PEMBENTUKAN KEPENGURUSAN
PERHIMPUNAN HOTEL DAN RESTORAN INDONESIA
(PHRI)
KABUPATEN DEMAK
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1
1) Musyawarah Kabupaten Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia Kabupaten
Demak merupakan kekuasaan tertinggi yang selanjutnya dalam tata tertib ini disebut
Muskab.
2) Kedaulatan Organisasi ada ditangan anggota dan dilaksanakan sepenuhnya oleh
Muskab.
3) Muskab dalam melaksanakan tugasnya berlandaskan pada peraturan dan ketentuan
yang berlaku.
BAB II
TUGAS DAN WEWENANG
Pasal 2
1) Membuat jadwal acara dan peraturan Tata Tertib Muskab.
2) Mengadakan Sidang Pemilihan Ketua PHRI Kabupaten DEMAK.
3) Menunjuk ketua terpilih sebagai Ketua Formatur.
4) Memberi wewenang kepada Ketua Formatur untuk mengajukan calon anggota
formatur untuk mendapatkan persetujuan Muskab.
5) Memberikan mandat kepada Tim Formatur untuk melengkapi Personel Pengurus
Kabupaten dan Dewan Penasehat.
BAB III
PESERTA MUSYAWARAH KABUPATEN
Pasal 3
Peserta Muskab terdiri dari Perwakilan Pemilik Usaha Jasa
Transportasi/Akomodasi/Perhotelan, Usaha Jasa Makanan/Restoran, dan Usaha
Terkait serta Dewan Penasehat
BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA
Pasal 4
HAK
1) Utusan memiliki hak dipilih dan hak memilih
2) Dewan Penasehat berhak memilih, akan tetapi tidak berhak untuk dipilih.
3) Utusan dan Dewan Penasehat mempunyai hak mengeluarkan pendapat baik secara
lisan maupun tertulis.
4) Peserta berhak mendapatkan perlengkapan Muskab.
Pasal 5
KEWAJIBAN
1) Peserta diwajibkan mendaftarkan diri kepada Panitia Pelaksana (SC) sbelum acara
dimulai.
2) Peserta wajib mengikuti seluruh acara Muskab.
3) Peserta diwajibkan mengisi daftar hadir.
4) Peserta diwajibkan menjaga keamanan dan ketertiban selama berlangsungnya Musda.
5) Peserta berkewajiban tunduk dan taat pada tata tertib Musda.
BAB V
HAK BICARA DAN HAK SUARA
Pasal 6
HAK BICARA
1) Hak bicara adalah hak untuk menyampaikan pendapat atau pertimbangan baik secara
lisan maupun tertulis.
2) Semua peserta mempunyai hak bicara baik diminta maupun tidak diminta.
3) Dalam menyampaikan pendapat dan/atau pertimbangan disampaikan melalui
Pimpinan Sidang.
Pasal 7
HAK SUARA
1) Hak Suara adalah hak untuk mengambil keputusan baik melalui musyawarah mufakat
ataupun melalui voting.
2) Jumlah hak suara :
Pasal 8
TATA CARA MENYAMPAIKAN PENDAPAT
1) Dalam menyampaikan pendapat dan / atau pertimbangan, setiap peserta terlebih
dahulu meminta izin kepada Pimpinan Sidang.
2) Apabila sidang memberikan izin, peserta bersangkutan baru diperkenankan
menyampaikan pendapat dan / atau pertimbangannya.
3) Lamanya menyampaikan pendapat atau pertimbangan secara lisan dibatasi waktu
maksimal 3 (tiga) menit dan apabila ternyata melebihi waktu yang sudah ditentukan,
Ketua Sidang berhak menghentikannya.
4) Apabila peserta belum merasa puas terhadap jawaban dari Pimpinan Sidang tentang
pendapat dan pertimbangan yang diajukan, yang bersangkutan berhak meminta
klarifikasi ulang kepada Pimpinan Sidang ataupun kepada peserta lain, setelah diijinkan
oleh Pimpinan Sidang.
BAB VI
ALAT-ALAT KELENGKAPAN MUSKAB
Pasal 9
Alat-alat kelengkapan Muskab terdiri dari :
1) Pimpinan Muskab.
2) Sidang Pleno
Pasal 10
PIMPINAN MUSKAB
1) Sidang dipimpin oleh Pimpinan Muskab.
2) Pimpinan Muskab terdiri dari : seorang Ketua merangkap anggota, seorang Sekretaris
merangkap anggota dan 3 (tiga) orang anggota.
