalah untuk melihat kebutuhan khusus anak/peserta didik
dalam rangka penyusunan program pembelajaran sehingga dapat melakukan intervensi
pembelajaran secara tepat. Hal ini tentunya dilakukan hanya demi kepentingan
anak/peserta didik. Asesemen dapat dilakukan secara informal maupun formal. Aspek
yang diamati lebih jauh dalam proses asesmen adalah persoalan belajar, sosial-emosi,
komunikasi, dan motorik. Hasil akhir dari proses identifikasi dan asesmen adalah
diperolehnya profil peserta didik berkebutuhan khusus. Profil peserta didik inilah yang
akan dijadikan dasar bagi kepala sekolah, guru, dan orang tua dalam pengambilan
keputusan guna penempatan dan pengembangan program pembelajaran yang sesuai
dengan karakteristik belajar peserta didik.
Pengambilan keputusan dilakukan oleh tim yang terdiri dari minimal guru kelas/mata
pelajaran, kepala sekolah, dan orang tua. Sekiranya tersedia maka akan lebih baik
apabila tim juga beranggotakan guru pembimbing khusus atau guru pendidikan khusus
dan professional (tenaga medis, psikolog, terapi dll). Pada saat proses pengambilan
keputusan pun anak/peserta didik juga dilibatkan.
Referal Evaluasi
Gambar 3. Struktur identifikasi dan asesmen digambarkan sebagai berikut ( Mc Loughlin &
Lewis,1981):
Setelah sekolah merancang program bagi peserta didik khususnya bagi peserta didik
berkebutuhan khusus berdasarkan kebutuhan anak/peserta didik yang merupakan hasil
asesmen, maka sekolah diharapkan dapat melakukan penyesuaian-penyesuaian di
berbagai hal guna menjamin pemenuhan hak dan partisipasi anak/peserta didik
berkebutuhan khusus dalam proses pembelajaran.
Adaptasi dan penyediaan alat bantu dapat dilakukan setelah proses identifikasi dan
asesmen selesai dilaksanakan sehingga bantuan yang disediakan sesuai dengan
kebutuhan anak/peserta didik.
E. Penutup
Pendidikan inklusif dan Perlindungan Kesejahteraan Anak bukanlah suatu hal yang
terpisah. Sebaliknya pendidikan inklusif merupakan salah satu cara terbaik untuk
menjamin perlindungan kesejahteraan anak. Praktik-praktik pendidikan inklusif sangat
memperhatikan pemenuhan hak anak/peserta didik sehingga mereka dapat tumbuh dan
berkembang secara wajar pada ranah kognitif, emosi, dan sosial yang akhirnya potensi
akademik dan non-akademik anak/peserta didik tersebut dapat tergali secara maksimal.
Dapat dikatakan juga bahwa pendidikan inklusif adalah juga merupakan salah satu
strategi untuk mempromosikan masyarakat inklusif, dimana semua anak dan orang
dewasa dapat berpartisipasi dan berkontribusi dalam kehidupan bermasyarakat tanpa
melihat adanya perbedaan jender, usia, kemampuan, etnis, disabilitas, ataupun status
kesehatannya akibat HIV. (Stubbs S. Publication online What is Inclusive Education?
Concept Sheet).
F.Daftar Pustaka
1.Ainscow, Mel. & Miles, Susie. (2009). Developing inclusive education systems: how can
we move policies forward. United Kingdom: University of Manchester.
2.Choate, S. Joyce. (2013). Pengajaran inklusif yang sukses: cara handal untuk
mendeteksi dan memperbaiki kebutuhan khusus. Jakarta: Helen Keller International.
3.Damanik, Tolhas. (2016). Akomodasi yang wajar. Jakarta: Helen Keller International.
4.Firdaus, Endis. (2010). Pendidikan Inklusif di Indonesia. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.
5.Glazzard, Jonathan et.al. (2016). Asih Asah Asuh Anak Berkebutuhan Khusus di
Sekolah Dasar. Yogyakarta: PT Kanisius.
6.http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PEND._LUAR_BIASA/195903241984031-
ZAENAL_ALIMIN/MODUL_1_UNIT_2.pdf
7.Indriyanto, Bambang. (2013). Kebijakan dan Pelaksanaan Pendidikan Inklusif di
Indonesia (Analisa Kesenjangan). Jakarta: Helen Keller International.
