Anda di halaman 1dari 8

beberapa tips yang perlu diperhatikan saat merekam video

dengan menggunakan kamera DSLR:

1. Memahami Format File dan Kualitas Video


Ada banyak file format yang tersedia saat perekaman video
melalui kamera DSLR, ini tergantung pada merek dan tipe
kamera yang dipakai. Canon DSLR menggunakan variasi format
file MOV, Nikon dan Olympus menggunakan format AVI,
sedangkan Panasonic dan Sony menggunakan format AVCHD.
Meskipun hasilnya memiliki format yang berbeda tapi tidak perlu
terlalu khawatir. Saat ini semua video bisa diubah menjadi
format yang berbeda saat editing.

Selain format file, kualitas video yang dihasilkan kamera DSLR


kadang berbeda juga. DSLR yang bagus bisa merekam sampai
full HD ini yang setara dengan resolusi 1080×1920 piksel pada
rate 24 sampai 30 fps atau frames per second. DSLR yang
murah bisanya hanya menawarkan perekaman video sampai
720HD atau 1280×720 piksel. Meskipun lebih rendah namun ini
masih dua kali resolusi format DVD jadi masih layak untuk
digunakan.

2. Pengaturan Video: Frame Rate dan Aspect


Ratio
Pengaturan video pada kamera diperlukan jika kita ingin
membuat tampilan video yang berbeda. Misalnya jika kita ingin
agar tampilan video kita seperti tampilan pada film-film bioskop
maka frame rate perlu diatur pada 24fps atau 25fps. Frame rate
tersebut memang biasanya digunakan untuk film bioskop. Jika
kita ingin merekam pada frame rate yang lebih tinggi dengan
tujuan untuk menciptakan video slow-motion maka perlu
mengatur ulang. Misalnya dengan menggunakan 48 fps atau 60
fps.

3. Pengaturan ISO
ISO menunjukkan tentang seberapa sensitif kamera terhadap
cahaya. Mudahnya, semakin tinggi ISO maka gambar akan
semakin cerah, sedangkan semakin rendah ISO maka gambar
akan semakin gelap. Menggunakan ISO tinggi yaitu lebih besar
dari ISO640 dapat digunakan saat perekaman di dalam ruangan
tanpa adanya banyak cahaya luar.

Biarkan ISO rendah saat merekam di luar ruangan saat cuaca


cerah atau di studio yang menggunakan banyak cahaya lampu.
Pengaturan ISO ini sangat berguna saat perekaman. Jika kita
menaikkan ISO maka biasanya kita akan melihat noise atau
gangguan pada gambar jadi perlu melakukannya dengan hati-
hati. Kamera akan merekam terbaik saat berada di range ISO
bawah.

4. Mengatur Aperture
Aperture mengendalikan jumlah cahaya yang mencapai sensor
gambar. Semakin kecil nilainya maka semakin terbuka aperture
nya. Semakin tinggi nilainya maka semakin kecil aperture-nya.
Ini bekerja layaknya sebuah pupil pada mata manusia.saat
kamera diafragma terbuka maka cahaya akan masu, dan saat
sedikit tertutup maka cahaya hanya sedikit yang masuk.

Kita bisa menggunakan aperture kecil seperti f/1.8 untuk


membiarkan banyak cahaya masuk ke dalam kamera pada
situasi cahaya yang redup. Jika kita melakukan perekaman di
luar dengan cahaya yang banyak maka kita bisa mengatur
aperture dengan angka yang besar misalnya f/10 sehingga
membatasi terlalu banyak cahaya yang masuk ke kamera.

Aperture juga mengontrol kedalaman pemandangan. Untuk


mendapatkan latar belakang yang tak fokus maka kita bisa
mengatur aperture yang selebar mungkin misalnya f/1.8. Namun
jika kita ingin semua yang tertangkap tampak fokus maka perlu
aperture yang tertutup seperti f/22.

5. Kecepatan Shutter
Kecepatan shutter menunjukkan seberapa banyak waktu sensor
kamera terkena cahaya. Semakin lama shutter terbuka misalnya
1/30 dalam sedetik maka semakin banyak cahaya masuk
sehingga pergerakan akan lebih tidak jelas. Sedangkan semakin
cepat seperti 1/500 dalam sedetik maka semakin sedikit cahaya
akan masuk ke sensor, sehingga kita mampu menghentikan
pergerakan.

Jika kita ingin mengatur kecepatan shutter ini maka gunakan


aturan umum yaitu: kalikan dua dari frame rate. Jadi misalnya
jika kita merekam pada 24 fps maka shutter speednya harus
1/48, jika merekam pada 60fps maka shutter speednya harus
1/120.

Secara teknikal ini tidak banyak berpengaruh. Yang perlu


diprioritaskan yaitu pertama aperture, kedua ISO, dan baru
kemudian shutter.

6. White Balance dan Temperatur Warna


Sumber cahaya yang berbeda seperti cahaya lampu dan
matahari memiliki temperatur yang berbeda pula. White balance
memberikan informasi temperatur warna dari cahaya saat
proses perekaman. Cobalah cocokkan aturan white balance
dengan cahaya saat perekaman. Misalnya jika kita berada di luar
rungan dengan cahaya matahari maka gunakan icon matahari
yang tersedia. Jika kita merekam dengan menggunakan cahaya
lampu studio atau halogen maka gunakan icon lampu.

Kadang ada situasi saat kita melakukan perekaman dengan


cahaya yang bercampur. Misalnya merekam di studio namun
dengan tambahan cahaya dari jendela yang terbuka.
Percampuran tersebut misalnya memiliki temperatur warna
sekitar 4800 Kelvin. Pada situasi seperti ini maka kita pilih ikon K
dan mengaturnya sampai warna video rekaman tampak natural.

7. Mengganti Lensa Kamera


Jangan lupa bahwa kita bisa mengambil keuntungan dari adanya
variasi lensa kamera yang tersedia untuk kamera DSLR. Lensa
tersebut bisa memberikan efek yang berbeda pada hasil video
yang direkam. Camcorder konvensional biasanya memiliki lensa
yang menyatu namun terdapat kekurangan pada tampilan lebar.
Kita bisa menggunakan lensa dengan tipe berbeda seperti
fisheye atau super wide-angle untuk merekam pada area yang
luas. Atau kita bisa mencoba lensa yang dapat merekam
kedalaman dengan lensa 50mm f/1.8.

Seara umum kita dapat menghasilkan gambar yang baik dengan


lensa yang sudah tersedia. Kita akan mendapatkan gambar
yang lebih tajam, lebih cepat fokus, dan lain-lain. Kita bisa
mencoba lensa lainnya untuk mendapatkan hasil yang lebih
menantang, namun kita perlu mencoba terlebih dahulu sebelum
membeli agar nantinya benar-benar memang berguna.

8. Tripod dan Microphone Eksternal


Tripod diperlukan untuk proses perekaman yang lebih stabil.
Jadi kita perlu menggunakannya saat proses perekaman video.
Selain itu DSLR memiliki microphone yang tertanam di dalamnya
namun hanya bisa merekam mono track. Jadi jika kita ingin
merekam suara yang lebih jelas dari subyek rekaman maka
perlu microphone eksternal. Kebanyakan kamera DSLR saat ini
juga menyediakan fitur socket untuk stereo microphone.

Kesimpulan
Itulah beberapa tips untuk merekam video menggunakan
kamera DSLR. Saat ini ada berbagai pilihan kamera DSLR. Kita
bisa memilih kamera mana yang sesuai dengan kebutuhan serta
budget yang dimiliki. Kamera-kamera tersebut kadang memiliki
fitur yang berbeda namun pada dasarnya memiliki pengaturan
yang sama.
Bagi yang benar-benar ingin menggunakan kamera DSLR untuk
kepentingan video maka bisa memilih jenis kamera yang juga
memberikan hasil video yang maksimum. Beberapa kamera
DSLR terbaik untuk videografer antar lain Nikon D3300, Canon
EOS Rebel T5, Canon EOS 5D Mark III, Nikon D3200, Canon
EOS 6D, Nikon D5300, Sony A77 II, Canon EOS 80D, Nikon
D7000, dan Nikon D810.

Bagaimana Cara Pengambilan Video?


Dalam pengambilan gambar dan video dengan menggunakan
kamera mirrorless, aspek yang harus diperhatikan adalah ISO,
Shutter speed dan Aperture yang memungkinkan anda untuk
mengambil gambar secara manual.

Untuk menghasilkan rekaman video yang jernih, anda harus


mengabil gambar atau video dengan shutter speed pada angka
kisaran 1/1.000s-1/500s yang dapat kemudian anda sesuaikan
dengan kecepatan gerak dari objek yang anda rekam. Shutter
speed untuk kamera mirrorless tidak boleh di buat terlalu lambat,
karena hal ini akan mengakibatkan gambar yang blur dan tidak
jernih.

