Anda di halaman 1dari 48

l�'.iM i (■ IwV i' 0 U i�.<';(;;}Li.

i
■ ■ ■' ' ■■■
■ ,' I'. >■ = ■■!■■ ;
[� ;; .';

menteri negara
PERATURAN
PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA
WOMOR; PER/or m.PAN/ � /200fl
TEMTANG
JABATAN FUMGSIONAL APOTEKER DAN ANGKA KREOITNYA

DENGAN RAHMAT TUHAN YAMG MAHA ESA


MENTERI HEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGAt�A.

Menimbang : a. bahwa j aba tan fung&ional Apolelter dan Angka Kfeditnya yang

diatuf dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor 1JO/KEP/fi/PAN/11/2003 (entang Jabatan

Fungsconai Apotekcr dan Angka Krediiny� ticJak sesuai (dengan

perkembarrgan tutiiuJan kompeten�i dan proiesi Apotek&r


b. hahwa seh[.rbungaj*i dengan hai tefsebut. dipandang perlu

rrier>gat;jf jabatan fi-ngsionai Apoieker dan Angka

Kredrtnya deng�n Peraiuran Menteri Negara Pendayagunaan

Aparalur Negara.

Mengingat : 1. Undang-Undang Momor 3 Tahun 1974 tentang Pokok-pokol?

Kepegawaian [Lembaran Negara RepubUk Indonesia Tahun

1974 Nonior 55 Tar-itjahan Len�baran N&gar;: Repuii'ifik

Indonesia N-onf>or 3041). sebag�aimana lelah diubah cJengan

Undang-U'idang Na-nor 43 Tahign :SS9 {Lembaran Negara


Republik Indonesia Tahun 1 9 &9 Nomor 169, Tambahan

Lerrharan Megara Republlk Indonesia Nomor

2. Urtdang-Undang Nornor 23 Tahun 1992 teniarg Kesehatan

(Lembaran Negard Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 100,

Tambahan Lembaran Meg�ra Repubtik Indonesia Nomor MSS);

3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 19&7 tentang Psiholropika

{Lembaran Negara Republik Indonesia Tabun 1997 Nomor 10,

Tarnbaban Lembaran Negara Republik Indone&ia Momor 3671);

4. Undang-Undang Momor 22 Tahun 1997 tentang NarkoUka

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1906 Nomor 23�

Tgmbal�an Lembaran Negara Republii? Indonesia Nomor 3330);

5. PeraKjran Pemerinlah Nomor A Tahun 1966 tentang

PenfiberhentiarVPemberhenlian Semenlara Pegawai Negeri

{Lembaran Negaia Republik jndonesia Tahun 1966 Nomor 7,

Tambahan Lembaran Negara Republih Indonesia Nomor 2797);

6. Peraturan Pgmerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan

Gaji P ega i -vai Negeri Sipil {Lembaran Negara RepuMik Indonesia

Tahun 1997 Nomor 11. Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Momor 309B); sebagairnana telah sepuluh kali diubah

!e r a k h r r �l�ntian Peraturan Penief;n(ah Nomof 10 Tahun 200S

(Lemt�aran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomnr 23),

7. Peratura�i Permenntah Norn Df 32 Tahun 1979 tertang

Pemberhentlan Pegawai Negefr Sipil (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 1979 Nonnor 47, Tambahan

Lembaran Wegara Republik Indonesia Nomor 3M9)

sebagaimana l e l a h diubah dengan Peraiuran Pemerintah Nomor

1 Tahun {Lembaran Negara Republik Indonc&ia Tahun

1994 Nomor 1);

2
9. Peraturan Pemerinlah No n o r 30 Tahm 1980 tentang P erat u ran

Disiplin Pegawai Hegeri Sipil �Lembafan Negara Republik

Indone&ia Tahun 1980 Monnor 50, Ta m b a h a n Lembaran Negard

Republik fndonesia Nonnor 317B);

9. Per-atyran Pertierintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan

Furtgsional P&gawat Negeh Sipjl (Lemb aran Negara Republrk

Indonesia Tahun 1� rJomor 22. Ta m b a h a n Ljembaran N e g a r a

Republih Indonesia Nomor 3547);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 199S lenlang Tenaga

Kes eh at an tLembaran Megara Republik Indgn�sia Tahun 1996

Nomor 49, TambaTian L&nntaran Megara Republik Indonesia

Mom or 3637):

ll.Peraluran Pemerinlah Nomor 97 Tahun 2000 t en t an g Formaai

Pegawai Negeri Sipil tLembaran Negara Reputlik Indone&ia

Tahun 2000 Nomor 194. Tainbahan Lemb aran Negara Republic

Sfidonesia Nomof 4015}; s e b a g a i m an a lelah diubah dergan

P eratu ran Pemehrttah Nomor 54 Tahun 5003 (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2D03 Nomor 122, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Momor 4432):

12 P eratu ran P ems n n t ah Womcir 90 Tahun 2000 l en tan g

Pengadaan Pe�awai Wegeri Sipi! [l.embaran Negara l�ep�Jbllk


Indonesia Tahun 2000 Nomor 195. Tgrnhahan Lemb aran N e g a r a

RepuWik IrKlonesia Honrtor �016). s e b a g a i m a n a lelah diuhah

der�an Peraturan Pemerintah Nomor ll Ta h u n 2(X)2 ( Lemb aran

N egara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 31, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4192):

13. Peralu ran Perncrmlah Nomor 59 Tahun �000 tentang Kenaikan

P�ngkal Peg��.vai Negefi Sipil {Lemtiafan Negara Republik

Indonesia Tahun 2000 Noirior 1�36. Ta m b a h a n Lembaran N e g a r a

3
RepubfiK Indpn�sia iMomor 4017). sebagaimana telah diubah
dengan Peraluran Pemerinlah Nomor 12 Tahun 2003 �Lembaran

Negar? Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 32, Tambahan


Lembarart Negara Republik Indonesia Mofnor4l93):
14. Peraluran Pennerinlali Won>or 101 Tahun 2000 tenia ng

PentlkJikan dan Pelalihan Jabalan Pegawai Negeri Sipil

(Letnbaran Megara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 190,


Tanbahan Lernb�far; Neg�ra Republik Indonesia Nomor 4019};
15. Perahjran Pemerinlah Nomor 9 Tahun 2003 lentang Wewenang,

Pengangkalan, PemmcJahan. cfan Pemberhentian Pegawai

Negeri Sipil (Lembaran iVegara Republik Indonesia Tahun 2003


Nomof 15. Tambahan Lembatart Negara Republik Indonesia
Ngmof 4203);
16. Keputusan Presiden f�omor £7 Tahun 1999 lentar�g Rumpun
Jabalan Fungsionai Pegawai Negeri Sipi(:
17. Peraluran Presiden Nomor 9 Tahun 200S tentang Kedudukan�

Tugas. Fungai. Su�unan Orgsnisasi, dan Tala Kerja


Kementerran Negara Republik Indonesia;

Mempertiatikan . 1. U&ul Meriteri Kessiiala:� dengan SLiratr�ya Nomof


1 tS3/Meni!e5VXl/2007 Tsnggai U November 2007,
2. Perlirnbangan Kepala Badan Kepegawaian Negara dengad
suratfiya Homor k.26-30/v.3U3��i3 Tanggal 18 Maret 2008.

MEMUTUSKAN:

Meretapkan : PERATURAM MFNTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN

APARArUR NRGARA Tf:MrANG JABATAN FUNGSiONAL


apotgker dan ANGKA KREDITMYA.

4
BAB1

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Da I am Peraturan Menteri Negara Pendayagjaan Aparatur Negara

mi yan g dimat�sud d en gan :

1 Apoleher ad al ah jabatan yang msnpunyai ruang linghup, tu gas,

tanggung jaw�t), dan wewenang untuk m e l a h s an a k a n pekerjaart

kefarmasian p ad a unit pelayanan k e s e h a t an yan g diduduki oteh

Pegawai Negeri Sipil d en gan hak d a n hewaj iban ya n g diberikan

penuh gleh pejaljat yarig berA/enang.

2. Peheriaan kefarmasian adalah p�nyiapan r e n c an a kerja

k�tarm�sian. pgng�lolaan p�rb&kal�n Farma$i, p el s yan al i

f�rma�i klinik. dan pclayanan f�rms�i khu&us

3. Perbekalan farmasi adalah s ed i aan farmasi, a fat kes eh aJ an ,

perbekalan kesehatan rumah langga, radio farmasi, d an gas


medhk.

J. S ed i aan Tarnfiasi adalah obal, balnari obat, o b at tradisional, dan

kosnnetika

5. Alal kes eh ai an adalsh bahan. instrumen, aparatu s, mesin.

implan yang lida� cnenganduno o b al yang di�unakan untuk

men cc g ah . mendiagnosij. menvembjhfc:an dan nf�errngankan

penvakil, merawat orang sakit serta meitiuiihkan kesel�atan pada

man u s i a d a n at au untuh member�tuk struktur d a n n e m p e r b a i k i

fungsi lubuln.

6. Perbekalan keseliatan njmaTi tangga a d a l a h aiat. b a h a n a t a u

campurar untuTt pcmeNhgraan d an perawat an kesehatan untuk


manusia, Inewart peliharaan, rurnah Igngga d a n atau tern pat¬

tern pat L�muin.

S
1. Unil pelayanan kes eh ai an adalah yang cfigunakar untuk

menyief&nggarattan upaya kesehatan yaiUi rumah sakit, instalasi

farmasi Dfnaa Ke�ehatan Provinsi�Kab/Kota {gudang fanmasiy

LniL P&faksana Tdtnjs Daerah [UPTD), p u s kes m as , apotek. dan

polihiinik/balai pengobatan serta unit p el a yan an

lainnya yang ditetapkan oleh Menleri Kes ehat an.

B. Ang�a krddit adalah saluan nilai dari tiap butir kegiatan d a n a t a u

akumulasi bulir-buiir kegiatan yang l i ao is dicapaJ oleh s e o r a n g

Apoteker da lam rangka peoibinaan karler kep an gkat an d a n

jabalannya.

9. Tim penilai angka kredil adalah tim penllai yang dibentuk d a n

ditetapkan oleh pejabal yan� b�fwenang d an bertu gas untuk

menilai prestasi kerja Apotaker

BAB II

RUM PUN JA0ATAN, INSTANSl PEMBINA.

KEDUDUKAM. DAN TUGAS POKOK

Pa�al 2

J a b at a n Fungsional Apoteker lermasuh (iaiann rumptin i�esehatari

Pasal 3

1) In&tansi PefTibina Jabatan Fungsipnal Apolekcr a d a l ah

Depaitcmen Keseliaian

2) Departemen Kes ehatan s eb ag ai man a difnaksud p ad a ayat {1}

wajib mefaksanaKan tugas pembinaan, yang antara fain

melipuli:

a. P e n e l a p a n pedoman foimasi J ab af an Fungsional Apoteker:

b P e n c ta pa n s tand a r kp mpetensl Apo teker.

c. P en gu sui an tkinjangan Jabalai� Fung�honal Apoleker.

d. So�iali�agi Oabatan FungBional Apoteker s ert a peturijuk

p el aks an aann ya;

6
e. Penyusunan kurikulum pentJidikar dan pelatihan fungsional/

teknis fungsional Apoteker;

f. Penyeten�araan pendidihan dan pelalilian fungsionalAeknis

bagi Apoteher dan penetapan sertifikasi:

g. Pengembangan sistem inform�si Jabalan Fungsional

Apoleker;
h. F�sifitai&i p�laksanaan Jabatan Fung�ional Apoi�k�ri

i. F asiiita si pembentuka n org antsasj Apoteke r:

j. FasiritaBi kerjassma penyusunan dan penetapan etika profssf

dan kode elik Apoteker: dan

k. Melakuhan rmonitoring dan evaluasi Jabatan Fungsional

Apoteker.
Pasal 4

(1) Apoleker berkedudukan sebagai pefaksar>a lekriis fungsional

pekefjaan kefiarmasian pada ur�it pelayanan kesehatan di

lingkungan Oeparlemen Kesehatar* dart inslansi iainnya.

(3) ApoteVer sebagaimana dimaksud pada ayat (1), adaiah jatjalan


karier yang hanya dapat diduduki oleh seseorang yang telah

beraiatu� Sebagai Pegawai NegerJ Sipil

Pasal &

Tugas pokok Apoteher adalah mtjlaksanakan pekerpan


keFarmasian yartg meiipuSi penyiapan rencnn� kefarmagian.

p«ngelolaan perbekalan fiarma�i, pglayanan Tarmasi hiinjk. cfan

peiayar�an tafmasi khusus.

BAB i]i

UNEUR DAM SUB L)l4SUR KFGIATAN

Pasai 6

Unsur dan sul? unsur kegiatan Apoteher yanp diniiai angka


kreditnya, lerdiri (Jari:

7
3. ungllpuU :
a. Pendidikan sekolah dan mertiperoleh jjazahi/gelar:

b. Pendidikan dan pelatil�an fungsional di bidang kefaina&lan

dan meinperoleh Sural Tanda Tamat Pendidikan dan

Pdaitihan �STTPP) alau sertifikal; dan

c. Pendidikan dan pefatihan (Diklai] prajabatan dan

rnemperoleti Siirat Tanda Tamal Pendidikan dan Pelatihan

{STTPP) atau serifikat.


b. Pekei�aan kefa nin asia n, mel iputi:

1. Penyiapan rencana kerja (tefafmsslan;

2 Pengeloiaan peibekalan farmasi:

3. Pelayanan farmasl klinik: dan

A. Pe1ayan�r> fariria&k Khusus.


c. Pengembangan profesi, jmelfputi:
1. Pembuatan karya tulis'ltarya ilmiah cti bidang

kefamna sian/keseh ata n;

2. PenerieJTiahsnypenyaduran bukg cian bahan lainnya cJi bidang

kefarma sian/kesehata n;

3. Pembualan bukj pedonan/petunjuk pelaksanaan/ petunjuk

teVnis lamnya di bidang kef�rmasianrttesehstan

A Penemuanypenrjembangan lekjiologi icpat gun�i di Liidij ly


kefamna si an�kesehatan;

5. Merumuskan sistem pelayanan kefarmasian; dan


6. Melakukan penyuluhan di bidang kefarmasian� kesehatan.

d. Penunjang tugas Apoleker, meCipuSt:

1. Mengajar/Melatih/Meflnbimbrng yang berkaitan dengan

bidang kefarmasian/kesehatsn;

2. Peran serta dalam seminar/lokakarya di bidang

kefa nma si an�ke s e haian;

SI
K&anggotaan dalarn orctaniaa&i profe�i Apoieker:
4. Keanggotaan dalam Komite Farmasi dan Terapi (KFT) dan

atau kepanitiaan Fainnvai

5. Kearggotaan daldm Tim Penilai Jabatan Fjngsioial

Apoteker;
6. Peroleha n gelar kesarjan aanlainnya;dan

7. PeroJeha n pengTiarga an/ta nda ja&a,

BAB IV

JEMJANG JABATAN DAN PANGKAT

Pasai 7

(1) Jabatan Fungsional Apotfikei' adalah JabaTan Tingkal Ahli.


(2) Jenjang jabalan fungsional Apoleltier sebagaimana dimaksud

pada ayaMI). <iari yang terendah ?ampai dengan yang terthnggi,


adalati

a. Apoteker P&rtama;
b Apoteker Muda'.
o. Apote ke r Ma d ya, da n

d. Apoteker Uoma.

[3}Jenjang pangkat fungsional Apoteker aebagaimanp dimaksud


pads ayat f2l darj yang (efcndah �ampai dengan yai�g terlrnggi,

adalan

a Apoteker Pertama. pangkat Penats Muda Tingkat I. gofongan


ruang lil/b.
b. Apoteker Muda, terdiri dari:

1. Penata, golcjngan ruang l|Vg;

2 Penata Tingkal I, golongan mar�g

c. ApolckerMadya, lerdiridsri:
1. Pembina, goronqan ruang IV/a;

2. Pembina Tingkal (, golorgan mang ]V/b;

y
Z- Pembira Lllanna M u d a , golongan ruang iV/c.

d. Apoteker Jfama, terdiri dari:

1. Pembina U Lam a M a d y a , golongan ruartg IV;d;

2. Pembina ULama. gobngan ruarg IV/e.

(4) J e r j a r t g pangkai u ni u k rT>a$irtg-itiasjng jenjang jabstan Apoleker

sebagaiitiana dimaksud pac�a a y at {3.) adalah jenjang pangkat

dan jenjang jabalan berd�sarVan f u m l a h angka kredit yang

dimiliki untuh masing-nnaslng j&njang j a b a t a n .

fS) Penetapan j e n j a n g jabalan Apoteher unluh pengangkatan dalam

j�bal�h d i t e t a p k a n berdasarkan jjinlaln angka Kredtl yang dimiliki

setelah d i t e t a p k a n o le li p e j a b a t yang berwerang menelapkar

angka kredit satiingga d i m u n g k i n k a n pangkat dan jabalan t i d a k

s & s ua i dengan panghat dan jabatan sebagainnana dimaksud

a y a t (3).

BAB V

RING IAN K E G f ATA N D A N UN&UR YANG DINILAI

Pasai €

[1)Rinciart kegiatan Apotekef sesuai dengan penja ng labafan.

adalah sebagai berikirt"

a. A p o t e Ve r Pertama. yaitu

1 Membuai t-erangka aci.fan daiam farig??a Penyiapan

Rencana Kegiatan K e f a r m a s i a n ;

2. Mengklasifikasi p& rb eka la n tarmasi dalam rangka

Pemiiihan Perbekalan F a r m a s i ;

3. in�/entarisasi penasok pertekalan farmasi d a J a m rangka

PenniliTian Perbekalan Famiasi:

J. Mengolah data d�lam rargka P e r � n c a n a a n PerbeJolan

Farmasi;

5. Mengawa� i kegiafan dafam rangka S l e r i l i s a s i S e n t r a l ;

10
6. Menyusun perbeka!an farmasi dalam rangka

Penyimpangn Perbekalan Farmasi;

7. Menekapitulasl daftar usulan perljeNalan farmasi

rangha Penghapu&an Perbekal�n F�nmasi;

fl. Meracik ot>at resep in di vi dua l dalam fangka Dispensing;

9. Visil ke ruan� ra wa t ;

10. Pelayanan infonna� obat ( P IO ) ;

11. Kons&lir>g obaL

12. Kon�jltasi dengan dokler, p erasn/al dan teriaga kesehalan

la i n n ya ;

13-Meridokumentasikan dai�fri rangka Pemanlauan

Penggunaan Obal;

K. Pelayananfarak jauh {i�emote Serv/ce);

15. Pelayanan di (empattinggal {Hane cafe):

16. Ambutaiofy services',

17. Swamedikasi. dan

ie. Pelayanar paliatif.

Apotekef Muda, yartu;

1. Menelaah alau mengkaji data-dats dalam rangka

Penyiapan Rencana Ks�iatan Kefamasian:

Z Membuat ren.cana keyiatari daiafn rangVa Penyiapart

F�encana Kegiatan Kefarmasian:

3. MenentJkan jenis perbekalan farmasi dalam rangka

Pemilihan Pert>ekalan Farmasi;

'I M en i la i mutu dalam rangka P e m i (i h a r > Pem a�ok

Perb&kalan Fa fi ma si;

5. Menyusun renc�ria kebuluhan da]&m rangka

Perencanaan Perbekalan Farmasi;

II
s. Membuat sural pesanan dalam rangka Pembelian

Perbekalan Farmasi;

7. Mengeml;>alikan perbekalan farinasi yang tidak sesuai

d en g an persyaratan/spesifihasi dal am rangKa P e n g a d a a r i

Perbekalan Farmasi Melslui Jalur Pembelian;

8. A�engajukan usulan obat program da lam rangka

Peng�daart Perbekalan Farmasj Melalui Jalur Won

Pembelian;

9. Mengenbali kan perbekalan farmasi yang tidah sesuaF

d en g an persyaralan/speslftkasj d alam ran gka Pengadaan

Perbekalar) Famiasi Melalui Jalur Mor> Pembelian:

10. Mengararisisrtnengkaji bahar) baVu dan mel o d e

pembuatan dalam rangka Menefapt;an Master Formula

Sediaan Farmasi:

11. Merencana1<an kegiatan dan kebutuTian b ah an baku

dalam rang1(a Produksi S c d i aan Farmasi Non Steril;

l2.Mer»golah b ah an -b ah an dalam rar>gka Proriuhsi S e d i a a n

Farmasi Mon Stenl;

13. Merencanakan kegialar> stenltaasi dan keb u t u h an bahart-


b ah an dalam r�ingka Slerilisi�i Sentrgi

M Uji �terili�a�i dalam rangka Slan'.isa&i !r>enlr3l

15 Uji mutu s ecara c>�g�nolept�s tlalam rangka Ijji Mutu

Bahan Baku:

ie Uji mutu s ecara organoleplis dalam rangka Uji Mulu


Sediaan Obat Jadi:

