Anda di halaman 1dari 11

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DI RUANG PERINATAL RSUD Dr. R GOETENG


TAROENADIBRATA PURBALINGGA

1. M. FIRDAUS IRVANNI (1811040112)


2. RISA AUDINA GALIH (1811040070)
3. SITI NURROHMAH (1811040051)
4. ZAKIYYATHUSSOFFA (1811040047)
5. DYNA MULYATININGSIH (1811040042)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2019

1
SATUAN ACARA PENGAJARAN
(SAP)

Materi Pokok Bahasan : Ikterus


Sub Pokok Bahasan : Penanganan Ikterus
Waktu 1 kali pertemuan : 35 menit
Pertemuan ke : 1(satu)
Sasaran dan Tempat : Ibu-Ibu atau Keluarga Bayi Baru Lahir 0-1 Bulan
dengan Hiperbilirubin Di Ruang Perinatal

1. Tujuan :
a. Tujuan umum
Setelah melakukan penyuluhan keluarga mampu memahami tentang ikterus
pada bayi baru lahir dan mampu melakukan perawatan pada bayi ikterus.
b. Tujuan khusus
Setelah melakukan penyuluhan, masyarakat mampu mengetahui tentang:
1. Pengertian ikterus
2. Penyebab ikterus
3. Tanda dan gejala ikterus
4. Komplikasi ikterus
5. Penanganan ikterus
6. Pencegahan ikterus

1. Pokok Bahasan
Penanganan ikterus
1. Materi :
- Pengertian icterus
- Penyebab icterus
- Tanda dan gejala icterus
- Komplikasi icterus
- Penanganan icterus
- Pencegahan icterus

2
2. Metode :
- Ceramah
- Diskusi tanya jawab
2. Kegiatan Belajar Mengajar
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan
1. 5 menit Pembukaan :
1. 1 1. Salam pembuka
1 2. Memperkenalkan diri, penjelasan topik,
dan tujuan penyuluhan.
3. Menggali pengetahuan tentang Ikterus
4. Peserta mendengarkan dan
memperhatikan
5. Peserta menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh penyaji
2. 20 menit Penyajian Materi
1. Pengertian icterus
2. Penyebab icterus
3. Tanda dan gejala icterus
4. Komplikasi icterus
5. Penanganan icterus
6. Pencegahan icterus

3. 15 menit 1. Penyaji memberi kesempatan untuk


bertanya
2. Penyaji menjawab pertanyaan
3. Peserta mengajukan pertanyaan bila
kurang mengerti.
4. Peserta mendengarkan dan
memperhatikan

3
6. Media dan Alat Pengajaran
Media :
- Slide power point
- leaflet
Alat :
- Laptop
- LCD dan layar LCD
- wireless
- roll kabel
7. Pengorganisasian
a) Pembimbing : Ismei Nartiningsih S.Kep Ns
b) Presenter : Siti Nurrohmah
c) Moderator : Dyna Mulyatiningsih
d) Fasilitator : Risa Audina Galih , M. Firdaus Irvanni
e) Observer : Zakiyyathussoffa
8. Uraian tugas
a. Pembimbing
 Mengkoordinasi persiapan dan pelaksanaan penyuluhan.
b. Moderator
 Membuka acara.
 Memperkenalkan mahasiswa dan dosen pembimbing.
 Menjelaskan tujuan dan topik
 Mengadakan kontrak waktu.
 Menyerahkan jalannya penyuluhan kepada presenter.
 Mengarahkan alur diskusi
 Memimpin jalannya diskusi
 Menutup acara.
c. Presenter
d. Memberikan penjelasan / penyuluhan mengenai ikterus dan penanganannya

4
e. Fasilitator
 Memotivasi peserta untuk berperan aktif dalam jalannya penyuluhan.
 Membantu dalam menanggapi pertanyaan dari peserta.
f. Observer
 Mengamati proses pelaksanaan kegiatan dari awal sampai akhir.
9. Setting Tempat

Keterangan :
: Penyaji
: Peserta
: Fasilitator
: Observer
: Pembimbing

11. Evaluasi
a. Evaluasi struktur
a) Kelompok penyuluh dan peserta berada pada posisi yang sudah
direncanakan.
b) Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan.
c) Pre planning telah disetujui.
d) Media dan alat pengajaran telah tersedia.
b. Evaluasi Proses
a) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.

5
b) Peserta dapat mengikuti acara atau kegiatan penyuluhan sampai selesai.
c) Peserta berperan aktif selama kegiatan berjalan.
c. Evaluasi Hasil
1. Ibu mampu menyebutkan pengertian Ikterus
2. Ibu mampu menyebutkan Pengertian icterus
3. Ibu mampu menyebutkan Penyebab icterus
4. Ibu mampu menyebutkan Tanda dan gejala icterus
5. Ibu mampu menyebabkan Komplikasi icterus
6. Ibu mampu menyebutkan Penanganan icterus
7. Ibu mampu menyebutkan Pencegahan icterus

6
MATERI
A. Pengertian Ikterus
Ikterus adalah menguningnya sclera, kulit atau jaringan lain akibat
penimbunan billirubin dalam tubuh atau akumulasi dalam darah lebih dari 5
mg/dl dalam 24 jam, yang menandakan terjadinya gangguan fungsional dari
hepar, system billiary atau system hematologi , gambaran klinis berupa
pewarnaan kuning pada kulit dan mukosa karena adanya deposisi produk akhir
katabolisme hem yaitu bilirubin. Secara klinis, ikterus pada neonatus akan
tampak bila konsentrasi bilirubin serum lebih 5 mg/dL . Ikterus (Jaundice)
adalah perubahan warna kulit menjadi kuning akibat pewarnaan jaringan oleh
bilirubin. (Ai Yeyeh, 2010:268).