8.Santosa, Tonny. (2016). Identifikasi dan Asesmen. Jakarta: Helen Keller International
9.Sunanto, Juang. (2016). Pendidikan Inklusif. Jakarta: Helen Keller International.
10.Sunanto, Juang. (2016). Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Helen Keller International.
11.________. 2015. Strategi Umum Pembudayaan Pendidikan Inklusif di Indonesia.
Jakarta: Kemendikbud
12.________. 1979. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 1979 tentang
Kesejahteraan Anak. Jakarta: Kemenkumham
13.________. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2003 tentang
Perlindungan Anak. Jakarta: Kemenkumham
14.________. 2014. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang no. 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
Jakarta: Kemenkumham
15.________. 2016. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Penyandang Disabilitas. Jakarta: Kemenkumham
16.Yustisia, Visi tim. (2016). Konsolidasi Undang-Undang Perlindungan Anak. Jakarta:
PT. Visimedia Pustaka
Pada bulan Januari 2017, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
telah menerbitkan Permendikbud No.3 Tahun 2017 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh
Pemerintah dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan. Peran pengawas
dalam peraturan tersebut memang tidak secara harfiah disebutkan, akan tetapi
mengingat tugas dan fungsinya, pengawas sekolah perlu untuk menguasai konsep,
penilaian, penyusunan kisi-kisi, dan penulisan butir soal. Hal ini terutama didasarkan
pada point-point Permendikbud No.3 Tahun 2017 berikut ini:
1. Pasal 2 ayat 2: “Penilaian hasil belajar oleh Satuan Pendidikan dilakukan melalui US
(ujian sekolah) dan USBN (ujian sekolah berstandar nasional)”
A. Konsep Penilaian
1. Pengertian
2. Prinsip Penilaian
Dalam melaksanakan penilaian, agar hasilnya dapat diterima oleh semua pihak,
penilaian harus merujuk kepada prinsip-prinsip penilaian. Berikut merupakan prinsip-
prinsip penilaian.
a. Sahih
Agar penilaian sahih (valid) harus dilakukan berdasar pada data yang
mencerminkan kemampuan yang diukur.
b. Objektif
Penilaian tidak dipengaruhi oleh subjektivitas penilai. Karena itu perlu dirumuskan
pedoman penilaian (rubrik) sehingga dapat menyamakan persepsi penilai dan
meminimalisirsubjektivitas.
c. Terpadu
Penilaian merupakan proses untuk mengetahui apakah suatu kompetensi telah
tercapai? Kompetensi tersebut dicapai melalui serangkaian aktivitas dalam
pengembangan profesi.
d. Terbuka
Prosedur penilaian dan kriteria penilaian harus terbuka, jelas, dan dapat diketahui
oleh siapapun yang berkepentingan.
e. Sistematis
Penilaian dilakukan secara berencana dan bertahap dengan mengikuti langkah-
langkah yang baku,
f. Beracuan Kriteria
Penilaian ini menggunakan acuan kriteria. Artinya untuk menyatakan seorang
yang dinilai telah kompeten atau belum dibandingkan terhadap kriteria minimal
yang ditetapkan.
g. Akuntabel
Penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik, prosedur, maupun
hasilnya.
3. Penilaian Kelas
Penilaian kelas merupakan suatu bentuk kegiatan guru yang terkait dengan
pengambilan keputusan terhadap pencapaian kompetensi atau hasil belajar peserta
didik yang mengikuti proses pembelajaran tertentu. Oleh sebab itu penilaian kelas
lebih merupakan proses pengumpulan dan penggunaan informasi oleh guru untuk
menilai hasil belajar peserta didik berdasarkan tahapan belajarnya. Berikut diuraikan
model-model Penilaian Kelas dan Pemanfaatan Hasil Ujian (Puspendik, 2004).
a. Tes Tertulis
Tes tertulis merupakan kumpulan soal-soal yang diberikan kepada peserta didik
dalam bentuk tulisan. Dalam menjawab soal, peserta didik tidak selalu harus
merespon dalam bentuk jawaban, tetapi juga dapat dilakukan dalam bentuk lain
seperti memberi tanda, mewarnai, menggambar dan sejenisnya.
