KALKULUS DIFERENSIAL
Kalkulus Diferensial
© Sanabil 2021
ISBN : 978-623-317-227-1
Cetakan 1 : Oktober 2021
Penerbit:
Sanabil
Jl. Kerajinan 1 Blok C/13 Mataram
Telp. 0370- 7505946, Mobile: 081-805311362
Email: sanabilpublishing@gmail.com
www.sanabil.web.id
DAFTAR ISI
COVER .................................................................................. i
x Kalkulus Diferensial
penulis yang telah berkontribusi dalam tahapan kompetisi
buku tahun 2021, dan tak terlupakan juga editor dari dosen
sebidang dan penerbit yang tanpa sentuhan zauqnya,
perfomance buku tak akan semenarik ini. Tak ada gading yang
tak retak; tentu masih ada kurang, baik dari substansi maupun
teknis penulisan, di ‘ruang’ inilah kami harapkan saran kritis
dari khalayak pembaca. Semoga agenda ini menjadi amal
jariyah dan hadirkan keberkahan bagi sivitas akademika UIN
Mataram dan ummat pada umumnya.
1. Ibu Dr. Hj. Lubna, M.Pd Selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan
Keguruan (FTK) Universitas Islam Negeri (UIN) Mataram.
2. Seluruh pimpinan di FTK dan seluruh dosen UIN Mataram,
khususnya dosen Program Studi Tadris Matematika yang telah
dengan tulus berdiskusi dengan penulis untuk terwujudnya bahan
ajar ini.
3. Semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan yang telah banyak
membantu penulis hingga selesai.
Penulis berdo’a semoga semua bantuan dan amal baik semua pihak
yang diberikan kepada penulis mendapat balasan kebaikan yang
berlipat ganda dari Allah SWT.
Penulis
Lalu Sucipto
Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita dihadapi pada
ungkapan-ungkapan yang berbagai macam, misalnya: tiga buah apel
atau delapan lembar uang lima ribuan, atau ungkapan-ungkapan
lainnya. Disini secara tidak sadar kita telah menggunakan kata-kata
“tiga”, “lima”, atau “delapan” yang dapat membantu kita untuk
menerangkan suatu kondisi/keadaan tertentu, tetapi kita sendiri tidak
tahu apakah yang dimaksud ungkapan itu. Dalam matematika
ungkapan di atas kita sebut dengan bilangan. Tetapi apakah
sebenarnya yang dimaksud dengan bilangan, susah sekali untuk
menjawabnya. Dalam kehidupan sehari-sehari kita mengenal bilangan
sebagai suatu alat yang sangat diperlukan dalam peradaban, yang
dapat membantu manusia untuk menerangkan atau mengerjakan
suatu kegiatan. Pada abad kelima sebelum masehi, Phytagoras
mengatakan bahwa bilangan adalah inti dari seluruh alam semesta ini.
Tentu saja kita akan pusing kalau memikirkan kebenaran dari ucapan
di atas, dan tanpa memikirkan ucapan di atas, kita semua telah
menyadari betapa pentingnya bilangan tersebut. Demikian pula dalam
matematika, kita tidak usah pusing memikirkan hal-hal yang rumit di
atas, yang penting kita tahu bagaimana menggunakan suatu bilangan,
dapat menyelidiki, dan mempelajari sifat serta bekerja dengan
bilangan tersebut.
Pada uraian mengenai sistem bilangan pada dasarnya merupakan
suatu gambaran tentang pertumbuhan dari sistem bilangan mulai dari
bilangan yang paling sederhana, yakni bilangan asli, melalui pecahan
sampai kepada bilangan yang tak rasional. Jadi jika kita menyebut
istilah bilangan real maka yang dimaksud adalah suatu bilangan yang
mungkin bulat, mungkin positif, mungkin negatif, mungkin pecahan,
atau bisa juga bilangan irasional. Jadi tanpa kita sadari kita selama ini
Petunjuk Belajar
1. Bacalah uraian contoh dengan cermat dan berulang-ulang sehingga
Anda benar-benar memahami dan menguasai materi pembahasan.
2. Kerjakan tugas yang tersedia secara mandiri dan periksalah tingkat
penguasaan Anda. Ulangi pengerjaan tugas yang tersedia sampai
Anda benar-benar merasa mampu mengerjakan semua soal
dengan benar.
Capaian Pembelajaran
Kompetensi umum dalam mempelajari bahan ajar ini adalah
mahasiswa mampu memecahkan masalah berkaitan dengan
konsep operasi bilangan real.
Kompetensi khusus dalam mempelajari bahan ajar ini adalah
mahasiswa mampu menjelaskan konsep bilangan real, Aksioma
Medan, sifat-sifat urutan.
Materi Pokok: Sistem Bilangan Real.
2 Kalkulus Diferensial
A. Kegiatan Belajar 1
4. Uraian Materi: Sistem Bilangan Real
Bilangan Real
Sistem bilangan real dan sifat-sifanya merupakan dasar dalam
kalkulus. Sebelum membicarakan sistem bilangan real tersebut,
terlebih dahulu akan dimulai dengan membicarakan sistem
bilangan yang paling sederhana yaitu bilangan asli.
Bilangan asli dalam matematika, terdapat dua kesepakatan
mengenai himpunan bilangan asli. Yang pertama definisi menurut
matematikawan tradisional, yaitu himpunan bilangan bulat positif
yang bukan nol {1, 2, 3, 4, ...}. Sedangkan yang kedua definisi
oleh logikawan dan ilmuwan komputer, adalah himpunan nol dan
bilangan bulat positif {0, 1, 2, 3, ...}. Bilangan asli merupakan
salah satu konsep matematika yg paling sederhana dan termasuk
konsep pertama yang bisa dipelajari dan dimengerti oleh manusia.
Para ahli matematika menggunakan N untuk menuliskan
himpunan seluruh bilangan asli. Himpunan bilangan ini bisa
dikatakan tidak terbatas.
Jika negatif dari bilangan asli digabungkan dengan bilangan
nol diperoleh bilangan bulat. Bilangan bulat adalah bilangan yang
terdiri dari bilangan cacah {0, 1, 2, 3, ...} dan negatifnya {-1, -2, -
3, ...}; -0 adalah sama dengan 0 sehingga tidak lagi dimasukkan
secara terpisah). Bilangan bulat dituliskan tanpa komponen
desimal atau pecahan. Himpunan semua bilangan bulat dalam
matematika dilambangkan dengan Z berasal dari Zahlen (bahasa
Jerman).
Bilangan-bilangan bulat belum memadai, bila dihadapkan
pada bilangan-bilangan hasil pengukuran yang memerlukan
ketelitian. Demikian pula bilangan-bilangan bulat tersebut tidak
memadai bila dihadapkan pada bilangan yang merupakan hasil
bagi dari dua bilangan bulat, misalnya ½ , 1/3, 6/3 dan -22/11.
Bilangan 6/3 dan -22/11 dikelompokkan dalam bilangan-bilangan
Lalu Sucipto, M.Pd.~3
yang merupakan hasil bagi dari bilangan-bilangan bulat secara
normal dengan bilangan 2 dab -2.
Tetapi 6/0 dan -22/0 tidak dapat
dikelompokkan kedalam bilangan-bilangan
yang merupakan hasil bagi dari bilangan-
bilangan bulat, karena tidak dapat diartikan dari
lambang-lambang tersebut.
Bilangan-bilangan yang merupakan hasil bagi dari dua bilangan
bulat kecuali pembagian dengan nol disebut bilangan rasional.
Bilangan rasional adalah bilangan yang dapat dinyatakan
sebagai a/b di mana a, b bilangan bulat dan b tidak sama dengan
0. di mana batasan dari bilangan rasional adalah mulai dari selang
(-∞, ∞).
Bilangan bisa dikatakan dapat dibagi menjadi 2 sekup besar
yaitu bilangan rasional dan bilangan irasional. Bila kita
mengatakan bilangan rasional berarti di dalamnya sudah
mencakup bilangan: bilangan bulat, bilangan asli, bilangan cacah,
bilangan prima dan bilangan-bilangan lain yang menjadi subset
dari bilangan rasional. Himpunan semua bilangan rasional bulat
dalam matematika dilambangkan dengan Q. Dalam himpunan
bilangan rasional untu akar kuadrat dari kuadrat sempurna
(misalnya, 0, 1, 4, 9, 16) adalah bilangan bulat.
Selanjutnya Dalam semua kasus lainnya, akar kuadrat dari
bilangan bulat positif adalah bilangan tak rasional. Bilangan tak
rasional adalah bilangan-bilangan real yang tak dapat dinyatakan
sebagai a/b di mana a, b bilangan bulat dan b tidak sama dengan
0. Bilangan tak rasional karenanya memiliki desimal tak berulang,
misalkan 2 , 3 , 5 , π dan sebagainya.
Berikut pada tabel diberikan hasil akar kuadrat dari beberapa
bilangan.
4 Kalkulus Diferensial
N √n, dipotong menjadi 50 tempat desimal
2 1.41421356237309504880168872420969807856967187537694
3 1.73205080756887729352744634150587236694280525381038
5 2.23606797749978969640917366873127623544061835961152
6 2.44948974278317809819728407470589139196594748065667
7 2.64575131106459059050161575363926042571025918308245
8 2.82842712474619009760337744841939615713934375075389
10 3.16227766016837933199889354443271853371955513932521
Sehingga berikutnya adalah sekumpulan bilangan (bilangan
rasional dan tak rasional) bersama-sama dengan negatifnya
dinamakan bilangan real. Himpunan semua bilangan rasional bulat
dalam matematika dilambangkan dengan R. Bilangan real dapat
digambarkan oleh himpunan titik-titik yang terletak pada suatu
garis bilangan. Bilangan riil dapat dipahami sebagai titik-titik garis
bilangan yang panjangnya tak terhingga.
6 Kalkulus Diferensial
Contoh 1.3
1 2 1 1 1
Sederhanakan sesederhana mungkin
3 5 2 3 5
Penyelesaian
1 2 1 1 1
3 5 2 3 5
1 2 1 2
3 5 2 15
1 2 1
3 5 15
1 1
3 3
1
9
Contoh 1.4
1
34 78
Sederhanakan sesederhana mungkin 2
1
2
34 78
Penyelesaian
1
2
34 78
1
2 34 78
4
86 78
8
4
8 86 78
5
8
3
8
40
24
5
3
1
8
9
1
8
9
Contoh 1.6
2 y 2y 1
Sederhanakan sesederhana mungkin 2
6 y 2 9 y 1 1 3y
Penyelesaian
2 y 2y 1
2
6y 2 9y 1 1 3y
2 y 2y 1
2(3 y 1) (3 y 1)( 3 y 1) 3 y 1
2(3 y 1) y ( 2 y 1)( 3 y 1)
2(3 y 1)( 3 y 1) (3 y 1)( 3 y 1) (3 y 1)( 3 y 1)
(3 y 1) y 6 y 2 5 y 1
(3 y 1)( 3 y 1)
(3 y 1) y 6 y 2 5 y 1
(3 y 1)( 3 y 1)
3 13 y 6 y 2
3y2 1
8 Kalkulus Diferensial
Aksioma Medan / Lapangan Real
Misalkan x, y dan z merupakan anggota himpunan bilangan
riil R, dan operasi x+y merupakan penjumlahan, serta xy
merupakan perkalian. Maka:
1. Hukum komutatif:
x+y = y+x, dan xy = yx
2. Hukum asosiatif:
x+(y+z) = (x+y)+z dan x(yz) = (xy)z
3. Hukum distributif:
x(y+z) = (xy + xz)
4. Eksistensi unsur identitas.
Terdapat dua bilangan riil berbeda, yang dilambangkan
sebagai 0 dan 1, sehingga untuk setiap bilangan riil x kita
mendapatkan 0+x=x dan 1.x=x.
5. Eksistensi negatif, atau invers terhadap penjumlahan.
Untuk setiap bilangan riil x, terdapat bilangan riil y sehingga
x+y=0. Kita dapat juga melambangkan y sebagai-x.
6. Eksistensi resiprokal, atau invers terhadap perkalian.
Untuk setiap bilangan riil tidak sama dengan 0, terdapat
bilangan riil y sehingga xy=1. Kita dapat melambangkan y
sebagai 1/x.
Urutan pada bilangan real merupakan suatu konsep yang
membandingkan di antara bilangan real, sehingga diperoleh suatu
bilangan-bilangan real lebih dari ( > ) atau kurang dari ( < ) bilangan
real lainnya. Pada bilangan real R jika b terletak disebelah kanan
dari a pada garis bilangan, dikatakan b > a , sedangkan sebaliknya
dikatakan a < b.
a b (b a) 0
1
1
1 12
13.
3
2
1 52
14.
