Anda di halaman 1dari 39

PERTUSIS

BST Oleh: Marisa Hana' Mardhiyah – G1A217111


Bed Side Teaching
Pembimbing: dr. Fadil Rulian, Sp. A

Kepaniteraan Klinik Senior


Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Raden Mattaher
Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
Universitas Jambi
BAB 1 Pendahuluan
Pendahuluan
Pertusis (batuk rejan) disebut juga whooping cough, tussis quinta,
violent cough, dan di Cina disebut batuk seratus hari. Penyebab:
Bordetella pertusis (Haemophilus pertussis).

1
Pertusis penyebab utama kematian pada bayi & anak yang
tidak diimunisasi, malnutrisi & infeksi saluran napas,saluran
2 cerna. Pneumonia merupakan penyebab utama kematian
karena pertusis

3 Menyerang semua umur ( 2 minggu → dewasa), terbanyak usia


1 – 5 thn. Kematian dan jumlah kasus dirawat terbanyak pada
usia 6 bulan pertama kehidupan
BAB 2 Laporan Kasus
Laporan Kasus

Identitas Pasien
Nama : By. E
Umur : 1 bulan 12 hari
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : puri cantik bagan pete
Dikirim oleh : RS Arafah Jambi
MRS : 25 Mei 2019
Laporan Kasus
Anamnesis Alloanamnesis dengan Ibu pasien Keluhan utama : Sesak nafas

Riwayat Perjalanan Penyakit

± 3 minggu SMRS, ibu pasien ±2 minggu SMRS, pasien sesak nafas. 1 minggu smrs keluhan sesak
mengeluhkan pasien batuk kering yang sesak disertai batuk yang terus- memberat. pasien demam menurut
terus menerus, baik saat istirahat menerus dan sesak tidak dipengaruhi ibu pasien suhu 39C. beberapa jam
maupun saat sedang menyusu. pasien oleh cuaca. batuk semakin sering setelah demam pasien kejang
tampak mengap-mengap/tercekik terkadang diakhir batuk pasien selama 5 menit. pasien dibawa ke
setelah batuk diakhiri muntah. riwayat muntah. Saat batuk pasien tampak sulit IGD Rumah sakit swasta. 5 hari
alergi (-), riwayat paparan asap rokok (-) bernafas dan wajahnya membiru. dirawat namun keluhan sesak tidak
riwayat batuk berdarah (+) setelah berkurang, hingga pasien dibawa ke
pasien batuk kuat. Riwayat pilek, RS Raden mataher. BAK dan BAB
mengi/napas menjadi cepat (-) tidak ada keluhan.
Laporan Kasus
Anamnesis
• Riwayat Penyakit Keluarga

keluhan sesak nafas (+) pada tetangga


pasien 3 bulan yang lalu
Riwayat batuk kering (+) pada ibu • Riwayat Penyakit Dahulu
dan saudara pasien
riwayat alergi (-) Pasien 1 kali dirawat inap dengan keluhan
riwayat Asma (-)
serupa di rumah sakit dan didiagnosa
• Riwayat Sosio-Ekonomi pertusis.
Pekerjaan Ayah : Swasta Riwayat kejang (+) setelah demam 7 hari
Pekerjaan Ibu : IRT smrs.
Kesan sosial ekonomi : Menengah
kebiasaan merokok dirumah (-)
Laporan Kasus
Anamnesis
• Riwayat imunisasi
– Lahir : Hepatitis B (HB) 0
– 1 Bulan : Polio 1
• Riwayat kelahiran pasien
Kesan : Imunisasi dilakukan tidak lengkap
Masa kehamilan : Aterm (38 minggu)
Partus : Spontan
• Riwayat pertumbuhan
Ditolong oleh : Dokter Umum
• Berat badan lahir : 2900 gram
Tanggal : 17 Mei 2018
• Panjang badan lahir : 49 cm
• Lingkar kepala lahir : Ibu lupa Berat badan lahir : 2900 gram
• Lingkar perut lahir : Ibu lupa Panjang badan : 49 cm
• Berat badan : 3000 gram
• Panjang Badan : 49 cm
• Lingkar kepala : 38 cm Pasien mengkonsumsi ASI sejak lahir
• Lingkar lengan atas : 9 cm
Laporan Kasus
Status Gizi

Usia 1 tahun 12 hari dengan PB/U = < -3 SD 0


berat badan 3 kg dan tinggi Kesan: sangat pendek
badan 49 cm

BB/U = -2 SD 0 BB/TB = -1 SD 0
Kesan: Normal Kesan: gizi baik
Laporan Kasus
Pemeriksaan Fisik
(27 Mei 2019 di PICU)
Keadaan umum :Tampak sakit berat
Kesadaran :Compos mentis
GCS :E3M5V5 = 13

