Anda di halaman 1dari 14

PEMBERIAN OBAT KEPADA PASIEN DAN PELABELAN

No. Kode : Ditetapkan Oleh


Terbitan : Kepala UPTD Puskesmas
No. Revisi : Watumanu
Tanggal mulai berlaku :
SPO Halaman : 1/1
UPTD Eda Damianus
PUSKESMAS Nip :196312311985111065
WATUMANU

1. Pengertian Pelayanan obat adalah Proses kegiatan yang meliputi aspek


teknis dan nonteknis yang harus dikerjakan mulai dari
menerima resep dokter sampai penyerahan obat kepada pasien.
2. Tujuan 1.Sebagai Pedoman Kerja bagi petugas Farmasi.
2.Agar Pasien Mendapat obat sesuai resep dokter .
3. Agar pasien Mendapatkan informasi penggunaan obat yang
jelas sesuai pelabelan
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Watumanu No.094/BU/WTM/
/05/2015 Tentang Pemberian Obat kepada Pasien dan Pelabelan
4. Referensi Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan Kesehatan
di Puskesmas
5. Prosedur/Langkah- 1. Petugas Farmasi Menerima Resep dokter.
langkah 2. Membaca Secara teliti resep Dokter.
3. Menyiapkan Obat Sesuai Resep Dokter.
4. Menulis Label Penggunaan obat pada Kemasan obat yang
disediakan menggunakan spidol permanent.
5. Menjelaskan kepada pasien cara minum obat sesuai dengan
label yang telah dituliskan.
6. Menyerahkan obat kepada pasien.
7. Melakukan pencatatan dan pelaporan secara cermat dan
teliti.

6. Unit terkait KIA/KB, Poli Umum, Poli gigi, UGD


PEMBERIAN INFORMASI PENGGUNAAN OBAT
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan : Kepala UPTD Puskesmas
No. Revisi : Watumanu
Tanggal mulai berlaku :
SPO Halaman : 1/2
UPTD Eda Damianus
PUSKESMAS Nip :196312311985111065
WATUMANU

1. Pengertian Pemberian Informasi Penggunaan Obat adalah Penyampaian


informasi kepada pasien atau keluarga secara benar, jelas,
mudah dimengerti dan Etis dalam upaya penggunaan obat oleh
pasien yang diberikan oleh petugas farmasi Puskesmas
2. Tujuan Agar Pasien mengetahui waktu penggunaan obat, lama
penggunaan obat dan cara penggunaan obat
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Watumanu No.094/BU/WTM/
/05/2015 Tentang Pemberian Informasi Penggunaan Obat
4. Referensi Pedoman pelayanan kefarmasian Puskesmas
5. Prosedur/Langkah- 1. Sebelum menyerahkan obat kepada pasien, petugas farmasi
langkah harus melakukan pemeriksaan kembali mengenai nama
pasien, cara penggunaan, serta jenis dan jumlah obat yang
diberikan.
2. Petugas farmasi menjelaskan tentang waktu penggunaan
obat misalnya berapa kali obat digunakan dalam sehari dan
termasuk apakah obat diminum sebelum dan sesudah
makan.
3. Petugas Farmasi menjelaskan tentang lama penggunaan obat
apakah selama keluhan masih ada atau harus dihabiskan
meskipun sudah sembuh.
4. Petugas menjelaskan tentang petunjuk pemakaian obat:
a. Oral atau pemberian obat melalui mulut.
 Petugas menjelaskan tentang cara mengkonsumsi obat
yaitu diminum dengan air sesudah makan atau sebelum
makan.
 Jika obat cair petugas menjelaskan kepada pasien atau
keluarga bahwa harus menggunakan senduk obat atau
alat lain yang telah diberi ukuran oleh petugas untuk
ketepatan dosis.
b. Pemakaian Obat tetes
 Menjelaskan kepada pasien atau keluarga bahwa ujung
alat penetes jangan tersentuh oleh benda apapun dan
selalu ditutup rapat setelah digunakan.
PEMBERIAN INFORMASI PENGGUNAAN OBAT
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan : Kepala UPTD Puskesmas
No. Revisi : Watumanu
Tanggal mulai berlaku :
SPO Halaman : 2/2
UPTD Eda Damianus
PUSKESMAS Nip :196312311985111065
WATUMANU