15. 5 3 5 3
16. 3
2
5
A
TP 100 %
B
Pendahuluan
Membahas tentang bilangan tak bisa dilepaskan dari tokoh
ternama yaitu Al Khawarizmi. Nama lengkap beliau adalah Abu
Abdullah Muhammad Ibn Musa Al Khawarizmi, lahir di Khawarizm
(Kheva, sekarang Usbekistan) sekitar 780 M. Penemu beliau tentang
desimal yang paling populer kita dengar sebagai matematikawan Arab
Muslim yang mempunyai kontribusi terhadap perkembangan
matematika, beliau dikenal sebagai bapak Aljabar, memperkenalkan
bilangan nol (0), dan penerjemah karya-karya Yunani kuno. Kisah
angka nol Konsep bilangan nol telah berkembang sejak zaman
Babilonia dan Yunani kuno, yang pada saat itu diartikan sebagai
ketiadaan dari sesuatu. Konsep bilangan nol dan sifat-sifatnya terus
berkembang dari waktu ke waktu. Hingga pada abad ke-7,
Brahmagupta seorang matematikawan India memperkenalkan
beberapa sifat bilangan nol. Ide-ide brilian dari matematikawan India
selanjutnya dipelajari oleh matematikawan Muslim dan Arab. Hal ini
terjadi pada tahap-tahap awal ketika matematikawan Al-Khawarizmi
meneliti sistem perhitungan Hindu (India) yang menggambarkan
sistem nilai tempat dari bilangan yang melibatkan bilangan 0, 1, 2, 3,
4, 5, 6, 7, 8, dan 9. Al-Khawarizmi adalah yang pertama kali
memperkenalkan penggunaan bilangan nol sebagai nilai tempat dalam
basis sepuluh. Sistem ini disebut sebagai sistem bilangan desimal.
Sistem bilangan desimal yang disusun dari 10 angka. Dengan
menggunakan lambang – lambang tersebut sebagai digit pada sebuah
bilangan, kita dapat mengekspresikan suatu kuantitas. kesepuluh
lambang tersebut yaitu {0,1,2,3,4,5,6,7,8,9}. Sistem bilangan desimal
juga disebut sistem bilangan basis 10 atau radiks 10 karena
mempunyai 10 digit. Sistem bilangan ini bersifat alamiah karena pada
kenyataannya manusia mempunyai 10 jari. Kata digit itu sendiri
diturunkan dari kata bahasa latin finger. Misalkan 0,22; 1,41;
0,0000001. Bilangan desimal adalah jenis bilangan berbasis 10 yang
umunya dituliskan dengan tanda koma (,). Secara umum, bilangan ini
16 Kalkulus Diferensial
berkaitan erat dengan bilangan pecahan karena ada sebuah materi
dimana kita harus mampu mengubah bilangan ini ke dalam bentuk
pecahan. Untuk melakukan pembagian bilangan desimal, kita harus
dapat merubah bilangan yang akan dihitung ke dalam bentuk
pecahan, yang sebaliknya dapat dirubahnya ke dalam bentuk desimal.
Petunjuk Belajar
1. Bacalah uraian contoh dengan cermat dan berulang-ulang sehingga
Anda benar-benar memahami dan menguasai materi pembahasan.
2. Kerjakan tugas yang tersedia secara mandiri dan periksalah tingkat
penguasaan Anda. Ulangi pengerjaan tugas yang tersedia sampai
Anda benar-benar merasa mampu mengerjakan semua soal
dengan benar.
Capaian Pembelajaran
Kompetensi umum dalam mempelajari bahan ajar ini mahasiswa
mampu maenjelaskan konsep dan prinsip desimal dalam
melakukan manipulasi aljabar.
Kompetensi khusus dalam mempelajari bahan ajar ini
mahasiswa mampu menggunakan sifat dan aturan tentang desimal
dalam melakukan manipulasi aljabar.
Materi Pokok: Desimal, Bilangan Rasional dan Tak
Rasional
6. Uraian Materi: Desimal, Bilangan Rasional dan Tak
Rasional
Pada kegiatan belajar 1 sudah dibahas pengertian bilangan
rasional yang merupakan bilangan yang dapat dinyatakan dalam
bentuk a/b dengan a dan b merupakan bilangan bulat serta b ≠ 0.
Bilangan rasional dapat disebut juga sebagai bilangan pecahan.
Dalam bilangan rasional berbentuk a/b, bilangan a
melambangkan pembilang dan b merupakan penyebut bilangan
rasional. Beberapa contoh bilangan rasional seperti 1/2, 3/8,
13/11, 3/7 dan lainnya. Jika pembilang kita bagi dengan
Contoh 2.1
7
Ubah bilangan rasional menjadi desimal dengan melakukan
8
pembagian panjang
Penyelesaian:
Contoh 2.3
3
Ubah bilangan rasional menjadi desimal dengan melakukan
7
pembagian panjang
Penyelesaian:
Contoh 2.5
Ubah bilangan masing-masing desimal berulang 2, 56 56 56 menjadi
suatu hasil bagi dua bilangan bulat.
Contoh 2.6
Ubah bilangan masing-masing desimal berulang 0, 123 123 menjadi
suatu hasil bagi dua bilangan bulat.
Penyelesaian:
Contoh 2.7
Ubah bilangan masing-masing desimal berulang 2, 92 92 92 menjadi
suatu hasil bagi dua bilangan bulat.
Penyelesaian:
Contoh 2.9
Ubah bilangan masing-masing desimal berulang 2, 21717 17 menjadi
suatu hasil bagi dua bilangan bulat.
Penyelesaian:
e. 3 2 5 2
f. 5 2
39. Apakah jumlah dua bilangan tak rasional pasti tak rasional?
Jelaskan
40. Tunjukkan bahwa 6 3 tak rasional.
3. Penilaian
Perkirakan Skor yang Anda, selanjutnya gunakan kriteria berikut
untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi
kegiatan belajar 2
A
TP 100 %
B
Keterangan:
TP=Tingkat Penguasaan
A= Banyak soal yang berhasil diselesaikan
B= Banyak soal yang disediakan pada tugas belajar.
Pendahuluan
Dalam kehidupan sehari-hari, sering kita dihadapi pada berbagai
permasalahan, misalnya kasus berikut ada dua orang kakak beradik
patungan untuk membeli sebuah kado untuk ulang tahun pernikahan
orang tua mereka. Uang yang mereka kumpulkan tidak lebih dari Rp.
75.000,00. Jika adiknya membayar Rp. 15.000,00 kurang dari
kakaknya atau kasus lain misal sepotong kawat yang panjangnya tidak
lebih dari 108 cm. Kawat ini dipakai untuk membuat kerangka suatu
balok dengan ukuran rusuknya sebagai berikut: panjang (2x + 3) cm,
lebar (x + 3) cm, dan tingginya (x + 1) cm . Tentu saja kasus-kasus
tersebut kita akan membutuhkan analisis yang mendalam untuk
mendapatkan solusi yang terbaik dari kasus di atas. Kita semua telah
menyadari betapa pentingnya suatu konsep ketaksamaan. Demikian
pula dalam matematika, kita tidak usah pusing memikirkan hal-hal
yang rumit di atas, yang penting kita tahu bagaimana menggunakan
suatu konsep yang selanjutnya dapat digunakan untuk menyelidiki
kasus-kasus yang kita hadapi.
Selanjutnya pertidaksamaan adalah hubungan matematika yang
mengandung tanda salah satu dari < , > , , dan suatu variabel.
Semua himpunan bilangan real yang memenuhi pertidaksamaan
dinamakan himpuman penyelesaian. Penyelesaian pertidaksamaaan
dapat diperoleh dengan menggunakan sifat- sifat urutan yang telah
dibicarakan pada pasal sebelumnya. Himpunan penyelesaian suatu
pertidaksamaan dapat dituliskan dalam bentuk notasi himpunan atau
dalam notasi interval. Pertidaksamaan-pertidaksamaan yang akan
dibahas adalah pertidaksamaan linear, pertidaksamaan kuadrat, dan
pertidaksamaan rasional.
Petunjuk Belajar
1. Bacalah uraian contoh dengan cermat dan berulang-ulang sehingga
Anda benar-benar memahami dan menguasai materi pembahasan.
2. Kerjakan tugas yang tersedia secara mandiri dan periksalah tingkat
penguasaan Anda. Ulangi pengerjaan tugas yang tersedia sampai
Lalu Sucipto, M.Pd.~31
Anda benar-benar merasa mampu mengerjakan semua soal
dengan benar.
Capaian Pembelajaran
Kompetensi umum dalam mempelajari bahan ajar ini mahasiswa
mampu maenjelaskan konsep dan prinsip ketaksamaan dalam
manipulasi aljabar.
Kompetensi khusus dalam mempelajari bahan ajar ini
mahasiswa mampu menggunakan sifat dan aturan tentang
ketaaksamaan dalam melakukan manipulasi aljabar.
Materi Pokok: Ketaksamaan
1. Uraian Materi: Ketaksamaan
Sebelum membicarakan pertidaksamaan, terlebih dahulu akan dibahas
mengenai pengertian interval yang sangat erat kaitannya dengan
penulisan himpunan penyelesaian suatu pertidaksamaan.
Suatu interval adalah himpunan bagian tak kososng dari R yang
memenuhi ketaksamaan tertentu. Suatu interval terdiri dari interval
terbatas dan interval tak terbatas yang didefinisikan sebagai berikut.
Interval terbuka (a,b) adalah himpunan semua bilangan real yang
lebih besar dari a dan kurang dari b. Jadi (a,b) = {x: a < x < b}.
Sedangkan interval tertutup [a,b] adalah himpunan semua bilangan
real yang lebih besar atau sama dengan a dan kurang atau sama
dengan b. Jadi [a,b] = {x: a ≤ x ≤ b}.
HP = (− 52 , ∞)
Contoh 3. 2
Selesaikan ketaksamaan –5 ≤ 2x + 6 < 4 dan perlihatkan grafik
himpunan penyelesaiannya
Penyelesaian:
–5 ≤ 2x + 6 < 4 (tambahkan −6)
⇔ –11 ≤ 2x < –2 (kalikan dengan ½)
⇔− 2 ≤ x < –1
11
Hp = [ − 112 , –1)
= {x: − 11
2
≤ x < –1}
Grafik:
Sebelum menangani ketaksamaan kuadrat, kita tunjukkan bahwa
suatu faktor linear berbentuk x–a adalah positif unuk x>a dan negatif
untuk x<a. Ini berarti bahwa hasil kali (x–a) (x-b) dapat berubah dari
bernilai positif menjadi negatif, atau sebaliknya, hanya pada a atau b.
titik ini, tempat suatu factor adalah nol, disebut titik-titik pemecah.
Titk–titik ini merupakan kunci untuk menentukan himpunan
penyelesaian dari ketaksamaan kuadrat atau tingkat lebih tinggi.
Contoh 3.3
Selesaikan ketaksamaan kuadrat x2 – x < 6
Penyelesaian:
Sebagaaimana dengan persamaan kuadrat, kita pindahkan semua suku
bukan nol ke salah satu ruas dan faktorkan.
34 Kalkulus Diferensial
x2 – x < 6
⇔ x2 – x – 6 < 0 (tambahkan –6)
⇔ (x – 3)(x + 2) < 0 (faktorkan)
HP = (–2, 3)
= {x: –2 < x < 3}
Contoh 3.4
Selesaikan ketaksamaan kuadrat 3x2 – x – 2 > 0
Penyelesaian:
Karena 3x 2 x 2 x 13x 2 3x 1x 23
atau
Sehingga:
HP = (–∞, − 23 ) ∪ (1, ∞)
= {x: x < − 23 atau x > 1}
Contoh 3.5
x 1
Selesaikan ketaksamaan 0
x2
Penyelesaian:
Kecendrungan mengalikan kedua ruas dengan x + 2 segera
menimbulkan dilemma, karena x + 2 mungkin positif atau negatif.
