Anda di halaman 1dari 363

TEKNIK KAMERA

ELEKTRONIK
A. PENDAHULUAN

DIFINISI
Kamera adalah suatu perangkat keras yang
terdiri dari Sub Sistem Optics, Electronics dan
Mechanics untuk menghasilkan gambar, baik
Still maupun Motion Picture dari pantulan
obyek/ benda
B. PENGGUNAAN KAMERA
• Dari segi penggunaannya dapat dibagi
menjadi :
1. Kamera Photography
2. Kamera Film
3. Kamera Electronic
C. FUNGSI KAMERA
ELEKTRONIK

1. Fungsi Kamera
Pada hakekatnya fungsi utama dari suatu
kamera elektronik adalah :
Untuk merubah informasi optis (gambar)
menjadi gelombang-gelombang listrik (sinyal
video).
2. KAMERA VIDEO

• Pembentukan gambar melalui scanning


gambar
• Menggunakan Pic Up Tube maupun CCD dan
Electronics Circuit
• Menyimpan gambar pada media magnetic
Tape (Video Tape) ataupun Hard Disc
• Out Put langsung dapat dilihat
• Dilengkapi VTR dan Microphone
D. JENIS KAMERA ELECTRONIC
• Kamera ENG
• Kamera EFP
• Kamera Studio
E. OPERASIONAL
KAMERA ENG
1. Hand Held Camcorder
2. SHOULDER MOUNTED CAMCORDER
SHOULDER MOUNTED CAMCORDER

Contoh :
F. SISTEM KETEKNIKAN

• ANALOG
• DIGITAL
1. SISTEM ANALOG
• Dalam prosesnya (perekam sinyal) selalu
berdasarkan atas kontinuitas waktu.

• Signal analog mempunyai fungsi waktu dan


nilai kontinyu nilai//besarnya tidak terputus
2. Sistem Digital

• Dalam prosesnya hanya antara ada dan


tidak ada atau hanya ada angka 0 dan 1.
• Digital/ diskrit tidak ada nilai lain diantara
2 nilai
CONTOH : KAMERA ENG
GENERASI LAMA
1. KAMERA ENG
(Electronic News Gathering)

Adalah kamera elektronik yang


portable dilengkapi dengan alat
perekam (VTR) digunakan untuk
meliput berita.
Dan sekarang kamera ENG VTR
nya Intergrited dengan
Kameranya
Contoh:
Kamera ENG geresi baru (Camcorder Intergrited)
SONY
DSR PD 170
KAMERA ENG DENGAN
TRIPOD
2. KAMERA EFP
(Electronic Field Production)

• Kamera portable yang dipergunakan untuk


membuat suatu produksi acara televisi, di
lapangan/ luar studio.
• Dengan menggunakan lebih dari satu kamera
yang dilengkapi dengan Camera Control Unit
(CCU) dan alat pemadu gambar (Switcher)
3. KAMERA STUDIO
Kamera yang dipergunakan untuk mempro
duksi acara televisi khusus di dalam studio televisi.
Kamera ini dilengkapi dengan pedestal, remote
control untuk focus dan zoom terhubung dengan
kabel ke CCU, RCP, VTR dan Switcher
Adapun lensa kamera jenis ini menggunakan
lens box
KAMERA
P E D STUDIO
ESTAL

UP

STEERING
WHELL

DOWN
F. KLASIFIKASI KAMERA

BROADCAST
PROFESIONAL
HOME USE
G. BAGIAN-BAGIAN KAMERA

1. KAMERA ENG:
a. Head kamera
1. Lensa
2. Pic Up Tube/CCD
3. View Finder
b. Cam Corder/VTR
c. Battery
BAGIAN OPERASIONAL LENSA

Zoom Rocker switch


Return switch

Auto/Manual Iris switch Macro focus

Lens Hood

Zoom Extender
2. Camera EFP:
a. Camera Head
1. Lensa Kamera
2. Pick Up Tube/CCD
3. View Finder
b. Tripod/Pedestal/
c. Kabel Kamera
d. Proccessor terdiri dari :
1. Camera Control Unit
2. Remote Control Panel
e. Power Supply
f. Alat Ukur :
1. Picture Monitor
2. Wave form Monitor
3. Vector Scope
KAMERA STUDIO

1. Camera Head
a. Lensa Kamera
b. Pick Up Tube/CCD
c. View Finder
d. Tripod/Pedestal/Crane
2. Kabel kamera
3. Proccessor terdiri dari :
a. Camera Control Unit
b. Remote Control Panel
c. Amplifier dan Drive Unit
d. Power Supply
4. Alat Ukur :
a. Picture Monitor
b. Wave form Monitor
c. Vector Scope
CONTOH
BEBERAPA KAMERA ENG
SONY
DSR PD 170
SONY
HDV 1 ZP
SONY
VX 2100
PANASONICM
D 9000
SONY
BETACAM DVW 709
KAMERA STUDIO
TALLY CAMERA HEAD
LIGHT VIEW FINDER
LENSA

ZOOM
CONTROLL
STEERING
WHELL
STEERING
WHEEL
TRIPOD PEDESTAL
FOCUS PEDESTAL
FOCUS
CONTROL
CONTROL

DOLLY
DOLLY
EFP VAN & SNG VAN
KAMERA EFP & KONFIGURASI
WFM MON
EFP/STO CAMERA

CCU
COMPOSITE

TO VIDEO MIXER

COMPONENTS

RCP
KAMERA STUDIO & KONFIGURASI
WFM MON

CCU Video Output :


COMPOSITE

To Video Mixer

COMPONENTS

RCP
H. KATAGORI CAMERA

One Piece Camera


Two Piece Camera
1. ONE PIECE CAMERA
Camera elektronik dengan alat
perekam / camcordernya menyatu
(intergrated) dengan head Camera.
Camera yang di dirancang untuk
keperluan ENG, maupun produksi
hanya dengan single camera
2. TWO PIECE CAMERA
Kamera electronic yang dapat berfungsi
ganda ENG dan EFP. Cam Cordernya
dapat dipasang menyatu dengan head
cameranya (intergrated) berfungsi
sebagai kamera ENG, ataupun dilepas
cam cordernya dengan menambah cable
adaptor difungsikan sebagai EFP.
I. LENSA KAMERA

a. FUNGSI LENSA
b. JENIS-JENIS LENSA
LENSA KAMERA
1. Fungsi utamanya adalah:
Untuk memfokuskan obyek gambar yang
diambil oleh kamera televisi tepat ke
permukaan tabung pengambil gambar
(pick up tube) atau elemen CCD/CMOS
yang peka terhadap cahaya untuk
kemudian dirubah menjadi gelombang-
gelombang listrik (sinyal video).
Dengan demikian apabila focal lengthnya berubah akan
berpengaruh terhadap lensnya, ini berarti menyebabkan
ukuran gambarnya berubah dan perubahannya sesuai
dengan perubahan focal lengthnya.
Optical center

Kamera pic up tube

Focal
length
LENSA
OPERASIONAL LENSA ZOOM

(SELAMA OPERATION / SHOOTING)

ZOOM ROCKER SWITCH

IRIS

FOCUS ZOOM
LENSA KAMERA
• Jenis: Lensa Studio
(Box Lens)
Lensa ENG/EFP
(Portable Lens)
J. WHITE BALANCE

• Suatu titik dimana bila output encoder matrik


seimbang untuk keadaan penyinaran yang
sedang digunakan didalam pengambilan
gambar.
WHITE BALANCE
• Dilakukan untuk menyeimbangkan secara
proporsional perbandingan warna-warna
dasar antara Red, Green dan Blue, secara
automatis, sehingga dihasilkan satu titik
warna putih yang standar (tidak sakit di mata)
PENCAMPURAN SECARA ADDITIVE MIXING