 Setelah selesai menggunakan obat tetes tangan dicuci


untuk menghilangkan obat yang mungkin terpapar
pada tangan.
c. Pemakaian obat Suppositoria
 Petugas menjelaskan kepada pasien tentang cara
pengguanaan obat Suppositoria,cuci tangan setelah
itu obat dikeluarkan dari kemasan dan dibasahi air.
 Petugas menjelaskan kepada pasien tentang cara
pengguanaan obat Suppositoria,cuci tangan setelah
itu obat dikeluarkan dari kemasan dan dibasahi air.
 Pasien berbaring dengan posisi miring dan
suppositoriadimasukkankedalamrektum/anus,dengan
cara bagian ujung suppositoria didorong dgn ujung
jari sampai melewati otot spingther rektal kira-kira ½
- 1 inci pada bayi dan 1 inci pada dewasa.
 Jika terlalu lembek maka sebelum digunakan sediaan
disimpan dalam lemari pendingin selama 30 menit.
 Setelah penggunaan supositoria tangan penderita
dicuci bersih.
d. Pemakaaian obat Krim/salep
 Menjelaskan kepada pasien, cuci tangan sebelum
pamakaian obat.
 Bersihkan dan keringkan daerah yang akan dioles
salep/krim, dan dioles tipis
 Cuci tangan setelah menggunakan salep/krim
e. Pemakaian obat vagina
 Menjelaskan kepada pasien tentang cara penggunaan
obat vagina
 Cuci tangan sebelum menggunakan obat
 Jika penderita adalah bumil, maka sebelum
penggunaan obat sebaiknya konsultasi terlebih
dahulu dengan dokter atau tenaga perawat
6. Unit terkait Poli umum, Poli gigi, KIA/KB, UGD
PEMBERIAN INFORMASI TENTANG EFEK SAMPING OBAT DAN EFEK YANG
TIDAK DIHARAPKAN
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan : Kepala UPTD Puskesmas
No. Revisi : Watumanu
Tanggal mulai berlaku :
SPO Halaman : 1/1
UPTD
PUSKESMAS Eda Damianus
WATUMANU Nip :196312311985111065

1. Pengertian Adalah pesan atau informasi yang di berikan oleh petugas


farmasi atau yang melayani obat kepada Pasien atau keluarga
tentang setiap Respon obat yang merugikan dan yang tidak
diharapkan serta terjadi karena pengunaan obat dengan dosis
atau takaran normal.
2. Tujuan 1. Sebagai pedoman kerja bagi petugas.
2. Agar pasien dan keluarga mengetahui tentang efek samping
obat.
3. Agar dapat dilakukan pertolongan pertam terhadap pasien
yang mengalami efek samping obat.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Watumanu No.094/BU/WTM/
/05/2015 Tentang Pemberian Informasi tentang Efek Samping
Obat dan Efek yang tidak Diharapkan
4. Referensi Pedoman Pelayanan kefarmasian di Puskesmas
5. Prosedur/Langkah- 1. Petugas menyerahkan obat kepada pasien atau keluarga
langkah sesuai resep dokter.
2. Menjelaskan kepada pasien atau keluarga tentang efek
samping yang dapat timbul dari setiap jenis obat yang akan
di konsumsi pasien.
3. Menjelaskan kepada pasien tentang cara pertolongan pertama
ketika ada reaksi obat yang di konsumsi.
4. Menyampaikan kepada pasien atau keluarga untuk mencari
pertolongan jika terjadi reaksi atau efek samping obat yang
berat
5. Segera ke sarana kesehatan terdekat jika sudah melakukan
tindakan pertolongan pertama tapi pasien tetap menunjukan
tanda reaksi obat yang hebat.
6. Petugas melakukan pencatatan terhadap semua reaksi /efek
samping obat yang terjadi.
7.Mencatat di rekam medis pasien jenis obat yang
menimbulkan efek samping.
6. Unit terkait UGD, Poli umum, Apotik
PETUNJUK PENYIMPANAN OBAT DI RUMAH
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan : Kepala UPTD Puskesmas
No. Revisi : Watumanu
Tanggal mulai berlaku :
SPO Halaman : 1/1
UPTD Eda Damianus
PUSKESMAS Nip :196312311985111065
WATUMANU

