Anda di halaman 1dari 62

DEWAN PENGURUS DAERAH PROVINSI JAWA BARAT PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA BARAT

ASOSIASI TENAGA TEKNIK INDONESIA DINAS BINAMARGA DAN PENATAAN RUANG


LPJK DITJEN BINA MARGA

PELATIHAN TENAGA AHLI KONSTRUKSI I - 2021


Zoom Meeting, 04 September 2021

KESIAPAN TENAGA AHLI KONSTRUKSI


DALAM MEMPERSIAPKAN DOKUMEN
PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
(PKB)

IR. H. MOCH. ICHWAN NUR EFFENDIE, MT., IAI


OUTLINE

1 Regulasi

2 TKK wajib memiliki SKK

3 Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

4 Nilai Dasar, Bobot & Dokumen PKB


REGULASI
terkait dengan PKB
REGULASI
UNDANG-UNDANG NO. 2 TAHUN 2017
Tentang Jasa Kontruksi

UNDANG-UNDANG NO. 11 TAHUN 2020


Tentang Cipta Kerja

PERATURAN PEMERINTAH NO. 22 TAHUN 2020


Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi

PERATURAN PEMERINTAH NO. 14 TAHUN 2021


Tentang Perubahan Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 2020 Tentang
Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi

PERATURAN MENTERI PUPR RI NO. 12 TAHUN 2021


tentang Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan
Kewajiban memiliki
SKK
PERATURAN PEMERINTAH NO. 22 TAHUN 2020
Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang No. 2 Tentang Jasa Konstruksi sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintan No. 14 Tahun 2021

KEGIATAN USAHA didukung usaha rantai pasok


JASA KONSTRUKSI sumber daya konstruksi. PASAL 24

utamakan produk lokal,


a. sumber daya material
unggulan, dan ramah
lingkungan
b. sumber daya peralatan
PASAL 25 : 2
c. sumber daya teknologi
memenuhi Standar d. sumber daya manusia.
Keamanan, Keselamatan, PASAL 25 : 2
Kesehatan, dan
Keberlanjutan.
PASAL 25 : 3
harus mempekerjakan tenaga
kerja konstruksi yang memenuhi
standar kompetensi kerja.
PASAL 21 : 2
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 2 TAHUN 2017
TENTANG JASA KONSTRUKSI

PASAL 70
(1) Setiap tenaga kerja konstruksi yang bekerja di bidang Jasa Konstruksi
wajib memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja.
(2) Setiap Pengguna Jasa dan/atau Penyedia Jasa wajib mempekerjakan
tenaga kerja konstruksi yang memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja
sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
(3) Sertifikat Kompetensi Kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
diperoleh melalui uji kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi
Kerja.
Permen PUPR RI No. 7/PRT/M/2010 Tahun 2020
tentang Pemberlakuan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (Skkni) Sektor Jasa Konstruksi

Pasal 3
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia Tenaga Terampil dan Tenaga Ahli di
Sektor Konstruksi klasifikasi pelaksanaan pekerjaan konstruksi seperti tertuang
dalam Lampiran Peraturan Menteri ini menjadi acuan dalam pelatihan dan uji
kompetensi bagi setiap tenaga kerja tenaga kerja sesuai jabatan kerjanya dalam
kegiatan usaha jasa konstruksi

Pasal 4
Standar Kompetensi Kerja (SKK) sebagaimana dimaksud dalam pasal 3
dipergunakan sebagai acuan :
a. penyusunan Kurikulum Pelatihan Berbasis Kompetensi (KPBK);
b. penyusunan Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi;
c. penyusunan program pelatihan berbasis kompetensi;
d. penyusunan Materi Uji Kompetensi (MUK) untuk evaluasi peserta pelatihan dan
pengujian dalam rangka sertifikasi kompetensi yang dipersyaratkan untuk
menduduki jabatan kerja yang relevan.
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 11 TAHUN 2020
TENTANG CIPTA KERJA