Bentuk soal tes tertulis dapat diklasifikasikan menjadi dua yaitu soal dengan
memilih jawaban yang sudah disediakan (bentuk soal pilihan ganda, benar-salah,
dan menjodohkan) dan soal dengan memberikan jawaban secara tertulis (bentuk
soal isian, jawaban singkat dan uraian).
b. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati
kegiatan peserta didik dalam melakukan sesuatu. Penilaian ini tepat dilakukan
untuk menilai ketercapaian kompetensi yang menuntut peserta didik
menunjukkan kinerjanya. Cara penilaian ini dianggap lebih otentik daripada tes
tertulis karena apa yang dinilai lebih mencerminkan kemampuan peserta didik
yang sebenarnya.
c. Penilaian Produk
Penilaian produk adalah penilaian terhadap keterampilan dalam membuat suatu
produk dan kualitas produk tersebut. Penilaian produk tidak hanya diperoleh dari
hasil akhir, namun juga proses pembuatannya. Pengembangan produk meliputi 3
tahap yaitu tahap persiapan, tahap pembuatan, dan tahap penilaian.
d. Penilaian Projek
Penilaian projek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa suatu
kegiatan investigasi sejak dari perencanaan, pengumpulan data,
pengorganisasian, pengolahan dan penyajian data.
e. Penilaian Sikap
Penilaian sikap merupakan salah satu penilaian berbasis kelas terhadap suatu
konsep psikologi yang kompleks. Pengukuran sikap dapat dilakukan dengan
berbagai cara, diantaranya dengan menggunakan lembar observasi, pertanyaan
langsung, dan penggunaan skala sikap.
f. Penilaian Portofolio
Penilaian portofolio adalah penilaian terhadap sekumpulan karya peserta didik
yang disusun secara sistematis dan terorganisasi, yang diambil selama proses
pembelajaran dalam kurun waktu tertentu. Penilaian ini digunakan guru maupun
peserta didik untuk memantau perkembangan pengetahuan, keterampilan, dan
sikap peserta didik.
A. Penyusunan Kisi-Kisi
1. Pengertian
perakitan tes. Adapun wujudnya dapat berbentuk format atau matriks seperti contoh
berikut ini (Safari, 2017).
Adapun wujudnya dapat berbentuk format atau matriks seperti contoh berikut ini
(Safari, 2017).
___________________________
Kemampuan
No. Kompete Kompetens Level Indikator No.
yang Diuji/ Tema
Urut nsi Inti i Dasar Kognitif Soal Soal
Materi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Keterangan:
-Isi pada kolom 2 dan3 adalah harus sesuai dengan pernyataan yang ada di dalam
silabus/kurikulum. Penulis kisi-kisi tidak diperkenankan mengarang sendiri atau
menguranginya, karena kurikulum ini adalah kurikulum minimal.
- Isi pada kolom 4 didasarkan UKRK (urgensi, kontinyuitas, relevansi, keterpakaian
dalam kehidupan sehari-hari) pada KD
- Isi pada kolom 5, level kognitif: pemahaman dan pengetahuan, aplikasi, atau
penalaran.
- Isi pada kolom 6, Tema= personal, lokal/nasional, atau global.
- Isi pada kolom 7 pernyataannya dirumuskan terdiri dari: audience, behaviour,
condition, dan degree (A,B,C,D).
- Isi pada kolom 8 adalah nomor urut butir soal.
Indikator soal dalam kisi-kisi merupakan pedoman dalam merumuskan soal yang
dikehendaki. Kegiatan perumusan indikator soal merupakan kegiatan akhir dalam
penyusunan kisi-kisi. Indikator yang baik adalah indikator yang dirumuskan secara
singkat dan jelas. Syarat indikator yang baik adalah:
Ada dua model penulisan indikator (Safari, 2005). Model pertama adalah
menempatkan kondisinya di awal kalimat. Sedangkan model yang kedua adalah
menempatkan objek dan perilaku yang harus ditampilkan di awal kalimat. Setiap
indikator soal, rumusannya terdiri dari A=Audience, B=Behavior, C=Condition,
D=Degree. Adapun jenisnya adalah seperti berikut. Agar butir soal yang dihasilkan
berdasarkan rumusan indikator soal dapat menuntut tingkat kemampuan tinggi atau
higher order thinking skills (HOTS), dibutuhkan kemampuan berpikir seperti: kritis,
logis, reflektif, metakognitif, dan kreatif (King dkk, 2010:1).
1. Pengertian
Soal bentuk pilihan ganda adalah soal yang jawabannya harus dipilih dari beberapa
kemungkinan jawaban yang telah disediakan. Secara umum, setiap soal pilihan
ganda terdiri dari pokok soal (stem) dan pilihan jawaban (option). Pilihan jawaban
terdiri atas kunci jawaban dan pengecoh (distractor). Menulis soal bentuk pilihan
ganda sangat diperlukan keterampilan dan ketelitian (Safari, 2000). Hal yang paling
sulit dilakukan dalam menulis soal bentuk pilihan ganda adalah menulis
pengecohnya. Pengecoh yang baik adalah pengecoh yang tingkat kerumitan atau
tingkat kesederhanaan, serta panjang-pendeknya relatif sama dengan kunci jawaban.
Kunci jawaban butir soal bentuk pilihan ganda selalu berkorelasi positif (Safari, 2005).
Artinya peserta didik yang memahami materi lebih banyak menjawab benar daripada
yang tidak memahami materi. Pengecoh pada butir soal bentuk pilihan ganda selalu
berkorelasi negatif. Artinya peserta didik yang memahami materi lebih sedikit
menjawab benar daripada peserta didik yang tidak memahami materi. Adapun butir
soal bentuk pilihan ganda yang berkorelasi nol artinya bahwa butir soal tersebut tidak
dapat membedakan kemampuan peserta didik. Untuk lebih jelasnya perhatikan grafik
berikut.
Keterangan:
B = kelompok bawah (kelompok yang belum memahami materi)
T = kelompok tengah, (kelompok yang belum tuntas memahami materi)
A = kelompok atas (kelompok yang sudah tuntas memahami materi)
Wujud soalnya terdiri dari: (1) dasar pertanyaan/stimulus (bila ada), (2) pokok soal
(stem), (3) pilihan jawaban yang terdiri dari: kunci jawaban dan pengecoh (Nitko,
2001).
a. permintaan
pengecoh
Pilihan jawaban
b. propaganda (distractor) (…) tanda ellipsis
(Option) (pernyataan yang
kunci jawaban
c. pengumuman sengaja
dihilangkan)
d. penawaran *
Kaidah penulisan soal bentuk pilihan ganda terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek materi,
konstruksi, dan bahasa atau budaya.
a. Materi
1) Soal harus sesuai dengan indikator.
2) Pilihan jawaban harus homogen dan logis.
3) Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar.
4) Gambar, kalimat atau slogan, cerita tidak mengandung unsur iklan,
kekerasan, pornografi, sara, dan politik.
b. Konstruksi
1) Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.
2) Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pernyataan
yang diperlukan saja.
3) Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban yang benar.
4) Pokok soal jangan mengandung pernyataan yang bersifat negatif ganda
5) Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.
6) Pilihan jawaban jangan mengandung pernyataan, “Semua pilihan jawaban di
atas salah”, atau “Semua pilihan jawaban di atas benar”.
c. Bahasa
1) Setiap soal harus menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah Bahasa
Indonesia.
2) Setiap soal menggunakan bahasa yang komunikatif.
3) Jangan menggunakan bahasa yang berlaku setempat.
4) Pilihan jawaban jangan mengulang kata atau frase yang bukan merupakan
satu kesatuan pengertian.
Penjelasan:
Kunci : 48 : 4 – 2 x 3 = 12 – 6 = 6
Pengecoh (C): 48 : 4 – 2 x 3 = 12 – 2 x 3 = 10 x 3 = 30
Pengecoh (D): 48 : 4 – 2 x 3 = 48 : 2 x 3 = 24 x 3 = 72
Pengecoh (B): 48 : 4 – 2 x 3 = 48 : 2 x 3 = 48 : 6 = 8
1. Pengertian
Soal bentuk uraian adalah soal yang menuntut jawaban siswa dalam bentuk uraian
secara tertulis.Menulis soal bentuk uraian diperlukan ketepatan dan kelengkapan
dalam merumuskannya (Safari, 2017). Ketepatan yang dimaksud adalah bahwa
materi yang ditanyakan tepat diujikan dengan bentuk uraian, yaitu menuntut siswa
untuk mengorganisasikan gagasan dengan cara mengemukakan atau
mengekspresikan gagasan secara tertulis dengan menggunakan kata-katanya
sendiri.
Kelebihan dan kelemahan bentuk soal uraian di antaranya adalah seperti berikut ini
(Safari, 2017).
KELEBIHAN KELEMAHAN
1. Penyusunan soal tidak memerlukan 1. Memerlukan waktu yang cukup banyak
waktu yang lama. untuk mengoreksinya.
2. Mengembangkan kemampuan bahasa/ 2. Memerlukan waktu yang lebih lama
verbal peserta ujian. untuk menyelesaikansatu soal uraian.
