di-
TEMPAT
2. Perusahaan wajib memasang alat ukur debit pada inlet dan outlet IPAL;
3. Perusahaan wajib memasang flow chart IPAL, denah saluran Pembuangan Air
Limbah (SPAL), SOP IPAL, SOP tanggap darurat IPAL di sekitar lokasi IPAL;
4. Perusahaan wajib melakukan pencatatan jumlah bahan baku, produk harian dan
disampaikan ke BLH Kab. Boyolali setiap 3 bulan sekali (terlampir dalam laporan
triwulan);
6. Perusahaan wajib membuat neraca kebutuhan air mulai dari ABT -- Produksi -
- IPAL;
7. Perusahaan wajib mengoptimalkan pengolahan air limbah agar hasil uji air
limbah dapat memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan;
8. Perusahaan wajib memiliki SOP IPAL dan SOP Tanggap Darurat IPAL;
9. Perusahaan wajib memasang alat ukur debit pada ABT dan wajib mengajukan
izin ABT ke DPU ESDM Kab. Boyolali;
10. Perusahaan wajib melakukan uji kualitas air limbah setiap 1 (satu) bulan sekali
ke laboratorium terakreditasi dan sampel air limbah diambil langsung oleh
petugas laborat yang berkompetensi;
11. Perusahaan wajib mengoptimalkan kinerja IPAl sehingga dapat memenuhi baku
mutu air limbah yang dibuang;
12. Perusahaan wajib melakukan efisiensi penggunaan air sehingga tidak terbuang
sia-sia dan wajib mengkaji kembali kapasitas IPAL yang ada.
4. Perusahaan wajib melakukan uji emisi kendaraan untuk forklip dan loader setiap
6 (enam) bulan sekali dan hasil uji disampaikan ke BLH Kab. Boyolali;
6. Perusahaan tetap wajib melakukan uji tingkat kebisingan setiap 3 (tiga) bulan
sekali sesuai dengan peraturan KepMenLH no 48 Tahun 1996 dan disampaikan
ke BLH Kab. Boyolali (dilampirkan dalam setiap laporan triwulan);
7. Perusahaan tetap wajib melakukan uji udara ambien minimal setiap 6 (enam)
bulan sekali sesuai dengan Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 8 Tahun 2001
dan disampaikan ke BLH Kab. Boyolali (dilampirkan dalam setiap laporan
triwulan).
8. Perusahaan wajib memiliki SOP pengelolaan limbah udara pada cerobong boiler;
9. Perusahaan wajib memiliki SOP tanggap darurat cerobong boiler;
10. Sarana pendukung dan persyaratan pada cerobong wajib sesuai dengan
Kep.Kepdal No. 205 Tahun 1996 tentang Pedoman Teknis Pengendalian
Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak (wajib memasang pagar pengaman,
lantai kerja);
2. Perusahaan wajib segera memiliki izin TPS limbah B3 dari Bupati Kabupaten
Boyolali;
5. Perusahaan wajib memiliki bukti MOU dengan produsen bahan kimia perihal
tentang penggunaan kembali kemasan bahan kimia oleh produsen tersebut dan
mengirim copiannya ke BLH Kab. Boyolali;
6. Perusahaan wajib memiliki bukti MOU dengan penyedia tinta isi ulang pada
printer perihal tentang pengisian tinta dilakukan langsung oleh penyedia tinta
dan segera mengirim copiannya ke BLH Kab. Boyolali;
8. Perusahaan tidak boleh melakukan aktivitas open dumping kembali dan wajib
segera membersihkan/mengelola limbah batubara akibat aktivitas open
dumping tersebut;
9. Limbah kemasan bahan kimia dan drum oli/solar wajib segera ditempatkan di
gudang penyimpanan dan dikelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
E. Lain-Lain
1. Perusahaan wajib berperan serta dalam rangka mengkonservasi sumber daya air
(misal : membuat sumur resapan setiap luasan terbangun 1000 m2, biopori,
menanam tanaman Sawo Kecik, Beringin (memiliki daya serap air tinggi));
2. Perusahaan wajib melaksanakan pemberdayaan pengelolaan lingkungan
hidup/progam CSR di masyarakat (misal : memberikan bantuan sarana prasarana
sampah, membuatkan rumah kompos di sekolah, bantuan tanaman langka di
wilayah lahan kritis (Kec. Musuk, Cepogo, Selo dll));
3. Perusahaan diharapkan berperan serta dalam rangka mengkonservasi
keaneragaman hayati dan mengurangi emisi karbon dengan cara menanam
tanaman langka yang memiliki kemampuan daya serap emisi karbon tinggi (misal
: menanam tanaman Buni);
4. Perusahaan wajib melaksanakan progam 3R terhadap pengelolaan limbah padat
organik (misal : membuat alat komposting untuk limbah padat daun-daunan,
limbah organik kantin);
5. Perusahaan wajib memisahkan sampah organik dengan anorganik (misal :
menyediakan tong sampah organik dan anorganik);
6. Perusahaan wajib meningkatkan kebersihan lingkungannya dan menata
housekeeping sehingga tercipta suasana perusahaan yang rapi dan bersih;
7. Perusahaan wajib mengelola limbah potongan besi, pipa dengan cara ditempatkan
di gudang/ruangan tertutup;
8. Perusahaan diharapkan berperan aktif dalam penghematan listrik yang
disosialisasikan oleh pemerintah guna mengurangi emisi yang dihasilkan dari
pembakaran batubara yang merupakan sumber bahan bakar dari pembangkit
listrik (misal : tidak menyalakan lampu pada siang hari, mematikan barang
elektronik apabila tidak digunakan maupun pada jam istirahat, menggunakan
lampu yang hemat listrik).