Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENCEGAHAN INFEKSI

NOSOKOMIAL DI RUANG ANGGREK RUMAH SAKIT ABDUL WAHAB


SJAHRANIE SAMARINDA

OLEH :

WINDA RESTU ANGGRAINI

16.11.4066.E.A.0072

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM KALIMANTAN TIMUR

AKADEMI KEPERAWATAN YARSI SAMARINDA

2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Pencegahan Infeksi Nosokomial di ruang anggrek

Sasaran : Keluarga dan Pasien

Tempat : Ruang Anggrek

Hari / Tanggal : Sabtu, 13 Juli 2019

Waktu : Pukul 10.00-10.30 (1 x 30 menit)

A. Latar Belakang Masalah

Infeksi nosokomial adalah infeksi yang terjadi di rumah sakit. Resiko


infeksi nosocomial selain terjadi pada pasien yang di rawat di rumah sakit
dan tenaga medis, dapat juga terjadi pada keluarga yang menunggui pasien
selama di rumah sakit ataupun pengunjun pasien. Pengetahuan tentang
pencegahan infeksi dirasa sangat perlu diberikan kepada keluarga pasien
yang sehari-hari berkontak langsung dengan sumber penularan infeksi baik
keluarga yang dirawat ataupun juga daripasien lainnya. Infeksi nosokomial
adalah infeksi yang diperoleh atau terjadi di rumah sakit (Darmadi,2008).
Infeksi nosokomial dikenal pertama kali pada tahun 1847 oleh Samwelweis
dan hingga saat ini merupakan salah satu penyebab meningkatnya angka
kesakitan (morbidity) dan angka kematian (mortality) di rumah sakit,
sehingga dapat menjadi masalah kesehatan baru, baik di negara berkembang
maupun di negara maju.

Beberapa kejadian infeksi nosokomial mungkin tidak menyebabkan


kematian pada pasien, akan tetapi ini menjadi penyebab penting pasien
dirawat lebih lama di Rumah Sakit.

Menurut Pendapat Ahli (dikutip dari Kompas, 2009). Infeksi nosokomial


menyebabkan 1,5 juta kematian setiap hari di seluruh dunia, 8,7% pasien RS
menderita infeksi selama menjalani perawatan di RS. Pada penelitian
Wardana dan Acang, terjadinya infeksi nosokomial sebesar 18,46% pada
pasien yang dirawat di ruang gawat penyakit dalam RSUP M.Jamil Padang.
Infeksi nosokomial juga dapat dilihat dari banyaknya pengunjung yang
sering bolak-balik keruangan sehingga meningkatkan resiko penularan
infeksi nosokomial. Banyaknya barang- barang yang ditumpuk disudut
ruangan juga dapat menjadi tempat yang nyaman bagi bakteriataupun
nyamuk untuk bersarang sehingganya perlu upaya untuk mencegah
terjadinyainfeksi nosokomial.

Selama ini paparan terhadap informasi yang diberikan kepada keluarga


pasien ataupun pengunjung lainnya terhadap penularan infeksi ataupun
pencegahannya masih belum optimal, untuk itu dirasa diperlukan suatu
penyuluhan dengan tema khusus membahastentang infeksi nosokomial.

A. Tujuan

1. Tujuan instruksional Umum

Setelah dilakukan proses penyuluhan kesehatan selama ± 30 menit


diharapkan pasien dan keluarga atau penunggu pasien mengetahui dan
memahami tentang mencegah penularan sekaligus menghindari infeksi
Nosokomial selama berada di Rumah sakit.

2. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan, pasien dan keluarga


diharapkan mampu:

a. Menjelaskan pengertian dari infeksi nosokomial

b. Menjelaskan cara penularan infeksi nosokomial

c. Menjelaskan cara pencegahan infeksi nosokomial dengan enam


langkah mencuci tangan
d. Menjelaskan cara pencegahan infeksi nosokomial dengan menerapkan
etika batuk

e. Menjelaskan cara pencegahan infeksi nosokomial dengan penataan


lingkungan

f. Menjelaskan dan mendemonstrasikan enam langkah cara mencuci


tangan.

B. Pelaksanaan Kegiatan

1. Topik

Enam langkah mencuci tangan, penerapan etika batuk, dan pentaan


lingkungan.

2. Metode

Ceramah, demonstrasi dan diskusi/tanya jawab

3. Media

Leaflet

4. Waktu dan Tempat

Hari/tanggal : Sabtu, 13 Juli 2019

Waktu : 10.00-10.30 WIB

Tempat : Ruang Anggrek

C. Materi Penyuluhan

a. Menjelaskan pengertian dari infeksi nosokomial

b. Menjelaskan cara penularan infeksi nosokomial


c.Menjelaskan cara pencegahan infeksi nosokomial dengan enam langkah
mencucitangan

d. Menjelaskan cara pencegahan infeksi nosokomial dengan menerapkan


etika batuk

e. Menjelaskan cara pencegahan infeksi nosokomial dengan penataan


lingkungan

f. Menjelaskan dan mendemonstrasikan enam langkah cara mencuci tangan.

D. Kegiatan Penyuluhan

1. Pembukaan : 5 menit

Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.

