Anda di halaman 1dari 10

A.

PENGERTIAN
Cytomegalovirus (CMV) merupakan infeksi bawaan yang paling sering terjadi
pada manusia. Cytomegalovirus sendiri merupakan virus DNA yang termasuk jenis
Herpes. CMV yang spesifik manusia disebut sebagai human CMV.(WILLIAM ,2011)

B. ETIOLOGI
Infeksi Cytomegalovirus (CMV) merupakan infeksi bawaan yang paling
sering terjadi pada manusia. Infeksi cytomegalovirus dapat diikuti oleh infeksi
primer maupun melalui kehamilan. Sekitar 90% infeksi CMV pada bayi baru
lahir yang terinfeksi saat dalam kandungan tidak menunjukkan gejala apapun.
Infeksi CMV kongenital dapat didiagnosa dengan mengisolasi virus melalui urin
atau saliva saat bayi berusia 0-3 minggu, atau dengan amplifikasi DNA atau
teknik hibridisasi.
Cytomegalovirus (CMV) sendiri merupakan virus DNA yang termasuk
genus Herpes. CMV yang spesifik menyerang manusia disebut sebagai human
CMV. Cytomegalovirus menyebabkan perbesaran ukuran sel sampai dua kali lipat
ukuran sel normal. CMV hidup secara parasit intrasel dan sepenuhnya tergantung
pada sel inang untuk bereplikasi dengan cara menginfeksi sel inang yang permissive, atau
sel dalam kondisi tidak mampu melawan invasi dan replikasi
virus. CMV mengikat diri pada reseptor di permukaan sel inang, kemudian menembus
membran sel, masuk ke dalam vakuola di sitoplasma. Lalu selubung
virus terlepas dan nucleocapsid dengan cepat menuju nukleus sel inang. Terjadilah
ekspresi gen imediate early (IE) spesifik RNA atau transkrip gen alfa yang dapat
dijumpai tanpa ada sintesis protein virus de novo. Ekspresi protein ini penting
untuk ekspresi gen virus berikutnya, yaitu gen beta yang menunjukkan transkripsi
kedua dari RNA. Setelah lepas dari sel, virus dapat ditemukan dalam urin dan
cairan tubuh lainnya, menyerap β2-mikroglobulin sehingga dapat melindungi antigen virus
dan mencegah netralisasi antibodi sehingga infeksi dapat terus
berlanjut.

C. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala Infeksi Cytomegalovirus yang mungkin timbul:
1. Bayi dilahirkan dengan berat lahir yang rendah
2. Bayi menderita kejang, pneumonia, dan tuli
3. Bintik-bintik keunguan kecil pada bayi
4. Demam
5. Kehilangan selera makan
6. Kelelahan
7. Kelenjar getah bening membengkak
8. Menderita diare, pneumonia, nyeri otot (mialgia), dan sakit tenggorokan.
D. PATOFISIOLOGI

Sitomegalovirus (CMV) adalah penyebab utama infeksi virus congenital di amerika


utara. Terdapat sejumlah strain CMV yang berhubungan: virus ini adalah anggota dari
ember herpes. CMV agaknya ditularkan dari orang ke orang melalui kontak langsung
dengan cairan atau jaringan tubuh, termasuk urin, darah, liur, secret servikal, semen dan
ASI. Masa inkubasi tidak diketahui; berikut ini adalah perkiraan masa inkubasi: setelah
lahir-3 sampai 12 minggu; setelah tranfusi-3 sampai 12 minggu; dan setelah transplantasi-
4 minggu sampai 4 bulan. Urin sering mengandung CMV dari beberapa bulan sampai
beberapa tahun setelah infeksi. Virus tersebut dapat tetap tidak aktif dalam tubuh seseorang
tetapi masih dapat diaktifkan kembali. Hingga kini belum ada imunisasi untuk mencegah
enyakit ini.
Ada 3 jenis CMV:

1. Kongenital: didapat didalam rahim melalui plasenta. Kira-kira 40% bayi yang lahir dari
wanita yang menderita CMV selama kehamilan juga akan terinfeksi CMV. Bentuk paling
berat dari infeksi ini adalah penyakit inklusi sito megalik.
2. Akut-didapat: didapat selama atau setelah kelahiran sampai dewasa. Gejala mirip dengan
mononucleosis( malaise, demam, faringitis, splenomegali, ruam petekia, gejala
pernapasan). Infeksi bukan tanpa sekuela, terutama pada anak-anak yang masih kecil, dan
dapat terjadi akibat tranfusi.
3. Penyakit sistemik umum: terjadi pada individu yang menderita imunosupresi, terutama jika
mereka telah menjalani transpantasi organ. Gejala-gejalanya termasuk pneumonitis,
hepatitis, dan leucopenia, yang kadang-kadang fatal. Infeksi sebelumnya tidak
menghasilkan kekebalan dan dapat menyebabkan reaktivasi virus.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Kultur virus dari urin, secret faring, dan leukosit perifer.


