Anda di halaman 1dari 7

BAB X

GANGGUAN NAPAS PADA BAYI BARU LAHIR

Batasan

Gangguan napas pada bayi bayi baru lahir (BBL) adalah keadaan bayi yang
sebelumnya normal atau bayi dengan asfiksia yang sudah dilakukan resusitasi dan
berhasil, tetapi beberapa saat kemudian mengalami gangguan napas, biasanya mengalami
masalah sebagai berikut :

 Frekuensi napas bayi lebih 60 kali/menit, mungkin menunjukkan satu atau lebih
tanda tambahan gangguan napas.
 Frekuensi napas bayi kurang 40 kali/menit.
 Bayi dengan sianosis sentral (biru pada lidah dan bibir). Bayi apnu (napas berhenti
lebih 20 detik).

Prinsip Dasar

 Gangguan napas merupakan salah satu kegawatan perinatal yang dapat memberi
dampak buruk bagi BBL yaitu kematian atau bila dapat bertahan hidup dengan
gejala sisa atau sekuele
 Bila terjadi apnu, ini merupakan salah satu Tanda Bahaya atau "Danger Sign"
yang harus segera ditangani di manapun BBL tersebut berada
 Gangguan napas dapat diakibatkan oleh banyak faktor penyebab, namun
penanganan awal kegawatannya yang merupakan hal yang sangat penting

Tujuan Umum

Setelah mempelajari bab dan mengikuti pelatihan ini, diharapkan peserta


mengetahui dan mampu :

 Menjelaskan tentang gangguan napas dan faktor penyebab gangguan napas


 Melaksanakan manajemen gangguan napas ringan dan sedang pada BBL
Tujuan Khusus

Setelah mengikuti pelatihan ini, maka diharapkan peserta :

 Mengetahui dan mampu menjelaskan tentang penyebab gangguan napas


 Mampu melaksanakan manajemen gangguan napas ringan dan sedang pada BBL,
dengan cara :
- Menjaga patensi jalan napas
- Memberikan terapi oksigen
- Melakukan resusitasi bila diperlukan

Penyebab Gangguan Napas

 Kelainan paru: pneumonia


 Kelainan jantung : penyakit jantung bawaan , disfungsi miokardium
 Kelainan susunan syaraf pusat akibat : asfiksia, perdarahan otak
 Kelainan metabolik : hipoglikemia, asidosis metabolik
 Kelainan Bedah : pneumotoraks, fistel trakheoesofageal, hernia diafragmatika
 Kelainan lain: sindrom aspirasi mekonium, transient tachypnea of the
newborn,penyakit membran hialin
Bila menurut masa gestasi, penyebab gangguan napas adalah sebagai betikut :
 Penyakit Membran Hialin
 Pneumonia.
 Asfiksia
 Kelainan atau Malformasi Kongenital

Pada Bayi Cukup Bulan :

 Sindrom Aspirasi Mekonium


 Pneumonia
 Transient Tachypnea of the Newborn
 Asidosis
 Kelainan atau Malformasi Kongenital

Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan atas : anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang.

Anamnesis

 Waktu timbulnya gangguan napas


 Usia kehamilan
 Pengobatan steroid antenatal
 Faktor predisposisi: Ketuban Pecah Dini (KPD), demam pada ibu sebelum persalinan
 Riwayat asfiksia dan persalinan dengan tindakan
 Riwayat aspirasi

Pemeriksaan Fisis
Gambaran Klinis Gangguan Napas
Gangguan napas merupakan sindrom klinis yang terdiri dari kumpulan gejala sebagaiberikut :
 Frekuensi napas bayi lebih 60 kali/menit atau frekuensi napas bayi kurang 40 kali/menit
dan rnungkin menunjukkan satu atau lebih tanda tambahan gangguan napas sebagai
berikut :
- Bayi dengan sianosis sentral (biru pada lidah dan bibir).
- Merintih
- Tarikan dinding dada
- Bayi apnu (napas berhenti lebih 20 detik).
 Secara klinis gangguan napas dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu :
- Gangguan napas berat
- Gangguan napas sedang
- Gangguan napas ringan
Tabel 10-1. Klasifikasi Gangguan Napas

Frekuensi Gejala Tambahan Gangguan Napas Klasifikasi


Napas
>60 kali/menit Dengan Sianosis sentral DAN tarikan dinding dada Gangguan Napas
atau >90 atau merintih saat ekspirasi Berat
kali/menit atau
<40 kali/menit Dengan Sianosis sentral ATAU tarikan dinding dada
atau merintih saat ekspirasi
Dengan
atau Tanpa Gejala lain dari gangguan napas
60-90 kali/menit Dengan Tarikan dinding dada ATAU merintih saat Gangguan Napas
ekspirasi Sedang
tetapi
Tanpa Sianosis Sentral

Atau >90 Tanpa Tarikan dinding dada atau merintih saat


kali/menit ekspirasi atau sianosis sentral

60-90 kali/menit Tanpa Tarikan dinding dada atau merintih saat Gangguan Napas
ekspirasi atau sianosis sentral Ringan
60-90 kali/menit Dengan Sianosis Kelainan Jantung
tetapi Kongenital
Tanpa Tarikan dinding dada atau merintih

Bila tersedia fasilitas oksigen, maka klasifikasi gangguan napas dapat dibuat berdasarkan
tabel dibawah ini :
Tabel 10-2. Klasifikasi Gangguan Napas Berdasarkan Modifikasi Downe’s Scale
For Respiratory Distress Assesment