Pengukuran Tanda vital 


Nadi :185 x/menit, kuat angkat
RR :50 x/menit (reguler, torakoabdominal)
Suhu :37,9 °C
SpO2 :98 % (nasal kanul)
Laporan Kasus
Pemeriksaan Fisik
1 2 3 4 5

Mata
Kulit Kepala THT Leher
Warna : Sawo matang Palpebra : Edema (-/-), Telinga : dbn Dbn
Bentuk : Normochepal
Hemangioma : - cekung (-/-) Hidung : napas cuping JVP : sulit dinilai
Rambut
Turgor : Baik Warna : Hitam, merata, Konjungtiva : Anemis hidung (+), dbn
Pucat : - tidak mudah dicabut (-/-), perdarahan Tenggorok : dbn
Sianosis : (-) Alopesia :- Subkonjungtiva (-/-) Mulut dan Gigi : dbn
Lain-lain: - Lain-lain : UUB datar Sklera : Ikterik (-/-)
mulut : bibir sianosis (+) Pupil : Isokor, refleks
saat batuk cahaya (+/+), Kornea :
Jernih (+)
Laporan Kasus
Pemeriksaan Fisik
6 7 8 9 10

Thorax : Paru Thorax : Cor


Inspeksi Abdomen ( inspeksi Abdomen ( Palpasi & Perkusi ) Ekstremitas & Genitalia
Simetris, Retraksi: Intercosta, Inspeksi : Iktus kordis & auskultasi) Palpasi:Nyeri tekan -
Akral hangat, sianosis
suprasternal, epigastrium, terlihat Turgor: Baik
Pergerakan : Cepat Palpasi : Apeks dapat diraba, Inspeksi : Datar Hati : tidak teraba (-), clubbing finger (-)
Pernapasan :Abdominotrakal kuat angkat (+), diameter ±3 Auskultasi : Bising Lien : Tak teraba
Palpasi : dbn jari, Thrill : (+) usus (+), 10 Ginjal : Tidak teraba Genitalia : Normal
Perkusi : dbn , Sonor (+/+) Perkusi: batas jantung dbn kali/menit. Massa : -
Auskultasi :Bronkovesikuler
Auskultasi : S1-S2 reguler Perkusi : Timpani: +
Suara nafas tambahan :
Ronkhi basah halus nyaring Bising: BJ I/II reguler, Ascites : -
(+/+) (+/+) , wheezing (-/-) gallop (-), murmur (-).
Laporan Kasus
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Ro. Thorax

Laboratorium: Pemeriksaan darah rutin (25 Mei 2019)


Jenis Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Rujukan

Darah Perifer Lengkap


Hemoglobin 13,4 g/dL 11-16

Hematokrit 36,7 % 35-50


Eritrosit 4,13 10^12/L 3,5-5,5
MCV 107,1 fL 80-100
MCH 37,8 Pg 27-34
MCHC 352 g/L 320-360
Trombosit 743 10^9/L 100-300 Kesimpulan
Leukosit 61,01 10^9/L 4-10 pneumonia bilateral terutama kanan
Kesan: Leukositosis, trombositosis
Laporan Kasus
PEMERIKSAAN penunjang
ELEKTROLIT
Parameter Hasil Harga Normal Kesan: Hiponatremia,
Natrium (Na) 115,69 (135 - 148) mmol/L Hipokloremia, Hiperkalemia
Kalium (K) 3,45 (3.5 - 5.3) mmol/L

Chlorida (Cl) 79.00 (98 - 110) mmol/L

Calcium (Ca+) 1,21 (1.19 - 1.23) mmol/L

IMUNOLOGI
CRP : (+) positif
Laporan Kasus
PEMERIKSAAN ANJURAN

1. Kultur darah
2.Analisa gas darah
3.Kultur bakteri sekret nasofaring
4. ELISA : IgM, IgG, IgA
Laporan Kasus

Parapertusis
Diagnosa Banding

pneumonia Bronkiolitis

Tuberculosis
Laporan Kasus

Diagnosa Kerja

PERTUSIS STADIUM PAROKSISMAL + PNEUMONIA


Laporan Kasus

Tatalaksana Prognosis
( 27 Mei 2019 ) Quo ad vitam :
Dubia ad bonam
• 02 ventilator NCPAP Fio2 20% PEEP 6
• IVFD Ka En 1B 200cc/hari Quo ad fungsionam :
• Inj. meropenem 3 x 100mg Dubia ad bonam
• Nebulizer (fulmicort, epinefrin) / 4 jam
• Inj. Sibital 2 x 6mg
• Azitromisin 1 x 30mg
• Suction
• IV Dexamethason 2 x 2mg
• Codein 2 x 1/5 tab
BAB 3 Tinjauan Pustaka
PERTUSIS