2. Pemeriksaan mikroskopik pada sediment urin, cairan tubuh, dan jaringan untuk melihat
vius dalam jumlah besar( pemeriksaan urin untuk mengetahui adanya iklusi intra sel
tidaklah bermanfaat; verifikasi infeksi congenital harus dilakukan dalam 3 minggu
pertama dari kehidupan).
3. Skrining toksoplasmosis, rubella, sitomegalo virus, herpes dan lain-laia(
toxoplasmosis, other, rubella, cytomegalovirus, herpes[TORCH])-digunakan untuk
mengkaji adanya virus lain.
4. Uji serologis
a. Titer antibody IgG dan IgM( IgM yang meningkat mengindikasikan pajanan
terhadap virus; IgG neonatal yang meningkat mengindikasikan infeksi yang
didapat pada masa prenatal; IgG maternital negative dan IgG neonatal positif
mengindikasikan didapatnya infeksi pada saat pascanatal.
b. Uji factor rheumatoid positif ( positif pada 35%-45% kasus)
5. Studi radiologist: foto tengkorak atau pemindaian CT kepala dengan maksud
mengungkapkan kalsifikasi intra cranial.

F. PENATALAKSANAAN
Sampai saat ini hanya terdapat penatalaksanaan mengatasi gejala(misalnya:
penatalaksanaan demam, tranfusi untuk anemia, dukungan pernapasan). Ada bukti bahwa
globulin imun-CMV yang diberikan melalui IV bersama obat gansiklovir dapat
mengurangi beratnya infeksi pada individu dengan system imun yang buruk (mekanisme
imunologiknya kurang/terganggu). Vaksin CMV hidup sedang diuji coba pada pasien
transplantasi ginjal. Kemoterap ember sedikit harapan, tetapi toksisitas dan imunosupresi
akibat dari pengobatan ini meningkatkan kekhawatiran jika digunakan pada bayi baru lahir.
Dalam penatalaksanaannya tidak diperlukan tindakan kewaspadaan khusus, tetapi perawat
harus tetap memakai sarung tangan, melakukan teknik mencuci tangan yang baik dan
menggunakan tidakan kewaspadaan umum.