3. Menggali kemampuan berpikir kritis. 3. Materi yang ditanyakan terbatas atau
4. Biaya pembuatannya lebih murah. tidak banyak mencakup KD.
5. Mampu mengukur jalan pikiran siswa 4. Untuk nilai pada awal koreksi nilai
secara urut, sistematis,logis. sangatketat, tetapisetelah mengoreksi
6. Mampu memberikan penskoran yang dalam jumlah banyak nilai agak longgar
tepat pada setiap langkah siswa. sehingga kurang objektif.
7. Mampu memberikan gambaran yang 5. Tidak mampu mencakup materi
tepat pada bagian-bagian yang belum esensial seluruhnya.
dikuasai siswa.
Kaidah penulisan soal bentuk pilihan ganda terdiri dari tiga aspek, yaitu aspek materi,
konstruksi, dan bahasa atau budaya.
a. Materi
b. Konstruksi
1) Ada petunjuk yang jelas mengenai cara mengerjakan soal
2) Rumusan kalimat soal/pertanyaan menggunakan kata tanya atau perintah
yang menuntut jawaban terurai
3) Gambar/grafik/tabel/diagram dan sejenisnya harus jelas dan berfungsi
4) Ada pedoman penskoran
c. Bahasa
1) Rumusan kalimat soal/pertanyaan komunikatif
2) Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku
3) Tidak mengandung kata-kata/kalimat yang menimbulkan penafsiran ganda
atau salah pengertian
4) Tidak mengandung kata yang menyinggung perasaan
5) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu
3. Pedoman Penskoran
Pedoman penskoran adalah pedoman yang memuat jawaban dan skor sebagai
arahan dalam melakukan penskoran. Pedoman ini berisi kemungkinan-kemungkinan
jawaban benar atau kata-kata kunci berikut skor yang ditetapkan untuk setiap kunci
jawaban. Berdasarkan metode penskorannya, bentuk uraian diklasifikasikan menjadi
2, yaitu uraian objektif dan uraian non-objektif. Bentuk uraian objektif adalah suatu
soal atau pertanyaan yang menuntut sehimpunan jawaban dengan
pengertian/konsep tertentu, sehingga penskorannya dapat dilakukan secara objektif.
Artinya perilaku yang diukur dapat diskor scara dikotomus (benar - salah atau 1 - 0).
Bentuk uraian non-objektif adalah suatu soal yang menuntut sehimpunan jawaban
dengan pengertian/konsep menurut pendapat masing-masing siswa, sehingga
penskorannya sukar untuk dilakukan secara objektif. Artinya perilaku yang diukur
dapat diskor scara politomus (skala 0-3 atau 0-5).
a. Tuliskan semua kemungkinan jawaban benar atau kata kunci jawaban dengan
jelas untuk setiap butir soal.
b. Setiap kata kunci diberi skor 1 (satu).
c. Apabila suatu pertanyaan mempunyai beberapa sub pertanyaan, rincilah kata
kunci dari jawaban soal tersebut menjadi beberapa kata kunci subjawaban. Kata-
kata kunci ini dibuatkan skornya.
d. Jumlahkan skor dari semua kata kunci yang telah ditetapkan pada soal. Jumlah
skor ini disebut skor maksimum dari satu soal.
b. Tetapkan rentang skor untuk tiap garis besar jawaban. Besarnya rentang skor
minimum 0 (nol), sedangkan skor maksimum ditentukan berdasarkan keadaan
jawaban yang dituntut oleh soal itu sendiri.
c. Jumlahkan skor tertinggi dari tiap-tiap rentang skor yang telah ditetapkan. Jumlah
skor dari beberapa criteria jawaban ini kita sebut skor maksimum dari satu soal.
1. Pengertian
Dalam kurikulum 2013, kompetensi keterampilan dinilai melalui: (1) penilaian kinerja
(performance), (2) penugasan (project), atau (3) hasil karya (product), dan portofolio
(portfolio). Penilaian kinerja merupakan penilaian yang meminta siswa untuk
mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuan ke dalam konteks yang
sesuai dengan kriteria yang ditetapkan.Penilaian penugasan merupakan penilaian
tugas (meliputi: pengumpulan, pengorganisasian, pengevaluasian, dan penyajian
data) yang harus diselesaikan siswa (individu/kelompok) dalam waktu tertentu.
