Batasan
Gangguan napas pada bayi bayi baru lahir (BBL) adalah keadaan bayi yang
sebelumnya normal atau bayi dengan asfiksia yang sudah dilakukan resusitasi dan
berhasil, tetapi beberapa saat kemudian mengalami gangguan napas, biasanya mengalami
masalah sebagai berikut :
Frekuensi napas bayi lebih 60 kali/menit, mungkin menunjukkan satu atau lebih
tanda tambahan gangguan napas.
Frekuensi napas bayi kurang 40 kali/menit.
Bayi dengan sianosis sentral (biru pada lidah dan bibir). Bayi apnu (napas berhenti
lebih 20 detik).
Prinsip Dasar
Gangguan napas merupakan salah satu kegawatan perinatal yang dapat memberi
dampak buruk bagi BBL yaitu kematian atau bila dapat bertahan hidup dengan
gejala sisa atau sekuele
Bila terjadi apnu, ini merupakan salah satu Tanda Bahaya atau "Danger Sign"
yang harus segera ditangani di manapun BBL tersebut berada
Gangguan napas dapat diakibatkan oleh banyak faktor penyebab, namun
penanganan awal kegawatannya yang merupakan hal yang sangat penting
Tujuan Umum
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan atas : anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang.
Anamnesis
Pemeriksaan Fisis
Gambaran Klinis Gangguan Napas
Gangguan napas merupakan sindrom klinis yang terdiri dari kumpulan gejala sebagaiberikut :
Frekuensi napas bayi lebih 60 kali/menit atau frekuensi napas bayi kurang 40 kali/menit
dan rnungkin menunjukkan satu atau lebih tanda tambahan gangguan napas sebagai
berikut :
- Bayi dengan sianosis sentral (biru pada lidah dan bibir).
- Merintih
- Tarikan dinding dada
- Bayi apnu (napas berhenti lebih 20 detik).
Secara klinis gangguan napas dibedakan menjadi tiga kelompok, yaitu :
- Gangguan napas berat
- Gangguan napas sedang
- Gangguan napas ringan
Tabel 10-1. Klasifikasi Gangguan Napas
60-90 kali/menit Tanpa Tarikan dinding dada atau merintih saat Gangguan Napas
ekspirasi atau sianosis sentral Ringan
60-90 kali/menit Dengan Sianosis Kelainan Jantung
tetapi Kongenital
Tanpa Tarikan dinding dada atau merintih
Bila tersedia fasilitas oksigen, maka klasifikasi gangguan napas dapat dibuat berdasarkan
tabel dibawah ini :
Tabel 10-2. Klasifikasi Gangguan Napas Berdasarkan Modifikasi Downe’s Scale
For Respiratory Distress Assesment
Parameter 0 1 2
Frekuensi Napas <60/menit 60-80 >80
Sianosis Tidak Sianosis Sianosis hilang dengan Sianosis menetap
pemberian oksigen walaupun diberikan
oksigen
Retraksi Tidak Ada Retraksi ringan Retraksi berat
Suara Napas Suara Napas Suara napas dikedua Tidak ada suara
dikedua Paru : paru : menurun napas dikedua paru
Baik
Merintih Tidak Merintih Dapat didengar Dapat didengar tanpa
dengan stetoskop alat bantu
Pemeriksaan Penunjang
Manajemen Umum
Pasang jalur infus intravena, sesuai dengan kondisi bayi, yang paling sering dan bila
bayi tidak dalam keadaan dehidrasi berikan infus Dekstrosa 10 %
- Pantau selalu tanda vital
- Jaga patensi jalan napas
- Berikan Oksigen (2-3 liter/menit dengan kateter nasal)
Jika bayi mengalami apnu:
- Lakukan tindakan resusitasi sesuai tahap yang diperlukan
- Lakukan penilaian lanjut
Bila terjadi kejang, hentikan kejang
Segera periksa kadar glukosa darah (bila fasilitas tersedia)
Pemberian nutrisi adekuat
Setelah manajemen umum, segera dilakukan manajemen lanjut sesuai dengan kemungkinan
penyebab dan jenis atau derajat gangguan napas.
Sesuai dengan fasilitas yang ada, yang dapat dikelola di Puskesmas adalah Gangguan
Napas Ringan dan Gangguan Napas Sedang (sesuai kasus), sedangkan GangguanNapas
Berat, dan Kelainan Jantung Kongenital harus segera di rujuk ke Rumah Sakit rujukan.
Beberapa bayi cukup bulan yang mengalami gangguan napas ringan pada waktu lahir
tanpa gejala-gejala lain disebut Transient Tachypnea of the Newborn (TTN), terutama terjadi
setelah bedah sesar. Biasanya kondisi tersebut akan membaik dan sembuh sendiri tanpa
pengobatan. Meskipun demikian, pada beberapa kasus, gangguan napas ringan merupakan
tanda awal dari infeksi sistemik.
Amati bayi selama 24 jam berikutnya, jika frekuensi napas menetap antara 40-60
kali/menit tidak ada tanda-tanda sepsis, dan tidak ada masalah lain yang memerlukan
perawatan bayi dapat dipulangkan.