Anda di halaman 1dari 9

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MANAJEMEN NYERI

Disusun Oleh:

Nama : Meta Utari

NIM :16.11.4066.E.A.0058

Ruangan : Angsoka

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM KALIMANTAN TIMUR

AKADEMI KEPERAWATAN YARSI

SAMARINDA

2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Pembahasan : Manajemen Nyeri

Sasaran : Klien dan Keluarga

Hari/ tanggal : Sabtu, 22 Juni 2019

Waktu : 30 menit

Tempat : Ruang Angsoka

Penyuluh : Meta Utari

A. Analisis Situasi
Nyeri adalah rasa tidak nyaman. Rasa nyeri merupakan stressor yang dapat
menimbulkan stress dan ketegangan dimana individu dapat berespon secara
biologis dan peilaku yang menimbulkan respon fisik dan psikis. Respon fisik
meliputi perubahan keadaan umum wajah, denyut nadi, pernafasan, suhu
badan, dan sikap badan menurut Corwin (dalam Ayudianningsih 2009:2)
Pemberian analgesic dan pemberian narkotika untuk menghilangkan nyeri
tidak terlalu dianjurkan karena dapat mengaburkan diagnosa menurut
Sjamsuhidajat (dalam Ayudianningsih 2009:2). Perawat berperan dalam
mengidentifikasi kebutuhan pasien dan membantu serta menolong pasien
dalam memenuhi kebutuhan tersebut termasuk dalam manajemen Nyeri.
Secara garis besar manajemen nyeri ada 2 manajemen yaitu Manajmen
Farmakologi dan Non Farmakologi. Manajemen nyeri dengan melakuian
teknik relaksasi merupakan eksternal yang mempengaruhi respon internal
individual.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan Rasa Nyaman dengan nyeri
2. Hipertermia berhubungan dengan penyakit
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Setelah dilakukan penyuluhan kepada klien dan keluarga, diharapkan
dapat melakukan teknik mengatasi nyeri.
2. Tujuan khusus
Setelah dilakukan penyuluham diharapkan:
a) Mengetahui tentang pentingnya teknik relaksasi nyeri
b) Diharapkan nyeri dapat redah dengan teknik relaksasi nyeri
D. Isi Materi
Terlampirkan
E. Metode
Diskusi (Kontak Personal)
F. Media
Leaflet
G. Kegiatan
NO WAKTU KEGIATAN KEGIATAN
PENYULUHAN KLIEN/KELUARGA
1. Pembukaan  Mengucapkan salam  Menjawab salam
(5 menit)  Menyampaikan tujuan  mendengarkan
2. Inti  Memberikan  Mendengarkan &
(15 menit) pengetahuan teknik memperhatikan
relaksasi nyeri
 Memberikan contoh
relaksasi nyeri
3. Penutup  Tanya jawab  Mengajukan
(10 menit)  Evaluasi pertanyaan
 Menyimpulkan hasil  Menjawab salam
penyuluhan
 Menutup penyuluhan
dengan salam
H. Evaluasi
Metode evaluasi : Tanya jawab dan penutup salam
LAPIRAN PENYULUHAN
TEKNIK MENGATASI NYERI
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan dan teknologi. Tak
luputnjuga kemajuan ilmu dibidang kesehatan dan semakin canggihnya
teknologi banyak pula ditemukan berbagai macam teori baru, penyakit baru
dan bagaimana pengobatannya. Manajemen nyeri merupakan salah satu cara
yang digunakan dibidang kesehatan untuk mengatasi nyeri dan dialami oleh
pasien.
Rasa nyeri merupakan stressor yang dapat menimbulkan stress dan
ketegangan dimana individu dapat berespon secara biologis dan peilaku yang
menimbulkan respon fisik dan psikis. Respon fisik meliputi perubahan
keadaan umum wajah, denyut nadi, pernafasan, suhu badan, dan sikap badan
menurut Corwin (dalam Ayudianningsih 2009:2)
Pemberian analgesic dan pemberian narkotika untuk menghilangkan nyeri
tidak terlalu dianjurkan karena dapat mengaburkan diagnosa menurut
Sjamsuhidajat (dalam Ayudianningsih 2009:2). Perawat berperan dalam
mengidentifikasi kebutuhan pasien dan membantu serta menolong pasien
dalam memenuhi kebutuhan tersebut termasuk dalam manajemen Nyeri.
Secara garis besar manajemen nyeri ada 2 manajemen yaitu Manajmen
Farmakologi dan Non Farmakologi. Manajemen nyeri dengan melakuian
teknik relaksasi merupakan eksternal yang mempengaruhi respon internal
individual.
Manajemen nyeri dengan mengatasi nyeri terbagi 4 macam, yaitu:
distraksi, relaksasi, pemijatan, dan kompres.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah dari latar belakang dapat di rumuskan yaitu
“bagaimana pengetahuan klien & keluarga tentang teknik mengatasi nyeri”

