Anda di halaman 1dari 2

Misleading PPDB Zonasi

Oleh Jaja Jamaludin,


Staf Pengajar Universitas Bosowa Makassar

Dalam satu dua pekan ini para orang tua siswa seantero nusantara disibukkan bahkan direpotkan
dengan sistem penerimaan peserta didik baru (PPDB) zonasi. Seolah PPDB Zonasi initelah menjadi ritual
Repot nasional Orang Tua siswa. Di Surabaya sebagaimana diberikatakan sejumlah media mainstream
maupun media sosial bahkan panitia PPDB setempat sempat menghentikan proses PPDB, namun
keesokan harinya dibuka kembali.

Jika sistem PPDB zonasi ini terus tidak dapat diselesaikan problem dasarnya dipastikan publik akan
memeberikan penilaian negatif kepada depdiknas, karena dianggap tidak mampu menyelesaikan urusan
yang bahkan sebagian orang menggap urusan sederhana.

Departemen Pendidikan nasional memang bisa dianggap kurang bijaksana, sebab sejatinya PPDB zonasi
bukan kebijakan yang berdiri sendiri. PPDB zonasi sejatinya adalah Goal Ending dari kebijakan
fundamental pemerataan dan kesetaraan mutu layanan 8 standar pendidikan nasional termasuk standar
nasional pendidikan bidang sarana dan prasarana, mutu pendidik dan tenaga kependidikan, mutu proses
dan hasil pendidikan, serta mutu standar layanan peserta didik. PPDB zonasi adalah bagian kecil saja dari
kontruksi besar kebijakan pemerataan mutu pendidikan nasional.

Sejatinya Depdiknas lebih dahulu melakukan percepatan pemeratan dan penyetaraaan mutu sarana dan
prasana serta mutu pendidik (guru) dari pada sistem zonasi. Sebab, secara logika jika pemerataan mutu
sarana prasarana dan mutu guru telah mencapai kesetaraan secara baik, tidak terjadi disparitas extrim
antara sekolah unggulan dan tidak unggulan, antara sekolah perkotaan dan pedesaan, antara sekolah
swasata dan negeri, maka dengan sendirinya para orang tua siswa dan siswa sendiri akan menaruh
harapan pada sekolah yang dianggap memberikan layanan mutu yang baik.

Sayangnya, fakta yang terjadi terbalik. Pemberlakuan Sistem PPDB zonasi tampak sebagai kebijakan
yang berdiri sendiri dan tidak terkait dengan standar mutu yang lain. Hak ini akan berpotensi menjadi
misleading di pata publik dan orang tua siswa. Padahal kontruksi besar kebijakan pemerataan mutu
pendidikan dan penyetaraan mutu pendidikan nasional bersifat sistemik dan ekosistem. Artinya,
tidaklah mungkin hanya lebih mengedepankan kebijakan mutu peserta didik melalui PPDB zzonasi tanpa
diimbangi secara berimbang secara nasional dalam bidnag lain terutama sarana dan prasarana serta
mutu guru.
Akibatnya, tidak heran kebijakan ini menuai protes dan bahkan banyak yang nyinyir dengan logika
kebijakan PPDB zonasi. Pihak yang paling babak belur berhadap ndnegan publik dan ornag tua siswa
adalah para guru dan pimpinan ditingkat sekolah yang menjadi panitia PPDB tingkat sekolah, padahal
mereka juga bagian dari objek sekaligus subjek dalam kebijakan fundamental pemerataan mutu
pendidikan nasional.

Jika logika implementasi kebijakan pemerataan mutu pendidikan nasional yang dipertontonkan
depdiknas seperti selama ini, penulis berpendapat problem kebijakan pemerataan mutu pendidikan
nasional bukan mendapatkan respon positif dan dukungan positif publik, justru akan menuai kecaman
dan resistensi. Oleh karenanya, seyogyanya depdiknas melakukan reoreintasi dan rekontruksi kebijakan
berdasarkan prioritas yang berdampak posisif, misalnya dahulukan redistribusi guru guna pemerataan
mutu layanan pendidik dan tenaga pendidikan secara nasional. Selain itu, percepat pemerataan kualitas
layanan sarana dan prasarana pendidikan di tingkat sekolah. Hilangkan perbedaan alokasi bantuan
pendanaan pendidikan sekolah negeri dan swasta. Jika kedua variable (sarana pendidikan dan mutu
guru) ini saja lebih dahulu dilakukan secara terstruktur, sistematis dan masif dilakukan oleh depdiknas,
penulis berkeyakinan publik akan ikut mendorong percepatan pemerataan dan penyetaraan mugu
pendidikan yang lainnya seperti menerima dan mengikuti sistem PPDB zonasi. #wallahualam#

-----------------------------------

Penulis adalah Dosen Universitas Bosowa tinggal di vila pantai biru tanjung bunga makassar

whatsApp : +6285881548814

Nomor rekening : Bank Mandiri 101 000 661 086 1 a.n. Jaja Jamaludin

Anda mungkin juga menyukai