G. KONSEP TUMBUH KEMBANG


Pertumbuhan (growth) adalah merupakan peningkatan jumlah dan besar sel di
seluruh bagian tubuh selama sel-sel tersebut membelah diri dan mensintesis protein-
protein baru, menghasilkan penambahan jumlah dan berat secara keseluruhan atau
sebagian. Dalam pertumbuhan manusia juga terjadi perubahan ukuran, berat badan, tinggi
badan, ukuran tulang dan gigi, serta perubahan secara kuantitatif dan perubahan fisik pada
diri manusia itu. Dalam pertumbuhan manusia terdapat peristiwa percepatan dan
perlambatan. Peristiwa ini merupakan kejadian yang ada dalam setiap organ tubuh.
Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada individu,yaitu secara
bertahap,berat dan tinggi anak semakin bertambah dan secara simultan mengalami
peningkatan untuk berfungsi baik secara kognitif, psikososial maupun spiritual ( Supartini,
2000).
Perkembangan (development) adalah perubahan secara berangsur-angsur dan
bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh, meningkatkan dan meluasnya kapasitas
seseorang melalui pertumbuhan, kematangan atau kedewasaan (maturation), dan
pembelajaran (learning). Perkembangan manusia berjalan secara progresif, sistematis dan
berkesinambungan dengan perkembangan di waktu yang lalu. Perkembangan terjadi
perubahan dalam bentuk dan fungsi kematangan organ mulai dari aspek fisik, intelektual,
dan emosional. Perkembangan secara fisik yang terjadi adalah dengan bertambahnya
sempurna fungsi organ. Perkembangan intelektual ditunjukan dengan kemampuan secara
simbol maupun abstrak seperti berbicara, bermain, berhitung. Perkembangan emosional
dapat dilihat dari perilaku sosial lingkungan anak.
1. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TUMBUH KEMBANG
Setiap manusia mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang berbeda-beda
antara satu dengan manusia lainnya, bisa dengan cepat bahkan lambat, tergantung pada
individu dan lingkungannya. Proses tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor di
antaranya :
a. Faktor heriditer/ genetik
Faktor heriditer Pertumbuhan adalah suatu proses alamiah yang terjadi pada
individu, yaitu secara bertahap, berat dan tinggi anak semakin bertambah dan secara
simultan mengalami peningkatan untuk berfungsi baik secara kognitif, psikososial maupun
spiritual ( Supartini, 2000).
Merupakan faktor keturunan secara genetik dari orang tua kepada anaknya. Faktor ini tidak
dapat berubah sepanjang hidup manusia, dapat menentukan beberapa karkteristik seperti
jenis kelamin, ras, rambut, warna mata, pertumbuhan fisik, dan beberapa keunikan sifat
dan sikap tubuh seperti temperamen.
Faktor ini dapat ditentukan dengan adanya intensitas dan kecepatan dalam pembelahan sel
telur, tingkat sensitifitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas, dan berhentinya
pertumbuhan tulang. Potensi genetik yang berkualitas hendaknya dapat berinteraksi dengan
lingkungan yang positif agar memperoleh hasil yang optimal.
b. Faktor Lingkungan/ eksternal
Lingkungan merupakan faktor yang mempengaruhi individu setiap hari mulai lahir
sampai akhir hayatnya, dan sangat mempengaruhi tercapinya atau tidak potensi yang sudah
ada dalam diri manusia tersebut sesuai dengan genetiknya. Faktor lingkungan ini secara
garis besar dibagi menjadi 2 yaitu :
¨ Lingkungan pranatal (faktor lingkungan ketika masihdalam kandungan)
Faktor prenatal yang berpengaruh antara lain gizi ibu pada waktu hamil, faktor mekanis,
toksin atau zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stress, imunitas, dan anoksia embrio.
¨ Lingkungan postnatal ( lingkungan setelah kelahiran )
Lingkungan postnatal dapat di golongkan menjadi :
· Lingkungan biologis, meliputi ras, jenis kelamin, gizi, perawatan kesehatan,
penyakit kronis, dan fungsi metabolisme.
· Lingkungan fisik, meliputi sanitasi, cuaca, keadaan rumah, dan radiasi.
· Lingkungan psikososial, meliputi stimulasi, motivasi belajar, teman sebaya, stress,
sekolah, cinta kasih, interaksi anak dengan orang tua.
· Lingkungan keluarga dan adat istiadat, meliputi pekerjaan atau pendapatan keluarga,
pendidikan orang tua, stabilitas rumah tangga, kepribadian orang tua.