1. Pengertian Petunjuk Penyimpanan obat di rumah adalah:Informasi/


petunjuk yang di berikan oleh tenaga farmasi atau tenaga
kesehatan kepada pasien atau keluarga tentang cara
penyimpanan obat di rumah yang di harus dilakukan oleh
keluarga.
2. Tujuan 1. Agar pasien dan keluarga mengetahui tentang cara
menyimpan obat di rumah.
2. Untuk Menghindari kerusakan obat.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Watumanu No.094/BU/WTM/
/05/2015 Tentang Petunjuk Penyimpanan Obat di Rumah
4. Referensi Pedoman Pelayanan kefarmasian di Puskesmas
5. Prosedur/Langkah- Menyampaikan kepada pasien atau keluarga untuk menyimpan
langkah obat di :
1. Menyimpan obat dalam kemasan atau wadah tertutup rapat.
2. Simpan dalam suhu kamar dan hindari dari sinar matahari
langsung.
3. Jangan menyimpan obat di tempat panas atau lembab, obat
bentuk cair jangan disimpan dalam lemari pendingin kecuali
jika tertulis pada label obat.
4. Jauhkan obat dari jangkauan anak –
6. Unit terkait Apotik
PENANGANAN OBAT KADALUARSA ATAU RUSAK

No. Kode : Ditetapkan Oleh


Terbitan : Kepala UPTD Puskesmas
No. Revisi : Watumanu
Tanggal mulai berlaku :
SPO Halaman : 1/1
UPTD
PUSKESMAS Eda Damianus
WATUMANU Nip :196312311985111065

1. Pengertian Adalah proses / kegiatan yang dilakukan di puskesmas oleh


petugas farmasi atau tenaga kesehatan lain yang ditunjuk untuk
melakukan penanganan terhadap obat – obat yang batas tanggal
setelah tanggal tersebut mutu suatu sediaan farmasi tidak di
jamin lagi oleh produsennya
2. Tujuan 1. Sebagai pedoman kerja petugas kesehatan.
2. Menjaga agar obat yang kadarluarsa dapat ditangani sesuai
prosedur.
3. Sebagai informasi awal untuk menelusuri penyebab
kerusakan obat.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Watumanu No.094/BU/WTM/
/05/2015 Tentang Penanganan Obat Kadaluarsa atau Rusak
4. Referensi Pedoman Pelayanan kefarmasian di Puskesmas
5. Prosedur/Langkah- 1. Petugas farmasi melakukan identifikasi terhadap obat yang
langkah sudah rusak atau kadarluarsa.
2. Petugas farmasi melakukan memisahkan obat rusak atau
kadaluarsa dari penyimpanan obat lainnya.
3. Petugas membuat catatan jenis dan jumlah obat yang rusak
atau kadaluarsa untuk dikirim kembali ke GFK kabupaten.
4.Kepala Puskesmas melaporkan dan mengirimkan kembali
obat rusak atau kadaluarsa kepada kepala Dinas Kesehatan
Kabupaten untuk kemudian dibuatkan berita acara sesuai
dengan ketentuan yang berlaku
6. Unit terkait Apotik, Bagian farmasi Dinkes Kab. Ngada
PELAPORAN EFEK SAMPING OBAT

No. Kode : Ditetapkan Oleh


Terbitan : Kepala UPTD Puskesmas
No. Revisi : Watumanu
Tanggal mulai berlaku :
SPO Halaman : 1/1
UPTD
PUSKESMAS Eda Damianus
WATUMANU Nip :196312311985111065

1. Pengertian Adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas puskesmas


(perawat, bidan, farmasi atau tenaga kesehatan lainnya) untuk
melaporkan kepada dokter yang memberi resep terkait efek
samping obat yang di alami pasien
2. Tujuan 1. Agar semua kasus kejadian efek samping obat dicatat secara
baik
2. Agar pasien mendapat penanganan segera dari dokter.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Watumanu No.094/BU/WTM/
/05/2015 Tentang Pelaporan Efek Samping Obat
4. Referensi Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan kesehatan di
Puskesmas
5. Prosedur/Langkah- 1. Petugas Kesehatan mencatat semua keluhan pasien terkait
langkah efek samping obat.
2. Petugas kesehatan melaporkan kepada dokter tentang
keluhan yang di alami pasien .
3. Mencatat dalam rekam medik atau status pasien tentang jenis
– jenis obat yang menimbulkan efek samping.
4. Jika kejadian yang dialami oleh banyak orang denganjenis
obat yang sama maka segera dilaporkan ke Dinas Kesehatan
Kabupaten Ngada dalam waktu 1 x 24 jam.
6. Unit terkait Bagian Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada
PENCATATAN, PEMANTAUAN, PELAPORAN ESO, KTD
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan : Kepala UPTD Puskesmas
No. Revisi : Watumanu
Tanggal mulai berlaku :
SPO Halaman : 1/1
UPTD
PUSKESMAS Eda Damianus
WATUMANU Nip :196312311985111065