30 % R + 59 % G + 11 % B = 100 % W
• Pengaturan White Balance ini dilakukan
dengan mengarahkan kamera televisi ke obyek
gambar putih dan mengatur rangkaian
amplifier pada masing-masing saluran
komponen warna hingga dihasilkan level sama
besar.
PENCAMPURAN WARNA
SECARA ADDITIVE

RED

BLUE
• Pengaturan White Balance ini dilakukan
dengan mengarahkan kamera televisi ke obyek
gambar putih dan mengatur rangkaian
amplifier pada masing-masing saluran
komponen warna hingga dihasilkan level sama
besar.
PECAMPURAN WARNA SECARA SUBTRACTIVE
(FILM)

CYAN BLUE
MAGENTA

BBLA
LAC
CK
K
GREEN RED

YELLOW

RED
CC FILTER
C C FILTER PRISMA BLO
PRISMA BLOCK
KUALITAS LENSA KAMERA YG BAIK
1. Banyaknya komponen dan elemen pada
lensa tsb.
2. Coating pada lensa tsb ( ada super coadted,
multi coated, sm coated)
3. Daya pisah
Semakin banyak coated, cahaya yang mengenai
lensa banyak dipantulkan, sehingga cahaya
yang mengenai film/ccd semakin sedikit
(berkurang)
Fungsi coating
1. Meningkatkan ketajaman gambar
2. Memperbaiki reproduksi gambar
3. Menghilangkan goes (bayangan double dari
samping)
4. Meningkatkankepekaan lensa (semakin sensitif)
5. Menghilangkan flat (pemencaran sinar terang)
Coating adalah suatu lapisan yang tipis dan
terdapat pada permukaan elemen lensa.
Semakin banyak lapisannya, hasilnya semakin
bagus.
Coating yang berlapis-lapis disebut super
coated/multi layer coated.
Dalam lensa terdapat 4 komponen :
- Satu komponen dapat 1 elemen
- Kalau padaa gambar adalah lensa zoom yang
dapat bergerak adalah elemen lensa tengah saja
- Apabila lensa tidak diberi pelapis hasil gambarnya
sseperti fox
- Apabila lensa kamera di arahkan ke mataa hari
terlalu lama, maka lapisan coating akan menjadi
leleh.
Untuk menjaga agar lensa kamera tidak menjadi
kotor makaa diberi lapisan filter :
1. Untuk mengamankan agar tidak kotor
2. Apabila terjadi rusak, hanya pada filternya
saja
3. Filter yang digunakan adalaah ultra violet in
filter/sky light filter
Jenis Lensa
1. Fix Focal Length
Lensa tunggal (wide, tele, normal)
2. Adjustable Focal Length
Mis: lensa zoom atau vario variable focal length.

Fokal length tidak sama dengan fix lens.


 Fix lens lensanya menyatu dengan body kamera.
 Interchangeable lens, copot sehingga kamera tersebut
dapat diganti-ganti lensanya
Depth of field (daerah fokus) dipengaruhi :
1. Bukaan iris / lens aperture.
Semakin besar bukaan irisnya maka ruang ketajqman
(Depth of Field nya semakin dangkal)/ f- number kecil
2. Jarak fokus (fo)
Semakin dekat jarak pengambilannya, maka depth of
fieldnya semakin besar.
3. View angle of the lens (sudut pandang lensa)
Semakin kecil/ pendek sudut pandaang lensanya,
maka semakin dangkal ndepth of fieldnya.
Cahaya tidak berpengaruh terhadap depth of
field.
Cahaya dapaat berpengaruh terhadap kesan
kedalaman.
Fungsi depth of filed
Efek pengambilan gambar yang menggunakan lensa wide
angle:
1. Bila obyek dari depan mendekati/ menjauhi kamera
mempunyai kesan bergerak sangat cepat.
2. Bila obyek bergerak diambil dari samping mempunyai
kesan sangat lambat.
3. Bila obyek diambil dari jarak dekat akan terjadi
distorsi.
4. Hasil gambar tidak sesuai dengan pandangan mata
(lebih kecil)
5. Cocok untuk gerakan kamera maju/mundur.
Maka lensa wide angle disebut juga
menjauhkan pandangan.
DOF nya dalam, untuk gambar yang bergerak
tetap fokus, karena ruang ketajamannya luas.
2. Lensa Narrow Angle
 Bila obyek dari depan mendekati/ menjauhi kamera
mempunyai kesan bergerak sangat cepat lambat.
 Bila gambar bergerak diambil dari samping mempunyai
kesan sangat cepat.
 Pengambilan dariu depan, kersannya jaraknya menjadi
pendek.
Terjadi distorsi perspektif kesan tele (sifat lensa tela) adalah
mendekatkan pandangan.
 Tidak cocok untuk gerakan kamera maju/mundur.
 Pengaturan fokusnya sangat kritis.
Semakin pendek focal length suatu lensa maka
lebih kecil pandangan suatu lensa tersebut
semakin lebar dan bertolak belakang, apabila
semakin pang focal length maka sudut
pandang lensa tersebut semakin kecil.
 Rumus :
Kekuatan cahaya adalah seper kwadrat jarak.
FRAMING (Pembingkaian) :
1. Verrtical Framing :
Pengambilan gambar langsung dari depan
obyek/frontal.
2. Horizontal Framing :
Pengambilan gambar dari sebelah samping obyek/
profil.
3. Frame cutting point :
Titik-titik pemotongan frame pada tubuh manusia.
4. Position of Subjects (pengaturan subyek)/komposisi
Komposisi : mengomposisikan subyek pada
komposisi yang tepat.
Mis : antara obyek dengan properti dll.
Ada 5 hal yang penting :
1. Head room
2. Vertical framing
3. Horizontal framing
4. Frame cutting point
5. Posisioning of subject
2. JENIS-JENIS LENSA CAMERA

1. Lensa Normal
2. Lensa Wide Angle :
3. Super Wide Angle (Fish Eye Lens)
4. Lensa Tele (Narrow Angle)
5. Lensa Zoom
3. BAGIAN-BAGIAN LENSA

LENS CUP
LENS HOOD
FOCUSING RING
ZOOM RING
IRIS RING
EXTENDER LENS
MACHRO LENS
4. VIEWFINDER KAMERA

EYEPIECE
CONTRAST
BRIGTHNESS
PEAKING
K. ALAT PENYANGGA
KAMERA

• Tripod
• Pedestal
• Crane
• Jimmy Jib
• Steadycam
• Body Brace
TRIPOD
FH 30 E
VELBON FX 781 VCT 1170 LIBEC T97
RM

BABY TRIPOD TH
650 DV
1. PEDESTAL

SONY D 35
KABEL ADAPTOR

UP

PEDESTAL

DOWN
PEDESTAL

UP

DOWN

Dolly
CAMERA
PEDE STUDIO
STAL

TALLY LIGHT

UP

STEERING
WHELL

DOWN
b. CRANE
UKURAN KECIL
± 4 METER

TERDAPAT DI STUDIO I
MMTC
CRANE – HAND CRANE

htahapary@tvri.co.id 28
GAMBAR
PORTAL JIP

BOOM CAMERA UP
CWB

STATIF ADAPTOR
MOUNTING

TRIPOD
DOWN
J I B
J I B
STEADYCAM
RIG CAMERA STABILIZIER
BRACE
L. PERGERAKAN KAMERA
PERGERAKAN KAMERA
DIBAGI MENJADI 3

a. PERGERAKAN LENSA KAMERA


- ZOOM IN
- ZOOM OUT
b. PERGERAKAN KEPALA KAMERA:
- TILT UP
- TILT DOWN
- PAN LEFT
- PAN RIGHT
c. PERGERAKAN BADAN KAMERA :
TRACK IN/ DOLLY IN
TRACK OUT/ DOLLY OUT
CRAB
ARCING/ SWING
T
PENGOPERASIAN ZOOM