c. Faktor Status Sosial ekonomi


Status sosial ekonomi dapat berpengaruh pada tumbuh kembang anak. Anak yang lahir
dan dibesarkan dalam lingkungan status sosial yang tinggi cenderung lebih dapat tercukupi
kebutuhan gizinya dibandingkan dengan anak yang lahir dan dibesarkan dalam status
ekonomi yang rendah.
d. Faktor nutrisi
Nutrisi adalah salah satu komponen penting dalam menunjang kelangsungan proses
tumbuh kembang. Selama masa tumbuh kembang, anak sangat membutuhkan zat gizi
seperti protein, karbohidrat, lemak, mineral, vitamin, dan air. Apabila kebutuhan tersebut
tidak di penuhi maka proses tumbuh kembang selanjutnya dapat terhambat.
e. Faktor kesehatan
Status kesehatan dapat berpengaruh pada pencapaian tumbuh kembang. Pada anak
dengan kondisi tubuh yang sehat, percepatan untuk tumbuh kembang sangat mudah.
Namun sebaliknya, apabila kondisi status kesehatan kurang baik, akan terjadi perlambatan.
2. CIRI PROSES TUMBUH KEMBANG
Menurut Soetjiningsih, tumbuh kembang anak dimulai dari masa konsepsi sampai dewasa
memiliki ciri-ciri tersendiri yaitu :
 Tumbuh kembang adalah proses yang kontinyu sejak konsepsi sampai maturitas (dewasa)
yang dipengaruhi oleh faktor bawaan daan lingkungan.
 Dalam periode tertentu terdapat percepatan dan perlambatan dalam proses tumbuh
kembang pada setiap organ tubuh berbeda.
 Pola perkembangan anak adalah sama, tetapi kecepatannya berbeda antara anak satu
dengan lainnya.
 Aktivitas seluruh tubuh diganti dengan respon tubuh yang khas oleh setiap organ.
Secara garis besar menurut Markum (2009) tumbuh kembang dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Tumbuh kembang fisis
Tumbuh kembang fisis meliputi perubahan dalam ukuran besar dan fungsi organisme
atau individu. Perubahan ini bervariasi dari fungsi tingkat molekuler yang sederhana seperti
aktifasi enzim terhadap diferensi sel, sampai kepada proses metabolisme yang kompleks
dan perubahan bentuk fisik di masa pubertas.
b. Tumbuh kembang intelektual
Tumbuh kembang intelektual berkaitan dengan kepandaian berkomunikasi dan
kemampuan menangani materi yang bersifat abstrak dan simbolik, seperti bermain,
berbicara, berhitung, atau membaca.
c. Tumbuh kembang emosional
Proses tumbuh kembang emosional bergantung pada kemampuan bayi umtuk
membentuk ikatan batin, kemampuan untuk bercinta kasih.
Prinsip tumbuh kembang menurut Potter & Perry (2011) yaitu:
Perkembangan merupakan hal yang teratur dan mengikuti arah rangkaian tertentu
Perkembangan adalah suatu yang terarah dan berlangsung terus menerus, dalam pola
sebagai berikut Cephalocaudal yaitu pertumbuhan berlangsung terus dari kepala ke arah
bawah bagian tubuh, Proximodistal yaitu perkembangan berlangsung terus dari daerah
pusat (proksimal) tubuh kearah luar tubuh (distal), Differentiation yaitu perkembangan
berlangsung terus dari yang mudah kearah yang lebih kompleks.
Perkembangan merupakan hal yang kompleks, dapat diprediksi, terjadi dengan pola
yang konsisiten dan kronologis.
3. TAHAP-TAHAP TUMBUH KEMBANG MANUSIA
Tahap-tahap tumbuh kembang pada manusia adalah sebagai berikut :
 Neonatus (bayi lahir sampai usia 28 hari)
Dalam tahap neonatus ini bayi memiliki kemungkinan yang sangat besar tumbuh dan
kembang sesuai dengan tindakan yang dilakukan oleh orang tuanya. Sedangkan perawat
membantu orang tua dalam memenuhi kebutuhan tumbuh kembang bayi yang masih belum
diketahui oleh orang tuanya.
 Bayi (1 bulan sampai 1 tahun)
Dalam tahap ini bayi memiliki kemajuan tumbuh kembang yang sangat pesat. Bayi pada
usia 1-3 bulan mulai bisa mengangkat kepala,mengikuti objek pada mata, melihat dengan
tersenyum dll. Bayi pada usia 3-6 bulan mulai bisa mengangkat kepala 90°, mulai bisa
mencari benda-benda yang ada di depan mata dll. Bayi usia 6-9 bulan mulai bisa duduk
tanpa di topang, bisa tengkurap dan berbalik sendiri bahkan bisa berpartisipasi dalam
bertepuk tangan dll. Bayi usia 9-12 bulan mulai bisa berdiri sendiri tanpa dibantu, berjalan
dengan dtuntun, menirukan suara dll. Perawat disini membantu orang tua dalam
memberikan pengetahuan dalam mengontrol perkembangan lingkungan sekitar bayi agar
pertumbuhan psikologis dan sosialnya bisa berkembang dengan baik.
 Todler (usia 1-3 tahun)
Anak usia toddler ( 1 – 3 th ) mempunyai sistem kontrol tubuh yang mulai membaik, hampir
setiap organ mengalami maturitas maksimal. Pengalaman dan perilaku mereka mulai
dipengaruhi oleh lingkungan diluar keluarga terdekat, mereka mulai berinteraksi dengan
teman, mengembangkan perilaku/moral secara simbolis, kemampuan berbahasa yang
minimal. Sebagai sumber pelayanan kesehatan, perawat berkepentingan untuk mengetahui
konsep tumbuh kembang anak usia toddler guna memberikan asuhan keperawatan anak
dengan optimal.

 Pra Sekolah (3-6 tahun)


Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun ( Wong, 2000), anak usia
prasekolah memiliki karakteristik tersendiri dalam segi pertumbuhan dan
perkembangannya. Dalam hal pertumbuhan, secara fisik anak pada tahun ketiga terjadi
penambahan BB 1,8 s/d 2,7 kg dan rata-rata BB 14,6 kg.penambahan TB berkisar antara
7,5 cm dan TB rata-rata 95 cm.
Kecepatan pertumbuhan pada tahun keempat hampir sama dengan tahun sebelumnya.BB
mencapai 16,7 kg dan TB 103 cm sehingga TB sudah mencapai dua kali lipat dari TB saat
lahir. Frekuensi nadi dan pernafasan turun sedikit demi sedikit. Pertumbuhan pada tahun
kelima sampai akhir masa pra sekolah BB rata-rata mencapai 18,7 kg dan TB 110 cm, yang
mulai ada perubahan adalah pada gigi yaitu kemungkinan munculnya gigi permanent
ssudah dapat terjadi.
 Usia sekolah (6-12 tahun)
Kelompok usia sekolah sangat dipengaruhi oleh teman sebayanya. Perkembangan fisik,
psikososial, mental anak meningkat. Perawat disini membantu memberikan waktu dan
energi agar anak dapat mengejar hoby yang sesuai dengan bakat yang ada dalam diri anak
tersebut.
 Remaja ( 12-18/20 tahun)
Perawat membantu para remaja untuk pengendalian emosi dan pengendalian koping pada
jiwa mereka saat ini dalam menghadapi konflik.
 Dewasa muda (20-40 tahun)
Perawat disini membantu remaja dalam menerima gaya hidup yang mereka pilih,
membantu dalam penyesuaian diri, menerima komitmen dan kompetensi mereka, dukung
perubahan yang penting untuk kesehatan.
 Dewasa menengah (40-65 tahun)
Perawat membantu individu membuat perencanaan sebagai antisipasi terhadap perubahan
hidup, untuk menerima faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan kesehatan dan
fokuskan perhatian individu pada kekuatan, bukan pada kelemahan.
 Dewasa tua
Perawat membantu individu untuk menghadapi kehilangan (pendengaran, penglihatan,
kematian orang tercinta).

H. Teori Kognitif Jean Peaget


` Pakar psikologi Swiss terkenal yaitu Jean Piaget (1896-1980), mengatakan bahwa
anak dapat membangun secara aktif dunia kognitif mereka sendiri. Piaget yakin bahwa
anak-anak menyesuaikan pemikiran mereka untuk menguasai gagasan-gagasan baru,
karena informasi tambahan akan menambah pemahaman mereka terhadap dunia. Dalam
pandangan Piaget, terdapat dua proses yang mendasari perkembangan dunia individu, yaitu
pengorganisasian dan penyesuaian. Untuk membuat dunia kita diterima oleh pikiran, kita
melakukan pengorganisasian pengalaman-pengalaman yang telah terjadi. Piaget yakin
bahwa kita menyesuaikan diri dalam dua cara yaitu asimiliasi dan akomodasi.

Asimilasi terjadi ketika individu menggabungkan informasi baru ke dalam


pengetahuan mereka yang sudah ada. Sedangkan akomodasi adalah terjadi ketika individu
menyesuaikan diri dengan informasi baru. Seorang anak 7 tahun dihadapkan dengan palu
dan paku untuk memasang gambar di dinding. Ia mengetahui dari pengamatan bahwa palu
adalah obyek yang harus dipegang dan diayunkan untuk memukul paku. Dengan mengenal
kedua benda ini, ia menyesuaikan pemikirannya dengan pemikiran yang sudah ada
(asimilasi). Akan tetapi karena palu terlalu berat dan ia mengayunkannya dengan keras
maka paku tersebut bengkok, sehingga ia kemudian mengatur tekanan pukulannya.
Penyesuaian kemampuan untuk sedikit mengubah konsep disebut akomodasi.