17. Uji mulu dalam proses produksi secara organoleptis


dalam rangKa U;i Mutu Sed iaan Obat Jadi;

la. Memeniksa perbekalan farmasi dalam rangka P en eri maan

Perbekalan Farmasi:

n
13. Mengelonipottkan per bek al an farmasi dal am rarkgk�

Penyi mpanan Perbekalan Farrnssk,

2Q. Mengkaji permintaan perbek�lan farma&i dal am r angk a

Pendistrfbusian Pertrekalan Far mas i;

JlMenibuat jadwal pengTiapusan tJalam r a n gk a

Per�hapu$an Perbekalan Farmasi;

22. Penivusur>an laporan kegiatart pengelo�aan p�rtehalan

farmasi-

23. Mengkaji res€p da lam i-argka Dis pensi ng;

24. Memeriksa obat dalam rangVa Dosis Unit;

J 25. Menghitung kebutuhan k o m p o n e n d al am r angk a Sedi aart

Nutrisi Par ent wal Total-

26 M e n g em as sediaan nutrtsi parent eral total dal am r angk a

Sediaan Nuirist Parenteral Total;

27 M e n g em as c bat dalam rangka S e d i a a n Sito&latika;

26 Visfte ke fuang rawat;

29. Pel ay ana n informasi obat (PiO);

30. Konseling obat,

31 Konsuitasi dengan tJokter, p e r a w ai dan tena�a k e s ehal a n

lainnya:

32. Mengu j np ul k an dan merigFinalisFi data daiarrt r angk a

Evatuasi Per�ggunaan Obat;

33. Menijpkurrienta&ikan hkasll e v a l u as i dal am r a n gk a

Evatifasi Penggunaan Obat;

34 Meneiusurl Catalan medik dalam r a n gk a Pemantagan

Pen gg un aa n Obat;

J 5 Pelayarian js�'�k jai�h

-"56 Pel ay ana n di (en�pat tinggai [Hnmc Cnm):.


SY.Ambufatofy se/v/ces;

li
5&. Swanrkedik�si; <Jan

3&, Pet ayanan paliatif.

c. Alpoleker yailu:

1. M&ny�jikan rencana hegislan d al am ran gka P e n yi a p an

R en can a Ke�iatan Kefatmasian:

2. Menyajikan rancangan dalam ran�ks Perencanaan

P ef t e k al an Farrrasi:

3. I�eriganalisia usulan psmb�lian d al a m ran gk a Pengadaan

Perbekdian Farmasi Melalui Jalur Pemt>elian:

4. Menilai barang d rop in g/ su mban gan d al a m rangka

P en gad aan PerbeKalan Farmasi Melalui Jalur Kon

Pembelian;

5. Uji coba formula dalam rangka yenetapkan Formula

Induk {M�s/erforrtiu/a� S cdi aan Farmasi;

6. Menganaiisis/lmengkaji b ah gn b a ku dari leknik p e m b u a l a n

dalam rangka Produksi S e d i a an Farmas i Non Slenl;

7, MerneriVsa l�bel/penaMdaan d�iam ran g ka Produltsi

Sectiaan Farmasi Won Steril;

fl. Merertcanakan k&giaian produksi dan k eb u l uh an b ah an -

baSafi Jala-n rangka PiodLiki� S e d i a a n Stpnl-

9 WenoolaS bsfiSF� JjfiKo dalam ran yka P ro du ksi S ed i aan

SlenI;

10. Jji kualiiatif bahan baku d al a m rangka Uji Mutu Gahan

Baku:

11 Uji kuanlilalif bahan baku dalam rangka Uji Mj Iu B�han

Baku:

12 Uji kyalilalif obaij adi dalam rar�gka Uji Mutu Eo d i aan Obal

Jsd�;

14
13. Uji hganlilahf obat jadi dalam rangka Uji Mutu Sediaan

ObalJadI;

u. Membvat rekomentfasi uji mutu;


15. Mem&ri�aa cataian atau bukti pefbekalan farma�i dal�m

rangha Penyimpsnan Perbekatan Farnn�si;


16. Menganalisis dafiar usulan p«rbekalan faima�i d�lgm

r�ngka Penghapusan Pefbekalan Famnasi;


17 Evaluasi kegiatan pengelo!aan perbekaian farina si:

10. Memeriksa pert5ekalan farmasi dalam rangka DisperiEing

Resep Individual:
19. Menyefahkan perbekalan farmasi dalam rangka

Dispensing Res&p Individual;

�0 obal dalam rangXa Dispensing Do&ls Unit;

21 lUgnekapttulasi rincian pem�kaian obat dan biayanya

dalam rangka Dl�pen�ing Do&is Unit;

22. Meracik/mencampur kor�porten-komponen dalam rangka

Sediaan Wutrisi Parenteral Total:

23. Men>baca jadwaf pefmljeiian <(an menghHung jumlah


pelarulnya dalam rangka S�diaan Intravena:
2a MengG�rias obal dalam rangka Scdfaan In! raven a

25 Membaca pfotokol kemo(eJ"api da��m rangV�a Sedlaan

Sittj&tatika:

2&. Menghilung dDsia sediaan farma&r dalam rangka Sedfaan


SItostailka;

27. Mengawa�j prc�e� pembuangan llrttbah dalam rangka

Sediaan Sitpstatil�a:

2�. V(sit ke ruan� rawat:


29. Pelayanan informasi obat �PIOJ;

30. Korlseiing obat;

15
31, Kon&ult9$i dengan dokter, perawat dan tenaga kesehatan

lainnya;
32. WengitJentifikaa skala prioritas dan meryusun
indikator/kril�a dalaffl rangka Evaluasi Penggunaan
Obat;

33. Werekomendasikan rencana intervensi dalam rangka


Evaluasi Penggimaan Obat

34, Menganalisis, menyimpulkan dan merekomendasiksn

upaya intecvensi dalam rangka Pemantauan Penggunaan


Oba(:

35. Mengktarifikaai laporan efek gamping obat dalam rangka


Monitonr�g Efek Sartiping Obal [MESO);
Menganalisis mekanl�rri� kerja, memanlau dan

merekonwndasikan tipaya inlervensi dalam rangka

Monitoring Efek Samping Otat IMESO):


J7. Memeriksa �adar obat dalam rangka Pemanlauan Kadar

Ot>at dalam Dafah:

M�nidenttfika&i ?kala pnantas dalam rangka Menganalisia


Efsklirila�-Blay�:
39 Mengumpulkari. jnengnL�h dan membandinghart data-
dala dalam rangka Men�anai-iis Efektifitas-Biaya:
JO. Menyusun laporan kegialari farmasi klinik;
41. Relayananjarakjauh (Remote £eAgrees);
42. Pelayanan di t&mpai linggal (Home Cam)'

4;j, Ambulstory services'.

A�. Swamedikasi; dan

45. Pelayanan paliatiF


d Apoteker Ulama, yaitu:

1 Memyempurnakan formula induk tJalam r angk a

Menet apk an Master Formufa Sedi aan Farmast;

2. Menganalisis/mengkaii bahan bak u dalam r a n gk a

Produhsi Sediaan St&ril;

3. Memeriksa label�penandaar dsl�m rartgka Produksi

Sediaan St&nil;

4. Ujf klinls obat jadi dal�tn ran�ka Uji ��ulu Sediaai� Obai

Jadi;

5. MengawBsi proses pemusnahan dal am r angk a

Penghapy�an Per bek al an Farmasi;

& M�mbaca dan n�engkaji daf t ar terapi da lam rangka

Dispensing Dosis Unit,

7. iflerekgnsiifusiob�tdalannrangkaSediaanlntravena;

s. M e n g e m as obaldalam r an gk a Sedia�ri Iniravena,

9. Merek omendasi obat dalari r angk a S e di a a n Silostatika;

to. Memeriksa hasil fekon&tnu&i da'�m rangka Sedisan

Sito�tatika.

n Vi�il ke ruang rawal;

t 2 Peiayanan i n f o f f n a s ' o b a i iPtO):

Konseling obsl.

I'l KonsuHasi cTengan doKter, per s wat dan ter>aga k e s e h at an

lainnya;

15. Merekomenda�ihan do&is lerapi dal am r angk a

Pemsnl�uan KadarObal d al am Da rah;

Pclfiyanan larfik jrnjh {Fiem ofo Sciviccsy.

17. Pelayanan di tenipal ttnggal {Home Care);

18. AmbuSofory services:

17
19 SwamediKasi: d a n

20, P e l a ya n a n paliatif.

(2) ApoteKer P e r t a m a s a m p a i dengan Apoteker Utama y a n g

me�aksanakan hegiatan pengabdian m a $ ya r a k a t , bertugas di

tern pat yaiig rre mpunyai resiko tinggi dan atau r a wa n ,

rrenjadi s a ks i d a l a m penghapusan perbekalan f a r r r a s i dart

a t a u dokuimen. merrirnpin instalasi (arinaai dan sterilisasi

(n gn �truktural). rrieFaksanakan ke giatari pengembangan

profesi d a n p e nun j a n g tug as Ap ot e ker diberikan nifar a n g k a

kredii sebagaimana t erset jut d a l a m La mp i r a n I Peraturan

Menteri Megara Pendayagunagn Ap gratur N e g a r a ini.

P a sal 9

(IjApabifa pada suatu unil kerja tidak e�rdapai Apot&Ker ya n g

s&suai d e n g a n j en j an g j a ba t a n n ya u n tu k melaVsanakan k e g i a t a n

sebagaimana d i ma ks u d d a l a m P a s a l 6 a ya t (1). m�ka Ap o t e ke r

yang b e r a d a s a l u tingkat dj a t a s a t a u salu lingkal di bawah

j eni an g jabst�nnya dapat melaKut(an kegotan tersebul

b0rd a s ar K an penuga�an s&csfa tertuli? d a r i pimpinan unit kefja

yang b e rga n gku l a n

[2) Apabila pa d a suatv. -jnit kerja d a l a m situasi kegawai-Oafurataf�

liftak :erdapat Apoteker se�iuai dengan tingkal labatannya untuk

m e l a k s a n a k a n ke gi a t p r sabagarmana dimaksud dalam Pasal 6

a ya l (1} maka Apotek�� d a p a t imelakkikan pekgrjaan dua tingkat

d i a t a s a t a u du a tingkat di bawah jenjang j�balannya-

P a s a l 10

Penilaan mgka kiefJit pelali�anaan t u g a s sebagaimana dmakaud

dalam Pa&al 9 d it ct ap kan s e b a g a i bertkgt;


a. Apoteker yang melaksanahan di bidartg kefarmasian pada

Linit pelEiyanan k�sehatan satu tfngKat di atas jenjan�

jabatannya. angKa kredityang diperoleh ditetaphan sebe�ar 60%

(d&lapan pulyh per&en) dari angKa kr-edil setiap bulir kegiatan

yang dilakukan. sebagaimaria Ler�ebuL dalam Lampiran I

Peraluran Ntenteri �f&gara Pendayagunasrt Apa�aluf Negara int.

b. Apoteker yang melaksanakan lugas di bidang kefarmasian pada

unit pelayanan satu Ungkat di bawah jenjang

jabatannya, ar>gka kredit yang diperdeh ditetapkan sama

dengan angka kreiJit jetiap butir kegiatan yang dilakukan,

sebagaimana lersebut cfalann Lampiran I Peraturan Menteri

Megara Pendeyagunaan Ap�ratur Negara ini,


c. Apole]�gr melaksanakan tugas di bidang Ker�rmasian pada

unit pel�yanan kesehatan dua tingkal di ata&jenjang jabatannya,

angka kredit yang diperoleh diletapkan 40% (empal puluh

p&rsen) dan angka kre�Jit 5&tiap butir kegiatan yang dilakukan.

sebagaimana (ersebut tfalam Lampiran ) Pecalu/an

Meriteri M&gara Pendayagunaan Ap�rgtur Neg�ra im.

d Apoteker yang melakjanak�n tugas di bicfang kefarmasian pada


unit selayaran hesetiaian dua "tngkai di ba�ivaln lenjang

jabataftirtya. angka kredit yang diperoleh ctitctap�an sama

dengan angka kredft setiap bulir kegiatan yang dilakukan,

sebagaimana l�rsebut dalam Lampiran I Peraluran Merteri

N�gara Pendayagunaan Aparalur Negara ini.