(ZOOM IN & ZOOM OUT)


PERGERAKAN KEPALA KAMERA

1. TILTING

2. PANNING
Pan Left

KAMERA

Pan Right
PERGERAKAN BADAN KAMERA
1. TRACKING
2. CRAB/TRUCK
3. ARCING
ARC
Tilt Up

Tilt Down
Track In

T
Truck Out

TRACK IN/OUT
CRAB/ TRUCK RIGHT
• Mendorong tempat kedudukan kamera ke kanan (Crab right)
dan kekiri (Crab Left)

Crab left Crab ; move camera mount to camera left


CRAB LEFT

CRAB RIGHT

CRAB RIGHT : Move camera mount to camera right


10. Tempat Kedudukan
Kamera

• Tripod
• Pedestal
• Crane
• Hand held camera
- Body Brace
- Steadycam
JENIS TRIPOD ADA 2

1. Statis Tripod
2. Rolling Tripod
PEDESTAL

UP

DOWN
CRANE
• Suatu tempat kedudukan kamera berupa
kendaraan kecil (trolley) yang dilengkapi
dengan lengan-lengan katrol yang dapat dinaik
turunkan dengan ketinggian tertentu sesuai
yang diinginkan
Crane Up

T
Crane Down

CRANE UP/DOWN
TOUNGE RIGHT
• Menggerakkan lengan (lidah) crane ke arah
kanan juru kamera tanpa merubah arah
pengambilan gambar dan posisi crane itu
sendiri, jadi hanya menggerakkan lengan cran
saja
PERGERAKAN
TOUNGE
Tounge Left

CRANE

Tounge Right
DOLLY
CAMERA TRACKS
T
M.CAMERA
ANGLE
N. UKURAN GAMBAR/
TYPE SHOT
12. UKURAN GAMBAR
UKURAN GAMBAR

¾ SHOT/ MLS/
ECU VCU BCU CU MCU
MCU MS LS
CU KS FLS ELS

CU
KETERANGAN GAMBAR

• ECU = Extrem Close Up


• VCU = Very Close Up
• CU = Close Up
• BCU = Big Close Up
• MCU = Medium Close Up
• MS = Medium Shot
• ¾ S/KS=3/4 Shot/Knee Shot
• MLS = Medium Long Shot
• FS = Full Shot
• FLS = Full Long Shot
• LS = Long Shot
• ELS = Extreem Long Shot
CONTOH
UKURAN GAMBAR
1. Close Up (CU)
CLOSE UP
CLOSE UP
CLOSE UP TWO SHOT
CLOSE UP TWO PERSON
2. Medium Close Up
(MCU)
3. Medium Shot (MS)
MEDIUM TWO SHOT
MEDIUM THREE SHOT
4. Knee Shot (KS)
KNEE TWO SHOT
KNEE THREE SHOT
5. Long Shot (LS)
LONG SHOT
FULL SHOT
FULL SHOT
EXTREEM LONG SHOT (XLS)
6. Extreme Long Shot (ELS)
7. Big Close Up (BCU)
8. Extreme Close Up (ECU)
EXTREME CLOSE UP
BEBERAPA TYPE OF SHOT SIZE
SERING DIPAKAI UNTUK ORANG/PEMAIN

1. EXTREEM CLOSE UP (XCU)


9. Very Close Up (VCU)
2. VERY CLOSE UP (VCU) – Face Shot
OVER SHOULDER SHOT
(OSS)/ Back Shot
GROUP SHOT (GS)
GOLDEN MEAN

1/3
1/2
1/3

1/2
1/3

Untuk mencapai Golden mean, maka pusat lensa sedikit dibawah dari garis
mata
GOLDEN MEAN

POSISI MATA

Mata sebagai pusat golden mean, karena melihat artis yang pertama tama
kita lihat/perhatian adalah dibagian mata
APLIKASI THE RULE OF THIRDS 1
(THE GOLDEN MEAN)
HEAD ROOM
APLIKASI THE RULE OF THIRDS (1)
THE RULE OF THIRDS
(THE GOLDEN MEAN)
APLIKASI THE RULE OF THIRDS 2
(THE GOLDEN MEAN)
APLIKASI THE RULE OF THIRDS 3
(THE GOLDEN MEAN)
ILUSI KEDALAMAN GAMBAR (1)
ILUSI KEDALAMAN GAMBAR (2)
ILUSI KEDALAMAN GAMBAR 3
(OVER SHOULDER SHOT)
HEAD ROOM
Rung kosong diatas
kepala hingga ditepi
atas frame layar
monitor
NOSE ROOM / LOOKING ROOM (1)
(RUANG ARAH PANDANG)
NOSE ROOM / LOOKING ROOM (2)
WALKING ROOM
(RUANG ARAH BERJALAN)
P. SILHUETTE
Suatu frame gambar (out line) yang terlihat
hitam dari suatu gambar yang dilihat
menentang cahaya matahari
P. CAMERA POSITION
CAMERA POSITION
CAMERA POSITION 1
(ONE POINT POSITION )CAMERA

PROFIL SHOT
FULL FACE SHOT
CAMERA POSITION 2
TWO POINT PERSPECTIVE
CAMERA POSITION 3
THREE POINT PERSPECTIVE
TWO POINT PERSPECTIVE
(3/4 FACE SHOT)
HORIZONTAL FRAMING
VERTICAL FRAMING
GROUP SHOT
(GS)
Suatu jenis pengambilan gbr yang meng
utamakan suatu kelompok orang sebagai
obyek gambarnya. Group Shot disebut juga
dengan Group View (GV)
O. PEDOMAN FRAMING
• LOOKING ROOM
• HEAD ROOM
• WALKING ROOM
• FRAME SIDE
• FRAME SUBYEK PLACE
• BACK GROUND
• FOREGROUND
• MIDLEGROUND
• TRANSMITION LOSS
P. OPERASIONAL
Pengecekan awal antara lain
a. Pita
b. Battery
c. Focus
d. Exposure
e. Color Temperature Correction Filter Position
f. White Balance
g. Gain
h. Shutter
i. Time Code
j. Adjust of Audio Recordinng Level
• Pengaturan White Balance ini dilakukan
dengan mengarahkan kamera televisi ke obyek
gambar putih dan mengatur rangkaian
amplifier pada masing-masing saluran
komponen warna hingga dihasilkan level sama
besar.
CROSS SHOT
Cross shot juga disebut over shoulder shot
cross shot disingkat dengan x-shot
ESTABILISHING SHOT

Suatu pengambiilan gambar dengan menggu


nakan sudut pengambilan gambar yang besar
(wide shot) yang biasanya dimunculkan pada
awal suatu adegan cerita untuk
memperlihatkan hubungan dari suatu hal
secara terperinci yang akan ditunjukkan pada
gambar-gambar berikut nya secara jelas
dengan pengambilan dekat, agar tidak
membingungkan penonton tv ketika melihat
gambar-gambar tersebut
EXTREME CLOSE UP

Pengambilan gambar sebesar mungkin,


misalnya gambar mata, mulut dll.
FULL SHOT

Suatu pengambilan kamera terhadap obyek


gbr yg meliputi (termasuk juga) semua sifat-
sifat gambar dan lingkungannya yg tampak di
dlm adegan tsb.
GROUP SHOT
(GS)
Suatu jenis pengambilan gbr yang meng
utamakan suatu kelompok orang sebagai
obyek gambarnya. Group Shot disebut juga
dengan Group View (GV)
HIGH SHOT/AERIAL SHOT

Suatu jenis pengambilan gambar dari atas


KEY SHOT

Satu atau beberapa pengambilan gambar yang


oleh pengarah acara (sutradara) dianggap
penting di dalam menggambar kan suatu
cerita atau hal-hal tertentu pada suatu
produksi acara tv atau film
HIGH AND LOW ANGLE
CAMERA
ANGLE
MEDIUM SHOT

SUATU JENIS PENGAMBILAN GAMBAR YANG


MENUNJUKKAN GAMBAR ORANG DARI
PINGGANG KE ATAS.
MEDIUM CLOSE UP
• Suatu pengambilan gambar orang yang
nampak kan kepala, bahu dan bagian atas
dada orang hingga memenuhi bingkai
MID SHOT

SUATU PENGAMBILAN GAMBAR MEDIUM


SHOT.
KNEE SHOT
(KS) / ¾ LS
• Suatu jenis pengambilan gambar yang di
batasi dari lutut ke atas
MEDIUM LONG SHOT
(MLS)
SUATU JENIS PENGAMBILAN GAMBAR DARI
LUTUT KE ATAS.
PENGAMBILAN GAMBAR SEMACAM INI JUGA
DISEBUT KNEE SHOT
OVER SHOULDER SHOT

Suatu teknik pengambilan gambar, dimana


obyek gambar utama di ambil dari arah
belakang kepala orang lain yang berhadapan
dengan obyek gambar utama, sehingga bahu
orang tadi kelihatan sebagai gamar latar
depar.
Jenis pengambilan gambar seperti ini disebut
juga cross shot
LONG SHOT
Suatu jenis pengambilan gambar dari jarak
yang cukup jauh hingga seluruh pemandangan
dapat ditampilkan semua di dalam gambar
yang disingkat L/S
VERY LONG SHOT
(VLS)

Suatu pengambilan gambar yang mencakup


suatu daerah pengambilan gambar yang
sanngat lebar, dimana obyek gambar utama
berada jauh dari kamera dan hanya
menempati kurang dari setengah bingkai
MIRROR SHOT

Suatu teknik pengambilan gambar dengan


menggunakan cermin baik untuk menambah
sudut pengambilan gambar, atau untuk
memperpanjang jarak pengambilan , atau
dapat juga untuk mempertinggi pengambilan
gambar.
POINT OF VIEW SHOT

Suatu pengambilan gambar dengan


mengambil suatu titik pandang yang
menonjolkan sikap, sifat atau pendapat obyek
gambar pada suatu adegan gambar
Misal : Suatu obyek langsung diambil
Close Up/ sebaliknya
REACTION SHOT

Biasanya berupa pengambilan gambar yang


menonjol secara close up yang khusus
dimaksudkan untuk menunjukkan reaksi
pengisi acara dalam suatu dialog atau kejadian
sesuatu pada suatu adegan.
RE STABLISHING SHOT

Serupa dengan estabilishing shot kecuali


bagian-bagian gambar yang menunjukkan
kembali gambar yang baru saja muncul pada
adegan atau babak sebelumnya sebagian
untuk mengingat penonton
TIGHT SHOT

Suatu pengambilan gambar yang di atur


sedemikian rupa hingga hanya tepat pada
batas sis-sisi gambar utama saja tampak di
layar gambar
SILHUETTE
Suatu frame gambar (out line) yang terlihat
hitam dari suatu gambar yang dilihat
menentang cahaya matahari
CAMERA POSITION
CAMERA POSITION 1
(ONE POINT POSITION )CAMERA

PROFIL SHOT
FULL FACE SHOT
VERTICAL FRAMING
TWO SHOT

Suatu teknik pengambilan gambar yang


menunjukkan gambar dua orang di
layar/bingkai gambar.
CAMERA POSITION 2
TWO POINT PERSPECTIVE
CAMERA POSITION 3
THREE POINT PERSPECTIVE
TWO POINT PERSPECTIVE
(3/4 FACE SHOT)
HORIZONTAL FRAMING
Q. SHUTTER
• Digunakan untuk menagkap obyek yang
bergerak cepat atau lebih dari 1/50 detik
R. GAIN
• Fasilitas yang digunakan untuk menambah atau
meningkatkan besaran level sinyal video, akibat dari
minimnya cahaya yang ditangkap oleh kamera. Gain
Standardnya dari Low (L)/ 0 dB Medium (M)/ 9 dB
dan High (H)/18 dB
• Digunakan untuk mengambil obyek gambar dengan
cahaya yang rendah/ minim atau kurang dari 0 dB
PERGERAKAN KAMERA
ADA 3 MACAM

1. PERGERAKAN LENSA KAMERA


2. PERGERAKAN KEPALA KAMERA :
3. PERGERAKAN BADAN KAMERA :
2. PERGERAKAN KEPALA KAMERA :

- Pan Right
- Pan Left
- Tilt Up
- Tilt Down
1. PERGERAKAN LENSA KAMERA

- Zoom In
- Zoom Out
3. PERGERAKAN BADAN KAMERA :

- Track In/Dolly In
- Track Out/Dolly Out
- Crab
- Arcing/Swing
WIDE SHOT

Suatu pengambilan gambar di mana obyek


gambar utama kelihatan jauh dari kamera dan
hanya menempati seluruh bagian penting dari
suatu bingkai gambar
FOCAL LENGTH

Jarak antara permukaan (camera tube target


dengan titik tengah optic lensa pada saat
lensa berada pada posisi fokus infinity.
LENSA KAMERA

Banyak orang berpendapat bahwa dengan


menggunakan Lensa zoom akan mempermudah
karasteristik dasar-dasar lensa sehingga dapat
menghasilkan penayangan suatu acara
Tetapi pendapat tersebut belum tentu benar, karena
kita harus mengetahui acara sebaik-baiknya.
Kita dapat meninjaunya dari 2 aspek :
1. Focal Length
2. Jarak/ Distance
Pada kamera elektronik bayangan gambar akan jatuh
pada tabung pic up tube, sedangkan pada kamera
film akan jatuh pada emulsi film.
Contoh :
Sebuah lensa dirubah focal lengthnya sampai dua kali
lebih besar, misalnya dari 150 mm menjadi 300 mm,
akibatnya subyek kelihatan 2 kali lebih besar di layar
televisi ini disebabkan lens anglenya berubah,
perubahan lens anglenya sebesar setengah ukuran
lens angle sebelumnya, misalnya 6º ke 3º
Dengan demikian apabila focal lengthnya berubah akan
berpengaruh terhadap lensnya, ini berarti menyebabkan
ukuran gambarnya berubah dan perubahannya sesuai
dengan perubahan focal lengthnya.
Optical center

Kamera pic up tube

Focal
length
• LENS ANGLE
Layar televisi mempunyai aspek ratio 4 : 3, sehingga
sudut vertikalnya ¾ sudut horisontalnya.
Sudut pandang yang diambil lensa ditentukan oleh
focal length dan luas
Penampang tabung camera yang dipergunakan, pada
jarak tertentu kalau menggunakan focal length
ukuran panjang, akan menghasilkan gambar yang
lebih dekat, karena sudut pandang lensa semakin
sempit. Demikian sebaliknya apabila kita gunakan
focal length yang lebih pendek , gambar yang
dihasilkan akan lebih jauh.
SUDUT PENGAMBILAN GAMBAR

Adalah sudut yang dibentuk oleh diagonal bidang


gambar, terhadap pertengahan bidang gambar, yang
terbentuk pada tabung kamera/emulsi film. Biasanya
pada acara-acara yang dibuat dengan film, lensa
dinyatakan dengan focal length, sedangkan acara-
acara di dalam studio TV/ yang menggunakan kamera
elektronik, lensa dinyatakan dengan besarnya sudut
pengambilan gambar.
Seperti halnya pada mata manusia, setiap
lensa mempunyai sudut pengambilan gambar
atas penglihatan tertentu dan menurut
penelitian, mata manusia mempunyai sudut
pandang normal antara 20º-25º, tetapi jika
dikehendaki dapat mencapai antara 47º-50º,
sedangkan untuk detailnya dapat mencapai
1,5º
Berdasarkan perbandingan tersebut,
ditentukan Karakteristik lensa sbb:
• Wide Angle (sudut pandang yang lebar)
• Normal Angle
• Narrow Angle (tele) sudut pandang yang
sempit
• Zooming
• Wide Angle Lens (sudut 35º-50º).
Kamera film f =12mm-17 mm (untuk film 16 mm
standar TV) .