Piaget mengatakan bahwa kita melampui perkembangan melalui empat tahap dalam
memahami dunia. Masing-masing tahap terkait dengan usia dan terdiri dari cara berpikir
yang berbeda. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut:
1. Tahap sensorimotor (Sensorimotor stage), yang terjadi dari lahir hingga
usia 2 tahun, merupakan tahap pertama piaget. Pada tahap ini, perkembangan
mental ditandai oleh kemajuan yang besar dalam kemampuan bayi untuk
mengorganisasikan dan mengkoordinasikan sensasi (seperti melihat dan
mendengar) melalui gerakan-gerakan dan tindakan-tindakan fisik.
2. Tahap praoperasional (preoperational stage), yang terjadi dari usia 2
hingga 7 tahun, merupakan tahap kedua piaget, pada tahap ini anak mulai
melukiskan dunia dengan kata-kata dan gambar-gambar. Mulai muncul pemikiran
egosentrisme, animisme, dan intuitif. Egosentrisme adalah suatu ketidakmampuan
untuk membedakan antara perspektif seseorang dengan perspektif oranglain
dengan kata lain anak melihat sesuatu hanya dari sisi dirinya.
3. Tahap operasional konkrit (concrete operational stage), yang berlangsung
dari usia 7 hingga 11 tahun, merupakan tahap ketiga piaget. Pada tahap ini anak
dapat melakukan penalaran logis menggantikan pemikiran intuitif sejauh pemikiran
dapat diterapkan ke dalam cotoh-contoh yang spesifik atau konkrit.
4. Tahap operasional formal (formal operational stage), yang terlihat pada
usia 11 hingga 15 tahun, merupakan tahap keempat dan terkahir dari piaget. Pada
tahap ini, individu melampaui dunia nyata, pengalaman-pengalaman konkrit dan
berpikir secara abstrak dan lebih logis.

Perlu diingat, bahwa pada setiap tahap tidak bisa berpindah ke ketahap berikutnya
bila tahap sebelumnya belum selesai dan setiap umur tidak bisa menjadi patokan utama
seseorang berada pada tahap tertentu karena tergantung dari ciri perkembangan setiap
individu yang bersangkutan. Bisa saja seorang anak akan mengalami tahap praoperasional
lebih lama dari pada anak yang lainnya sehingga umur bukanlah patokan utama.

I. HOSPITALISASI
Hospitalisasi merupakan perawatan yang dilakukan dirumah sakit dan dapat
menimbulkan trauma dan stress pada klien yang baru mengalami rawat inap dirumah sakit.
Hospitalisasi dapat diartikan juga sebagai suatu keadaan yang memaksa seseorang harus
menjalani rawat inap di rumah sakit untuk menjalani pengobatan maupun terapi yang
dikarenakan klien tersebut mengalami sakit. Pengalaman hospitalisasi dapat mengganggu
psikologi seseorang terlebih bila seseorang tersebut tidak dapat beradaptasi dengan
lingkungan barunya di rumah sakit. Pengalaman hospitalisasi yang dialami klien selama
rawat inap tersebut tidak hanya mengganggu psikologi klien, tetapi juga akan sangat
berpengaruh pada psikososial klien dalam berinteraksi terutama pada pihak rumah sakit
termasuk pada perawat.
Hospitalisasi diartikan adanya beberapa perubahan psikis yang dapat menjadi sebab
yang bersangkutan dirawat disebuah institusi seperti rumah perawatan (Berton, 2012 dalam
Stevens, 2013).
Dalam Supartini (2013), hospitalisasi merupakan suatu proses yang karena suatu
alasan yang berencana atau darurat, mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit,
menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangannya kembali ke rumah.
Penelitian membuktikan bahwa hospitalisasi anak dapt menjadi suatu pengalaman
yang menimbulkan trauma, baik pada anak, maupun orang tua. Sehingga menimbulkan
reaksi tertentu yang akan sangat berdampak pada kerja sama anak dan orang tua dalam
perawatan anak selama di rumah sakit (Halstroom dan Elander, 2012, Brewis, E, 1995, dan
Brennan, A, 1994). Oleh karena itu betapa pentingnya perawat memahami konsep
hospitalisasi dan dampaknya pada anak dan orang tua sebagai dasar dalam pemberian
asuhan keperawatan (Supartini, 2013).
Tingkah laku pasien yang dirawat di rumah sakit dapat dikenal menurut Berton (2009
dalam Stevens, 2010) dari :
- Kelemahan untuk berinisiatif.
- Kurang/ tak ada perhatian tentang hari depan.
- Tak berminat (ada daya tarik).
- Kurang perhatian cara berpakaian dan segala sesuatu yang bersifat pandangan luas.
- Ketergantungan dari orang-orang yang membantunya.

Anda mungkin juga menyukai