Paaal 11

(1j Unsur h eg'a Ian yang dim lai clfilam p�mbenan angkn kredit lerdiri

atas

a. J-Jn&yr utama; dan

19
b. Uri&ur penunjang.

(2] Lnsur utanta terdiri �tas:

a. Pendidikan:

br PeKierjaanker�rmasian;dan

c. Pengembangan profesi.

(3)Unsur penunjang adalah kegiatan yang mariclukung

pelaksanaan Ujgas Apoteker se�againnarta dimaksud da lsm

Pa�l 6 buUr d

{4J Rincisn kegiatar Af>ote((er dan angka kr tdi t ma sing-ma sing

ynsur $ebagaimana dimahsud pada ayal [1) adalah

s&bagaitnana terse but da lam Lampiran \ Peraiufan Menteri

Negafa Pendayagunaan Aparatur Negara ini.

Pa&al 12

(1) Jurrlah angka kredit kumulalif minimal yang h a m s dipenuhi oleh

setiap Pegawdi Negerj Sipil untuk dapa! diangkal dalam jabatan

dan kenalkan jenjang�pangkat Apoceher adalah sebagaimana

tersefcn.it dalafvi Lampiran II Peraturan Menteri Negara

Pendayagunaan Aparatur Megara mi, der�gan k&ientuan:


a. Paling kurang 80% [delapan puluh persen) angka hredfl

berasal dan yn�ur ylama. dan

b. Paling banyak 20% (dua puluh persen) angka kredit herasal


darl un$ijr penunjah�.

{2) Afwteker yang [elan memiliki angka kredil melebihi angka kredit

yang ditentukan untuk kenalkan par�gkai selingkat lebih tinggi,

kelebihan angka kredit tersebul diperhrlungkan urttuk kenaikan

pan�kal bejikutrya

(3) Apoteker pada tahun perlama telah memenuhi atau melebihi

angka kredii yarq persyaratkan untnk kenaikan pangkaf dalam

SO
mass y�ng ddudukinya. maka pada tahun k�dua

diwajibkan mengumpulkan paling kijrang 20% {dua puluh

pereen) angka kredit dari j j ml a h angka kredit yang

dipersy�rakhan untuk kenaikan pangkal setingkat lebih tinggi

yang berasal dari kegiaian tug as pckok.

(4) Apoteker yang akan naik pangkat menjadi Apoteker Madya.

pan�k�t Pembina Tjngkat I, golongan ruang IV/b, sampal dengan

Apoteker Utama, pangkat Pembina Utama, gi�rlongan ruar� IV/e,

diwajibkan mengumpulh�n piling kurang 12 {dua befas) angka

kredit getiap kenaikan pangkat ysng i?€ra&al dari kegiatan

pengembangan profesi.

Apoteker Utama. pangkat Pembina Utama, goJcngan ruang IV/e,

t�hun sejak menduduki jenjang pangkat diwajitjkan

menguitipulkan paling kurang 25 (dua puluh lima) angka hredit

dari keg i atari tug a? p<5kok

Pasai

(1) Apotek�r yang secara bersama membuat karya lulis'karya ilmi�h


di bidang kefarfnasian/kesehatan, dit>efiikan angka kredit dengan.

ketenloari sebagai benkut:

a Apabil� lerdjn dafi 2 {d�ia) orang perurlis maka p�rnbacfian

an�ka kreditnya adalali 60% fenam puluhi persen) bagi

penulkK utama dan 40% (ennpat puluh perserf) untuk penulis

pembanlu ;

b. ApabHa lerdiri dari 3 (tiga) orang p&nuli$ maka pembaglan

angka kreditrtya adaiah 50% (lima puluh peraen) bagi penijlis

Litama dan m a si ng-ma sing 25% [dua Duluh lima persen)

iinluk penulis pemciantu; atau

21
c. Apabila terdiri dari 4 tempat) orang penulis maka pembagian

angka kredilnya adalah 40% (empat puluh person) bagi

penulis ulama dan masing-masing 20% {dua puluh persen)

untuk penulis petnbaniu.

{2) Jumlah penulis pembanlu s�bagaimana dimaksud p a d s ayat [1).

paling banyak 3 (tiga) ofarg.

BAB VI

PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT

P asal1 4

{1) Untuk kelancaran penilaian dan penetapan gngka kredit, seliap

Apoteker drwajitkan mencatat dan nengirtvenlarisir s&lurvll

kegralan yang dilakuhan.


(2) Penitaiart dart penetapart angka hredil lerhadap setiap ApoteKer

d�akukan paling kurang 1 kali dalam setahun.

{3} Penilaian dan penetapan angka kredii untuk k e n a k a n pangkat

Apoleker yang akaii dtpertimbangkan untuk naik pangkat


dilakuhan paling kurang 2 (dua) kali dalam 1 {gatu} lahixi, yaitu 3

(ligaj bulan sebelum perigde kenaiJtan pangkat Pegawai Wegeri

Sipil.

Pasai 15

(1) Pe)atDat yang beniwenang mgnetapkan angka Credit adalah:


a. Direktur Jenderal yartg rriGmtiina pelayanan kefarnnasian

Departemen Kesetiatan atau Pejabat Eselon 1! yang

bersangkutan bagi Apoteker Utama yang b&kerja p ada

pelayanan k e fa ma s ia n di tingKungan Departemen Keaehalan


dar instarsi Ijainnya.

t? Sekretaris Dire'doral Jenderal yang membtna pelayanan

kefamasian Departemen Kesehalan bagi Apoteker Pertama

12
sampai dengart ApoteVier Madya yang bekerla p ad a

p�laysnan kefafmasian di lingkungan Departemen

Kesehalan;

c. Pimpinan Unit Pelayanan Kesehatan Departemer� Lemb&ga

Pemerintah Hon Departemen (LPND) selain Departemen

Kssehatan (setingkat esefon II) bagi Apoteker P ertama

sampal dengan Apoteker Madya yang bekerja pada

peEayanan kefannasian di lingkungan ma&ing-nnasing;

d. KiepaFa Dinas Kesehalan Pfovirsi bagi Apot&Ker Pertama

sampal dengan Apoteker Madya yang bekerja p ad a

pelayanan kefanma&ian di lingkungan Provinsi;

e. Kepala Dinas Kesehatan Kabupatien/Kota bagi Apoteker

Pertama saoipai dengan Apatel<er Madya yang bekeija p ad a

pelayanan kefamnasian di lingkungan KabupatetV Kota

(Zj Daiam menjalankan k&wenangannya, pejabat seb agai ma na

dimaksud pada ayat (1) dibafitu oleh:

a. Tim Penilaj Jabatan Fungsional Apoieker p ad a Direklofat

Jenderal yang membina pelayanan kefanriasian Departemen

Kes�atari bagi DIrektur J�ndefai yang membina pelayanan

kefaimaslan Departemen Keseliatan atau Pejabat Eselon II

yang bersangkutan, yar>g selanjutnya disebul Tim Penilai

Direkiorat Jencteral;

b. Tim Penilai Jabatan Fungsional Apoteker Sekrelariat

Direktorat Jenderal bagi Sekretaria Direktorat Jend&ral yang

membina pelayanan kefamnasian Departennen K�sehatan,

yang selanjutnya disebut Tim Penilai Sekretariat Direkiorat

Jenderal;

2i
c. Tim penilai J ab atan Fungsional Apotekef Unit Petayanan

Kesehatan Departemen/Leinbaga P�merinLah Non

Depaftemen (LPND) selain Departemen Kesehatan

(setingkat eselon II) bagi Pimpfnan Unit Pelayanan

Kesehatan Departemen/Venibaga Pemefintah Non

Departemen (LPND) selain Departemen Ke&ehatan.

selanjutnya disebut Tim Pemfai Instansi;


d. Tim Penilai Jabatan Fungsional Apoteker Provinsi bagi

Kepala Dinas Kesehatan Provinsi, selanjutnya disebut Tim

Penilai Pravinst;

e Ttm Penilai Jabatan Fungsiorhal Apoteker Kabupaten/Kota

bagi Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, �elanjutnya

disebijl Tim Penilai Kabupaten�Kota;

Pasal tS

Tim Penilai J abatan FungslDnal Apoteker lerdiri dari unsur teknis

yang mermbidangi kefarmasian, unsur kepegawaian, cfan peJabaL

fungsioriai Apoteker.

Pasal 17

(1) S u s u n a n keanggotasn Tim Penilaf seb agai berikul:

a. Seorang Ketua merangkap anggota dari unsur lehnis;

b. Seorang WakH Ketua merangkap anggota dari msur

kepegawaian;

c. Seorang Sekretails merangkap anggota; dan

d. Pa]i ng kura ng 4 (em pat) orang angg ota.

{2}Anggota Tirri penilai dimaksud pada ayat {1} huaif d, paJing

kurang 2 fdua) orang dari pejabat fungsional ApoteKer.

{3) Syarat untuk menjadl anggota Tim Penilai adalah;

24
a Menduduki jenjang/pangkal paling reridah sama dengdn

jenjarig/ pangkat Apcrteker yang dinilai;

b- Memiliki keaNian cfan kemampuan unttJlt iwnilai prestasi

kefja Apotdtier; dan

c. Dapat akUf melahukan penilaiart.