PASAL 52
Merubah beberapa ketentuan dalam Undang-Undang No. 2 Tahun 2017 tentang
Jasa Konstruksi :
Pasal 99
(1) Setiap tenaga kerja konstruksi yang bekerja di
bidang Jasa Konstruksi tidak memiliki Sertifikat
Kompetensi Kerja sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 70 ayat (1) dikenai sanksi
administratif berupa pemberhentian dari tempat
kerja.
Pasal 99
(2) Setiap Pengguna Jasa dan/atau Penyedia Jasa yang
mempekerjakan Tenaga Kerja Konstruksi yang tidak memiliki SKK
(pasal 70 : 2) dikenai Sanksi Administratif :
• Denda Administratif dan/atau
• Penghentian Sementara kegiatan layanan Jasa Konstruksi

(3) Setiap TKK yang bekerja dibidang Jasa Konstruksi yang memiliki
SKK (pasal 70 : 1) yang tidak berpraktik sesuai SKKNI, Standar
Internasional dan atau Standar Khusus dikenai sanksi :
• Peringatan tertulis
• Denda Administratif
• Pembekuan SKK dan atau
• Pencabutan SKK
PERATURAN PEMERINTAH NO. 14 TAHUN 2021 tentang Perubahan atas PP No. 22
Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi

Pasal 168A
1 Menteri, gubernur, atau bupati/wali kota mengenakan sanksi peringatan
tertulis dan denda administratif kepada Tenaga Kerja Konstruksi yang bekerja
di bidang Jasa Konstruksi yang memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja
Konstruksi yang tidak berpraktik sesuai dengan standar kompetensi kerja
nasional Indonesia, standar internasional, dan/ atau standar khusus

2 Besaran nilai denda administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


dikenakan sebesar 10 (sepuluh) kali upah minimal Tenaga Kerja
Konstruksi tersebut

3-6 Sanksi dapat berlanjut ke pembekuan sertifikat Kompetensi Kerja


Konstruksi sampai dengan pencabutan SKK dan dapat melakukan
permohonan baru Sertifikat Kompetensi Kerja Konstruksi paling cepat
dalam waktu 3 (tiga) tahun
PERATURAN PEMERINTAH NO. 14 TAHUN 2021
Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemertntah Nomor
22 Tahun 2020 Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-
undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi

Pasal 1 : 11 Merubah Pasal 28 :

Pasal 28
(1) Sumber daya manusia harus mempekerjakan Tenaga Kerja Konstruksi
yang memenuhi standar kompetensi kerja
(3) TKK wajib memiliki Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK) yang telah
dicatat melalui Sistem Informasi Jasa Konstruksi terintegrasi
(5) SKK Konstruksi diterbitkan LSP terlisensi Lembaga Independen yang
diatur dengan peraturan perundang-undangan bidang keprofesian
diakui sebagai SKK Konstruksi
BNSP Bukan LPJK
PERATURAN PEMERINTAH NO. 14 TAHUN 2021
Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemertntah Nomor 22 Tahun 2020 Tentang Peraturan Pelaksanaan
Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017 Tentang Jasa Konstruksi

Pasal 6 : 4

LPJK : Lembaga Non Struktural yang berada dibawah dan bertanggung jawab
kepada Menteri (PUPR)

Pasal 6 : 6
Tugas LPJK : a. Pencatatan Pengalaman
b. Akreditasi
c. Penetapan Penilai Ahli
d. Pembentukan LSP
e. Penyetaraan bidang Jasa Konstruksi
f. Tugas lain yang diberikan oleh Menteri (PUPR)
Permen PUPR RI No. 9 Tahun 2020 tentang Pembentukan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi

Pasal 1 : 9
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) : lembaga yang melaksanakan kegiatan sertifikasi
profesi dan dibentuk oleh Asosiasi Profesi Jasa Konstruksi terakreditasi atau
lembaga pendidikan dan pelatihan konstruksi yang memenuhi syarat, yang
dilisensi sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan setelah
mendapat rekomendasi dari Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

SE men PUPR RI No. 2/SE/M/2021 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas SE Menteri PUPR No. 30/SE/M/2020
Tentang Transisi Layanan Sertifikasi Badan Usaha Dan Sertifikasi Kompetensi Kerja Jasa KonstruksI
Bagian F.3
SBU Jasa Konstruksi dan SKK Konstruksi yang habis masa berlakunya setelah
tanggal Surat Edaran ini ditetapkan (30 Maret 2020) dinyatakan masih berlaku
sampai dengan 31 Desember 2021
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 83 TAHUN 2019
TENTANG PENYEDIAAN TENAGA TEKNIS YANG KOMPETEN DI BIDANG PERDAGANGAN JASA