Dikatakan wide angle lens, apabila mempunyai sudut


pengambilan gambar lebih lebar dari sudut pandang
mata manusia (dalam keadaan normal)
Pengambilan gambar dengan lensa wide angle
akan menimbulkan adanya kesan : Depth
(kedalaman) dan obyek yang letaknya dekat
dengan lensa akan terlihat sangat besar,
sedang yang jauh terlihat lebih kecil.
Apabila terjadi pergerakan obyek
menuju/menjauhi lensa terasa lebih cepat,
sedangkan pergerakan obyek kesamping akan
terasa lebih lambat
LENSA WIDE ANGLE

35º-50º
KAMERA

Lensa : Wide Angle


NORMAL ANGLE

• Sudut pandang normal, mempunyai sudut


pengambilan gambar antara 20º-30º pada kamera
film 25 mm-50 mm
• Sudut pengambilan gambarnya kira-kira sama
dengan sudut pandang mata manusia
• Memberikan perspektif yang normal dan
memberikan gambar yang lebih wajar
• Lensa jenis ini sering digunakan untuk wawancara
LENSA NARROW ANGLE

• Tele lens atau sudut pandang sempit


• Mempunyai sudut penglihatan antara 5º-15º
• Film f = 90 mm -120 mm
• Sudut pengambiilan gambar lebih sempit dari
sudut mata manusia
• Gambar yang dihasilkan seolah-olah tidak
menimbulkan adanya Depth/kedalaman,
pergerakan obyek menuju/menjauhi lensa
tidak terasa. Sedangkan pergerakan kearah
samping terasa sangat cepat.
Dengan lensa narrow angle akan sulit
melakukan pergerakan kamera baik
tracking/panning karena goyangan sedikit saja
tampak jelas
Pergerakan pada waktu zoom in/out adalah
perubahan dari sudut pengambilan gambar dari
lensa namun perspektifnya tidak berubah,
sehingga kadang-kadang hasilnya kurang wajar
dan untuk mengatasi hal tersebut dapat di lakukan
baik dengan panning/tilt up/tilt down pada waktu
melakukan zooming.
LENSA NARROW ANGLE

5º-15º
FILM KAMERA 16 mm
90-120 mm
LENSA ZOOM

Lensa yang mempunyai sudut


pengambilannya dapat berubah-ubah
mulai dari yang paling lebar (wide angle)
sampai sudut yang paling sempit (narrow
angle) dan sebaliknya, sehingga
menimbulkan kesan/efek seolah-olah
kamera tersebut mendekati obyek pada
waktu zoom in/menjauhi obyek pada waktu
zoom out.
• Film 16 mm,
• f =12 -120 mm

5º 5º

24º
50º

Lensa zoom dapat dijelaskan menurut ratio 5º-50º atau 50º


to 5º = 10 :1 zoom
12 mm to 120 mm = 10:1 zoom
C. TEKNIK FRAMING

• Framing (Pembingkaian) :
Adalah cara memasukkan gambar pada area layar
monitor gambar dengan benar.
Teknik Framing dapat ditinjau dari 2 hal:
1. Focal Length
2. Jarak / Distance
Yang penting dalam tiap pengambilan gambar dari CU
sampai dengan LS harus ada head roomnya
TEKNIK FRAMING
• HEAD ROOM
• HORIZONTAL FRAMING
• VERTICAL FRAMING
• POSISIONING OF SUBJECT
• FRAME CUTTING POINT
HEAD ROOM
• Ruangan antara bagian atas dari suatu obyek
gambar yang sedang diambil gambarnya
dengan sisi atas batas bingkai (frame) gambar
JARAK/ DISTANCE
• Adalah jarak antara kamera dengan obyek
gambar. Semakin dekat obyek dengan kamera,
maka area yang dapat diambil oleh kamera
lebih sedikit dan gambar lebih luas, maka
hasilnya gambar lebih kecil ukurannya.
Dari kedua gambar diatas ukurannya sama
dengan menggunakan kamera satu yang
menggunakan f nya panjang tetapi jaraknya
jauh dan kamera lainnya menggunakan f
pendek dengan jaraknya yang dekat
PEDOMAN FRAMING
• LOOKING ROOM
• HEAD ROOM
• WALKING ROOM
• FRAME SIDE
• FRAME SUBYEK PLACE
• BACK GROUND
• FOREGROUND
• MIDLEGROUND
• TRANSMITION LOSS
HORIZONTAL FRAMING
• Pengambilan gambar dari sebelah samping
obyek atau profil
VERTICAL FRAMING

• Pengambilan gambar langsung dari depan


obyek atau frontal
FRAME CUTING POINTS
• Titik-titik pemotongan frame pada tubuh
manusia.
• CU, Knee Shot ( ¾ Shot) dll.
POSISIONING OF SUBJECT

