Warisan geokimia jelas merupakan faktor penting dalam memahami sifat proses pembentukan bijih di batuan beku. Magma mungkin mewarisi surplus elemen pelarut yang membentuk bijih potensial karena bahan sumber yang darinya diturunkan diperkaya dengan komponen ini. Konsentrasi lebih lanjut dari elemen jejak yang tidak kompatibel menjadi magma residu, atau elemen jejak yang kompatibel ke dalam fase mengkristal, akan berlangsung selama pendinginan dan solidifikasi magma. 2. Hipotesis Late Veneer Pada tahap awal evolusi Bumi, teori yang berlaku menunjukkan bahwa planet cair yang awalnya homogen dibedakan menjadi inti logam, yang pada dasarnya terdiri dari Fe dan FeO dengan Ni yang lebih rendah, dan mantel yang memiliki komposisi silikat. Karena diferensiasi ini terjadi pada logam siderophile (yaitu yang memiliki afinitas kuat untuk Fe seperti Au dan elemen kelompok platinum atau PGE) dipartisi secara komprehensif ke dalam inti. Percobaan oleh Holzheid dkk. (2000) menunjukkan bahwa konsentrasi rata-rata unsur-unsur seperti Au, Pt dan Pd di dalam mantel bumi minimal 10-4 kali lebih rendah daripada kelimpahan chondritic rata-rata. Konsentrasi semacam itu sebenarnya sangat rendah sehingga mereka hampir menghalangi kemungkinan pembentukan endapan bijih pada batuan yang diambil dari mantel (yaitu kerak). Namun konsentrasi sebenarnya dari logam mulia ini di dalam mantel, meski habis, hanya sekitar 150 kali lebih rendah dari kelimpahan chondritic rata-rata. Penipisan ini mungkin diakomodasi oleh kenyataan bahwa telah terjadi banyak deposit bijih yang terbentuk pada waktu geologi yang telah mengekstrak logam-logam ini dari mantel. Hipotesis late veneer menceritakan tentang kelimpahan bijih seperti Pt dan Au dibumi berasal dari luar bumi. Dimana benda-benda ekstratersetrial datau meteorit menghujani atau menabrak inti bumi ketika inti bumi pertama kali terbentuk. Meteorit- meteorit tersebut memiliki kandungan sejumlah emas dan mebawa material material tesebut ke inti bumi. Logam mulia tersebut terendapkan di dalam perrmukaan. 3. Metal Concentrations In Metasomatized Mantle And Their Transfer Into The Crust Bagian ini membahas bagaimana elemen dan mineral bergerak dalam magma, keduanya terbentuk dan kemudian selama pendinginan dan pengadukan. Untuk mendapatkan endapan metal diperlukan suatu proses konsentrasi untuk dapat mengumpulkan bahan-bahan tersebut dalam suatu deposit yang ekonomis. Konsentrasi tersebut terjadi pada saat batuan beku masih berupa magma, sehingga disebut konsentrasi oleh proses magmatik. Kelimpahan elemen jejak bisa menjadi indikator proses petrogenetik yang sangat baik, selama pencairan sebagian dan fraksinasi kristal. Karena banyak deposit bijih magmatik timbul dari konsentrasi logam yang pada awalnya hadir dalam kelimpahan sangat kecil, perilaku elemen jejak selama proses pembalakan juga sangat berguna dalam memahami pembentukan bijih. Elemen jejak didefinisikan sebagai unsur yang ada di dalam batuan pada konsentrasi yang lebih rendah dari 0,1% berat (atau 1000 ppm), walaupun batas ini menempatkan batasan yang agak penting pada definisi. Secara umum, elemen jejak menggantikan elemen utama dalam mineral pembentuk batuan, namun dalam kasus tertentu mereka dapat dan memang membentuk komponen stoikiometrik fase mineral aksesori (Rollinson, 1993). Banyak bijih yang terkait dengan batuan beku terbentuk dari unsur-unsur (Cu, Ni, Cr, Ti, P, Sn, W, U, dll) yang semula ada pada konsentrasi jejak dalam magma atau batuan dan kemudian diperkaya dengan nilai bijih dengan proses yang dibahas di bagian ini dan selanjutnya. Ketika batuan mengalami pelepasan sebagian elemen leleh partisi antara fase leleh dan residu padat. Mereka yang lebih memilih padatan disebut sebagai kompatibel (yaitu mereka memiliki afinitas dengan unsur-unsur yang membentuk kisi kristal dari mineral yang ada), sedangkan mereka yang preferensi lelehannya disebut tidak sesuai. Demikian juga, selama pendinginan dan pemadatan magma, elemen yang kompatibel secara istimewa diambil di dalam kristal, sedangkan elemen yang tidak kompatibel diperkaya dengan lelehan residu. Pengayaan elemen jejak dan formasi bijih potensial dapat dikaitkan dengan konsentrasi elemen yang tidak kompatibel pada fase lelehan awal batuan yang mengalami anatexis, atau magma sisa selama kristalisasi progresif. Elemen jejak yang kompatibel cenderung "dikurung" pada mineral pembentuk batuan yang dibentuk awal dan biasanya tidak terkonsentrasi secara efisien cukup untuk membentuk bahan kelas bijih yang layak. Pengecualian untuk ini disediakan, misalnya, selama pembentukan lapisan kromitit. Suduksi dan itnrusi merupakan jalur yang membuat endapan tertranspor ke kerak.Hampir semua endapan bahan galian kontak metasomatik berasosiasi dengan tubuh batuan beku intrusif yang berupa stock, batholit ataupun tubuh-tubuh batuan beku intrusif lain yang seukuran dengan stock atau batholit, tidak pernah berasosiasi dengan dike atau sill yang berukuran kecil, sedangkan lacolith atau sill yang besar meskipun jarang dijumpai tetapi kadang-kadang dapat menghasilkan endapan bahan galian kontak metasomatik.