Definisi
Infeksi akibat bakteri gram negatif bordetella pertusis
pada saluran nafas sehingga menimbulkan batuk
hebat yang khas

Epidemiologi
• penyebaran diseluruh dunia, berpenduduk padat terutama di negara berkemban
• ditularkan melalui udara secara kontak langsung (droplet infection)
• menyerang semua umur ( 2 minggu → dewasa), terbanyak usia 1 – 5 thn
• tingkat penularan pada anak non imunisasi → 70 -100%, sedang yang di
imunisasi → 15 - 50%
Etiologi
Bordetella pertussis
Genus Bordetella punya 4 spesies : *
*Bordetella pertussis
*Bordetella parapertussis
*Bordetella bronkiseptika
*Bordetella avium
Ciri-ciri Bordetella pertussis
* Coccobacilus, bentuk ovoid
* panjang 0,5 - 1 μm, diameter 0,2 - 0,2 μm
* gram negatip
* tidak berspora
* tidak bergerak
* berkapsul
Diagnosis

• riwayat kontak
Anamnesis • serangan khas batuk paroksismal dan bunyi whoop yang jelas
• riwayat imunisasi

Gejala pada anak < 2 tahun :


-batuk paroksismal (100%)
-whoop (60 - 70%)
-emesis (66 - 80%)
-dispnea (70 - 80%)
-kejang (20 - 25%)
• Fase kataralis (1-2 minggu)
batuk mulanya pada malam hari, pilek, anoreksia

• Fase spasmodik (2-4 minggu)


batuk makin kuat dan terus-menerus, gelisah, muka merah,
diakhiri bunyi whoop. Anak dapat terkencing-kencing bahkan
sampai mata merah atau mimisan. Tertawa dan menangis
dapat memicu batuk

• Fase penyembuhan/konvalesens (1-2 minggu)


ditandai dengan berhentinya bunyi whoop dan muntah.
Batuk biasanya menghilang dalam 2-3 minggu

23
Pemeriksaan Fisik
Stadium kataral Stadium konvelenses
○ Peningkatan suhu
◉ petekie kepala/
leher
◉ Perdarahan
Stadium paroksimal konjuntiva
○ muka merah atau ◉ Crackles difus
sianosis,
○ Lidah menjulur
○ Hipersalivasi
○ Lakrimasi
○ Distensi vena leher
○ Penurunan berat
badan
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Pem. Lab darah


Leukositosis (20.000-50.000/ UI) dengan
limfositosis absolut (khas pada akhir stad. kataral dan selama
stad. Paroksismal)
• Biakan sekret nasofaring (kultur)
stadium kataralis → 95 – 100%
stadium paroksismal → 94% pada minggu ke-3 dan menurun
sampai 20% untuk waktu berikutnya
• PCR
• ELISA  untuk menentukan IgM, IgG, dan IgA serum terhadap FHA dan
PT
• Rontgen Thorak
Infiltrat perihiler atau edema, penyulit : atelektasis atau
empiema
TATALAKSANA
1. Umum
* isolasi
* bersihkan / isap lendir
* pantau secara berkala tanda vital
* cairan dan kalori sesuai dgn kebutuhan harian
* hindari makanan / minuman yg merangsang batuk * bila
tidak dapat makan / minum → cairan parenteral *
Bila perlu O2

2. Khusus
Antibiotik
* Eritromisin : 50 mg / kg bb / hari / 3 - 4 dosis / 7 hari *
Ampicillin : 100 mg / kg bb / hari / 3 - 4 dosis
* Spiramisin : 50 mg / kg bb / hari / 3 ds
* Kloramfenikol : 50 – 100 mg / kg bb / hari / 3-4 dosis
* Co-trimoksazole (ds trimetoprim) 6 – 9 mg / kg bb / hari / 2 dosis
Kortikosteroid
• dexametason : 0,5 mg / kg bb/ hari / i.v / 3 dosis
•prednison : 1-2 mg / kg bb / hari / os /3 dosis
• hidrokortison : 30 mg / kg bb / hari / i.v/ 3 dosis

3. Pencegahan
Imunisasi DPT: Pada usia 2bulan, 4bulan, 6bulan (sebanyak 3x)
BAB 4 Analisa Kasus
Analisis Kasus
Anamnesis Teori
± 3 minggu SMRS,batuk kering yang terus Gejala pertusis pada anak < 2 tahun :
menerus, baik saat istirahat maupun saat sedang
menyusu. -batuk paroksismal
pasien tampak mengap-mengap/tercekik -whoop
setelah batuk diakhiri muntah. -emesis
±2 minggu SMRS, pasien sesak nafas. sesak -dispnea
-kejang
disertai batuk yang terus-menerus dan sesak
tidak dipengaruhi oleh cuaca. batuk semakin • riwayat kontak
sering terkadang diakhir batuk pasien muntah. • serangan khas batuk paroksismal dan
Saat batuk pasien tampak sulit bernafas dan bunyi whoop yang jelas
wajahnya membiru. riwayat batuk berdarah (+)
• riwayat imunisasi
setelah pasien batuk kuat. Riwayat pilek,
mengi/napas menjadi cepat (-)
Analisis Kasus
Anamnesis Teori