1. Pengertian Adalah kegiatan yang dilakukan oleh petugas puskesmas


(perawat, bidan, farmasi atau tenaga kesehatan lainnya) untuk
melakukan pencatatan, pemantauan,dan pelaporan terhadap
efek samping penggunaan obat untuk menghindari kejadian
yang tidak diinginkan terhadap reaksi alergi untuk mencegah
resiko lebih lanjut bagi pasien.
2. Tujuan 1. Sebagai pedoman kerja petugas puskesmas.
2. Untuk mengevaluasi efek pengobatan terhadap gejala atau
penyakit pasien.
3. Untuk mengevaluasi pasien terhadap kejadian yang tidak
diharapakan (KTD).
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Watumanu No.094/BU/WTM/
/05/2015 Tentang Pencatatan, Pemantauan, Pelaporan ESO dan
KTD
4. Referensi Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan kesehatan di
Puskesmas
5. Prosedur/Langkah- 1. Petugas Kesehatan mencatat semua keluhan pasien terkait
langkah efek samping obat dan KTD
2.Petugas kesehatan melaporkan kepada dokter tentang keluhan
yang di alami pasien.
6. Unit terkait UGD dan Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada.
PENYIMPANAN OBAT

No. Kode : Ditetapkan Oleh


Terbitan : Kepala UPTD Puskesmas
No. Revisi : Watumanu
Tanggal mulai berlaku :
SPO Halaman : 1/2
UPTD
PUSKESMAS Eda Damianus
WATUMANU Nip :196312311985111065

1. Pengertian Kegiatan pengamanan yang di lakukan oleh petugas farmasi di


puskesmas terhadap obat- obat yang diterima agar aman ( tidak
hilang ), terhindar dari kerusakan fisik maupun kimia dan
mutunya tetap terjamin.
2. Tujuan Obat yang tersedia di unit pelayanan kesehatan mutunya
terjamin dan dapat di pertahankan.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Watumanu No.094/BU/WTM/
/05/2015 Tentang Penyimpanan Obat
4. Referensi Pedoman Pengelolaan Obat Publik dan Perbekalan kesehatan di
Puskesmas Tahun 2003
5. Prosedur/Langkah- a. Persyaratan Gudang:
langkah - Cukup luas minimal 3 x 4 m
- Ruangan kering tidak lembab
- Ada ventilasi agar ada aliran udara dan tidak lembab/
panas
- Perlu cahaya yang cukup, namun jendela harus
mempunyai pelindung untuk yang menghindarkan
cahaya langsung dan berteralis
- Lantai di buat dari tegel/ semen yang tidak
memungkinkan bertumpuknya debu dan kotoran lain,
bila perlu di beri alas papan/palet
- Dinding di buat licin
- Hindari pembuatan sudut lantai dan dinding yang tajam
- Gudang di gunakan khusus untuk penyimpanan obat
- Mempunyai pintu yang di lengkapi kunci ganda
- Tersedia lemari/ laci khusus untuk narkotika dan
psikotropika yang selalu terkunci
- Sebaiknya ada pengukur suhu ruangan
PENYIMPANAN OBAT
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan : Kepala UPTD Puskesmas
No. Revisi : Watumanu
Tanggal mulai berlaku :
SPO Halaman : 2/2
UPTD Eda Damianus
PUSKESMAS Nip :196312311985111065
WATUMANU

b. Pengaturan penyimpanan obat:


- Obat di susun secara alfabetis
- Obaat di rotasi dengan sistem FIFO dan FEFO
- Obat di simpan pada rak
- Obat yang di simpan pada lantai harus di letakan di atas
palet
- Tumpukan dus sebaiknya harus sesuai dengan petunjuk
- Cairan di pisahkan dari padatan
- Sera, vaksin, suppositoria di simpan dalam lemari
pendingin
6. Unit terkait Gudang Obat Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada
PENYEDIAAN DAN PENGGUNAAN OBAT

No. Kode : Ditetapkan Oleh


Terbitan : Kepala UPTD Puskesmas
No. Revisi : Watumanu
Tanggal mulai berlaku :
SPO Halaman : 1/1
UPTD
PUSKESMAS Eda Damianus
WATUMANU Nip :196312311985111065