B. Penyebab Ikterus
1. Berat badan lahir
Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah
lahir. Berat badan lahir yang kurang dari normal dapat mengakibatkan
berbagai kelainan yang timbul dari dirinya, salah satunya bayi akan rentan
terhadap infeksi yang nantinya dapat menimbulkan ikterus neonatorum.
Banyak bayi baru lahir, terutama bayi kecil (bayi dengan berat lahir <2500
gram) mengalami ikterus pada minggu pertama hidupnya. Data epidemiologi
menunjukan bahwa lebih dari 50% bayi baru lahir menderita ikterus yang
dapat terdeteksi secara klinis dalam minggu pertama kehidupannya.
(Moslichan, 2004)
2. Prematur
Prematur adalah bayi lahir pada umur kehamilan kurang dari 37
minggu atau berat badan lahir antara 500-2499 gram. Prematuritas
menimbulkan imaturitas perkembangan dan fungsi sistem, membatasi
kemampuan bayi untuk melakukan koping terhadap masalah penyakit. (Ai
Yeyeh Rukiyah dan Lia Yulianti, 2010:222)
Bayi prematur/BBLR sering mengalami kuning karena fungsi hati
belum matang, timbulnya kuning lebih awal dan lama dari bayi cukup
bulan. (Kemenkes RI, 2011)
3. Pemberian ASI
ASI merupakan makanan paling ideal untuk bayi dan ASI karena
mengandung semua zat gizi yang dibutuhkan oleh bayi. Pemberian ASI
secara penuh sangat dianjurkan oleh para ahli gizi diseluruh dunia.
4) Paparan sinar matahari
Sinar matahari, dalam arti luas, adalah spektrum frekuensi total dari
radiasi elektromagnetik yang dilepaskan oleh matahari. Di Bumi, sinar matahari
disaring melalui atmosfer bumi, dan radiasi matahari jelas sebagai siang hari
ketika matahari berada di atas cakrawala. Ketika radiasi matahari langsung tidak
terhalang oleh awan, itulah yang tampak sebagai sinar matahari, yaitu,
kombinasi cahaya terang dan panas. Jika radiasi matahari langsung ditutupi
awan atau terpantul dari objek lain, maka terlihat sebagai cahaya tersebar
(WMO, 2008).

7
C. Tanda dan Gejala Ikterus
1. Ikterus fisiologis :
Timbul pada hari ke 2 atau ke 3 dan tanpak jelas pada hari ke 5 sampai dengan
ke 6 dan akan menghilang pada hari ke 7 atau hari ke 10 . kadar bilirubin serum
pada bayi cukup bulan tidak lebih dari 12 mg/dl dan pada BBLR tidak lebih dari
10mg/dl , dan akan menghilang pada hari 14 . bayi tampak biasa , minum
baikdan berat badan naik biasa
2. Ikterus patologis:
Ikterus terjadi sebelum umur 24 jam .setiap peningkatan kadar bilirubin serum
yang memerlukan fototerafi . peningkatan kadar bilirubin total serum
0,5mg/Dl/jam.
3. Ikterus patologi :
Timbul kuning pada 24 jam pertama kehiduoan ,kuning ditemukan pada umur
14 hari atau lebih , tinja berwarna pucat , kuning sampai lutut dan siku .

D. Komplikasi Ikterus
Jika bayi kuning patologis tidak mendapatkan pengobatan, maka akan terjadi
penyakit kern ikterus. kren ikterus adalah suatu sindrom neurologic yang timbul
sebagai akibat penimbunan tak terkonjugasi dalam sel-sel otak kern ikterus dapat
menimbulkan kerusakan otak dengan gejala gangguan pendengaran ,
keterbelakangan mental dan gangguan tinggkah laku .

E. Penanganan Ikteus
Bawa segera ke tenaga kesehatan untuk memastikan kondisi ikterus pada bayi
kita masih dalam batas normal (fisiologis) ataukah sudah patologis.
Dokter akan memberikan pengobatan sesuai dengan analisa penyebab yang
mungkin. Bila diduga kadar bilirubin bayi sangat tinggi atau tampak tanda-tanda
bahaya, dokter akan merujuk ke RS agar bayi mendapatkan pemeriksaan dan
perawatan yang memadai.
Di rumah sakit, bila diperlukan akan dilakukan pengobatan dengan pemberian
albumin, fototerapi (terapi sinar), atau tranfusi tukar pada kasus yang lebih berat.