(4)Apabila jumlah anggota Tim PeniFai sebagaimana dimahsud

pada ayat (2) tidak cfapat dipenuhi dari Apot&K�r, m�ka anggota

Tim Penilai dapat dianghat dari Pegawai Negeri Sipil lain yang

memiliki kompeteiisi untui? menilai prestasi kerja Aptiteker:

[5) Masa jabatanTim Perifai adalah 3 (Uga) tahjn;

(6) Apabi!a Tim Penilai Jabatan Fung�lonaL Apoteker Unit

Pelayanan Kesehatan Departemen/Lembaga Pemerinlah Nort

Departemen (LPND) seisin Oepartennen Kesehatan (setingkat

eselon It) atau Tim Penilai InstansI belum dapat dibentuk kaiera

belum memenuhl syaral keanggotaan Tim Penilai yang

ditentukan. maka penilaian dan periietapan angka knedil Apoteker

dapat dimintakan kepada Tim Peniiar Dinektorat Jenderal.

(7) Apabita Tim Penilai Pirovinsi beli/m dapat dibentuk kar&na beljm

memenuhi syarat keanggotaan Tim Perhilai yang ditentukan,

maka penilaian angka hredit Apoteker dapat dimintakan kepada

Tim Penilai □irekiorai Jenderal.

{0>Apablla Tim Penilai KabupaterVKota belum dapat dibentuk

karena belum memenuhi syarat keanggoiaan Tim Penilai yang

ditentukan, maka penilaian angka kredit Apotekej" dapat

dimintakan kepada Tim Penilai Kabupaten/Kota terdekat atau

Tim Penilai Pnovinsi atau Tim Penilai Direktoral Jenderal.

(9) Pe/nbentukar> dan susunan Anggota Tim Penilai ditetapkan oleh;

25
a. Oirektur yang mecnbin� p�layanan heliamiastan

Departemen Kesehatan at�u Pejabat Eselon II yan� ct�lunjuk

uituk Tim Penilai Dinektorat Jerxjeral dan Tim Penilai

SeJtfetariat Direktorat Jendenal Departemen Kesehatan;

P m p i r a n Unit P elayaran Kesehatan Oepartemen/ Lembaga

Pemerintah Non Departeitien (LPND) selatn Departemen

Kesehatan [setingkat eselon II) untuk Tim Penilai InstansL

c, Kepala Dinas Kesehalan Provansi untuk Tim Perilai Priovinsi;

d. Kepala Dinas Kes&liatan Kabupaten/Kota untuk Tim Perilai

KabupateiVKota;

Pasal 18

(1) Pegawai Negeri Sipil yang telah menjadi Arg g o ts Tim Penilai

dalam 2 (dkra) masa jabatan berturviMumt, dapat diartgkat

kembali setelah melampaui t�n�ggang wsMu 1 (satu) m a s a

Jabatan.

(2) Dalam hal hendapat Ar�ggota Tim Penilai yang ikut dini�al, maka

Ketua Tim Penilai dapat mengangkat Anggota Tim Penilai

Pengganti.

Pasal 19

Tata kerja dan tata cara p«nilalan Tim Penilai ditelapkan oidh

Menteii Kesehalan se�aku Pimpinan Instansi P&mbina J ab at an

FjngBlonal Apoteker,

Pa sal 20

Usui penetapan angka kredil Apoteker diajukan oleh:

9. P'impinan Unit Pelaksana Teknis tUPT) Pelayanan Kesehatan di

lingkungan Departemen Kesehatan (setingkat eselon ilj. Kepala

Dinas Kesehatan Provinsj/ Kabupaten/Kota, Pimpinan Unit

26
Relayanan Kesehatan DepartemeiVLembaga Pemerintah Won

Depsrtem&n (LPND) selain Depariemen Kesehatan (setingkat

eselon II), k&pada Dtrelttur JerKjeral yang memblna pelayanan

l�efantiasian Departemen Kesehatan, un(uK angka kredit Jabatan

Apotekfif Utama;

b. Pimpinan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pelayanan Kesehatan di

lingkungan Departemen Kesehatan fsetingkal eselon II), kepada

Sekretaris Oirektorat Jendera! yang m«mbina pelayanan

kefarmaslan Departemen Kesehatan, urtuk ang(<a kredilJabatan

Apoteker Pertanna $arnpai dengan AF>otieker Madya�

c Pejabal yang membidangf kepegawaian yang bersanglkutan

kepada Pimpinan Jntt Pelayanan Kesehatan Departemen/

Lembaga Pemerintah Non Departemen [LPND) selain

Departemen Kesehatan (setingkat eselon II) jntuk angka kredit

Jabaian Apoteker Pertanna sampaf dengan Jabatan Apoteker

Wadya.
d. Pejabat yang menrkbidangi kepega/waian pada Jnit Petaksana

Teknis Da�rah (UPTD) yang bersangKiitan kepada Kepala Djnas

Kesehatan Provinsi untuk angka kredit Jabatan Apoteker

Pertama sampai dengan Apoteker Madya;

e. Pejabat yang rrtembidangi kepegawaian pada UmL Pelaksana

Teknis Daerah (UPTD) yang bersangkutan kepada Kepala Dinas

Kesehatan Kabupaten�Kota untuk angka kredit Jabatan Apoteker

Penams sampai dengan Apoteker Madya;

27
Pass] 21

{ i ] A n g k a kredit yang ditetaphan oleh pejatjat yang bervrenang

menetapkan angka kredit, digunahan untuk mempertimbangkan

kenaikan jabaiarVp�ngkat Apotek�r sexual dengdn ketentuan

pefaturan peruncJang-undangan.

{2) Keputusan pejabat y�rig berwenang menetapkan angka kredit,


lidak dapat diajukan keberatan ol&b Apoleker yang

bersangkiitan.
BAB VII

PENGANGKATAN DAU\M JABAtAN APOTEKER


I
Pasal 22

Pejdbal yang berwenang mengangkat Pegawal Negeri Sipil dalam

jabatan AfJoteher, adal�ih p&pbst ysng berwenang derigiin

peratufan perundang-undangan.
Pasal 23

(1)Pegawai Negeri Sipil yang diangkat untuk pertama kali daJam

jabalan Apoteker harus memertuhi syarat sebagai beriJtut:


a. Benjazah Apoteher;

p. Pangkai paling rendah Per>a!a Muda Tinghai (. golongan

ruang lll/b. dan


c Setiap unsur perdaian presta?i herja dan pelaksanaan

petterjaan dalam DaHar Penilaign P�laksanaan Pekerjaan

[DP-3) paling rendah bermlal baik d�lam 1 {salu) tahun

terahhir.

(2) Penetapan jenjang jabaian Apoteker sebagainnana dmaksud

parla ayal (1). ditetapkan terdasarkan angkii kredit yang

�Jiperoleh dan ungur utama dan irnsLir penurijang setetah

2R
ditel�pksn oleh pejabal yang b erwen an g menetapVan an gka

hredit.

[3) P en gan gkal an perlania d i m a ks u d p ad a a ya l (1)

pei�angkatan yang dilakuKan melalui proses

pengangkalan Calon Pegawai Negerr Sipil untuk mengisi

lowongan forniasi jabatan ApoteKer.


Pasal 24

Disamping persyaratan s e b a g a i m a n a dimaKsLtd dalaiti P as gl 23,

p en gan gkat an Pegawai Hegeri Sipil dalam j ab at an Apoteker

dilaksanakan sesuai d engan formasi j ab ai an Apoteker dengan

kelentuan setiagah benkgl:

a. P en gan gkat an Pegawai Negeri Sipil Puaat d al am j ab at an

Apoteker djlaksanakan s esu at (�cnggn forma si jatalan Apoteker

yang diietapltan oleh f-lentefi yan g b ert an ggu n g j awa b di bidang

P en d a yagu n aan Aparatur Negara s et elah mendapat

pertimbangat� Kepala Badan Kep eg awai an Megarg:

b. P en gan gkal an Pcgawai Megen Sipii Daerah dafam j�batan

Apoteher dilaksanakan s esu ai formasi j ab al an Apoteker yang

(litetapkan oieli Kepala Daerain masing-masrrtg s et elah

men d ap at persetuju�in Isrlulis Can Mentert yang b erl an ggu n g

j awab til biiJarig PeniJayagunaari Aparatuf Negara s et elah

m e n d ap a t pertimbangan Kepala B ad an Ke p e g a w a i an N&gara.

P a s a l 25

(1) P en gan gkal an Pegawai Negeri Sipil d a n j ab al a n iain ke dalam

J ab al an Apoleker dapat dipertimbanglon dengan Vetenluan

�obagai berikut

a. MsfnsriLihi Syarat s eb agai man a dimakjiucl dalam Pa&al 23

(fan Pasal 24.

29
b. Meitiiliki pengalaman dalam pekerjaan kefarmaaian paling

kurang 2 {dua) tahgn �ebelum diangkal dalain

jabglan Tut%gsional Apoteker;

c. UsIei paling tinggf 50 (lima puluh) tahun: dan

d. Setiap unsur penilaian pfestasi kerja cfan pelaksanaan

peherjaan dalam Da (tar Penilaian Pel�ksanaan Pekerjaan

(DP-3) paling rendah bemilai baik dalsm 1 (satu) t a h j n

lerak�iir.

(2) Pangkat yang diletapkan tiagi Pegawai N&geri Sipil

sebagaimana dirnaksud pada ay�t (1) ad�lah sama dengan

pangkat yang dimilikinya, dan jenjang jabatannya ditetapkan

sesuai ctengan jumlah arigka kfedrt yang ditelapkan oleh pejabat

yang berwenang menetapkan angka �redil.

(3) Jumtah angka kr&djt sebagaimana dimaksud pacta ayat {2}

ditelap�an clar un?u; titamg dan unsur penunjang.

Pasal 20

(1) Asisten Apoteker apabila memperoleh ija2ah/gelar Apoteke�

dapat diangkat dalam jabatan Apoteker apabfla .

a. Tersedia fo�masi untuk jabatan Apotekei";

b Paling kurang letali 1 (saiuj tahun dalam pangkat terakhir.


c S&tiap unsur penilaian prest�Ei kerja alau pelaksanaan

pekerjaar� dalairi Daftar Penilaran Peiaksanaan Pekeijaan

{DP-3) paling kurang bernilai baik dalam 1 (satu) tahun

terakhir; dan

d Memenuhi jumlah angka kredit yang ditentukan untuk

jabatan/pangkat yang didLidJkmya.

