Anda di halaman 1dari 4

Sejauh manakah batas-batas (jenis dan ruang lingkup materi pengetahuan yang telah diketahui

dan dikuasai peserta didik yang akan kita ajar?

b. Tingkat dan tahap serta jenis kemampuan (kognitif, afektif, psikomotor) manakah yang
telah dicapai dan dikuasai peserta didik yang akan kita ajar?

c. Apakah siswa sudah cukup siap dan matang (secara intelektual, emosional) untuk menerima
bahan dan pola-pola perilaku yang akan kita ajarkan itu?
Memperoleh informasi yang lengkap dan akurat berkenaan dengan kemampuan serta
karakteristik awal siswa sebelum mengikuti program pembelajaran tertentu.
b. Menyeleksi tuntutan, bakat, minat, kemampuan, serta kecenderungan peserta didik berkaitan
dengan pemilihan program-program pembelajaran tertentu yang akan diikuti mereka.
c. Menentukan desain program pembelajaran dan atau pelatihan tertentu yang perlu
dikembangkan sesuai dengan kemampuan awal peserta didik.

- emampuan awal merupakan hasil belajar yang didapat sebelum mendapat kemampuan

yang lebih tinggi. Kemampuan awal siswa merupakan prasyarat untuk mengikuti pembelajaran

sehingga dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan baik. Kemampuan seseorang yang

diperoleh dari pelatihan selama hidupnya, dan apa yang dibawa untuk menghadapi suatu

pengalaman baru. Menurut Rebber (1988) dalam Muhibbin Syah (2006: 121) yang mengatakan

bahwa “kemampuan awal prasyarat awal untuk mengetahui adanya perubahan”

Gerlach dan Ely dalam Harjanto (2006:128) “Kemampuan awal siswa ditentukan

dengan memberikan tes awal”. Kemampuan awal siswa ini penting bagi pengajar agar dapat

memberikan dosis pelajaran yang tepat, tidak terlalu sukar dan tidak terlalu mudah.

Kemampuan awal juga berguna untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan.

Senada disampaikan Gagne dalam Nana Sudjana (1996:158) menyatakan bahwa

“kemampuan awal lebih rendah dari pada kemampuan baru dalam pembelajaran, kemampuan

awal merupakan prasyarat yang harus dimiliki siswa sebelum memasuki pembelajaran materi

pelajaran berikutnya yang lebih tinggi.” Jadi seorang siswa yang mempunyai kemampuan awal

yang baik akan lebih cepat memahami materi dibandingkan dengan siswa yang tidak

mempunyai kemampuan awal dalam proses pembelajaran.


Kemampuan awal juga bisa disebut dengan prior knowledge (PK). PK merupakan

langkah penting di dalam proses belajar, dengan demikian setiap guru perlu mengetahui tingkat

PK yang dimiliki para peserta didik. Dalam proses pemahaman, PK merupakan faktor utama

yang akan mempengaruhi pengalaman belajar bagi para peserta didik. Dari berbagai penelitian

terungkap bahwa lingkungan belajar memerlukan suasana stabil, nyaman dan familiar atau

menyenangkan. Lingkungan belajar, dalam konteks PK, harus memberikan suasana yang

mendukung keingintahuan peserta didik, semangat untuk meneliti atau mencari sesuatu yang

baru, bermakna, dan menantang. Menciptakan kesempatan yang menantang para peserta didik

untuk ”memanggil kembali” PK merupakan upaya yang esensial. Dengan cara-cara tersebut

maka pengajar/instruktur/fasilitator mendorong peserta didik untuk mengubah pola pikir, dari

mengingat informasi yang pernah dimilikinya menjadi proses belajar yang penuh makna dan

memulai perjalanan untuk menghubungkan berbagai jenis kejadian/peristiwa dan bukan lagi

mengingat-ingat pengalaman yang ada secara terpisah-pisah. Dalam seluruh proses tadi, PK

merupakan elemen esensial untuk menciptakan proses belajar menjadi sesuatu yang bermakna.

Dalam proses belajar, PK merupakan kerangka di mana peserta didik menyaring

informasi baru dan mencari makna tentang apa yang sedang dipelajari olehnya. Proses

membentuk makna melalui membaca didasarkan atas PK di mana peserta didik akan mencapai

tujuan belajarnya.