Mengatur subyek pada komposisi yang tepat


meliputi 5 hal:
a. Head Room,
b. Horizontal Framing,
c. Vertical Framing,
d. Frame Cuting Point,
e. Posisioning Of Subject
ELEMEN VISUAL
MASSA
GARIS
NADA
KEDALAMAN
KEDALAMAN
Adalah suatu teknik pengambilan gambar
dengan memanfaatkan elemen dekor, properti
maupun benda-benda disekitar lokasi
shooting di luar studio untuk menciptakan
keindahan dan membuat kesan megah,
agung, perspektif tiga dimensi.
KOMPOSISI GAMBAR
• POSISI MATA
• TRANSMISION LOSS
• KOMPOSISI SEGI TIGA
• FOREGROUND, BACKGROUND,MIDLEGROUND
POSISI MATA
Posisi pengambilan gambar/ Camera angle
dapat dibagi menjadi :
1. High Angle
2. Normal Angle
3. Low Angle
4. Aerial Angle
HIGH ANGLE
• Teknik pengambilan gambar, sudut pandang
kamera berada lebih tinggi dari posisi mata
artis.
• Efek yang timbul pada gambar adalah artis
nampak menunduk, lebih kecil.
• Secara filosofi artis yang diambil dengan
posisi low angle untuk membuat kesan
keadaan tertekan/ kurang berwibawa.
HIGH ANGLE
Sudut pandang kamera, berada lebih tinggi
dari posisi mata artis.
Efek pada gambar adalah terkesan artis
menjadi pendek dan menunduk.
Secara filosofi artis terlihat kecil kurang
berwibawa
NORMAL ANGLE
Sudut pengambilan gambar, posisi kamera
ketinggiannya sama dengan mata artis lurus
dari depan.
Posisi demikian ini juga disebut Straight angle/
Normal level.
Sudut pengambilan demikian ini biasa
digunakan untuk acara informasi dan
khususnya untuk pembaca berita
LOW ANGLE
Sudut pengambilan gambar , posisi ketinggiannya
kamera di bawah mata artis.
Efek pada gambar yang timbul adalah artis akan
kelihatan lebih besar.
Untuk benda yang terletak tegak lurus terletak di
sebelah kiri/ kanan titik pusat, maka dibagian atas
akan condong menyempit.
• Secara filosofi
Membuat kesan artis tersebut lebih
berwibawa/ agung, apabila kemudian
dihubungkan dengan gambar yang diambil
dengan High angle.
TRANSMITION LOSS
Gambar yang dipancarkan terpotong
10 %, maka dalam pengambilan gambar harus
diperhitungkan agar head room, nouse room,
looking room terlihat tepat masuk dalam
frame tidak ada bagian yang terpotong.
KOMPOSISI SEGI TIGA
• Suatu teknik pengambilan gambar dalam
suatu kelompok artis, dipilih beberapa artis
masuk dalam frame dengan posisi segi tiga.
• Tujuannya adalah untuk menciptakan gambar
yang harmonis dengan menghilangkan bagian-
bagian yang tampak kosong.
MIDLE GROUND
• Suatu teknik pengambilan gambar dengan
memanfaatkan atau meletakkan benda/
properti di tengah antara artis agar tidak
terlihat kosong.
• Tujuannya adalah untuk menciptakan gambar
yang menarik dan memperindah suasana
dalam suatu adegan.
FOREGROUND
• Suatu teknik pengambilan gambar dengan
memadukan / memanfaatkan benda lain
didepan obyek utamanya ( ranting, daun,
pohon, bunga, rumput dll) dengan cara
mengurangi bagian-bagian yang nampak
kosong dalam frame. Tujuannya adalah untuk
meningkatkan unsur kedalaman gambar.
BACK GROUND
• Suatu teknik pengambilan gambar dengan
memanfaatkan benda/ properti yang terletak
dibelakang artis.
• Tujuannya adalah untuk mendukung suasana
dan keindahan gambar dalam suatu scine
yang sedang berlangsung
BACK GROUND
Istilah back ground (BG) dalam broadcasting:
1. Susunan dekorasi atau tata panggung yang
diletakkan dibelakang pengisi acara atau
aktor.
2. Obyek gambar atau sekelompok orang/
pengisi acara yang berada di belakang
obyek gambar di latar depan bagi suatu
kamera
3. Setiap suara yang berada dibelakang suara
utama untuk menekankan adegan gambar yang
sedang ditampilkan
BEBERAPA MACAM
BACK GROUND
1. Background Action
2. Background Film
3. Background Light
4. Background Music
5. Background Noises
6. Background Plate
GAMBAR

Pergerakan Badan Kamera


Contoh Garis Imajiner

salah

Benar
PERBEDAAN TRACKING DAN ZOOMING

Tracking
1. TEKNIS : a. Kamera bergerak maju/mundur
b. Focus gambar mudah terjaga
2. Perspektif : Berubah
3. Gambar yg dihasilkan : Lebih hidup/wajar

Zooming
1. Teknis : a. Lensa yang bergerak maju/mundur
b. Focus sulit dikendalikan
2. Perspektif : tetap
3. Gambar yang dihasilkan : a. Kurang wajar/kurang baik
b. Kurang hidup
ZOMING
1. Teknis :a. Lensa yang
bergeramaju/mundur
b. Focus sulit dikendali-
kan
2. Perspektif : tetap

3. Gambar yang : a. kurang wajar/ kurang baik


dihasilkan: b. kurang hidup
TRACKING
1. TEKNIS : a. Kamera bergerak
maju/mundur
b. Focus gambar mudah
terjaga

2. Perspektif : Berubah

3. Gambar yg dihasilkan : Lebih hidup/wajar


SETTING KAMERA ACARA TINJU
(2 BUAH)

1 2 ± 10 FEET
ACARA SOFT BALL (3 BUAH)

3 2 HOME PLATE (LANGSUNG)


YG LAIN DISAMPING
2
SEPAK BOLA 4 BUAH

A B

1 3

4
ACARA ATLETIK 3 ATAU 4

OPTIONAL 3 2 1

3 4
ACARA BASKET (3 BUAH)

2 1

3
ACARA TENIS LAPANGAN (2 ATAU 3 )

2 HIGH 1
COLOR BAR
1 . WHITE 5. PINK
2. YELLOW 6. RED
3. CYAN 7. BLUE
4. GREEN 8. BLACK
JENIS LENSA
1. Fix Focal Length, lensa tunggal (wide, tele,
normal)
2. Adjudttable Focal Length ( misal : lensa
zoom/ vario variable focal length
FOCAL LENGTH
FIX LENGTH

• Focal length berbeda dengan Fix Length


• Fix Length:
Lensa menyatu dengan body kamera
• interchangeable lens :
Lensa dapat dilepas, sehingga kamera dapat
diganti-ganti lensanya
DEPTH OF FIELD
Adalah daerah fokus atau medan yang fokus
Depth Of Field dipengaruhi oleh :
1. Bukaan Iris/ Lens Aperture
Semakin besar bukaan irisnya maka
ruang ketajaman depth of fieldnya
semakin dangkal
f number lebih kecil
DEPTH OF FIELD

Fungsinya untuk membuat out focus back


ground, kalau back ground tersebut tidak
sesuai dengan obyeknya
Framing
Memasukkan gambar pada area gambar
dengan benar
a. Focal length dari lensa yang digunakan
semakin panjang f nya, maka semakin
sempit area gambarnya dan gambar
yang dihasilkan semakin besar. Semakin
pendek f nya, maka gambar semakin luas
dan obyek gambar semakin kecil
b. Jarak/ Distance
Yaitu jarak antara kamera dengan obyek
gambar, semakin dekat obyek dengan
kamera maka area yang dapat diambil oleh
kamera lebih sedikit dan gambar menjadi lebih
besar ukurannya.
Apabila obyek lebih jauh dari kamera area
gambar lebih luas dan hasilnya gambar lebih
kecil ukurannya
EXPORSURE
1. Untuk film berarti jumlah cahaya yang mengenai
emulsi film
2. Sedang pada televisi adalah pengaruh cahaya yang
mengenai bagian tabung pengambil gambar yang
peka terhadap cahaya (target)
Besarnya pencahayaan ini diatur dengan merubah
intensitas cahaya yang menyinari obyek gambar
atau dengan me
B. F STOP (LENS APERTURE) ?

1.4, 2.0, 2.8, 4.0, 5.6, 8, 11, 16, 22


<=== more light ~ less light==>
IRIS / DIAPHRAGMA
C. DEPTH OF FIELD ?
DEPTH OF FIELD (DOF)
LESS DOF LESS DOF

MORE DOF
DEPTH OF FIELD (DOF) suatu object/
benda/area, ditentukan oleh 3 faktor:

A. FOCAL LENGTH
DEPTH OF FIELD

B. F STOP / IRIS.
DEPTH OF FIELD

C. CAMERA DISTANCE TO OBJECT.


LENSA ZOOM
• Kamera TV menggunakan Compound Lens (Lensa
Gabungan) yaitu : Zoom Lens, Lensa yang Focal
length (Fl) bervariasi.
Misalnya : Lensa Fl 8mm - 160mm adalah lensa yang
Fl-nya dapat diubah dari 8mm (wide) sampai dengan
160mm (tele).
• Zoom Rationya = 20 x
BAGIAN OPERASIONAL LENSA
Zoom Rocker switch Return switch

Auto/Manual Iris switch Macro focus

Lens Hood

Zoom Extender
OPERASIONAL LENSA ZOOM
(SELAMA OPERATION / SHOOTING)

ZOOM ROCKER SWITCH

IRIS

FOCUS ZOOM
PENGOPERASIAN LENSA

1. FOCUS (Gambar tajam & jelas)


2. PENGOPERASIAN ZOOM

(ZOOM IN & ZOOM OUT)


3. PENGOPERASIAN IRIS

(Diaphragma / F Stop)
CAMERA HEAD/CAMERA BODY
C C FILTER PRISMA BLOCK
BAGIAN UTAMA CAMERA HEAD

• C C & N D FILTER
• PRISMA BLOCK
• C C D IMAGE SENSOR
• A/D & D/A CONVERTER
• VIDEO AMPLIFIER
• PROCESSOR
•MATRIX
•ENCODER
• SYNCH & BAR GEN :
SPEKTRUM CAHAYA

Cahaya termasuk dalam jenis gelombang


Electromagnetic yang mempunyai spektrum dari
Infrared, Red, Orange, Yellow, Green, Cyan, Blue, sampai
Ultraviolet. Infrared dan Ultraviolet tidak terlihat oleh
mata manusia
COLOR TEMPERATUR

Salah satu karakteristik cahaya adalah


Colour Temperatur (suhu temperatur
warna yang terkandung dalam cahaya
tersebut) dengan satuan Derajat
Kelvin ( K).
Pencahayaan yg digunakan untuk shooting
diluar studio/outdoor bisa bervariasi/berbeda
Color temperaturnya seiring dengan
perputaran bumi.
Standard Color temperatur cahaya untuk
Kamera TV adalah :
3000 – 3200 derajat Kelvin.
Diperlukan CC Filter untuk merubah color
temperatur cahaya yang masuk ke kamera
menjadi mendekati standard 3000 -
32000K,(Lihat tabel)
COLOUR TEMPERATURE
LIGHT SOURCES COLOUR
TEMPERATURE
(Kelvins)

Candle 1,930
Sunlight at sunset 1,900 - 2,400
Domestic tungsten light bulbs 2,600 - 2,900
TV studio tungsten lighting (2000 Watts) 3,200
TV studio tun gsten lighting (5000 Watts) 3,380
Sunrise, Sunset 2,000 -3,000
Fluorescent tube 4,800
Noonday sun 5,000 - 5,600
HMI and MSR lights 5600
In shade ( light only from hazy sky) 7,500 - 8,400
In shade ( light only from Blue sky) 12,000 - 20,000
COLOUR CONVERSION (CC) FILTER
(Terdapat pada Prof: & Broadcast Camera)
FILTER COLOUR TEMP WHEN DO I USE IT
POSITION

FILTER 1 3,200 K Use in Tungsten light,


Sunrise, Sunset, and
at night
FILTER 2 5,600K + 1/4 ND for bright daylight 1/4 ND

FILTER 3 5,600 K for daylight (Cloudy or


Rainy)
FILTER 4 5,600 K + for very bright daylight
1/16 ND 1/16 ND
COLOR CONVERSION FILTER
N D (NEUTRAL DENSITY) Filter
INTENSITAS CAHAYA
• Intensitas cahaya (kuat penerangan) diukur dalam
satuan Lux (Lx) atau satuan Foot-candle (ft-cd), alat
ukurnya disebut Lux meter/Light meter
• 1 Lx = 10,76 ft-cd

Intensitas cahaya Matahari & Lampu:


• Siang hari / Matahari : 32.000 – 100.000
• Studio TV / Lampu : 1000 - 1500 Lux
• Penerangan Kantor : 400 Lux
• Cahaya Bulan : 1 Lux
PRISMA BLOCK & CCD

CC Filter
PRINSIP KERJA KAMERA VIDEO

Objek yg diambil R
kamera

Gambar dipermukaan
CCD Signal Video
Output CCD
PRINSIP KERJA KAMERA VIDEO
CCVS (Color Composite Video Signal)

Composite
(CCVS)

Luminance (Y)

Chrominance (C)
PENGATURAN WHITE BALANCE
2-3 m
• FILTER
•KERTAS WARNA PUTIH
• PERMUKAAN RATA
• JARAK 2 – 3 METER
• POSISI DITEMPAT
CAHAYA YANG TERANG

REDISH BLUISH NORMAL


AUTOMATIC WHITE BALANCE
BATTERY
• Jenis-jenis :
– NiCd (Nickel Cadmium)
– NiMH (Nickel Metal Hydride)
– Li-Ion (Lithium Ion)
• Capacity, 3AH (Ampere Hour)
• Voltage, 12V (10 cell) & 14,4V (12 cell)
– 12V range 10 – 14 volt
– 14,4V range 12 – 17 volt
• Nominal Capasity,
12 V X 3 AH = 36 Watt Hours
14,4V X 3AH = 43,2 Watt Hours
POWER CONSUMPSION
• Kamera DV Canon XL 2 = 15 Watts
• Battery Capacity 36 WH
Operation time = 36WH : 15W = 2 Hours,24 min
• Ultralight, 20W
• Kamera + Lampu = 15 W + 20 W = 35 W
Operation time = 36WH : 35W = 1 Hours, +

• Kapasitas besar, battery semakin berat, tapi biasanya


diperlukan supaya berat kamera menjadi seimbang
antara depan dan belakang.
PROSEDUR PENGOPERASIAN

- Insert Battery
- Switch Power ON
- Lakukan Black & White Balance
- Check input Sound & Level
- Arahkan Kamera ke Object
- Atur Focus hingga object jelas
- Aturlah Shot Size yang diinginkan
- Kamera siap Roll / Taping / Rekam
SHOOTING INDOOR/STUDIO

KAMERA
SHOOTING OUTDOOR / OB
PRINSIP
PENGAMBILAN GAMBAR

Asumsikan bahwa
Kamera seolah-olah
mewakili mata penonton
untuk melihat suatu
adegan di lokasi peristiwa
TAMPILAN GAMBAR
SEBELUM REKAMAN/TAPING
PASTIKAN OBJECT DALAM KEADAAN :
* FOCUS
* TERANG TAMPAK ALAMIAH
* WARNA TAMPAK ALAMIAH
* STABIL / TIDAK GOYANG
PRINSIP PENGAMBILAN GAMBAR
A. CONTINUITY OF DIRECTION 1
PRINSIP PENGAMBILAN GAMBAR
A. CONTINUITY OF DIRECTION 2
PRINSIP PENGAMBILAN GAMBAR
C. CONTINUITY OF COLOR 1
PRINSIP PENGAMBILAN GAMBAR
B. CONTINUITY OF ACTION 1
TRUCK/CRAB (CRAB RIGHT)
JIB UP & JIB DOWN
IMAGINARY LINE / CROSSING LINE
Contoh 1 : 3 Shot CONTINUITY
HINDARI SHOT DIBAWAH INI
(TONAL MERGERS)
DIMENSIONAL MERGERS
(JUXTA POSITION 1)
DIMENSIONAL MERGERS
(JUXTA POSITION 2)
WAVE FORM MONIITOR
1. Level
2. Pedestal Black Balance
3. White Balance Iris

Pedestal dan Iris, untuk membentuk color


Balance
KESALAHAN WARNA
• Kesalahan warna itu tidak disatukan satu titik
disebut abrasi chromatis.
• Cara mengatasinya adalah digunakan lensa
gabungan cembung, cekung, cembung,
cekung sehingga terjadi / disatukan satu titik
ABRASI SPERIS
• Tidak semua lensa dapat menghasilkan focus
pada semua bidang gambar
• Tidak selamanya focus kamera itu sama
Cara mengatasinya :
Di kamera terjadi abrasi Speris maka diberi
lapisan dengan lens coating
BUKAAN DIAPHRAGMA
• 1,9/50 , adalah indek diaphragma yang paling besar
yang dapat dicapai oleh lensa tersebut
• 50 focal length lensa
• Diaphragma : 1,4 , 2, 2,8, 4, 5,6, 8, 11,16, 22, 32, 44
disebut f stop ( bukaan diaphragma/ Iris).
• Semakin besar mili meternya, lensa tele
• Semakin kecil mili meternya, lensa wide angle
• Semakin kecil mili meternya lebih besar pengambilan
gambarnya semakin lebar
• ½, 1/1, ½ …… 1/2000, membuka 1 per x detik
dalam membuka diaphragma
• B 1, ½, ¼, 1/8, 1/15, 1/30 …. 1/1000
B maksudnya stater tersebut akan menyala
B. 1, ½, ¼, 1/8,16 1/15,
11 1/30,8 1/60,
5,61/120,
4 1/250,

1/500, 1/1000

2,8 1,4
• Dalam menggunakan kamera film yang harus
diperhatikan :
1. Kecepatan / speed
2. Diaphragma/ Iris
3. Asa
4. D light/ tungstend
5. Kalau f nya kecil depth of fieldnya sempit
• Apabila dalam ruangan dengan lampu
tungstend maka harus digunakan film
tungstend
• Apabila digunakan day light maka harus diberi
filter Day Light (biru) sehingga gambarnya
tidak redish
• Day light, cahaya biru sehingga filmnya peka
terhadap merah
HINDARI PENGAMBILAN GAMBAR/SHOT DIBAWAH INI
(TONAL MERGERS)
Tipe Kaset Kamera Video

C. Kaset VHS
Media rekam yang berformat analog ini sudah jarang
di pasaran, bentuk fisik kaset besar, beda dengan VHS-
C yang bentuk fisiknya kecil tapi kualitas gambar tetap
rendah dengan resolusi tertinggi 240 garis/mm. Lalu
muncul S-VHS bentuk fisik besar namun kualitas
gambar lebih bagus.
Tipe Kaset,,,,

2. Kaset Hi-8
Bentuknya agak kecil dan lebih kompak, namun handal
dibandingkan VHS meskipun masih berformat analog.
Resolusinya lumayan, sekitar 400 garis/mm. Hasil kualitas
gambarnya lebih halus. Beberapa kamera video analog
masih memakai format ini.
Tipe Kaset,,,,

3. Kaset Digital-8
Formatnya sudah digital dan mampu menghasilkan gambar
berkualitas tinggi dengan resolusi 500 garis/mm. Beberapa
model camcorder memfasilitasi konfersi analog ke digital-8,
dapat merekam format video analog 8 mm dan Hi-8. Durasi
kaset analog (Hi-8) yang tadinya 120 menit bisa tinggal 60
menit saja.
Tipe Kaset,,,,

4. Kaset Mini DV
Kebanyakan camcorder kelas konsumen memakai jenis Mini
DV dengan format rekam video DV. Kualitas gambarnya
terbilang bagus dengan resolusi gambar di atas 500 garis/mm.
Beberapa camcorder sudah menyediakan konversi analog ke
digital mulai dari yang Standard Home Use (untuk kelas
pemula) sampai kelas professional. Bila ingin memaksimalkan
hasil produksi rekaman bisa melakukan penyuntingan di
computer di mana banyak pilihan piranti keras dan lunak serta
varian efek-efek pendukung produksi.
Tipe Kaset,,,,

5. Mini DVD-R dan DVD-RAM


Dapat menyimpan langsung DVD dalam format video MPEG-2
berkualitas tinggi dengan resolusi horizontal 500 garis/mm ke
atas tergantung model kamera videonya. Keuntungan selesai
merekam hasilnya dapat langsung diputar pada DVD player
Tipe Kaset,,,,

6. Memory Stick, SD-Card, MMC, dan xD Picture Card

Berbagai jenis kartu memori perekam ini umumnya dijumpai


pada kamera video dengan kemampuan merekam gambar
diam walaupun sekarang sudah dikembangkan untuk gambar-
gambar bergerak. Keunggulannya adalah dapat dipakai
berulang kali tanpa mengalami penurunan kualitas. Hanya
saja, harganya relative lebih mahal.
Tipe Kaset,,,,

7. Kaset DVC PRO


Kamera dan kaset ini dikembangkan oleh Panasonic,
kualitasnya untuk standar Broadcasting. Ukuran pita hampir
sama dengan kaset video Hi-8.
Tipe Kaset,,,,

8. Kaset Betacam SP dan Digital Betacam


Bentuk fisik dan ukuran pitanya sama persis, hanya yang
membedakan kualitas pita perekam yang ada di dalamnya.
Betacam SP masih menggunakan format analog,
sementara Digital Betacam sudah menggunakan format
digital dan banyak digunakan untuk pembuatan film-film
atau iklan.
D. Merawat Camcorder
• Sebaiknya kamera disimpan pada almari dengan suhu sekitar 18-
20ºC.
• Bila dimasukkan tas jangan lupa diberi Silicagel untuk
mengurangi kelembaban yang mengakibatkan jamur
• Jika jarang digunakan, sebaiknya dipanasi untuk menghindari
komponen elektronik dalam kelembaban dan mekanik agar tidak
macet
• Perlu diperhatikan apabila membawa camcorder dari tempat
yang berhawa dingin ke tempat yang berhawa panas. Perubahan
suhu mendadak bisa memunculkan embun pada head drum yang
mengakibatkan pita lengket dan berat untuk berputar, bahkan
macet. Solusinya jangan dipaksakan untuk mengoperasikan
terus, biarkan camcorder selama 15-20 menit dengan pintu kaset
pada posisi terbuka dan pita dikeluarkan bila ingin cepat
digunakan kembali sinari dengan lampu secukupnya
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN SAAT PRODUKSI
DENGAN SINGLE CAMERA

• Dalam pengambilan gambar di lapangan usahakan


untuk membuat stock shot sebanyak-banyaknya untuk
memudahkan saat melakukan editing.
• Dalam pengambilan gambar harus terencana dengan
baik, agar terjadi kesinambungan antar gambar
sehingga sambungan gambar enak dilihat dan tidak
terkesan jumping.
– Apabila gambar sebelumnya gambar bergerak ke kanan,
maka gambar berikutnya juga harus bergerak ke kanan.
Demikian juga sebaliknya.
– Apabila gambar diawali dengan posisi close-up atau long
shot, maka sebaiknya gambar diakhiri dengan close-up atau
long shot juga.
– Setelah itu diikuti dengan gambar-gambar stand atau kamera
pada posisi statis.
• Apabila melakukan pengambilan gambar secara
subjective shot, maka harus diikuti dengan pengambilan
gambar secara objective shot atas objek yang sama,
misalnya:
• Pengambilan gambar dari kereta kuda, harus dilanjutkan dengan
pengambilan gambar atas berjalannya kereta kuda itu sendiri, agar
didapat informasi yang lengkap di mana kereta kuda tersebut
berada dan gambar bisa diedit dengan baik. (Yang harus
diperhatikan adalah screen direction, agar tidak terjadi jumping
pada sambungan antar gambar)

• Cara pengambilan gambar suatu adegan sehingga mendapatkan


banyak shot:
– Buat master shot dari awal sampai akhir adegan tersebut dalam posisi
tetap.
– Adegan diulang persis sama dan diambil dengan sudut kamera yang
berbeda secara variatif.
– Buat master shot adegan tersebut, tetapi kamera juga melakukan
pengambilan gambar misalnya dari LS ke CU,CU ke MS, MS ke BCU,
dst. Pengambilan gambar pergantiannya dilakukan secara cepat.
• Apabila adegan tidak bisa diulang dan harus
mempergunakan 2 kamera maka prinsip
pengambilannya sama.
• Untuk master shot, pengambilan gambar sebaiknya
menggunakan tripod kamera sehingga mendapatkan
gambar yang stabil dan memudahkan saat editing.
• Untuk mendapatkan gambar yang baik dan terlihat
artistic, maka peran penata cahaya dan penempatan
lighting harus mempertimbangkan aspek pencahayaan
yang ditimbulkan.

Anda mungkin juga menyukai