Untuk medapatkan titik pemecah dapat kita buat pernyataan sebagai
x 1
berikut: x 1x 2 ; x 2
x2
Titik-titik pemecah adalah 1 dan −2, Titik-titik ini, bersama-sama
dengan titik-titik uji -3, 0, 3, memberikan informasi pada gambar
berikut:
Sehingga:
HP = (–∞, −2) ∪ [1, ∞)
= {x: x < −2 atau x 1}
Contoh 3.6
2x 5
Selesaikan ketaksamaan 1
x2
Penyelesaian:
Pertama-tama kita lakukan manipulasi terhadap ketaksaam di atas
yaitu:
2x 5
1
x2
2x 5
1 0
x2
2 x 5 ( x 2)
0
x2
x3
0
x2
Karena ruas kanan sudah 0 maka akan kita peroleh bentuk kasus
seperti contoh sebelumnya. Untuk medapatkan titik pemecah dapat
x3
kita buat pernyataan sebagai berikut: x 3x 2 ; x 2 . Titik-
x2
x3
Kita simpulkan bahwa himpunan ketaksamaan x 3x 2
x2
dengan syarat x 2 dalah titik-titik yang berada dalam selang (2 , 3],
dimana dalam bentuk grafik sebagai berikut:
atau
Sehingga:
HP = (2, 3] = {x: 2 < x ≤ 3}
Contoh 3.7
Selesaikan ketaksamaan kuadrat x3– 5x2 + 4x 0
Penyelesaian:
Karena 3 x 3 5 x 2 4 x xx 1x 4 . Titik-titik pemecah adalah 0, 1
dan 4. Titik-titik ini, bersama-sama dengan titik-titik uji -5, ½ , 2, 5
memberikan informasi pada gambar berikut:
[–1, 1] atau [1, 3] bila disederhanakan menjadi [–1, 3], dimana dalam
bentuk grafik sebagai berikut:
Sehingga:
HP = [–1, 3]
= {x: – 1 x 4 }
47.
48.
49.
50.
Dalam soal–soal 11– 41, Nyatakanlah himpunan penyelesaian dari
ketaksamaan yang diberikan dalam notasi selang dan sketsakan
grafiknya.
51. x 7 2x 5
52. 3x 5 4 x 6
53. 7 x 2 9x 3
54. 5x 3 4 x 6
55. 10 x 1 8 x 5
56. 2x 5 4x 3
57. 4 3x 2 5
58. 3 4 x 9 11
59. 3 1 6x 4
60. 4 5 3x 7
61. 2 3x 5 x 1 16
62. 2 x 4 6 7 x 3x 6
40 Kalkulus Diferensial
63. x 2 2 x 12 0
64. x 2 5x 6 0
65. 3x 2 11x 4 0
66. 2 x 2 7 x 15 0
67. 2 x 2 5x 3 0
68. 4 x 2 5x 6 0
x4
69. 0
x3
3x 2
70. 0
x 1
x
71. 5
2
7
72. 7
4x
1
73. 4
3x 2
3
74. 2
x5
x2
75. 2
x4
2x 1
76. 1
x3
77. x 2x 1x 3 0
78. 2 x 33x 1x 2 0
79. 2 x 3 x 12 x 3 0
80. x 3 5x 2 6 x 0
81. x3 x 2 x 1 0
3. Penilaian
Perkirakan Skor yang Anda, selanjutnya gunakan kreteria berikut
untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan
belajar 3
A
TP 100 %
B
Keterangan:
TP=Tingkat Penguasaan
A= Banyak soal yang berhasil diselesaikan
B= Banyak soal yang disediakan pada tugas belajar.
Tingkat penguasaan Anda dikelompokkan menjadi
Baik Sekali : 90% s/d 100%
Pendahuluan
Ketika mempelajari matematika atau bahkan ketika mengajarkan
matematika akan ditemukan pihak pihak yang mencari cari alasan
untuk tidak berdekatan dengan matematika. Pihak pihak tersebut
adalah para kaum sayap kiri dalam dunia matematika. Bisa dipastikan
ketika sebuah permasalahan matematika dikatakan adalah sesuatu
yang sulit. Berpikiran semacam demikian adalah hal yang tidak tepat.
Termasuk berpikir bahwasanya matematika yang dibutuhkan hanya
kali, bagi, tambah dan kurang. Sekarang analogi-kan dengan seorang
bayi. Seorang bayi tidak tahu apa itu komputer. Makanya jika
pembaca memberikan sebuah komputer pada seorang bayi, baginya
itu tidak berguna sama sekali. Tapi ketika usia mereka meningkat
menjadi anak-anak, mereka tahu bahwasanya komputer tersebut
digunakan salah satu-nya untuk bermain. Begitu juga dengan
matematika, jika para pelajar matematika mengetahui kegunaan
masing masing topik matematika, maka mereka dipastikan akan
mengemarinya sebagaimana ilustrasi bayi di atas. Pada kesempatan
ini, salah satu kegunaan topik matematika yang akan dibahas
mengenai nilai mutlak. Nilai mutlak adalah nilai suatu bilangan atau
penyelesaian sebuah persamaan yang dianggap positif semua
(absolute). Aplikasi nilai mutlak digunakan dalam menetapkan
rentang dari nilai nilai tertentu agar pernyataan yang berkaitan dengan
nilai tersebut menjadi logis dan benar. Bentuk aplikasi nilai mutlak ini
bisa ditemukan pada produksi sebuah kendaraan.. Aplikasi nilai
mutlak yang digunakan dalam pembuatan kendaraan (mobil atau
motor) adalah untuk menetapkan penggunaan bahan bakar yang
berkaitan dengan jarak tempuh. Apabila disebutkan, sebuah mobil
membutuhkan bahan bakar 1 liter untuk setiap jarak tempuh 12 km.
Maka ini bukan berarti tepat 12 km untuk 1 liter bahan bakar.
Nantinya ada indeks kisaran jarak tempuh dan konsumsi bahan bakar.
Kita akan ambil sebuah contoh berikut. Sebuah mobil dengan merk
A tertulis angka konsumsi penggunaan bensin yaitu 12 km/L. Indeks
44 Kalkulus Diferensial
kisaran tempuh mobil A adalah 2,8. Jika Ahmad mengedarai mobil
tersebut yang bensinnya bersisa 1 liter, maka pada jarak berapa
Ahmad setidaknya harus mengisi bensin sebaiknya dan berapa juga
jarak tempuh maksimal yang bisa ditempuh Ahmad. Menjawab
permasalahan tersebut, hal yang penting dilakukan untuk memulai
adalah membuat permodelan matematika. Permodelan ini akan
mengambarkan permasalahan dalam bentuk bahasa matematika
sehingga lebih mudah di sederhanakan. Permodelan yang akan
diperoleh beserta penyelesaiannya adalah dengan menggunakan nilai
mutlak. yaitu |S-12| < 2,8 (S adalah jarak tempuh, diamana selisish
jarak tempuh adalah 12 km/L dengan indeks kisaran 2,8)
- 2,8 < S-12 < 2,8
9,2 < S < 14,8
Jadi dari penyelesaian di atas bisa dikatakan bensin pada mobil A
(dengan bensin 1 L) yang dikendarai Ahmad akan habis pada jarak
antar 9,2 km hingga 14,8 km. Agar lebih aman, Ahmad harus
melakukan pengisian ulang bahan bakar pada jarak 9,2 km. Sementara
itu nasib Ahmad paling baik adalah mobil bisa digunakan untuk
menempuh jarak 14,8 km.
Petunjuk Belajar
1. Bacalah uraian contoh dengan cermat dan berulang-ulang sehingga
Anda benar-benar memahami dan menguasai materi pembahasan.
2. Kerjakan tugas yang tersedia secara mandiri dan periksalah tingkat
penguasaan Anda. Ulangi pengerjaan tugas yang tersedia sampai
Anda benar-benar merasa mampu mengerjakan semua soal
dengan benar.
Capaian Pembelajaran
Kompetensi umum dalam mempelajari bahan ajar ini mahasiswa
mampu maenjelaskan konsep dan prinsip nilai mutlak dalam
manipulasi aljabar.
Definisi:
Contoh 4.1
Tentukan penyelesaian |x |< 3.
Penyelesaian:
Dengan menggunakan teorema 1.1, maka nilai x yang memenuhi –3
< x < 3 merupakan penyelesaian pertidaksamaan |x |< 3.
Contoh 4.2
Tentukan penyelesaian dari: |x − 2 |< 3.
Penyelesaian:
Dengan menggunakan teorema 1.1, maka
|x − 2 |< 3
⇔ –3 < x – 2 < 3
⇔ –3 + 2 < x < 3 + 2
⇔ –1 < x < 5
Jadi, penyelesaiannya adalah x yang memenuhi –1 < x < 5.
Contoh 4.4
Ubah setiap bentuk |x + 1| ke dalam bentuk yang tidak memuat
nilai mutlak.
Penyelesaian:
Contoh 4.5
Ubah setiap bentuk |2 – x| ke dalam bentuk yang tidak memuat nilai
mutlak.
Penyelesaian:
Contoh 4.7
Ubah setiap bentuk 2| x +1| + |x+2| ke dalam bentuk yang tidak
memuat nilai mutlak.
Penyelesaian:
64 48x 9 x 2 4 x 2
5x 2 48 x 64 0
5 x 8x 8 0
8
x x8
5
Contoh 4.9
Tentukan penyelesaian dari: |x + 1| ≥ 2x – 7.
Penyelesaian:
Pada soal ini tidak berlaku teorema 1 dan teorema 2 yang telah
diberikan, untuk itu dapat melakukan manipulasi terdapat definisi
yaitu:
Untuk kasus x ≥ – 1
|x + 1| > 2x – 7
x + 1 >2x – 7
–x>–8
x< 8
HP = HP1 HP2
=[– 1, 8) (– , – 1)
=(– , 8)
Contoh 4.10
Tentukan penyelesaian dari: |x –2| +2|x – 1| >1.
Penyelesaian:
Pada soal ini tidak berlaku teorema 1 yang telah diberikan, untuk itu
dapat melakukan manipulasi terdapat definisi yaitu:
A
TP 100 %
B
Keterangan:
TP=
A= Banyak soal yang berhasil diselesaikan
B= Banyak soal yang disediakan pada tugas belajar.
Anton, H., 1995, Calculus with Analitic Geometry, John Wiley &
Son, New York.
Edwards, C.H. dan Penney, D.E., 1998, Calculus with Analitic
Geometry, Prentice Hall, Upper Saddle River.
Pendahuluan
Konsep fungsi sangat berperan dalam kalkulus. Semua topik dalam
kalkulus baik dalam membicarakan limit, turunan, maupun dalam
integral selalu melibatkan suatu fungsi. Oleh karena itu, pemahaman
akan konsep fungsi seperti daerah asal, daerah hasil, operasi-operasi
pada fungsi komposisi fungsi sangan diperlukan sekali. Pembahasan
konsep fungsi akan disajikan fungsi sebagai pemetaan.
Petunjuk Belajar
1. Bacalah uraian contoh dengan cermat dan berulang-ulang sehingga
Anda benar-benar memahami dan menguasai materi pembahasan.
2. Kerjakan tugas yang tersedia secara mandiri dan periksalah tingkat
penguasaan Anda. Ulangi pengerjaan tugas yang tersedia sampai
Anda benar-benar merasa mampu mengerjakan semua soal
dengan benar.
Capaian Pembelajaran
Kompetensi umum dalam mempelajari bahan ajar ini Mahasiswa
dapat menggunakan konsep dasar matematika dalam
menyelesaikan maslah fungsi
Kompetensi khusus dalam mempelajari bahan ajar ini adalah
mahasiswa membuat grafik persamaan, menjelaskan arti fungsi,
menentukan daerah definisi fungsi, dan menggambarkan grafik
fungsi.
Materi Pokok: Fungsi dan grafiknya, Fungsi trigonometri
A. Kegiatan Belajar 5
1. Uraian materi: Fungsi dan grafiknya
Fungsi
Definisi
Sebuah fungsi f dari himpunan A ke himpunan B adalah suatu
aturan yang memasangkan setiap x anggota A dengan tepat satu y
anggota B.
Gambar Fungsi
Definisi di atas tidak memberikan pembatasan pada domain dan
kodomain. Domain dapat berupa himpunan yang beranggotakan
orang atau yang lain, demikian pula kodomain. Dalam uraian
selanjutnya domain dan kodomain dibatasi pada himpunan-himpunan
bilangan real. Untuk memberi nama fungsi digunakan huruf tunggal
seperti f (atau g, atau F), maka f(x) menunjukkan nilai yang diberikan
oleh f kepada x.
Jika f(x) = x3 – 4, maka
f(2) = 23 – 4 = 4
f(–1) = (–1)3 – 4 = –5
f(a) = a3 – 4
f(a + h) = (a + h)3 – 4 = a3 + 3a2h + 3ah2 + h3 – 4
Contoh 5.1
Untuk f(x) = x2 – 2x, carilah dan sederhanakan:
a. f(4)
b. f(4 + h)
c. f(4 + h) – f(4)
d. [f (4 + h) − f (4)]/h dengan h ≠ 0.
Penyelesaian:
a. f(4) = 42 – 2(4)=8
Contoh 5.4
Diketahui:
(a) f(x) = x2 – 2
(b) g(x) = x3 – 2x
(c) h(x) = 2/(1-x)
Tentukan domain dan range serta sketsa grafik, dari fungsi-fungsi
f(x), g(x), h(x).