Adapun aspek yang dinilai diantaranya meliputi kemampuan (1) pengelolaan, (2)
relevansi, dan (3) keaslian. Penilaian hasil karya merupakan penilaian keterampilan
siswa dalam membuat suatu produk benda tertentu seperti hasil karya seni, lukisan,
gambar, patung, dll. Aspek yang dinilai di antaranya meliputi: (1) tahap persiapan:
pemilihan dan cara penggunaan alat, (2) tahap proses/produksi: prosedur kerja, dan
(3) tahap akhir/hasil: kualitas serta estetika hasil karya. Di samping itu, guru dapat
memberikan penilaian pada pembuatan produk rancang bangun/perekayasaan
teknologi tepat guna misalnya melalui: (1) adopsi, (2) modifikasi, atau (3) difusi.
Adapun contoh penulisan butir soalnya dapat dilihat pada keterangan berikut.
Portofolio merupakan alat penilaian yang berupa kumpulan dokumen dan hasil
karya beserta catatan perkembangan belajar siswa yang disusun secara sistematis
yang tujuannya untuk mendukung belajar tuntas. Hasil karya yang dimasukkan ke
dalam bundel portofolio dipilih yang benar-benar dapat menjadi bukti pencapaian
suatu kompetensi. Setiap hasil karya dicatat dalam jurnal atau sebuah format dan
ada catatan guru yang menunjukkan tingkat perkembangan sesuai dengan aspek
yang diamati.
Dalam menulis butir soal untuk tes perbuatan, penulis soal harus mengetahui konsep
dasar penilaian perbuatan/praktik (Safari, 2017). Maksudnya pernyataan dalam soal
harus disusun dengan pernyataan yang betul-betul menilai perbuatan/praktik, bukan
menilai yang lainnya. Adapun kaidah penulisannya adalah seperti berikut.
a. Materi
1) Soal harus sesuai dengan indikator (menuntut tes perbuatan: kinerja, hasil
karya, atau penugasan).
2) Pertanyaan dan jawaban yang diharapkan harus sesuai.
3) Materi yang ditanyakan sesuai dengan tujuan pengukuran.
4) Isi materi yang ditanyakan sesuai dengan jenjang jenis sekolah atau tingkat
kelas.
b. Konstruksi
1) Menggunakan kata tanya atau perintah yang menuntut jawaban
perbuatan/praktik.
2) Ada petunjuk yang jelas tentang cara mengerjakan soal.
3) Disusun pedoman penskorannya.
4) Tabel, gambar, grafik, peta, atau yang sejenisnya disajikan dengan jelas dan
terbaca.
c. Bahasa/Budaya
1) Rumusan kalimat soal komunikatif.
2) Butir soal menggunakan bahasa Indonesia yang baku.
3) Tidak menggunakan kata/ungkapan yang menimbulkan penafsiran ganda
atau salah pengertian.
4) Tidak menggunakan bahasa yang berlaku setempat/tabu.
5) Rumusan soal tidak mengandung kata/ungkapan yang dapat menyinggung
perasaan siswa.
E.Daftar Pustaka
18. Pusat Penilaian Pendidikan, Balibang Depdiknas. (2004). Pedoman Penilaian Kelas.
Jakarta.
19. Petunjuk Teknis Rancangan Penilaian Hasil Belajar (2010). Jakarta: Direktorat
Pembinaan SMA.
20. Safari. (2000). Kaidah Bahasa Indonesia dalam Penulisan Soal. Jakarta: PT.
Kartanegara.
21. Safari. (2005). Teknik Analisis Butir Soal: Instrumen Tes dan Non-Tes dengan
Manual, Kalkulator, Komputer. Jakarta: Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia,
Departeman Pendidikan Nasional.
22. Safari. (2005). Penulisan Butir Soal Berdasarkan Penilaian Berbasis
Kompetensi. Jakarta: Asosiasi Pengawas Sekolah Indonesia, Departeman
Pendidikan Nasional.
23. Safari. (2017). Penyusunan Kisi-kisi dan Butir Soal Berdasarkan Kurikulum
2013. Jakarta: Puspendik.
24. Stufflebeam, DL and Zhang, G. (2017). The CIPP Evaluation models: How to
Evaluate for Improvement and Accountability. New York: The Guilford Press.
25. Surapranata, S. dan Hatta, M. (2006). Penilaian Portofolio Implementasi
Kurikulum 2014. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
26. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
27. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 3 tahun 2017 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah dan Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan
Pendidikan.