Terapi sinar pada ikterus bayi baru lahir:


Pengaruh sinar terhadap ikterus pertama-tama diperhatikan oleh salah
seorang perawat di salah satu rumah sakit di Inggris. Perawat tersebut melihat
bahwa bayi yang mendapatkan sinar matahari di bangsalnya ternyata ikterusnya
lebih cepat menghilang dibandingkan dengan bayi lainnya. Cremer (1958) yang
mendapatkan laporan tersebut mulai melakukan penelitian mengenai pengaruh
sinar terhadap hiperbilirubinemia ini. Dari penelitiannya terbukti bahwa disamping
sinar matahari, sinar lampui tertentu juga mempunyai pengaruh dalam menurunkan
kadar bilirubin pada bayi prematur yang diselidikinya.

8
Ikterus fisiologis:
- Mengajari ibu cara menyinari bayi dengan cahaya matahari pagi biasanaya
sekitar jam 7 pagi sampai jam 8 pagi selama 15-30 menit
- Perhatikan frekwensi BAB
- Usahakan agar bayi tidak terlalu kepanasan atau kedinginan
- Memeliahara kebersihan tempat tidur bayi dan lingkungannya
- Jika bayi dapat menghisap, anjurkan ibu untuk menyusui secara dini dan ASI
eklusif lebih sering minimal setiap 2 jam
- Jaga bayi agar tetap hangat
- Lakukan pemeriksaan ulang untuk ikterus tanyakan apakah kencing sehari
semalam atau apakah sering buang air besar
Ikterus patologis:
- Jika anak masih bisa menetek mintalah pada ibu untuk menetekkan anakanya
- Jika anak tidak bisa menetek lagi tapi masih bisa menelan beri perasan ASI atau
susu pengganti, Jika keduanaya tidak memungkinkan beri air gula 30-50 cc
sebelum dirujuk
- Cara membuat air gula.Larutkan 4 sendok teh gula kedalam gelas yang berisi 200
cc air masak
- Jika anak tidak bisa menelan berikan 50cc air susu ataua ir gula melalaui pipa
ansogastrik ,jika tidak rujuk segera
- Nasehati ibu agar menjaga bayi tetap hangat
- Setiap ikterik yang muncul pada 24 jam pertama adalah patologis dan
membutuhkan pemeriksaan laboratorium lanjut
- Perhatikan frekwensi BAK dan BAB

F. Pencegahan Ikterus
Ikterus dapat dicegah sejak masa kehamilan, dengan cara pengawasan
kehamilan dengan baik dan teratur, untuk mencegah sedini mungkin infeksi pada
janin, dan hipoksia (kekurangan oksigen) pada janin di dalam rahim. Pada masa
persalinan, jika terjadi hipoksia, misalnya karena kesulitan lahir, lilitan tali pusat,
dan lain-lain, segera diatasi dengan cepat dan tepat. Sebaiknya, sejak lahir, biasakan
anak dijemur dibawah sinar matahari pagi sekitar jam 7 – jam 8 pagi setiap hari
selama 15 menit dengan membuka pakaiannya.

Di lakukan Pemeriksaan
Menurut Kramer, ikterus dapat dilihat dimulai dari kepala, leher, dan
seterusnya, untuk penilaian ikterus kramer membagi tubuh bayi baru lahir dalam 5
bagian yang dimulai dari kepala dan leher, dada sampai pusat, pusat sampai lutut,
lutut sampai pergelangan tangan dan kaki, termasuk telapak kaki dan tangan.Cara
pemeriksaan ialah dengan menekan jari telunjuk ditempat yang tulangnya
menonjol seperti tulang hidung, tulang dada, lutut dan lain-lain, kemudian
disesuaikan dengan penilaian kadar bilirubin pada tabel dibawah ini. ( Surasmi,
2003 )

9
Tabel 2.1 Penilaian Ikterus Menurut Kramer
Hubungan kadar bilirubine dengan ikterus
Derajat Daerah ikterus kadar bilirubin( rata-rata )
ikterus Aterm Prematur
1 Kepala sampai leher 5,4 -
2 Kepala sampai leher, badan sampai 8,9 9,4
dengan pusat
3 Kepala sampai leher, badan sampai 11,8 11,4
dengan pusat, badan bagian bawah
dan tungkai
4 Kepala sampai leher, badan sampai 15,8 13,3
dengan pusat, badan bagian bawah
dan tungkai, lengan dan kaki di bawah
dengkul
5 Kepala sampai leher, badan sampai 16 14
dengan pusat, badan bagian bawah
dan tungkai, lengan dan kaki di bawah
dengkul, serta tangan dan kaki

10
DAFTAR PUSTAKA
Ai Yeyeh, Rukiyah, Yulianti, Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Jakarta : Trans Info Medika.
Moeslichan. 2014. Tatalaksana hiperbilirubinemia neonatrum.
Surasmi, Asrining, dkk. 2003. Perawatan Bayi Resiko Tinggi. Jakarta: EGC.

11

Anda mungkin juga menyukai