Penyelesaian:
Contoh 5.5
Jika f(x) = ½ (x – 3) dan g(x) = x, maka tentukan f + g, f – g, f.g, f/g
dan f 3.
Penyelesaian:
Jika Df =(−∞, ∞) dan Dg = [0, ∞) maka Df Dg = [0, ∞)
sehingga
f(x) + g(x) = ½ (x – 3) + x Df+g = [0, ∞)
f (x) – g(x) = ½ (x – 3) – x Df-g = [0, ∞)
f(x).g(x) = [½ (x – 3)][x] Df.g = [0, ∞)
f(x) /g(x) = [½ (x – 3)]/[x] Df /g = [0, ∞)
f(x)3 = [½ (x – 3)]3 Df 3 = (−∞, ∞)
(g o f)(x) = g (f(x))
(f o g)(x) = f (g(x))
Contoh 5. 6
Jika f(x) = x2 – 2x dan g(x) = x – 1, tentukan g o f dan f o g.
Selanjutnya gambarlah sketsa grafiknya.
Penyelesaian:
(g o f)(x) = g (f(x))
(g o f)(x) = g (x2 – 2x)
(g o f)(x) = x2 – 2x – 1
(f o g)(x) = f (g(x))
(f o g)(x) = f (x – 1)
(f o g)(x) = (x – 1)2 – 2(x – 1)
b. g ( x) x2 9
1
c. g (v )
( 4v 1)
d. H ( y ) 625 y 2
8. Cari daerah asal alami dalam masing-masing kasus berikut ini
4 x2
a. F ( x )
x2 x 6
b. G(u ) 2u 3
c. F (t ) t 2 / 3 4
d. G ( y ) ( y 1) 1
9. Untuk f(x) = x+1 dan g(x) = x2, carilah tiap nilai (jika mungkin):
a. (f+g)(2)
b. (f . g) (0)
c. (g / f)(3)
d. (f o g) (1)
e. (g o f) (1)
f. (g o f) (– 8)
Keterangan:
TP=
A= Banyak soal yang berhasil diselesaikan
Petunjuk Belajar
1. Bacalah uraian contoh dengan cermat dan berulang-ulang sehingga
Anda benar-benar memahami dan menguasai materi pembahasan.
2. Kerjakan tugas yang tersedia secara mandiri dan periksalah tingkat
penguasaan Anda. Ulangi pengerjaan tugas yang tersedia sampai
Anda benar-benar merasa mampu mengerjakan semua soal
dengan benar.
Capaian Pembelajaran
Kompetensi umum dalam mempelajari bahan ajar ini mahasiswa
mampu maenjelaskan konsep dan prinsip fungsi trigonometri.
Kompetensi khusus dalam mempelajari bahan ajar ini
mahasiswa mampu menggunakan sifat dan aturan tentang fungsi
trigonometri.
Materi Pokok: Fungsi trigonometri.
10 rad 0,02 0 dan 1800 = π rad 3,1415927 rad
180
Contoh 6.5
1
Konversi ke dalam derajat
6
Penyelesaian:
1 1 180 0
30 0
6 6
Contoh 6.6
70 Kalkulus Diferensial
3
Konversi ke dalam derajat
5
Penyelesaian:
3 3 180 0
1080
5 5
Contoh 6.7
Konversi 4 ke dalam derajat
Penyelesaian:
180 0
4 4 720 0
Definisi:
Pengertian Sinus dan Kosinus
Sinus atau biasa disingkat sin adalah perbandingan atau hasil bagi
antara sisi tegak dan sisi miring pada sebuah segitiga siku-siku.
Sedangkan Cosinus atau cos merupakan perbandingan atau hasil bagi
antara sisi datar dengan sisi miring pada sebuah segitiga siku-siku
Definisi:
Nilai Tangen, Kotangen, Sekan dan Kosekan
sin t
Tangen biasa disingkat tan t
cos t
cos t
Kotangen biasa disingkat tan t
sin t
1
Sekan biasa disingkat sec t
cos t
1
Kosekan biasa disingkat csc t
sin t
Contoh 6.8
Hitung tanpa menggunakan kalkulator:
3
a. sin
4
b. cos
3
c. tan
4
Penyelesaian:
3 2
a. sin sin sin
4 4 4 2
1
b. cos cos
3 3 2
f. Persamaan Jumlah
• sin x + sin y = 2 sin[(x+y)/2] cos[(x−y)/2]
• sin x − sin y = 2 cos[(x+y)/2] sin[(x−y)/2]
• cos x + cos y =2 cos[(x+y)/2] cos[(x−y)/2]
• cos x − cos y = −2 sin[(x+y)/2] sin[(x−y)/2]
g. Persamaan Hasil kali
• sin x sin y = – ½ [cos(x+y) − cos(x−y)]
• cos x cos y = ½ [cos(x+y) + cos(x−y)]
• sin x cos y = ½ [sin(x+y) + sin(x−y)]
• cos x sin y = ½ [sin(x+y) − sin(x−y)]
Contoh 6.9
Periksa kesamaan berikut 1 tan 2 t sec2 t
Penyelesaian
3. Penilaian
Perkirakan Skor yang Anda, selanjutnya gunakan kreteria berikut
untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan
belajar 6
A
TP 100 %
B
Keterangan:
TP= Tingkat Penguasaan
A= Banyak soal yang berhasil diselesaikan
B= Banyak soal yang disediakan pada tugas belajar.
Tingkat penguasaan Anda dikelompokkan menjadi
Baik Sekali : 90% s/d 100%
Petunjuk Belajar
1. Bacalah uraian contoh dengan cermat dan berulang-ulang sehingga
Anda benar-benar memahami dan menguasai materi pembahasan.
2. Kerjakan tugas yang tersedia secara mandiri dan periksalah tingkat
penguasaan Anda. Ulangi pengerjaan tugas yang tersedia sampai
Anda benar-benar merasa mampu mengerjakan semua soal
dengan benar.
Capaian Pembelajaran
Kompetensi umum dalam mempelajari bahan ajar ini mahasiswa
mampu maenjelaskan konsep dan prinsip limit.
Kompetensi khusus dalam mempelajari bahan ajar ini
mahasiswa mampu menggunakan sifat dan aturan tentang limit.
Materi Pokok: Pendahluan Limit
x3 1
lim 3
x 1 x 1
(ini dibaca “limit (x3 – 1)/ (x – 1) untuk x mendekati 1 adalah 3)
lim
x3 1
lim
x 1 x 2 x 1 lim x 2 x 1 12 1 1 3
x 1 x 1 x 1 x 1 x 1
Definisi
(Pengertian limit secara intuisi). Mengatakan bahwa lim f ( x ) L
xc
Penyelesaian
Bilamana x dekat 3; maka 4x–5 dekat terhadap 4 (3) – 5 =7.
Sehingga dapat kita tuliskan bahwa:
lim ( 4 x 5) 7
x3
Contoh 7.2.
Contoh 7.4.
5 x 2 tan 3 x
lim
Cari limit berikut x 0 sin 3 2 x
Penyelesaian
5 x 2 tan 3 x
lim
x 0 sin 3 2 x
5 x 5 x tan 3 x
lim
x0 sin 2 x sin 2 x sin 2 x
5x 5x tan 3x
lim lim lim
x0 sin 2 x x 0 sin 2 x x 0 sin 2 x
5 . 5 . 3 75
2 . 2 .2 8
Penyelesaian:
3x
lim
x0
9 x 9 x
3x 9 x 9 x
lim
x 0
9 x 9 x 9 x 9 x
lim
3x 9 x 9 x
9 x 9 x
x 0
lim
3x 9 x 9 x
x 0 2 x
3
lim 9 x 9 x
2 x 0
3
2
9 0 9 0 6 9
3
2
lim
x 2 3 7 x
x 2 3 7 x
lim
x 2 3 7 x
x 2 x 2
lim 3 7 x
x 2
3 7 2 6
Contoh 7.8.
cos 2 x
lim
Cari limit berikut x 4 sin x cos x
Penyelesaian:
cos 2 x
lim
x 4 sin x cos x
cos 2 x sin 2 x
lim
x 4 cos x sin x
lim
cos x sin x cos x sin x
x 4 cos x sin x
1 lim cos x sin x
x 4
cos 4 sin 4
4
2
4
2
2
2. lim (1 2 x )
x 1
4. lim ( x 2 2t 1)
x 2
1 2x
5. lim
x 1 3x 2 x
1 2x
6. lim
x 1 (3 x 2 )3
Dalam soal-soal 7–16, cari limit yang ditunjukkan. Dalam
beberapa kasus anda terlebih dahulu melakukan perhitungan
aljabar terlebih dahulu.
x2 4
7. lim
x2 x2
x 2 4 x 21
8. lim
x 7 x7
x3 4 x 2 x 6
9. lim
x 1 x 1
x 4 2 x3 x 2
10. lim
x 0 x2
x2 t 2
11. lim
x t xt
x2 9
12. lim
x 3 x3
( x 4)( x 2) 4
13. lim
x2 (3 x 6 ) 2
( x 7 )3
14. lim
x7 x7
x 4 18 x 2 81
15. lim
x 3 ( x 3) 2
(3 x 4 )( 2 x 2 )3
16. lim
x 1 ( x 1) 2
Dalam soal-soal 17–26, hitung nilai-nilai fungsi yang diberikan
1 cos x
18. lim
x0 2x
( x sin x )2
19. lim
x 0 x2
(1 cos x )2
20. lim
x 0 x2
x2 1
21. lim
x 1 sin( x 1)
x sin( x 3) 3
22. lim
x 3 x3
1 sin( x 3 / 2)
23. lim
x x
1 cot x
24. lim
x0 1
x
( x / 4)2
25. lim
x 4 (tan x 1)
2
2 2 sin x
26. lim
x 2 3x
cos 2 x
27. lim
x 2 sin x cos x
x2 1
28. lim
x 1
x2 3 2
2 2 sin x
29. lim
x 2 3x
tan 2 12 x
30. lim
x 0 (3 x ) 2
A
TP 100 %
B
Keterangan:
TP=
A= Banyak soal yang berhasil diselesaikan
B= Banyak soal yang disediakan pada tugas belajar.
Petunjuk Belajar
1. Bacalah uraian contoh dengan cermat dan berulang-ulang sehingga
Anda benar-benar memahami dan menguasai materi pembahasan.
2. Kerjakan tugas yang tersedia secara mandiri dan periksalah tingkat
penguasaan Anda. Ulangi pengerjaan tugas yang tersedia sampai
Anda benar-benar merasa mampu mengerjakan semua soal
dengan benar.
Capaian Pembelajaran
Kompetensi umum dalam mempelajari bahan ajar ini mahasiswa
mampu maenjelaskan konsep dan prinsip limit.
Kompetensi khusus dalam mempelajari bahan ajar ini
mahasiswa mampu menggunakan sifat dan aturan tentang limit.
Materi Pokok: Pengkajian Limit
Contoh 8. 2
lim f (t ) D
Berikan definisi , yang sesuai untuk: t c
Penyelesaian:
lim f (t ) D 0 0 0 t c f (t ) D
t c
Penyelesaian:
lim f ( y ) F 0 0 0 y e f ( y ) F
y d
Contoh 8.4
lim (3 x 7 ) 5
Buktikan bahwa x 4
Analisi pendahuluan andaikan bilangan positif sebarang. Kita
harus menghasilkan suatu >0 sedemikian sehingga
0 x 4 (3 x 7
Pandang ketaksamaan disebelah kanan
(3 x 7 ) 5 3 x 12
3( x 4 )
3 x4
x4
3
Sekarang kita lihat bagaimana memilih , yakni = /3. Tentu saja,
sebarang yang lebih kecil akan memenuhi.
BUKTI RESMI andaikan diberikan >0. Pilih = /3 atau 3 =
maka 0< |x – 4|<
Perhatikan ketaksamaan sebelah kanan
|(3x − 7) − 5 |< ε ⇔ |3x −12|< 3
⇔ |3(x − 4)| < 3
⇔ 3|x – 4|< 3
⇔ |x – 4| < 3/3
⇔ |x – 4| <
Jadi kesimpulannya
lim (3x 7) 5 0 0 0 x 4 (3x 5) 5 3
x 4
3. lim g ( x ) C
x b
4. lim h(t ) D
t c
5. lim g (t ) D
t c
6. lim f ( x ) L
xa
7. lim g ( x ) K
x b
9. lim (3 x 1) 64
x 21
A
TP 100 %
B
Keterangan:
TP= Tingkat Penguasaan
A= Banyak soal yang berhasil diselesaikan
B= Banyak soal yang disediakan pada tugas belajar.
Tingkat penguasaan Anda dikelompokkan menjadi
Baik Sekali : 90% s/d 100%
Petunjuk Belajar
1. Bacalah uraian contoh dengan cermat dan berulang-ulang sehingga
Anda benar-benar memahami dan menguasai materi pembahasan.
2. Kerjakan tugas yang tersedia secara mandiri dan periksalah tingkat
penguasaan Anda. Ulangi pengerjaan tugas yang tersedia sampai
Anda benar-benar merasa mampu mengerjakan semua soal
dengan benar.
Capaian Pembelajaran
Kompetensi umum dalam mempelajari bahan ajar ini mahasiswa
mampu maenjelaskan konsep dan prinsip teorema limit.
Kompetensi khusus dalam mempelajari bahan ajar ini
mahasiswa mampu menggunakan sifat dan aturan tentang
teorema limit.
Materi Pokok: Teorema Limit, Kekontinuan
Teorema A
Teorema Limit Utama.
Andaikan n bilangan positif, k konstanta, dan f dan g adalah fungsi-
fungsi yang mempunyai limit di c. maka
1. lim k k
xc
2. lim x c
xc
f ( x ) lim f ( x)
lim xc , asalkan lim g ( x ) 0
7. xc g ( x ) lim g ( x )
xc
xc
8. x c
lim ( f ( x ) lim f ( x )
n
x c
n
Hasil-hasil yang penting ini akan mudah di ingat jika kita pelajari
dalam kata-kata.misalnya, pernyataan 4 diterjemahkan sebagai: Limit
suatu jumlah adalah jumlah dari limit-limit.
Tentu saja, teorema A perlu dibuktikan. Kita tunda pekerjaan
tersebut sampai akhir pasal ini, dengan pertama-tama memilih untuk
memperlihatkan kepada anda bagaimana teorma besar ini digunakan.
Penerapan teorema limit utama Dalam contoh-contoh berikut,
nomor-nomor yang dilingkari mengacu kepada pernyataan-pernyataan
bernomor dari daftar yang diberikan sebelumnya. Setiap kesamaan
dibenarkan oleh pernyataan yang di tunjukkan .
Contoh 9. 1.
lim 2x 4
Carilah x 3
Penyelesaian
lim 2 x 4
x 3
2 lim x 4 ....(3)
x 3
2 lim x 4 ....(8)
x 3
23
4
....( 2 )
162
x4
3 lim x 2 lim x
2
x4
....(8)
3( 4 ) 2 2( 4 ) ....( 2 )
40
Contoh 9. 3.
Jika lim f ( x ) 4 dan lim g ( x ) 8 , cari lim f 2 ( x ).3 g ( x )
x3 x 3 x 3
Penyelesaian
lim f 2 ( x ).3 g ( x )
x 3
lim f 2 ( x ). lim 3 g ( x ) ....( 6)
x 3 x 3
x 3
= lim f ( x ) 2 .3 lim g ( x )
x 3
....(8 dan 9)
4 2 .3 8
=
=32
Ingat bahwa funsi polinom f mempunyai bentuk
f ( x) an x n an 1 x n 1 ... a1x a0
Sedangkan fungsi rasional f adalah hasil bagi dua fungsi polinom yakni
an x n an 1 x n 1 ... a1 x a0
f ( x)
bm x m bm 1 x m 1 ... b1 x b0
Teorema B
Teorema Substitusi
Jika f suatu fungsi polinom atau fungsi rasional,maka
lim f ( x ) f ( c )
xc
Contoh 9.5.
x3 3x 7 x3 3x 7
lim lim
Cari x 1 x 2 2 x 1 x 1 ( x 1) 2.
Penyelesaian baik teorema B ataupun pernyataan 7 dari teorema A
tidak berlaku, karena limit penyebut 0. Tetapi, karena limit pembilang
adalah 11, kita lihat bahwa selama x dekat 1, kita membagi sebuah
bilangan dekat 11 dengan sebuah bilangan positif dekat 0. Hasilnya
sebuah bilangan besar. kenyataannya bilangan yang di hasilkan dapat
dibuat besar sekehendak kita dengan membiarkan x cukup dekat ke 1.
Kita katakan bahwa limitnya tidak ada
Contoh 9.6.
t 2 3t 10
lim
Cari t 2 t2 t 6
Penyelesaian
Jika menggunakan ingin menggunakan teorema B maka tidak dapat
diterapkan, tetapi hasil bagi mengambil bentuk tanpa arti 0/0 di t=2.
Kapan saja ini terjadi, Anda harus menyederhanakan hasil bagi
lim
t 2 3t 10
lim
t 2 t 5 lim t 5 2 5 7
t 2 t t 6
2 t 2 t 2 t 3 t 2 t 3 2 3 5
Definisi ini mensyaratkan tiga hal yang harus dipenuhi agar suatu
fungsi f kontinu di c yaitu
4. lim f ( x )
x c
ada
5.
F(c) ada
6. lim f ( x ) f (c )
xc
Bila salah satu dari ketiga hal tersebut tidak dipenuhi maka fungsi f
dikatakan tidak kontinu (diskontinu)di c. Selanjutnya, perhatikan
gambar dibawah ini.
Contoh 9. 8.
Di ketahui fungsi f dengan
x ,x 0
f ( x)
3 ,x 0
lim f ( x ) f (0)
x0
Jelas fungsi f tak kontinu di x=0, sebab .
Grafiknya dapat dilihat pada gambar .
Contoh 9.9
Fungsi f dengan
2 , x 1
f ( x ) 1 , x 1
x 1 , x 1
lim f ( x )
Tak kontinu di x=1, sebab x1 tidak ada (mengapa?).
Grafik dapat dilihat sebagai berikut:
Contoh 9.10.
Selidiki apakah fungsi f dengan
2 x 3 , x 1
f ( x ) 8 3 x ,1 x 2
x 3 , x 2
Kontinu di x=1 dan x=2
Penyelesaian:
Karena pada suatu selang terbuka yang memuat 1 dan 2, fungsi
yang akan di hitung limitnya di atur oleh dua persamaan yang berbeda,
maka untuk menghitung limitnya di gunakan limit-limit sepihak.
lim f ( x ) lim ( 2 x 3) 5 lim f ( x ) lim (8 3 x ) 5
1. x 1 x 1
dan x 1 x 1
Kekontinuan sepihak
Pembahasan kekontinuan sepihak di motivasi oleh kekontinuan
fungsi di suatu titik. Berdasarkan konsep kekontinuan fungsi di satu
lim f ( x ) f (c )
titik, suatu fungsi f dikatakan kontinu di c bila xc
,dan
lim f ( x ) lim f ( x ) f (c ) lim f ( x ) f (c ) ?
x1
ada bila xc atau xc oleh karena
itu akan di bicarakan konsep kekontinuan sepihak yang di sajikan
dalam definisi berikut.
Definisi:
Diberikan fungsi f terdefinisi pada selang tertututp I= [a,b].
lim f ( x ) f (b )
x b
(a). fungsi f dikatakan kontinu kiri di b bila
lim f ( x ) f ( a )
xa
(b). fungsi f dikatakan kontinu kanan di a bila
Contoh 9.11
f ( x) 2 x
Fungsi f dengan kontinu kiri di x= 2, sebab
lim f ( x ) lim 2 x 0 f ( 2) f ( x) 2 x
x 2 x 2
. Fungsi f dengan
lim f ( x) lim 2 x 0 f ( 2)
x2
kontinu kanan di x= 2, sebab x2
.
Contoh 9.12
Diperhatikan fungsi f dengan f(x)=x – 2 .
lim f ( x ) lim ( x 2) 0
x 2
Karena x2
dan
lim f ( x ) lim ( x 2) 0 lim f ( x ) 0.
x2 x 2
maka x 2
juga karena
lim f ( x ) 0 f ( 2)
x 2
maka fungsi f kontinu di x=2.
Dilain pihak dapat pula dilihat bahwa fungsi f kontinu kiri dan kanan
lim f ( x ) f ( 2) lim f ( x ) f ( 2)
x2 x2
di x=2, sebab dan .
f ( x) 9 x 2
Contoh fungsi f dengan kontinu pada selang terbuka (-
3,3), sebab fungsi f kontinu di setiap titik pada selang (-3,3) atau untuk
lim f ( x ) f (c )
setiap c (-3,3) berlaku xc
Contoh 9.13.
f ( x) 2 x
Fungsi dengan
Kontinu pada selang (-,2], sebab untuk setiap c (-,2) berlaku
lim f ( x ) f (c ) lim f ( x) lim 2 x 0 f (2)
xc
dan x2 x 2
.
Oleh karena itu fungsi f kontinu pada selang (-,2) dan kontinu kiri di
x=2.
Definisi 3
Fungsi f dikatakan kontinu pada selang setengah terbuka atau
setengah tertutup [a,b) jika fungsi f kontinu pada selang terbuka
(a,b)dan kontinu kanan di a.
Contoh 9.14.
f ( x) 2 x
Fungsi f dengan kontinu pada selang (2,), sebab
lim f ( x ) f (c )
untuk setiap c (2,) berlaku xc
dan
lim f ( x) lim x 2 0 f ( 2)
x2 x2
atau fungsi f kontinu pada selang
terbuka (2,) dan kontinu kanan di x=2.
Definisi 4:
Fungsi f dikatakan kontinu pada selang tertutup [a,b],jika fungsi f
kontinu kanan di a, kontinu pada selang terbuka (a,b), dan kontinu kiri
di b.
Teorema
(a) Jika fungsi f dan g kontinu di c, maka fungsi f + g, f – g ,
f.g, dan f/g . dengan g(c) 0 kontinu di c
(b) Jika fungsi f dan g kontinu pada suatu selang I, maka fungsi f +
g, f – g, f.g, dan f/g dengan g(c) 0 kontinu di c untuk semua c
I
(c) Fungsi suku banyak (fungsi polinom), fungsi rasional, dan fungsi
trigonometri kontinu pada daerah definisi.
(d) Jika fungsi f kontinu di c dan fungsi g kontinu di f(c) maka
fungsi komposisi gof kontinu di c
x2 1
h( x )
Contohnya diperhatikan fungsi h dengan ( x 1) 2 . Fungsi h
dapat di nyatakan sebagai fungsi komposisi (gof)(x) dengan
x2 1
f ( x) g ( x) x
( x 1) 2 dan
.
Contoh 9.15
x2 1
Hitunglah lim
x 3 ( x 1) 2
Penyelesaian:
x2 1
( x 1) 2 dapat dinyatakan sebagai komposisi fungsi ( gof)(x) dengan
x2 1
f ( x) dan g ( x) x. Karena
( x 1) 2
x 2 1 10
lim f ( x ) lim
x 3 x 3 ( x 1) 2 4 dan fungsi g kontinu di 10/4, maka
x2 1 10 10 1
lim g( ) 10
x 3 ( x 1) 2
4 4 2
Contoh 9.16.
Tunjukkan persamaan x3 + 3x – 2=0 mempunyai akar real antara 0
dan 1.
2. lim (3x 2 1)
x 1
4.
lim ( 2 x 2 1)( 7 x 2 13)
x 2
2x 1
5. lim
x2 5 3x
4x3 1
6. lim
x 3 7 2x 2
7. lim 3 x 5
x 3
8. lim 5 x 2 2 x
x 3
9. lim ( 2t 3 15)13
t 2
10. lim 3t 3 7t 2
t 2
1/ 3
4 x 3 8x
11. lim
x2
x4
12. lim ( 2 x 4 9 x 3 19) 1 / 2
x 5
Pada soal no 13 – 22, cari limit yang ditunjuk atau nyatakan bahwa
limit itu tidak ada. Dalam beberapa kasus, Anda melakukan beberapa
langka aljabar sebelum mencoba menghitung limitnya.
x 3 6 x 2 11x 6
13. lim
x 1 x 3 4 x 2 19 x 14
u 2 ux 2u 2 x
19. lim
u 2 u2 u 6
x 2 ux x u
20. lim
x 1 x 2 2x 3
2 x 2 6 x 4 2
21. lim
x x2
(u 2)( u 2 u 6)
22. lim
u 2 u 2 4u 4
Pada soal no 23 – 25, cari limit tersebut jika lim f ( x ) 3
xa
lim g ( x ) 1
dan x a
23. lim
x a
f 2
x g 2 x
2 f ( x) 3g ( x)
24. lim
xa f ( x) g ( x)
25. lim 3 g ( x ) f ( x ) 3
xa
3. Penilaian
Perkirakan Skor yang Anda, selanjutnya gunakan kreteria berikut
untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan
belajar 9
A
TP 100 %
B
Keterangan:
TP= Tingkat Penguasaan
A= Banyak soal yang berhasil diselesaikan
B= Banyak soal yang disediakan pada tugas belajar.
Turunan
Pendahuluan
Pada bab ini akan dibahas sebuah konsep yang sangat pundametal
dalam kalkulus, yaitu konsep turunan serta beberapa hal yang
berkaitan dengannya. Untuk memahami konsep turunan ini, kita
harus menyiapkan diri dan memingat kembali dengan baik
pemahaman tentang fungsi dan limit, karena pada dasarnya
pengerjaan yang berkaitan tentang turunan selalu berkaitan dengan
pengerjaan limit.
Terdapat dua topic yang dapat mengantarkan kita pada
pemahaman mengenai konsep turunan, topic pertama adalah masalah
gradient garis singgung, dan topic kedua adalah masalah kecepatan
sesaat dalam gerak lurus suatu benda. Kedua masalah tersebut
nampaknya tidak berhubungan sama sekali,tapi pada gilirannya akan
diketahui bahwa keduanya merupakan perwujudan dari sebuah
pemikiran yang serupa.
Untuk lebih jelasnya, sekarang kita telaah kedua masalah itu satu
persatu.
Petunjuk Belajar
1. Bacalah uraian contoh dengan cermat dan berulang-ulang sehingga
Anda benar-benar memahami dan menguasai materi pembahasan.
2. Kerjakan tugas yang tersedia secara mandiri dan periksalah tingkat
penguasaan Anda. Ulangi pengerjaan tugas yang tersedia sampai
Anda benar-benar merasa mampu mengerjakan semua soal
dengan benar.
Capaian Pembelajaran
Kompetensi umum dalam mempelajari bahan ajar ini adalah
mahasiswa mampu memahami konsep turunan, dan prinsip
turunan.
A. Kegiatan Belajar 10
1. Uraian Materi Garis Singgung
Garis singgung sebuah kurva y = f(x) didefinisikan sebagai garis yang
menyinggung kurva dititik tertentu. Perhatikan gambar:
Definisi:
Misalkan m adalah gradient garis singgung pada kurva f di titik
(x1,(f(x1)) maka persamaan garis singgung paddda kurva f di titik
y f ( a ) m( x x1 )
tersebut adalah:
f ( 2 h ) f ( 2 )
m1 lim
h 0 h
( 2 h ) 2 ( 2) 2
lim
= h 0 h
4 4h h 2 4
lim
= h 0 h
h( 4 h )
lim
= h0 h
lim 4 h
= h0
=–4
f ( 1 h ) f ( 1)
m2 lim
h 0 h
( 1 h ) 2 ( 1) 2
lim
= h 0 h
1 2h h 2 1
lim
= h 0 h
h( 2 1)
lim
= h0 h
lim 2 h
= h0
Definisi 3
Misalkan f terdefinisi pada selang terbuka I yang memuat a, juka m
adalah gradient garis singgung pada kurva f dititik (a,f(a)) dimana
m mtan lim msec dan l adalah garis singgungnya dititik P.
h0
Contoh 10. 3.
titik (-3,-4)
Penyelesaian:
Gradient garis singgung pada kurva di titik (-3,-4) adalah:
f ( 3 h ) f ( 3)
m lim
h0 h
( 3 h ) 3( 3 h ) 4 ( 4 )
2
lim
h0 h
9 6 h h 2 9 3h
lim
h0 h
h( 3 h )
lim
h0 h
lim 3 h
h0
3
Jadi persamaan garis singgungnya adalah :
y f ( 3) 3( x 3)
y 3 x 9 4
y 3 x 11
Contoh 10. 4:
y x di titik (4,2)
Tentukan persamaan garis singgung pada kurva
Penyelesaian:
2 meter / detik
Demikian pula kecepatan sesaat benda pada saat t=2 adalah
S ( 2 h ) S ( 2)
V lim Vrata rata lim
h0 h0 h
( 2 h ) 2 2 ( 2 2)
lim
h0 h
4h h 2
lim
h0 h
lim 4 h
h0
24 meter / detik
Dari paparan di atas dapat di definisikan kecepatan sesaat benda yang
bergerak sepanjang garis koordinat yang posisinya pada saat t di
tentukan oleh S=f(t) sebagai berikut:
Definisi 3
Misalkan sebuah benda bergerak sepanjang garis lurus, jika posisi
benda pada saat t di tantukan oleh S=f(t) maka kecepatan rata-rata
benda selama selang waktu t=a, sampai t=a+h adalah
f (a h) f (a )
kecepatan rata rata Vrata rata
h
Dan kecepatan sesaat benda pada saat t=a adalah
f (a h) f ( a )
V lim Vrata rata lim
h0 h0 h
30
Jadi kecepatan sesaat benda pada saat t=3 adalah 30 m/detik.
Contoh 10. 6
Sejenis virus berkembang biak, sehingga dalam t jam massanya
bertambah sebesar 2t2 – 1 gram.
a. Tentukan massa virus bila ia berkembang biak selama selang
waktu 1 t 1,5
b. Berapa kecepatan rata-rata perkembangan virus selama selang
waktu 1 t 1,5
c. Berapa kecepatan perkembang biakan pada saat t= 1,2 detik
Penyelesaian :
f (t ) 2t 2 1,1 t 1,5
a. Massa virus yang berkembang selama selang waktu 1 t 1,5,
adalah :
f (1,5) f (1) 2(1,5) 2 1 ( 2(1) 2 1)
4,5 1 3,5 gram
Contoh 10. 7.
Sebuah partikel bergerak sepanjang garis koordinat dan s, jarak
berarah dalam sentimeter yang di ukur dari titik asal ke titik yang
dicapai setelah t detik, diberikan oleh s 5t 1 .
Hitunglah:
a. Berapa jauh partikel tersebut bergerak setelah t=7detik?
b. Berapa kecepatan rata-rata partikel pada selang 2 t 3?
c. Cari kecepatan sesaat pada akhir t= 3 detik?
Penyelesaian:
a. s s(7) 5.7 1 35 1 36 6 sentimeter
b. Kecepatan rata-rata partikel pada selang 2 t 3
5 .3 1 5 . 2 1 16 11
vrata rata 4 3,32 0,68cm / detik
3 2 1
D(p) = 12 – 2p.
Tentukan:
a. Harga kesetimbangan p0 diamana S ( p0 ) D( p0 )
.
b. Kemiringan kurva penawaran pada titik kesetimbangan ( p0 , S ( p0 )) .
c. Kemiringan kurva permintaan pada titik ( p0 , D( p 0 ))
( p 0 12 )( p 0 4 ) 0
p 0 12 atau p 0 4
Karena tidak mungkin negatif maka
p0 4 dan S ( p0 ) p0 14 .4 2 4
1 2
4
lim 4 4 lim 4 4
h0 h h0 h
1 2 1 1 1 2 1 1
p0 p0 h h 2 p0 p0 h h 2
lim 4 2 4 4 lim 2 4
h0 h h 0 h
1 1
h( p 0 h )
lim 2 4 lim ( 1 p 1 h ) 1 p 1 .4 2
0 0
h0 h h0 2 4 2 2
c. Kemiringan kurva permintaan pada titik ( p0 , D( p0 )) :
12. f(x)= 10 – x2
13. f(x)= x2 –2x +1
14. f(x)= 10 – x2
15. f(x)= x(50 – x)
16. f(x)= x2 – 4x
x 2
17. f ( x ) x ( )
10
Untuk soal nomor 18 – 22 tentukan persamaan garis singgung
pada kurva f di titik yang diberikan.
18. f(x)= x2 + 3x – 4, (1, 0)
Keterangan:
TP=Tingkat Penguasaan
A= Banyak soal yang berhasil diselesaikan
B= Banyak soal yang disediakan pada tugas belajar.
Tingkat penguasaan Anda dikelompokkan menjadi
Baik Sekali : 90% s/d 100%
Petunjuk Belajar
1. Bacalah uraian contoh dengan cermat dan berulang-ulang sehingga
Anda benar-benar memahami dan menguasai materi pembahasan.
2. Kerjakan tugas yang tersedia secara mandiri dan periksalah tingkat
penguasaan Anda. Ulangi pengerjaan tugas yang tersedia sampai
Anda benar-benar merasa mampu mengerjakan semua soal
dengan benar.
Capaian Pembelajaran
Kompetensi umum dalam mempelajari bahan ajar ini mahasiswa
mampu maenjelaskan konsep dan prinsip turunan.
Kompetensi khusus dalam mempelajari bahan ajar ini
mahasiswa mampu menggunakan sifat dan aturan tentang
turunan.
Materi Pokok: Turunan
f (c h) f (c )
f ' ( c ) lim asalkan limit ini ada
h 0 h
Contoh 11.2
Andaikan f(x) = 13x – 6, carilah f ’(4)
Penyelesaian
f ' ( 4) lim
f ( 4 h ) f ( 4)
lim
134 h 6 134 6
h 0 h h 0 h
lim 13 13
13 h
f ( 4) lim
h0 h h0
Contoh 11.3
Andaikan f(x) = x3 + 7x, carilah f ’(c)
Penyelesaian
f (c h) f (c )
f ' ( c ) lim
h0 h
f ' ( c ) lim
c h 7c h c
3 3
7c
h0 h
3c 2 h 3ch 2 h 3 7h
f ' (c ) lim
h 0 h
f ' ( c ) 3c 7
2
f ( x h) f ( x)
f ' ( x ) lim
h0 h
1 1
f ' ( x ) lim x h h
h0 h
x x h 1
f ' ( x ) lim
h0
h h
h 1
f ' ( x ) lim
h 0 x h x h
1 1
f ' ( x ) lim 2
h 0 x h x
x
Contoh 11.5
Andaikan f(x) = x2 +1,tentukan nilai turunan pertama fungsi f di x = -2
Penyelesaian
f ( 2 h ) f ( 2)
f ' ( 2) lim
h0 h
3. Tugas Kegiatan
( 2 h ) 1 (( 2) 2 1)
2
lim
h0 h
4 4 h h 1 ( 4 1)
2
lim
h0 h
4h h 2
lim
h0 h
lim ( 4 h )
h0
4
4
Contoh 11.7
1
Tentukan f’(x) jika f ( x) ,x 0
x
Penyelesaian:
f ( x h) f ( x)
f ' ( x ) lim
h0 h
1 1 1
lim
h0 h
xh x
1 x xh
lim
h0 h
x h . x
1 x xh x xh
lim
h0 h
x h . x x x h
f (a h) f (a )
Dari definisi turunan: f ' ( a ) lim
h 0 h
Contoh 11.9.
3
f ( x)
Tentukan f’(t) jika x2
Penyelesaian :
3 3
f ( x ) f (t )
f ' (t ) lim lim x 2 t 2
x t xt x t xt
3(t 2) 3( x 2) 1
lim
x t ( x 2)( x t ) xt
3t 6 3 x 6
lim
x t ( x 2)(t 2)( x t )
3( x t )
lim
x t ( x 2)(t 2)( x t )
3
f ' ( x)
(t 2 ) 2
f ( x h) f ( x)
f ' ( x ) lim
h0 h
Untuk mencari turunan yang ditunjuk
5. f ( x) 2 x f ' (1)
6. f ( x ) x 2 x f ' ( 2)
f ( x ) 2 x f ' ( 2 )
2
7.
1
8. f ( x) f ' ( 4)
x 1
9. f ( x) x f ' (4)
10. f ( x) 2 x 1 f ' ( x)
11. f ( x) ax b f ' ( x)
12. f ( x ) 3 x 2 4 f ' ( x )
13. f ( x ) x 2 x 1 f ' ( x )
14. f ( x ) x 2 3 x f ' ( x )
15. f ( x ) ax 2 bx c f ' ( x )
16. f ( x ) x 3 5 x f ' ( x )
17. f ( x ) x 3 2 x 2 1 f ' ( x )
18. f ( x ) x 4 f ' ( x )
19. f ( x ) x 4 x 2 f ' ( x )
2
20. f ( x ) f '( x)
x
x
21. f ( x ) f '( x)
x5
x3
22. f ( x ) f '( x)
x
x 1
23. f ( x ) f ' ( x)
x 1
138 Kalkulus Diferensial
2x 1
24. f ( x ) f ' ( x)
x4
6
25. f ( x ) 2 f '( x)
x 1
26. f ( x) 3x f ' ( x)
1
27. f ( x ) f ' ( x)
3x
3
28. f ( x ) f ' ( x)
x2
29. f ( x ) x 2 4 f ' ( x )
3. Penilaian
Perkirakan Skor yang Anda, selanjutnya gunakan kreteria berikut
untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan
belajar 11
A
TP 100 %
B
Keterangan:
TP= Tingkat Penguasaan
A= Banyak soal yang berhasil diselesaikan
B= Banyak soal yang disediakan pada tugas belajar.
Petunjuk Belajar
1. Bacalah uraian contoh dengan cermat dan berulang-ulang sehingga
Anda benar-benar memahami dan menguasai materi pembahasan.