Parameter 0 1 2
Frekuensi Napas <60/menit 60-80 >80
Sianosis Tidak Sianosis Sianosis hilang dengan Sianosis menetap
pemberian oksigen walaupun diberikan
oksigen
Retraksi Tidak Ada Retraksi ringan Retraksi berat
Suara Napas Suara Napas Suara napas dikedua Tidak ada suara
dikedua Paru : paru : menurun napas dikedua paru
Baik
Merintih Tidak Merintih Dapat didengar Dapat didengar tanpa
dengan stetoskop alat bantu

Penilaian tingkat gangguan napas :


a. Nilai ≤ 3 : Gangguan napas ringan
b. Nilai 4-5 : Gangguan napas sedang
c. Nilai ≥ 6 : Gangguan napas berat

Pemeriksaan Penunjang

 Seharusnya dilakukan pemeriksaan radiologis (foto polos dada AP dan Lateral)


tetapi berhubung Puskesmas jarang mempunyai fasilitas pemeriksaan penunjang
pencitraan, maka penajaman pengamatan atau pemeriksaan klinis sangat
diutamakan
 Pemeriksaan laboratorium darah rutin dan preparat darah apus untuk mendiagnosis
kemungkinan adanya infeksi atau sepsis neonatal

Manajemen Umum
 Pasang jalur infus intravena, sesuai dengan kondisi bayi, yang paling sering dan bila
bayi tidak dalam keadaan dehidrasi berikan infus Dekstrosa 10 %
- Pantau selalu tanda vital
- Jaga patensi jalan napas
- Berikan Oksigen (2-3 liter/menit dengan kateter nasal)
 Jika bayi mengalami apnu:
- Lakukan tindakan resusitasi sesuai tahap yang diperlukan
- Lakukan penilaian lanjut
 Bila terjadi kejang, hentikan kejang
 Segera periksa kadar glukosa darah (bila fasilitas tersedia)
 Pemberian nutrisi adekuat

Setelah manajemen umum, segera dilakukan manajemen lanjut sesuai dengan kemungkinan
penyebab dan jenis atau derajat gangguan napas.

Sesuai dengan fasilitas yang ada, yang dapat dikelola di Puskesmas adalah Gangguan
Napas Ringan dan Gangguan Napas Sedang (sesuai kasus), sedangkan GangguanNapas
Berat, dan Kelainan Jantung Kongenital harus segera di rujuk ke Rumah Sakit rujukan.

Manajemen Spesifik atau Manajemen Lanjut

Gangguan Napas Sedang

 Lanjutkan pemberian O2 4-5 liter/menit dengan sungkup


 Bayi jangan diberikan minum.
 Jika ada tanda berikut, berikan antibiotika (ampisilin dan gentamisin) untuk teraPi
Kemungkinan besar sepsis:
- Suhu aksiler < 34 °C atau > 39 °C
- Air ketuban bercampur mekonium
- Riwayat infeksi intrauterin, demam, curiga infeksi berat atau
ketuban pecah dini (>18 jam)
 Bila suhu aksiler 34 — 36.5atau 37.5 — 39 °C tangani untuk masalah suhu
abnormal dan nilai ulang setelah 2 jam :
- Bila suhu masih belum stabil atau gangguan napas belum ada perbaikan,
berikan antibiotika untuk terapi kemungkinan besar sepsis
- Jika suhu norrnal, teruskan amati bayi. Apabila suhu kembali abnormal,
ulangi tahapan tersebut diatas.
 Bila tidak ada tanda-tanda ke arah sepsis, nilai kembali bayi setelah 2 jam.
 Apabila bayi tidak menunjukkan perbaikan atau terdapat tanda-tanda perburukan
setelah 2 jam, terapi untuk kemungkinan besar sepsis dan segera rujuk ke Rumah
Sakit Rujukan
 Bila bayi mulai menunjukkan tanda-tanda perbaikan (frekuensi napas menurun
tidak kurang dari 40 kali/menit, tarikan dinding dada berkurang atau suara merintih
berkurang) disertai perbaikan tanda klinis: Kurangi terapi 02 secara bertahap.
 Pasang pipa orogastrik, berikan ASI perah setiap 2 jam. Jika tidak dapat menyusu,
berikan ASI perah dengan memakai salah satu cara alternatif pemberian minum.
 Amati bayi selama 24 jam setelah pemberian antibiotik dihentikan. Bila bayi
kembali tampak kemerahan tanpa pemberian 02 selama 3 hari, minum baik dan tak
ada alasan bayi tetap tinggal di rumah sakit, bayi dapat dipulangkan.

Gangguan Napas Ringan

Beberapa bayi cukup bulan yang mengalami gangguan napas ringan pada waktu lahir
tanpa gejala-gejala lain disebut Transient Tachypnea of the Newborn (TTN), terutama terjadi
setelah bedah sesar. Biasanya kondisi tersebut akan membaik dan sembuh sendiri tanpa
pengobatan. Meskipun demikian, pada beberapa kasus, gangguan napas ringan merupakan
tanda awal dari infeksi sistemik.

 Amati pernapasan bayi setiap 2 jam selama 6 jam berikutnya.


 Bila dalam pengamatan gangguan napas memburuk atau timbul gejala sepsis lainnya,
terapi untuk Kemungkinan besar sepsis dan tangani gangguan napas sedang dan
segera dirujuk ke Rumah Sakit Rujukan
 Berikan ASI bila bayi mampu mengisap. Bila tidak, berikan ASI perah dengan
menggunakan salah satu cara alternatif pemberian minum.
 Kurangi pemberian O2 secara bertahap bila ada perbaikan gangguan napas,
Hentikan pemberian 02 jika frekuensi napas antara 40-60 kali/menit.

Amati bayi selama 24 jam berikutnya, jika frekuensi napas menetap antara 40-60
kali/menit tidak ada tanda-tanda sepsis, dan tidak ada masalah lain yang memerlukan
perawatan bayi dapat dipulangkan.

Anda mungkin juga menyukai