Pasal 4
(1) Penyedia Jasa yang bergerak di bidang Perdagangan Jasa wajib
didukung Tenaga Teknis yang Kompeten

Pasal 3
Jasa yang dapat diperdagangkan dalam Perdagangan Jasa meliputi:
a.Jasa bisnis; g.Jasa konstruksi dan teknik terkait;
b.Jasa distribusi; h.Jasa kesehatan dan sosial;
c. Jasa komunikasi; i. Jasa rekreasi, kebudayaan, dan olahraga;
d.Jasa pendidikan; j. Jasa pariwisata;
e.Jasa iingkungan hidup; k. Jasa transportasi; dan
f. Jasa keuangan; l. Jasa lainnya.
PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 83 TAHUN 2019
TENTANG PENYEDIAAN TENAGA TEKNIS YANG KOMPETEN DI BIDANG PERDAGANGAN JASA

Pasal 7
(1) Tenaga Teknis yang Kompeten sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5
ayat (2) dibuktikan dengan sertifikat kompetensi.

Pasal 11
(1) Penyedia Jasa yang melanggar ketentuan kewajiban memiliki dan
mempekerjakan Tenaga Teknis yang Kompeten sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 ayat (21 dikenai sanksi administratif berupa:
a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara kegiatan usaha; dan/atau
c. pencabutan izin usaha
PERATURAN PEMERINTAH NO. 22 TAHUN 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-undang Nomor 2 Tahun 2017
Tentang Jasa Konstruksi PASAL 28 : 2

TENAGA KERJA KONSTRUKSI

operator KKNI jenjang 1-3


wajib memiliki
sertifikat kompetensi
kerja yang telah
teknisi atau analis KKNI jenjang 4-6
diregistrasi oleh
menteri
ahli. KKNI jenjang 7-9 PASAL 28 : 5

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA

kerangka penjenjangan kualifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan,


menyetarakan, dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan
kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja
sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012 Tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2012
Tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia
PERSYARATAN
DASAR
KOMPETENSI TKK
Lampiran Peraturan Pemerintah No.
14 Tahun 2021 tentang Perubahan
atas PP No. 22 Tahun 2020 tentang
Peraturan Pelaksanaan UU No. 2
Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi
SERTIFIKAT proses pemberian sertifikat kompetensi melalui uji
KOMPETENSI kompetensi sesuai dengan standar kompetensi kerja nasional
KERJA SKK Indonesia, standar internasional, dan/atau standar khusus

PERATURAN PEMERINTAH NO. 22 TAHUN 2020


Tentang Peraturan Pelaksanaan Undang Undang No. 2 Tentang Jasa Konstruksi
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintan No. 14 Tahun 2021
PASAL 29
1. melalui proses uji kompetensi sesuai dengan Standar Kompetensi Kerja
2. berlaku selama 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang.
3. perpanjangan Sertifikat Kompetensi Kerja untuk kualifikasi ahli harus
memenuhi persyaratan pengembangan keprofesian berkelanjutan.
4. perpanjangan Sertifikat Kompetensi Kerja untuk Kualifikasi teknisi atau
analis dan operator dilakukan melalui proses uji kompetensi.
5. sistem Sertifikasi Kompetensi Kerja yang dilaksanakan oleh lembaga
sertifikasi profesi diawasi oleh Menteri.
6. pengawasan berupa pengawasan sistem Sertifikasi Kompetensi Kerja
KLASIFIKASI
SUBKLASIFIKASI
Lampiran Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas PP No. 22
Tahun 2020 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi

KLASIFIKASI SUB KLASIFIKASI


Arsitektur 1
Sipil 23
Mekanikal 7
Tata Lingkungan 5
Manajemen Pelaksanaan 6
Arsitektur Lanskap, Iluminasi dan Desain Interior 3
Perencanaan Wilayah dan Kota 3
Sains dan Rekayasa Teknik 3
KLASIFIKASI
SUBKLASIFIKASI
1
Lampiran Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2021
tentang Perubahan atas PP No. 22 Tahun 2020
tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 2 Tahun 2017
tentang Jasa Konstruksi

