PENDAHULUAN
datang. Dengan pendidikan tersebut juga akan melahirkan peserta didik yang
faktor penentu keberhasilan peserta didik dalam pendidikan. Salah satu faktor
akan tetapi bagaimana agar pengalaman belajar yang dimiliki siswa itu senantiasa
1
2
Kabupaten Sukoharjo, berdiri sejak tahun 1977 dengan Nomor Statistik Sekolah
berbatasan dengan balai desa Cabeyan, sebelah timur berbatasan dengan jalan
raya warga, sebelah selatan berbatasan dengan sawah, sedangkan disebelah barat
cukup memadai, diantaranya: tanah seluas 2.000 meter persegi, yang terdiri dari 6
ruang kelas yang terdiri kelas 1-6, 1 gudang, 1 ruang guru, 1 ruang Kepala
Sekolah, 1 kantin sekolah, 1 ruang tempat sepeda siswa, 1 ruang tempat parkir
guru dan karyawan, UKS, perpustakaan, dan 3 kamar mandi. Selain mempunyai
yang cukup luas yang biasanya digunakan untuk pembelajaran olahraga, upacara
dan berbagai kegiatan ekstrakurikuler yang diadakan oleh sekolah serta tempat
bermain bagi para siswa ketika jam istirahat. Taman sekolah juga tertata secara
rapi sehingga memberikan suasana nyaman bagi para siswa dalam mengikuti
terdiri dari kelas I sebanyak 14 siswa, kelas II sebanyak 8 siswa, kelas III
seorang Kepala Sekolah dan memiliki 5 guru yang telah berstatus Pegawai Negeri
Sipil (PNS), 5 orang pengajar yang masih Wiyata Bhakti dan 1 orang penjaga
sekolah. Semua personel telah melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai dengan
tupoksi masing-masing.
penilaian hasil pembelajaran. Dalam silabus IPA kelas V semester genap Standar
Kompetensi memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya,
dijenjang kelas V semester 2 utamanya materi gaya magnet. Materi ini memiliki
kontribusi terhadap pengetahuan gaya magnet yang biasa terjadi dan digunakan
diberikan tiga kali dalam seminggu dengan alokasi waktu 2x35 menit dalam setiap
4
Bendosari Kabupaten Sukoharjo masih rendah, terlihat dari hasil belajar IPA yang
masih rendah. Dari 16 siswa yang nilainya mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) hanya 8 siswa (50%) dan untuk siswa selebihnya diperlukan remedial.
Dari hasil ini menunjukkan bahwa ada 8 siswa (50%) masih belum memenuhi
KKM dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Maka dari itu, pembelajaran
mengajar dikelas pada kegiatan awal pelajaran diawali dengan berdoa kemudian
guru mengabsen kehadiran siswa tanpa melakukan apersepsi dan motivasi guru
langsung masuk kedalam kegiatan inti. Ketika kegiatan inti guru hanya
kebanyakan mengantuk, tidak memperhatikan guru, dan bahkan ada yang sibuk
bermain dan mengobrol sendiri, setelah menyampaikan materi guru memberi soal
kepada siswa untuk dikerjakan, ketika siswa sedang mengerjakan soal guru keluar
kelas menuju kantor untuk mengobrol dengan guru yang lain. Selang 30 menit
guru kembali kedalam kelas untuk menilai hasil pekerjaan siswa. Pada kegiatan
5
penutup tidak ada simpulan, evaluasi dan guru tidak memberikan pekerjaan
rumah, guru kemudian menutup palajaran. Tidak adanya interaksi antara guru
disampaikan dimana hai ini akan berdampak terhadap hasil belajar siswa yang
rendah.
mengantuk, tidak memperhatikan guru, asik bermain dan ngobrol sendiri dan guru
kurang memanfaatkan sarana prasarana dan media yang ada seperti Kotak
Alam yang rendah, digunakan salah satu alternative model pembelajaran dengan
kontekstual dimana model ini memberikan fasilitas kegiatan belajar siswa untuk
pembelajaran tidak sekedar dilihat dari sisi produk, akan tetapi yang terpenting
“Peningkatan Keaktifan dan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam melalui Model
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat diidentifikasi masalah
1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam masih rendah
dan 50% yaitu 8 siswa memiliki nilai dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal
C. Pembatasan Masalah
keaktifan belajar.
sekedar dilihat dari sisi produk, akan tetapi yang terpenting adalah proses
(Rusman, 2013:190).
4. KIT merupakan singkatan dari Kotak Instrumen Terpadu. Media KIT Ilmu
Pengetahuan Alam adalah seperangkat alat peraga yang dikemas dalam bentuk
yang berfungsi untuk memudahkan siswa dalam menangkap materi ajar agar
paham dan jelas secara maksimal pada pokok bahasan yang diajarkan.
5. Subjek penelitian adalah siswa dan guru kelas V Sekolah Dasar Negeri
magnet).
D. Perumusan Masalah
keaktifan belajar IPA pada siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Cabeyan 2
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan maslah yang telah diuraikan
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
2. Manfaat Teoretis
3. Manfaat Praktis
tidak langsung bagi siswa, guru, sekolah dan peneliti dalam upaya
meningkatkan mutu proses dan hasil belajar siswa, serta peningkatan mutu
Pengetahuan Alam.
belajarnya.
lebih baik.
ketrampilan.
hasil belajar siswa dan dapat meningkatkan kualitas Sekolah Dasar Negeri
Cabeyan 2.