Anda di halaman 1dari 11

TUGAS 1

SI-5251 ASPEK HUKUM DAN MANAJEMEN KONTRAK


Dosen : Prof. Dr. Ir. Rizal Z. Tamin

Perbandingan UU No.18 Tahun 1999 dan UU No.2 Tahun 2017


“Pengaturan Tenaga Kerja Konstruksi”
Disusun oleh :

25021002 Firda Oktaviana Mbuinga


25021016 Nisrina Abrar
25021024 Cindy Regan Handoyo
25021043 Ananda Agneshia Putri
25021077 Emanuella Ginting
25021080 Christopher Suagiat
25021097 Nira Yunita Permata R.
Peraturan Tenaga Kerja Konstruksi pada UU No. 18 Tahun 1999
tercantum pada pasal:

- Pasal 9
Keharusan memiliki sertifikat keahlian.
1. LINGKUP - Pasal 10
DAN Ketentuan mengenai sertifikasi keterampilan dan sertifikasi
keahlian kerja diatur lebih lanjut dengan Peraturan
PERUBAHAN Pemerintah

PENGATURA - Pasal 11
Tanggung jawab profesional
N - Pasal 22 ayat 2(d)
kontrak Kerja konstruksi

- Pasal 33 ayat 2(c)


sertifikasi tenaga kerja konstruksi
Peraturan Tenaga Kerja Konstruksi pada UU No. 2 Tahun 2017
tercantum pada:

1. LINGKUP BAB VII TENAGA KERJA KONSTRUKSI


DAN - Bagian Kesatu Klasifikasi dan Kualifikasi (Pasal 68)
- Bagian Kedua Pelatihan Tenaga Kerja Konstruksi (Pasal 69)
PERUBAHAN - Bagian Ketiga Sertifikasi Kompetensi Kerja (Pasal 70 & 71)
- Bagian Keempat Registrasi Pengalaman Profesional (Pasal 72)
PENGATURA - Bagian Kelima Upah Tenaga Kerja Konstruksi (Pasal 73)
- Bagian Keenam Tenaga Kerja Konstruksi Asing (Pasal 74)
N - Bagian Ketujuh Tanggung Jawab Profesi (Pasal 75)

BAB XII SANKSI ADMINISTRATIF


- Pasal 99
2. Perbandingan UU NO. 18 Tahun 1999 dengan UU NO. 2 Tahun 2017

No UU No.18 Tahun 1999 UU No.2 Tahun 2017


1. Pengaturan Wewenang dan Tanggung Jawab Tenaga Kerja
Tanggung jawab pekerjaan dibebankan kepada badan usaha Pemerintah pusat bertanggung jawab atas
sesuai pasal 8 dan orang perseorangan sesuai pasal 9. meningkatnya kompetensi, profesionalitas, dan
produktivitas tenaga kerja konstruksi nasional.
2. Pengaturan Tenaga Kerja Asing
Tidak dibahas secara rinci mengenai pengaturan tenaga Tenaga kerja asing pengaturannya dibahas khusus pada
kerja asing. pasal 74, salah satunya adalah tenaga kerja konstruksi
asing dapat melakukan pekerjaan di bidang Jasa
Konstruksi di Indonesia hanya pada jabatan tertentu
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
2. Perbandingan UU NO. 18 Tahun 1999 dengan UU NO. 2 Tahun 2017

No UU No.18 Tahun 1999 UU No.2 Tahun 2017


3. Sanksi Sertifikasi
Tidak dibahas secara rinci mengenai sanksi sertifikasi. Sertifikasi diwajibkan bagi tenaga kerja konstruksi, sanksi
– sanksi jika tidak dipenuhi dibahas secara lengkap pada
pasal 99, salah satu ayat menyatakan setiap tenaga kerja
konstruksi yang bekerja di bidang Jasa Konstruksi tidak
memiliki sertifikat Kompetensi Kerja sebagaimana
dimaksud dalam pasar 70 ayat (1) dikenai sanksi
administratif berupa pemberhentian dari tempat kerja.

4. Klasifikasi dan Kualifikasi


Tidak dirinci mengenai kualifikasi tenaga kerja konstruksi Tenaga kerja konstruksi diklasifikasikan berdasarkan
namun standar klasifikasi dan kualifikasi keterampilan kerja bidang keilmuan yang terkait dan terdapat 3 kualifikasi
dan keahlian kerja yang diakui adalah yang telah mendapat dalam jabatan yaitu operator, teknisi atau analis dan ahli
pengakuan melalui ujian yang dilakukan oleh badan/lembaga (Pasal 68).
yang ditugasi.
2. Perbandingan UU NO. 18 Tahun 1999 dengan UU NO. 2 Tahun 2017

No UU No.18 Tahun 1999 UU No.2 Tahun 2017

5. Pelatihan Tenaga Kerja Konstruksi


Lembaga yang independen dan mandiri yang Pelatihan tenaga kerja diselenggarakan oleh lembaga
beranggotakan wakil-wakil dari asosiasi perusahaan jasa
konstruksi, asosiasi profesi jasa konstruksi, pakar & pendidikan dan pelatihan kerja yang diregistrasi oleh
perguruan tinggi terkait, dan instansi pemerintah terkait Menteri (Pasal 69).
bertugas untuk menyelenggarakan pendidikan dan
pelatihan jasa konstruksi (Pasal 33).  