Memperkenalkan diri, Menjelaskan tujuan dari penyuluhan

Menyebutkan materi yang akan diberikan Kontrak waktu Menjawab


salam Mendengarkan Memperhatikan Ceramah

2. Pelaksanaan : 15 menit

Menggali pengetahuan pasien tentang pengertian infeksi nosokomial

Memberikan reinforcement positif

Menjelaskan pengertian infeksi nosocomial Menjelaskan cara


penularan infeksi nosokomial

Menjelaskan cara pencegahan infeksi nosokomial dengan enam


langkah mencuci tangan

Menjelaskan cara pencegahan infeksi nosokomial dengan


menerapkan etika batuk

Menjelaskan cara pencegahan

Memperhatikan dan menjawab pertanyaan yang diajukan


Memperhatikan Ceramah infeksi nosokomial dengan penataan
lingkungan

Menjelaskan dan mendemonstrasikan enamlangkah mencuci tangan

3. Terminasi : 10 menit

Evaluasi : Menanyakan kepada peserta tentang pengertian infeksi


nosokomial, cara penularan infeksi nosokomial, cara pencegahan
infeksi nosokomial, demonstrasi mencuci tangan.

Memberikan reinforcement kepada peserta yang dapat menjawab


pertanyaaan

Terminasi : Mengucapkan terimakasih atas peran serta peserta.


Mengucapkan salam penutup. Menjawab pertanyaan. Memperhatikan.
Mendengarkan. Menjawab salam. Diskusi. Ceramah.

F. Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur·

Peserta hadir ditempat penyuluhan· Penyelenggaraan penyuluhan


dilaksanakan di ruang pertemuan Pengorganisasian penyelenggaraan
penyuluhan dilakukan sebelumnya

2. Evaluasi Proses.
Peserta antusias terhadap materi penyuluhan. Tidak ada peserta yang
meninggalkan tempat penyuluhan. Peserta mengajukan pertanyaan dan
menjawab pertanyaan secara benar

3. Menerapkan Etika Batuk Yang Benar

a. Pengertian Batuk

Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh di saluran pernapasan


dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi di
tenggorokan karena adanya lendir, gumpalan darah dan benda asing.
Batuk tidak hanya

bertujuan untuk mengeluarkan lendir maupun benda asing tetapi juga


disebabkan oleh iritasi jalannafas (Djojodibroto, 2012).

b. Kebiasaan batuk yang salah.

a. Tidak menutup mulut saat batuk atau bersin di tempat umum.

b. Tidak mencuci tangan setelah digunakan untuk menutup mulut


atau hidung saat batuk.

c. Membuang ludah sudah batuk disembarang tempat.

d. Membuang atau meletakkan tissue yang sudah dipakai disembarang


tempat.

e. Tidak menggunakan masker saat flu atau batuk

c. Etika Batuk

Alat:

a. Tissue, Kain Lap

b. Sabun dan air

c. Gel pembersih tangan (Handscrub)


Langkah-langkah

1) Tutup hidung dan mulut denganm Menggunakan tisu/saputangan


Segera buang tissue yang sudah dipakai ke dalam tempat sampah.

2) Cuci tangan dengan menggunakan air bersih dan sabun atau


pencuci tangan berbasis alkohol.

3) Gunakan masker

d. Pembuangan ludah dan dahak yang benar

Alat :

a. Kaleng atau wadah tertutup/pot sputum

b. air sabun / karbol atau lisol

Prosedur :

1) Isi kaleng/ wadah tertutup/pot sputum dengan cairan sabun / karbol


atau lisol.

2)Meludah pada kaleng/ wadah tertutup/pot sputum

3) Tutup wadah dengan rapat setelah batuk

4) Buang dahak kelobang wc atau timbun dalam tanah ditempat


yang jauh keramaian.

5) Cuci tempat penampungan dahak dan cuci tangan

3. Penataan Lingkungan

a. Merapikan barang-barang yang berserakan dan menumpuk di dalam


ruangan, karena akan menimbulkan tempat yang nyaman untuk
bersarangnnya nyamuk. Barang-barang pasien dimasukkan semua ke
dalam lemari pasien dan tidak ada yang menumpuk diluaratau sudut
ruangan.
b. Buang sampah atau segala hal yang dihasilkan oleh penderita pada
tempatnya, seperti air ludah atau muntahan punya tempat tersendiri dan
langsung dibuang ditempatsampah khusus yang disediakan RS.

c. Tidak membolehkan anak dibaeah usia 12 tahun berkunjung ke


rumah sakit. Dikarenakan Anak-anak mudah terserang penyakit. Anak-
anak rentan terhadap infeksi karena daya tahan tubuhnya yang lebih
rendah dibandingkan dengan orang dewasa.

d. Membatasi pengunjung yang menjenguk pasien di rumah sakit,


karena akan menimbulkan ruangan yang sesak, masuk dengan
membawa kuman dari luar rumah sakit.

DAFTAR PUSTAKA

Ditjen PP & PL. (2013). Buku Krida Pengendalian Penyakit Ditjen Pp & Pl .
diakses tanggal 26desember 2013 melalui www.pppl.depkes.go.id

Djojodibroto,R,.D.(2012). Respirologi. Jakarta : EGC.


Gegtries. (2010). Konsep etika batuk. diakses tanggal 26 desember
2013 melalui http://gegtriee.wordpress.com/2010/10/02/etika-batuk/
Potter&Perry.(2005). Fundamental Keperawatan.Jakarta:EGC

Tjay, T.H & Rahardja K. (2007). Obat-obat penting: khasiat, penggunaan


dan efek-efek sampingnya. Jakarta : Elex Media Komputindo

Anda mungkin juga menyukai