3) Penentuan komposisi dan pembagian tugas diantara unsur-unsur Pimpinan Muskab,
ditentukan berdasarkan kesepakatan diantara anggota Pimpinan Muskab.
5) Pimpinan Muskab berwenang dan berkewajiban :
a) Memimpin sidang-sidang Muskab sesuai jadwal yang disepakati.
b) Menjaga kelancaran dan ketertiban sidang-sidang
c) Menyelenggarakan pelantikan Ketua Terpilih.
6) Apabila Ketua PHRI sudah terpilih, selanjutnya pimpinan sidang diserahkan kepada
Ketua Terpilih dengan didampingi Pimpinan Muskab.
Pasal 11
PLENO
1) Pleno adalah Sidang Muskab yang membahas :
a) Tata tertib dan jadwal Muskab.
b) Pemilihan Pimpinan Muskab.
c) Pemilihan Ketua PHRI.
d) Pembentukkan Formatur
e) Pelantikan Ketua Terpilih
Pasal 12
FORMATUR
1) Formatur bertugas menyusun kepengurusan lengkap Pengurus Kabupaten dan Dewan
Penasehat.
2) Ketua Formatur adalah Ketua Terpilih.
3) Apabila tugas formatur sudah selesai dan / atau sudah melewati batas akhir masa
tugasnya secara otomatis formatur tidak berfungsi lagi dan tidak mempunyai kekuatan
hokum. Tugas selanjutnya menjadi tugas dan tanggungjawab Ketua Terpilih.
BAB VII
QUORUM DAN TATACARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pasal 13
QUORUM
1) Sidang pleno selain pemilihan Ketua Kabupaten dinyatakan sah apabila dihadiri oleh
lima puluh persen ditambah satu peserta (50% + 1 peserta) Muskab yang telah
terdaftar oleh Panitia.
2) Apabila sidang tidak mencapai quorum seperti ayat : 1), pasal ini, sidang ditunda 10
menit, maksimal penundaan sampai 2 (dua) kali.
3) Apabila sampai 2 (dua) kali penundaan masih belum tercapai quorum, maka Pimpinan
Muskab mempunyai wewenang menyatakan sidang tersebut dapat dimulai.
Pasal 14
TATACARA PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Tatacara Pengambilan Keputusan :
1) Pengambilan Keputusan pada dasarnya diusahakan melalui musyawarah untuk
mufakat.
2) Apabila musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka pengambilan keputusan dapat
dilakukan secara voting.
3) Khusus pengambilan keputusan Pemilihan Ketua PHRI Kabupaten dilakukan voting.
BAB VII
PERSYARATAN DAN TATACARA PEMILIHAN KETUA PHRI KABUPATEN,
PEMBENTUKKAN DEWAN PERTIMBANGAN
Pasal 15
PERSYARATAN CALON KETUA KABUPATEN
Calon Ketua PHRI Kabupaten harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1) Bertaqwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Berwawasan luas dengan komitmen yang tinggi terhadap organisasi dan profesi.
3) Berdomisili di Kabupaten Demak.
Pasal 16
TATACARA PEMILIHAN KETUA PHRI KABUPATEN
1) Pemilihan Ketua PPNI Kabupaten dilaksanakan dalam 2 (dua) tahap, yaitu tahap 1
(pertama) Pemilihan bakal calon Ketua dan tahap II (dua) pemilihan calon Ketua.
2) Seorang bakal calon berhak maju kedalam pemilihan calon Ketua apabila dalam
pemilihan bakal calon ketua mendapatkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) suara.
3) Ketua terpilih adalah peraih suara terbanyak.
4) Setiap peserta sidang hanya boleh mengajukan 1 (satu) orang bakal calon Ketua.
Pasal 17
PEMBENTUKKAN DEWAN PENASEHAT
Untuk menyusun personalia Dewan Penasehat dilaksanakan oleh Formatur.
BAB IX
PENUTUP
Pasal 18
1) Segala sesuatu yang belum diatur dalam tata tertib ini, diputuskan oleh Muskab
sepanjang tidak bertentangan dengan AD/ART.
2) Apabila dalam musyawarah terjadi perbedaan pendapat yang tidak bisa diselesaikan,
maka keputusan akhir dikembalikan kepada AD/ART.