6. Pengupahan Tenaga Kerja


Tidak dijelaskan mengenai pengupahan tenaga kerja. Tenaga kerja konstruksi yang memiliki Sertifikat
Kompetensi Kerja berhak atas imbalan yang layak
yang diberikan dalam bentuk upah sesuai ketentuan
perundang-undangan (Pasal 73).
3. Tanggapan Kekuatan dan Kelemahan

KEKUATAN KELEMAHAN
Dalam UU No. 2 Tahun 2017, Lembaga yang UU No.18 Tahun 1999, dilakukan oleh lembaga yang
dibentuk menteri memiliki kewenangan independen dan mandiri. UU No. 2 Tahun 2017
melaksanakan Sertifikasi Kompetensi Kerja yang memiliki kelemahan karena asosiasi profesi dapat
belum dapat dilakukan lembaga sertifikasi profesi membentuk LSP dan memberikan sertifikasi terhadap
yang dibentuk oleh asosiasi profesi atau lembaga anggotanya. Hal tersebut menjadi kelemahan karena
pendidikan dan pelatihan. Jadi Pemerintah Pusat memiliki kemungkinan besar terjadinya praktik
mempunyai kewenangan membentuk LSP, KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme) karena
bertanggungjawab atas meningkatnya kompetensi, tidak bersifat independent.
profesionalitas dan produktivitas tenaga kerja
konstruksi nasional.

UU No. 2 Tahun 2017 tenaga kerja asing sudah Sertifikasi tergantung pada hukum negara asal pekerja
diatur pada Bagian 6 Pasal 74. dan bukan sertifikasi yang diakui oleh negara
Indonesia.
3. Tanggapan Kekuatan dan Kelemahan

• UU No. 2 Tahun 2017 mewajibkan setiap tenaga kerja konstruksi yang bekerja di bidang Jasa Konstruksi
wajib memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja (pasal 70). Setiap tenaga kerja konstruksi yang bekerja di
bidang Jasa Konstruksi tidak memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja, akan dikenai sanksi
administrative berupa pemberhentian dari tempat kerja dan/atau denda administrative (pasal 99).
Selain itu, setiap tenaga kerja konstruksi memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja berhak atas imbalan yang
layak atas layanan jasa yang diberikan (pasal 73). Pembuatan Sertifikat Kompetensi Kerja umumnya
memiliki syarat minimum tahun pengalaman kerja. Hal ini akan menyebabkan kesulitan pada mahasiswa
fresh graduate karena belum memiliki pengalaman kerja sama sekali karena syarat untuk memiliki sertifikat
ahli muda adalah minimal 1 tahun pengalaman kerja. Hal tersebut dapat menimbulkan putusnya regenerasi
tenaga kerja dalam bidang konstruksi bila mengacu pada UU No. 2 Tahun 2017.
4. Saran Pengembangan

ANALISIS UU No. 2 Tahun 2017 SARAN PENGEMBANGAN


Pasal 74 tentang tenaga kerja kontruksi asing. Tenaga kerja asing ini masih menggunakan sertifikasi yang
secara hukum dari asal tenaga kerja asing, diharapkan hal ini
diperhatikan agar pekerja asing yang bekerja di Indonesia
menggunakan peraturan yang berlaku Indonesia untuk
pengaturan tenaga kerja asing. 

Pasal 70 “Ayat (1) Tenaga kerja kontruksi yang wajib memiliki Sertifikat keahlian diharapkan ada pengambangan dan perbaikan
sertifikat kompetensi. di pasal ini dengan mempertimbangkan tidak semua pekerja yang
baru bekerja memiliki sertifikat bekerja. 
Pasal 73 Tenaga kerja konstruksi yang memiliki Sertifikat Pentingnya memiliki standarisasi dalam pengaturan sertifikat
Kompetensi Kerja berhak atas imbalan yang layak yang agar sertifikat yang didapatkan sesuai klasifikasi sesuai yang
diberikan dalam bentuk upah sesuai ketentuan perundang- diharapkan, jika tidak ada peraturan yang ketat maka sistem ini
undangan. dapat digunakan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab,
contohnya jual beli sertifikat oleh beberapa lembaga. 
4. Saran Pengembangan
ANALISIS UU No. 2 Tahun 2017 SARAN PENGEMBANGAN
Pasal 82A ayat 2 Dalam pasal tersebut disebutkan ” Menelaah kalimat “setiap orang” pada pasal tersebut
“setiap orang yang menjadi anggota dan/atau pengurus maka setiap anggota kelompok itu terancam pidana
Ormas yang dengan sengaja secara langsung atau tidak tanpa terkecuali. Padahal belum tentu semua anggota
langsung melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud bersalah.
dalam Pasal 59 ayat 3 huruf a dan b, dan ayat 4
dipidana seumur hidup atau pidana penjara paling
singkat lima tahun dan paling lama 20 tahun.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai