Anda di halaman 1dari 5

PEMERINTAH KABUPATEN BOYOLALI

DINAS LINGKUNGAN HIDUP


Jl Kompleks Perkantoran Terpadu Kabupaten Boyolali
Jl. Kebo Kenongo Telp. (0276) 321013, 320031, Faks (0276) 321013
Kemiri, Boyolali, Provinsi Jawa Tengah

Boyolali, Juni 2019

Nomor : 660.1/ /19/2019 Kepada :


Lampiran : - Yth. Bapak Direktur Utama
Perihal : Studi Orientasi Pengolahan Limbah PDAM Tirtawening Kota Bandung
Domestik (Studi Banding). Jl. Badak Singa No.10, Lb. Siliwangi,
Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat
40132

di-
TEMPAT

Menindaklanjuti Surat kami Nomor: 660.1/2658/19/2018 tanggal 23 Oktober


2018 perihal Studi Orientasi Pengolahan Limbah Domestik (Studi Banding). Rencana
Studi Orientasi Pengolahan Limbah Domestik (Studi Banding) ke IPLT Kompak
Bandung (IPLT Gumuruh) dan IPAL Bojongsoang yang kami rencanakan
pelaksanaannya pada tanggal 27-28 November 2018 tertunda pelaksanaannya.
Selanjutnya kami merencanakan kunjungan ke IPLT Kompak Bandung (IPLT
Gumuruh) dan IPAL Bojongsoang pada tanggal 23-25 Juli 2019.
Demikian untuk menjadikan maklum dan atas kerjasamanya kami mengucapkan
terima kasih.

KEPALA DINAS LINGKUNGAN HIDUP


KABUPATEN BOYOLALI

TOTOK EKO YUDI P., S.Sos, MM


Pembina Utama Muda
NIP. 196506241986031022

Tembusan kepada Yth. :


1. Bupati Boyolali (sebagai laporan);
2. Ibu Direktur Air Limbah
PDAM Tirtawening Kota Bandung
Jl. Badak Singa No.10, Lb. Siliwangi, Coblong, Kota Bandung, Jawa Barat 40132
3. Pertinggal.
Lampiran :
A. UKL UPL
Perusahaan tetap wajib menyampaikan laporan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan triwulan tahun 2016 ke BLH Kabupaten Boyolali.
B. Pengendalian Pencemaran Air
1. Perusahaan wajib melakukan pencatatan debit inlet dan pH harian (inlet, outlet)
IPAL serta disampaikan ke BLH Kab. Boyolali;

2. Perusahaan wajib memasang alat ukur debit pada inlet dan outlet IPAL;

3. Perusahaan wajib memasang flow chart IPAL, denah saluran Pembuangan Air
Limbah (SPAL), SOP IPAL, SOP tanggap darurat IPAL di sekitar lokasi IPAL;

4. Perusahaan wajib melakukan pencatatan jumlah bahan baku, produk harian dan
disampaikan ke BLH Kab. Boyolali setiap 3 bulan sekali (terlampir dalam laporan
triwulan);

5. Perusahaan wajib menghitung neraca lumpur yang dihasilkan;

6. Perusahaan wajib membuat neraca kebutuhan air mulai dari ABT -- Produksi -
- IPAL;

7. Perusahaan wajib mengoptimalkan pengolahan air limbah agar hasil uji air
limbah dapat memenuhi baku mutu yang dipersyaratkan;
8. Perusahaan wajib memiliki SOP IPAL dan SOP Tanggap Darurat IPAL;

9. Perusahaan wajib memasang alat ukur debit pada ABT dan wajib mengajukan
izin ABT ke DPU ESDM Kab. Boyolali;

10. Perusahaan wajib melakukan uji kualitas air limbah setiap 1 (satu) bulan sekali
ke laboratorium terakreditasi dan sampel air limbah diambil langsung oleh
petugas laborat yang berkompetensi;

11. Perusahaan wajib mengoptimalkan kinerja IPAl sehingga dapat memenuhi baku
mutu air limbah yang dibuang;

12. Perusahaan wajib melakukan efisiensi penggunaan air sehingga tidak terbuang
sia-sia dan wajib mengkaji kembali kapasitas IPAL yang ada.

C. Pengendalian Pencemaran Udara


1. Perusahaan wajib melakukan uji emisi cerobong Boiler setiap 6 (enam) bulan
sekali tahun 2015 dan hasil uji disampaikan ke BLH Kab. Boyolali;

2. Perusahaan wajib memasang titik penaatan/pengambilan sampel udara emisi


cerobong boiler;

3. Perusahaan wajib memasang titik penaatan/pengambilan sampel udara emisi


cerobong genset;

4. Perusahaan wajib melakukan uji emisi kendaraan untuk forklip dan loader setiap
6 (enam) bulan sekali dan hasil uji disampaikan ke BLH Kab. Boyolali;

5. Perusahaan wajib memasang titik penaatan/pengambilan sampel udara ambien


dan kebisingan;

6. Perusahaan tetap wajib melakukan uji tingkat kebisingan setiap 3 (tiga) bulan
sekali sesuai dengan peraturan KepMenLH no 48 Tahun 1996 dan disampaikan
ke BLH Kab. Boyolali (dilampirkan dalam setiap laporan triwulan);

7. Perusahaan tetap wajib melakukan uji udara ambien minimal setiap 6 (enam)
bulan sekali sesuai dengan Keputusan Gubernur Jawa Tengah No. 8 Tahun 2001
dan disampaikan ke BLH Kab. Boyolali (dilampirkan dalam setiap laporan
triwulan).