(2) Aslslen Apotei�er yartg akan beralih merjadi Apoteker diberikan

angka kredit 65% (enam puluh lima persen) dari angka kredit

30
kumulatif Dihiat. tug as pcrftok. dar» penQembangan profesi

ditambsh angk� Apoieker, d en gan tidah memperhitungkan

angina kredil 6an unsur penunjang.

BAB VIII

PEMBEBASAN SEMENTARA. PENGANGKATAN KEMBALI,

DAN PEMBERHENTIAN DARl JA0ATAN APOTEKER

Pasal 27

Pejabat yang berwenang me mb eb a s ka r sementara, mengangkai


kembali, dan memberhentikan Negeri Sipil dalam dan dari

jabatan Apotekef, ada(a1l pejabat yang berwenang sesuai derigan

peraturan pergndang-undan�an.

Pasal 23

(1) Apoleher Pertama, pangkat Penata Muda Tirigkat I, golongan

rudhg lll/b san�pai dengan Apcleker Utama. p argkat Pembina

Utarma Macfya. golongan ruang IV/d, dibebaskan sementara dari

jabat�nnya apabila dalain jangka waktu 5 (Nma> tahun

menduduki pacigltat t&rahhir tidak dapat mervgumpulKan an�lfa

itredj! unltik kenaihan jabatan/pangkat aetirvgkal lebih linggi.

(2) Apoteker Utam�, pangkat Pembina Ulama, golongan ruang

IV/e. dibebasKart ie�nsfitara dari jabatannya apabira setiap tahun

sejak m&nduduki [abaian/pangltain�a tidak dapat rriengumpufkan

pafrng kuraf>g 23 (dua puluh lirna) angka kredit dari J�egialan

tugas pokok.

(3) Selain pembeba&ari seinenlara s e b a g a i ma n a dimaksud p a d a

ayat f1} dan ayat (2), Apoteker dibebashdn semenlara dari

jabatannya. apabila

a Dijaluh] hukuman tli�iplin tmgkal �edang alau tirsglcat beral


bsrupa penurunan pangkat.

31
b. Djt>erheri|]l�ar» sementara sebsgai Pe�awai Negeri Sipil;
c. Ditugaskan secara f>eniJh di luarjabatan Aipoteker;

d. Menjalani cuti di luar (anggurtgan negara. kecu�li untuk

persalinan ke�nnpatdan Betemsnya: aiau


e. N�en)a1ani tuga$ t>elajar Jebih dan 6 {enam) buFan.

Pasal 39

tDApoteker yang telah selesai menjalani pembebasan sementara


�ebagaimana dimakstid dalam pasal 28 ayat {1), ayat [2). dan

ayat (3] huruf a. hjruf d, dan Inuruf e dapat diangkat kemball


dalam jabatan Apoieker.

(2) Apoteker yang dibebaskan sementa'a aebagaimana dimaksud


dalam Pa�al diangkat kembali dalam

jabatart fungsional Apoteker apabila berdasai1<an hasil

pemeriksaan pifiak yang berwajib, /arg bersangkutan

dinyalakan tidak ber�aFah.

(3� Apoteker yang dibebaskan sementara sebagaimana dimaksitd

dalam Pasal ZQ aya I [3) huruf c. da pat diangkat kembalf da!am

jabatan fungsbnal Apoteker paling tinggl benj&ra 54 (lima puluh

empatl tahun

{�) Pengangkatan kembali dalam jabatan Apoteker s�bagaimaaa


dimaksud pada ayat (1), ayal (2), dan ayat (3), dengan

menggunakan artgka kredit terakhfr yang dimiliki dan/atau angka


knedit cfari presta$j kerja di bi::fang pelayanan kefarmasian

Apoteker yang dlpenoieh selama pembebasan sementara

setelah ditetapkan oleh pejabat yang berwenartg meretapkan

angka knedit.

Pasal 30

Apoteker dIberhenBhan tJari jabatannya apabila:

}2
a Dalam jangka waktu 1 (sstu) tahun sejak dibeba�kan sementara
dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 26 ayat (1).

tidak ddpai mengumpLilkan angka kr&dit y�rkg ditentukan untuk

kenaikan jabatarVpangkat$6tingkat lebhh tinggi;

b. Dalam )angka waktu 1 fsatu) tahun sejak dibebashan semenlara


dari jabatannya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 ayat (2),

tidakdapat mengumpulkan angka Vredit yang ditentukan; atau


c. Dijatulii hukuman disiplin tingkat berat dan telah nenipunyaj

kekuatan hukum tetap, kecuali hukuman disrplin t)r>gkat berat

bempa penuninan pangkat.


Pasal 31

Pembebasan s#mentara, p«ngangkatan kembaM, dan

permberh&nitiart dad jabatan Apotek&r sebagaimana dimaksud dalam


Pasal 27, Pasal 2Q. dan Pasal 29 ditetapkan oleh pe�abat yang

berwenang sesual dengan peraturan peruniJang-yndangan.

BAB IX

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 32

Kepi�san Pejabal yang berwenang tentang pengangkatar,


kenaikan jabaian/pansfkat, pefribebasan sementara, dan

pembeiti&ntian dalam dan dari jabatan Apotek�r yang ditetapkan


sebelum Peraturan M&nteri Negara Pendayagunaan Aparatur

Kegara ini, dinyatakan tetap berlaku.

Pasal 33

Pnestasi keifa Apoteker yang telab dllakukan sampai dengan

ditetapkannya petunjuk pelaksanaan peraturan Ir�i, dinilai

bercfasarkan Keputiisan Menleri Negara P&ndayagynaan Aparatur

Negara NDmor HO/KEPM PAN/11/2003.

33
BA0X
KETENTUAN PENUTUP

Pasal 34

Kelentuan pelaksanaan Peraluran


Negara Menleri
Pendayagunaan Aparatur Negara ini diatur leblh lanjut oleh
Menteri Keselnatan dan Kepala Qadart Kepe�w�ian Negara.

Pasat

Pada saat Pei�luran Menteri Negara Pendayagunaan Aparalur

Negafa ini nfitilai berlaku. Keputusan Menteri Negara


PendayagiMiaan Aparatur Negara Nomw I�O/KEP/ M.PAN/ 11/
2003 lenlang Jabatan Fungsional Apoleker dan Angka
Kredilnya. dinyatakan tidal< berlakj,

Pasal 36

Aoarafur Negara ini


rPul3-i �Erl�ku

Diietjpk�n c-- Jakaria


Paca lanccai i> ;\pril 2003

J4
UUUrnAM I; PERATtJFULH UEHTER
PEitDiTACUHAAW W�tfiATURMEGARA.
hOMOH PERn(T«ILPAHi4.'»0a
TthGCAL : 1SXpf*I0»

RlHCUN K£:;HATAhl .-ABAlAlt FLhCSI€M4L APOTEKER tlAH KREHTHT*.

HO LHSIJR: SATUAM
�UBUMSUR BUTiq ii£OJ.-VX» KREOB' PBjocsawit
>tASJL

1 A, Pmddii�M saiplah iMn mtirp«rM«ii ■i


|PENDJDIUN
i 'r s l a 3 i S -Ji F3".is.�*ljor fomtji :jai=h 56m Id jefV3�
�•t*r !M�Ii 'SC.»L Serr:� JSTi 3i-� .

P-KlSadtJfi atfi piUbhi�in FuRftiDTial di bid»7f . ( t t fi d s r lo Bert�ifcar •iOtXi Sernua Jefi9.-.a


t*4uTn>5Ufi dan i mn d i p 4 d u n .Ejni Tandj Timn 2 inrn 1�1 - Serfefl�ar; Six : 5«mu«Jenavi
J�fivsiilftin jbju PtUbii*'� ISTTPPI 4Uu 3«njCUI ] _jTSTi? affUfi 'X' l - 5*-;: ,sm �imjn Ejooa 1 Ssnui Jenn
4 L;�&ir] mv* ■ '3�: �K' jTi Sersffc#: 3j«M Beniiii Jcft~*.vq
! :. ■�~ - ■ Ml :ir: � ooa Serriua
6 V S-!AiT,J artCjig 1 jO

P�rriidlcin 4an peULiii±?-pnidtatar. d4n ; Gsto-�ir; I-: 2.-3W


mf ndipi*b jn Sunr: Tamil Twrdrl P�jtliJiiari iba-
�libfean|STTPPimu S«itifhaC

PEKERJAJU4 A- P*ir�ilp«n Rin�'U K«rii Kt�nr�sijn ■- Her-, i j : 4 j n r«p>;)ni nr.


KEFAFMASJU1
■ T:?: EerariQCZ. :/KS �vr'- Perja—.i

:. Usr:� H- Jl:-! f i (!3ll-�i;i : iffic J-s�. U t c a

T d : Et fjngct : »e Lluca

d "S'->-==' ■:.:-2:- ijvL U�tr�

1
S. PeegelolMr pH�culjn f a�misi 1. ?wriiihjn

i a. Per�c�ulM Fa�rrjsi
i
no UHS U R. 3iJ3'JK\IR B LT i n KEGUTAH
�TVJm jU C S KA
PSJUCSMU
hUSIL mEOT

1
1 �tnsrr�a
»: i�ortarin 6hit!3s T-ii :■.(>■ 'J

hi L 17 n ' !3'71 i si
1 p: t« C1 la a>� O.tM� AiT. Wjda

t. P tflu S4 k

Ti«p di�ir �oce

�u:) Hitlir Di.KT �j(-_ u�ds

L �n-iunun

'
" Jsra SC ��jSI jKS P e ft dTif.