Menurut Sugiyarto (2009) dalam makalahnya tentang peningkatan kualitas

pembelajaran dalam bidang ekologi di perguruan tinggi melalui penerapan praktikum mandiri

yang disampaikan pada semiloka nasional menyatakan bahwa “kunci utama tutorial adalah

pengetahuan yang dimiliki oleh seseorang atau yang disebut dengan prior knowledge. PK akan

keluar dari simpanan para peserta didik apabila ada trigger atau pemicu.” Dalam proses inkuiri

terbimbing siswa dipacu dengan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada jawaban dari
permasalahan yang dihadapi sehingga siswa dapat dengan mandiri bisa menyimpulkan dan

menmukan konsep-konsep dalam materi yang sedang dipelajari.

Bekal Ajar Awal

Keberhasilan proses belajar-mengajar antara lain dipengaruhi oleh karakteristik peserta didik
baik sebagai individu maupun sebagai kelompok. Meskipun guru menghadapi kelompok kelas
yang terdiri dari peserta didik yang memiliki umur yang relatif sama, namun mereka tidak
dapat diberi perlakukan yang sama. Oleh karena itu pada awal proses belajar mengajar guru
harus meneliti dulu tingkat dan jenis karakteristik perilaku siswa yang telah dimilikinya pada
saat akan memasuki pembelajaran. (entering behavior) atau bekal ajar awal peserta didik.

Bekal ajar awal menjadi dasar bagaimana proses belajar sebaiknya direncanakan.dan apakah
tujuan intruksional khusus yang semula dirumuskan harus mengalami perubahan. Apalagi bila
kemampuan awal berkaitan dengan kemampuan prasyarat untuk mencapai tujuan
pembelajaran.

Menurut Makmun (2002:224) dengan mengetahui gambaran tentang entering behavior peserta
didik, maka akan memberikan banyak bantuan kepada guru, diantaranya sebagai berikut.

a. Untuk mengetahui seberapa jauh adanya kesamaan individual antara peserta didik
dalam taraf kesiapannya, kematangan, serta tingkat penguasaanya dari pengetahuan dan
ketarampilan dasar sebagai landasan bagi penyajian bahan baru.
b. Dapat mempertimbangkan dalam memilih bahan, prosedur, metode, teknik dan alat
bantu belajar-mengajar yang sesuai.
c. Membandingkan nilai pre-tes dengan post-tes sehingga diperoleh indikator atau
petunjuk seberapa banyak perubahan perilaku itu telah terjadi pada peserta didik,
sebagai hasil pengaruh dari proses belajar mengajar

Hal penting bagi guru sebelum merencanakan dan melaksanakan kegiatan mengajar,
seyogyanya dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan di bawah ini. Dengan memperhatikan
tingkatan kelas, jenis bidang studi, usia dan waktu yang tersedia dan terencana.

a. Sejauh manakah batas-batas (jenis dan ruang lingkup materi pengetahuan yang telah
diketahui dan dikuasai peserta didik yang akan kita ajar?
b. Tingkat dan tahap serta jenis kemampuan (kognitif, afektif, psikomotor) manakah yang telah
dicapai dan dikuasai peserta didik yang akan kita ajar?
c. Apakah siswa sudah cukup siap dan matang (secara intelektual, emosional) untuk menerima
bahan dan pola-pola perilaku yang akan kita ajarkan itu?

Menurut Makmun (200:225) perilaku awal (entering behavior) meliputi jenis dan ruang
lingkup pengetahuan yang telah dikuasai dan diketahui peserta didik, tingkat dan tahap serta
jenis kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor yang telah dicapai peserta didik.

2. Identifikasi Kemampuan Awal Peserta Didik

Identifikasi jenis dan ruang lingkup pengetahuan yang telah diketahui dan dikuasai peserta
didik, antara lain adalah sebagai berikut:
a. Pada saat memulai pembelajaran berikan pertanyaan-pertanyaan mengenai materi yang telah
diberikan terdahulu (apersepsi).sebelum menyajikan materi baru
b. Memberikan pre-test dengan menggunakan instrumen pengukuran prestasi belajar yang
memadai syarat (validitas, realibilitas dan sebagainya) sebelum mereka memulai pembelajaran.
Instrumen pengukuran prestasi belajar yang digunakan pada pre-test biasanya setara dengan
post-test
c. Identifikasi tingkat dan tahap serta jenis kemampuan (kognitif, afektif, psikomotor) yang
telah dicapai oleh peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai