Anda di halaman 1dari 1

Berikut saya lampirkan beberapa hal terkait regulasi perihal penggunaan Tenaga Kerja Asing :

1. Bahwa dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, disebutkan


dalam Pasal 45 ayat (1) bahwa : “Pemberi kerja tenaga kerja asing wajib : a) menunjuk tenaga
kerja warga negara Indonesia sebagai tenaga pendamping tenaga kerja asing yang
dipekerjakan untuk alih teknologi dan alih keahlian dari tenaga kerja asing; dan b)
melaksanakan pendidikan dan pelatihan kerja bagi tenaga kerja Indonesia sebagaimana
dimaksud pada huruf (a) yang sesuai dengan kualifikasi jabatan yang diduduki oleh tenaga
kerja asing.” Dan ayat (2) : “Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) tidak berlaku
bagi tenaga kerja asing yang menduduki ja batan direksi dan/atau komisaris.”
2. Bahwa dalam PerPres Nomor 72 Tahun 2014 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing,
disebutkan dalam Pasal 11 ayat (1) huruf (a) dan (b) bahwa : “Setiap pemberi kerja TKA wajib
menunjuk tenaga kerja Indonesia sebagai Tenaga Kerja Pendamping; dan melaksanakan
pendidikan dan pelatihan sesuai dengan kualifikasi jabatan yang diduduki oleh TKA”, yang
kemudian dalam Pasal 12 disebutkan : “Pasal 11 dilaksanakan untuk alih teknologi dan alih
keahlian”.
3. Bahwa dalam Perpres Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penggunaan Tenaga Kerja Asing sebagai
Peraturan Pengganti Perpres Nomor 72 Tahun 2014, disebutkan dalam Pasal 26 ayat (1) huruf
(a), (b), dan (c) bahwa : “Setiap pemberi kerja TKA wajib menunjuk tenaga kerja Indonesia
sebagai Tenaga Kerja Pendamping; melaksanakan pendidikan dan pelatihan sesuai dengan
kualifikasi jabatan yang diduduki oleh TKA; dan memfasilitasi pendidikan dan pelatihan
Bahasa Indonesia bagi TKA”, namun yang menyangkut poin huruf (a), dalam ayat (2)
dinyatakan tidak berlaku bagi jabatan direksi dan/atau komisaris. Juga kemudian dalam
Pasal 27 disebutkan : “Pasal 26 dilaksanakan untuk alih teknologi dan alih keahlian”.
4. Bahwa dalam Pasal 187 disebutkan : ”Bagi yang melanggar Pasal 45 ayat (1) maka dikenakan
sanksi pidana kurungan paling singkat 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan
dan/atau denda paling sedikit Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan paling banyak Rp
100.000.000,00 (seratus juta rupiah)”, dan juga disebut dalam ketentuan Sanki dalam PerPres.

Ketentuan lain mengenai keharusan menggunakan Tenaga Kerja Pendamping yang berasal dari suatu
Badan Hukum yang sama, tidak dapat saya temui, baik di dalam Undang-Undang, Peraturan presiden,
maupun dalam penjelasan Undang-Undang dan Peraturan tersebut.

Anda mungkin juga menyukai