2
KLASIFIKASI 3
SUBKLASIFIKASI
Lampiran Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2021
tentang Perubahan atas PP No. 22 Tahun 2020
4
tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 2 Tahun
2017 tentang Jasa Konstruksi

5
8

7
KEPEMILIKAN SERTIFIKAT KOMPETENSI KERJA
Peraturan Pemerintah No. 14 Tahun 2021 tentang Perubahan atas PP No. 22 Tahun 2020 tentang Peraturan
Pelaksanaan UU No. 2 Tahun 2017 tentang Jasa Konstruksi : Pasal 28D

• Paling banyak 5 SKK Konstruksi pada 3 Klasifikasi yang berbeda


OPERATOR • Klasifikasi untuk Jabatan Operator paling banyak 5 Sub
Klasifikasi dalam 3 Klasifikasi yang berbeda

• Paling banyak 5 SKK Konstruksi pada 2 Klasifikasi yang berbeda


TEKNISI/ • Klasifikasi untuk Jabatan Teknisi/Analis paling banyak 5 Sub
ANALIS Klasifikasi dalam 2 Klasifikasi yang berbeda

• Paling banyak 5 SKK Konstruksi pada 2 Klasifikasi yang berbeda,


salah satunya Manajemen Pelaksanaan
• Klasifikasi yang dimaksud paling banyak 3 Sub Klasifikasi dalam
AHLI
1 Klasifikasi yang sama
• Klasifikasi Manajemen Pelaksanaan paling banyak 2 Sub
Klasifikasi dalam 1 Klasifikasi yang sama
UJI KOMPETENSI dilakukan terhadap permohonan sertifikat untuk:
a. baru;
b. perpanjangan; atau tahapan:
a. permohonan perpanjangan
c. kenaikan jenjang/kualifikasi sertifikat;
PASAL 29A b. verifikasi kecukupan persyaratan
nilai kredit pada keprofesian
berkelanjutan;
hanya berlaku untuk jenjang c. pelaksanaan uji kompetensi;
Kualifikasi ahli d. keputusan hasil uji kompetensi;
e. pencatatan sertifikat; dan
f. penerbitan sertifikat.

Permohonan perpanjangan yang tidak dapat memenuhi verifikasi kecukupan,


pemohon dapat mengajukan permohonan perpanjangan kembali setelah
memenuhi kriteria kredit pengembangan profesi. PASAL 29B : 4
Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan
PKB
PERMEN PUPR NO. 12 tahun 2021 tentang Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

Pengembangan upaya memelihara dan meningkatkan


Keprofesian Berkelanjutan kompetensi, profesionalitas, dan
produktivitas tenaga kerja kualifikasi
PKB jabatan ahli secara berkesinambungan

KEGIATAN PKB a. unsur kegiatan;


dibedakan berdasarkan:
b. jenis kegiatan;
c. sifat kegiatan;
d. metode kegiatan; dan
e. tingkat kegiatan.
a UNSUR KEGIATAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

UTAMA a. pendidikan dan pelatihan formal;


b. pendidikan nonformal;
c. partisipasi dalam pertemuan profesi;
d. sayembara/kompetisi, paparan, paten, karya tulis,
dan pengajaran sebagai pengajar/instruktur;
e. paparan film, gelar karya, pengenalan produk, dan
ziarah arsitektur; dan
f. kegiatan utama lainnya

PENUNJANG a. pakar/narasumber;
b. pengurus organisasi profesi
atau pimpinan LPJK
c. penerima tanda jasa,
penghargaan, dan sejenisnya
KEGIATAN UTAMA PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
meliputi pembelajaran, pengabdian profesi dan masyarakat,
publikasi dan pengembangan ilmu :
a. Pendidikan Dan Pelatihan Formal
• Pendidikan Strata Lanjut
Pendidikan untuk memperoleh gelar spesialis atau megister dengan subjek tugas akhir
relevan dengan bidang profesinya

• Pendidikan Singkat (courses) MINIMAL 2 HARI


Pembelajaran satu arah dengan materi yang spesifik bertujuan meningkatkan wawasan
dan pengetahuan yang relevan dengan profesinya, terstruktur dalam jadwal dan silabus