1 minggu smrs keluhan sesak memberat. Gejala infeksi umum pneumonia:


pasien demam menurut ibu pasien suhu demam, sakit kepala, gelisah,
39C. beberapa jam setelah demam pasien malaise,  nafsu makan,
kejang selama 5 menit. ggn. respiratori:
batuk, sesak napas, retraksi dada,
takipnea, napas cuping hidung, air
hunger, merintih, sianosis.
Analisis Kasus
Pemeriksaan Fisik Teori
Pengukuran Tanda vital  Std. Kataralis (1 - 2 minggu)
batuk ringan malam hari
Nadi :185 x/menit, kuat angkat Std. Spasmodik (2 - 4 minggu)
RR :50 x/menit ( torakoabdominal) batuk memberat
khas :
Suhu :37,9 °C batuk spasmodik / paroksismal
• panjang batuk (5 -10 x)
wajah : perdarahan Subkonjungtiva (-/-) • diakhiri tarikan napas panjang dan
• bunyi melengking (whooping)
mulut : sianosis (+) muntah / lendir kental
Hidung : Nafas cuping hidung PNEUMONIA
Thoraks : retraksi (+) • Gejala distres pernapasan: takipnea, retraksi subkostal,
batuk, krepitasi, &  suara paru
Pulmo : ronkhi (+/+), wheezing (-/-) • Demam & sianosis
• Pekak perkusi, suara napas yg melemah, ronkhi.
• Pd neonates & bayi kecil  Umumnya tdk ditemukan
kelainan pd perkusi &
auskultasi paru. Pernapasan tak teratur & hypopnea dpt
Analisis Kasus
Pemeriksaan Penunjang Teori

• leukositosis Hal ini memperkuat diagnosa


• electrolit imbalance pertusis dan adanya gambaran
• CRP (+) rontgen thoraks pneumonia
• Ro. thoraks : penumonia bilateral
Analisis Kasus
Tatalaksana Teori
Umum
• Suction • bersihkan / isap lendir
• 02 ventilator NCPAP Fio2 20% PEEP 6 • pantau secara berkala tanda vital
• cairan dan kalori sesuai dgn kebutuhan harian
• IVFD Ka En 1B 200cc/hari • oksigenase
• Inj. meropenem 3 x 100mg
• antibiotik
• Azitromisin 1 x 30mg • kortikosteroid
• Nebulizer (fulmicort, epinefrin) / 4 jam • Nebulisasi dgn β2 agonis dan/atau NaCl dpt
diberikan u/ memperbaiki mucocilliary clearance
• Inj. Sibital 2 x 6mg • antikonvulsan
• IV Dexamethason 2 x 2mg
• Codein 2 x 1/5 tab
Terima Kasih!
• Suction azitromisin : 30-50mg/kgbb/hari 3 dosis
• 02 ventilator NCPAP Fio2 20% PEEP 6 selama 7 hari (30mg dosis per kali)
• IVFD Ka En 1B 200cc/hari
• Inj. meropenem 3 x 100mg Meropenem : 40mg/kgbb/setiap 8 jam
• Azitromisin 1 x 30mg selama 5 hari (120mg dosis per kali)
• Nebulizer (fulmicort, epinefrin) / 4 jam
• Inj. Sibital 2 x 6mg Dexamethason : dexametason : 0,5 mg /
• IV Dexamethason 2 x 2mg kg bb/ hari / i.v / 3 dosis ( 0.8mg per kali
• Codein 2 x 1/5 tab
Codein : 0.5mg/kgbb 4 dosis

sibital : 15-20mg/kgbb
PATOGENESIS

Bordetella
pertusis
Melekat pd cilia 7-10 hr
epithel
LPT -> lymphocytosis Bronkus
promoting factor Bronkiolus

Mukosa :
Limfositosis Fokal nekrosis +
Sebukan sel radang
Eksudat
mukopurulen Peribronkial-
intertitial-
Batuk penumonitis
Sumbatan
jalan napas
Eksudat Peribronkial-
mukopurulen intertitial-
penumonitis

Batuk spasmodik

Sumbatan
jalan napas Frenulum lidah robek
Aspirasi pneumonia
Hipoksia
Dehidrasi
Atelektasis Efek valsava
bronkiektasi

Anda mungkin juga menyukai