1 - r - i " . '. re ric=! --T-■ ~: n Ti�p luio'l :■ rao JUK U iJ d f

1 "ir - - "5�
'
� r�r�r�in
1

3- Pt-ngadian

)
1
'
�.■1: JS- Si, 11 1!K+ Aai. W l- J a
p'sa--*-

Ms'J i c . ; u s. J - irtan "Tjp :iii«i :■ o�D

'
Wf*: J-:�rr5i� iiijtini petbstala:� :3iT�35-= i C -arj reiiJ 5K5 ;v3LhiL�a

■i- ai�- l�t ��sja |

L- h 'o n Fanbilu'.
|

hitniai to - - J-l i - wo � Ti t B t � s s n 1 ; OD u�h:

5C!l :-fMTr: "ap M ic e : ZO'.D Wu�a

hi«ier.;-i ■;="6lUtin 1 pa-teKaa--13mBs Ti3 nsia � : .T IK*

1 jB�ig ttrt--s. � s e n y a f a i a - � s p e s f i t i s
|
SATuuUf tSiGVA
Uh�UR I I-ELiUCSANA
HA£IL KREPrr
-i;

t- P r a d i J c i Fj r rp a t i

i | ye'SfUptdr-roiTT:. .a induk (Mmcf F n n w A i ]

Merg3�>-.5-5'-w.;«> turian taij ra * T-3: : D�D -■vZL J��:a


f .-.■n"--:3Hr,

- Lv :3t; ■■ :-T- =■ "i: o.-:« Aat


~
Lisnr?--■_-■ni.tfc- V»—i/j irn�i; <3 -lO-T'J.e. oaf,) .■=1� -Lta-ra

II Moriclard
1
1

Wtrtii-1 If?.-xirjusi din b it , -. Jian Tj: re-ta-a : j!0 A:M.PAjda

UCai'sac J ;3ri T <5 i�'3n c;2: iiT Ua e ya


r-' ■ Eii'J'jn

Ll?---3MJhsn Tj� otf. (»;■ 0 01G UuCd 1


'
- *�icT!t--1' = 'aie--?e--a-caii"- 45C«- tiTTHsi � -ti»: .e:- :■»■> ��1 fiadri

41 Si�nl

i U t f � " "■.
-
ije-jia'-an pr:c.� c�.
tffr.iif-pT rssfisi b a t u
Ta;

'
Ws>;?---. -■-� — e-stds b a c a n tiftj E? .-snMPS C Gf7 .�.. LJ umt

T:3- re-ona I-.MO ?C' M s J ra

W t -Tur-. ; ■.~t.:jsrt!o:ajn ~�-iP o t a l -H- LT�t�

□ terij&dsi sc-cril

«■ : e rj :j fia *a ' t ■:■; �J--5 iW Ka H sen SnaJ 3d " 'srajni OjCK


�TUJU JUtGKA
�0 UhSUF� SUBUH3UR &JT 3 � E G U T U PELAK�JUIJL
H iS i L KR ED n

j - . - =■ 'i3E l a p j : a - DOtV � Pfertitna

T-a: awj'i : DHJ ifll WiKj


Sl U,i m.tu tdlunfatii

laKiS' a(K2
I -L- U tu3'-�y\ T jo-E/- : iKfi ASi-Midrt:

L; t�a"H3l.';�-■■■-. ==£_ T ;; .Syzran


1 o I'l I

L;i rsSMlu-stilia*' o t - i l . J = '


1
- U--ura s e t i f d T j: "JKTn ■: M S i[ir U u J a
.
b. L. ".ro iaia- �aevan OfjiU
1
~
- ■-jfjijU'-iDi: :p ?5p:'a� vo-y? Afif; bl3f-i�

;■ <3'- T-jtiawv-E-T :'.!>:9 At:. Madve

■E. U. t -r is a z r. ii=i Tj: .«C UU mi

i N�r-4iril rfkctt Kld ls -i uj. m j l u

r: bi. jc-?*i5 - e-.: J r . V - (rtu JP ■ :. o « A;4. .Uajgra [


.-sic�ercasi

3. �-iRirfnaii

WiT'e'Aid pf"■"i.TTlESs "-J ? M'ii D.ooe


elLdd'e 1
S. PtnS-JTidW

!
3 v ie --; e ia - : »t j c y i la ni as i ~J3 pii�\ 0C1C
!
SATUAN ahsi�a
MO UH51JH: SUB UhlSUR BU'.� <EGUiTiUi 1 PfLAlCSAKA
. H «J L KREIMT

C. ;L--ieT a J- Ij rrra i. "-SC cet= ! ■;.M? .�'Erta.TB

; jau bijii pfcTSstaii? fiJTPisi ■'it a :-i :> ijl kl�Y3


1

Id. Prr-disUilHitiin
1
W-T-.�-'.'Sn l3Fn» MJP KICK ijK. w«ia

M. i>4n3«M[uMri

� Li�cip� J a s i ■.sL'.in T�; uk£! 0CO3 �1. F�efUrru

b u�iin. T-iS ■Ilea Ast

; Ke-�.tuji i»4" ;■- ".3H Ac!. U-J3a

■; prases Dtrr-js-Bi�iaT �.Jp ■�fiLUlar-a


13. P«irj-L$Ljn)>i |jpa:i-< F4iTj*tat»4. pcftak�lfn T-ap IJK�a-

13 Evaijui bn�ittan p«nje>�:lun p»Ttalotttn t a r m i x j T �:- la::<ii'ii C.[UO A�t '-Avif�

C�. Petaq�ir Fjm«si KJiiih Dispfnsirig

a Rj*s«i� iFJnid Ld; 1


■ UfngM�i ne-j�r �np ■ D tn-bv lOCJ
'«s«-

■ N*'iC*LiS�. T«: 1" ieo�bar 0.ZO5 A p t Peiranj


ne«D 1

'Jp m tSTTJC� aw; �4=1 Uaiyi


Kitij 1
1
- w � - j t . a IM r->:■ ■: i ' < 3 n ila;.T: i s ~-S3 : � lertjr ■:-.D06 AJt Us<l'fs
UHSUH. SUBLLVSlfi &UT R XEGATAH SATUAH ANSKA
PSJKStMA
KH£t)ir

C>I4-S U'jl i

.WeTM-= -.p>;ta»daf!ar-]efa(n •JulC A s t LUnii

Me.TlET�-Ll nZcT. D»: kkria

Utnt�:?--c:ri itjr �03 larria?- tt.IK.-2

T3 : ler-t i r ■- rCJ. acl


j
1

Hums: �innural Total (Taa�


PartfilirAi Witnr.Dw)
- Uifish'�'J k�EuSityri ismsMiefi �13? leniLa- OOC3 ;�pi Uuda
K H Tirtagn

Uicw T-J - c/! n 9�.: fc sfTOcnen-Xicr'coriefi :-.K5 A0L UKva

"ie�iajn ~P>J C.Ml Ajl.

S Mi t ln Inird Voru jVi


- WcfTCj-'J IS3--.S .�e�senan dan rrerighaj� ~-1p lurta.- CG� AIL Ml�Tl
■■JT4SC* c-e"irir.ir: Kfrnmraan

Uit-c '! !.� -ita: st u : f'JW A.:LUtaiia i


1
~jp 3tal :.K£

Stdiun lAstdi jti

Ue�i3 -- r ": ': *o et<-;jeiap ""lap'-ST :»■ 0 i'ji A:i. Uadfa


c-�n'rtaafi

l-lero' sed�r. birr-as. '■IS :b3l 5K2 fc' .

'
Vftto-;:: '■ ocEf 3P -ibjl 5-MT Ar' Li an a

Ws~ia=ii5.5 icir=sT3i'iua "nc MdAan c.:c& Lfjva

J
UN5UR £ueuHstj« 5A.T1JIAK XHGKA
HU'IR KE�HATJtH PELJU�ua
KA � KREWT

MtrtCe—c:ir T a: H:tz 3003 As4- Muda

■Jtnqf--. seTitJznra.-6[n;eyi ■lOiap�ra" 0 006

">as(HEjen i.aM

■�lljdrjnC~)i. |PID| D dOtS S»fTija

K-insc-�n; abJl jTi�p iME Senua jtr�a-�i

■:i Xir, pcmit dan Lhul�* ' Tia; ujcs: Seri.-a


-EiiahiUi lalMyj
1
J
_i__ i 1
= dul --nenTjairi MSfl&n -:.:oT
t : -■ cma Tia� oios- �iIL.Wjias

li;=L-i 1--■ "j: mm- o™ Art Uwpi�

■'■'� :■ ■" i !i ejey.as-'

csic
t �ap�a5JS,
acisi ;:�I.Ujdl <1.:� jij
! 1 -. �erta"-
.z ■ .a
' -'■Vgariaia'S. n-- meneiMnenrtisiiiii 1 'jcofli: HQTfl
i
TMnL're'is:-'-"-

Won tarin; EffcJ E3iTi:-nEOtHt|UESOt

•;
1 1
MO 1 IJ I. M 3 UJ I BLrnRKESlA-�AH SliXOAN AM5KA PCUdaAMA.
Sue uM BUP. 1
HUSIL KREDfr 1
1 1

j L- UetKirailfiiS rr�r�..-; Tst tf-jj. iterninta:� d 3 r I.Ci'.- � l . Mac/a

i. P�nufniiua� iTit�r D��l -; j l i i n Clf3t1 1


1
-1 UjtnEnicH liE-3?'I-:?" T.a: :.wo Vt -Uah�

: '. i « ie r5 me T0 s = ; --T T- is s-jp mama


1 ■�i'-enJsiS.

i 11. Men � i ul i i i c r4 t Ln :j s. -c -j (y i

.1 UHK�Ct-Lfiaii -rs-= H i c « a s Nasuf -DID

1 [- �-�jti dm dzO Ee.-S� ii.Ty.- A|;L


i
1
i
11. �-sn�usunin U p O ' j r i ' a m D s i IcLnlk

■ -. : �!5r k injr -
a: :ii.33a
■ Apr. Uad}�

ri. Ppti|iuan .�iiTTQE- Khujuf 1. fcia�anh.-! U b r - : ?< $ i i n Ja.-a� {fiMare- Hivini, i C.Idi

i
2. .'<s.iie fjM TfO'� S&T ja i

]. JinlWi>4:ry T��; tausr

4. �vajlK�.iLlU ~. i p 5*J- S«vnua ■

*
i. [ulubl Bp Jru-Jisn J.DlT

1
J
AiirpabdArt >■ iK,St'A'ibalx�3«iiuru Jtittn T 3Z- Irak a »» £ e Ti m

t. KASt i-Jildn d ) n Krt$cl7m9�n KK� jsli D2S0 S«ni-a


1 |
1 S AT VAt t AHCK*.
; HCl UN5UR SLEUMSUft eJU'R PELMC$AHA
■ HA5JL KREEa

"
3. Prognvn -E'9r�''>j P'liyarun-KKtrH�in 33 iil�r a�sc

F. P�klcsuiun .jntrim yjng rnim�nrii V«l*t5.iniiun -jggs d-l�t�-r.-:; yina irwnpurriraj raSJkiQ Tj; liti.� 3«C Se'�uajeJ>a'�5
rudco lin�gi -lat gfju r s t f t n tinggi dan ILil r�Mn

'
C. Uf npdi uksi dal�iT pinsnasus-in j»rb«taUn U«njtdi s Jli�i diU/n �iK�zp�si- pf bimsb d*n ip lefTi L.sno ScTiua
tiimaitl d«.i lAku dokurrc-nfii «Bii dj�j:i,irtf nivfii aca.'!

i
K U�rrjinpin Silvan u-ii W«-i ir-pi- uiLdn unr; K:r* Tdf- 1211 lH 0-C1T ? s v ibdj
Art U*chra
i AtL Jtama