Pasal 19
Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di : Demak
Tanggal : 14 Nopember 2019
Ketua Sekretaris
A. PENDAHULUAN
Garis-Garis Besar Program Kerja (GBPK) pada Keputusan Musyawarah Kabupaten VIII
PERSATUAN PERAWAT NASIONAL INDONESIA PURBALINGGA (PPNI) Purbalingga merupakan
pokok-pokok kerja organisasi PPNI masa bhakti 2010-2015. GBPK ditujukan dalam upaya
pencapaian tujuan organisasi sebagaimana tercantum dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah
Tangga PPNI hasil amandemen pada MUSYAWARAH KABUPATEN VIII (Muskab) ke IX di
Purbalingga Tahun 2016. GBPK tersebut dijabarkan sebagai pokok-pokok kegiatan dari masing-
masing bidang maupun unsur organisasi sebagai pedoman dan arah bagi seluruh jajaran PPNI
Kabupaten Purbalingga dalam menyelenggarakan kegaitan organisasi. GBPK yang dimaksud untuk
menetapkan sasaran-sasaran dan langkah-langkah perjuangan organisasi dalam lima tahun
mendatang dalam pencapaian tujuan organisasi dan berpartisipasi aktif dalam pembangunan
Kesehatan pada khususnya dan pembangunan Nasional pada umumnya, sekaligus untuk memenuhi
tanggungjawab dan peran PPNI dalam mengisi era globalisasi. BGBPK tersebut merupakan
pembaharuan dan penyempurnaan dari Garis-Garis Besar Program Kerja Tahun 2005-2010. Garis-
garis Besar Program Kerja ini disusun berdasarkan landasan idiil yaitu Pancasila dan landasan
Konstitusional yaitu Undang-Undang Dasar 1945, dan UU No. 36/tahun 2009 tentang Kesehatan
serta landasan Operasional yaitu Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPNI 2010.
Ruang lingkup GBPK meliputi : 1) Pembinaan Organisasi, 2) Perlindungan Hukum,
Pengelolaan hubungan masyarakat dan Pemberdayaan politik, 3) Pengembangan kerjasama dalam
dan luar negeri, 4) Pembinaan Pendidikan dan Pelatihan Keperawatan, 5) Pembinaan Pelayanan
Keperawatan dan 6) Pembinaan Kesejahteraan.
B. TUJUAN
Garis-garis Besar Program Kerja PPNI Purbalingga periode 2015-2020 bertujuan untuk:
1. Meningkatkan peran organisasi PPNI, yang mampu melaksanakan fungsinya sebagai mitra
pemerintah dan masyarakat dalam mensukseskan pembangunan Kesehatan Nasional serta dapat
menjawab tantangan era globalisasi.
2. Melakukan advokasi hukum dan berpartisipasi aktif dalam menerapkan serta memantau
pelaksanaan kebijakan kesehatan yang utamanya terkait dengan keperawatan.
3. Meningkatkan hubungan dengan masyarakat.
4. Memfasilitasi penyelenggaraan politik aktif dan pasif anggota PPNI.
5. Membina dan meningkatkan kerjasama dalam dan luar negeri.
6. Meningkatan mutu pendidikan dan pelatihan keperawatan sebagai bagian integral dalam
pengembangan sumber daya manusia yang profesional sehingga mampu bersaing secara global.
7. Meningkatkan mutu pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan
Indonesia sehingga mampu bersaing secara global dan internasional.
8. Meningkatkan kwalitas dan kuantitas kesejahteraan anggota perawat sebagai bagian dari
kesejahteraan rakyat.
C. PROGRAM-PROGRAM
Garis-garis Program Kerja PPNI Purbalingga periode 2016-2020, dicapai melalui serangkaian
program-program sebagai berikut :
4. Pelayanan Keperawatan
a. Membantu terbitnya perizinan Surat Ijin Perawat (SIP), Surat Ijin Kerja (SIK) dan Surat Ijin Praktek
Perawat (SIPP).
b. Memfasilitasi terbentuknya klinik keperawatan.
c. Memfasilitasi tersedianya model pelayanan / asuhan keperawatan yang profesional.
d. Mengembangkan struktur organisasi keperawatan yang memfasilitasi proses pengambilan keputusan
dalam mendukung pelayanan / asuhan keperawatan profesional.
e. Mengembangkan pedoman manajemen keperawatan profesional , ketenagaan.
f. Membentuk Tim Penanggulangan Bencana Alam / Tim Gawat Darurat.
Ditetapkan di : Purbalingga
Pada tanggal : 19 Januari 2016