• Pelatihan Kerja Formal 1 HARI MINIMAL 5 JPL


Pembelajaran satu arah dengan materi yang spesifik bertujuan meningkatkan
keterampilan kerja yang relevan dengan profesinya, terstruktur dalam jadwal dan
silabusnya
b. Pendidikan Non Formal
Kegiatan meningkatkan kompetensi tidak terstruktur dengan atau tanpa penugasan
dari tempat bekerja

• Pembelajaran Mandiri
Pembelajaran perorangan dengan atau tanpa instruktur yang relevan dengan bidang
profesi
o membaca artikel, mempelajari informasi dari media elektronik, memahami
prosedur kerja dan software, penelitian memperoleh gelar doktoral yang relevan

• Pembelajaran terkait dengan penugasan kerja


Kegiatan mandiri dalam rangka menyelesaikan tugas kerja yang dapat
memberikan peningkatan kerja secara profesional
c. Partisipasi Dalam Pertemuan Profesi
• Peserta Pertemuan Profesi
Peserta dalam pertemuan profesi tanpa melakukan paparan dan dihadiri
oleh minimal 20 orang dengan materi yang relevan dengan bidang profesi
o Seminar
o Lokakarya
o Diskusi Ilmiah
o Konferensi
o Dll

• Partisipasi dalam kepanitiaan


Kepanitiaan dalam pertemuan profesi
d. Sayembara/Kompetisi, Paparan, Paten, Hak
Atas Kekayaan Intelektual Dan Karya Tulis

• Sayembara/Kompetisi
• Paparan dan laporan teknis internal
• Paparan pada pertemuan teknis
• Mematenkan atau mendapatkan hak atas kekayaan
intelektual atas hasil karya
• Penulisan makalah untuk pertemuan profesi
• Penulisan buku/bahan ajar/modul
• Pengajaran atau sebagai pengajar/instruktur
• Penulisan artikel untuk majalah, prosiding seminar, jurnal
kegiatan sayembara/kompetisi sehubungan dengan bidang
Sayembara/kompetisi
profesinya

kegiatan paparan dan penulisan laporan teknis


Paparan dalam Laporan sehubungan dengan penugasan kerja yang sesuai dengan
Teknis Internal bidang profesinya

sebagai pemapar dalam suatu pertemuan profesi yang


Paparan pada
dihadiri oleh minimum 20 (duapuluh) orang peserta dan
Pertemuan Teknis
sesuai dengan bidang profesinya

Penulisan Makalah Penyampaian makalah dalam suatu pertemuan profesi


untuk Pertemuan Profesi yang dihadiri oleh minimum 20 (dua puluh) orang peserta

penulisan termasuk didalamnya Standar and Code, dan


Penulisan Buku, Patent
Monograf dan Modul buku dengan jumlah sekitar 100 halaman sedangkan untuk
monograf sekitar 20 (dua puluh) halaman
artikel pada suatu majalah tertentu dengan penerbitan
Penulisan Artikel yang berkala dan terpublikasi
untuk Majalah, karya tulis ilmiah dalam bentuk jurnal yang
Prosiding Seminar diterbitkan secara berkala
atau jurnal karya tulis ilmiah pada seminar tertentu yang
diterbitkan dalam bentuk prosiding

Sebagai pengajar, pengajar tidak tetap,


pelatih/instrukstur dan mentor/pembimbing dalam suatu
Pengajaran sebagai
kegiatan pembelajaran/pelatihan minimum 10 (sepuluh)
Pengajar/Instruktur
orang peserta kecuali mentor/pembimbing dengan materi
yang sesuai dengan bidang profesinya