1.3 Tujuan penulisan


a. Tujuan umum
Setelah mengikuti penyuluhan kesehatan diharapakan klien & keluarga
dapat menerapakan teknik mengatasi nyeri.
b. Tujuan khusus
Setelah melakukan penyuluhan diharapkan klien & keluarga mampu:
 Melakukan teknik mengatasi nyeri, saat nyeri timbul.
 Klien mampu mengontrol nyeri hingga nyeri meredah.
BAB 2
TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Teknik Mengatasi Nyeri


Rasa nyeri merupakan stressor yang dapat menimbulkan stress dan
ketegangan dimana individu dapat berespon secara biologis dan peilaku yang
menimbulkan respon fisik dan psikis. Respon fisik meliputi perubahan
keadaan umum wajah, denyut nadi, pernafasan, suhu badan, dan sikap badan
menurut Corwin (dalam Ayudianningsih 2009:2)
Teknik mengatasi Nyeri merupakan manajemen non farmakologi untuk
meredahkan ketika nyeri timbul. Manajemen nyeri dengan tindakan mengatasi
nyeri mencangkup teknik distrasi, relaksasi, pemijitan, dan kompres.
2.2 Faktor yang mempengaruhi nyeri menurut Darmayanti, dkk 2010:9), yaitu:
1. Usia
Usia merupakan variable yang penting yang mempengaruhi nyeri
khususnya anak-anak sampai lansia. Pada kognitif tidak mampu
mengingat penjelasan tentang nyeri atau mengasosiasikan nyeri sebagai
pengalaman yang dapat terjadi di berbagai situasi. Nyeri bukan merupakan
bagian dari proses penuaan yang tidak dapat dihindari, karena lansai telah
hidup lama mereka kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami kondisi
yang menyertai nyeri.
2. Jenis kelamin
Secara umum pria dan wanita tidak berbeda secara bermakna dalam
respon terhadap nyeri. Toleransi nyeri sejak lama telah menjadi subjek
penelitian yang melibatkan pria dan wanita.
3. Kebudayaan
Keyakinan dan nila-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi
nyeri. Ada perbedaan makna dan sikap yang dikaitkan dengan nyeri
dikaitkan dengan nyeri diberbagai kelompok budaya.
4. Makna nyeri
Makna seseorang yang berikatan dengan nyeri mempengaruhi pengalaman
nyeri dan cara seseorang beradaptasi terhadap nyeri.
5. Dukungan keluarga dan social
Faktor lain yang bermakna mempengaruhi respon nyeri adalah kehadiran
orang-orang terdekat klien dan bagaimana sikap mereka terhadap klien.
2.3 Teknik mengatasi nyeri
1) Distraksi
Distraksi adalah suatu metode untuk menghilkang nyeri dengan cara
mengalihkan perhatian pasien pada hal-hal lain sehingga pasien akan lupa
terhadap nyeri yang dialami.
Teknik distraksi :
a. Bernapas secara pelan-pelan
b. Mendengarkan lagu sambil menggerakan jari
c. Menton TV
2) Relaksasi
Ada 3 hal utama yang harus diperhatikan dalam teknik relaksasi, yaitu:
a. Posisi pasien yang tepat
b. Pikiran beristirahat
c. Lingkungan yang tenang
3) Pemijitan
Tujuan :
a. Mengurangi ketegangan otot
b. Meningkatan relaksasi fisik dam psikologis
c. Mengkaji kondisi kulit
d. Meningkatan sirkulasi/peredaran darah.
4) Kompres
Kompres menggunakan air hangat di daerah sekitar nyeri untuk meredakan
nyeri.
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Teknik mengatasi Nyeri tanpa menggunakan obat-oabatan adalah
manajemen non farmakologi untuk meredahkan ketika nyeri timbul.
Manajemen nyeri dengan tindakan mengatasi nyeri mencangkup teknik
distrasi, relaksasi, pemijitan, dan kompres
3.2 Saran
Cara mengatasi nyeri dengan cara non farmakologi digunakan saat nyeri
mudah atau masih tingkat yang sedang, jika teknik ini tidak berhasil dapat
ditingkatan dengan pemberian analgesik.
Daftar Pustaka

Ayusianningsih, Novarizki, G. 2009. Pengaruh teknik relaksasi nafas


dalam terhadap penurunan tingkat nyeri pada pasien pasca operasi fraktur femur
di rumah sakit karma utama Surakarta.

Darmayanti, Ni Luh, dkk. 2010. Satuan acara penyuluhan “manajemen


nyeri pada luka post operasi”

Anda mungkin juga menyukai