Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Kepatuhan Minum Obat pada Pasien TBC


Sub Pokok Bahasan : Pengawasan Minum Obat (PMO), Tugas PMO, Prinsip
Pengobatan TBC, Efek samping Pengobatan TBC, Cara
Konsumsi OAT dan Akibat Konsumsi OAT Tidak Teratur
Sasaran : Keluarga dan Klien
Tempat : Desa Debegan, Banjarsari Surakarta
Hari, tanggal : Rabu, 10 Juli 2019
Waktu : 30 menit

A. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit, keluarga dan klien
mampu memahami tentang kepatuhan minum obat.
2. Tujuan Intruksional Khusus
Setelah diberikan penjelasan selama 15 menit diharapkan sasaran
dapat :
a. Mengetahui PMO
b. MengetahuiTugas PMO
c. Mengetahui prinsip pengobatan TBC
d. Mengetahui efek samping pengobatan TBC
e. Mengetahui cara konsumsi OAT
f. Mengetahui akibat dari tidak minum obat secara teratur.

B. Kegiatan Penyuluhan
1. Metode
a. Ceramah
b. Tanya Jawab
2. Materi
a. PMO (Pengawas Minum Obat)
b. Tugas PMO
c. Prinsip pengobatan TBC
d. Efek samping pengobatan TBC
e. Cara konsumsi OAT
f. Akibat dari tidak minum obat secara teratur

3. Media
a. Lembar Balik
b. Power point

C. Langkah Kegiatan

No Kegiatan Kegiatan Penyuluh Kegiatan Sasaran Waktu


a. Penyuluh
mempersiapkan
rencana
pembelajaran
b. Penyuluh
mempersiapkan
media pembelajaran
Pra kegiatan
1. sesuai dengan tujuan 2 menit
pembelajaran
pembelajaran
c. Penyuluh
mempersiapkan dan
mencek lingkungan
yang akan
mempengaruhi
proses pembelajaran
a. Mengucapkan a. Menjawab
salam salam
b. Memperkenalkan b. Menanggapi
diri dan memberi
c. Menjelaskan respon yang
Membuka tujuan baik
2. 5 menit
Pembelajaran pembelajaran c. Menyimak
d. Kontrak waktu penjelasan
e. Appersepsi yang
diberikan
d. Mengungkapk
an
pengetahuan
yang dimiliki
a. Menjelaskan materi a. Mendengarkan
pembelajaran dan menyimak
b. Memberikan materi yang
kepada sasaran diberikan
untuk bertanya b. Mengajukan
c. Menjawab beberapa
3. Kegiatan inti pertanyaan yang pertanyaan dari 8 menit
diberikan materi yang
diberikan
c. Menyimak
jawaban yang
diberikan dan
merasa puas
a. Bertanya sebagai a. Menjawab
D. E bahan evaluasi dengan benar
Kegiatan b. Menyimpulkan b. Mendengarkan
v 4. menutup materi yang telah dan menyimak 5 menit
a pembelajaran disampaikan c. Menjawab salam
c. Mengucapkan
l salam
uasi
1. Prosedur : Post Test
2. Bentuk : Lisan
3. Jenis : Essay

E. Lampiran
1. Uraian Materi
2. Pertanyaan dan Kunci Jawaban
LAMPIRAN MATERI

Kepatuhan Minum Obat pada Pasien TBC

A. PMO (Pengawas Minum Obat)


PMO adalah singkatan dari Pengawas Menela nObat. Kriteria
menjadi PMO antara lain adalah :
1. Seseorang yang dikenal, dipercaya dan disetujui, baik oleh petugas
kesehatan maupun pasien, selain itu harus disegani dan dihormati oleh
pasien.
2. Seorang PMO idealnya adalah seseorang yang tinggal dekat dengan
pasien
3. Bersedia membantu pasien dengan sukarela dan bersedia dilatih dan
atau mendapat penyuluhan bersama-sama dengan pasien.
4. Sebaiknya PMO adalah petugas kesehatan, misalnya bidan di desa,
perawat, pekarya, sanitarian, juruimunisasi, dan lainlain
5. Bila tidak ada petugas kesehatan yang memungkinkan, PMO dapat
berasal dari kader kesehatan, guru, anggota PPTI, PKK, atau tokoh
masyarakat lainnya atau anggota keluarga.
Sebuah penelitian menunjukkanbahwa PMO yang berasal dari
anggota keluarga meningkatkan kepatuhan pasien dalam meminum
obat.Namun, anggota keluarga itu harus terlebih dahulu diberi edukasi
oleh petugas kesehatan mengenai seluk beluk penyakit TB.

B. Tugas PMO
1) Mengetahui tanda gejala dari TBC
2) Mengajak pasien agar memeriksakan dirike unit pelayanan kesehatan
3) Mengawasi pasien TB agar menelan obat secara teratur sampai selesai
pengobatan. Tanpa PMO, pasien rentan drop out, sehingga kuman
terlanjur kebal obat dan waktu pengobatan bisa diulang dan lebih
panjang.
4) Memberi dorongan kepada pasien agar mau berobat teratur
5) Mengingatkan pasien untuk periksa ulang dahak pada waktu yang
telah ditentukan.
a) Seminggu sebelum akhir bulan ke-2 pengobatan : untuk
menentukan perlu obat tambahan atau tidak.
b) Seminggu sebelum akhir bulan ke-5 pengobatan : untuk
mengetahui kegagalan
c) Seminggu sebelum akhir bulan ke-6 pengobatan : untuk
mengetahui kesembuhan
d) Memberi penyuluhan pada anggota keluarga pasien TB yang
mempunyai gejala-gejala mencurigakan TB untuk segera
memeriksakan diri ke Unit Pelayanan Kesehatan.
6) Menjelaskan kepada penderita :
a) Mengapa harus diawasi :
1)) Supaya terjamin kesembuhannya
2)) Jika terjadi efek samping obat dapat segeradiawasi
b) Mengapa tidak boleh lupa minum obat.
c) Jelaskan pada penderita bahwa penderita tidak boleh lupa minum
obat supaya di dalam darahnya selalu ada obat pembunuh kuman
TB.

