Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam menjadikan manusia

yang berilmu, berbudaya, bertakwa serta mampu menghadapi tantangan masa

datang. Dengan pendidikan tersebut juga akan melahirkan peserta didik yang

cerdas serta mempunyai kompetensi dan kemampuan untuk dikembangkan

ditengah-tengah masyarakat. Untuk mewujudkan hal demikian tidak terlepas dari

faktor penentu keberhasilan peserta didik dalam pendidikan. Salah satu faktor

utamanya adalah penggunaan model pembelajaran, metode pembelajaran serta

media dalam proses pembelajaran.

Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, lingkungan akan

berpengaruh signifikan terhadap kesuksesan peserta didik belajar IPA. Sehingga

diperlukan suatu pembelajaran yang diatur sebagai suatu kejadian yang

berdampak pada peserta didik dengan menggunakan fasilitas-fasilitas tertentu,

misalnya gambar, grafik, penampang melintang organ, Kotak Instrumen Terpadu

(Eka Sulistyawati, 2014:33).

Sejauh ini, pembelajaran masih didominasi oleh pandangan bahwa

pengetahuan sebagai fakta untuk dihapal. Pembelajaran tidak hanya difokuskan

pada pemberian pembekalan keamampuan pengetahuan yang bersifat teoretis saja,

akan tetapi bagaimana agar pengalaman belajar yang dimiliki siswa itu senantiasa

1
2

terkait dengan permasalahan-permasalahan faktual yang terjadi di lingkungannya

(Rusman, 2013:187). Kurangnya kemampuan guru dalam menggunakan model,

metode, dan pemanfaatan media pembelajaran sangat berpengaruh terhadap

belajar peserta didik khususnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam.

Kondisi yang ditemukan di lokasi penelitian berdasarkan pengamatan

peneliti yakni, Sekolah Dasar Negeri Cabeyan 2 merupakan sekolah yang

beralamat di Cabeyan RT:1 RW:3 Desa Cabeyan Kecamatan Bendosari

Kabupaten Sukoharjo, berdiri sejak tahun 1977 dengan Nomor Statistik Sekolah

(NSS) 101031106026, Nomor Identitas Sekolah (NIS) 102190. Sebelah utara

berbatasan dengan balai desa Cabeyan, sebelah timur berbatasan dengan jalan

raya warga, sebelah selatan berbatasan dengan sawah, sedangkan disebelah barat

berbatasan dengan gedung serba guna.

Sekolah ini memiliki sarana prasarana penunjang kegiatan belajar yang

cukup memadai, diantaranya: tanah seluas 2.000 meter persegi, yang terdiri dari 6

ruang kelas yang terdiri kelas 1-6, 1 gudang, 1 ruang guru, 1 ruang Kepala

Sekolah, 1 kantin sekolah, 1 ruang tempat sepeda siswa, 1 ruang tempat parkir

guru dan karyawan, UKS, perpustakaan, dan 3 kamar mandi. Selain mempunyai

beberapa ruangan, Sekolah Dasar Negeri Cabeyan 2 juga mempunyai halaman

yang cukup luas yang biasanya digunakan untuk pembelajaran olahraga, upacara

dan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan oleh sekolah serta tempat

bermain bagi para siswa ketika jam istirahat. Taman sekolah juga tertata secara

rapi sehingga memberikan suasana nyaman bagi para siswa dalam mengikuti

pembelajaran ketika diluar ruangan.


3

Selain itu, Sekolah Dasar Negeri Cabeyan 2 memiliki 52 siswa. Yang

terdiri dari kelas I sebanyak 14 siswa, kelas II sebanyak 8 siswa, kelas III

sebanyak 6 siswa, kelas IV sebanyak 6 siswa, kelas V sebanyak 14 siswa, kelas

VI sebanyak 8 siswa. Siswa di SD Negeri Cabeyan 2 berasal dari berbagai latar

belakang sosial yang berbeda-beda.

Sekolah Dasar Negeri Cabeyan 2 pada Tahun 2018/2019 dipimpin oleh

seorang Kepala Sekolah dan memiliki 5 guru yang telah berstatus Pegawai Negeri

Sipil (PNS), 5 orang pengajar yang masih Wiyata Bhakti dan 1 orang penjaga

sekolah. Semua personel telah melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan

tupoksi masing-masing.

Proses Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam terdiri atas 3 tahap,

perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, dan

penilaian hasil pembelajaran. Dalam silabus IPA kelas V semester genap Standar

Kompetensi memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya,

dengan Kompetensi Dasar mendiskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan

energi (gaya magnet). Kompetensi dasar tersebut landasan untuk pembelajaran

dijenjang kelas V semester 2 utamanya materi gaya magnet. Materi ini memiliki

kontribusi terhadap pengetahuan gaya magnet yang biasa terjadi dan digunakan

dalam kehidupan sehari-hari.

Di semester genap kelas V Sekolah Dasar Negeri Cabeyan 2 Kecamatan

Bendosari Kabupaten Sukoharjo pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dikelas V

diberikan tiga kali dalam seminggu dengan alokasi waktu 2x35 menit dalam setiap
4

pertemuan. Pencapaian kompetensi dalam proses belajar mengajar pembelajaran

IPA diharapkan dijadikan tolak ukur keberhasilan pembelajaran. Berdasarkan

kenyataan dilapangan, hasil belajar IPA di kelas V SDN Cabeyan 2 Kecamatan

Bendosari Kabupaten Sukoharjo masih rendah, terlihat dari hasil belajar IPA yang

belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).

Berdasarkan nilai rapor Ilmu Pengetahuan Alam kelas V Sekolah Dasar

Negeri Cabeyan 2 Semester I Tahun Pelajaran 2018/2019, hasil belajar siswa

masih rendah. Dari 16 siswa yang nilainya mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM) hanya 8 siswa (50%) dan untuk siswa selebihnya diperlukan remedial.

Dari hasil ini menunjukkan bahwa ada 8 siswa (50%) masih belum memenuhi

KKM dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Maka dari itu, pembelajaran

IPA perlu diperbaiki dan ditingkatkan.

Sekolah Dasar Negeri Cabeyan 2 khususnya kelas V dalam proses belajar

mengajar dikelas pada kegiatan awal pelajaran diawali dengan berdoa kemudian

guru mengabsen kehadiran siswa tanpa melakukan apersepsi dan motivasi guru

langsung masuk kedalam kegiatan inti. Ketika kegiatan inti guru hanya

menggunakan metode ceramah, pembelajaran berpusat pada guru tanpa

menggunakan model dan media pembelajaran saat menyampaikan materi, siswa

kebanyakan mengantuk, tidak memperhatikan guru, dan bahkan ada yang sibuk

bermain dan mengobrol sendiri, setelah menyampaikan materi guru memberi soal

kepada siswa untuk dikerjakan, ketika siswa sedang mengerjakan soal guru keluar

kelas menuju kantor untuk mengobrol dengan guru yang lain. Selang 30 menit

guru kembali kedalam kelas untuk menilai hasil pekerjaan siswa. Pada kegiatan
5

penutup tidak ada simpulan, evaluasi dan guru tidak memberikan pekerjaan

rumah, guru kemudian menutup palajaran. Tidak adanya interaksi antara guru

dengan siswa akan berpengaruh terhadap pemahaman konsep yang telah

disampaikan dimana hai ini akan berdampak terhadap hasil belajar siswa yang

rendah.

Proses pembelajaran yang kurang bermakna membuat siswa cenderung

mengantuk, tidak memperhatikan guru, asik bermain dan ngobrol sendiri dan guru

kurang memanfaatkan sarana prasarana dan media yang ada seperti Kotak

Instrumen Terpadu Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah guna menunjang proses

pembelajaran yang bermakna. Maka dari itu diperlukan inovasi dalam

pembelajaran berupa perbaikan penggunaan model pembelajaran kontekstual

dengan media KIT IPA.

Tindakan yang diperlukan guna mengatasi hasil belajar Ilmu pengetahuan

Alam yang rendah, digunakan salah satu alternative model pembelajaran dengan

media yakni model pembelajaran kontekstual dengan media Kotak Instrumen

Terpadu. Kelebihan atau keuntungan dalam penggunaan model pembelajaran

kontekstual dimana model ini memberikan fasilitas kegiatan belajar siswa untuk

mencari, mengolah, dan menemukan pengalaman belajar yang lebih bersifat

konkret (terkait dengan kehidupan nyata) melalui keterlibatan aktivitas siswa

dalam mencoba, melakukan, dan mengalami sendiri. Dengan demikian

pembelajaran tidak sekedar dilihat dari sisi produk, akan tetapi yang terpenting

adalah proses (Rusman, 2013:190).


6

Berdasarkan paparan diatas, perlu dilakukan penelitian dengan judul

“Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam melalui Model

Pembelajaran Kontekstual dengan Media Kotak Instrumen Terpadu Ilmu

Pengetahuan Alam pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Cabeyan 2

Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2018/2019”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi masalah

dalm pembelajaran yang ada di Sekolah Dasar Negeri Cabeyan 2 Kecamatan

Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Identifikasi masalah tersebut meliputi:

1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam masih rendah

dan 50% yaitu 8 siswa memiliki nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM). Dimana nilai KKM mata pelajaran IPA adalah 70.

2. Dalam pembelajaran masih berpusat pada guru, guru hanya menggunakan

metode ceramah dan kurang memanfaatkan penggunaan model pembelajaran,

metode pembelajaran, dan media pembelajaran.

3. Siswa kurang aktif dalam pembelajaran yaitu siswa cenderung mengantuk,

tidak memperhatikan guru, bermain dan mengobrol sendiri saat kegiatan

belajar mengajar berlangsung.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah diatas, pembatasan masalah dalam

penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut:


7

1. Peningkatan keaktifan belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V Sekolah

Dasar Negeri Cabeyan 2 diukur dengan menggunakan lembar observasi

keaktifan belajar.