Mematenkan atau
mendapatkan paten/ hak Mendapatkan hak paten/hak atas kekayaan intelektual
atas kekayaan intelektual atas hasil karya dari lembaga/institusi yang berwenang
atas hasil karya
e. paparan film, gelar karya, pengenalan
produk, dan ziarah arsitektur
• paparan film arsitektur
• gelar karya arsitektur
• pengenalan produk
• Peninjauan Karya/Ziarah Arsitektur

f. Kegiatan Utama Lainnya

dikembangkan oleh Asosiasi Profesi terakreditasi dan


ditetapkan oleh Direktur Jenderal yang membidangi
konstruksi
KEGIATAN PENUNJANG • pakar/narasumber
PENGEMBANGAN • pengurus organisasi profesi atau pimpinan LPJK
KEPROFESIAN
• penerima tanda jasa, penghargaan, dan sejenisnya
BERKELANJUTAN
b JENIS KEGIATAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
A. Kegiatan Terverifikasi a. pendaftaran penyelenggara Kegiatan PKB;
b. pengajuan Kegiatan PKB; dan
c. pelaporan Kegiatan PKB

a. Dapat diverifikasi dan divalidasi


B. Kegiatan Tidak Terverifikasi
b. Tidak dapat diverifikasi dan divalidasi

c SIFAT KEGIATAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN


A. Kegiatan PKB umum materinya tidak sesuai dengan kompetensi
keahlian yang bersangkutan, namun
menunjang PKB tenaga kerja kualifikasi
jabatan ahli.

materinya sesuai dengan kompetensi


B. Kegiatan PKB khusus subklasifikasi tenaga kerja kualifikasi jabatan
ahli
d METODE KEGIATAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN
a. tatap muka; dan
b. dalam jaringan (daring)

e TINGKAT KEGIATAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN


a. nasional;
pihak yang terlibat paling
b. internasional yang diselenggarakan sedikit 10% dari luar negeri
di dalam negeri;
c. internasional yang diselenggarakan
di luar negeri
Penyelenggara
KEGIATAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

Kementerian/Lembaga/Pemerintah Provinsi/Pemerintah Kabupaten/Kota


yang menyelenggarakan kegiatan sosialisasi, seminar, workshop, dan
pelatihan tentang konstruksi

Asosiasi profesi, asosiasi badan usaha dan asosiasi lainnya yang terkait
dengan konstruksi
Lembaga pendidikan/pelatihan terkait konstruksi

Konsultan Konstruksi dan Kontraktor pekerjaan konstruksi


Pabrikator, distributor, aplikator material, dan peralatan konstruksi

Lembaga/organisasi lain yang memiliki struktur organisasi yang jelas,


memiliki visi pengembangan SDM konstruksi, berbadan hukum dan
mampu menyelenggarakan kegiatan Program PKB Tenaga Ahli Konstruksi
Indonesia
Penilaian Kegiatan PKB a. penilaian Kegiatan PKB terverifikasi; dan
b. penilaian Kegiatan PKB tidak terverifikasi

Besaran nilai dasar SKPK ditentukan berdasarkan unsur Kegiatan


PKB

Besaran bobot SKPK a. jenis kegiatan;


b. sifat kegiatan
c. metode kegiatan; dan
d. tingkat kegiatan

Penilaian Kegiatan PKB merupakan


perkalian nilai dasar SKPK dengan bobot
penilaian Kegiatan PKB yang menghasilkan
perolehan Angka Kredit Kegiatan PKB
PENILAIAN KEGIATAN PKB TERVERIFIKASI
berdasarkan:
dilakukan oleh asesor yang ditunjuk oleh a. unsur kegiatan;
Asosiasi Profesi terakreditasi b. metode kegiatan; dan
c. tingkat kegiatan

Penilaian tenaga kerja kualifikasi jabatan ahli didasarkan pada keikutsertaan dalam
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan hasil pelaporan Kegiatan PKB

Penilaian tenaga kerja kualifikasi jabatan ahli didasarkan pada keikutsertaan dalam
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan hasil pelaporan Kegiatan PKB

LPJK mencatat dan menetapkan hasil penilaian asesor sebagaimana dimaksud pada
ayat (5) melalui Sistem Informasi Jasa Konstruksi terintegrasi

Perolehan Angka Kredit berdasarkan Kegiatan PKB terverifikasi dinyatakan sebagai


Angka Kredit Kegiatan PKB terverifikasi.
PENILAIAN KEGIATAN PKB TIDAK TERVERIFIKASI

Perolehan Angka Kredit Kegiatan PKB tidak terverifikasi dilakukan setelah


tenaga kerja kualifikasi jabatan ahli melakukan pencatatan Kegiatan PKB
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 dan pada saat tenaga kerja
kualifikasi jabatan ahli mengajukan permohonan perpanjangan SKK

Penilaian Kegiatan PKB tidak terverifikasi dilakukan oleh asesor yang


ditunjuk oleh LSP

Asesor melakukan verifikasi dan validasi perolehan Angka Kredit Kegiatan


PKB berdasarkan penilaian mandiri

Asesor memberikan penilaian tenaga kerja kualifikasi jabatan ahli pada


Kegiatan PKB tidak terverifikasi
PENILAIAN KEGIATAN PKB TIDAK TERVERIFIKASI

Hasil penilaian asesor sebagaimana dimaksud pada ayat (4) disampaikan


kepada LPJK melalui LSP

LPJK mencatat dan menetapkan hasil penilaian asesor sebagaimana


dimaksud pada ayat (5) melalui Sistem Informasi Jasa Konstruksi terintegrasi

Perolehan Angka Kredit berdasarkan Kegiatan PKB tidak terverifikasi


dinyatakan sebagai Angka Kredit Kegiatan PKB tidak terverifikasi
PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT

Penilaian Kegiatan PKB dilakukan untuk


memperoleh NILAI KREDIT

digunakan oleh tenaga kerja


kualifikasi jabatan ahli untuk
memenuhi persyaratan permohonan
perpanjangan SKK

Permohonan perpanjangan SKK yang belum memenuhi Nilai Kredit,


tenaga kerja kualifikasi jabatan ahli dapat mengajukan permohonan
perpanjangan kembali setelah memenuhi persyaratan Nilai Kredit
PERATURAN MENTERI PUPR NO. 12 TAHUN 2021 Tentang Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

Pasal 21
PEMENUHAN NILAI KREDIT

Ahli Utama (jenjang 9) paling sedikit 200 SKPK /5 tahun

Ahli Madya (jenjang 8) paling sedikit 150 SKPK /5 tahun

Ahli Muda (jenjang 8) paling sedikit 100 SKPK /5 tahun


PERATURAN MENTERI PUPR NO. 12 TAHUN 2021 tentang Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

Pasal 20 KOMPOSISI NILAI KREDIT


KEGIATAN PKB BOBOT

Kegiatan penunjang paling banyak 25%

Kegiatan PKB utama paling sedikit 75%

kegiatan Pendidikan nonformal paling banyak 25%

selain Pendidikan nonformal paling sedikit 75%

Kegiatan PKB terverifikasi paling sedikit 60%

Kegiatan PKB tidak terverifikasi paling banyak 40%

Kegiatan PKB khusus paling sedikit 60%

Kegiatan PKB umum paling banyak 40%


PERATURAN MENTERI PUPR NO. 12 TAHUN 2021 Tentang Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

PEMBINAAN
dilakukan oleh Direktur Jenderal yang membidangi konstruksi bersama
dengan LPJK selaku pengelola program PKB melalui pemantauan dan
evaluasi terhadap penyelenggara PKB dan penilai Kegiatan PKB
berdasarkan data dan informasi yang berasal dari:
a. Sistem Informasi Jasa Konstruksi terintegrasi;
b. temuan hasil surveilans; dan
c. pengaduan

dituangkan dalam bentuk laporan hasil pemantauan dan evaluasi,


disampaikan oleh Direktur Jenderal yang membidangi konstruksi
kepada Menteri
PERATURAN MENTERI PUPR NO. 12 TAHUN 2021 Tentang Pelaksanaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan

KETENTUAN PENUTUP
Pasal 30 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, ketentuan
mengenai pemenuhan Nilai Kredit sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 21 berlaku setelah 1 (satu) tahun sejak Peraturan Menteri ini
diundangkan

Pasal 31 Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum Nomor 45/PRT/M/2015 tentang Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan Tenaga Ahli Konstruksi Indonesia
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1713),
dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Diundangkan di Jakarta pada tanggal 1 April 2021


Nilai Dasar, Bobot &
Dokumen
PKB
NILAI DASAR SKPK KEGIATAN PKB
BOBOT SKPK KEGIATAN PKB
CONTOH PERHITUNGAN PEROLEHAN ANGKA KREDIT

Anda mungkin juga menyukai