8. Perusahaan wajib memiliki SOP pengelolaan limbah udara pada cerobong boiler;
9. Perusahaan wajib memiliki SOP tanggap darurat cerobong boiler;

10. Sarana pendukung dan persyaratan pada cerobong wajib sesuai dengan
Kep.Kepdal No. 205 Tahun 1996 tentang Pedoman Teknis Pengendalian
Pencemaran Udara Sumber Tidak Bergerak (wajib memasang pagar pengaman,
lantai kerja);

11. Perusahaan wajib mengukur ketinggian cerobong pada boiler.

D. Pengendalian Pencemaran Limbah B3


1. Perusahaan wajib segera memiliki bangunan TPS limbah B3 sesuai dengan
ketentuan yang berlaku;

2. Perusahaan wajib segera memiliki izin TPS limbah B3 dari Bupati Kabupaten
Boyolali;

3. Perusahaan wajib melakukan pencatatan harian jumlah limbah B3 yang


dihasilkan setiap hari dan disampaikan ke BLH Kab. Boyolali;

4. Perusahaan wajib menyampaikan bukti manifest (pengangkutan limbah B3) dan


MOU pengolah limbah B3 ke BLH Kab. Boyolali;

5. Perusahaan wajib memiliki bukti MOU dengan produsen bahan kimia perihal
tentang penggunaan kembali kemasan bahan kimia oleh produsen tersebut dan
mengirim copiannya ke BLH Kab. Boyolali;

6. Perusahaan wajib memiliki bukti MOU dengan penyedia tinta isi ulang pada
printer perihal tentang pengisian tinta dilakukan langsung oleh penyedia tinta
dan segera mengirim copiannya ke BLH Kab. Boyolali;

7. Ceceran limbah batubara yang berada di luar gudang penyimpanan limbah


batubara wajib segera dibersihkan dan dikelola sesuai dengan ketentuan yang
berlaku;

8. Perusahaan tidak boleh melakukan aktivitas open dumping kembali dan wajib
segera membersihkan/mengelola limbah batubara akibat aktivitas open
dumping tersebut;

9. Limbah kemasan bahan kimia dan drum oli/solar wajib segera ditempatkan di
gudang penyimpanan dan dikelola sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

E. Lain-Lain
1. Perusahaan wajib berperan serta dalam rangka mengkonservasi sumber daya air
(misal : membuat sumur resapan setiap luasan terbangun 1000 m2, biopori,
menanam tanaman Sawo Kecik, Beringin (memiliki daya serap air tinggi));
2. Perusahaan wajib melaksanakan pemberdayaan pengelolaan lingkungan
hidup/progam CSR di masyarakat (misal : memberikan bantuan sarana prasarana
sampah, membuatkan rumah kompos di sekolah, bantuan tanaman langka di
wilayah lahan kritis (Kec. Musuk, Cepogo, Selo dll));
3. Perusahaan diharapkan berperan serta dalam rangka mengkonservasi
keaneragaman hayati dan mengurangi emisi karbon dengan cara menanam
tanaman langka yang memiliki kemampuan daya serap emisi karbon tinggi (misal
: menanam tanaman Buni);
4. Perusahaan wajib melaksanakan progam 3R terhadap pengelolaan limbah padat
organik (misal : membuat alat komposting untuk limbah padat daun-daunan,
limbah organik kantin);
5. Perusahaan wajib memisahkan sampah organik dengan anorganik (misal :
menyediakan tong sampah organik dan anorganik);
6. Perusahaan wajib meningkatkan kebersihan lingkungannya dan menata
housekeeping sehingga tercipta suasana perusahaan yang rapi dan bersih;
7. Perusahaan wajib mengelola limbah potongan besi, pipa dengan cara ditempatkan
di gudang/ruangan tertutup;
8. Perusahaan diharapkan berperan aktif dalam penghematan listrik yang
disosialisasikan oleh pemerintah guna mengurangi emisi yang dihasilkan dari
pembakaran batubara yang merupakan sumber bahan bakar dari pembangkit
listrik (misal : tidak menyalakan lampu pada siang hari, mematikan barang
elektronik apabila tidak digunakan maupun pada jam istirahat, menggunakan
lampu yang hemat listrik).

Anda mungkin juga menyukai