3 PENSEUBJLi�GJUl A. iAamtrMil kiiYi tul��trjjh J1 1. Kjiyj Ijlrt .' kjiyi i'mjh ha�i' p«rwltinii. pangupM,
PfWffESi is rlt rnusu Fl'f Mch Ita- suivii juu lYiluiii � tding "tiianm�iiri�irihittn
riig dipiMiu�Uin :

J Da*Vi cl�-Dan eaatXi/i Tiap bjTv 12� S«nua Mnitvj


. sfcau ruuo�s

5 "E."j�tT�a*h T.jrivaigrisJc.icJEji .ftTii»;a knjj 'a�rastiii 6.0K SefTy.a Jet�a'g

2. K»nx njiit; lyfrj-j :rT,a� haiii pantlinq. ptngijian.


-survaLJrUu «v)lua5i di bdlng kif*iTTit5(MAj»54lut3i
]'ing tMaK. diS�bl'lcii.Cdn ;

a benort c-L-i - T�Z�b-jtULi a.:<!C- SeiTi� Jer�iirt;

b Miifiic (T-sta-i� ".sp -ajtsfi 4.Cfl(l 5«n.s Jen,a'�

X Kini tiilis; Iu«ry4 Hrn�r b cnpa Qr�uan irtu iilWdn


4fnabhuj papicjn iifiairi dl bktarip
1
KiE'armuiArAicMlviim fing �ptttli*wilaT :
1
� :-:c.- SeMMSan San Bdartcin i . MO
sici�i nasmi ■

;
r
I uo SUBUH5UR euTiq KECLy)T«N
SJITUAN
j JOKKA
HjIiSU. I KREOfT
F�EUUCeOlMA

Osii� uemMja I Tiaskal- 4.300 I Se=iiu

�iPfi Iul5.1 Ei-it il-ii]h M rup j. tinj�Mn xtau ubun


ii-iUh iasUgi�>:s.i s�r-�id d ib t d v rt f
kj«rjrTu�Ljri''«iXih2'jn tidjlc d ip t AU U d iLi n ;
Q
- '
s:: �
f ua-aibtrtl.i 1 TaOO �em.-a J ei u' �
K
g D Z-Si T, (tefiQui n=. q-a' Tdr-nis�jh j.& m Senua
1r

r
j Semja Jcntar�
JS. DjIcHfl po p iJk r dl b�lnfl SO'M
-
i hp'jrvnjiianiViui�i� - gi�rg l U e t t u d u v s i u n oalilui j
m ---—-
p -ip 'CJl a.50 0 S«-!iU jeitns-
�in s#rup4'tV1�g>� 9*j>Mn
4U1 9 U i uliun ilTi'uh oilf m iMrlHTiLiin ncEuib

3� Pa nt fi'*iH4 -jhi> i ny *d urj n Mkju- cUn b a M r i Usnnx� i. Hcitr THnvkxirUTe-tYJdi.r c uk u mu b«bn U i nn ya d|


b-dj ng j:ir>rTTU«i�j>«:o'Mn yaig ■S'�bfllCHjkui : |
di bi�n� kiraimasdanunvhtu.-i

.1 r--'EpStJiu: -=-15 ■:-e-wiHri t u n a «s. -lc »n j TOOC Seri�


_stc*-3 nawxis:__|_|_,_
" l ia !nai:lafi i&OO j Swr�a Jer�jr�p
r'arr wtic c ii.=i-=;- "T: sn y-ang f l i i d i .i��l

I. E�inp i m Ti c s c hbutu
u:ner.C'Tuhk4n.VTKn�a:ur y»ti� Uak
i u r i llaj bitun ttlnryi di

J rifliJtTi b«Ml* b-_t" iSOO Jerjarxi j


1
E Mrlifc v-�'? 1"� ■EOC
1
I
]. We miuic ibi�lriic Jh jrjnp dbiiut dalani j b s ra * 1 KO 3en?i,a -�entarig
j
jriwibiUn ■
1 1 ■
1 JUC�Ck. 1
! MO i SATUMI
� SUB UhSUR BLTjIR KCeiihT� PO M �J M A
J HASH- K3t£Eir t
■. I

c_ lt«inbt� but u ped3=a-Up«tLfl|jk. p�UU lnil nJ "


Ue�-t�' ikJou l-f: iJc p«btMr33rk'':etris di ap �e3J��.� lOOD SCTTVjt
di brtai'g pcl«t>'-*n ht� i rrajU n bdaAc lefanrus.�-
i

D. H «H tTi i i u n Jliu -nH i gi r rbl A gc j n ;c-cro4:j�i UtT-rT jij:.. r* n -; c -- -efen-iic� Ifipa; Tii rgh &000

1 ' U p a c pj ni ihbJcling biFarnuun tert;rrj54ai

E. Uf rvrrpA'iin sulavn pt '■ *■- -W�iu�uEh�n lisle" [ c :i |raian trfaimuUn ying "■_5p niTii3J-" /.S» ScfTnu ie��iar�

1 msnji tE dui g qll*i p[m:>;ah«iljan

W c-uniA hai ■ittip'" p o U f U i i n t4ftimuian yang "■jp r j f n . s a ' J.SCO Sef�'ua j&'iarig
ir>:n�«pd(�gnllai-n--di pcfifrtmpumi�n du
pcr��iLin

F. U « ' a t u t a - p«rrf iJuT�n di bida�g U« atuEi n Ec-nj-ulahan ;■ �ding �liirtiatilr.iljBSafUnan T J ; ; n-g T ~ ■:-.zw PertaTig.
Fg r-iuAia r.ic «» ha u n Ajn. U j d a
O.EW Alt Ma-;y3
1
:-.wo Uian-j

]] FE74UriJUG rjCtAS A. Uefigijan'maUtiti'meTibnittn� grMg«rh]iUn Wt(--i.=,=! -lel�l-*. »�EiTt*-r--■ 3 ,j'gbe~t<Ca~ 3»ici- Man� 2 /dt ai la". 'two Sbtica j&"jar�
biding k ifa-Tr�Suni'dMruUn t f"Sr TlJ t Sttii! J n pe�ajJTn

B. i�nn Hits dil�n :SCmj-iiF'<]k4C)rY3 ; i 1. Jl>u s-~ip»brT. dl . Mtugil : ■

c imi j U1-c rt E h 1 tj n
) rETTfaiJ'S'' ~=a& 1�1 : S«>;3

= ==si -5i us. w-5c o';! -f'j'asi*T«er k Jt ; . : oc

; Pese-� �3: tai ■: :<>; - SdfnuB >«r|ar-;

J. U?rgim:al4tpirans;rj{e�jii�l«9Uj In�.
s i I m i h I .-

Tiai- Pfli Sen"J

■■'
Ul�SUR buti�?<:e5u.t«i Sj��UAK ilHOKA.
mJUflSlWiil.
KKEOir

Iftl � 000
i 1

C. dam <�4 FlCTias.: lUr T-irapi dallm hLOi--:; Fdrmlsi dac T«rapi (KfTj Hmu ~>a; urx-� 0 7£0 S«rxi± joqjjng
IKFTi ttau b ipan lun l> nryj UkiiT]�
1 D. Kcan�BOClin dum c r �i ni tjsi J�CQlihvr 1. Tir.jui n(4Mulil-;c.Td5i?i3 ~. :

J �r«3_rj5. s t i / t-3: 13U-I � 0» SefTVLt

1 & urn.-' D750 -ei�jirs

2. Tj-rgtir: |ir-:viKjbit;o;3. lEbi�i :

c aJtl' Tu: Zai'Air 3 sea


:- • 9J � L�~ "" S«7i;i
'-��OLian!

E_ Kjun�gKaan-fjla-n TLri Piniai j�ngiu K:tdi; 1. T�TAT�jr- l.ftrt fiSL iJana


JaC»tin Furg��ui S4b«�E :
A .■.'v:5i:i T O-TiS bljdi
�cL p&jya
A;4- !J 3 na
F. SUmpw etc-1 5 < la r kjes i r Ai-*a n ■ Uan-p*r:l»hwr = bidinp In t t fu fi n

~ :a ■ BM- :.:.x Jena.--!)


1 S-a:a 2,< 1:
~ IS-DO:
; 'vi*-■ ■:c=�-!?:'i5 ;p ijia- �i:i7U3 Jni.3�

i. V«vnp«ratah quih'jHi -- di :uar bfU'� ItMtuaa

r. �'r�a 1 i3- ■ ■ h e rv iD . r.'. T j: t !s a ' �.j(K Set�ua Je(X.ar«

b Sij4ia j !S-£> Ti�:: lOJKW Senua J efu n a

c 2--jafj 3 i£ - cEOh- li.wa SefTLH Jeftaxi

d Golai EClwni!;': ■�i9::«Ti4 T�: �#z±h ' 5i O» $«Tija


SArVM ANtiJUi
HO UH£UR SUBUHSUn. BUT =:KE{]IJI.TAN PELMOMU
hWSJL KP&n

G. U>mf4i4l«h pa;a'i Sir-.a Lliuai] Kar|rugrh>'


L*tomula.-vp«rglurg33iWt3tMU
.■■ M !;■ '• Tep 3K0 Jar�an�

[ «-£ -s n i aar

■- 11� T S5 ! 2 000 I
9ex�i3rai5�
I
Il�� Ti S 1 OjO ; Senma
*

LiMPIHAN II : PE3W1URAN HEMTERI MECARA


PEBWAtTAGUHAAH APAftATUR
NOWOR : P�RjtlTi'M.PAH.��raWB
TAHGi3:AL : A|>«t1 3IKia

JUUJLH ANSKA K.�cDlT KUMUU�TIF MINIIVIAJ. lAMTUK F�MGAJHGKATJkN DAH


KENAJKJLhIJENJANQjPUiGKATJIA3ATAN HUN�IC.VAJLAPOl�KER

4
J ENJ ANG JABfl.TJ(?IAiOUCiNGAN RUANG OAW *h*GICA KSKHT APOTEKEfi

�o UMSURi'SUB UHSUft f ER5EHTAJSE Ap «teKer


1 AfiOtieleer Ujda ApoMter Kbd�a ApoUkerlMma
Pmama
\\Ub lUlc llUd rv.'j Pfib r.�jc fifiV IVJ4 ,

A UTJUU \-
1 ParcioUar 1 � GD � �iZ• ieo i;o 1 iJc 55J3
=: PeicQqaan fle�amasQ-i
ii: Pergemtan�an pn:fieE' 1

B P € N C J WJ «t G
S 3D � aZ ;:■ 1 110 1 JC 170 i1D
yan g
pelaicsanaant��a� Apai=i«er

1
jyWJkH . 1&0 3DD , jaa 4 oa 1 s$o TOO lOSO

ft

Anda mungkin juga menyukai