Apabila anda mengambil objek gambar dengan latar


pencahayaan yang kurang, maka akan berkemungkinan gambar
yang anda hasilkan akan underexposed, untuk menghindari ini
anda dapat menggunakan pencahayaan external dengan
menggunakan lampu. Namun, apabila anda tidak menggunakan
pencahayaan tambahan dalam pengambilan gambar, maka
satu-satunya cara yang dapat anda lakukan untuk menghasilkan
gambar yang fokus adalah dengan menggunakan aperture yang
besar kisaran f/8 – f/11. Aparture juga dapat anda seting untuk
menghasilkan vidoe atau gambar potrait dengan latar belakang
blur, caranya adalah dengan menggunakanaperture dengan
setting f/5.6 – f/1.4.
Untuk merekam video atau gambar dengan kamera mirrorless,
ISO terbaik adalah pilihan yang paling baik. Karena dengan Iso
kecil maka anda dapat mengkolaborasikan settingan kamera
dengan shutter speed yang cepat dan aperture yang besar.
Namun apabila anda menggunakan kamera mirrorless terbaru,
maka penggunaan ISO 6.400 sudah cukup baik untuk
menghasilkan foto dengan kualitas standar.

Secara teori cara kerja ISO, Shutter Speed dan Aperture bisa
dijelaskan seperti berikut. ISO pada kamera mirrorles akan
berfungsi untuk mengendalikan exposure, dengan kata lain ISO
menentukan sensitifitas kamera terhadap cahaya. Semakin
besar ISO yang anda gunakan, maka secara otomatis gambar
yang akan anda hasilkan akan semakin terang, namun demikan
efek samping penggunaan ISO yang besar adalah gambar yang
pudar dan noice yang banyak.

Di lain sisi, Aperture bertugas untuk mengkontrol besar kecilnya


bukaan cahaya pada kamera. Semakin kecil aparture yang
digunakan maka semakin besar bukaan cahaya yang dilakukan
oleh kamera. Sendangkan Shtter Speed menentukan kecepatan
kamera dalam pengambilan gambar. Shutter speed yang lama
akan mengakibatkan gambar yang diambil dengan kamera
mirrorles akan lebih terang dibanding dengan shutter speed
yang cepat, hal ini diakibatkan oleh shutter speed yang lama
akan menangkap cahaya lebih banyak dibandingkan dengan
shutter speed cepat. Penyesuaian ISO, Aperture, dan Sutter
Speed dalam pengambilan video akan menentukan kualitas
gambar yang akan anda hasilkan.

Meskipun terdapat beberapa kelemahan pada kamera


mirrorless, namun bukan berarti kamera ini tidak memiliki
performa yang baik, beberapa kamera mirrorless terbaru
menunjukan kualitas gambar yang jauh lebih baik, karena format
kamera telah disesuaikan dan disusun dengan lengkap sesuai
dengan kebutuhan penggunaknya. Hal manarik lainnya dari tipe
kamera ini adalah, bahwa sebagian besar kamera mirrorless
merupakan kamera yang memisahkan bagian lenda sengan
bagian body kamera, sehingga anda dapat mengganti tipe lensa
yang akan anda gunakan sesuai dengan kebutuhannya. Anda
tidak harus membeli kamera yang berbeda untuk keperluan yang
berbeda pula, karena dengan kamera mirrorless anda dapat
menggunakan satu kamera yang sama dengan fungsi dan tugas
yang berbeda-beda dengan hanya merubah tipe lena yang akan
anda gunakan.

Dari segi harga, kamera mirrorles juga cenderung lebih murah


sehingga akses untuk mengunakan kamera yang baik dengan
kualitas gambar yang tajam dapat dinikmati oleh banyak orang.
Jadi anda tidak perlu ragu utuk memilih kamera mirrorless
apabila anda ingin memiliki kamera fotografi dengan kualitas
maksimal.

Frame rate video adalah susunan gambar dalam jumlah tertentu


yang diurutkan dalam hitungan waktu satu detik sehingga
menciptakan ilusi gerakan nyata. Frame rate diukur dalam
satuan FPS (Frames Per Second) atau Frame Per Detik.
Semakin tinggi nilai FPS, maka semakin halus gambar yang
dihasilkan.

Anda mungkin juga menyukai