2. Kerjakan tugas yang tersedia secara mandiri dan periksalah tingkat
penguasaan Anda. Ulangi pengerjaan tugas yang tersedia sampai
Anda benar-benar merasa mampu mengerjakan semua soal
dengan benar.
Capaian Pembelajaran
Kompetensi umum dalam mempelajari bahan ajar ini mahasiswa
mampu maenjelaskan konsep dan prinsip aturan pencarian
turunan.
Kompetensi khusus dalam mempelajari bahan ajar ini
mahasiswa mampu menggunakan sifat dan aturan tentang aturan
pencarian turunan.
Materi Pokok: Aturan Pencarian Turunan
Grafik f(x) = x merupakan sebuah garis yang melalui titik asal dengan
kemiringan 1;
sehingga seharusnya kita mengharapkan turunan fungsi ini adalah 1
untuk semua x.
Teorema Aturan fungsi identitas
Jika f(x) = x, maka f’(x)= 1 Dx(x) = 1
Bukti
(a+b)n = an + nan-1b + 2
an-2b2 + …+ nabn-1 +bn
Teorema Aturan Pangkat
Jika f(x)= xn, dengan n bilangan bulat positif,
maka f’(x) = nxn-1 Dx(xn) = nxn-1
Bukti
f ( x h) f ( x) ( x h) n x n
f ' ( x ) lim lim
h0 h h0 h
n ( n 1) n 2 2
x n nx n 1 h x h . . . . nxh n 1 h n x n
lim 2
h0 h
n ( n 1) n 2
h nx n 1 x h . .. nxh n 2 h n 1
lim
2
h0 h
Di dalam kurung siku, semua suku kecuali yang pertama mempunyai
sebagai h sebagai factor. Jadi, masing-masing suku ini mempunyai
limit nol bila h mendekati nol. Maka,
f ' ( x ) nx n 1
Perhatikan bahwa
Lalu Sucipto, M.Pd.~143
Dx(x3)= 3x2
Dx(x9)= 9x8
Dx(x100)=100x99
Dx adalah operator linear operator Dx berfungsi sangat baik apabila
di terapkan pada kelipatan konstanta fungsi atau pada jumlah fungsi.
Teorema Aturan Kelipatan Konstanta
Jika k suatu konstanta dan f suatu fungsi yang terdiferensialkan, maka
(kf)’(x)=k.f’(x) Dx[k. f(x)] = k . Dxf(x)
Dengan kata-kata, ini mengatakan bahwa suatu pengali konstanta k
dapat di sebrangkan melewati operator Dx.
Bukti
Andaikan F(x) = k.f(x) maka
F ( x h) F ( x) k . f ( x h) k . f ( x )
F ' ( x ) lim lim
h0 h h0 h
f ( x h) f ( x) f ( x h) f ( x)
lim k . k . lim
h0 h h 0 h
k . f ' ( x)
g ( x h) g ( x) f ( x h) f ( x)
lim f ( x h). g ( x ).
h0
h h
g ( x h) g ( x) f ( x h) f ( x)
lim f ( x h). lim g ( x ). lim
h0 h0 h h0 h
f ( x ). g ' ( x ) g ( x ). f ' ( x )
Penurunan yang baru saja diberikan mengandalkan pada dua hal.
Pertama, taktik penambahan dan pengurangan pada hal yang sama,
yakni f(x+h)g(x). kedua, pada akhirnya kita menggunakan fakta bahwa
lim f ( x h ) f ( x )
h0
Yakni,
f ( x) g ( x) Dx f ( x) f ( x) Dx g ( x)
D x
g ( x) g 2 ( x)
Kami sangat menyarankan agar anda menghafalkan ini dalam kata-
kata, sebagai berikut:turunan suatu hasil bagi adalah sam dengan
penyebut dikali turunan pembilang dikurangi pembilang dikali
tturunan penyebut, seluruhnya dibagi dengan kuadrat penyebut.
Bukti
Andaikan F(x)= f(x)/g(x) maka
f ( x h) f ( x) g ( x h) g ( x) 1
F ' ( x ) lim g ( x ) f ( x)
h0
h h g ( x) g ( x h)
g ( x) f ( x h) g ( x ) f ( x) f ( x) g ( x ) f ( x) g ( x h) 1
lim
h0
h g ( x ) g ( x h)
g ( x ) f ' ( x ) f ( x ) g ' ( x )
1
g ( x) g ( x)
f ' ( x) g ( x) f ( x) g ' ( x)
g 2 ( x)
Contoh 12. 3.
(3 x 5)
Cari turunan ( x 7)
2
Penyelesaian
3 x 5 ( x 7 ) D x ( 3 x 5) ( 3 x 5) D x ( x 7 )
2 2
Dx 2
x 7 ( x 2 7) 2
( x 2 7 )(3) (3 x 5)( 2 x )
( x 2 7) 2
3 x 2 10 x 21
( x 2 7) 2
Contoh 12. 4.
2 3
y
Cari Dxy jika x 1 x
4
1. y=2x2
2. y =3x3
3. y =πx2
4. y =πx3
5. y =2x-2
6. y = - 3x-4
7. y =π/x
1
35. y
4 x 3x 9
2
4
36. y
2 x 3x
3
x 1
37. y
x 1
2x 1
38. y
x 1
39. y 2 x 1
2
3x 5
5x 4
40. y 2
3x 1
2 x 2 3x 1
41. y
2x 1
5x 2 2x 6
42. y
3x 1
43. Jika f(0) = 4, f’(0) = –1, g(0) = –3 dan g’(0) = 5.
Carilah: (a) (f.g)’(0);
(b) (f+g)’(0);
(c) (f/g)’(0).
44. Gunakan aturan hasil kali untuk menuujukkan bahwa
Dx[f(x)]2 =2 . f(x) . Dxf(x).
45. Cari persamaan garis singgung pada y=x2 – 2x+2 didtik (1,1).
3. Penilaian
Perkirakan Skor yang Anda, selanjutnya gunakan kreteria berikut
untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan
belajar 12
A
TP 100 %
B
Petunjuk Belajar
1. Bacalah uraian contoh dengan cermat dan berulang-ulang sehingga
Anda benar-benar memahami dan menguasai materi pembahasan.
2. Kerjakan tugas yang tersedia secara mandiri dan periksalah tingkat
penguasaan Anda. Ulangi pengerjaan tugas yang tersedia sampai
Anda benar-benar merasa mampu mengerjakan semua soal
dengan benar.
Capaian Pembelajaran
Kompetensi umum dalam mempelajari bahan ajar ini mahasiswa
mampu maenjelaskan konsep dan prinsip turunan sinus dan
cosinus.
Kompetensi khusus dalam mempelajari bahan ajar ini
mahasiswa mampu menggunakan sifat dan aturan tentang
turunan sinus dan cosinus.
Materi Pokok: Turunan Sinus dan Cosinus
Penyelesaian
Kita memerlukan tueunan dari sin 2x; sayangnya pada saat ini kita
hanya tahu bagaiman mencari turunan dari sin x. akan tetapi, sin
2x = 2 sin x cos x. jadi,
Dx (3 sin 2x )= Dx (6 sin x cos x)
=6 Dx( sin x cos x)
=6 [ sin x Dx(cos x) + cos x Dx( sin x)]
=6 [(sin x) ( - sin x) + cos x cos x]
=6[ cos2 x – sin2 x]
=6 cos 2x
Pada x = /2, turunan ini bernilai – 6 ,yang merupakan
kemiringan garis singgung yang di inginkan. Persamaan garis ini
adalah
y 0 6 x
2
12
Pembuktian Dua Pernyataa Limit
Segala sesuatu yang telah kita lakukan dalam subbab ini tergantung
pada dua pernyataan limit,
sin t 1 cos t
lim 1 lim 0
t 0 t t 0 t
Pernyataan ini memerlukan bukti.
1 0 / 2 0
Walaupun penggunaan utama dua pernyataan limit ini adalah untuk
membuktikan rumus-rumus turunan, kita dapat juga
menggunakannya untuk menhhitung limit-limit lain.
Contoh 13. 5.
Cari limit-limit berikut
1 cos t sin 5 x
(a) lim (b) lim
t 0 sin t x0 3x
Penyelesaian
1 cos t
lim
t 0 sin t
1 cos t
(a) lim t
t 0 sin t
t
0
1
1. y= 2 sin x +3 cos x
2. y= sin2x
3. y=sin2x + cos2x
4. y=1 – cos2x
5. y=sec x= 1/cos x
6. y=csc x = 1/sin x
7. y tan x sin x
cos x
cos x
y cot x
8. sin x
sin x cos x
y
9. cos x
x cos x sin x
y
12. x2 1
15. Tinjau kincir ria dari contoh 4. Pada laju berapa dudukan pada
pelek bergerak secara mendatar pada saat t=/4 detik (yakni pada
saat dudukan mencapai puncak kincir).
(c) sebsrapa cepat dudukan itu naik (secara tegak)pada saat naik
dengan laju yang tercepat.
sin x
lim
x0
17. 2x
sin 3
lim
18. 0 2
tan 5
lim
20. 0 sin 2
cot sin
lim
21. 0 2 sec
(sin 3t ) 2
lim
t 0
22. 2t
y 2 sin x y 2 cos x
23. Perhatikan bahwa kurva dan saling
berpotongan tegak lurus pada sebuah titik tertentu debgan 0<x</2
24. pada saat t detik, pusat sebuah pelampung gabus berada sejauh 2
sin t sentimeter di atas ( atau dibawah) permukaan air. Berapa
kecepatan pelampung pada saat t=0, /2, dan ?
3. Penilaian
Perkirakan Skor yang Anda, selanjutnya gunakan kreteria berikut
untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan
belajar 13
A
TP 100 %
B
Keterangan:
TP= Tingkat Penguasaan
A= Banyak soal yang berhasil diselesaikan
B= Banyak soal yang disediakan pada tugas belajar.
Tingkat penguasaan Anda dikelompokkan menjadi
Lalu Sucipto, M.Pd.~163
Baik Sekali : 90% s/d 100%
Petunjuk Belajar
1. Bacalah uraian contoh dengan cermat dan berulang-ulang sehingga
Anda benar-benar memahami dan menguasai materi pembahasan.
2. Kerjakan tugas yang tersedia secara mandiri dan periksalah tingkat
penguasaan Anda. Ulangi pengerjaan tugas yang tersedia sampai
Anda benar-benar merasa mampu mengerjakan semua soal
dengan benar.
Capaian Pembelajaran
Kompetensi umum dalam mempelajari bahan ajar ini mahasiswa
mampu maenjelaskan konsep dan prinsip aturan rantai.
Kompetensi khusus dalam mempelajari bahan ajar ini
mahasiswa mampu menggunakan sifat dan aturan tentang aturan
rantai.
Materi Pokok: Aturan Rantai
memberikan:
Du 3u 2
dy
y u 3 maka
3
du
dx
3u 2 . f ' ( x )
dy dy du
.
dx du dx
dy dy du
Persamaan dx du . dx ini dinamakan aturan rantai, yang berlaku
untuk dua fungsi terdeferensial y = g(u) dan u = f(x).
Bentuk lain dari penulisan aturan rantai untuk kedua fungsi diatas
adalah sebagai berikut
D x y Du y . D x u
Contoh 14. 1
dy
Tentukan dx dari y= (3x+5)17
Penyelesaian :
Bila fungsi berpangkat 17 ini di uraikan akan terdiri dari 18
suku dan beberapa koefisiennya terdiri dari 14 digit, akan sangat
panjang jika di turunkan dengan cara hasil kali biasa. Tetapi
dengan menggunakan aturan rantai kita tulis:
y= g(u)=u17 dan u = f(x)= 3x +5 maka
dy du
17 u 16 dan 3
dx dx
Sehingga di peroleh
dy dy du
.
dx du dx
3( 2 x 1) 2 .2
6( 2 x 1)1
Contoh 14. 3.
Jika h(x)=g(f(x)) dimana f dan g terdeferensialkan dan f(2)=17,
f’(2)=–3, g’(17)=5 maka menurut aturan rantai h’(2)=g’(f(2)).f ’(2)=
g’(17).f ‘(2)=5(-3)= –15
Contoh 14. 4.
dy
Jika y = sin( x2+5x-3) tentukan dx
Penyelesaian:
Misalkan y = sin u dan u= x2 +5x -3, maka
dy dy du
dx du dx
cos u .( 2 x 5)
cos( x 2 5 x 3) ( 2 x 5)
Contoh 14. 5
Tentukan Dty jika y= cos (sin t)
Penyelesaian
Misalkan y=cos u dan u=sin t, maka
Dt y Du y . Dt u
sin u . cos t
sin(sin t ). cos t
Contoh 14. 6
dy dF dv
cos u , du sin v , dan 2
du du dv dx
du dF dF du dv
sehingga . cos u ( sin v ).( 2)
dx dx du dv dx
2 cos(cos v )(sin( 3 2 x ))
2 coscos(3 2 x )sin( 3 2 x )
dy
dx
Contoh 14. 7
Tentukan fungsi turunan pertama dari f(x)=cos(sin(tan x))
Penyelesaian:
Misalkan f(u)=cos u, u(t)=sin t, dan t(x)=tan x, maka:
df du dt
f ' ( x) sin(sin(ta n( x )). cos(tan x ). sec2 x
dx dt dx
n f ( x )
n 1
. f ' ( x ), n 1 0
Contoh 14. 8
dy
Tentukan jika y= (3x2 +2x2–5)25
dx
penyelesaian :
Misalkan y= u25, dan u=3x4+2x3–5
dy du
y' 25 u 24 dan u' 12 x 3 6 x 2
Maka dx dx
Contoh 14. 9
Contoh 14. 9
Tentukan
dy
dx
jika y 5 x 3 (3 x 1) 4
10
Penyelesaian:
Misalkan y=u10 dan u=5x+(3x-1)4/3
Maka
dy
dx
10u 9
du
dan dx
5 43 (3 x 1) 4
dy dy du
dx du dx
4 9
10 5 x (3 x 1) 3 . D 5 x (3 x 1) 3
4
10 5 x (3 x 1) 5
1
4 9
(3 x 1) .3
3
3 4
3
4
9
10 5 x (3 x 1) 3 . 5 43 (3 x 1)4
Contoh 14. 11
Sebuah obyek bergerak dibidang sehingga koordinatnya setelah t
detik adalah (2 cos t, 3 sin t) di ukur dalam kaki.
a. Perlihatkan bahwa obyek tersebut bergerak mengikuti jalur
elips
b. Dapatkan ekspresi jarak obyak tersebut dari titik asal pada
saat t.
c. Seberapa cepat obyak tersebut bergerak menjauhi titik asal
pada t=/4
Penyelesaian :
11. H(x)=cos(cos(cosx))
12. _B(t)=(1- sin t)(3+ cos t)
1 cos 2 x
c(t )
13. 2 sin x
14. F(x)=(x2+3x-10)6
y 3 tan 2 ( 2 x )
15. _
16. G(x)=tan (5+x)
3
3
2 2
h( x ) 1
17. x
20. _ y = (x +3x-1)
2 4
y x 3
x
5
21.
22. y =(2x5 – 3x4)3
23. _L(u)=tan (sin u)
2 2
24. y =(cos3x)10
25. y =(sin4x)11
y x 3 4 x 2 20
7
26. _
Carilah persamaangaris singgung pada kurva berikut:
27. y=sin(x3), di titik(0,0)
2
1 x
y 2
, di titik (1,4)
28. 2 x
A
TP 100 %
B
Keterangan:
TP= Tingkat Penguasaan
A= Banyak soal yang berhasil diselesaikan
B= Banyak soal yang disediakan pada tugas belajar.
Tingkat penguasaan Anda dikelompokkan menjadi
Baik Sekali : 90% s/d 100%
Petunjuk Belajar
1. Bacalah uraian contoh dengan cermat dan berulang-ulang sehingga
Anda benar-benar memahami dan menguasai materi pembahasan.
2. Kerjakan tugas yang tersedia secara mandiri dan periksalah tingkat
penguasaan Anda. Ulangi pengerjaan tugas yang tersedia sampai
Anda benar-benar merasa mampu mengerjakan semua soal
dengan benar.
Capaian Pembelajaran
Kompetensi umum dalam mempelajari bahan ajar ini mahasiswa
mampu maenjelaskan konsep dan prinsip turunan implisit dan
eksplisit.
Kompetensi khusus dalam mempelajari bahan ajar ini
mahasiswa mampu menggunakan sifat dan aturan tentang
turunan implisit dan eksplisit.
Materi Pokok: Turunan Impilisit dan Eksplisit
Tampak seperti apa yang di perlihatkan dalam gambar. Tentu saja titik
(2, 1) terletak pada grafik, dan tampaknya terdapat sebuah garis
singgung yang terumuskan dengan baik pada titik tersebut. Bagaimana
kita akan mencari kemiringan garis singgung ini?
Lalu Sucipto, M.Pd.~175
Anda dapat menjawab, hitung saja dy/dx pada titik ini. Akan tetapi,
itulah kesukarannya;kita tidak tahu bagaimana mencari dy/dx dalam
situasi ini.
Elemen baru dalam masalah ini adalah bahwa kita menghadapi
sebuah persamaan yang secara eksplisit tidak dapat di pecahkan untuk
y. Apakah mungkin mencari dy/dx dalam kedaan seperti ini? Ya.
Diferensialkan kedua ruas persamaan.
y3 + 7y = x3
Terhadap x dan samakan hasil-hasilnya. Dalam melakukan ini, kita
anggap bahwa persamaan yang diberikan memang menentukan y
sebagai suatu fungsi x (hanya saja kita tidak tahu bagaimana
mencarinya secara eksplisit). Jadi setelah menggunakan aturan rantai
pada suku pertama, kita peroleh
dy dy
3y2 . 7 3x 2
dx dx
Yang terakhir dapat di pecahkan untuk dy/dx sebagai berikut,
dy dy 3x 2
(3 y 2 7 ) 3 x 2
dx dx 3 y 2 7
Perhatikan bahwa ungkapan kita untuk dy/dx melibatkan x dan y,
suatu kenyataan yang sering menyulitkan. Akan tetapi, jika kita hanya
ingin mencari kemiringan pada suatu titik yang kedua koordinatnya
diketahui, tidak ada kesukaran. Pada (2, 1),
dy 3( 2 ) 2 12 6
dx 3(1) 7 10 5
2
dy 12 x 4 9 x 2 8 x 4 8 x 4 x 4 9 x 2 8 x
dx ( 4 x 2 3) 2 ( 4 x 2 3) 2
Beberapa kesukaran yang tak terlihat jika sebuah persamaan
dalam x dan y menentukan fungsi y = f(x) dan jika fuungsi ini
terdeferensialkan, maka metode pendeferensialan implisit akan
menghasilkan ungkapan yang benar untuk dy/dx. Akan tetapi,
perhatikan terdapat dua “jika” besar dalam pernyataan ini.
Pertama perhatikan persamaan
x2 + y2 = – 1
Persamaan ini tidak mempunyai penyelesaian dank arena itu tidak
menentukan suatu fungsi.
Sebaliknya, x2 + y2 = 25
Menentukan fungsi-fungsi y f ( x ) 25 x 2
y g ( x ) 25 x 2
dan fungsi .
Grafik fungsi-fungsi tersebut diperlihatkan dalm gambar berikut:
Aturan pangkat.
Kita telah pelajari bahwa Dx(xn)= nxn-1, dengan n bilangan bulat
sebarang. Sekarang kita perluas untuk kasus dengan n berupa bilangan
rasional sembarang.
Teorema Aturan pangkat
Andaikan r bilangan rasional sembarang. Maka
Dx(xr) = rxr-1
Bukti oleh karena r rasional, maka r dapat di tuliskan sebagai p/q,
dengan p dan q bilangan bulat dan q>0. Andaikan
y=xr = xp/q
p p 1 p q p p 1
x x q rx r 1
q q
Kita telah memperoleh hasil yang di kehendaki, tetapi—secara jujur—
kita harus menunjukkan kekurangan dalam argumentasi kita. Dalam
langkah pendiferensialan implisit kita anggap bahwa Dxy ada—yaitu,
bahwa y = xp/q terdifeerensialkan. Kita pindahkan yang lengkap ke
lampiran .
Contoh 15. 5.
Cari Dxy jika y = 2x11/3 + 4x3/4 – 6x2/3.
penyelesaian pertama kali kita tulis
Dxy = 2Dx(x11/3)+ 4Dx(x3/4) – 6Dx(x-2/3)
Kemudian, menggunakan aturan yang baru saja di buktikan,
53
D x y 2. 113 x 3 4. 34 x 1 / 4 6( 23 ) x
8
14 53
x 3 3x 4x
8
22
3
Contoh 15. 6.
y t 4 3t 17
Jika , cari dy/dx.
Penyelesaian pikirkan ini sebagai
y = u1/2 dan u= t4 – 3t +17
Dan terapkan aturan rantai
1. y2 – x2 =1
3. xy = 1
5. xy2 = x – 8
6. x2 +2x2y +3xy = 0
7. 4x3+7xy2 =2y3
8. x2y = 1+ y2x
10. x y 1 xy 1
11. xy + sin(xy) =1
19. y = 3x5/3 + x
20. y 3 x 2 x
7
2
1
21. y x 3 x
3
22. y 2 x 1
4
23. y 3 x 4 x
4 2
24. y ( x 2 x)
3 1
3
1
25. y ( x 3 2 x ) 2
3
53
y (3 x 9 )
26.
27. y x sin x
2
1
29. y 3 2
x sin x
30. y 1 sin 5 x
4
31. y 1 cos( x 2 x
4 2
36. Cari persamaan garis normal (garis tegak lurus pada garis
singgung) pada kurva 8(x2 + y2)2 = 100(x2 – y2) di (3,1).
(a). xy’ + y + 3y 2 y ’ = 0;
A
TP 100 %
B
Keterangan:
TP=Tingkat Penguasaan
A= Banyak soal yang berhasil diselesaikan
B= Banyak soal yang disediakan pada tugas belajar.
Keterangan:
TP= Tingkat Penguasaan
A= Banyak soal yang berhasil diselesaikan
B= Banyak soal yang disediakan pada tugas belajar.
Tingkat penguasaan Anda dikelompokkan menjadi
Baik Sekali : 90% s/d 100%
Petunjuk Belajar
1. Bacalah uraian contoh dengan cermat dan berulang-ulang sehingga
Anda benar-benar memahami dan menguasai materi pembahasan.
2. Kerjakan tugas yang tersedia secara mandiri dan periksalah tingkat
penguasaan Anda. Ulangi pengerjaan tugas yang tersedia sampai
Anda benar-benar merasa mampu mengerjakan semua soal
dengan benar.
Capaian Pembelajaran
Kompetensi umum dalam mempelajari bahan ajar ini mahasiswa
mampu menjelaskan konsep penggunaan turunan.
Kompetensi khusus dalam mempelajari bahan ajar ini
mahasiswa mampu menggunakan definisi untuk menyelesaikan
kasus-kasus penggunaan turunan.
Materi Pokok: Penggunaan Turunan
y $5 $5y
$1
Contoh 16. 1.
Misalkan fungsi kontinu f(x) = 2x terdefinisi hanya untuk setengah
interval buka 0 x < 1. Dari grafik yang di tunjukkan dalam gambar
4.4 jelas bahwa f mancapai nilai minimum 0 di x= 0. Tetapi f(x) = 2x
Contoh 16. 2.
Fungsi f yang di definisikan pada interval tertutup [ 0, 1 ] dengan
aturan
1x jika 0 x 1
f ( x)
1 jika x 0
1
lim
Tidak kontinu pada [ 0, 1 ], sebab x tidak ada. Fungsi ini benar-
x 0
Contoh 16. 6.
Carilah nilai maksimum dan minimum dari
2 5
f ( x) 5 x 3
x 3
Oleh karena itu f mempunyai dua titik kritis dalam interval itu: x=2
dimana f’(x)=0, dan x=0 dimana f’ tidak ada( grafik f mempunyai
garis singgung vertical di (0,0]. Apabila kita meng evaluasi f di kedua
titik kritis ini dan di kedua titik ujungnya, kita mendapatkan
F(-1)=6, maksimum mutlak
F(0)=0, minimum mutlak
F(2)=(5)(22/3) – (25/3) 4, 76
F(4)=(5)(42/3) – ( 45/3)2,52.
1
f ( x) ; [ , ]
8. x 1
2
1
f ( x) ; [2,3]
9. x(1 x)
1
f ( x) ; [0,1]
10. x(1 x)
Untuk soal nomor 11 sampai dengan 30, carilah nilai maksimum dan
nilai minimum yang dicapai oleh fungsi yang di berikan pada interval
tertutup.
f ( x) x 1 x 2 ; [ 1,1]
29. .
30.
F(x)=x(2 – x )1/3; [1,3]
3. Penilaian
Perkirakan Skor yang Anda, selanjutnya gunakan kreteria berikut
untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi kegiatan
belajar 16
A
TP 100 %
B
Keterangan:
TP=Tingkat Penguasaan
Anton, H., 1995, Calculus with Analitic Geometry, John Wiley & Son,
New York.