1. Pengertian Penyediaan dan Penggunaan obat adalah: kegiatan yang


dilakukan oleh petugas farmasi Puskesmas Watumanu untuk
Menganfrak obat ke Dinas Kesehatan Kabupaten Ngada
sebagai obat persediaan di Puskesmas Watumanu dan
mendistribusikan ke Pustu,Polindes,Poskesdes dan kepada
Pasien untuk digunakan sesuai resep.
2. Tujuan 1. Sebagai pedoman kerja bagi Petugas farmasi dalam kegiatan
Penyediaan dan penggunaan Obat di Puskesmas Watumanu.
2. Untuk Merencanakan penyediaan Obat di Puskesmas
Watumanu
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Watumanu No.094/BU/WTM/
/05/2015 Tentang Penyediaan dan Penggunaan Obat
4. Referensi Pedoman pengelolaan obat dan alat kesehatan dinas kesehatan
kabupaten ngada tahun 2012
5. Prosedur/Langkah- 1. Petugas Farmasi merencanakan kebutuhan obat berdasarkan
langkah permintaan obat dari Petugas Pustu,Polindes,Poskesdes dan
juga kebutuhan puskesmas selama 1(satu)bulan.
2. Mengajukan permintaan tertulis melalui LPLPO yang telah
di isi dan ditandatangani oleh petugas pengelola obat dengan
mengetahui kepala UPTD Puskesmas.
3. LPLPO yang telah di tandatangani oleh Kepala UPTD
Puskesmas di antar ke Subdin Yankes Dinas Kesehatan
kabupaten untuk di verifikasi.
4. Setelah mendapat persetujuan Sub Din yankes, Format
LPOLPO di bawa ke Gudang farmasi kabupaten(GFK).
5. Petugas GFK menyiapkan obat yang akan di beri kepada
puskesmas beserta kelengakapan dokumen pengirimannya.
6. Pada pelaksanaan serah terima petugas farmasi Puskesmas
mengecek kembali obat yang sudah di siapkan oleh petugas
GFK.
7. Petugas farmasi puskesmas menyimpan obat sebagai obat
persiapan di Puskesmas dan juga mendistribusikan ke sarana
kesehatan di desa untuk pelayanan kepada pasien.
6. Unit terkait Poli umum,poli gigi, UGD, KIA/KB, pustu, polindes,
poskesdes
PENGENDALIAN OBAT

No. Kode : Ditetapkan Oleh


Terbitan : Kepala UPTD Puskesmas
No. Revisi : Watumanu
Tanggal mulai berlaku :
SPO Halaman : 1/1
UPTD
PUSKESMAS Eda Damianus
WATUMANU Nip :196312311985111065

1. Pengertian Pengendalian Obat adalah:Suatu kegiatan untuk memastikan


tercapainya sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan
program yang telah di tetapkan sehingga tidak terjadi kelebihan
dan kekurangan /kekosongan obat di puskesmas dan
jaringannya.
2. Tujuan 1.Sebagai Pedoman Kerja bagi petugas Farmasi.
2.Agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan Obat di
Puskesmas.
3. Kebijakan SK Kepala UPTD Puskesmas Watumanu No.094/BU/WTM/
/05/2015 Tentang Pengendalian Obat
4. Referensi Pedoman pengelolaan obat dan alat kesehatan dinas kesehatan
kabupaten ngada tahun 2012
5. Prosedur/Langkah- 1. Petugas Farmasi menghitung pemakaian rata-rata obat
langkah periode tertentu di puskesmas dan seluruh unit pelayanan.
2. Melaporkan ke Dinas Kesehatan tentang kebutuhan obat
Puskesmas Watumanu selama satu tahun
3. Melakukan Penganfrakan obat ke Dinas Kesehatan setiap
bulan sesuai kebutuhan Puskesmas dan seluruh jaringan.
4. Mendistribusikan obat ke setiap unit pelayanan sesuai
dengan permintaan.
5. Menyimpan obat persediaan Puskesmas di tempat yang
aman. Melakukan pencatatan dan pelaporan
6. Petugas Farmasi menghitung pemakaian rata-rata obat
periode tertentu di puskesmas dan seluruh unit pelayanan.
7. Melaporkan ke Dinas Kesehatan tentang kebutuhan obat
Puskesmas Watumanu selama satu tahun
PENGENDALIAN OBAT
No. Kode : Ditetapkan Oleh
Terbitan : Kepala UPTD Puskesmas
No. Revisi : Watumanu
Tanggal mulai berlaku :
SPO Halaman : 2/2
UPTD Eda Damianus
PUSKESMAS Nip :196312311985111065
WATUMANU

8. Melakukan Penganfrakan obat ke Dinas Kesehatan setiap


bulan sesuai kebutuhan Puskesmas dan seluruh jaringan.
9. Mendistribusikan obat ke setiap unit pelayanan sesuai
dengan permintaan.
10.Menyimpan obat persediaan Puskesmas di tempat yang
aman.
11. Melakukan pencatatan dan pelaporan

6. Unit terkait Poli Umum, UGD, KIA/KB, Kamar Bersalin & Nifas, Gizi,
Polindes, Pustu, Poskesdes

Anda mungkin juga menyukai