2. Peningkatan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam siswa kelas V Sekolah

Dasar Negeri Cabeyan 2 Kecamatan Bendosari dengan menggunakan lembar

tes berupa soal uraian dan isian.

3. Model pembelajaran kontekstual adalah model pembelajaran yang

memberikan fasilitas kegiatan belajar siswa untuk mencari, mengolah, dan

menemukan pengalaman belajar yang lebih bersifat konkret (terkait dengan

kehidupan nyata) melalui keterlibatan aktivitas siswa dalam mencoba,

melakukan, dan mengalami sendiri. Dengan demikian pembelajaran tidak

sekedar dilihat dari sisi produk, akan tetapi yang terpenting adalah proses

(Rusman, 2013:190).

4. KIT merupakan singkatan dari Kotak Instrumen Terpadu. Media KIT Ilmu

Pengetahuan Alam adalah seperangkat alat peraga yang dikemas dalam bentuk

kotak unit pengajaran, digunakan dalam pembelajaran mata pelajaran IPA

yang berfungsi untuk memudahkan siswa dalam menangkap materi ajar agar

paham dan jelas secara maksimal pada pokok bahasan yang diajarkan.

5. Subjek penelitian adalah siswa dan guru kelas V Sekolah Dasar Negeri

Cabeyan 2 Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo.

6. Tempat Penelitian di Sekolah Dasar Negeri Cabeyan 2 Kecamatan Bendosari

Kabupaten Sukoharjo khususnya dikelas V.


8

7. Materi dalam penelitian ini adalah macam-macam gaya dengan Standar

kompetensi: Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi. Kompetensi

Dasar: mendeskripsikan hubungan antara gaya, gerak, dan energi (gaya

magnet).

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian

dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Apakah melalui penggunaan model pembelajaran kontekstual dengan media

Kotak Instrumen Terpadu Ilmu Pengetahuan Alam dapat meningkatkan

keaktifan belajar IPA pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Cabeyan 2

Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2016/2017?

2. Apakah melalui model pembelajaran kontekstual dengan media Kotak

Instrumen Teroadu Ilmu Pengetahuan Alam dapat meningkatkan hasil belajar

IPA pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Cabeyan 2 Kecamatan

Bendosari Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2018/2019?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan maslah yang telah diuraikan

diatas, tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk meningkatkan keaktifan belajar Ilmu Pengetahuan Alam melalui

model pembelajaran kontekstual dengan media Kotak Instrumen Terpadu


9

pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Cabeyan 2 Kecamatan Sukoharjo

Kabupaten Sukoharjo Tahun Pelajaran 2018/2019.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam melalui model

pembelajaran kontekstual dengan media Kotak Instrumen Terpadu pada siswa

kelas V Sekolah Dasar Negeri Cabeyan 2 Kecamatan Bendosari Kabupaten

Sukoharjo Tahun Pelajaran 2018/2019.

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Adapun manfaat

yang berkaitan dengan penelitian ini, antara lain:

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini menjadi pengalaman, sebagai masukan sekaligus sebagai

pengetahuana untuk mengetahui upaya meningkatkan hasil belajar siswa

melalui model pembelajaran kontekstual dengan media Kotak Instrumen

Terpadu Ilmu Pengetahuan Alam.

2. Manfaat Teoretis

Penelitian ini akan berfungsi sebagai pengembang ilmu pengetahuan yang

telah ada dan menambah wawasan pendidikan.

3. Manfaat Praktis

Dimaksudkan bahwa penelitian ini dapat bermanfaat secara langsung atau

tidak langsung bagi siswa, guru, sekolah dan peneliti dalam upaya

meningkatkan mutu proses dan hasil belajar siswa, serta peningkatan mutu

pendidikan pada umumnya.


10

a. Manfaat bagi siswa

1. Meningkatkan hasil belajar siswa, terutama mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam.

2. Meningkatkan motivasi belajar siswa sehingga dapat meningkatkan hasil

belajarnya.

3. Menumbuhkan sikap percaya diri pada pribadi anak didik.

b. Manfaat Bagi Guru

1. Meningkatkan wawasan dan pengetahuan bagi guru untuk

mengembangkan ilmu pengetahuan yang ada.

2. Menambah pengalaman guru dalam menggunakan media pembelajaran.

3. Meningkatkan keprofesionalan guru dan kinerja guru.

4. Mengembangkan proses belajar mengajar yang sudah ada kearah yang

lebih baik.

5. Memungkinkan guru secara aktif mengembangkan pengetahuan dan

ketrampilan.

c. Manfaat Bagi Sekolah

1. Menambah referensi buku di perpustakaan sekolah.

2. .Dengan adanya penggunaan media yang tepat maka dapat meningkatkan

hasil belajar siswa dan dapat meningkatkan kualitas Sekolah Dasar Negeri

Cabeyan 2.

3. Meningkatkan kualitas pembelajaran dimasing-masing kelas.


11

d. Manfaat bagi Pembaca

1. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan referensi untuk

melakukan penelitian berikutnya.

Anda mungkin juga menyukai