C. Prinsip pengobatan TBC


1. Jenis obat yang diberikan:
a. Isoniasid
b. Rifampicin
c. Pirasinamid
d. Streptomicin
2. Obat TB diberikan dalam bentuk kombinasi daribeberapa jenis, dalam
jumlah cukup dan dosis tepat selama 6-8 bulan, supaya semua kuman
dapat dibunuh
3. Dosis tahap intensif dan dosis tahap lanjutan ditelan dalam dosis
tunggal, sebaiknya pada saat perutkosong. Apabila paduan obat yang
digunakan tidak adekuat, kuman TB akan berkembang menjadi
kuman kebal. Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap yaitu:
a. Tahap intensif
Pada tahap intensif penderita mendapat obat (minum obat) setiap
hari selama 2 - 3 bulan.
b. Tahap lanjutan
Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat (minum obat) tiga kali
seminggu selama 4 – 5 bulan

D. Efek Samping Obat


Beberapa efek samping yang mungkin muncul akibat
mengkonsumsi obat TB bervariasi mulai dari ringan hingga berat. Efek
samping ringan dapat berupa berubahnya warna urine menjadi kemerahan
yang diakibatkan oleh Rifampicin. Efek samping lainnya dapat berupa
nyeri sendi, tidak ada nafsu makan, mual, kesemutan dan rasa terbakar
di hati, gatal dan kemerahan dikulit gangguan keseimbangan hingga
kekuningan (ikterus). Jika pasien merasakanhal-hal tersebut, pasien harus
segera berkonsultasi dengan dokter untuk memperoleh penanganan lebih
lanjut, fase lanjutan. Dalam beberapa kasus pengobatan bisa berlangsung
hingga 8 bulan.

E. Cara Minum Obat


Dalam mengawasi pengobatan TB dengan Obat Anti Tuberkulosa
(OAT). PMO harus mengawasi langsung setiap kali pasien meminum
obat.
a. Waktu minum obat yang baik adalah setiap pagi hari saat perut
kosong atau setiap malam hari sebelum tidur dengan jumlah obat
yang telah ditentukan oleh tenaga kesehatan
b. OAT harus diminum dalam satudosis. Misalkan 3 tablet dalam satu
kali minum. Jika OAT diminum terpisah harus habis dalam waktu
kurang dari dua jam
c. Mengetahui kemajuan pengobatan untuk mengetahui
kemajuan pengobatan, PMO dapat melakukan langkah ATP
(Amati, Tanyakan, Periksa)
1) Amati: keadaan umum pasien TB, seperti apakah BB pasien
bertambah.
2) Tanyakan: apakah gejala TB berkurang, dan nafsu makan
bertambah.
3) Periksa: periksa ulang dahak selama pengobatan untuk
memantau perkembangan pengobatan sesuai jadwal

F. Akibat Tidak Teratur Minum Obat


PMO dapat mengingatkan pasien akibat yang akan ditimbulkan, jika
pengobatan tidak teratur atau obat tidak diminum. Akibat tidak minum
obat secara teratur:
a. Pasien dapat menularkan TB ke orang lain terutama orang yang
tinggal serumah dan lingkungan sekitarnya
b. Penyakit TB sulit diobati karena kuman TB kebal terhadap obat
c. Pengobatan TB kebal obat menjadi lebih mahal, lama dan belum
dapat dilakukan di semua Fasilitas Pelayanan Kesehatan
(Fayankes)
d. Pasien akan mengulang pengobatan TB dengan obat yang lebih
banyak

G. Menyebutkan Cara Atau Tips Dukungan Keluarga Dalam Minum Obat


a. Buat kesepakatan dengan penderitaan (membuat jadwal minum obat).
b. Jelaskan manfaat pengobatan bagi penderita. Serta akibat jika lupa atau
menolak minum obat.
c. Konsultasikan dengan dokter mengenai pilihan obat
d. Modifikasi pemebrian obat seperti diberikan / dimunumkan bersama-
sama saat makan buah
e. Memberikan pujian langsung pada penderita saat mempunyai keinginan
sendiri untuk minum obat
f. Libatkan anggota keluarga untuk mengawasi penderita minum obat
(memastikan obat bener-bener diminum
DAFTAR PUSTAKA

Cramer, JA, 2012. Compliance In Medical Practice and Clinical Trail. New
York : Raven Press
Kemenkes Kesehatan RI, 2011. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
Tahun 2011-2014. Jakarta
Maramis, Willy F, dan Maramis, Albert A (2011). Ilmu Kedokteran Jiwa.
Surabaya : Airlangga
Slamet, Suprapti dan Sumarmo Markam. 2010. Pengantar Psikologi
Klinis.Jakarta : UI Press
Stuart, G.W, & Sundeen, SJ. 2009. Buku saku keperawawtan jiwaEdisi 5.
Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai